lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/121/4/bab iii'.pdf ·...
Post on 07-Apr-2019
212 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan pendekatan ini,
diharapkan penelitian mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang
ucapan, tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari satu individu, kelompok,
masyarakat, organisasi tertentu dalam konteks setting tertentu yang dikaji dari
sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik (Moleong, 2012: 4-5).
Penelitian kualitatif memiliki tujuan untuk menjelaskan fenomena
sedalam-dalamnya, melalui pengumpulan data yang sedalam-dalamnya. Penelitian
ini mengutamakan kedalaman data yang diperoleh dari kasus yang diamati
(Kriyantono, 2010:56), dengan ciri penelitian bahwa tidak ada hipotesis spesifik
pada saat penelitian dimulai. Hal ini dikarenakan hipotesis justru dibangun selama
tahap-tahap penelitian setelah diuji dengan data yang diperoleh selama penelitian
tersebut (Mulyana, 2001:21).
Penelitian ini memiliki sikap deskriptif, peneliti mencoba mengambarkan
atau memaparkan dengan kata-kata peran radio komunitas dalam mendukung
mitigasi bencana, khususnya bagi warga masyarakat di Kecamatan Dukun,
Magelang yang lokasi tempat tinggalnya rawan dengan bencana Gunung Merapi.
Sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh Kriyanto (2010:59) bahwa penelitian
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
35
deskriptif berfungsi mendeskripsikan atau menggambarkan populasi atau objek
tertentu yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini, yang menjadi tantangan bagi
peneliti adalah mengenai kedekatan atau jarak dengan obyek yang diteliti.
Penelitian deskriptif ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak
menguji hipotesis atau membuat prediksi, melainkan hanya memaparkan situasi
atau peristiwa. Sedangkan Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 1993:3)
menjelaskan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif, baik berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka pendekatan ini mengacu kepada
latar dan individu secara utuh atau holistik, yang berarti tidak boleh mengisolasi
individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu
memandangnya secara utuh.
Secara umum penelitian kualitatif merupakan suatu proses dari berbagai
langkah yang melibatkan peneliti, paradigma teoritis dan interpretative, strategi
penelitian, metode pengumpulan data, analisis data empiris, maupun
pengembangan interpretasi dan pemaparan (Bungin, 2007).
Ada beberapa ciri-ciri yang identik dengan pendekatan kualitatif
(Kriyantono, 2006):
1. Intensif, partisipasi periset dalam waktu lama pada setting lapangan,
periset adalah instrument pokok riset.
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
36
2. Perekaman yang sangat hati-hati terhadap apa yang terjadi dengan
catatan-catatan di lapangan dan tipe-tipe lain dari bukti-bukti
dokumenter.
3. Analisis data lapangan.
4. Melaporkan hasil termasuk deskripsi detail, quotes (kutipan-
kutipan), dan komentar-komentar.
5. Tidak ada realitas tunggal. Setiap periset mengkreasi realitas sebagai
bagian dari proses risetnya sendiri.
6. Subjektif dan berada hanya dalam referensi periset.
7. Realitas adalah holistic dan tidak dapat dipilah-pilah.
8. Periset memproduksi penjelasan unik tentang situasi yang terjadi dan
individu-individunya.
9. Lebih menekankan pada kedalaman daripada keluasan.
10. Prosedur riset: empiris-rasional dan tidak berstruktur.
11. Hubungan antara teori, konsep, dan data: data memunculkan atau
membentuk teori baru.
Ada beberapa pertimbangan sehingga penulis menggunakan jenis
penelitian kualitatif. Pertama, jenis penelitian ini memungkinkan penulis
berinteraksi dengan berbagai pihak yang bersangkutan dengan topik penelitian,
atau pun stakeholder sehingga penulis bisa mempelajari dan memahami sendiri
secara mendalam dari objek yang diteliti. Kedua, yang diutamakan dari penelitian
ini adalah makna pada persepsi individu mengenai suatu peristiwa. Apabila
penelitian kuantitatif mengubah informasi menjadi angka, penelitian kualitatif
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
37
menilai setiap aspek kehidupan sosial yang kompleks, sehingga tidak ada
informasi yang terlewat atau hilang. Ketiga, penelitian kualitatif sesuai dengan
karakteristiknya bersifat menyesuaikan atau dapat beradaptasi dengan realitas
yang peneliti temukan di lapangan.
Tentunya penelitian kualitatif ini dapat membantu penulis untuk
mengetahui pola komunikasi demokratis yang tercipta oleh radio komunitas
khususnya K FM Magelang, sehingga mendukung mitigasi bencana bagi warga
masyarakat yang tergabung dalam komunitas.
3.2. Paradigma Penelitian
Selain penelitian yang bersifat kualitatif, peneliti juga menggunakan
paradigma post-positivism dalam penelitian ini. Paradigma penelitian merupakan
kerangka berpikir yang menjelaskan cara pandang peneliti terhadap fakta
kehidupan sosial dan apa yang dilakukan peneliti terhadap ilmu atau teori.
Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu
masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab penelitian.
Paradigma post-positivism menempatkan ilmu sosial seperti halnya ilmu-
ilmu alam dan fisikan, dan sebagai metode yang terorganisir untuk
mengkombinasikan deductive-logic dengan pengamatan empiris, guna secara
probabilistik menemukan atau memperoleh konfirmasi tentang hukum sebab
akibat yang bisa digunakan memprediksi pola-pola umum gejala sosial tertentu
(Hidayat, 2003:3).
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
38
Dipertegas oleh Muhadjir (2000:23) yang menyatakan bahwa positivism
menganalisis berdasarkan data empirik dan sensual (teramati secara indrawi),
yang pada post positivism makna dicari dibalik data empirik dan sensual
(fenomena dan nomena) tersebut. Karakter utama dari penelitian yang
menggunakan paradigma ini adalah pencarian makna dibalik data, karena
paradigma ini memandang proses komunikasi ditentukan oleh pengirim atau
source oriented . Hal ini menandakan bahwa berhasil atau tidaknya sebuah proses
komunikasi bergantung pada upaya si pengirim dalam mengemas, menarik
perhatian khalayak yang menerima pesan untuk menentukan strategi yang tepat
yang dapat digunakan untuk menyebarkan informasi.
Realitas dalam paradigma ini diasumsikan ada, tetapi tidak dapat dipahami
secara sempurna karena pada dasarnya mekanisme intelektual manusia memiliki
kekurangan, sedangkan fenomena itu sendiri secara fundamental memiliki sifat
yang tidak mudah diatur (Denzin dan Lincoln, 2009:136).
Oleh karena itu, penulis menggunakan paradigma post positivisme ini
karena permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pola
komunikasi jaringan yang tercipta oleh radio komunitas dalam mendukung
mitigasi bencana. Di mana, pola komunikasi jaringan yang tercipta merupakan
suatu realitas yang nyata yang dapat mendukung mitigasi bencana bagi warga
masyarakat yang tergabung di dalam komunitas tersebut.
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
39
3.3. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kasus. Menurut
Kriyantono (2010:65), studi kasus merupakan metode riset yang menggunakan
berbagai sumber data, sebanyak mungkin data yang bisa digunakan untuk
meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek
individu, kelompok, suatu program, atau peristiwa secara sistematis. Metode ini
membuat peneliti dapat menggunakan berbagai instrument pengumpulan data,
seperti wawancara mendalam, observasi partisipan maupun non partisipan,
dokumentasi-dokumentasi, kuesioner (hasil survey), rekaman, ataupun bukti-bukti
fisik lainnya.
Studi kasus dikatakan juga sebagai metode yang mengacu pada penelitian
yang mempunyai unsur how dan why pada pertanyaan utama penelitiannya dan
meneliti masalah-masalah kontemporer masa kini serta sedikitnya peluang peneliti
dalam mengontrol peristiwa atau kasus yang ditelitinya. Metode ini juga dinilai
sangat membantu dalam mengungkapkan fenomena yang terjadi, karena hasil
akhir dari studi kasus deskriptif adalah deskripsi detail dari topik yang diteliti
(Kriyantono, 2010:66).
Ada beberapa ciri dari studi kasus yang diungkapkan oleh Kriyantono
(2010:66), yaitu partikularistik atau terfokus pada situasi, peristiwa, program, atau
suatu fenomena tertentu. Ciri kedua yakni deskriptif, yang berarti hasil akhir
penelitian merupakan deskripsi detail dari topik yang diteliti. Ketiga, heuristik
atau membantu khalayak memahami apa yang diteliti, ada interpretasi baru,
perspektif baru, dan makna baru yang merupakan tujuan dari studi kasus.
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
40
Terakhir, yakni induktif yaitu penelitian ini berangkat dari fakta-fakta di lapangan
yang kemudian disimpulkan ke dalam tataran konsep atau teori.
Dikatakan tidak ada metode yang lebih luas dibandingkan studi kasus,
karena studi kasus dapat digunakan untuk mengkaji berbagai topik penelitian,
mulai dari ilmu politik, kebijakan, psikologi masyarakat, studi organisasi dan
manajemen, lingkungan, dan lainnya (Yin dalam Narendra, 2008: 80). Dalam
bidang komunikasi, studi kasus dapat dilakukan untuk mendeskripsikan
perubahan suatu masyarakat ketika media seperti televisi, koran, dan internet
hadir di kehidupan masyarakat. Karena begitu luasnya penggunaan metode studi
kasus, banyak pihak yang kemudian meragukannya sebagai suatu metode
penelitian yang handal.
3.4. Key Informan dan Informan Penelitian
Key informan merupakan orang-orang kunci atau orang yang memiliki
informasi mendalam mengenai objek yang diteliti. Sedangkan informan
merupakan orang-orang yang memiliki informasi untuk mendukung proses
penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, key informan dan informan
dipilih berdasarkan kredibilitas, kompetensi, serta kemampuan untuk membantu
peneliti mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam menjawab permasalahan
penelitian.
Menurut Kriyantono (2010: 56-57), penelitian kualitatif tidak
mengutamakan besarnya populasi atau sampling, bahkan populasi atau
samplingnya sangat terbatas. Apabila data yang dikumpulkan oleh peneliti sudah
mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka penulis tidak perlu
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
41
mencari data lainnya, karena yang ditekankan bukanlah banyaknya atau kuantitas
data melainkan dalamnya atau kualitas data.
Dalam penelitian ini, key informan dan informan yang dipilih peneliti
adalah;
1. Bayu Sapta Nugraha selaku aktivis, admin media sosial, penyiar, sekaligus
yang mengurus radio komunitas K FM Magelang,
2. Bapak Sodiq Asnawi selaku koordinator utama dari radio komunitas K FM
Magelang dan juga penanggung jawab produksi,
3. Bapak Jeffry pendiri dari JALIN Merapi sekaligus turut membangun radio
komunitas K FM Magelang dan penanggung jawab siaran.
4. Mbah Mangku selaku pendiri dan penggiat di KOMPAG MERAPI atau
Komunikasi Peduli Aktivitas Gunung Merapi, dan
5. Yulianto selaku pengamat gunung api yang memantau Gunung Merapi di
pos pengamatan komunitas komunikasi pemantau merapi tepatnya di
wilayah Babadan. Pos ini hanya berjarak 4,4 KM dari Puncak Gunung
Merapi dan merupakan salah satu dari lima pos di bawah naungan
BPPTKG atau Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi
Kebencanaan Geologi.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Moleong dalam bukunya Metode Penelitian Kualitiatif (Moleong,
2010), data yang dikumpulkan dalam metode penelitian kualitatif berupa kata-
kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal tersebut disebabkan karena adanya
penerapan metode penelitian kualitatif. Dalam penelitiaan jenis kualitatif, tidak
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
42
adanya ketentuan buku dalam pengumpulan datanya. Pada penelitian ini, dibuat
sebanyak dua kategori yaitu, data primer, dan data sekunder yang digunakan oleh
peneliti.
Teknik penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara
mendalam dan observasi. Selain itu ada dua jenis pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti, yaitu data primer dan data sekunder:
1. Data primer yang dikumpulkan oleh peneliti berupa hasil wawancara
dengan narasumber terkait topik penelitian
2. Untuk data sekunder, didapat dari bahan-bahan referensi seperti buku,
artikel-artikel, browsing internet yang berhubungan dengan objek
kajian yang diteliti.
3.6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data-data untuk mendukung
penelitian, mulai dari wawancara, observasi, studi pustaka, dan juga mencari
bahan dari internet. Data-data ini nantinya akan diorganisir atau dikelompokan
dan diolah sehingga dapat memberikan gambaran lengkap dan tertata yang
memaparkan penelitian. Seluruh data hasil wawancara yang penulis rekam akan
diubah ke dalam bentuk transkrip wawancara secara verbatim. Analisis data juga
peneliti lakukan mulai dari awal penelitian hingga pengumpulan data berakhir.
Data yang telah peneliti kumpulkan ini nantinya akan diorganisasi dan
dikelola lagi agar lebih sistematis. Metode analisis kualitatif ini akan dibagi
menjadi tiga, yaitu:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
43
Reduksi data merupakan proses di mana data yang ada diseleksi,
difokuskan, disederhanakan dan diolah berdasarkan data yang penulis
peroleh dari catatan atau hasil transkrip di lapangan. Dengan kata lain,
mereduksi data merupakan upaya memfokuskan hal-hal penting atau
pokok, sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dilakukan dengan tujuan mengorganisir dan
merangkum informasi sehingga nantinya memudahkan pengambilan
kesimpulan. Bentuk penyajian data dapat berupa teks naratif, diagram,
atau tabel yang memungkinkan menggambarkan konsep atau pemikiran
dari data-data yang ada. Dengan penyajian data, peneliti dapat membuat
pola hubungan yang sistematik dari data yang ada.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing and
Verification)
Penarikan kesimpulan adalah mengartikan data yang telah dianalisa
dan mengukur implikasinya terhadap pertanyaan penelitian. Sedangkan
proses verifikasi, mengharuskan peneliti untuk melakukan cek kembali
pada data-data yang tersedia, sebelum menarik kesimpulan dari data yang
kredibel, dapat dipertahankan dan dapat bertahan terhadap penjelasan
alternatif.
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
44
3.7. Teknik Keabsahan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis triangulasi. Menurut
Kriyantono (2009:70) analisis triangulasi adalah menganalisis jawaban subjek
dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lain yang ada).
Dwidjowinoto dalam Kriyantono (2009:70-71) mengatakan ada beberapa
macam triangulasi, yaitu:
a) Triangulasi sumber
Membandingkan atau mengecek ulang suatu informasi yang diperoleh dari
sumber yang berbeda.
b) Triangulasi waktu
Berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia.
c) Triangulasi teori
Memanfaatkan dua atau lebih teori untuk dipadukan. Untuk itu diperlukan
rancangan riset, pengumpulan data, dan analisis data lengkap.
Lebih spesifiknya, peneliti menggunakan triangulasi sumber, dimana
dalam penelitian ini peneliti mewawancara beberapa sumber yang berkaitan
dengan topik, kemudian membandingkan dan menganalisisnya untuk menemukan
fakta terkait topik yang diteliti.
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
top related