makalah mesin pengupas biji mete
Post on 13-Aug-2015
928 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MESIN PENGUPAS BIJI METE
Oleh:
Anzas Yudha H., Arif Maulana A., Galih Nazward H.W., Zikri Abadi
Teknik Mesin
Politeknik Negeri Jakarta
A. Latar Belakang
Sektor pertanian semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian
nasional, mengingat makin terbatasnya peranan minyak bumi yang selama ini merupakan
sumber utama devisa negara. Selama tahun 1994-1995 sub sektor perkebunan
menyumbang sekitar 12,7% dari perolehan devisa yang dihasilkan dari sektor non-migas.
Salah satu komoditas perkebunan yang berperan dalam menyumbang perolehan devisa
negara adalah biji jambu mete (cashewnut). Pada tahun 1997, ekspor biji jambu mete dari
Indonesia telah mencapai 29.666 ton dengan nilai US$ 19.152.000. Luas areal
perkebunan jambu mete di Indonesia pada tahun 1997 adalah 560.813 Ha dan tersebar di
berbagai provinsi sebagaimana terlihat pada Tabel 1.1.
Produksi gelondong jambu mete pada tahun 1991 adalah 57.274 ton dan mengalami
peningkatan menjadi 92.390 ton pada tahun 2000. Kacang mete Indonesia hanya
memiliki pangsa 0,98% di pasar internasional. Nilai ini jauh lebih rendah dibandingkan
negara lain seperti India (37,60%), Brazil (11,96%), dan Tanzania (7,77%).
Lahan potensial yang dimanfaatkan untuk tanaman jambu mete di Kabupten Wonogiri
pada tahun 2002 tercantum pada Tabel 2.1.
Melihat potensi biji mete kupas yang cukup besar dalam segi ekonomis, kami mencoba
berinovasi dengan teknologi yang ada saat ini dari alat kacip mete (Gambar 1) menjadi
Mesin Pengupas Biji Mete Otomatis.
Gambar 1. Alat kacip mete
Dari alat yang sudah ada, kami melihat beberapa kekurangan seperti:
1. Keamanan pemakai, karena biji mete dipegang dengan tangan sehingga resiko tangan
terkena blade (pisau) cukup besar melihat ukuran biji mete gelondongan yang sangat
kecil.
2. Waktu produksi yang lama, jika jumlah biji mete gelondongan yang harus dikupas
sangat banyak maka waktu yang diperlukan sangat lama melihat pengacipan dengan
alat ini biji mete harus dikupas satu per satu dengan konsentrasi yang tinggi dari
pemakai.
D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang maka rumusan masalah sebagai berikut,
- Bagaimana agar pengupasan biji mete bias dalam skala besar?
- Sistem apa yang tepat untuk digunakan dalam mesin?
- Berapa target yang akan dicapai oleh mesin, serta bagaimana hasilnya?
E. TUJUAN
Tujuan yang hendak dicapai adalah
- Merancang dan membuat mesin kacip biji mete dengan sitem otomatis untuk
meningkatkan keamanan pemakai
- Meningkatkan efektifitas waktu produksi serta mengurangi tenaga untuk pengupasan
biji mete gelondongan
- Target pengupasan mesin adalah skala besar dengan pengupasan sebanyak 1 kg
gelondongan per menit dengan kacang mete utuh sebanyak 90%.
F. METODE PELAKSANAAN
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian awal yang dilakukan yaitu mengetahui karakteristik kulit biji mete
sebelum kita dapat mengupasnya.
Hasil utamanya dari biji mete gelondongan adalah biji (kacang) mete; minyak loka
(Cashew Nut Shell Liquid = CNSL) atau Cairan Kulit Biji Mete (CKBM) serta
daging buah jambu mete. (Lembaga Informasi Pertanian, 1996)
2. Penelitian Utama
Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui teknik pengolahan biji mete sebelum
dikupas. Tahapan pengolahannya pada dasarnya adalah:
a. Pengeringan Mete Gelondong
- dilakukan hingga kadar airnya mencapai 5 %
- lama pengeringan 1 - 2 hari.
b. Penyimpanan Mete Gelondong
- mete yang disimpan harus yang telah kering sempurna.
- Bagi yang belum kering CKBM-nya akan mengakibatkan bijinya berwarna
coklat.
- penyimpanan bisa dengan cara curahan (baik) atau kemasan karung.
c. Pengupasan Kulit Mete Gelondong
Cara Pengupasan dapat secara manual yaitu dengan cara pukulan dengan alat
kacip belah serta kacip ceklok. Adapun cara lain yang dikembangkan oleh mesin-
mesin pengupas biji mete yang telah ada yaitu dengan sayatan.
3. Tahap Analisis
Dari beberapa cara pengupasan yang dapat dilakukan, maka kami memilih
menggunakan sistem penyayatan untuk mendapat biji mete dengan kualitas yang baik
namun dengan kemudahan dalam desain mesin juga.
4. Tahap Pembuatan Mesin
Pada tahap ini, terdiri dari dua tahap yaitu,
1. Desain mesin dengan sistem yang diperlukan
2. Pembuatan Mesin
G. Draft Mesin
Puli Lengan Torak
Torak Pendorong Wadah
Plat Pendorong Guide 2
Blade Holder Guide 1
Motor Utama
Pembawa
Gear system
Blade 2 pcs Frame
Domain Fisik:
1. Frame
Material yaitu besi hollow ukuran 30x30 dengan dimensi luar yaitu 800 x 580 x 530
2. Wadah
Terbuat dari sheet metal yang ditekuk sebagai tempat penampungan awal biji mete
3. Motor utama
AC satu fasa, 220 V dengan daya 500 watt
4. Transmisi Puli
Terdiri dari empat buah puli berguna untuk mereduksi putaran motor sampai 1:25
5. Pembawa
Terbuat dari steel dengan bentuk ¼ lingkaran berdiameter 150 mm berguna untuk
memindahkan biji mete gelondong dari guide 1 ke guide 2 dengan bantuan gear
memanfaatkan gerakan torak
6. Guide 1
Terbuat dari steel dengan panjang 245 mm dengan profil V yang menyesuaikan profil
dari biji mete gelondong
7. Guide 2
Terbuat dari steel dengan panjang 180 mm berguna mengantar biji gelondong ke arah
garis plat pendorong
8. Lengan Torak
Terbuat dari steel dengan dimensi 320 x 30 x 7 mm berguna untuk menghubungkan
torak dengan puli.
9. Torak Pendorong
Terbuat dari steel dengan dimensi 200 x 150 x 130 mm. Berguna untuk mendorong
biji gelondong ke arah blade nya.
10. Plat Pendorong
Terbuat dari steel dengan dimensi 400 x 50 x 3 mm. Berguna untuk mendorong biji
gelondong ke arah blade nya. Plat pendorong berhubungan dengan torak dengan baut
sebagai penghubungnya.
11. Blade Holder
Terbuat dari steel dengan dimensi 100 x 100 x 35 mm. Berguna sebagai tempat
dudukan blade
12. Blade.
Terbuat dari steel dengan profil segitiga berguna untuk menyayat biji mete.
Cara Kerja Mesin
Pada awal proses, biji mete dimasukkan ke dalam wadah penampungan pada mesin.
Setelah mesin dinyalakan, motor listrik akan berputar dengan putaran 1400 rpm yang
kemudian menggerakkan linier cylinder (torak) yang bergerak secara vertikal dengan
kecepatan 0,2 m/s. Getaran dari motor dimanfaatkan untuk pergerakkan kacang
gelondong melewati jalur ke arah pembawanya. Pembawa yang berhubungan dengan
linier cylinder akan berkerja secara otomatis membawa biji mete satu persatu ke jalur
sayatan, yang kemudian didorong oleh plat yang terhubung dengan torak ke arah pisau
potongnya. Kemudian pengupasan akan ditampung di wadah lain yang nantinya harus
disortir secara manual untuk memisahkan antara kacang dan kulitnya.
H. Kesimpulan
Pembuatan mesin ini merupakan riset yang pertama, mungkin di Indonesia, untuk itu dari
beberapa kekurangan nantinya, akan dikembangkan lagi oleh penulis sehingga mesin ini
bisa diproduksi masal untuk meningkatkan pengolahan mete di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
• Hutahaean, Ramses Y. (2006). Mekanisme dan Dinamika Mesin. Jogjakarta. C.V. Andi
Offset
• www.situsmesin.com (diakses tanggal 10 Oktober 2012, pukul 14.30 WIB)
• www.bisnisukm.com (diakses tanggal 10 Oktober 2012, pukul 16.22 WIB)
• www.youtube.com/cashew nut shelling machine (diakses tanggal 10 Oktober 2012, pukul
17.00 WIB)
• Pramono, Agus E. (2008). Buku kuliah Elemen Mesin I. Jakarta. Politeknik Negeri Jakarta
top related