konsep dasar cbms

Post on 26-Dec-2015

31 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

surveilans

TRANSCRIPT

KONSEP DASAR PELAKSANAAN CASE BASED MEASLES SURVEILLANCE (CBMS)

LATAR BELAKANG

- Indonesia termasuk dalam 47 negara penyumbang kematian campak di dunia

- Rencana strategi global/regional 2007-2010 (WHO/UNICEF) Tujuan pengendalian

campak

menurunkan angka perkiraan kematian campak sebesar 90 % tahun 2010 dibandingkan th 2000

Upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan pengendalian campak :

• Cakupan dosis 1 >90 % secara nasional dan >80% di semua kabupaten pada tahun 2010

• Melaksanakan imunisasi kesempatan kedua dengan cakupan >90% pada tahun 2010.

• Melaksanakan surveilans campak berbasis kasus individu (case based measles surveillance) bagi negara yang telah melaksanakan kampanye campak

• Melaksanakan investigasi lengkap (kunjungan rumah ke rumah, pengambilan spesimen, line list kasus dg form C1) semua KLB campak

Pemberian imunisasi campak dosis ke 2,SEAR, 2007

Imunisasi Campak Ke-2 melalui

Imunisasi rutin

Kampanye campak lengkap

Imunisasi Campak ke-2 melalui

kampanye campak

4 Countries providing MR/MMR

2007

2005-07

Bhutan, Maldives and Sri Lanka provided MR

2004/05

2007

2005

2004

2006

5 provinces in Java in February – in March 2007

Kalimantan, Sulawesi, Bali, and NTB - in August 2007

Aceh and North Sumatera – in 2005

Papua, West Papua, Maluku and North Maluku – in April 2006

8 Provinces in Sumatera and East Nusa Tenggara – in August 2006

Tujuan Surveilans Campak :

• Memetakan masalah – Daerah yg bermasalah– Kelompok umur yg bermasalah– Status imunisasi penderita campak maupun

masyarakat

• Memantau kemajuan program penanggulangan campak , apakah Reduksi atau Eliminasi

Memandu startegi program imunisasi

HASIL CBMS DI DIY, 2008

Bulan*

Jml spec yg

diterima Lab

HASIL LABORATORIUM

Campak

(+)

Rubella(+)

Campak &

Rubella (+)

Campak &

Rubella (-)

Equivocal

Pending

Juli 10 0 1 0 8 1 0

Agustus 55 0 20 0 35 0 0

September

61 0 29 2 30 0 0

Oktober 75 1 39 0 35 0 0

November

92 0 44 0 48 0 0

Desember

76 0 34 0 42 0 0

T O T A L 369 1 167 2 198 1 0

HASIL CBMS DI BALI, 2008

Bulan*

Jml spec yg

diterima Lab

HASIL LABORATORIUM

Campak(+)

Rubella

(+)

Campak &

Rubella (+)

Campak & Rubella (-)

Equivocal

Pending

Agustus 1 0 1 0 0 0 0

September

2 0 0 0 2 0 0

Oktober 3 0 1 0 2 0 0

November

7 0 2 0 5 0 0

Desember

4 0 1 0 3 0 0

T O T A L 17 0 5 0 12 0 0

Hasil Pemeriksaan Serologis Campak 2008

KASUS DIY (CBMS)

Bali

(CBMS)

Jambi

(KLB)

KLB Nas

Klinis Campak 350 23 11* 92*

Campak Positif 2 (0,6 %) 0 0 41 (45%)

Rubella Positif 164 ( 47 %) 4 (17 %) 8 (73%) 26 (28%)

Negatif 184 (52,4%) 19 (83 %) 2 (26%) 10 (11%)

Tak Periksa 0 0 1 (1 %) 15 (16%)

Kenapa harus case based ??

• Merujuk dari latar belakang diatas dan upaya untuk mencapai tujuan pengendalian campak, serta berdasarkan :

- Belajar dari pengalaman Nepal & Bangladesh - Untuk intervensi program imunisasi secara efektif & efisien dalam penanggulangan penyakit campak - Kajian data rutin & KLB di beberapa provinsi di Indonesia terjadi penurunan campak, kasus klinis campak yang dilaporkan, hasil lab : rubella atau bukan campak, contoh : Pengalaman hasil CBMS di DIY :

364 kasus campak klinis yang dilaporkan, setelah test serologi hasil : hanya 2 (0,5 %) kasus positif campak, sedangkan sisanya (43 %) rubella dan 56,3 % negatif

Kenapa harus case based ?? Pengalaman Kota Jambi :

- Setiap ditemukan 5 kasus campak dalam 1 bulan di wilayah puskesmas dilakukan pemeriksaan serologi. Dari 11 kejadian, campak positif 0 %, rubella positif 82% ,negatif (bukan campak dan bukan rubella) = 18 %

Laporan KLB campak - Th 2008, dari 93 tersangka KLB campak, 24 %

positif rubella, 10,7% negativ

Laporan rutin : - Th 2008 dilaporkan 8649 kasus campak klinis yang

tersebar di 33 propinsi (Apakah kasus ini campak ?, rubella ?, atau bukan keduanya ? )

SUMMARY

• Kampanye imunisasi campak telah dilaksanakan secara bertahap,(2005 – 2007). Cakupan dengan rentang 91.5 % - 97.3 %. kekebalan populasi (95%) tercapai terjadi pencegahan penularan Campak.

• Setelah kampanye, jumlah kasus campak klinis & KLB campak konfirm menurun secara bermakna di beberapa propinsi, dan di beberapa propinsi lainnya menggambarkan adanya peningkatan KLB rubela.

• Dg terjadinya perubahan epidemiologi tsb, maka pengendalian campak di Indonesia telah meninggalkan fase Reduksi menuju Low insident/eliminasi

• Pada fase ini system Surveilans campak diharapkan lebih sensitive dlm memastikan D/ melalui pemeriksaan serologi setiap suspek campak yg kita sebut sebagai CBMS + serological Test

• Luas wil & variasi jml kasus yg sgt besar mk CBMS(+) dilaksanakan secara bertahap berdasarkan jml kasus dan KLB prop.

• Th 2008 CBMS + test serologi total Bali dan Yogja. • Th 2009 diperluas dg test serologi sebagian, tapi krn

pertimbangan sarana & prasarana baru dilaksanakan di 10 provinsi.

• Untuk 21 provinsi lainnya (termasuk Kalteng), rencana akan dilaksanakan tahun 2010, dengan mengupayakan dana dari APBD/APBN (budget daerah), namun persiapan kearah CBMS masa depan harus dimulai sejak saat ini dan kebetulan ada dana

Jumlah Spesimen yang diambil

• Berdasarkan angka terbesar dari hasil penghitungan 20% kasus campak 2008 atau 2/100.000 populasi per Kab/Kota.

• Contoh Kabupaten X- Jml pddk: 1.342.258 2/100.000= 27- Jml kasus 2008: 391 20% nya = 78

• Spesimen terutama diambil dari ks puskesmas, bila ks di puskesmas tidak ada maka diambil dari RS/praktek swasta

• Untuk tersangka KLB campak, spesimen diambil 5• Puskesmas yang telah terjadi KLB campak konfirm

maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan serologi terhadap kasus rutin dalam tahun yang sama.

Faktor yang Mendukung (pengalaman DIY & Bali)

• Koordinasi dan komunikasi antara Prop, Kab/Kota dan puskesmas cukup baik

• Tersedianya Laboratorium Campak Nasional• Geografis relativ terjangkau• Adanya dukungan dari dinkes Kab/Kota, RS,

Puskesmas, organisasi profesi, dll. • Adanya dukungan dana transport pengiriman

sampel dari Prov, Kab dll

Faktor Penghambat (pengalaman Bali & DIY)

• Specimen tidak boleh disimpan di Pusk / RS > 7 hari• Libur bersama pada hari raya dan libur panjang lainnya• Rumah Sakit tidak mempunyai petugas pengirim

specimen• Dokter praktek swasta dan bidan praktek swasta sangat

banyak dan belum semua tersosialisasi• Petugas medis masih belum mempunyai persepsi yg

sama tentang klinis campak• Validitas data masih belum tercapai• Belum ada dukungan dana APBD II

TerimakasihTerimakasih

Indikator

Kegiatan Target

Rutin :Kelengkapan lap pusk (C1) > 90%Ketepatan lap pusk (C1) > 80%Kelengkapan lap SARS > 90%

KLB :Kelengkapan lap C-KLB > 90%KLB dilakukan PE 100%KLB diambil specimen 100%Kelengkapan lap STP KLB > 90%

top related