motif motif batik

Post on 31-Jul-2015

245 Views

Category:

Education

12 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Batik Nama Anggota:

Andini Rianti

Ciska Olivia

Dhea Ardhina Krisdamaiyanti

Fathin Fadhilah

Fidia Sucia Sari

Merulgia Agestha

Putri Aisyah

Rizki Permata Hati

Tania Ayu Marcelina

Materi yang Akan di Bahas

Sejarah Batik

Pengertan Batik

Alat dan Bahan Untuk Membatik

Teknik dan Proses Pembuatan Batik

Langkah-langkah Membuat Batik

Jenis-Jenis Batik

Batik Khas Bangka Belitung

Peran dan Fungsi Batik

Sejarah Batik

Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan

menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Ada

beberapa penemuan,seperti:

a. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal

semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain

pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk

pola.

b. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan

di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta

di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794).

c. Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba

di Nigeria, serta Suku Soninke dan Suku

Wolof di Senegal.

d. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak

zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir

abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan

ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan

batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau

sekitar tahun 1920-an.

Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa,

kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P.

Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini

kemungkinan diperkenalkan dari India

atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7.

Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A.

Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik

adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera,

dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah

area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui

memiliki tradisi kuna membuat batik.

G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah

dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia

menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk

dengan menggunakan alat canting, sehingga ia

berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa

sekitar itu. 

Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali

diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817)

tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi

Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki

Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van

Rijekevorsel memberikan selembar batik yang

diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum

Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah

batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu

dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun

1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.

Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang

memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru

muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak,

sementara batik tradisional yang diproduksi dengan

teknik tulisan tangan menggunakan canting dan

malam disebut batik tulis. Hugh Clifford merekam

industri di Pekan tahun 1895 bagi menghasilkan

batik, kain pelangi, dan kain telepok.

Pengertian Batik

Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian.

Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal:

a. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan

menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan

sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini

dikenal sebagai wax-resist dyeing.

b. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat

dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif

tertentu yang memiliki kekhasan.

Batik Indonesia, sebagai

keseluruhan teknik, teknologi, serta

pengembangan motif dan budaya yang

terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai

Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan

Non Bendawi sejak 2 Oktober, 2009.

Teknik dan Proses Pembuatan Batik

Teknik pembuatan batik pada prinsipnya

adalah menutup permukaan kain batik

dengan malam batik cair(wax) agar

ketika kain dicelup kedalam ciran

perwarna, kain yang tertutup malam

batik tersebut tidak ikut terkena warna.

Bahan Untuk Membuat

Batik

1. Kain

 

Kain yang siap untuk di batik umumnya berwarna

putih, karena untuk mempermudah proses membatik

maka biasanya kain digambar sketsa dengan pensil.

Penggunaan kain inilah yang nantinya akan sangat

mempengaruhi tingkat kesulitan membatik.

• Lilin

• Malam adalah Lilin yang terbuat dari sarang lebah (Beeswax)

murni yang telah diolah. lilin ini berwarna putih, dan berbau

sangat khas. jika diaplikasikan pada kain cukup lentur dan

tidak mudah retak atau pecah. Bahan pembuat malam lainnya

adalah paraffin. Jika beeswax memiliki sifat yang lentur, maka

sebaliknya paraffin sangat mudah retak, malam paraffin ini

baik untuk membuat batik remukan.

Jenis – jenis lilin :

• Lilin klowong: untuk membatik

(Klowong/garis motif)

Lilin Tembok: untuk menembok/menutup

bagian yang tidak dikehendaki berwarna

Zat pewarna

• Tidak semua pewarna tekstil dapat digunakan untuk mewarnai

batik karena sifat khusus batik. Batik tidak dapat dipanaskan

pada saat pewarnaan karena akan melarutkan lilin. Lilin batik

tidak kuat terhadap alkali. Sebaliknya, tidak semua pewarna

tahan terhadap rebusan air pada saat pengelupasan lilin. Oleh

karena sifatnya yang khusus ini maka pewarna batik harus

dipilih yang sesuai dengan proses pewarnaan batik yang khas.

Menurut asalnya pewarna batik terdiri dari 2 jenis:

a. Pewarna dari bahan alami, didapat dari bagian-bagian tumbuhan seperti

akar, batang, kayu, kulit, daun dan bunga, atau dari getah buang (Lac

Dye) binatang. Contohnya antara lain: daun pohon nila, kulit pohon soga

tinggi, kunir, daun teh, blendok trembalo (getah buang kutu Tachardia

Iacca yang hidup di pohon kesambi).

b. Pewarna sintetis/buatan. Merupakan pewarna yang dapat digunakan

dalam suhu yang tidak merusak lilin, yang termasuk golongan pewarna

tersebut adalah: indigo, indigosol, naptol dan rapid, cat soga, cat basis,

cat Indanthreen, cat belerang dan procion dingin (cat kreatif). 

Alat Untuk Membuat Batik Tulis

A. Bandul PenahanBandul dibuat dari timah, atau kayu, atau batu

yang diletakkan di saku. fungsi utama bandul

adalah untuk menahan kain putih (mori) di mana

batik sedang dibuat agar tidak bergerak ditiup

angin, atau menarik dari pembuat batik dengan

kecelakaan. Tapi tanpa bandul, pembuatan batik

dapat dilakukan.

.

B. Dingklik

Dingklik merupakan tempat pembuat

batik, tingginya disesuaikan dengan

tinggi orang duduk saat membatik.

C. GawanganGawangan terbuat dari kayu atau bambu

yang bergerak dan kuat. Fungsinya adalah

untuk menggantung dan membentangkan

kain mori ketika batik akan dibuat dengan

menggunakan canting.

D. Wajan

Wajan peralatan mencair “Malam” (lilin untuk

membuat batik). Wajan terbuat dari baja atau

tanah liat. Lebih baik memiliki pegangan agar

mudah untuk mengangkat atau turun dari api

tanpa menggunakan peralatan lain. Oleh karena

itu wajan yang dibuat dari tanah liat lebih baik

daripada dari logam karena pegangannya tidak

mudah panas. Tapi wajan dari tanah liat yang

lambat panas “Malam”.

E. Kompor / AngloAnglo dibuat dari tanah liat, atau bahan lain.

Anglo adalah api peralatan untuk mencairkan

“Malam”. Kompor terbuat dari besi di mana

sumbu diberikan. Jika menggunakan anglo, maka

bahan untuk membuat api adalah arang dari

kayu. Jika menggunakan kayu api, anglo diganti

dengan “keren”: keren ini banyak digunakan di

desa-desa. Pada dasarnya keren adalah sama

dengan anglo, tetapi tidak memiliki lapisan atas.

F. Kipas / Tepas

Kipas tidak digunakan jika menggunakan api

kompor. Tepas adalah alat untuk membuat api

semakin besar tergantung pada kebutuhan, dan

terbuat dari bambu. Selain tepas, digunakan

juga ilir. Pada dasarnya tepas dan ilir adalah

sama, hanya bentuk yang berbeda. Tepas

bentuk ‘adalah persegi dan menunjuk ke salah

satu lebar dan pegangan di bagian runcing.

G. Taplak

Fungsinya adalah untuk menutupi dan

melindungi pembuat batik itu dari setetes

Malam (lilin) dari canting.

H. Canting

Canting adalah alat untuk menggambar

atau melukis dengan lilin menggambar

Malam ke mori itu. Canting menentukan

nama batik yang akan dihasilkan menjadi

batik gambar. Alat ini terbuat dari

campuran tembaga dan kayu atau bambu

yang fleksibel dan ringan.

I. Kemplongan

Kemplongan merupakan alat yang

terbuat dari kayu yang berbentuk meja

dan palu pemukul alat ini dipergunakan

untuk menghaluskan kain mori sebelum

di beri pola motif batik dan dibatik.

Alat Untuk Membuat Batik

Cap

A. Kasur (Bantalan)Bantalan Kasur ini terbuat dari kapas yang dibungkus dengan kain,

berfungsi sebagai lapisan bantalan kain mori yang akan dicap.

B. TaplakTaplak ini terbuat dari kain katun yang berfungsi untuk lapisan

kasur

C. KomporTebuat dari besi dengan menggunakan sumbu, berfungsi untuk

perapian saat melelehkan lilin malam

D. Anglo Besar

Anglo ini terbuat dari gerabah yang berfungi untuk tungku

yang didalamnya diletakkan kompor untuk perapian.

Penggunaan Anglo ini untuk melindungi api dari angin

sehingga api dapat menyala lebih tenang.

E. MejaMeja ini terbuat dari kayu yang berfungsi untuk meletakkan kasur

bantalan.

F. Loyang

Loyang terbuat dari besi dan berbentuk seperti wajan dengan dasar

datar dan berdiameter 40 cm, loyang ini berfungsi untuk tempat lilin

malam saat dipanaskan.

G. Angsang

Angsang ini terbuat dari tembaga dengan permukaan

berupa anyaman strimin yang diletakkan pada loyang.

Angsang ini berfungsi untuk lapisan dasar pada

permukaan loyang.

H. Serak Kasar dan Serak HalusSerak kasar dan serak halus ini terbuat dari kain katun dengan bentuk

seperti kain kasa berfungsi sebagai lapisan diatas angsang untuk

meletakkan cap saat pengambilan lilin malam yang sudah meleleh.

I. LondoBerupa jambangan kecil yang berisi air dan abu yang berfungsi untuk

dipergunakan membasahi kasur agar tetap basah saat akan dipergunakan

untuk meletakkan mori saat akan dicap.

J. Alat Cap

Alat cap ini terbuat dari tembaga

dengan kombinasi besi dengan

pemukaan untuk berupa motif batik.

Cap ini berfungsi untuk meletakkan

lilin malam dengan motif batik pada

permukaan kain mori.

Alat Tambahan Untuk Membuat Batik

Timbangan: untuk menimbang warna

Stik besi: untuk menghilangkan tetesan lilin

Dingklik: untuk duduk pada waktu membatik tulis

Kenceng: untuk tempat melorod kain batik.

Scrap: untuk membersihkan lilin yang

menetes di lantai.

Seterika dan meja seterika: untuk

menghaluskan kain

Macam-Macam Teknik Membatik

1. Teknik Canting Tulis

teknik canting tulis adalah teknik membatik

dengan menggunakan alat yang disebut canting.

Membatik dengan canting tulis seperti ini

disebut teknik membatik tradisional.

2. Teknik Celup Ikat

Teknik celup ikat merupakan pembuatan motif

pada kain den cara mengikat sebagian kain,

kemudian kain dicelupkan ke dalam larutan

pewarna. Motif inilah yang disebut motif dalam

bentuk negatif atau klise.

3. Teknik Printing

Teknik printing atau cap merupakan cara

pembuatan motif batik menggunakan canting

cap. Canting cap membuat proses pemalaman

yang cepat. Oleh karna itu, teknik printing dapat

menghasilkan kain batik yang lebih banyak dalam

waktu yang lebih singkat.

4. Teknik Colet

Teknik colet yaitu motif yang dihasilkan dengan

teknik colet tidak berupa klise. Teknik colet

disebut juga teknik lukis, yaitu cara mewarnai

pola batik dengan mengoleskan cat atau

perwarna pada kain jenis tertentu pada pada pola

batik dengan alat khusus atau dengan kuas.

Proses Pembuatan Batik

Langkah-langkah pemmbuatan batik

adalah seperti beikut ini. Proses

Pembuatan Batik berikut ini:

1. Menyiapkan gambar kerja

2. Menjiplak gambar di atas kain atau memola (memberi

pola).

3. Membatik klowong sesuai dengan motif yang

dikehendaki

4. Mencelup kain batik ke dalam larutan TRO

untuk memudahkan warna meresap ke kain.

5. Mewarna pertama menggunakan zat warna

napthol, kemudian meniiriskan,

Celup napthol                  Celup garam

pembangkit

6. Mencuci dengan air bersih dan mengeringkan dengan

cara diangin-anginkan atau dijemur di tempat  yang

teduh

7. Membatik / menutup bagian yang dikehendaki tidak

berwarna dengan menggunakan lilin tembok

8. Menutup dasar batikan dengan menggunakan

parafin.

9. Mewarna kedua dengan zat warna napthol,

kemudian angkat dan tiriskan.

10. Mencuci dan mengeringkan dengan cara diangin-

anginkan atau dijemur di tempat yang teduh.

11. Nglorod / menghilangkan lilin / malam pada kain

yang menempel. Mencuci dengan air bersih

sampai benar-benar bersih, tidak ada lilin atau

bekas noda-noda yang menempel  kemudian

mengeringkannya.

12. Menghaluskan kain batik dengan cara disetrika.

Menjahit  pada bagian tepi taplak batik.

13. Hasil jadinya

LANGKAH MEMBUAT BATIK

1. Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa

disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang

memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk

membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih

untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif

yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang

terbagi menjadi 2 :

a. Batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol.

b. Batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar

bunga dan kupu

kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan

pensil.

2. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah

melukis dengan (lilin) malam menggunakan canting

(dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut.

3. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam

bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih

(tidak berwarna). Canting untuk bagian halus,

atau kuas untuk bagian berukuran besar.

Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan

kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi

lapisan lilin tidak terkena.

4. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang

tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna

tertentu.

5. Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.

6.Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis

dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang

akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.

7. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua

8. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan

cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.

9. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses

pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk

menahan warna pertama dan kedua.

10. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali

sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan

11. Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna

direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin,

sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu

kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda gambar

terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis

(lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap

untuk digunakan.

12. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian

mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.

Jenis-Jenis Batik

Menurut teknik

Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik

menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu

kurang lebih 2-3 bulan.

Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik

yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga. Proses

pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3

hari.

Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung

melukis pada kain putih.

Menurut Asal Pembuatan

1. Batik Pekalongan

Batik dari daerah Pekalongan ini memiliki motif yang

indah dan bebas. Warna yang dihasilkan dari malam

bisa mengubah kain putih menjadi batik yang

berkwalitas internasional. Para pengrajin batik

Pekalongan ini memiliki inovasi yang tinggi dengan

pembuatan batik yang selalu mengikuti

perkembangan zaman. Sampai sekarang pun batik

dari kota Pekalongan ini selalu mengedepankan motif

yang berbeda dan sesuai dengan trend mode terbaru.

 

2. Batik Madura

Batik ini di buat oleh pengrajin yang kebanyakan

dari kota Pamekasan. Ragam batik Madura lebih

kreatif dengan ribuan motif yang berani. Warna

dari batik yang dihasilkan sangat beragam dan

warna yang dipilih kebanyakan warna yang

cerah. Jika dibandingkan dengan batik lainnya,

batik Madura lebih kaya akan ragam motifnya

dan kebebasan adalah ciri dari batik Madura ini.

3. Batik Keris

Batik yang dihasilkan oleh perusahaan batik Keris di

Surakarta satu ini sangat inovatif dan selalu mengikuti

perkembangan zaman. Perusahaan batik yang sudah

memiliki nama tersendiri di hati masyarakat ini

sekarang telah berkembangan menjadi beberapa

model baju yang khas. Batik Keris juga memproduksi

baju batik khusus untuk anak-anak.

 

 

4. Batik Cirebon

Kain batik asal Cirebon ini sangat

bagus dan unik. Batik tulis Cirebon

sering digunakan untuk souvenier

dan busana wanita maupun pria.

5. Batik Purbalingga

 

Batik ini berasal dari Purbalingga, Jawa

Tengah, batik ini memiliki ciri khas yang

membedakannya dengan batik di daerah

lain.

6. Batik Kraton

Batik ini memiliki motif yang unik dan

mengandung makna tersendiri. Batik satu

ini dibuat oleh pengrajin yang berada di

kraton dan juga oleh putri kraton sehingga

hanya orang tertentu saja yang

memakaianya. Motif dari batik ini

diantaranya Parang Rusak dan Parang

Barong.

7. Batik Petani

Batik ini memiliki ciri yang sedikit kasar

dibandingkan dengan batik lainnya. Batik

jenis ini dibuat oleh pengrajin batik yang

sebagian besar adalah petani terutama

adalah ibu rumah tangga di waktu luang

saat mereka tidak di sawah.

Motif-Motif Batik

1. Motif Batik Sawat

Sawat berarti melempar. Pada zaman dulu, orang Jawa percaya

dengan para dewa sebagai kekuatan yang mengendalikan alam

semesta. Salah satu dewa tersebut adalah Batara Indra. Dewa ini

mempunyai senjata yang disebut wajra atau bajra, yang berarti

pula thathit (kilat). Senjata pusaka tersebut digunakan dengan cara

melemparkannya (Jawa: nyawatake).

Bentuk senjata Batara Indra tersebut menyerupai seekor ular yang

bertaring tajam serta bersayap (Jawa: mawa lar). Bila dilemparkan

ke udara, senjata ini akan menyambar-nyambar dan mengeluarkan

suara yang sangat keras dan menakutkan.

Walaupun menakutkan, wajra juga

mendatangkan kegembiraan sebab dianggap

sebagai pembawa hujan. Senjata pusaka

Batara Indra ini diwujudkan ke dalam motif

batik berupa sebelah sayap dengan harapan

agar si pemakai selalu mendapatkan

perlindungan dalam kehidupannya.

2. Motif Batik Ceplok Bentuk pola ceplok sangat kuno adalah pola kawung. Pola dengan

motif-motif ceplok ini terinspirasi oleh bentuk buah kawung (buah

atap atau buah aren) yang dibelah empat. Keempat bagian buah

bersama intinya itu melambangkan empat arah (penjuru) utama

dalam agama Budha.

Pada dasarnya, ceplok merupakan kategori ragam hias

berdasarkan pengulangan bentuk geometri, seperti segi empat,

empat persegi panjang, bulat telur, atau pun bintang. Ada banyak

varian lain dari motif ceplok, misalnya ceplok sriwedari dan ceplok

keci. Batik truntum juga masuk kategori motif ceplok. Selain itu,

motif ceplok juga sering dipadupadankan dengan berbagai bentuk

motif lainnya untuk mendapat corak dan motif batik yang lebih

indah.

3. Motif Batik Gurda

Gurda berasal dari kata garuda. Seperti diketahui, garuda merupakan

burung besar. Dalam pandangan masyarakat Jawa, burung garuda

mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bentuk motif gurda ini

terdiri dari dua buah sayap (lar) dan di tengahnya terdapat badan dan

ekor.

Motif gurda ini juga tidak lepas dari kepercayaan masa lalu. Garuda

merupakan tunggangan Batara Wisnu yang dikenal sebagai Dewa

Matahari. Garuda menjadi tunggangan Batara Wisnu dan dijadikan

sebagai lambang matahari. Oleh masyarakat Jawa, garuda selain sebagai

simbol kehidupan juga sebagai simbol kejantanan.

4. Motif Batik Truntum

Motif batik truntum diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana

(Permaisuri Sunan Paku Buwana III), bermakna cinta yang

tumbuh kembali. Beliau menciptakan motif ini sebagai simbol

cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama terasa

semakin subur berkembang (tumaruntum).

Kain motif truntum biasanya dipakai oleh orang tua pengantin

pada hari pernikahan. Harapannya adalah agar cinta kasih yang

tumoruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang

dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk menuntun

kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru.

5. Motif Batik Udan Liris Motif ini mengandung makna ketabahan dan harus tahan

menjalani hidup prihatin biarpun dilanda hujan dan panas.

Orang yang berumah tangga, apalagi pengantin baru, harus

berani dan mau hidup prihatin ketika banyak halangan dan

cobaan. Ibaratnya tertimpa hujan dan panas, tidak boleh

mudah mengeluh. Segala halangan dan rintangan itu harus

bisa dihadapi dan diselesaikan bersama-sama.

Suami atau istri merupakan bagian hidup di dalam rumah

tangga. Jika salah satu menghadapi masalah, maka

pasangannya harus ikut membantu menyelesaikan, bukan

justru menambahi masalah.

Misalkan, bila suami sedang mendapat cobaan

tergoda oleh perempuan lain, maka sang istri harus

bisa bijak mencari solusi dan mencari penyelesaian

permasalahan. Begitu pula sebaliknya, jika sang

istri mendapat godaan dari lelaki lain, tentu suami

harus bersikap arif tanpa harus menaruh curiga

yang berlebihan sebelum ditemukan bukti.

6. Motif Batik Parang

KusumaMotif batik Parang Kusuma, bermakna hidup harus dilandasi dengan

perjuangan untuk mencari kebahagiaan lahir dan batin, ibarat keharuman

bunga (kusuma). Contohnya, bagi orang Jawa, yang paling utama dari

hidup di masyarakat adalah keharuman (kebaikan) pribadinya tanpa

meninggalkan norma-norma yang berlaku dan sopan santun agar dapat

terhindar dari bencana lahir dan batin. Mereka harus mematuhi aturan

hidup bermasyarakat dan taat kepada perintah Tuhan.

Kondisi ini memang tidak mudah untuk direalisasikan, tetapi umumnya

orang Jawa berharap bisa menemukan hidup yang sempurna lahir batin.

Mereka akan mengusahakan banyak hal untuk mencapai kehidupan

bahagia lahir dan batin.

Di zaman yang serba terbuka sekarang ini,

sungguh sulit untuk mencapai ke tingkat

hidup seperti yang diharapkan karena

banyak godaan. Orang pun lebih cenderung

mencari nama harum dengan cara membeli

dengan uang yang dimiliki, bukan dari

tingkah laku dan pribadi yang baik.

7. Motif Batik Parang Rusak Barong

Motif batik parang rusak barong ini berasal dari kata batu karang dan barong

(singa). Parang barong merupakan parang yang paling besar dan agung, dan

karena kesakralan filosofinya, motif ini hanya boleh digunakan untuk raja,

terutama dikenakan pada saat ritual keagamaan dan meditasi.

Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin

mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas

kewajibannya dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan

Sang Maha Pencipta.

Kata barong berarti sesuatu yang besar dan ini tercermin pada besarnya

ukuran motif tersebut pada kain. Motif parang rusak barong ini merupakan

induk dari semua motif parang. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja

selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri.

8. Motif Batik Tambal

Ada kepercayaan bahwa bila orang sakit menggunakan

kain ini sebagai selimut, maka ia akan cepat sembuh.

Tambal artinya menambah semangat hari. Dengan

semangat baru itu diharapkan harapan baru akan muncul

sehingga kesembuhan mudah didapat. Selain itu, dengan

kehadiran para penjenguk, diharapkan si sakit tidak

merasa ditinggalkan dan memiliki banyak saudara

sehingga keinginan untuk sembuh semakin besar.

9. Motif Batik Ciptoning

Motif ciptoning ini biasanya dipakai oleh orang yang

dituakan maupun pemimpin. Dengan memakai motif ini,

pemakainya diharapkan menjadi orang bijak dan mampu

memberi petunjuk jalan yang benar pada orang lain yang

dipimpinnya. Makna filosofis di balik motif ini sebenarnya

bukan hanya untuk pemimpin, tetapi juga untuk setiap

orang agar mampu memimpin (menempatkan) dirinya

sendiri di tengah masyarakatnya.

10. Motif Batik Sido Mukti

Motif Batik Sido Mukti mengandung makna kemakmuran. Bagi orang Jawa,

hidup yang didambakan selain keluhuran budi, ucapan, dan tindakan,

tentu adalah pencapaian mukti atau kemakmuran, baik di dunia maupun

di akhirat.

Setiap orang pasti mencari kemakmuran dan ketenteraman lahir dan

batin. Kemakmuran dan ketenteraman itu tidak akan tercapai tanpa usaha

dan kerja keras, keluhuran budi, ucapan, dan tindakan.

Setiap orang harus bisa mengendalikan hawa nafsu, mengurangi

kesenangan menggunjing tetangga, berbuat baik tanpa merugikan orang

lain, dan sebagainya agar dirinya merasa makmur lahir batin. Kehidupan

untuk mencapai kemakmuran lahir dan batin itulah yang juga menjadi

salah satu dambaan masyarakat.

11. Motif Batik Cuwiri

Batik motif cuwiri biasa digunakan pada saat

acara mitoni, sebuah tradisi memperingati

tujuh bulan usia bayi. Cuwiri artinya kecil-kecil.

Diharapkan pemakainya terlihat pantas dan

dihormati oleh masyarakat. Sejak kecil,

manusia di Jawa sudah memiliki banyak aturan

sesuai dengan falsafah hidupnya dengan tujuan

mendapatkan kemakmuran dan kebaikan.

12. Motif Batik Kawung Motif kawung bermakna keinginan dan usaha yang keras akan selalu

membuahkan hasil, seperti rejekinya berlipat ganda. Orang yang bekerja keras

pasti akan menuai hasil, walaupun kadang harus memakan waktu yang lama.

Contohnya, seorang petani yang bekerja giat di sawah, jika tidak ada hama

yang mengganggu, tentu dia akan memanen hasil padi yang berlipat di

kemudian hari. Kerja keras untuk menghasilkan rejeki berlipat akan lebih

bermakna jika dibarengi dengan sikap hemat, teliti, cermat, dan tidak boros.

Namun sayang, budaya kerja keras untuk menuai hasil maksimal tidak

dilakukan oleh semua orang. Apalagi di zaman sekarang, di mana banyak

orang ingin serba instan, orang ingin cepat kaya tanpa harus bekerja keras.

Oleh karena itu, ada saja mereka yang melakukan hal-hal tercela untuk

mendapatkan keinginannya.

13. Motif Batik Nitik Karawitan

Kebijaksanaan menjadi inti dari filosofi batik

bermotif nitik karawitan. Dengan demikian, para

pemakainya diharapkan akan menjadi orang yang

bijaksana. Itulah mengapa orang-orang yang

dituakan di lingkungannya banyak menggunakan

batik motif ini.

Batik Khas Bangka

Ternyata selain terkenal akan timah dan pantainya, bangka

belitung juga terkenal akan kainnya yang khas. Nama kain

tersebut adalah kain cual.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cual berarti benang

sutera kasar yang baru dipintal (digantih). Namun seiring

perkembangan waktu, Cual menjadi suatu sebutan masyarakat

Bangka Belitung terhadap kain tradisionalnya karena pada

dasarnya kain Cual masuk dalam kategori tenunan songket

seperti layaknya Ulos di Sumatera Utara atau tenun ikat

Donggala di Sulawesi Tengah.

Kain cual telah berkembang sejak abad ke 16. Kini,

setelah Babel berdiri menjadi provinsi sendiri, kain cual

pun menjadi kain adat kebanggaan. Dulu kain ini

sempat menghilang namun berkat kerja keras pasangan

almarhum Abdul Hadi dan sang istri Isnawati Hadi, kain

ini terangkat kembali. Mereka memamerkan kain cual

yang mereka miliki adalah peninggalan leluhur yang

telah berusia 200 tahun. kerja keras ini mengantarkan

mereka pada kesuksesan sebagai enterpreneur

pengembang tradisi dan khasanah kebudayaan lokal

khas Bangka Belitung.

Jika ditilik secara lebih mendalam, kekhasan tenun  Cual ini terletak pada

susunan motifnya. Kita dapat menjumpai motif-motif kain Cual yang

terinspirasi dari tumbuh-tumbuhan, hewan, alam ataupun benda yang

ada di lingkungan sekitar, antara lain pucuk rebung, butiran beras,

ombak, bebek, ayam, naga, burung, dan bunga.

Secara umum, motif pada tenun ikat Cual Muntok dibagi menjadi dua

kategori, yaitu motif susunan bercorak penuh, yang dalam bahasa

Bangka disebut dengan motif Penganten Bekecak, dan motif ruang

kosong, yang dalam bahasa Bangka disebut dengan motif Jande Bekecak.

Seperti jenis kain batik atau songket daerah lain yang menjadi kekayaan

tradisi negeri ini, kain tenun Cual juga memiliki makna filosofi dalam

setiap guratan motifnya. Tingkat kehalusan tenunan, kerumitan motif,

dan padu padan warna yang menarik mengandung semacam simbol yang

menggambarkan perjalanan religius penenunnya.

Lebih lanjut bentuk Kain cual seperti songket. Yang membedakannya adalah kain cual

memiliki warna-warna cerah, khas kain tradisional Melayu. Selain itu juga lebih lembut

dan luwes, serta disertai motif flora atau fauna.

Melihat keindahan dan sejarahnya, kain tenun cual Bangka ini, sangat pantas untuk

dilestarikan dan menjadi salah satu souvenir sepulang dari Bangka. Orang-orang tua di

Bangka bahkan menyebutnya sebagai Pusake Lame yang harus dilestarikan.

Harga yang ditawarkan sangat bervariatif tergantung kualitas dari kain tersebut dan

jumlah benang yang digunakan. Untuk kualitas nomor satu biasanya menggunakan satu

helai benang sehingga pengerjaannya lebih lama, namun kualitas yang dihasilkan

sangat memuaskan. Untuk kain tenun nomor satu, harga yang ditawarkan mulai

berkisar antara 7-18 juta. Untuk kain tenun kualitas nomor dua, harga yang dikenakan

sekitar 2,5-5 juta ke atas. Untuk harga kain tenun nomor tiga harga berkisar 1,2 juta

sampai 1,8 juta. Nah, buat yang berkantong agak minim, jangan terlalu khawatir

dengan harga yang melambung tinggi tersebut. Anda masih bisa mendapatkan kain

tenun Cual yang telah disulap menjadi berbagai pernik khusus seperti selendang,

saputangan, atau syal. Tentunya semua barang itu dapat dibeli dengan harga yang

cukup terjangkau dan berkisar antara 75 ribu hingga 125 ribu rupiah.

Fungsi Batik

• Ada beberapa fungsi batik, yaitu:

1.Sebagai fungsi busana, batik sebagai busana

harian, resmi dan adat. Berbicara masalah busan

adat, tidak akan lepas dengan batik.

 

2.Sebagai upacara adat dan tradisi, batik selalu ada

dan di butuhkan dalam kegiatan upacara adat/tradisi,

misalnya tradisi pernikahan.

3.Sebagai interior, Interior yang

mengunakan motif batik mempunyai

pesona dan daya tarik yang banyak di

minati, baik di rumah pribadi, kantor

maupun hotel-hotel berbintang.

4.Sebagai cindramata, Berupa dompet,

tas, kipas, pernik-pernik yng menjadi aset

komoditas ekonomi dan pariwisata.

Peran Batik Peran batik dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi

dua bagian yaitu :

a. Batik yang berfungsi sebagai pakaian untuk keperluan sehari-hari, seperti :

1. kemeja

2. daster

3. sarung

b. Batik sebagai kerajinan, seperti :

1. taplak meja

2. seprai

3. gorden

4. hiasan dinding

top related