konferensi kasus
Post on 03-Jan-2016
88 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KONFERENSIKASUS
KONFERENSI KASUS
Pengertian
Tujuan
Contoh Kasus
Hal-hal yang perlu
diperhatikan
Proses
Peserta
Klasifikasi
Masalah
Operasionalisme
PENGERTIAN
Konferensi Kasus
Salah satu kegiatan pendukung dalam Bimbingan dan Konseling untuk membahas permasalahan siswa (konseli) dalam suatu pertemuan, yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan siswa (konseli).
Tidak semua masalah yang dihadapi konseliharus dilakukan konferensi kasus
Masalah yang dihadapi cukup pelik dan butuh keterlibatan pihak lain
Proses penyelesaian dilakukan secara kolaboratif
melibatkan berbagai pihak yang dianggap kompeten
Memiliki kepentingan dengan permasalahan yang dihadapi konseli.
Bersifat terbatas dan tertutup
pembicaraan yang muncul dalam konferensi kasus bersifat rahasia dan hanya untuk diketahui oleh para peserta konferensi
TUJUAN KONFERENSI KASUS
Mendapatkan konsistensi, (cross check data).
Terkomunikasikannya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan yang bersangkutan,
Mendapatkan konsensus dari para peserta konferensi guna memudahkan pengambilan keputusan.
Mendapatkan pengertian, penerimaan, persetujuan dari komitmen peran dari para peserta konferensi tentang permasalahan yang dihadapi siswa (konseli) beserta upaya pengentasannya.
Terkoordinasikannya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya penanganan itu lebih efektif dan efisien.
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
Struktur dan Tujuan
Tidak menekankan pada nama dan identitas siswa yang permasalahannya dibicarakan
semua pembicaraan ialah untuk kebahagiaan konseli.
Pembicaraan dilakukan secara terbuka dan objektif
Penafsiran data dan rencana-renacana kegiatan dilakukan secara rasional, sistematik, dan ilmiah.
Semua pihak berpegang teguh pada asas kerahasiaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyelenggarakan konferensi kasus, antara lain:
1. kegiatan konferensi kasus yang hendak dilaksanakan mendapat persetujuan dari konseli yang bersangkutan
2. konseli yang bersangkutan boleh dihadirkan kalau dipandang perlu, boleh juga tidak, bergantung pada permasalahan dan kondisinya.
3. pada saat mendeskripsikan dan mendikusikan masalah konseli, tidak menyebut nama konseli yang bersangkutan, tetapi dengan menggunakan kode yang dipahami bersama.
4. Dalam kondisi apa pun, kepentingan konseli harus diletakkan di atas segala kepentingan lainnya.
5. Peserta konferensi kasus menyadari akan tugas dan peran serta batas-batas kewenangan profesionalnya.
Contoh KasusX murid kelas XI di SMA kota P. Semester ini ia jarang masuk sekolah, dan nilainya berantakan. Dia tergolong anak yang malas melaksanakan ibadah. Dia tampak kurus dan mukanya pucat. Pada waktu ada razia disekolahnya, kedapatan daun ganja yang dalam amplop yang diselipkannya didalam buku pelajarannya. Dia suka berkelahi dengan teman-temannya. Demikian juga terhadap gurunya, apabila guru menegurnya maka ia bereaksi dengan kasar. Dia adalah siswa pindahan dari kota J. Di kota ini ia tinggal bersama orang tuanya. Ayahnya seorang anggota ABRI, berpangkat perwira menengah. Karena kesibukkannya ayahnya jarang dirumah, dan ibunya kurang memberikan perhatian penuh terhadapnya, bahkan sering marah-marah apabila X berada dirumah. X pernah minggat dari rumahnya, sejak saat itu ia jarang sekali pulang ke rumah. Dia bersama dengan teman-temannya sering terlibat mabuk-mabukkan dan tindakan kekerasan. Mengetahui X seperti itu, orang tuanya mengirimnya ke kota P agar dapat bersekolah dengan baik disana. Di kota P dia tinggal bersama dengan tantenya. Oleh karenanya X diperlakukan sangat keras. Sepulang sekolah ia tidak boleh keluar rumah. Dengan perlakuan seperti ini dia merasa dirinya berada dalam penjara. Perasaan yang dideritanya itu sering dilampiaskannya kepada teman dan gurunya. Disekolah dia di cap sebagai anak nakal.
Dalam rangka itu permasalahan utama yang secara langsung ditampilkan deskripsi kasus diatas dapat dicatat sebagai berikut :
Dimensi Kemanusiaan Aspek Dimensi
Individualitas a) nilai rendah
b) kurus dan pucat
Sosialitas
a) Suka Berkelahi
b) Kasar terhadap orang lain
c) Diperlakukan sangat keras
d) Tidak bebas
Moralitas
a) Jarang masuk Sekolah
b) Menyimpan ganja
c) Minggat
d) Mabuk-mabukkan
e) Nakal dan Kasar
Religius a) Malas Beribadah
Peserta Konferensi
• Dipimpin oleh ahli bimbingan (konselor)• Pihak terkait :
1. kepala sekolah2. guru mapel3. walikelas4. guru pembimbing5. petugas kesehatan, dll
Klasifikasi Masalaha) Masalah belajar :• Kebiasaan belajar yg krg
efektif• Kebiasaan bljr yg krg memadai• kesiapsiagaan bljr yg krg
memadai• kondisi lgk bljr yg krg
mguntgkan
b) Masalah sosial pribadi :• Kkrang harmonis antr tmn• Kkrang serasian dg ortu• Knakalan rmj• gguan psikis
c) Masalah karir : • pmlihan jursan yg salah• pgnalan bakat yg krg
tepat• penyaluran bakmin yng
salah, dsb
Operasionalisme• Perencanaan
KK hrs mndpt pers7an K’liPeserta mmlk skp tguh mrahsiakn sgnap aspek
• PelaksanaanK’lor mgrahkan pembicaraan agr smua data tersampaikan n mengmbgkn pikiran peserta
• Analisis n EvaluasiKK brhasil jika smw data yg dbtuhkan sgt berarti untuk pmchan mslah K’li
• Follow-upHasil KK dicatat n didokumntasikan scr rapi olh K’lor dan dgnkan untk mnunjang Layanan kpd K’li
PROSES
Kepala Sekolah/ Konselor
(Koordinator BK) MengundangPeserta
Konferensi Kasus
Menyampaikan maksud dan tujuan konferensi kasus serta meminta
komitmen dari peserta konferensi kasus
Menampilkan dan mendekripsikan
permasalahan yang dihadapi siswa (konseli)
Diskusi, memberikan tanggapan, masukan dan
kontribusi
Kesimpulan dan Saran
TRIMAKASIH
top related