laporan kasus

Post on 15-Sep-2015

214 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

BAGIAN KEDUAKASUS KEDOKTERAN KELUARGA

PENANGGULANGAN DIAREDENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA

1.1 Latar Belakang KasusPenulis mengangkat kasus Diare. Kasus ini diderita oleh anggota keluarga bernama I Wayan Tilas, laki-laki berumur 40 tahun. Ketika dikunjungi, I Wayan tilas dikatakan mengalami diare 2 kali selama 6 bulan terakhir.Identitas KasusNama : I Wayan TilasUmur:40 tahunJenis kelamin:Laki-lakiPendidikan:Tamat SDPekerjaan:Buruh serabutanRiwayat keluarga:Tidak ada1.2 Riwayat Penyakit dan Upaya Pengobatan1.2.1Perjalanan Penyakit dan Riwayat PengobatanKeluarga Pak Wayan Tilas mengatakan sempat mengalami diare 2 kali dalam 6 bulan terakhir. Diare awalnya dialami oleh anaknya. Kemudian dua hari kemudian seluruh anggota keluarga menderita diare hingga ke keluarga di sebelah rumah Pak Wayan tilas. Diare yang dialami sampai 6 hari.Pak Wayan sempat berobat puskesmas karena dirasa sakitnya sudah lebih dari 3 hari. Pak Wayan Tilas memiliki kartu JKBM hanya kartu tersebut masa berlakunya telah habis sehingga Pak Wayan membayar dengan cara pembayaran umum.

1.2.2Status Kesehatan Saat IniSaat ini Bapak I Wayan Tilas tidak mengalami keluhan diare lagi. Tidak ada penyakit lain yang dialami saat ini.

1.3 Penanganan Berdasarkan Prinsip Kedokteran KeluargaSebagai dokter keluarga, langkah-langkah yang penulis ambil adalah sesuai dengan 6 prinsip kedokteran keluarga sebagai berikut:1. Personal Menyarankan membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, mencuci tangan sangat penting. Memberikan penjelasan mengenai diare/mencret, faktor resiko terjadinya, pengobatan dan pencegahan yang dapat dilakukan.

2. Komprehensif a. Pencegahan primer Memberikan penjelasan mengenai terjadinya diare, dengan faktor resiko kebersihan yang tidak dijaga, pola makan yang tidak teratur dan kebiasaan buang air tidak pada jamban. Menyarankan untuk meningkatkan perilaku hdup sehat, makanan bergizi tidak harus mahal dan banyak, bergotong royong dengan tetangga membangun jamban sederhana yang layak. b. Pencegahan sekunder Menyarankan untuk pergi ke puskesmas untuk mendapatkan oralit dan obat bila perlu, walaupun hanya mencret/diare akibatnya dapat sangat fatal dan bila terjadi berulang kali dapat menimbulkan komplikasi lainnya. Jika belum sempat ke Puskesmas mencari oralit, dapat membuat sendiri dengan cara mencampur 5 gelas air yang dimasak dengan 8 sendok the gula dan 1 sendok the garam (atau tiap 1 gelas air dicampur 1 sendok the gula dan sendok the garam) diminum tiap buang air disertai minum yang lebih.

c. Pencegahan tersier Menjelaskan jika Bapak I Wayan Tilas berulang-ulang kali mengalami diare ini agar memeriksakan diri ke dokter di rumah sakit dengan sebelumnya meminta rujukan puskesmas.

3. Berkesinambungan Memantau perkembangan penyakit penderita dengan rutin mengadakan kunjungan rumah.

4. Koordinatif dan kolaboratif Menyarankan kepada keluarganya untuk ikut berpartisipasi aktif dalam pengobatan penderita. Misalnya dengan memberikan dukungan psikis atau moril kepada penderita dan mengantar penderita berobat ke Puskesmas. Bersama-sama mingkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

5. Mengutamakan pencegahan Mengingatkan penderita untuk mencuci tangan dan buang air di jamban (dapat dibangun bersamas) dan meningkatkan kebersihan diri dan lingkungan. Mengatur pola makan walaupun sederhana namun menyehatkan dan tidak monoton.

6. Menimbang keluarga, masyarakat dan lingkungannya Memberikan penjelasan mengenai kondisi penderita saat ini kepada keluarga. Memberikan penjelasan kepada keluarga bahwa penderita memerlukan dukungan keluarga baik secara psikis maupun fisik agar mau ke puskesmas Bersama-sama menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

14

top related