konsep bermain i

Post on 27-Nov-2015

27 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

K

TRANSCRIPT

KONSEP BERMAIN

Oleh : Yanti Riyantini, MKep.Sp.Kep.An.

PENDAHULUAN

Bermain :

Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak baik sehat maupun sakit/dirawat.

Anak belajar berkata-kata & menyesuaikan diri dgn lingkungan, obyek, waktu ruang & orang.

Bermain bagi anak juga merupakan kerja :- Melaksanakan praktek yang kompleks.- Proses kehidupan yg penuh stress.- Komunikasi & pencapaian hubungan

interpersonal.Dalam keadaan sakit & dirawat bermain tetap diperlukan dlm melanjutkan pertumbuhan & perkembangan.- Anak dpt mengembangkan kreativitasnya &

dpt beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit & dirawat.

A. Pengertian Bermain :

Miller B.F & Keane CB ( 1983 ).

Bermain adalah cara alamiah bagi anak utk mengungkapkan konflik dlm dirinya yang tdk disadarinya.

Boster ( 1989 ).

Bermain adalah kegiatan yg dilakukan sesuai dgn keinginan sendiri utk memperoleh kesenangan.

Kesimpulan :Bermain :

Merupakan keinginan dalam mengatasi konflik

diri anak yang tidak disadarinya serta dialami

untuk memperoleh suatu kepuasan.

B. Klasifikasi bermain : a. menurut isinya

1. Social affective play.

Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan terhadapnya dalam bentuk permainan.

Contoh : orangtua berbicara / memanjakan dan anak tertawa senang.

2. Sense of pleasure play.

Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yg ada disekitarnya. Contoh : bermain air atau pasir.

3. Skill play.

Permainan yang memberikan kesempatan pada anak untuk memperoleh keterampilan tertentu & anak melakukan secara berulang-ulang. Contoh : mengendarai sepeda.

4. Dramatic play atau Role play

Anak berfantasi menjalankan peran tertentu. Cohtoh : menjadi ayah, ibu, perawat, dokter atau guru.

b. Karakteristik sosial.

1. Solitary play.

Dilakukan oleh anak balita

(Todler), merupakan jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang disekitarnya.

2. Paralel play.

Dilakukan oleh anak balita atau pre school yg masing-masing mempunyai permainan yg sama tetapi satu dgn yg lainnya tdk ada interaksi & tdk saling tergantung.

3. Assosiative play.Anak bermain dalam kelompok dengan aktifitas yang sama tetapi belum terorganisir dengan baik. Belum ada pembagian tugas diantara anak & mereka bermain sesuai dengan keinginannya.

4. Cooperative playAnak bermain bersama dgn jenis permainan yg terorganisir, terencana & ada aturan tertentu. Permainan ini dilakukan oleh anak usia sekolah atau adolescent

C. Fungsi bermain

1. Mengatur fungsi perkembangan : Sensori-motorik dan kognitif.

Aktifitas sensori-motorik adalah komponen terbesar dalam permainan bagi semua tingkat usia. Permainan yg aktif menggunakan suatu obyek adalah penting untuk perkembangan otot-otot gerak.

Perkembangan kognitif diperoleh dengan melakukan eksplorasi & manipulasi benda-benda disekitarnya baik dalam hal warna, bentuk, ukuran & pentingnya benda tersebut.

Perkembangan bahasa diperoleh dengan pengalaman yang lalu & menggabungkannya dengan persepsi baru.

2. Kreatifitas• Anak dapat melakukan percobaan

tentang ide mereka dalam permainan melalui semua media.

• Kreatifitas terutama diperoleh sebagai hasil dari permainan solitary dan group.

• Jika anak puas maka anak akan membawa minatnya terhadap lingkungannya.

3. Perkembangan sosial diperoleh karena anak belajar berinteraksi dengan orang lain & mempelajari peran dalam kelompok.4. Kesadaran diri dpt diperoleh dari permainan dgn adanya interaksi dengan teman selama melakukan permainan walaupun pemahaman yang mendasar dari orangtua, guru / oranglain disekitarnya.

- Anak akan berperilaku sesuai dgn yg diharapkannya, menyesuaikan dgn aturan- aturan kelompok & bersikap jujur thd kelompok.

5. Terapi.

Bermain berfungsi sbg terapi krn dpt memberi kesempatan pada anak utk mengekspresikan perasaan yg tdk enak, misalnya marah, benci atau takut.

6. Komunikasi.Bermain merupakan alat komunikasi terutama anak yg blm dpt menyatakan perasaannya secara verbal, misalnya melukis, menggambar atau bermain peran.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi bermain.

1. Tahap perkembangan.

mempunyai potensi utk melakukan permainan tertentu tetapi juga mempunyai keterbatasan dimana belum dapat mencapai seperti anak diatas usianya.

2. Status kesehatan.

kemampuan psikomotor maupun kognitif anak terganggu.

3. Jenis kelamin.Pada usia sekolah anak laki-laki tidak mau main dengan anak perempuan sehingga jenis permainan yang dipilih adalah yang sesuai dengan minat kelompok kelamin tersebut.

4. Lingkungan.Sesuai dengan lokasi tempat tinggal atau suku bangsa

5. Alat permainan.Pilih yang sesuai dengan tahap perkembangan anak shg anak dpt menggunakannya dan memperoleh kepuasan.

E. Karakteristik bermain sesuai tahap perkembangan

1. Bayi (1 bulan).

- Secara visual permainan dpt dilihat dlm jarak

dekat. Contoh : memberi benda dgn warna

terang / menyolok.

- Berbicara, menyanyi atau bercanda adalah

permainan yg dpt merangsang pendengaran.

- Secara taktil : memeluk & menggendong

(memberi kehangatan).

- Secara kinetik : mengajak bayi berjalan dgn kereta bayi.

2. Bayi ( 2-3 bulan ).- Secara visual permainan dpt dilakukan dgn

membuat ruangan terang atau memasang gambar di dinding.

- Untuk merangsang pendengaran permainan dpt dilakukan dgn berbicara dgn bayi, mainan dgn bunyi-bunyian atau mengikutsertakan bayi dlm pertemuan keluarga.

- Secara taktil : permainan dpt dilakukan dgn membelai bayi saat memandikan, mengganti pakaian atau menyisir rambut.

- Secara kinetik : mengajak bayi berjalan-jalan

dgn kereta bayi atau gerakan berenang pada

saat mandi.

3. Bayi (6-9 bulan)

- Visual : bermain dgn warna yg bergerak atau

bunyi yang lebih khas atau berbicara sendiri

didepan kaca, ciluk – ba, atau merobek-robek

kertas.

- Untuk pendengaran : lakukan memanggil nama, mama, papa, menyebutkan bagian tubuh, belajar bertepuk tangan atau memberi perintah yang sederhana.

- Secara taktil : permainan dilakukan dgn cara

meraba bermacam-macam tekstur & ukuran,

bermain dgn air yg mengalir atau berenang.

- Kinetik : bermain dgn kereta bayi, berjalan &

meletakkan mainan agak jauh lalu anak

dianjurkan untuk mengambilnya.

4. Bayi ( 9-12 bulan ).

- Visual : memperlihatkan gambar-gambar

dalam buku atau mengajak jalan di rumput,

menunjukan bangunan yg agak jauh

- Pendengaran : menunjukan bagian tubuh &

menyebutkannya, memperkenalkan suara

binatang.

- Taktil : memberi makanan yg dpt dipegang,

mengenalkan benda dingin atau panas.

- Kinetik : beri mainan yg dpt ditarik atau di

dorong.

5. Todler ( 2 –3 tahun )

- Anak sdh dpt : berjalan, memanjat, berlari &

dpt memainkan sesuatu dgn tangannya,

senang melempar, mendorong atau mengambil

sesuatu.

- Anak mulai mengerti arti memiliki.

- Karakteristik bermain : paralel play, anak todler

sering bertengkar memperebutkan mainan.

- Anak mulai menyenangi musik atau irama.

6. Pre school ( 3 – 5 tahun )

- Perkembangan anak pada motorik

kasar & motorik halus, anak dpt melompat,

berlari atau main sepeda.

- Anak sangat energik & juga imaginatif,

anak sdh dpt bermain dgn kelompok.

- Karakteristik bermain : assosiatif play,

dramatic play & skiil play.

7. Usia sekolah ( 6 – 12 tahun ).

- Anak bermain kelompok dgn jenis kelamin

sama & dpt belajar independent, cooperative,

bersaing atau menerima orang lain & tingkah

laku yang diterima.

- Karakteristik bermain : Cooperatif play.

- Untuk anak laki-laki sifat permainannya

mekanikal sedangkan anak perempuan

mother role.

8. Adolescent ( 13 – 18 tahun )

- Anak dapat bermain dalam kelompok.

- Jenis permainan : sepak bola, basket,

badminton, mendengar musik atau TV

serta membaca buku-buku.

PROGRAM BERMAIN

I. PENDAHULUAN- Latar Belakang

II. TUJUANIII. SASARANIV. JENIS PERMAINANV. SARANA & ALATVI. WAKTUVII. BIAYAVIII. EVALUASI

y_riyantini@yahoo.com

top related