metode dikte dan latihan dalam pelajaran bahasa …/metode...di kelas x sma negeri 4 surakarta...
Post on 01-Apr-2019
255 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
METODE DIKTE DAN LATIHAN
DALAM PELAJARAN BAHASA CHINA MENYIMAK
SHENGDIAO (NADA BACA) DAN PINYIN
DI KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai
Derajat Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Oleh :
Luckyta Suci Aldillah
C 9609012
PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
’’No body too old to learn’’
(Penulis)
’’Tekad, kerja keras, diiringi berdoa adalah kunci menuju sukses’’
(Penulis)
”Merasa bingung adalah awal dari keberhasilan”
(Khalil Gibran)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat dan kasihNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir dengan judul Metode Dikte dan Latihan dalam Pelajaran Menyimak
Shengdiao (Nada Baca) dan Pinyin pada Pembelajaran Bahasa Mandarin di
Kelas X SMA Negeri 4 Surakarta dengan lancar dan tepat waktu.
Dalam menyusun laporan tugas akhir ini, penulis menyadari tanpa bantuan
dari berbagai pihak, penulis akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
praktik kerja lapangan dan penyusunan laporan ini. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni
Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Diploma
III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Drs. Yohanes Suwanto, M.Hum. dan Umi Arifa Utami, B.Ed., selaku dosen
pembimbing dalam penyusunan laporan tugas akhir.
4. Drs. Unggul Sudarmo, M.Pd., selaku kepala sekolah SMA Negeri 4
Surakarta.
5. Dhanar Ary Susanto, A.Md., selaku guru pembimbing dalam praktik kerja
lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
6. Ayah, Ibu, kak Ratih, kak Beny, yang selalu memberi dukungan moril,
spirituil dan materiil, serta adik Karrin, adik Sarah, Raihan, Loveleen yang
selalu memberi motivasi.
7. Arifin yang telah memberikan inspirasi dan doa.
8. Teman–teman Program Diploma III Bahasa China yang memberi dukungan.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu dengan segala kerendahan hati menerima saran dan kritik demi
kesempurnaan Laporan Observasi Praktik Mengajar ini.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRAK
LuckytaSuciAldillah. 2012.MetodeDikte dan Latihan dalam Pelajaran
Menyimak Shengdiao (Nada Baca) dan Pinyin pada Pembelajaran Bahasa
Mandarin di Kelas X SMA Negeri 4 Surakarta.Universitas Sebelas Maret
Fakultas Sastra dan Seni Rupa Surakarta.
Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dilatarbelakangi permasalahan
kurangnya kemampuan menyimak shengdiao (nada baca) dan pinyin siswa SMA
Negeri 4 Surakarta. Hal ini disebabkan sejak awal tidak terlalu ditekanakan dalam
hal nada baca dan pinyin. Oleh karena permasalahan Laporan Tugas Akhir ini,
dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) bagaimanakah penggunaan metode dikte dan
latihan dalam pelajaran bahasa Mandarin menyimak nada baca dan pinyin, 2)
hambatan apa sajakah yang dihadapi dalam penggunaan metode dikte dan latihan
dan bagaimanakah cara penanganannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana penggunaan metode dikte dan latihan tepat digunakan
dalam pelajaran menyimak shengdiao (nada baca) dan pinyin dan juga untuk
mengetahui perbedaan keadaan belajar mengajar antara sebelum dan sesudah
menggunakan metode dikte dan latihan.
Dari hasil pembahasan Laporan Tugas Akhir menunjukkan bahwa hasil
belajar mengajar dengan memanfaatkan metode dikte dan metode latihan ternyata
dapat diterima siswa dengan cukup baik terbukti dari hasil evaluasi pembelajaran,
nilai rata-rata kelas yang didapat dari ujian pretest adalah 65,53 kemudian
terdapat kenaikan nilai rata-rata sebanyak 19,78.Dalam penggunaan metode dikte
dan latihan, hambatan yang ditemui salah satunya adalah keadaan kelas yang
kurang tenang selama proses pelajaran berlangsung. Upaya yang dilakukan adalah
menciptakan kondisi kelas yang tenang dan kondusif selama pelajaran
berlangsung.
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode dikte dan latihan cukup membantu para siswa dalam
meningkatkan kemampuan menyimak shengdiao (nada baca) dan pinyin dalam
pelajaran bahasa Mandarin.
Adapun Teknik Pengumpulan Data dalam Laporan Tugas Akhir ini
menggunakan Teknik Studi Pustaka, Observasi dan Dokumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
摘要 2012 年,Luckyta Suci Aldillah。梭罗国立第四中学一年级汉语听力
课当中采取听写与练习方法。梭罗三一一大学文艺学院,汉语专业。
汉语是一种不同的语言,学汉语不但要学好汉字,而且要能够学好拼
音和声调。拼音与声调的位置很特别,能够帮助我们读汉字,而声调帮助我
们分别它的意义。
笔者在这里研究了梭罗国立第四中学学生的声调和拼音,而发现到他
们对拼音与声调的了解能力还不足。本文的主要目的是为了更了解听写和练
习教学方法是否适合用在听力课的声调和拼音上,而为了知道此方法之前与
之后的效果。
根据本研究,使用听写和练习方法达到合当的效果,学生的反应很
好。但在此,笔者所使用听写和练习方法也不是没有困难,比如上课时学生
们不太安静,因此影响到其他学生。本人在教学当中尽量带动学生而互相配
合。
本文的结论是使用听写和练习方法能够帮助学生们提高他们的听力,
特别是声调与拼音。
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN...................................................... iii
MOTTO………………………………………………….......................... iv
KATA PENGANTAR............................................................................... v
DAFTAR ISI.............................................................................................. vii
ABSTRAK................................................................................................. ix
摘要............................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 3
C. Tujuan Penelitan..................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 4
E. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 6
A. Pengertian Belajar...................................................................... 6
1. Definisi Belajar..................................................................... 6
2. Tujuan Belajar....................................................................... 7
3. Teori Belajar.......................................................................... 8
B. Pengertian Mengajar................................................................... 9
1. Definisi Mengajar................................................................... 9
2. Metode Mengajar.................................................................. 11
3. Metode Dikte…………….................................................... 12
4. Metode Latihan……………………………………………. 13
C. Pembelajaran Menyimak Bahasa Mandarin................................. 14
1. Pengertian Menyimak……………………………………… 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
2. Menyimak 拼音 Pīnyīn.......................................................... 14
3. Menyimak Nada Baca (声调 Shēngdiào)………………….. 21
BAB III PEMBAHASAN......................................................................... 23
A. Gambaran Umum Sekolah....................................................... 23
1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 4 Surakarta....................... 23
2. Motto, Visi dan Misi SMA Negeri 4 Surakarta.................... 25
3. Stuktur Organisasi SMA Negeri 4 Surakarta……..……….. 26
4. Ekstrakulikuler……………………………..……………… 28
B. Pembuatan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran.................. 29
C. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.................................. 57
D. Evaluasi Pembelajaran.............................................................. 61
E. Hambatan dan Solusi................................................................ 63
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 65
A. Kesimpulan.............................................................................. 65
B. Saran......................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 68
LAMPIRAN................................................................................................. 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekarang ini bahasa Mandarin memiliki tempat tersendiri di era globalisasi.
Minat untuk belajar bahasa Mandarin semakin meningkat. Banyak sekolah
menengah ke atas yang memasukkan bahasa Mandarin ke dalam kurikulum
pendidikan yang wajib dipelajari. Bahasa Mandarin merupakan bahasa
internasional kedua setelah bahasa Inggris. Bahasa Mandarin digunakan oleh lebih
dari satu miliar orang di seluruh dunia sehingga mempelajari bahasa ini akan
memungkinkan kita berkomunikasi lancar dengan seperlima populasi dunia. Dan
jika ekonomi China saat ini menduduki posisi kedua dan semakin berkibar, tidak
sulit untuk membayangkan bahwa bahasanya, Mandarin akan ikut tersebar juga,
sama seperti pola yang dilalui oleh bahasa Inggris dulu sebelum sampai pada
posisinya saat ini. Jika ekonomi China terus tumbuh seperti sekarang, maka mau
tak mau akan memaksa mitra dagangnya untuk memahami bahasa negara itu.
Popularitas bahasa Mandarin semakin meningkat seiring dengan semakin
menguatnya perekonomian China yang kini menjadi kekuatan utama ekonomi di
Asia bahkan di dunia.
Bahasa Mandarin seperti bahasa Indonesia, tidak memiliki bentuk past
tense atau past continuous tense seperti bahasa Inggris. Yang agak sulit adalah
bahasa Mandarin memiliki 4 (empat) nada yang digunakan untuk membedakan
arti.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Bahasa Mandarin memiliki 4 nada yang menjadi pembeda arti kata. Dalam
bahasa Mandarin sering muncul kata–kata yang konsonan dan vokalnya
sama sehingga nadalah yang menjadi alat untuk membedakan bunyi dan
arti. (Haryanti dan Mei, 2010:6)
Nada pertama (nada datar), nada kedua (nada naik, seperti orang bertanya), nada
ketiga (nada rendah) dan nada keempat (nada tinggi yang diucapkan seperti
membentak). Salah pengucapan pelafalan dan nada baca maka akan menyebabkan
salah arti. Untuk bisa membedakan nada baca tentu saja kita harus bisa
mempelajari dan menyimak dengan baik. Karena jika kita salah mendengarkan
suatu kata ataupun kalimat bahasa Mandarin yang diucapakan oleh seorang yang
bisa berbahasa Mandarin, maka maksud dari kalimat itu pun akan berbeda, hal
inilah yang dapat menyebabkan miss communication.
Bentuk penulisan 拼音 pīnyīn berupa suku kata yang dinamakan 音节
yīnjié yang terdiri dari huruf konsonan (声母 shēngmǔ), vokal (韵母 yùnmǔ) dan
diberi nada baca (声调 shēngdiào).
Kemampuan menyimak setiap peserta didik tentu saja berbeda, ditambah
lagi perilaku setiap peserta didik terhadap suatu tema pelajaran pun berbeda. Oleh
karena itu, sebagai tenaga pengajar kami melakukan penelitian yang berorientasi
pada kemampuan menyimak nada baca dan pinyin dalam pelajaran menyimak
bahasa Mandarin dengan menggunakan metode pemebelajaran tertentu, sehingga
dapat membantu siswa dalam mempelajari dasar menyimak nada baca dan pinyin.
Untuk itu kami sebagai tenaga pengajar telah meneliti tentang menyimak nada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
baca dan pinyin di kelas X SMA Negeri 4 Surakarta dan menemukan beberapa
metode pembelajaran yang sesuai dengan pelajaran menyimak tersebut agar siswa
dapat membedakan nada baca (声调 shēngdiào), konsonan (声母 shēngmǔ) dan
vokal (韵母 yùnmǔ) melalui pelajaran menyimak. Tentu saja penelitian dilakukan
berdasarkan keadaan serta kemampuan siswa yang disesuaikan dengan materi
ajar di sekolah yang bersangkutan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan sebagai
berikut.
1. Bagaimanakah penggunaan metode dikte dan latihan dalam pelajaran
menyimak nada baca dan pinyin ?
2. Hambatan apa sajakah yang dihadapi dalam penggunaan metode dikte dan
latihan dan bagaimanakah cara penanganannya?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah:
1. untuk mengetahui penggunaan metode dikte dan latihan dalam menyimak
nada baca dan pinyin.
2. untuk mengetahui hambatan–hambatan yang dihadapi dalam penggunaan
metode dikte dan latihan dan cara penanganannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan Laporan Tudas Akhir ini
adalah:
1. Secara Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif
dalam mengembangkan metode pembelajaran bahasa Mandarin,
khususnya menggunakan metode dikte dan latihan.
2. Secara Praktis
Diharapkan Laporan Tugas Akhir ini dapat dijadikan model mengajar bagi
guru pamong dalam pembelajaran bahasa Mandarin menyimak nada baca
dan pinyin.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data dapat dijabarkan sebagai
berikut.
1. Teknik Obervasi
Adapun penulis melihat penggunaan metode pembelajaran yang digunakan
guru pamong ketika pelajaran bahasa Mandarin.
2. Teknik Studi Pustaka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Teknik ini dilakukan dengan mempelajari berbagai keterangan yang sesuai
dengan proses yang diamati maupun buku-buku penunjang lainnya yang
berkaitan dengan materi kerka praktik dan tujuan penulisan Laporan Tugas
Akhir. Dalam hal ini penulis memanfaatkan perpustakaan pusat,
perpustakaan fakultas dan perpustakaan D3 bahasa China.
3. Teknik Dokumentasi
Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data dari arsip yang menunjang
pembuatan laporan tugas akhir. Adapun arsip yang digunakan dalam
penulisan laporan tugas akhir ini adalah data-data mengenai nama siswa,
jumlah guru dan karyawa, struktur organisasi sekolah dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
1. Definisi Belajar
Menurut Sardiman, “belajar adalah berubah.‟‟Dalam hal ini yang
dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar
akan membawa suatu perubahan pada individu–individu yang belajar.
Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan,
tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga
diri, minat, watak, penyesuaian diri.Jelasnya menyangkut segala aspek
organisme dan tingkah laku pribadi seseorang.Dengan demikian, dapatlah
dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko–
fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia
seutuhnya.(Sardiman, 1986: 21).
“Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan
dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar
akan lebih baik jika subjek belajar itu mengalami atau
melakukannya sendiri. Dalam pengertian luas, belajar dapat
diartikan sebagai kegiatan psiko–fisik menuju ke perkembangan
pribadi seutuhnya.Kemudian dalam arti sempit, belajar
dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan
yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian seutuhnya.” (Sardiman, 1986:20)
Belajar bisa dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antara diri
manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
ataupun teori. Di dalam belajar tentu ada proses, jelasnya proses belajar senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku dan terjadi karena hasil pengalaman.
2. Tujuan Belajar
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem
lingkungan(kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan
mengajar. Mengajar diartikan sebagai usaha penciptaan sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar.
”Sistem lingkungan belajar terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai
komponen yang masing–masing akan saling mempengaruhi. Komponen–
komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi
yang diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam
hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana
prasarana belajar–mengajar yang tersedia.”(Sardiman, 1986:25)
Komponen–komponen sistem lingkungan saling mempengaruhi secara bervariasi
sehingga setiap peristiwa belajar memiliki profil yang unik dan kompleks.
Mengenai tujuan belajar itu sebenarnya sangat kompleks. Menurut Sardiman
(1986:28), ditinjau secara umum, maka tujuan belajar adalah sebagai berikut:
a. Untuk mendapat pengetahuan
Hal ini berhubungan dengan kemampuan berpikir. Kita tidak dapat
mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan,
sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan kita.
Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya
di dalam kegiatan belajar.
b. Penanaman konsep dan keterampilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Penanaman konsep juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan
memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan.
Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan itu akan menuruti
kaidah–kaidah tertentu dan bukan semata–mata hanya menghafal atau
meniru.
c. Pembentukan sikap
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas
dari soal penanaman nilai–nilai. Oleh karena itu, guru tidak hanya
sekedar ”pengajar”, tetapi betul–betul sebagai pendidik yang akan
memindahkan nilai–nilai itu kepada anak didiknya. Dengan begitu, anak
didik akan tumbuh kesadaran dan kemauannya untuk mempraktikkan
segala sesuatu yang sudah dipelajarinya. Setelah terjadi proses internalisasi
akibat dari siswa melakukan observasi terhadap gurunya, maka akan
terbentuk suatu sistem kepribadian yang utuh. Dan untuk itu semua
diperlukan sistem lingkungan yang mendukung.
3. Teori Belajar
Menurut Sardiman (1986:30), secara global ada tiga teori belajar yaitu
teori ilmu menurut jiwa daya, teori belajar menurut ilmu jiwa gestalt, teori
belajar menurut ilmu jiwa asosiasi.
a. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Teori ini mengatakan bahwa jiwa manusia terdiri dari bermacam–
macam daya. Masing–masing daya dapat dilatih untuk memenuhi
fungsinya. Untuk melatih suatu daya dapat digunakan berbagai cara
atau bahan. Sebagai contoh untuk melatih daya ingat dalam belajar
misalnya dengan menghafal kata–kata, angka atau istilah–istilah
penting. Yang penting dalam hal ini bukan penguasaan bahan atau
materinya, melainkan hasil dari pembentukan daya–daya tersebut.
Kalau sudah demikian, maka seseorang yang belajar itu akan berhasil.
b. Teori Belajar Menurut Jiwa Gestalt
Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian–
bagian. Kegiatan belajar bermula dari suatu pengamatan yang
dilakukan secara menyeluruh. Menurut teori ini, mudah atau sulitnya
suatu pemecahan masalah itu tergantung pada pengamatan.
c. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Ilmu Jiwa Asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya
terdiri dari penjumlahan bagian–bagian.
B. Pengertian Mengajar
1. Definisi Mengajar
Mengajar merupakan perwujudan interaksi dalam proses
komunikasi. Mengajar adalah suatu aktivitas guru di dalam kelas dalam
rangka membantu siswa untuk belajar, mentransfer ilmu dan menambah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
ilmu, sehingga dari yang semula tidak mengerti atau kurang paham
menjadi mengerti atau lebih paham. Sebagai seorang guru yang baik dan
mumpuni, kita tidah hanya dituntut untuk mengajar saja, tetapi juga harus
mengerti bagaimana keadaan kelas, mengerti bagaimana karakter–karakter
para siswa, sehingga terciptalah kegiatan belajar mengajar yang positif,
kondusif dan menyenangkan. Untuk membuat suasana belajar di kelas
lebih menyenangkan dan siswa lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran,
diharapkan guru dalam mengajar melakukan suatu inovasi supaya kegiatan
belajar tidak monoton dan siswa akan lebih tertarik, sehingga lebih
semangat dalam belajar. Akhirnyapun siswa mendapatkan hasil belajar
yang memuaskan, tentu saja hal ini tidak terlepas dari kerja sama yang
baik antara guru yang mengajar dengan siswanya yang menimba ilmu. Di
dalam mengajar guru hanya sebagai fasilitator, jadi diharapkan siswa yang
lebih aktif untuk menggali ilmu dengan memanfaatkan guru sebagai
fasilitatornya dan memperbarui pengetahuan mereka dengan membaca
ataupun melakukan kegiatan positif lainnya. Sebagai fasilitator, guru juga
harus mengajar dengan sebaik–baiknya, memberikan yang seharusnya
didapat oleh siswa tanpa membeda–bedakan siswa, mengajar dari hati
akan membuat ilmu yang guru berikan kepada siswa menjadi lebih berarti.
Ketika mengajar, siswa menyimak, memperhatikan, melihat dan mungkin
saja siswa bisa meniru cara kita, itu semua dilakukan siswa karena siswa sedang
mencari sesuatu dari dalam dirinya (jati diri) terlebih siswa di Sekolah Menengah
Atas dan gurulah menjadi salah satu objek bagi mereka. Jadi sebagai guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
berikanlah hal–hal yang positif untuk siswa karena siswa banyak belajar dari apa
yang mereka lihat.
Mengajar secara efektif bergantung pada pemilihan dan penggunaan
metode yang serasi dengan tujuan mengajar.Penggunaan metode yang serasi akan
menyangkut lancar atau tidaknya tugas seorang guru. Cara belajar mengajar yang
baik adalah mempergunakan kegiatan siswa–siswa sendiri secara efektif di dalam
kelas, merencanakan kegiatan dan melaksanakan kegiatan dengan kontinu dan
bisa juga melalui kerja kelompok.
2. Metode Mengajar
MenurutSardiman (1986:76) metode pembelajaran adalahcara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran. Menurut Suryosubroto (2009:88) menyatakan,
“Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam
upaya untuk mencapai tujuan.” Menurut Surakhmad (dalam
Suryosubroto:1961:140) metode pembelajaran adalah cara–cara pelaksanaan
daripada proses pengajaran atau soal bagaimana tekhnisnya sesuatu bahan
pelajaran diberikan kepada murid–murid di sekolah.
Pemberian pengetahuan kepada murid–murid dalam proses belajar
mengajar dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara–cara atau
metode tertentu. Cara demikianlah yang kita sebut dengan metode mengajar atau
metode pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar kita tidak bisa secara
sembarangan dalam menggunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
harus dipilih dan disesuaikan dengan materi ajar, sehingga tujuan belajar dapat
tercapai secara maksimal. Jadi metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat
untuk mencapai tujuan belajar. Makin tepat metodenya diharapkan makin efektif
pula pencapaian tujuan belajar.
Dalam pembelajaran menyimak nada baca (声调 shēngdiào) dan 拼音
pinyin kami menggunakan metode dikte dan metode latihan yang dirasa cocok dan
tepat untuk materi yang kami ajarkan.
3. Metode Dikte
Menurut Suradji (2008:19) metode dikte adalah suatu cara menyajikan
bahan pelajaran dengan menyuruh pelajar menyalin apa–apa yang
dikatakan oleh guru, alat yang digunakan dalam metode ini adalah lisan,
sedangkan alat pelajaran yang terutama dalam menyalin bahan pelajaran
adalah alat tulis serta pendengarannya.
Dalam pelajaran menyimak nada baca (声调 shēngdiào) dan 拼音 pīnyīn
bahasa mandarin, metode dikte dirasa sangat membantu guru dalam
menyampaikan materi dan memberi tugas kepada murid–murid.
Menurut Suradji (2008:19) langkah–langkah penggunaan metode dikte
adalah sebagai berikut:
a. Langkah Pertama
Murid–murid menyiapkan alat tulis.
b. Langkah Kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Guru mendiktekan bahan pelajaran dan murid–murid menyalin apa
yang didiktekan guru tersebut.
c. Langkah Ketiga
Guru menerangkan isi dari bahan pelajaran yang telah didiktekan.
Sementara guru menerangkan, murid–murid mendengarkan dan bisa
mengajukan pertanyaan setelah guru selesai menerangkan.
d. Langkah Keempat
Guru menjawab pertanyaan yang diajukan oleh murid–murid.
Kemudian murid–murid diminta untuk mempelajarinya di rumah.
4. Metode Latihan
Metode latihan disebut juga dengan metode drill, metode latihan adalah
suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan melatih siswa agar
menguasai pelajaran dan terampil. Dari segi pelaksanaannya siswa terlebih
dahulu telah dibekali dengan pengetahuan secara teori
secukupnya.Kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru, murid–murid
diminta untuk mempraktikkannya sehingga lebih mahir dan terampil.
“Tujuan metode latihan adalah untuk memperoleh suatu ketangkasan,
keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari anak dengan melakukannya
secara praktis terhadap pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anakitu.”
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2244614-pengertian-dan-
tujuan-metode-drill/#ixzz1rmuxieNy
Langkah–langkah penggunaan metode latihan adalah sebagai berikut:
a. Guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari latihan (misalnya,
sesudah latihan selesai murid–murid akan dapat mengucapkan kata–
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
kata atau kalimat tertentu dengan tepat, dapat mengerjakan sesuatu,
dll).
b. Guru menerangkan materi pelajaran dan memastikan bahwa murid
sudah paham tentang materi tersebut.
c. Setelah selesai menerangkan materi, guru memulai latihan, dapat
melalui soal–soal latihan, secara lisan atau dengan praktek–praktek
tertentu.
d. Jika diperlukan guru menyelingi latihan supaya tidak membosankan
dan meletihkan.
e. Guru hendaknya mencatat kesalahan murid dan mengevaluasinya.
f. Latihan tidak boleh terlalu lama atau terlalu pendek. Lamanya latihan
dan banyaknya bahan yang dilatihkan, harus disesuaikan dengan
keadaan dan kemampuan murid–murid.
C. Pembelajaran Menyimak Bahasa Mandarin
1. Pengertian Menyimak
Definisi menyimak menurut Kamus Umum Bahasa Indonesiamenyimak
adalah mendengarkan (mempertahankan apa yang diucapkan orang). Menyimak
adalah latihan mendengarkan baik-baik. Menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi.
2.Menyimak 拼音 Pīnyīn
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
a. Sistem Fonetik Pinyin
Sistem fonetik pinyin telah digunakan di dalam buku pelajaran, kamus,
software komputer, dll. Sistem ini mudah dipelajari oleh siswa, sebab memakai
huruf latin seperti bahasa Indonesia.
b. Bentuk Sistem Pinyin
Sebagai alat untuk mentranskrip huruf Mandarin (汉字 hànzì), bentuk
penulisan pinyin berupa suku kata yang dinamakan 音节 yīnjié. Cara penulisan 音
节 yīnjiétidak seperti suku kata biasa yang terdapat di dalam bahasa Indonesia,
setiap suku kata dalam tulisan 音节 yīnjié terdiri dari huruf konsonan (声母
shēngmǔ), vokal (韵母 yùnmǔ) dan diberi nada baca (声调 shēngdiào).
Contoh : huruf Mandarin (汉字 hànzì) 我(声调 shēngdiào)
bentuk pinyin wǒ
(声母 shēngmǔ)(韵母 yùnmǔ)
Satu silabel pinyin berfungsi untuk mentranskrip satu huruf.Akan tetapi, satu
silabel tidak selalu identik dengan satu huruf.Artinya satu silabel pinyin atau
pinyin yinjie dapat mewakili satu atau beberapa huruf.
Contoh:
工 公 宫 供 恭 弓
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
gōnggōng gōng gōng gōng gōng
Dalam bahasa Mandarin, pinyin yinjie memiliki sekitar 400 suku kata dan setelah
dikombinasikan dengan intonasinya, jumlah bertambah sekitar 1.300 buah.
(Percakapan Bahasa Mandarin)
c.Struktur Silabel Pinyin
Bentuk umum struktur silabel pinyin adalah seperti berikut:
1. Zero konsonan
Yaitu tidak terdapat konsonan, hanya terdiri dari vokal.
Contoh: a, o, e, ai, ao, dan ou
2. Konsonan + vokal
Yaitu mempunyai konsonan dan vokal.
Contoh: ba, po, dui, gei, hou, dll
3. Vokal + konsonan
Yaitu hanya terdapat pada silabel er.
d. Konsonan (声母 shēngmǔ)
1. Cara pengejaan konsonan
- suara bibir : b p m f
- suara ujung lidah : d t n l
- suara akar lidah : g k h
- suara belakang lidah : j q x
- suara lidah melingkar ke rongga atas : zh ch sh r
- suara lidah menuju gigi depan : z c s
2. Suara aspiratif dan non aspiratif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Secara tekhnis pengucapan konsonan (声母 shēngmǔ) digolongkan
ke dalam dua tipe, yaitu suara aspiratif dan suara non aspiratif.Dalam
bahasa Mandarin konsonan yang bersuara aspiratif (送气音 sòngqìyīn)
yaitu p, t, k, q, ch, dan c. Cara pengucapannya disertai oleh dorongan
udara dari dalam mulut. Untuk mengetahui tepat atau tidaknya cara
pengucapan tersebut dapat diketahui dengan selembar kertas yang
diletakkan di depan mulut, apabila kertas tersebut tergerak, menandakan
ada udara yang keluar dari mulut, artinya, cara yang dilakukan sudah tepat.
Suara non aspiratif dinamakan (不送气音 bú sòngqìyīn), suara ini
terdiri dari 21 huruf konsonan dikurangi 6 huruf yang termasuk ke dalam
suara aspiratif, cara pengucapan yang tepat tanpa disertai oleh dorongan
udara dari dalam mulut.
e.Vokal (韵母 yùnmǔ)
Jumlah huruf vokal ada 36 buah.Menurut susunan konstruksinya, huruf
vokal dikategorikan ke dalam 3 bagian, yaitu:
1. Vokal tunggal : a, o, e, i, u, ü
2. Vokal ganda : ai, ao, ei, ia, iao, ie, iu (iou), ou, ua, uai, ui (uei)
3. Vokal nasal :an, ang, en, eng, ian, iang, in, ing, iong, ong, uan,
uang, un (uen), ung, üan, ün.
Perbedaan ejaan bahasa Mandarin dengan bahasa Indonesia:
1. a. Urutan vokal tunggal : a, o, e, i, u,ü
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Urutan ini menentukan peletakkan tanda nada, khusus iu, tanda nada
diletakkan di atas u.
Contoh :hu ā (花)duì(对)měi (美)diū (丢)qiú (球)
b. Vokal e:
- jika disamping e bukan i atauü, disuarakan e seperti kata „emas‟.
Contoh :le ( 了)gēn ( 跟 ) téng ( 疼 )
- jika disamping e ada i atau ü disuarakan seperti e dalam kata
„eyang‟.
Contoh :gěi( 给 )hēi( 黑 ) lèi( 累)
c. Vokal o disuarakan seperti o dalam kata „orang‟ bukan dibaca seperti
pada kata „botol‟.
d. Vokal ao tidak ditulis au.
Contoh: baik hǎo (好) bukan hau
e.Vokal ua tidak ditulis oa.
Contoh: bungahuā (花) bukan hoa
f.Vokal a, o, e dan yang diawali oleh a, o, e boleh menyatakan sebuah
huruf Han.
Contoh :啊 à 安 ān
哦 ò 欧 ōu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
饿 è 爱 ài
g. Vokal i, u, ü dan yang diawali oleh i, u, ütidak boleh menyatakan
sebuah huruf Han, maka harus ada huruf y dan huruf w untuk
mendahuluinya.
Fungsi huruf y dan w adalah sebagai pendamping vokal i, u, ü.
2. Huruf y dan w tidak bersuara seperti dalam bahasa Indonesia, anggap saja
y adalah huruf besar i, w adalah huruf besar u.
Huruf y dan w berfungsi sebagai:
a. Pendamping i dan u
Contoh : satuyī (一)
limawǔ (五)
b. Pengganti huruf i dan u:
Contoh: mau---------bersuara iao------- ditulis yào(要)
bertanya--- bersuara uen------- ditulis wèn (问)
juga-------- bersuara ie--------- ditulis yě (也)
bermain--- bersuara uan------- ditulis wán (玩)
punya------ bersuara iou------- ditulis yǒu (有)
samudra--- bersuara iang------ ditulis yáng (洋)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
bahaya----- bersuara uie------- ditulis wēi (危)
c.Cara mengucapkan huruf konsonan (声母 shēngmǔ)
b dibaca seperti kata pengacara
d dibaca seperti kata teman
g dibaca seperti kata kecil
z dibaca seperti kata cepat
p dibaca seperti kataphone1
t dibaca seperti kataThailand2
k dibaca seperti katakhawatir
c dibaca seperti katajeruk3
Contoh: takut 怕 pà ngantuk 困 kùn
harta 财 cái hari 天 tiān
d. Pengucapan huruf h dengan sesak di leher
Contoh: baik 好 hǎo
minum 喝 hē
Kesimpulan: yang berbeda dengan pengucapan dalam bahasa Indonesia:
1. ian 5. ü
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2. iu (iou) 6. üan
3. ui (uei) 7. üe
4. un (uen) 8.ün
e. Konsonan j, q, x
j disuarakan seperti dalam kata “CI cak”
q disuarakan seperti dalam kata “JI jik”
x disuarakan seperti dalam kata “SI ram”
j, q, x hanya berpasangan dengan vokal tunggal, ganda atau nasal yang diawali i
(i, ia, ian, iang, iao, ie, in, ing, iong, iu ) dan yang diawali ü (ü,ün,üanüe).
Ketika j, q, x, y bergabung dengan ü, dua titikü otomatis hilang.
f. Konsonan z c s zh ch sh r
z: disuarakan seperti dalam kata “CE pat”
c: disuarakan seperti dalam kata “ JE ruk”
s: disuarakan seperti dalam kata “ SE kali”
Cara mengucapkan zh, ch, sh, r adalah melingkarkan lidah ke rongga atas dulu,
baru bersuara z, c, s, r, seakan–akan keluar dari pinggir lidah. Mengucapkan r
lain dengan r dalam bahasa Indonesia, yaitu lidah tidak bergoyang dan tidak
bergetar.
- z c s zh ch sh r ditambah vokali tetap berbunyi asalnya.
- zi, ci, si, zhi, chi, shi, ri khusus berdiri sendiri.
- z, c, s, zh, ch, sh, r boleh bergabung dengan huruf vokal lain, kecuali üüan üe
ün dan vocal ganda yang diawali i (ia, ian, iang, iao, ie, in, ing, iong, iu).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
- z, c, s, zh, ch, sh, r bergabung dengan e, cara pengucapannya yaitu bersuaralah
dulu zi, ci,si, zhi, chi, shi, ri, baru pelan–pelan bersuara e, gigi atas dan
bawahotomatis terbuka.
3. Menyimak Nada Baca (声调 shēngdiào)
Dalam pengucapan setiap kata dalam bahasa Mandarin mengalami
perubahan nada atau intonasi yang dinamakan 音调 yīndiào.Intonasi merupakan
hal yang sangat vital, berfungsi sebagai alat untuk membedakan antara silabel satu
dengan yang lainnya atau kata–kata yang identik.Di dalam bahasa Mandarin ada 4
nada baca sebagai pembeda arti, yaitu nada 1 (一), nada 2 ( /), nada 3 ( v ), dan
nada 4 (\). Nada baca diletakkan menurut urutan a, o, e, i, u, ü, kecuali iu
diletakkan di atas u. Contoh: ā á ǎ à
Selain mempunyai 4 nada baca, bahasa Mandarin juga mengenal nada
netral (tidak ada nada).Pada umumnya posisis silabel bernada netral dibelakangi
silabel yang lainnya, cara pengucapannya agak pendek, lemah dan nadanya
berubah sesuai dengan nada yang ada di depannya.
Contoh: mereka 他们 tāmen
siapa punya 谁的 shuí de
baiklah 好吧 hǎo ba
a. Perubahan nada “一‟‟yī
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
- jika belakang “一‟‟ yī adalah nada 1 (一) atau nada 2 ( / ) atau nada 3
( v ), maka “一‟‟ berubah menjadi nada 4 ( \ ).
Contoh: 一天 yī tiān dibacayì tiān
一航 yīháng dibacayì háng
一起 yī qǐ dibaca yì qǐ
- jika belakang “一”yī adalah nada 4 ( \ ), maka “一‟‟ berubah menjadi
nada 2 ( / ).
Contoh: 一块 yī kuài dibacayí kuài
有一次 yǒu yīcì dibaca yǒu yícì
b. Perubahan nada “不”bù
Jika belakang “不”bù adalah nada 4 ( \ ), maka “不”bù dibaca menjadi
nada 2 ( / ).
Contoh:不会 bù huì dibaca bú huì
不是 bù shì dibaca bú shì
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
PEMBAHASAN
A. GambaranUmumSekolah
1. Sejarahberdirinya SMA Negeri 4 Surakarta
SMA Negeri 4 Surakarta dahulumerupakansekolahswasta yang bernama
SMA Bagian C. Didirikanpadatahun 1966 olehDrs.GHP, M.
Prawironegorodansetelahitubergantinamamenjadi SMA Negeri III bagian C
Surakarta dengankepalasekolahadalahBapakDrs.GHP, M PrawironegorodanBapak
Kabul DwijoLaksonosebagaiwakilkepalasekolahnya.
SMA Negeri III bagian C Surakarta pertama-tama menempatigedung SD
KsatrianBaluarti Surakarta yang berlangsungdaritahun 1959-1951,
kemudianpindahkegedung SMP Kristen Banjarsaridan SMP Negeri IV JalanTrian
Solo yang berlangsungdaritahun 1951-1958 yang
kegiatanbelajarmengajarnyaberlangsungsianghariantara jam 13.00 sampaidengan
18.00 WIB.
Karenapeminatnyaterlampaubanyak, maka SMA Negeri III bagian C
dipecahmenjadiduabagiandengan SK Menteri PP dan K No.4083/B III Agustus
1955, pemecahanituyakni:
1. SMA Negeri 4 Surakarta bagian C dengankepalasekolahnya Drs. GHP M
Prawironegoro yangmenempatigedung SMP Kristen Banjarsari Solo.
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2. SMA Negeri 5 bagian C dengankepalasekolahBapak Kabul Dwijo
Laksono, sekolahinimenempatigedung SMP Negeri 4 JalanTrian Solo.
PadaBulanAgustus 1958 kedua SMA tersebutpindahkegedung SMA yang
baru di JalanLaksamanaAdisucipto No.1 Solo (yang
sekarangmenjadigedunginduk) denganpembagianwaktubelajaryaitu: untuk SMA
Negeri 4 Bagian C masukpagiantarapukul 07.00-12.00 WIB, dan SMA Negeri 5
bagian C masuksiangdaripukul 13.00 sampaidengan 18.00 WIB.
Denganadanya program SMA gayabarupadatahun 1963 yang semua SMA
harusmempunyaijurusanilmupastidanpengetahuanalam,
sastrasosialdansastrabudaya, sehingga SMA Negeri 4 Surakarta yang berada di
jalanLaksamanaAdisucipto No.1 sampaisekarang, sedangkanuntuk SMA bagian C
diubahmenjadi SMA Negeri 5 Surakarta yang terletak di BibisLingkik Surakarta,
padabulanSeptembar 1974.
Denganadanyaperpindahantersebutmakaseluruhkompleksbangunan SMA
di jalanLaksamanaAdisucipto No.1 Surakarta sepenuhnyadipergunakanoleh SMA
Negeri 4 Surakarta.
Sejakawalberdirinya SMA Negeri 4 Surakarta telahbeberapa kali
mengalamipergantiankepemimpinan, yakniantara lain:
1. Tahun 1950-1960 : Bapak Drs. GHP.M. Prawironegoro
2. Tahun 1960-1972 : Bapak KRT. Tondonegoro
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3. Tahun 1973-1978 : Bapak Drs. Kartono
4. Tahun 1979-1986 : BapakWinotoSugeng
5. Tahun 1986-1992 : IbuSutami
6. Tahun 1992-1994 : Bapak Ahmad Sukri, S.H.
7. Tahun 1994-1995 : Bapak Soegiman, B.Sc.
8. Tahun 1995-2000 : Bapak Drs. Sadiyat
9. Tahun 2000-2002 : Ibu Dra. Hj Tatik Sutarti, M.M.
10. Tahun 2002-September 2007 : Bapak Drs. Soedjinto SF. M.M.
11. Tahun 2007-2011 : Bapak Drs. EdyPudyanto
12. Tahun 2011-sekarang :Bapak Drs. UnggulSudarmo, M.Pd.
2. Motto, VisidanMisi SMA N 4 Surakarta
MOTTO:
Megah, Indah, Jaya
VISI:
UNGGUL DALAM PRESTASI, SANTUN DALAM PERILAKU
Denganindikator:
1. UngguldalamUjianNasional
2. Ungguldalampersainganujianmasuk PT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3. Ungguldalamlombaakademikdan non akademik
4. Ungguldalammentalitasdanmoralitas
MISI:
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya,yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa,berbudi luhur,memiliki pengetahuan dan keterampilan,sehat jasmanidan
rohani,kepribadian yang mantap dan mandiri,rasatanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan dengan upaya:
1. Memperluaspengetahuandanmeningkatkanketerampilansiswa
2. Menghantarkansiswadalammenguasaiilmupengetahuandanteknologi
3. Menyediakanwahanapembinasiswamelaluipengembangan IMTAQ
4. Memperluaspengetahuandanpeningkatansumberdayamanusia (SDM)
dalampembelajaran
3.StukturOrganisasi SMA Negeri 4 Surakarta
Sekolahmerupakansuatulembaga yang bergerak di
bidangpendidikan.Suatulembagapendidikanbertanggungjawabterhadappeningkata
npendidikandanpembentukangenerasi yang
berbudiluhur.Untukmemenuhituntutan-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
tuntutantersebutsuatulembagaharusmempunyaistrategidalampenanganannya.Olehs
ebabitu, SMA Negeri 4
Surakaratadalampengelolaannyamemilikistrukturorganisasisebagaiberikut:
Keterangan : ______ Garis komando
Garis Koordinas
Dasar dari struktur organisasi di SMA negeri 4 Surakarta, yaitu:
1. Keputusanmenteripendidikandankebudayaan No. 0371/0/1978 tertanggal
22 Desember 1978
2. Juklak Adsministrasi Pendidikan di sekolah kurikulum SMA (Depdikbud
1964 hal 4)
Tugas dari struktur organisasi di SMA Negeri 4 Surakarta adalah
Wks. Kurikulum
Kepala Sekolah
Koor. Tata Usaha
Wks. Sarana Prasarana
Komite Sekolah
Wks. Kesiswaan Wks. Humas
Siswa
Koordinator BK Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
1. Sebagai unit pelaksana teknis, pendidikan jalur sekolah di lingkungan
Depdiknas di bawah tanggung jawab kepala Kantor Pendidikan Pemuda
dan Olahraga Kota Surakarta.
2. Melaksanakan pendidikan menengah umum di jalur sekolah bagian
tamatan SMP.
3. Melaksanakankurikulum yang berlaku.
4. Membina hubungan kerja sama dengan orang tua dan masyarakat.
5. Melaksanakan bimbingan konseling bagi siswa.
6. Melaksanakanurusantatausahadanrumahtanggasekolah.
4. Ekstrakulikuler
Tujuan ekstrakulikuler adalah untuk dapat lebih memperkaya dan
memperluas wawasan, mendorong pembinaan nilai atau sikap serta kemungkinan
penerapan lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai mata
pelajaran dalam kurikulum baik program inti maupun program khusus.
Jeniskegiatanekstrakulikular yang diselenggarakanoleh SMA Negeri
4Surakarta antara lain:
Pasukaninti KIR IPA PAL
Pramuka Teater MADING
PKS OTAKU/bahasajepang PS2K/rokhis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Karate Senimusik Senitaritradisional
Olimpiadefisika Dance/cheerleader Rebana
Kimia Baca tulis AL-QUR’AN Bola basket
Biologi PMR Matematika
Basket Akutansi Sepak bola/futsal
Ekonomi Bulutangkis Astronomi
Conversation/bahas Komputer BahasaInggris
Taekwondo IPS KIR
Koor/acapella
B. Pembuatan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan
pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang
dan kelas tertentu sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan
penyajian materi kurikulum yang telah dipertimbangkan berdasarkan ciri dan
kebutuhan setempat. Komponen-komponen RPP:
1. Bidangstudi yang diajarkan
2. Tingkat Sekolah
3. Semester
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
4. Pengelompokankompetensidasar
5. Materipokok
6. Indikator
7. Tema
8. Strategipembelajaran
9. Alokasiwaktu
10. Strategipenghubung
Di dalampengajaran di SMA 4 Surakarta,
RencanaPelaksanaanPembelajaranmatapelajaranbahasa
Mandarindisusunpadasetiaptatapmuka yang terdiridari
6pertemuandenganbeberapaRencanaPelaksanaanPembelajaranmatapelajaranbahas
a Mandarinsebagaiberikut.
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah : SMA Negeri 4 Surakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin
Materi : PerpustakaanBerada Di Mana
PertemuanKe : 1 (Satu)
Kelas : X-D
Semester : 2 (Dua)
Waktu : 1X45 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tanggal : 7 Februari 2012
I. Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana
tentang kehidupan sehari-hari dan di sekolah.
II. Kompetensi dasar
1. Menguasai kosa kata baik dalam pelafalan dan penulisan.
2. Memahami arti kosa kata dalam kalimat atau dialog sederhana.
III. Indikator
1. Siswa mampu menguasai arti dari kosa kata.
2. Siswa mampu melafalkan kosa kata dalam bahasa Mandarin dengan benar.
3. Siswa mampu memahami arti kosa kata dalam kalimat atau dialog
sederhana.
IV. Materi Pembelajaran
4 Mata Angin (四个方向)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
北 běi : utara
北边 běibiān: sebelahutara
南 nán : selatan
南边 nánbiān : sebelahselatan
东 dōng : timur
东边 dōngbiān : sebelahtimur
西 xī : barat
西边 xībiān : sebelahbarat
前 qián : depan
前面 qiánmiàn : di depan
后 hòu : belakang
后面 hòumiàn : di belakang
左 zuǒ : kiri
左边 zuǒbiān : sebelahkiri
右 yòu : kanan
右边 yòubiān : sebelahkanan
中 zhōng : tengah/pusat
中间 zhōngjiān : di tengah
里 lǐ : dalam
里面 lǐmiàn : di dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
外 wài : luar
外面 wàimiàn : di luar
厕所 cèsuǒ : kamarmandi
停车处 tíngchēchù : tempatparkir
老师室 lǎoshīshì : kantorguru
食堂 shítáng : kantin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
V. Media
Power Point.
VI. Metode Pembelajara
Metode dikte dan latihan.
VII. Sumber Belajar
Buku materi:
Sri Haryati dan Tsai Fu Mei. 2010. Mudah belajar Mandarin 学汉语很容易. Jakarta:
Yudistira.
VIII. Langkah-langkah Kegiatan
A. Pembukaan:
1. mengucapkan salam
2. mengabsen siswa
B. Inti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Eksplorasi 1. Dalam pertemuan kedua ini guru menjelaskan tentang kosa kata baru arah mata angin menggunakan media power point.
2. Guru memberi contoh bagaimana melafalkan kosa kata dengan benar.
3. Guru menjelaskan arti dan contoh penggunaan kosa kata dalam sebuah kalimat.
1. Siswa memperhatikan
apa yang guru jelaskan
tentang kosa kata arah
mata angin.
2. Siswa menirukan
pelafalan yang telah
dicontohkan oleh guru.
3. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru.
Elaborasi 1. Guru meminta siswa untuk membaca kosa kata bersama-sama tanpa contoh dari guru. dengan pelafalan yang benar.
2. Guru mengecek pelafalan siswa dan membenarkan apabila ada yang salah
1. Siswa membaca kosakata bersama-sama.
2. Siswa membenarkan pelafalan yang salah.
Konfirmasi 1. Guru memberikan pertanyaan tentang arti kosa kata yang telah dipelajari.
1. Siswa menjawab pertanyaan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
C. Penutup
1. Meringkas pelajaran
2. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya bila belum jelas
3. Menyampaikan materi yang akan datang
4. Salam penutup
Surakarta, 7 Februari 2012
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,
NIP: NIP:
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah : SMA Negeri 4 Surakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin
Materi : Perpustakaan Berada Di Mana
Pertemuan Ke : 2 (Empat)
Kelas : X-D
Semester : 2 (Dua)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Waktu : 1X45 Menit
Tanggal : 14 Februari 2012
I. Standar Kompetensi
Siswa mampu menguasai wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana
tentang kehidupan sehari-hari dan di sekolah.
II. Kompetensi dasar
1. Menguasai kosa kata baik dalam pelafalan dan penulisan.
2. Memahami arti kosa kata dalam kalimat atau dialog sederhana.
III. Indikator
1. Siswa mampu menguasai arti dari kosa kata .
2. Siswa mampu melafalkan kosa kata dalam bahasa Mandarin dengan benar.
3. Siswa mampu memahami arti kosakata dalam kalimat atau dialog sederhana.
4. Siswa mampu menjawab soal latihan dengan benar.
VI. Materi Pembelajaran
学 生 : 你 好
nǐ hǎo
老 师 : 你 好
nǐ hǎo
学 生 : 对不起 ,厕所 在 哪儿 ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
duìbùqǐ , cèsuǒ zài nǎr
老 师 : 厕所 在 食堂 的 北 边
cèsuǒ zài shítáng de běi biān
学 生 : 校长室 在 哪儿 ?
xiàozhǎngshì zài nǎr
老 师 : 校长室 在 食堂 的 东 边
xiàozhǎngshì zài shítáng de dōng biān
学 生 : 图书馆 呢 ?
túshūguǎn ne
老 师 : 图书馆 在 食堂 的 南 边
túshūguǎn zài shítáng de nán biān
学 生 : 老师 室 呢 ?
lǎoshī shì ne
老 师 : 老师 室 在 食堂 的 西 边
lǎoshī shì zài shítáng de xī biān
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
学 生 : 老师 , 食堂 在 图书馆 和 厕所 中间 吗 ?
lǎoshī, shítáng zài túshūguǎn hé cèsuǒ zhōngjiān ma
老 师 : 对 阿 ,食堂 在 图书馆 和 厕所 中 间
duì ā, shitáng zài túshūguǎn hé cèsuǒ zhōng jiān
学 生 : 然后 , 停车处 呢 ?
ránhòu, tíngchēchǔ ne
老 师 : 停车处 在 厕所 的 东 边
tíngchēchǔ zài cèsuǒ de dōng biān
学 生 : 谢谢
xièxiè
老 师 : 不 用 谢
bù yòng xiè
Soal latihan:
1. 厕 所 在 哪儿 ?
cèsuǒ zài nǎr
2. 图书馆 在 哪儿 ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
túshūguǎn zài nǎr
3.食堂 在 哪儿 ?
shítáng zài nǎr
4.校长室 在 哪儿 ?
xiàozhǎng shì zài nǎr
5.老师室 在 哪儿 ?
lǎoshī shì zài nǎr
V. Media
Power Point.
VI. Metode
Metode dikte dan latihan.
VII. Sumber Belajar
Buku materi:
Sri Haryati dan Tsai Fu Mei. 2010. Mudah belajar Mandarin 学汉语很容易. Jakarta:
Yudistira.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
VIII. Langkah-langkah kegiatan
A. Pembukaan:
1. mengucapkan salam
2. mengabsen siswa
B. Inti
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Eksplorasi 1. Guru memulai pelajaran dengan mereview pelajaran kosa kata minggu lalu.
2. Guru mengajak siswa membaca dialog percakapan.
3. Guru menjelaskan tentang arti dari dialog percakapan yang telah dibaca.
1. Siswa memperhatikan apa yang guru jelaskan dan menebak kosakata.
2. Siswa membaca dialog percakapan dengan menirukan pelafalan guru.
3. Siswa mencatat arti dari
dialog percakapan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Elaborasi 1. Guru meminta siswa untuk membaca kosa kata bersama-sama tanpa contoh dari guru. dengan pelafalan yang benar.
2. Guru mengecek pelafalan siswa dan membenarkan apabila ada yang salah
1. Siswa membaca kosakata bersama-sama.
2. Siswa membenarkan pelafalan yang salah.
Konfirmasi 1. Guru memberikan soal latihan kepada siswa.
2. Guru membahas jawaban dari soal latihan.
1. Siswa menjawab soal latihan.
2. Siswa mencocokan jawaban, membenarkan jawaban dari siswa lain jika salah.
C. Penutup
1. Meringkas pelajaran
2. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya bila belum jelas
3. Menyampaikan materi yang akan datang
4. Salam penutup.
Surakarta, 14 Februari 2012
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,
NIP: NIP:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah : SMA Negeri 4 Surakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin
Materi : Kosa kata baru tentang arah mata angin
Pertemuan Ke : 3 (Tiga)
Kelas : X-D
Semester : 2 (Dua)
Waktu : 1X45 Menit
Tanggal : 21 Februari 2012
I. Standar Kompetensi
Siswa mampu menguasai kosa kata dan memahami wacana lisan berbentuk paparan
atau dialog sederhana tentang kehidupan sehari-hari dan di sekolah.
II. Kompetensi dasar
1. Menguasai kosa kata baik dalam pelafalan atau penulisan.
2. Memahami arti kosa kata dalam kalimat atau dialog sederhana.
III. Indikator
1. Siswa mampu menguasai arti dari kosa kata baru.
2. Siswa mampu melafalkan kosa kata dalam bahasa Mandarin dengan benar.
3. Siswa mampu memahami arti kosa kata dalam kalimat atau dialog.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
4. Siswa mampu menjawab soal-soal latihan dengan benar.
IV. Materi Belajar
B. Jodohkanlah
1. 厕所 A. Dimana
2. 图书馆 B. Terimakasih kembali
3. 东边 C. Kantin
4. 食堂 D. Guru
5. 学生 E. Luar
6. 南边 F. Dalam
7. 老师 G. Kemudian
8. 校长 H. Kamar kecil
9. 对不起 I. Maaf
10. 在哪儿 J. Murid
11. 和 K. Belakang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
12. 对 L. Kiri
13. 然后 M. Terima kasih
14. 谢谢 N. Dan
15. 不用谢 O. Depan
16. 左边 P. Kepala Sekolah
17. 后边 Q. Timur
18. 前边 R. Selatan
19. 里边 S. Benar
20. 外边 T. Perpustakaan
C. Pilihlah jawaban benar dui (对)atau salah cuo (错) berdasarkan denah di bawah ini !
1. 我 的 教室 在 大 树 的 北 边 (……….)
wǒ de jiàoshì zài dàshù de běibiān
2. 食堂 在 厕所 的南边 (............)
shítáng zài cèsuǒ de nánbiān
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
3. 图书馆 在 食堂 和 我 教室 的 中间 (……….)
túshūguǎn zài shítáng hé wǒ jiàoshì de zhōngjiān
4. 广场 在 厕所 和 食堂 的 中间 (……….)
guǎngcháng zài cèsuǒ hé shítáng de zhōngjiān
5. 厕所 在 广场 的 西边 (….........)
cèsuǒ zài guǎngcháng de xī biān
6. 校长室 在 图书馆 的 南边 (...........)
xiàozhǎng shì zài túshūguǎn de nán biān
7. 老师室 在 校长室 的 东边 (............)
lǎoshī shì zài xiàozhǎng shì de dōngbiān
8. 图书馆 在 我 的 教室 的 西边 (...........)
túshūguǎn zài wǒ de jiàoshì de xī biān
9. 停车处 在 广场 的 东边 (...........)
tíngchēchǔ zài guǎngcháng de dōngbiān
10. 广场 在 厕所 的 西 边 (............)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
guǎngcháng zài cèsuǒ de xī biān
No Hanzi Hanyu Pinyin Kegunaan
1 个 Gè Digunakan untuk umum seperti orang, murid, benda-
benda umum
2 张 Zhāng Digunakan untuk benda- benda berbentuk lembaran
seperti papan tulis, meja, kertas, peta, tiket,dll
3 本 Běn Digunakan untuk benda-benda berjilid seperti buku
kamus, komik,majalah,dll
4 盆 Pén Digunakan untuk benda yang berada di dalam pot
seperti bunga
5 把 Bǎ Digunakan untuk benda yang dipegang seperti kursi,
sapu,penggaris,dll
6 位 Wèi Digunakan untuk orang yang dihormati seperti guru,
orang tua dokter,dll
7 粒 Lì Digunakan untuk benda yang berbentuk butir seperti
apel,jeruk,dll
8 件 Jiàn Digunakan untuk benda yang berbentuk potongan
seperti kemeja,baju,dll
生词 shēngcí (kata baru)
1. 喜欢 xǐ huan suka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2. 汉语 hàn yǔ bahasa mandarin
3. 因为 yīn wèi karena
4. 真 zhēn sungguh
5. 有意思 yǒu yì si menarik
6. 数学 shù xué matematika
7. 容易 róng yì mudah
补充生词 bǔ chōng shēngcí (kata baru tambahan)
1. 印尼语 yīn nī yǔ bahsa Indonesia
2. 英语 yīng yǔ bahasa inggris
3. 日本语 rì běn yǔ bahasa jepang
4. 运动 yùn dòng olahraga
5. 宗教 zōng jiào agama
6. 经济学 jīng jì xué ekonomi
7. 社会学 shè huì xué sosiologi
8. 地理学 dì lǐ xué geografi
9. 物理学 wù lǐ xué fisika
10. 化学 huà xué kimia
11. 生物学 shēng wù xué biologi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
12. 历史 lì shǐ sejarah
13. 时间表 shí jiàn biǎo jadwal
14. 议长 yí zhàng upacara
15. 休息 xīu xi istirahat
16. 德国语 dé guó yǔ bahasa jerman
V. Media
Power Point.
VI. Metode
Metode dikte dn latihan.
VII. Sumber belajar
Fotocopy materi dan buku materi.
Sri Haryati dan Tsai Fu Mei. 2010. Mudah belajar Mandarin 学汉语很容易. Jakarta:
Yudistira.
VIII. Langkah-langkah kegiatan
A. Pembukaan:
1. mengucapkan salam
2. mengabsen siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
B. Inti
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Eksplorasi 1. Guru mereview pelajaran pada pertemuan yang lalu.
2. Guru memberikan soal-soal latihan kepada siswa.
1. Siswa memperhatikan guru.
2. Siswa mengerjakan soal-
soal latihan.
Elaborasi 1. Guru membahas soal-soal latihan yang telah dikerjakan oleh siswa.
2. Guru memberikan kosa kata tambahan kepada siswa untuk persiapan menghadapi UTS.
1. Siswa mencocokan jawaban dan membenarkan jika jawaban mereka salah.
2. Siswa memperhatikan guru dan mencatat hal-hal penting.
Konfirmasi 1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum jelas, khususnya untuk materi tambahan.
1. Siswa bertanya kepada guru bila ada yang perlu ditanyakan.
C. Penutup
1. Meringkas pelajaran
2. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya bila belum jelas
3. Menyampaikan materi yang akan datang
4. Salam penutup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Surakarta, 21 Februari 2012
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,
NIP: NIP:
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah : SMA Negeri 4 Surakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin
Materi : Mengenal Pinyin dan Shengdiao
Pertemuan Ke : 4 (Empat)
Kelas : X-D
Semester : 2 (Dua)
Waktu : 1X45 Menit
Tanggal : 28 Februari 2012
I. Standar Kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Siswa mampu membaca pinyin dengan shengdiao yang tepat serta mampu membedakan
empat nada dalam bahasa mandarin.
II. Kompetensi dasar
1. Menguasai empat nada dalam bahasa mandarin.
2. Memahami arti kosa kata dalam kalimat atau dialog sederhana.
III. Indikator
1. Siswa mampu membaca nada baca.
2. Siswa mampu melafalkan pinyin.
3. Siswa mampu memahami arti kosa kata dalam kalimat atau dialog sederhana.
VI. Materi Pembelajaran
Konsonan (声母 shēngmǔ)
1. Cara pengejaan konsonan
- suara bibir : b p m f
- suara ujung lidah : d t n l
- suara akar lidah : g k h
- suara belakang lidah : j q x
- suara lidah melingkar ke rongga atas : zh ch sh r
- suara lidah menuju gigi depan : z c s
Vokal (韵母 yùnmǔ)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
1. Vokal tunggal : a, o, e, i, u, ü
2. Vokal ganda : ai, ao, ei, ia, iao, ie, iu (iou), ou, ua, uai, ui (uei)
3. Vokal nasal : an, ang, en, eng, ian, iang, in, ing,
iong, ong, uan, uang, un (uen), ung, üan,
ün
Perbedaan ejaan bahasa Mandarin dengan bahasa Indonesia :
1. a. Urutan vokal tunggal : a, o, e, i, u, ü
Urutan ini menentukan peletakkan tanda nada, khusus iu, tanda nada
diletakkan di atas u
Contoh : hu ā duì měi diū qiú
V. Media
Power Point.
VI. Metode
Metode dikte dan latihan.
VII. Sumber belajar
Buku Materi :
Sri Haryati dan Tsai Fu Mei. 2010. Mudah belajar Mandarin 学汉语很容易. Jakarta:
Yudistira.
VIII. Langkah-langkah kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
A. Pembukaan:
1. mengucapkan salam
2. mengabsen siswa
B. Inti
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Eksplorasi 1. Guru mengenalkan empat nada baca mandarin.
2. Guru meberi contoh cara melafalkan kosa kata yang benar.
1. Siswa memperhatikan guru.
2. Siswa menirukan pelafalan guru.
Elaborasi 1. Guru meminta siswa membaca dialog percakapan.
2. Guru mengajak siswa menerjemahkan dialog percakapan kedalam bahasa Indonesia.
1. Siswa membaca dialog percakapan.
2. Siswa menerjemahkan dialog dan memperhatikan penjelasan guru serta mencatat arti dari kosa kata yang sedang dibahas.
Konfirmasi 1. Guru mengecek kemampuan siswa dalam menguasai kosa kata dengan memberikan soal latihan.
2. Guru membahas jawaban dari soal latihan.
1. Siswa mengerjakan latihan secara berkelompok, yaitu satu meja satu pekerjaan.
2. Siswa memperhatikan pembahasan guru.
C. Penutup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
1. Meringkas pelajaran
2. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya bila belum jelas
3. Menyampaikan materi yang akan datang
4. Salam penutup
Surakarta, 28 Februari 2012
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,
NIP: NIP:
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah : SMA Negeri 4 Surakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin
Materi : Mengenal Pinyin dan Shengdiao
Pertemuan Ke : 5 (Lima)
Kelas : X-D
Semester : 2 (Dua)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Waktu : 1X45 Menit
Tanggal : 3 April 2012
I. Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami empat nada baca dalam bahasa mandarin.
II. Kompetensi dasar
1. Menguasai kosa kata baru baik dalam pelafalan maupun penulisan.
2. Memahami arti kosa kata dalam kalimat atau dialog sederhana.
III. Indikator
1. Siswa mampu menguasai arti dari kosa kata baru.
2. Siswa mampu melafalkan kosa kata dalam bahasa Mandarin dengan benar.
3. Siswa mampu memahami arti kosa kata dalam kalimat atau dialog sederhana.
VI. Materi Pembelajaran
Cara mengucapkan huruf konsonan (声母 shēngmǔ)
b dibaca seperti kata pengacara
d dibaca seperti kata teman
g dibaca seperti kata kecil
z dibaca seperti kata cepat
p dibaca seperti kata phone (lafal bahasa Inggris)
t dibaca seperti kata Thailand (lafal bahasa Inggris)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
k dibaca seperti kata khawatir
c dibaca seperti kata jeruk (lafal bahasa Jawa)
Konsonan j, q, x
j disuarakan seperti dalam kata “CI cak”
q disuarakan seperti dalam kata “JE ruk” (lafal bahasa Jawa)
x disuarakan seperti dalam kata “SI kap”
j, q, x hanya berpasangan dengan vokal tunggal, ganda atau nasal yang diawali i
Konsonan z c s zh ch sh r
z: disuarakan seperti dalam kata “CE pat”
c: disuarakan seperti dalam kata “ JE jak”
s: disuarakan seperti dalam kata “ SE kali”
Cara mengucapkan zh, ch, sh, r adalah melingkarkan lidah ke rongga atas dulu,
baru bersuara z, c, s, r, seakan–akan keluar dari pinggir lidah. Mengucapkan r
lain dengan r dalam bahasa Indonesia, yaitu lidah tidak bergoyang dan tidak bergetar.
Nada 1 (一), nada 2 ( / ), nada 3 ( v ), dan nada 4 ( \ ). Nada baca diletakkan menurut
urutan a, o, e, i, u, ü, kecuali iu diletakkan di atas u. Contoh: ā á ǎ à
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
V. Media
Power Point.
VI. Metode
Metode dikte dan latihan.
VII. Sumber belajar
Buku Materi:
Sri Haryati dan Tsai Fu Mei. 2010. Mudah belajar Mandarin 学汉语很容易. Jakarta:
Yudistira.
VIII. Langkah-langkah kegiatan
A. Pembukaan:
1. mengucapkan salam
2. Mengabsen siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
B. Inti
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Eksplorasi 1. Guru mengenalkan cara membaca vokal dan konsonan.
2. Guru meberi contoh cara melafalkan kosa kata yang benar.
1. Siswa memperhatikan guru.
2. Siswa menirukan
pelafalan guru.
Elaborasi 1. Guru meminta siswa membaca dialog percakapan.
2. Guru mengajak siswa menerjemahkan dialog percakapan kedalam bahasa Indonesia.
1. Siswa membaca dialog percakapan.
2. Siswa menterjemahkan dialog dan memperhatikan penjelasan guru serta mencatat arti dari kosa kata yang sedang dibahas.
Konfirmasi 1. Guru mengecek kemampuan siswa dalam menguasai konsonan dan vokal.
2. Guru membahas jawaban dari soal latihan.
1. Siswa mendengarkan dan menjawab pertanyaan guru.
2. Siswa memperhatikan pembahasan guru.
C. Penutup
1. Meringkas pelajaran
2. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya bila belum jelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
3. Menyampaikan materi yang akan datang
4. Salam penutup
Surakarta, 3 April 2012
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,
NIP: NIP:
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah : SMA Negeri 4 Surakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin
Materi : Mengenal Pinyin dan Shengdiao
Pertemuan Ke : 5 (Lima)
Kelas : X-D
Semester : 2 (Dua)
Waktu : 1X45 Menit
Tanggal : 10 April 2012
I. Standar Kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Siswa mampu memahami empat nada baca dalam bahasa mandarin.
II. Kompetensi dasar
3. Menguasai kosa kata baru baik dalam pelafalan maupun penulisan.
4. Memahami arti kosa kata dalam kalimat atau dialog sederhana.
III. Indikator
4. Siswa mampu menguasai arti dari kosa kata baru.
5. Siswa mampu melafalkan kosa kata dalam bahasa Mandarin dengan benar.
6. Siswa mampu memahami arti kosa kata dalam kalimat atau dialog sederhana.
VI. Materi Pembelajaran
Cara mengucapkan huruf konsonan (声母 shēngmǔ)
b dibaca seperti kata pengacara
d dibaca seperti kata teman
g dibaca seperti kata kecil
z dibaca seperti kata cepat
p dibaca seperti kata phone (lafal bahasa Inggris)
t dibaca seperti kata Thailand (lafal bahasa Inggris)
k dibaca seperti kata khawatir
c dibaca seperti kata jeruk (lafal bahasa Jawa)
Konsonan j, q, x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
j disuarakan seperti dalam kata “CI duk”
q disuarakan seperti dalam kata “JE ruk” (lafal bahasa Jawa)
x disuarakan seperti dalam kata “SI kap”
j, q, x hanya berpasangan dengan vokal tunggal, ganda atau nasal yang diawali i
Konsonan z c s zh ch sh r
z: disuarakan seperti dalam kata “CE pat”
c: disuarakan seperti dalam kata “ JE jak”
s: disuarakan seperti dalam kata “ SE kali”
Cara mengucapkan zh, ch, sh, r adalah melingkarkan lidah ke rongga atas dulu,
baru bersuara z, c, s, r, seakan–akan keluar dari pinggir lidah. Mengucapkan r
lain dengan r dalam bahasa Indonesia, yaitu lidah tidak bergoyang dan tidak bergetar.
Nada 1 (一), nada 2 ( / ), nada 3 ( v ), dan nada 4 ( \ ). Nada baca diletakkan menurut
urutan a, o, e, i, u, ü, kecuali iu diletakkan di atas u. Contoh: ā á ǎ à
V. Media
Power Point.
VI. Metode
Metode dikte dan latihan.
VII. Sumber belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Buku Materi:
Sri Haryati dan Tsai Fu Mei. 2010. Mudah belajar Mandarin 学汉语很容易. Jakarta:
Yudistira.
VIII. Langkah-langkah kegiatan
A. Pembukaan:
1. mengucapkan salam
2. Mengabsen siswa
B. Inti
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Eksplorasi 3. Guru mengenalkan cara membaca vokal dan konsonan.
4. Guru meberi contoh cara melafalkan kosa kata yang benar.
2. Siswa memperhatikan guru.
2. Siswa menirukan
pelafalan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Elaborasi 3. Guru meminta siswa membaca dialog percakapan.
4. Guru mengajak siswa menerjemahkan dialog percakapan kedalam bahasa Indonesia.
3. Siswa membaca dialog percakapan.
4. Siswa menterjemahkan dialog dan memperhatikan penjelasan guru serta mencatat arti dari kosa kata yang sedang dibahas.
Konfirmasi 3. Guru mengecek kemampuan siswa dalam menguasai konsonan dan vokal.
4. Guru membahas jawaban dari soal latihan.
3. Siswa mendengarkan dan menjawab pertanyaan guru.
4. Siswa memperhatikan pembahasan guru.
C. Penutup
1. Meringkas pelajaran
2. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya bila belum jelas
3. Menyampaikan materi yang akan datang
4. Salam penutup
Surakarta, 10 April 2012
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,
NIP: NIP:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
C. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
Penulis selama mengajar di SMA N 4 Surakarta menggunakan metode
dikte dan metode latihan. Kegiatan belajar mengajar ini dilakukan dalam 9
pertemuan, 5 pertemuan untuk materi, 1 pertemuan untuk pretest dan 3
pertemuan untuk test .
Berikut jadwal kegiatan belajar mengajar:
Tabel 3.1
Daftar Jadwal Mengajar
Pertemuan
Ke
Tanggal Materi
1 7 Februari 2012 Perpustakaan berada dimana (1)
2 14 Februari 2012 Perpustakaan berada dimana (2)
3 21 Februari 2012 Satuan bilangan (1)
4 28 Februari 2012 Satuan bilangan (2)
5 3 April 2012 Pre Test, pinyin, shengdiao (1)
6 10 April 2012 Pinyin dan Shengdiao
7 17 April 2012 Tes 1
8 24 April 2012 Tes 2
9 1 Mei 2012 Tes 3
Sumber: Pribadi
1.Pertemuan pertama (7 Februari 2012)
Pada pertemuan pertama, penulis memulai kegiatan belajar mengajar
dengan memperkenalkan diri menggunakan bahasa Mandarin. Penulis menyapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
para siswa dengan kalimat “ 大家早上好(dàjiā zǎoshàng hǎo) ”. Para siswa
menjawab “ 好 (hǎo)”, kemudian penulis langsung membetulkan jawaban para
siswa dan meminta mereka mengucapkan sekali lagi dengan kalimat “ 早上好
(zǎoshang hǎo)” para siswa di SMA N 4 Surakarta memang sudah mendapat
pelajaran bahasa Mandarin sejak kelas X semester pertama dan masing–masing
kelas mendapat satu kali tatap muka selama seminggu. Setelah melakukan
perkenalan secara singkat, pada pertemuan ini guru pamong mengadakan ulangan
harian. Hal ini dimanfaatkan oleh penulis untuk mengamati keadaan kelas.
2. Pertemuan kedua (14 Februari 2012)
Pertemuan ketiga, penulis melanjutkan materi minggu sebelumnya.
Sebelum melanjutkan materi, penulis mereview pelajaran minggu lalu, yaitu
dengan memberi beberapa pertanyaan seputar kosakata yang telah mereka pelajari
sebelumnya. Setelah itu para siswa membaca sebuah diaolog yang isinya
menanyakan arah. Kemudian siswa menjawab soal berdasarkan dialog di buku
latihan mereka dan membahasnya bersama.
3. Pertemuan ketiga (21 Februari 2012)
Pertemuan ketiga ini, para siswa belajar tentang satuan bilangan. Mereka
terlihat sedikit aneh tentang satuan bilangan dalam bahasa Mandarin, karena
dalam bahasa Mandarin penggolongan satuan bilangan berbeda dengan bahasa
Indonesia. Para siswa hanya mempelajari beberapa satuan bilangan saja, seperti
个(ge), 张(zhang), 把 (ba), 本 (ben), 盆 (pen), 位 (wei), 粒 (li), 件 (jian).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Para siswa terlihat tertarik dengan materi ajar tersebut dan terdengar beberapa kali
mereka mengucapkan satuan bilangan tersebut.
4. Pertemuan keempat (28 Februari 2012)
Pada pertemuan ini, penulis melanjutkan materi sebelumnya dan
menambah sedikit materi untuk persiapan UTS (Ulangan Tengah Semester) yang
akan diadakan pada tanggal 5 Maret 2012–10 Maret 2012. Dalam kesempatan ini,
beberapa siswa mengajukan pertanyaan seputar materi yang akan menjadi soal
pada UTS mendatang. Ada juga yang meminta untuk mengulangi materi minggu
lalu secara sekilas.
5. Pertemuan kelima (3 April 2012)
Pada pertemuan ini penulis sudah memulai untuk penelitiannya. Pertama,
penulis mengadakan pretest, yaitu membubuhi shengdiao dengan jumlah soal 20
buah. Setiap siswa mendapat satu lembar kertas yang isinya kosakata dalam
bentuk pinyin tanpa shengdiao, kemudian penulis membacakan kosakata tersebut
dan para siswa membubuhi shengdiao di atas kosakata tersebut. Memang, para
siswa sudah mendapat pelajaran ini di awal mereka belajar bahasa Mandarin,
tetapi pelajaran bahasa Mandarin di SMA N 4 Surakarta tidak terlalu ditekankan
dalam masalah shengdiao. Sisa waktu pelajaran, penulis lakukan untuk
menjelaskan materi sehubungan dengan penelitian.
6. Pertemuan keenam (10 April 2012)
Pertemuan keenam, penulis menjelaskan tentang empat macam nada dan
perubahannya vokal dan konsonan dalam bahasa Mandarin, kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
memberikan latihan–latihan untuk para siswa. Siswa cukup memahami materi
tersebut dengan baik.
7. Pertemuan ketujuh (17 April 2012)
Pada pertemuan ketujuh, penulis mengulangi materi tentang empat nada
dalam bahasa Mandarin dan perubahnnya. Kemudian para siswa diberi tes 1
dengan jumlah soal 20 buah tentang nada dan perubahnnya. Penulis mendiktekan
kosakata, kemudian para siswa membubuhi nada pada kosakata tersebut. Setiap
soal dibacakan 3 kali.
8. Pertemuan kedelapan (24 April 2012)
Pertemuan ini, siswa mengulangi materi tentang vokal bahasa mandarin,
kemudian siswa diberi tes 2 dengan jumlah soal 20 buah, yaitu mengisi kosakata
yang rumpang dengan vokal yang tersedia. Caranya, penulis mendiktekan
kosakata tersebut dan para siswa menulis apa yang mereka dengar. Setiap soal
dibacakan 3 kali.
9. Pertemuan kesembilan (1 Mei 2012)
Pada pertemuan terakhir ini, para siswa diberi tes 3 dengan jumlah soal 20
buah, yaitu mengisi kosakata yang rumpang dengan konsonan yang tersedia.
Caranya, penulis mendiktekan kosakata, kemudian para siswa mengisi
konsonan yang kosong tersebut. Setiap soal dibacakan 3 kali.
D. Evaluasi Pembelajaran
Penulis melakukan evaluasi setiap akhir pembahasan materi Kompetensi Dasar
(KD). Evaluasi dilakukan untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar siswa dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam belajar dan mengetahui tingkat
kemampuan siswa dalam menyimak shengdiao (nada baca) dan pinyin. Evaluasi juga
sangat penting bagi penulis untuk menentukan hasil perbandingan evaluasi
pembelajaran I, II, III. Namun, sebelum diadakannya tes I, II, III, penulis mengadakan
pretest untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa.
Berdasarkan evaluasi materi pembelajaran menyimak shengdiao (nada baca)
dan pinyin kelas X SMA Negeri 4 Surakarta, maka penulis melakukan perbandingan hasil
evaluasi pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan metode dikte dan latihan.
Hasil evaluasi yang diperoleh antara lain:
Tabel 3.2
Hasil Evaluasi Pembelajaran
No. Nama Siswa Nilai
Pretest
Nilai
Tes 1
Nilai
Tes 2
Nilai
Tes3
1 Aji Saka Nugraha 47 90 95 75
2 Astiyana Arum Larasati 75 80 100 75
3 Bagas Maulana 47 90 100 85
4 Bayu Vigintan Yuswi 75 95 95 70
5 Chanda Pandestria W 53 75 100 75
6 Clarissa Pricilia S 47 70 100 75
7 Deyla Okti Drastiana 53 90 90 70
8 Donny Ghoffaruly I P 40 90 100 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
9 Eva Yulia Rustanti 73 80 90 80
10 Fajar Yoga Prasetya 47 90 100 65
11 Farras Ali Mu’Tashim 53 95 100 70
12 Fatmawati 60 85 100 85
13 Hudzaifah Ajeng L 67 80 100 70
14 Kahfi Ikradesi 73 80 95 70
15 Khoirun Nisa Krissanty 75 90 85 85
16 Kusumaningtyas Tika S 70 90 100 70
17 Lintang Chandra Dewi 70 100 100 80
18 Mar’Atul Hidayati 65 85 95 70
19 Muhammad Hassan R S 67 80 95 70
20 Naufal Ilyas Abdul H 73 75 100 70
21 Naurarifa Cahya Putri 53 75 95 70
22 Nusa Adi Gumilang 73 70 90 70
23 Odesa Lucky C 40 100 100 65
24 Restuning Gustiasih 80 90 100 85
25 Reza Kholifah Aprilian 60 70 80 65
26 Rizqa Rastian Pratama 53 95 95 70
27 Safira Fadhilah Putri 87 95 100 90
28 Suci Soraya 67 100 100 95
29 Suryawisnu Magandha 70 85 100 70
30 Tedtie Roumany 87 80 85 85
31 Triska Desi Sundari 80 100 100 90
32 Uzair 70 75 100 70
Sumber: Penilaian Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Data tersebut dapat digunakan untuk mengetahui keefektifan penggunaan
metode dikte dan latihan dalam pelajaran bahasa Mandarin menyimak shengdiao (nada
baca) dan pinyin. Nilai rata–rata kelas yang didapat dari ujian pretest ini adalah 65,53.
Setelah melakukan pretest, penulis menggunakan metode dikte dan latihan dalam
pembelajaran. Kemudian penulis melakukan tes akhir. Nilai rata-rata kelas pada tes
terakhir adalah 85,31. Terdapat kenaikan nilai rata-rata kelas antara pretest dengan tes
akhir, yaitu sebanyak 19,78.
Dari hasil evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa metode dikte dan latihan
cukup efektif dalam pelajaran bahasa Mandarin menyimak shengdiao (nada baca) dan
pinyin.
E. Hambatan dan Solusi
Dalam proses kegiatan belajar mengajar tentu saja guru praktikan mengalami
beberapa hambatan. Hambatan-hambatan yang dialami oleh guru praktikan dan siswa
dalam proses belajar mengajar menggunakan metode dikte dan latihan yaitu:
1. Dari awal pembelajaran bahasa Mandarin, para siswa tidak terlalu ditekankan dalam
hal nada baca, jadi agak terlalu sulit dalam mempelajarinya, karena butuh waktu
yang tidak sedikit dalam memahami nada baca dalam bahasa Mandarin.
2. Tidak jarang beberapa siswa terlambat masuk kelas setelah jam istirahat kira– kira 10
menitan mungkin dikarenakan pelajaran bahasa Mandarin bukan termasuk pelajaran
yang penting, padahal pelajaran bahasa Mandarin dapat membantu mendongkrak
nilai pelajaran lain yang tidak terlalu bagus pada saat ujian semesteran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
3. Kurang terdukungnya penggunaan metode dikte dikarenakan keadaan kelas yang
kurang tenang selama pelajaran berlangsung, padahal pada dasarnya sumber utama
dari metode dikte tersebut adalah suara guru, sedangkan jika keadaan kelas kurang
tenang, hal tersebut dapat menghambat jalannya kegiatan belajar mengajar.
Selama melaksanakan kegiatan praktik mengajar di SMA N 4 Surakarta, penulis
menemui berbagai hambatan dalam menggunakan metode dikte dan metode latihan.
Dari hambatan tersebut penulis menemukan beberapa cara mengatasi hambatan–
hambatan tersebut, yaitu:
1. Membiasakan para siswa membaca kosakata ataupun kalimat dengan nada baca yang
tepat meskipun cara membacanya harus perkata.
2. Menumbuhkan rasa disiplin pada siswa dengan masuk kelas tepat waktu serta
memberi pengertian pada siswa bahwa belajar bahasa mandarin itu bermanfaat,
tidak hanya pada ilmunya saja tapi juga dapat membantu nilai pelajaran lain yang
kurang dalam ujian semesteran.
3. Menciptakan keadaan kelas yang tenang dan kondusif selama proses kegiatan belajar
mengajar supaya penggunaan metode dikte dapat terlaksana dengan baik. Selain itu,
penulis mencoba untuk bersuara keras tapi jelas serta menggunakan bahasa yang
baik dan dapat memutus–mutus kalimat dalam penggunan metode dikte itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan kerja praktek di SMA N 4 Surakarta dapat diperoleh
beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Penggunaan metode dikte dan metode latihan di SMA Negeri 4 Surakarta
dapat meningkatkan proses pembelajaran serta pemahaman dan
penguasaan mendengarkan nada baca, vokal dan konsonan bahasa
mandarin. Hal ini terbukti dari nilai rata–rata kelas yang didapat dari ujian
pretest ini adalah 65,53. Setelah melakukan pretest, penulis menggunakan
metode dikte dan metode latihan dalam pembelajaran. Kemudian penulis
melakukan test akhir. Nilai rata–rata kelas pada test terakhir adalah 85,31.
Terdapat kenaikan nilai rata–rata kelas antara pretest dengan test akhir,
yaitu sebanyak 19,78.
2. Hambatan yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar bahasa China
dengan menggunakan metode dikte dan metode latihan, yaitu:
a. Kurangnya penekan nada baca pada awal pembelajaran bahasa
Mandarin.
b. Beberapa siswa terlambat masuk kelas setelah jam istirahat.
c. Keadaan kelas yang kurang tenang selama proses pelajaran
berlangsung, membuat penggunaan metode dikte kurang maksimal.
3. Upaya penanganan hambatan selama kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan metode dikte dan metode latihan, yaitu:
65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
a. Membiasakan para siswa membaca kosakata ataupun kalimat
dengan nada baca yang tepat meskipun cara membacanya harus
perkata.
b. Menumbuhkan rasa disiplin pada siswa dengan masuk kelas tepat
waktu serta memberi pengertian pada siswa bahwa belajar bahasa
mandarin itu bermanfaat, tidak hanya pada ilmunya saja tapi juga
dapat membantu nilai pelajaran lain yang kurang dalam ujian
semesteran.
c. Menciptakan keadaan kelas yang tenang dan kondusif selama
proses kegiatan belajar mengajar supaya penggunaan metode dikte
dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, penulis mencoba untuk
bersuara keras tapi jelas serta menggunakan bahasa yang baik dan
dapat memutus–mutus kalimat dalam penggunan metode dikte itu
sendiri.
B. Saran
Setelah melaksanakan kegiatan praktik mengajar di SMA Negeri 4
Surakarta, penulis ingin memberikan beberapa saran, yaitu:
1. Bagi Bagian Kurikulum
Memasukkan pelajaran bahasa Mandarin ke dalam kurikulum sekolah
sehingga waktu yang diperoleh dari pelajaran bahasa Mandarin dapat lebih
banyak dan teratur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
2. Bagi Kepala Sekolah
Menambah waktu tatap muka pelajaran bahasa Mandarin dari yang
seminggu 1x45 menit menjadi 2x45 menit, sehingga mampu
meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari bahasa Mandarin.
3. Guru pamong
Memberikan penjelasan kepada orang tua tentang pentingnya bahasa asing
pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan, sehingga orang tua siswa akan
lebih mendukung kepada siswa yang berbakat dan berminat untuk
mempelajari bahasa asing.
top related