latar belakang
Post on 19-Jan-2016
37 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pakan memiliki hubungan yang sangat erat dengan morfologi ikan. Dengan mempelajari
alat pencernaan pada ikan, maka dapat diketahui apakah ikan tersebut merupakan pemakan
plankton, ikan buas dan bentuk makanan pokoknya pakan yang dikonsumsi ikan akan
mengalami proses digesti di dalam sistem pencernaan. Segala sesuatu yang dimakan oleh hewan
sebagai makanan yang diperlukan oleh tubuh sebagai sumber energi untuk aktifitas hidupnya
berasal dari lingkungannya.
Pakan pada umumnya harus mengandung komponen seperti protein, lemak, dan
karbohidrat. Semua nutrisi tersebut berguna bagi ikan sebagai sumber energi dan pertumbuhan.
Protein, lemak dan karbohidrat dalam pakan apabila dikonsumsi ikan akan mengalami proses
digesti dan absorpsi yan digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan aktivitas, mengganti
jaringan yang rusak dan pertumbuhan.
Ikan pada umumnya mempunyai kemampuan beradaptasi tinggi terhadap makanan dan
pemanfaatan makanan yang tersedia di suatu perairan. Dengan mengetahui kebiasaan makan
ikan, maka kita dapat mengetahui hubungan ekologi organisme dalam suatu perairan. Ikan Nilem
merupakan jenis ikan herbifora karena ikan nilem dapat memanfaatkan berbagai jenis
phytoplankton sebagai pakannya.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati bentuk alat pencernaan pada ikan dan tipe
makanan, sehingga dapat ditentukan ikan tersebut tergolong kedalam tipe mana, Herbivora,
Karnivora atau omnivora.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Makanan alami biasanya berupa plankton, baik fitoplankton atau zooplankton, kelompok
cacing, tumbuhan air, organisme bentos dan ikan maupun organisme lain yang berukuran lebih
kecil daripada organisme yang dipelihara. Secara ekologis pengelompokan makanan alami
sebagai plankton, nekton, benthos, perifiton, epifiton dan neuston, di dalam perairan akan
membentuk suatu rantai makanan dan jaringan makanan (Mudjiman 1989).
Kebiasaan makanan ikan (food habits) adalah kuantitas dan kualitas makanan yang
dimakan oleh ikan, sedangkan kebiasaan cara memakan (feeding habits) adalah waktu, tempat
dan caranya makanan itu didapatkan oleh ikan. Kebiasaan makanan dan cara memakan ikan
secara alami bergantung pada lingkungan tempat ikan itu hidup. Tujuan mempelajari kebiasaan
makanan (food habits) ikan dimaksudkan untuk mengetahui pakan yang dimakan oleh setiap
jenis ikan. Pengelompokan ikan berdasarkan kepada bermacam-macam makanan yang dimakan,
ikan dapat dibagi menjadi euryphagic yaitu ikan pemakan bermacam-macam makanan,
stenophagic yaitu ikan pemakan makanan yang macamnya sedikit dan monophagic yaitu ikan
yang makanannya terdiri dari atas satu macam makanan saja (Effendie, 1997).
Pakan alami ikan adalah organisme hidup yang juga diproduksi bersama-sama dengan
spesies yang dibiakkan, atau dipelihara secara terpisah dalam unit produksi yang spesifik atau
dikumpulkan dari alam liar (misalnya penangkapan ikan). Contohnya adalah organisme akuatik
tingkat rendah seperti fitoplankton dan zooplankton (Zonneveld, 1991).
Jenis-jenis pakan alami yang dimakan ikan sangat bermacam-macam, bergantung pada
jenis ikan dan tingkat umurnya. Benih ikan yang baru belajar mencari makan, pakan utamanya
adalah plankton nabati (fitoplankton) namun sejalan dengan bertambah besar ikannya berubah
pula makanannya. Produksi ikan dan biomassa ikan ditentukan oleh kualitas dan produktivitas
plankton dan bentos yang dimanfaatkan sebagai pakan, bukan ditentukan oleh biomassa total
kedua jenis pakan tersebut (Goldman,1983).
Semua ikan membutuhkan ketersediaan pakan dari materi dan energi yang dibutuhkan
tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan dalam melangsungkan hidupnya. Penyediaan
materi tergantung pada ikan yang memakan materi dari bahan – bahan organik yang ada pada
lingkungannya. Bahan makan yang padat menjadi molekul yang sederhana melalui proses yang
disebut dengan digesti. Proses ini disebut dengan proses enzimatik dari polisakarida, yaitu zat
pati menjadi gula, protein menjadi asam amino, lemak menjadi asam lemak dan gliserol, serta
asam laktat menjadi nukleotida. Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan
bentuk tubuh, kebiasan makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan
pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar
pencernaan (Glandula digestoria) (Kimmbal, 1983).
BAB III
METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 8 April 2013, dimulai pada pukul
08.00 wib sampai dengan selesai. Praktikum bertempat di Laboratorium Koordinatorat kelautan
dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
3.2 Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan Jumlah
1 Ikan tongkol 2 ekor
2 Tissue Secukupnya
3 Timbangan 1
4 Pisau 2
5 Nampan -
6 Alat tulis -
7 Pinset -
3.3 Cara kerja
1. Ikan sampel dikelompokkan dalam beberapa kelas panjang, setidaknya ada 2 ekor ikan
sampel.
2. Ukur dan timbangan ikan sampel dengan alat ukur akurasi tinggi.
3. Belah perut ikan secara hati-hati sesuai prosedur yang telah dipelajari sebelumnya.
4. Keluarkan alat pencernaannya secara hati-hati, ukur dan timbang. Jika dapat dibedakan
anatara bagian lambung dan usus ukur masing-masing bagiannya.
5. Bedah alat pencernaan tersebut secara hati-hati dan jika berisi keluarkan isinya.
6. Pisahkan makanan tersebut berdasarkan jenisnya, hitung jumlahnya dan timbang masing-
masing jenis tersebut.
7. Jenis makanan usahakan sedapatkan mungkin untuk menentukan jenis/nama makanan tersebut
sampai tingkat taksonomi paling rendah (spesies).
3.4 Analisa Data
3.4.1 Metode Jumlah
Dalam metode ini semua jenis makanan dihitung masing-masing jenisnya, kemudian
hitung presentase jumlah masing-masing (dalam satu lambung ikan) dengan menggunakan
rumus :
% satu jenis makanan ke-I = Jlh makanan ke-i/total jlh seluruh makanan dalam lambung x 100%
Langkah Kerja :
Keluarkan isi lambung ikan dan kering anginkan
Pisah-pisahkan makanan berdasarkan jenisnya
Hitung masing-masing jenis
Hitung presentase masing-masing jenis dengan rumus diatas
3.4.2 Metode Frekuensi
Kelompokkan alat pencernaan menjadi dua ; yang berisi dan yang kosong
Catat isi setiap lambung ikan sampel
Hitung Presentase kejadian setiap jenis makanan (Hanya lambung yang berisi saja)
Menggunakan Rumus :
FKM = Jumlah kejadian suatu jenis makanan/jumlah lambung yang berisi makan x 100%
3.4.3 Metode Grafimetrik
Timbang dan ukur lambung ikan
Keluarkan isinya dan kering anginkan
Timbang seluruh isi lambung ikan berkenaan
Pisahkan isi lambung/makanan menurut isinya
Timbang setiap jenis makanan tersebut
Hitung presentase setiap makanan tersebut, dengan rumus :
Presentase suatu jenis makanan = berat satu jenis makanan/berat total isi lambung x 100%
3.4.4 Metode Volume metric
Timbang dan ukur lambung ikan
Keluarkan isinya dan kering anginkan
Ukur volume isi lambung/makanan menurut jenisnya
Ukur volume setiap jenis makanan tersebut
Hitung presentase setiap makanan tersebut, dengan rumus :
Presentase suatu jenis makanan = Volume satu jenis makanan/volume total isi lambung x 100%
3.4.5 Indeks relatif penting
Indek ini dihitung untuk mengetahui makanan apa yang penting untuk ikan berkenaan. Nilai ini
adalah mengabung 3 metode yaitu metode jumlah, volume metric dan frekuensi kejadian, dengan
rumus sebagai berikut :
IRP = (N + V) x F
IRP = Indeks relative penting
N = Presentase jumlah satu jenis makanan
V = Presentase volume suatu jenis makanan
F = Frekuensi kejadian satu jenis makanan
3.4.6 Indek proponderance
Indek ini sering juga disebut indek bagian terbesat. Indek ini sebagai jawaban atas
kelemahan indek relative penting. Metode ini merupakan bagian dari dua metode, yaitu frekuensi
kejadian dan volumetric, dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Natarajan &
Jhingran disitasi oleh Effendi (1979)
IP=V i x Oi
∑V i xOi
x 10 0
Bab IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1.1 Ukuran Morfologi
No. Lebar bukaan mulut Panjang bibir TL Berat lambung Berat
1 32 mm 22 mm 430 mm 85 gr 1.200 gr
2 19 mm 20 mm 450 mm 150 gr 1.400 gr
Tabel 4.1.2 Data Metode Jumlah
Jenis makanan
Jumlah dalam satu lambung % ProporsiI II I II
Udang 30 55 75 78.6Ikan kecil 10 15 25 21.4Total 40 70 100 100
Maka spektrum makanannyaadalah sebagai berikut :
Udang75%
Ikan kecil25%
Sampel 1
Udang78.60%
Ikan kecil21.40%
Sampel 2
Tabel 4.1.3 Data Metode Frekuensi
Jenis makanan
Jumlah frekuensi kejadian pada 2 ekor ikan % Frekuensi kejadianI II I II
Udang 30 55 1500 2750Ikan kecil 10 15 500 750Total 40 70 2000 3500
Maka spektrum makanannyaadalah sebagai berikut :
Udang75%
Ikan kecil25%
Sampel 1
Udang79%
Ikan kecil21%
Sampel 2
Tabel 4.1.4 Data Metode Volume Metrik
Jenis makanan
Volume masing-masing jenis makanan (ml) % Proporsi makananI II I II
Udang 7 5 70 83.3333333Ikan kecil 3 1 30 16.6666667Total 10 6 100 100
Maka spektrum makanannyaadalah sebagai berikut :
Udang70%
Ikan kecil30%
Sampel 1
Udang83.33%
Ikan kecil16.67%
Sampel 2
Tabel 4.1.5 Indeks Proponderance
Jenis makanan
Vi (%) Oi (%) Vi x Oi IPI II I II I II I II
Udang 70 83.333 15002750 105000 229167 87.5 94.83
Ikan kecil 30 16.667 500 750 15000 12500 12.5 5.172
100 100 20003500 120000 241667 100 100
Maka spektrum makanannyaadalah sebagai berikut :
Udang87.5%
Ikan kecil12.5%
Sampel 1
Udang94.83%
Ikan kecil5.17%
Sampel 2
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini yang kami menemukan udang sebanyak 85 ekor, dan ikan kecil 25
ekor, pada 2 sampel ikan tongkol dikelompok kami. Dengan kata lain dapat kami simpulkan
bahwa ikan tongkol ini merupakan tipe pemakan daging atau sering disebut karnivora. Dalam
mengelompokkan ikan berdasarkan kepada makanannya, ada ikan sebagai pemakan plankton,
pemakan tanaman, pemakan dasar, pemakan detritus, ikan buas dan ikan pemakan campuran.
Berdasarkan kepada jumlah variasi dari macam-macam makanan tadi, ikan dapat dibagi menjadi
euryphagic yaitu ikan pemakan bermacam-macam makanan, stenophagic ikan pemakan makan
yang macamnya sedikit atau sempit dan monophagic ialah ikan yang makanannya terdiri dari
satu macam makanan saja.
Analisa pola kebiasan makanan ikan dipakai dalam menentukan gizi alamiah ikan itu.
Dengan mengetahui kebiasaan makanan ikan, maka dapat dilihat hubungan ekologi diantara
organisme. Misalnya rantai makanan, bentuk-bentuk pemangsaan, predasi dan kompetisi. Jadi
makanan dapat menjadi faktor penentu bagi pertumbuhan, kondisi ikan, dan populasi ikan
tersebut. Jenis makanan satu spesies ikan biasanya tergantung pada umur, tempat dan waktu
dimana ikan tersebut berada.
Kebanyakan cara ikan mencari makanan dengan menggunakan mata, Penciuman dan
peraba digunakan juga untuk mencari makanan terutama oleh ikan pemakan dasar dalam
perairan yang kekurangan cahaya atau dalam perairan keruh dalam mencari makanan akan
mengukur apakah makanan itu cocok atau tidak untuk ukuran mulutnya. Tetapi ikan yang
menggunakan penciuman dan peraba tidak melakukan pengukuran, melainkan kalau makanan
sudah masuk mulut akan diterima atau ditolak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah :
Pada saat pengamatan terhadap usus ikan tongkol diketahui bahawa panjang ususnya
melebihi panjang lambung sehingga dapat di simpukan bahwa ikan tongkol merupakan
ikan karnivora yang memakan jenis udang dan ikan kecil yang telah kami temukan.
Ikan tongkol tergolong jenis hewan pemakan daging atau karnivora, hal ini menandakan
bahwa adanya udang dan ikan kecil yang terdapat pada lambung dan usus ikan tongkol
tersebut..
5.2 Saran
Saran saya untuk laboratorium semoga kedepannya laboratorium dapat melengkapi
semua alat pratikum, dan alat-alat dan bahan praktikum untuk kedepannya dapat di tanggung
oleh laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Mudjiman, A. 1989. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Bogor.
Zonneveld, N. E. A. Huisman dan J.H. Boon. 1991. Pronsip-prinsip Budidaya Ikan. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Goldman, C. R and A.J. Horne. 1983. Limnology. McGraw-Hill Book Company. Tokyo.
Kimmbal. 1983. Biologi. Erlangga. Jakarta.
top related