kelp.6__makalah gol iiib & ivb
Post on 05-Feb-2016
395 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MAKALAH KIMIA ANORGANIK IIUNSUR-UNSUR GOLONGAN IIIB DAN
IVB
Oleh :
KELOMPOK VI
1. Rahika Ontita Leni (06111010038)
2. Rizki Triyunita (06111010041)
3. Yulia (06111010046)
Dosen Pengasuh
Drs. M. Hadeli. L., M.Si.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN MIPA KIMIA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya.
Makalah ini Kami tulis untuk memenuhi penugasan matakuliah Kimia
Anorganik II. Makalah ini berjudul “ Makalah Kimia Anorganik II Unsur – Unsur
Golongan IIIB dan IVB”, dimana berisi tentang sifat sifat, reaksi dan senyawa,
cara pembuatan, kegunaan unsure dalam kehidupan serta efek unsure terhadap
kesehatan. Oleh karena itu, makalah ini sangat bermanfaat bagi kita dalam
mempelajari unsure – unsure transisi golongan IIIB dan IVB.
Makalah yang Kami buat ini dikemas secara sederhana sehingga mudah
dimengerti dan dipahami. Namun, dibalik ini semua, mungkin tidak lepas masih
ada terdapat kesalahan. Kesalahan yang mana disebabkan oleh masih kurangnya
pengetahuan yang Kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran pembangun dari
pembaca sangat Kami harapkan.
Semoga makalah ini bisa membantu dan bermanfaat bagi kita semua.
Indralaya, Juni 2015
Tim Penyusun
Kelompok 6
~ 2 ~
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR...................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................2
BAB I...........................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................4
BAB II..........................................................................................................5
PEMBAHASAN..........................................................................................................5
2.1 Unsur Golongan IIIB...................................................................................5
2.1.1 Scandium (Sc).....................................................................................5
2.1.2 Yitrium................................................................................................8
2.1.3 Lanthanum.......................................................................................11
2.1.4 Actinium............................................................................................14
2.2 Unsur Golongan IVB.................................................................................17
2.2.1 Titanium............................................................................................17
2.2.3 Hafnium (Hf)....................................................................................25
2.2.4 Rutherfordium (Rf)..........................................................................27
PENUTUP
KESIMPULAN...........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................30
~ 3 ~
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unsur golongan IIIB dan IVB termasuk dalam unsur transisi yaitu unsur
blok d yang konfigurasi elektronnya diakhiri oleh sub kulit d. Unsur-unsur yang
termasuk dalam golongan IIIB yaitu Scandium (Sc), Yitrium (Yt), Lanthanum
(La), Actinium (Ac). Dan unsur-unsur yang termasuk dalam golongan IV B yaitu
Titan (Ti), Sirkon (Zr), Hafnium (Hf), Rutherfordium (Rf).
Beberapa sifat golongan ini dapat kita lihat dalam Sistem Periodik Unsur.
Konfigurasi elektron terluar unsur ini adalah (n-1)d5 ns1. Unsur-unsur transisi atau
dikenal sebagai logam transisi, biasanya didefinisikan sebagai unsur yang
atomnya mengandung sub-kulit d yang belum terisi penuh.Sifat umum unsur
transisi adalah:
1. Senyawanya pada umumnya berwarna.
2. Banyak senyawanya bersifat paramagnetik.
3. Mempunyai beberapa harga bilangan oksidasi.
4. Dapat membentuk senyawa kompleks.
Ukuran atom unsur transisi ini dalam satu golongan, dari atas kebawah jari-
jari semakin bertambah besar, jumlah kulit elektron semakin banyak. Sedangkan
dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari semakin pendek, karena ukuran inti
semakin besar, daya tarik inti dengan elektron semakin kuat. Densitas, dalam satu
golongan dari atas ke bawah densitas semakin besar. Hal ini dikarenakan massa
atom relative yang semakin besar pula tetapi menempati volume yang hampir
sama. Energi ionsasi merupakan energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu
elektron yang terikat paling lemah dar suatu atom netral atau dalam keadaan gas.
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah nilai energi ionisasi unsur golongan
semakin menuru, karena dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar sehingga
daya tarik inti dengan dengan elektron terluar semakin lemah, maka energi
ionisasinya semakin kecil. Elektronegatif merupakan kemampuan suatu atom
~ 4 ~
untuk menarik elektron dari atom yang lain. Dalam golongan, dari atas ke bawah
elektronegatifitas unsur golongan transisi semakin kecil, karena jari-jarinya
semakin besar, volumenya seakin besar dan daya tarik inti dan elektron semakin
lemah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur golongan IIIB dan IVB?
2. Bagaimana sifat fisik dan kimia unsur golongan IIIB dan IVB?
3. Bagaimana reaksi dan senyawanya dari unsur-unsur golongan IIIB dan
IVB?
4. Bagaimana cara membuat atau didapatkannya unsur golongan IIB dan
IVB?
5. Bagaimana kegunaan dari unsur-unsur golongan IIIB dan IVB untuk
manusia dan lingkungan?
6. Bagaimana efek negatif yang ditimbulkan oleh unsur golongan IIIB dan
IVB?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui struktur golongan IIIB dan IVB
2. Mengetahui sifat fisik dan kimia unsur golongan IIIB dan IVB
3. Mengetahui reaksi dan senyawanya dari unsur-unsur golongan IIIB dan
IVB
4. Mengetahui cara membuat atau didapatkannya unsur golongan IIB dan
IVB
5. Mengetahui kegunaan dari unsur-unsur golongan IIIB dan IVB untuk
manusia dan lingkungan
6. Mengetahui efek negatif yang ditimbulkan oleh unsur golongan IIIB dan
IVB
~ 5 ~
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Unsur Golongan IIIB
2.1.1 Scandium (Sc)
(Latin: scandia, Scandinavia). Mendeleev
telah memprediksi keberadaan unsur ekaboron
berdasarkan prinsip sistim periodik yang
ditemukannya. Unsur ini diperkirakan memiliki
berat atom antara 40 (kalsium) dan 48 (titanium).
Elemen skandium ditemukan oleh Nilson pada
tahun 1878 di dalam mineral-mineral euxenite dan
gadolinite, yang belum pernah ditemukan
dimanapun kecuali di Skandinavia. Dengan memproses 10 kg euxenite dan hasil
sampingan mineral-mineral langka lainnya, Nilson berhasil memproduksi 2 gram
skandium oksida murni. Ilmuwan-ilmuwan berikutnya kemudian menunjukkan
bahwa skandium yang ditemukan Nilson sama dengan ekaboronnya Mendeleev.
a. Sifat-sifat Scandium
Sifat Fisika
Densitas : 3 g/cm3
Titik leleh : 1812,2 K
Titik didih : 3021 K
Bentuk (25°C) : padat
Warna : putih perak
Sifat Atomik
Nomor atom : 21
Nomor massa : 44,956
Konfigurasi electron : [Ar] 3d1 4s2
Volume atom : 15 cm3/mol
Afinitas elektron : 18,1 kJ/mol
Keelektronegatifitasan : 1,36
~ 6 ~
Energi ionisasi : - pertama : 631 kJ/mol
- kedua : 1235 kJ/mol
- ketiga : 2389 kJ/mol
Bilangan oksidasi utama : +3
Bilangan oksidasi lainnya : +1, +2
Bentuk Kristal : Hexagonal Unit Cell. Pada keadaan padat scandium
mempunyai struktur kristal hexagonal.
Sifat Kimia
Permukaan akan berubah kekuningan atau merah muda bila terkena udara.
Ketika dipanaskan akan larut dalam air membentuk larutan.
Mudah teroksidasi oleh udara dan mudah terbakar.
Bereaksi dengan air untuk membentuk gas hidrogen.
Larut dalalm banyak asam.
b. Reaksi dan Senyawa dari Unsur Scandium
Reaksi dengan air:
Ketika dipanaskan maka Skandium akan larut dalam air membentuk larutan yang
terdiri dari ion Sc (III) dan gas hidrogen
2Sc(s) + 6H2O(aq) → 2Sc3+(aq) + 6OH-
(aq) + 3H2(g)
Reaksi dengan oksigen:
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk
scandium (III)oksida
4Sc(s) + 3O2(g) → 2Sc2O3(s)
Reaksi dengan halogen:
Skandium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk
trihalida
2Sc(s) + 3F2(g) → 2ScF3(s)
2Sc(s) + 3Cl2(g) → 2ScCl3(s)
2Sc(s) + 3Br2(l) → 2ScBr3(s)
2Sc(s) + 3I2(s)→ 2ScI3(s)
Reaksi dengan asam:
~ 7 ~
Skandium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang
mengandung ion Sc (III) dan gas hidrogen
2Sc(s) + 6HCl(aq) → 2Sc3+(aq) + 6Cl-
(aq) + 3H2(g)
c. Cara Membuat Unsur Scandium
Kebanyakan scandium diekstrasi sebagai hasil produksi permurnian
uranium. Skandium metal pertama kali diproses pada tahun 1937 oleh Ficher,
Brunger dan Grienelaus yang mengelektrolisis cairan eutectic kalium, litium, dan
skandium klorida pada suhu 700 dan 800℃.
d. Kegunaan Unsur Scandium untuk manusia
Salah satu bentuk senyawa yang ditemukan dalam unsure Skandium
adalah Skandium Clorida (ScCl3), dimana senyawa ini dapat ditemukan dalam
lampu halide, serat optic, keramik elektrolit dan laser. Kegunaan utama dari unsur
scandium adalah sebagai alloy alumunium-skandium yang dimanfaatkan dalam
industri aerospace dan untuk perlengkapan olahraga ( sepeda, baseball bats) yang
mempunyai kualitas yang tinggi. Kegunaan yang lain adalah pengunaan scandium
iodida untuk lampu yang memberikan intensitas yang tinggi
e. Efek Negatif dari Unsur Scandium
Skandium tidak beracun, namun perlu berhati-hati karena beberapa
senyawa scandium mungkin bersifat karsinogenik pada manusia selain itu dapat
menyebabkan kerusakan pada liver jika terakumulasi dalam tubuh. Bersama
dengan hewan air, Sc dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel, sehingga
memberikan pengaruh negatif pada reproduksi dan sistem syaraf. Sc dapat
mencemari lingkungan, terutama dari industri petroleum dan dari pembuangan
perabot rumah tangga. Sc secara terus-menerus terakumulasi di dalam tanah, hal
ini akan memicu terkonsentrasinya di dalam tubuh manusia dan hewan.
~ 8 ~
2.1.2 Yitrium
Yttrium merupakan unsur golongan IIIB yang
berada pada periode 5. Yttrium termasuk dalam logam
transisi. Yttrium ditemukan oleh peneliti dari Finlandia
bernama Johan Gadolin tahun 1794 dan diisolasi oleh
Friedrich Wohler tahun 1828.
a) Johan Gadolin Friedrich Wohler
Yttria (YCl3) adalah oksida dari yttrium dan ditemukan oleh Johan Gadolin tahun
1794 dalam mineral gadolinite dari Yttreby, Swedia. Tahun 1843 seorang ahli
kimia Swedia Carl Mosander dapat menunjukkan bahwa yttria dapat terbagi
menjadi oksida-oksida dalam tiga unsur yang berbeda disebut Yttria.
Penambangan yang terletak di dekat desa Ytterby yang menghasilkan beberapa
mineral antara lain erbium, terbium, ytterbium, dan yttrium memiliki nama yang
sama dengan desa tersebut.
b) Carl Mosander
Senyawa ini diberi nama Yttrium karena untuk menghormati kota Ytterby
di Swedia. Senyawa ini ditemukan pada barang tambang yang jarang ditemukan
di bumi (termasuk monazite, xenotime, Yttria). Senyawa ini tidak ditemukan
dalam keadaan bebas di bumi.
Saat ini yttrium (nama dari sebuah desa Swedia, Ytterby) banyak dikenal
dalam penggunaan nya sebagai superkonduktor oksida (bersama dengan barium
dan tembaga). Ini adalah bahan superkonduktor pertama yang berfungsi pada suhu
nitrogen cair. Unsur ini ditemukan pada 1789 oleh Gadolin terisolasi dan akhirnya
pada tahun 1828 oleh Wöhler. Lebih dari 15 ton oksida sekarang diproduksi setiap
tahun. Selain penggunaannya dalam penelitian superkonduktivitas, juga
digunakan dalam fosfor (merah) untuk tabung televisi berwarna.
a. Sifat-sifat Unsur Yitrium
Sifat Fisika
Densitas : 4,5 g/cm3
Titik leleh : 1796,2 K
~ 9 ~
Titik didih : 3537 K
Bentuk (25°C) : padat
Warna : perak
Sifat Atomik
Nomor atom : 39
Nomor massa : 88,91
Konfigurasi elektron : [Kr] 4d1 5s2
Volume atom : 19,8 cm3/mol
Afinitas elektron : 29,6 kJ/mol
Keelektronegatifitasan : 1,22
Energi ionisasi : – pertama : 615,6 kJ/mol
– kedua : 1181 kJ/mol
– ketiga : 1979,9 kJ/mol
Bilangan oksidasi utama : +3
Bilangan oksidasi lainnya : +2
Bentuk Struktur : Hexagonal Unit Cell. Pada keadaan padat Yttrium
mempunyai struktur kristal hexagonal.
Sifat Kimia
Ketika dipanaskan akan larut dalam air dan membentuk larutan.
Mudah teroksidasi oleh udara dan mudah terbakar
Sangat reaktif bereaksi dengan halogen
Mudah larut dalam asam
b. Reaksi dan Senyawa dari Unsur Yitrium
Reaksi dengan air
Ketika dipanaskan maka logam Yttrium akan larut dalam air membentuk larutan
yang terdiri dari ion Y (III) dan gas hidrogen
2Y(s) + 6H2O(aq)→ 2Y3+(aq) + 6OH-
(aq) + 3H2(g)
Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk
Yttrium (III)oksida
~ 10 ~
4Y(s) + 3O2(g)→ 2Y2O3(s)
Reaksi dengan halogen
Skandium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk
trihalida
2Y(s) + 3F2(g)→ 2YF3(s)
2Y(s) + 3Cl2(g)→ 2YCl3(s)
2Y(s) + 3Br2(g)→ 2YBr3(s)
2Y(s) + 3I2(g)→ 2YI3(s)
Reaksi dengan asam
Yttrium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang
mengandung ion Y (III) dan gas hidrogen
2Y(s) + 6HCl(aq)→ 2Y3+(aq) + 6Cl-
(aq) + 3H2(g)
c. Cara Membuat Unsur Yitrium
Yitrium dihasilkan dari bijih dengan cara ekstraksi menggunakan asam
sulfat, asam klorida, dan natrium hidroksida. Logam ini diproduksi dengan cara
mereduksi fluorida dengan logam kalsium. Rekasinya sebagai berikut:
2YF3 + 3Ca → 2Y + 3CaF2
Secaratidak murni, yitria dapat diekstraksi dengan mereduksi yitrium klorida
anhidrat (YCl3) menggunakan potassium.
d. Kegunaan Unsur Yitrium untuk manusia
Senyawa Yitrium biasanya ditemukan dalam bentuk senyawa
- Yitrium Allumunium garnet Y3All5O12 senyawa ini digunakan sebagai laser
selain itu untuk perhiasan yaitu stimulan pada berlian.
- Yitrium(III)Oksida Y2O3 senyawa ini digunakan untuk membuat YVO4 ( Eu +
Y2O3) dimana phosphor Eu memberikan warna merah pada tube TV berwarna.
Yttrium oksida juga digunakan untuk membuat Yitrium-Iron-garnet yang
dimanfaatkan pada microwave supaya efektif.
e. Efek Unsur Yitrium untuk manusia
~ 11 ~
Bahaya Yitrium jika bereksi dengan udara adalah jika terhirup oleh
manusia dapat menyebabkan kanker dan jika terakumulasi dalam jumlah berlebih
dalam tubuh menyebabkan kerusakan pada liver. Pada binatang air terpaan
scandium menyebabkan kerusakan pada membrane sel, yang berdampak pada
system reproduksi dan fungsi pada system saraf. Yitrium dapat mencemari
lingkungan, terutama dari industri petroleum dan dari pembuangan perabot rumah
tangga.
2.1.3 Lanthanum
Seorang ilmuwan kimia dari Swedia, Carl Gustav Mosander yang
merupakan kimiawan hebat dengan julukan “father moses” pada tahun 1893 telah
menemukan unsur baru dalam bentuk sampel impuritif cerium nitrat. Lanthanum
ditemukan oleh ahli kimia dari Swedia ini ketika dia mengubah komposisi sampel
cerium nitrat dengan memanaskan dan mereaksikan garamnya dengan mencairkan
asam nitrat. Dari hasil reaksi tersebut lalu mengisolasinya yang disebut lantana.
Nama ”lanthana” yang berarti tersembunyi. Lanthanum adalah unsur
pertama dalam satu seri unsur-unsur yang disebut dengan “Lanthanida”.yang
sering disebut dengan gol “rare earth” atau mineral langka. Y dan La hampir
selalu tergabung dengan golongan Lanthanida. La berwarna putih silver, lunak,
dan cukup mudah diiris dengan pisau biasa. Seluruh logam dalam golongan IIIB
mudah timbul bercak noda jika dalam udara, dan mudah terbakar seperti La2O3.
a. Sifat-sifat Unsur Lanthanum
Sifat Fisika
Densitas : 6,17 g/cm3
Titik leleh : 1193,2 K
Titik didih : 3693 K
Bentuk (25°C) : padat
Warna : putih perak
Sifat Atomik
Nomor atom : 57
Nomor massa : 138,91
~ 12 ~
Konfigurasi elektron : [Xe] 5d1 6s2
Volume atom : 22,5 cm3/mol
Afinitas elektron : 50 kJ/mol
Keelektronegatifitasan : 1,1
Energi ionisasi : - pertama : 538,1 kJ/mol
- kedua : 1067 kJ/mol
- ketiga : 1850 kJ/mol
Bilangan oksidasi utama : +3
Bilangan oksidasi lainnya : +2
Bentuk Kristal : Double Hexagonal Unit Cell
Sifat Kimia
Bersifat elektroforesitif dan bereaksi lambat dengan air dingin tapi cukup
cepat bereaksi dengan air panas.
Mudah teroksidasi dengan udara dan mudah terbakar
Mudah bereaksi dengan semua halogen
Mudah bereaksi dengan asam
b. Reaksi dan Senyawa dari Unsur Lanthanum
Reaksi dengan air
Lanthanum cukup elektropositif dan bereaksi secara lambat dengan air dingin tapi
cukup cepat jika bereaksi dengan air panas membentuk lanthana hidroksida dan
gas hidrogen
2La(s) + 6H2O(g)→ 2La(OH)3(aq) + 3H2(g)
Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk
Lanthana (III)oksida
4La(s) + 3O2(g)→ 2La2O3(s)
Reaksi dengan halogen
Logam lanthanum bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk lanthana
( III) halida
2La(s) + 3F2(g)→ 2LaF(s)
~ 13 ~
2La(s) + 3Cl2(g)→ 2LaCl(s)
2La(s) + 3Br2(g)→ 2LaBr(s)
2La(s) + 3I2(g)→ 2LaI(s)
Reaksi dengan asam
Lathanum mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang
mengandung ion La (III) dan gas hidrogen
2La(s) + 3H2SO4(aq)→ 2La3+(aq) + 3SO42-
(aq) + 3H2(g)
c. Cara Membuat Unsur Lanthanum
Kristalisasi fraksional dibuat oleh Dimitry Mendeleev, dalam bentuk
ganda ammonium nitrat tetrahidrat, untuk memisahkan lanthanum yang memiliki
kelarutan kecil dari didymium yang memiliki kelarutan lebih besar di tahun 1870.
Sistem tersebut digunakan secara komersial dalam proses pemurnian lanthanum
sampai pekembangan metode ekstrasi pelarut yang dimulai tahun 1950. Seperti
pada pemurnian lanthanum, ammonium nitrat direkristalisasikan dari air.
Lanthanum relatif mudah dimurnikan, sejak hanya terdapat satu lantanida yang
berdekatan yaitu cerium yang sangat mudah lepas sesuai dengan ikatan
valensinya.
d. Kegunaan Unsur Lanthanum untuk manusia
Senyawa lanthanum memiliki banyak aplikasi sebagai katalis, aditif dalam
kaca, pencahayaan karbon untuk pencahayaan studio dan proyeksi, elemen
pengapian dalam korek api dan obor, katoda elektron,scintillators,dan lain-lain.
Lanthanum karbonat (La2(CO3)3) telah disetujui sebagai pengobatan terhadap
gagal ginjal.
Jarang sekali logam La murni atau senyawa oksidanya mempunyai
kegunaan yang spesifik. Karena unsur-unsur kimia mempunyai kesamaan maka
mereka sangat sulit untuk dipisahkan. Campuran tersebut akan lebih
termaanfaatkan dari pada bentuk murninya. sebagai contoh : “misch metal” adalah
campuran dari beberapa “rare earth” dan biasa digunakan untuk “lighter flints’
~ 14 ~
dan bentuk oksidasinya juga digunakan dalam phosphor layar televisi
(LaMgAl11O19 ) dan beberapa peralatan flouresen serupa.
La2O2 digunakan untuk membuat kaca optic khusus (kaca adsorbsi infra
merah, kamera dan lensa teleskop). Jika La ditambahkan di dalam baja maka akan
meningkatkan kelunakan dan ketahanan baja tersebut. Salah satu kegunaan
senyawa-senyawa gol Lanthanida adalah pada industri perfilman untuk
penerangan dalam studio dan proyeksi.
e. Efek Unsur Lanthanum untuk manusia
La sangat berbahaya jika kabut dan asapnya terhirup bersama masuknya
oksigen serta dalam jangka waktu yang lama, akan dapat menyebabkan emboli.
Jika menghirup La maka seseorang dapat terkena penyakit kanker paru-paru. Jika
terakumulasi dalam tubuh maka La dapat mengancam organ liver. La dapat
mencemari lingkungan, dari pembuangan perabot rumah tangga. Bersama dengan
hewan air, La dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel, sehingga
memberikan pengaruh negatif pada reproduksi dan sistem syaraf. La sangat
mudah terakumulasi dalam otot.
2.1.4 Actinium
Ac merupakan unsur pertama dalam seri grup “actinida”. Actinium
ditemukan tahun tahun 1899 oleh Andre-Louis Debierne seorang ahli kimia
Prancis yang memisahkannya dari campuran. Friedrich Oskar Giesel menemukan
actinium secara bebas tahun 1902 dan disebut “emanium” tahun 1904. Nama
Debierne tetap dipakai karena lebih senior. Sifat kimia actinium mirip dengan
lanthanum. Kata actinium berasal dari Yunani, akti, aktinos, yang berarti sinar.
Karena Ac adalah unsur radioaktif yang dapat bercahaya dalam ruangan gelap,
yang disebabkan oleh intensitas keradioaktifannya yang berwarna biru.
a. Sifat-sifat Unsur Actinium
Sifat Fisika
~ 15 ~
Densitas : -
Titik leleh : 1323,2 K
Titik didih : 2743 K
Bentuk (25°C) : padat
Warna : putih perak
Sifat Atomik
Nomor atom : 89
Nomor massa : 227,03
Konfigurasi elektron : [Rn] 6d1 7s2
Volume atom : -
Afinitas elektron : -
Keelektronegatifitasan : 1,1
Energi ionisasi : - pertama : 499 kJ/mol
- kedua : 1170 kJ/mol
Bilangan oksidasi utama : +3
Bilangan oksidai lainnya : -
Struktur Kristal : Face Centered Cubic Unit Cell
Sifat Kimia
Aktinium menunjukkan sifat kimia yang mirip dengan lantanum. Karena
kesamaan ini pemisahan aktinium dari lantanum dan unsur tanah jarang lainnya,
yang juga ada dalam bijih uranium menjadi sulit. Ekstraksi pelarut dan pertukaran
ion kromatografi digunakan untuk pemisahan. Hanya sejumlah senyawa aktinium
dikenal, misalnya ACF3, AcCl3, AcBr3, AcOF, AcOCl, AcOBr, Ac2 S , Ac2O, dan
AcPO3. Semua senyawa yang disebutkan adalah serupa dengan senyawa lantanum
dan menunjukkan bahwa senyawa aktinium umumnya memiliki bilangan oksidasi
+3.
b. Reaksi dan Senyawa dari Unsur Lanthanum
Reaksi dengan oksigen
Aktinium mudah terbakar membentuk aktinium (III) oksida
~ 16 ~
4Ac(s) + 3O2(g)→ 2Ac2O3(s)
c. Cara Membuat Unsur Lanthanum
Aktinium dipisahkan dari bijih-bijih uranium. Kemudian Friedrich Oskar
Giesel menemukan aktinium secara bebas tahun 1902 sebagai substansi yang
mirip dengan lantanumdan menyebutnya “emanium” pada tahun 1904.Sifat kimia
actinium mirip dengan lanthanum. Kata actinium berasal dari Yunani, akti,
aktinos, yang berarti sinar. Karena Ac adalah unsur radioaktif yang dapat
bercahaya dalam ruangan gelap, yang disebabkan oleh intensitas
keradioaktifannya yang berwarna biru. Aktinium ditemukan dalam jumlah sedukit
dalam bijih uranium tetapi lebih banyak dibuat dalam satuan mg dengan cara
penyinaran neutron terhadap 226 Ra dalam reactor nuklir. Logam actinium dibuat
dengan cara reduksi actinium florida dengan uap lithium pada suhu 1100-1300ºC.
d. Kegunaan Unsur Lanthanum bagi manusia
Sifat keradioaktifan dari aktinium 150 kali lebih besar dari radium,
sehingga memungkinkan untuk menggunakan Ac sebagai sumber neutron.
Sebaliknya, aktinium jarang digunakan dalam bidang Industri. Ac-225 digunakan
dalam pengobatan, yaitu digunakan dalam suatu generator untuk memproduksi
Bi-213. Ac-225 juga dapat digunakan sebagai agen untuk penyembuhan secara
“radio-immunoterapi”.
e. Efek Unsur Lanthanum untuk manusia
Aktinium-227 bersifat sangat radioaktif dan berpengaruh buruk pada
kesehatan. Bahaya dari aktinium sama dengan bahaya dari plutonium. Bahaya
terbesar dari raioaktif unuk kehidupan sebagaimana kita ketahui adalah bahaya
bagi sistem reproduksi dan penurunan sifat. Bahkan dengan dosis rendah bersifat
karsinogenik yang menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh.
Pertumbuhan teknologi nuklir telah membawa sejumlah besar pengeluaran zat
radioaktif ke atmosfir, tanah, dan lautan. Radiasi membahayakan dan
terkonsentrasi dalam rantai makanan, sehingga membahayakan.
~ 17 ~
Ac-225 digunakan dalam pengobatan, yaitu digunakan dalam suatu
generator untuk memproduksi Bi-213. Ac-225 juga dapat digunakan sebagai agen
untuk penyembuhan secara “radio-immunoterapi”.
2.2 Unsur Golongan IVB
2.2.1 Titanium
(Latin: titans, anak pertama bumi dalam mitologi romawi) Ditemukan oleh
Gregor di tahun 1791 dan dinamakan oleh Klaproth di tahun 1795. Titanium yang
tidak murni dipersiapkan oleh Nilson dan Pettersson di tahun 1887, tetapi unsur
yang murni tidak dibuat sampai pada tahun 1910 oleh Hunter dengan cara
memanaskan TiCl4 dengan natrium dalam bom baja.
a. Sifat-sifat
Titanium murni merupakan logam putih yang sangat bercahaya. Titanium
merupakan satu-satunya logam yang terbakar dalam nitrogen dan udara. Titanium
juga memiliki resistansi terhadap asam sulfur dan asam hidroklorida yang larut,
kebanyakan asam organik lainnya, gas klor dan solusi klorida. Titanium murni
diberitakan dapat menjadi radioaktif setelah dibombardir dengan deuterons.
Radiasi yang dihasilkan adalah positrons dan sinar gamama.
Sifat Fisika
o Simbol: Ti
o Massa Atom: 47.88
o Titik Didih: 3560 K
o Massa Jenis: 4.54 g/cm3
o Konduktivitas Listrik: 2.6 x 106 ohm-1cm-1
o Elektronegativitas: 1.54
o Konfigurasi Elektron: [Ar]3d2 4s2
o Potensial Ionisasi: 6.82 V
o Titik Lebur: 1935 K
o Bilangan Oksidasi: 4,3
b. Sumber
~ 18 ~
Unsur titanium relatif melimpah pada kulit bumi ± 0,6%. Titanium
ditemukan di meteor dan di dalam matahari. Bebatuan yang diambil oleh misi
Apollo 17 menunjukkan keberadaan TiO2 sebanyak 12,1%. Garis-garis titanium
oksida sangat jelas terlihat di spektrum bintang-bintang tipe M. Unsur ini
merupakan unsur kesembilan terbanyak pada kerak bumi. Titanium selalu ada
dalam igneous rocks (bebatuan) dan dalam sedimen yang diambil dari bebatuan
tersebut. Ia juga terdapat dalam mineral rutile, ilmenite dan sphene dan terdapat
dalam titanate dan bijih besi. Titanium juga terdapat di debu batubara, dalam
tetumbuhan dan dalam tubuh manusia. Logam ini hanya dikutak-kutik di
laboraturium sampai pada tahun 1946, Kroll menunjukkan cara memproduksi
titanium secara komersil dengan mereduksi titanium tetraklorida dengan
magnesium. Metoda ini yang dipakai secara umum saat ini. Selanjutnya logam
titanium dapat dimurnikan dengan cara mendekomposisikan iodanya
(Mohsin.2006).
Mineral utama sumber titanium
1. FeTiO3 (Iron Titanium Oxide)
Kegunaan: Sebagian besar digunakan sebagai sumber bijih Titanium, sebagian
kecil untuk bijih besi, sebagai bahan furnace, penghalus dan sebagai mineral
spesimen.
2. TiO2 (rutil)
Kegunaan: Sebagai bijih titanium, pigmen, dan sebagai batuan ornament seperti
quartz.
Beberapa Proses Untuk Memperoleh Logam Titanium
Proses Kroll
Prinsip :
- Mineral Ti direaksikan dengan gas klor dan karbon pada nyala merah
- Didestilasi untuk menghilangkan FeCl4
- Direduksi dengan Mg pada 8000C dengan atmosfer Argon. MgCl2 berlebih
diuapkan pada 10000C
~ 19 ~
Proses van Arkel de Boer
Prinsip: - Direaksikan sebagai TiI4
- Proses pemurnian melalui evaporator
- Skala laboratorium
c. Reaksi dan senyawa
Reaksi dengan Air
Titanium akan bereaksi dengan air membentuk Titanium dioksida dan hydrogen.
Ti(s) + 2H2O(g) → TiO2(s) + 2H2(g)
Reaksi dengan Udara
Ketika Titanium dibakar di udara akan menghasilkan Titanium dioksida dengan
nyala putih yang terang dan ketika dibakar dengan Nitrogen murni akan
menghasilkan Titanium Nitrida.
Ti(s) + O2(g) → TiO2(s)
2Ti(s) + N2(g) → TiN(s)
Reaksi dengan Halogen
Reaksi Titanium dengan Halogen menghasilkan Titanium Halida. Reaksi dengan
Fluor berlangsung pada suhu 200°C.
Ti(s) + 2F2(s) → TiF4(s)
Ti(s) + 2Cl2(g) → TiCl4(s)
Ti(s) + 2Br2(l) → TiBr4(s)
Ti(s) + 2I2(s) → TiI4(s)
Reaksi dengan Asam
Logam Titanium tidak bereaksi dengan asam mineral pada temperatur normal
tetapi dengan asam hidrofluorik yang panas membentuk kompleks anion (TiF6)3-
2Ti(s) + 2HF(aq) → 2(TiF6)3-(aq) + 3 H2(g) + 6H+
(aq)
Reaksi dengan Basa
~ 20 ~
Titanium tidak bereaksi dengan alkali pada temperatur normal, tetapi pada kead
d. Pembuatan Titanium
Titanium di alam berbentuk bijih seperti rutil (TiO2) dan ilmenit (FeTiO3).
Meskipun melimpah di bumi, tetapi untuk mendapatkan unsur ini harus melalui
proses yang panjang dan biaya yang mahal. Salah satu cara yang digunakan dalam
proses pembuatan titanium adalah Metode Kroll yang banyak menggunakan klor
dan karbon.
Hasil reaksinya adalah titanium tetraklorida yang kemudian dipisahkan dengan
besi triklorida dengan menggunakan proses distilasi. Senyawa titanium
tetraklorida, kemudian direduksi oleh magnesium menjadi logam murni. Lalu,
udara dikeluarkan agar logam yang dihasilkan tidak dikotori oleh unsur oksigen
dan nitrogen.
Sisa reaksi adalah antara magnesium dan magnesium diklorida yang kemudian
dikeluarkan dari hasil reaksi menggunakan air dan asam klorida sehingga
meninggalkan spons titanium. Spon ini akan mencair dibawah tekanan helium
atau argon yang pada akhirnya membeku dan membentuk batangan titanium
murni.
Bijih Titanium, terutama Rutile (TiO2) dan ilmentite
(FeTiO3), diperlakukan dengan dan klorin gas karbon tetraklorida untuk
menghasilkan titanium.
TiO2 + Cl2 → TiCl4 + CO2
Fraksinasi
Titanium tetraklorida yang dimurnikan dengan distilasi (BP 136,4) untuk
menghapus klorida besi.
Pengurangan
Titanium tetraklorida yang dimurnikan direaksikan dengan magnesium cair di
bawah argon untuk menghasilkan sebuah "berpori titanium" spons.
TiCl4 + 2Mg → Ti + 2MgCl2
Pencairan
Titanium spons dilebur di bawah argon untuk menghasilkan ingot.
~ 21 ~
e. Kegunaan
Titanium sangat penting sebagai agen campuran logam dengan aluminium,
molibdenum, manggan, besi dan beberapa logam lainnya. Campuran logam
titanium digunakan terutama untuk bahan pesawat terbang dan misil, dimana
logam ringan, kuat dan tahan suhu tinggi diperlukan. Titanium sekuat baja, tetapi
45% lebih ringan. Ia 60% lebih berat daripada aluminium, tetapi dua kali lebih
kuat. Titanium memiliki kegunaan potensial di pabrik desalinasi untuk
mengkonversi air laut menjadi air tawar. Logam ini memiliki resistansi yang baik
terhadap air laut dan digunakan untuk baling-baling kapal dan bagian kapal
lainnya yang terekspos pada air asin. Anoda titanium yang dilapisi platinum telah
digunakan untuk memberikan perlindungan dari korosi air garam. Titanium
diproduksi secara buatan untuk permata. Safir dan rubi menunjukkan asterism
sebagai hasil keberadaan TiO2. Titanium dioksida sangat banyak digunakan untuk
cat rumah dan cat lukisan karena permanen dan memilki sifat penutup yang baik.
Pigmen titanium oksida merupakan aplikasi yang terbanyak untuk unsur ini. Cat
titanium merupakan reflektor sinar infra yang sangat bagus dan banyak digunakan
pada tempat-tempat pengamatan matahari (solar observatories) dimana panas
dapat mengganggu pengamatan. Titanium tetraklorida digunakan untuk
mengiridasi gelas. Senyawa ini mengeluarkan asap tebal di udara.
f. Efek yang ditimbulkan
Tidak beracun sehingga bisa ditolerir tubuh dalam jumlah sedikit.
Paparan berlebihan dapat menyebabkan perubahan di paru-paru yang
memicu keluhan: sesak dan nyeri dada, batuk, serta kesulitan bernapas.
Kontak dengan kulit atau mata dapat menyebabkan iritasi.
2.2.2 Zirkonium (Zr)
a. Sejarah
Berasal dari bahasa Persia: zargun, yang berarti seperti emas. Nama zirkon
kemungkinan berasal dari bahasa Persia zargun yang memberikan deskripsi warna
~ 22 ~
batu permata yang sekarang dikenal sebagai zircon, jargon, hyacinth, atau ligure.
Mineral ini, dalam berbagai variasinya disebut juga dalam Injil. Mineral tidak
diketahui mengandung elemen baru sampai Klaproth, pada tahun 1789,
menganalisa jargon dari pulau Ceylon dan menemukan bahan baru yang dia
namakan Zirkonertz (zirconia), tetapi Werner namakan zircon (silex circonius).
Logam ini dalam bentuknya yang tidak murni pertama kali diisolasi oleh
Berzelius di tahun 1824 dengan memanaskan campuran potasium dan potasium
zirkonium fluorida dalam proses dekomposisi yang mereka kembangkan.
b. Sumber
Zirkonium ditemukan dalam jumlah banyak di bintang-bintang tipe S, dan
juga telah diidentifikasikan dalam matahari dan meteor. Analisis bebatuan bulan
yang diambil dari berbagai misi Apollo menunjukkan kandungan zirkonium yang
tinggi, dibandingkan dengan bebatuan bumi.
c. Kelimpahan
Zirkonium merupakan salah satu unsur penyusun kulit bumi. Beberapa
mineral sumber zirkonium :
Baddeleyite (ZrO2)
Zirkon (ZrSiO2)
Untuk memisahkan ion zirkonium dan hafnium digunakan metode penukar
ion atau ekstraksi-pelarut secara bertingkat.
d. Sifat-sifat
Zirkonium memiliki resitansi tinggi terhadap korosi terhadap
berbagai jenis asam dan alkali, air laut dan agen-agen lain. Jika dicamput
dengan seng, zirkonium menjadi magnet pada suhu
dibawah 35K.
Keterangan Unsur :
Simbol: Zr
Massa Atom: 91.224
~ 23 ~
Titik Didih: 4682 K
Massa Jenis: 6.51 g/cm3
Konduktivitas Listrik: 2.3 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas: 1.33
Konfigurasi Elektron: [Kr]4d2 5s2
Potensial Ionisasi: 6.84 V
Titik Lebur: 2128 K
Bilangan Oksidasi: 4
e. Reaksi dan senyawa
Reaksi dengan Air
Zirkonium tidak bereaksi dengan air pada keadaan di bawah normal.
Reaksi dengan Udara
Zr (s) + O2 (g) → ZrO2 (s)
Reaksi dengan Halogen
Zirkonium bereaksi dengan Halogen membentuk Zirkonium (IV) Halida.
Zr (s) + 2F2 (g) → ZrF4 (s)
Zr (s) + 2Cl2 (g) → ZrCl4 (s)
Zr (s) +2Br2 (g) → ZrBr4 (s)
Zr (s) + 2I2 (g) → ZrI4 (s)
Reaksi dengan Asam
Hanya terdapat sedikit kemungkinan logam Zirkonium bereaksi dengan asam.
Zirkonium tidak dapat bercampur dengan asam hidrofluorik, HF, membentuk
kompleks fluoro.
Reaksi dengan :
Halida, halida MCl4, MBr4 dan MI4 pada fase gas berbentuk tetrahedral tetapi
pada kondisi padat merupakan polimer dengan jembatan halida. Halida ini dibuat
melalui reaksi klorinasi dari zirkonium panas, zirkonium karbida atau zirkonium
oksida yang dilanjutkan hidrolisis dengan air.
~ 24 ~
Zirkonium oksida, (ZrO2) merupakan kristal putih yang keras dan tidak larut
(mp 27000C), tahan terhadap asam dan basa, memiliki sifat mekanis yang baik
digunakan untuk tungku furnace.
Pembuatan : reaksi antara Zr(IV) dengan hidroksida.
f. Pembuatan Zirkonium
Zirkonium diproduksi secara komersil dengan mereduksi klorida dengan
magnesium (Proses Kroll), dan dengan metode lainnya.
g. Kegunaan
Unsur ini banyak digunakan oleh industri kimia dimana agen-agen korosif
digunakan. Zirkonium digunakan sebagai getter dalam tabung vakum, sebagai
agen pencampur logam dalam baja, peralatan bedah, primer peledak, filamen bola
lampu pijar dan rayon spinnerets. Dengan niobium, zirkonium menjadi
superkonduktif pada suhu rendah dan digunakan untuk membuat magnet
superkonduktif. Zirkonium oksida (zirkon) memiliki indeks refraksi yang tinggi
dan digunakan sebagai bahan batu permata. Oksida yang tidak murni, zirkonia
digunakan untuk laboratory crucibles yang dapat menahan panas, dalam tungku
pemanas dan oleh industri gelas dan keramik sebagai bahan refratory.
h. Efek yang ditimbulkan
Zirkonium dan garamnya umumnya memiliki sifat racun rendah. (sekitar
50 mikrogram dalam makanan).
Saat memasuki tubuh, sebagian besar zirkonium tidak diserap usus, dan
bila diserap cenderung terakumulasi di tulang daripada di jaringan.
Zirkonium 95 adalah salah satu radionuklida yang terlibat dalam pengujian
senjata nuklir.
Radionuklida berumur panjang dan akan terus meningkatkan risiko kanker
selama puluhan tahun dan berabad-abad yang akan datang.
~ 25 ~
2.2.3 Hafnium (Hf)
a. Sejarah
Berasal dari bahasa latin yaitu Hafinia untuk Kopenhagen Beberapa tahun
sebelum ditemukannya unsur ini di tahun 1932 (oleh D. Costerdan G. von
Hevesey), Hafnium diperkirakan muncul dalam berbagai jenis mineral. Sesuai
dengan teori Bohr, unsur baru ini diasosiasikan dengan zirkonium. Akhirnya
unsur ini berhasil diidentifisikan sebagai zirkon dari Norway, dengan analisis
spektroskopi sinar X. Ia dinamakan sesuai sengan kota dimana unsur ini
ditemukan. Kebanyakan mineral zirkonium mengandung 1- 5% hafnium.
Hafnium pada awalnya dipisahkan dari zirkonium dengan cara
rekristalisasi berulang-ulang amonium atau kalium fluorida oleh von Hevesey dan
Jantzen. Logam hafnium pertama kali dipersiapkan oleh van Arkel dan deBoer
dengan cara menyalurkan uap tetraiodida di atas filamen tungsten yang
dipanaskan. Hampir semua logam hafnium sekarang ini diproduksi dengan cara
mereduksi tetraklorida dengan magnesium atau dengan sodium (proses Kroll).
b. Sifat-sifat
Hafnium merupakan logam ductile dengan warna terang perak. Sifat-
sifatnya sangat ditentukan oleh keberadaan unsur
zirkonium. Dari semua unsur, zirkonium dan hafnium
merupakan dua elemen yang sangat sulit dipisahkan. Walau
sifat kimia mereka sangat serupa satu sama lain, berat jenis
zirkonium sekitar setengah hafnium. Hafnium yang hampir
murni sudah pernah diproduksi dengan zirkonium sebagai unsur yang masih
terkandung di dalamnya (impurity).
Hafnium telah berhasil dicampur dengan besi, titanium, niobium, tantalum
dan beberapa logam lainnya.
Keterangan unsure:
Simbol: Hf
Massa Atom: 178.49
Titik Didih: 4857 K
~ 26 ~
Massa Jenis: 13.31 g/cm3
Konduktivitas Listrik: 3.4 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas: 1.3
Konfigurasi Elektron: [Xe]4f14 5d2 6s2
Potensial Ionisasi: 6.65 V
Titik Lebur: 2504 K
Bilangan Oksidasi : 4
c. Reaksi dan senyawa
Reaksi dengan Air
Tidak bereaksi dengan air dengan keaadaan normal.
Reaksi dengan Udara
Hf (s) + O2 (g) → HfO2 (s)
Reaksi dengan Halogen
Hf (s) +2F2 (g) → HfF4 (s)
d. Kegunaan
Hafnium memiliki absorpsi cross-section yang baik untuk netron (hampir
600 kali lipat zirkonium) dan juga memiliki sifat mekanik yang sangat bagus dan
sangat resistan terhadap korosi, hafnium digunakan sebagai tangkai kontrol
reaktor. Tangkai ini digunakan di kapal selam nuklir. Hafnium digunakan dalam
bola lampu gas dan pijar serta merupakan getter efisien untuk mengambi oksigen
dan nitrogen.
e. Efek yang ditimbulkan
Metal Hf memiliki toksisitas dapat larut dalam air, larutan garam atau
bahan kimia tubuh.
Paparan Hf dapat terjadi melalui inhalasi, menelan, dan mata atau kontak
dengan kulit.
Overexposure untuk hafnium dan senyawanya dapat menyebabkan iritasi
ringan pada mata, kulit, dan selaput lendir.
~ 27 ~
2.2.4 Rutherfordium (Rf)
a. Sejarah
Rutherfordium adalah unsur kimia dalam tabel periodik berlambang Rf
dengan nomor atom 104.Merupakan unsur sintetik yang amat radioaktif. Unsur ini
adalah unsur transaktinida pertama dan diperkirakan mempunyai sifat yang mirip
dengan Hafnium. Belum diketahui prosentasenya di alam secara pasti.
b. Kegunaan
Kegunaan dari unsur Rutherfordium ini belum diketahui karena unsur
Rutherfordium ini merupakan unsur transuranium yang termasuk transaktinida,
yang berarti bahwa memiliki nomor atom lebih besar dari nomor atom Uranium
(92), dan semua unsur yang memiliki nomor atom lebih dari 92 tidak ditemukan
di alam. Kesemua unsur tersebut termasuk Rutherfordium merupakan unsur
radioaktif dengan waktu paruh lebih pendek dari bumi, sehingga atom-atom ini
jika pernah ada di bumi telah lama meluruh.
PENUTUP
KESIMPULAN
~ 28 ~
1. Skandium ditemukan oleh Nilson pada tahun 1878 di dalam mineral-
mineral euxenite dan gadolinite.
2. Yttrium merupakan unsur golongan IIIB yang berada pada periode 5 yang
ditemukan oleh peneliti dari Finlandia bernama Johan Gadolin tahun 1794
dan diisolasi oleh Friedrich Wohler tahun 1828.
3. Lanthanum ditemukan oleh Carl Gustav Mosander, seorang kimiawan
hebat dengan julukan “father moses” pada tahun 1893 ketika dia
mengubah komposisi sampel cerium nitrat dengan memanaskan dan
mereaksikan garamnya dengan mencairkan asam nitrat.
4. Actinium ditemukan tahun tahun 1899 oleh Andre-Louis Debierne seorang
ahli kimia Prancis yang memisahkannya dari campuran. Friedrich Oskar
Giesel menemukan actinium secara bebas tahun 1902 dan disebut
“emanium” tahun 1904. Sifat kimia actinium mirip dengan lanthanum.
5. Unsur-unsur yang termasuk dalam golongan IV B yaitu Titanium (Ti),
Zirkonium (Zr), Hafnium (Hf), dan Rutherfordium (Rf).
6. Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Ti dan nomor atom 22.
7. Zirkonium adalah sebutan untuk logam berwarna putih keabu-abuan,
berbentuk kristal (amorf), lunak, dapat ditempa dan diulur bila murni juga
tahan terhadap udara bahkan api (read-head).
8. Hafnium adalah logam yang ditemukan oleh Dirk Coster tahun 1923
memiliki tampilan yang berkilau seperti perak dengan symbol Hf
bernomor atom 72.
9. Rutherfordium adalah unsur kimia dalam tabel periodik berlambang Rf
dengan nomor atom 104.
~ 29 ~
DAFTAR PUSTAKA
Arfadly. 2011. Ekstraksi Golongan IVB, (online),
(http://arfadly17.blogspot.com /2011/11/ekstraksi-gol-iv-b.html, diakses
pada 02 Juni 2015)
Handoyo, Kristian Sugiyarto. 2001. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Nonlogam.
Yogyakarta : PMIPA Jurusan Kimia UI Yogyakarta.
Petrucci, Ralph H. 1985 . Kimia Dasar : Prinsip Dan Terapan Modern. Jakarta:
Erlangga.
Sugiyarto, H Kristian.1998. Kimia Anorganik 2. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Suci, Riski Acih. 2014. Golongan IIIB, (online). (https://rizkisuciasih.
wordpress.com/2014/05/10/golongan-iii-b/, diakses pada 02 Juni 2015)
Zilazulaiha. 2011. Unsur Golongan IIIB, (online). (http://zilazulaiha.blogspot.
com/2011/12/unsur-unsur-golongan-vib-kimia.html, diakses pada 02 Juni
2015)
Zilazulaiha. 2011. Unsur Golongan IVB, (online). (http://zilazulaiha.
blogspot.com/2011/12/unsur-unsur-golongan-ivb-kimia.html, diakses pada
02 Juni 2015)
~ 30 ~
top related