menyusui pada berbagai situasi dan kondisi - airsoftgun.co.id filepenilaian cepat untuk menemukan...

Post on 14-Aug-2019

220 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Dr. Siti Habsyah Masri,M.Ked(Ped), SpA, CIMI

Pediatrician/ Lactation Doctor/

Breastfeeding Counsellor

NEONATAL RESUSCITATION

Penyebab Kematian Bayi di

Indonesia

2Indonesia : Mortality profiles, World Health Organization, 2017

Penilaian cepat untuk menemukan tanda

kegawatan sangat diperlukan , karena bila tidak

teedeteksi maka akan berlanjut pada kegawatan

yang lainSiti Habsyah Masri 3

Penilaian

Tanda bahaya:– Sianosis sentral

– Bradikardia

– Depresi pernafasan

– Tonus otot buruk

Tiga hal utamayang dinilai:– Pernafasan

– Frekuensi jantung

– Warna kulit

Sangat penting untuk mengenali neonatus yang berisiko

untuk mendeteksi segera adanya kegawatan sehingga

pertolongan cepat bisa diberikan untuk menghindari

kerusakan lebih lanjut dan gangguan tumbuh kembang

5

Bayi Normal

6

Bayi Sakit

7

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Neonatus:

Sebelum kehamilan

– Diabetes maternal

– Hipertensi kronik

– Riwayat kematian janin & neonatus

– Ibu dengan penyakit jantung, ginjal, paru,

tiroid, anemia atau kelainan neurologi

– Ibu pengguna obat-obat bius, merokok

– Usia ibu < 20 atau > 35 tahun

8

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Neonatus

Saat kehamilan

– Hipertensi

– Perdarahan trimester

II/III

– Infeksi maternal

– Polihidramnion

– Oligohidramnion

– Ketuban pecah dini

– Post-term

– Gemelli

– Obat-obatan pada ibu

– Berkurangnya gerakan

janin

– Tanpa antenatal care

9

Saat persalinan

– Operasi kaisar darurat

– Kelahiran dengan ekstraksi vakum/forsep

– Letak sungsang / presentasi abnormal

– Persalinan presipitatus

– Korioamnionitis

– Ketuban pecah lama (>18 jam)

– Partus lama (> 24 jam)

– Kala 2 lama (> 2 jam)

– Bradikardi janin

10

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Neonatus

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Neonatus:

Saat persalinan

– Frekuensi jantung janin yang tidak beraturan

– Penggunaan anestesi umum

– Tetani uterus

– Penggunaan obat narkotik < 4 jam

– Air ketuban hijau kental + mekonium

– Prolaps tali pusat

– Solusio plasenta

– Plasenta previa

11

Faktor bayi

– Berat janin tidak sesuai

dengan masa kehamilan

(KMK atau BMK)

– Prematuritas

– Kelainan kongenital

12

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Neonatus

Apa yang terjadi pada

kelahiran?

Cairan di alveoli diserap

Relaksasipembuluh darahparu

Penghentian aliranduktus arteriosus

• BBLR

• Hipotermi

• Hipoglikemia

• Ikterus

• Masalah Pemberian Minum

• Asfiksia BBL

• Gangguan Nafas

• Kejang

• Infeksi Neonatal

• Perdarahan

KEGAWATAN NEONATUS

Cerebral palsy Chronic lung disease ROP

Penilaian cepat

Letakkan bayi pada permukaan yang hangat& cahaya cukup

PERIKSA TANDA BAHAYA :

Megap megap (merintih) / tidak bernapas / RR < 20 kali/mnt

Perdarahan

Kejang

Syok ( pucat, dingin, HR > 180 x/mnt

Penurunan kesadaran

BAYI BUGAR 90 % BAYI Sesak /Merintih 9 % BAYI Apnea 1 %

IMD CPAP VTP

IMD

Siti Habsyah Masri 19

Persiapan Kelahiran…Ruangan yang

optimal untukbayi dilahirkan– AC jangan di atas

tempat tidur bayi

– Suhu jangan terlalupanas 24-26 C

– Ruangan sejuk

– Angin tidak kencang

– Meja resusitasi + pemanas + handukhangat

– Alat-alat resusitasiyang memadai

– Inkubator hangat20

Persiapan Kelahiran…

Persiapan Alat Resusitasi

– Kain ke-1: untuk mengeringkan bayi

– Kain ke-2: untuk menyelimuti bayi

– Kain ke-3: untuk ganjal bahu bayi

– Alat pengisap lendir DeLee atau bola karet

21

Bola Karet Penghisap lendir DeLee

Persiapan Kelahiran…

Persiapan Alat Resusitasi

– Balon & Sungkup untuk ventilasi, atau Tabung & Sungkup

– Kotak Alat Resusitasi isi lengkap

– Sarung Tangan

– Jam atau pencatat waktu/timer

22

2 = Circulation

1 = Airway-Breathing3 obat dan alat

Anggota Tim Resusitasi

JANGAN SENDIRIAN

.....!!!

Siti Habsyah Masri 24

25

Air ketuban jernih?

Cukup bulan?

Bernapas / menangis?

Tonus otot baik?

Perawatan rutin

Memberi

kehangatan

Membersihkan jalan

napas

Mengeringkan

Menilai warna kulit

YA

Bila salah satu/lebih jawabannya “tidak” LANGKAH AWAL

Segera setelah lahir,

nilai 4 pertanyaan:

Tatalaksana resusitasi neonatus lama

Algoritma Resusitasi Neonatus

IDAI 2014

Algoritma

Resusitasi

Neonatus

untuk

paramedis

Bernapas atau menangis?

Tonus otot baik?

Perawatan rutin• Memberi kehangatan• Membersihkan jalan napas• mengeringkan•Nilai warna kulit

Langkah awal• Berikan kehangatan

• Posisikan, bersihkan jalan napas *

• Keringkan ,rangsang, posisikan lagi

• Beri oksigen (bila perlu)

Evaluasi pernapasan,Frekuensi jantung, warna kulit,

tonus ototPerawatan Observasi

Perkiraan waktu

30

det

ikLahir

BernapasFJ>100

kemerahan

Tidak

Ya

A

Bayi BB ≤ 1500 gr,

lgs dibungkus plastik

bening tanpa

dikeringkan kecuali

wajah, kemudian

diberi topi. Bayi

tetap dapat

distimulasi walaupun

dibungkus plastik

Langkah Awal Bayi Prematur /

Berat lahir < 1500 gr

dibungkus plastik Transparan

Segera setelah lahir :

Bayi diletakkan di

bawah radiant

warmer dan Kepala

dikeringkan dengan

handuk hangat

Kepala ditutup dg

topi, badan langsung

dibungkus dengan

plastik

SKOR APGAR

Penilaian klinis menit 1-5-10 sebagai

penilaian klasifikasi asfiksia

Bernilai prognositik

Menilai keberhasilan tindakan resusitasi

Tidak digunakan untuk menentukan apakah

perlu resusitasi atau tidak (memulai

resusitasi)

Skor APGARTanda 0 1 2

Frekuensi jantung 0 < 100 kali/menit > 100 kali/menit

Usaha napas Tidak ada merintih menangis

Warna kulit pucat biru kemerahan

Tonus otot lunglai Fleksi sebagaian Fleksi penuh

Peka rangsang Tidak ada respon menyeringai menangis

Asfiksia Ringan <7

Asfiksia Sedang 4-6

Asfiksia Berat 0-3

Bayi Lahir Tidak Bugar, Berat

badan di atas 1500 gram

…kotak A

Keringkan, merangsang pernapasan dan

meletakkan pada posisi yang benar

35

Bantalan Bahu

Kotak A (airway)

Berikan kehangatan

Posisikan, bersihkan jalan napas

Penghisapan mulut dan hidung: Mulut - Hidung

Lalu HidungMulut dahulu

30 detik kedua.....

BANTUAN PERNAPASAN

SAAT LAHIR

KONDISI I II

USAHA NAPAS Merintih Apnea/gasping

TAKIPNEA + -

RETRAKSI + -

BANTUAN NAPAS

CPAP VTP

PEEP 7

max.8

FiO2 disesuaikan

Dada mengembang

39

Pilih sungkup ukuran sesuai

Pastikan jalan napas bersih dan terbuka

Posisi kepala bayi sedikit tengadah

Posisi penolong di sisi samping atau kepala bayi

Sebelum melakukan VTP

41

Sungkup wajah

Sungkup

harus

menutupi:

Ujung dagu

Mulut

Hidung

42

Kecepatan Melakukan Ventilasi

40-60 kali/menit

pompa lepas lepas pompa lepas lepas

(satu) (dua……….…tiga) (satu) (dua………....tiga)

Bila Dada Tidak Mengembang Saat

Ventilasi Tekanan Positif....

Perlekatan Sungkup Tidak TepatBocor

Sumbatan jalan nafas lendir/Darah

Posisi leher terlalu menunduk / menengadah

Tekanan Kurang

TIMBUL KARENA SEL DARAH MERAH TIDAK TERIKAT CUKUP OKSIGEN

SATURASI OKSIGEN dalam darah KURANG !!!!!

45

Pasang pipa orogastrik untuk mengatasi

distensi lambung karena:

Distensi lambung dapat menekan diafragma menghambat pengembangan paru

Kemungkinan regurgitasi dan aspirasi

Bila VTP perlu dilanjutkan lama

46

Memasang pipa orogastrik

Mengukur jarak dari

nasal bridge – ujung

bawah daun telinga –

titik pertengahan antara

processus xyphoideus

dan umbilikus.

• Ukuran sonde 5 Fr – BB < 2000 g

Ukuran sonde 8 Fr – BB > 2000 g

Oksigen ? Perlukah?

Berapa Banyak? Kapan?

TARGET SATURASI 88 % sd 92 %BUKAN 100 %!!!!!!

48

Toksisitas Oksigen Terjadi Bila

Saturasi Oksigen dalam darah100% !!!!!

NEC RetinopatiBPD

SELALU MULAI RESUSITASI NEONATUS Dengan udara hirup

FiO2 21%

30 Detik ketiga.....

54

BENAR

Penekanan pada sternum

SALAH

Penekanan pada TULANG IGA

Tehnik Ibu Jari

56

Teknik DUA JARI

6

0

INGAT: PASCA RESUSITASI LALU

STABILISASI

RESUSITASI

(ABCD)

Sugar + Safe care

Temperature

Airway

Blood Pressure

Lab work

Emotional Support

Ganguan Sirkulasi

Beberapa Kegawatan

pada Neonatus

61

Kegawatan Pada Susunan Syaraf Pusat

Kejang

– Penyebab :

• Ensefalopati, perdarahan intrakranial

• Gangguan metabolik : hipoglikemia, hipokalsemia

• Gangguan elektrolit : hipo/hipernatremia

• Kern ikterik

• Infeksi : meningitis

• Obat-obatan/toksin

• Epilepsi

• Tidak diketahui

– Tindakan :

• Segera rujuk ke rumah sakit

• Pertahankan ventilasi dan oksigenasi

• Atasi kejang diazepam rektal62

Kegawatan Pada Sistem Pernapasan

Sindrom gawat napas/Respiratory distress (SGN)

– Tanda :

• Dispne

• Merintih (grunting)

• Takipne (frekuensi nafas > 60 x/menit)

• Retraksi dinding dada

• Sianosis

63

BATASAN

Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin

menunjukkan satu atau lebih tanda tambahan

gangguan napas.

Frekuensi napas bayi kurang 30 kali/menit.

Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan

bibir).

Bayi apnea (napas berhenti lebih 20 detik)

0 1 2

Frekuensi Nafas < 60x/menit 60-80 x/menit >80x/menit

Retraksi Tidak ada

retraksi

Retraksi ringan Retraksi berat

Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang

dengan O2

Sianosis

menetap

walaupun diberi

O2

Air Entry Udara masuk Penurunan

ringan udara

masuk

Tidak ada udara

masuk

Merintih Tidak merintih Dapat

didengar

dengan

stetoskop

Dapat didengar

tanpa alat bantu

65

Evaluasi Respiratory Distress Skor Downe

Skor < 4 gangguan pernafasan ringan

Skor 4 – 5 gangguan pernafasan sedang

Skor > 6 gangguan pernafasan berat

(pemeriksaan gas darah harus

dilakukan)

66

Evaluasi Respiratory Distress Skor Downe

Manajemen umum

• Berikan Oksigen

Jika bayi mengalami apnea:

– Lakukan tindakan resusitasi yang sesuai

– Lakukan penilaian lanjut

– Evaluasi penyebab

Periksa kadar glukosa darah

Tentukan jenis gangguan napas

Lanjutkan dengan manajemen spesifik

Upaya Mengatasi Hipoksia(di fasilitas terbatas)

Berikan O2 seoptimal mungkin

O2 nasal 0,5 – 2 L/menit

O2 sungkup 3 – 5 L/menit

Evaluasi Down Score Persiapkan rujukan

68

Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi

neurologi, baik motorik maupun autonomik,

karena kelebihan pancaran listrik pada otak

Kejang yang berkepanjangan mengakibat-kan hipoksia otakyang cukup berbahaya bagi ke langsungan hidup bayi ataumeng-akibatkan gejala sisa di kemudian hari.

Dapat diakibatkan oleh asfiksia neonatorum, hipoglikemiaatau merupakan tanda meningitis / masalah susunan saraf.

Kejang adalah salah satu Tanda Bahaya atau “Danger sign“ pada neonatus

Dapat diantisipasi dengan melakukan tindakan promotip atau preventip

Secara klinik kejang pada bayi diklasifikasikan tonik, klonik, mioklonik dan ”subtle seizures”

Mencegah persalinan prematur

Melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman

Mencegah asfiksia neonatorum

Melakukan resusitasi dengan benar

Melakukan tindakan pencegahan Infeksi .

Mengendalikan kadar glukosa darah ibu.

Antisipasi setiap faktor kondisi (faktor predisposisi) dan masalah dalam proses persalinan.

Berikan pengobatan yang rasional dan efektif.

Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap masalah atau infeksi yang dikenali pada saat kehamilan ataupun persalinan.

Jangan pulangkan bila masa kritis belum terlampaui.

Beri instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah.

Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir dari ibu yang infeksi saat persalinan.

Berikan hidrasi oral / IV secukupnya.

DIAGNOSIS

Kejang:

Gerakan abnormal pada wajah, mata, mulut, lidah dan ekstrimitas

Ekstensi atau fleksi tonik ekstremitas, gerakan seperti mengayuh sepeda, mata berkedip, berputar, juling.

Tangisan melingking dengan nada tinggi, sukar berhenti.

Perubahan status kesadaran, apnea, ikterus, ubun-ubun besar membonjol, suhu tubuh tidak normal.

Spasme:

Bayi tetap sadar, menangis kesakitan

Trismus, kekakuan otot mulut, rahang kaku, mulut tidak dapat dibuka, bibir mencucu.

Opistotonus, kekakuan pada ekstremitas, perut, kontraksi otot tidak terkendali. Dipicu oleh kebisingan, cahaya, atau prosedur diagnostik.

Infeksi tali pusat.

DIAGNOSIS

Hipotermia

Prinsip dijaga pada suhu netral Akibat :

– Konsumsi oksigen hipoksia, SGN– Hipoglikemia– Asidosis metabolik hipoksia, vasokonstriksi

perifer– Apnea

Tindakan hangatkan perlahan-lahan

– 0,6 - 10C/jam, semakin kecil, semakin lambat– Kalau perlu oksigen

75

Upaya Menurunkan Risiko Hipotermi

Suhu optimal untuk ruangan bersalin/OK dan ruang perawatan

Suhu ruangan bayi ideal 24 – 26o C

Alas tidur dan handuk pembungkus hangat

Inkubator transpor hangat

Saat melakukan tindakan, pastikan bayi hangat

Pintu inkubator jangan sering dibuka

Bila sudah stabil metode kanguru

76

77

Metode Kanguru

78

Kegawatan Pada Sistem Pencernaan

Perdarahan saluran cerna– Darah ibu tertelan?

– Tidak perlu bilas lambung

– Puasakan, pasang O/NGT

– Vitamin K1, rujuk

79

Kegawatan Pada Sistem Pencernaan

Tidak BAB selama 48 jam (dari lahir)– 99 % bayi matur & 76% prematur BAB 24 jam pertama

– Penyebab :

• Konstipasi

• Anus imperforata

• Obstruksi usus :

meconium plug, hirschprung’s, atresia ileus, malrotasi

– Konstipasi stimulasi rektal

– Puasakan, pasang O/NGT, rujuk

80

Kegawatan Pada Sistem Pencernaan

Enterokolitis Nekrotikans

– Tanda :

• Umum: suhu tidak stabil, apnea,

bradikardi

• Perut kembung, muntah darah/empedu

• Darah segar dalam feses

– Tindakan :

• Puasakan, pasang O/NGT

• Monitor tanda vital, rujuk

81

Kegawatan Pada Sistem Genitourinaria

Tidak BAK selama 48 jam

– > 90% bayi sudah BAK pada umur 9 – 16 jam

– Periksa :

• Apakah kandung kemih teraba?

– Kompres / kompresi manual

• Sudah pernah BAK sebelumnya?

– Belum agenesis ginjal, obstruksi bilateral

– Sudah kurang minum/dehidrasi, sepsis,

asfiksia

– Tindakan sesuai penyebab82

Kegawatan hematologi

HDN (hemorrhagic disease of the newborn)– Defisiensi vit K

• Rekomendasi IDAI Inj. Vit. K1 pada semuaBBL

– Perdarahan pada :• Tali pusat, saluran cerna

– Tindakan :• Atasi perdarahan FFP, Vit. K• Atasi anemia Transfusi darah segar

Polisitemia– Hematokrit darah vena > 65%, Hb > 20 g%– Persalinan “brojol” atau terlambat memotong tali pusat– Bisa SGN/RDS 83

Ikterus Diskolorasi kulit bilirubin serum

Fisiologis

– Setelah 24 jam pertama, grade II (Kramer)– Puncaknya hari 3 – 5, hilang pada minggu

pertama

Patologis

– Dalam 24 jam pertama– Peningkatan cepat ( > 5 mg/dl/hari)– Menetap > 2 minggu– Bayi sakit– Kecurigaan terhadap anemia hemolitik

(ABO inkompatibilitas, def. G6PD, rhesus inkompatibilitas)

84

IkterusKadar terlalu tinggi kejang

– Kern Ikterik Cerebral Palsy

Kolestasis– Kuning menetap > 2 mgg dgn kadar bil. direk > 2 mg/dl

atau ≥ 15 % dari TSB

– Dapat berlanjut menjadi sirosis hepatis

– Atresia bilier bilirubin urin (++), feses dempul

– Operasi sebelum 8 minggu

85

Grafik AAP (Terapi Sinar)

86

INFEKSI NEONATAL

Neonatal Sepsis

Penyakit sistemik + bakteremia

Faktor risiko :– Prematuritas dan BBLR

– Ketuban pecah dini / lama ( > 18 jam)

– Ketuban : hijau, keruh atau berbau

– Resusitasi pada saat kelahiran

– Kehamilan ganda

– Prosedur invasif

– Infeksi pada ibu atau bayi

88

BATASAN

Merupakan sindroma klinis dari penyakit

sistemik akibat infeksi selama satu bulan

pertama kehidupan.

Bakteri, virus, jamur dan protozoa dapat

menyebabkan sepsis pada neonatus

MASALAH

Angka kematian sepsis neonatorum cukuptinggi (13-50% )

Masalah yang sering timbul sebagai komplikasi sepsis neonatorum: Meningitis, kejang, hipotermia, hiperbilirubinemia, gangguan nafas dan gangguan minum

Anamnesis

Riwayat ibu mengalami infeksi intra uterin, demam dengankecurigaan infeksi berat atau ketuban pecah dini.

Riwayat persalinan tindakan, penolong persalinan, lingkungan persalinan yang kurang higienis

Riwayat lahir asfiksia berat, bayi kurang bulan, berat lahirrendah.

Riwayat air ketuban keruh, purulen atau bercampurmekonium

Riwayat bayi malas minum, penyakitnya cepat memberat

Riwayat keadaan bayi lunglai, mengantuk atau aktivitasberkurang atau iritabel /rewel, bayi malas minum, demam tinggi atau hipotermi, gangguan napas, kulit ikterus, sklerema atau skleredema, kejang

Neonatal Sepsis

Manifestasi klinis :

– Temperatur tidak stabil hipo /

hipertermia

– Letargi, iritabel, lemas (hipotonia)

– Kulit : dingin, sianosis, kutis mamorata,

pucat, petekie, ikterik

– Tidak mau menyusu, muntah, kembung,

diare

– Sesak nafas, merintih, takikardia,

hipotensi keadaan lanjut

Tindakan pencegahan infeksi !!

92

Pemeriksaan penunjang

Untuk Puskesmas fasilitas penunjang biasanya jarangtersedia, sehingga pemeriksaan atau penajaman klinissangat diutamakan. Bila tersedia fasilitas, maka dapat dilakukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut:

Pemeriksaan jumlah lekosit dan hitung jenis secara serial untuk menilai perubahan akibat infeksi, adanya lekositosis atau lekopeni, trombositopenia

Ditemukan kuman pada pemeriksaan pengecatan Gram dari darah.

Gangguan metabolik

Hipoglikemi atau hiperglikemi, asidosis metabolik.

Peningkatan kadar bilirubin

Langkah Promotif / Preventif

Mencegah dan mengobati ibu demam dengankecurigaan infeksi berat atau infeksi intrauterin.

Mencegah dan pengobatan ibu dengan ketubanpecah dini.

Perawatan antenatal yang baik dan berkualitas

Mencegah persalinan prematur

Melakukan pertolongan persalinan yang bersih danaman

Mencegah asfiksia neonatorum

Melakukan resusitasi dengan benar

Melakukan tindakan pencegahan Infeksi

Melakukan identifikasi awal terhadap faktor risikosepsis dan pengelolaan yang efektif.

RUJUKAN

PRINSIP DASAR

Apabila bayi dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap, yakinkan bahwa bayi akan mendapatkan keuntungan ataunilai positip dibanding bila hanya tetap dirawat di tempatasalnya.

Harus diperhatikan bahwa saat merujuk, bayi harus dalamkeadaan stabil atau minimal tanda bahaya sudah dikelolalebih dulu

Perlu melibatkan orang tua atau keluarga dalammengambil keputusan untuk merujuk dan jelaskan kenapabayi harus dirujuk

Keadaan yang memerlukan rujukan ke fasilitas

yang lebih lengkap:

Gangguan napas sedang dan berat, apapun penyebabnya

Asfiksia yang tidak memberi respons pada tindakan

resusitasi, sebaiknya dalam 10 menit pertama

Kasus bedah neonatus

BBLR < 1,750 g

BBLR 1,750-2,000 g dengan kejang, gangguan napas,

gangguan pemberian minum

Bayi hipotermi berat

SISTEM RUJUKAN & TRANSPORTASI

Perhatikan regionalisasi Rujukan Perinatal dalam menentukan

tujuan rujukan, sehingga dapat merujuk dengan cepat, aman

dan benar

Puskesmas merupakan penyaring kasus risiko yang perlu

dirujuk sesuai dengan besaran risiko, jarak dan faktor lainnya

Memberi informasi kesehatan dan prognosis bayinya dan

melibatkan orangtua atau keluarga dalam mengambil

keputusan untuk merujuk

SISTEM RUJUKAN & TRANSPORTASI

Melengkapi syarat- syarat rujukan (persetujuan tindakan,

surat rujukan, catatan medis).

– Untuk kasus tertentu kadang diperlukan sampel darah ibu.

Merujuk bayi dalam keadaan stabil, menjaga kehangatan

bayi dan ruangan dalam kendaraan yang digunakan untuk

merujuk, dan menjaga jalan napas tetap bersih dan terbuka

selama transportasi. Bila memungkinkan bayi tetap diberi

ASI.

Harus disertai dengan tenaga yang terampil melakukan

Resusitasi

Data dasar yang harus diinformasikan:

Identitas bayi dan tanggal lahir

Identitas orang tua

Riwayat kehamilan, persalinan dan prosesnya, tindakan resusitasi yang dilakukan.

Obat yang dikonsumsi oleh ibu

Nilai Apgar (tidak selalu harus diinformasikan, bila tidak tersedia waktu karena melakukan tindakan resusitasi aktif)

Masa Gestasi dan berat lahir.

Tanda vital (suhu, frekuensi jantung, pernapasan, warna kulit dan aktif/tidak nya bayi)

Tindakan/prosedur klinik dan terapi lain yang sudah diberikan

Bila tersedia data pemeriksaan penunjang yang ada (glukosa, elektrolit, dan lain-lain)

Syarat untuk melakukan transportasi

Bayi dalam keadaan stabil

Bayi harus dalam keadaan hangat

Kendaraan pengangkut juga harus dalam keadaan

hangat

Didampingi oleh tenaga kesehatan yang terampil

melakukan tindakan resusitasi, minimal ventilasi

Tersedia peralatan dan obat yang dibutuhkan

Bayi dalam keadaan stabil, bila:

Jalan napas bebas dan ventilasi adekuat.

Kulit dan bibir kemerahan

Frekuensi jantung 120-160 kali/menit

Suhu aksiler 36.5-37 °C (97.7-98.6 °F)

Masalah metabolik terkoreksi

Masalah spesifik penderita sudah dilakukan

manajemen awal

TERIMA KASIH

104

top related