lktia geological islamic day
Post on 17-Jan-2016
6 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
i
LKTIA GEOLOGICAL ISLAMIC DAY
ANALISIS SISTEM DEMOKRASI DI INDONESIA BERDASARKAN KAJIAN POLITIK ISLAM : TAWARAN SOLUSI MELALUI KAMPANYE SYAR’I
SEBAGAI SISTEM POLITIK DEMOKRASI BARU BERBASISSYARIAH UNTUK INDONESIA BEBAS ANARKIS
Diusulkan oleh :
Auaradha Shukura Muji NIM/BP : 14137001.2014Andi Amri NIM/BP : 1208714.2012Sandi Putra NIM/BP : 16285.2010
UNIVERSITAS NEGERI PADANG PADANG
2014
33
KATA PENGANTAR
Bismillah, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT dan Baginda Rasulullah SAW yang telah memberikan rakhmat dan karunia-Nya, sehingga tim dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “Analisis Sistem Demokrasi di Indonesia berdasarkan Kajian Politik Islam : Tawaran Solusi melalui Kampanye Syar’i sebagai Sistem Politik Demokrasi Baru berbasis Syariah untuk Indonesia bebas Anarkis” yang diikutkan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an GID Universitas Padjajaran 2014.
Tim menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, dan keberhasilan dalam penyusunan karya tulis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini, Tim ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa2. Bapak Dr. Syahrial Bakhtiar, M.Pd. Selaku Pembantu Rektor III Universitas Negeri
Padang3. Ibu Chichi Andriani, S.E, M.M, selaku pembimbing dalam penulisan ini.4. Orang Tua dan orang-orang yang selalu mendoakan disetiap langkah kami.5. Teman-teman di Universitas Negeri Padang yang telah memberikan doa, dukungan
dan masukkan yang berguna untuk penulisan karya ini.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan dari semua pihak mendapatkan berkah dari Allah SWT. Akhir kata Tim mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini, dan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamin.
Padang, November 2014
(Penulis)
44
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULLEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iiKATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................ v RINGKASAN .................................................................................................. vi
BAB I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 3D. Manfaat Penulisan ................................................................................... 4E. Batasan Penulisan ................................................................................... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKAA. Pengertian Kampanye .............................................................................. 6B. Pengertian Anarkisme .............................................................................. 7C. Kebijakan Publik...................................................................................... 7D. Konsep Demokrasi ................................................................................... 8E. Analisis sistem Demokrasi berdasarkan kajian Politik Islam ................. 8F. Dasar-dasar Kampanye dalam Islam ..................................................... 10
BAB III. METODE PENULISANA. Jenis Penulisan ...................................................................................... 15B. Sumber Data .......................................................................................... 15C. Analisis Data ......................................................................................... 15D. Sistematika Penulisan ........................................................................... 16
BAB IV. PEMBAHASANA. Kampanye Syar’i sebagai sistem Politik Demokrasi baru berbasis
Syariah untuk Indonesia bebas Anarkis ................................................ 17B. Bentuk pelaksanaan dari Kampanye Syar’i sebagai sistem Politik
Demokrasi baru berbasis Syariah untuk Indonesia bebas Anarkis ....... 19C. Efektivitas Pelaksanaan Kampanye Syar’i sebagai sistem Demokrasi
baru berbasis Sayariah di Indonesia ...................................................... 23
BAB V. PENUTUPA. Kesimpulan ........................................................................................... 25B. Saran/Rekomendasi ............................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
55
BIODATA PENULIS
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Tabel 1. Pembagian Tanggung Jawab Kampanye Syar’i (Kampanye
Persaudaraan) dalam menciptakan Indonesia bebas Anarkis Indonesia ........ 192. Tabel 2. Contoh Kampanye Syar’i (Kampanye Persaudaraan) dalam
Kampanye Kebijakan Subsidi BBM .............................................................. 21
66
RINGKASAN
Indonesia adalah negara yang demokrasi. Demokrasi yang ada di Indonesia adalah bentuk dari pemerintahan yang kerakyatan. Demokrasi yang sarat dengan adanya partisipasi masyarakat dalam proses pemerintahan, seperti pemilihan pemimpin negara dan lain-lain. Hal ini senada dengan demokrasi dalam Islam, bahwasanya mengenai demokrasi dalam kerangka konseptual Islam, banyak memberikan perhatian pada beberapa aspek khusus dari ranah sosial dan politik. Demokrasi Islam dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-konsep Islami yang sudah lama berakar, yaitu musyawarah (syura), persetujuan (ijma’), dan penilaian interpretative yang mandiri (ijtihad).
Akan tetapi, bentuk dari penyampaian pendapat yang bersifat demokrasi di negara ini, faktanya sudah tidak lagi berdasarkan pada prinsip keamanan, ketertiban dan kedamaian yang merujuk pada undang-undang dasar dan aplikasi politik dalam Islam. Sistem demokrasi yang terjadi di Indonesia sering berujung pada sikap-anarkisme yang berdampak pada kerusakan fasilitas publik serta mengganggu ketertiban umum dan bahkan dapat dikatakan tidak bermoral lagi. Sehingga, proses demonstrasi yang digunakan sebagai wadah bagi aspirasi masyarakat, kini telah berubah menjadi wadah bagi pertikaian antara masyarakat dengan pemerintahan.
Demonstrasi anarkis yang sering terjadi di Indonesia biasanya akibat dari adanya kontra dari masyarakat terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Karena, tanpa adanya pengetahuan akan proses dari kebijakan yang diambil tersebut, masyarakat sering manyalahkan setiap kebijakan yang tidak memihak kepada mereka. Dalam hal ini adanya unsur-unsur kebijakan yang cukup memberatkan bagi kehidupan bermasyarakat. Sehingga, demonstrasi yang anarkis adalah jalan yang ditempuh untuk melampiaskan emosi atas ketidakadilan dari kebijakan yang diambil pemerintah.
Oleh sebab itu, maraknya anarkisme dalam berdemokrasi, terutama dalam sistem kampanye di Indonesia perlu adanya upaya yang tepat dalam menjamin keberlangsungan demokrasi di Indonesia. Adapun upaya tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan aplikasi syariah dalam politik islam, karena aplikasi syariah yang diterapkan dalam kampanye akan cukup ampuh menjadikan bangsa Indonesia yang aman, damai dan sentosa. Sehingga, dengan adanya kampanye politik yang berbasis syariah melalui sistem politik pemilu baru, diharapkan masyarakat akan memiliki pengetahuan akan proses dan alasan serta tujuan dan dampak dari setiap kebijakan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah. Kampanye ini juga dijadikan sebagai wadah bagi berlangsungnya sistem kebebasan berpendapat yang sesuai dengan aturan dan hukum dan agama yang berlaku, serta tidak adanya unsur anarkisme yang dapat mengganggu ketertiban umum dan lepas dari sikap tidak bermoral.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demokrasi di Indonesia ditandai dengan adanya kebebasan dalam
menyampaikan pendapat. Semua bentuk demokrasi ini adalah wujud dari kemerdekaan
bangsa yang bertujuan untuk menciptakan tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Adanya demokrasi juga dikuatkan dengan Undang-Undang tentang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat yang dalam pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa
Kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara untuk
menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara bebas dan
bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Hal ini senada dengan demokrasi dalam Islam, bahwasanya mengenai demokrasi
dalam kerangka konseptual Islam, banyak memberikan perhatian pada beberapa aspek
khusus dari ranah sosial dan politik. Demokrasi Islam dianggap sebagai sistem yang
mengukuhkan konsep-konsep Islami yang sudah lama berakar, yaitu musyawarah
(syura), persetujuan (ijma’), dan penilaian interpretative yang mandiri (ijtihad).
Perlunya musyawarah merupakan konsekuensi politik kekhalifahan manusia. Masalah
musyawarah ini dengan jelas juga disebutkan dalam surat asy-Syura ayat 28 yang isinya
berupa perintah kepada para pemimpin dalam kedudukan apapun untuk menyelesaikan
urusan mereka yang dipimpinnya dengan cara bermusyawarah. Dengan demikian,
tidak akan terjadi kesewenang-wenangan dari seseorang pemimpin terhadap rakyat
yang dipimpinnya. Disamping musyawarah, konsensus atau ijma’ memainkan peranan
yang menentukan dalam perkembangan hukum Islam dan memberikan sumbangan
tafsir hukum. Selain itu, ijtihad harus ada bagi para pemikir muslim yang merupakan
kunci utama menuju penerapan pemerintah Tuhan disuatu tempat atau waktu (dalam
Rahman, dkk 2014:209).
Aturan-aturan yang salah dalam berdemonstrasi yang ditunjukkan oleh sebagian
warga Indonesia ini dapat dipicu oleh adanya faktor dari situasi dan kondisi yang
sedang terjadi pada kehidupan bernegara. Hal ini lebih ditunjukkan dengan adanya
ketidak senangan warga terhadap kebijakan ataupun keputusan yang diambil oleh aparat
2
pemerintahan. Karena lebih dianggap merugikan mereka. Seperti kasus-kasus
hyperinflasi, kenaikan harga BBM dan pengurangan subsidi BBM, serta kasus-kasus
lain yang bermuara pada tindakan pemerintah yang dianggap tidak lagi sebagai wujud
dari kesejahteraan rakyat, melainkan perwujudan dari kesengsaraan rakyat. Selain itu,
terjadinya anarkisme dalam demontrasi juga disebabkan oleh sikap para demonstran
yang sering kali menganggap bahwa pendapat meraka adalah yang paling benar dan
telah mewakili suara hati rakyat Indonesia.
Kasus-kasus anarkisme yang sering terjadi di negara ini bukanlah sepenuhnya
kesalahan dari demontrans. Namun disebabkan oleh ulah dan tindakan dari aparat
pemerintahan yang pada saat berlangsungnya demontras, tidak adanya tanggapan balik
dari apa yang telah di demokrasikan oleh masyarakat dan kelompok tertentu. Sehingga,
anarkisme adalah cara yang dianggap pantas oleh warga untuk melampiaskannya, walau
harus mengganggu ketertiban umum dan bertentangan dengan hukum yang ada.
Oleh karena itu, maraknya anarkisme dalam berdemokrasi, terutama dalam
sistem kampanye di Indonesia perlu adanya upaya yang tepat dalam menjamin
keberlangsungan demokrasi di Indonesia. Adapun upaya tersebut dapat dilakukan
dengan menerapkan aplikasi syariah dalam politik islam, karena aplikasi syariah yang
diterapkan dalam kampanye dan juga pemilu cukup ampuh menjadikan bangsa
Indonesia yang aman, damai dan sentosa. Seperti yang telah penulis jelaskan
sebelumnya mengenai demokrasi dalam Islam.
Allah ta’ala juga berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125 :
"Serulah (manusia) kepada Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”
Hadits Nabi SAW :
"Barang siapa yang menunjukkan pada kebaikan maka baginya mendapat pahalaseperti orang yang melakukan kebaikan tersebut" (HR Muslim).
3
Oleh karena kondisi demokrasi di Indonesia yang sudah tidak sesuai lagi dengan
peraturan perundang-undangan dan syariat Islam, perlu adanya suatu solusi baru yang
mampu menjadikan sistem demokrasi di Indonesia berjalan sesuai dengan undang-
undang dan berlandaskan pada syariat Islam melalui Kampanye Syar’i. Kampanye
Syar’i adalah suatu sistem demokrasi baru berbasis syariah untuk kebebasan
berpendapat di Indonesia yang bertujuan untuk memperbaiki sistem demokrasi
(demonstrasi) anarkis yang masih menjadi problematika di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah berdasar pada kandungan Al-Qur’an, yaitu sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Kampanye Syar’i sebagai sistem politik
demokrasi baru berbasis syariah untuk Indonesia bebas anarkis ?
2. Bagaimana bentuk pelaksanaan dari Kampanye Syar’i sebagai sistem politik
demokrasi baru berbasis Syariah untuk Indonesia bebas anarkis ?
3. Bagaimanakah efektivitas pelaksanaan Kampanye Syar’i sebagai sistem
Demokrasi baru berbasis Sayariah di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan karya tulis ilmiah kandungan Al-
Qur’an ini adalah sebagai berikut :
1. Manganalisis sistem demokrasi di Indonesia berdasarkan kajian politik Islam.
2. Mengetahui solusi efektif untuk sistem politik kampanye kebijakan publik di
Indonesia melalui penciptaan sistem politik Kampanye Syar’i sebagai sistem
politik demokrasi baru berbasis syariah.
3. Merumuskan langkah strategis dalam pelaksanaan sistem politik kampanye
kebijakan publik di Indonesia melalui penciptaan sistem politik Kampanye
Syar’i sebagai sistem politik demokrasi baru berbasis syariah untuk demokrasi
Indonesia bebas anarkis.
4
D. Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dari penulisan Karya Tulis Ilmiah kandungan Al-
Qur’an ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
a. Sebagai modal manusia Indonesia dalam proses pembangunan agama dan
bangsa, agar dapat melatih kemampuan diri dalam menganalisis
permasalahan politik yang terjadi di Indonesia dengan mendasarkan pada
kajian nilai-nilai keIslaman sebagai suatu solusi yang efektif bagi
keberlangsuang sistem demokrasi di Indonesia yang syar’i.
b. Sebagai sarana dalam menanamkan kecintaan terhadap nilai-nilai dan
kandungan Al-Qur’an melalui pemahaman dan kajian secara mendalam.
2. Bagi Penulis/Peneliti lain
a. Sebagai bahan/referensi untuk dilakukannya penelitian lanjutan dan yang
lebih mendalam.
b. Sebagai wadah transfer ilmu dan pikiran dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang qur’ani.
3. Bagi Masyarakat
a. Menjadi bahan dan informasi dalam memperkaya ilmu pengetahuan
masyarakat dalam landasannya untuk pengambilan tindakan dalam proses
politik yang syar’i dan sesuai anjuran agama.
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bidang politik islam.
4. Bagi Pemerintah/Politisi
a. Sebagai bahan utama/masukan bagi transfer ilmu pengetahuan dalam rangka
proses perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam bidang
politik kampanye (demokrasi) yang berbasis syariah islam.
b. Mampu menciptakan kebijakan baru dan mensosialisasikannya kepada
masyarakat agar terciptanya kampanye (demokrasi) yang syarat akan ajaran
islam, yang bermuara pada politik cerdas, intelektual, aman. damai dan tertib
serta bersaudara (Ukhuwah) yang pada akhirnya membawa kemajuan bagi
pembangunan politik bangsa dan negara Indonesia.
5
E. Batasan Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah Al-Qur’an ini, penulis memberikan
batasan kajian dan gagasan mengenai Politik Islam, yang berkaitan dengan proses
perumusan kebijakan publik pemerintah yang ikut serta melibatkan masyarakat yang
berdasarkan pada dasar-dasar syariat Islam untuk meminimalisir terjadinya tindak
demonstasi yang anarkis.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kampanye
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kampanye adalah suatu usaha yang
dilakukan serentak untuk melakukan gerakan. Kampanye merupakan serangkaian
tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada
sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu
tertentu. Kampanye sendiri tidak ada bedanya dengan propaganda, dimana propoganda
adalah suatu penyebaran pesan yang terlebih dahulu telah direncanakan secara seksama
untuk mengubah sikap, pandangan, pendapat dan tingkah laku dari
penerima/komunikan sesuai dengan pola yang telah ditetapkan oleh komunikator.
Upaya perubahan yang dilakukan kampanye selalu terkait aspek pengetahuan
(knowledge), sikap (attitude) dan perilaku (behavioural). Ketiga aspek ini bersifat saling terkait
dan merupakan sasaran pengaruh (target of infuences) yang mesti dicapai secara bertahap agar
satu kondisi perubahan dapat tercipta. Propaganda biasa digunakan oleh suatu kelompok
terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-
tindakan suatu massa yang terdiri atas individu-individu, dipersatukan secara psikologis
melalui manipulasi psikologis dan digabungkan di dalam suatu organisasi.
Dalam melakukan kampanye (dalam ranah Public Relation), diperlukan
persiapan sebelumnya, diantaranya adalah menentukan materi dan isi kampanye
tersebut. Materi dan isi kampanye biasanya menyangkut:
1. Tema, topik, dan isu apa yang ingin diangkat ke permukaan agar mendapat
tanggapan.
2. Tujuan dari kampanye
3. Program atau perencanaan acara dalam kampanye
4. Sasaran dari kampanye yang hendak dicapai.
Sedangkan komponen-komponen setiap langkah kegiatan program kampanye
dibentuk secara berangkai, mulai dari:
1. Analisis situasi dan audit komunikasi
2. Merumuskan tujuan dan target waktunya
7
3. Menentukan publiknya (target audiens)
4. Menetapkan anggaran untuk kampanye tersebut
5. Propram penggiatan kampanye
6. Analisis hasil program tersebut dan aplikasinya.
B. Pengertian Anarkisme
Perkataan anarkisme berasal dari bahasa Inggris yaitu anarchy. Bahasa Yunani
menyebutkan dengan Anakhos/Anarchia tetapi semua perkataan ini bermaksud tidak
ada pemerintahan atau pemerintah tanpa aturan dan undang-undang. Anarkisme juga
berarti kacau balau, huru hara dan kekacauan. Menurut Rasydin (2005:88) anarkisme
adalah sebuah kehidupan masyarakat tanpa undang-undang dan tanpa pemerintahan
yang mengawasi masyarakat. Dalam konotasi positif, anarkisme merupakan ideology
sosial yang tidak mau menerima pemerintahan yang memerintah secara otoriter. Dari
segi konotasi negatifnya pula, anarkisme merupakan keyakinan yang tidak mengakui
adanya undang-undang atau aturan-aturan dan secara aktif terlibat dalam meningkatkan
situasi kacau balau dengan menghancurkan tatanan masyarakat.
C. Kebijakan Publik
Kebijakan publik merupakan suatu ilmu multidisipliner karena melibatkan
banyak disiplin ilmu seperti ilmu politik, sosial, ekonomi, dan psikologi. Kebijakan
public pada dasarnya harus berorientasi pada pemecahan masalah kesejahteraan yang
dihdapai oleh masyarakat.
Senada dengan definisi ini, George C. Edwards III dan Ira Sharkansky dalam Sri
(2012: 30) mendefinisikan kebijakan publik sebagai suatu tindakan pemerintah yang
berupa program-program pemerintah untuk pencapaian sasaran atau tujuan. Dapat
dikatakan bahwa kebijakan publik memiliki kata kunci tujuan, nilai-nilai, dan praktik.
Thomas R. Dye dalam Sri (2012:30), juga menyebutkan bahwa kebijakan publik adalah
adalah segala yang dikerjakan pemerintah, mengapa mereka melakukan, dan perbedaan
yang dihasilkannya (what government did, why they do it, and what differences it
makes).
Dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik merupakan apa yang dinyatakan dan
dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah yang dapat ditetapkan dalam peraturan
8
perundang-undangan atau dalam policy statement yang berbentuk pidato-pidato dan
wacana yang diungkapkan pejabat politik dan pejabat pemerintah yang segera
ditindaklanjuti dengan program-program dan tindakan pemerintah.
D. Konsep Demokrasi
Demokrasi merupakan kata yang selalu aktual untuk diperbincangkan baik dikaji
dari sisi konseptual, teoretikalnya maupun dari sisi faktualnya. Aktualitas perbincangan
demokrasi ini dikarenakan demokrasi mengandung janji menggiurkan. Kata yang sangat
populer ini selalu didambakan semua orang, terutama yang mempunyai kesadaran
politik, untuk diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka percaya bahwa
demokrasi akan lebih banyak membawa kemaslahatan manusia ketimbang implikasi
negatifnya, terutama dalam hal kompleksitas pembuatan kebijakan publik.
Menurut Jimly Asshiddiqie dalam Anis (2008 : 115) mengemukakan bahwa
demokrasi itu pertama-tama merupakan gagasan yang mengandaikan bahwa kekuasaan
itu adalah dari, oleh, dan untuk rakyat. Dalam pengertian yang lebih partisipatif,
demokrasi adalah suatu konsep kekuasaan dari, oleh, untuk, dan bersama rakyat.
Artinya, kekuasaan itu pada pokoknya diakui berasal dari rakyat, dan
karenanyarakyatlah yang sebenarnya menentukan dan memberi arah serta yang
sesungguhnya menyelenggarakan kehidupan kenegaraan
E. Analisis sistem Demokrasi berdasarkan kajian Politik Islam
Dalam Islam, politik didasarkan kepada tiga prinsip, yaitu tauhid, risalah dan
khalifah. Tauhid berarti mengesakan Allah SWT selaku pemilik kedaulatan tertinggi.
Oleh karena itu manusia adalah sebagai pengemban amanah dari kedaulatan tertinggi itu
yaitu Allah, sehingga semua tindak-tunduk politik yang dilakukan setiap muslim terkait
erat dengan keyakinannya kepada Allah SWT.
Risalah merupakan medium perentara penerimaan manusia terhadap hukum-
hukum Allah SWT. Sebagai orang yang beriman kepada risalah tersebut setiap muslim
berkewajiban menjadikannya sebagai pegangan hidup. Dalam menjalankan
pemerintahan, risalah berfungsi sebagai “sumber norma dan nilai”. Dalam artian risalah
adalah merupakan sumber norma dan nilai dalam melaksanakan perpolitikan. Manusia
9
adalah khalifah Allah di permukaan bumi, lihat al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 30,
terjemahannya:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berbicara kepada Malaikat “SesungguhnyaAku menciptakan manusia sebagai “Khalifah” di permukaan bumi...”
Manusia diberi tugas oleh Allah Sang Pencipta sebagai khalifah untuk mengurus
dan mengatur kehidupan di dunia termasuk dalam masalah pemerintahan. Khalifah
berarti “pemimpin” atau “wakil Allah” di bumi. Oleh karena itu khalifah dituntut untuk
melaksanakan tugas kekhalifahan dengan baik dan maksimal sesuai aturan-aturan yang
ditetapkan Allah. Dalam pelaksanakaan politik, Islam juga memiliki norma-norma yang
harus diperhatikan. Norma-norma ini merupakan karakteristik pembeda politik islam
dari sistem politik lainnya. Diantara norma-norma itu adalah :
1. Politik merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan, bukan dijadikan
sebagai tujuan akhir atau satu-satunya.
2. Politik Islam berhubungan dengan kemashlahatan umat.
3. Kekuasaan mutlak adalah milik Allah.
4. Manusia diberi amanah sebagai khalifah untuk mengatur alam ini secara baik.
5. Pengangkatan pemimpin didasari atas prinsip musyawarah.
6. Ketaatan kepada pemimpin wajib hukumnya setelah taat kepada Allah dan
Rasul dan,
7. Islam tidak menentukan secara eksplisit bentuk pemerintahan negara.
Kepemimpinan politik dalam Islam harus memenuhi syarat-syarat yang telah
digariskan oleh ajaran agama. Penjelasan itu terdapat dalam surat An-Nisa ayat 58-59
yang terjemahannya sebagai berikut :
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya AWllah adalah Maha mendengar lagi maha melihat. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Rasulnya dan Ulil Amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan ia kepada Allah (Quran) dan Rasul (Sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian . Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih baik akibatnya”
101
Jadi pada ayat di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa syarat
kepemimpian politik islam antara lain; 1) amanah yaitu bertanggung jawab dengan
tugas dan kewenan yang diemban , 2) adil yaitu mampu menempatkan segala sesuatu
secara tepat dan proposional, 3) taat kepada Allah dan Rasul, dan, 4) menjadikan al-
Qur’an dan Sunnah sebagai referensi utama.
F. Dasar-dasar Kampanye dalam Islam
Adapun dasar-dasar syariah islam yang digunakan dalam pekasanaan demokrasi
berbasis syariah meliputi 8 adab dalam aturan islam, diantarannya :
1. Ikhlas (Keikhlasan)
Ikhlas dalam membebaskan diri dari motivasi yang salah dan rendah :
Kampanye dalam Islam merupakan bagian dari amal shaleh dan ibadah, maka
dari itu perlu diperhatikan keikhlasan niat dan ketulusan motivasi setiap hati
nurani para penyelenggara, dan juru kampanye. Agar kampanye yang dilakukan
tidak hanya berdampak pada masalah-masalah keduniaan, tetapi juga mendapat
keridhaan dan keberkahan Allah SWT. serta pahala kebaikan di akhirat.
AllahSWT. berfirman dalam surat Al Bayyinah 5, yang artinya:
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus".
Pada saat kampanye, faktor-faktor yang merusak keikhlasan harus dijauhi.
Arogansi atau kesombongan yang disebabkan oleh banyaknya pengikut atau
kelebihan lain, juga harus dihindari. Allah SWT. berfirman dalam surat Al
Anfal 47, artinya:
"Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan".
2. Tha’ah (Keta’atan)
Ta’at dan Komitmen kepada Seluruh Aturan Allah, Perundangan yang Berlaku,
dan Arahan yang baik : Pada saat kampanye, terkadang larut dalam berbagai
acara dan pembicaraan yang membuat lupa atau mengabaikan keta’atan kepada
111
Allah, seperti kewajiban shalat. Bagi seorang muslim, saat berkampanye jangan
sampai mengabaikan keta’atan kepada Allah apalagi sampai kepada tingkat
melalaikan diri dan orang lain dari jalan Allah. Demikian halnya dengan
keta’atan kepada aturan yang berlaku, dan arahan partai yang berkenaan
dengan kampanye sebagai bentuk ketaatan kepada ulil amri, hendaknya
diperhatikan. Allah berfirman :
“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.”(QS. Luqman, 6).
3. Uswah (Keteladanan)
Menampilkan dan Menyampaikan Program-program/kebijakan dengan Cara dan
Keteladanan yang Terbaik (Ihsan) : Di antara etika kampanye yang terbaik dan
simpatik adalah mengedepankan keunggulan program yang bersangkutan, tanpa
perlu menjelekkan dan mengejek orang, program lain. Program yang bagus juga
harus disampaikan dengan cara yang bagus dan profesional. Rasulullah SAW.
bersabda:
"Sesungguhnya Allah mewajibkan untuk berbuat sebaik-baiknya(ihsan) dalam segala sesuatu" (HR. Muslim).
4. Shidq (Kejujuran)
Jujur, Tidak Berdusta/Berbohong atau Mengumbar Janji : Kejujuran merupakan
salah satu kunci sukses berkomunikasi politik. Berbagai kebaikan akan
menyertai kapan, dimana, dan siapa saja yang komitmen dengan kejujuran.
Berbohong adalah perbuatan terlarang dalam Islam, apalagi yang dibohongi itu
orang banyak, sudah tentu bahayanya lebih berat. Berbohong adalah
menyampaikan sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Rasulullah SAW. besabda:
121
"Berpeganglah kamu dengan kejujuran, karena jujur itu menujukkan (jalan) kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan (jalan) ke sorga. Dan seseorang yang senantiasa jujur dan selalu menjaga kejujuran sampai dicatat disisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan janganlah kamu berdusta, karena dusta mengantarkan pada kemaksiatan (kecurangan) dan kemaksiatan (kecurangan) itu mengantarkan ke neraka. Dan seseorang yang senantiasa berdusta dan terus melakukan dusta sampai dicatat disisi Allah sebagaipendusta" (HR. Muslim).
5. Ukhuwah (Persaudaraan)
Tetap Menjaga Ukhuwah (Persaudaraan), Tidak Ghibah, Caci Maki, dan
Cemooh : Kampanye bukanlah arena untuk memuaskan selera dan hawa nafsu.
Perkataan yang diucapkan dan sikap yang ditampilkan harus senantiasa
mencerminkan rasa ukhuwah Islamiyah. Tidak boleh berprasangka buruk
apalagi melontarkan tuduhan-tuduhan yang tidak beralasan, karena hal itu akan
menimbulkan kerenggangan dan perseteruan yang mengganggu ukhuwah.
Rasulullah SAW. bersabda :
"Janganlah saling hasad, saling membuka aib, saling benci, saling berpaling, dan janganlah kalian menjual dagangan saudaramu, jadilah kalian hamba- hamba Allah yang bersaudara. Muslim dengan sesamanya adalah saudara, tidak saling menzhalimi, saling menghina, meremehkan. Takwa letaknya ada disini (Rasulullah SAW menunjuk pada dadanya 3x). Seorang sudah cukup dianggap jahat jika menghina saudaranya. Setiap muslim dengan sesamanya adalah haram; darah, harta dan kehormatannya"(HR. Muslim).
6. Tarbawy (Edukatif)
Komitmen dengan Nilai-Nilai Edukatif, Persuasif dan Tidak Memaksa atau
Mengancam/Mengintimidasi, Tertib dan Tidak Menggangu, dan Menghindari
131
Acara yang Kurang Bermoral : Kampanye adalah salah satu sarana pendidikan
politik yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan kesantunan, di samping
sebagai sarana da’wah yang memiliki makna mengajak dengan cara persuasif,
tidak memaksa atau mengintimidasi. Kampanye edukatif ini menuntut setiap
juru kampanye agar lebih inovatif, kreatif, dan proaktif. Allah SWT.
berfirman dalam surat Al Baqarah : 256, yang artinya :
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat".
Rasulullah SAW. bersabda :
Artinya: "Janganlah menimbulkan kerusakan pada dirisendiri dan orang lain" (HR, Malik, Ibnu Majah, Ahmad, dan ad-Daruqutni).
7. Tawadlu’ (Rendah Hati)
Rendah Hati, Tidak Menyombongkan Diri, dan Tidak Mudah Menuduh Orang
Lain : Akhlak Islam mengharuskan agar suatu partai tidak menganggap
dirinya paling baik apalagi paling benar, juga tidak mudah menuduh kalangan
lain melakukan suatu kesesatan atau perbuatan bid’ah. Cara ini bukan cara yang
Islami. Menyampaikan keunggulan sendiri boleh saja, tetapi tidak harus
mengklaim apalagi menyombongkan diri sebagai yang terbaik atau paling
Islami. Rasulullah SAW. bersabda :
‘Barangsiapa yang rendah hati untuk Allah satu derajat, niscaya Allah mengangkatnya satu derajat sampai menjadikannya di kalangan orang- orang tertinggi, dan siapa saja yang menyombongkan diri terhadap Allah satu derajat, maka Allah akan menurunkannya satu derajat sampai menjadikannya di kalangan orang-orang paling rendah.’ (HR. Ahmad).
8. Ishlah (Perbaikan)
Memberikan Nilai Kemaslahatan, Solusi, dan Perbaikan bagi Seluruh Bangsa :
Kampanye hendaknya dapat memberi kemaslahatan bagi bangsa baik material
141
maupun spiritual, dan menghindari kampanye yang tidak berguna, sia-sia,
apalagi menimbulkan dosa. Rasulullah SAW. bersabda:
"Di antara kebaikan Islam seseorang, (dia) meninggalkan apa-apa yang tidak berguna" (HR. Malik, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Kampanye yang mengarah langsung pada problem solving (pemecahan masalah)
yang sedang dihadapi bangsa Indonesia, seperti menggagas penyelamatan
bangsa, shilaturrahim, aksi-aksi kepedulian sosial, advokasi, penyuluhan
hukum, dan ceramah agama, lebih baik dari hanya sekedar slogan kosong.
Rasulullah SAW. Bersabda:
"Wahai manusia sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah hubungan silaturahim, dan shalat malamlah ketika manusia tidur, niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat" (HR Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, dan Hakim dalam Mustadrak-nya mengatakan shahih menurut syarat Bukhari dan Muslim)
151
BAB III
METODE PENULISAN
A. Jenis Penulisan
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan jenis penulisan
deskriptif kualitatif yaitu memberikan gambaran menyeluruh tentang suatu masalah
yang berkembang dengan suatu gagasan kreatif berlandaskan pada syariat Islam yang
terkandung dalam Al-Qur’an yang akan dijadikan sebagi solusi yang inovatif dalam
meminimalisir masalah demonstrasi anarkis melalui program Kampanye Syar’i yang
bertujuan sebagai penciptaan sistem politik demokrasi yang berbasis syariah di
Indonesia.
B. Sumber Data
Data-data yang diperlukan dalam penulisan karya tulis ilmiah kandungan Al-
Qur’an ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan sebuah pemikiran tentang fenomena
demokrasi di Indonesia yang berujung pada tindakan anarakisme yang tidak sesuai lagi
dengan syariat Islam. Kemudian dalam penulisan ini penulis menggunakan metode
penulisan Studi Kepustakaan sebagai metode pengumpulan dan analisis data dengan
membaca dan menelaah literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang
dikemukakan. Bahan-bahan tersebut dikaji dan dianalisis berdasarkan kandungan Al-
Qur’an untuk dijadikan sebagai bahan yang melengkapi gagasan/solusi, agar penulisan
karya ini lebih dalam dan obyektif.
C. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penulisan karya ini ialah dengan
menggunakan metode deskriftif kualitatif dan mengkaji literatur-literatur tentang politik
islam. Metode deskriftif merupakan suatu metode yang digunakan untuk membuat
gambaran secara sistematis mengenai hubungan antara fenomena yang diselidiki dan
hasilnya tidak dinyatakan dengan angka dan memadukan hasil gambaran fenomena
yang ditemukan dengan kajian politik ke-Islaman.
161
D. Sistematika Penulisan
Penulisan karya tulis ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari sub-sub
pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
1. Bab pertama pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat serta batasan masalah dalam penulisan
karya tulis ini.
2. Bab kedua menguraikan tentang landasan teori dan konsep-konsep yang relevan
dengan permasalahan yang dikaji dan mengemukakan pemecahan masalah yang
pernah dilakukan terkait masalah yang dikaji dalam penulisan karya tulis ini.
3. Bab ketiga menyajikan tentang metode penulisan yang digunakan dalam
penulisan karya tulis ini, baik dari metode pengumpulan dan analisis data sampai
pada prsedur pengumpulan data dan informasi.
4. Bab keempat menguraikan hasil kajian dari masalah yang akan dibahas. Dalam
bab ini juga dikemukakan pendapat atau ide gagasan yang sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan yang berlandaskan pada kajian pustaka serta teori-
teori yang ada.
5. Bab kelima adalah bab penutup dari penulisan karya tulis ini, dalam bab ini
disajikan kesimpulan dari karya yang ditulis dan juga menjawab permasalahan
yang dibahas. Bab ini juga mengemukakan saran/rekomendasi yang sejalan
dengan gagasan/kebijakan yang diusulkan.
171
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kampanye Syar’i sebagai sistem Politik Demokrasi baru berbasis Syariah untuk
Indonesia bebas Anarkis
Kampanye Syar’i adalah sebuah program bagi berlangsungnya sistem demokrasi
di Indonesia. Kampanye Syar’i adalah program yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa
sebagai unsur dari perubahan suatu prilaku berbangsa dan bernegara. Mahasiswa yang
dikenal masyarakat sebagai kalangan masyarakat terdidik, harus mampu menjalankan
perannya dalam proses kehidupan bermasyarakat. Tri dharma perguruan tinggi yang
menjunjung tinggi tiga nilai bagi mahasiswa yaitu pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat, memiliki arti penting bagi pengembangan dan pembangunan
berbagai aspek berkehidupan dan bermasyarakat. Sehingga, diharapkan dengan adanya
Kampanye Syar’i ini, peran mahasiswa dalam menjunjung tinggi tri dharma perguruan
tinggi mampu direalisasikan sebagai wujud dari bakti mahasiswa kepada negara yaitu
pemerintah dan masyarakat.
Kampanye Syar’i sendiri adalah program yang bertujuan untuk menciptakan
keselarasan atau keharmonisan antara pemerintah dan masyarakat melalui kampanye
(sosialisasi) kebijakan publik pemerintah kepada masyarakat. Kampanye ini sengaja
diciptakan sebagai bentuk dari upaya meminimalisir sikap-sikap demokrasi pada
masyarakat Indonesia yang tidak lagi bercermin pada aturan dan hukum dan agama
yang berlaku. Seperti banyaknya demokrasi yang berujung pada anarkisme dan tidak
bermoral. Oleh karena itu, maraknya aksi demo yang bersifat anarkis di Indonesia perlu
ada penanganannya. Karena jika tidak ditangani dengan baik, sistem demokrasi yang
telah diatur oleh Undang-Undang tidak akan pernah tercapai di Indonesia.
Berdasarkan Undang-Undang tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di
Muka Umum, bahwa untuk membangun negara demokrasi yang menyelenggarakan
keadilan sosial dan menjamin hak asasi manusia diperlukan adanya suasana yang aman,
tertib, dan damai. Adanya unsur suasana yang aman, tertib dan damai dalam
berdemokrasi saat ini di Indonesia sudah jarang diperlihatkan lagi. Sehingga, demo
anarkislah yang sering terlihat di Indonesia sebagai bentuk kontra dari keputusan yang
181
diambil pemerintah. Hal ini menyebabkan terpicunya masyarakat untuk melakukan aksi
demo sebagai bentuk seruan mereka bahwa kebijakan tersebut tidak tepat. Sehingga,
pada saat kebijakan tersebut berjalan atau bahkan masih wacana, aksi-aksi demo dari
berbagai kelompok masyarakat akan turut mewarnai proses pengambilan kebijakan.
Tetapi jarang menemui hasil yang berpihak pada aspirasi rakyat.
Dengan adanya kontra dari masyarakat akan keputusan/kebijakan yang diambil
oleh pemerintah, mengharuskan mahasiswa untuk lebih dapat mengoptimalkan
fungsinya dalam tri dharma perguruan tinggi dengan baik. Mahasiswa yang merupakan
masyarakat terdidik, harus mampu menjadi mediator bagi berlangsungnya demokrasi di
Indonesia dengan melakukan kampanye syar’i (sosialisasi) akan kebijakan publik yang
dirumuskan oleh pemerintah kepada masyarakat, dengan tujuan untuk menyamakan
persepsi dan menampung aspirasi masyarakat terkait dengan kebijakan yang akan
dilaksanakan oleh pemerintah secara hukum dan syariat islam.
Dalam pelaksanaan program Kampanye Syar’i yang bertujuan untuk
meminimalisir tindak anarkis dalam bidang politik, dengan mahasiswa sebagai
mediator, diperlukan adanya pihak-pihak yang harus terlibat dalam efektifnya
kampanye ini, pihak-pihak tersebut diantaranya :
1. Kumpulan mahasiswa di berbagai Universitas dan wilayah yang akan menjadi
mediator atau sebagai jalur dari proses penciptaan harmonisasi kampanye syar’i
antar pemerintah dan masyarakat ini. Tiap Universitas/Institusi memilik
mahasiswa atau mediator dalam pelaksanaan kampanye ini. Dan tiap-tiap
Universitas/Institusi bertanggung jawab atas masyarakat yang ada di sekitaran
wilayah kampus.
2. Ketua RW dan Ketua RT/pimpinan wilayah tertentu, yang bertugas untuk
mengkoordinasi dan bertanggung jawab kepada masyarakat yang akan
mengikuti kampanye ini.
3. Pemerintahan Daerah setempat yang memiliki kaitan dengan kebijakan yang
akan di kampanyekan ke masyarakat.
4. Pemerintahan politik Pusat/partai calon pemimpin yang ikut langsung dalam
proses kampanye pemilu yang akan di kampanyekan kepada masyarakat.
191
No. Universitas/Institusi Tanggung Jawab (Wilayah)1 Universitas Negeri Padang Air Tawar, Tunggul Hitam *2 Universitas Andalas Limau Manih, By Pass *3 Universitas Bung Hatta Ulak Karang *4 Universitas Putra Indonesia (YPTK) Indarung, Marapalam *5 Institut Agama Islam Negeri Kuranji *6 Institut Teknologi Padang Nanggalo*7 Akademi Teknologi Industri Padang Tabing, Lubuk Buaya *8 Lain-lain *
5. Kepolisian daerah setempat, bertanggung jawab dalam menjaga keamanan dan
ketertiban pada saat proses kampanye berlangsung.
6. Dan unsur terpenting adalah masyarakat yang akan mengikuti jalannya
kampanye tersebut.
Dengan adanya berbagai pihak yang terlibat dalam kampanye ini, diharapkan
kampanye ini dapat menyelaraskan hubungan politik antara pemerintah politik dan
masyarakat dengan masyarakat terkait proses pemilu. Juga sebagai wadah bagi
demokrasi politik yang efektf dan efisien serta aman, tertib dan damai serta edukatif.
B. Bentuk pelaksanaan dari Kampanye Syar’i sebagai sistem Politik Demokrasi baru
berbasis Syariah untuk Indonesia bebas Anarkis
Dalam proses pelaksanaan dari Kampanye Syar’i ini, dengan adanya pembagian
mahasiswa sebagai mediator dalam memberikan kampanye pada tiap-tiap wilayah yang
menjadi tanggung jawab dari tiap Universitas/Institusi, akan membantu dalam
berhasilnya pelaksanaan dari Kampanye Syar’i ini. Karena, dengan jumlah penduduk
Indonesia yang banyak dan tersebar ke dalam berbagai daerah, menjadi hal yang
penting bagi tersosialisasikannya kebijakan publik terkait dengan baik. Dengan adanya
pembagian wilayah/daerah bagi berlangsungnya kampanye untuk tiap-tiap
Universitas/Institusi, diharapkan dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Berikut
adalah contoh pembagian wilayah/daerah tanggung jawab dalam Kampanye Syar’i
(Kampanye Persaudaraan) di Kota Padang.
Tabel 1. Pembagian Tanggung Jawab Kampanye Syar’i (Kampanye Persaudaraan) dalam menciptakan Indonesia bebas Anarkis. Daerah Tanggung
Jawab ; Kota Padang dan Sekitarnya
Keterangan : * : Sekitarnya
202
Berdasarkan tabel diatas, bahwa pembagian wilayah dilakukan atas dasar letak
dan kedekatan Universitas/Institusi terkait dengan wilayah disekitarnya. Hal ini
dilakukan agar aksesibilitas tidak menyulitkan bagi berlangsungnya proses kampanye.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam Kampanye Syar’i (Kampanye
Persaudaraan) untuk menciptakan Indonesia bebas Anarkis adalah sebagai berikut :
1. Sebelum pelaksanaan dari kampanye kebijakan publik ini, terlebih dahulu
diadakan kerjasama antar 5 elemen kemasyarakatan yang terlibat dalam
pelaksanaan kampanye ini, yaitu Universitas/Institusi, Ketua RW dan Ketua
RT/pimpinan wilayah tertentu, Pemerintahan Daerah setempat, Pemerintahan
Pusat dan Kepolisian daerah setempat. Dengan maksud agar lancarnya proses
kampanye yang akan dilakukan.
2. Setelah dilakukannya kerjasama antar 5 eleman tersebut, dalam melaksanakan
kampanye, pemerintah pusat sebagai pembuat kebijakan mengundang
pemerintah daerah untuk membahas tentang kebijakan tersebut, jika kebijakan
dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Jika kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah
daerah, maka proses Kampanye kampanye akan langsung kepada mahasiswa.
3. Dalam proses pengembangan fungsi mahasiswa dalam pengabdian masyarakat,
diadakannya satu kegiatan bagi mahasiswa untuk menjadikan mereka sebagai
mediator dalam mensosialisasikan setiap kebijakan yang akan dirumuskan dan
dilaksanakan oleh pemerintah. Dimisalkan pemerintah mewacanakan
mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi Subsidi BBM. Pada saat perumusan
dan sebelum dilaksanakan, mahasiswa yang tergabung dalam kelompok
Kampanye Syar’i (Kampanye Persaudaraan) mahasiswa yang memiliki bidang
ilmu yang berkaitan dengan Subsidi BBM, misalkan diutamakan mahasiswa
bidang ilmu Ekonomi, akan mengikuti pelatihan/diskusi yang membahas tentang
kebijakan Subsidi BBM tersebut.
4. Setelah dilakukannya diskusi/pelatihan terhadap mediator (mahasiswa) terpilih,
mahasiswa kemudian menghubungi pihak masyarakat dalam hal ini kepada
ketua RW/RT, ataupun pimpinan wilayah tertinggi, untuk dapat menyediakan
waktu dan menginformasikan kepada warganya terkait akan dilakukannya
kampanye kebijakan publik tersebut. Dan juga mahasiswa menghubungi pihak
212
kepolisian terdekat dan memberitahukan secara tertulis bahwa akan diadakannya
kampanye terkait dengan kebijakan subsidi BBM tersebut kepada masyarakat
setempat.
5. Kampanye akan dilaksanakan dilingkungan kampus setempat. Dalam hal ini,
pihak kampus harus menyediakan tempat/ruangan untuk dilangsungkanya
kampanye.
6. Pada saat kampanye dilaksanakan, mahasiswa yang menjadi mediator akan
terlebih dahulu menjelaskan tentang seluk beluk dari proses perumusan
kebijakan, analisis kenapa kebijakan tersebut dirumuskan dan sampai pada
kebijakan untuk melaksanakan kebijakan subsidi BBM. Kemudian mediator
(mahasiswa) dalam proses kampanye akan menerima, mencatat dan
menganalisis setiap tanggapan, keluhan dan aspirasi masyarakat terkait dengan
kebijakan subsidi BBM.
7. Langkah akhir dari Kampanye Syar’i (Kampanye Persaudaraan) ini adalah
mahasiswa yang tergabung dalam mediator, melakukan analisis terkait dengan
aspirasi masyarakat, yang dituangkan dalam artikel untuk kemudian dikirimkan
kepada pemerintah pembuat kebijakan publik sebagai bentuk dari demokrasi
atas kebebasan berpendapat masyarakat terkait dengan kebijakan subsidi BBM
tersebut.
8. Dengan adanya artikel yang menampung aspirasi dari masyarakat tersebut, akan
dijadikan sebagai bahan rujukan atau bahan perumus kebijakan yang berkaitan
dengan subsidi BBM. Apakah kebijakan akan dirumuskan kembali ataukah akan
dijadikan bahan pertimbangan bagi kebijakan yang akan datang.
Tabel 2. Contoh Kampanye Syar’i (Kampanye Persaudaraan) dalam KampanyeKebijakan Subsidi BBM :
Tanggal / Tempat Agenda Pelaksana
21 November 2014/Jakarta
Dirumuskannya Kebijakan untukmengurangi Subsidi Bahan Bakar Minyak
Pemerintah Pusat
23 November 2014/Jakarta
Diwacanakan Pengurangi subsidi BBMakan dimulai pada bulan Juli 2014
Pemerintah Pusat
28-29 November2014/ Jakarta
Pemerintah pusat mengundang pemerintahdaerah untuk mendiskusikan terkait kebijakan subsidi BBM yang telah diwacanakan
Pemerintah Pusatdan PemerintahDaerah
222
30 November 2014/Pemerintah Daerah(Sumatera Barat)
Pemerintah daerah berwenangmengirimkan surat himbauan ke Universitas/Institusi/daerah untuk menyiapkan Kampanye Syar’i dari masing-masing kampus wilayah
PemerintahDaerah dan Universitas/ Institusi
1-2 Desember2014/ Universitas/Institusi (Kota Padang)
Proses pencarian perwakilan mediator(Kampanye Syar’i) yang akan mengikuti Pelatihan/diskusi dengan pemerintah daerah terkait dengan kampanye kebijakan subsidi BBM
Universitas/Institusi
5-6 Desember2014/Pemerintah Daerah(Sumatera Barat)
Diadakannya pelatihan/diskusi membahastentang kebijakan subsidi BBM
PemerintahDaerah danMahasiswa
7,8,9 Desember2014/ Mahasiswa (Universitas Negeri Padang)
Menyiapkan undangan resmi kepada ketuaRW/RT/Pimpinan daerah terkait akan diadakannya kampanye kebijakan subsidi BBM di kampus wilayah
Mahasiswa danwilayah terkait
12-15 Desember2014/Ketua RW/RT/ Pimpinan daerah (Air Tawar dan Tunggul Hitam *)
Menghibau masyarakat terkait denganakan diadakannya kampanye tentang kebijakan subsidi BBM di kampus wilayah, dan menentukan perwakilan masyarakat yang akan mengikuti kampanye
ketuaRW/RT/Pimpinan daerah
16 Desember 2014/Mahasiswa (Auditorium Fakultas Ekonomi UNP)
Menyiakan Ruangan sebagai tempatkampanye kebijakan Subsidi BBM
Mahasiswa
17 Desember 2014/Mahasiswa (Fakultas Ekonomi UNP)
Kampanye tahap 1 bersama masyarakatAir Tawar Barat Kota Padang
Mahasiswa danmasyarakat
24 Desember 2014/Fakultas EkonomiUNP
Kampanye tahap 2 bersama masyarakatAir Tawar Timur Kota Padang
Mahasiswa danmasyarakat
31 Desember 2014/RSG FT UNP
Kampanye tahap 3 bersama masyarakatTunggul Hitam Kota Padang
Mahasiswa danmasyarakat
2-13 Januari 2015/Universitas NegeriPadang
Pembuatan Laporan (Artikel) hasil darikampanye yang telah dilakukan, yang manganilisis hasil tanggapn, keluhan dan aspirasi dari masyarakat terkait dengan kebijakan pengurangan subsidi BBM
Mahasiswa dandibimbing dengan Dosen Ahli terkait kebijakan Subsidi BBM
14-15 Januari 2015/Universitas Negeri
Pengupload-an secara Online danpengarsipan di Universitas hasil
Mahasiswa ke-Pemerintah
232
Padang kampanye yang telah dianalisis terkaitkebijakan subsidi BBM
Daerah danPemerintah Pusat
16-20 Januari 2015/Pemerintah Pusat sebagai pembuat Kebijakan (Jakarta)
Melakukan review dan analisis hasilkampanye, yang kemudian akan dijadikan sebagai bahan masukan dan rujukan serta perumusan kembali terkait kebijakan pengurangan subsidi BBM yang akan dilaksanakan
Pemerintah Pusatdan PemerintahDaerah
23-27 Januari 2015/Pemerintah Pusat(Jakarta)
Mengirimkan surat himbauan terhadaphasil dari analisis kembali hasil kampanye terkait kebijakan subsidi BBM apakah ada perumusan/revisi kebijakan ataukah hany dijadikan rujukan dan bahan masukan bagi proses perumusan kebijakan selanjutnya
Pemerintah Pusatke Universitas/Institu si/ Masyarakat melalui Media Surat ataupun online
C. Efektivitas Pelaksanaan Kampanye Syar’i sebagai sistem Demokrasi baru berbasis
Sayariah di Indonesia
Langkah strategis sangat disarankan sebagai salah satu pendekatan terpenting
dalam menciptakan proses politik kampanye pemilu/kebijakan publik yang sesuai
dengan syariat islam. Allah SWT berfirman dalam surat Al Hujuraat 10, yang artinya:
"Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat".
Adanya program kampanye syar’i yang dilakukan di Indonesia oleh pihak-pihak
terkait adalah salah satu bentuk ukhuwah persaudaraan antara pemerintah (pemimpin)
dan masyarakat. Tujuan dilakukannya kampanye ini adalah untuk meminimalisir
terjadinya pelanggaran-pelanggaran dalam berdemokrasi politik kampanye di Indonesia
yang tidak sesuai dengan syariat islam seperti anarkisme dan adanya unsur kampanye
yang dijadikan sebagai arena untuk memuaskan selera dan hawa nafsu. Selain itu,
proses demokrasi yang anarkis sering menyebabkan perkataan yang diucapkan dan
sikap yang ditampilkan tidak mencerminkan rasa ukhuwah Islamiyah dan berprasangka
buruk sampai melontarkan tuduhan-tuduhan yang tidak beralasan. Seperti firman Allah
SWT dalam surat Al-Hujuraat 11 dan 12, artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita
242
(mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan) dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruknya panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ?Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang".
Qur’an hadis diatas menjelasakan bahwa dalam pelaksanaan politik kampanye
berdemokrasi di Indonesia selama ini banyak mengandung kegiatan yang lepas dari
jalinan ukhuwah dan persahabatan bagi setiap muslim, serta kurang harmonisnya suatu
hubungan politik antar pemimpin dan juga antar masyarakat. Sehingga, dalam rangka
menciptakan harmonisasi dan politik bersaudara antara pemerintah dan masyarakat,
perlu adanya wadah/forum dalam pengembangan konsep politik demokrasi di Indonesia
yang ada.
Politik kampanye yang biasanya dilakukan secara anarkisme dan kurang
edukatif serta rendahnya nilai-nilai persaudaraan antar pelaku politik dan masyarakat,
kini dilakukan dengan menciptakan jalur demokrasi politik kampanye syar’i di
Indonesia yang sarat dengan undang-undang yang berlaku serta dilandasai pada syariah
politik islam. Dimana, mahasiswa sebagai masyarakat intelektual menjadi mediator,
untuk melakukan kampanye tentang konten-konten politik terkait proses kampanye
kebijakan yang akan dirumuskan oleh pemimpin mulai dari visi dan misi serta proses
sosialisai khalifah, dalam sebuah forum resmi yang tertib, damai dan aman.
252
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan
Kampanye Syar’i adalah salah satu bentuk upaya yang dilakukan oleh
mahasiswa untuk meminimalisir terjadinya demonstrasi yang bersifat anarkisme dan
sarat dengan menyalahi aturan dan agama dalam berpendapat. Kampanye ini dilakukan
sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan kebijakan yang akan
diambil dan dilaksanakan oleh pemerintah. Sehingga, dengan adanya masyarakat yang
cerdas dan mengerti akan kebijakan tersebut, maka diharapkan tidak adanya lagi terjadi
aksi anarkisme yang disebabkan oleh rendahnya sosialisasi program/kebijakan kepada
masyarakat serta minimnya pengetahuan dan daya analisis yang dimiliki oleh sebagian
masyarakat Indonesia.
Kegiatan kampanye syar’i ini dilaksanakan dalam sebuah forum yang diadakan
oleh mahasiswa dan masyarakat setempat. Dimana dalam forum tersebut, masyarakat
setempat bisa berdemokrasi dengan aturan-aturan hukum dan kaidah ke-Agamaan serta
minim terjadinya anarkisme. Sehingga aspirasi dan penyampaian pendapat kepada
mahasiswa, bisa di sampaikan kepada pemerintah setempat secara aman, damai dan
tertib sebagai bentuk dari demokrasi. Oleh karena itu, dengan adanya kampanye syar’i
ini, diharapkan terjalinnya harmonisasi antara pemerintah dan masyarakat dalam sistem
berdemokrasi yang sejahtera.
B. Saran/Rekomendasi
Dalam menciptakan proses berdemokrasi yang sesuai dengan pemehunan hak
berkeadilan dan hak asasi manusia serta tuntunan Agama Islam, demonstrasi yang
dilakukan selama ini secara anarkisme bukanlah cara yang baik untuk memperkuat
sistem demokrasi di Indonesia. Sehingga, dalam proses berdemokrasi, perlu adanya
strategi baru yang dirasa pantas untuk menegakkan hak dan kewajiban serta keadilan
dan kebebasan berpendapat dengan Kampanye Syar’i (Kampanye Persaudaraan) bagi
Indonesia menuju Indonesia yang bebas Anarkis dan berlandaskan ukhuwah islam.
26
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Ahmad. Islam dan Demokrasi sebuah Kajian tentang Konsep Demokrasi menurut Islam. (Paper). Fakultas Hukum Universitas Pasundan, Bandung
Cegah Demo Anarkis, Mediator Hubungan Industrial Diperkuat, Pikiran Rakyat Online, ww w .pikira n - r a k y at . com , diakses pada tanggal 6 November 2014
Delapan Etika Kampanye dalam Islam, Dewan Syari’ah Pusat Partai KeadilanSejahtera, Online, w w w .ke a dilan.8m.com , diakses pada tanggal 5 November2014
Ibrahim, Anis. (2008). Legislasi Dalam Perpektif Demokrasi : Analisis Interaksi Politik dan Hukum Dalam Proses Pembentukan Peraturan Daerah di Jawa Timur. Semarang : program Doktor Ilmu Hukum – Universitas Diponegoro (UNDIP).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Offline)
Permadi, Arif. 2008. Teknik Propaganda. Panduan Dasar Jurnalistik. (Online), (http:// ar i ef- p er m a di.blogspot. c o m , diakses 4 November 2014).
Rahmad, dkk. 2014. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum. Padang: UNP Press
Rasyidin. 2005. Anarkisme. Jurnal Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998 Tentang KemerdekaanMenyampaikan Pendapat Di Muka Umum.
Utamy, Heny Sri. (2012). Implementasi Kebijakan Program Bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Batam : Program Pasca Sarjana (PPS) – Universitas Terbuka (UT).
Uzaman, Gigih. 2011. Alat Propaganda. (Online), (http:// g i g ihu z a m a n.w o r dp re ss. c om , diakses 4 November 2014).
top related