makalah cara melakukan penelitian ilmiah
Post on 28-Jan-2016
54 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
CARA MELAKUKAN PENELITIAN ILMIAH
MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Metodologi Penelitian (Metpen)
yang dibimbing oleh Prof. Dra. Herawati Susilo, M. Sc, Ph. D
disajikan pada Hari Senin, 7 September 2015
Disusun Oleh:
Kelompok 5/Offering A
Anggun Risma Atika 140341600442
Docilis Safira Febrianti 140341602442
Dwi Arianita Wulan Sari 140341602770
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
”Cara Melakukan penelitian Penelitian Ilmiah ” tepat waktu.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih setulusnya kepada:
1. Prof. Dra. Herawati Susilo, M. Sc, Ph. D, selaku dosen pembimbing mata kuliah
Metodolgi Penelitian (Metpen) Universitas Negeri Malang yang telah
membimbing penulis,
2. kedua orang tua penulis yang banyak membantu materi dan moril,
3. seluruh anggota kelompok 5 (lima) yang telah berpartisipasi dalam menuntaskan
makalah ini.
4. seluruh teman S1 Pendidikan Biologi kelas A tahun 2014, yang banyak
membantu penulis,
5. dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan perbaikan demi terwujudnya makalah yang lebih baik serta penulis
berharap agar makalah dapat bermanfaaat terutama dikalangan pendidikan.
Malang, September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
Halaman Sampul ............................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Manfaat ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Persyaratan untuk Membuat Penelitian Ilmiah ....................................... 3
2.2 Prosedur Pembuatan Penelitian Ilmiah ................................................... 4
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 26
3.2 Saran ........................................................................................................ 26
Daftar Pustaka ................................................................................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian hakikatnya merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh
pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh berupa
fakta, konsep, generalisasi, dan teori yang memungkinkan manusia dapat memahami
fenomena dan memecahkan masalah. Masalah yang akan dijawab melalui penelitian
merupakan masalah penelitian. Masalah penelitian dapat disebabkan oleh banyak hal.
Masalah muncul karena manusia mengalami kesulitan dalam hidup, yaitu adanya
ketidaksesuaian atau kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang
aktual (das sein dengan das sollen) (Sagandji dan Sopiah, 2010).
Ketika berhadapan dengan fenomena/ masalah yang menarik perhatian,
manusia akan berusaha mencari fakta untuk menjelaskan fenomena tersebut.
Setumpuk pertanyaan yang muncul di benak tentu akan mendorongnya mencari
jawaban dengan mengumpulkan sejumlah fakta. Kumpulan fakta disebut data dan
akan dianalisis dengan teknik tertentu sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan
(Sagandji dan Sopiah, 2010). Kesimpulan yang didapat tersebut diharapakan mampu
memberikan penjelasan fenomena dan memberikan suatu kebenaran.
Pengetahuan yang benar dapat menunjang upaya-upaya perbaikan kualitas
hidup manusia melalui pendayagunaan sumberdaya yang ada secara benar dan
bertanggung jawab. Kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang diterima oleh seseorang
atau oleh sekelompok orang akan tergantung pada sumbernya, cara atau prosedur
memperolehnya, dan penafsiran tehadap pengetahuan tersebut berdasarkan
pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya (Malamassam, 2009).
Kebenaran yang dipegang teguh dalam penelitian adalah kebenaran ilmiah.
Artinya, kebenaran bersifat relatif (nisbi), bukan kebenaran mutlak dan yang bersifat
sempurna. Dengan kata lain, hasil penelitian saat ini mugkin hanya benar saat ini dan
pada saat lain bisa saja sudah menjadi tidak relevan. Sehingga banyak peneliti baik
kalangan akademisi maupun praktisi dalam bidangnya terus melakukan penelitian
1
dengan hasil berupa fakta, konsep, generalisasi atau teori yang berguna bagi manusia
untuk memahami suatu fenomena atau merupakan solusi permasalahan yang
dihadapi. Hal tersebut secara bertahap telah memberikan sumbangan penting bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu penulis akan
mendeskripsikan “ Cara Melakukan Penelitian Ilmiah” yang diharapkan dengan
penulisan tersebut dapat menjadi dasar yang teguh untuk dapat melakukan penelitin
ilmiah secara baik, benar, dan sistematis.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah.
1) Bagaimanakah persyaratan penelitian ilmiah?
2) Bagaimanakah prosedur penelitian ilmiah?
1.3 Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh.
1) Mengetahui persyaratan penelitian ilmiah.
2) Mengetahui prosedur penelitian ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Persyaratan Penelitian Ilmiah
A. Persyaratan untuk Menggadakan Penelitian Ilmiah
Penelitian merupakan dasar untuk meningkatkan pengetahuan sehingga
harus diadakan agar pencapaian usaha manusia juga meningkat. Berikut adalah tiga
persyaratan penting dalam mengadakan kegiatan penelitian, yaitu:
1) Sistematis: dilaksanakan menurut pola tertentu dari yang paling sederhana
sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.
2) Berencana: dilaksanakan dengan adanya unsur memikirkan lanngkah
pelaksanaanya.
3) Mengikuti konsep ilmiah: mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian
mengikuti cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip yang digunakan untuk
memperoleh ilmu pengetahuan.
B. Kriteria dalam Menggadakan Penelitian Ilmiah
Agar hasilnya baik dan dapat dierima oleh masyarakat luas maka ada
beberapa kriterian penelitian, yaitu:
1) Objektif dan Akurat
Harus dipastikan hasil penelitian merupakan hasil terbaik yang dapat
dipercaya, dapat diandalkan, teliti, cermat, dan akurat sesuai tujuan penelitian.
2) Tepat Waktu
Diusahakan penelitian dapat selesai sesuai dengan jadwal perencanaan waktu
yang telah dibuat yaitu tidak terlalu lama dan tidak terlalu cepat. Penyelesaian
setiap tahap dan langkah dalam penelitian sebaiknya tidak keluar dari
perencanaan.
3) Relevan
Hasil penelitian dapat menjawab pertanyaan masalah yang dihadapi dan dapat
menjadi bahan informasi acuan untuk beberapa pihak yang membutuhkan.
3
4) Efisien
Menggunakan dana penelitian dengan penuh tanggung jawab. Disesuaikan
dengan anggaran dana dan kondisi lapangan. Kemudian jangan sampai
melewati batas yang telah ditentukan. Menggunakan waktu dan tenaga dengan
seefektif mungkin.
C. Tahapan Umum Pengadaan Penelitian Ilmiah
Berikut merupakan tahapan umum yang akan digunakan dalam penelitian:
1) Penelitian dihadapkan pada suatu kebutuhan atau tantangan (the felt need).
2) Merumuskan masalah sehingga batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk
pemecahan masalah menjadi lebih jelas.
3) Menetapkan hipotesis sebagai titik tolak menentukan alternatif pemecahan
yang dipilih.
4) Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis.
5) Mengambil kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan dikembalikan
pada hipotesis yang sudah dirumuskan.
6) Menentukan kemungkinan untuk mengadakan generalisai dari kesimpulan
tersebut serta implikasinya dimasa akan datang. Hal tersebut refleks dan
bertujuan menilai beberapa pemecahan masalah baru dari segi kebutuhan
masa mendatang.
2.2 Prosedur Penelitian Ilmiah
A. Memilih Masalah
1. Masalah Penelitian
Menurut Sagandji dan Sopiah (2010) masalah merupakan sesuatu yang
memerlukan jawaban, penjelasan, atau pemecahan. Menurut bahasa formal
masalah sering dirumuskan sebagai kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Dilihat dari asal katanya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) masalah
merupakan suatu persoalan yang harus diselesaikan dan dipecahkan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa, masalah merupakan suatu persoalan yang terjadi karena ada
ketidaksesuaian harapan dan kenyataan, sehingga menuntut untuk segera
diselesaikan dengan cepat dan tepat.
Berikut merupakan beberapa hal penting yang harus dirumuskan sebelum
suatu penelitian dapat dilakukan.
a. Masalah yang akan diteliti atau pertanyaan yang ingin dijawab.
b. Metodologi penelitian atau cara yang akan ditempuh untuk menemukan
jawaban atas pertanyaan.
c. Alasan dilakukan penelitian.
2. Sumber Masalah Penelitian
Sumber penelitian sejati sebenarnya adalah alam semesta dengan semua
fenomena di dalamnya. Namun karena kesulitan dan alasan praktis, banyak calon
peneliti memilih menggunakan sumber sekunder yaitu kepustakan. Berikut
merupakan gradasi nilai dan bahan pustaka sebagai sumber masalah penelitian:
a. Tesis dan disertasi
b. Artikel dalam jurnal akademik dan professional
c. Laporan penelitian
d. Buku dan tinjauan buku
e. Komunikasi dengan ahli-ahli dalam bidang terkait
f. Pendapat para pemakai hasil penelitian
g. Hasil diskusi
h. Media lain dalam arti luas
3. Teknik Pengembangan Masalah Penelitian
Rumusan masalah yang kurang terfokus cenderung mengarah pada pengkajian
masalah yang tidak jelas dan tidak cukup spesifik untuk menjadi tuntunan dalam
menentukan langkah peneltian selanjutnya. Ada tiga pendekatan yang sering
digunakan dalam pengembangan masalah atau topic penelitian.
a. Analogi
Menganalogikan merupakan usaha membuat sesuatu baru berdasarkan contoh
yang sudah ada. Manfaat menganalogikan dalam penelitian yaitu, memberika
inspirasi kepada peneliti untuk mengembangkan pemikiran yang sejalan atau
setara dengan paradigm penelitian yang telah ada, memberika inspirasi
digunakannya metodologi yang telah terbukti sukses dalam penelitian yang
lain.
b. Peta Permasalahan (Relevance-trees)
Peta penelitian membantu peneliti untuk mengembangkan masalh penelitian
dengan menjabarkan ide terkait berdasarkan konsep dasar, kemudian
memfokuskan kajian pada aspek tertentu atau mengembangkan topic
sampingan dari masalah pokok.
c. Anlisis Morfologi
Berikut merupakan tahap analisis morfologi:
i. Identifikasi faktor dan dimensi utama suatu masalah.
ii. Mendaftar berbagai atribut atau tingkatan faktor (variasi keadaaan yang
dapat terjadi pada faktor terkait).
iii. Merumuskan berbagai pola hubungan yang mungkin terjadi antar faktor.
4. Fisibilitas Permasalahan
Layak atau tidak suatu penelitian yang dilakukan dapat dievaluasi menurut
beberapa kriteria berikut:
a. Kemungkinan diperolehnya data yang diperlukan
b. Kedapatan dikembangkan desain penelitian yang sesuai
c. Ketersediaan waktu yang dibutuhkan
d. Dikuasainya keterampilan teknik yang dibutuhkan
e. Ketersediaan dana
f. Resiko yang harus dihadapi
g. Kesesuaian dengan minat peneliti
h. Keaslian dan simetri permasalahan yang dikaji
B. Studi Pendahuluan
Pelaksanaan penelitian selalu berkisar pada pokok masalah yang menjadi
topik atau judul. Masalah itulah yang akan dipecahkan dan diantara langkah yang
harus ditempuh dalam menyelesaikan masalah adalah mengemukakan jawaban
sementara atau hipotesis. Merumuskan hipotesis membutuhkan sejumlah informasi
tentang berbagai hal yang menyangkut masalah yang diteliti. Memahami dalam arti
mempunyai pengetahuan akademis tentang suatu masalah berbeda dengan memahami
empiris melalui penelitian. Sementara itu penelitian diarahkan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, studi pendahuluan perlu dilakukan terutama
untuk menjadi starting point (titik awal berpijak.
Seorang peneliti yang akan melakukan penelitian harus mencari berbagai
informasi san data angka yang menunjang latar belakang pendahuluan akademis
maupun empiris tentang hal yang diteliti. Sumber informasi dapat digolongkan
menjadi tiga kategori, yakni:
1. Sumber Informasi Dokumenter
Segala macam bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen,
baik resmi maupun tidak resmi dalam bentuk laporan, statistic, surat resmi,
dan buku harian. Sumber informasi dokumenter dapat digolongkan menjadi:
a. Sumber Primer (Primary Source), sumber informasi yang langsung
mempunyai wewenang dan bertanggung jawab terhadap pengumpulan
atau penyimpanan data.
b. Sumber Sekunder (Secondary Source), sumber yang tidak berasal dari
sumber pertama baik dari sumber kedua atau seterusnya.
2. Sumber Informasi Kepustakaan
Sumber informasi berupa bahan pustaka atau berbagai macam bahan bacaan
dalam perpustakaan yang menghimpun informasi dalam berbagai disiplin
ilmu pengetahuan. Informasi dapat berupa teori, generalisasi, maupun konsep
yang dikemukakan ahli pada sumber kepustakan. Selanjutnya, peneliti
menganalisis dan menyintesis informasi sehingga menunjang teori formal
(teori yang dirumuskan secara formal sebagai landasan penelitian terutama
dalam perumusan hipotesis) yang dirumuskan peneliti dan menjadi landasan
penelitian.
3. Sumber Informasi Lapangan
Disebut pula informasi pribadi karena umumnya informasi diperoleh dari
orang yang langsung berkecipung pada objek penelitian. Peneliti dapat
memperolehnya dengan cara observasi, wawancara, partisipasi, angket,
maupun eksperimen pendahuluan.
Studi pendahuluan dapat pula telaah teoritis, kajian teoritis, atau landasan
teoritis yang bertujuan menyusun kerangka teoritis atau pertanyaan penelitian. Agar
penelitian menghasilkan jawaban yang dapat diterima sebagai sumber kebenaran,
peneliti memerlukan beberapa teori untuk menjelaskan fakta yang diteliti. Proses
demikian memerlukan elaborasi oleh peneliti terhadap pengetahuan teoritis yang
relevan dengan masalah penelitian.
Cara Mengadakan Studi Pendahuluan
Peneliti dapat melakukan studi pendahuluan pada tiga objek yang akan
memberikan informasi tentang data yang dikumpulkan. Ketiga objek teersebut ada
yang berupa kertas (paper), manusia (person), atau tempat (place).
a. Paper : disebut pulan studi literatur berasal dari dokumen, buku, atau bahan
tertulis lainnya, baik berupa teori, laporan penelitian, atau penemuan
sebelumnya.
b. Person : bertemu, bertanya, atau berkomunikasi dengan para ahli.
c. Place : lokasi dan benda yang terdapat di tempay penelitian.
C. Merumuskan Masalah
Perumusan masalah yang baik harus memenuhi dua syarat, yaitu
menyebutkan dengan jelas apa yang akan dicari jawabannya dan jelas ruang
lingkupnya. Kedua syarat dapat terpenuhi apabila peneliti menyebutkan dengan jelas
beberapa hal berikut:
a. Variabel-variabel yang terkait
b. Hubungan antar variabel
c. Populasi terkait atau sasaran kajian yang merupakan subjek paling jelas
keterkaitannya dengan permasalahan yang dikaji
d. Berbagai atribut (lokasi, waktu, dsb) yang berfungsi membatasi lingkup kajian
berkaitan dengan tempat dan waktu terjadinya permasalahan maupun identitas
khusus populasi atau bagian populasi yang bersangkutan.
D. Merumuskan Anggaran Dasar
Pengertian anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh
peneliti yang harus dirumuskan secara jelas. Menurut Winarno Surakhmad, anggapan
dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima
oleh penyelidik atau peneliti. Seorang peneliti dapat merumuskan anggapan dasar
yang berbeda (Tim Universitas Negeri Yogyakarta, 2013:3).
Dalam konteks penelitian, asumsi diperlakukan sebagai anggapan dasar,
yaitu sesuatu yang diakui atau dianggap benar tanpa harus dihbuktikan terlebih
dahulu. Asumsi disusun agar peneliti dapat mengmbangkan rancangan penelitian
yang valid. Rancangan penelitian adalah acuan untuk menyusun hipotesis penelitian,
sehingga harus bebas dari ketidakvalidan. Pengembangan hipotesis tidak bermanfat
jika rancangan penelitiannya masih mengandung ketidakvalidan.
1. Asumsi berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi:
a. Asumsi Konseptual
Asumsi konseptual berakar pada pengakuan akan kebenaran suatu konsep atau
teori
b. Asumsi Situasional
Asumsi situasional diperlukan apabila peneliti melihat atau mengantisipasi
adanya situasi yan bersifat lokal atau sementara dan berpotensi mempengaruhi
atau menentukan berlakunya suatu hukum atau prinsip sehingga dapat
menggoyahkan rancangan penelitian yang telah disusun
c. Asumsi Pragmatik
Asumsi pragmatik bertolak dari masalah-masalah operasional yang
sebenarnya masih dalam jangkauan peneliti untuk mengendalikannya.
2. Ada tiga (3) jenis asumsi, antara lain:
a. Aksioma, yaitu suatu pernyataan yang disetujui umum tanpa memerlukan
pembuktian karena kebenarannya sudah membuktikan sendiri. Misalnya,
“Keseluruhan itu lebih besar daripada tiap bagiannya”.
b. Postulat, yaitu suatu pernyataan yang dimintakan persetujuan umum tanpa
pembuktian atau suatu fakta yang hendaknya diterima saja sebagaimana
adanya. Postulat biasa diajukan untuk menyamakan pengertian suatu istilah
atau ungkapan dalam suatu argument, sementara dilangsungkan pembahasan
mengenai suatu masalah tertentu. Misalnya, “Kurangnya motivasi belajar
siswa merupakan faktor penting yang mendorong kemalasan siswa
mempelajari bahasa Jerman.”
c. Pangkal pendapat (premise) tersamar dalam suatu entimen (enthymene)ordo
pertama atau kedua. Entimen ordo pertama adalah suatu silogisme yang
pangkal pendapat pertama tersirat. Suatu silogisme yang pangkal pendapat
pendamping (perantara) tersirat adalah entimen ordo kedua (Tim Universitas
Negeri Yogyakarta, 2013: 5).
3. Seorang peneliti harus merumuskan anggapan dasar karena:
a. agar ada dasar berpijak yan kukuh bagi masalah yang sedang diteliti
b. untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian
c. guna menentukan dan merumuskan hipotesis
E. Memilih Pendekatan
Pendekatan merupakan metode atau cara mengadakan penelitian seperti
halnya eksperimen atau non-eksperimen. Namun, pendekatan menunjukkan pula jenis
atau tipe penelitian dipandang dari segi tujuan misalnya penelitian eksploratif,
deskriptif, atau historis.
1. Penelitian eksploratif atau studi penjajakan dilakukan jika peneliti memiliki
keterbatasan informasi mengenai masalah penelitian tersebut.
2. Penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi
tertentu yang diperoleh peneliti dari subyek berupa ; individu, organisasional,
indutri, atau perspektif yang lain
3. Penelitian historis adalah penelitian untuk menguji fenomena masa lalu.
Pemilihan pendekatan tergantung pada tujuan penelitian, waktu, dan dana yang
tersedia, tersedianya subjek penelitian, serta minat dan “selera” peneliti. Studi
survei adalah salah satu pendekatan penelitian yang pada umumnya digunakan
untuk pengumpulan data yang luas dan banyak. Survei merupakan bagian studi
deskriptif yang bertujuan mencari kedudukan (status)gejala (fenomena) dan
menentukan kesamaan status dengan cara membandingkannya dengan standar
yang sudah ditentukan. Pendekatan yang termasuk studi survei adalah survei
sekolah, job analysis, analaisis dokumen, survei opini publik, dan komunitas.
Survei dapat digunakan sebagai studi pendahuluan.
F. Menentukan Variabel dan Sumber Data
1. Variabel adalah suatu konsep yang mempunyai lebih dari satu nilai, keadaan,
kategori, atau kondisi. Berikut merupakan jenis-jenis variabel:
a. Variabel Terikat
Merupakan variabel respon atau output yang muncul sebagai manipulasi suatu
variabel yang dimanipulasikan dalam penelitian (variabel bebas)
b. Variabel Bebas
Variabel yang diduga sebagai sebab munculnya variabel lain (variabel
terikat). Variabel bebas umumnya dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk
diketahui hubungannya dengan variabel lain
c. Variabel Moderator
Sebuah tipe khusus variabel bebas, yaitu variabel bebas sekunder yang
diangkat untuk menentukan apakah ia mempengaruhi hubungan antara
variabel bebas primer dan variabel terikat. Variabel adalah faktor yang diukur,
dimanipulasi, atau dipilih peneliti untuk mengungkap apakah faktor tersebut
mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
d. Variabel Kontrol
Faktor-faktor yang dikontrol atau dinetralkan pengaruhnya oleh peneliti. Jika
tidak demikian, variabel diduga ikut mempengaruhi hubungan antara variabel
bebas dan terikat
e. Variabel Antara (intervening)
Faktor yang secara teoritis mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat,
tetapi tidak dapat dilihat sehingga tidak apat diukur atau dimanipulasi
2. Pengukuran Variabel
Pengukuran adalah prosedur penetapan angka untuk mewakili kuantitas ciri yang
dimiliki oleh subjek dalam suatu populasi atau sampel. Dalam suatu hipotesis,
mungkin dapat diangkat beberapa variabel, tetapi mungkin tidak semuanya dapat
diukur oleh peneliti. Dalam hal demikian, peneliti harus merumuskan kembali
hipotesisnya agar variabel-variabel yang terikat di dalamnya dapat diukur.
Pengukuran variabel memerlukan adanya pendefinisian variabel secermat dan
seoperasional mungkin, perancangan skala pengukuran, pembuatan alat ukur
(instrumen), pengecekan validitas, dan reliabilitas instrumen.
3. Skala Pengkuran Variabel
Suatu prosedur analisis dapat atau tidak diterapkan untuk mengolah dan
menganalisis hasil pengukuran tergantung pula pada jenis skaa pengukuran yang
digunakan.jenis-jenis skala pengukuran adalah:
a. Skala Nominal
Angka-angka dalam rentangan skala pengukuran yang hanya berfungsi sebagai
pengganti nama (label) atau kategori tidak menunjukkan suatu kuantitas
b. Skala Interval
Angka-angka dalam rentangan skala pengukuran tidak hanya menunjukkan
hubungan kuantitatif dalam gradasi (ranking), tetapi juga menunjukkan bahwa
jarak atau perbedaan kuantitas antardua angka berurutan selalu sama
c. Skala Ordinal
Angka-angka dalam rentangan skala pengukuran tidak hanya menunjukkan
kategori-kategori tetapi juga menunjukkan hubungan kuantitas tertentu yakni
gradasi
d. Skala Rasio
Skala interval jika nilai nol absolut diketahui dengan pasti, sehingga dalam skala
rasio:
i. Angka-angka yang menunjukkan ranking telah ditentukan sebelumnya
berdasarkan atribut yang diukur
ii. Interval (jarak) antarangka yang berurutan menunjukkan jarak yang sama
iii. Mempunyai nilai nol absolut, artinya jarak antara tiap angka dalam skala
dengan titik nol absolut dapat diketahui secara eksplisit atau secara rasional
Menentukan Sumber Data
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi
pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data selain jenis data. Sumber
data adalah subjek penelitian tempat data menempel. Sumber data berupa benda,
gerak, manusia, tempat, dan sebagainya.
1. Sumber data penelitian terdiri atas:
a. Data Primer (primary data)
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subyek
secara individu atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik),
kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Kelebhan penggunaan sumber data
primer adalah peneliti dapat mengumpulkan data sesuai dengan yang diinginkan
karena data yang tidak relevan dapat dieliminasi atau setidaknya dikurangi.
Kemudian, data yang diperoleh lebih akurat, tetapi memerlukan waktu, tenaga,
dan biaya yang lebih besar dibanding jika peneliti menggunakan data sekunder.
Data primer dapat dibedakan menjadi:
1) Data subyek. Data subyek dapat diperoleh dari:
Lisan (verbal) opini/pendapat
Tertulis pengalaman atau karakteristik subyek penelitian
Ekspresi sikap
2) Data fisik berupa benda berwujud yang menunjukkan keberadan atau kejadian
masa lalu (benda-benda bersejarah)
b. Data Sekunder (secondary data)
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder
umumnya berupa bukti, catatan, ataulaporan historis yang telah tersusun dalam
arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan.
Data sekunder dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Data internal: dokumen-dokumen akuntansi dan operasi yang dikumpulkan,
dicatat, dan disimpan dalam suatu organisasi
Contoh: faktur penjualan, jurnal penjualan, laporan penjualan periodik, surat-
surat seperti notulen hasil rapat, hasil rapat, dan memo manajemen
2) Data eksternal: data sekunder yang pada umumnya disusun oleh suatu entitas
selain peneliti dari organisasi yang bersangkutan
Contoh: buku jurnal, majalah, atau buletin antara lain yang memuat data:
indeks atau referensi, hasil sensus, statistik, dan lain-lain
Pengumpulan data sekunder relatif lebih mudah dan cepat, tetapi ada
beberapa aspek yang harus dievaluasi oleh peneliti sebelum menggunakan data
sekunder, antara lain:
Kesesuaian data dengan tujuan penelitian
Kesesuaian antara periode waktu tersedianya data dengan periode waktu yang
diinginkan
Kesesuaian antara populasi data yang ada dengan populasi yang enjadi perhatian
peneliti
Relevansi dan konsistensi unit pengukur yang digunakan
Biaya yang diperlukan untuk mengumpulkan data sekunder
Kemungkinan bias yang ditimbulkan oleh data sekunder
Dapat atau tidaknya dilakukan pengujian terhadap akurasi pengumpulan data
Ditinjau dari wilayah sumber data, ada tiga jenis penelitian yaitu, penelitian
populasi, penelitian sampel, dan penelitian kasus. Hasil penelitian populasi berlaku
bagi populasi. Hasil penelitian sampel berlaku bagi populasi, sedangkan hasil
penelitian kasus hanya berlaku bagi kasus sendiri.
G. Menentukan dan Menyusun Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang menggunakan pendekatan
kualitatif dan yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan
pendekatan kualitatif dilakukan pada latar yang alami, lebih memperhatikan proses
daripada hasil semata dan yang terpenting adalah berusaha memahami makna suatu
kejadian atau berbagai interaksi di dalam situasi wajar. Sementara penelitian
kuantitatif lebih banyak mementingkan hasil akhir yang baik dan sesuai dengan
tujuan peneltian.
Instrumen penelitian sosial dan pendidikan menggunakan pendektan
kuantitatif dapat dibedakan menjadi empat, yaitu kuisioner, tes, inventori, dan
pedoman observasi. Istilah kuisioner berkaitan dengan instrumen yang digunakna
untuk menjaring data bersifat informatif-faktual. Misalnya data tentang umur, tingkat
pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain. Istilah tes digunakan untuk menunjuk semua
jenis instrumen yang dirancang untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bidang
tertentu, seperti bakat matematika , bakat musik, dan bakat lainnya. Inventori dapat
diartikan sebagai instrumen yang dipakai untuk mengetahui karakteristik (psikologis)
tertentu individu. Sedangkan pedoman pengamatan adalah instrumen yang dipakai
sebagai alat bantu dalam melakukan observasi terfokus, misalnya daftar cek.
Menurut Issac, S., dan W.B., Michael dalam blalalal (188-3) ada tiga kriteria
pokok yang harus dipenuhi suatu instrumenpenelitian agar dapat dinyatakan memiliki
kualitas yang baik, yaitu validitas, reliabilitas, dan praktibilitas. Penelitian
dinyatakan telah memiliki validitas (kesahihan atau ketepatan) yang baik jika
instrumen penelitian benar mengukur apa yang seharusnya diukur.validitas instrumen
lebih tepat diartikan sebagai derajat kedekatan hasil pengukuran dengan keadaan
yang sebenarnya. Dalam bidang psikologi dan pendidikan, reliabilitas (keandalan)
dairtikan sebagai keajegan hasil suatu instrumen. Suatu instrumen memiliki
keandalan jika hasil pengukuran berkali-kali terhadap subjek yang sama selalu
menunjukan hasil atau skor yang sama. Syarat ketiga adalah praktikabilitas, yaitu
ekonomis dari sudut waktu maupun biaya, mudah dilaksanakan dan diberi skor,
mampu memberikan hasil yang dapat diinterpretasikan secara akurat, serta dapat
digunakan oleh pihak yang memerlukan.
H. Mengumpulkan Data
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan
masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan,
gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang
bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun
suatu konsep.
1. Jenis - Jenis Data
Menurut cara memperolehnya:
Data primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri atau seorang atau
suatu organisasi langsung dari obyeknya. Contoh: Mewawancarai langsung
penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.
Data sekunder yaitu data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian.
Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain
dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial.
Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari
surat kabar atau majalah.
Menurut sumbernya:
Data internal adalah data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam suatu
organisasi. Misal: data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb.
Data eksternal yaitu data yang menggambarkan suatu keadaan atau kegiatan di
luar suatu organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk
pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain
sebagainya.
Menurut sifatnya:
Data kualitatif adalah data yang bukan dalam bentuk angka
Data kuantitatif adalah data dalam bentuk angka
Menurut waktu pengumpulannya:
Cross section/insidentil adalah dikumpulkan pada suatu waktu tertentu. Contohnya
laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. Angin Ribut bulan
mei 2004, dan lain sebagainya.
Data berkala/time series data adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
untuk menggambarkan suatu perkembangan atau kecenderungan
keadaan/peristiwa/kegiatan. Contoh data time series adalah data perkembangan
nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004 sampai 2006,
jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor azahari dari bulan ke bulan, dll.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar
cek list, kuesioner (angket terbuka/tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan
lainnya.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Metode
pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara:
1. Wawancara
Wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan
sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap
secara tatap muka. Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan
menggunakan pedoman wawancara.
Menurut Patton dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman
umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat
umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan
pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer
mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek
(check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan.
Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan
tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus
menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung
(Patton dalam poerwandari, 1998).
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti
terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan
sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada
1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan
sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
2. Observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi.
Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan
secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau
gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses
terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya.
Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek
selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap
relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah
mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,
orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari
perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Macam-
macam observasi, antara lain:
Observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,
mendengarkan apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang
diteliti.
Observasi terus terang atau tersamar, peneliti berterus terang kepada
narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian.
Observasi tak berstruktur, dilakukan dengan tidak berstruktur karena fokus
penelitian belum jelas.
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak
hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat
digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi).
Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak
terlalu besar.
3. Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara
tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden).
Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah
pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.
Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai
dengan presepsinya.
Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden
untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan
dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat
pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode
pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan
yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat
menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat
dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan
dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan
seragam. Macam-macam kuisioner, antara lain:
Kuesioner tertutup, setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan
jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
Kuesioner terbuka, dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga
responden haru memformulasikan jawabannya sendiri.
Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup, dimana pertanyaan tertutup
kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
Kuesioner semi terbuka, pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi,
tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.
Angket/kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang
lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik
pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup
besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163)
terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
I. Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan
lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Data
tersebut banyak sekali, setelah dibaca, dipelajari, dan ditelah maka langkah
berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat
abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan
pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah
selanjutnya adalah menyusunya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian
dikategorisasikan pada langkah berikutnya.
Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang telah terkumpul,perlu
dilakukan pengecekan keabsahan data. Pengecekan keabsahan data didasarkan pada
kriteria deraja kepercayaan (crebility) dengan teknik trianggulasi,ketekunan
pengamatan, pengecekan teman sejawat (Moleong, 2004).
Triangulasi merupakan teknik pengecekan keabsahan data yang didasarkan
pada sesuatu di luar data untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding
terhadap data yang telah ada (Moleong,200). Trigulasi yang digunakan adalah
trigulasi dengan sumber, yaitu membandingkan data hasil observasi, hasil pekerjaan
siswa dan hasil wawancara terhadap subjek yang ditekankan pada penerapan metode
bantuan alat pada efektif membaca .
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan teknik melakukan pengamatan yang
diteliti, rinci dan terus menerus selama proses pembelajaran berlangsung yang diikuti
dengan kegiatan wawancara secara intensif terhadap subjek agar data yang dihasilkan
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Pengecekan teman sejawat/kolega
dilakukan dalam bentuk diskusi mengenai proses dan hasil penelitian dengan harapan
untuk memperoleh masukan baik dari segi metodelogi maupun pelaksanaan tindakan.
J. Menarik Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan atas
hasil dari analisa dan interprestasi data yang dilengkapi dengan saran. Penarikan
kesimpulan sangat berguna dalam merangkum hasil akhir suatu penelitian, selain
sebagai landasan rumusan pengambilan keputusan bagi pihak peneliti juga digunakan
sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya.
Kesimpulan adalah intisari dari hasil eksperimen dan pernyataan mengenai
hubungan hasil eksperimen dengan hipotesis, termasuk juga alasan yang
menyebabkan hasil eksperimen hasil eksperimen berbeda dengan hipotesis. Jika perlu
kesimpulannya dapat diakhiri dengan memberikan masukan-masukan untuk
pengujian selanjutnya.
Setiap kesimpulan yang dibuat oleh peneliti semata-mata didasarkan pada
data yang dikumpulkan dan diolah. Hasil penelitian tergantung pada kemampuan
peneliti untuk menfasirkan secara logis data yang telah disusun secara sistematis
menjadi ikatan pengertian sebab-akibat obyek penelitian. Setiap kesimpulan dapat
diuji kembali validitasnya dengan jalan meneliti jenis dan sifat data dan model yang
digunakan.
Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang
diajukan itu ditolak atau diterima. Jika dalam proses pengujian terdapat bukti yang
cukup untuk mendukung hipotesis, maka hipotesis itu diterima. Sebaliknya jika
dalam proses pengujian tidak terdapat bukti yang cukup mendukung hipotesis, maka
hipotesis itu ditolak. Hipotesis yang diterima dianggap sebagai bagian dari
pengetahuan ilmiah sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan. Syarat keilmuan
yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah
sebelumnya, serta telah teruji kebenarannya. Teruji kebenarannya berarti tidak
ditemukan bukti yang bertentangan.
Dalam metode ilmiah seluruh langkah-langkah di atas harus dilakukan agar
suatu penelitian dapat disebut ilmiah. Langkah-langkah tersebut harus dilakukan
secara urut dan benar, karena langkah yang satu merupakan dasar bagi langkah
berikutnya. Langkah-langkah yang telah disebutkan di atas harus digunakan sebagai
landasan utama dalam penelitian, walau terkadang terjadi berbagai variasi yang
berkembang sesuai dengan bidang dan permasalahan yang diteliti.
Aspek negatif dari penelitian kita seharusnya tidak diabaikan. Masalah,
kelemahan, dan lain-lain sejenisnya dapat dimasukkan ke dalam bagian kesimpulan
sebagai suatu cara untuk mengkualifikasikan kesimpulan yang kamu buat
(memperlihatkan aspek-aspek negatif, bahkan seandainya hal tersebut lebih bermakna
dibandingkan dengan aspek-aspek positifnya)
Sering terjadi tujuan penelitian mengalami perubahan ketika penelitian
sedang dijalankan. Hal tersebut tidak menjadi masalah sepanjang peneliti tidak lupa
untuk kembali dan menyusun ulang tujuan yang telah ditulis pada bagian
pendahuluan sehingga secara akurat merefleksikan apa yang sedang penelliti
selesaikan dalam penelitian.
Ada tiga metode yang digunakan dalam penarikan kesimpulan, yaitu:
1. Modus ponens (kaidah pengasingan), kika diketahui premis-premisnya p→q
dan p maka dapat diambil konklusi q.
2. Modus tollens (kaidah penolakan), jika diketahui premis-premisnya p→q dan q
maka dapat diambil konklusi p.
3. Silogisme, menggunakan sifat menghantar atau transitif dari pernyataan
implikasi. Jika diketahui premis-premisnya p→q dan q→r maka dapat diambil
konklusi p→r.
K. Menyusun Laporan
Setelah kita mengetahui prosedur-prosedur dalam penyusunan penelitian
maka kita tinggal merangkai setiap prosedur yang ada sehingga membentuk satu
kesatuan karya penelitian yang dapat dipublikasikan. Di lapangan format atau
sistematika laporan sangat beraneka ragam, namun ada patokan resmi yang harus
diikuti penulis. Faktor yang menyebabkan kanekaragaman format laporan adalah:
penekanan materi yang dilaporkan,
urutan penyajian,
pandangan tentang perlu didukung suatu bagian dicantumkan atau tidak,
keanekaragaman buku petunjuk penulisan ilmiah.
Setelah garis besar laporan terbentuk, selanjutnya tinggal menyusun laporan
penelitian. Bahan-bahan laporan penelitian adalah data-data dan keterangan-
keterangan yang disusun dalam catatan tentang apa yang dipikirkan sebelum
mengadakan penelitian, catatan yang dibuat selama penelitian hingga catatan setelah
penelitian itu berlangsung.
Pada saat peneliti mempersiapkan rancangan penelitiannya, ia menyusun
bagian masalah penelitian seperti latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat, tinjauan kepustakaan, dan batasan konsep. Peneliti pun menyusun objek dan
subjek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen, dan teknik pengolahan dan
analisis data. Jadi, bagian masalah penelitian, tinjauan kepustakaan dan metodologi
penelitian sudah dapat dirampungkan sebelum pengolahan dan analisis data selesai.
Sampai tahap ini, penulis hanya perlu memberi uraian-uraian tambahan dari apa yang
telah dinyatakan dalam rancangan penelitian. Misalnya, tinjauan kepustakaan dan
metodologi penelitian dibahas dan dipaparkan lebih lengkap.
Tahap berikutnya adalah penulisan hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian. Perlu dikemukakan adanya perbedaan antara penyusunan laporan
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif laporan dapat disusun
secara simultan dan interaktif di dalam kesatuan siklus penelitian yang dilakukan.
Pada penelitian kuantitatif, di mana bagian laporan mengenai hasil penelitian beserta
kesimpulan atas hasil penelitian, baru dapat disusun setelah tahap pengolahan dan
analisis data selesai, sebab yang dilaporkan adalah hasil pengolahan dan analisis data
itu sendiri.
Kemampuan penulis erat kaitannya dengan kemampuan untuk berpikir logis
dan runtut. Hal ini didukung oleh kemampuan berbahasa, kebiasaan membaca, serta
kesediaan memberi dan menerima komentar. Hal lain yang perlu dimiliki oleh
seorang penulis adalah ia terlatih menuangkan pikirannya ke dalam kalimat-kalimat
yang baik, menyusunnya dalam suatu alenia, kemudian merangkai alinea-alinea
tersebut. Oleh karena itu, bagi penulis pemula, perbaikan tulisan atau laporan
merupakan hal yang biasa.
Sebagai pegangan dalam penulisan laporan, agar pembaca lebih mudah
untuk mendalami dan menerima hasil penelitian, berikut ini disampaikan beberapa
pokok penting.
1. Penulis sebaiknya menghindari penggunaan kata-kata serupa secara berulang-
ulang.
2. Arah dan tujuan penulisan harus sesuai dengan maksud penelitian.
3. Ada pemisahan antara teori dengan hasil penelitian lapangan.
4. Penulis sebaiknya menghindari penggunaan bahasa klise yang kurang
bermakna.
5. Penulis menggunakan bahasa yang sederhana dan tata bahasa yang baku.
6. Penulis sebaiknya tidak berbelit-belit.
Penyusunan laporan penelitian harus mencerminkan nilai-nilai ilmiah.
Berikut ini diuraikan aturan-aturan penulisan ilmiah sebagai pegangan bagi peneliti.
1. Penulis laporan harus mengetahui kepada siapa laporan itu ditujukan. Pembaca
laporan dapat dikelompokkan antara lain: kalangan cendekiawan, masyarakat
umum, pelajar, dan kalangan pembaca yang lain. Kalangan-kalangan ini
menjadi konsumen hasil penelitian.
2. Laporan penelitan bagi kalangan cendekiawan atau akademisi harus lebih
ilmiah, mendalam, dan tata penulisannya sesuai dengan aturan yang berlaku di
perguruan tinggi yang bersangkutan serta dilengkapi dengan diagram maupun
bentuk statistik yang menunjang.
3. Bila penelitian itu dipesan lembaga sponsor, tentu konsumennya telah
ditentukan oleh sponsor yang bersangkutan. Bagi kalangan umum, laporan
dapat diuraikan secara ringkas dan dalam bahasa yang mudah di mengerti.
4. Penulis laporan harus menyadari bahwa pembaca laporan tidak mengikuti
kegiatan proses penelitian. Dengan demikian penulis harus dapat mengajak
orang lain untuk mencoba mengikuti apa yang telah ia lakukan. Oleh karena itu,
langkah demi langkah harus dikemukakan secara jelas termasuk alasan-alasan
mengapa hal itu dilakukan.
5. Penulis laporan harus menyadari bahwa tingkat pengetahuan, pengalaman, dan
minat pembaca tidak sama. Oleh karena itu, hasil penelitian harus dikemukakan
dengan jelas sesuai konteks pengetahuan secara umum.
6. Penulis harus menyusun laporan penelitian dengan jelas dan meyakinkan
karena laporan penelitian adalah unsur pokok dalam proses kemajuan ilmu
pengetahuan.
Dalam menyusun hasil penelitian harus mempersoalkan hal-hal sebagai
berikut.
1. Merumuskan suatu masalah secara tepat dalam penelitian. Merumuskan suatu
masalah teoretis dengan sendirinya juga memberi perspektif pada pengetahuan
teoretis yang telah ada. Usaha peneliti untuk memperluas pengetahuan teoretis
sesuai dengan tuntutan ilmiah, yaitu menambah pengetahuan secara kumulatif.
2. Suatu rumusan yang menjelaskan kepada para pembaca bagi siapa hasil
penelitian berlaku. Hal ini akan memberi pembatasan kedua (di samping
pengoperasionalan masalah) pada simpulan yang ditarik.
3. Suatu uraian yang luas mengenai metode dan teknik yang dipakai. Dalam
penelitian, uraian mengenai metode dan teknik sangat diperlukan sebab
keduanya mempengaruhi simpulan yang telah ditarik.
4. Data yang telah dikumpulkan dan mempunyai relevansi terhadap masalah yang
telah diteliti harus dipersoalkan dalam laporan ilmiah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian Bab II dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Penelitian harus memikili persyaratan sistematis, berencana dan mengikuti konsep
ilmiah agar dapat mencapai tujuan penelitian yakni meningkatkan pengetahuan
sehingga harus diadakan agar pencapaian usaha manusia meningkat. Di samping
persyaratan penelitian, agar hasil penelitian baik dan dapat diterima oleh
masyarakat luas maka penelitian harus memenuhi criteria, antara lain: objektif dan
akurat, tepat waktu, relevan, efisien.
Penelitian dapat dikatakan masyarakat lokal maupun internasional harus mengikuti
aturan baku prosedur penulisan yang secara umum meliputi: masalah yang diambil
suseai kebutuhan atau tantangan, merusmuskan masalah sehingga batasan,
kedudukan dan alternatif cara menjadi lebih jelas sesuai studi pendahuluan,
menetapkan hipotesis sebagai titik tolak menentukan alternatif pemecahan yang
dipilih, mengumpulkan data untuk menguji hipotesis, mengambil kesimpulan
berdasarkan hasil pengolahan data dan dikembalikan pada hipotesis yang sudah
dirumuskan, menentukan kemungkinan untuk mengadakan generalisai dari
kesimpulan tersebut serta implikasinya dimasa akan datang.
3.2 Saran
Adapun saran yang bisda disampaikan, antara lain:
Mengkaji lebih lanjut mengenai kriteria penelitian yang baik sehingga dapat
mengaplikasikannya dengan benar.
Mengaplikasikan prosedur penelitian sesuai dengan yang telah dikaji agar
penelitian dapat diterima oleh masyarakat.
26
DAFTAR PUSTAKA
Malamassam, Daud. 2009. Modul Pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian.
Makassar: Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas
Hasanuddin.
Patton, Michael Quinn. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Poewandari, E. Kristi. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.
Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan
Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia.
Sangaji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis
dalam Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Setiawan, Ebta. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Offline),
(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/)
Tim Universitas Negeri Yogyakarta. 2013. Merumuskan anggapan dasar. (Online),
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dra.%20Wening%20Sah
ayu,%20M.Pd./Merumuskan%20Anggapan%20Dasar.pdf), diakses pada 5
September 2015.
27
top related