menggagas tanggung jawab sosial (tjs) stakeholders hulu migas
Post on 09-May-2015
860 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
SATUAN KERJA KHUSUS
PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
(SKK Migas)
PRIVATE AND CONFIDENTIAL
MENGGAGAS TANGGUNG JAWAB SOSIAL (TJS) STAKEHOLDER HULU MIGAS
Materi Presentasi oleh Bapak Elan Biantoro (Kabag Humas SKK Migas) dalam Diskusi Publik “Akuntabilitas Sosial CSR Industri Ekstraktif dan Peranannya
dalam Penanggulangan Kemiskinan” di Jakarta, 18 Juli 2013; Diselenggarakan oleh PWYP Indonesia bekerjasama dengan FITRA Jatim dan
didukung oleh Yayasan TIFA
2 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
TJS HULU MIGAS
TERCIPTANYA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PADA KEGIATAN HULU MIGAS
TJS Industri
SKK Migas
KKKS
Jasa Penunjang
TJS Pemerintah
Eksekutif
Legislatif
Yudikatif
TJS NGO
LSM
Yayasan
Organisasi Masyarakat
TJS Media Massa
Media Cetak
Internet
Televisi
TJS Akademisi
Perguruan Tinggi
Pusat Penelitian
Konsultan
3 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
PERBEDAAN “MAZHAB” CSR Pemahaman Umum Pedoman Internasional
CSR / TJSP SR / TJS
CSR sama dengan Comdev CSR tidak sama dengan Comdev
Penanggulangan kemiskinan Pengurangan dampak negatif
TJS berbentuk charity / donasi / sumbangan dan sejenisnya Charity / donasi / sumbangan dan sejenisnya tidak termasuk TJS
Sanksi terhadap perusahaan yang tidak menjalankan Insentif terhadap perusahaan yang menjalankan
Hanya diukur dengan anggaran Diukur dengan komitmen, kebijakan atau dampak
Hanya berlaku bagi perusahaan Berlaku bagi Perusahaan, Pemerintah, LSM, Media, Akademisi dll
Diwajibkan atau social obligation Sukarela atau social responsibility
Pasal 88 UU 19/2003, Pasal 15 UU 25/2007 & Pasal 74 UU 40/2010 ISO 26000, GRI 3.1, IPIECA, IFC, EPFI dan sekitar 70 standar lainnya
TJS KKKS sama dengan perusahaan lainnya TJS KKKS tergantung dari “sphere of influence”
Paradox of plenty adalah tanggung jawab KKKS Paradox of plenty adalah tanggung jawab seluruh stakeholder
Laporan CSR Sustainability Reporting
Pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sejenisnya 7 klausul, 7 prinsip, 7 subyek & 7 tahapan integrasi
4 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
ISO 26000 IFC GRI IPIECA EPFI
Organizational Governance
Environmental & Social Risks & Impacts
Strategy & Profile
Operational Level Grievance Mechanisms
Review & Categorisation
Human Rights Indigenous People Human Rights Human Rights Due Diligence Process
Social & Environmental Assessment
Consumer Issues
Community Health, Safety & Security
Product Responsibility
Indigenous Peoples Applicable Social & Environemental Standards
Labour Practices
Labour & Working Conditions
Labour Practices & Decent Work
Voluntary Principles on Security & Human Rights
Action Plan & Management System
Fair Operating Practices
Land Acquisition & Involuntary Resettlement
Economic Guide to Operating in Areas of Conflict
Consultation & Disclosure
Community Involvement
Cultural Heritage Society Guide to Successful, Sustainable Social Investment
Grievance Mechanism
Environment Resource Efficiency & Pollution Prevention
Environmental A Guide to Social Impact Assessment
Independent Review
Biodiversity Conservation Local Content Strategy Covenants
Independent Monitoring & Reporting
BEBERAPA PEDOMAN TJS
5 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
7 KLAUSUL ISO 26000
6 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
CLAUSE 1: SCOPE
• Standar ini dimaksudkan untuk membantu organisasi dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan
• Dalam melaksanakan standar internasional ini, diharapkan bahwa
suatu organisasi mempertimbangkan aspek sosial, lingkungan, hukum,
budaya, politik & perbedaan organisasi, seperti halnya dengan
perbedaan kondisi ekonomi, namun tetap konsisten dengan norma
perilaku internasional
• Standar internasional ini dimaksudkan untuk membantu organisasi
dengan pedoman megenai tanggung jawab sosial & dapat digunakan
sebagai bagian dari kegiatan kebijakan publik
7 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
CLAUSE II. TERMS & DEFINITION
• Tanggung jawab sosial: tanggung jawab suatu organisasi terhadap
dampak dari keputusan & kegiatannya pada masyarakat &
lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan
etis yang:
- sejalan dengan pembangunan berkelanjutan, termasuk kesehatan &
kesejahteraan masyarakat
- mempertimbangkan harapan para pemangku kepentingan
- sejalan dengan hukum yang ditetapkan & konsisten dengan norma
perilaku internasional
- terintegrasi ke dalam organisasi & dilaksanakan secara menyeluruh
8 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
CLAUSE III. UNDERSTANDING SOCIAL RESPONSIBILITY
• “CSR lebih dikenal dibandingkan “SR”
• Adanya pandangan bahwa tanggung jawab sosial berlaku untuk semua
organisasi & tidak hanya di dunia bisnis, merupakan pengakuan bahwa
organisasi lain juga memiliki tanggung jawab dalam pembangunan
berkelanjutan
• Gagasan awal dari tanggung jawab sosial lebih dipusatkan kepada
kegiatan (1) filantropis seperti pemberian donasi
• Isu seperti (2) ketenagakerjaan & (3) praktek operasi yang
berkeadilan , lahir sekitar satu abad yang lalu
• Isu lain seperti (4) HAM, (5) lingkungan, (6) perlindungan konsumen
& melawan penipuan serta (7) korupsi, baru ditambahkan seiring
berjalannya waktu karena besarnya perhatian terhadap masalah ini
9 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
CLAUSE IV. PRINCIPLES
1. Akuntabilitas
Suatu organisasi sebaiknya akuntabel kepada dampak terhadap masyarakat,
ekonomi & lingkungan
2. Transparansi
Suatu organisasi sebaiknya transparan di dalam mengambil keputusan &
kegiatannya yang berdampak terhadap masyarakat & lingkungan
3. Perilaku Etis
Suatu organisasi sebaiknya berperilaku etis
4. Menghormati Kepentingan Stakeholder
Suatu organisasi sebaiknya menghargai, mempertimbangkan & menanggapi
kepentingan stakeholder
5. Menghormati Penegakan Hukum
Suatu organisasi sebaiknya meyakini bahwa menghormati penegakan hukum
adalah sebuah kewajiban
6. Menghormati Norma Perilaku Internasional
Suatu organisasi sebaiknya menghormati norma perilaku internasional
7. Menghormati HAM
Suatu organisasi sebaiknya menghormati HAM & mengakui kepentingan &
universalitasnya
10 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
CLAUSE V. FUNDAMENTAL PRACTICES
1. Mengakui Tanggung Jawab Sosial
• Dalam menerapkan tangung jawab sosial, suatu organisasi sebaiknya
memahami tiga hubungan:
- antara organisasi dengan masyarakat
- antara organisasi dengan para stakeholder
- antara para stakeholder dengan masyarakat
• Mengakui subyek inti & isu yang relevan terhadap tanggung jawab
sosial
• Tanggung jawab sosial & ruang lingkup pengaruh organisasi
2. Identifikasi & Keterlibatan Stakeholder
• Memahami bagaimana individu atau kelompok dapat terpengaruh dari
keputusan & kegiatan suatu organisasi, akan memungkinkan untuk
mengidentifikasi kepentingan mereka untuk berhubungan dengan
organisasi tersebut
• Keterlibatan stakeholder menyangkut dialog antara organisasi dengan
satu atau lebih dari para stakeholder mereka
11 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
CLAUSE VI: CORE SUBJECTS
20
12
© B
PM
IGA
S –
All
rig
hts
res
erv
ed
Labour Practices
Human Right
Fair Operating Practices
Community Involment &
Development
The Environment
Concumer Issues
organization
Organizational
Behavior
13 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
CLAUSE VII. INTEGRATING SOCIAL RESPONSIBILITY
1. The relationship of an organizations’ characteristics to social
responsibility
2. Understanding the social responsibility of an organization
3. Practices for integrating social responsibility throughout an
organization
4. Communication on social responsibility
5. Enhancing credibility regarding social responsibility
6. Reviewing & improving an organization’s actions & practices related
to social responsibility
7. Voluntary initiatives for social responsibility
14 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
15 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
TJS NGO DALAM KEGIATAN HULU MIGAS
PRIVATE AND CONFIDENTIAL 16
VIDAL, TORRES, GUIX & RODRIGUEZ: THE SOCIAL RESPONSIBILITY OF NON PROFIT ORGANISATIONS, 2005
1. People within the organisation: organisations do not exist by themselves; they consist of a group of people. Therefore, people constitute the assets in an organisation.
2. Stakeholders: the actual social model makes necessary to participate with other people and organisations to be able to carry out the mission.
3. Mission and values give sense to the organisation and reach all its levels. An incoherence regarding this point impacts directly in the sense of the organisation.
4. Transparency: the fact of managing resources from other sources, and the need to count on the credibility of civil society make transparency a key issue in the relation with stakeholders.
5. Environmental management: all social activities consume natural resources and produce waste. It is each one’s responsibility to assume the impact this may causes on the environment and adapt its activity to it.
6. Communication: communication actions are responsible for the organisation social image. They also establish a way to relate to society and to destinataries.
7. Social involvement: organisations develop a relationship with the environment where they live, which could not be linked with the activities they carry out.
17 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
TJS MEDIA DALAM KEGIATAN HULU MIGAS
PRIVATE AND CONFIDENTIAL 18
MEDIA CSR FORUM: MAPPING THE LANDSCAPE – CSR ISSUES FOR THE MEDIA SECTOR, 2008
1. Creative independence
2. Diversity of output
3. Freedom of expression
4. Impartial & balanced output
5. Media literacy
6. Transparent & responsible editorial policies
7. Valuing creativity
8. Responsible advertising
9. Awareness of the impact of communication
19 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
TJS AKADEMISI DALAM KEGIATAN HULU MIGAS
PRIVATE AND CONFIDENTIAL 20
DAPHNE MC CURDY: SOCIAL RESPONSIBILITIES OF UNIVERSITIES
• Personal intellectual advancement + Broader goals
• Public good
• Produce leaders of tomorrow
• Release potential of everyone
• Equip graduates with ethical and entrepreneurial skills
• Innovate - oversee development of new technologies
• Think tanks - use abstract to quantify and evaluate
• Foresee and alert to trends - prevent major crisis
• Set path to peace and sustainable development
• Engage with the community to create just society
21 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
TJS PEMERINTAH DALAM KEGIATAN HULU MIGAS
PRIVATE AND CONFIDENTIAL 22
BEBERAPA PERATURAN TERKAIT TJS
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Consumer Issues) 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Human Rights) 3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi 4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Labour Practices) 5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik 6. Undang-Undang Nomor 32Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Environment) 7. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi 8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat
Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi 9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2010 Tentang Transparansi
Pendapatan Negara dan Pendapatan Daerah 10. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi 11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2004 Tentang Pengamanan Obyek
Vital Nasional 12. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang Peningkatan Produksi
Minyak Bumi Nasional
PRIVATE AND CONFIDENTIAL 23
TJS PEMERINTAH DAERAH DALAM INPRES 2 / 2012 TENTANG PENINGKATAN PRODUKSI MINYAK BUMI NASIONAL
Para Gubernur:
1. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota dalam rangka mendukung peningkatan produksi minyak bumi nasional;
2. melakukan percepatan dan kemudahan perizinan yang terkait dengan upaya peningkatan produksi minyak bumi nasional; dan
3. memberikan dukungan dan melakukan kebijakan dalam rangka peningkatan produksi minyak bumi nasional.
PRIVATE AND CONFIDENTIAL 24
TJS PEMERINTAH DAERAH DALAM INPRES 2 / 2012 TENTANG PENINGKATAN PRODUKSI MINYAK BUMI NASIONAL
Para Bupati/Walikota:
1. melakukan percepatan dan kemudahan perizinan yang terkait dengan upaya peningkatan produksi minyak bumi nasional; dan
2. memberikan dukungan dan melakukan kebijakan dalam rangka mendukung peningkatan produksi minyak bumi nasional.
25 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
TJS INDUSTRI HULU MIGAS
26
Catatan: *) Outlook berdasarkan data realisasi per 31 Maret 2013
ISO 26000: Organizational Governance / Community Involvement & Development GRI 3.1: Governance Commitments & Engagement / Economic IPIECA:
Profil Distribusi Penerimaan Sektor Hulu Migas
1.972 2.167 3.077 4.691 5.544 6.204 9.512
5.694 7.608 9.657 10.416 8.973 4.463 5.661 7.126
7.413 8.112 8.710
9.339
10.109 11.768
15.341 15.715 17.490
9.633 10.845
13.675
19.797 22.638
23.793
35.302
19.950
26.497
35.798 34.934 30.088
16.665 19.019
24.153
32.051
36.294 38.707
54.152
35.752
45.869
60.796 61.065
56.551
2.204 2.255 2.254 2.282 2.326
2.219
2.050 2.033
2.158
2.067 2.097 2.061
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1.600
1.800
2.000
2.200
2.400
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
90.000
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013*
MB
OEP
D
Juta
US$
Net Contractor Share Cost Recovery Indonesian Share Gross Revenue Lifting (MBOEPD) - Inc. DC. Exc.
Investasi Migas yang meningkat setiap tahunnya berdampak pada kenaikan penerimaan negara dari sektor hulu migas
27
4.397 4.416 4.202
4.008 3.820 3.775 3.681
4.336 4.078
3.631 3.479 3.850
1.480 1.466 1.513 2.341 2.527 2.913 3.323 3.379 3.267 3.550 3.391 4.560 0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
5.000
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013* 2014
BB
TUD
Ekspor Domestik
Tangguh 710 BBTUD Tangguh
846 BBTUD
ISO 26000: Organizational Governance / Community Involvement & Development GRI 3.1: Governance Commitments & Engagement / Economic IPIECA:
Peningkatan Penyaluran Gas ke Domestik
Catatan: *) Outlook berdasarkan data realisasi bulan Februari 2013
Sejak tahun 2003 sampai tahun 2012, penyaluran gas ke domestik meningkat rata-rata 9% per tahun
*
28
Horizon 1: “Strengthening The Foundation and Compliance”
Horizon 2: “Capability Enhancement” Horizon 3: “Vision Stabilization”
2013 - 2014 2015 2016 - 2017
Tujuan
Initiatives
Tujuan
Initiatives
Tujuan
Initiatives
Fokus area adalah mengembangkan basis serta compliance pelaksanaan terhadap regulasi tersedia
Fokus area adalah pengembangan Tenaga Kerja Nasional terintegrasi
Periode roll-out inisiatif Horizon 1 menjadi business as usual
Fokus area dalam meningkatkan sarana pendukung Periode stabilisasi untuk area pengelolaan SDM yang telah
diimplementasikan
Standar model kompetensi teknis Penyempurnaan PTK 018 (Fase I) Sertifikasi PTK 018 untuk level manajemen (Fase I) Analisis kebutuhan tenaga kerja hulu migas NCB untuk fresh graduate Pendefinisian standar kualifikasi rekrutan SDM Program knowledge sharing antar KKKS Program penyelarasan komitmen pimpinan KKKS Penyesuaian kebijakan terkait penggunaan TKA Penyempurnaan KPI & program penilaian kinerja Mekanisme monitoring dan reporting kinerja Guest lecture & sharing session TKA di Universitas Cross posting TKN SKMIGAS - KKKS atau antar KKKS Key player program and management (Fase I) Penanaman wawasan kebangsaan Tata kelola interaksi dengan seluruh stakeholders Penyusunan panduan organisasi HR Panduan knowledge sharing dari TKA ke TKI Pendefinisian budaya "shared identity“ Penerapan dual career ladder di KKKS Referensi remunerasi & optimasi reward system Forum komunikasi antar stakeholders Panduan pelaksanaan change management HRIS terintegrasi dalam pengelolaan database SDM industri
hulu migas nasional (Fase I)
Peningkatan kapabilitas lembaga training Pusdiklat Migas melalui implementasi program NCB
Program internasionalisasi bagi KKKS lokal (di luar IOC) NCB untuk operator Program sertifikasi petroteknikal dan kompetensi teknis terkait
bertaraf internasional Key player program and management (Fase II) Program optimasi pensiunan sebagai tenaga ahli
Penyempurnaan PTK 018 (Fase II) Sertifikasi PTK 018 untuk level manajemen bidang SDM (Revisi
PTK 018 Fase II) NCB untuk pekerja mid-level NCB untuk pimpinan Peningkatan kapabilitas Balai Latihan Kerja (BLK) di sekitar
wilayah operasi KKKS HRIS terintegrasi dalam pengelolaan database SDM industri
hulu migas nasional (Fase II)
ISO 26000: Organizational Governance / Labour Practices GRI 3.1: Governance Commitments & Engagement / Labor IPIECA:
Program National Capacity Building (1/2)
1. Roadmap pengelolaan SDM Industri Hulu Migas Nasional
29
Assessment (8 – 15 Agustus 2012)
Visioning Workshop (6 – 7 September 2012)
Raker SDM (25 & 28 September 2012)
Blueprint Finalization (Oktober – November 2012)
Target implementasi: • Pemetaan kondisi
sekarang • Analisis kondisi yang
ditargetkan • Analisis gap
Hasil pekerjaan: • Hasil analisis gap antara
kondisi sekarang dan yang ditargetkan
Target implementasi: • Pembuatan Vision & Strategic
Outcomes • Identifikasi draft inisiatif
Hasil pekerjaan: • Vision, Strategic Outcome • Draft Inisiatif
Target implementasi: • Sosialisasi visi dan inisiatif • Identifikasi tambahan inisiatif • Prioritisasi inisiatif
Hasil pekerjaan: • Konfirmasi inisiatif • Prioritisasi inisiatif
Target implementasi: • Finalisasi Blueprint dan project charter • Finalisasi Roadmap untuk implementasi
Hasil pekerjaan: • Konfirmasi Blueprint • Konfirmasi Roadmap
Stakeholder Management (Oktober – end of period)
Target implementasi: • Identifikasi Stakeholder • Desain materi komunikasi • Pemetaan kesiapan Stakeholder
Hasil pekerjaan: • Daftar stakeholder • Pemetaan kesiapan Stakeholder’ • Materi komunikasi
Implementation
ISO 26000: Organizational Governance / Labour Practices GRI 3.1: Governance Commitments & Engagement / Labor IPIECA:
Program National Capacity Building (2/2)
2. Persiapan Implementasi Program NCB
30
77%
77%
75%
71%
71
%
67%
67%
67%
67%
65%
65
%
65
%
64%
64%
64%
62%
60%
60%
59%
59
%
58%
58%
57%
57%
56
%
56%
55%
53%
53
%
51%
48%
48%
46%
46%
46%
46%
45
%
45%
44%
42%
42%
42%
38%
14%
14%
14%
12%
10%
10%
10
%
8%
8%
8%
8%
6%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
ISO 26000: Human Rights / Fair Operating Practices / Community Involvement & Development GRI 3.1: Governance Commitments & Engagement / Economic IPIECA:
Kontribusi KKKS terhadap GOI Take Q1-2013
Catatan: *) Data Keuangan KKKS Sementara per 28 Januari 2013 (periode pembukuan Jan-Des’12)
Penerimaan Negara dari kegiatan KKKS rata-rata sebesar 59% dari gross revenue.
Rata-rata : 59%
% GOI Take
% GOI Take (Pertamina)
% GOI Take JOB/PHE
31
ISO 26000: Human Rights / Fair Operating Practices / Community Involvement & Development GRI 3.1: Governance Commitments & Engagement / Economic IPIECA:
Kontribusi Industri Hulu Migas terhadap APBN Tahun 1998 – 2013*
Catatan: *) Outlook berdasarkan data realisasi per 31 Maret 2013
Total kontribusi industri hulu migas terhadap APBN di tahun 2013 diperkirakan akan mencapai Rp 257 Triliun atau 17% dari total penerimaan domestik.
41 59 85 104 78 80 108 143 209 182 304
185 221 278 302 257 117 146 120 197 221 261
295 351
428 524
675
683 771
920 1.034
1.268
158 204 205
301 299 341 403
494
636 706
979
868
992
1.198
1.336
1.525
26% 29%
42%
35%
26% 24% 27% 29%
33%
26% 31%
21% 22% 23% 23% 17%
-80%
-60%
-40%
-20%
0%
20%
40%
-
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1.600
1.800
2.000
2.200
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013*
Trili
un
Ru
pia
h
Penerimaan dari Hulu Migas (PNBP + Pajak) Penerimaan dari Non Migas Total Penerimaan Domestik % Migas thdp Total Domestik
32
ISO 26000: Human Rights / Fair Operating Practices / Community Involvement & Development GRI 3.1: Governance Commitments & Engagement / Economic IPIECA:
Alokasi Gas untuk Industri, Kelistrikan dan Pupuk
0,1
2,7 4,1 4,2
5,2 5,9 6,2
10,1 10,2 10,3 10,3 10,7
1,2
2,3
3,2 4,4
5,3 5,8
6,3
6,9 7,0 7,6 7,6
7,9
1,1
1,2
1,8
1,9
2,8
2,8 2,9
3,1 3,3 3,6 3,9
3,9
0
5
10
15
20
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013* 2014
Trill
ion
Cu
bic
Fee
t (T
CF)
Akumulasi Total Kontrak Gas Bumi Indonesia
Industri (TCF) Kelistrikan (TCF) Pupuk (TCF) Total (TCF)
*
*) Data tahun 2013 dan 2014 berdasarkan data Perjanjian s.d. Februari 2013
Sebagian besar gas domestik digunakan untuk keperluan industri, kelistrikan dan pupuk yaitu rata-rata 44% dari total lifting gas.
33
995 1.846 1.400
3.577 3.811 3.706 5.082
460
5.862 4.737 6.568
5.408
6.976 8.109
11.531
1.845
43%
54%
43% 49%
63% 61% 60%
51%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
16.000
18.000
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Juta
US$
Barang Jasa %TKDN
Nilai seluruh komitmen pengadaan barang dan jasa Januari – Maret 2013 adalah US$ 2,305 Juta dengan persentase TKDN sebesar 51% (cost basis).
ISO 26000: Human Rights / Fair Operating Practices / Community Involvement & Development GRI 3.1: Governance Commitments & Engagement / Economic IPIECA:
Komitmen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
34
April 2009 s.d. Maret 2013 (US$ Juta) Komitmen Transaksi Tahunan (US$ Milyar)
Mandiri, $19,744
(74%)
BNI, $3,983 (15%)
BRI, $1,845
(7%)
Syariah Mandiri, $491 (2%)
Mandiri/BNI, $522 (2%)
Mandiri & BRI, $16 (.1%)
Muamalat, $6
(.02%)
BUMD, $71 (.3%)
3.970
4.626
6.349
9.338
2.397
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
2009 2010 2011 2012 Mar-13
ISO 26000: Human Rights / Fair Operating Practices / Community Involvement & Development GRI 3.1: Governance Commitments & Engagement / Economic IPIECA:
Keterlibatan Bank BUMN/BUMD
Nilai komitmen tahunan transaksi pembayaran melalui Bank BUMN/BUMD mengalami peningkatan setiap tahunnya, dimana nilai pada tahun 2012 meningkat 135% dibandingkan tahun 2009.
Total April 2009 s.d. Maret 2013: US$ 26,678 Miliar
35
ISO 26000: Human Rights / Fair Operating Practices / Community Involvement & Development GRI 3.1: Governance Commitments & Engagement / Economic IPIECA:
Penyimpanan Dana ASR di Bank BUMN
134
167
232
344 355
0
50
100
150
200
250
300
350
400
2009 2010 2011 2012 31 Mrt '13
Kumulatif Dana ASR (US$ Juta)
Sampai Maret 2013, penempatan Dana ASR di Bank BUMN telah mencapai US$ 355 Juta atau meningkat 165% dibandingkan tahun 2009.
09/09/2013 36 PRIVATE AND CONFIDENTIAL 36
Sources of revenues
Sources of energy and feedstock
Creating Multiplier
effect
Indonesia’s economic development
SHIFTING THE PARADIGM
GAS
OIL
&
Past approach: Maximize revenues
Current approach:
People prosperity Pro poor, pro job, pro growth, pro env.
09/09/2013 37 PRIVATE AND CONFIDENTIAL 37
THE
LOCOMOTIVE
TO
DEVELOP THE
NATION
NATIONAL OBJECTIVE
UPSTREAM OIL AND GAS
INDUSTRY
SATUAN KERJA KHUSUS
PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
(SKK Migas)
KANTOR PUSAT Wisma Mulia Lantai LG, 21, 22, 23, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40 Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 42, Jakarta 12710, INDONESIA
PO BOX 4775 Telepon : +62 21 2924 1607
Faksimile : +62 21 2924 9999
39 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
July 2007 :
Law No. 25 and 40 / 2007 on Limited Liability Corporations,
Requiring companies and investor active in natural resources to
engage in CSR as an obligation.
on going issue
09/09/2013 40 PRIVATE AND CONFIDENTIAL 40
CSR Dalam Peraturan Perundangan di Indonesia
1. Pasal 15 (b) UU No. 25 Thn 2007 ttg Penanaman Modal :
Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung
jawab sosial perusahaan. Yang dimaksud dengan “tanggung jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat “.
Social Responsibility
09/09/2013 41 PRIVATE AND CONFIDENTIAL 41
CSR Dalam Peraturan Perundangan di Indonesia
2. UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Pasal 74
Perusahaan yang bergerak dalam bidang sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan lingkungan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
Social Responsibility
09/09/2013 42 PRIVATE AND CONFIDENTIAL 42
CSR Dalam Peraturan Perundangan di Indonesia
3. UU No. 22 /2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, Pasal 40 :
Badan Usaha atau Badan Usaha Tetap menjamin keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup disamping juga ikut bertanggung jawab dalam mengembangkan lingkungan dan masyarakat setempat.
Penjelasan pasal 40 ayat 5:
Yang dimaksud dengan “ikut bertanggung jawab mengembangkan lingkungan dan masyarakat setempat” adalah keikutsertaan BU/BUT dalam mengembangkan dan memanfaatkan potensi dan kemampuan masyarakat setempat, antara lain dengan cara mempekerjakan tenaga kerja dalam jumlah dan kualitas tertentu, serta meningkatkan lingkungan hunian masyarakat, agar tercipta keharmonisan antara BU/BUT dengan masyarakat sekitarnya
Social Responsibility
09/09/2013 43 PRIVATE AND CONFIDENTIAL 43
CSR Dalam Peraturan Perundangan di Indonesia
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2010 Tentang Biaya Operasi Yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi, maka program CD dilaksanakan dengan ketentuan sbb.:
A. Biaya Program CD yang dilaksanakan oleh KKKS Eksplorasi dimasukkan sebagai biaya operasi (Cost Recovery) .
B. Biaya Program CD yang dilaksanakan oleh KKKS Produksi tidak
dimasukkan sebagai biaya operasi (Non Cost Recovery).
Social Responsibility
09/09/2013 44 PRIVATE AND CONFIDENTIAL 44
PRIVATE AND CONFIDENTIAL 45
30%
46 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
Community Development
20
12
© B
PM
IGA
S –
All
rig
hts
res
erv
ed
Labour Practices
Human Right
Fair Operating Practices
Community Involment &
Development
The Environment
Concumer Issues
organization
Organizational
Behavior
Part of category of Social Responsibility
09/09/2013 48 PRIVATE AND CONFIDENTIAL 48
Value
SR
(CSR)
Praktik CD
Community Development
49 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
PKPO
Social Program for Operation Support
50 PRIVATE AND CONFIDENTIAL
CSR in Upstream Oil and Gas
PROFIT ?
Operational Cost ?
PRIVATE AND CONFIDENTIAL 51
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY KKKS
(CSR KKKS)
KKKS Non Cost Rec.
Menjalin Hubungan Baik Reputasi Publik Welfare
PROGRAM KEMASYARAKATAN PENDUKUNG OPERASI
(PKPO)
SKKMIGAS-KKKS Cost Rec.
Mitigasi Sosial / Komitmen AMDAL
Mendukung Kepentingan Operasi Akses Masyarakat
CD
welfare
CSR INDUSTRI HULU MIGAS
09/09/2013 52 PRIVATE AND CONFIDENTIAL 52
In order to execute the production sharing contract, SKK Migas and PSC
Companies need:
1. To make sure that all upstream oil and gas activities smoothly operated to
increase the national oil and gas production.
2. Placing the society not as an object, but part of investment asset,
strategic equal level with production investment
3. Improving the production process by minimizing the risk of social
obstacles, security and environmental disaster.
4. Comply with environmental concern (Amdal)
5. Maintaining good relationship and doing the conciliation with all
stakeholders in operation area.
PKPO
Social Program for Operation Support
09/09/2013 53 PRIVATE AND CONFIDENTIAL 53
PKPO
1. The misunderstanding of social responsibility concept and the activities of upstream oil and gas (production sharing system/nation interest/ contractors are the nation operator) causing the conflict in operation area.
2. PSC Contractors through PKPO programs can be part of government ‘hands’ quick response in answering the unbalancing or problems in social-economy.
3. PKPO SKK Migas – KKKS should direct touch to the society needs and direct to the benefit receiver.
PRIVATE AND CONFIDENTIAL 54
CSR Program in Upstream Oil and Gas
• Economic empowerment
To support government in empowering the society in the enteurpreunership to increase their income.
• Education and Culture Development
Scholarship, education infrastructures and facility, improvement of education quality
• Health To support the improvement society healthiness
• Social Facility, General Facility, Infrastructure
Building infrastructure and social facility surrounding the operation area
• Environment
09/09/2013 55 PRIVATE AND CONFIDENTIAL 55
Principles CSR Implementation
1. Commitment of PSC Company’s Top
Management
2. Donation not deliver in cash (in-kind).
3. Based on the priority of the society needs
through the bottom up aspiration.
4. Giving the positive benefit in short, medium,
and long term, and stimulate multiplier
impacts
5. Not overlapping or taking over the role,
authorization and government responsibility.
6. Prioritized in surrounding working area
7. No related with political practices and
religion, racial harassment.
09/09/2013 56 PRIVATE AND CONFIDENTIAL 56
Pattern of implementation and supervision
Pattern of implementation
PSC Contractors could execute their CD/CSR
programs by partnership with other parties
such as local government, university, research
institution, NGO etc.
Supervision
SKK Migas through External Affair Division by
auditing the CSR report and field visit to the
PSC working area annually.
top related