laporan kasus abses hepar
Post on 15-Apr-2016
310 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Laporan Kasus Abses Hepar
Disusun Oleh:
dr. Audy Sarah Putrini Adibrata – 014
Pembimbing:
dr. Bahtiar Yahya, Sp. Rad
Data Pasien
11/9/2015 Dirawat di RSUD Karimun.
2 hari SMRS: Berobat ke Poli Penyakit Dalam RSUD Karimun.
3 hari SMRS: USG ke praktik dokter swasta
6 hari SMRS: Berobat ke PKM TBK.
9 hari SMRS: Nyeri perut kanan atas, nyeri ulu hati, lemas, tidak nafsu makan, menggigil.
12 hari SMRS: Demam.
Tn. B, 41 tahun
Keluhan utama: nyeri perut kanan atas
Pemeriksaan Fisik (20/9/2015)
• Keadaan umum: tampak sakit sedang
• TTV: Tekanan darah: 130/90 mmHG
Nadi: 72 x/menit
Respirasi: 16 x/menit
Suhu: 36,8°C
• Kepala, thoraks, ekstremitas DBN
• Abdomen: datar, BU (+), normal, supel, nyeri tekan kuadran atas kanan (-), nyeri tekan epigastrium (-), hepar tidak teraba
Pemeriksaan Laboratorium
9/9/2015
o leukosit: 34.100/mm3
oHitung jenis: 0/4/0/40/51/5
oSGOT: 36U/L
oSGPT: 36 U/L
oalbumin: 3,0 g/dL
12/9/2015
oPemeriksaan darah
leukosit: 8.300/mm3
hitung jenis: 0/1/0/67/29/3
oPemeriksaan urin
Bilirubin (-)
Pemeriksaan Radiologi
• USG whole abdomen (10/9/2015)
Konklusi:
• Terdapat massa di segmen 5 hepar ukuran ± 7,78 x 6,81 x 6,45 cm, sugestif abses hepar DD/ massa hepar.
• Saran: CT scan abdomen dengan kontras/CT scan abdomen 3 fase.
• CT scan abdomen
Tanpa kontras
Dengan kontras
Konklusi:
• Terdapat massa sugestif abses di segmen 5, 6 hepar, berukuran ± 5,59 x 5,61 x 7,5 cm.
• Saran: punksi aspirasi dengan guiding USG.
Diagnosis
Diagnosis kerja: abses hepar
Diagnosis banding:
• Kolesistitis
• Kolangitis
Tata Laksana
• IVFD NS:RL 1:1 20 tpm
• Injeksi ceftazidime 3 x 1 g 10 selama 10 hari
• Injeksi metronidazol 3 x 750 mg selama 10 hari
• Injeksi omeprazole 1 x 1
• Vipalbumin 3 x 2
• Pasien dikonsulkan ke dokter bedah, disarankan untuk melanjutkan terapi antibiotik
Prognosis
Dubia ad bonam
Follow Up (29/11/2015)
Keluhan (-), ukuran abses: 7,78 x 6,81 x 6,45 4,89 x 3,94 x 5,23 cm.
Tinjauan Pustaka
Anatomi Hepar
Hepar merupakan organ terbesar kedua setelah kulit, 1.500 g.
• Hepar 2 lobus anatomis: kanan dan kiri
2lobus aksesoris: kuadrat dan lobus
• Untuk kepentingan pembedahan hepar dibagi menjadi 8 segmen
Vaskularisasi hepar:
Persarafan berasal dari plexus hepatis. Aliran limfe: hepatic lymph nodes celiac lymph nodes cisterna chyli
Fisiologi Hepar
• Metabolisme lemak, protein, karbohidrat.
• Sel Kupffer fagositosis bakteri
• Tempat penimpanan vitamin (A, D, B12) dan feritin.
• Memproduksi substansi yang berperan dalam pembekuan darah (fibrinogen, faktor VIII, protrombin)
• Ekskresi obat-obatan dan hormon
Abses Hepar
Epidemiologi:
• Piogenik (80%), amebik (10%), dan fungal (<10%).
• Negara berkembang, amebik > piogenik.
• Usia penderita: ≥40 tahun
• Laki-laki > wanita
Etiologi:
• Penyakit saluran empedu
• Trauma
• Infeksi sekunder kista
• Penyebaran dari empiem empedu
• Perforasi ulkus peptikum
• Kriptogenik
Gambaran klinis:
• Demam
• Nyeri/rasa tidak nyaman pada RUQ
• Menggigil
• Anoreksia
• Mual
• Muntah
• Penurunan berat badan
• Hepatomegali dan ikterus (50%)
Pemeriksaan laboratorium
• Leukositosis (77%)
• Anemia normokromik-normositik (50%)
• Hipoalbuminemia (33%)
• Peningkatan SGOT dan SGPT
• Peningkatan bilirubin
Pemeriksaan Radiologi
USG
• Abses hepar piogenik:
Fase awal: lesi sferis solid berbatas tidak tegas dan hipoekoik
Penebalan dinding abses
• Abses hepar amebik: hipoekoik dengan gambaran dinding yang tidak jelas.
• Fungal: terdapat 4 gambaran Gambaran roda di dalam roda
Gambaran bull’s eye
Gambaran hipoekoik uniformis
Gambaran fokus-fokus ekogenik dengan bayangan akustik posterior
CT scan
• Abses hepar piogenik: tanpa kontras lesi hipodens berbatas tidak tegas, dengan kontras tampak rim enhancement dan edema perifer
Abses hepar amebik: dengan kontras enhancement pada dinding dengan ketebalan 3–15 mm dan edema di perifer abses.
• Abses hepar fungal: dengan kontras daerah bulat multipel, diskret, hipodens, berukuran 2–20 mm, terdapat central enhancement dan rim enhancement.
Tata laksana:
• Medikamentosa antibiotik, antifungal
• Drainase
• Pembedahan
Drainase Abses dengan Guiding USG
• Indikasi: abses berukuran 6–8 cm
• Kontraindikasi: gangguan koagulasi, kondisi tidak stabil, lokasi abses sulit dijangkau
• Preparasi
USG untuk mencari akses yang paling aman dan melihat hubungan abses dengan struktur di sekitarnya
Pemberian antibiotik spektrum luas
• Prosedur
1 tahap: kateter ukuran 8F atau 12F dimasukan langsung ke abses
Bertahap:
1. Jarum introducer dimasukkan ke dalam abses
2. Kawat dimasukkan ke dalam introducer
3. Jalur dilebarkan dengan dilator
4. Kateter dimasukkan dengan bantuan kawat dan dihubungkan dengan kantung drainase
• Pascaprosedur
• TTV dipantau minimal 4 jam
• Tirah baring selama 2 jam mobilisasi dan asupan oral
• Kateter harus dibilas dengan NS tiap 8–12 jam
• Sebelum dilepas, USG kembali
Komplikasi abses hepar:
• Sepsis
• Empiema
• Peritonitis
Prognosis:
• Tergantung kepada besarnya abses dan organisme yang terlibat.
• Diagnosis dini dan drainase perkutaneus dengan panduan radiologi: mortalitas dari 40% 2%.
Rangkuman
Kondisi Pasien
• Usia pasien: 41 tahun
• Gejala dan tanda: nyeri perut kanan atas, demam, nyeri ulu hati, menggigil, anoreksia, lemah mudah, lelah
Teori
• Usia awitan: ≥40 tahun, puncak 60–70 tahun
• Demam, nyeri perut kanan atas, menggigil, anoreksia, mual, muntah, ikterus, hepatomegali
Rangkuman
• Leukositosis, hipoalbuminemia, peningkatan SGOT dan SGPT
• USG: lesi isohipoekoik heterogen, batas relatif tegas, tepi reguler, dengan gambaran edge shadowing dan posterior enhancement
• Leukositosis, anemia, hipoalbuminemia, peningkatan ALP, SGOT, SGPT, dan bilirubin
• Lesi sferis solid berbatas tidak tegas dan hipoekoik/lesi dengan dinding tebal, heterogen
Rangkuman
• CT scan: lesi sfresi hipodens berbatas tegas, pasca kontras: rim enhancement
• Terapi: antibiotik selama 10 hari
• Lesi sferis hipodens berbatas tidak tegas, dengan kontras: rim enhancement dan edema perifer
• Drainase abses dengan guiding USG + antibiotik
Terima Kasih
top related