modul - · pdf filekucing dan ikan adalah hewan kesayanganku. 10 satu dengan unsur bahasa...
Post on 31-Jan-2018
249 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
MODUL
BAHASA dan SASTRA INDONESIA
KELAS X IBA (Peminatan)
Bab : Makna dan Relasi Makna
Disusun oleh: Elisabeth Prasetiawati, S.Pd.
YAYASAN WIDYA BHAKTI
SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA
TERAKREDITASI A
Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 – Fax.022. 4222587
http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id
043
URS is member of Registar of Standards (Holding)
Ltd.
ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En
2
I. Tujuan Pembelajaran
1. Memahami jenis makna
2. Memahami perubahan makna
3. Memahami hubungan makna.
Peta Konsep
III. Materi
Makna kata berarti maksud suatu kata atau suatu pikiran.
Makna suatu kata diartikan pula sebagai hubungan antara lambang-
lambang bahasa, baik berupa ujaran maupun tulisan, dengan hal atau
barang yang dimaksudkan.
Makna dan Relasi Makna
Jenis Makna
Makna denotatif dan konotatif, leksikal dan
gramatikal, makna kias dan makna lugas, makna
referensial dan nonreferensial, makna umum dan khusus.
Perubahan Makna
perluasan makna, penyempitan makna, ameliorasi, peyorasi, sinestesia, asosiasi.
Hubungan Makna
sinonim, antonim, homonim, homofon, homograf, polisemi,
hiponim.
Apa itu
Makna?
?Kata?
3
A. Jenis-jenis Makna
1. Makna Denotasi dan Makna Konotasi
Pembagian kedua jenis makna ini didasarkan pada ada tidaknya
perubahan makna dasar suatu kata.
Makna denotasi adalah makna yang terjadi apabila pada suatu kata
tidak ada perubahan makna (makna sebenarnya).
Makna konotasi adalah makna yang terjadi apabila suatu kata
mengalami perubahan makna (makna tidak sebenarnya)
disebut pula makna kias atau makna kontekstual.
Ada tidaknya penambahan makna pada suatu kata dapat diketahui
dari konteks penggunaannya dalam kalimat.
Perhatikan contoh berikut ini!
Jenis
Makna
Contoh Kata Makna
Denotasi Ibu guru
Ibunya Adi
Perempuan yang pekerjaannya
mengajar
Perempuan yang melahirkan Adi
Konotasi Ibu kota
Ibu jari
Pusat pemerintahan
Jari yang paling besar, jempol
Perhatikan contoh lainnya!
No. Denotasi Konotasi
Contoh Kalimat Makna Contoh Kalimat Makna
1. Tangan kiri Arman
terkilir sewaktu main
Posisi,
lawan
Partai politik yang
beraliran kiri
Ideologi,
aliran
4
bola. dari
kanan.
dilarang di
Indonesia.
politik.
2. Malam ini udara
terasa sangat panas.
suhu Hatiku panas begitu
melihat Daniel
dimarahin Pak Lurah.
Emosi,
marah.
3. Kopi ini kurang
manis ya. Tolong
tambahkan gula.
rasa Gadis manis itu?
Siapa lagi kalau
bukan Nadine.
cantik
Latihan.
Cermati kalimat-kalimat berikut ini. Kategorikanlah mana yang
termasuk kata yang bermakna denotasi, mana yang termasuk konotasi.
Berilah argumentasi yang kuat untuk mendukung jawaban Anda.
No. Kalimat Jenis Makna
Denotasi Konotasi Alasan
1. Banjir yang terjadi kemarin
disebabkan oleh air sungai
yang meluap dan tak
mampu dikendalikan oleh
tanggul yang ada di
sekitarnya.
2. Kemarahan Pak Budi makin
hari makin meluap karena
masalah yang
diperbantahkan itu tidak
menemukan titik
penyelesaiannya.
5
3. Lokasi yang akan dijadikan
sebagai pusat hiburan itu
telah terisi penuh oleh
pemukiman penduduk.
4. Pekerjaan itu dilakukannya
dengan penuh rasa
tanggung jawab.
5. Pak Halim pergi ke Jakarta
naik mobil pribadi.
6. Naik turunnya harga barang
sangat dipengaruhi oleh
jumlah permintaan
konsumen.
7. Pohon mangga yang
tumbuh di halaman rumah
Pak Ilham memiliki buah
yang besar-besar.
8. Kondisi perekonomian
Indonesia mulai tumbuh
sejak beralihnya sistem
pemerintahan ke era
reformasi.
9. Nakhoda memberikan
instruksi kepada para
penumpang kapal agar
waspada sebab kendali
kapal sedang mengalami
6
gangguan.
10. Peristiwa itu terjadi saat
dirinya telah kehilangan
kendali.
2. Makna Lesikal dan Makna Gramatikal
Pembagian kedua jenis makna tersebut berdasarkan ada atau tidak
adanya perubahan bentuk kata.
Makna leksikal adalah makna suatu kata sebelum mengalami proses
perubahan bentuk ataupun belum digunakan dalam kalimat. Makna
leksikal sering pula disebut sebagai makna kamus.
Makna gramatikal adalah makna suatu kata setelah kata tersebut
mengalami proses gramatikal, baik melalui proses pengimbuhan,
pengulangan, ataupun pemajemukan. Makna gramatikal suatu kata
bisa sama, berubah, atau bahkan berbeda dengan makna
leksikalnya. Makna gramatikal sangat bergantung pada struktur
kalimatnya. Makna ini sering juga disebut makna struktural.
Perhatikan contoh berikut ini!
Jenis
Makna
Contoh Kata Makna
Leksikal ibu Orang yang melahirkan
Gramatikal Keibuan
Ibi-ibu
Ibu guru
Bersifat seperti seorang ibu.
Banyak ibu atau banyak perempuan
(dewasa)
7
Perempuan yang pekerjaannya
mengajar.
3. Makna Kias dan Makna Lugas
A. Makna Kias
Penggunaan arti kiasan digunakan sebagai oposisi dari arti sebenarnya.
Semua bentuk bahasa (baik kata, frasa, atau kalimat) yang tidak
merujuk arti sebenarnya (arti leksikal atau denotatif) disebut
mempunyai arti kiasan. Sebagai contoh, putri malam yang berarti
‘bulan’, raja siang yang berarti ‘matahari’, semuanya mempunyai arti
kiasan.
B. Makna Lugas
Makna lugas merupakan makna kata atau kelompok kata yang
sebenarnya. Meski demikian, kata-kata lugas bisa menjadi kata-kata
kias seperti contoh sebagai berikut.
Meja hijau memiliki makna kias yang artinya pengadilan,
padahal secara lugas, meja hijau bermakna meja yang berwarna
hiijau.
4. Makna Referensial dan Makna Nonreferensial
a. Makna Referensial
Makna referensial adalah makna yang berhubungan langsung
dengan kenyataan atau memiliki acuan.
Disebut juga makna kognitif karena memiliki acuan.
Makna ini memiliki hubungan dengan konsep mengenai sesuatu
yang telah disepakati bersama (oleh masyarakat bahasa).
Misalnya, seperti meja dan kursi adalah kata yang bermakna
referensial karena keduanya mempunyai acuan, yaitu sejenis
perabor rumah tangga yang disebut “meja” dan “kursi”.
8
Perhatikan contoh berikut ini!
Jika dilihat dari contoh di atas, terlihat bahwa “orang” mempunyai
makna yang berbeda. Orang (1) mempunyai makna pelaku,
sedangkan orang (2) sebagai penderita. Perbedaan makna tersebut
menunjukkan makna kategori yang berbeda, tetapi makna
referensial mengacu pada konsep yang sama (orang=manusia).
b. Makna Nonreferensial
Adalah makna sebuah kata yang tidak mempunyai acuan.
Misalnya kata preposisi dan konjungsi. Dalam hal ini, kata preposisi
dan konjungsi serta kata tugas lainnya hanya memiliki fungsi atau
tugas, tetapi tidak memiliki makna.
Berkenaan dengan bahasan ini, terdapat kata-kata deiksis, yaitu kata
yang acuannya tidak menetap pada suatu maujud, melainkan dapat
berpindah dari maujud yang satu kepada maujud yang lain atau
hal/fungsi yang menunjuk sesuatu di luar bahasa (kata yang
menunjuk persona, waktu, dan tempat suatu tuturan). Yang
termasuk kata deiksis adalah, dia, saya, kamu, di sini, di sana, di
situ, sekarang, besok, nanti, ini, itu.
Perhatikan contoh acuan lain dari kata di sini dalam ketiga kalimat
berikut.
Orang itu menangkap orang.
(1) (2)
1) Tadi dia duduk di sini.
2) “Hujan terjadi hampir setiap hari di sini,” kata Wali
Kota Bogor.
3) Di sini, di Indonesia, hal seperti itu sering terjadi.
9
Pada kalimat (1), kata di sini menunjukkan tempat tertentu yang
sempit sekali. Mungkin bisa dimaksudkan sebuah bangku atau
hanya sepotong tempat dari sebuah bangku. Pada kalimat (2), di
sini menunjuk pada sebuah tempat yang lebih luas, yakni kota
Bogor. Sementara itu, pada kalimat (3), di sini merujuk pada daerah
yang meliputi seluruh wilayah Indonesia. Dari ketiga kalimat
tersebut, dapat diketahui bahwa acuan di sini tidak sama. Hal itulah
yang disebut makna nonreferensial.
5. Makna Umum dan Makna Khusus
Makna umum adalah makna yang cakupannya lebih luas atau dapat dirinci
menjadi hal-hal yang lebih spesifik. Perhatikan contoh berikut ini!
Makna khusus adalah makna yang cakupannya lebih kecil atau lebih
spesifik. Perhatikan contoh berikut ini!
Perubahan dan Pergeseran Makna Kata
a) Penyebab Perubahan Makna Kata
Makna kata dalam sebuah bahasa sering mengalami perubahan. Perubahan
itu dapat terjadi karena berbagai faktor, yaitu:
1) Faktor Linguistik
Kata dalam suatu bahasa berubah maknanya karena digunakan
dalam struktur bahasa, biasanya akibat pertemuan unsur bahasa yang
Ani memetik bunga yang tumbuh di belakang rumah.
Hewan-hewan peliharaannya ada di kandang sebelah.
Ani memetik mawar dan melati yang sedang mekar.
Kucing dan ikan adalah hewan kesayanganku.
10
satu dengan unsur bahasa yang lainnya. Perubahan makna karena
faktor lingusitik dapat terjadi dalam tataran fonologi, morfologi, dan
sintaksis. Misalnya, kata tani ‘tindakan’ jika dipertemukan dengan
morfem pe- menjadi kata petani yang menyebabkan perubahan makna
menjadi ‘tukang/pelaku’.
2) Faktor Historis
Makna suatu kata atau leksem bisa berubah karena adanya
perubahan waktu atau faktor historis, yakni dipakai dalam kurun
waktu yang berbeda. Misalnya kata gerembolan pada awalnya
bermakna ‘sekumpulan orang-orang’, sedangkan sekarang bermakna
‘sekumpulan orang-orang yang membuat kerusuhan atau kekacauan’.
3) Faktor Sosiologis
Faktor sosiologis berkaitan dengan lingkungan masyarakat pemakai
bahasa. Suatu kata akan berubah maknanya jika digunakan dalam
lingkungan yang berbeda. Misalnya, kata mancing mengandung
makna yang berbeda-beda sesuai dengan lingkungan masyarakatnya,
antara lain:
Bermakna ‘mengail dengan membayar’, untuk lingkungan
pemancing
Bermakna ‘kartu kecil untuk mengetahui nasib seseorang’,
untuk lingkungan ahli nujum atau peramal.
Bermakna ‘memasukkan bensin ke dalam karburator’, untuk
lingkungan sopir atau bengkel kendaraan.
Bermakna ‘menyimpan barang untuk mengundang seseorang
yang sedang dicari’, di lingkungan masyarakat umum atau
kepolisian.
4) Faktor Psikologis
Makna suatu kata atau leksem akan berubah karena adanya faktor
kejiwaan atau subjektivitas pemakainya. Ada tiga faktor kejiwaan
yang dapat mengubah makna, yaitu:
11
Faktor kesopanan (tata krama) dapat mengubah makna karena
adanya nila rasa bahasa yang berbeda. Misalnya, kata
dirumahkan lebih sopan dibanding kata ditahan atau dipenjara.
Faktor kepercayaan (tabu) dalam masyarakat dapat mengubah
makna suatu kata atau leksem. Misalnya, kata harimau dapat
diganti dengan kata nenek dengan maksud ‘agar harimau itu
menganggap orang yang menyebutnya adalah turunannya
sehingga tidak menggangu’.
Faktor anggapan masyarakat terhadap suatu leksem juga dapat
mengubah makna. Mislanya, kata merah-putih dipakai untuk
menggantikan kata ‘keberanian dan kesucian’.
5) Faktor Bahasa Asing
Pemakaian kata-kata asing dalam suatu bahasa selain dapat
menambah kosakata baru, juga dapat mengubah makna suatu kata.
Misalnya, kata canggih, pada awalnya dalam bahasa Jawa bermakna
‘cerewet’, tetapi setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia berubah
maknanya untuk menggantikan kata Inggris sophisticated yang
bermakna ‘mutakhir.’
6) Faktor kebutuhan leksem baru
Makna suatu kata akan berubah karena pemakaian kata yang
baru. Lazimnya pergantian kata-kata lain dengan kata-kata tersebut
karena nilai rasanya yang jelek atau kurang enak didengar. Misalnya,
lembaga pemasyarakatan (bui, penjara), tunanetra (orang buta).
b) Jenis Perubahan Makna
1) Perluasan makna
Perluasan makna (generalisasi) terjadi apabila cakupan makna
suatu kata lebih luas dari makna asalnya. Perhatikan contoh berikut
ini!
Contoh Kata Makna Asal Makna Baru
Berlayar mengarungi
lautan dengan
kapal layar
Mengarungi lautan dengan
berbagai jenis kapal.
12
Ibu Emak Setiap perempuan dewasa, nyonya
Putra Anak laki-laki
raja
Semua anak laki-laki
2) Penyempitan makna
Penyempitan makna (spesialisasi) terjadi apabila makna suatu
kata lebih sempit cakupannya, daripada makna asalnya.
Contoh Kata Makna Asal Makna Baru
ulama Orang yang
berilmu
Pemuka Islam
pendeta Orang yang
pandai
Pemuka Kristen
sastra tulisan Karya seni bermediakan bahasa.
3) Ameliorasi
Ameliorasi adalah perubahan makna kata yang nilai rasanya
lebih tinggi daripada asalnya.
Contoh Kata Makna Asal Makna Baru
wanita Lebih rendah
dari perempuan
Lebih tinggi daripada perempuan
4) Peyorasi
Peyorasi adalah perubahan makna kata yang nilainya menjadi
lebih rendah daripada sebelumnya.
Contoh kata Makna asal Makna baru
fundamentalis orang yang
berpegang
teguh pada
prinsip
orang yang hidup ekslusif
mengutamakan kekerasan
kroni sahabat kawan dari seorang penjahat
5) Sinestesia
Pertukaran /sinestesia adalah perubahan makna akibat
pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda.
13
Contoh kata Makna asal Makna baru
kata-katanya
pedas
indra
pengecap -
rasa pedas
indra pendengar-
menyakitkan
Suaranya terang
sekali
indra
pendengar-
merdu
indra penglihataan-
jelas
6) Asosiasi
Persamaan/asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi karena
persamaan sifat
Contoh kata Makna asal Makna baru
tikus binatang pengerat sebutan untuk koruptor
kepala organ tubuh paling atas atasan
Latihan Soal
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini! Lakukanlah analisis terhadap
kalimat tersebut!
No Kalimat Jenis Perubahan Makna Perluasan penyempitan ameliorasi peyorasi sinestesia asosiasi
1 Pelayaran ke negara Perancis itu dipimpin oleh Kapten Sugianto.
2 Siapa yang Ibu cari di sini?
3 Sekarang ini di kota-kota besar banyak terdapat biro jasa yang menyalurkan pembantu.
4 Anak-anak penyandang
14
tunarungu pun berhak mengenyam pendidikan.
5 Saya bercita-cita menjadi sarjana pendidikan.
6 Dalam acara perpisahan siswa kelas XII, kepala sekolah hadir bersama istri.
7 Direktur perusahaan ini ternyata berbini tiga.
8 Empat narapidana kabur dari lembaga pemasyarakatan itu.
9 Suara penyanyi Syahrini sampai saat ini masih empuk.
10 Pidatonya hambar.
11 Orang itu mencatut nama pejabat untuk mencari sumbangan.
12 Janganlah membiasakan diri memberi amplop dalam mengurus sesuatu!
c) Hubungan Makna
Berdasarkan hubungan antara satu makna kata dengan makna kata
lainnya,makna kata dapat dibedakan sebagai berikut :
15
1. Sinonim
Yaitu dua kata atau lebih yang memiliki makna sama atau hampir sama.
Contoh : matahari = fajar
2. Antonim
Yaitu dua kata atau lebih yang memiliki makna saling berlawanan
Jenis :
a. Antonim kembar/komplementer
Contoh : jantan-betina
b. Antonim gradual
Contoh :panjang-pendek
c. Antonim relasional/kebalikan
Contoh : penjual-pembeli
3. Homonim
Yaitu dua kata atau lebih yang ejaan dan lafalnya sama tapi memiliki
makna yang berbeda.
Contoh :
genting I = gawat
genting II = atap
4. Homograf
Yaitu kata yang tulisannya sama tetapi pelafalan dan maknanya berbeda.
Contoh :
teras I = pejabat teras,inti
teras II = teras rumah bagian halaman
16
5. Homofon
Adalah kata yang cara pelafalannya sama,tetapi penulisan dan maknanya
berbeda.
Contoh :
bang I =kakak
bank (bang II) =lembaga penyimpanan uang
Secara lebih jelas, perbedaan homonim, homograf dan homofon dapat
digambarkan dalam tabel berikut :
Hubungan kata Pelafalan Penulisan Makna
Homonim sama sama berbeda
Homograf berbeda sama berbeda
Homofon sama berbeda berbeda
6. Polisemi
Yaitu suatu kata yang memiliki banyak makna.
Contoh : kepala
Makna dasar kepala adalah bagian tubuh di atas leher, tempat otak dan
pusat jaringan saraf. Selain berarti bagian tubuh yang penting itu, kepala
digunakan dalam konteks pemakaian lainnya, seperti kepala
pasukan,kepala daerah.
7. Hiponim dan Hipernim/superordinat
Hiponim adalah kata-kata yang tingkatnya ada di bawah kata yang menjadi
superordinat/hipernim (kelas atas), sedangkan hipernim (kelas
bawah)sebaliknya.
17
Latihan Soal
Berikut ini terdapat sejumlah kata. Carilah sinonim dari kata tersebut dengan kata
yang memiliki makna tambahan (konotasi).
a) Budak : .............................., ..............................., ..........................
b) Gubuk : .............................., ..............................., ..........................
c) Jongos : .............................., ..............................., ..........................
d) Guru : .............................., ..............................., ..........................
e) Mati : .............................., ..............................., ..........................
f) Membenci : .............................., ..............................., ..........................
g) Mengiris : .............................., ..............................., ..........................
h) Warung : .............................., ..............................., ..........................
top related