modul materi ujian perpindahan jabatan · pdf fileanalisis penting yang harus dilaksanakan...
Post on 02-Feb-2018
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MODUL
MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL
PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI
MATA PELAJARAN : KONSEP DASAR SURVEILAN
`
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
2013
Modul Konsep Dasar Surveilan 2
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Modul Surveilan ini diperuntukkan sebagai Materi Ujian Pindah Jenjang Jabatan
Fungsional PFM Terampil menjadi PFM Ahli dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya khususnya di bidang surveilan obat, obat tradisional, suplemen makanan,
kosmetik dan makanan . Dalam Modul ini dibahas 2 hal utama, yaitu 1) Konsep
Dasar Surveilan, dan 2). Peranan Statistik dalam Surveilan
B. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mempelajari modul ini para peserta diharapkan mampu memahami
Surveilan dan memliki kompetensi sebagai PFM Ahli dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi sebagai pengawas farmasi dan makanan dibidang surveilan.
C. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah mempelajari modul ini, para peserta Diklat diharapkan dapat :
1. Menjelaskan tentang pengertian surveilan
2. Menjelaskan tentang tujuan surveilan
3. Menguraikan tahapan surveilan
4. Menjelaskan peranan statistik dalam surveilan
D. Materi Bahasan
Materi bahasan mata pelajaran ini terdiri dari 2 (dua) kegiatan belajar:
1. Konsep Dasar Surveilan
2. Peranan Satistik dalam Surveilan
Modul Konsep Dasar Surveilan 3
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
BAB II
KONSEP DASAR SURVEILAN
Pengertian Dan Tujuan Surveilan
Surveilan didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan, pengolahan,
analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis, terus menerus dan
penyebarluasan informasi kepada pihak terkait untuk melakukan tindakan.
Sebuah informasi mempunyai nilai jika informasi ini dikumpulkan, diolah
dianalisis dan dilakukan interpretasi secara sistematis. Informasi yang bernilai ini
belum berarti jika tidak ditindaklanjuti.
Fungsi umum surveilan antara lain untuk mendeteksi, melaporkan,
menginvestigasi, mengkonfirmasi, menganalisis data dan
menginterpretasikannya, serta melakukan tindak lanjut terhadap suatu
permasalahan. Fungsi surveilan tersebut ditunjang dengan beberapa aspek
antara lain training atau pelatihan, supervisi atau pengawasan, sumber daya
serta standard atau pedoman yang berlaku.
Adapun fungsi surveilan terkait tugas pokok dan fungsi yang dilakukan oleh Badan POM antara lain :
1. Monitoring kecenderungan (tren) masalah obat, obat tradisional, suplemen makanan, kosmetik dan keamanan makanan di masyarakat
2. Memprediksi dan mendeteksi dini efek samping obat, obat tradisional, suplemen makanan, dan kosmetik serta permasalahan keamanan makanan
3. Memonitor, mengevaluasi, dan memperbaiki program pencegahan efek samping obat, obat tradisional, suplemen makanan, dan kosmetik serta program keamanan makanan
4. Memberikan informasi untuk penentuan prioritas, dan pengambilan kebijakan di bidang obat, obat tradisional, suplemen makanan, kosmetik dan makanan.
Misalnya terkait keamanan makanan, Surveilan KLB keracunan makanan dapat
mendeteksi penyebab utama keracunan makanan oleh kuman patogen tertentu
dan cara penyebarannya. Pihak pemegang kebijakan dalam bidang kesehatan
atau yang berhubungan dengan keamanan makanan selanjutnya menetapkan
kebijakan yang efektif termasuk melakukan intervensi dan pencegahannya.
Hasil kebijakan tersebut perlu dievaluasi untuk mengetahui apakah kebijakan
tersebut cukup efektif. Dengan demikian, kegiatan survei terus dilanjutkan.
Kegiatan survei yang dilakukan secara berkesinambungan/terus menerus inilah
\yang disebut surveilan.
Secara garis besar terdapat dua jenis surveilan yaitu :
a) Surveilan aktif Surveilan aktif dilakukan secara langsung ke lapangan. Pada umumnya hasil yang diperoleh lengkap dan jauh lebih baik, namun diperlukan dana dan tenaga khusus.
Modul Konsep Dasar Surveilan 4
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
b) Surveilan pasif Berbeda dengan surveilan aktif, surveilan pasif adalah surveilan yang mengumpulkan data/informasi dari pihak lain. Dalam hal ini sama halnya dengan pengumpulan data sekunder. Surveilan pasif ini dalam beberapa hal cukup menguntungkan karena biaya yang dibutuhkan lebih murah dengan cara mendayagunakan data yang dimiliki pihak lain. Salah satu kelemahan surveilan pasif ini adalah data yang terkumpul tidak selalu bisa digunakan, karena sampel diuji dengan metode yang berbeda. Di bidang keamanan makanan, banyak surveilan pasif yang bisa dilakukan
untuk mendukung program keamanan makanan di Indonesia, antara lain data
kualitas air di beberapa daerah di Indonesia, data sanitasi industri rumah
tangga, profil keamanan pangan siap saji, data zoonosis di Indonesia dan data
daerah sebaran micro algae beracun di perairan Indonesia. Data semacam ini
dibutuhkan untuk kegiatan surveilan aktif yang akan dilakukan.
TAHAPAN PELAKSANAAN SURVEILAN
Dalam melaksanakan surveilan, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan,
yaitu : (i) mengidentifikasi masalah yang ada, (ii) menentukan tujuan, (iii)
membuat protokol pelaksanaan survei, (iv) mengumpulkan data, (v) menganalisis
data, (vi) membuat laporan dan (vii) menindak lanjuti hasil survei yang
bersangkutan. Tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1
Gambar 1. Tahapan Surveilan
Dari Gambar 1 terlihat bahwa surveilan merupakan rangkaian kegiatan survei yang
berkesinambungan dan berhubungan. Dalam periode waktu yang ditentukan survei
Identifikasi masalah
Penentuan tujuan
Pembuatan protokol
Pengumpulan data
Pengolahan dan analisis
data
Pembuatan laporan
Tindak lanjut
MASALAH?
Modul Konsep Dasar Surveilan 5
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
ini diulang kembali sehingga kegiatan surveilan dapat memantau
kecenderungannya (trend) dari suatu masalah. Disamping ingin mengetahui suatu
kecenderungan, mengapa survei dilakukan kembali? Salah satu alasan utamanya
adalah untuk mengetahui efektif dan tidaknya suatu tindakan (kebijakan) dilakukan.
Keefektifan suatu kebijakan bisa dievaluasi melalui indikator yang telah ditetapkan.
Jika suatu masalah obat, obat tradisional, suplemen makanan, kosmetik dan
makanan telah dapat diatasi maka surveilan dengan topik tertentu dapat dihentikan.
Misalnya saat ini diduga kuat adanya penggunaan Siklamat (pemanis buatan) yang
melebihi batas maksimum pada makanan jajanan. Maka diperlukan surveilan
masalah keamanan makanan ini dengan tujuan dan metode yang telah ditentukan.
Dari hasil survei misalnya diketahui bahwa tingkat paparan Siklamat sudah melebihi
batas maksimum. Badan POM bersama lembaga terkait kemudian berusaha
menindaklanjuti hasil survei ini. Kebijakan yang dikeluarkan misalnya Dinas
Kesehatan perlu melakukan pembinaan efektif kepada produsen, memberi
penjelasan kepada produsen mengenai takaran Bahan Tambahan Pangan
termasuk Siklamat yang sesuai peraturan serta memberikan informasi kepada
konsumen, dan lain-lain. Dalam periode waktu tertentu, survei ini dilakukan
kembali. Jika hasilnya bukan merupakan masalah lagi, maka program surveilan
Siklamat tidak perlu dilakukan lagi setidaknya untuk periode tertentu hingga
masalah serius ini muncul kembali.
Tahapan pelaksanaan surveilan seperti tersebut diatas dapat dijabarkan sebagai
berikut :
1. Identifikasi masalah
Dalam menangani permasalahan obat, obat tradisional, suplemen makanan,
kosmetik dan makanan harus diidentifikasi terlebih dahulu masalahnya melalui
analisis pohon masalah (problem tree) yang dapat menggambarkan secara visual
hubungan sebab-akibat dari permasalahan yang ada. Identifikasi masalah melalui
analisis yang tepat dapat membantu mengatasi permasalahan yang akan mengarah
ke suatu tujuan utama (ultimate goal). Informasi yang berhubungan dengan
surveilan yang akan dilaksanakan mungkin sudah tersedia pada beberapa laporan
yang pernah dilakukan oleh Badan POM atau lembaga-lembaga terkait dari dalam
maupun luar negeri. Lakukan penelusuran informasi serta manfaatkan pakar dan
jejaring yang ada untuk menggali informasi yang diperlukan. Jika informasi yang
dibutuhkan telah teridentifikasi, maka ada alasan (justification) untuk melaksanakan
survei/studi.
Beberapa sumber informasi yang dapat digunakan antara lain :
• Laporan pemberitahuan wajib (notifikasi)
• Laporan rumah sakit
• Laporan survei sebelumnya
• Laporan statistik vital
• Laporan Laboratorium
Modul Konsep Dasar Surveilan 6
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
2. Penentuan tujuan survei
Sebelum dilakukan surveilan, perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan surveilan.
Dalam menentukan tujuan surveilan harus diketahui secara cermat apakah
informasi yang akan didapat memang diperlukan/relevan untuk mengatasi suatu
masalah yang dihadapi. Tujuan sangat menentukan tahapan survei selanjutnya,
misalnya penentuan metodologi antara lain cara pengambilan sampel dan jumlah
sampel yang akan diambil. Selain tujuan, perlu dilakukan pula penetapan indikator
surveilan, yang menggambarkan target dan output yang ingin dicapai dari kegiatan
surveilan yang dilakukan. Penetapan indikator sangat membantu dalam melakukan
evaluasi pelaksanaan surveilan.
Indikator surveilan memiliki kriteria SMART (Spesific, Measurable, Action oriented,
Realistic and Timely) atau spesifik, dapat diukur, berorientasi tindakan, realistis dan
tepat waktu.
3. Pembuatan protokol pelaksanaan survei
Protokol survei berisi informasi penting mengenai tata cara pelaksanaan survei di
lapangan. Sehingga pihak yang terlibat sebaiknya memahami tujuan survei,
sampling, persiapan sampel, uji sampel, wawancara dan parameter-parameter
analisis penting yang harus dilaksanakan agar tujuan survei tercapai. pembuatan
protokol harus dikonsultasikan dengan pakar yang berhubungan, misalnya pakar
mikrobiologi, statistik, kimia makanan, farmasi epidemiologi, dan lain-lain.
4. Pengumpulan data
Pengumpulan Data dapat diperoleh melalui beberapa cara antara lain kuesioner,
wawancara, dan observasi. Laporan data dapat juga diperoleh dari Balai
Besar/Balai POM dan pelapor lainnya mengirimkan data dalam suatu format yang
telah ditentukan untuk dilakukan analisis / interpretasi oleh petugas di Badan POM.
5. Pengolahan dan analisis data
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan software. Kemudian
diinterpretasikan oleh Tim dan dibantu pakar terkait. Interpretasi hasil merupakan
bagian penting dalam surveilan karena akan menentukan tindak lanjut yang akan
ditetapkan.
6. Pembuatan laporan
Laporan yang dianjurkan adalah singkat dan jelas, berisi ringkasan, pendahuluan,
tujuan, metodologi, hasil, pembahasan, kesimpulan, daftar pustaka, informasi lebih
lanjut serta lampiran. Untuk keperluan tindak lanjut dan komunikasi risiko kepada
masyarakat luas, laporan surveilan dapat disajikan dalam bentuk bulletin, majalah
maupun website dengan bahasa yang mudah dipahami.
Modul Konsep Dasar Surveilan 7
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
7. Tindak lanjut
Tahap selanjutnya adalah tindak lanjut setelah dilakukan evaluasi terhadap data
yang diperoleh dari kegiatan surveilan. Informasi tersebut sangat penting dalam
program pengawasan obat dan makanan karena dapat digunakan sebagai masukan
untuk perencanaan, pelaksanaan dan pengkajian pengawasan obat dan makanan,
termasuk tindakan penegakan hukum.
Saran tindak lanjut hasil survei diajukan ke lembaga-lembaga terkait di lingkungan
Badan POM untuk ditindaklanjuti oleh pemegang kebijakan yang berfungsi sebagai
manajer risiko (risk manager) setelah berdiskusi dengan pihak terkait. Jika lingkup
masalah mencakup antar sektor di luar kewenangan Badan POM, maka diperlukan
koordinasi dengan lintas sektor terkait.
Evaluasi juga dilakukan terhadap kegiatan surveilan itu sendiri. Perlu dilihat kembali
apakah tahapan surveilan yang dilakukan sudah memadai atau belum, selain itu
perlu dievaluasi apakah output yang diperoleh sudah sesuai dengan tujuan dan
indicator surveilan yang ditentukan sebelumnya. Perencanaan ulang untuk kegiatan
surveilan berikutnya dapat dilakukan bila hasil evaluasi menunjukkan bahwa
kegiatan surveilan belum berjalan efektif.
Modul Konsep Dasar Surveilan 8
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
BAB II
PERANAN STATISTIK DALAM SURVEILAN
Pengertian dasar mengenai statistik
Arti statistik
Secara sempit statistik berarti kumpulan data berbentuk angka. Secara luas,
statistik berarti metode untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan
menginterpretasikan data serta mengambil kesimpulan secara umum berdasarkan
hasil penelitian dengan menggunakan data sampel yang terbatas. Kegiatan
pengumpulan, pengolahan dan analisis data merupakan kegiatan- kegiatan yang
saling berhubungan erat. Baik buruknya cara pengumpulan data akan
mempengaruhi lancar tidaknya proses pengolahan data, yang pada akhirnya akan
menentukan kualitas data yang diperoleh. Metode statistik yang harus digunakan
untuk menganalisis data akan sangat bergantung pada cara pengumpulan datanya.
Sebaik apapun metode analisis statistik yang dipakai, kesimpulan yang diambil bisa
salah total kalau data yang dianalisis adalah “data sampah”, yang mungkin timbul
karena proses pengumpulan dan pengolahan data yang tidak benar.
Dalam bab ini akan diuraikan secara ringkas beberapa masalah penting yang harus
diperhatikan dalam proses pengumpulan, pengolahan dan analisis data statistik.
Data statistik
Data statistik sangat berguna dalam setiap aspek kehidupan modern. Data dapat
digunakan sebagai dasar suatu perencanaan, alat pengendalian dan dasar
evaluasi.
Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan yang
selalu dikaitkan dengan tempat dan waktu. Data akan berubah-ubah dari waktu ke
waktu dan dari tempat ke tempat.
Menurut sifatnya, data dapat dibedakan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka, misalnya tingkat kesadaran
penduduk Indonesia terhadap pemakaian bahan tambahan pangan (BTP) dalam
produk makanan, tingkat kesadaran penduduk terhadap pemakaian bahan kimia
obat dalam produk jamu, tingkat kesadaran konsumen terhadap pemakaian bahan
merkuri dalam produk kosmetika pemutih tidak berubah, meningkat, sangat
meningkat. Data kuantitatif adalah adalah data berbentuk angka, misalnya jumlah
minuman ringan yang mengandung bensoat naik 3.2% per tahun. Jumlah
konsumen yang mengalami efek samping akibat penggunaan kosmetika pemutih
Menurut cara pengumpulannya, data dibedakan menjadi data primer dan data
sekunder. Secara primer artinya data dikumpulkan sendiri oleh seorang peneliti
atau organisasi langsung dari obyek yang diteliti. Secara sekunder, berarti data
Modul Konsep Dasar Surveilan 9
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
didapat oleh seorang peneliti atau organisasi dari pihak lain dalam bentuk
jadi/publikasi, misalnya data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Dalam uraian ini, pembahasan hanya dilakukan terhadap pengumpulan data secara
primer.
Menurut waktu pengumpulannya, ada data cross-section dan data berkala (time
series). Data cross-section merupakan data yang dikumpulkan pada satu waktu
tertentu dan menggambarkan keadaan pada waktu dikumpulkan. Data berkala
adalah data yang dikumpulkan dari waktu kewaktu dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan suatu keadaan.
Data yang baik harus memenuhi beberapa syarat tertentu, antara lain:
a. Data harus obyektif artinya menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Apabila jumlah penduduk yang keracunan bahan pangan A meningkat, harus
dilaporkan meningkat.
b. Data harus mewakili atau representatif, misalnya data konsumsi susu harus
dikumpulkan dari berbagai lapisan masyarakat, bukan hanya dari golongan
menengah keatas.
c. Data harus baru/terkini (up to date)
d. Data harus relevan, artinya data yang dikumpulkan harus ada hubungannya
dengan permasalahan yang sedang diteliti.
Penggunaan statistik dalam surveilan keamanan pangan
Statistik mempunyai peranan penting dalam surveilan keamanan pangan. Untuk
memperoleh hasil yang akurat, statistik mempunyai peranan besar dalam penelitian
tersebut. Sampel harus dipilih dengan metode tertentu, kuesioner harus dirancang
dengan baik dan memenuhi syarat-syarat baku, data harus diolah dengan benar,
hipotesis harus diuji, kesimpulan umum dan dapat dipertanggung-jawabkan tentang
apa yang terjadi di Makassar harus diambil hanya dengan menggunakan sampel
yang digunakan dalam penelitian.
Perencanaan Survei
Survei harus direncanakan dengan matang dengan memperhatikan tenaga, waktu
dan biaya yang ada. Banyak juga survey yang tak membuahkan hasil karena data
yang dihasilkan merupakan “data sampah” sehingga proses pengolahan tak
kunjung selesai dan topik penelitian sudah tidak up to date lagi. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam perencanaan survey antara lain :
a. Siapkan perencanaan yang detail tentang survei
b. Rumuskan pokok permasalahan yang dihadapi secara seksama dan identifikasi
kegunaan survei.
c. Rumuskan tujuan survei sejelas dan sedetil mungkin.
d. Identifikasi populasi dari obyek yang akan diteliti.
e. Definisikan data-data yang ingin dikumpulkan dengan jelas.
f. Sebutkan tingkat presisi dan akurasi yang dibutuhkan
Modul Konsep Dasar Surveilan 10
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
g. Identifikasi instrumen survei yang akan digunakan.
h. Identifikasi apakah kerangka sampel (sampling frame) sudah tersedia.
i. Upayakan agar anggota tim peneliti berasal dari berbagai disiplin ilmu.
j. Lakukan pilot survei (pre-test) sebelum penelitian yang sebenarnya
dilaksanakan.
Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan bagian penting dalam surveilan keamanan pangan.
Berikut ini akan dibahas secara ringkas mengenai sensus dan sampel, survei,
metode pengambilan sampel serta alat untuk memperoleh data.
Sensus dan sampel
Ada 2 cara pengumpulan data yaitu sensus dan sampel. Sensus adalah cara
pengumpulan data dimana seluruh obyek yang ada dalam populasi diselidiki satu
persatu. Data yang diperoleh merupakan data yang sebenarnya (true value), sering
disebut parameter. Apabila populasinya kecil, observasi bisa dilakukan terhadap
seluruh obyek. Apabila populasinya besar, sensus tak mungkin dilakukan karena
akan memerlukan banyak biaya, tenaga dan waktu. Di Indonesia, satu-satunya
organisasi yang melakukan sensus hanyalah BPS, yang setiap sepuluh tahun sekali
menyelenggarakan Sensus Penduduk dan Sensus Pertanian.
Apabila populasi terlalu besar, pengumpulan data dapat dilakukan dari sebagian
obyek yang ada dalam populasi, yang disebut sampel. Dalam praktek sehari-hari,
sampel lebih sering digunakan karena lebih praktis, lebih murah serta memerlukan
waktu dan tenaga yang lebih sedikit. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam
penggunaan sampel adalah, bahwa sampel harus representatif, artinya sampel
harus mewakili karakteristik populasi. Dalam proses ini, metode penarikan sampel
(sampling methods) memegang peranan yang sangat penting.
Pengumpulan dan analisis data terhadap sampel dilakukan dengan tujuan untuk
mengambil kesimpulan secara umum tentang karakteristik populasi yang
diselidiki, bukan hanya terhadap sampel itu sendiri. Dengan demikian, apabila
proses penarikan sampel sudah dilakukan dengan benar, dengan menggunakan
metode statistik yang tepat, kesimpulan yang diperoleh dari data sampel bisa
digeneralisasikan ke populasi. Metode seperti ini disebut metode statistik inferens
(inference) yaitu metode statistik untuk mengumpulkan, mengolah dan menganalisis
data serta menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi dari hasil analisis
serangkaian sampel yang dipilih dari populasi yang bersangkutan.
Survei
Untuk menyederhanakan istilah, pengertian survei disini diartikan sebagai proses
pengumpulan data dengan menggunakan sampel dimana obyek yang diselidiki tak
menerima perlakuan (treatment) apapun.
Modul Konsep Dasar Surveilan 11
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
Survei lebih banyak dipakai dalam praktek sehari-hari. Biaya yang dibutuhkan
dalam survei jauh lebih kecil dari pada sensus. Seiring dengan meningkatnya
jumlah sampel yang digunakan, meningkat pula jumlah biaya yang diperlukan. Perlu
dicatat, survei dilakukan bukan karena semata-mata alasan biaya. Survei dilakukan
untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan spesifik dari sampel yang
diamati, tetapi kesimpulan yang diperoleh dapat berlaku umum untuk populasi yang
diselidiki. Karena pengumpulan datanya menggunakan sampel, pertanyaan yang
dicakup dalam survei bisa lebih detil.
Metode pengambilan sampel (sampling methods)
Secara umum, metode pengambilan sampel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
pengambilan sampel secara bukan acak dan acak.
a. Pengambilan sampel secara bukan acak (non random sampling)
Pengambilan sampel dengan cara ini disebut non-probability sampling, artinya tidak
setiap elemen/unit dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
terpilih. Dengan cara ini, sampel dipilih karena pertimbangan-pertimbangan
subyektif.
b Pengambilan sampel secara acak (random sampling)
Pengambilan sampel secara acak disebut probability sampling, artinya pemilihan
sejumlah sampel dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap elemen dalam
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih. Cara ini obyektif
dan tidak pilih kasih. Analisis statistik, pengujian hipotesis dan perkiraan besarnya
kesalahan hanya dapat dilakukan kalau pengambilan sampel dilakukan secara
acak.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengambil sampel secara acak.
Berikut ini uraian ringkas tentang metode tersebut.
i. Pengambilan sampel secara acak sederhana (simple sandom sampling)
Pengambilan sampel secara acak sederhana (simple sandom sampling/SRS)
merupakan cara yang paling sederhana untuk mengambil sampel secara acak.
Cara yang digunakan untuk memilih sampel bisa bervariasi. Cara yang paling
sederhana adalah dengan menggunakan lotere seperti yang sering dilakukan saat
mengadakan arisan. Cara lain adalah dengan menggunakan tabel yang disebut
TAR (Tabel Angka Random) yang berisi banyak baris dan kolom.
ii. Pengambilan sampel secara acak sistimatis (systematic sampling/SS)
Pengambilan sampel dengan cara ini dilakukan secara sistematis dengan
menghitung Interval (I) yang merupakan ratio dari total populasi terhadap jumlah
sampel. Kembali ke contoh diatas, ada 100 super market dan perlu diambil 10
sampel. Berarti I=100/10=10. Sampel pertama harus dipilih, bisa menggunakan
TAR atau lotere, dengan syarat nilainya harus lebih kecil dari Interval. Misal terpilih
angka 6. Sampel kedua adalah super market yang mempunyai nomor urut:
Modul Konsep Dasar Surveilan 12
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
6+I=6+10=16. Sampel ketiga: 16+I=16+10=26. Sampel keempat: 26+I=26+10=36,
dan seterus-nya. Pengambilan sampel selesai pada saat sudah mendapatkan
angka 96. Jumlah sampel yang diperoleh adalah 10.
iii. Pengambilan sampel berstratifikasi (stratified sampling)
Stratifikasi (penggolongan) perlu dilakukan kalau populasi yang ada dalam kerangka
sampel sangat heterogen. Dengan melakukan stratifikasi, diharapkan sampel yang
diambil akan mewakili semua golongan. Untuk itu populasi harus digolongkan
kedalam beberapa sub-populasi, dan dari masing-masing sub-populasi diambil
sejumlah sampel, yang mewakili setiap sub-populasi.
Sebagai contoh pada kasus diatas, berdasarkan omzetnya ternyata ukuran 100
supermarket di Jakarta sangat heterogen. Ada supermarket yang sangat besar, tapi
ada super market yang sangat kecil. Untuk itu 100 super market tersebut bisa
dibagi kedalam 3 golongan: super market besar, super market sedang, super
market kecil, dengan menggunakan kriteria omzet. Penggolongan tersebut bisa
dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan menghitung rata-rata omzet dan
standard variasi. Super market yang mempunyai omzet diatas rata-rata plus satu
standard deviasi bisa digolongkan sebagai super market besar. Sebaliknya, super
market yang mempunyai omzet dibawah rata-rata minus satu standard deviasi bisa
digolongkan sebagai super market kecil. Super market lainnya digolongkan sebagai
super market sedang. Pengambilan sampel dilakukan dari masing-masing kategori
super market tersebut.
Alat untuk memperoleh data keamanan pangan
Alat (tools) untuk memperoleh data keamanan pangan dapat ditempuh melalui
kegiatan survei dengan mengirim daftar pertanyaan (kuesioner) kepada responden
melalui pos; wawancara langsung atau melalui telfon; serta observasi. Dianjurkan
untuk melakukan pre test guna meyakinkan bahwa survei berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
a. Kuesioner
Pertimbangan penting dalam membuat kuesioner adalah pertanyaan harus jelas,
mudah dimengerti oleh responden, pertanyaan sensitif harus dihindari, susunan
pertanyaan harus direncanakan dengan cermat (ada konsistensi antar blok). Salah
satu contoh data keamanan pangan yang diperoleh melalui kuesioner ini adalah
pemahaman produsen tentang cara-cara proses yang benar (good food safety
practices).
b. Wawancara
Petugas yang melakukan wawancara harus memahami materi (kuesioner) yang
akan ditanyakan kepada responden. Buku pedoman yang memuat instruksi bagi
Modul Konsep Dasar Surveilan 13
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
pewawancara sangat diperlukan. Salah satu contoh data keamanan pangan yang
diperoleh melalui wawancara, misalnya bagaimana tingkat pemahaman
konsumen terhadap bahan tambahan pangan yang sering digunakan dalam
produk pangan.
c. Observasi
Observasi merupakan kegiatan survei yang selama ini sering dilakukan oleh
Balai/Balai Besar POM. Dalam surveilan keamanan pangan pada rantai pangan,
dilakukan pengamatan dari hulu ke hilir dengan pertimbangan bahwa meskipun
pangan merupakan sasaran utama, tetapi tidak berarti data keamanan pangan
meniadakan arti penting dari data yang berhubungan dengan manusia, hewan,
tumbuhan, mikroba dan lingkungan, karena data ini saling berhubungan.
Penentuan jumlah sampel
Pertimbangan utama untuk menentukan jumlah sampel tergantung dari tujuan
survei. Ketersediaan dana dan sejauh mana sampel sudah mewakili populasi
adalah 2 faktor utama yang harus diperhatikan. Sehingga perlu menentukan jumlah
sampel seminimal mungkin yang telah memenuhi tingkat akurasi (nilai yang
sebenarnya) yang diharapkan. Artinya jika sampel minimum telah terpenuhi maka
penambahan jumlah sampel tidak memperbaiki hasilnya, misalnya akan lebih
akurat/lebih representatif.
Pengolahan dan Analisis Data Sederhana
1. Teknik statistik inferens: cara menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi
dengan menggunakan data sampel yang terbatas. Contoh: pendugaan/ estimasi
beberapa parameter, pengujian hipotesis (t-statistik, F-statistik/ Anova, Ancova,
non-parametrik).
2. Teknik statistik deskriptif: untuk mengekstrak informasi yang penting dari data.
Contoh: grafik, distribusi frekuensi, pengukuran nilai sentral, dispersi/ variasi.
1. Pengukuran tendensi sentral: kecenderungan memusat ditengah
a. Rata-rata (hitung)/ Mean: baik apabila datanya homogen.
b. Median: nilai yang ada ditengah-tengah apabila data diurutkan dari kecil
ke besar.
c. Modus: nilai yang sering muncul
2. Pengukuran variasi/dispersi:
a. Range = nilai max - nilai min
b. Standard Deviasi/ SD
Penyajian data merupakan langkah selanjutnya setelah data diolah dan dianalisis.
Tujuan penyajian data antara lain agar data lebih menarik dan mudah dipahami.
Data dapat disajikan dalam bentuk table maupun diagram.
Modul Konsep Dasar Surveilan 14
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
Beberapa contoh bentuk penyajian data diantaranya :
1. Bentuk table distribusi frekuensi
REKAPITULASI KLB KERACUNAN PANGAN BERDASARKAN BULAN KEJADIAN TAHUN 2011
No Bulan Frekuensi %
1 Januari 7 5.47
2 Februari 23 17.97
3 Maret 9 7.03
4 April 10 7.81
5 Mei 17 13.28
6 Juni 15 11.72
7 Juli 8 6.25
8 Agustus 4 3.13
9 September 11 8.59
10 Oktober 17 13.28
11 November 6 4.69
12 Desember 1 0.78
JUMLAH 128 100.00
2. Bentuk Histogram
Gambar 1. Prosentase Pangan Penyebab KLB Keracunan Pangan Tahun 2011
Modul Konsep Dasar Surveilan 15
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
3. Bentuk Diagram Garis
Modul Konsep Dasar Surveilan 16
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
BAB IV
PERANAN PFM AHLI PERTAMA DALAM KEGIATAN SURVEILAN
DI BADAN POM
Dengan peningkatan jenjang jabatan fungsional, diharapkan PFM terampil yang
beralih menjadi PFM Ahli, mempunyai kompetensi yang mencukupi dibidang
Pengawasan Farmasi dan Makanan. Contoh kegiatan surveilan yang dapat
dilakukan oleh PFM Ahli pertama diantaranya :
1. Menganalisis Data Tingkat Kesulitan I
dalam rangka menyusun rencana 5 tahunan
2. Menganalisa Data Tingkat Kesulitan II
dalam rangka menyusun rencana tahunan
3. Menyusun rancangan Juklak/Juknis
4. Menyajikan rancangan Juklak/juknis
5. Uji coba Disain studi
6. Mengumpulkan data
Dengan catatan kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan terkait kegiatan surveilan.
Selain kegiatan tersebut diatas, PFM Ahli pertama dapat melakukan kegiatan
surveilan PFM Ahli Muda jika di unitnya belum terdapat pegawai yang sudah
menduduki jabatan PFM Ahli Muda. Dengan catatan, angka kredit yang diperoleh
hanya 80% dari angka kredit yang seharusnya. Kegiatan tersebut antara lain :
1. Menyusun protokol pemantauan
2. Menyusun instrumen pemantauan
3. Membuat ceklis pemantauan
4. Membuat kuesioner wawancara untuk pemantauan
5. Menyusun tabulasi data hasil pemantauan
6. Melakukan pengamatan secara pasif atau secara aktif dilapangan atau di
laboratorium atau di meja terhadap:
Keberhasilan suatu program/kegiatan; atau
Kerasionalan penggunaan sediaan farmasi; atau
Pengaruh negatif penggunaan sediaan farmasi; atau
Pemakaian bahan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan, atau
standar sediaan farmasi dan makanan; atau
Kasus luar biasa; atau Kajian kasus yang telah berjalan dan sebagainya
7. Mengolah data hasil pemantauan
8. Menyusun laporan pelaksanaan pemantauan atau kajian pemantauan,
keberhasilan pemantauan dan sebagainya
TERIMA KASIH
SELAMAT MENGIKUTI UJIAN DINAS ATAU UJIAN PENYESUAIAN
KEPANGKATAN
SEMOGA SUKSES
Modul Konsep Dasar Surveilan 17
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN PFM
top related