micrometer koko.pdf
Post on 09-Dec-2015
130 Views
Preview:
TRANSCRIPT
34
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktikum metrologi industri dijurusan teknik mesin adalah sebagai salah satu
metoda pelatihan yang harus dioptimalkan baik dalam perencanaan, pelaksanaan
maupun hasilnya untuk mencapai kompetensi.
Metrologi industri merupakan salah satu dasar dan merupakan keterampilan
yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa teknik mesin, dengan menguasai
penggunaan alat-alat ukur, diharapkan agar mahasiswa teknik mesin memiliki
keahlian yang dapat diandalkan untuk mengimbangi keseimbangan teknologi.
Mikrometer adalah salah satu alat ukur yang sangat penting dan harus
dikuasai cara pengukurannya oleh Mahasiswa Teknik Mesin karena dalam
melakukan suatu pemesinan sangat diperlukan pengukuran. Mikrometer
merupakan salah satu alat ukur yang sangat diperlukan saat pemesinan.
Dengan adanya praktikum mikrometer Mahasiswa Teknik Mesin dapat
mengetahui jenis-jenis mikrometer, metode yang digunakan, prinsip kerja
mikrometer dan fungsi mikrometer , serta bagian-bagian yang bertujuan agar
mahasiswa bisa mengukur dengan mikrometer lebih teliti saat di dunia kerja.
Dan dengan mengikuti praktikum ini, mahasiwa dapat mengetahui ilmu-ilmu
dan mendapatkan keterampilan dan keaslian tentang mikrometer.Permukaan
adalah batas yang memisahkan benda padat dengan sekelilingnya.Karakteristik
suatu permukaan memegang peranan penting dalam perancangan komponen
mesin atau peralatan mesin. Banyak hal dimana karakteristik permukaan perlu di
nyatakan jelas.Karakteristik permukaan sebagaimana yang di maksud oleh
perancang mungkin harus di penuhi oleh si pembuat komponen.
35
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pengukuran dengan alat ukur mikrometer adalah sebagai
berikut :
1. Pemakaian atau penggunaan micrometer untuk suatu pengukuran
2. Kalibrasi sebuah micrometer luar
1.3 Alat – Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
a. Mikrometer luar 0-25 mm
Gambar 1.1Mikro Meter Luar 0-25
(Sumber: lab. Pengukuran metrologi industri,UR)
b. Mikrometer luar 25-50 mm
Gambar 1.2Mikro Meter Luar 25-50
(Sumber: lab. Pengukuran metrologi industri,UR)
36
1.4 Benda Ukur
Benda ukur yang akan dilakukan pengukuran adalah dua buah poros
bertingkat yang terbuat dari aluminium.
Gambar 1.3Poros Bertingkat
(Sumber: lab. Pengukuran metrologi industri,UR)
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dari laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, alat, bahan dan sistematika penulisan
ini sendiri.
BAB II TEORI DASAR
Bab ini berisi tentang teori-teori yang menjelaskan tentang mikrometer.
BAB III DATA PENGAMATAN
Bab ini berisi tentang hasil data dan perhitungan tentang data yang didapat dari
praktikum.
BAB IV ANALISIS DATA
Bab ini berisi tentang analisa dari data hasil perhitungan yang dibahas pada bab 3.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpilan dan saran dari praktikum sebelum yang
dilakukan.
37
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian
Mikrometer adalah alat ukur yang dapat mengukur benda kerja dengan skala
mikro. Mikrometer merupakan alat ukur langsung yang memiliki
ketelitian/kecermatan yang sangat tinggi yaitu dapat mengukur dengan ketelitian
sampai 0,01 mm bahkan ada yang mencapai 0,002 mm.
Mikrometer memang dirancang untuk pemakaian praktis, sering di
manfaatkan oleh operator mesin perkakas dalam rangka pembuatan beragam
komponen yang di buat berdasarkan acuan toleransi geometrik dengan tingkat
kualitas sedang sampai dengan menengah. Jadi, kecermatan sebesar 0.01 mm di
anggap sesuai karenan semakin cermat alat ukur akan memerlukan kesamaan
yang tinggi saat pengukuran dilangsungkan (lebih cocok dilakukan di kamar ukur
atau lab Ukur metrologi daripada dilakukan di pabrik dengan berbagai jenis
gangguan).
Proses pengukuran dengan memakai mikrometer yang dilakukan oleh
operator yang belum ahli atau yang dilakukan di bagian produksi (lantai pabrik /
shop floor) biasanya akan menghasilkan penyimpangan rambang lebih dari satu
mikrometer, sehingga hasil pengukuran yang di ulang-ulang akan makin
menyebar. Akibatnya ketepatan proses pengukuran akan relatif rendah. Dengan
demikian, kecermatan pembagian skala sampai dengan satu mikrometer menjadi
tidak berarti.
Pengukuran yang menghendaki kecermatan sampai satu mikrometer atau
lebih memerlukan alat ukur yang lebih cermat seperti Johanssor Microcator atau
alat ukur pembanding (komparator) yang lain dan perlu dilaksanakan dengan lebih
seksama pada micrometer.
Komponen terpenting dari mikrometer adalah alat ulir utama. Dengan
memutar silinder putar satu kali, poros ukur akan bergerak linear sepanjang satu
kisar sesuai dengan kisar (pitch) ulir utama (biasanya 0.5 mm). Meskipun ulir
38
utama ini dibuat dengan “teliti” akan tetapi kesalahan / penyimpangan akan selalu
ada. Untuk sepanjang ulir utama kesalahan kisar satu mur silinder putar berada
pada suatu tempat akan berbeda dengan kesalahan kisar di tempat lain. Apabila
poros ukur digerakkan mulai dari nol sampai batas akhir, kesalahan kisar ini akan
“terkumpul” atau terakumulasi sehingga menimbulkan penyimpangan yang sering
disebut dengan kesalahan kumulatif. Oleh karena itu, untuk membatasi kesalahan
kisar kumulatif, biasanya panjang ulir utama (jarak gerakan poros ukur) dirancang
hanya sampai 25 mm saja.
2.2 Kalibrasi Mikrometer
Setelah digunakan dalam jangka waktu yang lama, mikrometer perlu
dikalibrasi untuk mendapatkan tingkat kecermatan sesuai dengan standarnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkalibrasi mikrometer :
1. Gerakan silinder putar/poros ukur harus dapat berputar dengan baik
dan tidak terjadi goyangan karena ausnya ulir utama.
2. Kedudukan nol. Apabila mulut ukur dirapatkan maka garis referensi
harus menunjukan nol.
3. Kerataan dan kesejajaran muka ukur (permukaan sensor).
4. Kebenaran dari hasil pengukuran. Hasil pengukuran dibandingkan
dengan standar yang benar.
5. Bagain-bagian seperti gigi gelincir dan pengunci poros ukur harus
berfungsi dengan baik.
2.2.1 Kalibrasi Sensor
Sensor mikrometer ada dua buah, yaitu sensor diam pada silinder tetap
dan sensor gerak pada silinder putar. Kedua sensor ini mrupakan sebuah
bidang, sensor yang ideal adalah sensor yang rata dan kedua bidang sensor
harus sejajar di semua posisi.
Dalam mengkalibrasi sensor mikrometr ini, maka pengujian yang
harus diilakukan pada pengecekan pada variabel kerataan dan kesejajaran
39
untuk kedu sensor tersebut.
2.2.2 Kalibrasi Kerataan Sensor Mikrometer
Uji kerataan pada sensor mikrometer dilakukan dengan
rnenggunakan lensa rata (optical flat).
Gambar 2.1 kalibrasi sensor mikrometer lensa rata
(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)
Kaca rata (optical flat) yang mempunyai kerataan sebesar 0,2 prn
sampai 0,05 pm diletakkan dengan hati hati diatas permukaan salah satu
sensor(muka ukur)tentu saja setelah muka ukur tersebut dibersihkan
terlebih dahulu. Hatihati jangan sekali-kali sampai menekan dan
menggosokkan lensa ke muka ukur sebab ini dapat merusak permukaan kaca
rata.
Menggunakan prinsip interferensi cahaya, gunakan lampu sumber
cahaya monokromatis atau kalau tidak ada dapat menggunakan lampu biasa
untuk memeriksa kerataan permukaan muka ukur. Menggunakan prinsip
interferensi cahaya, gunakan lampu sumber cahaya
Untuk muka ukur yang rata maka melaui kaca rata ini kita melihat
permukaan muka ukur dengan jelas tanpa ada garis-garis berwarna.
Sebaliknya untuk muka ukur yang tidak rata maka akan terlihat garis-garis
berwarna dengan pola tertentu yang menandakan ketidakrataan permukaan
muka ukur tersebut. Satu garis berwarna menyatakan ketidakrataan sebesar
0,35 m.Mikrometer diangap masih baik jika terlihat paling banyak 2 garis.
40
2.2.3 Pemeriksaan Kesejajaran Muka Ukur
Selain harus rata maka kedua muka ukur mikrometer harus
sejajar. Untuk memeriksa kesejajaran dapat digunakan sejenis kaca datar
yang mempunyai dua permukaan yang rata dan sejajar, oleh sebab itu
disebut dengan kaca parallel (optical parallel). Kaca parallel ini biasanya
tersedia dalam beberapa ketebalan misalnya = 12,00 mm, 12,12 mm,
12,25 mm, 12,37 mm. Kaca parallel ini digunakan secara berurutan
untuk mengecek kesejajaran kedua muka ukur pada beberapa posisi atau
kedudukan dari silinder putar (poros ukur).
Caranya adalab sebagai berikut:
a. Kedua muka ukur dibersihkan, kemudian salah satu kaca
parallel diletakkan di antara kedua muka ukur. Kemudian kaca
parallel ini dijepit dengan memutar silinder putar (melalui
gigi gelincir) dengan sangat hati-hati. Dengan bantuan suatu
sumber cahaya, maka pada kedua muka ukur akan terlihat
(melalui kaca parallel) satu atau bebeapa garis berwarna
dengan pola tertentu seperti pada gambar.
b. Untuk memeriksa kesejajaran kedua muka ukur mikrometer
dengan kapasitas lebih dan 25 mm maka digunakan
bantuan balok ukur sebagai penambah ketebalan kaca
parallel. Balok ukur ini diapit oleh dua bush kaca
parallel sebelum kemudian balok ukur disertai kedua kaca
parallel tersebut dijepit oleh kedua muka ukur.
c. Penjepitan dilakukan oleh kedua muka tepat di tengah kaca
parallel. Setelah pola dan jumlah garis interferensi diamati,
maka lakukan prosedur yang sama dengan mengubah posisi
penjepitan muka ukurempat posisi di sekeliling
pusat(kedudukan pertama)pada jarak kurang lebih 1,5 mm.
Dan kelima posisi pengamatan interferensi ini ambit harga
(jumlah) yang terbesar, kemudian bandingkan dengan standar
kesejajaran yaitu jumlah garis maksimum yang diijinkan.
41
2.2.4 Kalibrasi Skala
Untuk memeriksa kebenaran dari skala mikrometer digunakan satu
atau susunan dan beberapa balok ukur dari kelas 1atau 2 sebagai ukuran
standar. Seluruh daerah ukuran mulai dan nol sampai ukuran maksimum (25
mm) harus diperiksa dengan cara bertingkat, yaitu memilih beberapa balok
ukur dengan kenaikkan ukuran sebesar 0,5 mm. Setelah posisi nol
diperiksa (kalau perludisetel dahulu) maka kalibrasi dimulai dengan
mengukur balok ukur 0,5 mm dan kesalahan yang mungkin teadi adalah
sebesar:
Kesalahan = Pembacaan mokrometer - Ukuran blok ukur
Harga kesalahan ini di catat sampai akhirnya di capai kapasitas
maksimum mikrometer(25 mm). kemudian pengukuran diulangi lagi
dimulai dan kapasitas ukur maksimum dan diturunkm 0,5 mm sampai ke nol.
Setelah kedua harga kesalahan (dari pengamatan naik dan pengamatan turun)
dirataratakan, maka dapat dibuat grafik kesalahan kumulatif
(cumulative error) seperti pada gambar 2.7, berikut:
Gambar 2.2 kurva kesalahan kumulatif
(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)
Adapun prosedur penggunaan alat ukur micrometer adalah sebagai
berikut :
1. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka
2. Buka rahang dengan cara memutar kekiri pada bagian timble hingga
benda ukur dapat dimasukkan ke rahang.
42
3. Letakkan benda yang akan diukur pada rahang dan putar kembali
sampai tepat.
4. Pengunci diputar sampai skala putar tidak dapat digerakkan dan
terdengar bunyi “klik”
Cara membaca skala pada mikrometer :
1. Perhatikan skala putar berada pada angka berapa pada skala
utama. Benda yang akan diukur memiliki panjang skala utama x
mm.
2. Perhatikan penunjukan pada skala putar. Angka pada skala putar
berimpit dengan garis mendatar pada skala utama.
Misal : Hasil pengukuran mikrometer seperti gambar berikut
Gambar 2.3cara memakai micrometer
(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)
Cara pembacaan :
Pertama-tama perhatikan bilangan bulat pada skala utama barrel, lalu
perhatikan apakah terbaca skala setengah milimeter pada bagian atas skala
utama (ada kalanya dibawah), dan akhirnya bacalah skala perseratusan pada
lingkaran.
43
Nilai ukuran dari gambar dibaca sbb :
- Skala utama = 12 x 1,00 mm = 12,00 mm
- Skala minor = 0 x 0,50 mm = 0,00 mm
- Skala pemutar = 32 x 0,01 mm = 0,32 mm
Nilai = 12,32 mm
2.3 Pemeliharaan dan Kalibrasi Mikrometer
Mikrometer jangan disalahgunakan misalnya dipakai sebagai penjepit
(klem), untuk mengukur poros yang masih berputar, sebagai pemukul dan
berbagai penggunaan yang tak wajar.Selain itu, setelah dipakai simpanlah
mikrometer pada tempat yang telah disediakan.Sebelum disimpan, cukup
mikrometer ini dibersihkan dengan lap bersih dan diberi sedikit vaselin pada poros
ukur dan kedua muka ukurnya. Bagian – bagian lain mikrometer biasanya dilapisi
(dengan email atau chrom) supaya tidak berkarat, dengan demikian pada bagian
ini tidak perlu diberi Vaselin.
Setelah digunakan dalam jangka waktu tertentu semua alat ukur, termasuk
mikrometer, harus dikalibrasi. Kalibrasi dapat dilaksanakan secara periodik dalam
selang waktu tertentu tergantung pada frekuensi, cara pemakaian alat ukur, dan
kewajiban dalam sistem manajemen waktu. Untuk melakukan kalibrasi
mikrometer dapat dilakukan beberapa pemeriksaan sebagai berikut :
a) Gerakkan silinder putar/ poros ukur ; harus berputar dengan baik, rasakan
tidak terjadi goyangan karena keausan ulir utama.
b) Kedudukan nol; apabila mulut ukur dirapatkan garis referensi/ indeks
harus menunjuk nol.
c) Keberfungsian beberapa bagian yang lain seperti gigi gelincir (ratchet)
dan pengunci poros ukur.
44
d) Kerataan dan kesejajaran muka ukur (permukaan sensor); karena keausan
muka ukur dapat menjadi tidak rata dan tidak sejajar sehingga
memungkinkan salah ukur.
e) Kebenaran penunjukan harga pengukuran; setiap harga yang ditunjukkan
oleh mikrometer harus sesuai dengan ukuran standar yang benar (harga
nominal dengan toleransi yang ditetapkan sesuai dengan standar.
Tidak hanya pengkalibrasian yang dilakukan, tetapi kita harus memeriksa
kerataan, kesejajaran muka ukur dan kebenaran skala mikrometer.
Kerataan adalah suatu muka ukur dapat diperiksa dengan menggunakan kaca
/ gelas rata (optical flat), yaitu sekeping kaca (dari gelas atau sapphire) yang
kerataannya mempunyai satu permukaan yang rata dengan toleransi kerataan
sebesar 0,2 μm sampai 0,005 μm. Kaca rata ini diletakkan diatas salah satu muka
ukur yang telah dibersihkan dengan hati-hati. Merupakan hal yang terlarang untuk
menekan dan menggosokkan kaca rata pada muka ukur; sebab akan merusakkan
permukaan kaca rata yang tak murah harganya.
Apabila tidak ada sumber cahaya monokromatik, cukup digunakan lampu
biasa, guna memeriksa kerataan muka ukur. Untuk muka ukur yang rata melalui
kaca rata ini akan terlihat permukaan muka ukur dengan jelas tanpa ada garis
berwarna.
Gambar 2.4 Pemeriksaan Kesejajaran Kaca Paralel
(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)
45
Hasil pengukuran sebagaimana yang ditunjukkan oleh alat ukur harus sesuai
dengan ukuran yang dianggap benar (ukuran standar). Karena kesalahan dalam
proses pembuatan alat ukur, atau karena keausan / kerusakan setelah alat ukur
dipakai selama jangka waktu tertentu, harga yang ditunjukkan oleh alat ukur dapat
diragukan. Untuk memeriksa kebenaran skala mikrometer digunakan acuan
kalibrasi yaitu satu atau susunan beberapa balok ukur kelas 1 atau kelas 2 sebagai
standar. Seluruh daerah ukuran mulai dari nol sampai dengan kapasitas
maksimum (25 mm) harus diperiksa dengan cara bertingkat yaitu memilih
beberapa blok ukur dengan kenaikan ukuran sebesar 0,5 mm. Setelah posisi nol
diperiksa kalibrasi dimulai dengan mengukur blok ukur 0,5 mm dan kesalahan
yang mungkin terjadi adalah sebesar :
Kesalahan= Pembacaan Mikrometer – Ukuran Block Ukur
Gambar 2.5 Memeriksa Kerataan Benda Ukur
(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)
Harga kesalahan ini dicatat untuk setiap penambahan ukuran acuannya
sampai akhirnya dicapai kapasitas maksimum mikrometer (25 mm). Kemudian
pengukuran diulang lagi dari mulai kapasitas maksimum sampai ke nol.
Setelah kedua harga kesalahan (dari pengamatan naik dan pengamatan turun)
dirata-ratakan, dapat dibuat grafik kesalahan kumulatif (cumulative error) seperti
46
yang diperlihatkan gambar 2.5. Jarak antara titik teratas dan titik terbawah pada
kurva kesalahan kumulatif disebut dengan kesalahan total (total error). Jika perlu,
kurva disekitar titik teratas dan titik terbawah (0,5 mm disebelah kurvanya sampai
0,5 mm di sebelah kanannya) diperjelas dengan melakukan kalibrasi ulang dengan
cara mengambil tingkatan kenaikan ukuran blok ukur sebesar 0,1 mm.
Dalam cara kalibrasi seperti diatas, kedudukan silinder putar selalu diputar
penuh satu putaran, akibatnya untuk kedudukan yang lain tidak diperiksa. Supaya
silinder putar tidak selalu diputar penuh satu putaran, dapat dipilih ukuran blok
ukur dengan tingkatan ukuran kenaikan sebagai berikut :
2,5; 5,1; 7,7; 10,3; 12,9; 15,0; 17,6; 20,2; 22,8; dan 25,0 mm
Gambar 2.6 Tabel Jumlah Garis Yang di Ijinkan
(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)
Gambar 2.7 Kurva Kesalahan Kumulatif
(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)
47
Gambar 2.8Tabel Kesalahan Kumulatif
(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)
2.4 Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari mikromter yaitu sebagai pengubah mekanik yang semata-
mata berdasrkan prinsip kinematik yang meneruskan serta mengubah isyarat
sensor dari translasi menjadi gerakan rotasi yang relatif lebih mudah diproses.
Contoh pengubah mekanik yang paling sederhana dalah pasangan ulir luar
(baut) dan ulir dalam (mur). Secara teoritik satu putaran poros ukur akan
menggeserkan poros sebesar satu pits ulir utama (0,5 mm). Skala yang dibuat
pada silinder putar dapat dibagi menjadi 50 bagian yang berti 1 bagian skala setara
dengan gerakan translasi sebesar 0,01 mm.
Suatu putaran poros ukur secara teoritik akan menggeserkan poros ini sebesar
satu pits utama (0.5 mm). Skala yang dibuat pada silinder putar dapat dibagi
menjadi 50 bagian yang berarti satu bagian skala setara dengan gerakan translasi
sebesar 0.01 mm. Kebenaran keceramatan pengukuran ini dapat dicapai berkat
ulir utama yang dibuat dengan geometri yang teliti serta pemakaian ratchet untuk
menjaga keterulangan pengukuran. Meskipun namanya mikrometer, karena
kendala pembuatan dan kepraktisan pemakaian, alat ukur ini umumnya dibuat
dengan kecermatan tidak mencapai 1 mikrometer.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada mikrometer yaitu:
48
1. Meskipun ulir utama baut dan mur dibuat dengan ketelitian geometri
yang tinggi, tetap saja akan terjadi kesalahan kisar. Hampir tidak
mungkin membuat ulir dengan kesamaan harga pits sepanjang baut dan
mur sampai dengan orde misalnya 0,1 µm.
Akibat ketidaksamaan harga pits sepanjang baut dan mur, satu kali
putaran baut tidak mungkin menggeserkannya benar-benar sebesar 1
pits teoritik (misalnya 0,5 mm) melainkan akan menggeserkan sebesar 1
kisar yang harganya bias lebih atau kurang dari 0,5 mm. Akibatnya, n
kali putaran baut akan menyebabkan kesalahan kisar kumulatif
(kesalahan terjumlahkan) yang bisa cukup besar yang mungkin
melebihi harga kecermatan pembacaan skala putar.
2. Satu kali putaran poros ukur (silinder putar) dapat dibagi 50 dengan
cara menuliskan skala putar pada silinder putar. Karena ulir utama
dirancang dengan harga pits sebesar 0,5 mm berarti satu kesatuan skala
putar berharga teoritik sebesar 0,01 mm. kecermatan sebesar 0,01 mm
ini harus dijamin tak akan salah sampai dengan orde misalnya ± 0,001
mm untuk setiap satuan skala putar dan kesalahan kumulatif misalnya ±
0,04 mm untuk 50 kali putaran sepanjang geseran maksimum poros
ukur untuk kapasitas ukur micrometer, misalnya 25 mm.
Berdasarkan kenyataan ini, sangatlah sulit membuat mikrometer dengan
kecermatan 0,001 mm dan menjamin kebenaran (ketelitian) pembacaan
proses pengukuran dengan hasil suatu dimensi objek ukur dengan
kecermatan tinggi itu, misalnya 4,167 mm.
3. Suatu kekuatan putaran (momen punter) yang relative ringan (kecil)
akan memberikan gerakan translasi dengan gaya dorong yang cukup
tinggi. Bagi benda ukur yang tipis tekanan pengukuran yang besar akan
melenturkan benda ukur yang mengakibatkan terjadinya kesalahan
pengukuran.
Tangan manusia tidak sensitif terhadap pemutaran (kadang kuat,
kadang ringan) hal ini akan membuat kita tidak mampu mengulang
pemutaran dengan sama benar. Akibatnya, bila pengukuran diulang dan
49
hal ini dilakukan dengan cara memutar secara langsung silinder putar,
hasil pengukuran bisa tidak jadi sama.
Oleh sebab itu, pengukuran harus dilakukan dengan memutar silinder
putar lewat racer (gigi-gelincir). Racet ini akan menjamin ketepatan
hasil penukuran yang diulang-ulang sebab kekuatan putaran silinder
putar dijaga seringan mungkin dan tetap sama (sesuai dengan kekuatan
pegas racet).
4. Jika mulut ukur ditutup yaitu memutar (melalui racet) poros ukur
sehingga berimpit dengan landasan, pada saat itu garis indeks (garis
memanjang pada silinder tetap) harus persis menunjuk skala putar pada
rahang nol. Untuk memungkinkan hal ini, silinder tetap, diatas mana
garis indeks dituliskan, harus bisa diatur posisinya. Hal ini dilaksanakan
dengan merancang silinder tetap yang terpisahkan dari rangka dengan
membuat suaian pas (transition pits) terhadap silinder mur utama.
Dengan cara ini penyetelan 0 dimungkinkan dan terakit alat ukur
terwuijudkan.
2.5 Bagian-Bagian Utama Mikrometer
Gambar 2.9 bagian-bagian utama micrometer
(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)
50
Bagian-bagian mikrometer :
a. Landasan & poros ukur, berfungsi sebagai tempat peletakan benda ukur.
b. Kunci poros ukur, berfungsi untuk mengunci poros ukur agar tidak
bergerak.
c. Lubang penyetel posisi nol, berfungsi untuk menyetel agar kembali ke
posisi nol.
d. Skala tetap, nilai / dimensi dari benda ukur.
e. Skala putar, merupakan nilai yang menunjukkan kecermatan dari dimensi
yang diukur.
f. Silinder putar, berfungsi untuk memutar skala putar.
g. Rachet, berfungsi untuk lebih mendekatkan poros ukur dengan benda
ukur agar dimensi yang didapat lebih akurat. (sampai bunyi klik 3 kali)
h. Harga atau rangka berfungsi sebagai pegangan saat melakukan
pengukuran.
2.6 Cara Kerja Mikrometer
Berdasarkan hal yang perlu diperhatikan sewaktu memakai mikrometer
adalah sebagai berikut :
a) Permukaan benda ukur dan mulut ukur mikrometer harus dalam kondisi
bersih. Adapun debu terutama geram berkas proses pemesinan dapat
menyebabkan kesalahan sistematik dan bisa merusak permukaan mulut
ukur (sensor) mikrometer.
b) Sebelum dipakai, kedudukan nol mikrometer harus diperiksa. Apabila
perlu, kedudukan nol ini distel dengan cara merapatkan mulut ukur
(dengan memutar ratchet dua/tiga kali). Kemudian silinder tetap diputar
relatif terhadap suaiannya yaitu silinder rangka dengan memakai kunci
penyetel sampai garis referensi skala tetap bertemu dengan garis nol
skala putar.
c) Bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi objek ukur. Apabila
dimensi tersebut cukup lebar, poros ukur dapat digerakkan
51
(dimundurkan) dengan cepat dengan cara menggelindingkan silinder
putar pada telapak tangan.
d) Benda ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer dengan tangan
kanan dan ditahan oleh kelingking, jari manis serta jari tengah. Telunjuk
ibu jari digunakan untuk memutar silinder putar, setelah hampir
menyentuh, gunakan ratchet untuk memutar sampai tiga kali.
Gambar 2.10 Memeriksa Kerataan Benda Ukur
(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)
Pada waktu mengukur, penekanan poros ukur pada benda ukur
tidak boleh terlalu keras sehingga memungkinkan kesalahan ukur karena
adanya deformasi.Penyimpangan yang bersumber dari benda
ukur.Penekanan yang amat kerasa dapat merusakkan ulir utama.
Ketepatan pengukuran bergantung pada penggunaan tekanan pengukuran
yang cukup diusahakan selalu tetap sama. Hal ini dapat dicapai dengan
cara memutar silinder putar melalui gigi gelincir (ratchet) atau tabung
gelincir (friction thimble) sewaktu poros ukur hampir mencapai
permukaan benda ukur. Jikalau pemutar pembatas momen putar tidak ada
gunakanlah perasaan yang baik sewaktu memutar silinder putar. Pada
alat ukur lain yang memakai mikrometer sebagai penggerak sensor ukur,
kadang dilengkapi dengan sensor tekanan, atau indikator. Meskipun tak
ada ratchet atau friction thimble pemutaran silinder putarnya dihentikan
ketika jarum indikator menunjukkan angka nol. Dengan menjaga
52
kesamaan tekanan pengukuran diharapkan keterulangan proses
pengukuran dapat dijaga, dengan harapan untuk menjamin ketepatan
proses pengukuran.
f. Pengukuran mekanik
Prinsip kerja pengubah mekanik semata mata berdasarkan prinsip
kinematik yang meneruskan serta mengubah isyarat senso yang biasanya
berupa gerakan translasi (besaran panjang) menjadi gerakan rotasi
(besaran panjang) yang relative mudah untuk diproses atau di lakukan
secara teoritik. Prinsip kinematic mudah di rancang, akakn tetapi secara
praktis sulit diterapakan akibat kendala dalam proses pembuatan dan
perakitan.
Dalam hal ini, micrometer menggunakan prinsip ini. Contoh pengubah
mekanik yang paling sederhana adalah pasangan ulir (baut) dan ulir
dalam (mur). Seperti yang diterapkan pada alat ukur micrometer satu
putaran poros alat ukur secara teoritik akan menngeserkan poros ini
sebesar satu pits ulir utama (0,5mm) skala yang dibuat pada silinder putar
dapat dibagi menjadi 50 bagian yang berarti satu bagian skala setara
dengan gerakan translasi sebesar 0,01mm. kebenarankecermatan
pengukuran ini dapat dicapai berkat ulir utama yang dibuat dengan
geometri yang teliti, serta pemakaian racet untuk menjadi keterulangan
pengukuran. Meskipun namanya micrometer karana alas an kendati
pembuatan dan kepraktisan pemakaian, alat ukur ini umumnya dibawah
dengan kecermatan.
53
BAB III
DATA PENGAMATAN
3.1 Data Hasil Pengukuran
Tabel 3.1data hasil pengukuran pengamatan
BENDA 1
NO
BIDANG
KODE
TOLERANSI PENGAMAT A PENGAMAT B
MAX MIN TITIK RATA-RATA
TITIK RATA-
RATA
(mm)
(mm)
1 (mm)
2 (mm)
1 (mm)
2 (mm)
1 A h7 10 9.98 9.99 9.97 9.98 9.97 9.95 9.96
2 B h7 18 17.9
8 17.9
9
18.6
5 18.02
17.0
3
17.0
3
17.0
3
3 C h7 25 24.9
8 25.0
2
25.0
2 25.02
25.0
1
25.0
3
25.0
2
4 D h7 18 17.9
8 17.9
8
17.9
8 17.98
17.0
2
17.0
2
17.0
2
5 E h7 8 7.98 7.99
9 7.89 7.84 7.89 7.97
7.97
5
BENDA II
NO
BIDANG
KODE
TOLERANSI PENGAMAT A PENGAMAT B
MAX MIN TITIK RATA-RATA
TITIK RATA-
RATA
(mm)
(mm)
1 (mm)
2 (mm)
1 (mm)
2 (mm)
1 A h7 10 9.98 10.0
2
10.0
2 10.02
10.0
2
10.0
2
10.0
2
2 B h7 18 17.9
8 17.9
2
17.9
5
17.93
5
17.9
6
17.9
6
17.9
6
3 C h7 25 24.9
8 24.9
7
25.0
2
24.99
5
25.0
1
25.0
4
25.0
3
4 D h7 18 17.9
8 17.8
6
17.8
8 17.87
17.9
2
17.9
2
17.9
2
5 E h7 8 7.98 7.84 7.95 7.95 7.92 7.91 7.91
5
54
3.2 Pengolahan Data
3.2.1 Pengolahan Data Pengamat A
1. Benda I
a. Bagian A
Ukuran nominal = 10 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 10+ 0.000 = 10 mm
Ukuran minimum = 10 – 0.018 = 9.985 mm
Toleransi = 0.018 mm
b. Bagian B
Ukuran nominal = 18 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 18 + 0.000 = 18 mm
Ukuran minimum = 18 – 0.018 = 17.98 mm
Toleransi = 0.018 mm
c. Bagian C
Ukuran nominal = 25 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 25 + 0.000 = 25 mm
Ukuran minimum = 25 – 0.021 = 24.98mm
Toleransi = 0.021 mm
d. Bagian D
Ukuran nominal = 18 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 18 + 0.000 = 18 mm
Ukuran minimum = 18 – 0.021 = 17.98mm
55
Toleransi = 0.021 mm
e. Bagian E
Ukuran nominal = 8 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 8 + 0.000 = 8 mm
Ukuran minimum = 8 – 0.015 = 7.985 mm
Toleransi = 0.015 mm
2. Benda II
a. Bagian A
Ukuran nominal = 10 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 10 + 0.000 = 10 mm
Ukuran minimum = 10 – 0.015 = 9.985 mm
Toleransi = 0.015 mm
b. Bagian B
Ukuran nominal = 17 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 17 + 0.000 = 17 mm
Ukuran minimum = 17 – 0.021 = 16.98 mm
Toleransi = 0.021 mm
c. Bagian C
Ukuran nominal = 20 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 20 + 0.000 = 20 mm
Ukuran minimum = 20 – 0.021 = 19.97mm
56
Toleransi = 0.021 mm
d. Bagian D
Ukuran nominal = 17 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 17 + 0.000 = 17 mm
Ukuran minimum = 17 – 0.021 = 16.98mm
Toleransi = 0.021 mm
e. Bagian E
Ukuran nominal = 7 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 7 + 0.000 = 7 mm
Ukuran minimum = 7 – 0.015 = 6.985 mm
Toleransi = 0.015 mm
3.2.2 Benda B
1. Benda A
a. Bagian A
Ukuran nominal = 10 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 10 + 0.000 = 10 mm
Ukuran minimum = 10 – 0.018 = 9.982 mm
Toleransi = 0.018 mm
b. Bagian B
Ukuran nominal = 18 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 18 + 0.000 = 18 mm
57
Ukuran minimum = 18 – 0.018 = 17.98 mm
Toleransi = 0.018 mm
c. Bagian C
Ukuran nominal = 25 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 25 + 0.000 = 25 mm
Ukuran minimum = 25 – 0.021 = 24.98mm
Toleransi = 0.021 mm
d. Bagian D
Ukuran nominal = 18 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 18 + 0.000 = 18 mm
Ukuran minimum = 18 – 0.021 = 17.98mm
Toleransi = 0.021 mm
e. Bagian E
Ukuran nominal = 8 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 8 + 0.000 = 8 mm
Ukuran minimum = 8 – 0.015 = 7.985 mm
Toleransi = 0.015 mm
2. Benda B
a. Bagian A
Ukuran nominal = 10 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 10 + 0.000 = 10 mm
58
Ukuran minimum = 10 – 0.015 = 9.985 mm
Toleransi = 0.015 mm
b. Bagian B
Ukuran nominal = 18 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 18 + 0.000 = 18 mm
Ukuran minimum = 18 – 0.021 = 17.98 mm
Toleransi = 0.021 mm
c. Bagian C
Ukuran nominal = 25 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 25 + 0.000 = 25 mm
Ukuran minimum = 25 – 0.021 = 24.98mm
Toleransi = 0.021 mm
d. Bagian D
Ukuran nominal = 18 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 18 + 0.000 = 18 mm
Ukuran minimum = 18 – 0.021 = 17.98mm
Toleransi = 0.021 mm
e. Bagian E
Ukuran nominal = 8 mm toleransi h7 =
Ukuran maksimum = 8 + 0.000 = 8 mm
Ukuran minimum = 8 – 0.015 = 7.985 mm
Toleransi = 0.015 mm
59
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Analisa Data
Setelah melakukan praktikum metrologi industri khususnya mikrometer.
Penulis dapat menganalisis beberapa poin yaitu mikrometer merupakan alat ukur
llinier yang memiliki ketelitian hingga 0.01 mm dengan ketelitian yang sangat
tinggi. Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda berdimensi
kecil seperti kertas, kawat, silet, maupun benda yang mempunyai dimensi yang
kecil.
Sebelum digunakan, mikrometer harus terlebih dahulu di kalibrasi agar dapat
data yang lebih akurat dan tepat. Terdapat tiga macam mikrometer yaitu:
mikrometer luar, mikrometer dalam, mikrometer ketinggian untuk mengukur
ketinggian benda ukur.
Hal-hal yang terjadi saat praktikum adalah salah satunya yaitu dari setiap
pengukuran pengamat A dan pengamat B sangat berbeda. Karna hal ini
disebabkan oleh tingkat ketelitian m,asing-masing praktikan dan posisi
pengukuran yang tidak pas pada setiap titiknya serta kecermatan yang disebabkan
oleh dari sudut pandang praktikan yang berbeda-beda. Yang membuat hasil
pengukuran yang berbeda. Pengukuran yang berulang juga dapat memberikan
hasil yang berbeda.
60
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan praktikum penggunaan micrometer dapat di tarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. pengukuran yang dilakukan berulang dapat memberikan hasil yang
berbeda.
2. mikrometer merupakan alat ukur linier yang sangat teliti.
3. mikrometer digunakan untuk mengukur benda yang berukuran beberapa
milimeter atau hanya beberapa sentimeter saja.
5.2 Saran
Setelah melakukan praktikum adapun saran yang di berikan adalah sebagai
berikut:
1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya peserta praktikum harus
memahami teori dasar dari praktikum yang akan di lakukan.
2. Dalam praktikum hendaknya mengikuti prosedur yang baik.
3. Pengukuran harus di lakukan dengan cermat agar hasil pengukuran akurat,
karna hasil pengukuran tergantung pada operator yang mengukur.
top related