naskah akademikaipgi.org/docaipgi/nasskah akademik uji kompetensi gizi.pdf · 2017-03-27 · undang...

Post on 01-Apr-2019

227 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

1

NASKAH AKADEMIK

UJI KOMPETENSI GIZI MULTI STRATA

(D III, D IV, S1, dan PROFESI GIZI)

ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI GIZI INDONESIA (AIPGI)

DAN

PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA (PERSAGI)

JAKARTA 2014

2

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka mengimplementasikan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) pada Institusi

Pendidikan Vokasi, Akademik dan Profesi Gizi, khususnya dalam hal menjamin mutu lulusan,

maka diperlukan standardisasi mutu lulusan melalui uji kompetensi. Untuk itu, perlu

diimplementasikan uji kompetensi yang bermutu, sebagai bagian dari proses evaluasi

pembelajaran yang terintegrasi dalam sistem pendidikan.

Uji Kompetensi bagi tenaga Gizi Indonesia akan dilakukan berdasarkan amanat Undang-

Undang No.12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan UU No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, yang kemudian di tindak lanjuti dengan dikeluarkannya

PermendikbudNo.83 tahun 2013 tentang Sertifikasi Kompetensi,Permenkes No. 46 tahun 2013

tentang Registrasi Tenaga Kesehatan serta Permenkes Nomor 26 Tahun 2013 tentang

pekerjaan dan praktek tenaga gizi. Selain itu diterbitkan juga Peraturan bersama Menteri

Kesehatan Republik Indonesia dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 36 tahun 2013 dan Nomor : l/iv/pb/2013.

Tentang uji kompetensi bagi mahasiswa perguruan tinggi bidangKesehatan

Merujuk pada Permendikbud No.83 tahun 2013tentang Sertifikasi Kompetensi dimana uji

kompetensi dilakukan sebagai Exit Exam sehingga uji kompetensi dilaksanakan pada tahap

akhir pendidikan setelah yudisium. Implementasi uji kompetensi sebagai exit exam akan

mengurangi dampak negatif dari banyaknya jumlah retaker karena persiapan uji kompetensi

serta pembinaan retaker akan dilakukan langsung di bawah tanggungjawab Institusi Pendidikan

Vokasi, Akademik dan Profesi Gizi.

Dengan demikian langkah pencegahan terhadap praktik profesi Gizi secara ilegal (tanpa Surat

Tanda Registrasi dan Surat Ijin Praktik) dapat diwujudkan, sehingga kualitas pelayanan

kesehatan semakin meningkat.

Dalam Peraturan bersama Menteri Kesehatan Republik Indonesia dan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2013 dan Nomor : l/iv/pb/2013 maka

Penyelenggaraan uji kompetensi bertujuan untuk menghasilkan tenaga gizi yang kompeten

sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan capaian pembelajaran yang disepakati oleh

Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia.

Secara rinci disebutkan bahwa Uji kompetensi bagi mahasiswa merupakan bagian dari

penilaian hasil belajar.

Berdasarkan Permendikbud 81 tahun 2014 tentang Ijazah, Sertifkat Kompetensi dan Sertifikat

Profesi, maka peserta yang lulus uji kompetensi berhak memperoleh sertifikat

kompetensi.Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan oleh

4

Perguruan Tinggi.Perguruan Tinggi mendaftarkan Sertifikat Kompetensi kepada MTKI untuk

mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) bagi pemegang sertifikat.

Adapun Uji kompetensi dilakukan oleh perguruan tinggi bekerja sama dengan organisasi profesi

dan Lembaga Pengembangan Uji Kompetensi (LPUK).Maka untuk menjalankan amanah pada

SKB tersebut, disusun Petunjuk Teknis agar pimpinan Institusi Vokasi Gizi dan profesi Gizi

dapat lebih memahami latar belakang, arah kebijakan dan teknis pelaksanaan sistem uji

kompetensi.

Untuk memberikan penjelasan lebih rinci mengenai teknis pelaksanaan kebijakan ini, maka

perlu dibuat petunjuk teknis untuk mengantisipasi kemungkinan permasalahan yang dapat

timbul akibat implementasi Surat Edaran ini, seperti masa studi yang kemungkinan akan

semakin panjang dengan konsekuensi berkurangnya jumlah tenaga gizi yang dihasilkan, atau

meningkatnya pembiayaan pendidikan. Untuk itu, petunjuk teknis ini akan memberikan

justifikasi hal-hal tersebut secara lebih detail. Petunjuk teknis ini dilengkapi dengan pedoman

mengenai teknis pelaksanaan uji kompetensi

Untuk memperjelas pelaksanaan Uji Kompetensi (UK) perlu disusun Panduan pelaksanaan Uji

Kompetensi sebagai acuan bagi semua pihak terkait, yaitu DIKTI, LPUK/HPEQ, MTKI,

Organisasi Profesi (PERSAGI ), Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Bidang GIZI (AIPGI),

Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan, serta calon peserta Uji Kompetensi. Dalam

panduan ini diuraikan proses pelaksanaan Uji Kompetensi mulai Pra Uji, Pelaksanaan Uji dan

Pasca Uji, peran dan fungsi serta kewajiban dan tanggungjawab dari seluruh pihak (Stake

Holder) dari setiap fase kegiatan UK.

Peraturan Bersama Menteri Kesehatan RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor

36 tahun 2013 dan Nomor 1/IV/PB/2013 tentang Uji Kompetensi bagi Mahasiswa Perguruan

Tinggi Bidang Kesehatan. Memperhatikan SKB tersebut maka untuk mahasiswa Program

Diploma III Gizi tenaga kesehatan akan dimulai tahun 2014.

1.2 Tujuan

Tujuan Umum Uji Kompetensi adalah menghasilkan tenaga gizi yang kompeten sesuai

dengan standar kompetensi lulusan dan capaian pembelajaran program Diploma III Gizi,

Diploma IV Gizi, Sarjana Gizi dan Profesi Gizi.

.

Tujuan Khusus:

1) Uji kompetensi ditujukan untuk menjamin lulusan pendidikan tinggi gizi yang kompeten

dan terstandar secara nasional sehingga bisa melindungi masyarakat

2) Uji kompetensi untuk menguji pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar untuk

praktik kegizian dan mendorong pembelajaran sepanjang hayat

3) Uji kompetensi sebagai metode asesmen kompetensi dalam pengelolaan pasien yang

aman dan efektif dalam pelayanan Gizi pada masyarakat

5

4) Untuk Menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai dasar untuk melakukan

praktik Kegizian /pelayanan Gizi

5) Memberikan umpan balik proses pendidikan pada program Diploma III Gizi, Diploma IV

Gizi, Sarjana Gizi dan Profesi Gizi

6) Memantau mutu program Diploma III Gizi, Diploma IV Gizi, Sarjana Gizi dan Profesi Gizi

1.3 Ruang Lingkup

Petunjuk teknis ini mengatur hal-hal sebagai berikut:

1) Prinsip Dasar Uji

2) Metode uji

3) Materi Uji

4) Penyelenggaraan Uji

6

1.4 Dasar Kebijakan

Arah kebijakan pelaksanaan uji kompetensi didasarkan pada landasan yuridis, filosofis,

sosiologis dan teknis berikut ini:

1.4.1. Landasan Yuridis

Penetapan kebijakan implementasi uji kompetensi sebagai uji nasional pada tahap akhir

program pendidikan merujuk pada berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Landasan yuridis kebijakan meliputi:

1. Undang-Undang No.12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

2. UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

3. UU Nomor 36 tahun 2009 tentangKesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1996 Nomor 49);

4. UU No.36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

5. Permendikbud No.49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

6. Permendikbud No.83 Tahun 2013,tentang Sertifikat kompetensi.

7. Permenkes No. 26, Tahun 2013, tentang Pekerjaan dan Praktek Tenaga Gizi,

8. Permenkes No.46,Tahun 2013, tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.

9. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional

Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 24)

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Kesehatan;

11. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2013 dan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 1/IV/PB/2013 tanggal 30 April 2013 tentang Uji Kompetensi

Bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Bidang Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2013 Nomor 650);

12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga

Kesehatan (pengganti PM Kes nomor 1796 tahun 2011);

13. Permendikbud RI No. 81 tahun 2014, tanggal 20 Agustus 2014, tentang Ijasah,

Sertifikat Kompetensi dan Sertifikat profesi

14. PermenDikbud no.73, tahun 2013 tentang KKNI

15. Permendikbud no.83, tahun 2013 tentang Sertifikat kompetensi

7

1.4.2. Landasan Filosofis

Landasan filosofis ini menjadi dasar yang terus menyertai dalam pengembangan sistem

uji kompetensi sebagai uji nasional pada tahap akhir program pendidikan sebelum

mengambil sumpah sebagai tenaga gizi

a) Standardisasi Elemen Kompetensi

Kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,

dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

1) Landasan kepribadian

Penanaman kepribadian sesuai dengan karakter bangsa kepada peserta didik

merupakan nilai yang tidak dapat dipisahkan dari kompetensi Tenaga gizi. Pribadi yang

luhur serta menjunjung tinggi nilai-nilai profesinya akan menjadi modal penting bagi calon

lulusan pendidikan tinggi tenaga kesehatan dalam menjalankan pekerjaan dan praktik

profesinya di masyarakat.

2) Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian ilmu dan keterampilan

yang dikuasai sikap dan perilaku merupakan cerminan dari kepribadian dalam

berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan. Standardisasi sikap

dan perilaku serta Etika profesi tenaga gizidalam kaitan dengan pekerjaan dan praktik

keprofesiannya amat diperlukan untuk menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan

yang baik serta menjunjung tinggi harkat dan martabat pasien/klien .

3) Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Uji kompetensi bertujuan untuk memastikan lulusan D III,D IVSarjana Gizi , dan Profesi Gizi

telah menguasai ilmu pengetahuan serta teknologiyang berkaitan dengan profesinya serta

menghindari dilaksanakannya praktik profesi oleh tenaga kesehatan yang tidak kompeten.

Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi ini menunjukkan tingkat pemahaman serta

kesiapan lulusan D III,D IVSarjana Gizi , dan Profesi Gizidalam menjalankan pekerjaan dan

praktik profesinya. Pengetahuan dan teknologi menjadi modal kuat dalam menghadapi berbagai

persoalan yang mungkin muncul di masyarakat terutama yang berkaitan langsung dengan

profesinya.

4) Kemampuan dan keterampilan berkarya

Uji kompetensi bertujuan untuk memastikan lulusan D III,D IVSarjana Gizi , dan Profesi

Giziuntuk memastikan metode yang digunakan oleh lulusan telah sesuai dengan kaidah yang

berlaku untuk keterampilan berkarya. Perlu diakui bersama bahwa variabilitas kemampuan

institusi pendidikan dalam menjalankan proses pendidikan masih cukup tinggi. Standarisasi

8

kemampuan dan keterampilan diperlukan dalam upaya pemerataan akses terhadap pelayanan

kesehatan di Indonesia melalui mobilisasi tenaga gizi antar daerah.

5) Penguasaan kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam

berkarya

Salah satu elemen kompetensi lain yang turut menjadi dasar keberhasilan pekerjaan dan

praktik profesi adalah penguasaan kaidah berkehidupan bermasyarakat. Elemen kompetensi ini

harus dikuasai oleh lulusan gizi sebelum lulus dari institusi pendidikan.

b) Pilar Profesionalisme dan Tujuan Dasar Uji Kompetensi

Profesionalisme dibangun dengan berdasarkan pada 3 prinsip utama, yaitu:

1) kompetensi;

2) kemandirian, dan

3) kode etik.

Berdasarkan pada prinsip-prinsip tersebut, maka hal-hal yang menyusun profesionalisme

adalah:

1) Altruisme

Altruisme yang dimaksud dalam profesionalisme adalah kemampuan untuk memahami kondisi

pasien/klien, memperhatikan kebutuhan pasien serta mengutamakan kepentingan pasien/klien.

Seorang tenaga gizi / dietisien dalam melaksanakan pekerjaan dan praktik profesinya harus

mampu menumbuhkan sifat altruisme dalam dirinya. Oleh karena itu altruisme harus menjadi

salah satu landasan filosofis dalam pendidikan tenaga gizi sebagai upaya membangun

profesionalisme sejak dini.

2) Akuntabilitas

Akuntabilitas yang dimaksud dalam profesionalisme adalah kemampuan untuk

mempertanggungjawabkan suatu tindakan yang telah dilakukan. Tindakan seorang tenaga gizi /

dietisienharus berdasarkan pada metodologi ilmiah serta dapat dipertanggungjawabkan kepada

publik.

3) Humanisme

Humanisme yang dimaksud dalam profesionalisme adalah memiliki rasa kemanusiaan yang

tinggi sebagai tenaga kesehatan.Rasa kemanusiaan tenaga gizi / dietisientidak boleh

bertentangan dengan profesionalismenya, sebaliknya rasa kemanusiaan ini menjadi landasan

dalam menjalankan profesinya.

4) Excellence

9

Profesionalisme erat berhubungan dengan spirit of excellence, yang mengharuskan setiap

tenaga gizi / dietisienmengikuti standard of excellence dan mengaplikasikannya secara kontinyu

dan konsisten.

c) Sistem Penjaminan Mutu SDM Gizi

Melalui standar kompetensi dan standar pendidikan yang telah dikembangkan oleh profesi gizi,

dikembangkanlah instrumen akreditasi dari standar pendidikan dan blueprint uji kompetensi

dari standar kompetensi.Sistem penilaian akreditasi digunakan untuk menilai mutu institusi

pendidikan tinggi gizi yang dinyatakan dalam status akreditasi yang berlaku selama periode

waktu tertentu.

10

Sistem uji kompetensi yang dikembangkan dari standar kompetensi digunakan untuk menilai

mutu dan kompetensi lulusan yang dihasilkan di institusi pendidikan. Kualitas pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan di masyarakat merupakan ranah

tanggungjawab profesi untuk senantiasa diperhatikan dan dievaluasi ,sehingga pada

akhirnya kualitas pelayanan kesehatan menjadi masukan pada perbaikan sistem pendidikan

kesehatan pada umumnya, serta standar kompetensi dan standar pendidikan gizi pada

khususnya.

1.4.3. Landasan Sosiologis

Berdasarkan landasan sosiologis, urgensi uji kompetensi gizi dilatarbelakangi oleh kebutuhan

masyarakat, sehingga pada akhirnya akan memberikan dampak untuk masyarakat. Hubungan

timbal balik antara urgensi uji kompetensi gizi dan kebutuhan masyarakat dilandasi

beberapaaspek sosiologis berikut:

a) Integrasi Sistem Pendidikan Dan Sistem Pelayanan

Untuk menghasilkan sistem yang seimbang, maka perlu dilakukan harmonisasi dan integrasi

sistem pendidikan gizi dengan sistem kesehatan. Konsep integrasi pendidikan-pelayanan

ditujukan untuk meningkatkan layanan kesehatan melalui pendidikan kesehatan yang

berkualitas. Dengan kata lain, kebutuhan dunia kesehatan akan dipenuhi oleh dunia pendidikan.

Integrasi sistem pendidikan dan sistem pelayanan harus memperhatikan beberapa hal sebagai

berikut:

1) Sistem pendidikan tinggi tenaga kesehatan merupakan bagian dari sistem pelayanan

kesehatan (tidak terfragmentasi dari sistem kesehatan). Sistem pendidikan tinggi tenaga

kesehatan yang disusun berdasarkan kebutuhan pelayanan kesehatan akan mendorong

tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien bagi masyarakat dengan

mengutamakan keselamatan pasien.

2) Pentingnya kolaborasi antar profesi kesehatan (interprofessional collaboration)

dimulai dari sistem pendidikan hingga sistem pelayanan kesehatannya. Hal ini

dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi

masyarakat baik pada pelayanan tingkat dasar (primer), sekunder maupun tersier.

Disamping itu kolaborasi antar profesi kesehatan ini menjamin dilaksanakannya

pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang kompeten secara terintegrasi dalam

satu kesatuan.Kolaborasi inter-profesi kesehatan diharapkan mampu mencegah

pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang tidak memiliki kewenangan.

b) Hubungan Penjaminan Mutu Sistem Pendidikan Vokasi Gizi ,Sarjana Gizi & profesi Gizi

dan Sistem Pelayanan Kesehatan

Kualitas pendidikan tinggi tenaga kesehatan memiliki efek berjenjang terhadap kualitas

pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Secara singkat hubungan antara kualitas

pendidikan tinggi kesehatan dapat dijabarkan sebagai berikut:

11

1) Kualitas pelayanan gizi dimulai dengan penjaminan kualitas insitusi pendidikan gizi.

Penjaminan kualitas institusi dilaksanakan melalui sistem akreditasi. Akreditasi bertujuan

mengukur kemampuan institusi pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang

baik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan secara nasional. Akreditasi mengukur

kualitas institusi pendidikan gizi dari aspek kemampuan institusi dalam tata kelola institusi,

kemampuan pemenuhan SDM, sarana dan prasarana pembelajaran dan pendukung lainnya,

sistem pembelajaran (kurikulum), sistem informasi, peran serta dalam pengembangan keilmuan

(penelitian), pengabdian masyarakat serta kualitas mahasiswa dan lulusan institusi pendidikan

gizi.

2) Penjaminan mutu insitusi pendidikan gizi dilanjutkan dengan penjaminan mutu lulusan gizi

dengan mengembangkan sistem sertifikasi melalui uji kompetensi gizi untuk menilai lulusan

tenaga gizi. Tujuan sertifikasi ini adalah memastikan lulusan pendidikan tinggi tenaga giziyang

telah memiliki kompetensi yang terstandar sehingga dapat melakukan pelayanan gizi secara

kompeten sesuai dengan keahlian ilmu dan keterampilan yang dikuasai.

3) Tujuan akhir dari penjaminan kualitas institusi pendidikan dan lulusan pendididikan tinggi

tenaga gizi adalah tercapainya derajat pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar

pelayanan gizi yang berlaku nasional.

1.4.4. Landasan Teknis

Implementasi Uji Kompetensi profesi lain yang selama ini dilaksanakan, dapat menjadi

landasan teknis kebijakan uji kompetensi selanjutnya. Pada dasarnya, nilai uji kompetensi yang

harus dikedepankan adalah nilai transparansi dan akuntabilitas sosial.

Dasar pelaksanaan uji kompetensi adalah kebutuhan akan standarisasi lulusan tenaga gizi ,

sehingga dengan dilaksanakannya uji kompetensi sebagai uji nasional pada tahap akhir

program pendidikan sebelum Yudisium dan wisuda , maka pengetahuan dan keterampilan

lulusan Diploma III Gizi, Diploma IV Gizi, Sarjana Gizi dan Profesi Gizi akan terstandar secara

nasional.

Uji Kompetensi(UK) Gizi nasional rencananya dilaksanakan secara periodik sesuai dengan

ketentuan yang telah disosialisasikan dengan Organisasi Profesi PERSAGI dan AIPGI yaitu 3

(tiga ) kali setahun.

Tempat pelaksanaan UK Gizi adalah di institusi pendidikan yang terakreditasi dan memenuhi

persyaratan sebagai tempat uji kompetensi dengan metode Paper Based Test (PBT) atau

disesuaikan perkembangan teknologi dan kebijakan yang berlaku.

Dengan dilaksanakannya uji kompetensi sebagai uji nasional pada tahap akhir program

pendidikan, yaitu sebelum yudisium ,maka pembiayaan uji kompetensi merupakan bagian dari

biaya pendidikan dan atau sesuai kebijakan yang berlaku.

12

BAB II

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN

2.1. Uji Kompetensi sebagai Uji Nasional pada Tahap Akhir Program Pendidikan

Uji kompetensi sebagai bagian dari implementasi sistem penjaminan mutu lulusan tenaga gizi

telah diatur secara tersurat dalam Undang-Undang No. 12 tahun 12 tentang Pendidikan Tinggi,

Permenkes N0.46 tahun 2013,Permenkes N0.26 tahun 2013 tentang pekerjaan dan Praktek

tenaga gizi dan Permendikbud N0. 83 Tahun 2013 tentang Sertifikasi Kompetensi, yang

menjelaskan tentang sertifikat kompetensi sebagai tanda pengakuan terhadap kemampuan

seorang lulusan untuk menjalankan pekerjaan dan praktik Kegizian di seluruh Indonesia

setelah lulus uji kompetensi yang dikeluarkan oleh Institusi penddikan terkait serta STR oleh

MTKI .

2.1.1. Mekanisme pelaksanaan

Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir program pendidikan Diploma III, Diploma IV, Sarjana

dan Profesi gizidengan mekanisme sebagai berikut:

1.1.1. Uji kompetensi dilaksanakan setelah dinyatakan luluspada tahap akhir pendidikan

1.1.2. Uji kompetensi dilaksanakan secara nasional oleh Institusi pendidikan gizi, AIPGI

dan PERSAGI dengan pengembangan materi oleh LPUK

1.1.3. Uji kompetensi dilaksanakan berdasarkan blueprint yang mengacu pada Standar

Kompetensi gizitiap jenjang pendidikan

1.1.4. Soal ujian disiapkan oleh Panitia Nasional dan akan dibawa oleh petugas khusus

yang telah ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Ketua Panitia Nasional.

1.1.5. Penentuan kelulusan uji kompetensi melalui proses standard setting secara

nasional dan hasilnya disampaikan kepada peserta melalui institusi pendidikan

masing-masing.

2.1.2. Persyaratan Peserta

Uji kompetensi berlaku bagi semua calon tenaga gizi dengan persyaratan sebagai berikut:

13

1) Mahasiswa pendidikan Diploma III, Diploma IV, Sarjana dan Profesi Gizi yang telah

menyelesaikan pendidikannya yang dibuktikan dengan dengan surat keterangan oleh

Pimpinan institusi terkait sesuai ketentuan yang berlaku.

2) Memenuhi persyaratan administratif sebagaimana ditetapkan oleh Panitia Nasional

3) Persyaratan khusus bagi peserta retaker:

a) Telah mengikuti program pembimbingan yang dibuktikan dengan Surat

Keterangan dari institusi pendidikan pelaksana program pembimbingan

b) Belum melampaui batas maksimal keikutsertaan uji kompetensi sebanyak 3 kali

14

2.1.3. Batasan Keikutsertaan

Uji kompetensi diperuntukan bagi semua calon tenaga gizi lulusan Diploma III, Diploma IV,

Sarjana dan Profesi Gizidengan ketentuan sebagai berikut:

1) Peserta yang belum lulus pada uji kompetensi pada periode uji tertentu tidak

diperkenankan untuk mendapatkan sertifikat kompetensi.

2) Peserta yang belum lulus pada uji kompetensi pada periode uji tertentu diwajibkan

mengikuti uji kompetensi pada periode uji selanjutnya hingga dinyatakan lulus.

2.2. Materi dan Metode Uji Kompetensi

Materi uji kompetensi merujuk pada Standar Kompetensi gizi tiap jenjang pendidikan yang

ditetapkan oleh PERSAGI dan AIPGI.Uji kompetensi dilaksanakan dengan menggunakan

metode yang tepat dalam menguji sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), dan keahlian

(skills).

2.2.1. Materi Uji Kompetensi

Materi uji kompetensi disusun berdasarkan cetak biru (blueprint) TRD untuk metode PBT

selanjutnya menjadi dasar dalam pelaksanaan uji kompetensi Diploma III, Diploma IV, Sarjana

dan Profesi Gizi

A. Blueprint Uji PBT Diploma III.

Blue print PBT dibagi dalam 5 (lima) tinjauan sebagai berikut:

1) Tinjauan 1: Area Kompetensi Diploma III Gizi

Dalam tinjauan ini aspek yang dinilai meliputi:

a. Landasan ilmiah ilmu gizi 5-10%

Ilmu Pangan dan Komposisi Gizi Makanan (Food Science and Nutrient Composition

of Foods)Ilmu gizi dan ilmu-ilmu terkait (Nutrition and Supporting Sciences)

b. Asuhan Gizi individu dan kelompok 30-40%

1. Penapisan dan pengkajian (Screening and Assessment)

2. Diagnosis

3. Perencanaan dan Intervensi (Planning and Intervention)

4. Pemantauan dan penilaian (Monitoring and Evaluation)

c. Manajemen Program dan Pelayanan Pangan dan Gizi: 15-20%

15

1. Sumber daya manusia (Human Resources)

2. Keuangan dan sarana prasarana (Finance and Materials)

3. Pemasaran produk dan pelayanan (Marketing Products and Services)

4. Prinsip-prinsipdan fungsi manajemen (Management Principles and Functions)

d. Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan 15-20%

1. Pengembangan menu (Menu Development)

2. Manajemen Pengadaan dan Penerimaan ( Procurement and Supply Management)

3. Produksi, distribusi dan pelayanan makanan (Food Production, Distribution, and

Service)Sanitasi, keamnana dan peralatan (Sanitation, Safety, and Equipment)

e. Etika, moral dan professional gizi (Etika profesi) 5-10%

f. Komunikasi efektif (Prinsip edukasi dan training) 5-10%

1. Pengkajian dan perencanaan (Assessment and Planning)

2. Pelaksanaan dan penilaian (Implementation and Evaluation)

g. Penelitian terapan 5-10%

1. Jenis dan rancangan penelitian (Types of research and research design)

2. Analisis statistic, interpretasi hasil dan penerapan (Statistical evaluation, interpretation

and application)

3. Proses dan penelitian mutu pelayanan pangan dan gizi (Quality Processes and

Research)

2) Tinjauan 2: Kognitif, Psikomotor, Konatif

Dalam tinjauan ini aspek yang dinilai meliputi:

Kognitif 20 -30 %

Procedural knowledge 40-60 %

Konatif 10-20 %

3) Tinjauan 3: Recall & Application

16

Dalam tinjauan ini aspek yang dinilai meliputi:

Recall 10 -20 %

Reasoning 70 -90 %

4) Tinjauan 4:

Pengkajian 15-20 %

Analisis/Diagnosis Gizi 5-10 %

Perencanaan 10-15 %

Implementasi 35-50 %

Monitoring dan Evaluasi 20-30 %

Dokumentasi 5-10 %

5) Tinjauan 5:

Individu (Penyakit defisiensi dan malnutrisi, Penyakit degeneratif, Kasus bedah) 30-40

%

Komunitas/Group (Bayi, Balita,Ibu Hamil, Ibu Meyusui, Anak Sekolah, Remaja Pekerja,

Usila, Atlet) 30-40 %

Masyarakat/population 20-30 %

B.Blueprint Uji PBT Diploma IV Gizi

1) Tinjauan 1: Area Kompetensi Diploma IV Gizi

Tinjauan ini aspek yang dinilai meliputi:

a. Landasan ilmiah ilmu gizi 5-10 %

Ilmu Pangan dan Komposisi Gizi Makanan (Food Science and Nutrient Composition

of Foods)Ilmu gizi dan ilmu-ilmu terkait (Nutrition and Supporting Sciences)

b. Asuhan Gizi individu dan kelompok 35-40 %

1. Penapisan dan pengkajian (Screening and Assessment)

2. Diagnosis

3. Perencanaan dan Intervensi (Planning and Intervention)

17

4. Pemantauan dan penilaian (Monitoring and Evaluation)

c. Manajemen Program dan Pelayanan Pangan dan Gizi: 10-15%

1. Sumber daya manusia (Human Resources)

2. Keuangan dan sarana prasarana (Finance and Materials)

3. Pemasaran produk dan pelayanan (Marketing Products and Services)

4. Prinsip-prinsipdan fungsi manajemen (Management Principles and Functions)

d. Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan 15-20 %

1. Pengembangan menu (Menu Development)

2. Manajemen Pengadaan dan Penerimaan ( Procurement and Supply Management)

3. Produksi, distribusi dan pelayanan makanan (Food Production, Distribution, and

Service) Sanitasi, keamanan dan peralatan (Sanitation, Safety, and Equipment)

e.Etika, moral dan professional gizi (Etika profesi) 5-10%

f.Komunikasi efektif (Prinsip edukasi dan training) 5-10%

1. Pengkajian dan perencanaan (Assessment and Planning)

2. Pelaksanaan dan penilaian (Implementation and Evaluation)

g.Penelitian terapan 5-10%

1. Jenis dan rancangan penelitian (Types of research and research design)

2. Analisis statistic, interpretasi hasil dan penerapan (Statistical evaluation, interpretation

and application)

3. Proses dan penelitian mutu pelayanan pangan dan gizi (Quality Processes and

Research)

2) Tinjauan 2: Kognitif, Psikomotor, Konatif

Dalam tinjauan ini aspek yang dinilai meliputi:

Kognitif 20 -30 %

Procedural knowledge 45-60 %

18

Konatif 15-30 %

3) Tinjauan 3: Recall & Application

Dalam tinjauan ini aspek yang dinilai meliputi:

Recall 10 -30 %

Reasoning 70 -90 %

4) Tinjauan 4:

Pengkajian 10-20 %

Analisis/Diagnosis Gizi 5-10 %

Perencanaan 10-15 %

Implementasi 35-40 %

Monitoring dan Evaluasi 15-25 %

Dokumentasi 5-10 %

5) Tinjauan 5:

Individu (Penyakit defisiensi dan malnutrisi, Penyakit degeneratif, Kasus bedah) 10-30%

Komunitas/Group (Bayi, Balita,Ibu Hamil, Ibu Meyusui, Anak Sekolah, Remaja Pekerja,

Usila, Atlet)40-45%

Masyarakat/population30-45%

C. BluePrint Uji KompetensiSarjana Gizi

1) Tinjauan 1: Area Kompetensi

Tinjauan aspek ini yang dinilai meliputi, antara lain:

a. Landasan ilmiah ilmu gizi 20-30 %

Ilmu Pangan dan Komposisi Gizi Makanan (Food Science and Nutrient Composition

of Foods)Ilmu gizi dan ilmu-ilmu terkait (Nutrition and Supporting Sciences)

19

b. Asuhan Gizi individu dan kelompok denganbobot20-30 %

1. Penapisan dan pengkajian (Screening and Assessment)

2. Diagnosis

3. Perencanaan dan Intervensi (Planning and Intervention)

4. Pemantauan dan penilaian (Monitoring and Evaluation)

c. Manajemen Program dan Pelayanan Pangan dan Gizi: 10-15%

1. Sumber daya manusia (Human Resources)

2. Keuangan dan sarana prasarana (Finance and Materials)

3. Pemasaran produk dan pelayanan (Marketing Products and Services)

4. Prinsip-prinsipdan fungsi manajemen (Management Principles and Functions)

d. Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan 10-15 %

1. Pengembangan menu (Menu Development)

2. Manajemen Pengadaan dan Penerimaan ( Procurement and Supply Management)

3. Produksi, distribusi dan pelayanan makanan (Food Production, Distribution, and

Service) Sanitasi, keamnana dan peralatan (Sanitation, Safety, and Equipment)

e.Etika, moral dan professional gizi (Etika profesi) 5-10%

f.Komunikasi efektif (Prinsip edukasi dan training) 5-10%

1. Pengkajian dan perencanaan (Assessment and Planning)

2. Pelaksanaan dan penilaian (Implementation and Evaluation)

h. Penelitian terapan 5-10%

1. Jenis dan rancangan penelitian (Types of research and research design)

2. Analisis statistik, interpretasi hasil dan penerapan (Statistical evaluation,

interpretation and application)

3. Proses dan penelitian mutu pelayanan pangan dan gizi (Quality Processes and

Research)

2) Tinjauan 2: Kognitif, Psikomotor, Konatif

Tinjauan aspek ini yang dinilai meliputi, antara lain:

Kognitif 45-55 %

Procedural knowledge 25-35 %

20

Konatif 15-30 %

3) Tinjauan 3: Recall & Application

Tinjauan aspek ini yang dinilai meliputi, antara lain:

Recall 10 -30 %

Reasoning 70 -90 %

4) Tinjauan 4:

Tinjauan aspek ini yang dinilai meliputi, antara lain:

Pengkajian 10-20 %

Analisis/Diagnosis Gizi 15-20 %

Perencanaan 10-15 %

Implementasi 25-35 %

Monitoring dan Evaluasi 15-25 %

Dokumentasi 5-10 %

5) Tinjauan 5:

Tinjauan aspek ini yang dinilai meliputi, antara lain:

Individu (Penyakit defisiensi dan malnutrisi, Penyakit degeneratif, Kasus bedah) 10-30

%

Komunitas/Group (Bayi, Balita,Ibu Hamil, Ibu Meyusui, Anak Sekolah, Remaja Pekerja,

Usila, Atlet) 40-45 %

Masyarakat/population 30-45 %

D. . BluePrint Uji KompetensiProfesi Gizi

1) Tinjauan 1: Area Kompetensi

Tinjauan ini aspek yang dinilai meliputi:

a.Landasan ilmiah ilmu gizi 5-10 %

21

Ilmu Pangan dan Komposisi Gizi Makanan (Food Science and Nutrient Composition of

Foods)Ilmu gizi dan ilmu-ilmu terkait (Nutrition and Supporting Sciences)

b. Gizi individu dan kelompok 40-45 %

1. Penapisan dan pengkajian (Screening and Assessment)

2. Diagnosis

3. Perencanaan dan Intervensi (Planning and Intervention)

4. Pemantauan dan penilaian (Monitoring and Evaluation)

e. Manajemen Program dan Pelayanan Pangan dan Gizi: 10-15%

1. Sumber daya manusia (Human Resources)

2. Keuangan dan sarana prasarana (Finance and Materials)

3. Pemasaran produk dan pelayanan (Marketing Products and Services)

4. Prinsip-prinsipdan fungsi manajemen (Management Principles and Functions)

d.Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan 10-15 %

1. Pengembangan menu (Menu Development)

2. Manajemen Pengadaan dan Penerimaan ( Procurement and Supply

Management)

3. Produksi, distribusi dan pelayanan makanan (Food Production, Distribution, and

4. Service) Sanitasi, keamnana dan peralatan (Sanitation, Safety, and Equipment)

e.Etika, moral dan professional gizi (Etika profesi) 5-10%

f.Komunikasi efektif (Prinsip edukasi dan training) 5-10%

3. Pengkajian dan perencanaan (Assessment and Planning)

4. Pelaksanaan dan penilaian (Implementation and Evaluation)

g.Penelitian terapan 5-10%

4. Jenis dan rancangan penelitian (Types of research and research design)

5. Analisis statistic, interpretasi hasil dan penerapan (Statistical evaluation,

interpretation and application)

6. Proses dan penelitian mutu pelayanan pangan dan gizi (Quality Processes and

Research)

2) Tinjauan 2: Kognitif, Psikomotor, Konatif

Dalam tinjauan ini aspek yang dinilai meliputi:

Kognitif 20 -30 %

22

Procedural knowledge 40-60 %

Konatif 20-30 %

3) Tinjauan 3: Recall & Application

Tinjauan aspek ini yang dinilai meliputi, antara lain:

Recall 10 -30 %

Reasoning 70 -90 %

3) Tinjauan 4:

Tinjauan aspek ini yang dinilai meliputi, antara lain:

Pengkajian 10-20 %

Analisis/Diagnosis Gizi 25-30 %

Perencanaan 10-15 %

Implementasi 25-35 %

Monitoring dan Evaluasi 5-10 %

Dokumentasi 5-10 %

5) Tinjauan 5:

Individu (Penyakit defisiensi dan malnutrisi, Penyakit degeneratif, Kasus bedah) 40-60

%

Komunitas/Group (Bayi, Balita,Ibu Hamil, Ibu Meyusui, Anak Sekolah, Remaja Pekerja,

Usila, Atlet) 30-40 %

Masyarakat/population10-20 %

6) Tinjauan 6: Tindakan layanan kesehatan yang dilakukan

23

Promotif 5-10 %

Preventif 5-10 %

Kuratif 40-60 %

Rehabilitatif 30-40%

24

2.2.2. Metode Uji Kompetensi

Pelaksanaan UK Gizi dilaksanakan secara periodikmenggunakan metode Paper Based Test

(PBT) sesuai perkembangan ipteks dan kebijakan yang berlaku.

2.3. Waktu Pelaksanaan

Uji kompetensi dilaksanakan secara periodik dengan pembiayaan yang disesuaikan dengan

kebutuhan meliputi proses persiapan, pelaksanaan hingga evaluasisesuai kebijakan yang

berlaku.

2.4. Pembiayaan Uji Kompetensi

1) Pembiayaan uji kompetensi akan dibebankan kepada peserta uji dan bukan merupakan

bagian dari pembiayaan pendidikan.

2) Pembiayaan uji kompetensi terdiri atas 2 (dua) komponen biaya meliputi:

Biaya nasional

Biaya institusional

4) Besaran biaya uji kompetensi yang dikelola oleh Panitia Nasional untuk uji kompetensi akan

ditentukan kemudian

5) Biaya nasional uji kompetensi yang dikelola oleh Panitia Nasional meliputi:

a) Pengembangan dan penyiapan materi uji kompetensi.

b) Penyiapan perangkat uji kompetensi ( berita acara, daftar hadir, kartu peserta, dll.).

c) Pembiayaan penggunaan fasilitas Tempat Uji Kompetensi (TUK) untu PBT

d) Pembiayaan komponen uji (pengawas pusat, dan pengawas lokal).

e) Pembiayaan pengelolaan hasil uji kompetensi (standart setting, item analysis dan

pencetakan feedback hasil uji kompetensi).

f) Penyusunan laporan evaluasi pelaksanaan uji kompetensi.

e) Pembiayaan pengelolaan hasil uji kompetensi.

f) Penyusunan laporan evaluasi pelaksanaan uji kompetensi

6) Biaya institusional uji kompetensi yang dikelola oleh institusi meliputi:

a) Biaya perawatan fasilitas TUK PBT

25

b) Biaya pendukung lainnya yang tidak disediakan oleh Panitia Nasional (misal: biaya

keamanan, kebersihan, dll.).

7) Besaran biaya uji kompetensi yang dikelola oleh institusi disesuaikan dengan satuan unit

biaya sesuai peraturan administrasi keuangan masing-masing institusi dan tidak melebihi

standar satuan biaya uji kompetensi yang ditentukan oleh Panitia Nasional.

8) Mekanisme pembayaran biaya uji kompetensi:

a) Biaya uji kompetensi tidak termasuk dalam biaya pendidikan.

b) Pembayaran uji kompetensi dilakukan oleh Inatitusi Pendidikan kepada

Panitia Nasional.

2.5. Tindak Lanjut Uji Kompetensi

Hasil uji kompetensi akan diumumkan secara terbuka dengan tujuan untuk diketahui

masyarakat dan sebagai umpan balik bagi institusi pendidikan terutama untuk perbaikan proses

pendidikan. Peserta uji kompetensi yang belum lulus akan diberlakukan program penanganan

retaker yang menjadi tanggungjawab institusi pendidikan.

2.5.1. Publikasi Hasil

Ketentuan tentang publikasi hasil uji kompetensi meliputi:

1) Hasil uji kompetensi diumumkan maksimal 1 (satu) bulan setelah pelaksanaan

2) Pengumuman dilakukan dalam bentuk:

a) Online melalui websitePanitia Nasional dalam bentuk pencantuman nama dan institusi serta

hasil ujian

b) Tertulis berupa:

Kolektif per institusi meliputi:

i. Identitas institusi

ii. Nilai rerata nasional

iii. Nilai rerata institusi

iv. Umpan balik institusi

Individu meliputi:

i. Identitas peserta

26

ii. Nilai rerata nasional

iii. Nilai individu

iv. Umpan balik individu

2.5.2. Penanganan Retaker

Peserta yang tidak lulus uji kompetensi(Retaker) wajib mengikuti program pembimbingan.

Program pembimbingan dilaksanakan pada institusi pendidikandengan ketentuan sebagai

berikut:

A. Mekanisme Pelaksanaan

Mekanisme pelaksanaan program remediasi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1) Pengusulan data retaker:

o Koordinator pembimbingan menyampaikan data retaker kepada Pimpinan Institusi Pendidikan

2) Setelah institusi menerima data peserta retaker baik yang berasal dari institusi bersangkutan

maupun dari luar institusinya, Pimpinan Institusi membuat surat tugas yang menetapkan nama

pembimbing dan retaker yang dibimbing (rasio maksimal 1:5)

3) Dalam melakukan pembinaan digunakan seperangkat instrumen yang terdiri atas (1) buku

log retaker; dan (2) daftar hadir.

4) Frekuensi pembimbingan minimal 1 minggu satu kali

5) Dalam melakukan pembimbingan, baik retaker maupun pembimbing harus mengisi buku log

sesuai dengan panduannya secara lengkap.

6) Pengisian buku log harus bisa mencerminkan tahapan kegiatan dan kemajuan proses

remediasi pembelajaran retaker

7) Koordinator pembimbingan bertanggungjawab terhadap kelancaran keseluruhan

pelaksanaan kegiatan remediasi

8) Pada akhir proses pembimbingan remediasi, keseluruhan instrumen yang telah diisi

dikumpulkan kepada koordinator pembimbingan

9) Koordinator pembimbingan menyusun laporan hasil kegiatan kepada Pimpinan Institusi

10) Pimpinan Institusi pendidikanmenyampaikan hasil laporan pembimbingan kepada panitia

UK sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang menyatakan retaker tersebut telah

menyelesaikan program remediasi, sehingga bisa mengikuti uji pada periode terkait.

27

B. Peran Pemangku Kepentingan

Pelaksanaan program remediasi bagi retaker uji kompetensi, seluruh pemangku kepentingan

memiliki peran masing-masing meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Peran Panitia Nasional

Pada tahap ini Panitia Nasional akan menyiapkan data tentang retaker uji kompetensi.

Data berisi nama-nama retaker dari institusi beserta riwayat uji kompetensi.

Selain itu, Panitia Nasional akan pula menyampaikan profil kelulusan uji kompetensi

masing-masing institusi sesuai kebijakan yang berlaku.

Panitia Nasional selanjutnya menyampaikan data-data tersebut kepada institusi

pendidikan (home based) masing-masing retaker

2) Peran Institusi Pendidikan Gizi

Institusi pendidikan Diploma III, Diploma IV, Sarjana dan Profesi Gizi melakukan

diseminasi kegiatan pembinaan retaker uji kompetensi dan pelatihan berdasarkan hasil

Training of Trainer (TOT) sebelumnya kepada calon pembimbing.

Jumlah calon pembimbing diharapkan mengantisipasi jumlah lulusannya yang masih

tidak lulus dengan rasio pembimbing dan retaker maksimal 1:5.

Pimpinan Institusi pendidikan menetapkan koordinator pembinaan atau unit organisasi

sesuai yang diinginkan berdasarkan surat tugas Pimpinan Institusi pendidikan Gizi.

Demikian pula, pembimbing yang bertugas selama periode pembimbingan retaker perlu

diberikan surat tugas.

Institusi pendidikan Diploma III, Diploma IV, Sarjana dan Profesi Gizidiharapkan juga

bersedia melakukan pembinaan (remedial learning) kepada retaker dari institusi lain

yang mendaftar atau berminat mengikutinya di institusi tersebut.

3) Peran Retaker

Retaker diharapkan sesegera mungkin menghubungi institusi pendidikan asal (home

based) untuk mendaftar program remediasi beserta institusi pendidikan yang diminati

untuk pelaksanaan program remediasi.

Pendaftaran retaker ke institusiDiploma III, Diploma IV, Sarjana dan Profesi Giziperlu

dilakukan segera setelah hasil uji kompetensi diumumkan.

28

Retaker diharapkan berperan aktif dalam proses pendaftaran program remediasi dengan

menyediakan informasi serta berkas-berkas administratif jika diperlukan

4) Peran PERSAGI, AIPGI Pusat dan MTKP

PERSAGI, AIPGI Pusat menyusun pedoman pelaksanaan dan instrumen Monev

pembinaan retaker

29

Monitoring dan evaluasi di setiap wilayah dilakukan Tim Monevyang ditetapkan oleh

kebijakan yang berlaku.

C. Pembiayaan Kegiatan

1) Pembiayaan meliputi:

Pengelolaan program, seperti penyediaan buku Log, biaya rapat, pelaporan kegiatan,

komunikasi, transportasi dan akomodasi.

Honorarium pengelola program meliputi:

a) Honorarium pembimbing

b) Honorarium koordinator pembimbingan

c) Tim monev internal

2) Sumber pembiayaan bagi program penanganan retaker pada termasuk dalam biaya

pendidikan

30

BAB III

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Guna menjamin implementasi uji kompetensi yang bermutu, diperlukan suatu sistem

pemantauan dan evaluasi yang dilakukan secara sinergis oleh berbagai pemangku kebijakan

terkait, baik dari sisi profesi maupun pemerintah. Selain itu, kompleksitas proses persiapan

hingga implementasi uji kompetensi menuntut perlunya keberadaan suatu lembaga mandiri

yang berfungsi sebagai penjamin mutu dalam pengembangan strategi, metodologi serta

perangkat uji dalam mengevaluasi kompetensi peserta didik pada pendidikan Diploma III,

Diploma IV, Sarjana dan Profesi Gizi.Pelaksanaan uji kompetensi gizi, Panitia Nasional memiliki

amanah untuk menjaga kredibilitas penyelenggara uji kompetensi giziuntuk pemangku

kepentingan di tingkat nasional, regional dan global.

Sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi kesehatan dan pelayanan kesehatan harus saling

berkaitan satu sama lain. Idealnya institusi pendidikan tinggi kesehatan yang berkualitas akan

menghasilkan lulusan tenaga kesehatan yang berkualitas pula. Uji kompetensi sebagai bagian

dari implementasi sistem penjaminan mutu pendidikanDiploma III, Diploma IV, Sarjana dan

Profesi Gizi, akan dipantau dan dievaluasi oleh berbagai kepentingan baik dari pemangku

kepentingan maupun dari pengguna sistem tersebut. Sistem uji kompetensi Diploma III,

Diploma IV, Sarjana dan Profesi Giziadalah suatu bentuk penjaminan mutu dari sisi profesi,

dalam hal ini organisasi profesi, asosiasi institusi pendidikan dan stakeholderterkait. Guna

menjaga proses penjaminan mutu yang berkelanjutan, sistem uji kompetensi didukung dengan

metode pengembangan soal yang terstandar secara nasional berdasarkan pengalaman praktik

baik dari sistem uji kompetensi yang telah dikembangkan di negara lain.

Sistem uji kompetensi tenaga gizi juga telah didukung dengan adanya pemanfaatan teknologi

informasi yang sistemnya dikembangkan dan dilengkapi dengan dengan dukungan data.Sejalan

dengan kebijakan optimalisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam sistem

penjaminan mutu pendidikan tinggi, maka setiap institusi yang menjalankan uji kompetensi

wajib melaporkan evaluasi pelaksanaannya melalui Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDPT).

Selain itu, untuk menjaga akuntabilitas dan transparansi hasil uji kompetensi, maka setiap hasil

uji kompetensi akan diumumkan secara transparan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan

melalui laman Panitia Nasional dan dikirimkan ke setiap pimpinan institusiDiploma III, Diploma

IV, Sarjana dan Profesi Gizi.

31

BAB IV

PENUTUP

Uji kompetensi sebagai bentuk implementasi penjaminan mutu lulusan Diploma III, Diploma IV,

Sarjana dan Profesi Giziadalah salah satu usaha untuk mendukung perbaikan kualitas

pendidikanDiploma III, Diploma IV, Sarjana dan Profesi Gizi, sehingga pada akhirnya akan

menghasilkan pelayanan Gizi yang paripurna. Untuk mempertahankan academic professional

environment di institusi pendidikanDiploma III, Diploma IV, Sarjana dan Profesi Giziserta

pengalaman praktik baik dari pelaksanaan UK GIZI selama ini, maka telah disepakati bersama

bahwa uji kompetensi akan dilaksanakan pada tahap akhir pendidikan setelah Yudisium .Untuk

memberikan petunjuk lebih lanjut terkait kebijakan uji kompetensi sebagai uji nasional pada

tahap akhir program pendidikan Diploma III, Diploma IV, Sarjana dan Profesi Gizimaka telah

disusun petunjuk teknis ini dengan memperhatikan berbagai masukan dari pihak-pihak terkait.

Dalam rangka mendukung implementasi uji kompetensi yang berkualitas maka diharapkan

seluruh Pendidikan Diploma III, Diploma IV, Sarjana dan Profesi Gizidapat menjalankan

petunjuk teknis ini dengan penuh tanggungjawab.

Hasil uji kompetensi menunjukkan umpan balik pencapaian kompetensi lulusan Diploma III,

Diploma IV, Sarjana dan Profesi Giziyang juga merupakan umpan balik bagi proses pendidikan.

Hal ini merupakan perwujudan usaha untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik

dalam rangka mewujudkan

32

DAFTAR PUSTAKA

1. UU 12,tahun 2012, tentang pendidikan Tinggi

2. Naskah Akademik Gizi, Persagi, AIPGI, tahun 2012

3. Standar Kompetensi TRD,RD ,Persagi,AIPGI, 2012

4. Naskah Blueprint Uji Kompetensi D3 Gizi /TRD dan profesi Gizi /RD, tahun 2013

5. Standar Pelayanan Gizi, Persagi, AIPGI , 2013

6. PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIADan

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIANOMOR : 36

Tahun 2013 dan NOMOR : l/IV/PB/2013Tentang UJI KOMPETENSI bagi mahasiswa

PERGURUAN TINGGI bidang KESEHATAN

7. Permenkes N0.46,tahun 2013, tentang Registrasi tenaga kesehatan

8. Permenkes N0.26,tahun 2013, tentang pekerjaan dan praktek tenaga gizi

9. Permendikbud N0. 83,tahun 2013, tentang sertifikat kompetensi

10. Panduan HPEQ tentang kegiatan 3 profesi Farmasi,Gizi,Kesmas

11. Pedoman Pelaksanaan Remediasi Pembelajaran Retaker UKDI, Health Professional

Education Quality Project, 2013

top related