naskah konsep penyiapan sumber daya manusia indonesia
Post on 16-Oct-2021
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya
Manusia Indonesia:
Jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, dan
Pendidikan Layanan Khusus
Sumber: http://binakarir.com/mengembangkan-model-kompetensi/
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat Kurikulum dan Pembelajaran
2019
1
Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya
Manusia Indonesia:
Jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, dan
Pendidikan Layanan Khusus
2
Hak Cipta @2019 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dilindungi Undang-Undang
Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia:
Jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, dan Pendidikan Layanan Khusus
Penulis:
Bagus Takwin
Apriyanti Wulandari
Diterbitkan oleh:
Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2019.
3
Naskah konsep Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia di Era Industri 4.0:
Jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, dan Pendidikan Layanan Khusus disusun sebagai pijakan bagi
pengambil kebijakan untuk mengembangkan kompetensi lulusan sesuai dengan perkiraan
kebutuhan industri dan usaha di masa depan. Penyusunan naskah konsep ini didasarkan pada
kajian teori dan hasil penelitian terkait penyiapan sumber daya manusia Indonesia dan
tantangannya.
Penyusunan naskah konsep ini disusun dengan melibatkan ahli di bidang pendidikan bekerjasama
dengan pejabat publik, pengembang kurikulum, dan praktisi pendidikan serta berdasar praktek
pembelajaran terbaik yang telah dilakukan. Naskah konsep penyiapan sumber daya manusia
Indonesia selain mendasarkan pada konseptual pentingnya membangun kompetensi individu dan
kelompok, juga bagaimana membangun kompetensi tersebut secara berkesinambungan sebagai
modal agar berdaya saing baik di lingkup lokal maupun global.
Semoga naskah konsep ini memberi arahan, memandu dan bisa dijadikan acuan yang mencukupi
bagi pengembangan dan penyelenggaraan penyiapan sumber daya manusia Indonesia yang
terencana dan terarah. Menjadikan manusia Indonesia menjadi manusia yang mudah beradaptasi,
kreatif, kritis, dan cakap sehingga mampu menjadi pelaku utama dalam setiap aspek kehidupan
yang bertanggung jawab. Pada akhirnya sumber manusia Indonesia yang cakap diharapkan
memberikan kontribusi pada kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara Republik Indonesia.
Jakarta, Desember 2019
Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran
Dr. Awaluddin Tjalla
KATA PENGANTAR
4
Daftar Isi
halaman
TIM PENULIS …………………………………………………………………….. 2
KATA PENGANTAR .………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN ..…………………………………………………………. 5
A. Latar belakang …..……………………………...………………………. 5
B. Tujuan …………………………...……………………………………….. 9
C. Ruang lingkup …….………………………..…………………………… 9
D. Landasan ..................……………….…………………………………... 10
BAB II KONSEP PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
INDONESIA ............................................................................………
11
A. Pendidikan dan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya
Manusia Indonesia ...........…………………………..………………….
11
B. Pendidikan untuk Persiapan Dunia Kerja ……………..…………… 12
C. Prinsip Pengembangan ………………………………………………… 13
D. Pendidikan untuk Peningkatan Daya Saing Indonesia di
Tataran Global …………………………………………………………...
15
BAB III PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM
KURIKULUM ……………………………………………………………..
17
A. Profil Sumber Daya Manusia Indonesia dalam Pendidikan ……... 17
B. Pemetaan Kompetensi yang Dibutuhkan di Masa Depan ……...… 18
C. Tantangan Pengembangan Sumber Daya Manusia …………..…... 43
D. Strategi Implementasi …………….……………………………………. 44
BAB V PENUTUP……………………………………………………………........... 46
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………... 47
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi memiliki dua sisi yang mempengaruhi respon manusia terhadapnya. Di satu sisi,
teknologi sebagai hasil penerapan pengetahuan untuk tujuan praktis kehidupan manusia
memudahkan manusia dalam hidupnya sehingga beban manusia menjadi lebih sedikit dan
kehidupannya menjadi lebih sejahtera. Dengan teknologi hidup manusia jadi lebih mudah atau
lebih menyenangkan dan bekerja lebih produktif. Pada sisi ini, teknologi dipandang sebagai
kemajuan. Dunia menjadi lebih baik dalam banyak hal karena teknologi menghasilkan standar
hidup yang lebih tinggi. Vaksin dan obat dapat menghilangkan dan mencegah penyakit. Teknologi
komunikasi, termasuk internet, mengurangi hambatan sosial, ras dan seksual. Komputer
membantu penyelesaiaan pekerjaan yang tadinya sulit dikerjakan manusia, juga menyediakan
akses yang lebih baik ke pendidikan.
Di sisi lain, perkembangan teknologi yang cepat memaksa manusia juga harus dapat beradaptasi
dengan cepat. Kebutuhan untuk menemukan hal-hal baru mendorong manusia menciptakan
inovasi yang tak terhitung jumlahnya di berbagai bidang, seperti elektronik, kedokteran dan teknik.
Berbagai hal baru dan perubahan yang dihasilkannya menuntut manusia untuk berupaya keras agar
dapat menggunakannya serta menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang cepat.
Rangsangan mental yang diterima manusia dari derasnya penemuan baru dalam waktu yang relatif
singkat menjadi satu tuntutan tersendiri. Teknologi menuntut orang untuk siap menerima dan
menggunakannya; menuntut orang untuk mau belajar terus menerus agar dapat menggunakan dan
memanfaatkannya. Sebagai contoh, komputer memungkinkan kita untuk mencapai hal-hal yang
luar biasa dan mendapat maanfat besar hanya setelah kita menyesuaikan tingkah laku kita dan
belajar menggunakannya sepenuhnya.
Dilihat dari dua sisi teknologi itu, dapat dipahami bahwa teknologi selain memudahkan hidup
manusia, juga menuntut manusia untuk melakukan perubahan dan belajar terus menerus.
Persoalannya, tidak semua orang dapat berubah dengan cepat. Kita dapat temukan ada orang-orang
yang tidak siap dengan perubahan dan itu tidak sedikit. Padahal perkembangan teknologi dan
perubahan yang dihasilkannya terus terjadi membuat kita, mau atau tidak mau, harus beradaptasi
dalam situasi itu.
Situasi ini pun dihadapi oleh Indonesia. Masyarakat Indonesia secara signifikan terkena dampak
dari penemuan teknologi baru dan perubahan yang menyertainya. Bagaimana membantu orang
Indonesia menghadapi situasi ini? Bagaimana menyiapkan manusia Indonesia agar dapat
beradaptasi terhadap perkembangan teknologi dan perubahan-perubahan cepat yang terjadi di
dunia?
6
Jawabannya, butuh pendidikan untuk menyiapkan manusia Indonesia agar dapat beradaptasi
dengan perkembangan teknologi dan perubahan dunia yang pesat itu. Pendidikan yang mencakup
pendidikan mental, emosional. fisik, dan sosial-budaya.
Belajar dari yang sudah terjadi, umumnya orang-orang menyesuaikan diri dengan perubahan,
bukan dengan belajar menyukai apa yang sedang terjadi, tetapi dengan membentuk harapan baru
yang dapat mengarah pada kesuksesan di bawah kondisi baru. Di tingkat pribadi, empat jenis
kesiapan diperlukan untuk melakukan penyesuaian ini dengan harapan, yaitu kesiapan mental,
kesiapan emosional, dan kesiapan fisik. Kesiapan mental diperlukam untuk mencari tahu apa yang
terjadi dan bagaimana merespons. Kesiapan emosional diperlukan untuk menghadapi berbagai
perasaan seperti kehilangan, kecemasan, ancaman, kelegaan, kegembiraan, optimisme, dan lain-
lain. Kesiapan fisik diperlukan untuk mengakomodasi implikasi tubuh dari stres, kegembiraan,
dan lain-lain. Kesiapan sosial-budaya diperlukan untuk dapat berinteraksi dan bekerja sama
dengan beragam orang dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda.
Kesiapan itu sangat bergantung dan ditopang oleh kompetensi (mencakup pengetahuan,
keterampilan, dan sifat atau kecenderungan kepribadian), baik kompetensi dasar yang harus
dimiliki orang dalam menjalankan tugas di bidang apapun, maupun kompetensi khusus yang
dibutuhkan bidang-bidang tertentu. Kompetensi merupakan kapasitas manusia untuk dapat
memiliki kesiapan beradaptasi. Untuk Indonesia, pendidikan yang melengkapi peserta didik
dengan kompetensi mental, emosional, fisik, dan sosial-budaya itu sangat diperlukan diperlukan
sejak usia dini. Saat ini Indonesia dihadapkan pada kenyataan bahwa semakin sedikit peserta didik
pada jenjang pendidikan menengah atas dan tinggi. Semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin
tinggi tingkat drop out-nya. Statitistik tahun 2016/2017 menunjukkan profil pendidikan Indonesia
sebagai berikut.
No. Jenjang Jumlah Peserta Didik
(orang) Tingkat Drop out (%)
1 SD 25.618.100 0,53
2 SMP 10.145.400 1,76
3 SMA 4.659.500 3,35
4 SMK 4.682.900
Dari profil ini dapat diketahui bahwa tidak semua lulusan SD melanjutkan ke SMP, dan tidak
semua lulusan SMP melanjutkan ke SMA/SMK. Lulusan yang tidak melanjutkan ditambah dengan
peserta didik yang drop out diprediksi memasuki dunia kerja atau kehidupan di masyarakat atau
masuk ke jalur pendidikan nonformal. Bila mereka memasuki dunia kerja lebih awal (lulusan SMP
ke bawah dan drop out di pendidikan menengah) apakah mereka memiliki bekal sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang memadai untuk hidup atau menjadi beban bagi
7
keluarga/masyarakat? Jika mereka belum memiliki keterampilan hidup, maka jika bukan tidak
mungkin, akan sulit bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan. Besar kemungkinan mereka akan
menjadi beban keluarga/masyarakat. Persoalan ini sangat penting untuk diselesaikan dlama waktu
cepat oleh Pemerintah Indonesia.
Semestinya, keterampilan hidup sudah dimiliki oleh lulusan SD dan SMP sehingga jika mereka
drop out dan harus bekerja, mereka sudah memiliki keterampilan untuk bekerja sesuai dengan
tingkatnya masing-masing. Keterampilan itu diharapkan dapat diperoleh melalui pendidikan
vokasi pada pendidikan dasar dan menengah serta layanan khusus. Keterampilan hidup disertai
dengan pengetahuan dan sifat-sifat yang mendukung digunakannya keterampilan adalah
kompetensi yang diperlukan untuk mereka bekerja. Kompetensi ini perlu diajarkan, dilatih, dan
dibiasakan dalam pendidikan sejak PAUD hingga sekolah menengah atas. Pendidikan yang
menekankan pembelajaran kompetensi ini yang dimaksud dengan pendidikan vokasi dalam naskah
ini. Pendidikan vokasi di sini bukan merujuk pada pendidikan kejuruan secara khusus, melainkan
pendidikan keterampilan hidup di berbagai jenjang pendidikan sejak PAUD hingga sekolah
menengah atas.
Beberapa ahli menekankan pendidikan vokasi tidak sekadar memberikan keterampilan dasar,
tetapi juga kemampuan mengembangkan keterampilan kognitif umum yang dilakukan secara
berkesinambungan sebagai "pembelajaran seumur hidup." Untuk mewujudkan ini diperlukan aksi
dari pembuat kebijakan, bagaimana untuk merancang sistem sekolah yang bergerak menuju
pendidikan vokasi yang lebih baik1. Pendidikan vokasi yang lebih baik itu perlu selalu
mempertimbangkan perkembangan teknologi dan perubahan yang menyertainya. Artinya,
pendidikan vokasi perlu sejalan dengan Revolusi Industri Keempat (Industri 4.0) yang didorong
terobosan teknologi dengan adanya internet of things, robotika, dan kecerdasan buatan. Layanan
publik semakin banyak diberikan dan dikelola secara online dalam bentuk 'e-government', 'e-
service', 'e-health', dan 'e-learning' yang dapat memberdayakan individu dengan menawarkan
akses yang lebih luas ke peluang sosial ekonomi di satu sisi. Di sisi lain, itu juga memaksa
masyarakat memiliki keterampilan digital untuk mengaksesnya2. Muatan pendidikan ditujukan
untuk menjawab kebutuhan peserta didik, yang didasarkan pada bagaimana menentukan karir
professional, orientasi nilai yang ingin dibangun, proses pendidikan yang dibutuhkan, dan rencana
hidup3.
Di Indonesia, penyiapan tenaga kerja baik melalui pendidikan menengah dan tinggi juga dinilai
masih belum memadai mengingat masih rendahnya produktivitas tenaga kerja Indonesia.
Produktivitas pekerja Indonesia USD 0,33 per 8 jam kerja, jauh di bawah pekerja Malaysia yang
1 Eric A. Hanushek, et.al, General Education, Vocational Education, and Labor-Market Outcomes over the Lifecycle, The Journal of Human Resources, doi:10.3368/jhr.52.1.0415-7074R, 2017, h.85. 2 Unesco, Skills for a Connected World: Concept Note, Unesco Paris, Mobile Learning Week 2018, h.2. 3 Novikova et.al., Sociological Portrait of Applicants and Students of the Most Popular and Perspective Specialties
of Secondary Vocational Education: A Comparative Aspect, Journal of Social Studies Education Research 2018: 9 (1), 124-139, h127.
8
mencapai USD 2,9 per 1 jam 5 menit dan Singapura USD 7,68 per 11 menit (Apindo Training
Center 2013). Pendidikan perlu membangun kecakapan sosial dan personal (antara lain: hidup
sehat, kerjasama, komunikasi, berpikir kritis, disiplin, dan tanggung jawab), serta memberikan
keluasan akses kepada semua orang sehingga mereka dapat mengelola berbagai aktivitas secara
modern dan meningkatkan produktivitas.
Banyak pekerja muda berjuang untuk menemukan tempat mereka di angkatan kerja, mereka
mencoba banyak pekerjaan dan atasan sebelum mendapatkan pekerjaan yang tetap (stabil). Masa
transisi untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai diharapkan menjadi lebih singkat dengan
menghubungkan siswa dan pekerjaan melalui program magang pada pendidikan kejuruan.
Sedangkan pada pendidikan umum dapat mendekatkan peserta didik dengan dunia nyata yang
dihadapinya4.
Tantangan masa depan dengan teknologi informasi yang berkembang pesat menjadikan pekerjaan
di masa depan juga berubah dengan cepat. Beberapa pekerjaan kemungkinan akan hilang atau
digantikan mesin dan akan muncul pekerjaan-pekerjaan baru yang tidak terbayangkan saat ini.
Untuk itu penyiapan sumber daya manusia Indonesia masa depan tidak semata bicara tentang
pendidkan vokasi yang menyiapkan peserta didik siap bekerja. Pendidikan juga mulai dirancang
sejak dini bagaimana menyiapkan peserta didik memiliki kemampuan konseptual dasar yang kuat
dan memiliki daya adaptasi yang tinggi.
Isu penyiapan sumber daya manusia menjadi penting bagi Indonesia yang diperkirakan akan
mendapatkan bonus demografi pada tahun 2020-2035. Pada periode ini usia produktif penduduk
Indonesia diperkirakan mencapai 70% dari total populasi. Pemerintah perlu menyiapan sumber
daya manusia ini dengan baik agar sesuai harapan menjadi bonus demografi yang menjadikan
Indonesia semakin maju dan sejahtera. Penyiapan sumber daya manusia juga harus sejalan dengan
arah pembangunan nasional yang dirancang, lebih tegasnya pendidikan menjawab kebutuhan
pembangunan nasional.
Untuk itulah, Pusat Kurikulum dan Perbukuan yang salah satu tusinya melakukan pengembangan
model-model kurikulum, perbukuan, dan sarana pendukung pembelajaran merasa perlu
mengembangkan kurikulum vokasi untuk peserta didik pendidikan dasar dan menengah dan
pendidikan khusus dan layanan khusus. Melalui pengembangan kurikulum vokasi, peserta didik
diharapkan mendapatkan bekal untuk mengoptimalkan potensi dan dapat berkontribusi pada
pembangunan nasional secara bertanggung jawab.
4 Eric A. Hanushek, et.al, op.cit, h.49.
9
B. Tujuan
Tujuan penyusunan naskah konsep penyiapan sumber daya manusia Indonesia di Era Industri 4.0
adalah:
1. Diperolehnya kerangka konseptual mengenai penyiapan sumber daya manusia di Indonesia
melalui jenjang pendidikan dasar dan menengah.
2. Rancangan penyiapan kompetensi untuk menyiapkan sumber daya manusia yang tangguh pada
jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, dan Pendidikan Layanan Khusus.
3. Tersedianya kerangka orientasi penyiapan sumber daya manusia yang terintegrasi dengan jalur
dan jenjang pendidikan baik melalui kurikulum maupun program pendidikan lainnya.
C. Ruang Lingkup
Naskah konsep ini menjelaskan kebutuhan kompetensi dunia kerja yang perlu disiapkan pada
jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA serta pada pendidikan layanan khusus dengan tingkatan yang
setara dengan jenjang dimaksud. Konsep pengembangan meliputi konsep terkait sumber daya
manusia, kebutuhan kompetensi dunia kerja, dan prinsip pengembangan naskah. Naskah konsep
ini masih pada tataran konseptual untuk pengambil kebijakan dan masih perlu diterjemahkan
dalam naskah implementasi maupun naskah lain yang lebih operasional.
Lingkup pengembangan naskah disusun dalam empat bab, dengan deskripsi sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang pentingnya penyiapan sumber daya
manusia yang terintegrasi mulai dari Jenjang PAUD sampai pendidikan menengah, tujuan
penyusunan naskah, dan ruang lingkup pengembangan naskaha, serta dasar hukum yang menjadi
acuan pengembangan naskah.
Bab II Konsep Pengembangan Sumber Daya Manusia menjelaskan mengenai bagaimana konsepsi
pendidikan untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia Indonesia dan persiapan
dunia kerja, serta prinsip pengembangan.
Bab III Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Kurikulum menjelaskan mengenai profil
sumber daya manusia Indonesia saat ini, pemetaan kompetensi terkait kebutuhan dunia kerja,
tantangan pengembangan sumber daya manusia dan bagaimana strategi yang dilakukan untuk
menjawab tantangan sumber daya manusia.
Bab IV Penutup menjelaskan secara garis besar mengenai uraian penutup dan kesimpulan.
D. Landasan
Landasan hukum pengembangan Naskah ini:
1. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
10
3. Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
2005-2025
4. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, sebagaimana
terakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2015
5. Peraturan Presiden No. 75 tahun 2015 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia
tahun 2015-2019
6. Peraturan Mendikbud No. 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah
7. Peraturan Mendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
8. Peraturan Mendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah
9. Peraturan Mendikbud No. 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
10. Peraturan Mendikbud No. 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran Pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
11. Peraturan Mendikbud No. 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemdikbud
12. Peraturan Mendikbud No. 22 tahun 2015 tentang Renstra Kemdikbud
13. Peraturan Mendikbud No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
14. Peraturan Mendikbud No. 61 tahun 2014 tentang KTSP pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
15. Peraturan Mendikbud No. 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah
16. Peraturan Mendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan
Ekstrkurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
17. Peraturan Mendikbud No. 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
18. Peraturan Mendikbud No. 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah
19. Peraturan Mendikbud No. 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
20. Peraturan Mendikbud No. 158 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
21. Peraturan Mendikbud No. 159 tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum
22. Peraturan Mendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan
Kurikulum 2013.
23. Peraturan Mendikbud No. 3 tahun 2013 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan
Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian
Nasional
24. Peraturan Mendikbud No. 67, 68, 69 dan 70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK.
11
BAB II
KONSEP PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA
A. Pendidikan dan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Manusia Indonesia
Etika masa depan lahir dari kesadaran bahwa setiap makhluk akan menjalani hidupnya di masa
depan bersama dengan makhluk lain yang ada. Dengan demikian, manusia di masa depan dituntut
bertanggung jawab atas konsekuensi dari setiap aksi yang dilakukannya saat ini, termasuk langkah
yang dia tahu harus diambil, tetapi tidak dia lakukan5. Sikap mental ini menjadi penting dan
mendapatkan tekanan dari pemerintah, dengan adanya “Revolusi Mental”. Revolusi mental juga
harus menganggap bahwa kekayaan sumber alam yang ada merupakan “pinjaman” dari generasi
mendatang yang harusnya dikembalikan dalam keadaan terawat dan relatif siap pakai. Ilmu
pengetahuan dapat diberikan keleluasaan untuk mencari kebenaran, namun teknologi sebagai alat
untuk menerapkan kebenaran perlu dikontrol agar seimbang antara kearifan dan concern for
posterity. Oleh karena itu, untuk masa depan, kita perlu membangun yang selama ini terabaikan,
yaitu “membangun jiwa” sebelum “membangun badan”. Pendidikan untuk meningkatkan
produktivitas sumber daya manusia yang utama membangun mental dan watak, serta pola pikir.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan globalisasi mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang
berbasis ekonomi jasa sebagai produk logis dari ekonomi pengetahuan. Pembangunan industri
manufakturing perlu didukung dengan ekonomi pengetahuan yang memproduksi gagasan yang
terus meningkat. Pengetahuan tumbuh dua kali lipat setiap tahun, melalui pembelajaran formal
maupun pembelajaran seumur hidup.
Pendidikan terkait erat dengan produktivitas suatu masyarakat. Dengan pendidikan masyarakat
menjadikan warganya produktif. UNESCO mengategorikan pendidikan sebagai unsur
produktivitas, bahkan Bank Dunia bersedia memberikan pinjaman pendidikan untuk menghasilkan
sumber daya manusia. Pembangunan menjadikan manusia sebagai subyek dan tujuan final (apa,
siapa, dan untuk siapa pembangunan dilakukan). Orang Romawi melihat pendidikan sebagai
educare yang berarti “mengeluarkan dan menuntun”, tindakan merealisasi potensi anak yang
dibawa sejak ia dilahirkan ke dunia. Freire menekankan proses pembelajaran yang membentuk
manusia seutuhnya atau proses memanusiakan manusia (humanisasi)6.
Pendidikan harus dilihat dari dua sisi, yaitu sisi pandang masyarakat dan sisi pandang individu.
Bagi masyarakat pendidikan dimaknai sebagai proses pewarisan kebudayaan dari generasi tua
kepada generasi muda agar kehidupan masyarakat tetap berlanjut. Pendidikan bagi individu
sebagai pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi dari individu.
Membentuk manusia Indonesia yang produktif tidak bisa semata menggantungkan pada
5 Daoed Joesoef, Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2018), h.244-245.
6 Nanang Martono, Soiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2014), h. 267-268).
12
pembenahan sistem pembelajaran di sekolah atau ruang kelas, melainkan juga perlu didukung oleh
sistem nilai yang ada di masyarakat. Peningkatan produktivitas tidak semata menjadi isu dalam
dunia pendidikan tetapi juga dalam komunitas di masyarakat. Bagaimana masyarakat memandang
produktivitas ini sebagai sebuah nilai yang penting untuk diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Pembentukan sifat produktif ini membutuhkan waktu yang lama dan dibutuhkan konsistensi, serta
sinergi antara lembaga pendidikan dan masyarakat (terutama keluarga). Untuk menjadi produktif,
setiap orang harus terbiasa membuat perencanaan secara periodik (bulanan, semester, tahunan atau
lima tahunan). Perencanaan itu tentu saja disertai dengan target-target yang hendak dicapai dengan
mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Setiap orang juga harus melakukan penilaian dan
evaluasi terhadap perencanaan dan apa yang sudah dicapai, sehingga dapat selalu memperbaiki
diri dan menjadi pribadi yang lebih baik.
B. Pendidikan untuk Persiapan Dunia Kerja
Demografi merupakan komponen pertama yang mengubah struktur masyarakat melalui
pertambahan jumlah penduduk. Perkembangan jumlah penduduk menyebabkan berkembangnya
kota dan alat-alat transportasi dan komunikasi. Interaksi masyarakat menyebabkan pembagian
tugas yang lebih spesifik, sehingga semua orang saling memiliki ketergantungan. Menurut
Durkheim (1956, 1990, lihat juga Martono, 2013) pendidikan berfungsi untuk memberikan
keterampilan khusus bagi individu, yaitu berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk
pekerjaannya di masa datang.
Pendidikan harus dapat berfungsi sebagai katalisator pembangunan nasional di berbagai bidang.
Sebagai bagian integral dari suatu sistem perekonomian negara, pendidikan dituntut menghasilkan
tenaga terdidik yang cakap, kreatif, dan professional agar menjadi pelaku-pelaku ekonomi yang
produktif dan berkelanjutan. Pendidikan penting karena mampu mengubah manusia. Mengingat
manusia adalah kekuatan utama dalam seluruh bidang pembangunan bangsa. maka pendidikan dan
pembangunan tidak dapat dipisahkan. Pendidikan merupakan obyek penting dari pembangunan.
Pembangunan di ranah pendidikan harus terpadu dan berjalan seirama, selaras, dan serasi dengan
pembangunan pada bidang-bidang lainnya. Indonesia masih memprioritaskan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan, tetapi harus dilakukan melalui pengembangan kualitas manusia yang
akan menjadi pelaku-pelaku pembangunan yang cerdas, cakap, kreatif, dan professional.
Pendidikan harus dapat membiasakan peserta didik menyadari perbedaan “tahu fakta” dengan
“tahu alasan mengapa”, tidak hanya menjadi orang yang “terinformasi dengan baik” terus
berkembang menjadi “mengetahui dengan baik”, selanjutnya berkembang menjadi “terpelajar
dengan baik” dan menjadi “terdidik dengan baik”. Pembentukan peserta didik agar menjadi
“terdidik dengan baik” disesuaikan dengan jenjang pendidikannya. Pendidikan dasar menekankan
pada materi dasar untuk pembentukan suatu kultur keilmuan di jenjang pendidikan selanjutnya.
Pada pendidikan menengah penekanan diberikan pada mengubah “informasi” menjadi
“pengetahuan” melalui pengenalan sistem, tatanan , hubungan logis antara fakta, dan persepsi
tentang sebab-akibatnya melalui contoh, praktikum, pengetesan, dan diskusi.
13
Selain upaya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pendidikan juga diarahkan untuk
mencapai tujuan pembangunan pendidikan secara internasional yang tertuang dalam Sustainable
Development Goals (SDGs), khususnya pada tujuan ke empat yaitu memastikan mutu pendidikan
yang inklusif dan merata, serta mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup bagi semua.
Pendidikan tidak hanya dirancang untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja,
tetapi lebih jauh lagi pendidikan memiliki empat fungsi yaitu:
1. Mempromosikan kesempatan yang sama bagi anak-anak didik dari berbagai latar belakang
kelas, ekonomi, sosial dan budaya: fungsi kesempatan yang setara.
2. Mengoptimalkan kualitas anak didik secara efisisen dengan mengutamakan talenta dan minat:
fungsi seleksi.
3. Mempersiapkan anak didik ke dalam pasar kerja: fungsi alokasi.
4. Membiasakan dan mempersiapkan anak didik sebagai warga negara aktif: fungsi sosialisasi
(Peschar & Wesselingh 1999, Borghans et al. 2008; Van de Werfhorst & Mijs 2010 dalam Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, 2018).
C. Prinsip Perkembangan Manusia
1. Perkembangan serupa untuk setiap orang.
Pengembangan serupa untuk semua orang dalam arti ada kesamaan bagian, proses dan pola
perkembangan yang sama pada setiap tahap perkembangan. Contoh, dapat diamati ketika bayi
berkembang secara fisik: bayi belajar mengangkat kepala sebelum belajar duduk, belajar
merangkak sebelum belajar jalan. Itu terjadi sama pada anak di mana pun di dunia.
2. Perkembangan dibangun mulai dari usia dini.
Perkembangan dibangun secara bertahap berdasarkan pembelajaran sebelumnya dan mengikuti
pola langkah demi langkah. Pembelajaran di masa sebelumnya menjadi dasar dari pembelajaran
di masa berikutnya. Sebagai contoh, anak-anak berguling terlebih dahulu, baru kemudian duduk,
lalu belajar merangkak dan menjelajahi dunia di sekitar mereka. Setelah anak menjadi lebih kuat
dan lebih aman dalam langkah ini, mereka mengembangkan keseimbangan dan berdiri sendiri.
Segera mereka akan mengembangkan kekuatan inti dan keseimbangan untuk berjalan dan berlari
dan melompat dan bermain. Urutannya sama selama tidak ada batasan fisik.
3. Perkembangan mencakup keseluruhan orang; berlangsung dari kepala hingga kaki; dari dekat
hingga jauh.
Perkembangan mencakup keseluruhan dari orang, pada semua aspek dan dimensi. Namun
berlangsungnya dimulai dari atas ke bawah, mulai dari pikiran ke gerakan. Otak berkembang lebih
cepat daripada kaki. Stimulasi otak dan organ-organ di kepala seperti mata, telinga dan hidung,
dimulai lebih dulu daripada stimulai terhadap organ gerak. Selain itu, perkembangan juga bergerak
14
dari batang atau pusat tubuh ke daerah luar. Sebagai contoh, jantung dan organ-organ lain di pusat
tubuh berkembang sebelum tangan dan jari. Dengan demikian, stimulasi terhadap badan
keseluruhan, seperti aspek motorik kasar, berlangsung lebih dulu daripada stimulasi motorik halus.
4. Berbagai area perkembangan yang berbeda saling terkait
Berbagai area perkembangan, mencakup elemen dan aspek perkembangan, yang berbeda saling
terkait untuk mendukung fungsi hidup dan adaptasi manusia. Meski ketika belajar tentang
perkembangan lebih mudah untuk memikirkan elemen dan aspeknya satu per satu tetapi
sebenarnya elemen dan aspek itu saling terkait. Ketika anak-anak berkembang, area-area itu
tumpang tindih dan bekerja bersama. Itu semua saling terkait dan berkembang secara bersamaan.
Satu hari bukan hanya perkembangan fisik dan hari lain hanya intelektual. Perkembangan terus
berlangsung di empat bidang: fisik, intelektual, emosional, dan sosial.
Sebagai contoh, ketika anak-anak belajar berbicara, pertama-tama mereka harus memiliki
koordinasi fisik lidah dan gigi mereka untuk menghasilkan suara. Selain itu, mereka harus
memiliki pengembangan intelektual untuk memikirkan sebuah kata, juga motivasi sosial untuk
mau berbicara dengan seseorang yang merupakan area bekerja bersama.
5. Perkembangan berlangsung pada tingkat individu
Perkembangan serupa untuk semua orang dan mengikuti urutan tetapi setiap orang memiliki
tingkat atau kecepatannya sendiri. Pada umur berapa anak mulai berjalan atau bicara, itu mungkin
berbeda waktunya antara satu dan lain anak. Beberapa anak berjalan sebelum mereka berusia satu
tahun, yang lain mungkin beberapa minggu atau bulan lebih tua. Sama halnya dengan bidang
bicara dan perkembangan lainnya. Tidak ada patokan benar atau salah; meskipun jika suatu area
tampaknya sangat tertunda.
6. Perkembangan berlangsung terus menerus sepanjang kehidupan
Perkembangan tidak pernah berhenti, berkelanjutan sepanjang hidup kita. Ada saat-saat itu
berlangsung sangat cepat dan kadang-kadang lebih lambat. Sebagai contoh, seorang bayi
berkembang sangat cepat selama tahun pertama kehidupan, mungkin lebih cepat dari waktu
lainnya. Mereka belajar bergerak, memberi makan diri sendiri, berbicara, melekat pada orang-
orang dan memulai fondasi selama sisa hidup mereka. Perkembangan itu kemudian melambat
seiring pertambahan usia. Lalu, di ujung lain garis hidup, perkembangan orang tua semakin lambat,
bahkan menurun. Mereka mungkin harus belajar menggunakan alat bantu jalan untuk bergerak
dan menyesuaikan gaya hidup mereka untuk mengakomodasi perubahan yang mereka alami saat
mereka bertambah tua.
15
Prinsip-prinsip ini mendasari konsep pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia.
Meskipun telah terjadi perkembangan teknologi yang pesat dan mempengaruhi pola kehidupan
manusia saat ini, prinsip perkembangan manusia tetap bekerja. Tantangannya bagi pendidik dan
pembuat kebijakan di bidang pendidikan adalah bagaimana mengaitkan dampak perkembangan
teknologi dengan prinsip perkembangan agar proses perkembangan dan pendidikan menjadi lebih
baik.
Selain prinsip pengembangan manusia tersebut, digunakan juga prinsip pengembangan dan
pembelajaran anak yang mendasari proses pendidikan sejak pendidikan usia dini hingga sekolah
menengah atas. Berikut ini prinsipnya.
1. Semua bidang pengembangan dan pembelajaran adalah penting.
2. Pembelajaran dan pengembangan mengikuti urutan.
3. Pengembangan dan pembelajaran berlangsung dengan laju yang bervariasi.
4. Pengembangan dan hasil belajar dari interaksi pematangan dan pengalaman.
5. Pengalaman awal memiliki efek mendalam pada pengembangan dan pembelajaran.
6. Perkembangan berkembang menuju kompleksitas yang lebih besar, pengaturan diri, dan
kapasitas simbolik atau representasional.
7. Anak-anak berkembang paling baik ketika mereka memiliki hubungan yang aman.
8. Pengembangan dan pembelajaran terjadi dalam dan dipengaruhi oleh berbagai konteks
sosial dan budaya.
9. Anak-anak belajar dengan berbagai cara.
10. Bermain adalah kendaraan penting untuk mengembangkan pengaturan diri dan memajukan
bahasa, kognisi, dan kompetensi sosial.
11. Perkembangan dan pembelajaran meningkat ketika anak-anak ditantang.
12. Pengalaman anak-anak membentuk motivasi dan pendekatan mereka untuk belajar.
D. Pendidikan untuk Peningkatan Daya Saing Indonesia di Tataran Global
Penyiapan peserta didik memasuki dunia kerja di era globalisasi yang sarat dengan perubahan
budaya, sosial, dan juga pendidikan, diperlukan oleh Indonesia agar orang-orangnya memiliki
daya saing di tingkat internasional. Menurut Lie (2004), pendidikan di era globalisasi perlu
memperhatikan delokalisasi dan lokalisasi, inovasi dan teknologi informasi, kebangkitan korporasi
multinasional, dan privatisasi, serta pembentukan pasar bebas.
Pertama, delokalisasi dan lokalisasi. Melalui transformasi budaya lokal dalam segala interaksi
dengan budaya asing dan adopsi budaya asing menjadi bagian budaya lokal. Misalnya dengan
mempelajari Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional dan menerima nilai-nilai universal untuk
bergaul dalam kancah internasional.
Kedua, inovasi dan teknologi informasi. Kecepatan perkembangan teknologi informasi dalam
semua bidang kehidupan memberikan pengaruh terhadap perubahan pelaksanaan proses
16
pendidikan. Proses pendidikan tidak harus dilakukan dengan tatap muka, namun dapat
menggunakan e-learning dengan memanfaatkan jaringan internet yang ada.
Ketiga, kebangkitan korporasi multinasional. Menjadikan pendidikan sebagai komoditas, baik
secara individu maupun lembaga. Korporasi multinasional mulai melakukan investasi dalam
bidang pendidikan dan mulai berkembangnya industri pendidikan.
Keempat, privatisasi dan pembentukan pasar bebas, lembaga pendidikan tidak lagi berorientasi
pada pelayanan publik (nirlaba), namun sudah mulai dikuasai oleh swasta dan mencari
keuntungan. Privatisasi ini akan sangat cepat mengadaptasi kebutuhan dan permintaan pasar,
lembaga pendidikan yang inovatif dan cepat merespon hal ini yang akan bertahan. Pemerintah
sebagai pengatur akan menentukan standar-standar yang ingin di capai dan mengatur sistem
pendidikan.
Untuk dapat menjadikan pendidikan sebagai upaya peningkatan daya saing Indonesia di tataran
global, Pemerintah Indonesia perlu merumuskan dan mengimplementasikan program-program
pendidikan dengan mempertimbangkan kebutuhan pembangunan Indonesia. Program pendidikan
dan pelatihan dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan produktivitas secara substansial
dalam jangka pendek. Penekanan khusus perlu diberikan pada program pelatihan guru dan pada
pengembangan materi kurikulum yang akan digunakan oleh guru. Jika perlu, kurikulum direvisi
dan pendekatan baru digunakan untuk memastikan perluasan keterampilan di semua tingkatan
sejalan dengan meningkatnya tempo kegiatan dan percepatan transformasi yang disebabkan oleh
kemajuan teknologi.
Peningkatan kemampuan penggunaan teknologi perlu dilakukan. Pemanfaatan peralatan modern,
media massa baru dan media sosial, serta metode pengajaran baru diperlukan untuk meningkatkan
efisiensi pendidikan. Perhatian khusus diberikan pada pelatihan teknis, pelatihan kejuruan, dan
pelatihan ulang (reskilling), serta peningkatan keterampilan (upskilling). Fasilitas yang diperlukan
harus disediakan untuk meningkatkan literasi dan kompetensi teknis berbagai tingkat dan
kelompok, termasuk juga kelompok yang sudah terlibat secara produktif, serta untuk pendidikan
orang dewasa dan pendidikan layanan khusus. Pelibatan dan kerjasama dengan negara-negara
maju dan lembaga-lembaga internasional dapat membantu pemerintah dalam tugas memperluas
dan meningkatkan sistem pendidikan Indonesia, terutama dengan menyediakan beberapa input
pendidikan dalam pasokan yang tertentu di Indonesia. Kerjasama itu juga diperlukan Indonesia
untuk memperoleh bantuan yang memfasilitasi aliran sumber daya pedagogik yang dibutuhkan.
17
BAB III
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM RANCANGAN KURIKULUM
A. Rancangan Kurikulum di Indonesia
Pendidikan selalui dilihat dari dua sisi, masyarakat dan individu. Maka ranangan kurikulum juga
harus memperhatikan dua hal tersebut. Kurikulum pada persekolahan merupakan bagian dari
masyarakat pada masanya untuk menyiapkan peserta didik menjadi bagian dari masyarakat di
masa depan. Dengan demikian, seyogyanya rancangan kurikulum berpijak pada data atau kondisi
saat ini dan memprediksikan hasil dari pengembangan dan implementasi saat ini di masa depan.
Menurut Oliva, P.F. dan Gordon, W II (2013) yang dimuat dalam Naskah Konsep Dasar Profil
Lulusan Pendidikan Dasar Terhadap Pembangunan Manusia dalam Rangka Pengembangan
Kebijakan Kurikulum Masa Depan (2016) pengembangan kurikulum setidaknya mengacu pada 4
aksioma, yaitu:
Aksioma 1: “Curriculum change results from change in people” (Perubahan kurikulum terjadi
karena perubahan pada orang). Kurikulum berubah mengikuti perubahan dalam masyarakat.
Norma dan praktek kolektif masyarakat tidak pernah stagnan melainkan selalu berubah disebabkan
berbagai faktor internal dan eksternal. Hal ini berarti kurikulum bersifat refleksif karena
mencerminkan kepentingan, sistem nilai dan harapan kolektif suatu masyarakat.
Aksioma 2: “a school curriculum not only reflects but also is a product of its time” (Kurikulum
sekolah tidak hanya mencerminkan tetapi juga merupakan produk pada masanya). Kurikulum
merupakan hasil kreatif dari komunitas pendidikan pada jamannya. Sebagai karya intelektual dan
akademik kolektif yang melibatkan pelaku pendidikan dan pemangku kebijakan pendidikan. Kerja
keras dan komitmen untuk pembangunan manusia tercermin dalam kurikulum pendidikan
nasional.
Aksioma 3: “Curriculum changes made an earlier period of time can exist concurrently with newer
curriculum changes at a later period of time” (Perubahan kurikulum yang dibuat pada periode
waktu sebelumnya dapat berlangsung bersamaan dengan perubahan kurikulum yang lebih baru
pada periode waktu berikutnya). Urgensi dan relevansi kurikulum tidak hanya untuk keperluan
masyarakat pada jamannya tetapi menyediakan fundasi konseptual dan metodis bagi kurikulum
berikutnya. Setiap kurikulum terbaru tentu membawa serta prinsip, orientasi dan metode
kurikulum lama melalui proses pembaharuan dan penyesuaian. Hal ini pun menjadikan kurikulum
sebagai jembatan penghubung antar generasi dan komunitas pendidikan.
Aksioma 4: “Curriculum development is a never-ending process” (Pengembangan kurikulum
adalah proses yang tidak pernah berakhir). Kurikulum bukanlah barang sekali jadi dan tertutup
terhadap perubahan. Kurikulum merupakan kerja pendidikan yang sinambung, dinamis dan
terbuka untuk diperbaharui sesuai dengan kebutuhan jaman dan visi masa depan dari pikiran-
18
pikiran terbaik dalam sebuah generasi. Karena itu, diskusi dan debat kebijakan menjadi prasyarat
mutlak agar selalu berlangsung perbaikan dan penataan kurikulum pendidikan.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 36 ayat (1)
menjelaskan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional yang
ingin dicapai adalah “Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pendidikan di
Indonesia yang ingin menjadikan manusia Indonesia seutuhnya, baik sikap, pengetahuan, dan
keterampilan bukanlah hal yang mudah. Rancangan kurikulum sudah memasukkan ketiga aspek
tersebut. Hanya saja praktik yang terjadi pengetahuan menjadi sentral dari pembelajaran untuk
mencapai nilai Ujian Nasional yang tinggi sehingga melupakan pembentukan sikap dan
keterampilan. Faktanya, untuk hidup baik di masa kini terlebih masa depan setiap manusia lebih
menekankan pada penguasaan keterampilan dan juga sikap yang terbentuk.
Perubahan struktur pekerjaan dan jabatan di masa depan diprediksi akan banyak dipengaruhi
teknologi informasi, akan berkembang pekerjaan berdasarkan otomatisasi, pengolahan informasi,
dan kreativitas. Beberapa pekerjaan yang diprediksi masih berpeluang di masa depan, yaitu: 1)
pekerja pemikir (mind worker), 2) kemampuan belajar mandiri (self-training skills), 3)
kompleksitas keahlian (multiskilling), dan 4) kemampuan mengolah informasi.
Penguasaan pengetahuan penting, tetapi bukan hafalan terhadap suatu fakta atau teori.
Pengetahuan diarahkan pada bagaimana penguasaan pengetahuan yang dimiliki dapat membuat
seseorang memiliki kemampuan berpikir analitis dan bernalar. Terpenting bagaimana
implementasi kurikulum dalam pembelajaran yang mengarahkan penguasaan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap untuk penyiapan peserta didik hidup agar dapat hidup di masa depan
dengan daya suai yang tinggi.
B. Pemetaaan Kompetensi yang dibutuhkan di Masa Depan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat perubahan terjadi dengan cepat di semua
bidang kehidupan manusia. Perubahan ini menuntut manusia berubah kalau tidak ingin tertinggal
dan tidak memiliki peran dalam peradaban. Demikian halnya dengan dunia pendidikan, hanya
mampu memprediksi kemampuan yang dibutuhkan untuk kehidupan peserta didik di masa depan.
Pendidikan tidak dapat hanya terfokus pada kemampuan-kemampuan teknis yang bersifat khusus,
namun perlu diarahkan pada penguasaan kemampuan dasar yang bersifat general sehingga
diharapkan memiliki daya adaptasi yang tinggi dalam menghadapi perubahan yang cepat di masa
depan.
Kemampuan dasar itu mencakup kemampuan-kemampuan berikut ini.
1. Kemampuan kognitif, yang meliputi fleksibilitas dalam mengkategorisasi, penalaran logis,
logika deduktif dan induktif, fleksibilitas memberi bentuk yang jelas, menciptakan ide kreatif
19
dan asli, mengurutkan informasi, logika matematis dan fasilitasi angka, kemampuan
mengingat dan pemahaman lisan, kecepatan perseptual, sensitif terhadap masalah dan peduli,
kemampuan spasial dan mengenali bentuk, pembagian waktu, visualisasi, dan komprehensi
tertulis.
2. Kemampuan psikomotor, yang meliputi kestabilan lengan-tangan, ketepatan kendali,
kecakapan jari dan kecepatan gerakan tangan-jari, kecakapan tugas manual, koordinasi
beragam anggota badan dan kecepatan gerakan, kontrol waktu dan arah gerakan, waktu reaksi,
orientasi respon, fleksibilitas dan kekuatan dinamis, kekuatan dorongan/ledakan, fleksibilitas
yang luas, koordinasi dan ekuilibrium badan, stamina dan kekuatan statis, kekuatan perut dan
punggung, perhatian auditoris, persepsi kedalaman, penglihatan jarak jauh, sensitivitas cahaya
dan pendengaran, penglihatan jarak dekat, malam hari, dan perifenal, mencari asal suara,
kejelasan bercakap, pengenalan percakapan, dan diskriminasi warna visual.
3. Keterampilan, secara umum meliputi keterampilan dasar, proses, manajerial, sosial, sistemik,
dan teknis. Keterampilan dasar meliputi kemampuan belajar aktif, ekspresi lisan, pemahaman
bacaan dan ekspresi tertulis, literasi teknologi infomrasi dan komunikasi (ICT), menguasai
strategi belajar, matematika, sains, berbicara, dan menulis. Keterampilan proses meliputi
kemampuan mendengar aktif, berfikir kritis, memantau diri sendiri dan orang lain, serta
kemampuan memecahkan masalah kompleks. Keterampilan manajerial meliputi kemampuan
mengelola sumber daya keuangan, material, manusia, dan waktu. Keterampilan sosial meliputi
koordinasi, memberikan instruksi, negosiasi, persuasi, memberikan pelayanan, dan persepsi
sosial. Keterampilan sistemik meliputi kemampuan memutuskan dan membuat keputusan,
analisis dan evaluasi sistem. Keterampilan teknis meliputi kemampuan merawat dan memilih
peralatan, pemasangan, operasi dan kontrol, pemantauan dan analisis operasi, pemprograman,
pengendalian mutu, memperbaiki, desain teknologi, dan pemecahan masalah.
Selain 3 kemampuan di atas, ada juga kemampuan pelengkap yang mencakup berikut ini:
1. Kemampuan Minat/Okupasional, meliputi kemampuan realistik, investigatif, artistik, sosial,
kewirausahaan, dan konvensional.
2. Nilai kerja, meliputi kemampuan mengenal target pencapaian, kemandirian, pengakuan,
hubungan, dukungan, dan kondisi kerja.
3. Gaya kerja, meliputi kemampuan mengenal capaian/usaha, adaptasi, berpikir analitik,
perhatian terhadap detail, kepedulian terhadap orang lain, kerjasama, dapat diandalkan,
kemandirian, insiatif, inovasi, integritas, kepemimpinan, persistensi, kontrol diri, orientasi
sosial, dan toleransi stress.
Kemampuan yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam memasuki dunia kerja di masa depan
diharapkan mulai dirancang sejak awal ketika di PAUD, SD, SMP dan SMA/SMK sehingga
kemampuan tersebut merupakan kemampuan akumulasi yang melekat pada setiap peserta didik.
Ini sejalan dengan prinsip pengembangan manusia dilakukan sejak usia dini. Berikut ini pemetaan
kemampuan sesuai dengan usia dan perkembangan peserta didik di PAUD, SD, SMP, dan
20
SMA/SMK yang dikembangkan oleh Takwin (2018) berdasarkan klasifikasi kemampuan
okupasional dari National Center for O*NET Development (2018).
Pemetaan Capaian Kemampuan yang Dibutuhkan di Masa Depan (Dunia Kerja)
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
KEMAMPUAN KOGNITIF (COGNITIVE ABILITIES)
Fleksibilitas dalam
mengkategorikan
(category flexibility)
Kemampuan untuk
menghasilkan atau
menggunakan
serangkaian aturan yang
berbeda untuk
menggabungkan atau
mengelompokkan
berbagai hal dengan cara
yang berbeda.
Mengenali beragam
jenis benda berdasarkan
ciri-ciri fisik
Mengelompokkan
benda ke dalam
berbagai jenis
berdasarkan kategori
yang berbeda
Menggunakan
beragam perspektif
untuk mendefinisikan
dan mengelompokkan
benda-benda
Membuat aturan baru
yang dapat digunakan
untuk mengklasifikasi
benda-benda
Penalaran logis (logical
reasoning)
Kemampuan untuk
menggabungkan
potongan-potongan
informasi untuk
membentuk aturan umum
atau kesimpulan
(termasuk menemukan
hubungan di antara
peristiwa yang
tampaknya tidak terkait)
dan / atau untuk
menerapkan aturan
umum pada masalah
tertentu untuk
menghasilkan jawaban
yang masuk akal.
Kemampuan untuk
menggabungkan
potongan-potongan
informasi tentang benda
kongkret untuk
membentuk kesimpulan
mengenai karakteristik
fisik benda itu
Kemampuan untuk
menggabungkan
potongan-potongan
informasi tentang
benda kongkret
untuk membentuk
aturan atau
kesimpulan
mengenai
karakteristik non-
fisik benda itu yang
masuk akal
Kemampuan untuk
menggabungkan
potongan-potongan
informasi tentang
benda abstrak untuk
membentuk
kesimpulan mengenai
karakteristik benda
abstrak itu yang
masuk akal
Kemampuan untuk
menemukan
hubungan di antara
peristiwa yang
tampaknya tidak
terkait dan
menerapkan aturan
umum pada masalah
tertentu untuk
menghasilkan
jawaban yang masuk
akal.
Logika deduktif
(deductive reasoning)
Kemampuan untuk
menerapkan aturan
umum pada masalah
khusus untuk
menghasilkan jawaban
yang masuk akal.
Kemampuan untuk
mengenali hubungan
antara satu kejadian
kongkret dengan
serangkaian kejadian
kongkret lainnya
Kemampuan untuk
menerapkan aturan
umum pada masalah
kongkret untuk
menghasilkan
jawaban yang masuk
akal.
Kemampuan untuk
menerapkan aturan
umum pada masalah
abstrak sederhana
untuk menghasilkan
jawaban yang masuk
akal.
Kemampuan untuk
menerapkan aturan
umum pada masalah
abstrak yang
kompleks untuk
menghasilkan
jawaban yang masuk
akal.
Fleksibilitas memberi
bentuk yang jelas
(flexibility of closure)
Kemampuan untuk
mengidentifikasi atau
Mengenali bagian-
bagian dari keseluruhan
bentuk dan memadukan
bagian-bagian dari
bentuk kongkret yang
sederhana
Mengenali bagian-
bagian dari
keseluruhan bentuk
kompleks dan
memadukan bagian-
bagian dari bentuk
Mengenali bagian-
bagian dari
keseluruhan bentuk
abstrak yang
sederhana dan
memadukan bagian-
Mengenali bagian-
bagian dari
keseluruhan bentuk
abstrak yang
kompleks dan
memadukan bagian-
21
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
mendeteksi pola yang
diketahui (gambar, objek,
kata, atau suara) yang
tersembunyi di bahan
lain yang mendistraksi
(mengganggu, kacau, tak
berbentuk, acak).
kongkret yang
kompleks
bagian dari bentuk
abstrak yang
sederhana
bagian dari bentuk
abstrak yang
kompleks
Kelancaran ide (fluency
of ideas)
Kemampuan untuk
menghasilkan sejumlah
gagasan tentang suatu
topik (jumlah gagasan itu
penting, bukan kualitas,
kebenaran, atau
kreativitasnya).
Mengemukakan
beragam ide sebagai
jawaban dari pertanyaan
sederhana (contoh: apa
saja yang dapat
dimakan? Apa saja
benda yang dapat
dipakai untuk
membersihkan?
Mengemukakan
beragam ide tentang
fungsi benda-benda
baik benda kongkret
maupun abstrak
(contoh: apa saja
yang dapat dibuat
dengan kain? Apa
saja kegunaan
kertas? Apa saja
manfaat aturan?)
Mengemukakan
beragam ide tentang
fungsi hubungan dan
aturan, baik hubungan
dan aturan fisikal
maupun sosial
(contoh: apa saja
manfaat hubungan
pertemanan? Apa saja
yang dapat
dimanfaatkan dari air
dan sabun? Apa saja
manfaat hubungan
antar kelompok?)
Mengemukakan
beragam ide tentang
hubungan antara
benda baik abstrak
(contoh: apa saja
manfaat aturan sosial
bagi kesejahteraan
warga masyarakat?
Apa saja hubungan
antara kemerdekaan
suatu bangsa dan
kebahagiaan
rakyatnya?)
Logika induktif
(inductive reasoning)
Kemampuan untuk
menggabungkan
potongan-potongan
informasi untuk
membentuk aturan atau
kesimpulan umum
(termasuk menemukan
hubungan di antara
peristiwa yang
tampaknya tidak terkait).
Kemampuan untuk
menggabungkan
potongan-potongan
informasi tentang benda
kongkret untuk
membentuk kesimpulan
umum mengenai benda
kongkret itu.
Kemampuan untuk
menggabungkan
potongan-potongan
informasi tentang
kongkret untuk
membentuk aturan
atau kesimpulan
umum tentang benda
kongkret itu,
termasuk
menemukan
hubungan di antara
kejadian yang
tampaknya tidak
terkait.
Kemampuan untuk
menggabungkan
potongan-potongan
informasi tentang
benda abstrak
sederhana untuk
membentuk aturan
atau kesimpulan
umum tentang benda
abstrak itu, termasuk
menemukan
hubungan di antara
peristiwa yang
tampaknya tidak
terkait.
Kemampuan untuk
menggabungkan
potongan-potongan
informasi tentang
benda abstrak
kompleks untuk
membentuk aturan
atau kesimpulan
umum tentang benda
abstrak itu, termasuk
menemukan
hubungan di antara
peristiwa yang
tampaknya tidak
terkait.
Pengurutan informasi
(information ordering)
Kemampuan untuk
mengatur berbagai hal
atau tindakan dalam
urutan atau pola tertentu
sesuai dengan aturan atau
seperangkat aturan
tertentu (misalnya, pola
angka, huruf, kata,
gambar, operasi
matematika).
Kemampuan untuk
mengatur berbagai
benda kongkret atau
tindakan kongkret
sederhana dalam urutan
atau pola yang dapat
diindrai (misalnya:
warna, jauh-dekat, berat-
ringan, dsb)
Kemampuan untuk
mengatur berbagai
benda konkret atau
tindakan kongkret
dalam urutan atau
pola tertentu sesuai
dengan aturan atau
seperangkat aturan
tertentu yang umum
(misalnya: pola
angka, huruf, kata,
gambar, operasi
matematika
sederhana).
Kemampuan untuk
mengatur berbagai
benda abstrak
sederhana atau
tindakan abstrak
(tindakan atau
aktivitas mental)
dalam urutan atau
pola tertentu sesuai
dengan aturan atau
seperangkat aturan
tertentu yang umum
(misalnya: rumus,
definisi, kategori
abstrak, operasi
matematika yang
lebih kompleks).
Kemampuan untuk
mengatur berbagai
benda abstrak
kompleks atau
tindakan abstrak
kompleks (tindakan
atau aktivitas mental)
dalam urutan atau
pola tertentu sesuai
dengan aturan atau
seperangkat aturan
tertentu yang umum
(misalnya: rumus,
definisi, kategori
abstrak, operasi
matematika yang
lebih kompleks).
22
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
Logika matematis
(mathematical
reasoning)
Kemampuan untuk
memilih metode atau
formula matematika yang
tepat untuk
menyelesaikan masalah.
Kemampuan mengenali
perbedaan kuantitas
benda kongkret (sedikit-
banyak, besar-kecil,
jauh-dekat, lama-
sebentar)
Kemampuan untuk
memilih metode
atau formula
matematika
sederhana
(penjumlahan,
pengurangan,
perkalian,
pembagian) yang
tepat untuk
menyelesaikan
masalah.
Kemampuan untuk
memilih metode atau
formula matematika
sederhana (persamaan
linear, deret hitung,
deret ukur sederhana)
yang tepat untuk
menyelesaikan
masalah.
Kemampuan untuk
memilih metode atau
formula matematika
sederhana (persamaan
kuadrat, logaritma,
deret ukur kompleks,
kalkulus sederhana)
yang tepat untuk
menyelesaikan
masalah.
Kemampuan mengingat
(memorization)
Kemampuan mengingat
informasi seperti kata-
kata, angka, gambar, dan
prosedur.
Kemampuan mengingat
informasi seperti kata-
kata, gambar, dan nama-
nama benda
Kemampuan
mengingat informasi
seperti kalimat,
rangkaian gambar,
ciri-ciri benda, dan
prosedur.
Kemampuan
mengingat informasi
seperti persamaan,
penjelasan tentang
suatu gejala, rumus,
rangkaian peristiwa,
rangkaian gambar,
prinsip dan prosedur.
Kemampuan
mengingat informasi
seperti persamaan
yang kompleks, Teori
tentang suatu gejala,
rangkaian rumus,
rangkaian peristiwa
kompleks, rangkaian
gambar kompleks,
kaitan antar prinsip
dan rangkaian
prosedur.
Memfasilitasi angka
(number facility)
Kemampuan untuk
menambah, mengurangi,
mengalikan, atau
membagi dengan cepat
dan benar.
Mengenali perbedaan
kuantitas benda kongkret
dan mengenali angkat
Kemampuan untuk
menambah,
mengurangi,
mengalikan, atau
membagi dengan
cepat dan benar
dalam jumlah kecil.
Kemampuan untuk
menambah,
mengurangi,
mengalikan, atau
membagi dengan
cepat dan benar dalam
jumlah besar.
Kemampuan untuk
menambah,
mengurangi,
mengalikan, atau
membagi dengan
cepat dan benar dalam
jumlah besar
menggunakan metode
yang efisien.
Pemahaman lisan (oral
comprehension)
Kemampuan untuk
mendengarkan dan
memahami informasi dan
ide-ide yang disajikan
melalui kata-kata dan
kalimat yang diucapkan.
Mengenali kata dan
kalimat yang
disampaikan orang lain
dan mampu
menyampaikan kalimat
sederhana secara jelas
Mendengarkan dan
memahami
informasi dan ide-
ide yang disajikan
melalui kata-kata
dan kalimat panjang
(1-2 paragraf) yang
diucapkan.
Mendengarkan dan
memahami informasi
dan ide-ide yang
disajikan melalui
kata-kata dan kalimat
panjang (3-10
paragraf) yang
diucapkan.
Mendengarkan dan
memahami informasi
dan ide-ide yang
disajikan melalui
kata-kata dan kalimat
panjang atau paparan
lisan (11-20 paragraf)
yang diucapkan.
Kreativitas (creativity)
Kemampuan untuk
memunculkan ide-ide
yang tidak biasa tentang
suatu topik atau situasi
tertentu, atau untuk
mengembangkan cara-
cara kreatif untuk
memecahkan suatu
masalah.
Mampu memunculkan
lebih dari satu ide
tentang topik atau situasi
konkret
Mengembangkan
kapasitas untuk
berpikir secara
kreatif
Menghasilkan ide-ide
baru tentang hal-hal
yang sebelumnya
diterima begitu saja
Beradaptasi dengan
keadaan sosial yang
berubah
23
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
Originalitas (originality)
Kemampuan untuk
mencetuskan ide asli atau
ide yang tidak biasa atau
ide yang tidak umum
dalam merespon stimulus
(pertanyaan, tuntutan,
instruksi, dsb).
Menyebutkan alternatif
dari suatu hal konkret
dan sederhana
Memberikan
jawaban yang
jarang/langka dan
berbeda dengan
jawaban siswa lain
pada umumnya
Memberikan jawaban
yang jarang/langka
dan berbeda dengan
jawaban orang
kebanyakan pada
umumnya
Memberikan solusi
yang tidak biasa/tidak
umum untuk masalah
yang ada dalam
situasi tertentu
Kecepatan perseptual
(perceptual speed)
Kemampuan untuk
dengan cepat dan akurat
membandingkan
persamaan dan
perbedaan di antara
himpunan huruf, angka,
objek, gambar, atau pola.
Hal-hal yang akan
dibandingkan dapat
disajikan pada waktu
yang sama atau satu demi
satu. Kemampuan ini
juga termasuk
membandingkan objek
yang disajikan dengan
objek yang diingat.
Mengenali secara cepat
dan akurat perbedaan
dan persamaan benda-
benda yang langsung
dapat terinderai
berdasarkan
karakteristik fisik
Membandingkan
secara cepat dan
akurat perbedaan
dan persamaan
karakteristik fisik
benda-benda yang
terinderai dengan
benda-benda yang
pernah diingat
Mengenali secara
cepat dan akurat
perbedaan dan
persamaan pola-pola
dari benda yang
langsung dapat
terinderai berdasarkan
karakteristik fisik
Membandingkan
secara cepat dan
akurat perbedaan dan
persamaan
karakteristik fisik
pola-pola yang
terinderai dengan
pola-pola yang pernah
diingat
Sensitivitas terhadap
Masalah (problem
sensitivity)
Kemampuan untuk
mengemukakan ketika
ada sesuatu yang salah
atau kemungkinan akan
salah. Itu tidak
melibatkan pemecahan
masalah, hanya
mengenali ada masalah.
Mengenali adanya obyek
yang berbeda dengan
kebanyakan obyek yang
disajikan
Mengenali sesuatu
yang salah atau
mungkin salah pada
suatu benda
Mengenali sesuatu
yang salah atau
mungkin salah dalam
suatu situasi
sederhana
Mengenali sesuatu
yang salah atau
mungkin salah dalam
suatu situasi
kompleks.
Perhatian/atensi selektif
(selective attention)
Kemampuan untuk
berkonsentrasi pada
tugas selama periode
waktu tanpa terganggu.
Melakukan tindakan
sederhana sesuai dengan
instruksi sederhana
dalam rentang waktu 10-
15 menit
Melakukan
serangkaian
kegiatan sederhana
sesuai dengan
instruksi yang
diberikan secara
bertahap dalam
rentang waktu 1 jam
Melakukan kegiatan
kompleks sesuai
dengan instruksi
kompleks yang
diberikan secara
bertahap dalam
rentang waktu 1-3 jam
Melakukan
serangkaian kegiatan
kompleks sesuai
dengan instruksi
kompleks yang
diberikan secara
bersamaan dalam
rentang waktu 3-8 jam
Orientasi spasial (spatial
orientation)
Kemampuan untuk
mengetahui lokasi sendiri
dalam kaitannya dengan
Membedakan arah benda
di kiri-kanan dan depan
belakang, serta
membedakan benda
yang dekat dan jauh dari
diri sendiri
Mengenali arah
benda dan tempat
berdasarkan arah
mata angin, serta
membedakan lokasi
Memahami arah dan
lokasi benda
berdasarkan peta buta
Menentukan orientasi
tindakan dan
perkiraan waktu
tempuh berdasarkan
pemahaman atas arah
24
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
lingkungan atau untuk
mengetahui di mana
objek lain berhubungan
dengan diri sendiri.
yang dekat dan jauh
dari diri sendiri
dan lokasi benda
berdasarkan peta buta
Kecepatan dalam
mengenali bentuk yang
jelas (speed of closure)
Kemampuan untuk
memahami,
menggabungkan, dan
mengatur informasi
menjadi pola yang
bermakna secara cepat.
Merangkai obyek-obyek
sederhana yang berbeda
menjadi satu benda
dalam waktu 5-10 menit
Merangkai obyek-
obyek bagian dari
satu benda yang
sederhana menjadi
keseluruhan benda
dalam waktu 1-5
menit
Merangkai obyek-
obyek bagian dari satu
benda yang kompleks
menjadi keseluruhan
benda dalam waktu 1-
5 menit
Menyusun bentuk
yang bermakna dari
obyek-obyek acak
dalam waktu 1-5
menit
Pembagian Waktu (time
sharing)
Kemampuan untuk
berpindah-pindah antara
dua atau lebih dari dua
aktivitas atau sumber
informasi (seperti
ucapan, suara, sentuhan,
atau sumber lain).
Merespon dua instruksi
yang berbeda secara
bergantian dengan
tingkah laku yang
berbeda
Merespon tiga
hingga lima
instruksi yang
berbeda secara
bergantian dengan
tingkah laku yang
berbeda sesuai
dengan isi instruksi
Merespon lebih dari
lima instruksi yang
berbeda secara
bergantian dengan
tingkah laku yang
berbeda sesuai dengan
isi instruksi
Merespon lebih dari
lima instruksi yang
berbeda secara
bergantian dengan
tingkah laku yang
berbeda sesuai dengan
isi instruksi untuk
menghasilkan
aktivitas/produk yang
bermakna
Visualisasi
(visualization)
Kemampuan untuk
membayangkan
bagaimana sesuatu akan
terlihat setelah
dipindahkan atau ketika
bagian-bagiannya
dipindahkan atau diatur
ulang.
Mengenali sisi-sisi yang
berbeda (warna dan
ukuran) dari sebuah
bangun geometrik
Mengenali sisi-sisi
yang berbeda (warna
dan ukuran) dari
rangkaian bangun
geometrik
Mengenali sisi-sisi
yang berbeda (warna,
ukuran, dan bentuk)
dari rangkaian bangun
geometrik yang
kompleks
Menggambarkan hasil
rotasi dan proyeksi
rangkaian benda yang
kompleks berdasarkan
hasil pembayangan
Komprehensi Tertulis
(written comprehension)
Kemampuan membaca
dan memahami informasi
dan gagasan yang
disajikan secara tertulis.
Membedakan satu huruf
dari huruf lainnya
Menceritakan isi
bacaan sederhana
sepanjang 1-2
halaman;
menyebutkan
pokok-pokok
gagasan buku
setebal 10-20
halaman
Menceritakan secara
ringkas dan
menyebutkan pokok-
pokok gagasan dari
buku 40-80 halaman
Menceritakan secara
ringkas, menyebutkan
pokok-pokok gagasan,
dan mengevaluasi
buku 80-150 halaman
KEMAMPUAN PSIKOMOTOR (PSYCHOMOTOR ABILITIES)
Kestabilan lengan-tangan
(arm-hand steadiness)
Kemampuan untuk
menjaga tangan dan
lengan tetap stabil saat
menggerakkan lengan
atau sambil memegang
Memegang benda tanpa
terlepas saat berjalan
sepanjang 5 meter;
menjaga tanggan dan
lengan tidak bergerak
saat badan bergerak
selama 2 menit
Memegang benda
tanpa terlepas saat
menjalankan
kegiatan fisik di
suatu tempat;
menjaga tanggan
dan lengan tidak
bergerak saat badan
Memegang benda
tanpa terlepas saat
menjalankan kegiatan
fisik di yang disertai
gerak ke dua atau
lebih tempat; menjaga
tanggan dan lengan
tidak bergerak saat
Menjaga tangan dan
lengan tetap stabil
saat mengerjakan
sebuah tugas yang
banyak melibatkan
kegiatan fisik untuk
menghasilkan produk
yang ditugaskan
25
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
lengan dan tangan dalam
satu posisi.
bergerak selama 10-
15 menit
badan bergerak
selama 15-30 menit
Ketepatan kendali
(control precision)
Kemampuan untuk
menyesuaikan kendali
mesin atau kendaraan
dengan cepat dan
berulang kali ke posisi
yang tepat.
Menggerakkan dan
menghentikan
benda/obyek sederhana
secara berulang
Menggerakkan dan
menghentikan benda
yang bergerak
dengan mekanika
sederhana secara
berulang
Mengendalikan benda
yang bergerak dengan
mekanika kompleks
secara berulang
Mengendalikan mesin
dan kendaraan sesuai
dengan kebutuhan
pekerjaan untuk
mencapai tujuan
tertentu
Kecakapan jari (finger
dexterity)
Kemampuan untuk
membuat gerakan jari
yang terkoordinasi
dengan tepat dari satu
atau kedua tangan untuk
menggenggam,
memanipulasi, atau
merakit benda-benda
yang sangat kecil.
Memberikan beragam
isyarat dengan jari dan
memegang berbagai
obyek sederhana dengan
jari
Memegang,
merangkai, dan
membongkar benda
dengan
Merakit dan
membongkar benda-
benda yang sangat
kecil.
Melakukan aktivitas
dan membuat benda
yang sangat kecil
dengan menggunakan
jari untuk
menghasilkan produk
yang bermakna
Kecakapan dalam tugas
manual (manual
dexterity)
Kemampuan untuk
dengan cepat
menggerakkan tangan,
tangan bersama dengan
lengan, atau dua tangan
untuk menggenggam,
memanipulasi, atau
merakit benda.
Mengambil dan
menggenggam sebuah
benda dalam waktu
cepat dengan satu tangan
Mengambil dan
menggenggam lebih
dari satu benda
dalam waktu cepat
dengan
menggunakan dua
tangan dalam waktu
yang relatif
bersamaan
Memanipulasi atau
merakit satu benda
kompleks dalam
waktu cepat dengan
menggunakan dua
tangan dalam waktu
yang relatif
bersamaan
Memanipulasi atau
merakit satu benda
kompleks dalam
waktu cepat dengan
menggunakan dua
tangan dalam waktu
yang relatif
bersamaan untuk
menghasilkan satu
produk yang
bermakna
Koordinasi beragam
anggota badan (multilimb
coordination)
Kemampuan untuk
mengoordinasikan dua
atau lebih anggota badan
(misalnya, dua lengan,
dua kaki, atau satu kaki
dan satu lengan) saat
duduk, berdiri, atau
berbaring. Itu tidak
melibatkan melakukan
aktivitas saat seluruh
tubuh bergerak.
Menarik dan menahan
benda menggunakan
tangan dan kaki secara
bersamaan
Menghentikan dan
menggerakkan
benda menggunakan
tangan dan kaki
secara bersamaan
Menggunakan tangan
dan kaki dalam
kegiatan dalam
kegiatan produktif
(seperti memotong
kayu, mengecat,
memanjat pohon)
Menggunakan tangan
dan kaki dalam
kegiatan
mengendalikan mesin
(seperti menjahit
dengan mesin jahit,
membuat rangkaian
elektronik, dan
menyetir mobil)
Kontrol waktu dan arah
gerakan (rate control)
Mengikuti instruksi
untuk bergerak ke arah
Menyesuaikan
gerakan tubuh
Memberikan respon
yang sesuai dan tepat
waktu terhadap
Menyesuaikan
pergerakan diri
dengan mesin atau
26
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
Kemampuan mengatur
waktu pergerakan sendiri
atau pergerakan peralatan
untuk mengantisipasi
perubahan kecepatan
dan/atau arah objek atau
pemandangan yang
bergerak.
tertentu dan berhenti
berhenti bergerak
dengan pergerakan
benda-benda
stimulus berupa
obnyek sederhana
yang bergerak
obyek kompleks yang
bergerak
Waktu reaksi (reaction
time)
Kemampuan untuk
merespon dengan cepat
(dengan tangan, jari, atau
kaki) sinyal (suara,
cahaya, gambar) ketika
muncul.
Bereaksi secara cepat
terhadap instruksi untuk
melakukan sebuah
tindakan sederhana
Bereaksi secara
cepat terhadap
instruksi untuk
melakukan
serangkaian
tindakan sederhana
Bereaksi secara cepat
terhadap instruksi
untuk melakukan
serangkaian tindakan
kompleks
Bereaksi secara cepat
terhadap instruksi
untuk melakukan
serangkaian tindakan
kompleks dalam
rangka penyelesaian
tugas dan pencapaian
tujuan
Orientasi respon
(response orientation)
Kemampuan untuk
memilih dengan cepat
antara dua atau lebih
gerakan dalam
menanggapi dua atau
lebih sinyal yang berbeda
(lampu, suara, gambar).
Ini termasuk kecepatan
menampilkan respons
yang benar dimulai
dengan tangan, kaki, atau
bagian tubuh lainnya.
Bereaksi secara tepat
terhadap beragam
instruksi dengan
beragam modalitas
untuk melakukan sebuah
tindakan sederhana
Bereaksi secara
tepat terhadap
beragam instruksi
dengan beragam
modalitas untuk
melakukan
serangkaian
tindakan sederhana
Bereaksi secara tepat
terhadap beragam
instruksi dengan
beragam modalitas
untuk melakukan
serangkaian tindakan
kompleks
Bereaksi secara tepat
terhadap beragam
instruksi dengan
beragam modalitas
untuk melakukan
serangkaian tindakan
kompleks dalam
rangka penyelesaian
tugas dan pencapaian
Kecepatan gerakan
anggota badan (speed of
limb movement)
Kemampuan untuk
dengan cepat
menggerakkan lengan
dan kaki.
Menggerakkan tangan
dan kaki secara cepat
mengikuti instruksi
untuk melakukan sebuah
tindakan sederhana
Menggerakkan
tangan dan kaki
secara cepat
mengikuti instruksi
untuk melakukan
serangkaian
tindakan sederhana
Menggerakkan tangan
dan kaki secara cepat
mengikuti instruksi
untuk melakukan
serangkaian tindakan
kompleks
Menggerakkan tangan
dan kaki secara cepat
mengikuti instruksi
untuk melakukan
serangkaian tindakan
kompleks dalam
rangka penyelesaian
tugas dan pencapaian
tujuan
Kecepatan gerakan
pergelangan tangan-jari
(wrist-finger speed)
Kemampuan untuk
membuat gerakan jari,
tangan, dan pergelangan
tangan yang cepat,
sederhana, dan berulang.
Menggerakkan
pergelangan tangan-jari
secara cepat mengikuti
instruksi untuk
melakukan sebuah
tindakan sederhana
Menggerakkan
pergelangan tangan-
jari secara cepat
mengikuti instruksi
untuk melakukan
serangkaian
tindakan sederhana
Menggerakkan
pergelangan tangan-
jari secara cepat
mengikuti instruksi
untuk melakukan
serangkaian tindakan
kompleks
Menggerakkan
pergelangan tangan-
jari secara cepat
mengikuti instruksi
untuk melakukan
serangkaian tindakan
kompleks dalam
rangka penyelesaian
tugas dan pencapaian
tujuan
Fleksibilitas dinamis
(dynamic flexibility)
Menekuk, meregangkan,
memuntir, atau
Menekuk,
meregangkan,
Menekuk,
meregangkan,
meregangkan,
memuntir, atau
27
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
Kemampuan untuk
dengan cepat dan
berulang kali menekuk,
meregangkan, memuntir,
atau menjangkau dengan
tubuh, lengan, dan/atau
kaki.
menjangkau dengan
tubuh, lengan, dan/atau
kaki dalam waktu cepat.
memuntir, atau
menjangkau dengan
tubuh, lengan,
dan/atau kaki
berulang kali dalam
waktu cepat.
memuntir, atau
menjangkau dengan
tubuh, lengan,
dan/atau kaki
berulang kali dalam
waktu cepat sejalan
dengan tujuan
aktivitas
menjangkau dengan
tubuh, lengan,
dan/atau kaki
berulang kali dalam
waktu cepat sejalan
dengan tujuan
aktivitas guna
menghasilkan produk
atau capaian tertentu
Kekuatan dinamis
(dynamic strength)
Kemampuan untuk
mengerahkan kekuatan
otot berulang kali atau
terus menerus dari waktu
ke waktu. Ini melibatkan
daya tahan otot dan
ketahanan terhadap
kelelahan otot.
Mengerahkan kekuatan
otot berulang kali dalam
sebuah aktivitas
sederhana.
Mengerahkan
kekuatan otot
berulang kali dalam
sebuah aktivitas
kompleks.
Mengerahkan
kekuatan otot
berulang kali dalam
serangkaian aktivitas
kompleks sejalan
dengan tujuan yang
ditentukan.
Mengerahkan
kekuatan otot
berulang kali dalam
serangkaian aktivitas
kompleks sejalan
dengan tujuan yang
ditentukan guna
menghasilkan produk
atau capaian tertentu
Kekuatan
dorongan/ledakan
(explosive strength)
Kemampuan untuk
menggunakan semburan
pendek kekuatan otot
untuk mendorong diri
sendiri (seperti dalam
melompat atau berlari),
atau untuk melemparkan
benda.
Melompat, mendorong,
berlari, dan melempar
Menampilkan
aktivitas yang
mencakup
kombinasi
melompat,
mendorong, berlari,
dan melempar
Menampilkan
aktivitas yang
mencakup kombinasi
melompat,
mendorong, berlari,
dan melempar sejalan
dengan tujuan yang
ditentukan.
Menampilkan
aktivitas yang
mencakup kombinasi
melompat,
mendorong, berlari,
dan melempar sejalan
dengan tujuan yang
ditentukan guna
menghasilkan produk
atau capaian tertentu
Fleksibilitas yang luas
(extent flexibility)
Kemampuan untuk
menekuk, meregangkan,
memutar, atau
menjangkau dengan
tubuh, lengan, dan / atau
kaki.
Menekuk, meregangkan,
memutar, atau
menjangkau dengan
tubuh, lengan, dan / atau
kaki sesuai dengan
instruksi
Menampilkan
aktivitas yang
mencakup
kombinasi menekuk,
meregangkan,
memutar, atau
menjangkau dengan
tubuh, lengan, dan /
atau kaki
Menampilkan
aktivitas yang
mencakup kombinasi
menekuk,
meregangkan,
memutar, atau
menjangkau dengan
tubuh, lengan, dan /
atau kaki sejalan
dengan tujuan yang
ditentukan.
Menampilkan
aktivitas yang
mencakup kombinasi
menekuk,
meregangkan,
memutar, atau
menjangkau dengan
tubuh, lengan, dan /
atau kaki sejalan
dengan tujuan yang
ditentukan guna
menghasilkan produk
atau capaian tertentu
Koordinasi badan (gross
body coordination)
Kemampuan untuk
mengkoordinasikan
gerakan lengan, kaki, dan
dada bersama-sama saat
seluruh tubuh bergerak.
Menampilkan gerakan
lengan, kaki, dan dada
bersama-sama dan
selaras saat seluruh
tubuh bergerak
Menampilkan
aktivitas yang
mencakup
kombinasi berbagai
gerakan lengan,
kaki, dan dada
bersama-sama dan
selaras saat seluruh
tubuh bergerak
Menampilkan
aktivitas yang
mencakup kombinasi
berbagai gerakan
lengan, kaki, dan dada
bersama-sama dan
selaras saat seluruh
tubuh bergerak sejalan
Menampilkan
aktivitas yang
mencakup kombinasi
berbagai gerakan
lengan, kaki, dan dada
bersama-sama dan
selaras saat seluruh
tubuh bergerak sejalan
dengan tujuan yang
28
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
dengan tujuan yang
ditentukan
ditentukan guna
menghasilkan produk
atau capaian tertentu
Ekuilibrium badan (gross
body equilibrium)
Kemampuan untuk
menjaga atau
mendapatkan kembali
keseimbangan tubuh atau
kembali tetap tegak saat
dalam posisi yang tidak
stabil.
Menjaga atau
mendapatkan kembali
keseimbangan tubuh
atau kembali tetap tegak
saat dalam posisi yang
tidak stabil sesuai
instruksi
Berulang kali
menjaga atau
mendapatkan
kembali
keseimbangan tubuh
atau kembali tetap
tegak saat dalam
posisi yang tidak
stabil dalam situasi
dinamis
Berulang kali
menjaga atau
mendapatkan kembali
keseimbangan tubuh
atau kembali tetap
tegak saat dalam
posisi yang tidak
stabil dalam situasi
dinamis sejalan
dengan tujuan yang
ditentukan
Berulang kali
menjaga atau
mendapatkan kembali
keseimbangan tubuh
atau kembali tetap
tegak saat dalam
posisi yang tidak
stabil dalam situasi
dinamis sejalan
dengan tujuan yang
ditentukan guna
menghasilkan produk
atau capaian tertentu
Stamina (stamina)
Kemampuan untuk
mengerahkan diri secara
fisik dalam jangka waktu
yang lama tanpa menjadi
kehabisan nafas atau
kehabisan napas.
Mengerahkan diri secara
fisik dalam jangka
waktu yang lama tanpa
menjadi kehabisan nafas
atau kehabisan napas
dalam kegiatan yang
diinstruksikan
Berulang kali
mengerahkan diri
secara fisik dalam
jangka waktu yang
lama tanpa menjadi
kehabisan nafas atau
kehabisan napas
Berulang kali
mengerahkan diri
secara fisik dalam
jangka waktu yang
lama tanpa menjadi
kehabisan nafas atau
kehabisan napas
sejalan dengan tujuan
yang ditentukan
Berulang kali
mengerahkan diri
secara fisik dalam
jangka waktu yang
lama tanpa menjadi
kehabisan nafas atau
kehabisan napas
sejalan dengan tujuan
yang ditentukan guna
menghasilkan produk
atau capaian tertentu
Kekuatan statis (static
strength)
Kemampuan
mengerahkan kekuatan
otot maksimum untuk
mengangkat, mendorong,
menarik, atau membawa
benda.
Mengerahkan kekuatan
otot maksimum untuk
mengangkat,
mendorong, menarik,
atau membawa benda
dalam kegiatan yang
diinstruksikan
Berulang kali
mengerahkan
kekuatan otot
maksimum untuk
mengangkat,
mendorong,
menarik, atau
membawa benda
Berulang kali
mengerahkan
kekuatan otot
maksimum untuk
mengangkat,
mendorong, menarik,
atau membawa benda
sejalan dengan tujuan
yang ditentukan
Berulang kali
mengerahkan
kekuatan otot
maksimum untuk
mengangkat,
mendorong, menarik,
atau membawa benda
sejalan dengan tujuan
yang ditentukan guna
menghasilkan produk
atau capaian tertentu
Kekuatan perut dan
punggung (trunk
strength)
Kemampuan untuk
menggunakan otot perut
dan punggung bagian
bawah untuk mendukung
bagian tubuh secara
berulang atau terus-
menerus seiring waktu
tanpa 'kehabisan tenaga”
atau lelah.
Menggunakan otot perut
dan punggung bagian
bawah untuk
mendukung bagian
tubuh secara berulang
atau terus-menerus
seiring waktu tanpa
'kehabisan tenaga” atau
lelah dalam kegiatan
yang diinstruksikan
Berulang kali
menggunakan otot
perut dan punggung
bagian bawah untuk
mendukung bagian
tubuh secara
berulang atau terus-
menerus seiring
waktu tanpa
'kehabisan tenaga”
atau lelah
Berulang kali
menggunakan otot
perut dan punggung
bagian bawah untuk
mendukung bagian
tubuh secara berulang
atau terus-menerus
seiring waktu tanpa
'kehabisan tenaga”
atau lelah sejalan
dengan tujuan yang
ditentukan
Berulang kali
menggunakan otot
perut dan punggung
bagian bawah untuk
mendukung bagian
tubuh secara berulang
atau terus-menerus
seiring waktu tanpa
'kehabisan tenaga”
atau lelah sejalan
dengan tujuan yang
ditentukan guna
menghasilkan produk
atau capaian tertentu
29
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
Koordinasi badan (gross
body coordination)
Kemampuan untuk
mengkoordinasikan
gerakan lengan, kaki, dan
dada bersama-sama saat
seluruh tubuh bergerak.
Menampilkan gerakan
lengan, kaki, dan dada
bersama-sama dan
selaras saat seluruh
tubuh bergerak
Menampilkan
aktivitas yang
mencakup
kombinasi berbagai
gerakan lengan,
kaki, dan dada
bersama-sama dan
selaras saat seluruh
tubuh bergerak
Menampilkan
aktivitas yang
mencakup kombinasi
berbagai gerakan
lengan, kaki, dan dada
bersama-sama dan
selaras saat seluruh
tubuh bergerak sejalan
dengan tujuan yang
ditentukan
Menampilkan
aktivitas yang
mencakup kombinasi
berbagai gerakan
lengan, kaki, dan dada
bersama-sama dan
selaras saat seluruh
tubuh bergerak sejalan
dengan tujuan yang
ditentukan guna
menghasilkan produk
atau capaian tertentu
Kemampuan Sensoris
Perhatian/atensi auditoris
(auditory attention)
Kemampuan untuk fokus
pada satu sumber suara
di hadapan suara-suara
lain yang mengganggu.
Mengenali satu suara
yang berbeda di antara
3-5 suara yang berbunyi
bersamaan
Mengenali satu
suara yang berbeda
beserta sumbernya
di antara 5-8 suara
yang berbunyi
bersamaan
Mengenali satu suara
yang berbeda beserta
sumbernya di antara
8-10 suara yang
berbunyi bersamaan
dengan beragam
intensintas
Mengenali satu suara
yang berbeda beserta
sumbernya dalam
situasi bising dengan
beragam suara yang
intensintas berbeda-
beda
Persepsi kedalaman
(depth perception)
Kemampuan untuk
menilai mana dari
beberapa objek yang
lebih dekat atau lebih
jauh dari diri sendiri,
atau untuk menilai jarak
antara diri sendiri dan
objek.
Membedakan mana
obyek yang lebih dekat
dan yang lebih jauh dari
diri sendiri dalam
rentang 10-20 meter
Membedakan mana
obyek yang lebih
dekat dan yang lebih
jauh dari diri sendiri
dalam rentang 50-
100 meter
Membedakan mana
obyek yang lebih
dekat dan yang lebih
jauh dari diri sendiri
dari obyek-obyek
yang saling
berdekatan dalam
rentang 50-100 meter
Membedakan mana
obyek yang lebih
dekat dan yang lebih
jauh dari diri sendiri
dari obyek-obyek
bergerak yang saling
berdekatan dalam
rentang 50-100 meter
Penglihatan jarak jauh
(far vision)
Kemampuan melihat
detail dari kejauhan.
Membedakan
karakteristik obyek
dalam rentang 10-20
meter
Membedakan
karakteristik obyek
dalam rentang 50-
100 meter
Membedakan
karakteristik obyek
baik yang berukuran
besar maupun kecil
dalam rentang 50-100
meter
Membedakan
karakteristik obyek
baik yang berukuran
besar maupun kecil,
baik yang diam
maupun yang
bergerak, dalam
rentang 50-100 meter
Sensitivitas dalam
kondisi silau (glare
sensitivity)
Kemampuan untuk
melihat objek di hadapan
cahaya silau atau terang.
Membedakan dua obyek
(termasuk warna) yang
memiliki karakteristik
fisik berbeda di hadapan
cahaya silau atau terang
Membedakan benda,
warna dan huruf
berbagai ukuran di
hadapan cahaya
silau atau terang
Membedakan benda,
warna dan huruf
berbagai ukuran di
hadapan cahaya silau
atau terang dalam
rangka menyelesaikan
tugas tertentu
Membedakan benda,
warna dan huruf
berbagai ukuran di
hadapan cahaya silau
atau terang dalam
rangka menyelesaikan
tugas dalam pekerjaan
Sensitivitas pendengaran
(hearing sensitivity)
Kemampuan untuk
mendeteksi atau memberi
tahu perbedaan antara
suara yang bervariasi
Membedakan suara
orang, bunyi keras dan
pelan serta nada tinggi
dan nada rendah yang
tampil secara terpisah
Membedakan
berbagai suara
orang, bunyi, nada,
dan timbre dalam
rangkaian bunyi
dalam 1-5 menit
Membedakan
berbagai suara orang,
bunyi, nada, dan
timbre dalam
rangkaian bunyi
dalam 1-5 menit dan
menampilkan reaksi
Membedakan
berbagai suara orang,
bunyi, nada, dan
timbre dalam
rangkaian bunyi
dalam 1-5 menit
30
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
dalam nada dan
kenyaringan.
(lagu, proses kerja,
dsb)
yang relevan terhadap
bunyi
beserta makna dan
implikasi dari bunyi
Penglihatan jarak dekat
(near vision)
Kemampuan untuk
melihat detail dari jarak
dekat (dalam jarak
kurang dari 1/2 meter
dari pengamat).
Mengenali detail benda
sederhana dari jarak
dekat (1/2 meter dari
pengamat)
Mengenali detail
satu benda kompleks
dari jarak dekat (1/2
meter dari
pengamat)
Mengenali detail
berbagai benda
kompleks dari jarak
dekat (1/2 meter dari
pengamat)
Mengenali detail
berbagai benda
kompleks dari jarak
dekat (1/2 meter dari
pengamat) dalam
rangka menyelesaikan
tugas tertentu
Penglihatan waktu
malam (night vision)
Kemampuan untuk
melihat dalam kondisi
cahaya rendah.
Mengenali
obyek sederhana
berukuran besar dalam
kondisi cahaya rendah
Membedakan dua
atau lebih obyek
kompleks berukuran
sedang dalam
kondisi cahaya
rendah
Mengerjakan tugas
sederhana dalam
kondisi cahaya rendah
Mengerjakan tugas
kompleks dalam
kondisi cahaya rendah
Penglihatan periferal
(peripheral vision)
Kemampuan melihat
benda atau memindahkan
benda ke sisi seseorang
saat mata memandang ke
depan.
Melihat obyek-obyek
yang ada di kiri dan
kanan badan saat mata
memandang ke depan
Memindahkan
benda tertentu dari
kiri ke kanan badan
atau dari depan ke
belakang badan saat
mata memandang ke
depan
Mengambil alat yang
dibutuhkan secara
tepat di kiri dan kanan
badan sambil mata
tetap fokus ke obyek
yang ada di depan
Mengambil alat yang
dibutuhkan secara
tepat di kiri dan kanan
badan sambil mata
tetap fokus ke obyek
yang ada di depan
dalam rangka
menyelesaikan tugas
dengan durasi lebih
dari 10 menit
Mencari asal suara
(sound localization)
Kemampuan untuk
mengetahui arah dari
mana suara berasal.
Dalam keadaan mata
tertutup menyebutkan
arah suara/bunyi
Mendatangi lokasi
beberapa sumber
bunyi/suara yang
muncul bersamaan
Mendatangi lokasi
beberapa sumber
bunyi/suara yang
muncul bersamaan
dalam berbagai
intensitas dan timbre
Mendatangi lokasi
beberapa sumber
bunyi/suara yang
muncul bersamaan
dalam berbagai
intensitas dan timbre
dalam rangka
menyelesaikan tugas
tertentu
Kejelasan bercakap
(speech clarity)
Kemampuan untuk
berbicara dengan jelas
sehingga dapat dipahami
oleh orang lain
Menyebutkan kata-kata
dengan jelas;
menyampaikan kalimat
dengan menyebut kata-
katanya secara jelas
Memberikan
penjelasan tentang
suatu benda dengan
kalimat dan kata-
kata yang jelas
Menjelaskan cara
kerja atau cara
menggunakan sebuah
alat, atau menjelaskan
sebuah proses dengan
kalimat dan kata-kata
yang jelas
Presentasi di hadapan
audiens untuk
menjelaskan cara
kerja dan cara
menggunakan sebuah
alat kepada orang
yang baru mengetahui
alat itu
Pengenalan percakapan
(speech recognition)
Kemampuan untuk
mengenali dan
memahami ucapan orang
lain.
Menceritakan kembali
cerita sederhana yang
disampaikan orang lain
Membuat ringkasan
dari cerita sederhana
Membuat ringkasan
dan mengemukakan
pokok pikiran dari
penjelasan yang
panjang
Menceritakan kembali
dengan kata-kata
sendiri dan membuat
intisari dari penjelasan
yang panjang
Diskriminasi Warna
Visual (visual color
discrimination)
Membedakan dan
mencocokan warna-
Membedakan dan
mencocokan warna-
Membedakan dan
mencocokan warna-
warna primer,
Membedakan dan
mencocokan warna-
warna primer,
31
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
Kemampuan untuk
mencocokkan atau
mendeteksi perbedaan
antara warna, termasuk
nuansa warna dan
kecerahan.
warna primer dan
sekunder
warna primer,
sekunder dan tersier
sekunder, intermediat,
tersier, dan kuarter
sekunder, intermediat,
tersier, dan kuarter
yang terangkai
menjadi satu kesatuan
dalam berbagai variasi
benda/produk
Perhatian/atensi auditoris
(auditory attention)
Kemampuan untuk fokus
pada satu sumber suara
di hadapan suara-suara
lain yang mengganggu.
Mengenali satu suara
yang berbeda di antara
3-5 suara yang berbunyi
bersamaan
Mengenali satu
suara yang berbeda
beserta sumbernya
di antara 5-8 suara
yang berbunyi
bersamaan
Mengenali satu suara
yang berbeda beserta
sumbernya di antara
8-10 suara yang
berbunyi bersamaan
dengan beragam
intensintas
Mengenali satu suara
yang berbeda beserta
sumbernya dalam
situasi bising dengan
beragam suara yang
intensintas berbeda-
beda
KETERAMPILAN
Keterampilan Dasar (Basic Skill)
Belajar aktif (active
learning)
Memahami implikasi
informasi baru untuk
pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan
saat ini dan di masa
depan.
Menggunakan informasi
yang tersedia untuk
menjawab pertanyaan
atau melengkapi
informasi sederhana
yang sudah ada
terdahulu
Mengajukan
pertanyaan; mencari
informasi yang
dibutuhkan untuk
menjawab
pertanyaan yang
diajukan oleh orang
lain
Mengajukan
pertanyaan secara
terstruktur tentang
obyek/topik tertentu
untuk kemudian
mencari jawabannya
sendiri
Menentukan langkah-
langkah yang
diperlukan untuk
dapat mempelajari
obyek/topik baru yang
dibutuhkan dalam
menyelesaikan tugas
atau mencapai tujuan
pembelajaran
Ekspresi lisan (oral
expression)
Berbicara kepada orang
lain untuk
menyampaikan informasi
secara efektif.
Menjawab dan
mengajukan pertanyaan
sesuai dengan topik
yang dibahas
Berdiskusi/berdialog
dengan satu orang
lain untuk
membahas
obyek/topik tertentu
Berdiskusi dalam
kelompok atau kelas
untuk membahas
obyek/topik tertentu
Menjawab pertanyaan
setelah
mempresentasikan
sebuah obyek/topik
untuk memperjelas
apa yang sudah
dipresentasikan
Pemahaman bacaan
(reading comprehension)
Memahami kalimat dan
paragraf tertulis dalam
dokumen terkait
pekerjaan.
Mengenali huruf Memahami kalimat
dan paragraf dalam
sebuah buku 20-50
halaman; memahami
instruksi tertulis dan
menampilkan
tingkah laku sesuai
dengan instruksi
Menjalankan aktivitas
sesuai dengan buku
panduan/manual
Menjalankan aktivitas
sesuai dengan buku
panduan/manual
dalam rangka
mengerjakan tugas
dan menghasilkan
produk yang
diharapkan dalam
buku panduan/manual
Ekspresi tertulis (written
expression)
Berkomunikasi secara
efektif melalui tulisan
yang sesuai dengan
kebutuhan audiens.
Menulis huruf atau kata
yang diminta oleh
instruktur/pengasuh/guru
Membuat surat
pendek; menulis
pesan singkat
dengan kalimat-
kalimat yang jelas
Menyampaikan
usulan atau gagasan
tentang topik tertentu
dalam tulisan 2-3
halaman A4
Menyampaikan
usulan/gagasan dan
menanggapi gagasan
orang lain secara
tertulis
Literasi teknologi
informasi dan
komunikasi (ICT
literacy)
Menggunakan teknologi
digital dan alat
komunikasi untuk
bermain
Menggunakan
teknologi digital dan
alat komunikasi
untuk mencari
informasi yang
Menggunakan
teknologi digital dan
alat komunikasi untuk
mencari informasi
yang relevan dengan
Menggunakan
teknologi digital dan
alat komunikasi untuk
mencari informasi
yang relevan dengan
32
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
Menggunakan teknologi
digital, alat komunikasi,
dan jaringan untuk
mengakses, mengelola,
mengintegrasikan,
mengevaluasi, dan
membuat informasi.
relevan dengan
penyelesaian tugas
penyelesaian tugas,
serta mengelola dan
mengintegrasikan
informasi itu
penyelesaian tugas,
serta mengelola,
mengintegrasikan, dan
mengevaluasi
informasi itu;
membuat informasi
yang relevan dengan
pengerjaan tugas
Strategi belajar (learning
strategies)
Memilih dan
menggunakan metode
dan prosedur
pelatihan/instruksional
yang sesuai untuk situasi
ketika belajar atau
mengajarkan hal-hal
baru.
Memahami instruksi dan
petunjuk untuk
menjalani kegiatan
belajar dan bermain
Memahami instruksi
dan petunjuk untuk
menjalani kegiatan
belajar, serta dapat
memilih alat bantu
pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan
pembelajaran
Memilih dan
menggunakan metode
dan prosedur
pelatihan/
instruksional yang
sesuai untuk
mempelajari hal baru
Memilih dan
menggunakan metode
dan prosedur
pelatihan/
instruksional yang
sesuai untuk situasi
kerja; mengajarkan
hal-hal baru dengan
menggunakan metode
dan prosedur yang
sesuai dengan tujuan
pembelajaran
Matematika
(mathematics)
Menggunakan
matematika untuk
memecahkan masalah.
Mengenal angka Memahami
matematika
sederhana dan
menggunakannya
untuk menjawab
pertanyaan yang
diajukan oleh guru
Memahami
matematika sederhana
dan menggunakannya
untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan
oleh guru
Memahami
matematika dasar dan
menggunakannya
untuk memecahkan
masalah yang
dihadapi
Sains (science)
Menggunakan aturan dan
metode ilmiah untuk
memecahkan masalah.
Mengenali fenomena
sederhana dalam
kehidupan sehari-hari
yang merupakan obyek
dari sains
Menerapkan metode
ilmiah untuk
memahami
penyelesaian
masalah sederhana
dalam keseharian
Menerapkan metode
ilmiah untuk
menyelesaikan
masalah yang
terkandung dalam
tugas yang diberikan
oleh guru
Menerapkan metode
ilmiah untuk
menyelesaikan
masalah dalam
pekerjaan tertentu
Berbicara (speaking)
Berbicara kepada orang
lain untuk
menyampaikan informasi
secara efektif.
Memberikan jawaban
lisan sederhana yang
sesuai dan relevan
dengan pertanyaan
Menceritakan secara
lisan kejadian atau
obyek tertentu
dengan menyertakan
keterangan waktu
dan tempat
Memaparkan secara
lisan kejadian atau
obyek tertentu dengan
menyertakan
keterangan 5W 1H
Memaparkan secara
lisan kejadian atau
obyek tertentu dengan
menyertakan
keterangan 5W 1H
dalam rangka
menyelesaikan tugas
pekerjaan dan
pencapaian tujuan
Menulis (writing)
Berkomunikasi secara
efektif dalam tulisan
yang sesuai untuk
kebutuhan
pemirsa/audiens.
- Menceritakan secara
tertulis kejadian atau
obyek tertentu
dengan menyertakan
keterangan waktu
dan tempat
Memaparkan secara
tertulis kejadian atau
obyek tertentu dengan
menyertakan
keterangan 5W 1H
Memaparkan secara
tertulis kejadian atau
obyek tertentu dengan
menyertakan
keterangan 5W 1H
dalam rangka
menyelesaikan tugas
pekerjaan dan
pencapaian tujuan
33
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
Keterampilan Proses (Process Skills)
Mendengar aktif (active
listening)
Memberi perhatian
penuh pada apa yang
dikatakan orang lain,
meluangkan waktu untuk
memahami poin yang
dibuat, mengajukan
pertanyaan yang sesuai
dan tidak mengganggu
pada waktu yang tidak
tepat.
Mengulangi perkataan
yang baru saja didengar
dari orang lain
Menyebutkan poin
yang disampaikan
orang lain dan
mengajukan
pertanyaan yang
relevan dengan apa
yang disampaikan
oleh orang lain
Bertahan
mendengarkan dengan
perhatian penuh pada
apa yang dikatakan
orang lain,
meluangkan waktu
untuk memahami poin
yang dibuat,
mengajukan
pertanyaan yang
sesuai untuk
menambah
pemahaman pada
waktu yang tepat dan
tidak mengganggu
teman bicara
Bertahan
mendengarkan dan
memberi perhatian
penuh pada apa yang
dikatakan orang lain
dalam sebuah diskusi
atau rapat,
meluangkan waktu
untuk memahami poin
yang dibuat,
mengajukan
pertanyaan yang
sesuai untuk
menambah
pemahaman pada
waktu yang tepat dan
tidak mengganggu
teman bicara dalam
rangka menemukan
solusi dan
pemahaman bersama
Berpikir kritis (critical
thinking)
Menggunakan logika dan
penalaran untuk
mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan
dari solusi alternatif,
kesimpulan atau
pendekatan terhadap
masalah.
Memahami hubungan
antara benda-benda
kongkret, mengenali
alternatif dan kombinasi
benda-benda dalam
keseharian
Menggunakan
logika sederhana
dan penalaran untuk
mengidentifikasi
berbagai solusi
alternatif,
kesimpulan atau
pendekatan terhadap
masalah
Menggunakan logika
dan penalaran untuk
mengidentifikasi
kekuatan dan
kelemahan dari solusi
alternatif, kesimpulan
atau pendekatan
terhadap masalah
dalam keseharian dan
kegiatan belajar
Menggunakan logika
dan penalaran untuk
mengidentifikasi
kekuatan dan
kelemahan dari solusi
alternatif, kesimpulan
atau pendekatan
terhadap masalah
yang ada dalam
situasi kerja
Memantau diri sendiri
dan orang lain
(Monitoring self and
others)
Memantau /menilai
kinerja sendiri, individu
atau organisasi lain untuk
melakukan perbaikan
atau mengambil tindakan
korektif.
Menyebut apa yang
sedang dilakukan serta
informasi sederhana
tentang diri sendiri dan
orang lain
Menjelaskan apa
yang sedang
dilakukan dan
dialami oleh diri
sendiri dan orang
lain
Memantau /menilai
kinerja sendiri dan
orang lain untuk
melakukan perbaikan
atau mengambil
tindakan korektif.
Memantau /menilai
kinerja sendiri dan
orang lain baik
individual atau
kelompok, untuk
melakukan perbaikan
atau mengambil
tindakan korektif
dalam rangka
menyelesaikan
pekerjaan atau
pencapaian tujuan
Memecahkan masalah
kompleks (complex
problem solving)
Kapasitas yang
dikembangkan
digunakan untuk
memecahkan masalah
baru, masalah yang tidak
- Memahami langkah
dasar pemecahan
masalah
Menghasilkan solusi
bagi masalah yang
sulit atau dilema
Resolusi konflik
34
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
jelas dalam pengaturan
dunia nyata yang
kompleks.
Manajemen Sumber Daya
Manajemen Sumber
Daya Finansial
(management of financial
resources)
Menentukan bagaimana
uang akan dihabiskan
untuk menyelesaikan
pekerjaan, dan
memperhitungkan
pengeluaran ini.
Mengenali uang sebagai
alat tukar/pembayaran
Memahami nilai
uang dan fungsi
menabung, serta
menimbang-
nimbang untuk rugi
dalam memberi
barang dengan uang
Membuat
perencanaan
keuangan sendiri
(pemasukan dan
pengeluaran) dan
menggunakan strategi
menghemat uang
Membuat
perencanaan
keuangan usaha dan
menggunakan strategi
mendapatkan
keuntungan
Manajemen Sumber
Daya Material
(management of material
resources)
Memperoleh dan melihat
penggunaan peralatan,
fasilitas, dan material
yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan
tertentu.
Membuat kerajinan
tangan sederhana dengan
menggunakan alat dan
menggunakan
bahan/material
sederhana
Merencanakan,
merancang dan
membuat kerajinan
tangan sederhana
dengan
menggunakan alat
dan menggunakan
bahan/material
sederhana
Merencanakan,
merancang dan
membuat prakarya
dengan memanfaatkan
berbagai alat dan
bahan/material
kompleks
Merencanakan,
merancang dan
membuat produk yang
layak
dikonsumsi/dipakai
dengan memanfaatkan
berbagai alat dan
bahan/material
kompleks
Manajemen
orang/sumber daya
manusia
(people/personnel
resources management)
Memotivasi,
mengembangkan dan
mengarahkan orang saat
mereka bekerja,
mengidentifikasi orang-
orang terbaik untuk
pekerjaan itu.
Berbagi tugas atau peran
dengan teman
Membagi tugas atau
peran berdasarkan
karakteristik dan
kekhasan
kemampuan anggota
kelompok
Memotivasi dan
mengarahkan teman
dalam kelompok saat
mereka bekerja, serta
membagi tugas atau
peran berdasarkan
karakteristik dan
kekhasan kemampuan
anggota kelompok.
Memotivasi,
mengembangkan dan
mengarahkan orang
saat mereka bekerja,
mengidentifikasi
orang-orang terbaik
untuk menyelesaikan
pekerjaan dna
mencapai tujuan
Manajemen Waktu (time
management)
Mengelola waktu sendiri
dan waktu orang lain.
Membedakan durasi
waktu yang sebentar dan
lama; memahami bahwa
setiap kegiatan memiliki
awal dan akhir dalam
rentang waktu tertentu
Memperkirakan
waktu yang
diperlukan untuk
melaksanakan
sebuah kegiatan;
membuat jadwal
harian
Merencanakan dan
mengatur penggunaan
waktu dalam
seminggu untuk
melaksanakan
berbagai kegiatan;
membuat jadwal
harian secara rinci
Merencanakan dan
mengatur penggunaan
waktu bulanan disertai
dengan penentuan
prioritas berdasarkan
urgensi dan
pentingnya kegiatan
dalam rangka
mencapai tujuan
tertentu
Keterampilan Sosial (Social Skills)
Koordinasi
(coordination)
Mengikuti gerakan yang
dicontohkan orang lain;
bersama-sama
Menyelaraskan
tindakan dengan
tindakan orang lain
Menyesuaikan
tindakan dengan
tindakan orang lain
Menyesuaikan
tindakan dengan
tindakan orang lain
35
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
Menyesuaikan tindakan
terkait dengan tindakan
orang lain.
melakukan aktivitas fisik
tertentu dengan gerakan
yang relatif serupa
dalam sebuah kerja
sama melaksanakan
kegiatan kelompok
dan tujuan kelompok
dalam rangka
mencapai tujuan
kelompok
dan tujuan pekerjaan
dalam rangka
mencapai tujuan
bersama (kelompok,
organisasi)
Menginstruksikan
(instruction)
Mengajari orang lain
cara melakukan sesuatu.
Menunjukkan tindakan
sederhana tertentu pada
orang lain
Memberi contoh
kepada orang lain
untuk menampilkan
serangkaian
tindakan tertentu
Memberi penjelasan
konkrit dan
operasional kepada
orang lain untuk
melakukan
serangkaian tindakan
sesuai dengan
prosedur tertentu
Memberi penjelasan
konkrit dan
operasional kepada
orang lain untuk
melakukan
serangkaian tindakan
sesuai dengan
prosedur tertentu
dalam rangka
penyelesaian tugas
tertentu
Negosiasi (negotiation)
Menyatukan orang lain
dan mencoba
mendamaikan perbedaan.
Meminta teman
berdamai dengan
bersalaman dan saling
memaafkan
Mempertemukan
teman yang bertikai
untuk berdamai
dengan
mengemukakan
keuntungan berdama
Menyatukan orang
lain dan mencoba
mendamaikan dengan
mengedepankan
persamaan dan
mengesampingkan
perbedaan
Menyatukan orang
lain dan mencoba
mendamaikan dengan
mengedepankan
persamaan dan
menunjukkan bahwa
perbedaan akan
menguntungkan jika
dipadu secara tepat
dan serasi
Persuasi (persuasion)
Membujuk orang lain
untuk mengubah pikiran
atau perilaku mereka.
Mengajak orang lain
melakukan sesuatu
dengan menjelaskan
kebaikan dari sesuatu itu
Mengajak orang lain
melakukan sesuatu
dengan menjelaskan
kebaikan dari
sesuatu itu dan
kerugian jika tidak
melakukan itu
Membujuk orang lain
untuk mengubah
pikiran atau perilaku
mereka dengan
menunjukkan hal baik
atau keuntungan dari
perubahan
Membujuk orang lain
untuk mengubah
pikiran atau perilaku
mereka dengan
menunjukkan hal baik
atau keuntungan dari
perubahan, serta
menyadarkan bahwa
perubahan itu
merupakan hal yang
tepat untuk dilakukan
Orientasi Servis (Service
Orientation)
Secara aktif mencari cara
untuk membantu orang.
Membantu orang lain
mengerjakan tugas
sederhana tertentu
Membantu orang
lain dengan cara
melakukan tindakan
kongkret yang
dibutuhkan
Membantu orang lain
dengan cara
melakukan tindakan
yang dibutuhkan
disertai dengan ikut
mengantisipasi hal-hal
yang diperlukan orang
lain
Membantu orang lain
dengan berbagai cara
yang dibutuhkan
disertai dengan ikut
mengantisipasi hal-hal
yang diperlukan orang
lain dan memastikan
tercapainya tujuan
orang lain
Persepsi Sosial (social
perceptiveness)
Menyadari reaksi orang
lain dan memahami
mengapa mereka
bereaksi seperti yang
mereka lakukan.
Mengetahui berbagai
reaksi orang lain dan
penyebabnya
Memahami
mengapa orang lain
bereaksi tertentu
dalam berbagai
konteks dan situasi
Memahami mengapa
orang lain bereaksi
tertentu dan
melakukan tindakan
tertentu agar reaksi
yang diharapkan
ditampilkan orang lain
Memahami mengapa
orang lain bereaksi
tertentu dan
melakukan tindakan
tertentu agar reaksi
yang diharapkan
ditampilkan orang lain
dalam rangka
36
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
penyelesaian
pekerjaan dan
pencapaian tujuan
Keterampilan Sistemik (Systems Skills)
Memutuskan dan
membuat keputusan
(judgment and decision
making)
Mempertimbangkan
biaya dan manfaat relatif
dari berbagai tindakan
potensial untuk memilih
yang paling tepat.
- Mempelajari
langkah dasar
pembuatan
keputusan
Membuat keputusan
yang sulit
Membuat keputusan
tentang rencana hidup
yang penting
Analisis sistem (systems
analysis)
Menentukan bagaimana
sistem harus bekerja dan
bagaimana perubahan
kondisi, operasi, dan
lingkungan akan
mempengaruhi hasil.
- Memahami
bagaimana sistem
sederhana bekerja
dan bagaimana
perubahan akan
mempengaruhi hasil
Memahami
bagaimana sistem
bekerja dan
bagaimana perubahan
kondisi, operasi, dan
lingkungan akan
mempengaruhi hasil
Secara aktif ikut
menentukan
bagaimana sistem
harus bekerja dan
bagaimana perubahan
kondisi, operasi, dan
lingkungan akan
mempengaruhi hasil
dna pencapaian
tujuan.
Evaluasi sistem (system
evaluation)
Mengenali ukuran atau
indikator kinerja sistem
dan tindakan yang
diperlukan untuk
meningkatkan atau
memperbaiki kinerja,
relatif terhadap tujuan
sistem.
- Memahami ukuran
atau indikator
kinerja sistem
sederhana
Mengenali ukuran
atau indikator kinerja
sistem sederhana dan
tindakan yang
diperlukan untuk
meningkatkan atau
memperbaiki kinerja,
relatif terhadap tujuan
sistem.
Mengenali ukuran
atau indikator kinerja
sistem dan tindakan
yang diperlukan untuk
meningkatkan atau
memperbaiki kinerja,
relatif terhadap
penyelesaian
pekerjaan dan tujuan
sistem
Keterampilan Teknis (Technical Skills)
Perawatan peralatan
(equipment maintenance)
Melakukan perawatan
rutin pada peralatan dan
menentukan kapan dan
jenis perawatan apa yang
dibutuhkan.
- Memahami
pentingnya
perawatan rutin pada
peralatan dan
mengetahui kapan
dan jenis perawatan
apa yang
dibutuhkan.
Melakukan perawatan
rutin pada peralatan
yang digunakan dalam
mengerjakan tugas
dan menentukan
kapan dan jenis
perawatan apa yang
dibutuhkan
Melakukan perawatan
rutin pada peralatan
kerja dan menentukan
kapan dan jenis
perawatan apa yang
dibutuhkan
Pemilihan peralatan
(equipment selection)
Menentukan jenis alat
dan peralatan yang
dibutuhkan untuk
melakukan suatu
pekerjaan.-
- Memahami jenis alat
dan peralatan yang
dibutuhkan untuk
melakukan suatu
pekerjaan
Menentukan jenis alat
dan peralatan yang
dibutuhkan untuk
melakukan suatu
tugas
Menentukan jenis alat
dan peralatan yang
dibutuhkan untuk
melakukan suatu
pekerjaan yang
sedang dijalani
37
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
Pemasangan
(installation)
Memasang/menginstal
peralatan, mesin, kabel,
atau program untuk
memenuhi spesifikasi.
- Memahami bahwa
peralatan, mesin,
kabel, atau program
tertentu perlu
dipasang/diinstal
Memasang/menginstal
peralatan, mesin,
kabel, atau program
untuk memenuhi
spesifikasi tugas yang
sedang dikerjakan
Memasang/menginstal
peralatan, mesin,
kabel, atau program
untuk memenuhi
spesifikasi pekerjaan
yang dijalani
Operasi dan kontrol
(operation and control)
Mengontrol operasi
peralatan atau sistem.
- Memahami perlunya
nengontrol operasi
peralatan atau sistem
dalam menjalankan
tugas atau
menyelesaikan
pekerjaan
Mengontrol operasi
peralatan atau sistem
yang diperlukan
dalam mengerjakan
tugas
Mengontrol operasi
peralatan atau sistem
di tempat kerja untuk
menjaga agar proses
kerja tetap berjalan
baik dan
menghasilkan luaran
yang baik
Pemantauan operasi
(operation monitoring)
Mengamati pengukur,
tombol, atau indikator
lain untuk memastikan
mesin bekerja dengan
baik.
- Memahami bahwa
proses kerja mesin
perlu dipantau
secara cermat dan
konsisten
Mengamati pengukur,
tombol, atau indikator
lain untuk
memastikan mesin
bekerja dengan baik
dalam proses
penyelesaian tugas
Mengamati pengukur,
tombol, atau indikator
lain untuk
memastikan mesin
bekerja dengan baik
dalam rangka menjaga
berlangsungbaiknya
pelaksanaan pekerjaan
dan pencapaian tujuan
Analisis operasi
(operation analysis)
Menganalisis kebutuhan
dan persyaratan produk
yang mendasari
pembuatan desain.
- - Memahami bahwa
sebuah desain dibuat
berdasarkan
kebutuhan dan
persyaratan produk
yang akan diproduksi
Menganalisis
kebutuhan dan
persyaratan produk
untuk dapat
menentukan seperti
apa desain yang
diperlukan
Pemprograman
(programming)
Menulis program
komputer untuk berbagai
keperluan.
- Membuat program
komputer sederhana
Membuat program
komputer yang
diperlukan untuk
membantu
pelaksanaan tugas
Membuat program
komputer yang
diperlukan untuk
membantu
pelaksanaan tugas di
tempat kerja dalam
rangka meningkatkan
efisiensi
perusahaan/organisasi
Analisis pengendalian
mutu (quality control
analysis)
Melakukan tes dan
inspeksi produk, layanan,
atau proses untuk
mengevaluasi
mutu/kualitas atau
kinerja.
- - Memahami
pentingnya tes dan
inspeksi produk,
layanan, atau proses
untuk mengevaluasi
mutu/kualitas atau
kinerja
Melakukan tes dan
inspeksi produk,
layanan, atau proses
untuk mengevaluasi
mutu/kualitas atau
kinerja di tempat kerja
dalam rangka
meningkatkan
efisiensi
perusahaan/organisasi
Perbaikan (repairing) - Memahami perlunya
memperbaiki mesin
atau sistem
Memperbaiki mesin
sederhana atau sistem
sederhana
Memperbaiki mesin
atau sistem
menggunakan alat
yang dibutuhkan di
38
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
Memperbaiki mesin atau
sistem menggunakan alat
yang dibutuhkan.
menggunakan alat
yang dibutuhkan
menggunakan alat
yang dibutuhkan
tempat kerja dalam
rangka meningkatkan
efisiensi
perusahaan/organisasi
Desain teknologi
(technology design)
Menghasilkan atau
mengadaptasi peralatan
dan teknologi untuk
melayani kebutuhan
pengguna.
- Memahami perlunya
menghasilkan atau
mengadaptasi
peralatan dan
teknologi untuk
melayani kebutuhan
pengguna
Menghasilkan atau
mengadaptasi
peralatan dan
teknologi sederhana
untuk memudahkan
penyelesaian tugas
Menghasilkan atau
mengadaptasi
peralatan dan
teknologi untuk
melayani kebutuhan
pengguna di tempat
kerja dalam rangka
meningkatkan
efisiensi
perusahaan/organisasi
Pemecahan masalah
(troubleshooting)
Menentukan penyebab
kesalahan operasi dan
memutuskan apa yang
harus dilakukan tentang
hal itu.
- Memahami
pentingnya
mengetahui
penyebab kesalahan
operasi dan
memutuskan apa
yang harus
dilakukan tentang
hal itu
Menentukan
penyebab kesalahan
operasi sederhana dan
memutuskan apa yang
harus dilakukan
tentang hal itu
Menentukan
penyebab kesalahan
operasi dan
memutuskan apa yang
harus dilakukan
tentang hal itu di
tempat kerja dalam
rangka meningkatkan
efisiensi
perusahaan/organisasi
MINAT OKUPEASIONAL
Realistik
Kegiatan bekerja yang
melibatkan hal yang
bersifat praktis,
pendekatan langsung
dalam mencari solusi
terhadap suatu masalah.
Biasanya mengurus
tentang tanaman,
binatang, dan sumber
daya material (e.g. kayu,
peralatan, dan mesin)
Menunjukkan
ketertarikan
Menampilkan
keterlibatan jika
diinstruksikan
Menampilkan
keterlibatan rutin
Menunjukkan inisiatif
keterlibatan rutin
Investigatif
Kegiatan bekerja yang
berfokus pada ide-ide
dan membutuhkan proses
berpikir dengan jumlah
yang besar (ekstensif).
Pekerjaan-pekerjaan ini
melibatkan pencarian
fakta dan pemecahan
masalah secara mental.
Menunjukkan
ketertarikan
Menampilkan
keterlibatan jika
diinstruksikan
Menampilkan
keterlibatan rutin
Menunjukkan inisiatif
keterlibatan rutin
Artistik
Kegiatan bekerja yang
melibatkan bentuk,
desain, dan pola.
Menunjukkan
ketertarikan
Menampilkan
keterlibatan jika
diinstruksikan
Menampilkan
keterlibatan rutin
Menunjukkan inisiatif
keterlibatan rutin
39
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
Kegiatan bekerja ini
membutuhkan ekspresi
diri dan tidak ada aturan
yang ketat perihal
melakukan pekerjaan ini.
Sosial
Kegiatan bekerja dengan
fokus pada keterlibatan,
komunikasi, serta
mengajarkan orang lain.
Pekerjaan-pekerjaan ini
melibatkan servis dan
bantuan untuk orang lain.
Menunjukkan
ketertarikan
Menampilkan
keterlibatan jika
diinstruksikan
Menampilkan
keterlibatan rutin
Menunjukkan inisiatif
keterlibatan rutin
Kewirausahaan
Kegiatan bekerja yang
memiliki fokus pada
memulai serta
melaksanakan proyek-
proyek. Pekerjaan ini
melibatkan kegiatan
memimpin orang lain
dan pembuatan
keputusan. Kadang
membutuhkan
kemampuan untuk
mengambil resiko dan
biasanya berkutat pada
bisnis.
Menunjukkan
ketertarikan
Menampilkan
keterlibatan jika
diinstruksikan
Menampilkan
keterlibatan rutin
Menunjukkan inisiatif
keterlibatan rutin
Konvensional
Kegiatan bekerja yang
biasanya memiliki suatu
bentuk prosedur dan
rutin tertentu. Pekerjaan-
pekerjaan ini lebih
melibatkan data dan detil
dibandingkan ide.
Biasanya ada suatu
bentuk instruksi yang
harus diikuti.
Menunjukkan
ketertarikan
Menampilkan
keterlibatan jika
diinstruksikan
Menampilkan
keterlibatan rutin
Menunjukkan inisiatif
keterlibatan rutin
NILAI KERJA
Pencapaian
(achievement)
Pekerjaan yang
memuaskan nilai kerja
ini berorientasi pada
hasil dan memungkinkan
siswa/pekerja/karyawan
menggunakan
kemampuan mereka yang
Mengetahui dan
mengingat nilai
Menerapkan nilai
dengan
pengkondisian
menggunakan
konsekuensi
(reward/punishment)
Menginternalisasi
nilai
Menjaga nilai
40
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
paling kuat, memberi
mereka perasaan prestasi.
Kemandirian
(independence)
Pekerjaan yang
memuaskan nilai kerja
ini memungkinkan
karyawan untuk bekerja
sendiri dan membuat
keputusan.
Mengetahui dan
mengingat nilai
Menerapkan nilai
dengan
pengkondisian
menggunakan
konsekuensi
(reward/punishment)
Menginternalisasi
nilai
Menjaga nilai
Rekognisi/pengakuan
(recognition)
Pekerjaan yang
memuaskan nilai kerja
ini menawarkan
kemajuan, potensi
kepemimpinan, dan
sering dianggap
bergengsi.
Mengetahui dan
mengingat nilai
Menerapkan nilai
dengan
pengkondisian
menggunakan
konsekuensi
(reward/punishment)
Menginternalisasi
nilai
Menjaga nilai
Hubungan (relationship)
Pekerjaan yang
memuaskan nilai kerja
ini memungkinkan
karyawan untuk
memberikan layanan
kepada orang lain dan
bekerja dengan rekan
kerja di lingkungan yang
tidak kompetitif dan
ramah.
Mengetahui dan
mengingat nilai
Menerapkan nilai
dengan
pengkondisian
menggunakan
konsekuensi
(reward/punishment)
Menginternalisasi
nilai
Menjaga nilai
Dukungan (support)
Pekerjaan yang
memenuhi nilai kerja ini
menawarkan manajemen
yang mendukung yang
berdiri di belakang
karyawan.
Mengetahui dan
mengingat nilai
Menerapkan nilai
dengan
pengkondisian
menggunakan
konsekuensi
(reward/punishment)
Menginternalisasi
nilai
Menjaga nilai
Kondisi Kerja (working
condition)
Pekerjaan yang
memenuhi nilai kerja ini
menawarkan keamanan
kerja dan kondisi kerja
yang baik.
Mengetahui dan
mengingat nilai
Menerapkan nilai
dengan
pengkondisian
menggunakan
konsekuensi
(reward/punishment)
Menginternalisasi
nilai
Menjaga nilai
GAYA KERJA
Pencapaian/usaha
(achievement/effort)
Pekerjaan menuntut
Tampil jika disertai
dengan instruksi dan
fasilitasi
Tampil dalam tugas-
tugas yang memiliki
Tampil dalam setiap
tugas yang diberikan
pihak luar
Menjadi pola rutin
dalam setiap kegiatan
menyelesaikan tugas
41
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
adanya penegakan dan
penjagaan tujuan
pencapaian/prestasi yang
menantang secara pribadi
dan mengerahkan upaya
untuk menguasai tugas.
karakteristik sesuai
gaya kerja ini
Adaptabilitas/fleksibilitas
(adaptability/flexibility)
Pekerjaan menuntut sifat
terbuka untuk berubah
(positif atau negatif) dan
beragam di tempat kerja.
Tampil jika disertai
dengan instruksi dan
fasilitasi
Tampil dalam tugas-
tugas yang memiliki
karakteristik sesuai
gaya kerja ini
Tampil dalam setiap
tugas yang diberikan
pihak luar
Menjadi pola rutin
dalam setiap kegiatan
menyelesaikan tugas
Berpikir analitik
(analytical thinking)
Pekerjaan menuntut
analisis informasi dan
penggunaan logika untuk
mengatasi isu dan
masalah yang terkait
dengan pekerjaan.
Tampil jika disertai
dengan instruksi dan
fasilitasi
Tampil dalam tugas-
tugas yang memiliki
karakteristik sesuai
gaya kerja ini
Tampil dalam setiap
tugas yang diberikan
pihak luar
Menjadi pola rutin
dalam setiap kegiatan
menyelesaikan tugas
Perhatian/atensi terhadap
detil (attention to detail)
Pekerjaan menuntut
kehati-hatian terhadap
detail dan perhatian
menyeluruh dalam
menyelesaikan tugas
kerja.
Tampil jika disertai
dengan instruksi dan
fasilitasi
Tampil dalam tugas-
tugas yang memiliki
karakteristik sesuai
gaya kerja ini
Tampil dalam setiap
tugas yang diberikan
pihak luar
Menjadi pola rutin
dalam setiap kegiatan
menyelesaikan tugas
Kepedulian terhadap
orang lain (concern for
others)
Pekerjaan menuntut
kepekaan terhadap
kebutuhan dan perasaan
orang lain serta
pengertian dan
membantu dalam
pekerjaan.
Tampil jika disertai
dengan instruksi dan
fasilitasi
Tampil dalam tugas-
tugas yang memiliki
karakteristik sesuai
gaya kerja ini
Tampil dalam setiap
tugas yang diberikan
pihak luar
Menjadi pola rutin
dalam setiap kegiatan
menyelesaikan tugas
Kerjasama (cooperation)
Pekerjaan membutuhkan
perasaan senang berada
bersama dengan orang
lain dalam pekerjaan dan
menunjukkan sikap
kooperatif yang baik hati.
Tampil jika disertai
dengan instruksi dan
fasilitasi
Tampil dalam tugas-
tugas yang memiliki
karakteristik sesuai
gaya kerja ini
Tampil dalam setiap
tugas yang diberikan
pihak luar
Menjadi pola rutin
dalam setiap kegiatan
menyelesaikan tugas
Dapat diandalkan
(dependability)
Tampil jika disertai
dengan instruksi dan
fasilitasi
Tampil dalam tugas-
tugas yang memiliki
Tampil dalam setiap
tugas yang diberikan
pihak luar
Menjadi pola rutin
dalam setiap kegiatan
menyelesaikan tugas
42
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
Pekerjaan menuntut
keandalan, tanggung
jawab, dan dapat
diandalkan, serta
memenuhi kewajiban.
karakteristik sesuai
gaya kerja ini
Kemandirian
(independence)
Pekerjaan membutuhkan
pengembangan cara
sendiri dalam melakukan
sesuatu, membimbing
diri sendiri dengan
sedikit atau tanpa
pengawasan, dan
bergantung pada diri
sendiri untuk
menyelesaikan sesuatu.
Tampil jika disertai
dengan instruksi dan
fasilitasi
Tampil dalam tugas-
tugas yang memiliki
karakteristik sesuai
gaya kerja ini
Tampil dalam setiap
tugas yang diberikan
pihak luar
Menjadi pola rutin
dalam setiap kegiatan
menyelesaikan tugas
Inisiatif (initiative)
Pekerjaan membutuhkan
kemauan untuk
mengambil tanggung
jawab dan tantangan.
Tampil jika disertai
dengan instruksi dan
fasilitasi
Tampil dalam tugas-
tugas yang memiliki
karakteristik sesuai
gaya kerja ini
Tampil dalam setiap
tugas yang diberikan
pihak luar
Menjadi pola rutin
dalam setiap kegiatan
menyelesaikan tugas
Inovasi (innovation)
Pekerjaan membutuhkan
kreativitas dan pemikiran
alternatif untuk
mengembangkan ide dan
jawaban baru untuk
masalah yang terkait
dengan pekerjaan.
Tampil jika disertai
dengan instruksi dan
fasilitasi
Tampil dalam tugas-
tugas yang memiliki
karakteristik sesuai
gaya kerja ini
Tampil dalam setiap
tugas yang diberikan
pihak luar
Menjadi pola rutin
dalam setiap kegiatan
menyelesaikan tugas
Integritas (integrity)
Pekerjaan membutuhkan
sifat jujur dan etis.
Tampil jika disertai
dengan instruksi dan
fasilitasi
Tampil dalam tugas-
tugas yang memiliki
karakteristik sesuai
gaya kerja ini
Tampil dalam setiap
tugas yang diberikan
pihak luar
Menjadi pola rutin
dalam setiap kegiatan
menyelesaikan tugas
Kepemimpinan
(leadership)
Pekerjaan membutuhkan
kemauan untuk
memimpin, mengambil
alih, dan menawarkan
pendapat dan arahan.
Tampil jika disertai
dengan instruksi dan
fasilitasi
Tampil dalam tugas-
tugas yang memiliki
karakteristik sesuai
gaya kerja ini
Tampil dalam setiap
tugas yang diberikan
pihak luar
Menjadi pola rutin
dalam setiap kegiatan
menyelesaikan tugas
Persistensi (persistence)
Pekerjaan membutuhkan
kegigihan dalam
menghadapi rintangan.
Tampil jika disertai
dengan instruksi dan
fasilitasi
Tampil dalam tugas-
tugas yang memiliki
karakteristik sesuai
gaya kerja ini
Tampil dalam setiap
tugas yang diberikan
pihak luar
Menjadi pola rutin
dalam setiap kegiatan
menyelesaikan tugas
Kontrol-diri (self-
control)
Tampil jika disertai
dengan instruksi dan
fasilitasi
Tampil dalam tugas-
tugas yang memiliki
Tampil dalam setiap
tugas yang diberikan
pihak luar
Menjadi pola rutin
dalam setiap kegiatan
menyelesaikan tugas
43
KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK
ekerjaan membutuhkan
menjaga ketenangan,
mengendalikan emosi,
mengendalikan amarah,
dan menghindari perilaku
agresif, bahkan dalam
situasi yang sangat sulit.
karakteristik sesuai
gaya kerja ini
Orientasi sosial (social
orientation)
Pekerjaan mensyaratkan
lebih memilih bekerja
dengan orang lain
daripada sendirian, dan
terhubung secara pribadi
dengan orang lain di
tempat kerja.
Tampil jika disertai
dengan instruksi dan
fasilitasi
Tampil dalam tugas-
tugas yang memiliki
karakteristik sesuai
gaya kerja ini
Tampil dalam setiap
tugas yang diberikan
pihak luar
Menjadi pola rutin
dalam setiap kegiatan
menyelesaikan tugas
Toleransi stress (stress
tolerance)
Pekerjaan mengharuskan
menerima kritik dan
berurusan dengan tenang
dan efektif dengan situasi
stres yang tinggi.
Tampil jika disertai
dengan instruksi dan
fasilitasi
Tampil dalam tugas-
tugas yang memiliki
karakteristik sesuai
gaya kerja ini
Tampil dalam setiap
tugas yang diberikan
pihak luar
Menjadi pola rutin
dalam setiap kegiatan
menyelesaikan tugas
C. Tantangan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan Indonesia masih dihadapkan pada masalah akses, pemerataan, dan mutu pendidikan.
Harian Kompas tanggal 23 Maret 2011 melaporkan 88,8% sekolah di Indonesia, mulai dari SD
sampai SMA/SMK belum mencapai standar mutu pelayanan minimal. Sebesar 40,31% dari
201.557 sekolah di Indonesia berada di bawah standar pelayanan minimal, 48,89% berada pada
standar pelayanan minimal, dan hanya 10,15% yang telah memenuhi standar nasional pendidikan.
Prioritas anggaran pendidikan untuk peningkatan kesejahteraan guru yang secara nyata berdampak
pada peningkatan proses belajar-mengajar, dan selanjutnya mutu lulusan dan mutu pendidikan
secara keseluruhan. Berdasarkan Laporan Katarina Tomasevski, Special Rapporteur PBB (2001
dalam Abbas, 2019), meski gaji guru dinaikkan dua-tiga kali lipat, kebijakan itu tidak berdampak
pada perbaikan mutu. Hal ini didukung, jam mengajar guru hanya rata-rata 2,5 jam per hari atau
15 jam per minggu, sehingga banyak guru bekerja rangkap dalam berbagai bentuk, ada yang
berbisnis, honorer dibeberapa sekolah yang menyebabkan tugas utamanya terabaikan.
Guru masih mengejar target kurikulum, peserta didik belum menguasai suatu konsep atau materi,
guru sudah berpindah ke konsep atau materi lain. Peserta didik sampai tamat, tidak menguasai apa-
apa karena hanya mempelajari konsep atau materi sepintas tanpa mengalami bagaimana
menyenangkannya cara mengetahui pengetahuan. Dari situterkesan sekolah di Indonesia hanya
berorientasi pada ijazah, bahkan kasus ijazah palsu di berbagai Kabupaten/Kota.
44
Tantangan dan masalah pendidikan terletak pada absennya orientasi pendidikan pada kapabilitas
manusia dan transformasi struktur sosial-ekonomi (UNESCO 2015; UNDP 2015; Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, 2016). Peserta didik yang hendak dibentuk melalui pendidikan adalah
manusia dengan tiga modalitas utama yakni, kecakapan berpikir, kreativitas teknis, dan sikap kritis
terhadap struktur sosial-ekonomi yang mempengaruhi hidupnya. Praktik demokrasi dan
pembangunan di daerah sangat mempengaruhi kinerja dan kontribusi dunia pendidikan. Tidak
mudah mengharapkan pemerintah daerah mengambil inisiatif mengembangkan, menyesuaikan
dan mengintegrasikan kurikulum nasional sebagai bagian dari agenda pembangunan manusia di
daerah. Konstelasi politik daerah ikut menentukan pimpinan pada dinas pendidikan maupun
sekolah.
Wajib belajar 12 tahun masih belum tercapai, data BPS tahun 2017 melaporkan rata-rata lama
sekolah penduduk Indonesia baru 8,5 tahun. Sekitar 97% anak usia 7 sampai 12 tahun dapat
bersekolah, namun menurut UNICEF sebanyak 2,5 juta anak Indonesia yang seharusnya
bersekolah tidak dapat menikmati pendidikan (600.000 anak usia SD dan 1,9 juta usia SMP).
Skor Programme for Internasional School Assesment (PISA), yang merupakan program penilaian
tingkat dunia untuk menguji performa akademis anak-anak sekolah yang berusia 15 tahun melalui
kemampuan sains, membaca, dan matematika, menempatkan Indonesia pada peringkat 62 untuk
sains, 63 untuk kemampuan matematika, dan 64 untuk kemampuan membaca, dari 70 negara yang
dievaluasi (pisaindonesia.wordpress.com). Capaian global tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan membaca yang diukur melalui angka melek huruf tidaklah cukup. Angka melek huruf
yang menunjukkan angka hampir seratus persen belum mampu mewakili ukuran kemampuan
membaca masyarakat Indonesia7. Hal ini dapat dikarenakan pembelajaran yang tidak tuntas dan
juga rendahnya kompetensi guru. Hasil uji kompetensi guru secara nasional rata-rata hanya
mencapai 53,02. Angka tersebut masih belum mencapai angka standar kompetensi minimal yang
ditetapkan, yakni 55,0 (Kompas, 15/9/2018).
D. Strategi Implementasi
Strategi implementasi untuk mencapai kemampuan yang dibutuhkan di masa depan dapat
dilakukan melalui:
1. Program terpadu
Artinya semua jalur pendidikan baik formal, nonformal, maupun informal dapat menyusun
program untuk menyiapkan kemampuan yang dibutuhkan di masa depan. Level kompetensi
disesuaikan dengan peserta didik yang akan dilayani. Sebagai contoh pada pendidikan layanan
khusus untuk masyarakat adat usia dewasa, maka merujuk pada level kompetensi pada jenjang
SMA dan perlu disesuaikan level kompetensi yang akan disiapkan dengan yang dibutuhkan.
7 Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Potret Pendidikan Indonesia: Statistik Pendidikan 2018, h.19.
45
Untuk penyusunan program terpadu ini, penyelenggara harus melakukan identifikasi terlebih
dahulu karakteristik peserta didik dan kompetensi yang dibutuhkan, setelah itu baru menyusun
program yang diprediksi sesuai dengan kebutuhan masa depannya.
2. Terintegrasi dengan kurikulum nasional
Peta kemampuan yang sudah disusun untuk jenjang PAUD sampai dengan pendidikan
menengah perlu dipetakan terlebih dahulu dan diidentifikasi tingkat kepentingannya.
Kemampuan yang berkaitan dapat dikelompokkan menjadi satu. Setelah pengelompokkan,
dilakukan identifikasi mata pelajaran yang sesuai dengan kelompok kemampuan yang akan
diintegrasikan. Selanjutnya dirancang aktivitas pembelajaran yang dapat menumbuhkan
kemampuan yang dibutuhkan di masa depan sekaligus mencapai tuntutan komptensi yang
diharapkan dari mata pelajaran tersebut.
46
BAB IV
PENUTUP
Pendidikan vokasi tidak sekedar memberikan keterampilan dasar, tetapi juga kemampuan
mengembangkan keterampilan kognitif umum yang dilakukan secara berkesinambungan sebagai
"pembelajaran seumur hidup." Untuk mewujudkan ini diperlukan aksi dari pembuat kebijakan,
bagaimana untuk merancang sistem sekolah yang bergerak menuju pendidikan vokasi yang lebih
baik. Ini sejalan dengan Revolusi Industri Keempat (Industri 4.0) yang didorong terobosan
teknologi dengan adanya internet of things, robotika, dan kecerdasan buatan. Layanan publik
semakin banyak diberikan dan dikelola secara online dalam bentuk 'e-government', 'e-service', 'e-
health', dan 'e-learning' yang dapat memberdayakan individu dengan menawarkan akses yang
lebih luas ke peluang sosial ekonomi di satu sisi. Di sisi lain memaksa masyarakat memiliki
keterampilan digital untuk mengaksesnya. Muatan pendidikan ditujukan untuk menjawab
kebutuhan peserta didik, yang didasarkan pada bagaimana menentukan karir professional,
orientasi nilai yang ingin dibangun, proses pendidikan yang dibutuhkan, dan rencana hidup.
Tantangan masa depan dengan teknologi informasi yang berkembang pesat menjadikan pekerjaan
di masa depan juga berubah dengan cepat. Beberapa pekerjaan kemungkinan akan hilang atau
digantikan mesin dan akan muncul pekerjaan-pekerjaan baru yang tidak terbayangkan saat ini.
Untuk itu penyiapan sumber daya manusia Indonesia masa depan tidak semata bicara tentang
pendidkan vokasi yang menyiapakan peserta didik siap bekerja. Pendidikan juga mulai dirancang
sejak dini bagaimana menyiapkan peserta didik memiliki kemampuan konseptual dasar yang kuat
dan memiliki daya adaptasi yang tinggi.
Demikian halnya dengan dunia pendidikan, hanya mampu memprediksi kemampuan yang
dibutuhkan untuk kehidupan peserta didik di masa depan. Pendidikan tidak dapat terfokus pada
kemampuan-kemampuan teknis yang bersifat khusus, namun perlu diarahkan pada penguasaan
kemampuan dasar yang bersifat general sehingga diharapkan memiliki daya adaptasi yang tinggi
dalam menghadapi perubahan yang cepat di masa depan.
47
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Hafid. 2019. Meluruskan Arah Pendidikan: Isu-Isu Kritis Pendidikan, Solusi dan Prospek
(Jakarta: Kompas Media Nusantara)
Badan Pusat Statistik. 2018. Potret Pendidikan Indonesia: Statistik Pendidikan 2018.
Durkheim, Emile. 1956. Education and Sociology. (New York: Free Press).
Durkheim, Emile. 1990. Pendidikan Moral Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan,
Alih bahasa: Lukas Ginting (Jakarta:Erlangga).
Hanushek, Eric A. et.al. 2017. General Education, Vocational Education, and Labor-Market
Outcomes over the Lifecycle, The Journal of Human Resources, doi:10.3368/jhr.52.1.0415-
7074R.
Joesoef, Daoed. 2014. Studi Strategi: Logika Ketahanan dan Pembangunan Nasional (Jakarta:
Kompas Media Nusantara).
Joesoef, Daoed. 2018. Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya (Jakarta: Kompas Media
Nusantara).
Lie, Anita. 2004. Pendidikan Manusia Indonesia, dalam Pendidikan Manusia Indonesia, disunting
oleh Widiatono, TD (Jakarta: Kompas dan Yayasan Toyota dan Astra).
Martono, Nanang. 2014. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern,
dan Poskolonial (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada).
National Center for O*NET Development. O*NET OnLine. Retrieved January 6, 2018, from
https://www.onetonline.org/
Novikova et.al.. 2018. Sociological Portrait of Applicants and Students of the Most Popular and
Perspective Specialties of Secondary Vocational Education: A Comparative Aspect,
Journal of Social Studies Education Research 2018: 9 (1), 124-139.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan.2016. Naskah Konsep Dasar Penelitian: Profil Lulusan
Pendidikan Dasar Terhadap Pembangunan Manusia dalam Rangka Pengembangan
Kebijakan Kurikulum Masa Depan.
Takwin, Bagus. 2018. Proyeksi Pasar Kerja Indonesia di Masa Depan. Makalah pada diskusi rutin
di Bidang Studi Psikologi Sosial Fakultas Piskologi Universitas Indonesia.
Unesco. 2018. Skills for a Connected World: Concept Note (Unesco Paris: Mobile Learning Week)
Suryadi, Ace. 2014. Pendidikan Indonesia Menuju 2025: Permasalahan, Tantangan & Alternatif
Kebijakan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)
https://www.onetonline.org/ diakses tanggal 2 Juli 2019
top related