keputusan menteri perhubungan republik...
Post on 25-Jan-2020
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: KM 210 TAHUN 2019
T E N T A N G
PEMBERIAN IZIN PENGGUNAAN SEMENTARA TERMINAL KHUSUS
PT BAKAL MAKMUR SEJAHTERA DESA TANJUNG LIMAU, KECAMATAN
MUARA BADAK, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR UNTUK MELAYANI KEPENTINGAN UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa Pelabuhan Tanjung Santan adalah pelabuhan
yang pada awalnya diperuntukan untuk kegiatan
Terminal Khusus Migas Santan Terminal, sehingga
Pelabuhan Tanjung Santan tidak memiliki fasilitas
pelabuhan seperti dermaga dan fasilitas untuk kegiatan
bongkar muat, sehingga tidak dapat melayani permintaan
pelayanan jasa kepelabuhanan untuk kegiatan bongkar
muat barang /komoditas tertentu;
b. bahwa terdapat beberapa pemegang izin pertambangan
batubara yaitu PT Bara Bumi Kartanegara, PT Mulia
Persada Kartanegara dan PT Belayan Internasional Coal
yang tidak memiiiki fasilitas pelabuhan dan berkeinginan
untuk menggunakan Terminal Khusus PT Bakal Makmur
Sejahtera Timur yang berlokasi di Desa Tanjung Limau,
Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara,
Mengingat
Provinsi Kalimantan Timur guna menunjang kegiatan
pengapalan batubara;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, guna menjamin
kepastian hukum dalam penggunaan sementara Terminal
Khusus Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara PT
Bakal Makmur Sejahtera untuk melayani kepentingan
umum sementara, perlu menetapkan Keputusan Menteri
Perhubungan tentang Pemberian Izin Penggunaan
Sementara Terminal Khusus PT Bakal Makmur Sejahtera
Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur
Untuk Melayani Kepentingan Umum;
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4849);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3838);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 151), Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 193,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5731);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5093);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang
Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5108), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan
di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5208);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tentang Perlindungan
Lingkungan Maritim (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5109);
8. Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentang
Pengesahan International Convention for The Safety of Life
at Sea, 1974;
9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 Tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
10. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 77 Tahun 2018 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor KM 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata
Menetapkan :
PERTAMA
KEDUA
Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1843);
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun
2017 tentang Terminal Khusus dan Terminal untuk
Kepentingan Sendiri (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 394);
13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 89 Tahun
2018 tentang Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor
Perhubungan di Bidang Laut (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 3335);
14. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1756).
M E M U T U S K A N :
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PEMBERIAN IZIN PENGGUNAAN SEMENTARA TERMINAL
KHUSUS PT BAKAL MAKMUR SEJAHTERA DESA TANJUNG
LIMAU, KECAMATAN MUARA BADAK, KABUPATEN KUTAI
KARTANEGARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR UNTUK
MELAYANI KEPENTINGAN UMUM.
Memberikan izin penggunaan Terminal Khusus PT Bakal
Makmur Sejahtera Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara
Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan
Timur yang telah dioperasikan berdasarkan Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor BX-161/PP.008
tanggal 28 Juni 2018, digunakan sementara untuk melayani
kepentingan umum berupa bongkar/muat batubara untuk
PT Bara Bumi Kartanegara, PT Mulia Persada Kartanegara dan PT Belayan Internasional Coal.
Izin penggunaan terminal khusus PT Bakal Makmur
Sejahtera sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA
berlaku selama 1 (satu) tahun.
KETIGA : Penggunaan Terminal Khusus PT Bakal Makmur Sejahtera
melayani kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA, dilakukan berdasarkan kerjasama antara
Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Tanjung
Santan dengan PT Bakal Makmur Sejahtera.
KEEMPAT : Penggunaan Terminal Khusus PT Bakal Makmur Sejahtera
untuk melayani kepentingan umum sebagaimana dimaksud
dalam Diktum PERTAMA, wajib dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang pelayaran guna
menjamin keselamatan, keamanan, kelancaran dan
ketertiban dalam pelayanan jasa kepelabuhanan.
KELIMA : Tarif jasa kepelabuhanan pada Terminal Khusus PT Bakal
Makmur Sejahtera selama digunakan untuk pelayanan
umum, ditetapkan sesuai dengan tarif jasa kepelabuhanan
yang berlaku pada Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan
Kelas III Tanjung Santan.
KEENAM : Direktur Jenderal Perhubungan Laut melakukan pembinaan
dan pengawasan teknis terhadap penggunaan sementara
terminal khusus PT Bakal Makmur Sejahtera untuk
pelayanan umum.
KETUJUH Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Oktober 2019
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
ttd
BUDI KARYA SUMADI
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada :1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman;2. Menteri Keuangan;3. Menteri Perindustrian;4. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;5. Kepala Staf TNI Angkatan Laut;6. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;7. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;8. Direktur Jenderal Perhubungan Laut;9. Gubernur Kalimantan Timur;10. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;11. Para Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;12. Bupati Kutai Kartanegara;13. Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Tanjung Santan;14. Direksi PT Bakal Makmur Sejahtera.
top related