kontribusi dakwah

Post on 14-Jun-2015

387 Views

Category:

Documents

11 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

presentasi ini membicarakan mengenai urgensi kontribusi terhadap dakwah dan memotivasi pembaca agar bersedia menyumbangkan potensi terbaiknya.

TRANSCRIPT

Materi III pada Dauroh Fuyu15-16 Muharram 1431/ 1-2 Januari 2010di Masjid Tsukuba, Ibaraki Prefecture

1. Menyadarkan peserta untuk mengevaluasi pribadi masing-masing akan kontribusinya dalam dakwah.

2. Mengingatkan kembali perbedaan derajat seorang Muslim pejuang dibandingkan Muslim yang hanya diam berpangku tangan.

3. Mengajak peserta melalui workshop untuk mengeksplorasi potensi masing-masing yang bisa dikontribusikan untuk dakwah.

1. Keniscayaan perjuangan (hatmiyatun harakiyah)

2. Untuk meraih pertolongan Allah (intisharullah)

3. Karakter aktivis dakwah (muwashafatul jundiyah)

4. Kelangsungan dakwah (istimrarud da’wah)

Kontribusi dalam dakwah adalah memberikan sesuatu baik jiwa, harta, waktu, kehidupan dan segala sesuatu yang dipunyai oleh seseorang untuk mencapai cita-cita dakwah.

Perjuangan dan pengorbanan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Rasulullah saw melakukan shalat ghaib untuk tukang sapu masjid, yang telah memberikan potensi terbaiknya untuk dakwah, Nabi SAW marah karena

berita tsb tidak disampaikan pada beliau.

“Wahai Ikhwah, ingatlah baik-baik. Dakwah ini adalah dakwah suci, jamaah ini adalah jamaah mulia.

Sumber keuangan dakwah ini dari kantong kita bukan dari yang lain. Nafkah dakwah ini disisihkan dari sebagian jatah makan anak dan keluarga kita.

Sikap seperti ini hanya ada pada diri kita –para aktivis dakwah– dan tidak ada pada yang lainnya. Ingatlah dakwah ini menuntut

pengorbanan. Minimal harta dan jiwa.”

Untuk meraih pertolongan Allah, perlu dicari penyebab datangnya: dengan kontribusi terhadap dakwah.

“Jika kamu menolong (agama) Allah niscaya Allah akan menolong kamu dan meneguhkan langkah-langkah kamu.” (Muhammad: 7)

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?

Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:

“Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”.

• Kaum yang beriman, khususnya aktivis dakwah, tidak boleh bakhil.

• Setelah mati, tidak ada sesuatu pun yang bisa diberikan oleh manusia untuk menambah timbangan kebaikannya di alam barzah kelak.

• Karenanya, karakter aktivis dakwah yang sesungguhnya adalah berwatak merasa ringan untuk berkorban terhadap dakwah.

• Tidak ada sesuatupun yang merintanginya untuk berkorban. Ia cepat merespon tuntutan dakwah ini.

“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia:

“Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?”

Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir;

maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang”.

Kelangsungan dakwah ini telah mendapatkan jaminan dari Allah.Mereka yang terdepan dalam

memberikan kontribusinya, merekalah yang menjadi pelangsung dakwah.

Mereka yang tidak memberikan pengorbanan, Allah swt. akan menggantikannya dengan aktivis yang lainnya.

Hal ini memelihara kesinambungan perjalanan dakwah.

“Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah.

Maka di antara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri.

Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya);

dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini)”.

1. Al-atha’ al fikry (kontribusi pemikiran)2. Al-atha’ fanny (kontribusi keterampilan)3. Al-atha’ al-maaly (kontribusi materi)4. Al-atha’ an-nafsy (kontribusi jiwa)5. Al-atha’ al-mulky (kontribusi

kewenangan)

Jiwa dari perjuangan da’wah adalah kontribusi pemikiran karena nilai-nilai Islam hidup bersama hidupnya pemikiran Islam di tengah-tengah umat.

Rasulullah saw. sangat menghargai proses ijtihad sebagaimana pesan kepada Mu’adz bin Jabbal ketika akan membuka wilayah Yaman.

Dr. Yusuf Qaradhawi dalam Fiqhul Aulawiyat : “Yang tampak oleh saya bahwa krisis kita yang utama adalah ‘krisis pemikiran’ (azmah fikriyah).

Di sana terdapat kerancuan pemahaman banyak orang tentang Islam. “

Dengan terbiasanya berpikir untuk dakwah maka mereka akan terbiasa melahirkan sesuatu yang belum dipikirkan orang lain.

Manajemen modern sedang menggalakkan manusia untuk senantiasa berbuat sebelum orang lain sempat berpikir.

Keterampilan menjadi eksistensi manusia itu sendiri.Kemenangan dakwah dalam

sepanjang sejarah juga diwarnai oleh keterampilan dari para pahlawan Islam.

“Katakanlah: ‘Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui.’”

• Kontribusi materi merupakan kekuatan fisik dari dakwah karena ia akan menggerakkan jalannya perjuangan ini.

• Berbagai sarana perjuangan diperlukan dan harus diperoleh melalui penyediaan material dan finansial.

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedang Allah mengetahuinya.

Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”

• Kontribusi terbesar diberikan seseorang kepada dakwah apabila ia rela tidak saja menundukkan jiwa kebakhilannya, tetapi bahkan melepas jiwanya itu sendiri dari badannya demi perjuangan dakwah.

• “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka denganmemberikan surga untuk mereka. Merekaberperang pada jalan Allah lalu merekamembunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalamTaurat, Injil, dan AlQur-an. Dan siapakah yang lebih menepatijanjinya (selain) dari pada Allah? Makabergembiralah dengan jual beli yang telah kamulakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”

• Kewenangan yang dimiliki seseorang dalam jajaran birokrasi pemerintahan ataupun kemasyarakatan dapat juga bermanfaat untuk kemajuan dakwah.

• Begitu berartinya jabatan dan kewenangan bagi dakwah, sampai-sampai Rasulullah saw. berdoa pada Allah swt. agar memberikan hidayah Islam kepada pembesar Qurasiy, yakni antara dua Umar: Umar ibnul Khaththab atau Amr bin Hisyam.

Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir`aun yang menyembunyikan imannya berkata:

“Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: Tuhanku ialah Allah, padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu.

Dan jika ia seorang pendusta, maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar, niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu.” Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.

Apa yang sudah, bisa, dan akan saya lakukan untuk dakwah?

Niatkan dan rancang kontribusimu,Sekarang juga!

Pendidikan/ Ketrampilan Guru Besar dalam 5-7 tahun ke depan dan menjadi

tokoh reformasi energi dan kelistrikan Buku pegangan tentang kenukliran (1-2 tahun) Buku populer tentang energi (satu tahun ini) Artikel di media masa (dalam 2 bulanan target)

Ekonomi Memiliki perusahaan di bidang agrobisnis dan

agroindustri

Dakwah Aktif di berbagai organisasi kepemudaan dan

berdakwah

Pendidikan/ Ketrampilan Konsentrasi penuh ke penelitian dan

lulus Doktor maksimal tahun 2012. Ingin dikenal sebagai ahli teknik

kedokteran dengan mengembangkan website terkait bidang tersebut.

Dakwah Membina generasi muda di Jepang,

khususnya mahasiswa minimal 15 binaan (2 halaqoh)

• Impian pendidikan lulus S3 tepat pada waktunya dan membuat sesuatu yang bermanfaat bagi ummat dari hasil kreasi tangan saya. Rasanya saya tidak akan bisa tidur nyenyak selama hidup sebelum bisa menggapai impian ini.

• Saya iri dengan akh Warsito, pak Trio Adiono, akh Romi Satria Wahono, akh Azhari, akh Khoirul, dan masih banyak ikhwah lain yang sudah berbuat sesuatu.

• Saya berharap di masa depan bisa "makan" dan "memberi makan orang" dari profesi saya ini.

1. Evaluasi kondisi saat ini 2. Rencana kontribusi3. Lengkapi dengan target

spesifik dan terukur

Umar bin Abdul Aziz mencontohkan kepada kita, untuk memiliki obsesi dan cita-cita besar.

“Sungguh saya memiliki obsesi yang sangat besar. Sungguh saya bermimpi menjadi gubenur Madinah, tempat mercusuar keilmuan dan peradaban, saya siapkan diri untuk itu, dan karenanya saya mewujudkannya.

Saya bermimpi suatu saat bisa mempersunting Fatimah putri Khalifah Abdul Malik, saya berjuang untuk itu dan karenanya saya mendapatkannya.

Saya berharap menjadi hafizhul Qur’an, dan saya membuktikannya.

Saya bercita-cita menjadi khalifah umat muslim dunia, saya pun meraihnya.

Dan saya pun berharap agar Allah swt. memasukkan diriku di dalam jannah-Nya.”

Drs. DH Al Yusni (26/8/2007-13 Sya'ban 1428), Kontribusi Terhadap Dakwah, http://www.dakwatuna.com/2007/kontribusi-terhadap-dakwah/

Ulis Tofa, Lc (31/12/2009-14 Muharram 1431), Perjuangkan Obsesimu Sampai Akhir Hayat http://www.dakwatuna.com/2009/perjuangkan-obsesimu-sampai-akhir-hayat/

top related