laporan nbss
Post on 05-Apr-2018
236 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 laporan nbss ........
1/58
Review kasus
Bapak Andy 57 tahun dengan keluhan utama :
1. Pandangan kabur pada kedua matanya sejak 2 tahun yang lalu, pengelihatannya tergangu
oleh adanya efek seperti kabut atau asap yang menghalangi dan tidak dapat dikoreksi
dengan menggunakan kacamata
2. Pada awalnya, pasien hanya memiliki masalah penglihatan jauh, hingga sekarang beliau
mengeluhkan kesulitan melihat baik jarak jauh maupun dekat
3. Terdapat keluhan glare (cahaya yg menyilaukan)
Opthalmologic exam Visual acuity ; RE = 1/60 LE = 20/60 (0.3)
Terdapat dilatasi pupil yang memperlihatkan adanya opacities (kekeruhan) pada
lensa kedua mata.
Physical exam
VA OD 1/60, VA OS 0.3
External eye examination OD OS
Eye lid Within normal limit Within normal limit
Conjunctiva tarsalis sup No injection No injection
Conjunctiva tarsalis inf No injection No injection
Cornea Clear Clear
Camera oculi anterior Moderate depth Moderate depth
Iris Within normal limit Withi normal limit
No synechiae No synechiae
Pupil Round Round
Light reflex
(direct/indirect) : +/+
Light reflex
(direct/indirect) : +/+
2-3 mm 2-3 mmLens Opaque Slight opaque
Funduscopy
OD ; hazy media, detail not clear
OS ; - media slightly cloudy
- papil round, clear edge
-
7/31/2019 laporan nbss ........
2/58
- retina flat, tidak ada hemorrhage
- macula not clear
USG mata : normal limit
Biometri : +20 dioptri
Diagnosis :Senile cataract
Managemen : dilakukanPhacoemulsification Cataract Extraction
3 days post surgery :
BCVA ; RE = 20/400 (0.05) LE = 0.3
On exam, found ; ciliary injection on RE, minimal hypopion, pain, mild headache.
VA OD = 0.05
VA OS = 0.3
External eye examination OD OS
Eye lid Within normal limit Within normal limit
Conjunctiva tarsalis sup Conjunctiva injection No injection
Conjunctiva tarsalis inf Conjunctiva injection No injection
Conjunctiva bulbe Ciliary injection No injection
Cornea Slight descemet fold Clear Camera oculi anterior Moderate depth, flare +2,
sel +2 hypopion 0.5 mm
Moderate depth
Iris No synechiae Within normal limit
No synechiae No synechiae
Pupil Round Round
Light reflex
(direct/indirect) : +/+
Light reflex
(direct/indirect) : +/+
2-3 mm 2-3 mm
Lens Pseudophakia, IOL in place Slight opaque
-
7/31/2019 laporan nbss ........
3/58
EMBRYOLOGI MATA
Perkembangan mata berasal dari:
- Neuroectoderm of fore brain
- Surface ectoderm of head
- Mesoderm between above layers
- Neural crest cell yang bermigrasi dari neural tube
-
7/31/2019 laporan nbss ........
4/58
Neuroectoderm of fore brain akan berdifferensiasi menjadi retina, lapisan posterior dari iris,
dan optic nerve. Surface ectoderm of head membentuk lensa dari mata dan epithelial cornea. The
mesoderm between Neuroectoderm of fore brain dan Surface ectoderm of head akan membentuk
fibrouse dan vascular coats dari mata. Sel mesenchymal yang berasal dari mesoderm sebenarnya
adalah sel neural crest yang bermigrasi kemmesenchymal dari nerural crest dan berdifferensiasi
menjadi choroids, sclera dan corneal endothelium. Homeobox-containing gene, termasuk pengatur
transkipsi yaitu Pax6, FGFs dan lainnya yang berperan dalam induksi perkembangan mata.
Perkembangan mata dimulai pada minggu ke-4. optic grooves (sulci) muncul di neural fold,
fusi, dan membentuk hollow diverticula (optic vesicle). Optic vesicle akan membentuk dinding
dari fore brain yang berdekatan dengan dinding Mesenchymal (Gbr.19-1C). Ruang optic vesicel
menyambung dengan ruang forebrain. Selanjutnya optc vesikel tumbuh memanjang dan
membentuk optic stalk. (Gbr 19-1b). Optic vesikel juga menyatu dengan surface ectoderm
membentuk lensa yang tipis yang disebut placodes (primordial dari lensa) (Gbr 19-1c). nantinya
lensa placodes ini akan berinvaginasi kepermukaan cekung pada ektodermal cell membentuk lens
pits (Gbr 19-1d dan 19-2). Selain itu ada juga lens placodes yang berfusi membentuk spherical lens
vesikel (Gbr 19-1f dan 1h) dan lama-lama akan kehilangan hubungan dengan surface ectoderm.
Lens vesikel berkembang, optic vesikel berinvaginasi membentuk optic cup yang terdiri atas
double-walled (Gbr 19-1H dan 19-2). Opening dari cup ini semula besar dana lebar tetapi lama
kelamaan akan mengelilingi lensa vesikel sehingga menjadi lebih sempit dan kecil bagian opening
cup nya. Pada stages ini, lens vesikel kehilangan hubungannya dengan surface ectoderm yang
masuk ke dalam rongga optic cups (Gbr 19-4). Linear grooves retinal optic fissure berkembang
pada ventral surface dari optic cup dan sepanjang optic stalk (Gbr 19-1E-1H dan 19-3A-3D).
Dalam perkembangannya retinal fissure berisi vascular mesenchyme dari hyaloid blood vessel.
Hyaloid arteri, cabang dari ophthalmic artery mensuplai inner layer dari optic cups, lens vesikel
dan mesenchyme di apotic vesicle. (Gbr 19-1H dan 19-3). Hyaloid vein akan return blood from
this struktur. Bagian pinggir dari retinal fissure akan mengalami fusi, hyaloid vessel akan tertutup
dengan the primordial optic nerve (Gbr 19-3C to F). sedangkan bagian disatal dari hyaloid vessel
akan berdegenerasi sedangkan bagian proximal akan menjadi artery dan vein central dari retina
(Gbr 19-8D).
-
7/31/2019 laporan nbss ........
5/58
Development of retina
Retina berkembang dari dinding optic cups yang tumbuh keluar dari forebrain (Gbr 19-1
dan 19-2). Bagian luar, lapisan tipis dari optic cups menjadi retinal pigment epithelium (pigmented
layer of optic part ot retina). Sedangkan bagian dalam, lapisannya akan berdifferensiasi menjadi
neural retina. Selama embryonic dan early fetal period kedua lapisan ini dipisahkan oleh
intraretinal space (Gbr 19-4). Lapisan dalam dari optic cups juga ada yang mengalami proliferasi
membentukneuroepithelium optic nerve (Gbr 19-3F).
Saat lahir, myelinasi dari optic nerve belum lengkap. Setelah mata terpapar cahaya kira-
kira 10 minggu dari kelahirannya barulah didapatkan myelinasi telah lengkap. Tetapi
normalnya stop short of the optic disc where the optic nerve enter to eyeball. Normalnya
bayi baru lahir dapat melihat tetapi belum sempurna, dimana mereka hanya merespon
perubahan illumination dan mampu membedakan titik yang kontras. Saat 2 minggu dari
kelahirannya, bayi baru mulai melihat dan interest pada objek yang lebih luas dan bebas.
Development of ciliary body
Ciliary body adalah the wedge-shape extension dari choroids. Bagian medial surface
membentuk lensa, ciliary process (Gbr 19-8). Pigmentation portion dari ciliary epithelium adalah
derived dari outer layer optic cup yang menyatu dengan retinal pigment epithelium (Gbr 19-7 dan
18-8D). sedangkan non pigmentasi dari ciliary epithelium menggambarkan anterior prolongasi darineural retina di element neural yang berdifferensiasi. Ciliary muscle adalah smooth muscle dari
ciliary body yang membentuk focus lensa dan connective ciliary body. Mesenchymal berkembang
dari tepi optic cup didaerah condencation anterior scleral dan ciliary pigment epithelium.
Development of iris
Iris berkembang dari lingkaran optic cup yang tubuh kedalam dan sebagian menutupi lensa
(Gbr 19-7 dan 19-8). Kedua lapisan dari optic cup ini have remained thin in this area. Epithel dari
iris berada di antara ke dua lapisan ini yang menyambung (bersatu) dengan double layer epithelium
dari ciliary body dan retinal pigment epithelium dan neural retina. Connective tissue frame work
(stroma) dari iris berasal dari neural crest cel yang bermigrasi ke iris. Dilatator pupil dan spincter
pupillae muscle dari iris berasal dari neuroectoderm dari optic cup. Keduanya berasal dari anterior
-
7/31/2019 laporan nbss ........
6/58
epithelial cel dari iris. Smooth muscle adalah hasil transformasi dari sel epithel ke dalam smooth
muscle cel.
Development of Lens
Lens dari lens vesicle, derivated dari surface ectoderm (Gbr 19-1). Dinding anterior dari
vesikel ini terdiri atas cuboidal epithelium yang berubah menjadi subcapular lens epithelium (Gbr
19-8C). nuclei dari tail columnar cel akan membentuk diding posterior dari lens vesikel
terbentuklah lens primary fiber tumbuh bertahap dan membentuk rongga (cavity) dari lens
vesikel (Gbr 19, 18A-C dan 19-10). Lingkaran (cavity) yang terbentuk ini disebut juga equatorial
zone karena lokasi ini adalah pertengahan antara pole (kutub) anterior dan posterior dari lens. Sel-
sel di zona equatorial adalah cuboidal yang kemudian mengalami elongasi dan kehilangan
nucleinya sehingga terbentuk secondary lens fiber. Perkembangan ini disuplai oleh hyaloid artery
bagian distal. Tetapi lens akan avascular difetal period saat arteri ini mengalami degenerasi.
Setelah itu, lens akan bergantung pada fusi dari aqueous humor di anterir chamber dari mata,
which bathes its anterior surface dan vitrous humor dibagian lain. Perkembangan lens ini diinervasi
oleh vascular mesenchymal layer, tunica vasculosa lentis. Bagian anterior dari kapsul ini adalah
papillary membran (gbr 19-8b). Bagian dari hyaloid artery menyuplai tunica vasculosa lentis
selama akhir fetal period. Selanjutnya tunica vasculosa lentis dan papillary membran akan
berdegenerasi (Gbr 19-8C dan 8D). Lens capsul dihasilkan oleh anterior lens epithelium dan lens
fiber persists. Lens capsul represent a greatly thickened basement membran and have lamellar
structur. Pembentukan site dari hyaloid artery ini diindikasikan oleh hyaloid canal di vitrous bady
(Gbr 19-8D). vitrous body terbentuk dari rongga optic cup (Gbr 19-8C) yang mengandung vitrous
humor.
Vitrous humor berasal dari
- Primary Viterous Humor
Derived from mesenchymal cel neural crest
- Secondary Vitrous Humor
Origin of which is uncertain
-
7/31/2019 laporan nbss ........
7/58
Secara umum keduanya diyakini berasal dari inner layer optic cup. Secondary vitrous humor
terdiri dari primitive hyalocytes, collagenous material dan traces dari hyaluronic acid.
Development of aqueous chamber
Anterior chamber dari mata berasal dari cleftlike space yang terbentuk dari mesenchymal
antara perkembangan lensa dan kornea dan mesothelium dari anterior chamber.elah itu, ada bagian
lensa yang berkembang menjadi epitel-epitel dari kornea dan konjungtiva.
Posterior chamber dari mata berasal dari space di mesenkim posterior terhadap
perkembangan iris dan anterior terhadap perkembangan lensa. Ketika papillary membrane terpisah
dan terbentuk pupil (Gbr 19-8C dan 8D), anterior posterior chamber mata able to communicate
with each other through a circumferencial scleral venous sinus. Struktur vascular ini encircling the
anterior chamber of eye to the venous system.
Development of Cornea
Berasal dari 3 sumber:
- External cornea epitheliym berasal dari surface ectoderm
- Embrionic connective tissue or mesenchymal dari mesoderm, which is continous with
develoving sclera
-
Neural crest cell migrate from the lip of the optic cup melalui embryonic connective tissuedan differensiasi ke corneal endothelium
Choroid dan sclera
Mesnchymal mengelilingi optic cup membentuk retinal pigment epithelium dan
berdifferensiasi menjadi:
- inner vascular layer (choroids)
- outer fibrous layer (sclera)
Choroid become modified to form cores of the ciliary process.
Development of eye lid
-
7/31/2019 laporan nbss ........
8/58
Berkembang selama minggu ke 6, berasal dari neural crest cell mesenchymal dan dari
lipatan kulit yang tumbuh menonjol (berlebih) dari kornea (Gbr 19-8B). saat 10 minggu eyelid
saling menyatu sampai minggu ke 22 atau sampai minggu ke 28. saat menyatu inilah terbentuk
conjungtiva sac. Kemudian setelah eyelid terbuka disebut juga bulbar conjungtiva.
Development of lacrimal glands
Lacrimal glands berkembang dari a number of solid buds dari surface ectoderm. The buds
bercabang dan berubah menjadi kanal untuk membentuk duct dan alveoli glands. Lacrimal glands
sangat kecil saat lahir dan tidak berfungsi dengan penuh sampai 6 minggu setelah kelahiran baru
berfungsi penuh.
-
7/31/2019 laporan nbss ........
9/58
-
7/31/2019 laporan nbss ........
10/58
-
7/31/2019 laporan nbss ........
11/58
-
7/31/2019 laporan nbss ........
12/58
ANATOMI MATA
Orbit
Merupakan rongga tulang pada facial skeleton yang mirip dengan pyramidal quadrangular
yang berlubang.
Orbit mengandung dan melindungi :
Eyeball
Accessory visual structure
Semua ruangan didalam orbit yang tidak ditempati oleh struktur di atas, akan di isi oleh
ORBITAL FAT, sehingga terdapat matrix dimana struktur orbit ini melekat.
Pyramidal orbit memiliki :
1. Base
Base pada orbit digambarkan oleh orbital margin yang mengelilingi orbital opening.
Tulang yang membentuk orbital margin diperkuat untuk memberikan perlindungan bagi
orbital contents dan menyediakan untuk orbital septum.
2. Superior Wall (roof)
o Horizontal
o Terbentuk dari orbital part of the frontal bone, yang memisahkan orbital
cavity dari anterior cranial fossa. Dekat dengan apex, superior wall terbentuk dari
lesser wings of sphenoid.
-
7/31/2019 laporan nbss ........
13/58
o Di anterolateral, terdapat cekungan dangkal yang disebutfossa for lacrimal
gland, yang menampung lacrimal gland.
3. Medial wall
o Terbentuk dari ethmoid bone.
o Dilekukan oleh lacrimal groove danfossa for the lacrimal sac.
4. Inferior wall
o Trebentuk olah maxilla dan sebagianzygomatic danpalatine bone.
o Inferior wall dibatasi dari lateral wall orbit oleh inferior orbital fissure.
5. Lateral wall
o Terbentuk darifrontal process zygomatic bone dangreater wing of sphenoid.
o Bagian posteriornya memisahkan orbit dari temporaldan middle cranial fossa.
6. Apex
o Apex orbit berada pada optic canaldalam lesser wing sphenoid.
Accessory Structures of the eye
Terdiri dari :
Eyelids
Upper dan lower eyelids atau palpebrae. Fungsinya :
1. Menaungi mata ketika tidur
2. Melindungi mata dari cahaya berlebihan dan objek yang asing
-
7/31/2019 laporan nbss ........
14/58
3. Spread lubricating secretion over the eyeballs
Upper eyelid lebih moveable dibanding yang bawah dan pada superior region terdapat
levator palpebrae superior muscle.
Jarak antara upper dan lower eyelids disebutpalpebral fissures. Angle-nya disebut
lateral commisure, yang sempit dan lebih dekat ke temporal bone.
Medial commisure, lebih luas dan lebih dekat ke nasal bone. Di medial commisure
terdapat suatu area yang elevasi dan kecil disebut lacrimal caruncle, yang mengandung
sebaceous (oil) dan sudoriferous (sweat) glands.
Dari luar ke dalam, kelopak mata terdiri dari : (dari luar ke dalam)
Epidermis
Dermis
Subcutaneous tissue
Jaringan orbicularis oculi muscle
Tarsal plate
Tarsal glands
Conjunctiva
Tarsal plate merupakan lipatan tebal jaringan ikat memberi bentuk dan menyokong
eyelids. Pada setiap tarsal plate terdapat elongated modified sebaceous gland, dan kelenjar
ini disebut tarsal gland, yang mensekresikan cairan yang fungsinya mencegah eyelids
menempel satu sama lain.
Conjunctiva merupakan membrane mucosa pelindung yang tipis yang terdiri atas epitel
columnar berlapis dengan numerous goblet cells yang disokong oleh areolar connective
tissue.
Palpebral conjunctivae melapisi bagian dalam kelopak mata.
Bulbar conjunctivae, berasal dari eyelids menuju ke permukaan bola mata, dimana ia
melapisi sclera, bukan cornea, yang merupakan region transparent yang membentuk bolamata anterior bola mata.
Eyelashes & Eyebrow
-
7/31/2019 laporan nbss ........
15/58
Eyelashes yang menonjol dari batas eyelids. Terdapat kelenjar sebaceous pada base
hair follicle bulu mata disebutsebaceous ciliary glands, yang melepaskan cairan lubrikasi
ke follicle. Infeksi pada kelenjar ini disebutsty.
Eyebrow merupakan lengkungan yang terletak di upper lids. Fungsinya :
o Membantu melindungi bola mata dari objek
asing
o Perspiration
Lacrimal (tearing) apparatus
Merupakan kelompok struktur yang memproduksi dan mengalirkan lacrimal fluid.
Lacrimal apparatus terdiri dari :
o Lacrimal gland
Ukuran dan bentuk seperti almond
Mensekresikan lacrimal fluid yang dialirkan ke 6-12 excretory lacrimal
duct.
Lacrimal gland disuplai oleh parasymphatetis fibers Cranial Nerve III.
Setiap kelenjar memproduksi sekitar 1 mL lacrimal fluid /hari.
o Lacrimal duct
o Lacrimal canaliculi
o Lacrimal sac
o Aliran air mata :
Lacrimal gland
Excretory lacrimal duct
Conjunctiva sac
Lacrimal lake
Lacrimal punctum
-
7/31/2019 laporan nbss ........
16/58
Lacrimal canal
Lacrimal sac
Nasolacrimal duct
Inferior nasal meatus
-
7/31/2019 laporan nbss ........
17/58
Extrinsic eye muscle
Otot yang menggerakkan bola mata disebut extrinsic eye muscle, mereka berada di luar
permukaan sclera.
Muscle Origin Action Nerve
Superior rectus Tendinousring
Menggerakkan bola matake superior dan medial.
Rotasi ke medial
CN III
Inferior rectus Tendinous
ring
Menggerakkan bola mata
ke inferior dan medial.
Rotasi ke medial.
CN III
Lateral rectus Tendinous
ring
Menggerakkan bola mata
ke lateral
CN VI
Medial rectus Tendinous
ring
Menggerakkan bola mata
ke medial
CN III
Superior
Oblique
Sphenoid
bone
Menggerakkan bola mata
ke inferior dan lateral
Rotasi ke medial
CN IV
Inferior Oblique Maxilla pada
lantai orbit
Menggerakkan bola mata
ke superior dan lateral
Rotasi ke lateral
CN III
-
7/31/2019 laporan nbss ........
18/58
-
7/31/2019 laporan nbss ........
19/58
Eyeball
Mengandung optical apparatus visual systems dan menempati sebagian besar
anterior portion of the orbit.
Terdiri atas 3 lapisan, yaitu :
-
7/31/2019 laporan nbss ........
20/58
1. Fibrous layer (outer coat), yang terdiri atas :
a. Sclera
Sclera adalah bagian opaque (tidak tembus cahaya) dari lapisan fibrosa bola mata ,
yang melapisi 5/6 posterior bola mata.
Fungsinya : memberi bentuk dan daya tahan pada bola mata, sebagai tempay
melekatnya otot extrinsic dan intrinsic.
Sclera terlihat sebagai bagian yang putih dari bola mata.
b. Cornea
Cornea adalah bagian transparent lapisan fibrosa yang melapisi 1/6 anterior bola
mata.
2. Vascular layer (middle coat), yang terdiri atas :
Vascular layer disebut juga uvea atau uveal tract.
a. Choroids
Choroids merupakan lapisan berwarna coklat kemerahan diantara sclera dan retina.
Lapisan ini dilanjutkan pada bagian anterior oleh ciliary body. Choroids menempel
secara kuat pada pigment layers retina.
b. Ciliary body
Merupakan bagian yang menghubungkan iris dengan choroids. Fungsinya :
Menyediakan perlekatan pada lensa
Kontraksi dan relaksasi otot polos ciliary
body yang mengendalikan ketebalan lensa.
Lipatan pada permukaan dalam ciliary body adalah ciliary process. Ciliary process
mensekresikan aqueous humor, yang mengisi anterior dan posterior chamber.
Anterior chamber adalah ruang diantara cornea dan iris/ pupil, sedangkan posterior
chamber adalah ruang diantara iris/pupil dan lensa.
c. Iris
Terletak pada permukaan anterior lensa.
Iris merupakan difragma kontraktil tipis dengan central aperture (pupil) untuk
transmisi cahaya.
Terdapat dua otot involunter yang mengatur ukuran pupil, yaitu :
-
7/31/2019 laporan nbss ........
21/58
1. Sphincter Pupillae, yang distimulasi oleh parasimpatis, untuk menutup
pupil.
2. Dilator Pupillae, yang distimulasi oleh saraf simpatis, untuk membuka
pupil.
3. Inner layer (inner coat), yaitu Retina
Retina memiliki dua bagian, yaitu :
1. Optic part
Sensitive terhadap visual light rays
Memiliki dua lapisan, yaitu :
a. Neural layer, yang merupakan light receptive.
b. Pigment cell layers, terdiri atas satu lapis sel, untuk
memperkuat penyerapan cahaya dan mengurangi cahaya yang menyebar.
2. Non-visual retina
Fundus merupakan bagian posterior bola mata.
Optic disc
Merupakan area circular dimana jaringan sensory dan pembuluh menuju ke bola
mata melewati area ini. Optic disc tidak sensitive terhadap cahaya, maka optic disc
disebut blind spot.
Macula lutea
Terletak lateral dari optic disc. Merupakan area oval yang kecil dengan special
photoreceptor cones yang berperan untuk ketajaman penglihatan.
Pada bagian pusat macula lutea terdapat cekungan yang disebut central fovea, area
utuk acute vision.
Central fovea memiliki diameter 1,5 mm dan pusatnya disebutfoveola.
Bagian fungsional optic berakhir di anterior, yaitu di ora serrata.
Retina disuplai oleh central artery of the retina. Sistem vena bergabung untuk membentuk
central vein of the retina.
-
7/31/2019 laporan nbss ........
22/58
Refractive media of the eyeball
Untuk jalannya menuju retina, gelombang cahaya perlu melewati refractive media
of the eyeball, diantaranya adalah :
Cornea
Merupakan area circular pada bagian anterior lapisan fibrosa bola
mata.
Bertanggung jawab untuk refraksi cahaya yang masuk ke mata.
Transparant dan avaskular
Menerima nutrisi dari aqueous humor dan lacrimal fluid.
Aqueous humor
Terletak di dalam anterior dan posterior chamber
Diproduksi oleh ciliary process.
Berupa cairan bersih yang berfungsi untuk menyediakan nutrisi bagi cornea dan lensa.
Alirannya :
Setelah melalui pupil untuk menuju anterior chamber , aqueous humor dialirkan
Scleral venous sinus pada irido corneal angle
Humor dikeluarkan melalui limbal plexus
Verticose & Anterior ciliary veins
Lensa
Terletak di posterior iris dan anterior dari vitreous humor
Transparent dan memiliki struktur biconvex serta dikelilingi oleh capsule.
Capsule lensa dilekatkan ke ciliary body oleh zonular fibers.
Vitreous humor
Merupakan cairan yang terdapat didalam vitreous body.
-
7/31/2019 laporan nbss ........
23/58
Vitreous body adalah substansi transparent yang seperti jelly di 4/5 posterior bola mata,
terletak posterior dari lensa.
Physiology Penglihatan
Untuk lebih memahami tentang physiologi penglihatan maka kita perlu mengetahui pula
beberapa mekanisme dari penglihatan itu sendiri. Untuk dapat melihat maka diperlukan cahaya
yang nantinya akan mengawali proses penglihatan. Proses penglihatan itu antara lain : refraksi
cahaya; photoreceptor dan photopigmen ; adaptasi gelap dan terang ; pelepasan neurotransmitter ;
dan visual pathway.
-
7/31/2019 laporan nbss ........
24/58
II. Photoreseptor dan Photopigmen serta Adaptasi Terang dan Gelap
Pada lapisan retina ada lapisan photoreceptor dimana terdapat sel-sel photoreseptor yang
memiliki photopigmen. Sel-sel tersebut ada dua jenis, yaitu sel batang dan sel kerucut. Masing-
masing memiliki photopigmen yang berbeda. Pada sel batang, photopigmennya disebut rhodopsin
dan pada sel kerucut terdapat tiga buah photopigmen yang disebut iodopsin (merah, biru dan
hijau). Untuk rhodopsin, berguna saat cahaya yang masuk kepada mata tidak terang (dimlight) dan
untuk iodopsin berguna untuk contras dan focus penglihatan. Photopigmen ini berada pada disk
pada sel batang dan fold pada sel kerucut.
Pada saat cahaya masuk kedalam bola mata dan menembus lapisan-lapisan retina dan
mengenai photoreseptor yang memiliki molekul rhodopsin (dicontohkan pada sel batang) yang
terdiri dari opsin dan retinal yang berbentuk rantai cis (cis-retinal). Karena adanya cahaya, cis-
retinal yang ada pada rhodopsin akan berubah menjadi rantai trans-retinal (isomerasi retinal). Hal
ini akan terus bertahan sampai rangsangan cahaya hilang.
Saat rangsangan cahaya hilang, maka terjadi proses bleaching dimana retinal akan berpisah
dengan opsin. Setelah itu, terjadi proses isomerasi menggunakan enzyme retinal isomerase
mengubah trans-retinal menjadi cis-retinal. Setelah itu, retinal yang telah berubah menjadi cis-
retinal bergabung kembali dengan opsin dan membentuk kembali rhodopsin dan akan aktif apabila
ada photon (energi cahaya) sekecil apapun. Hal ini juga berlaku untuk iodopsin hanya saja tempat,
fungsi dan nama molekul yang berbeda dari rhodopsin.Proses ini dapat dilihat pada gambar berikut ini. (a)
-
7/31/2019 laporan nbss ........
25/58
(a)
(b)
-
7/31/2019 laporan nbss ........
26/58
III. Pengeluaran Neurotransmitter
Pada saat gelap, terjadi influx Na+ ke outer segment dari photoresptor melalui Na+ ligand
gated channel. Ligand yang berfungsi untuk menjaga agar channel a tetap terbuka adalah cyclic
GMP (guanosine monophosphate) atau cGMP. Dengan masuknya Na+ ini terjadilah proses
depolarisasi pada outer segment dan membrane potensial mencapai -30 mV. Hal ini menyebabkan
keluarnya neurotransmitter glutamate yang berfungsi untuk inhibisi impuls dari photoreseptor cell
ke ganglion cell.
Pada saat ada cahaya, proses perubahan retinal dari rantai cis ke trans menyebabkan
pengaktifan suatu enzyme yang berfungsi untuk memecah cGMP sehingga channel Na+ tertutup.
Hal ini menyebabkan hyperpolarisasi dengan membrane potensial mencapai -70 mV sehingga
glutamate tidak dapat dikeluarkan dari synaptic terminal. Hal ini juga menyebabkan tidak adanya
inhibisi pada impuls yang diterima dari photoreseptor cell.
Proses ini dapat dilihat pada gambar di atas (b)
-
7/31/2019 laporan nbss ........
27/58
IV. Visual Pathway
Penjelasan tentang visual pathway dapat melalui gambar berikut ini.
1. Pertama, cahaya masuk melalui bola mata menggunakan proses refraksi kemudian
menembus kornea dan menyebabkan terjadinya pengiriman impuls. Untuk lapang pandang tiap
mata dibagi menjadi dua yaitu temporal half dan nasal half. Impuls masuk ke optic nerve yang ada
pada bola mata masing-masing sisi.
2. Kedua, impuls diteruskan dan pada optic chiasm, axon dari temporal half tiap sisi retina
tidak menyilang tetapi berjalan secara ipsilateral kemudian ke lateral geniculate nucleus di
thalamus.
3. Ketiga, impuls yang diteruskan melalui lapang pandang nasal half dari tiap retina
menyilang pada optic chiasm lalu ke thalamus pada sisi tersebut.
4. Keempat, axon collateral dari retinal ganglion cell memanjang ke midbrain, dimana
nantinya akan berartisipasi dalam kontriksi pupil terhadap respon cahaya dan koordinasi dari
kepala dan gerakan mata. Axon ini juga memanjang ke suprachiasmatic nucleus pada
hypothalamus, yang mengatur pola tidur dan aktivitas lainnya yang terjadi oleh akibat circadian
dan aktivitas rutin yang dipengaruhi interval dari terang dan gelapnya hari.
5. Kelima, axon dari thalamus membentuk optic radiation yang merupakan kumpulan jaras
optic yang nantinya akan sampai pada primary visual area (17) dan kemudian nantinya akandiproses kembali atau diasosiasikan di area 18 dan 19 (secondary visual area).
-
7/31/2019 laporan nbss ........
28/58
-
7/31/2019 laporan nbss ........
29/58
Pergerakan Bola Mata
Pergerakan bola mata pada tubuh manusia diatur oleh 3 saraf cranial. Dimana ketiga saraf
cranial itu adalah CN III (Oculomotor), CN IV (Trochoclear), dan CN VI (Abducen). Ketiga sarafini mempersarafi otot-otot external pada bola mata untuk pergerakan yang dibutuhkan oleh
individu melihat sekitarnya dengan baik. Untuk persarafan dan otot yang dipersarafi dan arah
gerakan akan ditampilkan pada tabel berikut ini.
Otot Gerakan Innervasi
Superior rectus
Pergerakan bola mata
keatas dan medial
(adduksi) serta rotasi arah
medial
Oculomotor (III) nerve
Inferior rectus
Pergerakan bola mata
kebawah dan medial
(adduksi) serta rotasi arah
medial
Oculomotor (III) nerve
Lateral rectusPergerakan bola mata ke
arah lateral (abduksi)Abducent (VI) nerve
Medial rectusPergerakan bola mata ke
arah medial (adduksi)
Oculomotor (III) nerve
Superior oblique
Gerakan bola mata ke
bawah dan lateral (abduksi)
serta rotasi arah medial
Trochoclear (IV) nerve
Inferior oblique
Gerakan bola mata ke atas
dan lateral (abduksi) serta
rotasi lateral
Oculomotor (III) nerve
Dibawah ini dilampirkan pula gambar untuk memperjelas penjelasan tentang gerakan bola
mata dan juga otot-otot yang bekerja untuk pergerakan bola mata.
-
7/31/2019 laporan nbss ........
30/58
-
7/31/2019 laporan nbss ........
31/58
Opthalmologic exam
1. External eye exam
a. Eyelids
Mencatat posisi kelopak mata dan inspeksi lainnya seperti lebar palpebral fissure,
apakah ada edema, warna kelopak mata, apakah ada lesi, kondisi dan arah bulu mata.
b. Lacrimal apparatus
Inspeksi region lacrimal gland dan lacrimal sac, apakah ada swelling atau hyposekresi
dan hypersekresi dari air mata.
c. Conjunctiva dan sclera
Melihat apakah ada injection vaskular dan apakah ada swelling atau nodule, juga lihat
warnanya.
d. Kornea dan lensa
Dengan slitlamp biomicroscopy kita periksa struktur anterior segmen, permukaan
conjunctiva, kornea, iris. Lihat juga kejernihan lensa apakah ada opacitie atau tidak.
e. Iris
Pada waktu yang sama, inspeksi masing-masing iris, seharusnya terlihat bening, disini
juga bisa dilihat adanya open angel glaucoma.
f. Pupil
Menginspeksi ukuran dan bentuk juga kesimetrisan pupil kanan dan kiri.
2. Tonometry
Merupakan suatu metode pengukuran tekanan intarocular menggunakan alat yang sudah di
kalibrasi yang mendatarkan atau mencekungkan corneal apex.
-
7/31/2019 laporan nbss ........
32/58
- Aplanasi : tekanan intraocular di gunakan untuk menetukan kekuatan untuk meratakan
atau mencenkungkan kornea.
- Schiotz : di perlukan untuk mengukur jumlah lekukan kornea.
3. Ekstraocular movement
Metode untuk mengevaluasi gerakan bola mata untuk mengetahui fungsi normal otot yang
di inervasi saraf-saraf motorik mata. Atau di sebut juga six cardial movement.
4. USG mata ( A & B scan )
Dapat menilai keadaan didalam bola mata apalagi bagian tersebut tidak dapat di lihat dari
depan akibat adanya kekeruhan pada media, mis : katarak. Dengan alat ini dapat di ukur
kekuatan lensa tanam (IOL) yang akan di pasang pada pasien yang mengalami atau
menjalani operasi katarak sehingga di dapatkan penglihatan yang lebih tajam.
Biomicroscopy exam
Merupakan pemeriksaan yang di lakukan untuk melihat struktur mata. Merupakan
microskop khusus untuk melakukan pemeriksaan struktur mata (termasuk kornea, iris, vitrous dan
retina). Dilakukan untuk melakukan pemeriksaan, pengobatan, dan pengambilan foto.
Menggunakan microskop dengan kekuatan rendah yang dikombinasikan dengan sumber cahaya
berintensitas tinggi yang dapat difokuskan untuk menyinari pada media yang tipis.
Prosedur :
1. Pasien akan diminta untuk duduk dihadapan instrumen dan meletakkan dagu dan
keningnya tepat di instrumen, untuk menstabilakan posisi.
-
7/31/2019 laporan nbss ........
33/58
2. Pemeriksa akan melakukan pemeriksaan pada mata pasien dan mungkin akan
menyentuhkan strip halus yang telah diwarnai orange color (fluorescein) pada sisi mata
pasien. Ini dilakukan untuk menyerap air mata pasien yang mungkin akan menghalangi
pandangan selama pemeriksaan.
3. Setelah pemeriksaan selesai dilakukan pasien akan ditetesi cairan untuk mendilatasikan
pupil yang akan bekerja selama 15-20 menit.
4. Tidak ada persiapan khusus untuk melakukan pemeriksaan ini.
Yang di rasakan pasien : Mata pasien akan sensitif terhadap cahaya untuk beberapa jam setelah
ditetesi obat untuk mendilatasikan pupil.
Indikasi : Test ini dilakukan untuk melakukan pemeriksaan pada kelopak mata, sclera, conjunctiva,
iris, lensa, kornea.
Hasil normal : struktur mata ditemukan dalam keadaan normal.
Hasil abnormalitas : Dapat mendeteksi adanya penyakit atau kelainan pada mata, antara lain :
- Cataract - Retinal detachment
- Corneal injury - Retinal vessel occlusion
- Dry eye syndrome - Retinitis pigmentosa
- Macular degeneration - Uveitis
Efek samping : Cairan yang digunakan untuk mendilatasikan pupil dapat menyebabkan
peningkatan tekanan intraocular sehingga akan ada efek mual dan muntah. Hal ini jarang terjadi,
namun perlu perawatan lebih lanjut jika terjadi.
Biometry
Merupakan kekuatan lensa intraocular yang dipersiapkan untuk operasi katarak.Pada kasus : diketahui +20 dioptri
Rumus : D = 1/f
20 = 100/f
F = 5
-
7/31/2019 laporan nbss ........
34/58
Fokus merupakan titik konvergensi suatu cahaya. Dimana convergent tedapat positive dan
negative. Negative merupakan deviasi keluar dari sumbu penglihatan. Positive merupakan deviasi
ke dalam dari sumbu penglihatan.
-
7/31/2019 laporan nbss ........
35/58
Beberapa penyakit pada mata yang dapat menimbulkan gangguan pada mata, bergantung pada
patofisiologinya, yaitu :
Alteration In Occular Movement
Kelainan pergerakan mata terjadi akibat adanya disfungsi dari cranial nerve III (oculomotor), IV
(trochlear) dan VI (abducens). Terdapat tiga type gangguan pergerakan mata, yaitu (1) strabismus,
(2) nystagmus dan (3) paralysis dari extraocular muscle.
Strabismus
Strabismus adalah penyimpangan salah satu arah mata ketika seseorang melihat suatu objek.
Penyimpangan ini dapat ke arah atas, bawah, kedalam atau keluar. Terdapat dua jenis strabismus,
yaitu :
(1). Paralytic strabismus yang merupakan paralisis pada salah satu otot mata. Gangguan ini sangatdipengaruhi oleh adanya gangguan neurologi.
(2). Nonparalytic strabismus yang terjadi karena adanya ketidakseimbangan dari muscle tone.
Gejala yang mugkin timbul adalah dirasakannya diplopia (double vision). Hal ini dikarenakan
adanya gangguan fusi pencitraan dari kedua mata.
Nystagmus
Merupakan pergerakan tidak sadar mata unilateral atau bilateral yang ritmis. Dapat terjadi pada
bayi (congenital) dan pada orang dewasa (aquired). Terdapat dua jenis nystagmus, yaitu :
a. Pendular nystagmus
Memiliki karakteristik adanya pergerakan regular ke kiri atau kanan dengan panjang dan
kekuatan yang sama
b. Jerk nystagmus
Satu fase pergerakan mata lebih cepat dibanding yang lainnya.
-
7/31/2019 laporan nbss ........
36/58
Nystagmus dapat terjadi karena adanya gangguan kordinasi pada telinga, cerebellum,
medial longitudinal fasicle atau nuclei dari oculomotor, trochlear atau abducens.
Paralysis extraocular muscle
Memiliki beberapa keabnormalitasan, diantaranya kesulitan abduksi, kesulitan menutup kelopak
mata, ptosis (turunnya keliopak mata) dan diplopia. Gangguan ini muncul akibat adanya
gangguan pada aktifitas otot. Trauma atau tekanan pada salah satu area cranial nerve dapat
menyebabkan paralisis pada salah satu otot. Penyakit yang dapat menyebabkan gangguan
pergerakan mata diantaranya adalah diabetes dan myasthenia gravis (autoimun disease pada otot)
Neurologic Disorder
Papilledema
Merupakan pembengkakan pada optic nerve. Biasanya dikarenakan adanya peningkatan tekanan
intracranial.
Sign and Symptom
Tanpa atau blurr vision sementara, penyempitan lapang pandang, biasanya mempengaruhi
kedua mata (binocular). Memiliki beberapa symptom penyerta yang mungkin muncul atau
tidak sperti adanya sakit kepala.
Anterior Ischemic Optic Neuropathy (AION)
Terjadi karena adanya infrak pada disc dan intraorbital optic nerve.
Sign and Symptom
Acute visual loss, biasanya mengenai satu mata (monoocular). Memiliki symptom penyerta
adanya sakit kepala dengan temporal arteritis dan afferent pupillary defect.
-
7/31/2019 laporan nbss ........
37/58
Optic Neuritis
Adanya inflamasi pada disc dan intraorbital part of optic nerve.
Sign and Symptom
Kehilangan penglihatan yang cepat dan progresif. Biasanya terjadi monocular. Dengan symptom
penyerta nyeri pada pergerakan ocular dan adanya pengempukan dari bola mata.
Hyalin Bodies
Terjadi deposit hyalin berwarna putih atau kuning pada macula. Terjadi karena penuaan atau juga
dapat dikarenakan cacat congenital dan faktor genetik.
Sign and Symptom
Biasanya tidak terjadi kehilangan penglihatan, jika ada itu pun muncul sangat lamban. Ditemukan
juga ada pembesaran blind spot.
Hemianopia
-
7/31/2019 laporan nbss ........
38/58
Merupakan gangguan pada sebelah dari lapang pandang. Hal ini dapat terjadi jika terjadi lesi pada
Optic Chiasma, optic tract dan Geniculocalcarine Pathway (lateral geniculate pathway). Secara
anatomis terdapat tiga karakteristik dari hemianopia.
1. Lesi pada optic tract
Akibatnya terjadi gangguan visual pada mata ipsilateral
2. Lesi pada optic chiasma
Biasanya muncul gejala penyempitan setengah lateral dari lapang pandang kedua mata
3. Lesi pada lateral geniculate pathway
Akibatnya terjadi gangguan setengah penglihatan pada kedua mata.
Gangguan Refraksi
Gangguan Refraksi ( Ametropia)
Left Right
LeftRigh
t
leftRigh
t
-
7/31/2019 laporan nbss ........
39/58
Ametropia adalah kondisi dimana cahaya parallel tidak focus langsung pada retiana dari mata
dalam kondisi relaksasi, yang memungkinkan fokusnya berada di belakang atau di depan retina.
Ametropia adalah ketidaksesuaian antara ukuran dan daya refraksi mata sehingga bayangan
tidak berada di focus yang semestinya di retina.
Ametropia terdiri dari :
1. Myopia
Kesalahan refraksi dengan berkas sinar memasuki matayang sejajar dengan sumbu optic,dibawa
ke focus di depan retima.
Myopia ini diakibatkan karena :
Axial ( bola mata terlalu panjang)
Curvature (perubahan atau peningkatan kelengkungan permukaan refraksi mata (kornea))
Refraksi index meningkat
Perubahan posisi lensa
Untuk melihat lebih jelas pada penderita myopia ini dapat digunakan concave lens.
2. Hyperopia
Kesalahan refraksi sinar yang memasuki mata sejajar dengan sumbu optic, difokuskan di
belakang retina.
Hyperopia ini diakibatkan karena terlalu pendek jarak depan ke belakang bola mata.
Untuk melihat lebih jelas dapat menggunakan convex lens. Jyperopia biasanya menurun selama
atau pada umur belasan tahun/
3. Presbyopia
Yaitu hyperopia dan gangguan visus yang disebabkan oleh pertambahan usia karena hilangnya
kelenturan lensa kristalina. Presbyopia ini diperbaiki dengan menggunalan lacamata lensa +.
-
7/31/2019 laporan nbss ........
40/58
4. Astigmatism
Yaitu kelengkungan permukaan refraksi mata yang tidak sama, berakibat sinar cahaya tidak
terfokuskan dengan tajam pada retina tetapi tersebar pada daerah yang sedikit menyebar.
Astigmatism ini disebabkan karena lebih panjang atau lebih pendek radius kelengkungan pada
satu bidang daripada kelengkungan jari-jari yang tegak lurus dengannya.
Astigmatism with the rule
Astigmatisma dengan meridian tempat terjadinya refraksi lebih terbesar adalah vertical atau
mendekati vertical.
Astigmatism against the rule
Astigmatisma dengan refraksi terbesarnya mengambil tempat sepanjang meridian horizontal.
Pada astigmatism, mata memberikan gambar dengan multiple focal point atau line.
Kelainan Refraksi
Definisi
Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas tidak dibentuk pada retina. Secara umum, terjadi
ketidak seimbangan sistem penglihatan pada mata sehingga menghasilkan bayangan yang kabur.
Sinar tidak dibiaskan tepat pada retina, tetapi dapat di depan atau di belakang retina dan tidak
terletak pada satu titik fokus. Kelainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan
kelengkungan kornea dan lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan panjang sumbu bola mata.
Ametropia adalah suatu keadaan mata dengan kelainan refraksi sehingga pada mata yang dalam
keadaan istirahat memberikan fokus yang tidak terletak pada retina. Ametropia dapat ditemukan
dalam bentuk kelainan miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), dan astigmat.
Akomodasi
Pada keadaan normal cahaya berasal dari jarak tak berhingga atau jauh akan terfokus pada retina,
demikian pula bila benda jauh tersebut didekatkan, hal ini terjadi akibat adanya daya akomodasi
-
7/31/2019 laporan nbss ........
41/58
lensa yang memfokuskan bayangan pada retina. Jika berakomodasi, maka benda pada jarak yang
berbeda-beda akan terfokus pada retina. Akomodasi adalah kemampuan lensa di dalam mata untuk
mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot siliar. Akibat akomodasi, daya pembiasan lensa
yang mencembung bertambah kuat. Kekuatan akan meningkat sesuai dengan kebutuhan, makin
dekat benda makin kuat mata harus berakomodasi. Refleks akomodasi akan bangkit bila mata
melihat kabur dan pada waktu melihat dekat. Bila benda terletak jauh bayangan akan terletak pada
retina. Bila benda tersebut didekatkan maka bayangan akan bergeser ke belakang retina. Akibat
benda ini didekatkan penglihatan menjadi kabur, maka mata akan berakomodasi dengan
mencembungkan lensa. Kekuatan akomodasi ditentukan dengan satuan Dioptri (D), lensa 1 D
mempunyai titik fokus pada jarak 1 meter.
EpidemiologiSekitar 148 juta atau 51% penduduk di Amerika Serikat memakai alat pengkoreksi gangguan
refraksi, dengan penggunaan lensa kontak mencapai 34 juta orang. Angka kejadian rabun jauh
meningkat sesuai dengan pertambahan usia. Jumlah penderita rabun jauh di Amerika Serikat
berkisar 3% antara usia 5-7 tahun, 8% antara usia 8-10 tahun, 14% antara usia 11-12 tahun dan
25% antara usia 12-17 tahun. Pada etnis tertentu, peningkatan angka kejadian juga terjadi walupun
persentase tiap usia berbeda. Etnis Cina memiliki insiden rabun jauh lebih tinggi pada seluruh usia.
Studi nasional Taiwan menemukan prevalensi sebanyak 12% pada usia 6 tahun dan 84 % pada
usia 16-18 tahun. Angka yang sama juga dijumpai di Singapura dan Jepang.
Gejala dan Tanda
Penderita kelainan refraksi biasanya datang dengan keluhan sakit kepala terutama di daerah
tengkuk atau dahi, mata berair, cepat mengantuk, mata terasa pedas, pegal pada bola mata, dan
penglihatan kabur. Tajam penglihatan pasien kurang dari normal (6/6). Ametropia pada anak dapat
mengakibatkan seperti penglihatan kabur dan juling.
Miopia
Miopia disebut rabun jauh karena berkurangnya kemampuan melihat jauh tapi dapat melihat dekat
dengan lebih baik. Miopia terjadi jika kornea (terlalu cembung) dan lensa (kecembungan kuat)
berkekuatan lebih atau bola mata terlalu panjang sehingga titik fokus sinar yang dibiaskan akan
terletak di depan retina.
-
7/31/2019 laporan nbss ........
42/58
Miopia ditentukan dengan ukuran lensa negatif dalam Dioptri. Klasifikasi miopia antara lain:
ringan (3D), sedang (3 6D), berat (6 9D), dan sangat berat (>9D).
Gejala miopia antara lain penglihatan kabur melihat jauh dan hanya jelas pada jarak tertentu/dekat,
selalu ingin melihat dengan mendekatkan benda yang dilihat pada mata, gangguan dalam
pekerjaan, dan jarang sakit kepala.
Koreksi mata miopia dengan memakai lensa minus/negatif ukuran teringan yang sesuai untuk
mengurangi kekuatan daya pembiasan di dalam mata. Biasanya pengobatan dengan kaca mata dan
lensa kontak. Pemakaian kaca mata dapat terjadi pengecilan ukuran benda yang dilihat, yaitu setiap
-1D akan memberikan kesan pengecilan benda 2%. Pada keadaan tertentu, miopia dapat diatasi
dengan pembedahan pada kornea antara lain keratotomi radial, keratektomi fotorefraktif, Laser
Asissted In situ Interlamelar Keratomilieusis (Lasik).
Hipermetropia
Hipermetropia adalah keadaan mata yang tidak berakomodasi memfokuskan bayangan di belakang
retina. Hipermetropia terjadi jika kekuatan yang tidak sesuai antara panjang bola mata dan
kekuatan pembiasan kornea dan lensa lemah sehingga titik fokus sinar terletak di belakang retina.
Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan panjang sumbu bola mata (hipermetropia aksial), sepertiyang terjadi pada kelainan bawaan tertentu, atau penurunan indeks bias refraktif (hipermetropia
refraktif), seperti afakia (tidak mempunyai lensa).
Pasien dengan hipermetropia mendapat kesukaran untuk melihat dekat akibat sukarnya
berakomodasi. Bila hipermetropia lebih dari + 3.00 D maka penglihatan jauh juga akan terganggu.
Pasien hipermetropia hingga + 2.00 D dengan usia muda atau 20 tahun masih dapat melihat jauh
dan dekat tanpa kaca mata tanpa kesulitan, namun tidak demikian bila usia sudah 60 tahun.
Keluhan akan bertambah dengan bertambahnya umur yang diakibatkan melemahnya otot siliar
untuk akomodasi dan berkurangnya kekenyalan lensa. Pada perubahan usia, lensa berangsur-
angsur tidak dapat memfokuskan bayangan pada retina sehingga akan lebih terletak di
belakangnya. Sehingga diperlukan penambahan lensa positif atau konveks dengan bertambahnya
usia. Pada anak usia 0-3 tahun hipermetropia akan bertambah sedikit yaitu 0-2.00 D.
-
7/31/2019 laporan nbss ........
43/58
Pada hipermetropia dirasakan sakit kepala terutama di dahi, silau, dan kadang juling atau
melihat ganda. Kemudian pasien juga mengeluh matanya lelah dan sakit karena terus-menerus
harus berakomodasi untuk melihat atau memfokuskan bayangan yang terletak di belakang retina.
Pasien muda dengan hipermetropia tidak akan memberikan keluhan karena matanya masih mampu
melakukan akomodasi kuat untuk melihat benda dengan jelas. Pada pasien yang banyak membaca
atau mempergunakan matanya, terutama pada usia yang telah lanjut akan memberikan keluhan
kelelahan setelah membaca. Keluhan tersebut berupa sakit kepala, mata terasa pedas dan tertekan.
Mata dengan hipermetropia akan memerlukan lensa cembung atau konveks untuk
mematahkan sinar lebih kuat kedalam mata. Koreksi hipermetropia adalah diberikan koreksi lensa
positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal. Pasien dengan hipermetropia
sebaiknya diberikan kaca mata lensa positif terbesar yang masih memberikan tajam penglihatanmaksimal.
Astigmatisma
Astigmata terjadi jika kornea dan lensa mempunyai permukaan yang rata atau tidak rata sehingga
tidak memberikan satu fokus titik api. Variasi kelengkungan kornea atau lensa mencegah sinar
terfokus pada satu titik. Sebagian bayangan akan dapat terfokus pada bagian depan retina sedang
sebagian lain sinar difokuskan di belakang retina. Akibatnya penglihatan akan terganggu. Mata
dengan astigmatisme dapat dibandingkan dengan melihat melalui gelas dengan air yang bening.
Bayangan yang terlihat dapat menjadi terlalu besar, kurus, terlalu lebar atau kabur.
Seseorang dengan astigmat akan memberikan keluhan : melihat jauh kabur sedang melihat
dekat lebih baik, melihat ganda dengan satu atau kedua mata, melihat benda yang bulat menjadi
lonjong, penglihatan akan kabur untuk jauh ataupun dekat, bentuk benda yang dilihat berubah,
mengecilkan celah kelopak, sakit kepala, mata tegang dan pegal, mata dan fisik lelah. Koreksi
mata astigmat adalah dengan memakai lensa dengan kedua kekuatan yang berbeda. Astigmat
ringan tidak perlu diberi kaca mata.
Presbiopia
Presbiopia adalah perkembangan normal yang berhubungan dengan usia, yaitu akomodasi untuk
melihat dekat perlahan-lahan berkurang. Presbiopia terjadi akibat penuaan lensa (lensa makin keras
-
7/31/2019 laporan nbss ........
44/58
sehingga elastisitas berkurang) dan daya kontraksi otot akomodasi berkurang. Mata sukar
berakomodasi karena lensa sukar memfokuskan sinar pada saat melihat dekat.
Gejala presbiopia biasanya timbul setelah berusia 40 tahun. Usia awal mula terjadinya
tergantung kelainan refraksi sebelumnya, kedalaman fokus (ukuran pupil), kegiatan penglihatan
pasien, dan lainnya. Gejalanya antara lain setelah membaca akan mengeluh mata lelah, berair, dan
sering terasa pedas, membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca, gangguan pekerjaan
terutama di malam hari, sering memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca. Koreksi
dengan kaca mata bifokus untuk melihat jauh dan dekat. Untuk membantu kekurangan daya
akomodasi dapat digunakan lensa positif. Pasien presbiopia diperlukan kaca mata baca atau
tambahan untuk membaca dekat dengan kekuatan tertentu sesuai usia, yaitu: +1D untuk 40 tahun,
+1,5D untuk 45 tahun, +2D untuk 50 tahun, +2,5D untuk 55 tahun, dan +3D untuk 60 tahun. Jarakbaca biasanya 33cm, sehingga tambahan +3D adalah lensa positif terkuat yang dapat diberikan.
Pemeriksaan Refraksi
Pemeriksaan refraksi terdiri dari 2 yaitu refraksi subyektif dan refraksi obyektif. Refraksi subyektif
tergantung respon pasien untuk mendapatkan koreksi refraksi yang memberikan tajam penglihatan
terbaik.
Refraksi obyektif dilakukan dengan retinoskopi. Mayoritas retinoskopi menggunakan
sistem proyeksistreakyang dikembangkan oleh Copeland. Retinoskopi dilakukan saat akomodasi
pasien relaksasi dan pasien disuruh melihat ke suatu benda pada jarak tertentu yang diperkirakan
tidak membutuhkan daya akomodasi.
Idealnya, pemeriksaan kelainan refraksi dilakukan saat akomodasi mata pasien istirahat.
Pemeriksaan mata sebaiknya dimulai pada anak sebelum usia 5 tahun. Pada usia 20 50 tahun dan
mata tidak memperlihatkan kelainan, maka pemeriksaan mata perlu dilakukan setiap 1 2 tahun.
Setelah usia 50 tahun, pemeriksaan mata dilakukan setiap tahun.
Terapi
Terapi meliputi edukasi mengenai kelainan refraksi, penggunaan kaca mata tidak menyembuhkan
kelainan refraksi, meningkatkan jumlah asupan makanan yang mengandung vitamin A, B, dan C.
-
7/31/2019 laporan nbss ........
45/58
Kebutuhan mengkoreksi kelainan refraksi tergantung gejala pasien dan kebutuhan penglihatan.
Pasien dengan kelainan refraksi ringan dapat tidak membutuhkan koreksi. Koreksi kelainan
refraksi bertujuan mendapatkan koreksi tajam penglihatan terbaik.
Kaca mata merupakan alat koreksi yang paling banyak dipergunakan karena mudah
merawatnya dan murah. Lensa gelas dan plastik pada kaca mata atau lensa kontak akan
mempengaruhi pengaliran sinar. Warna akan lebih kuat terlihat dengan mata telanjang dibanding
dengan kaca mata. Lensa cekung kuat akan memberikan kesan pada benda yang dilihat menjadi
lebih kecil, sedangkan lensa cembung akan memberikan kesan lebih besar. Keluhan memakai kaca
mata diantaranya, kaca mata tidak selalu bersih, coating kaca mata mengurangkan kecerahan
warna benda yang dilihat, mudah turun dari pangkal hidung, sakit pada telinga dan kepala.
Selain kacamata, lensa kontak juga alat koreksi yang cukup banyak dipergunakan. Lensa
kontak merupakan lensa tipis yang diletakkan di dataran depan kornea untuk memperbaiki
kelainan refraksi dan pengobatan. Lensa ini mempunyai diameter 8-10 mm, nyaman dipakai
karena terapung pada kornea seperti kertas yang terapung pada air. Agar lensa kontak terapung
baik pada permukaan kornea maka permukaan belakang berbentuk sama dengan permukaan
kornea. Permukaan belakang lensa atau base curve dibuatsteep (cembung kuat),flat(agak datar)
ataupun normal untuk dapat menempel secara longgar sesuai dengan kecembungan kornea.
Perlekatan longgar ini akan memberikan kesempatan air mata dengan mudah masuk diantara lensa
kontak dan kornea. Air mata ini diperlukan untuk membawa makanan seperti oksigen.
Keuntungan dibandingkan dengan kaca mata biasa antara lain:
1. Pembesaran yang terjadi tidak banyak berbeda dibanding bayangan normal
2. Lapang pandangan menjadi lebih luas karena tidak banyak terdapat gangguan tepi bingkai
pada kaca mata.
Selain itu dapat pula dilakukan pembedahan. Salah satu terapi pembedahan yang cukup
populer adalah dengan cara LASIK atau bedah dengan sinar laser. Pada lasik yang diangkat adalah
bagian tipis dari permukaan kornea yang kemudian jaringan bawahnya dilaser. Pada lasik dapat
terjadi hal-hal berikut : kelebihan koreksi, koreksi kurang, silau, infeksi kornea, ataupun kekeruhan
-
7/31/2019 laporan nbss ........
46/58
pada kornea. Terapi bedah lain yang dapat dilakukan antara lain penanaman lensa buatan di depan
lensa mata, pengangkatan lensa, radikal keratotomi danAutomated Lamelar Keratoplasty (ALK).
Pencegahan
Selama bertahun-tahun, banyak pengobatan yang dilakukan untuk mencegah atau memperlambat
progresi miopia, antara lain dengan:
o Koreksi penglihatan dengan bantuan kacamata
o Pemberian tetes mata atropin.
o Menurunkan tekanan dalam bola mata.
o Penggunaan lensa kontak kaku : memperlambat perburukan rabun dekat pada anak.
o Latihan penglihatan : kegiatan merubah fokus jauh dekat.
P resbiopia , H ipermetropia , dan Astigamitisma
Dalam keadaan normal, cahaya sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat atau
tidak berakomodasi akan difokuskan pada satu titik di retina. Kondisi ini disebut emetropia. Ketika
mata dalam keadaan tidak berakomodasi, mata tidak dapat memfokuskan cahaya ke retina,
keadaan ini disebut ametropia. Ada tiga keadaan yang dapat menyebabkan ametropia, yaitu: 1
1. Miopia
2. Hipermetropia (disebut juga hiperopia)
3. Astigmat
- Miopia disebut sebagai rabun jauh akibat berkurangnya kemampuan untuk melihat jauh
akan tetapi dapat melihat dekat dengan lebih baik. 2
- Hipermetropia dikenal juga dengan istilah hiperopia atau rabun dekat. Pasien denga
hipermetrop mendapat kesukaran untuk melihat dekat akibat sukarnya berakomodasi.Keluhan akan bertambah dengan bertambahnya umur yang diakibatkan melemahnya otot
siliar untuk akomodasi dan berkurangnya kekenyalan lensa. 2
- Pada astigmat atau silinder, sinar-sinar yang masuk ke mata tidak dapat difokuskan pada
satu titik di retina akibat perbedaan kelengkungan kornea atau lensa. 2
-
7/31/2019 laporan nbss ........
47/58
- Presbiopia adalah perkembangan normal yang berhubungan dengan usia, dimana
akomodasi yang diperlukan untuk melihat dekat perlahan-lahan berkurang. Pada usia di
atas 40 tahun umumnya seseorang akan membutuhkan kacamata baca. Keadaan ini akibat
telah terjadinya presbiopia. 2
Pada keadaan tidak terfokusnya sinar pada retina, hal yang dapat dilakukan adalah
memperlemah pembiasaan sinar seperti pada myopia dipergunakan lensa negatif untuk
memindahkan focus sinar ke belakang. Bila sinar dibiaskan di belakang retina seperti pada
hipermetropia maka diperlukan lensa positif untuk menggeser sinar ke depan sehingga
melihat jelas. Lensa positif atau lensa negatif dapat dipergunakan dalam bentuk kacamata
ataupun dalam bentuk lensa kontak. Penggeseran bayangan sinar dapat pula dilakukan
denan tindakan bedah yang dinamakan bedah refraktif. 2
Gangguan Visual Acquity
Secara patofisiologis, beberapa hal yang dapat menyebabkan gangguan visual acuity atau
ketajaman mata melihat suatu objek, ialah :
1. Amblyopia
2. Retinal Detachment
3. Age-related Macular degeneration
4. Katarak
5. Papilledema
6. Glaukoma
1. RETINAL DETACHMENT
Retinal detachment terjadi pada saat subretinal fluid terakumulasi di dalam ruang yang
berpotensial, seperti ruang diantara neurosensory retina dan retinal pigment epithelium (RPE).
-
7/31/2019 laporan nbss ........
48/58
Bergantung pada mekanisme subretinal fluid terakumulasi, retinal detachments terbagi menjadi 3
klassifikasi yaitu rhegmatogenous, tractional, dan exudative.
Patofisiologi
Rhegmatogenous berasal dari kata Yunani yaitu rhegma, yang berarti suatu renggang.
Rhegmatogenous retinal detachment (RRD) merupakan tipe yang paling sering terjadi. Ini dapat
terjadi saat terdapat robekan pada retina sehingga cairan memisahkan lapisan neurosensory retina
dengan RPE.
Vitreoretinal traction terjadi apabila vitreous menjadi lebih cair karena perubahan umur, maka
terjadi posterior vitreous detachment (PVD). Biasanya, vitreous gel terpisah dari retina tanpa ada
celah. Tapi pada beberapa mata, terdapat adhesions pada vitreoretinal tetap ada dan terjadinya
PVD ini yang akan menyebabkan perobekan pada retina. Lalu fluid dari liquefied vitreous ini
menuyusup melalui celah yang robek dan akhirnya terjadi retinal detachment.
Beberapa faktor predisposisi yang dapa menyebabkan terjadinya PVD lebih cepat seperti myopia,
aphakia atau pseudophakia, familial, dan inflammasi. Pada beberapa kasus seperti, retinal necrosis
dengan terjadinya retinal; yang nantinya, fluid dari vitreous cavity mengalir melewati celah/breaks
dan terlepas dari retina tanpa terjadi dulu vitreoretinal traction. Biasanya ini terjadi pada acute
retinal necrosis syndrome dan pada cytomegalovirus (CMV) retinitis di pasien dengan AIDS.
Insidensi
Pada beberapa penelitian lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita. Dan resiko lebih tinggi
terjadi pada umur 40-70 tahun, karena pada saat umur berlanjut vitreous mulai berpisah dengan
retina.
Klinis
- Gangguan lapang pandang. Dengan ciri khas tampak mata pada bagian samping saat melihat,
seperti ada yang menghalangi berwarna hitam. Dikenal dengan sebutan black curtain.
- Terdapat suatu material floater pada vitreous body yang menyebabkan bayangan gelap sehingga
menjadikan mata buram pada saat melihat.
-
7/31/2019 laporan nbss ........
49/58
- Terdapat ring-shaped floater / Weiss ring yang merupakan sisa-sisa dari hyaloid yang menempel
pada ujung optic disc.
- Penurunan central vision pada saat terjadi defect sampai ke bagian macula.
-Terdapat cell dan flare pada anterior chamber
- Penurunan Intra Ocular Pressure (IOP)
Etiologi
- Terjadinya perobekan retina
- Dengan faktor predisposisi : Abnormal vitreoretinal adhesi
Operasi intraocular sebelumnya
Kondisi familial
Inflamasi atau infeksi
2. AMD
Age-related macular degeneration (AMD) adalah jenis penyakit pada mata yang dapat
menyebabkan gangguan mata yang irreversible. Berhubungan dengan adanya drusen, adanya
material pada lapisan druscent membran. Biasanya ditandai tanpa adanya gangguan penglihatan
pada saat pertama kali terpapar penyakit. Dan biasanya penyakit ini mengalami perkembangan
menjadi atrophy pada retina ataupun degenerasi pada central retina. Sehingga gangguan ini
menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.
-
7/31/2019 laporan nbss ........
50/58
Senile Cataract
Senile cataract merupakan penyakit gangguan penglihatan yang menyebabkan penebalan
lensa yang berangsur-angsur namun progresive yang disebabkan karena penuaan. Penyakit
merupakan penyakit no 1 di dunia yang menyebabkan kebutaan.
Klas if ikasi
Terdapat 3 tipe utama dari senile cataract, yaitu :
a. Nuclear cataract
Disertai nuclear sclerosis yang berwarna kekuningan. Nucleus dari lensa terlihat sangat keruh dan
berwarna coklat.
b. Cortical cataract
Terjadinya perubahan komposis ion pada cortex lensa sehingga terjadi kekeringan pada fiber lens
c. Posterior subcapsular cataract
Terbentuknya granular (butiran-butiran) dan plaque pada subcapsular.
Insidens i
Merupakan penyebab utama dari gangguan penglihatan dan kebutaan di dunia. Setidaknya
5-10 juta kasus baru setiap tahunnya, 100-200 ribu mengalami kebutaan irreversible. Wanita lebih
sering terkena dari pada pria. Insidensi tertinggi pada usia 45-64 tahun.
Clinical Manifestation
a. Penurunan visual aquity
b. Glare
c. Myopic
d. Monocular diplopia
Risk Factor
-
7/31/2019 laporan nbss ........
51/58
a. Usia senja
b. Paparan sinar ultarviolet (UV)
c. Diabetes
d. Merokok
e. Peminum alkohol
f. Cholelithiasis
g. Allergy
h. Pneumonia
i. Coronary disease and heart insufficiency
j. Hypotension
k. Hypertension
l. mental retardation
Patofi siologi
Patofisiologi dari penyakit ini masih belum dipahami secara baik. Namum beberapa
mekanisme yang menjelaskan terjadinya penurunan kejernihan dari lensa telah ditemukan. Teori
ini menjelaskan tentang hubungan penuaan yang menyebabkan terjainya penurunan densitas dari
sel-sel epitel dan juga terjadi gangguan diferensiasi dari fiber cell di lensa. Selain itu, penuaan pada
lensa juga menyebabkan adanya penurunan difusi cairan dan metabolit yang dapat masuk ke dalam
lensa. Akibatnya terjadi penurunan transport air, nutrisi dan antioxidant. Akibatnya terjadi
pengrusakan oxidative yang progresive sehingga terjadi peningkatan produksi hasil oxidasi
diantaranya oxidized glutathione yang terakumulasi di lensa sehingga merusak sel-sel di lensa. Ini
juga dijelaskan dengan penurunan kadar vitamin antioxidant.
Mekanisme lain melibatkan adanya konversi dari soluble low-molekul weight yang dapat
menembus lensa menjadi high-molecular yang tidak dapat menembus lensa. Akibtnya terjadi
-
7/31/2019 laporan nbss ........
52/58
perubahan struktur ptotein yang menyebabkan adanya perubahan index refraksi, peningkatan
pembauran cahaya dan penurunan transparansi. Selain itu diduga juga bahwa perubahan susunan
protein ini berhubungan dengan kadar glucosa dan beberapa mineral serta vitamin.
Treatment
Medication
Dapat diberikan aldose reductase inhibitor yang berfungsi untuk mencegah konversi
glukosa menjadi sorbitol. Beberapa obat yang dapat diberikan antara lain sorbitol-lowering agent,
gluthathione-raising agent dan antioxidant vitamin C dan E
Beberapa obat yang dapat diberikan untuk tindakan pre operative dan post operative.
Dengan tujuan untuk memastika operasi berjalan dengan baik dan memperlancar proses
rehabilitasi penglihatan.
a. Mydriatics
Bekerja dengan cara mendilatasikan pupil untuk memudahkan operasi. Obat yang sering
digunakan adalah phenylephrine hydrochloride dan tropicamide. Dengan dosis 1 gtt 30-60 menit
sebelum operasi (konsenstrasi 2,5 atau 10% )
b. Corticosteroid
Membantu menurunkan dan mengontrol inflamasi ketika pasca operasi. Obat yang biasa
digunakan adalah prednisone acetate 1% (Dosis 1 tetes setiap 60 menit selama 24-48 jam setelah
operasi) atau dexamethasone 0,1% (dosis 2 tetes 1 jam setelah bangun tidur dan 2 jam sebelum
tidur setelah operasi)
c. Antibiotik
Menggunakan antibiotik spektrum luas. Obat yang biasa digunakan adalah ciprofolxacin/ciloxan
(dengan dosis 1-2 tetes per hari untuk 1-2 minggu) dan erythromycin (E-mycin) topical dengan
dosis 1,25 cm bergantung keparahannya.
d. NSAID
-
7/31/2019 laporan nbss ........
53/58
Fungsinya mengurangi nyeri dan inflamasi pasca operasi. 1 tetes tiap hari selama 2 minggu
setelah operasi.
Surgical care
Management yang sudah terbukti untuk senile cataract ini adalah tindakan pembedahan.Secara garis besar, terdapat tiga jenis operasi lensa mata, yaitu : intracapsular cataract extraction
(ICCE), extracapsular cataract extraction (ECCE) dan phacoemulsification.
1. Intracapsular cataract extraction (ICCE)
Merupakan teknik extraksi seluruh lensa. Kontra indikasi pada anak-anak, dewasa muda, myopi
tinggi, marfan syndrome dan adanya vitreous di anterior chamber.
2. Extracapsular cataract extraction (ECCE)
Pada ECCE, oprasi pengangkatan hanya melibatkan bagian nucleus dari lensa melalui pembukaan
anterior capsul. Beberapa keuntungan ECCE dibandingkan ICCE adalah :
a. ECC hanya menggunakan insisi yang kecil
b. Complikasi yang melibatkan cornea dan iris lebih kecil
3. Phacoemulsification
Complications
-
7/31/2019 laporan nbss ........
54/58
Komplikasi yang sering muncul merupakan implikasi dari proses operasi. Secara umum pada saat
menderita katarak, pasien tidak akan mengalami komplikasi. Katarak ini cenderung merupakan
penyakit komplikasi dari penyakit lain.
a. Komplikasi yang sering terjadi ketika operasi
Shallow or flat anterior chamber
Capsular rupture
Corneal edema
Suprachoroidal hemorrhage or effusion
Expulsive choroidal hemorrhage
Retained lens material
Vitreous disruption and incarceration into wound
Iridodialysis
Retinal light toxicity
b. Komplikasi yang terlihat setelah beberapa hari hingga satu minggu setelah operasi
Flat or shallow anterior chamber due to wound leak
Choroidal detachment
Pupillary block
Ciliary block
Suprachoroidal hemorrhage
Stromal and epithelial edema
Hypotony
Brown-McLean syndrome (peripheral corneal edema with a clear central cornea
most frequently seen following ICCE)
Vitreocorneal adherence and persistent corneal edema
Delayed choroidal hemorrhage
Elevated intraocular pressure (often due to retained viscoelastic)
Cystoid macular edema
Retinal detachment
Acute endophthalmitis
-
7/31/2019 laporan nbss ........
55/58
Uveitis-glaucoma-hyphema (UGH) syndrome
Akumulasi darah pada anterior chamber
c. Komplikasi kronis yang muncul satu minggu hingga berbulan-bulan setelah operasi
o Suture-induced astigmatism
o Pupillary capture
o Decentration and dislocation of the IOL
o Corneal edema and pseudophakic bullous keratopathy
o Chronic uveitis
o Chronic endophthalmitis
o Wrong power of IOL used
Prognosis
Pasien yang telah melakukan operasi ECCE atau phacoemulsification memiliki
prognosis yang bai, namun jka pasein memiliki penyakit metabolik lainnya memiliki
prognosis buruk.
-
7/31/2019 laporan nbss ........
56/58
Cataract Surgery
Cataract surgery adalah proses pelepasan lensa pada mata (yang juga disebut dengan
"crystalline") yang telah mengalami opasifikasi karena katarak. Perubahan metabolic pada fiber
lensa crystalline dapat berkelanjutan menjadi katarak dan menyebabkan hilang transparansi dari
lensa tersebut sehingga bermanifestasi pada ganguan atau hilangnya penglihatan. Selama operasi
katarak ini, lensa natural dari pasien yang cloudy akan digantikan oleh lensa sintetik untuk
memulihkan transparansi lensa.
Setelah pelepasan dari lensa, kemudian lensa intraocular (IOL) artificial ditanamkan atau
diletakan pada mata. Operasi katarak ini dilakukan oleh opthalmologist .
Type
Terdapat dua tipe utama dari cataract surgery extraction yang sering digunakan, yaitu
phacoemulsifikasi dan conventional extracapsular cataract extraction (ECCE). Implantasi IOL
pada kedua tipe surgery ini tetap dilakukan. Adapaun beberapa perbedaannya adalah sebagai
berikut :
Phacoemulsifikasi ECCE
Foldable lenses Non-foldable lensesUkuran insisi 2-3 mm Ukuran insisi 10-12 mm
Pada kasus ini telah dilakukan cataract surgery tipe phacoemulasifikasi. Berikut akan
dijelaskan lebih dalam mengenai phacoemulsifikasi.
Phacoemulsifikasi
-
7/31/2019 laporan nbss ........
57/58
Phacoemulsifikasi adalah prosedur surgery yang menggunakan alat ultrasonic untuk
memecah atau menghilangkan lensa yang cloudy (katarak) dan kemudian menggantinya dengan
lensa intraocular artificial. Tujuan nya tentu saja untuk memperbaiki proses penglihatan pada
pasien katarak.
Phacoemulsifikasi merupakan variasi dari extracapsular cataract extraction dimana lensa
dan bagian depan (anterior) capsule dihilangkan. Dalam prosedurnya, phaco mengunakan alat
ultrasonic yang terdapat dua bagian. Terdapat handpiece yang bagian ujungnya terbuat dari
titanium dan terdapat bagian lain yang disebut dengan cracker atau chopper. Alat ini dapat
menyalurkan getaran ultrasonic pada frekuensi 40 000 Hz.
Prosedur
1. Persiapan pasien, bagian di sekeliling mata diberikan disinfektan, lalu muka ditutup
mengunakan plastik surgery dan hanya bagian matanya saja yang terexpose
2. Selama proses operasi, pasien dapat bernapas mengunakan tabung oksigen bila terjadi
kesulitan dalam bernapas. Tekanan darah dan heart rate tetap harus selalu dipantau.
3. Lakukan anasthesi, biasanya topical (eyedrop) atau via peribulbar atau retrobulbar dari
mata
4. Buka kelopak mata dengan menggunakan lid speculum
5. Dengan menggunakan mikroskop, buat insisi sekitar 3 mm pada daerah limbus atau periher
dari mata, biasanya dari arah temporal
6. Injeksikan viscoelastic (steril eyedrops/methylcellulose viscoelastic) untuk menjaga agar
permukaan ocular tetap moist dan juga untuk menjaga tekanan intraoccular mata.
7. Lakukan capsulorhexis, yaitu insisi circular pada membran di sekeliling katarak. Insisi
biasanya dimulai pada limbus atau di bagian peripheral kornea baik, superior maupun
temporal
8. Anterior capsule diangkat
9. Dengan menggunakan alat phaco yang pada bagian ujungnya terbuat dari titanium (phaco
tip) diarahkan ke kornea, kemudian dengan getaran ultrasonic tersebut nantinya dapat
mengemulsifikasi lensa katarak dan kemudian dihilangkan dengan proses suction
(aspirasi). Posterior capsule tetap dipertahankan untuk menyokong IOL artificial
-
7/31/2019 laporan nbss ........
58/58
10. Kemudian, nukleus dan kortex dari lensa dihilangkan
11. Folded intraocular lens kemudian dimasukan dengan menggunakan injector. Folded ocular
brarti menunjukan bahwa insisi yang dibuat tidak perlu terlalu besar. Setelah dimasukan
kemudian diletakan pada capsular bag yang telah kosong dengan juga di sokong oleh
posterior capsule yang masih utuh.
12. Viscoelastic fluid kemudian di sedot kembali.
top related