kep (kurang energi protein)

Post on 03-Jan-2016

161 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Presentasi KEP (kurang energi protein) untuk Ilmu kesehatan anak yang diajarkan pada mahasiswa semester 7.

TRANSCRIPT

Kurang Energi Protein(KEP)

Olehdr. H. Ahmad Nuri, Sp A

Ilmu Kesehatan Anak 1

Kurang Energi Protein (KEP)

Keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari, sehingga tidak memenuhi AKG

Klasifikasi- KEP ringan BB/U : 70 – 80 % standar WHO – NCHS- KEP sedang BB/U : 60 – 70 %- KEP berat BB/U : < 60 %

KEP Berat secara klinis dibagi 3 tipe :- Marasmus- Kwashiorkor- Marasmik Kwashiorkor

Etiologi# Primer - Kurang konsumsi ok tidak tersedia bahan makanan# Sekunder - Kurang kalori protein akibat penyakit (ginjal, jantung, hati, paru)

PatofisiologiProtein zat pembangun, protein • Gangguan pertumbuhan• Atropi otot• Albumin serum Edema• Hb Anemia• Antibodi Infeksi

KH + L Zat tenaga• KH + L Katabolisme

pengecilan jaringan otot (muscle wasting) +

jaringan otot

Patogenesis KEPPatogenesis penyakit KEP melalui 5 tahapan1. Ketidakcukupan zat gizi Bila ketidakcukupan zat gizi berlangsung lama maka

cadangan jaringan akan digunakan untuk memenuhi ketidakcukupan itu

2. Bila keadaan ini berlangsung lama, maka akan terjadi kemerosotan jaringan yang ditandai dengan penurunan BB

3. Terjadi perubahan biokimia yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium, yaitu Hb rendah, serum vitamin A dan karoten rendah

4. Bila keadaan berlangsung lama, terjadi perubahan fungsi tubuh seperti pusing, lemah, lekas capek

5. Terjadi perubahan anatomi yang dapat dilihat dari munculnya tanda klasik : warna rambut, xeroftalmia, stomatitis angular, edema, dermatosis

Patogenesis Penyakit kurang gizi

Faktor lingkungan

Persediaan/cadangan jaringan

Ketidak-cukupan

Kemerosotan jaringan

Perubahan biokimia

Perubahan fungsi

Perubahan anatomi

Faktor manusia

Malnutrisi ditandai dengan

Penurunanberat badan

dan pertumbuhan

terhambat (stunting)

Malnutrisi yang

diperiksa melalui

Pemeriksaan laboratorium

Tampak tanda-

tanda khas

Munculnya tanda-

Tanda yangklasikal

Faktor Penyebab Gizi Kurang

Gizi kurang

Asupan makanan Penyakit infeksi

PersediaanMakananDi rumah

Perawatan anak danIbu hamil

Pelayanankesehatan

Kemiskinan,Kurang pendidikan,Kurang ketrampilan

Krisis ekonomi langsung

Penyebab langsung

PenyebabTidak

langsung

Pokok masalah

Akarmasalah

Kriteria Diagnosis

Anamnesis• Riwayat nutrisi selama dalam kandungan, saat

kelahiran, keadaan waktu lahir (BB, TB)• Penyakit yang diderita• Keadaan keluarga• Kontak dengan px penyakit menular

Antropometri• BB, TB, LK, LLA, lipatan kulit

Pemeriksaan Fisik• Bentuk tubuh, perbandingan kepala, badan,

anggota gerak• Keadaan mental anak• Rambut (warna, mudah dicabut)• Wajah (org tua, moonface)• Mata (gx defisiensi vitamin A)• Mulut (stomatitis, Noma)• Thorax (kelainan jantung)• Abdomen (asites, hepatomegali)• Extrimitas (hipotropi, edema)• Kulit (hiperkeratosis, crazy pavement)

Laboratorium• Darah rutin• Protein, albumin• Gula darah, Fe serumRadiologi• Thorax foto• Umur tulangKomplikasi• Hipotermi• Hipoglikemi• Mudah infeksi• Anemia• Diare kronis

MarasmusMalnutrisi berat ok pemberian makanan yang tidak

cukup, informasi pemberian makanan yang tidak

cukup atau higiene yang jelek

Etiologi• Masukan kalori tidak cukup

- Diet yang kurang

- Kebiasaan makan yang tidak tepat

- Kelainan metabolik

Manifestasi klinis• Badan tampak kurus• Wajah seperti orang tua• Atropi otot• Lemak subcutan tipis• Kulit kering & berkeriput• Perut buncit & gambaran usus mudah dilihat• Anak cengeng• Penyakit penyerta yang sering dijumpai :

Enteritis, infestasi cacing, TBC, defisiensi vit A

Pencegahan• Pendidikan orang tua• Pemberian makanan pendamping ASI yang

sesuai dan memadai• Deteksi dini oleh petugas kesehatan• Pencegahan & pemantauan penyakit infeksi

KwashiorkorSindroma klinis akibat defisiensi protein berat danmasukan kalori tidak cukup

Etiologi• Kekurangan intake protein• Gangguan penyerapan protein pada diare yang

kronik• Kehilangan protein yang berlebihan, mis pada

proteinuria, infeksi kronik, luka bakar• Gangguan sintesa protein pada penyakit hati

yang kronis

Manifestasi Klinis• Wajah moonface• Nampak sembab• Cengeng• Jaringan otot mengecil, tonusnya menurun• Jaringan subcutis tipis• Asites• Rambut pirang, mudah dicabut, signo de bandera• Crazy pavement dermatosis• Pembesaran hati• Tanda defisiensi vitamin A• Anemia defisiensi besi• Penyakit infeksi

Laboratorium• Penurunan kadar albumin serum• Glukosa darah rendah• Anemia

Pencegahan• Petunjuk diet yang berisi jumlah protein cukup &

nilai biologis tinggi

Marasmik KwashiorkorGejala klinis campuran antara marasmus danKwashiorkor

Tata laksana KEP beratAda 5 aspek penting

1. Prinsip dasar pengobatan rutin KEP berat (10

langkah)

2. Pengobatan penyakit penyerta

3. Kegagalan pengobatan

4. Penderita pulang sebelum rehabilitasi tuntas

5. Tindakan pada kegawatan

I.Prinsip dasar pengobatan rutin KEP berat1. Atasi/cegah hipoglikemi - kadar glukossa drh < 50 mg/dl 50 ml glukosa 10 % bolus, evaluasi setiap 2 jam - Mulai pemberian makan setiap 2 jam2. Atasi/cegah hipotermi - Bila suhu < 36° C hangatkan dengan selimut, berikan lampu pemanas - Segera berikan makanan tiap 2 jam3. Atasi/cegah dehidrasi - Pemberian cairan infus dengan hati-hati, tetesan pelan-pelan

- cairan resomal per oral 5 mg/kg BB setiap 30 menit selama 2 jam - Penilaian rehidrasi dengan denyut nadi, pernafasan, frekuensi kencing, airmata4. Koreksi gangguan elektrolit - Tjd hipernatremi, hipokalemia, hipomagnesia - Beri cairan rendah Na (resomal) - Makanan rendah garam5.Pengobatan/pencegahan infeksi - Tanda infeksi (demam) sering tak tampak - Rutin berikan antibiotika spektrum luas (ampicillin + gentamicin)

6. Mulai pemberian makanan

- Pada fase awal – hati-hati karena keadaan faali

& homeostasis sangat kurang

- Pemberian porsi kecil, sering, rendah laktosa,

secara oral/nasogastrik

- Kalori 80 – 100 kal/kg BB/hr

- Cairan 130 ml/kg BB/hr

7. Fasilitasi tumbuh kejar

- Kalori & cairan dinaikkan scr perlahan-lahan

- Kemajuan dinilai berdasarkan kecepatan

pertambahan BB

8. Koreksi defisiensi nutrien mikro

- Berikan setiap hari multivitamin, Fe - Vit A oral pd hari I9. Berikan stimulasi sensorik & dukungan emosional

- Kasih sayang, lingkungan yang ceria, bermain 10. Tindak lanjut di rumah - Pemberian makanan yg sering, dg kandungan energi & protein yang padat - Terapi bermain terstruktur - Imunisasi dasar/ulangan - Vit A, setiap 6 bulan

Bagan dan jadwal Pengobatan sebagai berikut :

No Fase Stabilisasi Transisi Rehabilitasi

Hari 1-2 Hari 2-7 Mgg ke-2 Mgg ke 3-7

1 Hipoglikemia

2 Hipotermia

3 Dehidrasi

4 Elektrolit

5 Infeksi

6 Mulai pembe-rian makanan

7 Tumbuh kejar (meningkat-kan pembe-rian makanan)

8 Mikronutrien Tanpa Fe dengan Fe

9 Stimulasi

10 Tindak lanjut

II. Pengobatan Penyakit penyerta• Defisiensi vit A• Dermatosis salep/krim• Parasit/cacing

mebendazole 100 mg, 2x/hr, selama 3 hr• Diare kronis• TBC

III. Kegagalan Pengobatan

Tingginya angka kematian• 24 jam I : hipoglikemi, hipotermi, sepsis,

dehidrasi• 27 jam : Vol. formula terlalu banyak• Malam hari : hipotermi

Kenaikan BB tidak adekuat

< 50 gr/kg BB/minggu• Pemberian makanan tidak adekuat• Defisiensi nutrien• Infeksi tidak terdeteksi• Masalah psikologik

IV. Penanganan pasien pulang sebelum

rehabilitasi tuntas

Rehab. dianggap lengkap :

- gejala klinis menghilang

- BB/U min 70 %

• Beri makanan min 5x/hr• Beri makanan selingan• Makanan harus habis• Suplementassi vit/mineral• ASI diteruskanV. Tindakan pada kegawatan• Syok - bisa karena sepsis atau dehidrasi berikan cairan D5 % / Nacl 0,9 % atau D5 % / ringer – dalam 1 jam I - Perbaikan klinis dehidrasi - Tdk ada perbaikan sepsis

• Anemia berat

-Transfusi diperlukan bila

Hb < 4 g/dl

Hb 4-6 g/dl disertai tanda gagal jantung

- Besi FWB 10 ml/kg BB dalam 3 jam atau PRC

- Bila ada tanda gagal jantung

lasix 1 mg/kg BB/IV - awal

top related