menguji ketrampilan siswa kelas xi ipa 2 dalam aspek membaca cepat menggunakan teknik pemutaran lagu
Post on 27-Dec-2015
11 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MENGUJI KETRAMPILAN SISWA KELAS XI IPA 2 DALAM
ASPEK MEMBACA CEPAT MENGGUNAKAN TEKNIK
PEMUTARAN LAGU
Karya Tulis ilmiah
Diajukan Untuk Memenuhi salah satu tugas
Mata pelajaran Bahasa Indonesia XI IPA
Tahun pelajaran 2008 / 2009
Disusun Oleh :
070810132
To give the shape of being
Religious, excellence, and competitiveness
Indonesia at International level
SMA NEGERI 1 CIBADAK
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 72 Telp. (0266) 531001
Faks (0266) 531001
www.sman1cibadak.org; sman1cibadak@yahoo.co.id
CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
taufik dan hidayah-Nya juakah karya tulis ilmiah ini dapat di selesaikan. Karya
tulis ilmiah ini berjudul “MENGUJI KETRAMPILAN SISWA KELAS XI
IPA 2 DALAM ASPEK MEMBACA CEPAT MENGGUNAKAN TEKNIK
PEMUTARAN LAGU”, disusun untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa
Indonesia.
Namun demikian penulis juga merasa yakin bahwa penyusunan karya tulis
ilmiah ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari pihak – pihak lain.
Baik berupa bantuan informasi, arahan, maupun bimbingan. Untuk itu, penulis
merasa perlu menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga disertai
penghargaan yang sedalam – dalamnya kepada :
1. Ibu Tina Agustina , selaku guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA
Negeri 1 Cibadak yang telah banyak memberi petunjuk serta bimbingan
selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.
2. Teman – teman yang telah memberikan bantuan selama penelitian.
3. Keluarga yang telah memberikan dorongan semangat dalam rangka
penyelesaian studi.
Sungguhpun karya tulis ilmiah ini terwujud, tetapi masih banyak
kekurangannya baik dari segi isi maupun bahasanya. Oleh karena itu kritik dan
saran yang konstruktif penulis harapkan sebagai penyempurnaan. Harapan penulis
semoga karya tulis yang sederhana ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
dan bagi pembaca pada umumnya.
Atas segala bantuan bantuan, bimbingan dan dorongan semangat yang
telah diberikan kepada penulis, semoga mendapat imbalan yang sesuai dari Allah
SWT. Amin.
Sukabumi, April 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK..……………………………………………………..……….. i
KATA PENGANTAR..……..…………………………….………..……. ii
DAFTAR ISI……………….………..……………………………............. iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Penelitian………..………………..……. 1
I.2 Rumusan Masalah………………………………………. 1
I.3 Tujuan dan Manfaat ………………………………….… 1
I.4 Hipotesis…………………………………..……………. 1
I.5 Metode dan Teknik Penelitian………………………...… 2
BAB II LANDASAN TEORITIS
BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
III.1 Pengumpulan Data………..……………….….…..……. 1
III.2 Pengolahan Data…………………………………….…. 1
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
IV.1 Hasil………..………………………..…………………. 1
IV.2 Pembahasan…………………………………..…..……. 1
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
V.1 Simpulan………..…………………....…………………. 1
V.2 Saran……...…………………………………..……..…. 1
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 32
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Penelitian
Bahasa merupakan alat komunikasi antara satu individu dengan
individu yang lainnya. Dengan bahasa, kita akan lebih mudah
berkomunikasi . Ada banyak bahasa di dunia ini. Setiap wilayah atau
daerah mempunyai bahasanya sendiri. Khususnya Negara Indonesia dari
Sabang sampai Merauke terdapat begitu banyak bahasa. Namun dari
sekian banyak bahasa di Negara kita tercinta, Bahasa Indonesia merupakan
bahasa nasional yang menyatukan semua bahasa.
Ada beberapa aspek dalam bahasa Indonesia yakni membaca,
mendengarkan, menulis dan berbicara. Sebagai pelajar yang merupakan
generasi penerus bangsa, kita dituntut untuk menguasai 4 aspek tersebut.
Salah satunya dalam dalam aspek membaca dan berbicara. Kedua aspek
tersebut sangat berhubungan. Namun semakin hari, minat pelajar untuk
membaca semakin berkurang. Padahal,banyak manfaat yang dapat kita
ambil dari membaca. Semakin sering kita membaca,semakin banyak pula
pembendaharaan kata dalam diri kita. Tanpa disadari, ketika berbicara atau
menulis, pembendaharaan kata dalam diri kita akan mengalir begitu saja.
Lain halnya dengan orang yang jarang sekali membaca, dia akn merasa
kesulitan ketika mengarang atau berbicara.
Berdasarkan pengalaman penulis, kebanyakan siswa kurang
antusias dalam membaca. Hal itu menyebabkan siswa kesulitan dalam
memperoleh informasi secara tepat dan akurat. Ada beberapa faktor yang
membuat siswa kurang senang membaca, salah satunya pembelajaran
dalam aspek membaca yang monoton.
Setiap orang mempunyai caranya sendiri dalam membaca suatu
bacaan. Ada yang membaca dengan bersuara, membaca dalam hati,
membaca dengan cepat, atau membaca dengan lambat. Tapi jika kita ingin
cepat memperoleh informasi dari sebuah bacaan, kita perlu terampil
membaca cepat. .Melalui ketrampilan membaca secara cepat, kita dapat
mencari dan menemukan suatu informasi secara cepat, menyerap ilmu
pengetahuan secara cepat, dan menyelesaikan berbagai pekerjaan yang
berkaitan dengan membaca cepat.
Tapi pada kenyataannya, siswa zaman sekarang jauh lebih senang
mendengarkan musik dari pada membaca. Semua orang menyukai musik
dari yang muda sampai yang tua renta. Dari fenomena – fenomena di atas,
penulis ingin mencoba teknik baru dengan mengkaitkan membaca cepat
dengan teknik pemutaran musik. Mau tidak mau, siswa yang memegang
teks pada saat lagu berhenti, harus membaca dengan cepat selama 90 detik.
Dengan teknik demikian, penulis dapat mengetahui sejauh mana
ketrampilan siswa dalam aspek membaca cepat menggunakan teknik
pemutaran lagu.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apakah siswa kelas XI IPA 2 mampu mencapai 300 kpm ?
2. Seberapa efektifkah membaca cepat dengan teknik pemutaran lagu ?
I.3 Tujuan dan Manfaat
Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
Untuk menguji ketrampilan siswa kelas XI IPA 2 dalam aspek
membaca cepat
Untuk mengkaji seberapa efektifkah membaca cepat menggunakan
teknik pemutaran lagu
Menciptakan teknik pembelajaran yang menyenangkan
Melatih penulis untuk menciptakan suatu karya tulis ilmiah
I.4 Hipotesa
Lebih dari 60 % siswa kelas XI IPA 2 mampu mencapai 300 kpm dan
membaca cepat akan efektif bila menggunakan teknik pemutaran lagu
I.5 Metode dan Teknik Penelitian
I.5.1 Metode Penelitian
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
menyediakan, menyiapkan sebuah teks yang di dalamnya terdapat
kata – kata yang cukup sulit kemudian memberikannya kepada
siswa XI IPA 2 untuk dibaca.
1.5.2 Teknik Penelitian
Teks diberikan secara estafet di iringi dengan lantunan lagu
yang di putar menggunakan MP3. Ketika lagu dihentikan, siswa
yang memegang teks harus membaca cepat selama 90 detik.
Kemudian menandai kata yang dibaca pada saat waktu habis.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori yang berkaitan
dengan judul penelitian ini yaitu “Menguji Ketrampilan Siswa Kelas XI IPA 2
dalam Aspek Membaca Cepat Menggunakan Teknik Pemutaran Lagu”. Teori –
teori yang berkaitan dengan judul tersebut mencakup hal – hal sebagai berikut :
Membaca merupakan kunci pembuka ilmu pengetahuan. Pengertian
membaca yaitu suatu cara untuk mendapatkan informasi dari suatu yang di tulis.
Membaca dalam artian benar – benar membaca yaitu tidak hanya menyusuri kata,
frase, atau deretan kaliman, akan tetapi harus dapat mengambil makna dibalik apa
yang tertulis dalam teks tersebut.
Membaca adalah salah satu proses yang sangat penting untuk
mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Tanpa membaca, manusia dapat dikatakan
tidak bisa hidup di zaman sekarang ini. Sebab hidup manusia sangat bergantung
pada ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Dan untuk untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan itu, salah satunya dengan cara membaca. Ada beberapa hal yang kita
perlukan untuk mencari makna teks yang kita baca, yaitu :
Ketrampilan dan pengetahuan untuk memahami bagaimana bunyi bila di
kaitkan dengan teks
Kemampuan menguraikan kata yang tidak dikenal
Kemampuan membaca dengan lancar
Informasi latar dan kosakata yang memadai untuk memupuk pemahaman
membaca
Pengembangan strategi aktif yang tepat untuk membangun makna dari
teks
Pengembangan dan pemeliharaan motivasi untuk membaca
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), membaca adalah :
1. melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan
atau hanya dalam hati)
2. mengeja atau melafalkan apa yang tertulis
Setiap orang mempunyai caranya sendiri dalam membaca suatu bacaan.
Ada yang membaca dengan bersuara, membaca dalam hati, membaca dengan
cepat, atau membaca dengan lambat. Tapi jika kita ingin cepat memperoleh
informasi dari sebuah bacaan, kita perlu terampil membaca cepat. .Melalui
ketrampilan membaca secara cepat, kita dapat mencari dan menemukan suatu
informasi secara cepat, menyerap ilmu pengetahuan secara cepat, dan
menyelesaikan berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan membaca cepat.
Membaca cepat adalah kecakapan membaca dan memahami teks. Dalam
tingkatan tinggi, rata – rata orang dengan pendidikan setingkat sekolah menengah
atas membaca sekitar 300 kata permenit . Disisi lain, pembaca cepat dapat
membaca 1000 kpm. Pengukuran membaca cepat baru sangat berarti bila
digabungkan dengan informasi seberapa tinggi pemahaman teks itu oleh
pembacanya. Diketahui, bahwa orang dengan kemampuan membaca cepat yang
mengejutkan, seseorang biasanya memperbaiki pemahamannya seiring dengan
kemampuan membaca cepatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002),
“Membaca cepat adalah membaca dalam hati dengan tujuan memperoleh
informasi yang sebanyak – banyaknya dan dalam waktu yang sesingkat –
singkatnya.”
“Membaca cepat merupakan salah satu teknik membaca yang mengutamakan
kecepatan dan daya serap terhadap isi bacaan.”(Suyono:2007,6).
“Adapun manfaat dari membaca cepat. Melalui ketrampilan membaca secara cepat, kamu dapat (1) mencari dan menemukan suatu informasi secara cepat, (2) menyerap ilmu pengetahuan secara cepat, dan (3) menyelesaikan berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan membaca cepat (misalnya membaca dan membalas surat serta membaca dan membahas atau menindaklanjuti laporan).” (Suyono:2007,119)
Kriteria membaca cepat tingkat Sekolah Menengah Atas, harus sudah
mampu mencapai 300 kata per menit. Dari acuan tersebut, penulis dapat
menentukan standar kelulusan untuk siswa kelas XI IPA 2 dalam membaca cepat.
“Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah
menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik.” (Noor,Tamjidin : 2007 , 501)
“Proses pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang memiliki dua cara yaitu : Gladi Pelihara dan Gladi Elaborasi. Gladi pelihara merupakan pengulangan – pengulangan informasi yang diinginkan untuk diingat – ingat, sedangkan gladi elaborasi merupakan pengubahan informasi baru menjadi informasi bermakna, artinya informasi tersebut dilengkapi dengan informasi tambahan untuk mudah mengingatnya.” (Gledler : 2002 , 137)
“Upaya guru mengajar dalam penyampaian pembelajaran sangatlah penting, karena berpengaruh pada kualitas mutu pembelajaran, untuk itu hendaknya agar dapat dipahami oleh siswa dan materi pelajaran yang disampaikan guru menerapkan metode yang menarik sehingga dapat dipahami siswa dalam menghafalkan pelajaran. Siswa beranggapan menghafal dengan materi yang padat akan membosankan dan menyebabkan siswa menjadi jenuh dan tidak menyenangi pelajaran tersebut.” (Dassir,Muhammad : 2007 , 33)
BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
III.1 Pengumpulan Data
Langkah pertama pada penelitian ini, penulis membagi siswa yang
berjumlah 36 menjadi lima kelompok. Disetiap kelompok terdapat suatu
teks yang cukup padat. Teks akan diberikan kepada siswa secara estafet
diiringi lagu yang diputar menggunakan MP3. Ketika lagu berhenti, siswa
yang memegang teks diharuskan membaca cepat selama 90 detik. Waktu
di ukur menggunakan stopwatch. Lalu menandai kata terakhir yang dibaca
ketika waktu habis. Setelah itu menghitung jumlah kata yang telah siswa
baca sesuai dengan rumus yang telah di tetapkan. Kemudian siswa
diharuskan menceritakan kembali isi bacaan Hal ini dilakukan berulang –
ulang hingga semua siswa mendapat giliran. Hasil dicatat pada tabel.
III.2 Pengolahan Data
Data yang terkumpul dari penelitian, belumlah mencapai akurasi
yang tepat karena belum di olah secara lengkap. Hal ini dapat kita
maklumi karena masih ada beberapa tahap lagi yang mesti ditempuh untuk
mencapai kepada hasil yaitu diperlukannya pengolahan dari data yang
diperoleh.
Pengolahan data ini merupakan suatu proses yang dimulai dari
tahap pengumpulan data, mengorganisir, menginventarisir, sampai pada
pembuatan kesimpulan.
1. Data hasil siswa membaca cepat, pengolahannya dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Keterangan :
K = kemampuan membaca siswa
n = jumlah kata
t = total waktu (dalam hitungan detik)
Kpm = kata per menit
Adapun cara penghitungannya adalah sebagai berikut :
Jumlah kata x 60 = …….. kpm
Dan telah di tentukan dengan kategori sebagai berikut :
LuLus : Lebih besar atau sama dengan 300 kpm
Tidak Lulus : kurang dari 300 kpm
2. Dari hasil penjelasan siswa, akan dinilai menurut ketepatan penjelasan
siswa dengan bacaan. Dan telah di tentukan dengan kategori sebagai
berikut :
sangat baik : ( lebih besar atau sama dengan 81 )
baik : ( 80 – 75 )
cukup : ( 74 – 69 )
kurang : ( kurang dari atau sama dengan 68 )
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
IV.1 Hasil
Berikut ini persentase kemampuan membaca cepat siswa kelas XI IPA 2 :
Tabel I
NO Kategori
Jumlah
F %
1 Lulus
(Lebih besar atau sama dengan
300 kpm)
23 63,9
2 Tidak lulus
(kurang dari 300 kpm) 13 36,1
Jumlah 36 100
Diagram I
Tabel II
NO Kategori
Jumlah
F %
1 Sangat baik
(Lebih besar atau = 81) 5 13,9
2 Baik
( 80 – 75 ) 13 36,1
3 Cukup
( 74 – 69 ) 14 38,9
4 Kurang
( kurang dari atau = 68 ) 4 11,1
Jumlah 36 100
Grafik II
IV.2 Pembahasan
Analisis data dari siswa – siswi kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Cibadak
sebagaimana tercantum dalam Tabel I dan Tabel II.
Tabel I : Frekuensi dan persentase kemampuan membaca cepat siswa
berdasarkan hasil data penelitian seperti terlihat pada tabel I,
menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa (63,9 %) lulus karena
mampu melebihi 300 kpm, sedangkan sebagian kecil siswa lainnya
(36,1 %) dinyatakan tidak lulus. Faktor yang mempengaruhi
kelulusan adalah bagaimana siswa membaca cepat. Siswa yang
dikategorikan lulus adalah siswa yang mampu mencapai 300 kpm.
Siswa – siswi ini, mempunyai pembendaharaan kosakata yang luas,
membaca dengan tidak mengulang kata yang sulit, membaca
perkelompok kata tidak perkata, matanya bergerak secara horizontal
tidak vertical. Sedangkan siswa yang dikategorikan tidak lulus,
selalu mengulang kata yang salah, kurangnya kosakata, dan
membacanya kurang lancar.
Dengan demikian dapat didasarkan table hasil, hampir seluruh siswa
kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Cibadak sudah mampu mencapai 300
kpm dan dinyatakan lulus.
Tabel II : Frekuensi dan persentase kemampuan memahami dan menjelaskan
kembali isi bacaan siswa berdasarkan hasil data penelitian seperti
terlihat pada tabel II, menunjukkan bahwa 5 orang siswa dengan
persentase 13,9 % berkategori sangat baik karena mampu memahami
dan menjelaskan kembali isi bacaan dengan nilai lebih aatu sam
dengan 81, 13 siswa dengan persentase 36,1 % berkategori baik
karena nilainya berkisar antara 80 – 75, 14 orang siswa dengan
persentase 38,9 % berkategori cukup karena hanya mampu mendapat
nilai antara 74 – 69 dan 4 orang lainnya dengan persentase 11,1 %
berkategori kurang karena kemampuan memahami dan menjelaskan
kembali isi bacaannya bernilai kurang dari 68.
Dengan demikian dapat didasarkan tabel hasil, siswa kelas XI IPA 2
SMA Negeri 1 Cibadak berkemampuan cukup dalam memahami dan
menjelaskan kembali isi bacaan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
V.1 Simpulan
Penulis dapat menyimpulkan lebih dari 60% siswa kelas XI IPA 2
mempunyai kemampuan yang cukup baik dan sudah mampu mencapai
300 kpm. Dan membaca cepat dengan teknik pemutaran lagu cukup
efektif. Dengan demikian hipotesis di terima.
V.2 Saran
Agar waktu yang di berikan efektif pada saat membaca cepat,
gunakanlah tips – tips berikut :
Membaca perkelompok kata bukan perkata
Gerakkan mata secara vertical bukan horizontal
Saat membaca jangan mengulang kata yang salah
Temukan ide pokok bacaan
Jangan berhenti saat menemukan kesulitan ketika membaca
Konsentrasi penuh
DAFTAR PUSTAKA
Asia Terbuka untuk Open Source
Pesatnya perkembangan teknologi di kawasan Asia Tenggara di dorong
oleh momentum gerakan Open Source. Di Indonesia, gerakan Indonesia Goes
Open Source (IGOS) telah di mulai tahun 2005 dan di dukung oleh Menteri Riset
dan Teknologi, Menteri Komunikasi dan Informasi, dan Lembaga Ilmu
pengetahuan Indonesia. IGOS merupakan usaha untuk memperkuat sistem
informasi teknologi nasional dengan memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi yang bersifat global melalui penggunaan Open Source Software (OSS).
Di Singapura, sebuah aliansi Industri yang beranggotakan sembilan vendor
terkemuka –IBM, HP, Red Hat, Novell, Sun Microsystems, Oracle, Apple dan
Intel- telah mengadakan pertemuan untuk mempromosikan piranti lunak terbuka
di bidang aplikasi tertentu, seperti pusat data, PC, Pengelolaan Internet,
virtualisasi dan penyimpanan. Di Korea Selatan, KIPA (Korea IT Industry
Promotion Agency) tengah berupaya agar Open Source Software lebih bersedia
untuk perusahaan-perusahaan di Negara tersebut. Negara ini berharap bahwa
hingga 2010,40% server yang ada akan menggunakan sistem operasi sumber
terbuka. Mereka memastikan hal ini dengan mengimplementasikan sebuah proyek
untuk mempromosikan penggunaan platform open source yang mereka bangun di
10.000 sekolah.
Apabila sumber terbuka sudah dapat lebih memantapkan pijakannya,
teknologi dapat di sebarkan lebih cepat sehingga mendukung pertumbuhan
ekonomi dan membantu pembangunan pusat-pusat inovasi teknis baru. Linux
dikenalkan sebagai piranti lunak Open Source karena kode pemrograman
dasarnya dapat di salin dan di modifikasi secara bebas oleh para pengembang.
Biaya awal yang rendah hanyalah salah satu dari keunggulan sumber terbuka,
meskipun mungkin hal ini adalah alasan utama keberhasilannya. Selain itu,
sumber terbuka juga membantu memudahkan pertukaran informasi dengan
mendukung lingkungan On Demand yang terhubung dengan internet.
Sumber terbuka juga menyediakan fondasi yang sama untuk membangun
teknologi baru sehingga teknologi menjadi fleksibel dan mudah dikembangkan.
Momentun sumber terbuka semakin membumbung tinggi berkat pesatnya
perkembangan ekosistem yang terdiri dari para vendor, pengembang, dan
integrator sistem yang memiliki keahlian Linux. Dukungan yang mengakar seperti
ini hanya akan meningkat jika pendidikan dan pelatihan di perluas melalui acara-
acara seperti Konferensi Tingkat Tinggi Linux yang tahun lalu diadakan di
Malaysia dan Singapura.
Open Source tidak terbatas pada sistem operasi Linux saja. Pemimpin
dunia di segmen server web adalah server Apache yang berbasis Open Source,
database dan alat-alat pengembangan sumber terbuka, seperti Eclipse Platform
juga semakin luas, sehingga menciptakan kesempatan yang lebih luas untuk
pertumbuhan dan inovasi.
Di seluruh dunia, pemerintahan semakin banyak menggunakan teknologi
Open Source untuk mengurangi biaya dan meningkatkan layanan. Pemerintahan
mencari Open Source yang memberikan fleksibilitas agar dapat mengombinasikan
atau merubah layanan sesuai kebutuhan. Baik di dunia usaha maupun
pemerintahan, computer semakin banyak menyelesaikan pekerjaan harian.
Komputer mengelola segala hal, mulai dari lalu lintas udara hingga belanja di
pasar swalayan, mulai dari perdagangan saham global hingga personal banking,
mulai dari moomonitor jantung hingga keamanan rumah. Dengan Open Source,
komputer dapat berinteraksi dengan seluruh dunia, atau dengan rumah di seberang
jalan, secara mudah dan cepat, tanpa memperdulikan perangkat keras, sistem
operasi dan piranti lunak yang di pakai.
top related