modul praktik pembuatan kontrak bisnis
Post on 27-Oct-2021
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MODUL
PRAKTIK PEMBUATAN KONTRAK BISNIS
Oleh:
RENI ANGGRIANI,S.H.,M.Kn.
LABORATORIUM ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah,
rahmat dan hidayah-Nya juga kami telah menyelesaikan Modul Praktik
Pembuatan Kontrak Bisnis yang nantinya akan dipakai dalam proses belajar
mengajar mata kuliah Praktik Pembuatan Kontrak Bisnis yang diselenggarakan
oleh Laboratorium Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Modul Praktik Pembuatan Kontrak Bisnis ini disajikan dengan tujuan
agar dapat digunakan sebagai pegangan dan petunjuk bagi mahasiswa/i
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang mengambil
mata kuliah Praktik Pembuatan Kontrak Bisnis, dan agar tercapai target
penguasan materi baik secara teoritis maupun praktis. Harapannya adalah
mahasiswa/i yang menempuh mata kuliah ini dapat mengetahui bagaimana
cara pembuatan dokumen perjanjian.
Atas tersusunnya Modul Praktik Pembuatan Kontrak Bisnis ini,
Laboratorium Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
penyusun dan tim. Akhir kata, semoga modul ini dapat bermanfaat. Amiin.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Yogyakarta, 13 Februari 2020
Koordinator Laboratorium Ilmu Hukum Fakultas
Hukum
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Nanik Prasetyoningsih, S.H., M.H.
MATERI PRAKTIKUM I: RPS dan PRE TEST
Penjelasan mengenai RPS dan Pre test, untuk mengetahui
mengenai bahan mata kuliah yang akan dipelajari dalam mata kuliah
Pembuatan Kontrak Bisnis.
Pretest di pertemuan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman para mahasiswa dalam mata kuliah Hukum Perdata,
Hukum Bisnis, Hukum Perjanjian.
Soal :
1. Jelaskan mengenai syarat-syarat Perjanjian !
2. Apakah yang dimaksud dengan Badan Hukum?
3. Siapa sajakh pihak yang dapat melakukan perjanjian baik individu,
badan usaha maupun badan hukum public atau privat ?
4. Jelaskan macam-macam akta !
5. Jelaskan terkait hak atas tanah !
MATERI PRAKTIKUM II:
PENGERTIAN TENTANG PERIKATAN, PERJANJIAN
DAN KONTRAK
A. Pengertian Tentang Perikatan, Perjanjian dan Kontrak
Istilah kontrak merupakan keselarasan dari suatu perjanjian
dimana istilah Contract dalam bahasa Inggris. Ketika seseorang
mendengar istilah kontak maka akan terbayang atau tergambar dalam
pikiran seseorang bahwa kontak merupakan perjanjian yang dibuat oleh
para pihak secara tertulis yang memiliki kepentingan satu sama lain.
Istilah kontrak dalam praktikntya dilakukan dalam dunia bisnis. Untuk
itu harus diluruskan oleh para pakar terkait pengertian dari kontrak irtu
sendiri, karena kontrak tidak lain adalah perjanjian itu sendiri, seperti
yang ditentukan dalam pasal 1313 KUHPerdata bahwa kontak
dipersamakan dengan perjanjian.
B. Syarat Sah Kontrak
Berdasarkan ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, suatu perjanjian dinyatakan sah apabila telah memenuhi
4 (empat) syarat komulatif. Keempat syarat untuk sahnya perjanjian
tersebut antara lain :
1. Sepakat diantara mereka yang mengikatkan diri. Artinya para pihak
yang membuat.
2. Perjanjian telah sepakat atau setuju mengenai hal-hal pokok atau
materi yang diperjanjikan. Dan kesepakatan itu dianggap tidak ada
apabila diberikan karena kekeliruan, kekhilafan, paksaan ataupun
penipuan.
3. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan. Arti kata kecakapan
yang dimaksud dalam hal ini adalah bahwa para pihak telah
dinyatakan dewasa oleh hukum, yakni sesuai dengan ketentuan
KUHPerdata, mereka yang telah berusia 21 tahun, sudah atau
pernah menikah. Cakap juga berarti orang yang sudah dewasa,
sehat akal pikiran, dan tidak dilarang oleh suatu peraturan
perundang-undangan untuk melakukan suatu perbuatan tertentu.
Dan orang-orang yang dianggap tidak cakap untuk melakukan
perbuatan hukum yaitu : orang-orang yang belum dewasa, menurut
Pasal 1330 KUHPerdata jo. Pasal 47 UU Nomor 1 tahun 1974 tentang
Perkawinan; orang-orang yang ditaruh dibawah pengampuan,
menurut Pasal 1330 jo. Pasal 433 KUPerdata; serta orang-orang yang
dilarang oleh undang-undang untuk melakukan perbuatan hukum
tertentu seperti orang yang telah dinyatakan pailit oleh pengadilan.
4. Suatu Hal Tertentu. Artinya, dalam membuat perjanjian, apa yang
diperjanjikan harus jelas sehingga hak dan kewajiban para pihak
bisa ditetapkan.
5. Suatu Sebab Yang Halal. Artinya, suatu perjanjian harus
berdasarkan sebab yang halal yang tidak bertentangan dengan
ketentuan Pasal 1337 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu :
a. Tidak bertentangan dengan ketertiban umum;
b. Tidak bertentangan dengan kesusilaan; dan
c. Tidak bertentangan dengan undang-undang.
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, syarat kesatu dan
kedua dinamakan syarat subjektif, karena berbicara mengenai
subjek yang mengadakan perjanjian, sedangkan ketiga dan keempat
dinamakan syarat objektif, karena berbicara mengenai objek yang
diperjanjikan dalam sebuah perjanjian. Dalam perjanjian bilamana
syarat-syarat subjektif tidak terpenuhi maka perjanjiannya dapat
dibatalkan oleh hakim atas permintaan pihak yang tidak cakap atau
yang memberikan kesepakatan secara tidak bebas. Selama tidak
dibatalkan, perjanjian tersebut tetap mengikat. Sedangkan, bilamana
syarat-syarat objektif yang tidak dipenuhi maka perjanjiannya batal
demi hukum. Artinya batal demi hukum bahwa, dari semula dianggap
tidak pernah ada perjanjian sehingga tidak ada dasar untuk saling
menuntut di pengadilan.
1 Hasanuddin Rahman,Op.Cit, hlm. 15 2 Sudikno Mertokusumo,1993, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta, Liberty, hlm. 120.
Soal :
1. Apa yang akan terjadi bila dari syarat-syarat perjanjian
tersebut tidak dipenuhi?
2. Apa akibat hukumnya dari tidak terpenuhi syarat-syarat
tersebut?
1 Hasanuddin Rahman,Op.Cit, hlm. 15 2 Sudikno Mertokusumo,1993, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta, Liberty, hlm. 120.
MATERI PRAKTIKUM III:
PENGERTIAN DAN KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA
A. Pengertian Akta
Kontrak adalah perjanjian yang sengaja dibuat secara tertulis
sebagai suatu alat bukti bagi para pihak yang membuatnya. Untuk itu
kontrak dibuat dengan pembubuhan tanda tangan sebagai tanda
persetujuan (kesepakatan) atas apa yang terurai pada kontrak yang
dimaksud. Selanjutnya perjanjian yang dibuat secara tertulis dengan
pembubuhan tanda tangan disebut akta.1
Menurut Sudikno Mertokusumo,2
akta adalah surat yang diberi
tanda tangan yang memuat peristiwa yang menjadi dasar dari suatu hak
atau perikatan, yang dibuat sejak semula dengan sengaja untuk
pembuktian. Sependapat dengan Sudikno Mertokusumo, Hasanuddin
Rahman menyatakan bahwa suatu akta ialah suatu tulisan yang
3 Hasanuddin Rahman, Loc. Cit. 4 Ibid, hlm. 123
memang sengaja dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa
dan ditandatangani.3
Berdasarkan pengertian di atas, maka unsur-unsur yang penting
untuk suatu akta adalah :
1. Ditandatangani.
2. Memuat peristiwa yang menjadi dasar sesuatu hal.
3. Diperuntukkan sebagai alat bukti tertulis.
C. Macam-macam Akta
1. Akta Otentik
Menurut Pasal 1868 KUHPerdata, “Suatu akta otentik ialah
suatu akta yang didalam bentuk yang ditentukan oleh
undang- undang, dibuat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai
umum yang berkuasa untuk itu ditempat dimana akta dibuatnya.”
Akta otentik adalah akta yang dibuat oleh pejabat yang
diberi wewenang untuk itu oleh penguasa, menurut
ketentuan- ketentuan yang telah ditetapkan, baik dengan maupun
tanpa bantuan dari yang berkepentingan, yang mencatat apa yang
dimintakan untuk dibuat di dalamnya oleh yang berkepentingan.
Akta otentik terutama memuat keterangan seorang pejabat yang
menerangkan apa yang dilakukannya dan dilihat di hadapannya.4
2. Akta di Bawah Tangan
Akta di bawah tangan adalah akta yang sengaja dibuat
untuk pembuktian oleh pihak tanpa bantuan dari seorang pejabat.
Jadi akta ini semata-mata dibuat antara para pihak yang
berkepentingan.5
Akta dibawah tangan adalah surat yang sengaja dibuat untuk
dijadikan pegangan oleh para pihak dan ditandatangani dan apabila
terjadi sengketa maka surat tersebut dapat dijadikan sebagai alat
bukti.
Akta di bawah tangan baru merupakan alat bukti yang
sempurna apabila diakui oleh kedua belah pihak atau dikuatkan
oleh alat bukti lainnya. Oleh karena itu akta di bawah tangan
merupakan alat bukti permulaan bukti tertulis.
Akta otentik dalam hubungannya dengan kontrak adalah
kontrak yang dibuat oleh notaris, sedangkan akta di bawah tangan
adalah kontrak yang dibuat tanpa campur tangan notaris.
D. Kekuatan Pembuktian dari Suatu Akta
1. Akta Otentik,
Mempunyai pembuktian yang sempurna dalam perkara
perdata. Artinya sebelum ada bukti yang membuktikan sebaliknya
maka harus dianggap benar.
5 Ibid, hlm, 127
2. Akta dibawah tangan
Ada beberapa kreteria yaitu :
a. Akta dibawah tangan yang disahkan oleh Notaris (TTD Para
pihak dan Saksi);
b. Akta dibawah tangan yang didaftarkan di Notaris (TTD Para
pihak dan Saksi);
c. Akta dibawah tangan yang tidak disahkan dan t i d a k
didaftarkan di Notaris (TTD Para pihak dan Saksi dan TTD Para
Pihak saja).
Soal :
1. Apa yang menyebabkan orang menginginkan perjanjiannya
dibuat secara tertulis?
2. Apakah ada urutan nilai pembuktian dari suatu surat atau akta?
MATERI PRAKTIKUM V KETENTUAN UMUM
YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MEMBUAT KONTRAK
1. Kecakapan dan kewenangan para pihak
Kecakapan para pihak erat kaitannya dengan syarat sahnya
suatu perjanjian
2. Isi dari kontrak :
a. Jangka waktu
b. Nilai objek
c. Hak dan kewajiban
d. Pemilihan domisili
e. Penyelesaian sengketa yang mungkin muncul nantinya
MATERI VI PENYELESAIAN
SENGKETA KONTRAK
Penyelesaian perkara dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Litigasi.
Penyelesaian sengketanya melalui Pengadilan.
2. Non litigasi
Penyelesaian sengketanya tidak melalui pengadilan.
MATERI PRAKTIKUM VII PARA
PIHAK DALAM KONTRAK
Para pihak dalam kontrak secara umum hanya ada 2 (dua) yaitu
orang atau perorangan dan Badan.
Para pihak yang bertindak di dalam suatu akta harus telah
memenuhi peraturan yang berlaku. Hal ini akan terkait erat dengan
kecakapan dan kewenangan.
MATERI PRAKTIKUM VIII
ANATOMI KONTRAK
Anatomi kontrak akta notariil telah ditentukan dalam Pasal 38
UUJN, sebagai berikut.
1. Awal akta atau kepala akta, memuat:
a. Judul akta;
b. Nomor akta;
c. Jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun; dan
d. Nama lengkap dan tempat kedudukan Notaris.
2. Badan akta6, memuat:
a. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan,
pekerjaan, jabatan, kedudukan, tempat tinggal para penghadap
dan/atau orang yang mereka wakili;
b. Keterangan mengenai kedudukan bertindak penghadap;
c. Isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihak yang
berkepentingan; dan
d. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, serta pekerjaan, jabatan,
kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi pengenal.
3. Akhir atau penutup akta, memuat:
a. Uraian tentang pembacaan akta;
6 Badan akta di dalam akta notaris lazimnya memuat komparisi, premisse dan isi akta.
b. Uraian tentang penandatanganan dan tempat penandatanganan
atau penerjemahan akta apabila ada;
c. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, jabatan,
kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi akta; dan
d. Uraian tentang tidak adanya perubahan yang terjadi dalam
pembuatan akta atau uraian tentang adanya perubahan yang dapat
berupa penambahan, pencoretan, atau penggantian.
Pada prinsipnya tidak ada perbedaan yang sangat berarti mengenai
tata urutan pembuatan kontrak pada akta otentik maupun akta di bawah
tangan. Perbedaan di antara keduanya terletak pada awal akta, premisse
dan akhir atau penutup akta.
1. Awal kontrak
a. Judul
b. Pembukaan
2. Komparisi
Komparisi ini merupakan bagian yang sangat diperlukan dalam
suatu perjanjian/Akta. Karena komparisi juga yang menentukan sah
tidaknya suatu perjanjian.
Lazimnya komparisi berisi identitas para pihak dan dasar hukum
kewenangannya dalam membuat kontrak. Identitas para pihak tersebut
minimal memuat:
a. Nama
b. Umur
c. Pekerjaan/jabatan
d. Alamat
e. Bukti identitas (KTP atau Paspor (bagi orang asing))
1. Premisse
Premisse adalah sebuah penghubung yang menghubungkan
antara komparisi dengan isi dari akta atau perjanjian.
Di dalamnya menjelaskan mengenai penjelasan siapa para pihak dan
objek dari perjanjian.
2. Isi Kontrak
Isi Kontrak adalah pengaturan inti megenai apa yang
disepakati oleh para pihak. Biasanya diawali dengan kesepakatan
harga, jangka waktu, apa yang diperbolehkan atau tidak selama masa
perjanjian. Artinya di dalam isi ini mengatur seluruh hak dan kewajiban
antara para pihak. Dan ada klausula bila ada hal yang belum diatur dalam
perjanjian ini akan diatur kemudian hari berdsarakan kesepakatan
para pihak.
3. Penutup/Akhir Akta
Penutup akta berisi tentang pengakhiran akta. Diantaranya
berisi tempat, tanggal kontrak dibuat. Tandatangan para pihak serta
para saksi.
MATERI PRAKTIKUM IX-XI
KONTRAK DI BAWAH TANGAN
1. Awal Kontrak :
a. Judul :
Contoh : Sewa Menyewa, Surat Kuasa, Jual Beli, dan lain-lain.
b. Identitas para pihak :
Nama :
Tempat, tanggal lahir :
Alamat :
Pekerjaan :
Selanjutnya disebut sebagai yang Menyewakan atau Pihak Pertama.
Nama :
Tempat, tanggal lahir :
Alamat :
Pekerjaan :
Selanjutnya disebut sebagai yang Menyewa atau Pihak Kedua
Catatan :
Badan :
Kewenangan bertindak dilihat berdasarkan Anggaran Dasar dari
Badan tersebut.
2. Premisse
- Bahwa pihak pertama adalah pemilik rumah yang beralamat di Jalan
Kenari No. 3, Bantul, DIY, yang selanjutnya disebut sebagai objek
perjanjian.
- Bahwa pihak kedua bermaksud untuk menyewa rumah milik Pihak
Pertama.
- Bahwa para pihak telah bersepakat sebagai berikut:….
3. Isi Kontrak
- Pihak Pertama akan menyewakan objek perjanjian dan pihak kedua
telah setuju untuk menyewanya.
- Bahwa harga sewa objek perjanjian adalah sebesar Rp.
200.000.000,- (duaratus juta rupiah) pertahun.
- Bahwa pihak kedua menyewa objek perjanjian selama 2 tahun mulai
tanggal 21 Maret 2011 sampai dengan 20 Maret 2013, dengan cara
pembayaran sebagai berikut :
- Tunai/ transfer ….
4. Penutup
Demikian perjanjian ini dibuat di Yogyakarta, 21 Maret 2017
Pihak Pertama Pihak Kedua
(.........................) (.........................)
Saksi-saksi :
1. Abdul
2. Afa
MATERI PRAKTIKUM XII-XIII
PEMBUATAN AKTA OTENTIK
1. Awal Akta
a. Judul akta;
b. Nomor akta;
c. Jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun; dan
d. Nama lengkap dan tempat kedudukan Notaris.
Contoh :
a. Sewa Menyewa
b. 16
c. 09.00 WIB (Sembilan) Waktu Indonesia Bagian barat, Senin, 01-03-
2011 (satu maret tahun duaribu sebelas),
d. Ami Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan berkedudukan di kota
Yogyakarta.
1. Komparisi
Contoh Komparisi Perorangan :
Tuan NANA, Warga Negara Indonesia, lahir di Gunungkidul,------
tanggal 10-05-1971 (sepuluh Mei tahun seribu sembilan ratus------------
tujuhpuluh satu), Wiraswasta, bertempat tinggal di Tangi, RT 005, RW-
003, Desa/Kelurahan Banyu, Kecamatan Playen, Kabupaten--------------
Gunungkidul, pemegang Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia----
Nomor: 340303150671XXxx.------------------------------------------------
2. Premisse
Bahwa pihak pertama adalah pemilik rumah yang beralamat di-----
Jalan Kenari No. 3, Bantul, DIY dengan bukti hak berupa Sertipikat----
Hak Milik No. 04/Bangunharjo, kelurahan Bangunharjo, Kecamatan----
Bantulan, terAKHIR tercatat atas nama Andi, yang selanjutnya disebut-
sebagai objek perjanjian.--------------------------------------------------------
Bahwa pihak kedua bermaksud untuk menyewa rumah milik Pihak
Pertama.---------------------------------------------------------------------------
Bahwa para pihak telah bersepakat sebagai berikut:….---------------
3. Isi Akta
------------------------------------Pasal 1------------------------------
Pihak Pertama akan menyewakan objek perjanjian dan pihak
kedua telah setuju untuk menyewanya.-----------------------------
------------------------------------Pasal 2------------------------------
Bahwa harga sewa objek perjanjian adalah sebesar------------
Rp. 200.000.000,- (duaratus juta rupiah) pertahun.---------------
------------------------------------Pasal 3------------------------------
Bahwa pihak kedua menyewa objek perjanjian selama 2 tahun-
mulai tanggal 21-03-2015 (dua puluh satu maret tahun duaribu
limabelas) sampai dengan 20-03-2017 (dua puluh satu maret
tahun duaribu tujuhbelas), dengan cara pembayaran sebagai
berikut :-----------------------------------------------------------------
Tunai/ transfer ….
4. Penutup
Contoh Penutup :
--------------------------- DEMIKIAN AKTA INI ----------------
Dibuat dan diselesaikan di Yogyakarta, pada hari, tanggal, dan
jam seperti tersebut pada bagian awal akta ini, dengan dihadiri
oleh :---------------------------------------------------------------------
1. Nyonya ATI, Warga Negara Indonesia, lahir di Bali,---------
tanggal 01-05-1977 (satu Mei tahun seribu sembilanratus-------
tujuhpuluh tujuh), Mengurus Rumah Tangga, bertempat--------
tinggal di Pinggir, RT 019 RW 008, Desa/Kelurahan Bayu,----
Kecamatan Melati, Kabupaten Sleman, pemegang Kartu--------
Tanda Penduduk Republik Indonesia Nomor Induk--------------
Kependudukan: 3310054605xxxxx.-------------------------------
2. Nona YANI, Warga Negara Indonesia, lahir di Bangka,----
tanggal 06-08-1990 (enam Agustus tahun seribu Sembilan-----
ratus sembilan puluh), bertempat tinggal di Mlati, RT:002,
RW 001, Desa/Kelurahan Minggir, Kecamatan Kota------------
Tasikmalaya, pemegang Kartu Tanda Penduduk Republik------
Indonesia Nomor Induk Kependudukan : 33102546xxxxxxx.--
Keduanya Pegawai Kantor saya, Notaris sebagai saksi-saksi,---
- Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris kepada
penghadap dan saksi-saksi, lalu akta- ini ditandatangani oleh
penghadap, saksi-saksi dan saya Notaris.--------------------------
- Dilangsungkan dengan tanpa perubahan.------------------------
- Minuta akta ini telah ditandatangani dengan sempurna.-------
Evaluasi/Praktikum/Magang
Bahan evaluasi/praktikum akan dibagikan pada saat praktikum .
CONTOH
1. AWAL AKTA
2. KOMPARISI
3. PREMISSE
4. ISI PERJANJIAN
5. PENUTUP
Referensi
Buku-buku: Abdulkadir Muhammad, 1990, Hukum Perdata Indonesia,
Bandung, PT. Citra Aditya Bakti.
----------------, 1991, Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia,
Bandung, Citra Aditya Bakti.
Ahdiana Yuni Lestari & Endang Heriyani, 2009, Dasar-dasar
Pembuatan Kontrak dan Akad, Yogyakarta, Mocomedia.
Ali Ridlo, 1986, Badan Hukum dan kedudukan Badan Hukum,
Perseroan, Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf,
Bandung, PT. Alumni.
Bryan A Gadner (Ed), 2004, Black’s Law Dictionary, Eight
Edition, Thomson West.
Chairuman Pasaribu & Suhrawardi K. Lubis, 1996, Hukum
Perjanjian dalam Islam, Jakarta, Sinar Grafika.
Budiono Kusumohamidjojo, 2001, Panduan untuk Merancang
Kontrak, Jakarta, PT. Grafindo.
Gemala Dewi & Yeni Salma, 2003, Hukum Perikatan Islam, Jakarta,
Kencana. Hasanuddian Rahman, 2000, Legal Drafting, Bandung,
Citra Aditya Bakti.
Komar Andasasmita, 1983, Notaris II, Bandung, Sumur.
Munir Fuady, 1999, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum
Bisnis), Bandung, Citra Aditya Bakti.
Ridwan Khairandy, 2004, Iktikad Baik Dalam Kebebasan
Berkontrak, Jakarta, Program Pasca Sarjana Universitas
indonesia.
Salim HS, 2006, Hukum Kontrak: Teori dan Teknik Penyusunan
Kontrak,Jakarta, PT. Sinar Grafika.
Satrio, J, 1992, Hukum Perjanjian, Bandung, PT. Citra Aditya
Bakti.
-------------------------,1998, Hukum Waris Tentang Pemisahan
Boedel, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti.
Subekti, 1985, Aneka Perjanjian, Bandung, PT. Alumni.
Sutan Remy Sjahdeini, 1995, Fungsi Kontrak dan Perjanjian
Kredit Bank Bagi Kebanyakan Masyarakat Indonesia,
dalam Kapita Selekta Hukum Mengenang Alm. Prof. H.
Oemar Seno Adji,S.H., Jakarta, Ghalia Indonesia.
Munir Fuady, 1999, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum
Bisnis), Bandung, Citra Aditya Bakti.
Purwosutjipto, HMN, 1980, Pengertian Pokok Hukum Dagang
Indonesia (Hukum Persekutuan Perusahaan), Jakarta,
Djambatan.
Sudikno Mertokusumo, 1993, Hukum Acara Perdata Indonesia,
Yogyakarta, Liberty.
Van Hoeve, 1986, Kamus Belanda-Indonesia, Jakarta, PT. Ichtiar
Baru.
Peraturan Perundang-undangan
KUHPerdata.
KUHDagang.
UU Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.
UU Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.
UU Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas UU Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan.
UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
(BUMN)
UU Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan UU Nomor 16 tahun
2001 tentang Yayasan.
UU Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.
UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
UU Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU
Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
UU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian
Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Pemasyarakatan
Kompilasi Hukum Islam.
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 tahun 2008 tentang
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES)
Fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Akad-akad.
top related