materi afr

Post on 05-Dec-2015

43 Views

Category:

Documents

8 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

analisa fluida reservoir

TRANSCRIPT

Analisa Fluida Reservoir

By. Muhammad Khair

Islamic Intelectual Club

BAB 1PENDAHULUAN

A. PHASE DIAGRAM

Istilah-Istilah pada Diagram Fasa Phase Envelope: daerah dimana terdapat 2 fasa fluida. Cricondenbar: Pressure maximum dimana gas tidak

dapat terbentuk tanpa memperhatikan temperatur. Cricondenterm: Temperatur maximum dimana liquid

tidak dapat terbentuk tanpa memperhatikan pressure. Critical Point: Titik kritis dimana fasa liquid & gas

bercampur, sehingga tidak dapat ditentukan fluida apa yang mendominasi.

Bubble Point Curve: Kurva yang menunjukkan dimana gelembung gas pertama kali terbentuk saat liquid mengalami penurunan pressure.

Dew Point Curve: Kurva yang menunjukkan dimana embun pertama kali terbentuk pada fasa gas.

Quality line: Garis yang menunjukkan persen kadar liquid & gas pada kondisi saturated.

B. Klasifikasi Fluida Reservoir

Black Oil Merupakan reservoir

minyak dengan factor penyusutan yang kecil sekali.Terdiri dari variasi rantai hidrokarbon termasuk molekul-molekul yang besar, berat dan tidak mudah menguap (nonvolatile).

Volatile Oil Merupakan reservoir

minyak dengan factor penyusutan yang besar. Volatile oil mengandung relatif lebih sedikit molekul-molekul berat dan lebih banyak intermediates (yaitu etana sampai heksana) dibanding black oil.

Retrograde Gas Diagram fasa untuk retrograde

gas lebih kecil daripada untuk minyak dan titik kritiknya berada jauh di bawah dari lengkungan.

Awalnya retrograde gas merupakan gas-gas di reservoir.

Perubahan tersebut merupakan akibat dari kandungan retrograde gas yang terdiri dari lebih sedikit HC berat dari pada minyak.

Digram fasa dari retrograde gas memiliki temperatur kritik lebih kecil dari temperatur reservoir dan cricondentherm lebih besar daripada temperatur reservoir.

Wet Gas Wet gas terjadi semata-mata

sebagai gas di dalam reservoir sepanjang penurunan tekanan reservoir.

Jalur tekanan, garis 1-2 tidak masuk ke dalam lengkungan fasa. sehingga, tidak ada cairan yang terbentuk di dalam reservoir.

Walaupun demikian kondisi separator berada pada lengkungan gas, yang mengakibatkan sejumlah cairan terjadi di permukaan ( disebut kondensat). Kata :wet: pada wet gas (gas basah) bukan berarti gas tersebut basah oleh air, tetapi mengacu pada cairan HC yang terkondensasi pada kondisi permukaan.

Dry Gas Dry gas terutama merupakan

metana dalam sejumlah intermediates, gambar diagram fasa menunjukkan bahwa campuran HC semata-mata berupa gas di reservoir dan kondisi separator permukaan yang normal berada di luar lengkungan fasa. Sehingga tidak terbentuk cairan di permukaan.

Reservoir dry gas biasanya disebut reservoir gas.

C. Sifat-Sifat Fisik Fluida Reservoir

SIFAT FISIK

FLUIDA RESERVOI

R

DENSITAS

VISCOSITAS

FAKTOR VOL.FORMA

SI

KELARUTAN GAS

COMPRESIBILITAS

1. Densitas Densitas minyak atau berat jenis didefinisikan sebagai

perbandingan berat minyak (lb) terhadap volume minyak (cuft).

Sedangkan specific gravity minyak (γo) didefinisikan sebagai perbandingan densitas minyak terhadap densitas air. Hubungan gravity minyak dan API dinyatakan sebagai berikut :

Klasifikasi minyak mentah berdasarkan oAPI: Minyak berat, berkisar antara 10-20oAPI Minyak sedang, berkisar antara 20-30oAPI Minyak ringan, berkisar diatas 30 oAPI

5,1315,141

o

APIw

oo

2. Viscositas

Viscositas Oil Bila tekanan reservoir mula-mula

lebih besar dari tekanan gelembung (bubble point pressure) maka penurunan tekanan akan mengecilkan viscositas oil (µo) karna gas yang berekspansi membantu oil untuk bergerak. Setelah mencapai Pb penurunan tekanan selanjutnya akan menaikkan harga (µo) karna fraksi ringannya telah melepaskan diri dari oil.

Dengan semakin naiknya temperatur reservoir akan menurunkan harga (µo).

Viskositas didefinisikan sebagai ketahanan internal suatu fluida untuk mengalir.

Viscositas Gas Pada gas, ketika terjadi

penurunan pressure, gas akan semakin berekspansi. Gas yang telah berekspansi akan semakin mudah untuk mengalir, sehingga viscositasnya akan semakin besar ketika terjadi penurunan pressure.

3. Faktor Volume Formasi (B) Didefinisikan sebagai perbandingan volume

fluida di reservoir dengan volume fluida di surface. Bo

Faktor volume formasi minyak (Bo) didefinisikan sebagai volume dalam bbl reservoir yang ditempati oleh satu STB minyak di permukaan bersama-sama dengan gas yang terlarut di dalamnya.

Sebelum melewati Pb, Bo akan naik karna gas yg terlarut berekspansi sehingga volume oilnya meningkat.

Setelah melewati Pb, Bo turun karna gas yang terlarut dalam oil telah memisahkan diri sehingga volume oilnya berkurang.

Bg Seiring

berkurangnya pressure, gas akan mengalami ekspansi. Sehingga volumenya makin bertambah ketika terjadi penurunan pressure

Bt Total dari Bo dan Bg

4. Kelarutan Gas (Rs) Didefinisikan sebagai

banyaknya SCF gas yang terlarut dalam 1 STB pada kondisi standar 14,7 psia dan 60OF, ketika minyak dan gas masih berada dalam tekanan dan temperatur reservoir.

Sebelum melewati Pb, harga Rs konstan.

Setelah melewati Pb, harga Rs akan turun karna gas yg terlarut mulai memisahkan diri dari oil.

5. Kompresibilitas (C) Kompresibilitas didefinisikan sebagai

perubahan volume fluida karena adanya perubahan tekanan.

Co Co akan bertambah

ketika terjadi penurunan pressure karna volume oil akan terus berkurang saat terjadi penurunan pressure, sehingga perubahan volumenya semakin besar.

Pada saat kondisi di Pb, terjadi kenaikan Co secara drastis. Hal ini dikarenakan faktor alam.

Cg Cg akan

bertambah ketika terjadi penurunan pressure karna volume gas akan terus bertambah akibat ekspansi saat terjadi penurunan pressure, sehingga perubahan volumenya semakin besar.

D. Senyawa Hidrokarbon Parrafin

Sifatnya jenuh Rumus kimia Alkana (ikatan tunggal) CnH2n+2

Stabil di suhu 60OF

Olefin Tidak terdapat di crude oil, tetapi didapat dari

distilasi Sifatnya tak jenuh Rumus kimia Alkena (ikatan rangkap 2) CnH2n

Komposisi untuk industri petrokimia

Naphtan Sifatnya jenuh Rumus kimia alkena CnH2n

Aromatik Sifatnya tidak jenuh Sensitif terhadap suhu Sangat reaktif Rumus kimia CnH2n-n

Yang paling sering ditemukan Benzene (C6H6), Toluene(C7H7), Xylene (C8H8).

E. Penyusun Hidrokarbon Unsur-unsur:

Carbon : 83-87% Hidrogen : 10-14% Nitrogen : 0,1-2% Oksigen : 0,05-1,5% Sulfur : 0,05-6%

Senyawa CH, CO2, H2S

Logam Nikel, Besi, Tembaga, Vanadium.

F. Nilai Oktan Kerja / performance & mutu gasoline dilihat dari power &

efisiensi engine. Bila fuel memiliki power engine baik maka mutu antiknock

(ketahanan terhadap knock/ketukan) fuel juga tinggi. Nilai oktan merupakan angka yang menunjukkan

karakteristik antiknock suatu gasoline. Additive yang digunakan untuk meningkatkan nilai oktan:

TEL (Tetra Ethyl Lead), sudah jarang digunakan karna mengandung Pb yang dapat menyebabkan kanker

MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether), sebagai pengganti TEL dimana bahan ini akan mengurangi pembakaran tidak sempurna yang menghasilkan CO.

Bio Ethanol, ekstrak tumbuh-tumbuhan tertentu dijadikan sebagai pencampur dengan produk minyak bumi.

G. Kolom Distilasi

H. Jenis Tangki Fix Roof : penyimpanan produk jadi Float Roof : penyimpanan Crude oil

I. Pengertian AFR AFR adalah tahapan analisa setelah sample

fluida formasi diperoleh. Tujuannya ialah untuk mengetahui cara untuk

memproduksi fluida yang akan kita produksi secara efisien & ekonomis. Hal ini berhubungan dengan pemasangan surface facility yang tepat, hingga fluida dapat mengalir lancar ke tanki penyimpanan.

Cara mendapatkan sample fluida dengan sampling di well head atau di separator.

Data yang diambil dari sample fluida yakni sifat-sifat fisik & sifat-sifat kimia dari fluida tersebut.

Proses Sampling

J. Suhu & Tekanan Standar Suhu standar : 600F = suhu rata-rata

didunia Tekanan standar: 14,7 Psi / 1 atam = tekanan

permukaan bumi

BAB 2PENENTUAN KADAR AIR DENGAN METODE DEAN &

STARK

A. Pengertian Air Formasi Merupakan air yang berasal dari formasi, air

ini biasanya ikut terpoduksi bersama dengan oil/gas yang kita produksi.

Air formasi terbagi 2: Air bebas : air yg terbebas dari minyak. Air Emulsi : air yang tercampur dalam minyak,

dan diperlukan cara khusus untuk memisahkannya.

B. Emulsi Syarat-Syarat Emulsi:

Terdapat 2 zat yang berbeda Adanya zat pengemulsi/emulsifying

agent/emulgator. Ex: Mikroba, salt water, soap Adanya agitasi, terjadi di tubing ketika terdapat

turbulensi dimana mekanisme pendorongnya water drive

Sifat–sifat emulsi antara lain : Umumnya kadar air emulsi cukup tinggi. Hal ini

disebabkan penguapan sejumlah air, gas alam sebelum terjadi emulsifikasi pada residu airnya. Kadar garam yang besar pada fase cair berpengaruh besar pada gaya permukaan antara cairan minyak dan air. Di antara zat–zat tersebut dengan emulsifying agent-nya yang terkonsentrasi antara dua fase yang bersangkutan.

Pengemulsian juga dipengaruhi oleh sifat–sifat minyak. Semakin besar viskositasnya, residu karbon, dan tegangan permukaan minyak semakin terbentuk emulsi.

Semakin lama emulsi terbentuk semakin ketat atau semakin susah untuk dipisahkan.

Untuk mencegah terjadinya emulsifikasi, dapat dilakukan dengan cara : Memperkecil tingkat agitasi. Penggunaan zat anti emulsifikasi.

C. Metode Pemisahan Air Emulsi Metode Gravitasi/Settling: dengan cara

didiamkan, sehingga fluida akan terpisah berdasarkan berat jenisnya.

Metode Pemanasan/Heating/Distilasi: dengan cara dipanaskan, sehingga fluida akan terpisah berdasarkan titik didihnya.

Metode Kimia/Chemycal Dehydration: dengan cara menginjeksikan bahan kimia (Glykol), sehingga air akan terpisah.

Metode Centrifugal: dengan menggunakan gaya lempar dari putaran, sehingga fluida akan terpisah berdasarkan berat jenisnya.

Metode Listrik: gue nggak tau ces

D. Alasan Dilakukan Pemisahan Air Mengurangi kapasitas pipe line untuk

mengalirkan fluida oil. Dapat menyebabkan korosi di pipa bila air

bersifat asam. Dapat menghasilkan scale di flowline bila air

bersifat basa. Jumlah kadar air mempengaruhi kualitas

minyak. Penambahan 0,1% air pada unit distilasi akan

membuat unit distilasi pecah.

E. Surface Facility Pemisah air Separator FWKO (Free Water Knock Out) Dehydrator Water Boot

Separator

F. Pemisahan Air Metode Dean & Stark Dengan menggunakan prinsip distilasi,

sehingga air yang memiliki titik didih lebih rendah dari crude oil akan menguap & terpisah.

Percobaan dilakukan dengan menggunakan alat Dean & Stark.

Digunakan solvent berupa kerosin sebagai katalis (zat pemercepat reaksi) agar penguapan cepat terjadi.

Digunakan pula krikil untuk mengurangi letupan & untuk meratakan panas.

Dean & Stark Distilation Unit

G. Penentuan %Kadar Air

BAB 3PENENTUAN KADAR AIR & BASE SEDIMENT DENGAN

METODE CENTRIFUGAL

A. Metode Centrifugal Metode Centrifugal: dengan menggunakan

gaya lempar dari putaran, sehingga fluida akan terpisah berdasarkan berat jenisnya.

Kelebihan metode ini dibandingkat dengan Metode Dean & Stark: Waktu yang diperlukan untuk memisahkan air dan

minyak serta endapan lain lebih singkat dari pada menggunakan Dean & Stark Method.

Pemindahan alat yang sangat mudah dilakukan. Pengujian dan peralatannya pun lebih mudah dari

pada menggunakan metode Dean & Stark. Dapat memisahkan base sediment.

Tingkat akurasi pengukuran kadar air pada metode centrifuge lebih kecil dibanding dengan metode dean & stark. Namun, bisa dibuat lebih akurat dengan cara: Dicampurkan toluene dengan crude oil dengan

perbandingan 50ml-50ml, kemudian dipanaskan di oven dengan suhu 1500F selama 5-10 menit, lalu diputar dengan alat centrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 1500 RPM.

B. Peralatan Utama Peralatan Centrifuge

BAB 4PENENTUAN SPECIFIC GRAVITY

A. Pengertian SG SG merupakan perbandingan densitas fluida

produksi dengan densitas standarnya. Densitas standar oil adalah water dan

densitas standar gas adalah udara.

w

oSGoil

a

gSGgas

B. Pengertian 0API 0API (American Petroleum Institute) ialah

derajat yang menunjukkan kualitas atau jenis dari crude oil sesuai standar Amerika.

5,1315,141

OilSG

API

Klasifikasi minyak mentah berdasarkan oAPI: Minyak berat, berkisar antara 10-20oAPI Minyak sedang, berkisar antara 20-30oAPI Minyak ringan, berkisar diatas 30 oAPI

Semakin besar API, maka kualitas minyak semakin baik.

Semakin panjang rantai HC, maka semakin ke minyak berat.

Minyak berat memiliki viskositas yang tinggi, karena banyak mengandung fraksi berat seperti parrafin dan sedimen-sedimen lainnya.

C. Pengukuran SG Didapatkan data SG terukur & suhu pada

percobaan Konversi satuan temperatur ke Fahrenheit Hitung API terukur

Hitung API 60/600F dengan interpolasi Hitung SG 60/600F

Hitung SG true

Hitung API true

FTxfSGSGtrue ocorrFo

6060

60

5.1315.141

terukurSG

APIterukur

F 60/60 API5.131

5.141F 60/60

oo

SG

5.1315.141

trueSG

APItrue

Pengukuran SG di lapangan dengan cara: Menggunakan Hydrometer & termometer, diukur

temperatur & SG terukurnya. Kemudian digunakan tabel ASTM D 4007 untuk

mendapatkan SG truenya.

D. Peralatan Utama Hidrometer

BAB 5PENENTUAN TITIK KABUT, TITIK TUANG & TITIK BEKU

A. Pengertian Titik kabut (Cloud Point) adalah dimana

padatan mulai mengkristal atau memisahkan diri dari larutan bila minyak didinginkan.

Titik tuang (Pour Point) adalah temperatur terendah dimana minyak mentah dapat tertuang setelah mengalami pembekuan.

Titik beku (Freeze Point) adalah temperatur terendah dimana minyak sudah tidak dapat mengalir lagi.

FP<PP<CP

B. Tujuan Untuk menentukan letak pemasangan heater

agar crude oil tidak mencapai titik bekunya saat ditransportasikan melalui flowline.

Bila Crude oil terkena temperatur yang rendah di Flowline menyebabkan: Terbentuknya parrafin & scale di flow line Crude oil akan mudah mencapai titik beku, bila

beku maka aliran produksi akan berhenti Viskositas crude oil akan bertambah, sehingga laju

alir berkurang

C. Penanggulangan jika Crude Oil telah Membeku di Flowline Didorong paksa dengan alat Pigging Menggunakan cairan asam Dipasang heater pada flowline yang

mengalami pembekuan crude oil.

D. Surface Facility Heater Heat Exchanger

BAB 6PENENTUAN TITIK NYALA & TITIK BAKAR

A. Pengertian Flash point (titik nyala) adalah temperatur

terendah dimana suatu material mudah terbakar dan menimbulkan uap tertentu sehingga akan bercampur dengan udara, campuran tersebut mudah terbakar.

Fire point (titik bakar) adalah temperatur dimana suatu produk petroleum terbakar untuk sementara (ignites momentarialy) tetapi tidak selamanya, sekurang-kurangnya 5 detik.

B. Tujuan Untuk keselamatan kerja (safety), dimana kita

harus menjaga temperatur di flow line agar tidak mencapai titik nyala & titik bakarnya.

C. Hal yang Perlu Diperhatikan Semakin rendah titik nyala & titik bakarnya,

maka akan semakin mudah terbakar (Flameable)

Minyak ringan lebih mudah mencapai titik nyala & titik bakarnya, sehingga lebih mudah terbakar

Minyak yang memiliki titik nyala & titik bakar rendah memiliki tingkat ekonomis / profit yang lebih besar karena memiliki pembakaran yang sangat baik & laju alirnya baik ketika melewati flowline. Namun, tingkat safetynya lebih rendah karena mudah terbakar.

Minyak yang rendah titik nyala & titik bakarnya memiliki kandungan gas yang banyak.

D. Peralatan Utama Tag Closed Tester

BAB 7PENENTUAN VISKOSITAS KINEMATIK SECARA COBA-

COBA

A. Pengertian Viscositas Dinamik: perbandingan tegangan

geser dengan laju perubahannya. Satuanya Centi Poise (Poise/100) atau gr/cm s

Viscositas Kinematik: perbandingan viscositas dinamik dengan densitas Satuannya Centi Stock (Stock/100) atau cm2/s

Diukur secara coba-coba / pendekatan (tentative method) karena viscositas fluida yang mengalir tidak dapat diukur secara pasti disebabkan viscositas dipengaruhi oleh temperatur.

B. Jenis Fluida Fluida Newtonian: Fluida yang viscositasnya

tidak berubah ketika diberi gaya (cairan yang mempunyai perbandingan yang linier antara shear rate dengan shear stress) Sebagai contoh, air.

Fluida Non Newtonian: Fluida yang viscositasnya berubah ketika diberi gaya. Sebagai contoh, cat & minyak.

C. Shear Rate & Shaer Stress Shear Rate: Perubahan kecepatan akibat

gaya yang diberikan per satuan waktu (1/s). Shear Stress: Besar gaya yang diberikan ke

fluida untuk mengalir per satuan luas (N/m2).

Pengisian tabel

D. Perhitungan

  Sampel ViscometerViscometer Kinematic

Waktu Alir (dt) Konstanta

Kalibrasi pada suhu 20 oC

Air I ( 25 ) Vha = 1.0038 224

CA =Minyak Standar

II ( 50 ) Vh = 340

Analisa

Minyak Sampel

I ( 50 ) Vh1 = 340

C2A =Minyak Sampel

II ( 100 ) Vh2 = 420

AT

1T

AT2

BT2

A

hA

T

V

AAxTc

AAxTc 2

A

h

T

V

2

1

BAxTc 22

C

V T

• Kalibrasi Peralatan Untuk Koefisien Viscometer (B)

• Konstanta Peralatan Keseluruhan (C)

Penentuan Nilai B dan C

BA

BA

BA xTVhxTVhxTT

xTTB 22212

22

2

22

2BA CC

C

2

2

22

2

21

B

B

A

A

T

T

BVh

T

T

BVh

Penetuan Viscositas Kinematik Jika harga (B/T) ≥ (0,001 x C x T) maka

menggunakan persamaan viskositas kinematic = C x T

Jika harga (B/T) (0,001 x C x T) maka menggunakan persamaan viskositas kinematic = C x T – (B/T)

E. Peralatan Utama Viscometer

BAB 8ANALISA KIMIA AIR FORMASI

A. Tujuan Untuk korelasi lapisan batuan Menentukan kebocoran casing Menentukan kualitas sumber air untuk proses

water flooding Identifikasi Scale

B. Percobaan yang Dilakukan Penentuan pH, Alkalinitas, penentuan

kandungan kalsium, magnesium, barium, sulfat, ferro, klorida, sodium.

Perhitungan indeks stabilitas kalsium karbonat (CaCO3).

C. Stabilitas Index (SI) Merupakan indeks yang menentukan apakah

air formasi berakibat korosi (asam) atau menghasilkan scale (basa).

( SI ) = pH – K – pCa – palk

Bila harga SI = 0, maka air formasi stabil Bila harga SI = +, maka air formasi bersifat

basa Bila harga SI = -, maka air formasi bersifat

asam

D. Scale Scale adalah hasil kristalisasi dan pengendapan mineral

dari air formasi yang terproduksi bersama minyak dan gas.

Scale akan terbentuk jika air formasi bersifat basa. Scale akan menyebabkan berkurangnya diameter pipa

sehingga menghambat produksi. Jika scale terlalu besar akan mematikan aliran di flow line.

Kecepatan pembentukan scale dipengaruhi oleh kondisi sistem formasi, terutama tekanan dan temperatur.

Pencegahan scale dengan penggunaan heater dan melakukan pemisahan air sebelum scale terbentuk.

Penanggulangan scale dengan cara acidizing atau scale inhibitor di flow line dan dengan menggunakan metode Pigging.

E. Korosi Korosi adalah suatu proses elektrokimia dimana atom-atom

akan bereaksi dengan zat asam dan membentuk ion-ion positif (kation). Hal ini akan menyebabkan timbulnya aliran-aliran elektron dari suatu tempat ke tempat yang lain pada permukaan metal.

Korosi pada pipa produksi dapat diakibatkan terproduksinya pasir berlebih & air formasi yang bersifat asam.

Pengikisan material logam dapat menyebabkan bocornya pipa.

Pencegahan korosi dapat dilakukan dengan menginjeksikan bahan kimia corrosion Inhibitor atau dengan memisahkan air formasi yang bersifat asam sebelum menyebabkan korosi berlebih.

Pipa yang terkena korosi harus diganti bila melewati damage tolerance nya.

Jenis-Jenis Korosi Korosi Internal

yaitu korosi yang terjadi akibat adanya kandungan CO2 dan H2S pada minyak bumi, sehingga apabila terjadi kontak dengan air akan membentuk asam yang merupakan penyebab korosi.

Korosi Eksternal yaitu korosi yang terjadi pada bagian permukaan

dari sistem perpipaan dan peralatan, baik yang kontak dengan udara bebas dan permukaan tanah, akibat adanya kandungan zat asam pada udara dari tanah.

F. Tempat Terjadinya Korosi Down Hole Corrosion

High Fluid level pada jenis pompa angguk di sumur minyak dapat menyebabkan terjadinya stress pada rod bahkan dapat pula terjadi corrosion fatigue. Pemilihan material untuk peralatan bottom hole pump menjadi sangat renting. Pompa harus dapat tahan terhadap sifat-sifat korosi dari fluida yang diproduksi dan tahan pula terhadap sifat abrasi.

Flowing well Anulus dapat pula digunakan untuk mengalirkan

inhibitor ke dasar tubing dan memberikan proteksi pada tabung dari kemungkinan bahaya korosi. Pelapisan dengan plastik dan memberikan inhibitor untuk proteksi tubing dapat pula digunakan pada internal tubeing surface.

Casing Corrosin Casing yang terdapat di sumur-sumur produksi bervariasi

dari yang besar sampai yang cnsentric acid. Diperlukan perlindungan katiodik untuk external casing. Korosi internal casing tergantung dari komposisi annular fluid.

Well Heads Peralatan dari well heads, terutama pada well gas

tekanan tinggi, sering mengalami korosi yang disebabkan oleh kecepatan tinggi dan adanya turbulensi dari gas.

Flow Lines Adanya akuntansi dari deposit di dalam flow line dapat

menyebabkan korosi dan pitting yang akhirnya menyebabkan kebocoran. Internal corrosion di dalam flow line dapat dicegah dengan inhibitor.

G. Sifat-Sifat Kimia Air Formasi Ion-ion negatif (Anion)

Anion-anion yang terkandung dalam air formasi adalah sebagai berikut :

Asam kuat : Cl-, SO4-, NO3

-

Asam lemah: CO3-, HCO3

-, S-

Ion-ion positif (Kation)Kation-kation yang terkandung dalam air formasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Alkali : K+, Na+ dan Li+ yang membentuk basa kuat Metal alkali tanah : Br++, Mg++, Ca++, Sr++, Ba++ membentuk

basa lemah

Ion Hidrogen : H+

Metal berat : Fe++ dan Mn++

H. Perhitungan

Anion BM

Konsentrasi Anion

Kation BM

Konsentrasi Kation

Mg/L Me/ L(*) Mg/L Me/L

Cl 35.5 24400 Ca++ 40 40

SO42 96 300 Mg++ 24 0

CO32 60 300 Fe+++ 56 1000

HCO3 61 0 Ba++ 137 Negatif

OH 17 51 Na+      

*Konversi mg/L ke me/L = ((mg/L)* valensi/BM)

TENTUKAN NILAI SI PADA SUHU 20, 40, 60, 80, DAN 100 OC DAN SIMPULKAN SIFAT AIR FORMASINYA JIKA PH AIR = 8!

Nilai valensi dilihat dari pangkat masing-masing unsur & senyawa

Memperoleh total ionic strength

IonKonsentrasi Faktor Koreksi

Ion strengthMe/L x Koreksi

Me/L Me/L

Cl 687.32 6 104 4.124 x 10-1

SO4 2- 6.25 1 103 6.25 x 10-3

CO3 2- 10 1,5 103 15 x 10-3

HCO3 - 0 5 103 0

Ca 2+ 2 2 103 4 x 10-3

Mg 2+ 0 1 103 0

Fe 3+ 35.71 1,5 103 53.565 x 10-3

Ba 2+ Negatif Negatif -

Na + 668.86 2 104 1337.72 x 10-4

Σ molar Ionic Strength 0.62499

Nilai Me/L dibuat diagram Stiff Davisnya

Ploting Total Ionic Strength per Suhu

Σ molar Ionic Strength 0.62499

Pada temperatur 0 C = 3.67

Pada temperatur 20 C = 3.41

Pada temperatur 40 C = 2.91

Pada temperatur 60 C = 2.39

Pada temperatur 80 C = 1.72

Pada temperatur 100 C = 0.93

Langkah 2: Menentukan PCa Dan PAlk

Penentuan PCa:Plot nilai BM Ca pada sumbu Y, kemudian tarik garis ke kanan menuju garis Calcium, lalu tarik garis kebawah, itulah nilai Pca.Penentuan Palk:Plot nilai BM HCO3- pada sumbu Y, kemudian tarik garis ke kanan menuju garis Total Alk, lalu tarik garis kebawah, itulah nilai PAlk.

SI = pH – K – Pca – Palk

Temperatur ( oC ) pH K P Ca p Alk SI Sifat

0 8 3.67 3 3.2 -1.87 Asam

20 8 3.41 3 3.2 -1.61 Asam

40 8 2.91 3 3.2 -1.11 Asam

60 8 2.39 3 3.2 -0.59 Asam

80 8 1.72 3 3.2 0.08 Basa

100 8 0.93 3 3.2 0.87 Basa

Peralatan Utama Peralatan Titrasi

~JAZAAKUMULLAH KHAIRAN KATSIRAN~

top related