makala h

Post on 08-Jan-2016

216 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Makalah

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk perbaikan dalam bidang lingkungan, pendidikan masyarakat, dan kesehatan masyarakat.1 Kesehatan masyarakat juga tidak hanya berbicara tentang teori penyakit dan penyebarannya, atau tentang lingkungan, pendidikan, pelayanan kesehatan dan lainnya, tetapi juga cara penerapannya atau pengaplikasiannya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.Oleh sebab itu, dikeluarkanlah berbagai kebijakan-kebijakan sesuai dengan kesehatan masyarakat. Kemunculan Visi Indonesia Sehat misalnya, telah melahirkan paradigma dan konsep sehat yang baru. Namun, penerapannya di daerah-daerah atau wilayah Indonesia belum maksimal, sehingga diperlukannya peran serta masyarakat untuk menjaga kesehatan masyarakat wilayah itu sendiri. Tidak maksimalnya penerapan paradigma dan konsep sehat yang sesuai dengan visi Indonesia sehat juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu tingkat pendidikan, ketersediaan tenaga kerja medis, dan mutu pelayanan kesehatan di suatu wilayah.Faktor-faktor tersebutlah yang mempengaruhi kesehatan masyarakat di suatu wilayah. Pada intinya, diperlukan peran serta masyarakat yang baik terhadap paradigma dan konsep sehat, agar dalam mencegah, memelihara, dan meningkatkan kesehatan masyarakat dapat lebih maksimal dan berjalan dengan baik, dan juga mutu kesehatan masyarakat pun terjamin.Karena itu diharapkan agar mahasiswa sebagai masyarakat berintelektual dapat lebih mengetahui dan memahami apa itu kesehatan masyarakat dan apa hubungan paradigma sehat dan konsep sehat terhadap kesehatan masyarakat di suatu wilayah itu sendiri.

BAB IIPEMBAHASAN

KESEHATAN MASYARAKATKesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat. Dari pengalaman-pengalaman praktik kesehatan masyarakat yang telah berjalan sampai pada awal abad ke-20, Winslow1 akhirnya membuat batasan kesehatan masyarakat yang sampai sekarang masih relevan, yakni : kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui Usaha-usaha Pengorganisasi Masyarakat untuk :a. Perbaikan sanitasi lingkunganb. Pemberantasan penyakit-penyakit menularc. Pendidikan untuk kebersihan perorangand. Pengorganisasi pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatane. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannyaDari pengertian tersebut, tersirat bahwa kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori(ilmu) dan praktik(seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang usia hidup, dan meningkatkan kesehatan penduduk(masyarakat). Ketiga tujuan tersebut sudah barang tentu saling berkaitan dan mempunyai pengertian yang luas. Untuk mencapainya maka dilakukan upaya-upaya pengorganisasi masyarakat.1Pengorganisasian masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan kesehatan masyarakat, pada hakikatnya adalah menghimpun potensi masyarakat atau sumber daya(resources) yang ada di dalam masyarakat itu sendiri untuk upaya-upaya, yaitu : preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif kesehatan mereka sendiri. Pengorganisasian masyarakat dalam bentuk penghimpunan dan pengembangan potensi dan sumber-sumber daya masyarakat dalam konteks ini pada hakikatnya adlaah menumbuhkan, membina, dan mengembangkan partisipasi masyarakat di bidang pembangunan kesehatan.1Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, faktor-faktor tersebut adalah peran serta masyarakat, lingkungan masyarakat, pendidikan masyarakat, pelayanan kesehatan(Puskesmas, Posyandu,dll), dan sebagainya.1

1. PARADIGMA SEHAT Paradigma Sehat adalah sebuah upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif. Paradigma tersebut merupakan model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.2Untuk terwujudnya paradigma sehat sebagai paradigma pembangunan kesehatan yang baru, kajian yang saksama tentang dasar, visi, serta misi pembangunan kesehatan perlu segera dilakukan. Dasar-dasar visi dan misi pembangunan kesehatan seyogyanya tidak hanya mampu menghadapi kelima tantangan konvensional pembangunan kesehatan, yakni perubahan pada dinamika kependudukan, kemajuan ilmu dan teknologi, globalisasi, perubahan lingkungan dan demokratisasi, tetapi juga harus dapat mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi dalam milenium ketiga pada masa depan. Untuk terwujudnya Indonesia Sehat pada masa depan, dasar-dasar, visi, serta misi pembangunan kesehatan yang baru harus dapat dilaksanakan serta bertaat asas dan berkesinambungan.2,31.1 VISI INDONESIA SEHAT 2010Gambaran keadaan masyarakat Indonesia di masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai Indonesia Sehat 2010. Dengan adanya rumusan visi tersebut, lingkungan yang diharapkan pada masa depan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan permukimn yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.3Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya, masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan kesehatan yang tersedia adalah pelayanan yang berhasil guna dan berdaya guna yang tersebar secara merata di seluruh Indonesia. Dengan demikian, dapat terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup prduktif secara sosial dan ekonomis. Untuk dapat mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010, ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan sebagai berikut.31. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan2. Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat3. Pemeliharaan dan Peningkatan Pelayanan Kesehatan4. Pemeliharaan dan Peningkatan KesehatanTujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Sasaran pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah sebagai berikut.2,31. Perilaku hidup sehat2. Lingkungan sehat3. Upaya kesehatan4. Manajemen pembangunan kesehatan5. Derajat kesehatan

2. KONSEP SEHATKonsep sehat-sakit adalah konsep yang kompleks dan multiinter prestasi. Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi sehat maupun sakit. Pengertian sehat-sakit juga beragam. Setiap individu, keluarga, masyarakat, maupun profesi kesehatan mengartikan sehat/sakit secara berbeda, bergantung pada paradigmanya.3Konsep sehat-sakit senantiasa berubah sejalan dengan pemahaman manusia mengenai nilai, peran, penghargaan, dan persepsi manusia terhadap kesehatan.4Derajat sehat dan sakit individu atau kelompok dapat dianalisis menurut pendekatan model antara agen, host, dan lingkungan.4

Konsep sehat dibagi menjadi dua ditinjau berdasarkan sudut pandang yang berbeda,5 misalnya:1. Konsep sehat dipandang dari sudut fisik secara individu ialah seseorang dikatakan sehat bila semua organ tubuh dapat berfungsi dalam batas-batas normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin.2. Konsep sehat dipandang dari sudut ekologi ialah sehat berarti proses penyesuaian antara individu dengan lingkungannya. Proses penyesuaian ini berjalan terus menerus dan berubah-ubah sesuai dengan perubahan lingkungan yang mengubah keseimbangan ekologi dan untuk mempertahankan kesehatannya orang dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Menurut WHO, Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.3Menurut Undang-Undang Kesehatan RI No.23 Tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.3Menurut Parson,3 sakit adalah ketidakseimbangan fungsi normal tubuh manusia, termasuk sejumlah sistem biologis dan kondisi penyesuaian.Menurut Bauman,3 ada tiga kriteria sakit yaitu adanya gejala, persepsi tentang keadaan sakit yang dirasakan, dan kemampuan beraktivitas sehari-hari yang menurun.Ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan,3 yaitu :1. Keturunan2. Layanan Kesehatan3. Lingkungan 4. Perilaku

3. PROMOSI KESEHATANDalam konteks kesehatan, promosi berarti upaya memperbaiki kesehatan dengan cara memajukan, mendukung, dan menempatkan kesehatan lebih tinggi dari agenda, baik secara perorangan maupun secara kelompok. Determinan pokok kesehatan adalah aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan yang sering kali berada di luar kontrol perorangan atau masyarakat secara kolektif. Oleh karena itu, aspek promosi kesehatan yang mendasar adalah melakukan pemberdayaan sehingga individu lebih mampu mengontrol aspek-aspek kehidupan mereka yang memengaruhi kesehatan. Menurut pengertian itu tersebut, terdapat dua unsur tujuan dan proses kegiatan promosi kesehatan, yaitu memperbaiki kesehatan dan memiliki kontrol yang lebih besar terhadapnya(aspek-aspek kehidupan memengaruhi kesehatan).6 Definisi WHO, berdasarkan piagam Ottawa/Ottawa Charter mengenai promosi kesehatan sebagai hasil Konferensi Internasional Promosi Kesehatan Ottawa Canada adalah proses yang memampukan masyarakat untuk meningkatkan kontrol kesehatan, dan untuk meningkatkan kesehatan mereka. WHO menekankan bahwa promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri(self improvemenet). Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk, dan bersaa masyarakat serta sesuai dengan sosial budaya setempat. Promosi kesehatan tidak hanya meningkatkan kesadaran dan kemauan seperti dikonotasikan dalam pendidikan kesehatan.7 Salah satu definisi yang memusatkan pada kegiatan promosi muncul dari Green & Ottoson,7 yang mengatakan promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundang-undangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan. Batasan ini menekankan bahwa promosi kesehatan adalah program masyarakat yang menyeluruh, bukan hanya perubahan perilaku, melainkan juga perubahan lingkungan. Promosi kesehatan juga mengupayakan perubahan lingkungan, sistem dan kebijakan kesehatan. Terdapat sasaran dari promosi kesehatan, yaitu individu/keluarga, masyarakat, pemerintah/politisi/swasta, dan petugas atau pelaksana program.6,7Strategi global promosi kesehatan dari WHO dikenal dengan strategi ABG(Advokasi Kesehatan, Bina Suasana, Gerakan Masyarakat).6-81. Advokasi kesehatan. Upaya pendekatan kepada para pimpinan atau pengambil keputusan supaya dapat memberikan dukungan, kemudahan, dan semacamnya pada upaya pembangunan kesehatan.2. Bina suasana(social report) upaya membuat suasana yang kondusif atau menunjang pembangunan kesehatan sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.3. Gerakan masyarakat(empowerment) upaya memandirikan individu, kelompok, dan masyarakat agar berkembang kesadaran, kemauan, dan kemampuan di bidang kesehatan atau agar secara proaktif, masyarakat mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.Terdapat lima pendekatan utama,6-8 yaitu :1. Membangun kebijakan masyarakat yang sehat2. Menciptakan lingkungan yang mendukung3. Mengembangkan ketrampilan personal pada masyarakat dan praktisi4. Mengorientasikan kembali pelayanan kesehatan5. Memperkuat tindakan yang dilakukan masyarakat

4. PREVENTIFDefinisi perawatan preventif adalah perawatan yang dilakukan pada interval yang ditentukan oleh waktu atau penggunaan.9 Preventif lebih mengutamakan melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit atau sebelum terjadinya penyakit. Sasaran dari preventif itu sendiri adalah masyarakat(bukan perorangan) masalah-masalah yang ditangani pada umumnya juga masalah-masalah yang menjadi masalah masyarakat, bukan masalah individu. Preventif lebih menggunakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu adanya masalah, tetapi mencari masalah dan melakukan pendekatan yang holistik atau menyeluruh.1,9

5. PERAN SERTA MASYARAKATPada prinsipnya dalam membina sebuah kegiatan masyarakat diperlukan kerjasama yang baik dan dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau kebutuhannya sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh sektor yang bersangkutan.10Maka daripada itu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah dibutuhkan kerjasama atau keikutsertaan masyarakat di wilayah itu sendiri. Sebelum masyarakat berperan serta juga masyarakat harus dikembangkan pengertiannya yang benar tentang kesehatan dan program-programnya serta dikembangkan kesadaran akan potensi dan sumber daya yang dimiliki dan dibina kemampuan dan keberaniannya, untuk berperan aktif dan berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka.10Sikap mental pihak penyelenggara pelayanan juga perlu disiapkan terlebih dahulu agar dapat mempengaruhi dan menyadarkan masyarakat, kepekaan dari pada para pembina untuk memahami aspirasi yang tumbuh dimasyarakat dan dapat berperan secara tepat, serta harus adanya keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan berkesinambungan baik antara pembina dengan pembina maupun pembina dengan masyarakat, sehingga muncul arus pemikiran yang mendukung. Pengadaan fasilitas dan persiapan bagi pelaksana juga dibutuhkan agar peran serta masyarakat semakin terlihat.10,11

6. LINGKUNGANKesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup : perumahan, pembuangan kotoran manusia(tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor(air limbah), rumah hewan ternak(kandang) dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup didalamnya.1Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan ini dari masa ke masa, dan dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain bervariasi dan bertingkat-tingkat, dari usaha yang paling sederhana(primitif) sampai pada yang paling mutakhir(modern).1Dengan kata lain bahwa teknologi di bidang kesehatan lingkungan sangat bervariasi, dari teknologi primitif, teknologi menengah(teknologi tepat guna) sampai dengan teknologi mutakhir.1Masalah kesehatan lingkungan yang sering jadi permasalahan adalah sanitasi, penyediaan air minum, perumahan, pembuangan sampah, dan pembuangan limbah.1

7. PENDIDIKANKonsep dasar pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Konsep ini berasal dari asumsi bahwa manusia itu sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan. Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar.1Dalam waktu yang pendek pendidikan kesehatan hanya akan menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan, peningkatan pengetahuan saja belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya, perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran pendidikan kesehatan. Hal ini berbeda dengan program kesehatan yang lain, terutama program pengobatan yang dapat langsung memberikan hasil terhadap penurunan kesakitan.1Pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha intervensi perilaku harus diarahkan pada ketiga faktor pokok latar belakang perilaku, yaitu faktor prediposisi, faktor yang mendukung, dan faktor yang memperkuat atau mendorong.1 Dari definisi tersebut, bisa diketahui bahwa pendidikan itu berperan dalam mengubah perilaku dan peranan pendidikan kesehatan itu sendiri adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Dengan kata lain, pendidikan kesehatan adalah suatu usaha untuk menyediakan kondisi psikologis dan sasaran agar mereka berperilaku sesuai dengan tuntunan nilai-nilai kesehatan.1

8. PUSKESMASPengertian Puskesmas, yaitu :Suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya atau kabupaten.1Dr.Azrul Azwar, MPH10 :Suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.Menurut Departemen Kesehatan RI pada tahun 1981, Puskemas diartikan sebagai suatu kesatuan organisasi Kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat di wilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok.10 Pada tahun 1987 DepKes memperbaharui lagi definisi Puskesmas menjadi 2 arti,10 yaitu : 1. Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan danterdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh danterpadu di wilayah kerjanya.2. Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang secara profesional melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.Pada tahun 1991 Departemen Kesehatan merevisi lagi pengertian dari Puskesmas, yaitu Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang sangat besar dalam memelihara kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.10Untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang berada di suatu kecamatan, maka puskesmas ditunjuk sebagai penanggung jawab dan disebut dengan nama puskesmas tingkat kecamatan atau yang disebut juga puskesmas pembina. Dan puskesmas-puskesmas yang ada di tingkat kelurahan atau desa disebut juga puskesmas kelurahan atau yang lebih dikenal dengan puskesmas pembantu.10 Dan sejak saat ini puskesmas dibagi dalam 2 kategori seperti apa yang telah kita kenal,11 yaitu :1. Puskesmas kecamatan(puskesmas pembina)2. Puskesmas kelurahan/desa(puskesmas pembantu)Puskesmas mempunyai 3 fungsi pokok,10 yaitu : 1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanyaPuskesmas mempunyai tanggung jawab dalam pembinaan dan pengembangan Posyandu di wilayah kerjanya masing-masing.1

9. POSYANDU Merupakan program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana.1Posyandu adalah forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu juga merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.10Pengertian Posyandu adalah pusat kegiatan dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB-Kesehatan. Dari aspek prosesnya maka pengertiannya adalah merupakan salah satu wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan, khususnya kesehatan dengan menciptakan kemampuan untuk hidu sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Apabila dipandang dari hirarki sistem upaya pelayanan kesehatan, adalah forum yang menjembatani ahli teknologi dan ahli kelola untuk upaya-upaya kesehatan yang profesional kepada masyarakat sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar hidup sehat.11Tujuan penyelenggaraan Posyandu,1,11 yaitu :1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran2. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera(NKKBS)3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan dan lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan.Gagasan Posyandu,12 dapat dijabarkan sebagai berikut :1. Merupakan perpaduan kegiatan masyarakat dengan tenaga kesehatan2. Sasara pelaksanaannya adalah balita, ibu hamil dan ibu menyusui, serta pasangan usia subur(PUS)3. Sistem pelaksanaan dengan sistem lima meja4. Tenaga kesehatan yang terkait adalah bidan swasta, bidan desa, tenaga kesehatan Puskesmas, dokter swasta5. Sistem Kader Desa

10. KELUARGA BERENCANAKeluarga Berencana merupakan sebuah program yang diadakan oleh Posyandu. Program KB adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial penduduk Indonesia.13 Tujuan program KB itu sendiri adalah memperkecil angka kelahiran, menjaga kesehatan ibu dan anak, serta membatasi kehamilan jika jumlah anak sudah mencukupi.13

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULANKesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan masyarakat(derajat kesehatan masyarakat). Kesehatan masyarakat juga tidak hanya berbicara tentang teori penyakit dan penyebarannya, atau tentang lingkungan, pendidikan, pelayanan kesehatan dan lainnya, tetapi juga cara penerapannya atau pengaplikasiannya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Yang terpenting didalam kesehatan masyarakat adalah peran serta masyarakat itu sendiri, apakah peduli atau tidak terhadap kesehatan di wilayah atau lingkungannya sendiri.Kesehatan masyarakat di suatu wilayah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Paradigma Sehat, Konsep Sehat, Promosi Kesehatan, Tindakan Preventif, Peran serta masyarakat, Lingkungan, Pendidikan, Pelayanan Kesehatan dan program-programnya yang sesuai dengan Visi Indonesia Sehat 2010 dan perkembangan IPTEK.Itu terbukti didalam kasus, dimana tingkat kelahiran bayi yang tinggi, kejadian pneumonia yang tinggi dan ISPA tinggi di wilayah tersebut terjadi karena kurangnya peran serta masyarakat dalam usaha-usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat wilayah itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA1. Notoatmodjo.S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.2007.h.13-165.2. Syafrudin, Hamidah. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.2009.h.11-12.3. Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.2008.h.27-32.4. Efendi F, Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba Merdeka.2009.h.4.5. Budiarto E, Anggraeni D. Pengantar Epidemiologi.edisi ke-2. Jakarta : EGC.2002.h.12-13.6. Maulana. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.2009.h.18-19.7. Henderson C, Jones K. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.2005.h.61.8. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.2008.h.7-9.9. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.2007.h.1510. Effendy N. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi ke-3. Jakarta : EGC.2001.h.161-62.11. Zulkifli. Posyandu dan Kader Kesehatan. Diunduh dari http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-zulkifli1.pdf, 28 November 2010.12. Syafrudin, Hamidah. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.2009.h.184.13. Gasperz V. Continuous Cost Reduction Through Lean-Sigma Approach. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.2006.h.220.

12

top related