nabi dan dogma

Post on 03-Jul-2015

863 Views

Category:

Spiritual

16 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Francis PURWANTO SCJ

Status questionesApakah fungsi kenabian dilanjutkan dalam

komunitas Gereja? Dalam fungsi yang mana?Isi warta kenabian: samakah dengan PL? Apa yang

baru dalam Gereja?Dogma, apakah mengalami proses perkembangan?Bagaimana menempatkan fungsi kenabian dalam

proses perkembangan dogma?

PlanKonteks kenabian

Kenabian dan Gereja Yesus Kristus

Sejarah Perkembangan Dogma

Refleksi

Konteks Kenabian

Kenabian PLNãbî :

Dijiwai oleh Roh Allah (2Raj 2; 1 Sam 10: 6; Hosea 9:7)

Kharisma – Pewahyuan (Amos 3:7; Yer 23:18)

Penyambung lidah Allah.

Identitas NabiPathos Allah: karunia kepekaan bagi Allah yang amat

berbelarasa terhadap nasib umatNyaSehati, seperasaan dengan AllahMenjadi saksi pengalaman Allah (Amos 3:1)Menyatakan kehendak Allah bagi umatNya (Mik 3:8)Keselarasan, kesesuaian, keserasian antara kehendak

Allah dan Nabi

PewartaanIa berbicara: diilhami, disapa oleh Allah (Yer 26:12.14-15)Ilham tergantung pada Allah (Yer 42 – Nabi menunggu

selama 10 hari)Desakan Allah begitu kuat (Yes 8:11; 37:1)Sabda (Yer 1: 9-10)Dalam diri (Hos 1:2; 3:1)Tindakan nabi (Yer 16: 1-21)

YesusIa menyatakan tanda-tanda (Mat 16:28)

Semangat Nabi (Luk 11:52)

Orang mengakui Yesus sebagai nabi (Mat 16:14; Luk 7:16; Yoh 4:19)

Yesus dengan otoritas yang berbeda dari nabi: « Amen, Amen, aku berkata … »

Perjanjian BaruOrang-orang yang menjadi bagian dari kelompok

yang merasa terpanggil (Kis 13, 1-3 [untuk misi], 1 Kor 11:5 [fungsi dalam Liturgi]

Peran kenabian: nubuat (1 Kor 15:51; 1 Tes 4:16)Moral ( Gal f:21; 1 Tes 4:2-6)

Dinamika pelayan Gereja PerdanaKebutuhan jemaat pelayan (teologi pelayanan)

Paulus : Rasul, Kelompok 12, Nabi, Guru, Diakon, Diakon Perempuan, Pelayan, Episkopos, Leitourgos

Lukas: Rasul, Kelompok 12, Episkopos, Presbyteros, Penginjil, Nabi, Guru, Diakon, Pelayan.

Kolose / Efesus: Rasul, Pengajar, Gembala, Nabi, Penginjil.

Surat Pastoral: Rasul, Kelompok 12, Episkopos, Presbyteros, Diaokonos, Diakon (P), Guru, Bapa, Pengajar, Penginjil.

180-260: munculnya klerus kristiani: proses sacerdotalisasi – Liturgi – model Levitikus PL

Uskup – Imam – DiakonPendasaran teologi bagi fungsi ini: Cyprianus (Surat 1)

model imamat PL menjadi acuanUskup: pemimpin dan sentral dalam komunitasImam mulai memimpin Ekaristi: Cyprianus (250) –

Surat 5,2.Fungsi pengajaran pelan-pelan dikonsentrasikan

(diserap) kepada para pelayan disekitar Liturgi khususnya Uskup, kemudian para imam (V).

Fungsi kenabian pewarta: Uskup, imam.

Yesus Kristus - Tradisi (tradere, paradidonai – transmettre):

1. Tindakan dengan mana Allah memberikan PuteraNya kepada dunia dan Putra memberikan diriNya (sengsara-wafat-bangkit), diterima oleh Gereja (Pentakosta) dan diteruskan oleh Gereja kepada dunia.

2. Pewarisan Injil dalam hidup GerejaAdapun supaya Injil senantiasa terpelihara secara utuh dan hidup dalam Gereja, para Rasul meninggalkan Uskup-uskup sebagai pengganti mereka, yang “mereka serahi kedudukan mereka untuk mengajar” (DV 7)

Injil tersebut, pertama-tama mereka wartakan, kemudian, melalui kehendak Allah, mereka meneruskan dalam kitab-kitab suci untuk menjadi dasar dan pedoman iman kita (Irenius Lyon, CH, III, 1,1

3. Tradisi yang hidup berciri kreatif* Tradisi (Karya penyelamatan dalam diri YK) diteruskan: memorial yang lalu – sekarang ini – masa depan

* Peristiwa YK Kristus – Ekaristi – dalam Gereja yang hidup.

* Unsur Gereja yang Hidup (now), Gereja Yesus Kristus (lampau), Gereja eskatologis

* 1 Kor 11:23: Tradisi – ketegangan hidup y-n-t

Kenabian di dalam Gereja

Kristus : kepenuhan WahyuKepenuhan: Sengsara – Wafat – KebangkitanWarta keselamatan bagi seluruh umat manusiaPara Rasul menjadi penerus warta keselamatanGereja meneruskan: Pewartaan - Liturgi - Cara HidupPertama-tama tugas seluruh anggota Gereja Uskup,

Imam. Fungsi Nabi pewartaan ttg YK Uskup, Imam

Fungsi Kenabian1. Penerusan warta Keselamatan Yesus Kristus2. Menjaga kemurnian - menafsirkan di dalam Gereja3. Gereja yang hidup – Gereja Yesus Kristus

a. Kehidupan Gereja: ruang – waktub. Masalah-masalah kehidupanc. Masalah ajaran (Ajaran yang benar)d. Kesetiaan - kreativitas

Sejarah Perkembangan

Dogma

Locus theologicus ajaran imanGereja berkembang: jumlah umat, teritorial; umat

dengan latar belakang, ekonomi, pendidikan dan ilmu yang maju.

Gereja yang semakin establish: beriman akan YK dalam masyarakat baru?

Latar belakang agama/keyakinan sebelum kristiani: Yunani, Gnose, Yahudi.

Identitas Gereja yang baru berkembangIdentitas Yesus Kristus dalam hubungan dengan AllahIdentitas Gereja dalam kaitan dengan Yesus KristusIdentitas Gereja dalam kaitan dengan keselamatan.

Zaman baru vs kesetiaan imanKomunitas (budaya, sosial, ekonomi, religiositas)

mengandung persoalan-persoalan yang original yang berpotensi menimbulkan krisis:Kis 15 – SunatKematian para saksi mata kebangkitanMarcion (Canon KS)Identitas Yesus – (Maria) – Gereja (Konsili-konsili)Lapsis (Gereja Karthago)Rahmat dan kebebasan (Agustinus vs Pelagius)

Jawaban Gereja (setia – kreatif)Setia kepada ajaran Yesus Kristus (dengan kontradiksinya)

Keselamatan Allah, Kabar GembiraSalib – Kematian – KebangkitanGereja sebagai penerus karya Yesus dalam Roh Kudus

Menemukan jawaban baru menjawab tantangan jaman.Tradisi sunat (pembebasan Mesir, Perjanjian Musa) Tradisi baptis

(Rom 6).4 Injil diterima (diterima oleh komunitas, dalam Liturgi, pedoman

ajaran)Menerima ketegangan: Yang Ilahi vs Yang manusiawiPenerimaan kerahiman Allah (Gereja yang elite orang kudus vs

pendosa)Rahmat diterima vs usaha manusia diperlukan.

Jawaban Gereja=dogma?Dalam dunia maya: kecenderungan

memperluas cakupan dogma: (Silakan cek di google dalam bahasa Indonesia)

Benarkah semua jawaban Gereja merupakan ajaran pokok = dogma?

Bahasa Indonesia: beberapa buku karangan Cl. Groenen, Tom Jacobs.

Bernard Sesboüé, (éd.), Histoire des Dogmes,

Belajar dari Sejarah GerejaIrenius Lyon: canon dari kebenaran (CH, III, 3.1; 4.1)Eusebeus Cesarea: doktrin kristiani (Hist. Ecc II, 2.6),

keputusan-keputusan synode (konsili).Yohanes Krisostomus: dogma kristiani vs dogma filsafat

(Hom. VI, 2)Vincentius de Lérins (Commonitarium – 434): melawan

ajaran heresi id teneamus, quod ubique, quod semper, quod ab omnibus creditum est.Heresi: melawan ajaran kristiani yang benarSkisma: memisahkan diri dari kesatuan Gereja yang

benar

Vincentius de LérinsTeksnya hilang selama abad pertengahanDitemukan kembali XVI dan dicetak ulang 35 x dan

diterjemahkan dalam 22 bahasa

Bernardus Clairvaux: menyerahkan putusan dogma kepada paus (Ep. 189,5)

Thomas Aquino: mempergunakan 9 x konsep dogma tapi dalam arti yang bervareasi.

Perkembangan kata dogmaPatristik: Kerygma, doktrin, credo para rasul,

pengakuan iman.Melawan heresi: canon kebenaran (1 Tim 6:5; 2 Tim 2:18Ireneus Lyon: Regula fidei (kebenaran iman) (CH I, 9,4)Kumpulan ajaran untuk calon baptis

Abad Pertengahan: veritas catholica – keseluruhan kebenaran kristiani yang diterima-dijaga-teruskan oleh GerejaFidesFides catholicaVeritas divina et catholica

Thomas Aquino: articulus fideiKebenaran yang langsung diwahyukan dan formalKebenaran fundamental yang menjadi dasar iman dan

hidupBagian dari Credo

Trente: anathema sit tidak semua ajaran = dogma1753 C.3: Si quis dixerit, Missae sacrificium tantum esse

laudis et gratiarum actionis, aut nudam commemorationem sacrificii in cruce peravti, non autem propiatorium: vel soli prodesse sumenti; neque pro vivis et defunctis, pro peccatis, peenis, satisfactionibus et aliis necessitatibus offerri deber: anathema sit

Jika seseorang mengatakan bahwa korban misa hanyalah korban persembahan dan syukur atau hanya peringatan kurban yang dilaksanakan di salib, tapi bukan korban sebenarnya; atau barang siapa mengatakan bahwa ekaristi hanya berguna bagi mereka yang menerima Kristus dan tidak dapat dipersembahkan bagi orang yang sudah meninggal atau yang masih hidup, juga untuk penghapusan dosa, untuk pemulihan dan untuk keperluan lain: anathema sit

Gregorius XVI 1835: magisterium merupakan lembaga yang bertanggungjawab melaksanakan tugas pengajaran dengan atoritas (DH 2739)

Pius IX 1863: Tuas libenter: pertama kali kata dogma: semua yang diwahyukan dan diajarkan demikian oleh Gereja, yang harus dipercayaan sebagai iman ilahi (DH 2875)Dogma: kosa kata teknis untuk doktrin Gereja yang

wajib dipercayai karena ditetapkan secara definitifDogma: perjumpaan antara iman Gereja dan otoritas

gereja

Vatikan I (isi dogma)Porro fide devina et catholica ea omnia credenda sunt, quae in

verbo Dei scripto vel tradito continentur et ab Ecclesia sive solemni iudicio sive ordinario et universali magisterio tamquam divinitus revelata credenda proponuntur (DH 3011)

Perlu ditambahkan apa yang harus dipercayai sebagai iman yang ilahi dan katolik yakni seluruh isi KS, yang tertulis atau diteruskan oleh Tradisi dan yang Gereja minta untuk dipercayai sebagai yang diwahyukan secara ilahi, baik melalui kuasa mengajar luar biasa atau kuasa mengajar biasa dan universal

… docemus et divinitus revelatum dogma esse definimus (DH 3074)

Kami mengajarkan bahwa sebuah dogma yang diwahyukan oleh Allah …

Vatikan II: Konsili: Pastoral – ekumenis – bukan untuk menghukum dengan dogma tertentuLG 25: kuasa mengajar uskup dan uskup RomaDV 2-5: kaitan antara Wahyu – Iman – TradisiGS 62: proses historisitas dari rumusan dogmatikDV 24: penafsiran KS, dogma bagaikan jiwa teologiDV 10: Magisterium: service Sabda AllahUR 11: Hirarki kebenaran

rangkumanDogma (XVIII): keputusan definitif magisterium

dalam hal ajaran iman yang berkaitan dengan pewahyuan, yang harus diimani oleh semua.

Doktrin Khasanah imanArticulus fideiAjaran iman

Contoh Dogma1854 – Pius IX Bulla Ineffabilis Deus: Conceptio

Immaculata Mariae (sejak saat pertama dikandungnya, diri Maria bebas dari dosa asal)

1870 – Pius IX Pastor aeternus: De Romani Pontificis infallibili magisterio (Kuasa mengajar kebal salah dari Pontife Roma)

1950 – Pius XII Kons. Apostolik Munificentissimus Deus: Maria diangkat dalam kemuliaan surgawi.

Tingkatan Ajaran (global)1. Dogma definitif: Maria diangkat kesurga dituntut

persetujuan iman, wajib percaya2. Doktrin definitif: hanya tanggapan terhadap Wahyu

disebut iman penerimaan teguh; menerima dan memegang teguh

3. Doktrin tidak definitif tapi otoritatif: ajaran Humanae Vitae akal budi memadukan satu ajaran.

4. Peringatan arif dan penerapan doktrin: sikap Vatikan II tentang ekumenisme ketaatan suara hati

Catatan tambahanDoktrin

Ajaran yang berwibawaPerlu dihindari: dokrin bukan sekedar deskripsi

harafiah atas realitas; doktrin tidak mengklaim sebagai fakta yang bisa diverifikasi

Norma bagi orang kristiani; kebenaran yang menyelamatkan.

Lindbeck: doktrin menyediakan aneka parameter untuk ungkapan teologis yang memadai dan benar, bercorak regulatif.

Alister McGrath: doktrin adalah ajaran otoritagif komunal yang dianggap hakiki bagi jati diri umat kristiani.

Catatan tambahanContoh Doktrin: Credo, kasanah iman, ajaran konsili …Tugas Gereja: menjaga kemurnian, keutuhan,

meneruskan kepada semua bangsaMagisterium cathedrae pastoralis (uskup) –

magisterium cathedrae magistralis (sarjana teologi)Tugas Magisterium

Mewartakan (secara otentik) Menjaga , menafsirkan dan menjernihkan (setia –kreatif) Mendefinisikan secara tepat

Refleksi

DogmaArti luas: Kebenaran Allah bagi manusia yg diwahyukan

secara definitif dalam diri YK dan diwartakan dan dinyatakan secara otentik oleh Gereja.

Arti sempit (XVIII): sebuah doktrin yang dinyatakan oleh Gereja secara definitif dan perlu ditaati oleh semua orang kristiani sebagai sebuah kebenaran yang diwahyukan Allah. Mereka yang menolak kebenaran tersebut dikategorikan heresi dan dihukum Gereja.

Nb. Kebenaran-kebenaran fundamental (Credo) tidak pernah didefinisikan seperti dogma modern, tetapi memiliki kekuatan mengikat seluruh Gereja.

Dogma: kebenaran – historisitas – kebebasan – iman -ungkapan bahasa manusia

Dasar teologis: Allah yang mengkomunikasikan dirinya (Yesus Kristus)

secara historis, bertubuh dan kongkrit, eskatologis dan definitif.

Ungkapan pewahyuan tersebut adalah definitif, mengatasi segala sesuatu, terbuka terhadap keterbatasan manusiawi.

Definisi ajaran mengandaikanMenyangkut salah satu aspek ajaran imanPada masa tertentuBerkaitan dengan pandangan-pandangan yang

kontroversialBerkaitan dengan keselamatan umat AllahTerkait dengan Tradisi dan KS

Gereja sebagai locus teologicusPersoalan kongkrit dalam GerejaPenegasan bersamaKesetiaan kepada Injil Yesus Kristus dan menjawab

tantangan baru

Ajaran yang didefinisikanKS sebagai patokan tertinggiMagisterium sebagai pelayan KS bukan diatas KSMenjaga keutuhan khasanah iman Infallibilitas in credendo Umat AllahDidefinisikan dengan syarat-syarat yang sangat detail

dan strict.Mempergunakan medium: bahasa manusia.Demi keselamatan umat Allah.

KesimpulanFungsi kenabian dilanjutkan dalam fungsi Uskup

pengajar otentik (imam ambil bagian), juga teologi.Magisterium cathedrae pastoralis (uskup) – magisterium

cathedrae magistralis (sarjana teologi)Tujuannya: keselamatan umat Allah (LG 1)Berbagai macam cara: magisterium biasa dan

magisterium luar biasa [konsili ekumenis dan ex cathedra]

Perkembangan doktrinal dan perkembangan pemahaman ajaran iman.

Bahan bacaan Bevans, S.B., Teologi dalam perspektif Global, Maumere: Ledalero, 2010. Congar, Y., Ministère et Commuion ecclésiale, Paris: Cerf, 1971. Chiron, J.-F., « Une barrière éternelle. L’autorité de l’Eglise dans la définition du dogme

au XIX siècle », in RSR 94 (2006), 29-52. Darmawijaya, St., Tindak Kenabian, Yogyakarta: Kanisius,1991. Fransen, P., (éd.), Autority in the Church, Louvain: Peeters, 1983. Geffré, C., Croire et interpréter, Paris: Cerf, 2001. Gire, P., « Le dogme comme langage normatif », in RSR 94 (2006), 15-28. Groenen, C., Mariologi. Teologi & Devosi, Yogyakarta: Kanisius, 1991. Kasper, W., Dogme et Evangile, Brugge: Casterman, 1967. Kasper, W., « Dogme/Dévelopement du dogme », in Eicher, P. (éd.), Dictionnaire de Théologie,

Paris: Cerf, 1988, 119-128. Kim, A., « Les énonces dogmatiques dans le contexte interculturel », in RSR 94 (2006), 77-97. Meunier, B., La Naissance des dogmes chrétiens, Paris: L’Atelier, 2000. Michael, M. (éd.), La théologie à l’épreuve de la vérité, Paris: Cerf, 1984. Osborne, K.B., Priesthood. A History of Ordined Ministry in the Roman Catholic Church,

Oregon: Wipf and Stock Pub, 1989. Purwanto, F., L’ecclésiologie dans l’œuvre de Gustave Thils, Louvain-la-Neuve, 2006 Rahner, K., « Dogma », in Rahner, K. (éd.), Sacramentum Mundi, I, Banglore: Theological Pub. In

India, 1975, 95-111. Sesboüé, B., Le magistère à l’épreuve, Paris: DDB, 2001.

top related