membangun sistem k3 laboratorium dan pengelolaan limbah...

Post on 11-Mar-2019

298 Views

Category:

Documents

8 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Membangun Sistem K3 Laboratorium dan Pengelolaan Limbah B3

Dr. Yogi Wibisono Budhi

Kepala UPT K3L ITB

Staf Pengajar Program Studi Teknik Kimia FTI ITB

Kepala Pusat Keselamatan dan Forensik Proses ITB

Disampaikan dalam Workshop K3 PT, UGM, 24-25 Oktober 20181

Latar Belakang Pentingnya K3 di Laboratorium

2

Kejadian Kebakaran Berdampak Negatif

Rugi akibat kebakaran:

• Hilang asset fisik

• Rugi ekonomi

• Lapangan kerja

• Korban manusia

Apa penyebabnya?

• Listrik

• Gas LPD/kompor

• Puntung rokok

• dll

SistemHarus

Tangguh

3

Dasar Hukum

• K3 merupakan masalah bersama dalam PT• Kejadian di sebuah Gedung/Lab Gedung/Lab lain

• Permenaker 5/2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja

• Diperlukan komitmen Pimpinan PT

4

Permen/KepmenPerguruan Tinggi

(wajib)

Unit K3L (Keamanan, Kesehatan, Keselamatankerja, dan Lingkungan)

Permenaker 5/2018

1. Faktor Ergonomi: kesesuaian fasilitas kerja2. Faktor Psikologi: hubungan antar pekerja3. Standar iklim kerja dingin: suhu dingin, kecepatan angina4. K3 Lingkungan Kerja: menjamin K3 tenaga kerja5. Ahli Hygiene6. Metode Uji7. Penerapan hygiene dan sanitasi8. Pemeriksaan dan pengujian K39. Pelaporan pemeriksaan dan pengujian10. Stiker tidak memenuhi persyaratan K3

5

Sistem Pendidikan Nasional(UU nomor 20 tahun 2003)

Ketahanan Kampus, SDM dan Pemimpin Bangsa

6

Kejadian KecelakaanKerja di Kampus

7

• Mengapa kecelakaan kerjadapat terjadi?

• Apa dampak yang ditimbulkanakibat kecelakaan kerja?

• Apakah kecelakaan kerja dapatdiminimalisir atau dicegah?

• Bagaimana cara mencegahnya?

• Siapa yang harus mencegahnya?

Lesson Learned

Mengapa Kecelakaan Terjadi?

• Tidak diketahuinya prosedur bekerja yang aman (safe) atau

• Telah mengetahui namun secara sengajamelakukan pelanggaran

• Menciptakan potensi kecelakaan yang besar

• Tidak didukungnya sarana – prasarana yang menunjang sistem keselamatan kerja

Secara umum belum terbentuknya budayakeselamatan kerja pada civitas akademika

8

Aset Penting Perguruan Tinggi

Aset di perguruan tinggi yang amat bernilai dan perlu dijaga:

• Manusia unggul sebagai generasipenerus bangsa

• Karya ilmiah (disertasi, tesis, skripsi, artikel, paten)

• Fasilitas (laboratorium, fasilitasriset, perpustakaan, bengkel dll)

9

Membentuk organisasi pelaksana

Membangun sistem regulasi, sosialisasi, sanksi

Membangun budaya & infrastruktur

Membangun Sistem Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja

10

Laboratorium danImplementasi Sistem K3

11

Laboratorium

Laboratorium (disingkat lab) adalah tempatriset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan.

Kata kunci:

• Ruang fisik

• Fasilitas alat

• Bahan

• Orang (dosen, peneliti, mahasiswa, analis, teknisi)

Bagaimana kegiatan di lab berlangsung aman dan selamat?12

Organisasi Tim K3

Departemen/Program

Studi

13

KetuaKeselamatan

Kerja

Program

Safety round

Induction, Drill

Bagian P3K danFloor Captain

Logistik

Dokumen safety

Safety sign

Label akses mhs

Sertifikat, Tool

Program

Memperbaharui peraturan dan memeriksa kondisi piranti keselamatan kerja secara rutin.

Program Pengenalan Keselamatan Kerja:

• Pemberdayaan peran Kepala Lab dalam menjaga kondisi lab nya yang memenuhi kriteria safety.

• Pemberdayaan asisten lab dalam menjaga kondisi lab nya yang memenuhi kriteria safety.

• Safety round

• Safety drill/evakuasi:

• Kebakaran dan pemadaman api

• Safety induction

• Pembekalan safety rescuer 14

Program

Safety round: Lakukan inspeksi safety rutin maupun tiba-tiba

• Setiap alat percobaan harus terdaftar

• Daftar nama alat, lokasi, status, pengguna (beri label REGISTERED untuk memudahkan pengecekan)

• Mahasiswa tidak boleh membawa alat sendiri

• Petugas akan melakukan inspeksi terhadap alat-alat yang terdaftar tersebut

• Inspeksi melibatkan dosen, karyawan, dan asisten

• Hasil inspeksi akan dievaluasi

• Formulir Kondisi Alat Percobaan

• Formulir Alat Percobaan dan MSDS

• Job Safety Analysis (JSA)

• Working Instruction (WI)15

Kondisi Alat Percobaan

Periksa apakah susunan alat percobaan berikut sudah benar

dan aman untuk digunakan.

16

Apakah Kondisi Alat ini Aman?

Angin

Informasi/data penting:• Jenis bahan• Sifat fisik/kimia bahan• Aliran air pendingin• Arah angin• Burner• Sambungan

• Review SOP• Working Instruction• JSA• MSDS• HAZOP• HAZID

17

Program

Latihan keadaan darurat (safety drill)

• Rutin setiap 6 bulan

• Uji piranti darurat

Safety induction setiap awal semester (wajib untuk mahasiswa/praktikan)

Ujian tentang K3 sebelum masuk Laboratorium

Melatih gugus P3K

• Karyawan

• Mahasiswa

Latihan menolong korban

Kesadaran pada keselamatan kerja

• Laporkan temuan, foto, dll.18

Logistik

Dokumen safety, formulir, panduan dll.

Safety sign (existing, renewing, proposing)

Daftar akses per lab untuk mahasiswa penelitian dan lab instruksional

• Sertifikat/kartu yang telah mengikuti safety induction

MSDS, Hazop, JSA, WI

Pengembangan sarana telpon internal, CCTV, safety shower

Pemadam kebakaran dll19

Membangun Sistem Regulasi

Peraturan keselamatan kerja

• Berada di gedung

• Bekerja di laboratorium

Berupa buku panduan keselamatan kerja

• K3L

• Tim Safety Program Studi

• Buku Panduan Keselamatan

• MSDS 20

Buku Panduan Keselamatan Kerja

•Berisi panduan keselamatan kerja secara lengkap yang dituangkan dalam bab-bab.

•Harus dimiliki oleh setiap insan yang melakukan kegiatan di Laboratorium

•Wajib ditaati tanpa kecuali.

21

Wajib dicetak, wajib dibawa saat pembicaraan/praktikum

Peraturan Keselamatan Kerja Ringkas

• Berisi peraturan keselamatan kerja yang bersifat utama dan lebih ringkas.• Ditempel di pintu lab

• Selain untuk civitas akademika, ini juga sesuai untuk tamu.

• Tamu wajib mentaati peraturan keselamatan kerja.

22

Peraturan (Ringkasan)

23

Dilarang bekerja sendirian di laboratorium

• Mahasiswa dapat bekerja di dalam laboratorium instruksional hanya pada waktu yang telah dijadwalkan dan hanya ketika diawasi oleh Asisten Mata Kuliah yang ditunjuk atau oleh salah satu anggota fakultas

Kacamata keselamatan yang disetujui harus digunakan setiap saat ketika berada di dalam laboratorium.

• Anda bertanggung jawab untuk membawa kacamata keselamatan yang disetujui ke laboratorium setiap minggu

Mahasiswa hanya boleh melakukan percobaan yang diijinkan dan hanya pada waktu yang telah dijadwalkan

Gunakan setiap tindakan pencegahan untuk menjaga semua bahan kimia dari kulit dan pakaian anda, serta dari hidung, mulut, dan mata anda, serta jauhkan dari api.

• Dilarang makan atau minum apapun (termasuk air) di dalam laboratorium.

Kesehatan Laboratorium

•Kegiatan penelitian dan ekses limbah B3• Diolah sendiri• Dikelola sendiri dan diolah pihak lain

•Bagaimana menangani produksi limbah?• Limbah gas• Limbah padat• Limbah cair

24

Tata Cara Menyimpan Bahan Kimia

1. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca.

2. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastic.

3. Bahan yang dapat berubah apabila terkena matahari langsung harus disimpan daam botol gelapdan diletakkan dalam lemari tertutup.

4. Bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara langsung dapat disimpan dalambotol berwarna bening.

5. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.

6. Bahan disimpan dalam botol yang diberi symbol karakteristik masing-masing bahan.

7. Sebaiknya bahan disimpan dalam botol induk yang berukuran besar. Pengambilan bahan kimiadari botol secukupnya saja sesuai kebutuhan, dan sisa bahan praktikum disimpan dalam botolkecil, jangan dikembalikan ke dalam botol induk, bertujuan untuk menghindari rusaknya bahandalam botol induk.

25

Syarat Penyimpanan Bahan Kimia di laboratorium

1. Bahan mudah terbakar• Banyak bahan-bahan kimia yang dapat terbakar sendiri, terbakar jika terkena udara,

terkena benda panas, terkena api, atau jika bercampur dengan bahan kimia lain. Fosfor (P) putih, fosfin (PH3), alkil logam, boran (BH3) akan terbakar sendiri jikaterkena udara. Pipa air, tabung gelas yang panas akan menyalakan karbon disulfide (CS2). Bunga api dapat menyalakan bermacam-macam gas. Dari segi mudahnyaterbakar, cairan organic dapat dibagi menjadi 3 golongan:• Cairan yang terbakar di bawah temperatur -4oC, misalnya karbon disulfide (CS2), eter

(C2H5OC2H5), benzena (C5H6), aseton (CH3COCH3).• Cairan yang dapat terbakar pada temperatur antara -4oC - 21oC, misalnya etanol (C2H5OH),

methanol (CH3OH).• Cairan yang dapat terbakar pada temperatur 21oC – 93,5oC, misalnya kerosin (minyak

lampu), terpentin, naftalena, minyak baker.• Syarat penyimpanan:

• Temperatur dingin dan berventilasi,• Tersedia alat pemadam kebakaran,• Jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara rokok. 26

Syarat Penyimpanan Bahan Kimia di laboratorium

2. Bahan mudah meledak• Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “explosive“ (E) dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan,

api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Contoh bahan kimia mudah meledak antara lain: ammonium nitrat, nitrogliserin, TNT. Hal-hal yang dapat menyebabkan ledakan adalah:

• Karena ada udara cair. Udara dapat meledak jika dicampur dengan unsur-unsur pereduksi dan hidrokarbon• Karena ada gas-gas • Karena ada debu. Debu padat dari bahan mudah terbakar bercampur dengan udara dapat menimbulkan ledakan dahsyat• Karena adanya pelarut mudah terbakar.• Karena ada peroksida.

• Syarat penyimpanan:• Ruangan dingin dan berventilasi• Jauhkan dari panas dan api• Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis

• Kombinasi zat-zat yang sering meledak di laboratorium pada waktu melakukan percobaan adalah:• Ammonium nitrat (NH4NO3), serbuk seng (Zn) dengan air• Peroksida dengan magnesium (Mg), seng (Zn) atau aluminium (Al)• Klorat dengan asam sulfat• Natrium (Na) atau kalium (K) dengan air• Asam nitrat (HNO3) dengan seng (Zn), magnesium atau logam lain• Kalium nitrat (KNO3) dengan natrium asetat (CH3COONa)• Nitrat dengan eter• Halogen dengan amoniak• Fosfor (P) dengan asam nitrat (HNO3), suatu nitrat atau klorat• Merkuri oksida (HgO) dengan sulfur (S) 27

Syarat Penyimpanan Bahan Kimia di laboratorium

3. Bahan beracun• Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “very toxic (T+)” dan

“toxic (F)” dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis danbahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melaluiinhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Contoh: kaliumsianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene, atripin, sublimate (HgCl2), persenyawaan sianida, arsen, dan gas karbon monoksida (CO) dari aliran gas.

• Syarat penyimpanan:• Ruangan dingin dan berventilasi• Jauh dari bahaya kebakaran• Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan• Dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi• Kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang

dipergunakan 28

Syarat Penyimpanan Bahan Kimia di laboratorium

4. Bahan korosif• Bahan dan formulasi dengan notasi “corrosive (C)” adalah merusak jaringan hidup. Contoh asam-asam,

anhidrida asam, dan alkali. Bahan ini dapat merusak wadah dan bereaksi dengan zat-zat beracun. • Syarat penyimpanan:

• Ruangan dingin dan berventilasi• Wadah tertutup dan beretiket• Dipisahkan dari zat-zat beracun

5. Bahan Oksidator• Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ”oxidizing (O)“ biasanya tidak mudah

terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah dapat menimbulkan ledakan dahsyat, terutamaperoksida. Contoh: Chlorat, Perklorat, Bromat, Peroksida, Asam Nitrat, Kalium Nitrat, KaliumPermanganat, Bromin, Klorin, Fluorin, dan Iodin yang mudah bereaksi dengan Oksigen (dalam kondisitertentu).

• Syarat penyimpanan:• Temperatur ruangan dingin dan berventilasi• Jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok• Jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor 29

Syarat Penyimpanan Bahan Kimia di laboratorium

6. Bahan reaktif terhadap air• Contoh: natrium, hidrida, karbit, nitrida.• Syarat penyimpanan:

• Temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi• Jauh dari sumber nyala api atau panas• Bangunan kedap air• Disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2, dry powder)

7. Bahan reaktif terhadap asam• Zat-zat tersebut kebanyakan dengan asam menghasilkan gas yang mudah terbakar atau

beracun, contoh: natrium, hidrida, sianida.• Syarat penyimpanan:

• Ruangan dingin dan berventilasi• Jauhkan dari sumber api, panas, dan asam• Ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan terbentuk kantong-kantong hydrogen• Disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian kerja 30

Syarat Penyimpanan Bahan Kimia di laboratorium

8. Gas bertekanan• Contoh: gas N2, asetilen, H2, dan Cl2 dalam tabung silinder.• Syarat penyimpanan:

• Disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat

• Ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari

• Jauh dari api dan panas

• Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub.

31

Mengelola Limbah

Setiap limbah yang dihasilkan harus dikumpulkan di masing-masing laboratorium berdasarkan jenisnya(asam, basa, garam, organik, dll.) dan diberi label

Gunakan wadah yang baku

Pada setiap waktu tertentu, limbah-limbah tersebut dikirimkan ke TPS di kampus untuk dikelola secara mandiri atau dikirimkan ke pusat pengelolaan limbah profesional di luar kampus 32

Penampungan Limbah B3 Sementara

Diperlukan ruangan khusus untuk menyimpan limbah B3

33

Source Model dan Model Dispersi

• Salah satu metode mengetahui proses kejadian (kebocoran, kebakaran, dan ledakan)• Memperkirakan kejadian di awal (preventif)• Menganalisis suatu kejadian (forensik)• Menentukan banyaknya bahan mengalir keluar dari sumber• Menentukan berapa lama yang diperlukan hingga pelepasan

bahan berbahaya selesai• Menentukan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai

lokasi tertentu (meja kerja mahasiswa, gedung lain)• Memperkirakan apakah ada dampak kebakaran/ledakan• Berlaku syarat awal dan syarat batas 34

• C = konsentrasi (atau T = temperatur)

• t = waktu

• u = kecepatan linier

• D = koefisien difusi

• Syarat awal: menentukan kadar C di semua bagian domain saat t = 0

• Syarat batas: menentukan nilai C di garis batas domain

• Titik sumber dapat dinyatakan dengan elemen yang diberi nilai batas atau menggunakanSource (opsional)

Persamaan Model Dispersi

Akumulasi Konveksi Difusi Source

¶C

¶t+u

¶C

¶xj

¶xj

D¶C

¶xj

æ

è

çç

ö

ø

÷÷+ Source

35

Berbagai Kasus dalam Membangun Model

•Penglepasan keadaan tak tunak-tanpa angin•Penglepasan keadaan tunak-ada angin•Puff-ada angin-difusi fungsi arah•Penglepasan keadaan tunak-ada angin-difusi fungsi arah•Puff-ada angin-difusi tetap•Puff-tanpa angin-sumber di permukaan tanah•Plume-tunak-sumber di permukaan tanah• Sumber tunak pada tinggi tertentu dari tanah

36

Source Model

37

Menentukan laju alir massa atau volumetrik yang terlepas dari sistem

Model Dispersi

38Di mana lokasi penempatan alat dan bahan berbahaya? Di mana lokasi bekerja?

Tampak Samping: untuk menentukan lokasi belajar/bekerja mahasiswa di laboratorium

Dispersi Model

39Jalur evakuasi dan lokasi kerja?

Pintu Pintu

Mej

a Mej

a

Tampak SampingUntuk menentukan lokasi belajar/bekerja

mahasiswa di laboratorium

Teknologi Safety: Pool Fire Simulation

41

Tank Source: Pertamax Turbo, 2 x 200 L

• SOURCE STRENGTH:• BLEVE of flammable liquid in vertical cylindrical tank • Tank Diameter: 0.50 meters• Tank Length: 2 meters• Tank Volume: 400 liters• Internal Storage Temperature: 27°C• Chemical Mass in Tank: 0,30 tons, 98% full• Percentage of Tank Mass in Fireball: 25%• Fireball Diameter: 24 meters; Burn Duration: 4 seconds• Pool Fire Diameter: 9 meters;Burn Duration: 19 seconds• Flame Length: 32 meters

• THREAT ZONE: • Threat Modeled: Thermal radiation from fireball• Red : 55 meters --- (10.0 kW/(sq m) = potentially

lethal within 60 sec)• Orange: 78 meters --- (5.0 kW/(sq m) = 2nd degree

burns within 60 sec)• Yellow: 122 meters --- (2.0 kW/(sq m) = pain within 60

sec)

• BLEVE (Boiling Liquid Expanding-Vapor Explosion)

42

Tank Source: Pertamax Turbo, 200 L

• Pool fire adalah api yang terbakar secaradifusi dari penguapan cairan bahan bakardengan momentum bahan bakarnyayang sangat rendah.

• Potensi yang ditimbulkan oleh pool fire berbahan bakar bensin cukup tinggikarena bahan bakar ini banyakdigunakan pada alat-alat industri danmemiliki titik nyala api yang rendah.

• Area pool fire jika terdapat bahan bakarcair Pertamax Turbo sebanyak 200 L

• Pool Fire

43

Tank Source: LPG, 1 L

•Area ledakan jika terdapatLPG sebanyak 1 L

•Blast Area of VC

44

Keselamatan Laboratorium

• Dokumen keselamatan

• Penempatan, rancangan tata letak• Kasus penempatan BBM• Kasus kebocoran gas

• Sistem ventilasi: tekananpositif dan negatif

• Kajian dispersi

• Kelengkapan piranti K3 (APAR dll)

• Ventilasi

• Kualitas udara

• Pencahayaan

• Kebisingan

• Dilarang membawamakanan/minuman

45

Safety Induction Menurut Tingkatan

46

Keselamatan Kerja di Gedung Labtek X + WI, MSDSS1, tingkat 2• Mematuhi peraturan keselamatan kerja

+ Prosedur Operasi, MSDS // JSA …S1,tingkat 3• Mematahui peraturan keselamatan kerja

• Menyusun prosedur operasi, MSDS

+ JSA, Hazop/RA, PFD S1,tingkat 4

+ JSA, Hazop/RA, PFDS2 dan S3• Mematahui peraturan keselamatan kerja

Menyusun prosedur operasi, MSDS, JSA, Hazop/RA, PFD

Dokumen Safety Bekerja di Lab

Prosedur Operasi Alat

Material Safety Data Sheet (MSDS)

Working Instruction (WI)

Job Safety Analysis (JSA)

Hazard and Operability (Hazop)47

AdakahDokumen tsb di Laboratorum?

Rambu Keselamatan Laboratorium

48

Bekerja di Laboratorium dan Limbah B3

49

Contoh Rambu Jalur Evakuasi (Koridor)

• Jalur evakuasi harus bebas hambatan

• Exit hanya boleh dibukadalam keadaan darurat atausaat kebutuhan tertentuyang diijinkan oleh ManajerGedung

50

Contoh Rambu di Lift

•Akses keluar-masuk

•Kondisi darurat

•Membawa bahan kimia, tabung gas, mikroorganismedan bahan berbahaya lain

51

Pintu Lift

Yang Digunakan Orang Scr. Umum

52

• Jaslab

•Goggles

•Glove

• Earplug

•Helmet

•Masker

• Sepatu

Prosedur Evakuasi Kebakaran

53

Prosedur Saat Gempa BumiDrop – Cover - Hold

HKBN - 27 April 201854

Sarana Pendukung K3L ITB

Layanan Darurat (LD) UPT K3L untuk civitas akademika

Nomor telpon:

• Ganesha: 022-2500246, 081266556738

• Jatinangor: 022-7798634

Jenis layanan:

• Sakit

• Meninggal dunia

• Kecelakaan

• Kejadian terkait K3 di laboratorium/gedung

• Keamanan dan ketertiban 55

Situation Room Terintegrasi

56

Penutup

Kampus merupakan tempat untuk mempersiapkan sumber daya manusia unggul yang dipersiapkan untuk menjadi generasi penerus pembangunan bangsa dan sekaligus menjadi pemimpin masa depan

Sistem Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja harus mampu menjamin kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat berjalan dengan suskes

Seluruh civitas akademika bersama-sama bertanggung jawab terhadap terciptanya keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja

57

58

• Kantor UPT K3L ITB

• Jl Ganesha No.10 Gedung Laboratorium Pengujian Doping Lantai

1Telp/Fax (022) 251-0456

• Website: uptk3l.itb.ac.id

• Pimpinan UPT

• Dr. Yogi Wibisono Budhi (Kepala)

• Dr. Harman Ajiwibowo (Wakil Kepala)

• Layanan DaruratTelp (022)

•2500204 (Ganesha)

•86010020 (Jatinangor)

UPT K3L ITB

Terima Kasih

top related