laporan tugas akhir penerapan pajak pertambahan …
Post on 30-Dec-2021
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN TUGAS AKHIR
PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERHADAP
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK ATAS PENJUALAN RETAIL
PRODUK TEH KAYU ARO OLEH SUB BAGIAN UNIT TEH KEMASAN
PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
OLEH :
RAHMAT HIDAYAT
NIM. C0D018036
PROGAM STUDI PERPAJAKAN PROGRAM DIPLOMA III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2021
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Dengan ini, Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Instruktur Lapangan,
dan Ketua Program Studi Perpajakan menyatakan bahwa laporan tugas
akhir yang disusun oleh:
Nama : Rahmat Hidayat
NIM : C0D018036
Program Studi : Perpajakan
Judul Laporan :Penerapan Pajak Pertambahan Nilai terhadap
Penyerahan Barang Kena Pajak atas Penjualan Retail
Produk Teh Kayu Aro oleh Sub Bagian Unit Teh
Kemasan pada PT.Perkebunan Nusantara VI.
Telah disetujui dan disahkan sesuai dengan prosedur, ketentuan dan
kelaziman yang berlaku dalam ujian komprehensif dan Laporan Magang
pada tanggal seperti tertera dibawah ini.
Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Reni Yustien, S.E., M.Si., Ak., CA.
NIP. 197301171999032002
Jambi, Juli 2021
Instruktur Lapangan
Fenny Syahfitri
NIP. 609464
Mengetahui :
Ketua Program Studi Perpajakan
Nela Safelia,S.E., M.Si
NIP. 198007082005012005
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan dihadapan Panitia
Penguji Laporan Tugas Akhir dan Ujian Komprehensif Program Studi
Perpajakan Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Jambi pada :
Hari/Tanggal : Jum’at / 09Juli 2021
Jam : 14.30 s/d selesai
Tempat : Via Zoom Meeting
Tim Penguji :
Jabatan Nama Tanda Tangan
1. Ketua Penguji : Misni Erwati, SE., M.Si ___________
2. Sekretaris : M. Ridwan, SE., M.Sc ___________
3. Anggota 1 : Lutfi, S.E., M.Sc. ___________
4. Anggota 2 (DPA) : Reni Yustien, S.E., M.Si., Ak., CA. ___________
Disahkan Oleh :
Ketua Jurusan Akuntansi
Dr.Enggar Diah Puspa Arum,SE.,M.Si.,Ak.,CA.
NIP. 197610032000122001
Ketua Program Studi Perpajakan
Nela Safelia,S.E., M.Si
NIP. 198007082005012005
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dr.H.Junaidi,SE.,M.Si.
NIP. 196706021992031003
iii
ABSTRAK
Laporan Magang ini berjudul “Penerapan Pajak Pertambahan Nilai
terhadap penyerahan Barang Kena Pajak atas Penjualan Retail Teh Kayu
Aro oleh Sub Bagian Unit Teh Kemasan (SBUTK) pada PT.Perkebunan
Nusantara VI”. Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui penerapan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap penjualan Retail Produk Teh
Kayu Aro oleh Sub Bagian Unit Teh Kemasan pada PT.Perkebunan
Nusantara VI. Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah
data observasi, Data wawancara, dan menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Hasil dari Laporan ini adalah menemukan bahwa Penerapan
Pajak Pertambahan Nilai terhadap penjualan retail produk Teh Kayu Aro
oleh Sub Bagian Unit Teh Kemasan pada PT.Perkebunan Nusantara VI
Jambi dapat dikatakan baik. Karena prosedur yang dilakukan telah sesuai
dalam Undang-Undang PPN No.42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan cara mengalikan
tarif sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 UU PPN adalah dengan cara PPN
= 10% X Dasar Pengenaan Pajak.
Kata Kunci : Pajak Pajak Pertambahan Niai, Penjualan Retail Produk Teh
Kayu Aro, PT. Perkebunan Nusantara VI.
iv
ABSTRACT
This Internship Report is entitled "Implementation of Value Added Tax on
Delivery of Taxable Goods on Retail Sales of Kayu Aro Tea Products by the
Sub-Division of Packaged Tea Units (SBUTK) at PT. Perkebunan Nusantara
VI". The purpose of this report is to find out the application of Value Added
Tax (VAT) to Retail Sales of Kayu Aro Tea Products by the Sub-Division of
Packaged Tea Units at PT. Perkebunan Nusantara VI. The method used in
writing this report is observation data, interview data, and using qualitative
descriptive methods. The result of this report is to find that the application of
Value Added Tax to the Retail Sales of Kayu Aro Tea products by the
Packaging Tea Sub Division at PT. Perkebunan Nusantara VI Jambi can be
said to be good. Because the procedures carried out are in accordance with the
PPN Law No.42 of 2009 concerning Value Added Tax and Sales Tax on Luxury
Goods by multiplying the rates as referred to in Article 7 UU VAT is by means
of VAT = 10% X Tax Base
Keywords: Value Added Tax, Retail Sales of Kayu Aro Tea Products, PT.
Nusantara VI Plantation.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, atas
berkat rahmat dan karunia serta Hidayah-Nya penulisan Laporan Tugas Akhir ini
dapat diselesaikan dengan baik. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan laporan
ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat akhir dalam penyelesaian program
Diploma III Studi Perpajakan di Universitas Jambi.
Pembuatan laporan tugas akhir ini disusun berdasarkan data-data yang
diperoleh dari PT.Perkebunan Nusantara VI, dengan judul “PENERAPAN
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERHADAP PENYERAHAN BARANG
KENA PAJAK ATAS PENJUALAN RETAIL PRODUK TEH KAYU ARO
OLEH SUB BAGIAN UNIT TEH KEMASAN PADA PT.PERKEBUNAN
NUSANTARA VI”.
Dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini, bimbingan dari berbagai pihak
sangat banyak, maka dalam kesempatan kali ini ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan semangat dan dukungan yang
sangat amat berharga baik materil maupun moril serta doa yang selalu
menyertai di setiap saat.
2. Bapak Prof. H. Sutrisno, M.SC.,Ph.D selaku Rektor Universitas Jambi.
3. Bapak Drs.H. Junaidi, S.E,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jambi.
4. Ibu Dr. Enggar Diah Puspa Arum,SE.,M.Si.,Ak.,CA. selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.
5. Ibu Nela Safelia, S.E, M.Si. selaku Ketua Program Studi Perpajakan Program
vi
Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.
6. Ibu Reni Yustien, S.E., M.Si.,AK.,CA. selaku Dosen Pembimbing Tugas
Akhir yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam
menyusun Laporan Magang ini.
7. Ibu Aulia Beatrice Brilliant, S.E., M.Ak. selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
8. Bapak Edy Firza, S.E., M.Acc., Ak., CA. selaku Dosen Pembimbing
Lapangan.
9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Tata Usaha yang berada di lingkungan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.
10. Ibu Fenny Syahfitri selaku kepala bagian SBUTK di PT.Perkebunan
Nusantara VI, terima kasih telah mengizinkan saya untuk menjalankan
kegiatan magang di bagian SBUTK, semoga pengalaman yang saya dapatkan
disini menjadi bekal untuk selanjutnya.
11. Bapak Martha Dinatha, bapak Afdian Gunardi, dan bapak ibu lainnya yang
tidak saya sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan saran dan
masukan bagi penulis sehingga laporan magang ini dapat terselesaikan.
12. Kevin Marihot, Jansen Siregar, dan Fahrurozi Alfatur yang selalu
memberikan masukan dan semangat untuk menyelesaikan laporan ini.
13. Teman-teman magang di Kantor PT.Perkebunan Nusantara VI, Terimakasih
untuk kerja samanya selama kurang lebih 2 bulan Magang.
14. Rekan-rekan Mahasiswa/Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program
Diploma III jurusan Perpajakan Univesitas Jambi angkatan 2018 khususnya
Kelas G.
vii
15. Semua pihak saya ucapan terimakasih yang telah banyak membantu dalam
proses pembuatan Laporan ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Dalam laporan tugas akhir ini masih terdapat banyak sekali kekurangan,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
kepada para pembaca demi kesempurnaan dimasa yang akan mendatang.
Jambi, Juli 2021
Rahmat Hidayat
NIM: C0D018036
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
LAMPIRAN ......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Masalah Pokok Laporan ................................................................................... 4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan .......................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 4
1.3.2 Manfaat Penulisan ................................................................................... 5
1.4 Jenis Data dan Metode Penelitian ..................................................................... 5
1.4.1 Jenis Data ................................................................................................. 5
1.4.2 Metode Penelitian .................................................................................... 6
1.5 Waktu dan Tempat Lokasi Magang .................................................................. 8
1.6 Sistematika Penulisan Laporan ......................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pajak ................................................................................................................ 10
2.1.1 Pengertian Pajak .................................................................................... 10
2.1.2 Fungsi Pajak .......................................................................................... 10
2.1.3 Ciri-Ciri Pajak ....................................................................................... 11
2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak ..................................................................... 11
2.1.5 Pengelompokan Pajak ........................................................................... 12
2.1.6 Syarat Pemungutan Pajak ...................................................................... 13
2.1.7 Asas-Asas Pemungutan Pajak ............................................................... 13
ix
2.1.8 Tarif Pajak ............................................................................................. 14
2.2 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ...................................................................... 15
2.2.1 Pengertian PPN ...................................................................................... 15
2.2.2 Dasar Hukum PPN ................................................................................ 15
2.2.3 Tarif PPN ............................................................................................... 16
2.2.4 Subjek PPN ............................................................................................ 17
2.2.5 Objek PPN ............................................................................................. 18
2.2.6 Faktur Pajak ........................................................................................... 19
2.2.7 Saat dan Tempat Terutang PPN............................................................. 25
2.2.8 Dasar Pengenaan PPN ........................................................................... 26
2.2.9 Cara Menghitung PPN ........................................................................... 27
2.2.10 Penyetoran dan Pelaporan .................................................................. 27
2.2.11 Sanksi dalam PPN ............................................................................... 29
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan ......................................................................... 33
3.1.1 Sejarah Singkat PT.Perkebunan Nusantara VI ...................................... 33
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ...................................................................... 35
3.1.3 Tujuan Perusahaan ................................................................................. 36
3.1.4 Sasaran Perusahaan................................................................................ 36
3.1.5 Budaya Perusahaan ................................................................................ 37
3.1.6 Tata Nilai Perusahaan ............................................................................ 38
3.1.7 Anak Perusahaan ................................................................................... 38
3.1.8 Struktur Organisasi PT.Perkebunan Nusantara VI ................................ 40
3.1.9 Daftar Bagian dan Unit Usaha ............................................................... 43
3.2 Data-Data Terkait Penjualan Teh Kayu Aro ................................................... 45
3.3 Penerapan Penghitungan PPN Penjualan Teh Kayu Aro ................................ 49
3.4 Penyetoran dan Pelaporan PPN Terutang ....................................................... 53
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 58
4.2 Saran ............................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Bagian ......................................................................................... 43
Tabel 3.1.1 Daftar Unit Usaha ............................................................................... 44
Tabel 3.2 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Januari 2020 ....................... 45
Tabel 3.2.1 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Februari 2020 .................. 45
Tabel 3.2.2 buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Maret 2020 ....................... 46
Tabel 3.2.3 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan April 2020 ....................... 46
Tabel 3.2.4 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Mei 2020 ......................... 46
Tabel 3.2.5 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Juni 2020 ......................... 47
Tabel 3.2.6 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Juli 2020 .......................... 47
Tabel 3.2.7 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Agustus 2020 ................... 47
Tabel 3.2.8 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan September 2020 ............... 48
Tabel 3.2.9 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Oktober 2020 ................... 48
Tabel 3.2.10 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan November 2020 ............. 48
Tabel 3.11 Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Desember 2020 ................. 49
Tabel 3.3 Ringkasan Data Penjualan Tahun 2020 ................................................. 51
Tabel 3.3.1 Ringkasan PPN digunggung Terutang Tahun 2020 ........................... 52
xi
DAFTAR GAMBAR
3.1 Wilayah kerja PTPN VI Jambi-Sumbar .......................................................... 35
3.1.1 Struktur Organisasi PT.Perkebunan Nusantara VI....................................... 40
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Daftar Kegiatan Harian Magang
Lampiran 3 Foto Kegiatan Magang
Lampiran 4 Penilaian Magang
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peranan serta
wajib pajak untuk secara langsung dan sama-sama ikut melaksanakan
kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan
pembangunan nasional. Tanggung jawab atas pelaksanaan pemungutan
pajak sebagai cermin kewajiban masyarakat itu sendiri. Pemerintah dalam
hal ini aparat perpajakan sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan
pembinaan, pelayanan dan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban
perpajakan berdasarkan ketentuan yang digariskan dalam peraturan
perundang-undangan perpajakan. Pajak adalah iuran wajib pada kas negara
berdasarkan Undang-Undang (yang dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa
timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum (prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H
1990:5).
Pada pasal 23 ayat 2 dari Undang-undang Dasar 1945 mengatakan
"segala Pajak untuk keperluan negara berdasarkan Undang-Undang". Ini
berarti bahwa dinegara kita sesuatu pungutan Pajak harus berdasarkan
Undang-Undang, yang lebih lanjut berarti harus mendapatkan persetujuan
lebih dahulu dari Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Tarif pajak
pada prinsipnya ditentukan oleh undang-undang perpajakan yang berlaku.
Menurut (Siti Resmi, 2012:6) Pajak digolongkan menjadi dua jenis,
yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak langsung adalah pajak
2
yang dibebankan secara langsung kepada individu atau rumah tangga
sebagai Wajib Pajak dan kewajiban membayarnya tidak dapat dialihkan
kepada orang lain. Sedangkan pajak tidak langsung adalah pajak yang
dikenakan jika terdapat suatu pristiwa atau transaksi, yang kewajiban
membayarnya dapat dialihkan kepada pihak lain yang dianggap sebagai
pihak akhir yang terkena pembebanan pajak tersebut. Pajak Pertambahan
Nilai merupakan salah satu jenis pajak tidak langsung yang termasuk
sebagai pajak konsumsi didalam negri, baik konsumsi barang maupun
konsumsi jasa. Secara umum PPN merupakan pajak yang dikenakan atas
nilai tambah suatu barang atau jasa setelah melalui proses produksi.
Sehingga nilai tambah merupakan elemen utama yang digunakan sebagai
dasar penghitungan PPN. Pertambahan nilai itu sendiri timbul karena
digunakannya faktor-faktor produksi pada setiap jalur perusahaan dalam
menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan barang
atau pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen.
Undang-Undang yang mengatur tentang dasar pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) adalah Undang-Undang Nomer 42 Tahun 2009
beserta peraturan pelaksanaannya yang terbaru. Dalam penerapannya, badan
atau perorangan yang membayar pajak ini tidak diwajibkan untuk
menyetorkan langsung ke kas negara, melainkan lewat pihak yang
memotong PPN. Pengusaha yang melakukan penyerahan barang dan/jasa
yang dikenakan pajak adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP). Pengusaha
tersebut diwajibkan untuk melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
PKP.
3
PT.Perkebunan Nusantara VI atau PTPN VI adalah perusahaan yang
bergerak dibidang perkebunan yang kemudian mengelolah hasil perkebunan
tersebut seperti hasil perkebunan Minyak sawit, Inti sawit, Teh, dan Kopi.
Di PTPN VI sendiri terdapat tempat bagian untuk memproduksi teh
kemasan yaitu SBUTK atau Sub Bagian Unit Teh Kemasan yang
menghasilkan produk teh kemasan yaitu teh kayu aro, setelah diproduksi
Teh kayu Aro sendiri dapat langsung di pasarkan di SBUTK secara retail
dan sudah tersedia untuk dipasarkan di Toko-toko, Minimarket, bahkan
Supermarket di wilayah Jambi. Penjualan Teh Kayu Aro sendiri di kenakan
PPN sebesar 10% untuk setiap penyerahan barangnya.
Setelah melakukan observasi di Sub Bagian Unit Teh Kemasan
(SBUTK) penerapan PPN kebanyakan dilakukan secara digunggung
dikarenakan pemasaran Produk Teh Kayu Aro Kebanyakan dilakukan
secara retail atau eceran sehingga tidak diisi dengan nama atau identitas
pembeli dan tanda tangan penjual, oleh karena itu PKP menggunakan faktur
pajak digunggung sebagai nota penjualan. Maka dari itu penulis tertarik
untuk mengkaji lebih lanjut mengenai pajak pertambahan nilai yang
dituangkan dalam bentuk laporan dengan judul :“PENERAPAN PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI TERHADAP PENYERAHAN BARANG
KENA PAJAK ATAS PENJUALAN RETAIL PRODUK TEH KAYU
ARO OLEH SUB BAGIAN UNIT TEH KEMASAN PADA
PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VI”.
4
1.2 Masalah Pokok Laporan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah pokok dalam
laporan tugas akhir ini adalah :
1. Bagaimana penerapan Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Penyerahan
Barang Kena Pajak Atas Penjualan Retail Produk Teh Kayu Aro Oleh
Sub Bagian Unit Teh Kemasan (SBUTK) Pada PT.Perkebunan Nusantara
VI.
2. Bagaimana prosdur penyetoran dan pelaporan PPN terutang oleh
PT.Perkebunan Nusantara VI.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.3.1 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu persyaratan Akademik yang wajib ditempuh
untuk mendapatkan sebutan Ahli Madya (A.Md) pada Program
Studi Diploma III Perpajakan Di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jambi.
2. Untuk menerapkan pengetahuan dan ilmu yang diperoleh pada saat
kuliah kedalam dunia kerja yang sesungguhnya.
3. Mengetahui bagaimana penerapan Pajak Pertambahan Nilai
terhadap penyerahan Barang Kena Pajak atas Penjualan Retail
Produk Teh Aro oleh Sub Bagian Unit Teh Kemasan pada
PT.Perkebunan Nusantara VI.
5
1.3.2 Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan yang telah dikemukakan, maka
penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat kepada pihak, antara lain :
1. Bagi penulis
a. Penulis dapat mengetahui sampai sejauh mana aplikasi ilmu
perpajakan sehingga penulis dapat mempersiapkan diri dalam
menghadapi dunia perekonomian yang semakin berkembang
dan memiliki tuntutan yang besar.
b. Penulis dapat mengetahui tentang penerapan Pajak Pertambahan
Nilai digunggung atas penyerahan barang kena pajak teh dan
kopi kayu aro oleh Sub Bagian Unit Teh Kemasan pada
PT.Perkebunan Nusantara VI.
2. Bagi rekanan pemerintah penelitian yang dilakukan penulis ini
diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak rekanan
pemerintah tentang penerapan Pajak Pertambahan Nilai
digunggung atas penyerahan barang kena pajak produk Teh dan
Kopi Kayu Aro oleh Sub Bagian Unit Teh Kemasan pada
PT.Perkebunan Nusantara VI.
1.4 Jenis Data Dan Metode Penelitian
1.4.1 Jenis Data
Penulisan ini tidak terlepas dari keberadaan data yang
merupakan bahan buku informasi untuk memberikan gambaran
spesifik mengenai objek penelitian. Data adalah fakta empiris yang
dikumpulkan oleh penulis untuk kepentingan penulis. Berikut
6
sumber data yang disajikan dalam laporan kerja, praktik ini
dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek pajak
yang diteliti. Data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data primer diperoleh
langsung dari objek penelitian pada Kantor Pusat PT.Perkebunan
Nusantara VI. berupa wawancara/tanya jawab yang dilakukan
penulis kepada Pegawai Kantor Pusat PT.Perkebunan Nusantara
VI. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti. (Sugiyono,
2016:137).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah Sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada penulis. Data ini diperoleh dengan
menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak
buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang
berhubungan dengan penelitian.
1.4.2 Metode Penelitian
Dalam penulisan tugas akhir ini digunakan beberapa metode
dalam pengumpulan data yang diperlukan sebagai bahan laporan.
Metode-metode tersebut adalah observasi atau pengamatan
7
langsung, wawancara, dan studi pustaka, yang dijelaskan sebagai
berikut :
1. Wawancara
Wawancara adalah metode pemungutan data dengan
melakukan tanya jawab baik pada pihak pembimbing maupun
pihak terkait dalam kegiatan magang yaitu mengajukan
pertanyaan dengan para staff di Kantor Pusat PT.Perkebunan
Nusantara VI.
2. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku
yang ada hubungannya dengan judul dan masalah yang dibahas
didalam laporan tugas akhir untuk memperoleh data yang
dapat dipergunakan sebagai landasan teori dan melengkapi isi
laporan, serta Pengumpulan data dengan menggunakan metode
studi pustaka dapat dilakukan dengan membaca buku literatur
yang ada hubungannya dengan Laporan Tugas Akhir ini.
Dengan metode ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara
mengumpulkan, mempelajari, dan menganalisis buku-buku
yang terkait dengan perpajakan seperti, Undang-undang dan
peraturan pelaksanaannya serta buku dengan tema perpajakan.
3. Menelusuri / Mencari (Browsing/ Searching)
Proses pencarian data dari sekumpulan data yang sudah ada
dengan menjelajahi dunia maya atau internet dalam mencari
informasi pembuatan laporan magang.
8
1.5 Waktu dan Lokasi Magang
Adapun kegiatan magang dilakukan sekitar 2 (dua) bulan yaitu mulai
dari tanggal 08 Februari s.d 08 April 2021, yang bertempat di Kantor Pusat
PT.Perkebunan Nusantara VI yang beralamat di Jl.Lingkar Barat Paal X
Kota Baru, Jambi Kode Pos 36128.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam laporan magang ini penulis membagi pokok bahasan menjadi
empat bab dan masing-masing bab terbagi menjadi beberapa sub bab,
ringkasan isi tiap bab laporan magang ini sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini diuraikan latar belakang, masalah pokok laporan, tujuan dan
manfaat penulisan, tujuan penulisan laporan, manfaat penulisan laporan,
metode penulisan laporan, metode pengumpulan data, jenis data, waktu dan
lokasi magang, serta sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan uraian teori yang mendukung pembahasan serta
deskripsi mengenai data yang ditemukan selama magang, yang relevan dan
berhubungan erat dengan judul dan pokok bahasan laporan.
BAB III: PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum , sejarah Kantor Pusat
PT.Perkebunan Nusantara VI, Struktur organisasi Kantor Pusat
PT.Perkebunan Nusantara VI, data-data terkait penyerahan barang kena
pajak oleh SBUTK, Penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap
penyerahanbarang kena pajak, prosedur penyetorran dan pelaporan PPN.
9
BAB IV: PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pada bab
sebelumnya, serta saran yang dapat penulisan ajukan sebagai alternatif
pemecahan masalah yang dihadapi.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pajak
2.1.1 Pengertian Pajak
Berdasarkan UU KUP No.28 Tahun 2007, pasal 1 ayat (1)
pengertian pajak aalah kontribusi waib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Sedangkan menurut Mardiasmo (2011:1)
menyatakan pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa
timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Serta menurut
Widyaningsih (2011:2) menyatakan pajak adalah iuran kepada kas
negara berdasarkan Undang-undang sehingga dapat dipaksakan
dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung.
2.1.2 Fungsi Pajak
Siti Resmi (2012:3) mengungkapkan pajak mempunyai
beberapa fungsi, yaitu :
1. Fungsi penerimaan (budgetair), pajak merupakan salah satu sumber
penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik secara
rutin maupun pembangunan.
11
2. Fungsi mengatur (regulerend), pajak sebagai alat untuk mengatur
atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi serta mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang
keuangan.
2.1.3 Ciri-Ciri Pajak
Mardiasmo (2009:1) mengemukakan beberapa ciri-ciri pajak,
yaitu :
1. Iuran dari rakyat kepada negara, yang berhak memungut pajak
hanyalah Negara, iuran tersebut berupa uang (bukan barang).
2. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang
serta aturan pelaksanaannya.
3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara
langsung dapat ditunjuk, dalam pembayaran pajak tidak dapat
ditunjukan adanya kontaprestasi inividual dari pemerintah.
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni
pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak menurut Waluyo (2017:17) dibagi
menjadi tiga, yaitu :
1. Official Assesment System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang. Ciri-cirinya :
2. Self Assesment System
12
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan,
tanggung jaawab kepada wajib pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya
pajak yang harus dibayar.
3. Withholding System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak
ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak.
2.1.5 Pengelompokan Pajak
Menurut Waluyo (2012) pengelompokan pajak dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a. Menurut golongannya
1) Pajak langsung, yaitu pajak yang pembebanannya tidak dapat
dilimpahkan pihak lain, tetapi menjadi beban langsung wajib
pajak yang bersangkutan.
2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pembebanannya dapat
dilimpahkan kepada pihak lain.
b. Menurut sifatnya
1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang mendasarkan pemungutannya
dengan memperhatikan subjek pajak.
2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang mendasarkan pemungutannya
pada objek pajak saja tanpa memperhatikan subjek pajaknya.
c. Menurut pemungutnya
13
1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
dan digunakan untuk mmbiayai rumah tangga daerah.
2.1.6 Syarat Pemungutan Pajak
Menurut (Mardiasmo, 2000: 2-3). syarat pemungutan pajak
harus terdiri dari beberapa hal, yaitu:
a. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan).
b. Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-undang (syarat
yuridis).
c. Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomi).
d. Pemungutan pajak harus efesien (syarat finansial).
e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana.
2.1.7 Asas-Asas Pemungutan Pajak
menurut Adam Smith, seperti yang dikuti oleh Waluyo dan
Wirawan (2000: 5),pemungutan pajak hendaknya didasarkan pada
empat asas, yaitu :
a. Equality
Pemungutan pajak harus bersifat final adil dan merata, yaitu
dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan
kemampuan membayar pajak (ability to pay) dan sesuai dengan
manfaat yang diterima.
b. Certainty
14
Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. oleh
karena itu wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti
pajak yang terutang, kapan harus bayar, serta batas waktu
pembayaran.
c. Convenience
Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai
dengan saat-saat yang tidak menyulitkan wajib pajak.
d. Economy
Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan pemenuhan
kewajiban pajak bagi wajib pajak diharapkan seminimum mungkin,
demikian pula beban yang dipikul wajib pajak.
2.1.8 Tarif Pajak
Dalam menghitung seberapa besar pajak yang harus dibayar
oleh wajib pajak, ada empat macam tarif yang digunakan :
a. Tarif pajak proporsional/sebanding
Yaitu tarif pajak yang berupa persentase tetap terhadap jumlah
berapapun yang menjadi dasar pengenaan pajak.
b. Tarif pajak progresif
Yaitu tarif pajak yang persentasenya menjadi lebih besar apabila
jumlah yang menjadi dasar pengenaannya semakin besar.
c. Tarif pajak degresif
Yaitu tarif pajak yang semakin menurun apabilah jumlah yang
menjadi dasar pengenaan pajak menjadi menurun.
d. Tarif pajak tetap
15
Yaitu tarif berupa jumlah yang tetap (sama besarnya) terhadap
berapapun jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak.
2.2 Pajak Pertambahan Nilai
2.2.1 Pengertian Pajak Pertambahan Nilai
Menurut suandy (2017:56) PPN adalah pajak yang dikenakan
terhadap penyerahan atau barang kena pajak (BKP) dan/atau jasa kena
pajak (JKP) yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak (PKP) yang
dapat dikenakan berkali-kali setiap ada pertambahan nilai dan dapat
dikreditkan. Pada dasarnya, PPN adalah pajak yang dikenakan atas
transaksi jual beli yang dilakukan oleh orang pribadi ataupun badan.
Menurut Supramono (2015:88) Pajak Pertambahan Nilai adalah
pajak yang dikenakan atas konsumsi didalam daerah pabean, baik
konsumsi barang kena pajak atau jasa kena pajak. PPN termasuk jenis
pajak tidak langsung, yang berarti pajak tersebut disetor oleh pihak
lain (pedagang) yang bukan penanggung pajak (konsumen akhir) tidak
menyetorkan langsung pajak yang terutang.
2.2.2 Dasar Hukum PPN
Terdapat tiga kali perubahan Undang-Undang PPN di indonesia.
Adapun perubahan yang terjadi disebabkan karena adanya pergantian
model pemungutan pajak dan peraturan perundang-undangan agar
bisa lebih sederhana dan adil untuk masyarakat.
Berikut adalah perubahan UU PPN di Indonesia :
1. Undang-undang No.8 Tahun 1983
16
Undang-undang No.8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah diciptakan untuk
mengatur tentang PPN dan PPnBM dan disahkan pada 1 April
1985.
2. Undang-undang No.18 Tahun 2000
Setelah undang-undang nomer 8 tahun 1983, terdapat perubahan
kedua yaitu Undang-undang No.18 Tahun 2000 tentang perubahan
kedua atas undang-Undang No.8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) barang dan jasa dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM).
3. Undang-undang No.42 Tahun 2009
Perubahan ketiga adalah Undang-undang No.42 Tahun 2009
tentang pajak Pertambahan Nilai Barang (PPN) dan jasa dan pajak
atas penjualan barang mewah (PPnBM). Untuk melengkapi
kekurangan pada Undang-undang PPN sebelumnya, Undang-
undang ini bertujuan memberikan keadilan hukum dan keamanan
bagi negara dan masyarakat dengan sistem perpajakan yang jauh
lebih sederhana. Sampai tahun ini, Undang-undang No.42 Tahun
2009 masih digunakan.
2.2.3 Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Tarif PPN menurut UU No. 42 Tahun 2009 Pasal 7:
1. Tarif PPN (Pajak Pertambahan Nilai) adalah 10% (sepuluh persen).
2. Tarif PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebesar 0% (nol persen)
diterapkan atas :
17
a. Ekspor barang kena pajak berwujud ;
b. Ekspor barang kena pajak tidak berwujud ;
c. Ekspor jasa kena pajak ;
3. Ekspor jasa kena pajak.Tarif pajak sebagaimana yang dimaksud
pada ayat 1 (satu) dapat berubah menjadi paling rendah 5% (lima
persen) dan paling tinggi sebesar 15% (lima belas persen)
sebagaimana diatur oleh peraturan pemerintah.
2.2.4 Subjek Pajak Pertambahan Nilai
Subjek pajak sendiri belum dijelaskan secara langsung didalam
Undang-undang PPN. Namun didalam beberapa pasal di undang-
undang seperti pasal 4 ayat (1), pasal 16C UU PPN dapat diketahui
bahwa subjek PPN dapat dikelompokan menjadi dua yaitu :
a. Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Pengusaha kena pajak adalah pengusaha yang melakukan
penyerahan barang kena pajak dan/atau penyerahan jasa kena pajak
yang dikenai pajak berdasarkan undang-undang. Kewajiban yang
harus dilakukan oleh pengusaha yang sudah dikukuhkan menjadi
PKP adalah sebagai berikut :
1. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP;
2. Memungut PPN dan PPnBM yang terutang;
3. Menyetorkan PPN yang masih harus dibayar dalam hal pajak
keluaran lebih besar daripada pajak masukan yang dapat yang
dapat dikreditkan serta menyetorkan PPnBM;
4. Melaporkan penghitungan pajak dalam SPT masa PBB;
18
5. Menerbitkan faktur pajak untuk setiap BKP dan/atau JKP.
b. Non Pengusaha Kena Pajak (Non PKP)
Non PKP merupakan perusahaan yang belum dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP), sehingga kepadanya tidak
disematkan kewajiban-kewajiban untuk memungut dan melaporkan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN), meski kegiatan penyerahan barang
dan/jasa yang dilakukan termasuk barang/jasa kena pajak
(BKP/JKP).
2.2.5 Objek Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Undang-undang PPN No.42 Tahun 2009 Pasal 4, PPN
dikenakan atas objek pajak berupa:
1. Penyerahan barang kena pajak didalam daerah pabean yang
dilakukan oleh pengusaha.
2. Impor barang kena pajak.
3. Penyerahan jasa kena pajak didalam daerah pabean yang dilakukan
oleh pengusaha.
4. Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah
pabean didalam daerah pabean.
5. Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean didalam
daerah pabean.
6. Ekspor barang kena pajak berwujud oleh pengusaha kena pajak.
7. Ekspor barang kena pajak tidak berwujud oleh pengusaha kena
pajak, dan
8. Ekspor jasa kena pajak oleh pengusaha kena pajak.
19
2.2.6 Faktur Pajak
Menurut Pasal 1 UU Nomor 42 Tahun 2009 faktur pajak
adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak
yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan
Jasa Kena Pajak. Faktur pajak memiliki beberapa jenis yaitu sebagai
berikut :
1. Faktur pajak yang bentuknya sudah dibakukan yang dapat berupa
Faktur Penjualan sesuai dengan pasal 13 ayat (1) UU PPN. Di
dalam faktur pajak harus dicantumkan keterangan tentang
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena
Pajak yang paling sedikit memuat :
a. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang
menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak;
b. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang
Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak;
c. Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian,
dan potongan harga;
d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;
e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;
f. Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan faktur pajak; dan
g. Nama dan tanggal pembuatan Faktur Pajak.
2. Faktur pajak gabungan sesuai pasal 2 UU PPN
Faktur pajak gabungan adalah jenis faktur pajak standar yang
memungkinkan Pengusaha Kena Pajak (PKP) membuat faktur
20
berisi seluruh penyerahan kepada satu penerima Barang/Jasa Kena
Pajak selama satu bulan. Ketentua ini bermaksud untuk
memudahkan PKP yang dalam satu masa pajak melakukan
penyerahan BKP kepada pembeli yang sama lebih dari satu kali
disebabkan peredaran barang dagangan tersebut sangat cepat,
misal dari pedagang besar menyerahkan pada PKP Pedagang
Eceran. Dalam pembuatan faktur pajak gabungan sebenarnya
cukup sederhana. Tata caranya dapat mengikuti tata cara
pembuatan danpelaporan faktur pajak masukan biasa. Untuk
tanggal penyerahan, pada faktur pajak gabungan harus diisi
dengan tanggal awal penyerahan BKP/JKP sampai dengan tanggal
terakhir dari masa pajak periode dibuatnya faktur pajak gabungan.
Wajib pajak juga harus melampirkan daftar tanggal penyerahan
dari setiap faktur pajak penjualan.
3. Faktur Pajak Pedagang Eceran
Menurut Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-58/PJ/2010
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan PKP Pedagang eceran
adalah pengusaha yang menjalankan kegiatan usaha terhadap
Barang Kena Pajak (BKP) sebagai berikut:
a. Melalui beberapa tempat penjualan eceran seperti toko dan kios
atau langsung mendatangi satu tempat konsumen akhir ke
tempat konsumen akhir lainnya.
b. Penjualan kepada konsumen akhir tanpa didahului penawaran
dan pemesanan tertulis, kontrak atau lelang.
21
c. Penyerahan BKP dilakukan secara tunai dan penjual langsung
menyerahkan BKP. Pembeli juga biasanya langsung membawa
BKP yang dibelinya.
Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran wajib membuat faktur
pajak untuk setiap penyerahan. Faktur pajak atas penyerahan
Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran
paling sedikit harus memuat keterangan :
a. Nama, alamat, dan jumlah Nomor Pokok Wajib Pajak yang
menyerahkan BKP;
b. Jumlah Harga Jual yang sudah termasuk PPN atau besarnya
PPN atau besarnya PPN dicantumkan secara terpisah;
c. Pajak Penjualan atas barang Mewah (PPnBM) yang dipungut;
d. Kode, nomer seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak.
Beberapa bentuk dokumen komersial yang dipersamakan dengan
faktur pajak yang dapat digunakan oleh CV. X yaitu:
a. Bon Kontan;
b. Faktur penjualan;
c. Cash register;
d. Karcis
e. Kwitansi;
Faktur Pajak dibuat paling sedikit dalam 2 (dua) rangkap yang
peruntukannya masing-masing sebagai berikut :
1. Lembar ke-1 : disampaikan kepada pembeli Barang Kena Pajak.
22
2. Lembar ke-2 : untuk arsip Pengusaha Kena Pajak yang
membuat Faktur Pajak.
Faktur Pajak dianggap telah dibuat dalam 2 (dua) rangkap
atau lebih dalam hal Faktur Pajak tersebut dibuat dalam 1 (satu)
lembar yang terdiri dari 2 (dua) atau lebih bagian atau potongan
yang disediakan untuk disobek atau dipotong. Lembar ke-2 Faktur
Pajak dapat berupa rekaman Faktur Pajak dalam bentuk media
elektronik yaitu sarana penyimpanan data, antara lain: diskette,
Digital Data Storage (DDS) atau Digital Audio Tape (DAT) dan
Compact Disc (CD).
4. Dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan
Faktur Pajak Berikut ini enam belas jenis dokumen tertentu yang
kedudukannya dipersamakan dengan faktur pajak dalam Peraturan
Dirjen Pajak No.PER- 13/PJ/2019 yaitu :
a. Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang
dibuat/dikeluarkan oleh BULOG/DOLOG untuk penyaluran
tepung terigu;
b. bukti tagihan atas penyerahan jasa telekomunikasi oleh
perusahaan telekomunikasi;
c. tiket, tagihan Surat Muatan Udara (airway bill), atau delivery
bill, yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa angkutan
udara dalam negeri;
d. nota penjualan jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan
jasa kepelabuhanan;
23
e. bukti tagihan atas penyerahan listrik oleh perusahaan listrik;
f. bukti tagihan atas penyerahan BKP dan/atau JKP oleh
perusahaan air minum;
g. bukti tagihan (trading confirmation) atas penyerahan JKP oleh
perantara efek;
h. bukti tagihan atas penyerahan JKP oleh perbankan;
i. dokumen yang digunakan untuk pemesanan pita cukai hasil
tembakau;
j. Pemberitahuan Ekspor Darang yang dilampiri Nota Pelayanan
Ekspor, invoice dan bill of lading atau airway bill yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
Pemberitahuan Ekspor Barang tersebut, untuk ekspor BKP;
k. Pemberitahuan Ekspor JKP/BKP Tidak Berwujud dan
dilampiri dengan invoice yang merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dengan Pemberitahuan Ekspor JKP/BKP
Tidak Berwujud, untuk ekspor JKP/BKP Tidak Berwujud;
l. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang mencantumkan
identitas pemilik barang berupa nama, alamat, dan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP), yang dilampiri dengan SSP, Surat
Setoran Pabean, Cukai dan Pajak (SSPCP), dan/atau bukti
pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang
mencantumkan identitas pemilik barang berupa nama, alamat,
dan NPWP, yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan FIB tersebut, untuk impor BKP;
m. PIB yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa
24
nama, alamat, dan NPWP, yang dilampiri dengan SSP dan
surat penetapan tarif dan/atau nilai pabean, surat penetapan
pabean, atau surat penetapan kembali tarif dan/atau nilai
pabean yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa
nama, alamat, dan NPWP, yang merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dan FIB tersebut, untuk impor BKP dalam
hal terdapat penetapan kekurangan nilai PPN Impor oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
n. SSP untuk pembayaran PPN atas pemanfaatan BKP Tidak
Berwujud atau JKP dan luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean, dengan melampirkan tagihan dan rincian berupa jenis
dan nilai BKP Tidak Berwujud atau JKP serta nama dan alamat
penyedia BKP Tidak Berwujud atau JKP;
o. SSP untuk pembayaran PPN atas penyerahan BKP melalui juru
lelang disertai dengan kutipan Risalah Lelang, yang merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan SSP tersebut; dan
p. SSP untuk pembayaran PPN atas pengeluaran dan/atau
penyerahan BKP dan/atau JKP dan Kawasan Bebas ke Tempat
Lain Dalam Daerah Pabean yang dilampiri dengan:
1. Pemberitahuan Pabean untuk pengeluaran BKP; atau
2. invoice atau kontrak, untuk penyerahan JKP dan/atau BKP
Tidak Berwujud.
5. Faktur Pajak Khusus
Faktur Pajak Khusus adalah Faktur Pajak yang dilampiri dengan
25
cash register/struk pembayaran/invoice sebagai satu kesatuan
yang tidak terpisahkan, yang diterbitkan oleh toko retail atas
pembelian barang bawaan yang Pajak Pertambahan Nilainya akan
diminta kembali oleh orang pribadi.
2.2.7 Saat dan Tempat Terutang Pajak
a. Saat terutangnya pajak
terutangnya pajak terjadi pada saat :
1) Penyerahan BKP
2) Impor BKP
3) Penyerahan BKP
4) Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean
5) Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean
6) Ekspor BKP
b. Tempat pajak terutang
Undang-undang PPN menyebutkan bahwa tempat terutangnya PPN
adalah :
1) Atas penyerahan BKP dan/atau JKP dan/atau ekspor BKP
Tempat pajak terutang adalah di tempat tinggal atau tempat
kedudukan dan tempat kegiatan usaha dilakukan, atau tempat
lain yang ditetepkan dengan keputusan Direktur Jendral Pajak.
2) Atas impor
Terutangnya pajak terjadi di tempat BKP dimasukan ke dalam
daerah pabean dan dipungut melalui Direktorat Jendral Bea
Cukai.
26
3) Atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari luar
daerah pabean terutangnya pajak terjadi di tempat orang pribadi
atau badan tersebut terdaftar sebagai wajib pajak.
4) Atas kegiatan membangun sendiri
tempat terutangnya adalah ditempat bangunan terebut didirikan.
5) Satu atau lebih tempat yang ditunjuk oleh Direktur Jendral Pajak
dalam hal ini terjadi pemusatan tempat terutangnya pajak.
2.2.8 Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
Dasar pengenaan pajak (DPP) adalah jumlah Harga Jual atau
Penggantian atau Nilai Impor atau Nilai Ekspor atau Nilai lain yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang dipakai sebagai dasar untuk
menghitung pajak yang terutang. selanjutnya yang dimaksud dengan
harga jual, penggantian, nilai impor dan nilai ekspor, dan nilai lain
yang ditetapkan Menteri Keuangan adalah :
a. Harga Jual
Harga jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang
diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan
BKP, tidak termasuk pajak yang dipungut menurut Undang-undang
PPN dan potongan harga yang dicantumkan dalam faktur pajak.
b. Penggantian
Penggantian adalah nilai berupa uang termasuk semua biaya yang
diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena
penyerahan JKP tidak termasuk pajak yang dipungut menurut
27
Undang-undang PPN dan potongan harga yng dicantumkan dalam
faktur pajak.
c. Nilai Ekspor
Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang
diminta atau seharusnya diminta oleh Eksportir.
d. Nilai Impor
Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar
penghitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya yang
dikenakan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan pabean untuk impor BKP, tidak termasuk paja yang
dipungut menurut Undang-undang PPN.
e. Niai lain yang ditetapkan sebagai DPP
Adalah nilai berupa uang yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
sebagai dasar penghitungan PPN.
2.2.9 Cara Menghitung PPN
PPN yang terutang dihitung dengan cara mengkalikan tarif
dengan DPP, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
PPN yang terutang = tarif PPN (10%) x DPP
2.2.10 Penyetoran dan Pelaporan
Yang wajib membayar atau menyetor dan melaporkan PPN
adalah PKP dan pemungut PPN/PPnBM, yaitu Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN), Bendaharawan Pemerintah Pusat
dan Daerah serta Direktorat Jendral Bea dan Cukai.
a. Penyetoran
28
1) Saat penyetoran
PPN yang terutang dalam satu masa pajak harus dibayar
selambat-lambatnya tanggal 15 bulan takwin berikutnya.
Apabila tanggal 15 tersebut jatuh pada hari libur, maka
penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnya.
2) Tempat pembayaran/penyetoran
a) Kantor pos dan giro
b) Bank Pemerintah
c) Bank pembangunan daerah
d) Bmak devisa
e) Bank-bank lain penerima setoran pajak
f) Kantor Ditjen Bea Cukai, untuk impor tanpa LKP
3) Sarana pembayaran
Pembayaran pajak dilakukan dengan mempergunakan surat
setoran pajak (SSP).
b. Pelaporan
1) Saat pelaporan
PPN yang dipungut harus dilaporkan oleh PKP pada KPP
selambat-lambatnya 20 hari setelah masa pajak berakhir.
Apabila tanggal jatuh tempo pelaporan bertepatan dengan hari
libur, maka pelaporan harus dilaksanakan pada hari kerja
sebelumnya. pelaporan disampaikan ke KPP tempat wajib pajak
terdaftar atau dikukuhkan sebagai PKP.
2) Sarana pelaporan
29
Surat Pemberitahuan Masa (SPT) merupakan sarana untuk
melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak yang
terutang dalam suatu masa pajak. Bentuk dari isi SPT Masa serta
keterangan dan dokumen yang harus dilampirkan ditetapkan
oleh Direktur Jendral Pajak. Apabila SPT Masa tidak
sepenuhnya dilampiri dengan keterangan dan dokumen yang
telah ditetapkan, maka SPT Masa tersebut dianggap tidak
disampakan. SPT masa tersebut dapat disampaikan secara
langsung ke Kantor Direktorat Jendral Pajak/KPP atau
dikirimkan lewat PT Pos Indonesia secara tercatat atau dengan
cara lain yang ditetapkan oleh Direktur Jendral Pajak.
2.2.11 Sanksi dalam PPN
a. Sanksi Administrasi PPN Berupa Denda
Sanksi yang diterapkan pemerintah untuk keterlambatan
maupun kesalahan dalam melaksanakan kewajiban perpajakan
salah satunya adalah sanksi administrasi. Hal ini tercantum jelas
dalam Undang-Undang Perpajakan, sehingga harus dipahami oleh
wajib pajak yang berkewajiban untuk membayar dan melaporkan
PPN yang ditanggungnya. Secara rinci, berikut beberapa sanksi
administrasi atau denda PPN yang dikenakan untuk Anda yang
melakukan pelanggaran baik keterlambatan atau kesalahan.
• Keterlambatan SPT Masa PPN akan dikenakan denda sebesar
Rp100.000 hingga Rp500.000 untuk setiap SPT.
30
• Keterlambatan SPT Tahunan akan dikenakan denda sebesar
Rp100.000 hingga Rp1.000.000 untuk setiap SPT-nya.
• Jika Anda melakukan pembetulan sendiri dan belum disidik
akan dikenakan denda sebesar 150% dari jumlah pajak yang
kurang bayar.
• Anda yang sudah berstatus PKP namun tidak membuat faktur
pajak, atau sudah membuat namun tidak tepat waktu akan
dikenakan denda sebesar 2% dari total Dasar Pengenaan Pajak.
• Anda yang berstatus PKP namun tidak mengisi faktur pajak
secara lengkap akan dikenakan denda PPN sebesar 2% dari
DPP.
• Jika pelaporan faktur pajak tidak sesuai dengan masa
penerbitannya, maka sanksi yang dikenakan adalah 2% dari
DPP.
b. Sanksi Administrasi Berupa Bunga
Selain sanksi berupa denda, Anda juga bisa diancam dengan
sanksi berupa bunga. Sanksi ini dikenakan jika pelanggaran
menyebabkan utang pajak menjadi lebih besar. Besaran jumlah
bunga akan dihitung berdasarkan presentase tertentu dari
beberapa variabel, mulai dari saat bunga tersebut menjadi hak
atau kewajiban hingga dibayarkan.
• Pembetulan SPT Masa dan Tahunan akan dikenakan bunga
sebesar 2% setiap bulan dari jumlah pajak yang kurang bayar.
31
• Jika Anda melakukan keterlambatan pembayaran pajak masa
dan tahunan, maka akan dikenakan bunga sebesar 2% dari total
jumlah pajak terutang.
• Kekurangan pembayaran pajak dalam SKPKB akan dikenakan
bunga sebesar 2% perbulan dari jumlah kurang bayar. Jangka
maksimal pengenaan bunga adalah 24 bulan.
• SKPKB yang telah diterbitkan setelah jangka waktu 5 tahun
karena tindak pidana perpajakan akan dikenakan bunga sebesar
48% dari jumlah pajak yang tidak mau atau kurang bayar.
• SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding
yang menyebabkan kurang bayar atau terlambat bayar akan
dikenakan bunga sebesar 2% dari jumlah pajak yang kurang
bayar.
• Jika Anda menunda atau mengangsur maka akan dikenakan
bunga sebesar 2% perbulan dan merupakan bagian dari bulan
dihitung penuh 1 bulan.
• Kekurangan pajak akibat penundaan SPT dikenakan bunga
sebesar 2% atas kekurangan bayar pajak.
c. Sanksi Administrasi Berupa Kenaikan
Selain kedua sanksi tersebut, ada juga sanksi lain yang
disebut dengan istilah Kenaikan. Sanksi ini diberikan karena
pelanggaran tertentu yang tergolong berat dan menyebabkan
besaran pajak yang dibayar menjadi berlipat ganda.
32
• Pengungkapan ketidakbenaran SPT sebelum diterbitkannya
SKP akan dikenakan kenaikan sebesar 50% dari pajak yang
kurang bayar.
• Jika SPT tidak disampaikan sesuai dengan surat teguran, PPN
atau PPnBM yang tidak semestinya dikompensasikan atau
tidak menggunakan tarif 0%seperti yang tertera pada Pasal 28
dan Pasal 29 maka PPh yang tidak atau kurang bayar
dikenakan kenaikan sebesar 50% dari PPh kurang bayar,
kenaikan sebesar 100% untuk PPh yang tidak dipotong, tidak
dipungut atau tidak disetorkan dari PPh yang tidak
dilaksanakan dan untuk PPN atau PPnBM tidak atau kurang
bayar akan dikenakan kenaikan sebesar 100% dari PPN atau
PPnBM yang tidak atau kurang bayar.
• Kekurangan pajak atas SKPKBT dikenakan kenaikan sebesar
100% dari jumlah kekurangan pajak.
33
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1 Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara VI Jambi
PT Perkebunan Nusantara VI disingkat (PTPN VI) adalah
perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan, PT. Perkebunan
Nusantara VI didirikan berdasarkan peraturan pmerintah No. 11
tanggal 14 Februari 1996, dan disahkan melalui Akte Notaris Harun
Kamil, SH No.39 tanggal 11 maret 1996 dengan kedudukan kantor
direksi di padang yang telah diubah dengan Akte Notaris Sri Rahayu
Hadi Prasetyo,SH Jakarta Nomor 19 tahun 2002 tanggal 30 September
2002 dengan kantor direksi berkedudukan di Jambi.
Aset perusahaan merupakan peleburan dari kekayaan proyek-
proyek pengembangan PT. Perkebunan (PTP) III, PTP IV, PTP VI,
PTP VIII yang berada di wilayah Sumatera Barat dan Jambi.
Berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan No.
27 dari Notaris Nanda Fauz Iwan, SH, MKn, tanggal 23 Oktober 2015
tersebut, perubaha-perubahan yang terjdi sebagai berikut:
1. Perubahan nama perusahaan dari PT. perkebunan Nusantara VI
(Persero) menjadi PT. Perkebunan Nusantara VI.
2. Perubahan struktur pemegangsaham perseroan sebagai akibat dari
pengalihan 90% saham perusahaan yang dimiliki oleh Negara
34
Republik Indonesia kepada PT. Perkebunan Nusantara III sebanyak
587.964 saham dengan nilai sebesar 587.964.000.000.
3. Menetapkan klasifikasi saham menjadi Seri A dan Seri B terdiri
dari satu saham Seri A dengan nilai nominal Rp. 1.000.000 per
saham dan 65.329 saham Seri B dengan nilai nominal Rp.
1.000.000 per saham. Saham Seri A telah diterbitkan dan diambil
ahli bagian oleh PT. Perkebunan Nusantara III, sedangkan saham
Seri B telah diterbitkan dan diambil alih bagian oleh Negara
Republik Indonesia sebesar 65.39 saham dan PT. Perkebunan
Nusantara III sebesar 87.964 saham.
4. Menetapkan hak istimewa bagi pemegang saham Seri A
perusahaan memiliki areal perkebunan yang terbesar di Provinsi
Jambi dan Sumatera Barat. Kantor Pusat perusahaan terletak di
Jalan Lingkar Barat Paal X Kenali Asam, Kecamatan Kota Baru
Provinsi Jambi. Sampai dengan 31 Desember 2015, perusahaan
menguasai areal perkebunan yang telah mendapatkan sertifikat Hak
Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan seluas 34.573 Hektar, yang
terdiri atas Areal yang digunakan untuk pengembangan
perrkebunan kelapa sawit dan teh masing-masing 31.412 hektar
dan 3.161 hektar. Selain diperoleh dari hasil panen perkebunan
sendiri, perusahaan juga membeli Tandan Buah Segar (TBS)
kelapa sawit, Bahan Olah Karet (Bokar), dan pucuk daun teh dari
petani pekebun disekitar perusahaan.
Berikut ini gambar 3.1 wilayah kerja PT.Perkebunan Nusantara VI:
35
Gambar 3.1
Wilayah kerja PTPN VI Jambi-Sumbar
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Visi PT. Perkebunan Nusantara VI Jambi adalah menjadi
perusahaan perkebunan terdepan yang memberikan nilai manfaat
tertinggi dan berkelanjutan kepada stakeholder.
2. Misi
• Kami focus mengelola perkebunan kelapa sawit, karet, teh, kopi,
dan usaha lain yang terkait erat dengan usaha perkebunan secara
berkelanjutan, serta bekerjasama dengan petani dan mitra
srategis lainya.
36
• Kami berkomitmen menciptakan produk-produk unik secara
konsisten dan berkelanjutan melalui keunggulan operasional,
standar kinerja tinggi ramah lingkungan.
• Kami terus berupaya untuk memberikan imbalan hasil financial
tinggi melalui cara pemasaran dan komunikasi pasar yang
sangat baik.
• Kami membangun lingkungan kerja yang kondusif dan nilai-
nilai etika yang tinggi untuk mengangkat kopentensi sumber
daya manusia perusahaan.
3.1.3 Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan adalah menciptakan pertumbuhan aset dan
laba perusahaan secara berkelanjutan melalui optimalisasi pengelolaan
bisnis kelapa sawit, karet, dan teh (core bussines) serta usaha lain
yang prospektif (non corebusiness) berdasarkan prinsip-prinsip usaha
yang sehat serta untuk meningkatkan nilai terhadap stakeholder.
3.1.4 Sasaran Perusahaan
Sasaran perusahaan akan dijabarkan kedalam sasaran untuk
bisnis yang sudah ada (eksisting bisnis) dan bisnis/produk yang akan
dikembangkan (pengembangan bisnis/produk baru) sebagai berikut:
• Pengembangan bisnis utama (core business) dilakukan dengan
meningkatkan daya saing bisnis kelapa sawit dan teh, serta
memperbesar pertumbuhan laba yang didukung oleh meningkatnya
total penjualan dari kelapa sawit dan teh.
37
• Pengembangan bisnis baru perusahaan akan dilakuan dalam enam
tahun kedepan akan memaksimalkan seluruh asset yang dimiliki
serta melakukan pengembangan bisnis baru secara mandiri dan atau
bersama dengan mitra usaha, baik yang berbasis dari bisnis utama
atau diluar bisnis utama (noncore business).
3.1.5 Budaya Perusahaan
KOMIT SISTEM
1. Kompetensi
Memiliki kemampuan untuk menerapkan dan mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan keahlian yang dimiliki demi
kepentingan dan kemajuan perusahaan.
2. Integritas
Melaksanakan pekerjaan dengan jujur, bertanggungjawab dan
beretika, serta menyelaraskan setiap aksi korporat dengan
kepentingan dan tata nilai perusahaan.
3. Spirit
Memiliki antusiasme dan semangat tinggi dalam bekerja.
4. Sadar biaya
Menjalankan setiap rencana dan aksi korporat berdasarkan
pertimbangan efisiensi dan efektifitas.
5. Team work
Melaksanakan setiap aktivitas organisasi dengan semangat tim,
sinergi, dan kekompakan untuk mencapai visi dan prestasi bersama.
38
3.1.6 Tata Nilai Perusahaan
1. Dinamic
Selalu siap dengan perubahan dan tantangan baru dengan selalu
belajar dan meningkatkan pengetahuan serta pengetahuan.
2. On Target
Tepat sasaran, bekerja, dan tekun demi tercapainya suatu target
yang diberikan managemen.
3. Innovative
Aktif dalam memberikan ide dan terobosan baru serta membuka
diri terhadap semua dan koreksi demi tercapainya perbaikan yang
berkesinambungan.
4. Capable
Mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dengan penuh
amanah dan sungguh-sungguh.
5. Team Work
Mampu bekerjasama dengan rekan, karyawan pelaksanaan,
maupun pimpinan.
6. Environment Care
Selalu berusaha untuk selalu menjaga dan peduli terhadap
keberlangsungan lingkungan hidup.
3.1.7 Anak Perusahaan
• PT. Bukit Kausar
PT. Bukit Kausar yang bergerak dalam bidang usaha sub sektor
perkebunan kelapa sawit, terletak di Kecamatan Ranah Mendalu
39
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Kegiatan pada
tahun 2019 meliputi pemeliharaan TM seluas 4.629,71 Ha dan
TBM seluas 244,3 Ha.
• PT. Mendahara Agrojaya Industry
Perusahaan yang dikelola saat ini adalah perkebunan kelapa sawit,
yang berlokasi di Desa Langan Tengah, Desa Merbabu dan Desa
Sungai Tawar, kecamatan Geragai dan Kecamatan Mendahara,
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Haatas tanah
Perusahaan Perkebunan PT. Mendahara Agrojaya Industry sesuai
sertifikat Badan Pertahanan Nasional Republik Indonesia Hak
Guna Usaha (HGU) No. 06 Tahun 2012 seluas 3.231,95 Ha.
Dengan semakin terbatasnya lahan mineral, maka lahan gambut
menjadi salah satu pilihan untuk pengembangan kelapa sawit. Dan
tergolong lahan marginal untuk perkebunan kelapa sawit.
• PT. Alam Lestari Nusantara
PT. Alam Nusantara bergerak dalam bidang usaha pengelolaan
hutan tanaman karet (HT-Karet), dimana wilayah kerjanya berada
di Kecamatan Pauh dan Kecamatan Mandiangin Kab. Sarolangun,
Prov. Jambi. Dari izin usaha seluas 10.785 Ha sesuai izin yang
diberikan pemerintah melalui surat keputusan Menteri Kehutanan
No: SK.10/Menhut/2009 tanggal 12 Januari 2009 dan SK Menhud
No: SK.436/Menhud-II/2009 tanggal 23 Juli 2009 dengan
perubahan SK Menhut No: SK.95/Menhut-II/2010 tanggal 24
Februari 2010 serta berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungn
40
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No: P12/Melhk-II/2015
tanggal 24 Maret 2015 tentang Pembangunan Hutan Tanaman
Industri Peruntukannya adalah sbb:
➢ Tanaman pokok karet seluas 7.550 Ha (70%)
➢ Tanaman kehidupan dan lain-lain seluas 2.156 Ha (20%)
Berikut gambar struktur organisasi PTPN VI dapat dilihat dibawah ini:
Gambar 3.1.1 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara VI
3.1.8 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara VI
Berikut Struktur Oganisasi PT. Perkebunan Nusantara VI:
1. Dewan Komisaris
41
Susunan Dewan Komisaris PT. Perkebunan Nusantara VI
berdasarkan surat keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara RI
dan Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT.
Perkebunan Nusantara III No. SK-203/MBU/09/2016 dan No.
3.00/SKPT/R/32/2016 tanggal 01 September 2016 adalah:
Komisaris utama : Cheery Pramoedito Sarwono
Komisaris : Desty Arlaini
2. Direksi
Direktur Utama : M. Iswan Achir
SEVP Operation : Eka Nugraha
SEVP Business Support : M. Zuluham Rambe
3. Kepala Bagian/Biro
Sekretaris Perusahaan Umum : Eka Nugraha
Kepala Bagian Teknik/Teknologi : Ali Sofyan Aritonang
Kepala Bagian Pembiayaan : Willy Herryandi
Kepala Bagian Komersil : Rio Herman
Kepala Bagian SDM : Tuti Indriani
Kepala Bagian Biro SPI : Dody Setiawan
Kepala Bagian Perencanaan & Pengembangan Bisnis :
Sugeng Widodo
Kepala Bagian GCG & MR : Nirwan Sikumbang
Manager Proyek ERP : Aryadi Irfan Zairy
4. Manager Unit Usaha Wilayah Jambi
Manager U.U PKS Sungai Bahar : Mukhdayat
42
Manager U.U Bunut : Rahmat Saefudin
Manager U.U Tanjung Lebar : Sulistyo
Manager U.U Batanghari : Kumpul Silalahi
Manager U.U Durian Luncuk : Zulkarnain Harianja
Manager U.U Bukit Cermin : Iwan Lesmana
Manager U.U Rimbo Satu : Daryansyah Damanik
Manager U.U Rimbo Dua : Herdiwan Z
Manager U.U Kayu Aro : Fadly Wahyudi
5. Manager Unit Usaha wilayah Sumatera Barat
Manager U.U Solok Selatan : Ereskayanto
Manager U.U Danau Kembar : Zulpadli
Manager U.U Ophir : Fahran
Manager U.U Pangkalan 50 Kota : Indra Utama Lubis
6. Direktur & Manager Anak Perusahaan
PT. Bukit Kausar (PT. BK)
Direktur : Sutardi
Manager SDM/Umum : Nazarsyah Hutagalung
PT. Alam Lestari Nusantara (PT. ALN)
Direktur : Andy Fauzi Siregar
Manager Operasional : Rahmadi Siregar
Manager SDM/Umum : OK.M Irfan Ichlas
Pjs Manager Keuangan : Taufik Pulungan
Asisten Kepala : Suharsono
PT. Mandhara Agrojaya Industri ( PT.MAI)
43
Manager SDM/Umum PT. MAI : Amir Arsyad Harahap
Pjs. Manager PT. MAI : Irvan Sahala Tua
Pjs. Manager Keuangan
PT. MAI & BK : Hariman Siregar
Kepala Dinas Teknik PT. MAI : Adhaliza
Asisten SDM/Umum PT. MAI : Muhammad Firdaus
Asisten Tanaman : Pendi Purba
Masa Orientasi Jabatan
Asisten Tanaman : Syafrinaldi Putra Nasution
3.1.9 Daftar Bagian dan Unit Usaha
Berikut daftar bagian pada PT.Perkebunan Nusantara VI dapat dilihat
pada tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Daftar Bagian
1 BAGIAN TANAMAN 2 BAGIAN TEKNIK/TEKNOLOGI 3 BAGIAN PEMBIAYAAN 4 BAGIAN PEMASARAN DAN PENGADAAN 5 BAGIAN SDM 6 BAGIAN SEKRETARIAT DAN UMUM 7 BAGIAN SATUAN PENGAWASAN INTERN 8 BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN 9 BAGIAN STANDARISASI TATA KELOLA PERUSAHAAN
Sumber: DataPTPNVI
44
Berikut daftar unit usaha pada PT.Perkebunan Nusantara VI dapat
dilihat pada tabel 3.1.1 berikut ini:
Table 3.1.1
Daftar Unit Usaha
UNIT USAHA KOMODITAS KETERANGAN
provinsi Jambi
1. Kayu Aro
2. Rimbo Satu
3. Rimbo Dua
4. Durian Luncuk
5. Batanghari/ISS
6. Bunut
7. Tanjung Lebar
8. PKS Sei Bahar
9. Bukit Cermin
10. PKS Aur Gading
11. PKS Pengabuan
Provinsi Sumbar
1. Ophir
2. Pangkalan 50 Kota
3. Danau Kembar
4. Solok Selatan
Anak Perusahaan
1. PT. Bukit Kausar
2. PT. Alam Lestari
3. PT. Memdahara A
Teh/Pengolahan
Kelapa Sawit
Kelapa Sawit/Pengolahan
Kelapa Sawit
Kelapa Sawit/Peternakan
Kelapa Sawit
Kelapa Sawit
Pengolahan
Kelapa Sawit
Pengolahan
Pengolahan
Kelapa Sawit
Kelapa Sawit/CRF
Teh/Pengolahan
Kelapa Sawit/Pengolahan
Kelapa Sawit
HTI Karet
Kelapa Sawit
Unit Usaha Inti
Unit Usaha Inti
Unit Usaha Inti
Unit Usaha Inti
Unit Usaha Inti
Unit Usaha Inti
Unit Usaha Inti
Unit Usaha Inti-Plasma
Unit Usaha Inti
Unit Usaha Inti-Plasma
Unit Usaha Inti
Unit Usaha Inti-Plasma
Unit Usaha Inti-Plasma
Unit Usaha Inti-Plasma
Unit Usaha Inti-Plasma
Anak Perusahaan
Anak Perusahaan
Anak Perusahaan
Sumber: Data PTPN VI
Areal PT. Perkebunan Nusantara VI Yang berlokasi di Wilayah Jambi
dan Sumatera Barat dengan budidaya Kelapa Sawit, Teh, Karet, dan Kopi
dengan total areal kebun sendiri sampe dengan bulan desember 2019 seluas
35.607,70 Ha, ditambah dengan areal PT. Bukit Kausar seluas 6.135,49 Ha,
PT. Aalam Lestari Nusantara seluas 8.089 Ha dan PT. Mendahara Agrojaya
seluas 3.105 Ha. Disamping mengelola kebun sendiri, perusahaan juga
bermitrausaha dengan petani melalui pembelian hasil produksi kebun mitra
berupa TBS, Pucuk Teh, dan Karet. pendapatan dan menjamin hubungan
45
serasi dengan petani mitra maka dengan mengelola hasil produksi
perusahaan memanfaatkan delapan unit pabrik kelapa sawit (PKS) dengan
kapasitas 30 ton TBS/Jam.
3.2 Data-Data Terkait Penyerahan Barang Kena Pajak
Berikut ini tabel 3.2 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa Januari
2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :
Tabel 3.2
Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Januari 2020
Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN
(Rp)
Teh celup 50G 36.586 4.353 159.258.858 15.925.885 175.184.743
Teh seduh 250G 5.978 8.586 51.327.108 5.132.710 56.459.818
Teh seduh 250G (R) 1.502 6.945 10.431.390 1.043.139 11.474.529
Teh seduh 50G 3.142 2.526 7.936.692 793.669 8.730.361
Teh seduh 500G (R) 2.615 13.132 34.340.180 3.434.018 37.774.198
Jumlah : 46.819 263.294.228 26.329.422 289.623.650
Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI
Berikut ini tabel 3.2.1 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa
Februari 2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :
Tabel 3.2.1
Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Februari 2020
Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN
Teh celup 50G 36.858 4.353 160.442.874 16.044.287 176.487.161
Teh seduh 250G 3.208 8.586 27.543.888 2.754.388 30.298.276
Teh seduh 250G (R) 1.026 6.945 7.125.570 712.557 7.838.127
Teh seduh 50G 3.230 2.526 8.158.980 815.898 8.974.878
Teh seduh 500G (R) 1.038 13.132 13.631.016 1.363.101 14.994.117
Jumlah 45.360 216.902.328 21.690.232 238.592.560
Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI
46
Berikut ini tabel 3.2.2 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa
Maret 2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :
Tabel 3.2.2
Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Maret 2020
Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN
Teh celup 50G 36.414 4.353 158.510.142 15.851.014 174.361.156
Teh seduh 250G 3.746 8.586 32.163.156 3.216.315 35.379.471
Teh seduh 250G (R) 77 6.945 534.765 53.476 588.241
Teh seduh 50G 4.038 2.526 10.199.988 1.019.998 11.219.986
Teh seduh 500G (R) 1.240 13.132 16.283.680 1.628.368 17.912.048
Jumlah 45.515 217.691.731 21.769.173 239.460.904
Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI
Berikut ini tabel 3.2.3 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa April
2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :
Tabel 3.2.3
Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan April 2021
Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN
Teh celup 50G 48.212 4.353 209.866.836 20.986.683 230.853.519
Teh seduh 250G 4.378 8.586 37.589.508 3.758.950 41.348.458
Teh seduh 250G (R) 77 6.945 534.765 53.476 588.241
Teh seduh 50G 4.831 2.526 12.203.106 1.220.310 13.423.416
Teh seduh 500G (R) 3.225 13.132 42.350.700 4.235.070 46.585.770
Jumlah 60.723 302.544.915 30.254.491 332.799.406
Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI
Berikut ini tabel 3.2.4 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa Mei
2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :
Tabel 3.2.4
Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Mei 2020
Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN
Teh celup 50G 36.574 4.353 159.206.622 15.920.662 175.127.284
Teh seduh 250G 2.819 8.586 24.203.934 2.420.393 26.624.327
Teh seduh 250G (R) - 6.945 - - -
Teh seduh 50G 3.199 2.526 8.080.674 808.067 8.888.741
Teh seduh 500G (R) 1.697 13.132 22.285.004 2.228.500 24.513.504
47
Jumlah 44.289 213.776.274 21.377.627 235.153.901
Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI
Berikut ini tabel 3.2.5 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa Juni
2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :
Tabel 3.2.5
Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Juni 2020
Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN
Teh celup 50G 43.629 4.353 189.917.037 18.991.703 208.908.740
Teh seduh 250G 2.383 8.586 20.460.438 2.046.043 22.506.481
Teh seduh 250G (R) 337 6.945 2.340.465 234.046 2.363.511
Teh seduh 50G 3.160 2.526 7.982.160 798.216 8.780.376
Teh seduh 500G (R) 1.239 13.132 16.270.548 1.627.054 17.897.602
Jumlah 50.748 236.970.648 23.697.064 260.667.712
Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara V
Berikut ini tabel 3.2.6 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa Juli
2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :
Tabel 3.2.6
Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Juli 2020
Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN
Teh celup 50G 33.202 4.353 144.528.306 14.452.830 158.981.136
Teh seduh 250G 3.174 8.586 27.251.964 2.725.196 29.977.160
Teh seduh 250G (R) 78 6.945 541.710 54.171 595.881
Teh seduh 50G 2.220 2.526 5.607.720 560.772 6.168.492
Teh seduh 500G (R) 954 13.132 12.527.928 1.252.792 2.505.720
Jumlah 39.628 190.457.628 19.045.762 209.503.390
Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI
Berikut ini tabel 3.2.7 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa
Agustus 2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :
Tabel 3.2.7
Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Agustus 2020
Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN
Teh celup 50G 45.333 4.353 197.334.549 19.733.454 217.067.894
Teh seduh 250G 3.136 8.586 26.925.696 2.692.569 29.618.265
Teh seduh 250G (R) 82 6.945 569.490 56.949 626.439
48
Teh seduh 50G 1.930 2.526 4.875.180 487.518 5.362.698
Teh seduh 500G (R) 1.241 13.132 16.269.812 1.626.981 17.896.793
Jumlah 51.722 229.704.915 22.970.491 252.675.406
Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI
Berikut ini tabel 3.2.8 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa
September 2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :
Tabel 3.2.8
Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan September 2020
Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN
Teh celup 50G 48.509 4.353 211.159.677 21.115.967 232.275.644
Teh seduh 250G 4.700 8.586 40.354.200 4.035.420 44.389.620
Teh seduh 250G (R) 60 6.945 416.700 41.670 458.370
Teh seduh 50G 2.420 2.526 6.112.920 611.292 6.724.212
Teh seduh 500G (R) 1.534 13.132 20.144.488 2.014.448 22.158.936
Jumlah 57.223 278.187.985 27.818.798 306.006.783
Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI
Berikut ini tabel 3.2.9 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa
Oktober 2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :
Tabel 3.2.9
Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Oktober 2020
Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN
Teh celup 50G 66.280 4.353 288.516.840 28.851.684 317.368.524
Teh seduh 250G 3.174 8.586 27.251.964 2.725.196 29.977.160
Teh seduh 250G (R) 48 6.945 333.360 33.336 366.696
Teh seduh 50G 5.480 2.526 13.842.480 1.384.248 15.226.728
Teh seduh 500G (R) 2.698 13.132 35.430.136 3.543.013 38.973.149
Jumlah 77.680 365.374.780 36.537.478 401.912.258
Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI
Berikut ini tabel 3.2.10 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa
November 2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :
Tabel 3.2.10
Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan November 2020
Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN
Teh celup 50G 77.754 4.353 338.463.162 33.846.316 372.309.478
49
Teh seduh 250G 5.281 8.586 45.342.666 4.534.266 49.876.932
Teh seduh 250G (R) 226 6.945 1.569.570 156.957 1.726.527
Teh seduh 50G 5.424 2.526 13.701.024 1.370.102 15.071.126
Teh seduh 500G (R) 2.730 13.132 35.850.360 3.585.036 39.435.396
Jumlah 91.415 434.926.782 43.492.678 478.419.460
Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI
Berikut ini tabel 3.2.11 uraian penjualan beserta Incloud PPN nya masa
Desember 2020 PT. Perkebunan Nusantara VI :
Tabel 3.2.11
Buku Penjualan dan PPN Keluaran Bulan Desember 2020
Produk PCS Harga (Rp) DPP (Rp) PPN 10% INC.PPN
Teh celup 50G 49.604 4.353 215.926.212 21.592.621 237.518.833
Teh seduh 250G 4.019 8.586 34.507.134 3.450.713 37.957.847
Teh seduh 250G (R) 288 6.945 2.000.160 200.016 2.200.176
Teh seduh 50G 6.073 2.526 15.340.398 1.534.039 16.874.437
Teh seduh 500G (R) 1.665 13.132 21.864.780 2.186.478 24.051.258
Jumlah 61.649 289.638.684 28.963.868 318.602.552
Sumber : Buku Penjualan PT.Perkebunan Nusantara VI
3.3 Penerapan Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai
penghitungan jumlah PPN yang terutang di maksudkan untuk
mengetahui besarnya pajak yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak
(PKP), yang harus di bayarkan ke KPP tempat pengusaha tersebut terdaftar
atau dikukuhkan sebagai PKP. Setelah besarnya PPN terutang di ketahui,
maka kewajiban selanjutnya PKP tersebut adalah menyetorkan atau
melunasi atau membayar utang pajaknya dan melaporkan penyetoran pajak
tersebut.
Cara menghitung PPN yang terutang adalah dengan mengalikan tarif
PPN sebesar 10%, atau 0% untuk ekspor barang, dengan Dasar Pengenaan
Pajaknya (DPP). Atau dapat di rumuskan sebagai berikut:
PPN yang terutang = Tarif PPN x DPP
50
sebagai contoh penerapan PPN untuk penjualan teh kemasan di SBUTK
pada PT.Perkebunan Nusantara VI dapat dilihat sebagai berikut :
Si A membeli teh kemasan dengan jenis celup (KAC @50Gr) dengan
jumlah 5 Pcs, jenis seduh (KAS @250Gr) dengan jumlah 5 Pcs, (KAS
@50Gr) dengan jumlah 10 Pcs, jenis Resto (KAS @250Gr Resto) dengan
jumlah 2 Pcs, dan (KAS @500Gr Resto) dengan jumlah 2 Pcs, si A
membeli teh kemasan dengan tunai.
untuk masing-masing harga di setiap jenis teh kemasan adalah sebagai
berikut :
1. KAC @50Gr = Rp 4.353
2. KAS @250Gr = Rp 8.586
3. KAS @50Gr = Rp 2.526
4. KAS @250Gr Resto = Rp 6.945
5. KAS @500Gr Resto = Rp 13.132
untuk penghitungan PPN nya adalah sebagai berikut :
Jenis : Satuan : x Harga : DPP :
KAC @50Gr 5 Pcs Rp 4.353 Rp 21.765
KAS @250Gr 5 Pcs Rp 8.568 Rp 42.840
KAS @50Gr 10 Pcs Rp 2.526 Rp 25.260
KAS @250Gr Resto 2 Pcs Rp 6.945 Rp13.890
KAS @500Gr Resto 2 Pcs Rp13.132 Rp 26.264
Dasar Pengenaan Pajak Rp 130.019
PPN terutang (DPP x 10%) Rp 13.001
Jumlah yang harus dibayar si A adalah sebesar Rp 143.020
51
Seperti yang telah di uraikan di atas, DPP adalah jumlah harga jual
yang di kalikan dengan jumlah barang yang di beli atau nilai lain yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagai dasar untuk menghitung pajak
yang terutang, PPN yang terutang ini merupakan Pajak Keluaran yang
dipungut oleh PKP dan bagi PKP pembeli merupakan Pajak Masukan.
Sebagai wajib pajak pertambahan nilai, PT.Perkebunan Nusantara VI
menghitung sendiri besarnya PPN yang terutang untuk tiap masa pajak.
Berikut ringkasan data penjualan teh kemasan dalam satu tahun
terakhir yang telah diuraikan dalam bab 3.2 secara sederhana dapat dilihat
dalam tabel 3.3 berikut ini :
Tabel 3.3
Ringkasan Data Penjualan Tahun 2020
Bulan Total Penjualan (pcs) DPP (Rp)
Januari 2020 46.819 263.294.228
Februari 2020 45.360 216.902.328
Maret 2020 45.515 217.691.731
April 2020 60.723 302.544.915
Mei 2020 44.289 213.776.274
Juni 2020 50.748 236.970.648
Juli 2020 39.628 190.457.628
Agustus 2020 51.722 229.704.915
Sepetember 2020 57.223 278.187.985
Oktober 2020 77.680 365.374.780
November 2020 91.415 434.926.782
Desember 2020 61.649 289.638.684
Total 672.771 3.239.470.898
Setelah besarnya DPP diketahui, maka jumlah PPN yang terutang pun
akan dapat diketahui. besarnya PPN yang terutang dihitung dengan
mengalikan tarif PPN ssebesar 10% (atau 0% untuk Ekspor) dengan DPP.
Penghitungan besarnya PPN dapat dirumuskan sebagai berikut :
PPN Terutang = Tarif (10%) x DPP
52
Sehingga penghitungan PPN untuk tahun 2020 adalah sebagai berikut
(dalam Rp):
PPN Januari = 10% x 263.294.228 = 26.329.422
PPN Februari = 10% x 216.902.328 = 21.690.232
PPN Maret = 10% x 217.691.731 = 21.769.173
PPN April = 10% x 302.544.915 = 30.254.491
PPN Mei = 10% x 213.776.274 = 21.377.627
PPN Juni = 10% x 236.970.648 = 23.697.064
PPN Juli = 10% x 190.457.628 = 19.045.762
PPN Agustus = 10% x 229.704.915 = 22.970.491
PPN September = 10% x 278.187.985 = 27.818.798
PPN Oktober = 10% x 365.374.780 = 36.537.478
PPN November = 10% x 434.926.782 = 43.492.678
PPN Desember = 10% x 289.638.684 = 28.963.868
Secara sederhana PPN Digunggung yang terutang dapat dilihat ditabel 3.3.1
berikut ini :
Tabel 3.3.1
Ringkasan PPN Digunggung Terutang Tahun 2020
No Masa Pajak DPP (Rp) PPN Digunggung
(Rp)
1 Januari 2020 263.294.228 26.329.422
2 Februari 2020 216.902.328 21.690.232
3 Maret 2020 217.691.731 21.769.173
4 April 2020 302.544.915 30.254.491
5 Mei 2020 213.776.274 21.377.627
6 Juni 2020 236.970.648 23.697.064
7 Juli 2020 190.457.628 19.045.762
8 Agustus 2020 229.704.915 22.970.491
9 September 2020 278.187.985 27.818.798
10 Oktober 2020 365.374.780 36.537.478
11 November 2020 434.926.782 43.492.678
53
12 Desember 2020 289.638.684 28.963.868
Total 3.239.470.898 323.947.089
PT.Perkebunan Nusantara VI selaku wajib pajak menghitung sendiri
besarnya PPN yang terutang dan besarnya PPN yang terutang menurut
penghitungan yang dilakukan PT.Perkebunan Nusantara, seperti dapat
dilihat di tabel 3.14, adalah Rp 323.947.089. jumlah tersebut merupakan
akumulasi dari tiap Masa Pajak mulai bulan Januari sampai dengan bulan
Desember 2020.
Sedangkan berdasarkan penghitungan dan tabel 3.15 dan tabel 3.16 di
atas dapat diketahui bahwa jumlah PPN terutang untuk Masa Pajak Januari
2020 sampai dengan Masa Pajak Desember 2020 adalah Rp 323.947.089.
PPN terutang tersebut diperoleh dengan mengalikan tarif PPN dengan DPP
nya.
Tidak ada perbedaaan jumlah PPN yang terutang menurut
penghitungan PT.Perkebunan Nusantara VI dengan penghitungan yang
dilakukan berdasarkan Undang-undang. dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penghitungan jumlah PPN terutang telah sesuai dengan perturan
yang berlaku.
3.4 Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai
Setelah menghitung besarnya pajak yang terutang, kewajiban
selanjutnya bagi wajib pajak adalah menyetor dan melaporkan pajaknya.
penyetoran dan pelaporan PPN PT.Perkebunan Nusantara VI dapat kita
pahami berikut ini.
a. Penyetoran PPN
54
Adapun langkah yang dilakukan oleh PT.Perkebunan Nusantara VI
dalam pembayaran atau penyetoran PPN terutang adalah sebagai berikut :
1. menerbitkan Invoice
2. membuat faktur pajak keluaran
3. menyetor PPN terutang kurang bayar
4. menyampaikan SPT Masa PPN
berikut ini tata cara pembayaran PPN :
1. Membuat ID Billing
2. Membayar PPN yang dipungut ke bank persepsi/pos persepsi/bank
devisa persepsi mata uang asing
Pada Perusahaan PTPN VI, tidak ada pembayaran PPN dikarenakan
PPN Masukan yang berada di kantor PTPN VI lebih besar dari PPN
Keluaran jadi termasuk pada golongan Lebih Bayar.
b. Pelaporan SPT Masa PPN
Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak
wajib menghitung dan melaporkan jumlah PPN dan PpnBM yang
terutang dalam SPT Masa. Bertujuan sebagai sarana PKP untuk
melaporkan dan mempertanggung jawabkan penghitungan jumlah PPN
dan PPnBM yang sebenarnya terutang.
Adapun prosedur Pelaporan SPT Masa PPN yang dilakukan oleh
PT.Perkebunan Nusantara VI adalah melalui E-Faktur, langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mulai menentukan Masa Tahun Pajak dan Status Pembetulan
2. Masuk ke aplikasi e-Faktur web-based DJP di https://web-
55
efaktur.pajak.go.id/
3. Sistem akan membuat SPT induk, Lampiran A1, A2, B1, B3 dan AB
4. Lanjutkan membuka SPT induk, Lampiran A1, A2, B1, B2, B3 dan
AB Lalu pastikan SPT Masa PPN 1111 sudah sesuai dan melengkapi
SPT
5. Jika belum sesuai, lakukan pembetulan data yang sesuai
6. Jika sudah sesuai, klik ‘Ya’ dan sistem akan menghitung Pajak
Keluaran dan Pajak Masukan
7. Jika SPT Kurang Bayar, lakukan pengisian NTPN yang sesuai jumlah
kurang bayar
8. Lalu sistem akan melakukan validasi NTPN
9. Jika belum sesuai, PKP harus mengisikan NTPN yang sesuai jumlah
kurang bayar
10. Jika sudah sesuai, klik ‘Ya’ untuk memberitahukan status SPT
adalah SIAP LAPOR
11. Kemudian jika status SPT sudah SIAP LAPOR, PKP menyetujui dan
melaporkan SPT
12. Berikutnya sistem akan melakukan validasi pelaporan SPT
13. Jika belum sesuai, sistem akan memberitahuan ketidaksesuaian
pelaporan, maka PKP harus menyesuaikan SPT sesuai
pemberitahuan DJP
14. Jika sudah sesuai, klik ‘Ya’ dan sistem akan menerbitkan tanda
terima pelaporan SPT.
56
Untuk masa pajak September 2020, besarnya pajak yang disetorkan ke
KPP adalah Rp 27.818.798. jumlah tersebut disetorkan ke KPP dengan
menggunakan SSP pada tanggal 14 oktober 2020 dan kemudian dilaporkan
ke KPP dengan menggunakan SPT Masa PPN pada tanggal 18 Oktober
2020.
Untuk masa pajak Oktober 2020, besarnya pajak yang disetorkan ke
kas negara dengan menggunakan SSP pada tanggal 12 November 2020
adalah sebesar Rp 36.537.478. Pelaporan dilakukan pada tanggal 18
November 2020 dengan menggunakan SPT Masa PPN.
Besarnya jumlah pajak yang di setorkan untuk masa pajak November
2020 adalah Rp43.492.678. pajak tersebut di setorkan ke kas Negara pada
tanggal 12 Desember 2020 menggunakan SSP dan di laporkan pada tanggal
18 Desember 2020 dengan menggunakan SPT Masa PPN.
Dan untuk masa pajak Desember 2020, besarnya pajak yang dihitung
dan di setorkan ke kas negara adalah Rp 28.963.868. Penyetoran
menggunakan SSP pada tanggal 13 Januari 2021 dan di laporkan pada
tanggal 18 Januari 2021 dengan menggunakan SPT Masa PPN.
Selain telah menghitung sendiri besarnya pajak pertambahan nilai
yang terutang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku,
PT.Perkebunan Nusantara VI juga menyetorkan sendiri jumlah pajak yang
terutang ke KPP dengan menggunakan formulir SSP selambat-lambatnya
tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir, untuk setiap masa
pajak.
57
setelah itu, PT.Perkebunan Nusantara VI melaporkan pajaknya dengan
menggunakan SPT Masa selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya
setelah masa pajak berakhir, untuk setiap masa pajak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PT.Perkebunan
NusantaraVI telah memenuhi kewajibannya sebagai wajib paja PPN dengan
baik. PT.Perkebunan Nusantara VI telah menghitung besarnya pajak yang
terutang, menyetorkan pajak yang terutang ke KPP dengan menggunakan
SSP dengan jumlah yang sesuai dan tepat waktu, serta telah melaporkan
PPN dengan menggunakan SPT Masa dengan tepat waktu dan sesuai
Undang-undang No.42 Tahun 2009 tentang PPN dan PPnBM.
58
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan magang di
PT.Perkebunan Nusantara VI dan disusun penulis menjadi sebuah laporan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan dari kegiatan Magang yang telah dilakukan dan dari hasil
kegaitan magang tersebut disusun menjadi sebuah Laporan Tugas Akhir
maka dapat dinyatakan bahwa penghitungan PPN terutang telah sesuai
dengan Undang-Undang Nomer 42 Tahun 2009 tentang PPN dan
PPnBM.
2. Penyetoran dan Pelaporan PPN yang terutang oleh PT.Perkebunan
Nusantara VI telah sesuai dengan Undang-Undang Nomer 42 Tahun
2009 tentang PPN dan PPnBM. setelah menghitung besarnya pajak yang
terutang, PT.Perkebunan Nusantara VI menyetorkan pajak dan
melaporkan pajak, yang jumlahnya sesuai dengan penghitungan pajak
yang terutang, menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) dan Surat
Pemberitahuan (SPT) yang kemudian dilaporkan ke KPP.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil kegiatan magang, penulis mengajukan saran:
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Jumlah data penjualan lebih diperbanyak agar hasil laporan dapat lebih
akurat.
59
2. Bagi Perusahaan
Perusahaan perlu membuat pembukuan yang lebih teratur untuk lebih
memudahkan dalam perhitungan pajaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Gustian dan Irwansyah Lubis. 2011. Pelaporan Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Mardiasmo. 2003. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Liberty.
__________2009. Edisi revisi. Perpajakan. Yogyakarta: Andi.
__________2011. Edisi revisi. Perpajakan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Republik Indonesia. Undang-undang Perpajakan No.28 Tahun 2007, tentang
Perubahan Ketiga atas Undang-Undang No.6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan,Jakarta.
_________________Undang-undang perpajakan No.42 Tahun 2009, tentang
pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah. Jakarta.
Siti Resmi. 2012. Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Suandy, Erly. 2017. Hukum Pajak Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.
Supramono dan Damayanti, Theresia Woro. 2015. Perpajakan Indonesia,
Mekanisme perhitungan. Yogyakarta: Andi.
Waluyo, dan Wirawan B Ilyas. 2000. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.
Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
_______2017. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Widyaningsih. 2011. Hukum Pajak dan Perpajakan. Bandung: Alfabeta.
Prabandaru ageng. 2019. “Tarif Denda PPN: Keterlambatan dan Kesalahan Bayar
dan Lapor”, https://klikpajak.id/blog/berita-regulasi/tarif-denda-ppn
keterlambatan-dan-kesalahan-bayar-dan-lapor/, diakses pada 11 Junu 2021
pukul 10.40.
Utami, Novia Widya. 2018. “PPN: Pengertian, Tarif, Cara Hitung, Pajak
Pertambahan Nilai”,https://klikpajak.id/blog/pajak-bisnis/pajak-pertambahan-
nilai-ppn/ ,diakses pada 07 maret 2021 pukul 22.00.
Lampiran
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Program Studi : Perpajakan
1. Nama lengkap : Rahmat Hidayat
2. No.HP : 085832266769
3. Tempat/ Tanggal Lahir : Sungai Bahar/14 maret 2000
4. Alamat Rumah : Sungai Bahar II
5. Email : rahmathidayatgoo@gmail.com
6. Riwayat Pendidikan :
No. Nama Pendidikan
Tempat Tahun Spesialis Bidang Dari Sampai
1. TK TK-Al Muhajirin 2B
2005 2006 Umum
2. SD SD N 074 Muaro Jambi
2006 2012 Umum
3. SMP SMP N 12 Muaro Jambi
2012 2015 Umum
4. SMA SMA N 04
Muaro Jambi
2015 2018 ips
5. D-III Universitas Jambi
2018 2021 Perpajakan
Jambi, Juli 2021
Rahmat Hidayat NIM. C0D018036
Lampiran
DAFTAR KEGIATAN HARIAN MAGANG MAHASISWA
PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERIODE 08 FEBRUARI – 08 APRIL 2021
Catatan Harian Tanggal : 08 Februari 2021
Hari : Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-15.30 Pengenalan lingkungan kantor
Pengenalan pejabat kantor bagian SBUTK
Catatan Harian Tanggal : 09 Februari 2021
Hari : Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Menginput penjualan harian
12.00-13.00 Istirahat
13.00-15.30 Melanjutkan menginput penjualan harian
Catatan Harian Tanggal : 10 Februari 2021
Hari : Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Penyusunan faktur pajak
12.00-13.00 Istirahat
13.00-15.30 Penyusunan faktur pajak
Catatan Harian Tanggal : 11 Februari 2021
Hari : kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Menginput penjualan harian
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Menginput penjualan harian
Catatan Harian Tanggal : 12 Februari 2021
Hari : jum’at
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Tanggal merah
Catatan Harian Tanggal : 15 Februari 2021
Hari : Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Perbaikan SOP
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Melanjutkan perbaikan SOP
Catatan Harian Tanggal : 16 Februari 2021
Hari : Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.30 Melanjutin Menginput data Kasdan PB.16 2020
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Membuat SPP dan SPPD
Catatan Harian Tanggal : 17 Februari 2021
Hari : Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
7.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf
Catatan Harian Tanggal : 18 Februari 2021
Hari : kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Melanjutin Menginput data Kasdan PB.16 2020
12.00-13.00 Istirahat
13.00-15.30 Melanjutin Menginput data Kasdan PB.16 2020
Catatan Harian Tanggal : 19 Februari 2021
Hari : Jum’at
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Penghitungan pajak untuk marger perusahaan pph
12.00-13.00 Istirahat
13.00-15.30 Melanjutkan Penghitungan pajak untuk marger perusahaan pph
Catatan Harian Tanggal : 22 Februari 2021
Hari : Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf
Catatan Harian Tanggal : 23 Februari 2021
Hari : Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Menginput data Kasdan PB.16 2020
12.00-13.00 Istirahat
13.00-15.30 Melanjutkan Menginput data Kasdan PB.16 2020
Tanggal : 24 Februari2021
Catatan Harian Hari : Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat SPP dan SPPD
12.00-13.00 Istirahat
13.00-15.30 Mengetik surat peminjaman mobil
Catatan Harian Tanggal : 25 Februari 2021
Hari :Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
08.00-12.00 Mengitung nota makandireksi
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Melanjutkan Menginput data Kasdan PB.16 2020
Catatan Harian Tanggal : 26 Februari 2021
Hari :Jum’at
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf
12.00-13.00 Istirahat
13.00-15.30 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf
Catatan Harian Tanggal : 1 Maret 2021
Hari : Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat SPP dan SPPD
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf
Catatan Harian Tanggal : 2 Maret 2021
Hari : Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat SPP dan SPPD
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf
Catatan Harian Tanggal : 3 Maret 2021
Hari : Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Menginput data HGU
12.00-13.00 Istirahat
13.00-15.30 Melanjutkan menginput data HGU
Catatan Harian Tanggal : 4 Maret 2021
Hari : Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat SPP dan SPPD
12.00-13.00 Istirahat
13.00-15.30 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf
Catatan Harian Tanggal : 5 Maret 2021
Hari : jum’at
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf
12.00-13.00 Istirahat
13.30-14.30 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf
Catatan Harian Tanggal : 8 Maret 2021
Hari : Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf
Catatan Harian Tanggal : 9 Maret 2021
Hari : Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Menginput data HGU
12.00-13.00 Istirahat
13.00-15.30 Melanjutkan menginput data HGU
Catatan Harian Tanggal : 10 Maret 2021
Hari : Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-16.00 Pergi ke pantiasuhan asrama yatim bersama direksi
Catatan Harian Tanggal : 11 Maret 2021
Hari :Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-16.00 Acara Ulang tahun PTPN VI
Catatan Harian Tanggal : 12 Maret 2021
Hari : Jum’at
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
08.00-11.00 Membuat data kontrak menjadi pdf
12.00-13.00 Istirahat
13.30-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf
Tanggal : 15 Maret 2021
Catatan Harian Hari : Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-11.00 Mengitung nota makan direksi
12.00-13.00 Istirahat
13.30-16.00 Melanjutkan Menginput data Kas dan PB.16 2020
Catatan Harian Tanggal : 16 Maret 2021
Hari : Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Menginput data Kasdan PB.16 2020
12.00-13.00 Istirahat
13.00-15.30 Melanjutkan Menginput data Kas dan PB.16 2020
Catatan Harian Tanggal : 17 Maret 2021
Hari : Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Penghitungan pajak untuk marger perusahaan pph
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Melanjutkan Penghitungan pajak untuk marger perusahaan pph
Catatan Harian Tanggal : 18 Maret 2021
Hari : Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf
12.00-13.00 Istirahat
13.00-15.30 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf
Catatan Harian Tanggal : 19 Maret 2021
Hari : Jum’at
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf
12.00-13.00 Istirahat
13.00-15.30 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf
Catatan Harian Tanggal : 22 Maret 2021
Hari : Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf
Catatan Harian Tanggal : 23 Maret 2021
Hari : Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Nyusuns urat cuti karyawan
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Melanjutkan nyusunsurat cuti karyawan
Catatan Harian Tanggal : 24 Maret 2021
Hari : Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
08.30-11.30 Menginput data Kasdan PB.15 2020
12.00-13.00 Istirahat
13.30-16.00 Melanjutkan Menginput data Kasdan PB.15 2020
Catatan Harian Tanggal : 25 Maret 2021
Hari : Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat SPP dan SPPD
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Ngetik data peminjaman mobil
Catatan Harian Tanggal : 26 Maret 2021
Hari :Jum’at
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 AcaraSoft launcing aplikasie-retail teh kayu aro
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Melanjutkan Menginput data Kasdan PB.16 2020
Catatan Harian Tanggal : 29 Maret 2021
Hari : Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat SPP dan SPPD
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Ngetik data peminjaman mobil
Catatan Harian Tanggal : 30 Maret 2021
Hari :Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Menginput data HGU
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Melanjutkan menginput data HGU
Catatan Harian Tanggal : 31 Maret 2021
Hari : Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat SPP dan SPPD
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Ngetik data peminjaman mobil
Catatan Harian Tanggal : 01 April 2021
Hari : Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat data kontrak menjad ipdf
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf
Catatan Harian Tanggal :02 April 2021
Hari : Jum’at
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf
Catatan Harian Tanggal : 05 April 2021
Hari : Senin
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat SPP dan SPPD
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Ngetik data peminjaman mobil
Catatan Harian Tanggal : 06 April 2021
Hari : Selasa
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat SPP dan SPPD
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Ngetik data peminjaman mobil
Catatan Harian Tanggal : 07 April 2021
Hari : Rabu
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Menginput data Kasdan PB.10 2020
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Melanjutkan Menginput data Kas dan PB.10 2020
Catatan Harian Tanggal : 08 April 2021
Hari : Kamis
Waktu Kegiatan yang dilaksanakan
07.30-12.00 Membuat data kontrak menjadi pdf
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Melanjutkan Membuat data kontrak menjadi pdf
Lampiran
1.Faktur Pajak Umum
2. Faktur Pajak diguggung dan Invoice
3. Foto bersama Pegawai SBUTK dan foto perpisahan magang
Lampiran
PENILAIAN MAGANG
top related