laporan observasi_oom
Post on 12-Dec-2015
213 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN OBSERVASI
GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
SMPN 2 BOJONEGARA
Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah : Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi
Dosen : Dr. Hj. Cucu Atikah, M.Pd
Disusun oleh:
Fathurrahman
7772140097
Semester/kelas : II/b
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
nikmatNya makalah ini dapat kami susun dengan tujuan membantu mahasiswa
dalam memahami apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dan memenuhi tugas
UAS Mata Kuliah Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, semoga kita menjadi
umatnya yang istiqomah dijalanNya
Atas diri pribadi mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Dr. Hj.
Cucu Atikah, M.Pd selaku dosen Mata Kuliah Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi yang telah mempercayakan amanat untuk menyusun makalah ini.
Dan tak lupa kami meminta maaf atas segala kesalahan dalam penyusunan
makalah ini, karena kami masih dalam proses pembelajaran. Saran dan kritik
Saudara kami harapkan untuk evaluasi diri kami sehingga dapat menjadi insan
yang lebih baik dari sebelumnya.
Sekian dan semoga dengan tersusunnya makalah ini, akan menjadi
referensi yang bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Serang, 30 Juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................ i
Daftar Isi..................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang...................................................................................01
B. Rumusan Masalah..............................................................................03
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 03
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 04
BAB II Gambaran Sekolah
A. Profil Sekolah ………....................................................................... 05
B. Sejarah Sekolah ……..………………….......................................... 05
BAB III Kajian Pustaka
A. Pengertian Gaya Kepemimpinan ………………………………….. 07
B. Fungsi Kepemimpinan ……………………………………………..07
C. Bentuk Gaya Kepemimpinan ………………………………………08
D. Faktor Pengaruh kepemimpinan Seseorang ………………………..11
E. Kepala Sekolah ……………………………………………………. 15
BAB III Pembahasan
A. Metode Penelitian ……….………………………………………… 16
B. Subjek Penelitian ……..…………………………………………… 16
C. Hasil Penelitian ……………………..…………………………….. 16
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan........................................................................................ 18
B. Saran ………………………………………………………………. 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak manusia dilahirkan hingga sepanjang hidupnya, manusia tidak lepas
dari suatu kebutuhan yaitu untuk mendapatkan pendidikan. Dewasa ini,
masyarakat sering memandang bahwa kualitas sumber daya manusia perlu
ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang harus
didukung karena kemajuan suatu bangsa tidak lepas dari kemajuan
pendidikannya.
Mutu pendidikan akan tercapai apabila komponen yang terdapat dalam
meningkatkan mutu pendidikan memenuhi syarat tertentu. Komponen yang
berperan dalam peningkatan mutu pendidikan salah satunya adalah tenaga
pendidik yang bermutu yaitu yang mampu menjawab tantangan-tantangan dengan
cepat dan bertanggung jawab. Tenaga pendidik mempunyai peran yang sangat
strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan karakter peserta
didik, karena itu tenaga pendidik yang profesional akan melaksanakan tugasnya
secara profesional sehingga menghasilkan siswa yang lebih bermutu.
Untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas mengajar guru, banyak faktor
yang mempengaruhinya, diantaranya adalah kepemimpinan kepala sekolah,
karena kepala sekolah merupakan orang yang berperan penting dalam mengatur
aktivitas proses belajar mengajar dan kepala sekolah juga bertanggung jawab
langsung terhadap pelaksanaan segala jenis dan bentuk peraturan atau tata tertib
yang harus dilaksanakan baik oleh guru maupun siswa.
SMPN 2 Bojonegara berdiri 15 tahun yang lalu, meskipun sekolah tersebut
memiliki akreditasi B. Pada tahun 2015, siswa sekolah ini 100% lulus Ujian
Nasional (UN).
Oleh karena itu bagaimana cara kepala sekolah dalam berinteraksi dengan
bawahan sangat mempengaruhi akan berhasil atau tidaknya sekolah yang
dipimpinnya, serta turut mempengaruhi keteladanan guru dan siswa dalam proses
belajar mengajar. Kepala sekolah juga memegang peranan penting karena kepala
sekolah bertanggung jawab penuh untuk mengelola dan memberdayakan guruguru
agar terus meningkatkan kemampuan kerjanya.
Kepemimpinan menurut Young (dalam Kartono, 1998) adalah bentuk
dominasi didasari kemampuan pribadi, yang sanggup mendorong atau mengajak
orang lain untuk berbuat sesuatu berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan
memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus. Baik buruknya proses
pendidikan di suatu sekolah banyak ditentukan oleh gaya kepemimpinan kepala
sekolah, sebab kepala sekolah adalah orang yang paling bertanggung jawab atas
segala sesuatunya yang sudah, sedang dan yang akan terjadi di sekolah tersebut.
Gaya kepemimpinan menurut Tjiptono (dalam Roy, 2009) adalah suatu
cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Untuk itu
bagaimana pola dan metode yang diterapkan kepala sekolah melalui gaya
kepemimpinannya akan mempengaruhi para guru dalam mengajar dan murid
untuk belajar.
Efektivitas mengajar guru akan optimal, jika kepala sekolah dapat
mengatur dan membimbing guru-guru secara baik sehingga para guru dapat
melaksanakan tugas-tugasnya dengan penuh tanggung jawab, memperhatikan
kepentingan dan kesejahteraan bawahannya sehingga tidak ada keluhan dalam
menjalankan tugas dan kewajiban sehari-hari, harus menunjukkan
kewibawaannya sehari-hari, sehingga dapat diteladani dan dipatuhi oleh para guru
maupun siswa. Menetapkan dan sekaligus melaksanakan peraturan-peraturan yang
logis dan sistematis, dan dapat diterima oleh semua pihak yang terkait dalam
peningkatan efektifitas mengajar guru.
Menurut Reddin (dalam Matutina, dkk 1993) dalam kepemimpinan
memiliki 3 pola dasar yaitu unsur tugas, unsur manusia dan unsur hasil yang
dicapai. Untuk dapat memperlakukan ketiga unsur tersebut secara seimbang,
seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan atau kecakapan dan keterampilan
yang diperlukan dalam melaksanakan kepemimpinan. Pengetahuan dan
keterampilan ini dapat diperoleh dari pengalaman belajar secara teori ataupun dari
pengalaman di dalam praktek selama menjadi pemimpin. Namun secara tidak
disadari seorang pemimpin dalam memperlakukan ketiga unsur tersebut dalam
rangka menjalankan kepemimpinannya menurut caranya sendiri. Cara atau teknik
seorang dalam menjalankan suatu kepemimpinan disebut gaya kepemimpinan.
Kepemimpinan dari seorang pemimpin dapat disebabkan oleh sifat-sifat
pemimpin itu sendiri.
Kualitas kepemimpinan kepala sekolah sangat signifikan bagi keberhasilan
sekolah, karena kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional yang diberi tugas
memimpin suatu lembaga sekolah yang menyelenggarakan proses belajar
mengajar (Wagiman, 2005).
Peranan kepala sekolah dalam rangka mutu pendidikan sangat penting
karena dapat mempengaruhi berhasil dan tidaknya mutu pendidikan itu sendiri.
Kepala sekolah sebagai tulang punggung mutu pendidikan dituntut untuk
bertindak sebagai pembangkit semangat, mendorong, merintis dan memantapkan
serta sekaligus sebagai administrator.
B. Rumusan Penelitian
Pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana gambaran gaya kepemimpinan kepala SMPN 2 Bojonegara ?
2. Apa faktor-faktor yang menyebabkan gaya kepemimpinan Kepala Sekolah?
3. Bagaimana cara mengembangkan gaya kepemimpinan Kepala Sekolah?
C. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada latar belakang masalah maka diperoleh tujuan
dalam penulisan ini, yaitu untuk mengetahui gambaran gaya kepemimpinan
kepala SMPN 2 Bojonegara , faktor-faktor yang menyebabkan gaya
kepemimpinan subjek dan untuk mengetahui cara mengembangkan gaya
kepemimpinan subjek.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah :
1. Manfaat Teoritis
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ragam ilmu
psikologi, khususnya dibidang psikologi pendidikan serta memberikan
pengetahuan bagi penelitian selanjutnya
2. Manfaat Praktis
Memberikan informasi kepada tenaga pendidik dalam upaya meningkatkan
kualitas, mutu serta prestasi pendidikan. Memberikan gambaran kepada
kepala sekolah lainnya agar gaya kepemimpinan tidak hanya mementingkan
tugas, hubungan yang baik dengan orang lain atau hanya mencapai suatu hasil
yang maksimal saja, tetapi ketiganya harus dipentingkan agar hasil yang
dicapai pun akan maksimal.
BAB II
GAMBARAN SEKOLAH SMPN 2 BOJONEGARA
A. Profil Sekolah
Nama : SMP NEGERI 2 BOJONEGARA
NPSN : 20605148
Alamat : Jl. Ds Wanakarta – Bojonegara
Kode Pos : 42454
Desa/Kelurahan : Wanakarta
Kecamatan/Kota (LN) : Bojonegara
Kab.-Kota/Negara (LN) : Kab. Serang
Propinsi/Luar Negeri (LN) : Banten
Status Sekolah : Negeri
Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Jenjang Pendidikan : SMP
B. Sejarah Sekolah
SMPN 2 Bojonegara berdiri pada tahun 1998 dimana sebelumnya berada
satu atap dengan SDN Wanakarta 2 dan memulai kegiatan pendidikan dari siang
samapi sore hari dan pada awal berdirinya hanya memiliki kurang lebih 80 orang
siswa. Pada tahun 2000 atau tepatnya pada angkatan ke 3, kegiatan pendidikan
dilaksanakan satu atap dengan SMPN 1 Bojonegara dengan jumlah 9 kelas, akan
tetapi berselang caturwulan pertama selesai dan sehubungan dengan
pembangunan gedung sekolah yang telah siap digunakan, siswa kelas 1 yang
berjumlah 3 kelas diberi pilihan untuk ikut pindah ke gedung baru atau beralih
menjadi siswa SMPN 1 Bojonegara. Karena mayoritas siswa berdomisili lebih
dekat dengan SMPN 1 Bojonegara, maka kurang lebih 70% siswa memilih
menjadi siswa SMPN 1 Bojonegara dan selebihnya tetap menjadi siswa SMPN 2
Bojonegara dan ikut menempati gedung sekolah yang baru.
Gedung baru yang dimiliki sekolah ini didirikan di lahan seluas 6000 m2
berlokasi di Kp. Luwung Teja RT. 001 RW. 001 Ds. Wanakarta Kec. Bojonegara
yang mana memang lokasi sekolah ini memudahkan bagi masyarakat kecamatan
bojonegara yang berada dibagian barat dan selatan yang memang berada jauh dari
SMPN 1 Bojonegara yang berada di pusat kecamatan.
SMPN 2 Bojonegara semula hanya terdiri dari 3 ruang kelas dan saat itu
kegiatan pembelajaran dilakukan 2 waktu yaitu pagi sampai siang, dan siang
sampai sore hari dengan siswa kelas 2 dan 3 masuk di pagi hari, dan siswa kelas 1
masuk pada siang hari. Pada tahun ini sekolah sudah berkembang pesat, sudah
memiliki 20 ruang kelas dan berbagai sarana dan prasarana yang mendukung
segala kegiatan pembelajaran dan penunjang bagi siswa dan guru.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Gaya Kepemimpinan
Pemimpin menurut Anoraga (1992) adalah seorang yang mempunyai
wewenang untuk memerintah orang lain, yang di dalam pekerjaannya untuk
mencapai tujuan organisasi memerlukan bantuan orang lain. Menurut Kartono
(1998) pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan atau
tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya,
untuk melakukan usaha bersama mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran
tertentu.
Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam
memimpin para pengikutnya. Perilaku para pemimpin ini secara singkat disebut
sebagai gaya kepemimpinan (leadership style). Menurut Sutanto & Stiawan
(2000) gaya kepemimpinan adalah sikap dan tindakan yang dilakukan pemimpin
dalam menghadapi bawahan.
B. Fungsi Kepemimpian
Fungsi kepemimpinan menurut Sukamdiyo (dalam Eman, 2001) adalah:
1. Fungsi yang berhubungan dengan tugas (task related) atau pemecahan
masalah.
Fungsi ini menyangkut pemberian saran, pendapat dan informasi.
2. Fungsi yang berhubungan dengan pemeliharaan kelompok (group
maintenance) atau sosial.
Fungsi ini mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan
lebih lancar, persetujuan dengan kelompok lain, serta penengahan perbedaan
pendapat.
Fungsi kepemimpinan menurut Kartono (1998) adalah memandu,
menuntun, membimbing, membangun, memberi motivasi kerja, memberikan
pengawasan yang efisien dan membawa pengikutnya kepada sasaran yang dituju.
C. Bentuk Gaya Kepemimpinan
Dalam mewujudkan fungsi-fungsi kepemimpinan secara integral,
sebagaimana telah dikemukakan terdahulu akan berlangsung aktivitas
kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut dipilah-pilah maka akan terlihat gaya
kepemimpinannya dengan pola masing-masing. Berdasarkan teori tiga dimensi
Reddin (dalam Matutina, dkk, 1993), gaya kepemimpinan memiliki tiga pola
dasar. Ketiga pola dasar dalam gaya kepemimpinan tersebut adalah:
1. Pemimpin yang memiliki motivasi kuat untuk menyelesaikan tugasnya secara
maksimal.
Seorang pemimpin yang mempunyai motivasi kuat untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik, maka dilain pihak pemimpin
tersebut kurang memperhatikan hubungan kerjasama dengan bawahannya,
demikian juga terhadap tujuan organisasi kurang mendapat perhatian. Gaya
kepemimpinan yang demikian disebut task oriented (to). Gaya kepemimpinan
yang hanya semata-mata menyelesaikan tugas rutin disebut to+ adalah
autocrat, benevolent autocrat, compromiser, executive. Sedangkan gaya
kepemimpinan yang termasuk to- adalah deserter, bureaucrat, missionary,
developer.
2. Pemimpin yang lebih mementingkan hubungan kerjasama baik dengan
atasan, bawahan, maupun sesama teman sejawat.
Pemimpin yang lebih dominan untuk bekerjasama atau sangat
memperhatikan bawahannya dan kurang perhatian terhadap penyelesaian
tugas dan pencapaian hasil disebut pemimpin yang bergaya relationship
oriented (ro). Ciri-ciri gaya pemimpin tersebut adalah ro+ yaitu pemimpin
yang lebih berorientasi terhadap hubungan kerjasama. Gaya kepemimpinan
yang termasuk ro+ adalah missionary, developer, compromiser, excutive.
Sedangkan ro- adalah deserter, autocrat, dan benevolent autocrat.
3. Pemimpin yang mempunyai motif kuat untuk mencapai hasil semaksimal
mungkin.
Seorang pemimpin yang dimotivasi oleh keinginan untuk berproduksi
semaksimal mungkin, akan menjadikan hal tersebut menjadi prioritas utama
disebut effectiveness oriented (e+). Gaya kepemimpinan yang termasuk
dalam e+ adalah bureaucrat, developer, benevolent autocrat dan excutive
sedangkan gaya kepemimpinan yang termasuk dalam e- adalah deserter,
missionary, autocrat dan compromiser.
Bertitik tolak dari ketiga pola dasar diatas bahwa ciri-ciri masing-masing
gaya kepemimpinan tersebut (Menurut Reddin, dalam Matutina,dkk. 1993)
adalah:
Tabel 2.1
Ciri-Ciri Gaya Kepemimpinan
N
o
Gaya
kepemimpinan
Ciri-ciri
Motivasi untuk
menyelesaikan tugasHubungan kerjasama Mencapai hasil
1 Deserter
Menghindarkan diri
dari tugas dan kurang
menyukai tugas
(-)
Suka menyendiri,
kurang suka bergaul,
mengabaikan orang
lain
(-)
Mencapai hasil
minimal dan mudah
menyerah apabila
mendapatkan kesulitan
pada awal pelaksanaan
tugas
(-)
2 Bureaucrat
Tidak menyukai
tugas, ide-idenya
kurang mendorong
meningkatkan
produksi
(-)
Kurang menyukai
bermasyarakat dan
kurang
mengembangkan
hubungan dengan
bawahan
(-)
Bekerja sesuai dengan
prosedur yang benar
dan taat kepada
peraturan organisasi
dan pemerintah
(+)
3 Missionary Melaksanakan tugas
dengan santai
- Peramah dan murah
senyum serta dapat
menjalin hubungan
yang akrab dengan
orang lain,
persahabatan
melebihi
segalagalanya
Hasil kurang penting,
yang penting
hubungan baik dengan
orang lain (bawahan)
(-)
- Mencegah
terjadinya
pertentangan
(+)
(-)
4 Developer
Bekerja adalah hal
biasa, sama halnya
dengan beristirahat
(-)
- percaya penuh pada
orang lain untuk
dapat bertanggung
jawab
- hubungan baik
kepada orang lain
untuk
mengembangkan
bakat
(+)
Mahir dalam
menciptakan kondisi
untuk bekerjasama
serta kondisi untuk
bertanggung jawab
(+)
5 Autocrat
Melaksanakan tugas
diatas segala-galanya,
sehingga bawahan
perlu dikontrol,
diawasi, kalau perlu
dihukum
(+)
- mengacuhkan
pergaulan dan
kurang
mempercayai orang
lain
- membangkitkan
rasa takut bawahan
agar bawahan mau
bekerja dan pada
umumnya orang
takut dan kurang
menyukai
kepadanya
(-)
Pandangan terhadap
pekerjaan amat
sederhana, pemimpin
mengeluarkan
perintah, bawahan
mengerjakan perintah
(-)
6 Benevolent
Autocrat
Membuat orang lain
mengerjakan apa
yang diinginkan
Kurang yakin
sepenuhnya kepada diri
sendiri dalam
menangani bawahan
- Memperbaiki
keterampilan dengan
belajar dari
pengalaman dan
kesalahan
- Mengetahui
peraturan-peraturan
serta metode-metode
(+) (-)
dengan baik
(+)
7 Compromiser
Selalu menilai tugas
yang akan dikerjakan
(+)
Melibatkan bawahan
dalam Pengambilan
keputusan
(+)
Tidak pernah
mengerjakan sesuatu
dengan baik serta
mendorong bawahan
tetapi tidak sepenuh
hati
(-)
8 Executive
Memberi semangat
yang tinggi disertai
contoh moral yang
tinggi
(+)
- Mempertahankan
orang lain sesuai
sifat masing-masing
dan memandang
orang lain sebagai
teman kerja yang
penting
- Pergaulan dengan
orang baru sangat
baik sehingga
menjadi teladan
(+)
Memandang konflik
sebagai hal yang wajar
dan pasti terjadi dalam
organisasi dan
menyelesaikan semua
perbedaan pendapat
dengan baik
(+)
D. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kepemimpinan pada Seseorang
Menurut Matutina (1993) seorang pemimpin untuk dapat melakukan
fungsinya sebagai pemimpin, maka ia harus memiliki sifat-sifat tertentu yang
sangat dapat menyebabkan kepemimpinan seseorang, yaitu:
1. Berpengetahuan yang luas
Seorang pemimpin harus mempunyai pengetahuan yang luas,
terutama yang menyangkut hal-hal yang ada hubungannya dengan sifat dan
tujuan yang hendak dicapai.
2. Mempunyai sifat adil dan ramah
Seorang pemimpin harus memiliki sifat adil dan ramah terhadap
semua orang (pegawai) tanpa membedakan asal keturunan, daerah seseorang
dan menghindarkan suka atau tidak disukai.
3. Berorientasi masa kini dan masa depan
Dengan perubahan-perubahan dan perkembangan-perkembangan yang
terjadi di luar organisasi, maka seorang pemimpin untuk selalu mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi sekaligus mengendalikannya secara
terus-menerus, mampu memanfaatkan kemampuan yang ada,
mempergunakan berbagai macam teknik dan perencanaan yang strategis,
mampu menjawab perubahan dengan segala kondisinya yang sedang terjadi
dan mungkin yang akan terjadi dengan baik dan akurat
4. Memiliki sifat sebagai guru dan efektif
Seorang pemimpin harus memiliki sifat sebagai pendidik (guru),
sehingga mempunyai moral tinggi yang mampu memberi teladan dan contoh-
contoh yang baik kepada pegawainya.
5. Memiliki iman yang kuat dan moral yang tinggi
Seorang pemimpin harus berani menanggung resiko dari
kepemimpinannya, tegas, mau menerima tanggung jawab dan memikulnya
serta berinisiatif.
E. Kepala Sekolah
1. Pengertian Kepala Sekolah
Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, kepala sekolah terdiri
dari dua kata yang pertama adalah kepala yang dapat diartikan ketua atau
orang yang memimpin. Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk
mengajar dan belajar serta tempat memberi dan menerima pelajaran. Seorang
kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang akan menentukan langkah-
langkah pendidikan yang efektif di lingkungan sekolah (Juairiah, 2006).
Sedangkan menurut Wagiman (2005) kepala sekolah adalah seorang
tenaga fungsional yang diberi tugas memimpin suatu lembaga sekolah yang
menyelenggarakan proses belajar mengajar.
2. Peranan Kepala Sekolah
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional oleh Depdiknas
terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai pendidik, manajer,
administrator, penyelia, pemimpin, pencipta iklim kerja dan wirausahawan.
Merujuk kepada tujuh peran kepala sekolah sebagaimana disampaikan
oleh Depdiknas di atas, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan
antara peran kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi guru.
a. Kepala sekolah sebagai pendidik
Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap
pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya
tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki
gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan
mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan
kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif
dan efisien.
b. Kepala sekolah sebagai manajer
Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan
memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat
melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan
pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah seperti
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah, diskusi
profesional dan sebagainya atau melalui kegiatan pendidikan dan
pelatihan di luar sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan
atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak
lain.
c. Kepala sekolah sebagai administrator
Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk
tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya.
Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan
kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat
kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya
dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan
kompetensi guru.
d. Kepala sekolah sebagai pengawas
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan
pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan
kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan
kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama
dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (Mulyasa dalam Sudrajat,
2008).
e. Kepala sekolah sebagai pemimpin
Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang dapat
menumbuhsuburkan kreativitas sekaligus dapat mendorong terhadap
peningkatan kompetensi guru? Dalam teori kepemimpinan setidaknya
kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang
berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada
manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala
sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara
tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan
kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam
sifat-sifat yaitu jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil
resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil dan teladan.
f. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja
Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru
lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang
disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya.
g. Kepala sekolah sebagai wirausahawan
Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan
peningkatan kompetensi guru, maka kepala sekolah seyogyanya dapat
menciptakan pembaharuan, keunggulan komparatif, serta memanfaatkan
berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat
akan berani melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di
sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang berhubungan
dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.
BAB III
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berbentuk studi
kasus yang dilakukan untuk memperoleh pengertian yang mendalam mengenai
situasi dan makna sesuatu atau objek yang diteliti. Dalam penelitian ini
menggunakan metode wawancara yaitu teknik wawancara terstruktur dan
observasi tidak terlibat (non partisipan).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah satu orang subjek dengan berjenis kelamin
pria yang menjabat sebagai kepala sekolah dan satu orang significant others.
C. Hasil Penelitian
Gambaran tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah gaya
kepemimpinan executive, yang memiliki ciri-ciri ketika subjek memberikan
semangat kepada bawahan, maka subjek juga mencontohkan terlebih dahulu,
subjek mempertahankan orang lain sesuai kemampuan dan sifat masing-masing
dan memandang bawahan sebagai teman kerja yang penting, subjek juga dapat
menjalin hubungan yang baik meskipun dengan orang yang baru, subjek memang
konflik sebagai hal yang wajar dan dapat menyelesaikan perbedaan pendapat
dengan baik.
Faktor yang menyebabkan gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti itu
adalah beliau memberikan semangat yang tinggi dengan mencontohkan moral
yang tinggi karena pendidikan yang baik dimulai dari diri kita sendiri, untuk
meningkatkan semangat yang tinggi maka sebagai pemimpin harus mencontohkan
moral yang tinggi, sehingga dapat menjadi panutan.
Kepala Sekolah mempertahankan orang lain sesuai dengan sifat masing-
masing dan memandang orang lain sebagai teman kerja yang penting karena
penempatan tugas, pekerjaan yang diberikan kepada orang lain sesuai dengan latar
belakang kemampuannya, dan memandang bawahan tidak secara struktural antara
atasan dengan bawahan, memandang semua orang berkapasitas sama, hanya
tugasnya saja yang berbeda.
Faktor yang menyebabkan Kepala Sekolah dapat menjalin hubungan yang
baik meskipun dengan orang baru, agar orang tersebut merasa nyaman, betah
berada di lingkungan itu. Faktor yang menyebabkan Kepala Sekolah memandang
konflik sebagai suatu yang wajar, karena konflik dimana saja pasti terjadi
sehingga subjek mencari solusi yang baik untuk perbedaan pendapat tersebut agar
tidak berkepanjangan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cara mengembangkan gaya kepemimpinan Kepala Sekolah adalah
memberi semangat dengan memberikan contoh terlebih dahulu kepada bawahan,
cara subjek menjalin hubungan meskipun dengan orang baru tetap baik yaitu tidak
membedakan dengan pegawai yang lainnya. Cara Kepala Sekolah
mempertahankan orang lain apabila orang tersebut memiliki loyalitas dan kinerja
yang baik sesuai dengan kemampuan masing-masing sehingga orang tersebut
tidak lagi dianggap sebagai bawahan tetapi sebagai teman kerja yang penting.
Cara Kepala Sekolah memandang konflik adalah sebagai hal yang wajar dan dapat
menyelesaikan perbedaan pendapat dengan mencari solusi yang baik.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka saran
yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:
1. Kepada subjek kiranya dapat:
a. Mempertahankan dan meningkatkan gaya kepemimpinan executive untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dalam peningkatan jumlah siswa.
b. Memberi kesempatan kepada guru dan staf administrasi untuk mengikuti
workshop atau training yang sesuai tugas atau jabatan, agar pekerjaan
yang telah diberikan dapat dikerjakan dengan baik dan tepat.
2. Kepada guru dan staf administrasi disarankan:
a. Kerjasama yang baik dalam hubungan sosial selama ini dipertahankan dan
ditingkatkan agar prestasi sekolah yang telah didapat tetap terjaga.
b. Meningkatkan kedisiplinan dan kualitas pendidikan, agar prestasi siswa
tetap dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. (1992). Psikologi kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ekoytyas. (2008). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
di SMP KWK XI JAKARTA TIMUR. Diperoleh Juni, 20, 2015,
http://one.indoskripsi.com/node/3359
Eman (2001) . Gaya kepemimpinan. http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
submit.x=8&submit.y=9&submit=prev&page=2&qual=high&submitval=p
rev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feman%2F2001%2Fjiunkpe-ns-s1-
2001-31497006694produktivitaschapter2.pdf
Heru Basuki, A. M. H. (2006). Penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu kemanusiaan
dan budaya. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Juairiah, S. (2006). Pengaruh gaya kepemimpinan kepala madrasah terhadap
motivasi belajar siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Blitar.
http://umar-chan.com/download/skripsi~PENGARUH GAYA
KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH.Pdf.
Kartono, K. (1994). Psikologi sosial untuk manajemen, perusahaan, dan industri.
Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
Kartono, K. (1998). Pemimpin dan kepemimpinan: Apakah pemimpin abnormal
itu?. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
Matutina, dkk. (1993). Manajemen personalia. Jakartaa: PT.Rineka Cipta.
Moleong, L. J. (2006). Metodologi pendekatan kualitatif (edisi revisi). Bandung:
PT Remaja RoSekolahakarya
Nawawi & Hadari. (1993). Kepemimpinan yang efektif. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
Peorwandari, E.K. (2005). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku
manusia. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan
Pendidikan Psikolgi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Panji. (2008). Hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap
pekerjaan dengan kompetensi profesional guru (141)
http://ilmiahmanajemen.blogspot.com/2008/10/hubungan
kepemimpinankepala-sekolah.html
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus besar bahasa
indonesia: edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Puspitasari,S. (2006). Kepemimpinan kepala sekolah di TK terhadap efektivitas
kerjaguru. http://digilib.unnes.ac.id/gSekolahl/collect/skripsi/index/assoc/
ASH0171.dir/doc.pdf
Roy (2009) gaya kepemimpinan. Diperoleh Juni, 16, 2009 http://belajar-
kepemimpinan.blogspot.com/2008/09/gayakepemimpinan.html.
Sarwono, S.W. (2005). Psikologi sosial: Psikologi kelompok dan psikologi
terapan. Jakarta: Balai Pustaka
Sudrajat, A. (2008). Kompetensi guru&peran kepala sekolah.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/21/kompetensi-
gurudanperan-kepala-sekolah-2/
Sutanto, E.M&Stiawan, B. (2000). Peranan gaya kepemimpinan yang efektif
dalam upaya meningkatkan Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan di
Toserba Sinar Mas Sidoarjo Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 2,
No. 2, September 2000: 29 – 43. http://puslit.petra.ac.id/journals/pdf.php?
PublishedID=MAN00020203
Tondok, M.S&Andarika, R. (2004). Hubungan Antara Persepsi Gaya
Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional dengan Kepuasan
Kerja Karyawan. Jurnal PSYCHE Vol. 1 No. 1, Desember 2004.
http://psikologi.binadarma.ac.id/jurnal/jurnal_marcel_rita.pdf
USEKOLAH, H. (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepala
sekolah.
Jurnal tenaga kependidikan, Vol. 2 No. 3 Desember 2007.
http://www.ziddu.com/download/4077925/Faktor-
FaktoryangmempengaruhiPerilakuKepalaSekolah.pdf.html
Wahyosumidjo. (1992). Kepemimpinan dan motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
top related