laporan praktek kerja profesi - usu librarylibrary.usu.ac.id/download/fk/063202051.pdf · laporan...
Post on 06-Feb-2018
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
APOTEK KIMIA FARMA 28 MEDAN
EVEN RANO SARLO, S.Farm 063202051
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2007
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 27 MEDAN
Disusun Oleh: Syarifah Risna Maulina,S.Farm
Disetujui Oleh: Pembimbing,
(Imran,S.si, Apt)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt Nip: 131 283 716
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Latihan Kerja Profesi Apoteker di Kimia Farma No. 28 Belawan
sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Program Pendidikan Profesi Apoteker
di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Selama Latihan Kerja Profesi ini penulis telah banyak menerima bantuan
dari berbagai pihak berupa bimbingan dan arahan. Pada kesempatan ini dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Ibu Sartika M. Sinaga, S. Si., Apt., selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan selama penulis melakukan Latihan Kerja Profesi.
2. Bapak Hendra Farma Johar, M. Si., Apt., selaku Bisnis Manager Apotek
Kimia Farma Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas
Farmasi USU.
4. Bapak Drs. Syafruddin, M. S., selaku coordinator Program Pendidikan
Apoteker Fakultas Farmasi USU.
5. Kakak Sri Saragih yang telah membantu saya menyiapkan semua dana
kuliah saya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Medan, Mei 2007
Penulis
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL.....................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
BAB
I KIMIA FARMA.............................................................................................1
1. Sejarah Kimia farma.................................................................................1
2. Bisnis Kimia Farma..................................................................................3
3. PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Managemen Medan ……………..…...8
II STRATEGI LAY OUT DALAM MENDEKATKAN PELAYANAN
KEPADA PASIEN…………………………………………………..…….12
III KASUS RESEP DAN SWAMEDIKASI…………………………..……...24
3.1. RESEP...................................................................................................24
3.2. SWAMEDIKASI..................................................................................39
IV PEMBAHASAN..........................................................................................49
V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................53
5.1 Kesimpulan ............................................................................................53
5.2 Saran.......................................................................................................53
Daftar Pustaka ........................................................................................................54
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1. Lay out tipe U................................................................................................18
2.2. Lay out tipe L.................................................................................................19
2.3. Lay out tipe II................................................................................................19
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1.1. Spesialite obat pada resep dari Drg. Irwan Amin kepada Jenni……..25
3.1.2. Spesialite obat pada resep dari Dr. Nurdiani, SpA kepada
Idwan…..……………………………………………………………..28
3.1.3. Spesialite obat pada resep Dr. H. T. Bachtiar Panjaitan SpPD
kepada Cesmawati……………………………………………………31
3.1.4. Spesialite obat pada resep Dr. H. T. Bachtiar Panjaitan SpPD
kepada Martiana………………………………………………………34
3.1.5. Spesialite obat pada resep Dr. H. T. Bachtiar Panjaitan SpPD
kepada Nurcahaya…………………………………………………….37
3.2.1. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita nyeri lambung .........39
3.2.2. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita kutu air.....................40
3.2.3. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita batuk kering ............41
3.2.4. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita demam......................42
3.2.5. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita tenggorokoan gatal...43
3.2.6. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita kurang nafsu makan..44
3.2.7. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita muka berjerawat....... 45
3.2.8. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita sering buang air
besar dan perut mulas............................................................................46
3.2.9. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita gatal-gatal.................47
3.2.10.Spesialite obat yang diberikan kepada penderita susah buang air
besar. ....................................................................................................48
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
BAB I
KIMIA FARMA
1.1 Sejarah Kimia Farma
PT. Kimia Farma dulu berasal dari perusahaan Belanda yang dikuasai dan
diambil oleh pemerintah RI (Republik Indonesia) tahun 1958. Melalui penguasa
perang, dibutuhkanlah badan pusat penguasaan di masing-masing departemen dan
di lingkungan Departemen Kesehatan (DepKes), yang disebut Badan Pusat
Penguasaan Perusahaan “Pharmasi Belanda” dan disingkat BAPHAR.
Tugas BAPHAR adalah menguasai dan menyelenggarakan manajemen
agar perusahaan yang dikuasai ini dapat menyelenggarakan fungsinya dengan
baik. Di bawah ini akan dipaparkan lebih jauh mengenai rincian sejarah berdirinya
PT. Kimia Farma.
- Tahun 1958 RI mengeluarkan Undang-Undang No. 86 tentang
Nasionalisasi Perusahaan Farmasi Belanda di antara NV. RATHKAMT
& Co. tahun 1817.
- PP (Peraturan Pemerintah) No. 2 Tahun 1959 merupakan peraturan
pelaksanaan dari Undang-Undang tersebut, yang dimaksud perusahaan
untuk Belanda adalah perusahaan yang seluruh atau sebagian merupakan
milik perseorangan milik warga Belanda dan bertempat di wilayah RI.
- Berdasarkan PP No. 69 Tahun 1961 maka dibentuk BPU (Badan
Pimpinan Umum) Farmasi Negara yang merupakan peleburan di
BAPHAR.
- Berdasarkan PP No. 81 Tahun 1961 maka PN (Perusahaan Negara)
Pharmasi Radja Farma didirikan. Perusahaan ini merupakan peleburan
dari Perusahaan Pharmasi Belanda, di antaranya NV. RATHKAMT &
Co.
- Berdasarkan PP No. 79 Tahun 1961 maka PN Pharmasi Nurani Pharma
didirikan, yang merupakan peleburan perusahaan Belanda termasuk di
antaranya J. VAN GORKOM & Co.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
- Berdasarkan PP No. 84 Tahun 1961 maka PN Pharmasi Nakula Farma
didirikan, yang merupakan peleburan perusahaan pharmasi Belanda
termasuk di antaranya NV. Bavosta.
- Berdasarkan PP No. 85 Tahun 1961 maka PN Pharmasi dan alat
kesehatan Bhineka Kinafarma didirikan, yang merupakan peleburan
perusahaan Belanda termasuk di antaranya NV. Bandungsche Kinine
Fabrik dan NV. Yodium Ondernening Watudakon.
- Berdasarkan SK (Surat Keputusan) MenKes No. 131-Kab-Bch tanggal
29 April 1968 dibentuk panitia khusus membentuk Persero Farmasi
dengan tugas mempersiapkan pembentukan 1 perusahaan Persero yang
merupakan peleburan dari BPU/PN Farmasi di lingkungan DepKes.
Selain itu berdasarkan PP No. 3 Tahun 1960 maka didirikanlah PN
farmasi Kimia Farma, yang merupakan peleburan dari beberapa PN
farmasi.
- Berdasarkan PP No. 16 Tahun 1971 maka PN farmasi Kimia Farma
ditetapkan menjadi PT. Persero Kimia Farma pada tanggal 16 Agustus
1971 dengan akta notaris Soelaeman Ardja Sasmita, SH No. 18 dengan
modal dasar 4,5 milyar dengan unit usaha meliputi:
a. Industri Farmasi (Formulasi dan Manufaktur) di Jakarta, Bandung,
Medan, Semarang, Mojokerto.
b. PBF (Pedagang Besar Farmasi) dan alat kesehatan.
c. Apotek
- Tanggal 10-18 Mei 2001 Perseroan menyelenggarakan paparan publik
dalam rangka memenuhi kewajiban untuk menjadi perusahaan pabrik di
empat kota: Jakarta, Surabaya, Semarang dan Bandung.
- Tanggal 20-22 Juni 2001 Perseroan menyelenggarakan penawaran
saham kepada masyarakat.
- Tanggal 4 Juli 2001 Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Jakarta dan surabaya sebagai perusahaan publik.
- Tanggal 4 Januari 2003 dibentuk 2 anak perusahaan yaitu PT. Kimia
Farma Apotek dan PT. Kimia Farma Trading and Distribution.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
1.2 Bisnis Kimia Farma
Kimia Farma adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibentuk
sebagai perusahaan perseroan, pada tanggal 16 Agustus 1971, bersamaan dengan
masuknya modal asing (luar negeri) ke dalam perekonomian Indonesia, termasuk
bisnis bidang farmasi. Sejak saat itu PT. Kimia Farma menyadari dimensi
ekonomi Indonesia mulai bergerak menuju sistem ekonomi pasar.
Di samping itu PT. Kimia Farma menyadari peranannya sebagai suatu
perusahaan industri farmasi yang dimulai dengan berdirinya NV. Chemicalien
Hendel Rathkamp & Co. Tahun 1817, cukup mempunyai pengalaman sebagai
industri farmasi yang bereputasi.
Tujuan dan misi Kimia Farma ditetapkan sesuai dengan arahan Garis-garis
Besar Haluan Negara (GBHN) dan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) sebagai
berikut:
A. TUJUAN PERUSAHAAN
Terwujudnya PT. Kimia Farma sebagai salah satu pimpinan pasar (market
leader) di bidang farmasi yang menghasilkan produk-produk yang berupa sediaan
farmasi, alat-alat kesehatan dan jasa pelayanan kesehatan yang memiliki
keunggulan komparatif yang dapat memuaskan kebutuhan (needs) dan keinginan
(wants) masyarakat pengguna dalam arti yang luas melalui proses pertukaran,
serta sebagai perusahaan yang tangguh dan mandiri dalam rangka memberikan
sumbangan bagi pembangunan kesehatan, pembangunan nasional dan penerimaan
negara.
B. MISI PERUSAHAAN
1. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa sediaan farmasi dan alat
kesehatan serta jasa pelayanan kefarmasian yang bermutu dan memadai bagi
pemenuhan hajat hidup orang banyak, untuk mewujudkan kemampuan
hidup sehat bagi setiap penduduk menuju tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
2. Menjadi perintis dan atau menyelenggarakan kegiatan usaha yang bersifat
melengkapi atau belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
3. Memberikan bimbingan kegiatan kepada sektor swasta khususnya
pengusaha ekonomi lemah dan sektor koperasi.
4. Melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program
pemerintah di bidang kesehatan khususnya dan di bidang ekonomi dan
pembangunan umumnya.
Misi tersebut dilaksanakan dengan cara-cara sebagai berikut:
- Menjamin tersedianya obat dari jenis dan jumlah yang cukup, sesuai
dengan kebutuhan nyata masyarakat.
- Meningkatkan penyebaran obat secara merata dan teratur sehingga
mudah diperoleh masyarakat pada saat yang tepat dengan harga yang
terjangkau.
- Menjamin kebenaran khasiat, keamanan, mutu dan keabsahan obat yang
beredar, serta meningkatkan kerasionalan dan efisiensi penggunaan obat.
- Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang berkaitan
dengan farmasi (obat, alat/bahan medis habis pakai) kepada masyarakat
pengguna jasa pelayanan farmasi maupun tenaga medis lainnya.
C. ARAH PENGUSAHAAN
Arah pengusahaan yang akan dituju adalah terwujudnya: “Perusahaan
Farmasi yang terkemuka di Indonesia (market leader) dan mempunyai peranan
besar dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara luas”.
Dalam menentukan arah pengusahaan juga diperhatikan kebijksanaan
umum jangka panjang perusahaan yang menjadi dasar pertimbangan utama dalam
melaksanakan usaha, yaitu:
a. Mengutamakan obat-obatan dan alat-alat kesehatan yang diminati
masyarakat luas.
b. Mempertimbangkan asas pemerataan dan keterjangkauan.
c. Memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi.
D. BIDANG INDUSTRI
PT. Kimia Farma sampai sat ini didukung oleh 6 unit pabrik farmasi yang
tersebar di kota-kota : Jakarta, Bandung, Semarang, Mojokerto dan Tanjung
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
Morawa-Medan. Hal ini kemudian menuntut perhatian terhadap masalah Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL). Teknologi IPAL yang dimiliki oleh PT. Kimia
Farma telah dibuktikan kehandalannya dalam menangani air limbah produksi dari
Unit Produksi Formulasi dan Manufaktur Bandung yang dibuang ke sungai
Cikapundung, sekarang potensi pencemarannya dinyatakan telah dieliminasi. Pada
saat ini IPAL di Sub Unit Produksi Manufaktur (SUPM) Kimia Farma Semarang
dijadikan contoh bagi industri di wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah.
Sementara IPAL di Unit Produksi Formulasi dan Manufaktur, Kimia Farma
Bandung telah mendapat perhatian dan dikunjungi serta dijadikan studi banding
oleh berbagai instansi dalam dan luar negeri, seperti: LIPI, mahasiswa pelbagai
Perguruan Tinggi dan lainnya. Teknologi IPAL ini merupakan hasil penemuan
Sumber Daya Manusia PT. Kimia Farma sendiri.
Salah satu pilar utama Industri Farmasi adalah kemampuan menguasai dan
memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) untuk menghasilkan
produk yang sesuai dengan tuntutan kemajuan dalam dunia kedokteran dan
kefarmasian.
Untuk menumbuh-kembangkan kemampuan penguasaan dan kemanfaatan
IPTEK, PT. Kimia Farma membangun fasilitas Riset dan Teknologi (RISTEK)
yang telah diresmikan oleh Bapak Menteri Kesehatan RI pada tanggal 19 Juli
1991 di Bandung.
Kegiatan RISTEK berfungsi mengembangkan produk-produk baru dan
melaksanakan kegiatan penelitian serta pembudidayaan tanaman obat sesuai
dengan amanat Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).
E. BIDANG USAHA
Dalam melaksanakan kegiatan usahanya PT. Kimia Farma memiliki unit-
unit usaha di bidang produksi bahan baku (Manufaktur) maupun obat jadi
(Formulasi) dan unit usaha pelayanan distribusi farmasi, baik Perdagangan Besar
Farmasi maupun Perapotekan yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Unit usaha
produksi terdiri dari: Unit Produksi Formulasi (UPF) yang meliputi UPF Jakarta,
UPF Bandung, dan Sub Unit Produksi Formulasi Tanjung Morawa Medan, serta
Unit Produksi Manufaktur (UPM) yang meliputi UPM Bandung, UPM Iodium
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
dan Aether Watudakon Mojokerto dan Pabrik Minyak Lemak Semarang.
Produksi-produksi yang merupakan andalan PT. Kimia Farma antara lain:
- Produk Ethical yang penjualannya melalui Apotek dan Rumah Sakit.
- Produk OTC yang dapat dijual bebas di Toko Obat, Supermarket, dan
lain-lain.
- Produk Generik Berlogo yang pada saat ini sedang digalakkan
penggunaannya oleh Pemerintah.
- Produk Lisensi yang merupakan produk hasil kerjasama dengan
beberapa pabrik farmasi terkemuka di luar negeri.
- Produk Bahan Baku, antara lain: Kalium Iodat yang merupakan produk
strategis untuk menanggulangi kekurangan Iodium dan garam-garam
kimia untuk komoditi ekspor.
- Produk Kontrasepsi Keluarga Berencana: AKDR, Cooper T*
Di samping produk di atas, terdapat produk-produk yang merupakan
penugasan dari Pemerintah yaitu obat-obat Narkotik.
F. BIDANG PEMASARAN
Dalam upaya penyebaran, pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan
sebagai penjabaran dan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), PT. Kimia Farma
sampai pada tahun 1995, memiliki 34 Pedagang Besar Farmasi dan 137 Apotek
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia sehingga sangat memungkinkan
terwujudnya penyebaran dan pemerataan obat-obatan baik untuk sektor swasta
maupun sektor Pemerintah, sesuai dengan Trilogi Pembangunan. Perkembangan
perusahaan yang didukung oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber
Daya Perusahaan lainnya, sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan performansi perusahaan dari tahun ke tahun.
G. SUMBER DAYA MANUSIA
Dalam mempertahankan integritas perusahaan dengan masyarakat, PT.
Kimia Farma dituntut menumbuhkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
dan memuaskan keinginan masyarakat akan perbekalan farmasi dan jasa
pelayanan kefarmasian.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
Dalam hubungan ini, pola pikir sumber daya manusia perusahaan yang
dilandasi tata nilai dan norma-norma budaya perusahaan senantiasa berorientasi
pada filsafah bisnis dan sosial.
Untuk itu Sumber Daya Manusia Perusahaan PT. Kimia Farma dituntut
kemampuannya untuk meningkatkan nilai tambah dan atau manfaat bagi
masyarakat dan bukan semata-mata mencari keuntungan.
Sampai sekarang PT. Kimia Farma memiliki sumber daya manusia 6117
orang yang terdiri dari 249 orang tenaga Apoteker, tenaga Asisten Apoteker 1088
orang, Analis Kimia sebanyak 105 orang dan sejumlah tenaga pendukung dari
berbagai disiplin ilmu lainnya.
H. PERFORMANSI PERUSAHAAN
Ditinjau dari posisi PT. Kimia Farma sejak berdirinya sebagai Perseroan
tahun 1971 tidak pernah mengalami kerugian. Sejak tahun 1987 peringkat
performansi PT. Kimia Farma tumbuh membaik secara bermakna, bahkan sejak
tahun 1989 mampu mempertahankan peringkat performansi sebagai “Sehat
Sekali” selama 7 tahun berturut-turut, sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan RI dan Pendapat Akuntan (BPKP) Wajar tanpa Syarat.
Posisi finansial yang terus membaik ini mendukung PT. Kimia Farma
melaksanakan kewajibannya secara teratur dan tepat waktu dalam pembayaran
pajak kepada pemerintah, sehingga sejak tahun 1988 PT. Kimia Farma merupakan
salah satu di antara 200 perusahaan pembayar pajak terbesar di Indonesia, dengan
predikat “wajib pajak patriot bangsa”. Kepedulian terhadap lingkungan secara
kreatif, inovatif dan konsisten telah menghantarkan PT. Kimia Farma sebagai
penerima penghargaan Sahwali tahun 1991 dan 1992 dari pemerintah Indonesia di
antara sejumlah kecil perusahaan industri yang berwawasan lingkungan. PT.
Kimia Farma sebagai BUMN yang memiliki filosofi tumbuh dan berkembang
bersama kesejahteraan masyarakat, mengemban tanggung jawab pembinaan
terhadap koperasi dan pengusahaan ekonomi lemah dengan menyisihkan sebagian
dana binaan koperasi dan perusahaan ekonomi lemah. Sampai akhir 1995 PT.
Kimia Farma telah menyalurkan dana binaannya sebesar lebih dari 4 milyar
rupiah kepada 512 mitra binaan yang terdiri dari 204 Unit Usaha Ekonomi Lemah,
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
80 Unit Koperasi dan 228 keluarga berencana yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dana yang disalurkan ini diharapkan akan memberikan bobot kepada motto:
“Tumbuh dan berkembang bersama kesejahteraan masyarakat”.
1.3 PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk memiliki beberapa bidang kegiatan, yaitu:
bidang industri dan bidang pemasaran. Bidang industri dilakukan oleh PT. Kimia
Farma Holding, sedangkan bidang pemasaran dilakukan oleh 2 anak perusahaan
yaitu PT. Kima Farma Apotek dan PT. Kimia Farma Trading and Distribution
(PT. Kimia Farma PBF).
1. Bidang Industri
a. Riset dan Teknologi
Untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dan penguasaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
membangun fasilitas Riset dan Teknologi (RISTEK) yang telah
diresmikan oleh Bapak Menteri Kesehatan RI pada tanggal 19 Juli
1991 di Bandung. Kegiatan RISTEK berfungsi untuk mengembangkan
produk-produk baru dan melaksanakan kegiatan penelitian serta
pembudidayaan tanaman obat sesuai dengan amanat GBHN.
Dalam melakukan inovasinya, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
menggunakan teknologi tepat guna dan bekerja sama dengan berbagai
lembaga riset dan perguruan tinggi baik dari dalam dan luar negeri.
b. Produksi
Dalam melaksanakan kegiatan, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
didukung oleh unit-unit usaha di bidang bahan baku (manufaktur), unit
produksi obat jadi (formulasi) dan unit usaha pelayanan distribusi
farmasi (baik berupa Pedagang Besar farmasi maupun Apotek-apotek)
di seluruh Indonesia.
Sampai saat ini PT. Kimia Farma (Persero) Tbk memiliki 4 unit pabrik
farmasi yang terdiri dari Unit Produksi Manufaktur (UPM) dan Unit Produksi
Formulasi (UPF). UPM yang dimiliki PT. Kimia Farma (Persero) Tbk adalah
UPM Bangunan, UPM Iodium dan Aether Watukadon (Jombang) dan Pabrik
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
Minyak Lemak (Semarang). Sedangkan UPF yang dimiliki PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk adalah UPF Jakarta, UPF Bandung dan sub UPF Tanjung Morawa
(Medan). Berbagai produk yang dihasilkan oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
adalah:
1. Produk Ethical yang penjualannya melalui Apotek dan Rumah Sakit.
2. Produk OTC (Over The Counter).
3. Produk Generik Berlogo yang penjualannya saat ini sedang digalakkan
Pemerintah.
4. Produk Lisensi yang merupakan produk hasil kerjasama dengan
beberapa pabrik farmasi terkemuka di luar negeri.
5. Produk Bahan Baku, antara lain adalah Kalium Iodat (yang merupakan
produk unggulan untuk menanggulangi kekurangan Iodium) dan
garam-garam kimia (merupakan produk strategis untuk komoditi
ekspor).
6. Produk Kontrasepsi Keluarga Berencana, seperti Alat Produk
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan Cooper T*
7. Produk-produk yang merupakan penugasan dari Pemerintah seperti
Narkotik dan obat-obat INPRES.
2. Bidang Pemasaran
Dalam upaya perluasan, penyebaran, pemerataan dalam
pendekatan pelayanan kefarmasian dalam masyarakat sebagai penjabaran
dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN), PT. Kimia Farma telah
membentuk jaringan distribusi yang terorganisir dan telah memiliki PBF
serta apotek-apotek yang tersebar di seluruh propinsi yang terkoordinasi
dalam unit-unit pemasaran daerah, sehingga memungkinkan terwujudnya
penyebaran dan pemerataan obat. Pada tanggal 4 Januari 2003 PT. Kimia
Farma (Persero) Tbk membentuk 2 anak perusahaan yaitu PT. Kimia
Farma Apotek dan PT. Kimia Farma Trading ang Distribution (PT. Kimia
Farma PBF) yang berada di bawah PT. Kimia Farma Holding.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
a. PT. Kimia Farma Apotek
Apotek merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan pada
masyarakat, olah karena itu PT. Kimia Farma Apotek mempunyai visi
dan misi sebagai berikut:
1. Visi PT. Kimia Farma Apotek adalah menjadi apotek pilihan utama
masyarakat (Top of Mind)di Indonesia.
2. Misi PT. Kimia Farma Apotek:
a Memberikan jasa pelayanan ritel farmasi dan jasa pelayanan
kesehatan yang terkait, yan mampu memenuhi kebutuhan dan
keinginan dalam harapan dinamis.
b Melakukan pengembangan usaha dalam rangka
mengembangkan nilai perusahaan untuk pemegangan saham
dan pihak-pihak yang berkepentingan.
c Mengembangkan kompetensi dan komitmen sumber daya
manusia guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Sebagai usaha peningkatan pelayanan kepada masyarakat, PT.
Kimia Farma Apotek terus berusaha menambah jumlah apotek dan
daerah penyebarannya di seluruh Indonesia dengan membuka outlet-
outlet baru. Tetapi bukan hanya jumlah apotek yang ditingkatkan
melainkan juga kualitas pelayanan, yang dilakukan dengan cara antara
lain:
1. Penyediaan berbagai sarana untuk menciptakan suasana aman dan
nyaman.
2. Penempatan personalia yang terampil dan ramah.
3. Penempatan harga yang bersaing.
4. Kecepatan pelayanan dan kelengkapan obat.
b. Sistem Manajemen PT. Kimia Farma Apotek
Sistem manajemen PT. Kimia Farma Apotek terdiri dari Direktur
Utama dan Direktur Operasional. Direktur Utama bersama dengan
Direktur Operasional sebagai Dewan Direksi membawahi staf direktur
apotek yang terdiri dari Manager Senior :
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
1. Pengembangan Apotek
2. Pelayanan dan Pengendalian Mutu (PPM)
3. Pengadaan dan Sistem Informasi Apotek
4. Akuntansi dan Keuangan
5. Umum dan Sumber Daya Manusia
6. Operasional Apotek/Unit Apotek Daerah (UAD) (Struktural)
Hingga saat ini Operasional Apotek/Unit Apotek Daerah (UAD) PT.
Kimia Farma Apotek ada 9 Unit Apotek Daerah (UAD) yang tersebar di
Indonesia yaitu UAD: Sumatera bagian Selatan. Sumatera bagian Utara, DKI
Jaya, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Indonesia Timur, Bali
dan Nusa Tenggara.
UAD Jaya ada 7 Apotek Administrator yaitu: Jakarta Pusat, Jakarta Timur,
Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Pontianak, Bogor dan RSCM.
PT. Kimia Farma Apotek menggunakan sistem grouping. Dimana dengan
sistem grouping ini Apotek Kimia Farma ada yang berfungsi sebagai Apotek
Administrator, ada yang berfungsi sebagai Apotek Pelayanan (APP) dan juga ada
yang hanya berfungsi sebagai Apotek berdiri sendiri. Meskipun demikian posisi
Apotek Administrator dan APP hanya fungsinya saja, Apotek Administrator
selain berfungsi sebagai pelayanan/penjualan, juga melakukan kegiatan
pembelian/pengadaan barang, penyimpanan dan pengeluaran fisik barang
(gudang), pencatatan administrasi dan keuangan. Sedangkan di APP hanya murni
melakukan kegiatan pelayanan saja. Kegiatan seperti pengadaan barang,
penyimpanan barang, pencatatan administrasi dan keuangan dilakukan di apotek
administrasi masing-masing.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
BAB II
STRATEGI LAY OUT DALAM MENDEKATKAN PELAYANAN
KEPADA PASIEN
Salah satu indikasi kemajuan bisnis ritel adalah selalu tampak adanya
perkembangan segala aspek secara terus menerus sejalan dengan perubahan faktor
eksternal dan internal bisnis itu sendiri. Ada tiga tujuan utama mengapa organisasi
harus berubah. Pertama, untuk menyesuaikan diri terhadap faktor lingkungan.
Kedua, mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan terjadi, dan ketiga untuk
mempertahankan dan mengembangkan eksistensi perusahaan.
a. Kondisi Eksternal
Kondisi ini mencakup aspek ekonomi, politik, budaya, sosial, teknologi,
persaingan, globalisasi, dan keamanan.
b. Kondisi Internal
Kondisi internal antara lain meliputi aspek visi, misi, sumber daya (SDM,
teknologi, material pendukung, uang dan metode kerja), kapabilitas, kompetensi,
dan kegiatan organisasi. Untuk unggul bersaing suatu organisasi harus mampu
mendorong semua sumber daya dan proses manajemen kearah kualitas dan kinerja
service yang yang mengacu pada tercapainya customer satisfaction (kepuasan
pelanggan). Dapat disimpulkan bahwa tingkat tertinggi atau ujung segala upaya
organisasi ritel adalah services (pelayanan).
I. Basic Principles (prinsip dasar)
Prinsip dasar yang digunakan adalah prinsip dasar dalam pemasaran yaitu
(product, price, place, promotion dan people). Pada prinsipnya, pelaku bisnis ritel
dituntut mengenali barang menentukan harga yang sesuai dengan keinginan serta
harapan pelanggan.
1. Place atau lokasi dan penempatan barang
Dengan lokasi yang tepat dan sesuai harapan pelanggan, konsumen akan
tertarik untuk datang. Penempatan barang (display) yang tepat dan dapat menarik
pelanggan untuk melihat, mengamati, menyentuh, dan mencobanya serta pada
akhirnya membeli dengan bersemangat.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
2. Promotion (promosi)
Promotion yang sudah dikenal dibisnis ritel merupakan bentuk khas dari
advertising, sales promotion dan personal selling.
II. Services (pelayanan)
Menurut survey AC Nielsen Indonesia pada April 2004 ditemukan bahwa
service ada pada puncak faktor yang dapat menarik pelanggan. Berdasarkan
temuan memperlihatkan kriteria pilihan pelanggan yang terdiri atas :
a. Faktor dasar, yaitu barang yang lengkap, harga yang bagus, dan lokasi yang
mudah dijangkau.
b. Faktor penarik toko, yaitu ambiance (AC, lampu, kebersihan, fasilitas
belanja), fasilitas pendukung, dan services (semua hal yang dapat
memuaskan kebutuhan konsumen, terutama yang dilakukan oleh staf toko)
Pada prinsipnya pelayanan bukan hanya terletak pada personalnya, kita perlu
memperhatikan semua aspek mulai dari signed (papan nama) toko, pintu masuk,
keset masuk, seluruh fasilitas dan isi dalam ruang toko sampai standar kebersihan
toilet. Untuk itu, pelatihan rutin bagi semua staf untuk meningkatkan keterampilan
dalam pelayanan pelanggan perlu terus diadakan, demikian juga pengembangan
kiat-kiat terbaru dalam memuaskan pelanggan.
.III. Merchandise (barang yang dijual)
Merchandising merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni.
Ada hal-hal yang bisa diukur dan didiagnosis dengan menggunakan ilmu pasti.
Namun, dalam implementasinya, banyak hal yang membutuhkan aspek rasa dan
penyesuaian dengan kondisi dalam toko serta keberadaan pelanggan saat itu.
Merchandising menekankan pada persediaan, harga, kwalitas, dan manfaat produk
bagi konsumen. Prinsip respon cepat terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan
harus dapat dilaksanakan dengan baik. Merchandising akan lebih optimal bila
didukung oleh data, fakta dan temuan lain dilapangan melalui aktivitas studi dan
riset.
3.1. Prinsip Umum Merchandising
Secara umum merchandising berfungsi sebagai berikut:
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
1. Menolong pelanggan mengelompokkan barang, dengan logika urutan dari
suatu visualisasi (signed, petunjuk arah, warna, ukuran, dan jenis), pelanggan
akan lebih mudah menemukan barang yang dibutuhkan.
2. Menarik perhatian pelanggan, dengan pajangan yang sesuai dengan prinsip
visualisasi warna, ukuran, dan keselarasan interior, pelanggan cendrung
tertarik dengan apa yang dilihatnya.
3. Membangkitkan perasaan pelanggan, melalui visual, sentuhan, dan aroma,
pelanggan dapat merasakan barang yang ada secara langsung.
4. Menstimulasi ketertarikan pada produk, ini dapat terjadi melalui kemasan,
informasi, atau pamflet/ selebaran dalam toko.
5. Menolong pelanggan untuk segera membuat keputusan.
6. Mempunyai stok di rak barang-barang yang fast moving.
7. Menjaga keamanan stok. Dengan merchandise yang dipajang rapi keamanan
barang akan lebih terjaga.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
3.2 Elemen- elemen yang termasuk didalamnya merchandising, antara lain :
1. Pemajangan, yaitu teknik memajang barang di dalam toko, baik dalam rangka
mengkomunikasikan dibagian depan toko maupun mengoptimalkan pajangan
barang stok didalam toko.
2. Iklan, yaitu mengkomunikasikan tema dan konsep barang dagangan kepada
pelanggan melalui media cetak, media elektronik, serta media indoor dan out
door.
3. Promosi, maksudnya memberikan potongan harga melalui coupon, sampling,
premium, bonus pack, discount, stamps, contest, dan bazar.
4. Tata letak toko, menyangkut pengondisian suasana toko yang berdampak
langsung pada kenyamanan berbelanja pelanggan.
5. Kemasan, yaitu keberadaan kemasan yang dapat menimbulkan citra bagi
barang tersebut.
3.3. Teknik Menarik Pelanggan Melalui Merchandising
Untuk dapat menarik pelanggan, pertama-tama yang harus dilakukan
adalah mendeskripsikan segmen pasar atau segmen pelanggan. Setelah itu
mengoptimalkan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui
merchandising. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan secara seksama dan dapat
menarik konsumen melalui merchandising adalah :
1. Citra toko (Store Image)
Pelanggan akan mempunyai kesan mendalam terhadap suatu toko
berdasarkan pada pengalamannya. Semakin banyak kesukaan akan citra toko yang
pernah dilihatnya, semakin memungkinkan bagi pelanggan untuk loyal.
Aspek eksterior (logo, nama toko, petunjuk, pesan toko/slogan yang
ditonjolkan) juga perlu dioptimalkan. Meskipun hanya bagian kecil, kebersihan
pintu masuk, keset, dan bagian depan toko juga harus terus diupayakan.
2. Pajangan depan (Window Display)
Pajangan di depan toko yang mengesankan akan jendela samping (kiri dan
kanan) sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan positif pelanggan. Pajangan
di depan semestinya memiliki tema khusus. Ini berguna untuk mempengaruhi
pelanggan agar bersedia memiliki barang yang dijual toko tersebut. Tema yang
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
sering diangkat sepanjang tahun adalah tahun baru (masehi, imlek), liburan
sekolah, hari valentine, Lebaran, dan Natal. Pajangan di depan juga dianjurkan
memakai warna yangt harmonis dan dioptimalkan dengan penyinaran lampu yang
luks. Kebersihan kaca-kaca dan bagian dalam harus terus dijaga. Secara periodik
pajangan depan harus diganti sesuai dengan jangka waktu yang dijadwalkan dan
tema yang ditentukan.
3. Bagian dalam toko (Inside the Store)
Toko harus dibuat bersuasana penuh merchandising (item barang lengkap,
keluasan, dan kedalamannya baik jenis maupun ukurannya), namun tidak
semrawut, dan berkesan mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat
beli.
4. Lampu penerangan
Penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian
pelanggan. Penerangan bahkan terbukti mampu menciptakan semangat membeli
pelanggan. Penerangan juga memilki kwalitas dan warna untuk memberikan
gambaran terbaik bagi merchandise toko. Untuk menciptakan semangat membeli
pelanggan, dianjurkan memakai lampu berwarna dan penerangan yang lembut.
Barang yang ada di tempat-tempat pajangan harus diberi penerangan khusus agar
lebih menarik pelanggan.
5. Kekuatan warna
Warna adalah alat yang sangat kuat dalam visualisasi merchandising.
Warna dipakai untuk menciptakan daya tarik, menumbuhkan perhatian,
menciptakan semangat, dan merangsang setiap orang untuk bertindak.
3.4. Mengoptimalkan Store Lay Out Demi Memanjakan Pelanggan
Lay out toko dan lokasi produk sangat penting dalam strategi
merchandising. Keputusan membuat lay out interior toko mestinya disesuaikan
dengan tipe bisnis toko dan faktor tingkat penetapan konsep self service.
3.4.1. Dasar store lay out
Store lay out didefenisikan sebagai pengaturan bagian selling dan non-
selling, lorong, rak pajangan, serta pemajangan barang dan alat-alat yang saling
berhubungan dan menjadi elemen yang menyatu dalam struktur bangunan.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
Tujuan umum store lay out adalah memaksimalkan penjualan dan
mempertahankan konsistensi profit dengan selalu mempertimbangkan
kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana mempresentasikan
sebanyak mungkin barang kepada pelanggan. Ada tiga prinsip yang harus selalu
dipertimbangkan dalam membuat lay out lebih produktif, sekaligus memenuhi
harapan kenyamanan pelanggan, yaitu :
1. Pajangan akhir (end display) untuk supermarket di depan mesin kasir
a. Studi tentang antrean konsumen menunjukkan bahwa frekuensi pembelian
barang yang terpajang pada pajangan akhir relatif rendah.
b. Item-item yang memiliki dampak paling besar dalam mendukung
penjualan selayaknya dipresentasikan dilokasi pajangan akhir.
2. Penempatan oleh kekuatan yang menggerakkan
a. Produk yang banyak dibeli pelanggan biasanya sering kali karena barang
itu sendiri sudah memiliki kekuatan yang menggerakan pelanggan untuk
membeli, biasanya merupakan kebutuhan harian seperti susu, sabun cuci,
pasta gigi, dan pembersih lain di supermarket.
b. Dalam hal pemajangan, semakin besar kekuatan yang menggerakkan dari
suatu barang atau kelompok barang, semakin besar aliran lalu lintas
konsumen untuk membeli barang atau kelompok barang tersebut.
c. Agar persediaan lebih lengkap, isilah masing-masing lorong pajangan
sedikitnya dengan dua kategori barang yang memiliki kekuatan yang
menggerakkan pelanggan untuk membeli.
3.4.2. Lay out dan Implikasinya
Lay out yaitu penataan letak dan susunan lemari atau rak obat di apotek
bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kecepatan kepada pada petugas
dalam menyiapkan obat yang dibutuhkan konsumen, serta dapat menjaga
keamanan dan kebersihannya.
1. Lay out dengan pola kotak-kotak besi (lay out beraliran lurus)
Disini rak disusun satu dengan lainnya dan menutupi dinding.
Kelebihan pola ini adalah sebagai berikut :
a. Aliran lalu lintas pelanggan akan efisien
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
b. Memungkinkan semua lantai ruangan digunakan
c. Pelanggan dapat berbelanja dengan cepat
d. Keamanan dan kontrol barang lebih baik
Kekurangan pola ini adalah sebagai berikut :
a. Suasana dingin biasa-biasa saja
b. Pelanggan serba ingin cepat-cepat
c. Mengurangi kesukaan pelanggan untuk melihat-lihat
2. Desain kurva atau aliran bebas
Lay out ini umumnya dipakai oleh departement store dan memungkinkan
pelanggan bergerak keseluruh toko serta dapat melihat-lihat bagian yang
bervariasi secara bebas. Kekurang pola ini, dimana petugas lebih sulit dalam
mengontrol keamanan dan stock barang, dan lebih banyak menggunakan ruangan.
3. Desain tipe U, L dan tupe II
Lay out ini umumnya dipakai untuk ethical counter.
Gambar 2.1. Lay out tipe U
Bentuk lay out line U
Ruang pembuatan pulveres dan capsul/ krim
Tempat penyerahan obat jadi
Meja penyiapan obat (ticketing and packaging)
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
Meja penyiapan obat (ticketing and packaging)
Tempat penyerahan obat jadi
Ruang pembuatan pulveres dan capsul/ krim
Gambar 2. 2. Lay out tipe L
Meja penyiapan obat (ticketing and packaging)
Ruang pembuatan pulveres dan capsul/ krim
Tempat penyerahan obat jadi
Gambar 2.3. lay out tipe II
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
3.4.2. Cara Menata Perbekalan Farmasi di Apotek
Tata cara penataan perbekalan farmasi (obat) di apotek dapat dibagi
menjadi 2 yaitu penataan:
1. Di ruang peracikan atau penyiapan obat (ethical counter)
Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menata perbekalan farmasi
bagian di ethical counter antara lain:
a. Peraturan, terutama yang mengatur tentang obat narkotika, psikotropik dan
obat keras daftar G
Untuk golongan narkotika dan psikotropika yaitu:
Golongan narkotika di ruang peracikan, disimpan di lemari
khusus narkotika ditempatkan sesuai dengan ketentuan
peraturan yang berlaku.
Golongan psikotropika di ruang peracikan, disimpan di
lemari khusus terpisah dengan perbekalan farmasi lainnya.
Untuk golongan keras daftar G dan obat ethical lainnya di ruang peracikan,
disimpan di lemari yang didisain khusus dan dibagi menjadi 4 bentuk perbekalan
farmasi yaitu:
- Lemari perbekalan obat solid yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk
solid seperti tablet, caplet, capsul, pil.
- Lemari perbekalan semi obat solid yaitu tempat penyimpanan obat yang
berbentuk semi solid seperti salep, cream, pasta, jelly.
- Lemari perbekalan obat cairan yaitu tempat penyimpanan obat yang
berbentuk cairan seperti injeksi, infus, sirop
- Lemari pendingin (kulkas) yaitu tempat penyimpanan obat yang harus
disimpan di tempat sejuk atau dingin seperti vaccin, suppose, ovule, injeksi.
b. Bentuk dan tanda lemari (rak) obat
- Bentuk lemari (rak) obat
Mengingat jenis obat – obat ethical memiliki merknya sangat banyak
jumlahnya, maka bentuk lemarinya dibuat seperti sarang tawon yang dapat
menampung banyak jenis obat, sehngga pemakaian ruangan (space) menjadi
lebih efisien dan daat mempermudah proses penyiapan pembuatan obat.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
- Tanda lemari (rak) obat yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat bentuk
perbekalan farmasi di setiap lemari atau rak obat yang terdapat di ruang
peracikan, agar dapat memberikan kemudahan dan keceatan dalam
menyiapkan obat-obat yang dibutuhkan konsumen. Tanda ini dapat berupa:
• Tergantung di atas lemari obat
• Nempel pada lemari obat
c. Hygienitas yaitu menjaga kondisi kebersihan obat yang berada di dalam lemari,
agar kualitas obat dapat terjamin dan dapa menjaga obat menjadi tidak rusak
(dimakan tikus, banyak debu, terurai terkena cahaya atau kelemababan udara).
2. Di ruang penjualan obat bebas (OTC counter)
Hal – hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menata perbekalan farmasi
di OTC counter antara lain yaitu:
a. Estetika yaitu seni keindahan dalam menata dan mendisain rak atau lemari
obat bebas, bebas terbatas dan obat (OTC) agar dapat menimbulkan rasa
ingin tahu dan membeli (impuls buyingbagi setiap konsumen dalam
memperoleh obat yang dibutuhkan.
b. Lay out yaitu tata letak, susunan barang yang dapat memberikan
kenyamanan kemudahan (keluar – masuk) bagi konsumen dalam
memperoleh obat yang dibutuhkan.
c. Tanda yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat golongan fungsi obat yang
terdapat disetiap lemari atau rak obat.
3. Cara Menata Ethical dan OTC Counter
Dalam menata kedua ruang pelayanan tersebut terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan antara lain, yaitu:
a. Pada OTC Counter
Estetika, bersih indah, dan menyenangkan
Informatif, ada tanda (petunjuk) tetntang golongan fungsi obat
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
b. Pada Ethical Counter harus dibuat menjadi 2 ruang yaitu:
Tempat membuat atau meracik obat seperti pulveres, capsul, salep,
krim pada ruangan khusus tertutup kaca (transparan), agar onsumen
dapat melihat bagaimana obat tersebut disiapkan.
Tempat menyiapkan dan memberi etiket obat jadi, pada ruangan
peracikan tidak perlu dilihat oleh konsumen (confidential room)
c. Kenyamanan (Comfortriess), ethical dan OTC counter harus dipisah untuk
mencegah penumpukan (antrian) konsumen pada satu tempat
3.4.3. Kriteria Barang dan Posisi Pajangan
Secara umum kategori barang dan kebutuhan pajangannya adalah sebagai
berikut:
1. Barang paling laku best seller
Ada dua tipe barang best seller yang posisi pajangannya perlu
dipertimbangkan secara berbeda, yaitu :
a. Jenis barang kebutuhan dasar, harus diletakkan ditempat yang
memungkinkan untuk memacu penjualan barang lain.
b. Jenis barang promosi (sale item), posisikan di tempat yang utama.
2. Barang dengan laba tinggi (hight profit)
Barang jenis ini harus diletakkan ditempat utama.
3. Barang yang memancing untuk di beli (impuls item)
Barang jenis ini diletakkan dipajangan yang mudah dilihat dan didekati
untuk memancing pelanggan agar berani melihat dan pada akhirnya
membeli.
4. Barang spesial
Barang ini harus mudah dilihat dan punya tanda khusus sehingga
pelanggan dapat langsung kelokasi dan melihat-melihatnya untuk
membeli.
5. Barang musiman (seasonal items)
Pajangan barang ini membutuhkan lokasi yang utama agar pelanggan tahu
bahwa barang ini ada ditoko.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
6. Barang dengan persediaan bermasalah
Barang ini jangan memajangnya di tempat utama karena penjualan bisa
tidak banyak.
4. Lokasi
Bagi bisnis ritel, penentuan lokasi sangat penting, bahkan mutlak
diperhitungkan kembali melalui studi dan riset. Beberapa hal yang secara umum
dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis ritel, terutama dalam hal menciptakan
traffic pengunjung (kepadatan pengunjung untuk membeli) antara lain adalah
transportasi, daur hidup lokasi, parkir aman dan kelengkapan.
Empat faktor yang mempengaruhi Traffic konsumen, yaitu :
1. Kemudahan transportasi untuk mencapai lokasi
Bisnis ritel sangat bergantung pada pelanggan dan pemasok, kedua pihak
ini harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi.
2. Keamanan dan kenyamanan parkir kendaraan
Kendaraan roda dua dan empat merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari pelanggan, aspek kenyamanan dan keamanan parkir kendaraan dilokasi
toko juga harus diperhatikan.
3. Kelengkapan Mal, plaza, atau pusat perbelanjaan
4. Daur hidup lokasi
Persiapkanlah segala konsekuensi untuk memilih tempat agar bisa bertahan
dan sukses dalam tahap tersebut.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
BAB III
PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI
3.1. PELAYANAN RESEP
3.1.1.RESEP 1
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
Resep :
Drg. Irwan Amin
a. RESEP
R / Clindamicin 150 mg No X
S3 dd Cap I
R / Asam mefenamat No. X
S3 dd Cap I
R / Cataflam D No.VX
S3 dd Tab 1/2
Pro : Jenni
Umur : -
b. KASUS
Berdasarkan obat-obatan yang diberikan dalam resep tersebut dapat
disimpulkan pasien menderita sakit gigi karena gigi berlubang.
c. SPESIALITE OBAT PADA RESEP
Tabel 3.1.1. Spesialite obat pada resep dari Drg. Irwan Amin kepada Jenni
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Clindamicin (Kimia Farma) Asam mefenamat (Kimia Farma) Cataflam D (Novartis)
Klindamisina Asam mefenamat Kalium diklofenak
Calinda, Climadan Benostan, Anastan Eflagen
K
K
K
Anti Biotik Untuk mengobati infeksi pada gigi Menghilangkan rasa nyeri Menghilangkan rasa nyeri dan antiinflamasi
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
d. PELAYANAN INFORMASI
- Clindamicin
Clindamicin digunakan untuk mengobati Infeksi saluran pernapasan, infeksi
gigi, infeksi kulit infeksi jaringan dan tulang, sediaannya berbentuk kapsul, cara
pakainya 3 kali sehari 1 kapsul. Hal-hal yang perlu diinformasikan yaitu : obat
diminum sesuai dosis, obat ini diminum sampai habis, dijauhkan dari jangkauan
anak-anak.
- Asam mefenamat
Asam mefenamat digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri dan
inflamasi, sediaannya berbentuk kapsul, cara pakainya 3 kali sehari 1 kapsul. Hal
yang perlu diinformasikan yaitu :obat diminum sesuai dosis, Simpan ditempat
kering dan sejuk, jauhkan dari jangkauan anak – anak, hentikan pemakaian bila
tidak sakit lagi
- Cataflam D
Cataflam D digunakan sebagai anti nyeri dan antiinflamasi, bentuk sediaan
tablet, cara pakai 3 kali sehari ½ tablet. Hal yang perlu diinformasikan yaitu
Minumlah Sesuai Dosis, simpan ditempat kering dan sejuk, jauhkan dari
jangkauan anak – anak, hentikan pemakaian bila tidak sakit lagi.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
3.1.2. RESEP 2
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
Resep :
Dr. Nurdiani, SpA
a. RESEP
R / INH 200 mg
Mf pulv dTd No XXX
S3 dd 1
R / Rifampicin 200 mg
Mf pulv dtd No. XXX
S1 dd I
R / Vitaplex
S2 dd cth 1
Pro : Idwan
b. KASUS
Berdasarkan obat yang diberikan dalam resep-resep tersebut
disimpulkan pasien menderita TBC.
c. SPESIALIZE OBAT PADA RESEP
Tabel 3.1.2. Spesialite obat pada resep dari Dr. Nurdiani, SpA kepada Idwan
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
INH (Kimia Farma)
Isoniazid Isonex K
Untuk pengobatan TBC
Rifampisin (Kimia Farma)
Rifampisin
Megarif K
Untuk pengobatab TBC
Vitaplex (Bernofarm)
Vit A, B1, B2, B6, B12, D
- B Suplemen makanan Memperbaiki daya tahan tubuh
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
d. PELAKSANAAN INFORMASI
- INH
INH digunakan untuk pengobatan TBC, bentuk Sediaan serbuk, cara pakai
1 kali sehari 1 bungkus. Hal yang perlu diinformasikan : minumlah obat sesuai
dosis, simpan ditempat kering dan sejuk, istirahat yang cukup.
- Rifampisin
Rifampisin digunakan untuk pengobatan TBC, Sediaan serbuk, cara pakai
1 kali sehari 1 bungkus. Hal yang perlu diinformasikan : minumlah obat sesuai
dosis, simpan ditempat kering dan sejuk, istirahat yang cukup, jauhkan dari
jangkauan anak-anak.
- Vitaplex
Vitaplex digunakan sebagai suplemen dan memperbaiki daya tahan tubuh.
Bentuk sediaan sirup, cara Pakai 2 kali sehari 1 sendok teh.
Hal yang perlu diinformasikan : Minum sesuai dosis, simpan ditempat kering
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
3.1.3. RESEP 3
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
Resep :
Dr. H. T. Bachtiar Panjaitan SpPD
a. RESEP
R / Norvask No. X
S1 dd Tab I
R / Neurodial No. XV
S2 dd Tab I
R/ Methycobal No. XX
Pro : Cesmawati
b. KASUS
Dari obat-obat yang diberikan dalam resep dapat disimpulkan
pasien menderita penyakit hipertensi.
c. SPESIALITE OBAT PADA RESEP
Tabel 3.1.3. Spesialite obat pada resep Dr. H. T. Bachtiar Panjaitan SpPD kepada Cesmawati.
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Norvask (Pfizer) Neurodial (Kimia Farma) Methycobal (Eisai)
Amilodipina Metampiron, diazepam Mekobalamin
Neuropyron Mevrabal
K
K
K
Antihipertensi Meringankan rasa sakit sedang sampai berat, terutama nyeri kolik Neuropati perifer
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
d. PELAYANAN INFORMASI
- Norvask
Norvask digunakan sebagai anti hipertensi, bentuk Sediaan tablet, cara
Pakai 1 kali sehari 1 Tablet. Hal yang perlu diinformasikan : Obat diminum sesuai
dosis, simpan ditempat kering dan sejuk, hindari makanan yang mengandung gula
berlebih, istirahat yang teratur.
- Neurodial
Neurodial digunaan untuk meringankan rasa sakit sedang sampai berat
terutama nyeri, kolik, bentuk Sediaan tablet, cara Pakai 2 kali sehari 1 Tablet. Hal
yang perlu diinformasikan : Obat diminum sesuai dosis, simpan di tempat kering
dan sejuk.
- Methycobal
Methycobal digunaan sebagai neuropati perife, bentuk Sediaan kapsul, Cara
pakai 2 kali sehari 1 kapsul. Hal yang perlu diinformasikan : Obat diminum sesuai
dosis, simpan di tempat kering dan sejuk.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
3.1.4. RESEP 4
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
Resep :
Dr. H. T. Bachtiar Panjaitan SpPD
a. RESEP
R / Gastran No. XV
S3 dd Tab 1
R/ Ranitidin No. XV
S2 dd Tab I
R/ Spasmium No. XV
S2 dd Tab 1
Pro : Martiana
b. KASUS
Berdasarkan obat-obat yang diberikan dalam resep dapat disimpulkan
pasien menderita tukak lambung
c. SPESIALITE OBAT PADA RESEP
Tabel 3.1.4. Spesialite obat pada resep Dr. H. T. Bachtiar Panjaitan SpPD kepada Martiana.
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Gastran (Medifarma) Ranitidin (Dexa Medica) Spasmium (Soho)
Al-hidroksida, Mg- hidroksida Ranitidin HCl Klordiazepoksida HCl, Fenilpropiletilamina
- Acran -
B K K
Mengobati nyeri ulu hati, nyeri lambung Mengobati tukak lambung Mengobati tukak lambung
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
d. PELAYANAN INFORMASI
- Gastran
Gastran digunakan untuk mengobati mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati,
bentuk Sediaan tablet, cara pakai 3 kali sehari 1 tablet. Hal yang perlu
diinformasikan : Obat diminum sesuai anjuran, jauhkan dari jangkauan anak-
anak, simpan ditempat kering dan sejuk, hindari makanan yang mengandung asam
tinggi,
- Ranitidin
Ranitidin digunakan untuk mengobati tukak lambung, bentuk Sediaan
tablet, cara pakai 2 Kali sehari 1 tablet. Hal yang perlu diinformasikan : gunakan
sesuai dosis yang dianjurkan, simpan ditempat kering dan sejuk, jauhkan dari
jangkauan anak-anak, hindari makanan yang mengandung asam tinggi
- Spasmium
Spasmium digunakan untuk mengobati tukak lambung, bentuk Sediaan
tablet, cara pakai 2 kali sehari 1 tablet. Hal yang perlu diinformasikan : Gunakan
sesuai dosis yang dianjurkan, simpan ditempat kering dan sejuk, jauhkan dari
jangkauan anak-anak, hindari makanan yang mengandung asam tinggi
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
3.1.5. RESEP 5
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
Resep :
Dr. H. T. Bachtiar Panjaitan SpPD
a. RESEP
R / Dolo Neurobion No. X
S2 dd Tab 1
R / Na. diklofenak No. X
S2 dd Tab 1
Pro : Nurcahaya
b. KASUS
Berdasarkan obat-obat yang diberikan di dalam resep tersebut
dapat disimpulkan pasien menderita nyeri antara tulang rusuk
c. SPESIALITE OBAT PADA RESEP
Tabel 3.1.5. Spesialite obat pada resep Dr. H. T. Bachtiar Panjaitan SpPD kepada Nurcahaya.
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Dolo Neurobion (Merck)
Vit B1, B12, B6, Metampiron
Dolo Scaneurobion
K Mengobati nyeri saraf, nyeri antara tulang rusuk, pundak nyeri dan kaku
Na diklofenak Natrium diklofenak
Deflamat, Difelin
K Anti inflamasi
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
d. PELAYANAN INFORMASI
- Dolo Neurobion
Dolo Neurobion digunakan untuk mengobati nyeri saraf, nyeri antara tulang
rusuk, pundak nyeri dan kaku, bentuk sediaan kaplet, cara pakai 2 kali sehari 1
kaplet. Hal yang perlu diinformasikan : Diminum sesuai dosis, simpan di tempat
kering dan sejuk
- Natrium diklofenak
Natrium diklofenak digunakan sebagai anti inflamasi, bentuk sediaan
tablet, cara pakai 2 kali sehari 1 tablet. Hal yang perlu diinformasikan : Minumlah
sesuai dosis yang dianjurkan, jauhkan dari jangkauan anak-anak, hindari dari
cahaya matahari, simpan di tempat kering dan sejuk.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
3.2. PELAYANAN SWAMEDIKASI
3.2.1. KASUS 1
a. KELUHAN
Seorang Ibu datang ke apotek dengan keluhan nyeri lambung,
maka obat yang diinformasikan adalah Magasida
b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Tabel 3.2.1. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita nyeri lambung
Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat Magasida (Kimia Farma)
Al hidroksida, Mg hidroksida
Magtacid B Mengobati tukak lambung, gastritis, refluks esofagitis, perut kembung
c. INFORMASI OBAT
Obat ini digunakan untuk mengobati tukak lambung, gastritis, perut
kembung, bentuk obat suspensi, cara pakai 3 kali sehari 2 sendok takar. Hal – hal
yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai dosis yang dianjurkan, obat
diminum sebelum makan, hindari makanan yang banyak mengandung asam
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
3.2.2. KASUS 2
a. KELUHAN
Seorang remaja ke apotek dengan keluhan kulit terkena kutu air, maka
obat yang diinformasikan adalah Canesten.
b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Tabel 3.2.2. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita kutu air
Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat Canesten (Bayer)
Klotromazol Fungiderm B Mengobati jamur pada kulit, panu, kadas, kurap, kutu air
c. INFORMASI OBAT
Obat ini digunakan untuk mengobati jamur pada kulit, panu, kadas, kurap,
kutu air, bentuk obat salep, cara pakai dioleskan pada bagian kulit yang kena kutu
air. Hal – hal yang perlu diinformasikan : Hindari kulit yang sakit terhadap udara
kotor, obat yang dioleskan jangan terlalu banyak, bila sudah tidak ada kutu airnya
pengobatan bisa dihentikan
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
3.2.3. KASUS 3
a. KELUHAN
Seorang pria dewasa datang keapotik dengan keluhan batuk kering,
maka obat yang diinformasikan adalah Vicks formula 44
b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Tabel 3.2.3. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita batuk kering
Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat
Vicks Formula 44 (Darya Varia)
Dekstrometorfan HBr, guaifenesin
Siladex, dexmolex
W Pereda batuk tidak berdahak
III. INFORMASI OBAT
Obat ini digunakan untuk meredakan batuk tidak berdahak, bentuk obat
sirop, cara pakai 3 kali sehari 1 sendok takar. Hal – hal yang perlu diinformasikan
: obat harus diminum sesuai dosis, hindari makanan yang merangsang batuk
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
3.2.4. KASUS 4
a. KELUHAN
Seorang ibu membawa anaknya yang mengalami keluhan demam,
maka obat yang diinformasikan adalam Sanmol.
b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Tabel 3.2.4. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita demam
Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat
Sanmol (Sanbe)
Parasetamol Omegrip, Pamol B Mengatasi panas tinggi
III. INFORMASI OBAT
Obat ini digunakan untuk mengatasi panas tinggi, bentuk obat sirup, cara
pakai 3 kali sehari 1 sendok teh. Hal – hal yang perlu diinformasikan : Obat harus
diminum sesuai dosis, harus banyak istirahat
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
3.2.5. KASUS 5
a. KELUHAN
Seorang ibu membawa anaknya keapotik mengalami demam, flu
dan tidak bisa tidur karena tenggorokan gatal, obat yang diberikan
PARATUSIN.
b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Tabel 3.2.5. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita tenggorokoan gatal.0
Nama Obat Komposisi Produk Lain
Golongan Khasiat
Paratusin (Prafa)
Parasetamol Psevdofedrin HCl Noskapin Klor feniramid maleat Gliserin Guaiakolat Succus liquiritae Etanol
Termorex Panadol Biogesik
anak Tempra
B Antitusif Ekpektoran Anal getik Antipiretik Anti alergik
c. INFORMASI OBAT
Obat ini digunakan untuk meringankan rasa sakit, termasuk sakit kepala,
demam, hidung tersumbat dan gejala-gejala flu yang disertai batuk dan bersin-
bersin, bentuk obat sirup, cara pakai 3 kali sehari 1 sendok teh. Hal – hal yang
perlu diinformasikan : Kocok dahulu sebelum diminum, simpan ditempat kering
dan sejuk, jika selama 3 hari sakit berlanjut hubungi dokter.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
3.2.6. KASUS 6
a. KELUHAN
Seorang Ibu membawa anaknya ke apotik yang berusia 4 tahun
mengalami perut buncit, kurang nafsu makan, maka obat yang
diinformasikan adalah Combantrin sirup.
b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Tabel 3.2.6. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita kurang nafsu makan.
Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat
Combantrin (Prizer)
Pyrantel Pamoate
Konvermex (Konimex) Pyrantin
(Mecosin)
W Antel minitikum
c. INFORMASI OBAT
Obat ini digunakan untuk infeksi askariasis, oxyriasis, ankyistomiasis
tunggal yang campuran, bentuk obat sirup, cara pakai 10 mg / kg BB dosis
tunggal. Hal – hal yang perlu diinformasikan : Kocok sebelum digunakan,
pakailah dosis yang dianjurkan
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
3.2.7. KASUS 7
a. KELUHAN
Seorang remaja datang keapotik dan bertanya obat apa yang cocok
untuk menghilangkam jerawat, maka obat yang diinformasikan adalah
Phisohex.
b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Tabel 3.2.7. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita muka berjerawat.
Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat Phisohex (Sanafi)
Triklosan Verile, Dermalos
B Obat jerawat, bisul
c. INFORMASI OBAT
Obat ini digunakan untuk menghilangkan jerawat, bisul, bentuk Obat
bedak, cara pakai dioleskan pada bagian yang berjerawat. Hal – hal yang perlu
diinformasikan : Obat dioleskan hanya pada bagian yang berjerawat, jangan
terlalu sering menyentuh jerawat
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
3.2.8. KASUS 8
a. KELUHAN
Seorang pelajar datan keapotek sepulang sekolah dengan keluhan
sering buang air besar dan perut mulas, maka obat yang diinformasikan
adalah New Diatabs.
b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Tabel 3.2.8. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita sering buang air
Besar dan perut mulas
Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat
New Diatabs (Medifarma)
Attapulgit aktif Neo Enterostop B
Untuk pengobatan simtomatik pada diare nonspesifik dengan mengurangi frekuensi buang air besar dan memperbaiki konsistensi feses yang encer Attapulgit dapat mengabsorbsi racun, bakteri,yang menyebabkan diare
c. INFORMASI OBAT
Obat ini digunakan untuk pengobatan diare, mengurangi frekuensi buang
air besar, bentuk Obat tablet, cara pakai dimakan 2 tablet sesudah buang air besar,
maksimum 12 tablet dalam satu hari. Hal – hal yang perlu diinformasikan :
Gunakan sesuai dosis yang dianjurkan, simpan ditempat kering dan sejuk, jauhkan
dari jangkauan anak-anak
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
3.2.9. KASUS 9
a. KELUHAN
Seorang Ibu datang ke apotek dengan keluhan gatal-gatal diseluruh
tubuh, maka obat yang diinformasikan adalah Caladine lotion
b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Tabel 3.2.9. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita gatal-gatal.
Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat Caladien lotion (Yupharin)
Diphenhidramin HCl, Calamin, ZnO, Gliserin, camphor
- W Obat gatal-gatal
c. INFORMASI OBAT
Obat ini digunakan untuk mengurangi rasa gatal ditubuh, bentuk Obat
lotion, cara pakai dioleskan 2-4 kali sehari pada bagian kulit yang gatal. Hal – hal
yang perlu diinformasikan : Gunakan sesuai dosis, dipakai sehabis mandi, simpan
ditempat kering dan sejuk
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
3.2.10. KASUS 10
a. KELUHAN
Seorang Ibu datang ke apotik dengan keluhan susah buang air
besar, maka obat yang diinformasikan adalah Laxing.
b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN
Tabel 3.2.10. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita susah buang air
Besar.
Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat Laxing (Soho)
Senae,Aloe, Foeniculealeusitidis Pamoate
- B Membantu melancarkan buang air besar
c. INFORMASI OBAT
Obat ini digunakan untuk membantu melancarkan buang air besar. bentuk
Obat kapsul, cara pakai 1 kapsul diminum sebelum tidur. Hal – hal yang perlu
diinformasikan : Obat diminum sesuai dosis, pakailah dosis yang dianjurkan,
simpan ditempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Lokasi
Apotek Kimia Farma No. 28 terletak di Jalan Sumatera No. 8 Belawan.
Letak Apotek Kimia Farma No. 28 berada di daerah yang strategis karena terletak
diadaerah arus lalu lintas, mudah dijangkau kendaraan, terletak di pinggir jalan,
dekat dengan pusat perbelanjaan dan rumah penduduk, rumah sakit serta praktek
dokter. Apotek Kimia Farma No. 28 juga bekerja sama dengan dokter untuk
praktek di ruangan-ruangan tersendiri di bangunan apotek.
4.2. Sumber Daya Manusia
Apotek Kimia Farma No. 28 merupakan apotek pelayanan yang dalam
pengelolaannya dipimpin oleh seorang apoteker dan empat orang karyawan yang
terdiri dari dua orang asisten apoteker dan dua orang petugas penjualan bebas dan
sekaligus kasir. Dengan hanya memiliki karyawan empat orang yang terbagi
dalam dua shift, terkadang pelayanan bagi pembeli menjadi kurang maksimal. Ini
biasanya terjadi pada jam-jam sibuk yaitu sore hari pada saat praktek dokter buka.
Karyawan selalu melakukan diskusi singkat setiap hari saat pergantian
shift untuk membicarakan permasalahan yang kadang muncul.
4.3. Pengadaan Perbekalan Farmasi
Secara umum komoditi di Apotek Kimia Farma No. 28 dapat berupa obat,
bahan obat, alat kesehatan, obat tradisional dan kosmetik. Pembelian perbekalan
farmasi didasarkan atas kebutuhan penjualan melalui resep dan penjualan bebas.
Pembelian harus direncanakan dengan baik untuk mencegah terjadinya
kekosongan ataupun penumpukan barang sehingga perputaran barang tidak
mengalami hambatan.
Semua pertimbangan untuk pembelian harus ditujukan kepada tercapainya
pengendalian persediaan barang yaitu terpenuhinya permintaan konsumen dan
tidak terjadi kelebihan persediaan.
Pengadaan perbekalan farmasi khususnya perencanaan dilakukan oleh
Apotek Kimia Farma No. 28 Belawan, sedangkan pembelian dilakukan oleh
bagian pembelian Bisnis Menejer di Medan. Jumlah barang yang akan dibeli
disusun berdasarkan daftar pareto penjualan, jumlah barang yang habis atau
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
jumlah sisa stok yang tinggal sedikit. Barang yang akan dipesan dicatat dalam
buku defecta.
Pemesanan barang dilakukan dengan mengantar langsung Bon Permintaan
Barang Apotek (BPBA) ke bagian pembelian Bisnis Menejer atau melalui telepon
bila terjadi pembelian mendesak. Pemesanan ini dilakukan setiap hari kerja.
Pembelian dilakukan oleh bagian pembelian Bisnis Menejer menggunakan
Surat Pesanan (SP). Pelaksanaan pembelian dilakukan dengan cara menghubungi
pemasok melalui selesman yang datang ke apotek dari masing-masing PBF.
Pemasok barang-barang yang akan dibeli, dipilih dengan mempertimbangkan
legalitas pemasok, kecepatan pelayanan/pengiriman barang, harga/potongan harga
yang diberikan dan kondisi pembayaran yang ditawarkan.
4.4. Kelengkapan Produk
Apotek Kimia Farma No. 28 kurang dapat memenuhi kelengkapan
perbekalan farmasi. Hal ini disebabkan terlalu banyaknya item obat yang ada dan
tingginya harga obat di pasaran. Untuk mengatasinya maka apotek melakukan
permintaan antar sesama Apotek Kimia Farma di Medan.
4.5. Pengaturan Rancangan
Pengaturan penyajian/pemajangan barang (store lay out) sangat penting
dalam memaksimalkan penjualan dan mempertahankan profit dengan selalu
mempertimbangkan kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana
mempresentasikan sebanyak mungkin barang kepada pelanggan.
Pengaturan rancangan lay out di Apotek Kimia Farma No. 28 sudah cukup
baik, namun untuk produk-produk OTC (Over The Counter) penataan letaknya
masih kurang baik. Hal ini dikarenakan letak obat-obatnya berada di belakang
kasir sehingga konsumen tidak dapat secara leluasa melihat dan memilih produk
yang diinginkannya.
Berdasarkan lay out tipe Desain Kurva atau aliran bebas yang umumnya
dipakai oleh departement store, memungkinkan pelanggan dapat melihat-lihat
bagian yang bervariasi secara bebas. Lay out tipe ini dapat juga digunakan untuk
lay out obat-obat bebas (OTC). Namun kekurangan tipe ini, petugas harus ekstra
mengontrol keamanan dan stok barang.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
Penyusunan barang pajangan di Apotek Kimia Farma No. 28 diatur
berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis, dan khasiat farmakologi serta
menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First
Out) yaitu obat yang masuk lebih awal dikeluarkan lebih dahulu.
4.6. Pilihan Produk
Pilihan produk harus sesuai dengan kebutuhan target pasar. Keinginan
konsumen berbeda-beda dan tidak bisa memuaskan sekaligus semuanya, sehingga
tidak boleh salah dalam menentukan barang, jenis atau kategori apa yang memang
paling laris. Oleh karena itu dituntut kejelian dalam merencanakan pilihan produk.
Produk-produk yang diiklankan melalui media cetak dan elektronik juga
merupakan pilihan yang harus dipertimbangkan mengingat produk tersebut sudah
dikenal oleh masyarakat sehingga bisa mendapatkan pendapatan apotek.
Produk-produk yang dijual di swalayan Apotek Kimia Farma No. 28
merupakan produk yang sudah dikenal oleh masyarakat, tetapi pilihan produknya
belum maksimal.
4.7. Pelayanan
Pembeli adalah raja sehingga mereka tidak boleh dikecewakan karena
pelayanan yang kurang cepat, kurang ramah, kurang tepat dan sebagainya.
Pelanggan harus puas sehingga mereka akan kembali lagi ke Apotek Kimia Farma
di lain waktu, dan akan merekomendasikan apotek tersebut kepada teman atau
keluarganya.
Apotek Kimia Farma No. 28 juga memberikan pelayanan khusus kepada
konsumen yang tidak mendapatkan obat yang dibutuhkannya secara langsung.
Untuk kondisi seperti ini maka petugas apotek dapat langsung menghubungi
Apotek Kimia Farma yang lain untuk mendapatkan obat tersebut, yang kemudian
menjanjikan obat tersebut secepatnya pada pasien, dan jika alamat pasien tidak
terlalu jauh dari apotek maka obat tersebut dapat diantar langsung ke rumah
pasien. Pelayanan ini memberikan hasil yang baik, pelanggan akan tetap datang
untuk membeli perbekalan farmasi di apotek ini sehingga pendapatan akan
meningkat dan image apotek yang mengutamakan kepuasan pelanggan akan
tercipta. Namun, pelayanan khusus ini akan menambah biaya operasional dari
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
apotek sehingga harus diperhitungkan sebagai biaya tetap. Oleh karena itu, mau
tidak mau omset apotek harus ditingkatkan.
4.8. Kebersihan
Salah satu faktor yang paling menentukan bagi pelanggan dalam menilai
suatu tempat penjualan adalah kebersihan tempat tersebut. Kebersihan yang
dimaksud bukan hanya kebersihan lantai saja, tetapi juga seluruh sudut toko
termasuk kebersihan barang-barangnya seperti lampu, rak obat, item-item yang
dijual, sampah dan lain-lain juga harus bebas dari debu.
Apotek Kimia Farma No. 28 tidak mempunyai petugas kebersihan.
Sehingga kegiatan menyapu, mengepel lantai, membersihkan jendela serta
membersihkan rak-rak obat harus dilakukan oleh karyawan atau petugas Apotek
Kimia Farma No.28 sendiri di setiap pergantian shift.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Lokasi Apotek Kimia Farma No.28 terletak cukup strategis, karena
terletak di pusat kota belawan, mudah dijangkau, terletak di pinggir jalan
utama, dekat dengan rumah penduduk, pusat perbelanjaan dan praktek
dokter.
2. Pelayanan Apotek Kimia Farma No.28 sudah baik tapi masih kurang
maksimal, karena kelengkapan perbekalan farmasinya kurang dapat
dipenuhi yang disebabkan terlalu banyaknya item obat yang ada.
3. Lay Out Apotek Kimia Farma No.28 sudah cukup baik, namun lay out
untuk obat-obat bebas dan alat kesehatan perlu diperbaiki.
5.2. Saran
1. Untuk meningkatkan pelayanan sebaiknya Apotek Kimia Farma No.28
perlu menambah karyawan khususnya untuk melayani penjualan obat
bebas dan pada saat apotek sedang dalam keadaan ramai.
2. Agar pelanggan tidak merasa kecewa terhadap kekosongan barang/obat
sebaiknya Apotek Kimia Farma No.28 lebih memperhatikan lagi dalam
hal menentukan jenis barang atau kategori apa yang sering dibutuhkan
masyarakat.
3. Agar pelanggan dapat melihat-lihat bagian obat bebas yang bervariasi
secara leluasa, maka sebaiknya lay out untuk produk OTC dan ALKES
mengikuti seperti lay out di swalayan.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Triyono, S. (2006). Sukses Terpadu Bisnis Ritel dari Merchadising sampai
Shringkage. Jakarta : Penerbit PT. Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia.
ISFI, (2005). Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta. ISFI.
Kimia Farma, PT. (1990). Panduan Pelayanan Informasi Obat. Jakarta.
Tan H. J. (2002). Obat-obat Penting. Jakarta : Penerbit PT. Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.
Umar, M., Apt. (2005). Manajemen Apotek Praktis. Jakarta. Cv. Ar. Rahman.
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
top related