keefektifan model cooperative integrated reading...
Post on 28-Jan-2020
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
KEEFEKTIFAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED
READING AND COMPOSITION (CIRC) DAN MODEL THINK
TALK WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI
SISWA KELAS X SMA SANTO MIKAEL SLEMAN
TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh :
Chrincy Caterina Tumbey 141224015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KEEFEKTIFAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED
READING AND COMPOSITION (CIRC) DAN MODEL THINK
TALK WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA
KELAS X SMA SANTO MIKAEL SLEMAN
TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh :
Chrincy Caterina Tumbey 141224015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PESERTUJUAN PEMBIMBING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil ini saya persembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus
Yang senantiasa membimbing, menguatkan, dan mengabulkan semua
doa-doaku selama proses penyusunan skripsiku, sehingga akhirnya aku bisa
menyelesaikannya.
Kedua orang tuaku Papa Roy Imannuel Tumbey dan Mama Nancy Tinagari
Yang selalu mendukung, mendoakan, dan yang telah merelakan
segalanya untuk pendidikanku.
Adikku tercinta Chrinscialndy Tumbey
Yang selalu mendoakan, menghibur, dan memberikan semangat bagiku.
Bagiku merekalah harta terbesar yang Tuhan berikan kepadaku.
Cinta, kasih sayang, kesabaran, pengorbanan, kerja keras, ketulusan dan
kepedulian yang selalu ku kenang dari mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia
yang memberi kekuatan kepadaku.
(Filipi 4 13)
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN,
yang menaruh harapannya pada TUHAN!
(Yeremia 17:7)
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;
carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
(Matius 7:7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Tumbey, Chrincy Caterina. 2018. Keefektifan Model Cooperative Integrated
Reading And Composition (CIRC) dan Model Think Talk Write
(TTW) dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Teks Eksposisi
Siswa Kelas X SMA Santo Mikael Sleman Tahun Ajaran 2017/2018.
Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan penggunaan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan
model Think Talk Write (TTW) pada keterampilan menulis teks eksposisi siswa
kelas X SMA Santo Mikael Sleman tahun ajaran 2017/2018. Selain itu, penelitian
ini juga bertujuan menguji seberapa tinggi tingkat keterampilan siswa dalam
menulis teks eksposisi dengan menggunakan model CIRC dan TTW.
Desain penelitian menggunakan nonequivalent control group design
dengan prates dan pascates. Variabel penelitiannya yaitu (1) variabel bebas berupa
penggunaan model CIRC dan TTW dan (2) variabel terikat berupa tingkat
keterampilan menulis teks eksposisi. Sampel penelitian menggunakan kelas X A
sebagai kelompok CIRC dan kelas B sebagai kelompok TTW yang telah
ditentukan dengan teknik simple random sampling. Teknik penbumpulan data
yaitu menggunakan tes tertulis, observasi dan dokumentasi. Validitas instrumen
penelitian menggunakan validitas isi (expert judgment).
Hasil penelitian tentang keefektifan model pembelajaran CIRC dan TTW
dapat disimpulkan sebagi berikut, (1) keterampilan menulis teks eksposisi siswa
dengan menggunakan model pembelajaran CIRC memiliki nilai rata-rata 84,31
dengan peningkatan sebesar 18,41 dari nilai rata-rata awal 65,90; (2) keterampilan
menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran TTW memiliki
nilai rata-rata 79,54 dengan peningkatan sebesar 17,27% dari nilai rata-rata awal
62,27; dan (3) penggunaan model CIRC lebih efektif dibandingkan model TTW
dalam meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi siswa berdasarkan nilai
Sig.2 tailed sebesar 0,002 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 (5%). Dengan
demikian, kedua media tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran menulis
teks eksposisi dengan kebutuhan karena dapat meningkatkan keterampilan
menulis teks eksposisi siswa dengan cukup signifikan.
Kata kunci : keefektifan, CIRC dan TTW, keterampilan menulis teks eksposisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Tumbey, Chrincy Caterina. 2018. The Effectiveness of Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) Model and Think Talk Write
(TTW) in Learning Writing Skill of Exposition Text for 10th Grade
Students of St. Mikael High School Sleman in Academic Year
2017/2018. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.
This research is aimed to measure the effectiveness of using Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) and Think Talk Write (TTW) models
in writing skills of exposition text for 10th grader of St. Mikael Sleman in
academic year 2017/2018. In addition, this study also aimed to examine how high
the level of student skill writing exposition text by used CIRC and TTW model.
The design of this research was using nonequivalent control group design
with pretest and posttest. The research variables were (1) independent variable
which used CIRC and TTW models and (2) the dependent variable that used the
level of student’s skill on exposition writing. The research samples were XA class
as the CIRC group and XB class as TTW group. Those groups had been
determined by simple random sampling technique. The technique of collecting
data used writing tests, observation, and documentation. The validity of the
research instrument used the validity of the content (expert judgment).
The research results on the effectiveness of the CIRC and TTW learning
models indicated that (1) the student’s skill of writing exposition text which used
CIRC had mean 84,31 with an increase of 18,41% from the early average value
65,90; (2) the student’s skill of writing exposition text which used TTW had mean
79,54 increase of 17,27% from the early average 62,27; and (3) using CIRC
model was more effective than using TTW model in enhancing the student’s skill
of writing exposition text based on the score of Sig.2 tailed 0,002, which was
lower than significant level 0,05 (5%). Therefore, both of the models can be used
in learning writing of exposition text because it can improve student’s skill of
writing exposition text significantly.
Keyword : effectiveness, CIRC and TTW model, skill writing exposition text.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih setia dan penyertaannya selama proses pembuatan skripsi ini sehingga
akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Keefektifan Model
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Model Think
Talk Write (TTW) dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Teks
Eksposisi Siswa Kelas X SMA Santo Mikael Sleman Tahun Ajaran
2017/2018” dengan baik dan lancar. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa
pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam proses
penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Kepala Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.
3. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan
sabar, teliti dan selalu memberikan saran kepada penulis, sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini dan terima kasih sudah mengantarkan
saya ke gerbang masa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Dr. Widharyanto, M.Pd., selaku validator instrumen penilaian karena telah
memberikan masukan kepada penulis untuk membuat instrumen dengan
baik dan benar.
5. Para dosen Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang dengan sabar, setia
dan semangat mendidik penulis selama belajar di Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.
6. Robertus Marsidiq dan Rusmiyati, karyawan sekretariat Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia atas segala pelayanan dan bantuannya selama
penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma.
7. Yasinta Wuri Handayani, S.Pd., selaku Guru Bahasa Indonesia kelas X
SMA Santo Mikael Sleman yang telah membantu dan membimbing
penulis saat melakukan penelitian.
8. Seluruh siswa-siswa kelas X SMA Santo Mikael karena telah bersedia
membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian sehingga memperoleh
data yang diinginkan.
9. Kedua orang tuaku tercinta, Roy Imannuel Tumbey dan Nancy V. Tinagari
beserta adik tercinta yang telah sabar mendampingiku sampai sekarang
dan selalu setia memberikan dukungan doa, dorongan dan semangat baik
materi maupun moral dalam menyelesaikan perkuliahan ini.
10. Papa dan mama tua keluarga Tumbey-Pangawu beserta seluruh keluarga
lainnya yang selalu memberikan dukungan doa, dorongan dan semangat
baik materi maupun moral dalam menyelesaikan perkuliahan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
11. Sahabat-sahabatku, Anastasya M. Parinsi, Dessyanne R.N. Sandewa,
Indriany Rantelore, Ningsih Laodo, Ariyanto A.P Sowolino, Dessy
Tangkua dan Willy Langkun yang selalu setia memberikan dukungan doa,
semangat dan tempat curahan hati penulis ketika penulis menghadapi
masalah saat menyelesaikan skripsi.
12. Sherlin Yomba, Kristin Madja, Chandra Metungku, Heppy Chintya
Padaga, Ikel Tabasi, Leonard Larope dan semua teman-teman Sintuwu
Maroso Jogja yang telah selalu setia memberikan doa, semangat dan
tempat curahan hati penulis ketika penulis menyelesaikan skripsi.
13. Kartika Ratnasari, Aji Aprilius, Jetho Lawet, Friska Hesti, Antonius Haris
dan seluruh teman-teman PBSI 2014. Semoga kenangan bersama selama
masa perkuliahan tidak terlupakan.
14. Semua pihak yang hadir di dalam hidupku, terima kasih atas pengalaman
yang luar biasa yang sudah diberikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
penulis masih membuka diri terhadap saran dan kritik yang membangun. Semoga
ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Penulis
Chrincy C. Tumbey
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PESERTUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
MOTTO .................................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................. vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xx
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah................................................................................................. 5
1.3 Rumusan Masalah .............................................................................................. 6
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 7
1.6 Batasan Istilah .................................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 10
2.1 Penelitian Yang Relevan ................................................................................. 10
2.2 Landasan Teori ................................................................................................ 14
2.2.1 Pendekataan, Metode dan Model Pembelajaran .................................... 14
2.2.2 Definisi Pembelajaran Kooperatif .......................................................... 16
2.2.3 Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ....... 17
2.2.3.1 Pengertian dan Tujuan Model CIRC ......................................... 17
2.2.3.2 Tujuan dan Unsur Model CIRC ................................................ 19
2.2.3.3 Penerapan Model CIRC ............................................................. 21
2.2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Model CIRC .................................. 26
2.2.4 Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) ................................... 28
2.2.4.1 Pengertian TTW ........................................................................ 28
2.2.4.2 Tahap-tahap Pelaksanaan Model TTW ..................................... 29
2.2.4.3 Pelaksanaan Model TTW .......................................................... 31
2.2.4.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Think Talk Write (TTW) ..... 34
2.2.5 Keterampilan Menulis ...................................................................... 34
2.2.5.1 Pengertian Menulis .................................................................... 35
2.2.5.2 Tujuan Menulis .......................................................................... 36
2.2.6 Teks Eksposisi .................................................................................. 37
2.2.6.1 Pengertian Teks Eksposisi ....................................................... 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2.2.6.2 Struktur Teks Eksposisi ............................................................. 38
2.2.6.3 Unsur Kaidah Kebahasaan dalam Teks Eksposisi ..................... 41
2.2.6.4 Metode-Metode Menulis Eksposisi .......................................... 45
2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................................ 45
2.4 Hipotesis Penelitian .......................................................................................... 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 50
3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ............................................................. 50
3.2 Setting Penelitian .............................................................................................. 53
3.3 Variabel Penelitian ........................................................................................... 54
3.4 Subjek dan Sumber Data Penelitian ................................................................. 54
3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 55
3.6 Instrumen Penilaian .......................................................................................... 58
3.7 Validasi Instrumen .......................................................................................... 62
3.8 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 65
3.9 Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 67
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 68
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ....................................................................... 68
4.1.1 Data Sebelum Perlakuan ................................................................... 68
4.1.2 Data Penilaian Setelah Perlakuan...................................................... 73
4.2 Hasil Uji Prasyarat Analisis ............................................................................. 77
4.2.1 Hasil Uji Normalitas Sebaran Data ................................................... 77
4.2.3 Hasil Uji Homogenitas ...................................................................... 78
4.3 Hasil Uji Analisis Data..................................................................................... 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
4.3.1 Uji Hipotesis Pertama ....................................................................... 79
4.3.2 Uji Hipotesis Kedua .......................................................................... 80
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................... 81
4.4.1 Perbedaan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi ............................ 81
4.4.2 Keefektifan Model CIRC dan Model TTW ...................................... 91
4.5 Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 93
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 93
5.2 Implikasi ........................................................................................................... 94
5.3 Saran ................................................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-langkah Sintakmatik Model CIRC.......................................... 22
Tabel 2.2 Sintaks Pelaksanaan Model CIRC dalam Pembelajaran Menulis .......... 24
Tabel 2.3 Pelaksanaan Model TTW Menurut Jumanta .......................................... 31
Tabel 2.4 Sintak Pelaksanaan Model TTW dalam Pembelajaran Menulis ............ 32
Tabel 3.1 Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Design ............................... 51
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian.................................................................................... 53
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Aspek Pengetahuan .................................................... 59
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Aspek Keterampilan ................................................... 59
Tabel 4.1 Data Statistik Skor Tes Awal Kelas CIRC............................................. 68
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Tes Awal (Prates) Kelas CIRC .................... 69
Tabel 4.3 Kategori Kecenderungan Data Skor Prates Kelas CIRC ....................... 69
Tabel 4.4 Data Statistik Skor Tes Awal Kelas TTW ............................................. 71
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Tes Awal (Prates) Kelas TTW ..................... 71
Tabel 4.6 Kategori Kecenderungan Data Skor Prates Kelas TTW ........................ 72
Tabel 4.7 Data Statistik Skor Tes Akhir Kelas CIRC ............................................ 73
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Skor Tes Akhir Kelas CIRC ................................. 73
Tabel 4.9 Kategori Kecenderungan Data Skor Pascates Kelas CIRC ................... 74
Tabel 4.10 Data Statistik Skor Tes Akhir Kelas TTW........................................... 75
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Skor Tes Akhir Kelas TTW ................................ 75
Tabel 4.12 Kategori Kecenderungan Data Skor Pascates Kelas TTW .................. 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 4.13 Rangkuman Hasil Uji Normalitas ........................................................ 77
Tabel 4.14 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas .................................................... 78
Tabel 4.15 Hasil Uji Independent Sample T-test Skor Pascates ............................ 79
Tabel 4.16 Hasil Uji Independent Sample T-test skor Prates dan Pascates Kelas
CIRC dan TTW ..................................................................................... 80
Tabel 4.17 Perbandingan Data Analisis Prates Kelas CIRC dan TTW ................. 81
Tabel 4.18 Perbandingan Data Analisis Pascates Kelas CIRC dan TTW.............. 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Karakteristik Teks Eksposisi .............................................................. 37
Bagan 2.2 Struktur Teks Eksposisi ....................................................................... 40
Bagan 2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Diagram Kecenderungan Data Skor Prates Kelas CIRC .................... 78
Gambar 4. 2 Diagram Kecenderungan Data Skor Prates Kelas TTW .................... 80
Gambar 4. 3 Diagram Kategori Pascates Kelas CIRC .............................................. 82
Gambar 4. 4 Diagram Kecenderungan Data Skor Akhir Kelas TTW ..................... 84
Gambar 4. 5 Contoh Hasil Teks Eksposisi Prates Kelompok CIRC ....................... 91
Gambar 4. 6 Contoh Hasil Teks Eksposisi Prates Kelompok TTW ........................ 93
Gambar 4. 7 Hasil Teks Eksposisi Pascates Kategori Rendah ................................. 95
Gambar 4. 8 Hasil Teks Eksposisi Pascates Kategori Sedang ................................. 96
Gambar 4. 9 Hasil Teks Eksposisi Siswa Pascates Kategori Tinggi ....................... 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 - Observasi Awal ....................................................................................... 99
Lampiran 2 - Validasi Instrumen ............................................................................... 102
Lampiran 3 - Hasil Prates dan Pascates Siswa ......................................................... 110
Lampiran 4 - Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....................................... 118
Lampiran 5 - Hasil Data Statistik CIRC dan TTW .................................................. 161
Lampiran 6 - Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 167
Lampiran 7 - Hasil Uji Homogenitas ......................................................................... 168
Lampiran 8 - Hasil Uji Hipotesis Pertama ................................................................ 169
Lampiran 9 - Hasil Uji Hipotesis Kedua ................................................................... 170
Lampiran 10 - Hasil Prates Siswa .............................................................................. 172
Lampiran 11 - Hasil Pascates Siswa .......................................................................... 177
Lampiran 12 - Surat Izin Validasi .............................................................................. 182
Lampiran 13 - Surat Izin Penelitian ........................................................................... 183
Lampiran 14 - Foto Kegiatan Penelitian ................................................................... 184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menulis merupakan keterampilan bahasa yang produktif dan ekspresif.
Menulis dikatakan produktif karena menghasilkan suatu produk yaitu berupa
tulisan. Tulisan yang merupakan hasil pemikiran penulis. Menulis juga
merupakan kegiatan mengekspresikan gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan
perasaan dalam bentuk tulisan. Penulis mengekspresikan gagasan yang ada dalam
pikirannya.
Aktivitas mengekspresikan ide, gagasan, pikiran atau perasaan menjadi
sebuah tulisan merupakan kegiatan utama dalam menulis. Selan itu, menulis juga
merupakan kegiatan merangkai kata-kata yang dikuasainya menjadi sebuah
tulisan yang bermakna. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Tarigan (2008: 22)
yang menyatakan bahwa menulis adalah menemukan atau melukiskan lambang-
lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut.
Pembelajaran menulis harus disesuaikan dengan kurikulum bahasa
Indonesia yang digunakan pada saat ini. Pembelajaran bahasa Indonesia dalam
kurikulum 2013 disajikan dengan menggunakan pendekatan berbasis teks.
Pendekatan berbasis teks tersebut menuntut siswa untuk terampil berbahasa, salah
satunya keterampilan menulis. Berbasis teks berarti pembelajaran menggunakan
teks sebagai bahan utama pembelajaran. Teks merupakan ungkapan pikiran
manusia yang lengkap, yang didalamnya memiliki situasi dan konteks. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tersebut menunjukkan bahwa belajar Bahasa Indonesia tidak sekadar memakai
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, tetapi perlu juga mengtetahui makna
atau bagaimana memilih kata yang tepat yang sesuai tatanan budaya dan
masyarakat pemakainya.
Sejalan dengan pendapat Mahsun (2014: 39) yang menyatakan dalam
pembelajaran bahasa ada dua komponen yang harus dipelajari, yaitu masalah
makna dan bentuk. Kedua unsur tersebut harus hadir secara simultan dan
keduanya harus ada. Pemakai bahasa harus menyadari bahwa komponen makna
menjadi unsur utama dalam pembentuk bahasa. Bahasa menjadi sarana
pembentukan pikiran manusia. Oleh karena itu, guru perlu menyadari kemampuan
berpikir yang harusnya dibentuk dalam bahasa adalah kemampuan berpikir
sistematis, terkontrol, empiris dan kritis. Secara stipulatif kemampuan berpikir
tersebut disebut dengan berpikir metodologis yang hanya dapat dicapai melalui
pembelajaran teks berdasarkan pendekatan saintifik.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 mengalami
perubahan yang mendasar, yaitu berbasis teks. Tujuan perubahan tersebut untuk
membawa siswa sesuai perkembangan mentalnya dan menyelesaikan masalah
kehidupan nyata dengan berpikir kritis. Prinsip penerapannya yaitu, bahasa
dipandang sebagai teks. Penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-
bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna pembelajaran, bahasa bersifat
fungsional dan bahasa merupakan sarana pembentukan berpikir manusia.
Teks eksposisi merupakan salah satu jenis teks yang telah diajarkan dalam
kurikulum-kurikulum yang lama. Pada kurikulum 2013 ini, teks eksposisi juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
merupakan salah satu teks yang diajarkan. Teks eksposisi merupakan salah satu
jenis teks yang masih sulit dipahami siswa. Eksposisi merupakan salah satu jenis
karangan yang harus dikenalkan kepada siswa dan dikuasai oleh seorang guru
mata pelajaran bahasa Indonesia. Karangan ini dimaksudkan untuk memaparkan
pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari kajian pustaka atau lapangan
dengan tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang
suatu hal. Namun demikian, karangan ini tidak untuk memengaruhi pembaca,
karangan ini hanya memaparkan pengetahuan saja agar wawasan pembaca tentang
suatu hal dapat bertambah (Dalman, 2012: 199).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada siswa kelas X
SMA Santo Mikael Sleman, ditemukan fakta bahwa menulis teks eksposisi kerap
kali menjadi suatu hal yang kurang diminati dan kurang mendapat respon yang
baik dari siswa. Mereka menganggap remeh pelajaran menulis. Menurut mereka,
menulis merupakan kegiatan yang mudah dilakukan sehingga tidak memerlukan
tingkat perhatian dan konsentrasi lebih. Siswa tampak mengalami kesulitan dalam
menulis teks eksposisi baik penguasaan ejaan, tanda baca, kosa kata, pilihan kata
maupun cara penyusunan kalimat dengan struktur penulisan yang efektif.
Rendahnya tingkat keterampilan siswa dalam menulis teks ekpsosisi
diketahui setelah dilakukan tes awal pra eksperimen menulis teks eksposisi. Nilai
rata-rata yang diperoleh kelas masuk dalam kategori cukup dan belum dapat
dinyatakan tuntas karena guru mata pelajaran bahasa Indonesia mematok standar
kelulusan minimal sebesar 75. Tes awal menulis teks eksposisi tersebut dilakukan
untuk memperkuat hasil observasi terhadap siswa kelas X sehingga dapat ditarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kesimpulan bahwa tingkat keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X
SMA Santo Mikael masih rendah. Faktor guru atau pengajar juga memiliki peran
yang sangat penting demi keoptimalan dan kelancaran pembelajaran menulis teks
ekpsosisi di kelas. Dalam pembelajaran di kelas, guru kurang menggunakan
model pembelajaran menulis yang bervariasi sehingga membuat siswa kurang
aktif dan cepat merasa bosan. Guru juga kurang dapat meningkatkan keterampilan
menulis teks eksposisi siswa.
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan model pembelajaran yang
tepat dan menarik serta harus efektif sehingga siswa dapat aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Selain itu, guru juga harus mampu mengembangkan potensi diri
dan bakat siswa, sehingga mereka mencari dan menemukan ilmu pengetahuannya
sendiri, serta terlatih dalam mengembangkan ide-idenya di dalam memecahkan
masalah. Model pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan tingkat
keterampilan menulis teks eksposisi peneliti menggunakan dua model
pembelajaran untuk diuji keefektifannya yaitu model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Think Talk Write (TTW). Model
pembelajaran CIRC dan TTW merupakan jenis model kooperatif. Model
pembelajaran kooperatif, menjadi model populer dan banyak diteliti. Sejak tahun
1988, penelitian model kooperatif ini dilakukan di kelas atas. Pengembang
kurikulum di berbagai negara, juga menggunakan penelitian model pembelajaran
kooperatif untuk pengidentifikasian. Model pembelajaran kooperatif CIRC dan
TTW menuntut siswa untuk dapat bekerja sama. Kedua model tersebut juga
mengkolaborasikan beberapa keterampilan bahasa. Penggunaan dua model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pembelajaran ini bertujuan agar siswa dapat terampil dalam menulis teks
eksposisi. Kedua model pembelajaran tersebut diharapkan dapat digunakan untuk
memudahkan siswa menulis teks eskposisi.
Dengan demikian, penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang
berupaya menguji sejauh mana tingkat keterampilan yang dimiliki siswa melalui
kegiatan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Cooperative
Integrated and Composition (CIRC) dan model Think Talk Write (TTW). Selain
itu, penelitian ini juga berupaya menguji sejauh mana keefektifan penggunaan
model CIRC dan TTW dalam meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi
siswa dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas.
1.2 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalaan dibatasi pada
penerapan model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Model pembelajaran
yang dikaji adalah model Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) dan model Think Talk Write (TTW) untuk menulis teks eksposisi.
Perbandingan antara model Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) dan Think Talk Write (TTW) yang efektif akan terlihat ketika diterapkan
dalam pembelajaran keterampilan menyusun teks eksposisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut.
1. Seberapa tinggi keefektifan penerapan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam
pembelajaran keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X
SMA Santo Mikael Sleman Tahun Ajaran 2017/2018?
2. Seberapa tinggi keefektifan penerapan model pembelajaran Think
Talk Write dalam pembelajaran keterampilan menulis teks
eksposisi siswa kelas X SMA Santo Mikael Sleman Tahun Ajaran
2017/2018?
3. Manakah yang lebih efektif antara model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan
Think Talk Write (TTW) dalam pembelajaran keterampilan menulis
teks eksposisi siswa kelas X SMA Santo Mikael Sleman Tahun
2017/2018?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang, pembatasan masalah, dan rumusan
masalah tersebut, tujuan penelitian ini sebagai berikut.
1. Mengetahui seberapa tinggi keefektifan penerapan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) dalam pembelajaran keterampilan menulis teks eksposisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
siswa kelas X SMA Santo Mikael Sleman Tahun Ajaran
2017/2018.
2. Mengetahui seberapa tinggi keefektifan penerapan model
pembelajaran Think Talk Write (TTW) dalam pembelajaran
keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Santo
Mikael Sleman Tahun Ajaran 2017/2018.
3. Mengetahui keefektifan antara penggunaan model Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Think Talk Write
(TTW) dalam meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi
siswa kelas X SMA Santo Mikael Tahun Ajaran 2017/2018.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu bagi guru, siswa
dan peneliti. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang
keefektifan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dan Think Talk Write (TTW) dalam pembelajaran
keterampilan menulis teks eksposisi siswa.
2. Bagi Siswa
Penelitian ini memberikan pengalaman baru dalam menulis teks
eksposisi, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Think
Talk Write (TTW).
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menjadi sarana mengembangkan ilmu pengetahuan
dalam bidang pendidikan bahasa Indonesia dan sebagai acuan atau
referensi untuk penelitian yang sejenis.
1.6 Batasan Istilah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka ditemukan beberapa istilah
sebagai berikut.
1. Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain
(Tarigan,2008: 3).
2. Model Pembelajaran
Model pembalajaran merupakan cara melibatkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran dan merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatn berbagai sumber daya dalam pembelajaran. Model
pembelajaran merupakan suatu konsep yang dipilih untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien (Smaldino dkk, 2014: 23).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC)
Model pembelajaran CIRC merupakan sebuah upaya untuk
mengembangkan pembelajaran kooperatif dalam pengajaran praktis
membaca dan menulis. Model CIRC mengajak siswa untuk dapat
melakukan kegiatan membaca kemudian dikomposisikan dengan kegiatan
menulis, sesuai dengan pokok bahasan (materi) yang diajarkan dalam
kegiatan pembelajaran (Slavin, 2009: 200).
4. Model pembelajaran Think Talk Write (TTW)
Model pembelajaran Think Talk Write (TTW) merupakan model
pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa berpikir, berbicara, dan
kemudian menuliskan suatu topik tertentu. Model Think Talk Write
merupakan suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat menumbuh
kembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi serta daya
imajinasi siswa (Huda, 2013: 218).
5. Teks Eksposisi
Teks eksposisi diartikan sebagai teks yang memaparkan sejumlah
pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat informasi
dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Teks eksposisi seringkali
dilengkapi dengan pendapat para ahli, contoh-contoh, dan fakta-fakta.
Bahkan, teks eksposisi juga dapat dilengkapi dengan media-media visual,
seperti tabel, grafik, dan peta (Engkos Kosasih, 2013: 122).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Penelitian ini mengambil acuan teori mengenai model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dan model Think Talk
Write (TTW), kemampuan keterampilan menulis teks eksposisi siswa. Sesuai
dengan judul penelitian “Keefektifan Model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dan Model Think Talk Write (TTW) Dalam Pembelajaran
Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMA Santo Mikael Sleman
Tahun Ajaran 2017/2018”. Landasan teori ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang memadai sebagai pijakan dalam penelitian yang relevan, kerangka
berpikir, dan hipotesis penelitian.
2.1 Penelitian Yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan
peneliti ada banyak, terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia menulis teks
eksposisi dan penggunaan model pembelajaran. Penelitian yang pertama adalah
penelitian dari Eniyah (2010) yang berjudul Keefektifan Pembelajaran Menulis
Karangan Narasi dengan Menggunakan Model Cooperative Integrated Reading
And Composition (CIRC) dan Model Student Team Achiement Divison (STAD)
Siswa Kelas X MAN Temanggung menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan
kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X MAN Temanggung setelah
diberikan perlakuan dengan model Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) dan Student Team Achiement Divison (STAD). Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dilakukan eksperimen dapat dilihat bahwa model Cooperative Integrated Reading
And Composition (CIRC) lebih efektif dibandingkan model Student Team
Achiement Divison (STAD). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
eksperimen semu (quasi experimental) dengan desain penelitian pretest-posttest
control group design dengan teknik pemilihan sampel secara acak sederhana
(simple random). Hal ini dibuktikan pembelajaran menulis karangan narasi di
kelas X MAN Temanggung dengan model Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) diperoleh nilai rata-rata hasil tes akhir (posttest) 75,05,
sedangkan dengan model Student Team Achiement Divison (STAD) diperoleh nilai
rata-rata hasil tes akhir (posttest) 70,43.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan jenis penelitian eksperimen dan salah satu model yang digunakan
model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC). Perbedaan
penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada pembelajaran dan model
pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran dalam penelitian tersebut adalah
pembelajaran menulis karangan narasi, sedangkan pembelajaran dalam penelitian
ini adalah pembelajaran menulis teks eksposisi. Salah satu model pembelajaran
yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah model Think Talk Write (TTW).
Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Asep
Samsudin (2012) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks
Eksposisi Berita dan Menulis Eksposisi Ilustrasi Siswa Kelas V melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Cooperative Integrated Reading And Composition
(CIRC). Kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Asep Samsudin adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
meningkatkan keterampilan menulis eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi pada
siswa dan efektivitasnya penggunaan model CIRC. Hal ini ditujukkan dengan
meningkatnya nilai rata-rata menulis siswa. Keterampilan siswa dalam menulis
eksposisi berita sebelum penerapan model CIRC memiliki rata-rata 15m97 dan
setelah penerapan memiliki rata-rata 24,57. Keterampilan siswa dalam menulis
eksposisi ilustrasi sebelum penerapan memiliki rata-rata 16,63 dan setelah
penerapan memiliki rata-rata 25,00.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Asep
Samsudin adalah sama-sama menggunakan model CIRC dalam keterampilan
menulis eksposisi dan sama-sama menguji keefektifan dari model CIRC sendiri.
Kemudian perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Asep Samsudin
adalah penelitian Asep diterapkan pada siswa kelas V sekolah dasar, sedangkan
penelitian ini diterapkan pada siswa kelas X sekolah menegah atas.
Penelitian yang ketiga adalah penelitian dari Meilani (2015) yang berjudul
Keefektifan Model Think Talk Write (TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks
Negosiasi pada Siswa Kelas X SMA N 2 Wates Kabupaten Kulonprogo DIY.
Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui keefektifan model
pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap kemampuan menulis teks
negosiasi. Model pembelajaran Think Talk Write (TTW) merupakan bagian dari
pembelajaran kooperatif. Penelitian ini menggunakan desain pretest-posttest
control group design dan sampel yang sebanyak 30 siswa pada masing-masing
kelas. Hasil rata-rata nilai tes awal yang didapat dari kemampuan menulis teks
negosiasi sebelum diberikan treatment kelompok eksperimen sebesar 59,99 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
kelompok kontrol sebesar 60,03. Setelah melakukan treatment rata-rata nilai tes
akhir kelompok eksperimen sebesar 75,59 dan kelompok kontrol sebesar 70,97.
Dari rata-rata tersebut dapat dilihat terjadi peningkatan pada kelompok
eksperimen sebesar 10,94 dan hal tersebut menandakan bahwa kemampuan
menulis teks negosiasi menggunakan model Think Talk Write (TTW) mengalami
peningkatan yang lebih besar dari kelompok kontrol yang tidak menggunakan
model Think Talk Write (TTW).
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-
menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu Think Talk Write (TTW).
Perbedaan dengan penelitian tersebut adalah materi pembelajaran yang diajarkan
pada penelitian menggunakan materi teks eksposisi, sedangkan penelitian tersebut
materinya mengenai teks berita.
Penelitian yang keempat adalah penelitian dari Saktiningsih (2014) yang
berjudul Keefektifan Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dalam
Pembelajaran Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Sewon
Bantul. Tujuan dari penelitian tersebut untuk mengetahaui keefektifan model
pembelajaran Think Talk Write (TTW) dalam pembelajaran menulis teks berita.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan desain penelitian
pretest-posttest control group design dengan teknik pemilihan sampel secara acak
sederhana (simple random). Hasil rata-rata prates kelompok kontrol sebesar 66,56
dan rata-rata pascates kelompok kontrol sebesar 78,60. Nilai rata-rata pada
kelompok eksperimen saat prates adalah sebesar 67 dan rata-rata pascates sebesar
84,84. Artinya, rata-rata kelompok eksperimen mengalami peningkatan sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
17,84 dan peningkatan rata-rata kelompok eksperimen lebih besar daripada
kelompok kontrol serta hasil akhir tersebut membuktikan bahwa model Think Talk
Write (TTW) efektif.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut dapat dilihat bahwa model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dan
model Think Talk Write (TTW) efektif digunakan dalam keterampilan menulis.
Pada penelitian ini peneliti ingin menguji keefektifan antara model Cooperative
Integrated Reading And Composition (CIRC) dan model Think Talk Write (TTW)
pada keterampilan menulis teks eksposisi pada siswa kelas X SMA Santo Mikael
Sleman, peneliti ingin mengetahui antara kedua model tersebut model manakah
yang paling efektif.
2.2. Landasan Teori
Selain ketiga penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini,
peneliti juga menggunakan beberapa teori yang berkaitan tentang keterampilan
menulis teks eksposisi menggunakan model Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) dan Think Talk Write (TTW) dalam pembelajaran. Adapun
landasan teori dalam penelitian ini sebagai berikut.
2.2.2 Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
Saat ini tersedia banyak model atau metode pembelajaran yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. Pendekatan,
metode, model dan teknik sangat terkenal dalam dunia pembelajaran, terkadang
istilah-istilah tersebut justru membuat bingung para pendidik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pendekatan dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang
dilandasi oleh prinsip dasar tertentu (filosofis, psikologis, didaktis dan ekologis)
yang mewadai, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran
tertentu. Pendekatan pembelajaran adalah sekumpulan asumsi yang saling
berhubungan dan terkait dengan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran
mengacu pada sebuah teori belajar yang digunakan sebagai prinsip dalam proses
belajar mengajar.
Djamarah (2006: 46), menyebutkan bahwa metode pembelajaran adalah
suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Metode adalah cara menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran. Metode merupakan cara mengajar yang telah disusun berdasarkan
prinsip dan sistem tertentu. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan
oleh guru agar penggunaannya bervariasi sesuai dengan yang ingin dicapai setelah
pengajaran berakhir. Teknik belajar sering diartikan sebagai metode
pembelajaran. Oleh karena itu, teknik diartikan sebagai jalan atau media yang
digunakan guru untuk mengarahkan kegiatan siswa ke arah tujuan yang ingin
dicapai. Dalam pelaksanaanya, metode dan teknik memiliki perbedaan. Metode
pembelajaran lebih bersifat prosedural yang berisi tahapan-tahapan tertentu,
sedangkan teknik adalah cara yang digunakan dan bersifat implementatif (Siregar
dan Nara, 2014: 79-80).
Secara umum, model dipahami sebagai cara melakukan sesuatu. Model
pembelajaran merupakan cara melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dengan kata lain, model pembelajaran adalah prosedur yang dipilih untuk
membantu siswa mencapai tujuan atau mengiternalisasi konten (Smaldino dkk,
2014: 23). Model pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan suatu konsep yang dipilih untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien (Ridwan Abdullah, 2013:89).
Model pembelajaran juga merupakan cara-cara yang akan dipilih dan
digunakan oleh seorang pengajar, untuk menyampaikan materi pelajaran,
sehingga akan memudahkan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan dan dapat menguuasainya serta mengakhiri kegiatan belajarnya.
Model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis teks
eksposisi adalah model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
dan Think Talk Write (TTW).
2.2.2 Definisi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai berbagai macam model
pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk
saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran (Slavin,
2005: 4). Dalam kelas kooperatif, siswa diharapkan dapat saling membantu,
berdiskusi dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai.
Siswa akan belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang untuk
menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif terdiri
dari berbagai macam model pembelajaran, diantaranya yaitu model CIRC dan
TTW. Berikut akan dijelaskan masing-masing definisi kedua model tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2.2.3 Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Dalam kajian ini, peneliti memaparkan pengertian model CIRC, prinsip-
prinsip model CIRC, unsur-unsur CIRC, penerapan model CIRC, dan kelebihan
serta kekurangan model CIRC.
2.2.3.1 Pengertian dan Tujuan Model CIRC
Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
merupakan sebuah program yang komprehensif untuk mengajari pelajaran
membaca, menulis, dan seni berbahasa para kelas yang lebih tinggi di sekolah
(Slavin 2009: 200), sedangkan menurut Ngalimun (2014: 173) mengungkapkan
bahwa komposisi terpadu antara membaca dan menulis secara kooperatif
(kelompok). Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
mengajak siswa untuk dapat melakukan kegiatan membaca kemudian
dikomposisikan dengan kegiatan menulis, sesuai dengan pokok bahasa (materi)
yang diajarkan dalam kegiatan pembelajaran.
Slavin (2009: 201) menerangkan bahwa pengembangan model
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan upaya
untuk mengembangkan pembelajaran kooperatif dalam pengajaran praktis
membaca dan menulis. Model Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) terdiri atas tiga unsur penting, yaitu kegiatan-kegiatan dasar terkait,
pengajaran langsung memahami bacaan, dan seni berbahasa dan menulis terpadu,
dalam semua kegiatan tersebut, para siswa bekerja dalam tim-tim yang heterogen.
Semua kegiatan mengikuti siklus reguler yang melibatkan presentasi dari guru,
latihan tim, latihan independen, para penilaian teman, latihan tambahan dan tes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Model CIRC menurut Aris Shoimin (2014: 51) adalah komposisi terpadu
membaca dan menulis secara berkelompok. Model ini merupakan model
pembelajaran khusus mata pelajaran bahasa dalam rangka membaca dan
menemukan ide pokok, pokok pikiran, atau tema sebuah wacana. Langkah-
langkah pembentukan kelompok sebagai berikut.
1) Menentukan peringkat siswa
Dengan cara mencari informasi dari tes sebelumnya atau dari hasil
nilai rapor. Kemudian diurutkan dengan cara menyusun peringkat dari
yang berkemampuan akademik tinggi sampai rendah.
2) Menentukan jumlah kelompok
Jumlah kelompok ditentukan dengan memperhatikan banyak anggota
setiap kelompok dan jumlah siswa yang ada di kelas.
3) Penyusunan anggota kelompok
Pengelompokkan ditentukan atas dasar susunan peringkat siswa yang
telah dibuat. Setiap kelompok diusahakan beranggotakan siswa-siswa
yang mempunyai kemampuan beragam sehingga mempunyai
kemampuan rata-rata yang seimbang.
Model CIRC mengharuskan siswa bekerja dalam tim pembelajaran
kooperatif yang beranggotakan 3-4 orang. Mereka terlibat dalam sebuah
rangkaian merancang, mengimplementasi, dan mengevaluasi pendekatan proses
menulis pada pelajaran menulis dan keterampilan berbahasa yang akan banyak
memanfaatkan kehadiran teman satu kelas. Dalam CIRC mengharuskan siswa
merencanakan merevisi, dan menyunting karangan mereka dengan kolaborasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yang serta dengan teman satu kelompok. Pembelajaran mekanika bahasa benar-
benar terintegrasi sekaligus menjadi bagian dari pembelajaran menulis, dan
pelajaran menulis sendiri terintegrasi dengn pembelajaran memahami bacaan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan model
pembelajaran yang mengomposisikan kegiatan membaca dan menulis secara
kooperatif. Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
mengajak siswa untuk dapat aktif dan saling bekerja sama dalam kegiatan
berkelompok.
2.2.3.2 Tujuan dan Unsur Model CIRC
Tujuan utama dari model CIRC terhadap pelajaran menulis dan
keterampilan berbahasa menurut Slavin (2005: 204), adalah untuk merancang,
mengimplementasi, dan mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran
menulis dan keterampilan berbahasa yang akan banyak memanfaatkan kehadiran
teman satu kelas. Dalam CIRC mengharuskan siswa merencanakan, merevisi, dan
menyunting karangan mereka dengan kolaborasi yang erat dengan teman satu
kelompok. Pembelajaran mekanika bahasa benar-benar terintegrasi sekaligus
menjadi bagian dari pelajaran menulis, dan pelajaran menulis sendiri terintegrasi
dengan pembelajaran memahami bacaan.
Unsur utama dari CIRC menurut Slavin (2005: 205) adalah sebagai
berikut.
1) Kelompok membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 3-4 orang berdasarkan
tingkat kemampuan membaca mereka, yang dapat ditentukan oleh
guru.
2) Tim
Siswa dibagi berpasangan dalam kelompok membaca mereka,
selanjutnya pasangan-pasangan tersebut dibagi dalam tim yang terdiri
dari pasangan-pasangan dari dua kelompok membaca atau setingkat.
3) Kegiatan yang berhubungan dengan cerita
Kegiatan-kegiatn lain adalah kegiatan yang berkaitan dengan wacana
yang telah diberikan oleh guru sebelumnya. Siswa akan bekerja sama
dalam menemukan ide pokok, makna cerita, menulis cerita kembali
dan sebagainya.
4) Pemeriksaan oleh pasangan
Pemeriksaan oleh pasangan ini dilakukan setiap tahapan pembelajaran.
Siswa saling memeriksa pekerjaan teman sekelompoknya.
5) Tes
Unsur yang terakhir yang selalu ada dalam proses pembelajaran adalah
tes. Tes dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.
6) Keterampilan berbahasa dan menulis terintegrasi
Pada bagian ini penekanannya adalah pada proses menulis,
kemampuan mekanika bahasa yang diperkenalkan sebagai tambahan
khusus terhadap pelajaran menulis. Pada bagian ini siswa diminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
untuk membuat konseop karangan setelah berkonsultasi dengan teman
satu tim dan kepada guru mengenai gagasan-gagasan mereka, rencana
pengaturan, berkerja sama teman satu tim untuk merevisi isi karangam
mereka, kemudian saling menyunting pekerjaan antara satu satu
dengan yang lainnya yang menekankan pada kebenaran tata bahasa
dan mekanika bahasa.
2.2.3.3 Penerapan Model CIRC
Dalam subbab ini akan dibahas mengenai sintakmatik model, sistem reaksi
model, sistem sosial model, sistem pendukung model, dampak instruksional, dan
dampak pengiring model.
a. Sintakmatik Model
Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) menurut
Stevens (dalam Huda 2013:222) memiliki langkah-langkah sebagai berikut.
1. Guru membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3-4 orang yang
heterogen.
2. Guru memberi wacana sesuai dengan topik pembelajaran.
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok
kemudian memberikan tanggapan terhadap wacana yang ditulis pada
lembar kertas.
4. Siswa mempresentasikan atau membacakan hasil diskusi kelompok.
5. Guru memberikan penguatan (reinforcement).
6. Guru dan siswa bersama-sama membuat simpulan.
Dari setiap fase tersebut, sintakmatik model CIRC adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Tabel 2. 1. Langkah-langkah Sintakmatik Model CIRC
No. Fase Kegiatan Guru
1. Pengenalan Konsep Pada fase ini, guru mulai mengenalkan
suatu konsep atau istilah baru yang
mengacu pada hasil penemuan selama
eksplorasi. Pengenalan bisa didapat dari
keterangan guru, buku paket, atau media
lainnya.
2. Eksplorasi dan
Aplikasi
Tahap ini memberi peluang kepada siswa
untuk mengungkapkan pengetahuan
awal, mengembangkan pengetahuan baru,
dan menjelaskan fenomena yang mereka
alami dengan bimbingan guru. Hal ini
menyebabkan terjadinya konflik kognitif
sehingga mereka akan berusaha
melakukan pengujian dan berdiskusi
untuk menjelaskan hasil observasi. Pada
dasarnya, tujuan fase ini adalah untuk
membangkitkan minat dan rasa ingin tahu
siswa serta menerapkan konsepsi awal
siswa terhadap kegiatan pembelajaran
dengan memulai dari hal yang konkret.
Selama proses ini, siswa belajar melalui
tindakan-tindakan dan reaksi-reaksi
mereka sendiri dalam situasi baru yang
masih berhubungan dan hal ini terbukti
sangat efektif untuk membimbing siswa
merancang eksperimen serta demonstrasi
untuk diujikan.
3. Publikasi Pada fase ini, siswa mampu
mengomunikasikan hasil temuan-temuan
serta membuktikan dan memperagakan
materi yang dibahas. Penemuan dapat
bersifat sesuatu yang baru atau sekadar
membuktikan hasil pengamatan. Siswa
dapat memberikan pembuktian terkaan
gagasangagasan barunya untuk diketahui
oleh teman-teman sekelas. Dalam hal ini,
siswa harus siap memberi dan menerima
kritik atau saran untuk saling
memperkuat argumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
4. Penguasaan dan
refleksi
Guru memberikan penguatan yang
berhubungan dengan materi yang
dipelajari melalui penjelasan-penjelasan
atau memberikan contoh nyata dalam
kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, siswa
diberikan kesempatan untuk merefleksi
dan mengevaluasi hasil pembelajarannya.
b. Sistem Reaksi
Model Pada pembelajaran model kooperatif tipe Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) ini tugas guru bukan hanya memberikan materi
pelajaran kepada siswa, tetapi guru sebagai motivator dan mediator. Guru sebagai
motivator dalam proses pembelajaran adalah memberikan motivasi kepada siswa
untuk bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks
eksposisi. Guru dapat memberikan motivasi kepada siswa saat kegiatan pembuka
pembelajaran dimulai. Guru sebagai mediator bertindak sebagai media. Jika siswa
mengalami kesulitan dan ada siswa yang masih belum bisa memahami materi,
guru dapat membimbing siswa untuk mengatasi kesulitan tersebut.
c. Sistem Sosial
Model Guru dan siswa terlibat langsung dalam semua tahap kegiatan
pembelajaran. Guru berinisiatif memberikan contoh teks eksposisi untuk dapat
dipelajari siswa. Siswa mampu melalui setiap tahap pembelajaran sesuai dengan
arahan dari guru. Peran guru dalam hal ini adalah membimbing siswa dan menjadi
fasilitator siswa, guru harus mampu memberikan contoh-contoh materi pelajaran
dengan memenuhi kriteria kesesuaian tingkat perkembangan psikologis siswa,
kultur sosial, dan keterjangkauan. Siswa bersama teman kelompoknya aktif
berdiskusi, bekerja sama dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Melalui kegiatan tersebut siswa mampu secara mandiri untuk menulis teks
eksposisi.
d. Dampak Instruksional
Pada model pembelajaran ini dampak instruksionalnya adalah siswa
mampu menulis teks eksposisi pendek secara optimal. Aktivitas selama
pembelajaran menulis teks eksposisi akan membuat siswa dan temantemannya
mampu menguasai materi pelajaran secara mandiri. Siswa akan dihadapkan
dengan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pikirannya sehingga kemampuan
berpikir kritis siswa dapat berkembang secara optimal.
e. Dampak Pengiring
Dampak pengiring yang diperoleh dengan menggunakan model
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah minat siswa
cenderung untuk melakukan aktivitas atau suatu perbuatan, kemandirian dalam
belajar, dan sikap positif terhadap kegiatan pembelajaran, yaitu siswa menjadi
kompetitif dan aktif.
Di bawah ini langkah-langkah kegiatan pembelajaran menggunakan model
CIRC dalam pembelajaran menulis teks eksposisi.
Tabel 2. 2. Sintaks Pelaksanaan Model CIRC dalam Pembelajaran Menulis
Teks Eksposisi
Langkah-
Langkah
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1) Guru mengajukan
pertanyaan berkaitan
dengan pengetahuan
siswa tentang teks
eksposisi.
1) Siswa menjawab
pertanyaan yang
diajukan oleh guru.
2) Guru meminta siswa 2) Siswa menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Pengenalan
Konsep
untuk berkelompok
dengan cara berhitung.
Setiap kelompok terdiri
atas 4-5 peerta didik.
kelompok sesuai
dengan perintah guru.
3) Guru membagikan teks
eksposisi kepada setiap
kelompok dan meminta
siswa untuk membaca
teks eksposisi bersama
teman-temannya.
3) Siswa bersama teman-
temannya
mendapatkan teks
eksposisi kemudian
mencermati dan
membaca teks
eksposisi tersebut.
4) Guru menjawab
pertanyaan siswa
berkaitan dengan teks
eksposisi yang telah
dibaca tentang struktur
dan kaidah kebahasaan.
4) Siswa bersama teman-
temannya bertanya
tentang teks eksposisi
yang telah dibaca
berkaitan dengan
struktur dan kaidah
kebahasaan.
Eksplorasi
1) Guru membimbing siswa
dalam kegiatan
mengidentifikasi
bagianbagian struktur
dan kaidah kebahasaan
teks eksposisi.
1) Siswa bersama
temantemannya
mengidentifikasi
bagianbagian struktur
dan kaidah
kebahasaan teks
eksposisi yang ditulis
pada lembar kerja.
2) Guru dan siswa
membahas hasil
identifikasi bagianbagian
struktur dan kaidah
kebahasaan teks
eksposisi yang telah
ditulis pada lembar kerja.
2) Siswa dan guru
membahas hasil
identifikasi
bagianbagian struktur
dan kaidah
kebahasaan teks
eksposisi yang telah
ditulis pada lembar
kerja
1) Guru membimbing dan
memberi arahan kepada
siswa selama proses
menyusun teks eksposisi
berlangsung.
1) Siswa
mengembangkan
tema yang sama pada
teks eksposisi yang
telah dibaca.
2) Siswa menentukan
unsur-unsur
pembangun teks
eksposisi yang akan
disusun.
3) Siswa menyusun dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Aplikasi mengembangkan
kerangka teks
eksposisi berdasarkan
tema yang sama pada
eksposisi yang telah
dibaca sesuai dengan
arahan guru.
4) Siswa mengolah data
yang diperolehnya
menjadi sebuah teks
eksposisi yang
disusun menjadi utuh
dan padu berdasarkan
pengembangan
bagianbagian struktur
dengan
memperhatikan
kaidah kebahasannya.
5) Siswa menyunting
hasil teks eksposisi
yang telah disusun.
Publikasi
1) Guru meminta siswa
untuk saling bertukar
hasil karangan teks
eksposisi yang telah
disusun secara utuh dan
padu.
1) Siswa saling bertukar
hasil karangan teks
eksposisi kepada
temannya.
2) Guru mengarahkan siswa
untuk saling menilai dan
memberi komentar
terhadap hasil karangan
teks eksposisi.
2) Siswa saling menilai
dan memberi
komentar terhadap
hasil karangan teks
eksposisi milik
temannya.
Penguatan dan
refleksi
1) Guru menyimpulkan
kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
1) Siswa membuat
kesimpulan tentang
pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
2.2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Model CIRC
Kelebihan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) sebagai berikut.
1. CIRC tepat untuk keterampilan siswa dalam menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang.
3. Siswa termotivasi pada hasil secara teliti karena bekerja dalam kelompok.
4. Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek
pekerjaannya.
5. Membantu siswa yang lemah.
6. Meningkatkan hasil belajar siswa.
Kekurangan dari model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) sebagai berikut.
1. Pada saat dilakukan presentasi, terjadi kecenderungan hanya siswa pintar
yang secara aktif tampil menyampaikan pendapat dan gagasan.
2. Membutuhkan waktu yang lebih lama.
Adapun solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) sebagai
berikut.
1. Pada saat dilakukan presentasi, guru dapat menunjuk siswa secara
bergantian untuk menyampaikan pendapat dan gagasan.
2. Guru harus pandai memanfaatkan waktu untuk menerapkan model
pembelajaran secara kreatif, solutif, serta aplikatif berdasarkan Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2.2.4 Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW)
Dalam kajian ini, peneliti memaparkan konsep hingga langkah-langkah
pembelajaran Think Talk Write (TTW). Selain itu, peneliti juga memaparkan
tentang kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Think Talk Write (TTW).
2.2.4.1 Pengertian TTW
Model pembelajaran Think Talk Write (TTW) secara etimologi
mempunyai arti think adalah berpikir, talk adalah berbicara, sedangkan write
adalah menulis. Model TTW pertama kali diperkenalkan oleh Huinker dan
Laughlin pada tahun 1996. Huinker dan Laughlin menyatakan bahwa,
“The think talk write strategy builds in time for thought and reflection
expected to write. The flow of communication progresses from student
engaging ini thought or reflective dialogue with themselves, to talking and
sharing ideas with one another, to writing”.
Model TTW memfasilitasi latihan berbahasa secara lisan dan menulis
bahasa tersebut dengan lancar. Model TTW membangun pemikiran, merefleksi,
dan mengorganisasikan ide, kemudian menguji ide tersbut sebelum siswa
diharapkan untuk menulis. Tahap-tahap penerapan model TTW
mempertimbangkan pengamatan hasil diskusi. Ide-ide dari siswa dipikirkan dan
didiskusikan yang menunjukkan kemampuan siswa untuk berbicara dan berbagi
gagasan satu sama lain untuk selanjutnya dituliskan (Ratna, 2007: 14).
Huda (2013: 218) menyebutkan bahwa model TTW mendorong siswa
untuk berpikir, berbicara, dan kemudian menuliskan suatu topik tertentu. Model
ini digunakan untuk mengembangkan tulisan dengan lancar dan melatih bahasa
sebelum dituliskan. Model TTW memperkenankan siswa untuk memengaruhi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
memanipulasi ide-ide sebelum menuangkannya dalam bentuk tulisan dan juga
membantu siswa dalam mengumpulkan serta mengembangkan ide-ide melalui
percakapan terstruktur.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diperoleh simpulan bahwa model TTW
adalah model yang mendorong siswa untuk berpikir, berbicara, dan kemudian
menuliskan suatu topik tertentu. Model TTW secara singkat adalah sebuah
pembelajaran yang dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak,
mengkritisi, dan alternatif solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan
presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil presentasi.
2.2.4.2 Tahap-tahap Pelaksanaan Model TTW
Model TTW sesuai dengan urutan didalamnya, yakni think (berpikir), talk
(berbicara), dan write (menulis). Think (berpikir) merupakan aktivitas siswa untuk
berpikir. Hal ini dapat dilihat dari proses membaca suatu teks atau cerita
kemudian membuat catatan, siswa membedakan dan mempersatukan ide yang
selanjutnya menerjemahkan ke dalam bahasa sendiri. Siswa membaca teks berupa
soal (kalau memungkinkan dimulai dengan soal yang berhubungan dengan
permasalahan sehari-hari atau kontekstual).
Talk (berbicara) merupakan aktivitas siswa dalam berkomunikai dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Pada tahap ini siswa
merefleksikan, menyusun, serta menguji (negosiasi, sharing) ide-ide dalam
kegiatan diskusi kelompok. Kemajuan komunikasi siswa akan terlihat pada
dialognya dalam berdiskusi, baik dalam bertukar ide dengan orang lain ataupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
refleksi mereka sendiri yang diungkapkannya kepada orang lai. Siswa diberi
kesempatan untuk membicarakan hasil penyelidikannya pada tahap pertama.
Write (menulis) merupakan aktivitas siswa dalam menuliskan hasil diskusi
atau dialog pada lembar aktivitas siswa. Aktivitas menulis berarti menyusun ide
setelah berdiskusi dengan teman. Aktivitas menulis juga akan membantu siswa
dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru untuk memantau
kesalahan siswa, miskonsepsi siswa terhadap ide yang sama. Aktivitas siswa pada
tahap write (menulis) yaitu, (a) menulis solusi terhadap masalah atau pernyataan
yang dierikan termasuk perhitungan, (b) mengorganisasikan semua pekerjaan
langkah demi langkah, baik penyelesaiannya ada yang menggunakan diagram,
grafik ataupun tabel agar mudah dibaca dan ditindak lanjuti, (c) mengoreksi
semua pekerjaan sehingga tidak ada pekerjaan ataupun perhitungan yang
ketinggalan, (d) meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah
dibaca dan terjamin keasliannya.
Tahap terakhir dari model ini adalah presentasi. Hal ini dimaksudkan agar
siswa dapat berbagi pendapat dalam ruang lingkup yang lebih besar, yaitu dengan
teman satu kelas. Presentasi ini disampaikan oleh salah seorang perwakilan
kelompok yang dilakukan di depan kelas. Setelah selesai presentasi, kemudian
dibuka forum tanya jawab dimana semua siswa berhak mengajukan pertanyaan
dan atau pendapat yang sifatnya mendukung jawaban ataupun meyanggah
jawaban temannya yang presentasi. Setelah proses tanya jawab selesai, dilakukan
sebuah penyimpulan bersama tentang materi yang dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2.2.4.3 Pelaksanaan Model TTW
Langkah-langkah model pembelajaran TTW menurut Aris Shoimin (2014:
214) sebagai berikut.
1) Guru membagi LKS yang memuat soal yang harus dikerjaan oleh siswa
serta petunjuk pelaksanaannya.
2) Siswa membaca masalah yang ada pada LKS dan membuat catatan kecil
secara individu tentang aoa yang ia ketahui dan tidak diketahui. Setelah
itu, siswa berusaha untuk menyelesaikan masalag tersebut secara individu.
3) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang terdiri 4-5 orang.
4) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompok untuk
membahasa catatan mereka dengan bahasa dan kata-kata mereka sendiri
untuk menyampaikan ide-ide dalam diskusi.
5) Dari hasil diskusi, siswa secraa individu merumuskan pengetahuan berupa
jawaban atas sola (berisi landasan dan keterkaitan konseop, metode dan
solusi) dalam bentuk tulisan dengan bahasanya sendiri.
6) Perwakilan kelompok menyajikan hasil diksui sedangkan kelompok lain
memberikan tanggapan.
7) Membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang dipelajari.
Langkah-langkah pembelajaran dengan model TTW menurut Jumanta
yang dikutip dari Maftuh dan Nurmani (2014: 220) sebagai berikut.
Tabel 2. 3. Pelaksanaan Model TTW Menurut Jumanta
No. Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1) Guru menjelaskan tentang model
TTW.
Siswa memperhatikan penjelasan
guru.
2) Guru menyampiakan tujuan Siswa memahami tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pembelajaran. pembelajaran.
3) Guru menjelaskan sekilas
tentang materi yang akan
dipelajari.
Siswa memperhatikan dan berusaha
memahami materi.
4) Guru membagi siswa dalam
kelompok yang terdiri 3-5 orang.
Siswa mendengarkan
kelompoknya.
5) Guru membagikan LKS pada
setiap siswa.
Siswa menerima dan mencoba
memhami LKS, kemudian
membuat catatan kecil untuk
didiskusikan dengan teman
sekelompoknya.
6) Mempersiapkan siswa
berinteraksi dengan kelompok
untuk membahasa isi LKS. Guru
sebagai mediator lingkungan
belajar.
Siswa berdiskusi untuk
merumuskan kesimpulan sebagai
hasil diskusi dengan anggota
kelompok.
7) Mempersiapkan siswa menulis
sendiri pengetahuan yang
diperolehnya sebagai hasil
kesepakatan dengan anggota
kelompok.
Menulis secara sistematis hasil
diskusinya untuk dipresentasikan.
8) Guru meminta masing-masing
kelompok mempresentasikan
pekerjaannta,
Siswa mempresentasikan hasil
diskusinya.
9) Guru meminta kelompok lain
memberikan tanggapan atas
presnetasi kelompok lainnya.
Siswa menanggapi jawaban
temannya.
Di bawah ini langkah-langkah kegiatan pembelajaran menggunakan model
TTW yang dirangkum dari beberapa contoh implementasi yang telah dijelaskan di
atas, yaitu sebagai berikut.
Tabel 2. 4. Sintaks Pelaksanaan Model TTW dalam Pembelajaran Menulis
Teks Eksposisi
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan Awal
• Siswa merespon salam tanda mensyukuri Tuhan
dan saling mendoakan.
• Siswa merespon pertanyan dari guru
berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
• Siswa menerima tujuan, materi, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
• Siswa menerima informasi dengan proaktif
mengenai keterkaitan pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan Inti
Think (Berpikir)
• Siswa mencermati penjelasan guru tentang
pengertian eksposisi, struktur dan kaidah
kebahasaan teks eksposisi.
• Siswa membaca contoh sebuah teks eksposisi
yang berjudul “Perubahan Kurikulum di
Indonesia”.
• Siswa diajak untuk memikirkan pertanyaan-
pertanyaan yang berhubungan dengan teks yang
dibagikan.
• Siswa berpikir tentang permasalahan perubahan
kurikulum di Indonesia.
• Siswa membuat catatan-catatan dari apa yang
telah mereka pikirkan sebelumnya untuk
didiskusikan dengan kelompoknya.
• Siswa membuat catatan pribadi mengenai hal-hal
yang tidak dipahami dalam bacaan teks eksposisi
tersebut.
Talk (Berdiskusi)
• Dengan dibantu guru, siswa membuat kelompok
yang terdiri dari 4-5 orang.
• Siswa berdiskusi dengan kelompoknya masing-
masing membahas mengenai struktur dan kaidah
kebahasaan yang terkandung didalam teks
tersebut.
• Siswa membuat pertanyaan yang berhubungan
dengan analisis isi teks eksposisi dengan bahasa
yang komunikatif.
• Siswa saling bertukar informasi dan saling
memberikan solusi atas analisis yang akan
dituliskan menjadi teks eksposisi.
Write (Menulis)
• Siswa menyimpulkan pengetahuan yang
didapatkan dari berpikir dan berdiskusi secara
mandiri. Siswa mengonstruksikan sendiri
pengetahuan sebagai hasil kolaborasi dalam
bentuk tulisan teks eksposisi.
• Guru mendampingi siswa mempresentasikan
hasil tulisannya secara singkat.
• Dengan sikap jujur, kreatif, responsif, dan santun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Kegiatan
Akhir
siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran.
• Siswa melakukan refleksi proses pembelajaran.
• Siswa dan guru merencanakan tindak lanjut
pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
• Siswa berdoa dan merespons salam di akhir
pembelajaran.
2.2.4.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Think Talk Write (TTW)
Kelebihan model Think Talk Write (TTW) adalah mempertajam seluruh
keterampilan berpikir visual, mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam
rangka memahami bahan ajar, memberikan soal terbuka, mengembangkan
keterampilan berpikir kritis serta kreatif siswa dengan berdiskusi bersama
kelompok akan melibatkan siswa secara aktif dan yang terakhir membiasakan
siswa berpikir serta berkomunikasi bersama dengan teman, guru, bahkan dengan
diri mereka sendiri.
Kelemahan dari model Think Talk Write adalah ketika siswa bekerja dalam
kelompok mudah kehilangan kemampuan dan kepercayaan karena didominasi
oleh siswa yang mampu dan guru harus benar-benar menyiapkan semua media
dengan matang agar dalam menerapkan Think Talk Write tidak mengalami
kesulitan.
2.2.5 Keterampilan Menulis
Keterampilan berbahasa pada dasarnya terdiri atas empat keterampilan,
taitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat keterampilan
tersebut keterampilan menulislah yang dianggap paling sulit dan perlu mendapat
perhatian lebih. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kompleks, siswa tidak hanya menuangkan ide tetapi siswa juga dituntut untuk
menuangkan gagasan, konsep, perasaan, dan kemauan. Menurut Tarigan (2008: 2)
keterampilan menulis dibutuhkan waktu yang lama dan latihan intensif.
2.2.5.1 Pengertian Menulis
Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 3), keterampilan menulis adalah
salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap
muka dengan pihak lain. Kemudian, menurut Suparno (2009: 13), keterampilan
menulis adalah sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis merupakan
keterampilan yang sangat kompleks. Oleh karena itu, mengombinaskan dan
menganalisis setiap unsur kebahasaan dalam sebuah karangan merupakan suatu
keharusan bagi penulis. Dari sinilah akan terlihat sejauh mana pengetahuan yang
dimiliki penulis dalam menciptakan sebuah karangan yang efektif. Kosakata dan
kalimat yang digunakan dalam kegiatan menulis harus jelas agar mudah dipahami
oleh pembaca. Di samping itu, jalan pikiran dan perasaan penulis sangat
menentukan arah penulisan sebuah karya tulis atau karngan yang berkualitas.
Dengan kata lain, hasil sebuah karangan yang berkualitas umumnya ditunjang
oleh keterampilan kebahasaan yang dimiliki seorang penulis (Nurjamal, 2013: 4).
Berdasarkan konsep di atas, dapat dikatakan bahwa menulis merupakan
komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan dengan
memanfaatkan struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakan simbol
sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh simbol-simbol tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
keterampilan menulis juga adalah keterampilan menuangkan ide, gagasan,
perasaan dalam bentuk bahasa tulis sehingga orang lain yang membaca dapat
memahami isi tulisan tersebut dengan baik. Menulis merupakan suatu kegiatan
yang produktif dan ekspresif. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa
yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap
muka dengan orang lain.
2.2.5.2 Tujuan Menulis
Setiap penulis pasti mempunyai tujuan yang jelas dari setiap tulisan yang
ditulisnya. Menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2008: 3-7) tujuan menulis
terdiri dari bermacam-macam yakni, (a) menjadikan pembaca ikut berpikir dan
bernalar; (b) membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan; (c) menjadikan
pembaca beropini; (d) menjadikan pembaca mengerti; (e) membuat pembaca
terpersuasi oleh isi karangan; dan (f) membuat pembaca senang dengan
menghayati nilai-nilai yang dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai agama,
nilai pendidikan, nilai sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai estetika.
Menulis bukan hanya sekedar menuangkan bahasa ujaran ke dalam sebauh
tulisan, tetapi merupakan mekanisme curahan ide, gagasan atau ilmu yang
dituliskan dengan struktur yang benar, berkoherensi dengan baik antarparagraf
dan bebas dari kesalahan-kesalahan mekanik seperti ejaan dan tanda baca.
Menulis harus diawali dengan penggunaan bahasa secara ekspresif dan imajinatif
seperti lewat catatan harian dan lain sebagainya. Artinya keterampilan menulis
dapat diperoleh dari kebiasaan menulis, membiasakan diri menulis berarti melatih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
diri menggunakan kosakata dan baahsa kemudian merangkainya sehingga tercipta
kalimat yang baik (Alwasih, 2013: 43).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
menulis adalah untuk memberitahukan atau mengajar, untuk meyakinkan atau
mendesak, untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan
estetik, dan untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api.
2.2.6 Teks Eksposisi
Dalam subbab ini akan dibahas tentang pengertian teks eksposisi, struktur
dan unsur kaidah kebahasaan teks eksposisi, metode-metode teks eksposisi dan
langkah-langkah menulis eksposisi.
2.2.6.1 Pengertian Teks Eksposisi
Secara umum, teks eksposisi diartikan sebagai teks yang memaparkan
sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat
informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Teks eksposisi seringkali
dilengkapi dengan pendapat para ahli, contoh-contoh, dan fakta-fakta. Bahkan,
teks eksposisi juga dapat dilengkapi dengan media-media visual, seperti tabel,
grafik, dan peta (Engkos Kosasih, 2013: 122).
Bagan 2.1 Karakteristik Eksposisi
Memaparkan Eksposisi
Menyajikan
sejumlah data
Pembaca
memperoleh
wawasan
Menggunakan
kata-kata lugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Ditinjau dari asal katanya, eksposisi berarti membuka dan memulai.
Bahkan ada yang mengatakan exposition means explanation (eksposisi adalah
penjelasan). Ini berarti tulisan eksposisi berusaha untuk memberitahu, menguasai,
menguraikan atau menerangkan Eksposisi merupakan salah satu jenis karangan
yang harus dikenalkan kepada siswa dan dikuasai oleh seorang guru mata
pelajaran bahasa Indonesia. Karangan ini dimaksudkan untuk memaparkan
pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari kajian pustaka atau lapangan
dengan tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang
suatu hal. Namun demikian, karangan ini tidak untuk memengaruhi pembaca,
karangan ini hanya memaparkan pengetahuan saja agar wawasan pembaca tentang
suatu hal dapat bertambah (Dalman, 2012: 199).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa teks
eksposisi merupakan teks yang memaparkan pengetahuan atau informasi dan
pengalaman yang harus dilengkapi dengan contoh-contoh dan fakta-fakta yang
ada. Teks eksposisi juga berisikan tulisan yang dapat membujuk pembaca untuk
bertindak secara tertentu dan juga teks eksposisi merupakan bentuk wacana yang
tujuan utamanya adalah memberi informasi kepada para pembaca dengan sejelas-
jelasnya.
2.2.6.2 Struktur Teks Eksposisi
Dalam buku ajar Bahasa dan Sastra Indonesia yang diterbitkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayan berdasarkan Kurikulum 2013, Kosasih
(2014: 24) memaparkan bahwa teks eksposisi terdiri atas tiga bagian, yaitu
pernyataan pendapat (tesis), argumentasi dan penegasan ulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
1) Pernyataan Pendapat (Tesis)
Pernyataan umum (tesis) pada teks eksposisi berisi gagasan yang berupa
kalimat-kalimat yang menyatakan prediksi atau pandangan dari penulis. Jadi,
bagian pertama pada teks eksposisi adalah tesis yang berisi pandangan atau
prediksi penulis. Tesis yang dituliskan kemudian didukung oleh argumentasi yang
kuat pada bagian selanjutnya dan sebuah pernyataan emosial dapat dogunakan
untk mendapatkan perhatian pembaca pada bagian ini.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan pada bagian tesis
ini, penulis memperkenalkan tentang topik atau ide pokok yang akan dibahas.
Tesis selalu berada di paragraf pertama dalam teks eksposisi.
2) Argumentasi
Argumentasi dalam teks eksposisi terdiri atas kalimat-kalimat yang
memuat argumentasi pendukung tesis yang telah disampaikan oleh penulis pada
bagian pendahuluan. Argumentasi yang baik adalah argumentasi yang
mengungkapkan satu sisi argumentasi, berisi argumentasi dan penjelasan untuk
mendukung pandangan atau prediksi dalam tesis, menyertakan bukti pendukung,
dan hasil yang dapat diraih.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan pada bagian ini
penulis menghadirkan argumentasi-argumentasi atau pendapat-pendapat yang
mendukung tesis atau ide pokok penulis, biasanya dalam sebuah teks eksposisi
terdapat lebih dari dua argumentasi. Semakin banyak argumentasi yang disajikan
akan membuat pembaca semakin percaya bahwa topik yang dibahas oleh penulis
adalah topik yang sangat penting atau membutuhkan perhatian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3) Penegasan Ulang Pendapat
Penegasan ulang pendapat adalah bagian terakhir dari teks eksposisi.
Ini menyatakan bahwa dalam bagian penegasan ulang pendapat berisikan
pernyataan kembali pandangan atau prediksi penulis.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan pada bagian ini
merupakan bagian penutup dari sebuah teks eksposisi yang selalu terletak di akhir
karangan. Penegasan ulang pendapat berisi penulisan kembali atau penempatan
kembali ide pokok yang terdapat di paragraf pertama. Penegasan ulang pendapat
juga biasa disebut dengan kesimpulan.
Bagan 2.2 Struktur Teks Eksposisi
Pernyataan Pendapat
(Tesis)
Argumentasi
Penjelas
Penjelas
Penegasan Ulang
Pendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2.2.6.4 Unsur Kaidah Kebahasaan dalam Teks Eksposisi
Unsur kaidah kebahasaan merupakan bagian bagian-bagian yang
membangun sebuah teks eksposisi (Kosasih, 2014: 9). Unsur kaidah kebahasaan
yang ada pada teks eksposisi antara lain istilah, pronomina, kata leksikal,
konjungsi, serta kalimat aktif transitif dan kalimat aktif intransitif.
1) Pronomina
Menurut Endah dkk. (2013: 25) pronomina atau kata ganti adalah jenis kata
yang menggantikan frasa nomina. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua
macam yaitu pronomina persona dan pronomina nonpersona. Pronomina adalah
kata ganti orang yang dapat digunakan terutama pada saat pernyataan pendapat
(klaim) diungkapkan. Teks eksposisi tersebut dapat digunakan sebagai teks
ilmiah.
a. Pronomina persona (kata ganti orang) yaitu persona tunggal. Contohnya
seperti ia, dia, Anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si dan persona
jamak, contohnya seperti kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para.
b. Pronomina nonpersona (kata ganti bukan orang) yaitu pronomina
penunjuk contohnya seperti sini, situ, sana dan pronomina penanya,
contohnya seperti apa, mana, siapa.
2) Kata Leksikal (Nomina, Verba, Adjektiva, Adverbia)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, leksikal adalah berkaitan dengan
kata; berkaitan dengan leksem; berkaitan dengan kosakata. Jadi, dapat ditarik
kesimpulan bahwa makna leksikal adalah makna yang berkaitan dengan kata,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
leksem, ataupun kosakata. Kosasih (2014: 15) membagi kata leksikal menjadi
empat bagian yaitu nomina, verba, adjektiva, dan adverbia.
a. Nomina (kata benda)
Nomina merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun
abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk
dan maknanya ada yang berbentuk normina dasar maupun nomina
turunan. Nomina dasar contohnya gambar, meja, rumah, pisau. Nomina
turunan contohnya perbuatan, pembelian dan kekuatan.
b. Verba (kata kerja)
Verba merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses
atau keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya berfungsi sebagai
predikat. Verba dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses
morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi) seperti, mandi, pergi,
ada, turun, jatuh, tinggal, dan tiba.
2. Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan
bentuk dasar karena proses morfologis (afiksasi, reduplikasi,
komposisi) seperti, melebur, mendarat, berlayar, berjuang,
memukul-mukul, makan-makan, cuci muka, dan
mempertanggungjawabkan.
c. Adjektiva (kata sifat)
Adjektiva merupakan kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau
keadaan orang, benda dan binatang. Contohnya cantik, gagah, indah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
menawan, berlebihan, lunak, lebar. Luar, negatif, positif, jernih, dingin,
dan lain-lain.
d. Adverbia (kata keterangan)
Adverbia merupakan kata yang melengkapi atau memberikan informasi
berupa keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara, dan lain-lain.
Contohnya sangat, amat, tidak, sini, sana, saat, ketika, dan mula-mula.
Kata leksikal (nomina, verba, adjektiva, dan adverbia) yang terdapat dalam
teks eksposisi, misalnya :
1. Kata percaya (verba), mempercayai, (verba), kepercayaan
(nomina)
2. Kata yakin (adjektiva, menyakini (verba), keyakinan (nomina)
3. Kata optimis (adjektiva)
4. Kata potensial (adjektiv)a, berpotensi (verba)
3) Konjungsi
Konjungsi dapat digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat
argumentasi (Kosasih, 2014: 16). Suatu jenis konjungsi dapat digunakan dengan
menggabungkannya dengan konjungsi yang sejenis dalam suatu kalimat yang
saling berkorelasi sehingga membentuk koherensi antarkalimat, dapat pula
mengombinasikan beberapa jenis konjungsi daalm suatu teks sehingga tercipta
keharmonisan makna maupun struktur.
2.2.6.4 Jenis-jenis Menulis Eksposisi
Jenis-jenis teks eksposisi terdiri dari beberapa bagian. Kosasih (2014: 18)
dalam buku Bahasa dan Sastra Indonesia membagi jenis-jenis teks eksposisi yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
identifikasi, perbandingan, ilustrasi, klasifikasi, definisi, dan analisis. Berikut
akan dijelaskan secara singkat mengenai jenis-jenis tersebut.
Identifikasi merupakan suatu metode untuk menggarap sebuah eksposisi
sebagai jawaban atas pertanyaan apa itu?, siapa itu?. Berdasarkan hubungan ini
makna yang tepat untuk pengertian identifikasi adalah proses penyebutan unsur-
unsur yang membentuk suatu hal sehingga ia dikenal sebagai hal tersebut, dengan
kata lain metode identifikasi merupakan sebuah metode yang berusaha
menyebutkan ciri-ciri atau unsur-unsur pengenal suatu objek tersebut.
Perbandingan adalah suatu cara untuk menunjukkan kesamaan-kesamaan
dan perbedaan-perbedaan antara dua objek atau lebih dengan menggunakan dasar-
dasar tertentu. Tujuan perbandingan adalah membicarakan sesuatu yang dianggap
belum diketahui pembaca, dengan membandingkannya dengan hal lain yang udah
dianggap sudah diketahui oleh para pembaca.
Ilustrasi adalah suatu metode untuk mengadakan gambar atau penjelasan
yang khusus dan konkret atas suatu prinsip umum atau sebuah gagasan umum.
Dalam metode ilustrasi atau eksemplifikasi pengarang ingin menjelaskan suatu
prinsip umum atau suatu kaidah yang lebih luas lingkupnya dengan mengutip atau
menunjukkan suatu pokok yang khusus yang tercakup dalam prinsip umum atau
kaidah yang lebih luas cakupannya itu.
Klasifikasi merupakan suatu proses yang bersifat alamiah untuk
menampilkan pengelompokan-pengelompokan sesuai dengan pengalaman
manusia. Klasifikasi merupakan metode untuk menempatkan barang-barang
dalam suatu sistem kelas. Klasifikasi juga merupakan metode yang sering dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dalam menyusun kaidah-kaidah ilmiah, khususnya untuk sampai pada suatu
pengetahuan baru.
Definisi merupakan suatu proses yang berusaha meletakkan batas-batas
penggunaan sebuah kata, seperti tampak dalam makna dari unsur-unsur kata itu
sendiri. Definisi juga dapat digunakan sbagai suatu metode penulisan eksposisi.
definisi memberikan pengetahuan kepada kita “barang itu sebenarnya apa”.
Analisis adalah suatu cara membagi-bagi subjek ke dalam komponen-
komponennya. Jadi, analisis berarti melepaskan, menanggalkan, atau
menguraikan sesuatu yang terikat. Analisis sama sekali tidak menciptakan
komponen-komponen. Bagian-bagian itu ditemukan oleh penulis, bukan
diciptakan oleh penulis, dengan menemukan bagian-bagian itu penulis meminta
pembaca untuk memperhatikan bagian-bagian tersebut.
Pada penelitian ini, penggunaan metode menulis eksposisi siswa tidak
difokuskan pada salah satu metode. Jadi, penelitian ini terfokus pada penggunaan
model pembelajaran CIRC dan TTW untuk meningkatkan keterampilan menulis
eksposisi terutama di SMA Santo Mikael Sleman.
2.3 Kerangka Berpikir
Keterampilan menyusun teks eksposisi menjadi salah satu kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
keterampilan menulis. Melalui tulisan, kita dapat mengkomunikasikan sesuatu
kepada orang lain. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang tidak mudah
dilakukan. Dalam menulis dibutuhkan latihan yang teratur untuk mendapatkan
tulisan yang baik. Tulisan yang baik dapat dilihat dari segi penguasaan bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
seperti isi, struktur, kaidah kebahasaan, keefektifan kalimat dan penggunaan
bahasa.
Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
merupakan salah satu model belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran
menulis, CIRC mengajak siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Siswa
dikelompokkan dalam kelompok membaca sehingga semua siswa dapat berperan
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa akan dibentuk dalam kelompok
membaca selama kegiatan pembelajaran menulis teks eksposisi. Kelebihan model
CIRC adalah siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain, dapat
mengeluarkan ide-ide yang ada di dalam pikirannya secara spontanitas sehingga
lebih dapat memahami materi tersebut. oleh karena itu, model CIRC diharapkan
dapat membantu guru dan siswa dalam pembelajaran menulis teks eksposisi
sehingga siswa dapat menulis dengan baik.
Model Think Talk Write (TTW) adalah model pembelajaran yang meliputi
kegiatan berpikir (think) yang diaplikasikan dalam kegiatan membaca
pemahaman, berbicara (talk) atau berdiskusi, dan menulis (write). Kelebihan
model TTW yaitu melatih siswa dalam berinteraksi dan berdiskusi sehingga siswa
mampu mengumpulkan pemahaman atau ide-ide melalui percakapan tersebut
terstruktur dan menuliskannya secara lancar. Sebab, dalam model TTW siswa
tidak hanya dituntut untuk membaca dan memahami tata cara menulis teks
eksposisi, tetapi siswa juga harus mampu menulis teks eksposisi dengan baik.
Berdasarkan tahapan kedua model pembelajaran, terdapat perbedaan yang
dapat menjelaskan bahwa salah satu model pembelajaran lebih efektif digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dalam pembelajaran keterampilan menyusun teks eksposisi. Sebelum proses
pembelajaran berlangsung, siswa mengerjakan soal prates kemudian diberi
perlakuan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan
model Think Talk Write (TTW).
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, penulis mempunyai prediksi bahwa
siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan model CIRC akan mencapai
kompetensi lebih tinggi dibanding siswa yang mendapat pembelajaran
menggunakan model TTW. Hal ini dikarenakan bagi siswa yang mendapat
pembelajaran menggunakan model CIRC terdapat kelompok membaca yang dapat
meningkatkan kemampuan siswa pada penguasaan kosakata. Sehingga siswa tidak
hanya pandai dalam menulis teks eksposisi, tetapi juga dapat memiliki
pengetahuan kosakata yang luas, serta dalam model CIRC semua siswa bekerja
sama dalam kelompok untuk saling mengajari satu sama lain. Pada siswa yang
mengalami proses pembelajaran menggunakan model TTW tidak ada kelompok
membaca serta pada model ini kelompok belajar hanya sebatas pada kegiatan
berdiskusi untuk bertukar pendapat, sedangkan pada tahap penulisan, siswa
diharuskan untuk mengerjakan secara individual. Kerangka berpikir disajikan
secara singkat dalam bagan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Bagan 2.3 Kerangka Berpikir
Materi menyusun Teks
Eksposisi
Kelompok model Cooperative
Integrated Reading and
Composition (CIRC)
Kelompok model Think Talk
Write (TTW)
Tes Tes
Hasil Belajar Hasil Belajar
Pembelajaran yang efektif
Model Pembelajaran
Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini menggunakan hipotesis komparatif dengan
hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha).
1. H0 : Tidak terdapat perbedaan keterampilan menulis teks eksposisi antara
kelas yang belajar menggunakan model CIRC dengan kelas yang belajar
dengan menggunakan model TTW di kelas X SMA Santo Mikael Sleman.
Ha : Terdapat perbedaan keterampilan menulis teks eksposisi antara kelas
yang menggunakan model CIRC dengan kelas yang belajar menggunakan
model TTW di kelas SMA Santo Mikael Sleman.
2. H0 : Model pembelajaran CIRC dan model TTW sama efektif digunakan
dalam pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas SMA Santo Mikael
Sleman.
Ha : Model CIRC lebih efektif digunakan dalam pembelajaran
keterampilan menulis teks eksposisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
Penelitian yang berjudul “Keefektifan Model Cooperative Integrated And
Composition (CIRC) dan Model Think Talk Write (TTW) dalam Keterampilan
Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMA Santo Mikael Sleman Tahun Ajaran
2017/2018” merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen satu-
satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai
hubungan sebab akibat (Sudaryono dkk, 2013: 11). Dalam penelitian ini,
hubungan sebab akibat yang dimaksud adalah antara penggunaan model CIRC
dan TTW pada kemampuan siswa menulis teks eksposisi, sehingga penelitian ini
berbeda dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena menguji dan
membandingkan penggunaan model pada dua kelompok eksperimen dalam
meningkatkan kemampuan menulis teks eksposisi siswa. Oleh karena itu, desain
penelitian menggunakan desain eksperimen semu (quasi experimental)
nonequivalent control group design yang dalam penelitian ini bertujuan
menggunakan seluruh subjek dalam kelas untuk diberi perlakuan (treatment) agar
diperoleh informasi yang sebenarnya, sehingga tidak perlu menggunakan subjek
yang diambil secara acak (random).
Penelitian jenis ini dilaksanakan dalam dua tahap (prates dan pascates)
pada masing-masing kelompok eksperimen untuk mengetahui pengaruh dari
pemanfaatan model pembelajaran CIRC dan TTW serta membandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
keefektifan penggunaan kedua model pembelajaran tersebut dalam meningkatkan
kemampuan menulis teks eksposis siswa. Oleh karena itu, pada masing-masing
kelompok eksperimen diuji dua kali untuk mengetahui perbedaan tingkat
kemampuan menulis teks ekposisi siswa antara sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan. Desain penelitian ini sebagai berikut (melalui Prastowo, 2016: 158).
Tabel 3. 1 Desain Penelitian Prestest-Posttest Control Design
Kelompok
Prates
Perlakuan
Pascates
CIRC
O1
X
O3
TTW O2 O4
Keterangan
O1 : tes prates menulis teks eksposisi
O2 : tes menulis teks eksposisi dengan menggunakan model CIRC
X : perlakuan (treatment)
O3 : tes pascates menulis teks eksposisi
O4 : tes menulis teks eksposisi dengan menggunakan model TTW
Adapun prosedur penelitian ini dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu tahap pra
eksperimen, tahap eksperimen, dan tahap pasca eksperimen sebagai berikut.
a) Tahap Sebelum Eksperimen
Pada tahap ini, peneliti memberikan tes menulis teks eksposisi (prates)
kepada siswa dengan mengangkat tema bebas sesuai kemauan siswa untuk
mengetahui tingkat kemampuan menulis teks eksposisi siswa sebelum diberikan
perlakuan. Prates dilakukan pada kelompok eksperimen satu dan kelompok
eksperimen dua dengan tema yang sama. Hasil prates ini berupa nilai-nilai
menulis teks eksposisi yang dikumpulkan berdasarkan pedoman penilaian yang
telah ditentukan. Nilai prates kedua kelompok eksperimen tersebut dikumpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
untuk selanjutnya dibandingkan dengan nilai menulis teks eksposisi siswa pada
tahap pascates.
b) Tahap Eksperimen
Pada tahap eksperimen, peneliti memberikan perlakuan (treatment) kepada
kedua kelas eksperimen sebanyak dua kali pertemuan sesuai dengan Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada kelas CIRC (kelompok eksperimen satu)
dan pada kelas TTW (kelompok eksperimen dua) yang telah disusun pada
lampiran. Kelompok eksperimen satu diberi perlakuan dengan menggunakan
model pembelajaran CIRC, sedangkan kelompok eksperimen kedua diberi
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran TTW. Tindakan ini
melibatkan tiga unsur pokok yakni model, siswa dan peneliti. Model yang
dimaksudkan adalah model CIRC dan TTW yang akan diberikan pada siswa,
siswa sebagai unsur paling penting yang akan diberikan perlakuan dari model
pembelajaran dan peneliti sebagai orang yang memberikan perlakuan dari model
pembelajaran tersebut. Selama perlakuan, materi yang dipilih untuk pembelajaran
keterampilan menulis teks eksposisi disesuaikan dengan kurikulum SMA untuk
mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X.
c) Tahap Sesudah Eksperimen
Pada tahap ini, setelah peneliti memberikan perlakuan kepada kedua kelas
eksperimen, langkah selanjutnya peneliti memberik tes akhir (pascates) kepada
kedua kelas eksperimen. Hasil pascates ini berupa nilai-nilai menulis teks
eksposisi yang dikumpulkan berdasarkan pedoman nilai teks eksposisi yang telah
ditentukan. Selanjutnya, nilai pascates kedua kelompok eksperimen tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
kemudian dikumpulkan untuk diolah dengan program SPSS versi 21.0 untuk
mengetahui nilai rata-rata (mean) kedua kelas eksperimen, distribusi sebaran data,
homogenitas varian data, dan menentukan nilai t-test pascates yang berfungsi
untuk menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara penggunaan model
CIRC dan model TTW dalam meningkatkan kemampuan menulis teks eksposisi
siswa.
3.2 Setting Penelitian
a) Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Santo Mikael Sleman yang beralamat
di di Warak Sumberadi, Mlati, Sleman Yogyakarta Telp. (0274) 868606 Fax.
(074) 866569 Yogyakarta 55288.
b) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada jam pelajaran bahasa Indonesia kelas X
semester dua di SMA Santo Mikael Sleman. Penelitian ke sekolah dilaksanakan
pada bulan April 2018. Adapun jadwal penelitian sebagai berikut.
Tabel 3. 2 Jadwal Penelitian
Hari/Tanggal Waktu Kelas Keterangan
Kamis,
12 April 2018
13.00-13.20 - Menyerahkan soal prates ke
guru.
Jumat,
13 April 2018
08.30-10.15 XB Prates Kelompok CIRC.
Jumat,
13 April 2018
11.15-12.45 XA Prates Kelompok TTW.
Senin,
15 April 2018
07.00-08.30 XA Perlakuan dengan model
CIRC.
Senin,
15 April 2018
12.00-13.30 XB Perlakuan dengan model
TTW.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Selasa,
16 April 2018
08.30-10.15 XB Pascates Kelompok TTW
Selasa,
16 April 2018
11.15-12.45 XA Pascates Kelompok CIRC
3.3 Variabel Penelitian
Dalam sebuah penelitian, suatu variabel tidak mungkin hanya berkaitan
dengan satu variabel saja, melainkan selalu saling mempengaruhi dengan banyak
variabel lain. Berdasarkan kedudukannya, variabel dibedakan menjadi dua yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Berikut penjelasannya.
a. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab berubah atau
timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2013: 64). Variabel bebas (X) dalam
penelitian ini adalah penggunaan model CIRC dan TTW pada
pembelajaran menulis teks eksposisi.
b. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 64). Variabel terikat
(Y) dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis teks eksposisi siswa
kelas X SMA Santo Mikael Sleman.
3.4 Subjek dan Sumber Data Penelitian
a) Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Santo Mikael Sleman.
Peneliti pun mengambil sampel dua kelas, yaitu kelas XA (21 siswa) dan XB (21
siswa) sehingga sampel yang digunakan berjumlah 44 siswa. Pemilihan kedua
kelas tersebut didasari oleh karakteristik subjek yang berasal dari tingkat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
sama, yaitu sama-sama kelas X. Kemudian, kedua kelas tersebut ditentukan yang
menggunakan model pembelajaran CIRC dan TTW dengan teknik simple random
sampling (diundi). Hasil undian menunjukkan kelas XA sebagai kelompok CIRC
dan kelas XB sebagai kelompok TTW.
b) Data Penelitian
Data penelitian pada penelitian ini, yaitu :
1) Nilai-nilai siswa pada kedua kelas sebelum diberikan perlakuan
(prates).
2) Nilai-nilai pascates siswa menulis teks eksposisi menggunakan model
pembelajaran CIRC.
3) Nilai-nilai pascates siswa menulis teks eksposisi menggunakan model
pembelajaran TTW.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian dibutuhkan sebuah data yang digunakan sebagai bukti
akurat. Oleh karena itu, dibutuhkan teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan
sebagai berikut.
a) Tes
Tes adalah cara (dapat dipergunakan) atau prosedur (prosedur yang perlu
ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penelitian bidang pendidikan yang
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-
pertanyaan (yang harus dijawab) atau perintah-perintah (yang dikerjakan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah tes kemampuan. Tes ini
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang berupa nilai akhir. Tes ada
cara peneliti dalam menentukan pertanyaan, tugas atau latihan yang nantinya
didapat berupa nilai akhir. Tes merupakan alat ukur yang diberikan kepada sampel
untuk mendapatkan jawaban yang diharapkan, baik tulisan ataupun lisan. Tes
merupakan sebuah instrumen yang sistematis yang dapat mengukur suatu sampel
tingkah laku (Nurgiyantoro, 2012: 7). Adapun tes yang dilakukan peneliti sebagai
berikut.
a. Prates merupakan tes yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai.
Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi yang akan diberikan oleh guru. Dengan perlakuan tes
ini dapat diketahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai
keterampilan siswa menulis teks eksposisi.
b. Pascates merupakan tes yang diberikan setelah akhir pembelajaran.
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi
sejauh mana pengaruh siswa setelah mendapat perlakuan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) dan kelas yang menggunakan model
pembelajaran Think Talk Write (TTW).
b) Observasi
Observasi menurut Hadi, 1986 (dalam Sugiyono, 2014: 145) merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersususn dari berbagai biologis
dan psikologis. Di sini, obersvasi tidak hanya bersifat orang saja, melainkan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
pda objek yang lain. Observasi yang dilakukan adalah mengamati aktivitas guru
ketika mengajar di kelas dan mengamati aktivitas siswa ketika belajar di kelas.
Lembar observasi (pengamatan) yang digunakan peneliti ada dua macam. Adapun
sebagai berikut.
a. Lembar Observasi Aktivitas Guru
Lembar observasi ini dilakukan untuk mengetahui gambaran
pelaksanaan tindakan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di
dalam kelas.
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi itu dilakukan untuk mengetahui gambaran aktivitas
siswa selama berlangsungnya pembelajaran bahasa Indonesia dengan
metode guru.
c) Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian yang meliputi hasil karya siswa menulis teks eksposisi, catatan
lapangan selama pembelajaran berlangsung, dan foto-foto kegiatan pembelajaran.
Menurut Sugiyono (2012: 326), dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah
berlalu. Dokuemn bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tes
siswa, RPP, dan dokumentasi foto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3.6 Instrumen Penilaian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua instrumen penelitian
diantaranya yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pedoman
penilaian menulis teks eksposisi. Adapun penjelasan mengenai ketiga instrumen
penelitian tersebut sebagai berikut.
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini menjadi instrumen pertama dan
sebagai pedoman yang digunakan selama melakukan penelitian. RPP ini berisi
Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan dalam peneltitian, indikator dan tujuan
pembelajaran, langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum 2013,
pedoman penilaian (pengetahuan dan keterampilan), lembar kerja siswa yang
disesuaikan dengan penerapan model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) Think Talk Write (TTW) dan bahan ajar yang digunakan
selama penelitian.
b) Pedoman Penilaian Menulis Teks Eksposisi
Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data berupa nilai menulis
teks eksposisi siswa yang merupakan data utama pada penelitian ini.
Penskorannya berdasarkan rubrik penilaian menulis teks eksposisi dengan
mengadaptasi dan sedikit dimodifikasi beberapa penilaian menurut
PERMENDIKBUD tahun 2013. Berikut rubrik penelitian yang telah
dikembangkan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 3. 3. Rubrik Penilaian Aspek Pengetahuan
Aspek yang
Dinilai
Skor Kriteria
Struktur Isi
Teks
Eksposisi
4
Sangat Baik-sempurna : analisis terhadap
struktur teks ekpsosisi (pernyataan, argumentasi,
pernyataan ulang) sudah tepat *tidak terjadi
kesalahan *lengkap.
3
Cukup- Baik : analisis terhadap struktur teks
eksposisi masih terdapat satu atau dua kesalahan
*hanya terjadi beberapa kesalahan *cukup
lengkap.
2
Sedang-Cukup : terjadi kesalahan analisis lebih
dari dua struktur *salah mengidentifikasi struktur
teks lebih dari dua struktur *kurang lengkap.
1
Sangat Kurang-kurang : banyak terjadi kesalahan
analisis struktur teks *analisis kacau *tidak layak
dinilai.
Analisis
Kaidah
Kebahasaan
Teks
Eksposisi
4
Sangat Baik-sempurna : analisis terhaap kaidah
kebahasaan ekposisi sudah tepat *tidak terjadi
kesalahan *lengkap *analisis detail.
3
Cukup-Baik : terjadi kesalahan kaidah
kebahasaan eksposisi masih terdapat beberapa
kesalahan, tetapi tidak begitu menganggu
*terjadi beberapa kesalahan *cukup lengkap
*analisis cukup detail.
2
Sedang-Cukup : cukup banyak terjadi kesalahan
dalam menganalisis kaidah teks *masih belum
menguasai kaidah kebahasaan teks eksposisi
*kurang lengkap *analisis kurang detail.
1
Sangat Kurang-kurang : banyak sekali terjadi
kesalahan analisis teks eksposisi *sangat belum
menguasai kaidah kebahasaan teks eksposisi
*analisis kacau *tidak layak dinilai.
Tabel 3. 4. Rubrik Penilaian Aspek Keterampilan
Aspek yang
Dinilai
Skor Kriteria
Isi
4
Sangat Baik-sempurna : menguasai topik
tulisan *pengembangan pernyataan pendapat
(tesis) *argumentasi *penegasan ulang
pendapat secara lengkap *relevan dengan topik
yang dibahas.
Cukup- Baik : cukup menguasai permasalahan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
3 cukup memadai, pengembangan tesis terbatas,
relevan dengan topik, tetapi kurang terperinci.
2
Sedang-Cukup : penguasaan permasalahan
terbatas *substansi kurang *pengembangan
topik tidak memadai.
1
Sangat Kurang-kurang : tidak menguasai
permasalahan *tidak ada substansi *tidak
relevan *tidak layak dinilai.
Struktur
(Pernyataan
pendapat,
argumentasi,
penegasan
ulang)
4
Sangat Baik-sempurna : struktur teks eksposisi
lengkap *urutan logis (pernyataan,
argumentasi, pernyataan ulang) *gagasan
diungkapkan dengan jelas *tertata dengan baik
*kohesif.
3
Cukup-Baik : struktur teks eksposisi cukup
lengkap (hanya satu komponen yang tidak ada)
*urutan cukup logis tetapi kurang terorganisir
(pernyataan, argumentasi, pernyataan ulang),
tetapi ide utama ternyatakan *cukup tertata
dengan baik.
2
Sedang-Cukup : struktur teks eksposisi tidak
lengkap (dua komponen tidak ada) *urutan
kurang logis dan kurang terorganisir
(pernyataan, argumentasi, pernyataan ulang)
*gagasan kacau, terpotong-potong
1
Sangat Kurang-kurang : struktur teks eksposisi
sangat tidak lengkap (lebih dari dua komponen
tidak ada dalam teks) *urutan tidak logis dan
tidak terorganisir (pernyataan, argumentasi,
pernyataan ulang) *gagasan tidak dapat
dipahami *cerita tidak selesai.
Kaidah
Kebahasaan
Teks
Eksposisi
4
Sangat Baik-sempurna : menggunakan kaidah
kebahasaan teks eksposisi sangat lengkap
*pemanfaatan kaidah kebahasaan sangta baik
*konstruksi kompleks dan efektif *hanya
terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaan.
3
Cukup-Baik : menggunakan kaidah kebahasaan
teks eksposisi cukup lengkap *penggunaan
kaidah kebahasaan cukup baik *konstruksi
sederhana, tetapi efektif *kesalahan kecil pada
konstruksi kompleks *terjadi sejumlah
kesalahan tetapi makna tidak kabur.
2
Sedang- Cukup : penggunaan kaidah
kebahasaan teks eksposisi sedang lengkap
*penggunaan kaidah kebahasaan teks eksposisi
kurang baik *terjadi kesalahan serius dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
konstruksi kalimat *makna membingungkan
atau kabur.
1
Sangat Kurang-kurang : penggunaan kaidah
kebahasaan teks eksposisi tidak lengkap
*kurang menguasai penggunaan kaidah
kebahasaan teks eksposisi *tidak menguasai
aturan sintaksis *terdapat banyak kesalahan
*tidak efektif *tidak layak dinilai.
Keefektifan
Kalimat
4
Sangat Baik-sempurna : konstruksi kompleks
dan efektif *terdapat hanya sedikit kesalahan
penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel,
pronomina, preposisi).
3
Cukup-Baik : konstruksi sederhana *tetapi
efektif *terdapat kesalahan pada konstruksi
kompleks *terjadi sejumlah kesalahan
penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel,
pronomina, preposisi), tetapi makna cukup
jelas.
2
Sedang-cukup : terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering
tejadi kesalahan pada kalimat negasi,
urutan/fungsi kata, artikel, pronomina,
preposisi) *makna membingungkan atau kabur.
1
Sangat Kurang-kurang : tidak menguasai tata
kalimat *terdapat banyak kesalahan *tidak
komunikatif *tidak layak dinilai.
Penggunaan
Bahasa
4
Sangat Baik-sempurna : menguasai aturan
penulisan *terdapat sedikit kesalahaan ejaan,
tanda baca, penggunaan huruf kapital dan
penataan paragraf.
3
Cukup-Baik : menguasai aturan penulisan
*terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca,
penggunaan huruf kapital, dan penataan
paragraf.
2
Sedang-Cukup : sering terjadi kesalahan ejaan
tanda baca, ejaan, penggunaan huruf kapital,
dan penataan paragraf *tulisan tangan tidak
jelas *makna membingungkan atau kabur.
1
Sangat Kurang-kurang : tidak menguasai aturan
penulisan *terdapat banyak kesalahan ejaan,
tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan
penataan paragraf *tulisan tidak terbaca *tidak
layak dinilai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3.7 Validasi Instrumen
Validasi instrumen dilakukan untuk menguji kevaliditasan instrumen
penelitian. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkah kesasihan
suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
hendak diukur dan dikatakan valid juga apabila menghasilkan data yang secara
akurat serta memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur. Akurat dalam
hal ini adalah tepat dan cermat sehingga apabila data dihasilkan tidak relevan
dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai pengukuran yang memiliki validitas
rendah. Dalam validitas ini validitas yang digunakan adalah validitas isi. Tes
memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti
memliki kesejajaran antar tes dan kriteria (Arikunto, 2010: 211).
Validitas isi menurut Djaali (2008: 51) adalah suatu tes yang
mempermasalakan seberapa jauh suatu tes mengukur tingkat penguasaan terhadap
isi suatu materi tertentu yang seharusnya dikuasai dengan tujuan pengajaran. Tes
yang benar-benar mengukur penguasaan materi yang seharusnya dikuasai dengan
konsep pengajaran. Validitas instrumen penelitian ini melibatkan expert
judgement atau pendapat dari para ahli. Dalam penelitian ini, yang berperan
sebagai expert judgement adalah Bapak Dr. B. Widharyanto, M.Pd. selaku dosen
ahli perencanaan pembelajaran.
Hasil validitas ini terhadap masing-masing indikator penilaian RPP, bahan,
ajar dan model pembelajaran menunjukkan bahwa instrumen penelitian ini telah
memenuhi kriteria layak uji untuk digunakan dalam penelitian dengan beberapa
revisi sesuai saran, yaitu materi pembelajaran yang harus memuat konsep,prinsip,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
fakta, dan prosedur serta rubrik penilaian penyekoran harus sesuai prosedur
penyekoran yang baik dan benar. Kedua saran tersebut telah direvisi oleh peneliti.
Berdasarkan kedua Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
mendapat persetujuan dari ahli, rincian indikator penilaian validitas isi sebagai
berikut.
1. Aspek Kompetensi Dasar dan Indikator
Indikator dan tujuan pembelajaran telah mencakup empat komponen
dalam pembelajaran, yaitu Audience (A), Behaviour (B), Condition (C), Degree
(D). Selain itu indikator yang ditentukan sesuai dengn kompetensi dasar yang
digunakan dalam penelitian ini.
2. Aspek Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang digunakan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dan telah mencakup aspek konsep, prinsip, fakta dan prosedur sehingga
materi pun sesuai untuk diterapkan dalam setiap kegiatan pembelajaran menulis
teks eksposisi dengan sumber referensi yang tepat.
3. Aspek Pendekatan dan Model Pembelajaran
Pendekatan yang dipakai dalam pembelajaran adalah pendekatan saintifik.
Pendekatan saintifik dimaksudkan memberikan pemahaman kepada siswa dalam
mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa
informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada infromasi
searah guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta
diarahkan untuk mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber
melalui observasi dan bukan hanya diberi tahu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Model pembelajaran menggunakan dua model pada setiap kelas
eksperimennya yaitu model Cooperative Integrated And Composition (CIRC) dan
Think Talk Write (TTW). Kedua model tersebut merupakan bagian dari
pembelajaran kooperatif yang memberdayakan siswa sebagai pribadi yang mampu
berkelompok, aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
4. Aspek Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang tercantum dalam RPP sesuai dengan
penerapan model pembelajaran CIRC dan TTW pada kedua kelas eksperimen
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, kegiatan pembelajaran dalam
RPP telah mencakup Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), kegiatan literasi,
keterampilan 4C (Creative, Critical Thinking, Communicative, Collaboration) dan
HOTS (Higher Older Thinking Skill) dengan pembagian waktu yang cukup.
5. Aspek Penilaian Hasil Belajar
Penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari hasil
belajar siswa telah dijabarkan dengan rinci, jelas, dan sistematis yang mencakup
penilaian penulisan teks eksposisi.
6. Aspek Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa (LKS) disusun sesuai dengan kegiatan pembelajara,
penyusunan LKS jelas dan mudah dipahami oleh siswa dan memfasilitasi
pembelajaran penulisan teks eksposisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yang pertama
merupakan prasyarat analisis data meliputi uji normalitas dan uji homogenitas dan
yang kedua merupakan teknik analisis data dengan uji-t.
1. Uji Persyaratan Analisis
Uji prasyarat data dilakukan sebelum uji-t. Uji prasyarat analisis data
dilakukan dengan dua hal, yaitu uji normalitas sebaran dan uji homogenitas
varian.
a. Uji Normalitas Sebaran
Uji normalitas sebaran ini digunakan untuk mengetahui apakah segala
yang diselidiki, yang dalam penelitian ini yaitu tingkat keterampilan siswa pada
prates dan pascates memiliki distribusi normal atau tidak. Teknik analisis yang
digunakan adalah teknik Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). Maka, interpretasi hasil
uji normalitas dengan melihat Asymp.Sig. (2 tailed) dengan ketentuan sebagai
berikut.
1) Jika nilai Asymp.Sig.(2.tailed) lebih besar dari tingkat alpha 0,05
(5%), data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2) Jika nilai Asymp.Sig.(2.tailed) lebih kecil dari tingkat alpha 0,05
(5%), data berasal dari populasi yang berdistibusi tidak normal.
b. Uji Homogenitas Varian
Uji homogenitas varian ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel
yang diambil dari populasi memiliki varian yang sama atau tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan satu sama lain. Teknik yang digunakan adalah uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
homogenitas dua varian terhadap hasil prates dan pascates kedua kelas dengan
menggunakan bantuan progam SPSS versi 21.0. Maka, interpretasi hasil uji
homogenitas dengan melihat nilai Sig. dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Jika signifikan lebih besar dari 0,05 (Sig. > α), varian berbeda secara
signifikan (homogen).
2) Jika signifikan lebih kecil dari 0,05 (Sig. < α), varian berbeda secara
signifikan (tidak homogen).
c. Uji-t
Jika hasil dari uji normalitas sebaran data adalah normal dan hasil uji
homogenitas varian adalah homogen, data yang diperoleh selanjutnya layak
dianalisis dengan uji-t dengan menggunakan program SPSS 21.0, peneliti
memasukkan kedua nilai menulis teks eksposisi yang telah terkumpul dan
mengitung nilai rata-ratanya (mean) untuk menentukan nilai t antara penggunaan
model CIRC dan TTW. Hasil penghitungan dengan program SPSS versi 21.0
digunakan untuk menentukan adanya perbedaan signifikan atau tidak antara
penggunaan model CIRC pada kelas eksperimen pertama dan TTW pada kelas
eksperimen kedua dalam meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi
dimana syarat nilai Sig.(2-tailed) atau nilai p harus lebih kecil dari taraf
signifikansi 5% (0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
3.9 Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t. Untuk memudahkan
perhitungan, peneliti menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS versi
21. Dari perhitungan yang dilakukan apabila hasil uji-t menunjukkan probabilitas
signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05), maka hasil perhitungan menunjukkan
perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen satu dengan kelas
eksperimen lainnya. Apabila hasil perhitungan menunjukkan probabilitas
signifikansi lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka hasil perhitungan tersebut tidak
signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dari kedua kelompok
eksperimen, yaitu kelompok CIRC dan TTW yang bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Santo Mikael Sleman
yang masing-masing diuji dengan uji normalias sebaran data, uji homogenitas
varian, uji t prates-pascates, uji t prates kedua kelompok eksperimen, dan uji t
pascates kedua kelompok eksperimen. Adapun deskripsi data hasil penelitian
mengenai tingkat keterampilan dari kedua kelompok tersebut dijabarkan di bawah
ini.
4.1.1 Data Sebelum Perlakuan
a. Deskripsi Statistik Skor Tes Awal (Prates) Kelas CIRC
Subjek kelas CIRC sebanyak 22 siswa. Hasil dari skor tes awal (prates)
kelas CIRC. Hasil dari skor tes awal (prates), yaitu skor tertinggi sebesar 85, skor
terendah 50 , skor rata-rata (mean) sebesar 65,90, mode sebesar 50, skor tengah
(median) sebesar 70, dan standar deviasi sebesar 11,714. Data tersebut dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4. 1 Data Statistik Skor Tes Awal (Prates) Kelas CIRC
Kategori Skor Skor
Rata-rata 65,90
Standar Deviasi 11,714
Mode 50
Median 70
Nilai Terendah 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Nilai Tertinggi 85
Distribusi frekuensi skor prates kelas eksperimen CIRC selengkapnya
dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut.
Tabel 4. 1. Distribusi Frekuensi Skor Tes Awal (Prates) Kelas CIRC
No. Skor Frekuensi Persen
(%)
Persentase
Valid
Persentase
Kumulatif
(%)
1.
50 5 22,7 22,7 22,7
2. 55 2 9,1 9,1 31,8
3. 60 1 4,5 4,5 36,4
4. 65 2 9,1 9,1 45,5
5. 70 5 22,7 22,7 68,2
6. 75 4 18,2 18,2 86,4
7. 80 1 4,5 4,5 90,9
8. 85 2 9,1 9,1 100,0
Total 22 100,0 100,0
Dari tabel frekuensi di atas, dapat diketahui frekuensi nilai prates
kelompok eksperimen CIRC. Dapat dilihat bahwa nilai prates kelompok
eksperimen CIRC yang mendapatkan nilai 50 dan 70 sebanyak 5 orang siswa,
nilai 55 dan 65 sebanyak 2 orang siswa, nilai 60 dan 80 sebanyak 1 siswa, serta
nilai 75 sebanyak 4 orang siswa.
Berdasarkan data statistik yang dihasilkan dapat disajikan kategori
kecenderungan perolehan nilai prates kelompok eksperimen CIRC yang terdiri
dari kategori atas, sedang dan bawah dalam bentuk tabel di bawah ini.
Tabel 4. 2. Kategori Kecenderungan Data Skor Prates Kelas CIRC
No. Kategori Interval Frekuensi
1. Atas 70-100 12
2. Sedang 54-69 5
3. Bawah 0-53 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Untuk lebih jelas data statistik kategori kecenderungan nilai prates
kelompok eksperimen CIRC dapat dilihat dalam bentuk diagram pie di bawah ini.
Gambar 4. 1. Diagram Kecenderungan Data Skor Prates Kelas CIRC
Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa 54% yaitu sebanyak
22 orang siswa yang nilainya masuk ke dalam kategori atas pada interval nilai 70-
100, 23% yaitu sebanyak 5 orang siswa yang masuk ke dalam kategori sedang
pada interval nilai 54-69, dan 23% yaitu sebanyak 5 orang siswa juga yang masuk
dalam kategori bawah pada interval nilai 0-53.
b. Deskripsi Statistik Skor Tes Awal (Prates) Kelompok TTW
Subjek kelas TTW sebanyak 22 siswa. Hasil dari skor tes awal (prates)
kelas TTW, yaitu skor tertinggi sebesar 80, skor terendah sebesar 50, skor rata-
rata (mean) sebesar 62,27, mode sebesar 65, skor tengah (median) 60, dan standar
deviasi sebesar 9,477. Data dapat dlihat di bawah ini.
54%
23%
23%
Diagram Prates CIRC
Atas
Sedang
Bawah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 4. 3. Data Statistik Skor Tes Awal Kelas TTW
Kategori Skor Skor
Rata-rata 62,27
Standar Deviansi 9,477
Mode 65
Median 60
Nilai Terendah 50
Nilai Tertinggi 80
Distribusi frekuensi skor tes awal (prates) kelas TTW selengkapnya dapat
dlihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 4. Distribusi Frekeunsi Skor Tes Awal (Prates) Kelas TTW
No. Skor Frekuensi Persen
(%)
F.
Kumulatif
F. Kumulatif
(%)
1.
50 3 13,6 13,6 13,6
2. 55 5 22,7 22,7 36,4
3. 60 4 18,2 18,2 54,5
4. 65 6 27,3 27,3 81,8
5. 75 1 4,5 4,5 86,4
6. 80 3 13,6 13,6 100,0
Total 22 100,0 100,0
Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat diketahui frekuensi nilai prates
kelompok eksperimen TTW. Pada tabel di atas dijelaskan bahwa nilai prates siswa
yang mendapatkan nilai 50 dan 80 masing-masing sebanyak 3 orang siswa, nilai
55 sebanyak 5 orang siswa, nilai 60 sebanyak 4 orang siswa, nilai 65 sebanyak 6
orang siswa dan nilai 75 sebanyak 1 orang siswa.
Berdasarkan data statistik yang dihasilkan dapat disajikan kategori
kecenderungan perolehan nilai prates kelompok eksperimen TTW yang terdiri
dari kategori atas, sedang dan bawah dalam bentuk tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 4. 5. Kategori Kecenderungan Data Skor Prates Kelas TTW
No. Kategori Interval Frekuensi
1. Atas 75-100 4
2. Sedang 54-74 15
3. Bawah 0-53 3
Untuk lebih jelas data statistik kategori kecenderungan nilai prates
kelompok eksperimen TTW dapat dilihat dalam bentuk diagram pie di bawah ini.
Gambar 4. 1. Diagram Kecenderungan Data Skor Prates Kelas TTW
Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 14% atau
sebanyak 3 orang siswa masuk pada kategori bawah yakni pada interval nilai 0-
53, kemudian 68% atau sebanyak 15 orang siswa masuk pada kategori sedang
yakni pada interval nilai 54-74, dan yang terakhir 18% atau sebanyak 4 orang
siswa masuk pada kategori atas yakni pada interval 75-100.
18%
68%
14%
Prates TTW
Atas
Sedang
Bawah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
4.1.2 Data Penilaian Setelah Perlakuan
a. Deskripsi Statistik Skor Tes Akhir (Pascates) Kelas CIRC
Subjek kelas CIRC sebanyak 22 siswa. Hasil skor tes akhir (pascates)
kelas CIRC, yaitu skor tertinggi sebesar 90, skor terendah sebesar 75, skor rata-
rata (mean) 84,31, mode sebesar 85, skor tengah sebesar (median) 85, dan standar
deviasi 4,704.
Tabel 4. 6. Data Statistik Skor Tes Akhir Kelas CIRC
Kategori Skor Skor
Rata-rata 84,31
Standar Deviansi 4,704
Mode 85
Median 85
Nilai Terendah 75
Nilai Tertinggi 90
Distribusi frekuensi skor tes akhir (pascates) kelas CIRC selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 7. Distribusi Frekuensi Skor Tes Akhir Kelas CIRC
No. Skor Frekuensi Persen F.Kumulatif F.Kumulatif
(%)
1.
75 2 9,1 9,1 9,1
2. 80 5 22,7 22,7 31,8
3. 85 9 40,9 40,9 72,7
4 90 6 27,3 27,3 100,0
Total 22 100,0 100,0
Berdasarkan tabel frekuensi di atas, dapat diketahui frekuensi nilai
pascates kelompok eksperimen CIRC. Pada tabel di atas dijelaskan bahwa nilai
pascates siswa yang mendapatkan nilai 75 sebanyak 2 orang siswa, nilai 80
sebanyak 5 orang siswa, nilai 85 sebanyak 9 orang siswa dan nilai 90 sebanyak 6
orang siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Berdasarkan data statistik yang dihasilkan dapat disajikan kategori
kecenderungan perolehan nilai pascates keterampilan menulis teks eksposisi
kelompok eksperimen CIRC yang terdiri dari kategori atas, sedang dan bawah
dalam bentuk tabel di bawah ini.
Tabel 4. 8. Kategori Kecenderungan Data Skor Pascates Kelas CIRC
No. Kategori Interval Frekuensi
1. Atas 85-100 15
2. Sedang 76-84 5
3. Bawah 0-75 2
Untuk lebih jelas data statistik kategori kecenderungan nilai pascates
kelompok eksperimen CIRC dapat dilihat dalam bentuk diagram pie di bawah ini.
Gambar 4. 2. Diagram Kategori Pascates Kelas CIRC
Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 9% atau sebanyak 2
orang siswa yang masuk dalam kategori bawah dengan interval nilai 0-75,
kemudian 23% atau sebanyak 5 orang siswa yang masuk dalam kategori sedang
68%
23%
9%
Pascates CIRC
Atas
Sedang
Bawah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
dengan interval nilai 76-84, dan yang terakhir 68% atau sebanyak 15 orang siswa
yang masuk pada kategori atas dengan interval 85-100.
b. Deskripsi Statistik Skor Tes Akhir (Pascates) Kelas TTW
Subjek kelas TTW sebanyak 22 siswa. Hasil dari skor tes akhir (pascates)
kelas TTW, yaitu skor tertinggi 85, skor terendah 70, skor rata-rata (mean)
sebesar 79,54, mode sebesar 85, skor tengah (median) sebesar 80, dan standar
deviasi 5,096. Data ini dapat dilihat dalam tabel nilai rata-rata siswa di bawah ini.
Tabel 4. 9. Data Statistik Skor Tes Akhir Kelas TTW
Kategori Skor Skor
Rata-rata 79,54
Standar Deviansi 5,096
Mode 85
Median 80
Nilai Terendah 70
Nilai Tertinggi 85
Distribusi frekuensi skor tes akhir (pascates) kelas TTW selengkapnya
dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut.
Tabel 4. 10. Distribusi Frekuensi Skor Tes Akhir Kelas TTW
No. Skor Frekuensi Persen F.
Kumulatif
F.Kumulatif
(%)
1.
70 2 9,1 9,1 9,1
2. 75 6 27,3 27,3 36,4
3. 80 6 27,3 27,3 63,6
4. 85 8 36,4 36,4 100,0
Total 22 100,0 100,0
Berdasarkan tabel frekuensi data statistik di atas, dapat diketahui frekuensi
nilai pascates kelompok eksperimen TTW. Pada tabel di atas dijelaskan bahwa
nilai pascates siswa yang mendapatkan nilai 70 sebanyak 2 orang siswa, nilai 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
dan 80 masing-masing sebanyak 6 orang siswa, dan nilai 85 sebanyak 8 orang
siswa.
Berdasarkan data nilai statistik kecenderungan perolehan skor pascates
kelas eksperimen berdasarkan data statistik dapat disajikan dalam tiga peringkat,
yaitu atas, sedang, dan bawah. Adapun kategori kecenderungan perolehan skor
pascates sebagai berikut.
Tabel 4. 11. Kategori Kecenderungan Data Skor Pascates Kelas TTW
No. Kategori Interval Frekuensi
1. Atas 85-100 8
2. Sedang 84-76 12
3. Bawah 0-75 2
Untuk lebih jelas data statistik kategori kecenderungan nilai pascates
kelompok eksperimen TTW dapat dilihat dalam bentuk diagram pie di bawah ini.
Gambar 4. 3. Diagram Kecenderungan Data Skor Akhir Kelas TTW
36%
55%
9%
Pascastes TTW
Atas
Sedang
Bawah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Berdasarkan diagram di atas, diperoleh informasi bahwa 9% atau sebanyak
2 orang siswa yang masuk pada kategori bawah pada interval nilai 0-75, 55% atau
sebanyak 12 orang siswa masuk pada kategori sedang pada interval 84-76 , 36%
atau sebanyak 8 orang siswa yang masuk pada kategori atas pada interval 85-100.
4.2 Hasil Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis data terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.
Uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varian dilakukan pada data skor
prates-pascates kedua kelas. Uji normalitas sebaran data dilakukan untuk
mengetahui sebaran data yang diperoleh, dan uji homogenitas varian yang
dilakukan untuk menguji mengenai ada tidaknya perbedaan rata-rata hitung yang
signifikan. Jadi, sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat analisis data. Hasil uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas
varian dalam penelitian ini menggunakan bantun program SPSS versi 21. Berikut
hasil uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varian.
4.2.1 Hasil Uji Normalitas Sebaran Data
Uji normalitas sebaran data diperoleh dari data skor prates dan skor
pascates pada kelas CIRC dan TTW. Syarat data dikatakan berdistribusi normal
apabila nilai Asymp.sig. (2-tailed) atau p > 0,05 (5%). Berikut rangkuman hasil uji
normalitas sebaran data prates dan pascates kelas CIRC dan kelas TTW.
Tabel 4. 12. Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Data Asymp.Sig
(2-tailed)
Keterangan
Prates Kelas
CIRC
0,056 Asymp.Sig. (2-tailed) >
0,05 = Normal
Pascates Kelas 0,200 Asymp.Sig. (2-tailed) >
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
CIRC 0,05 = Normal
Prates Kelas
TTW
0,200 Asymp.Sig. (2-tailed) >
0,05 = Normal
Pascates Kelas
TTW
0,108 Asymp.Sig. (2-tailed) >
0,05 = Normal
Hasil penghitungan normalitas sebaran data keempat data dalam tabel di
atas menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) dari semua data lebih besar
dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua data tersebut berdistribusi
normal.
4.2.3 Hasil Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas sebaran data, selanjutnya dilakukan uji
homogenitas varian. Syarat agar uji homogenitas varian dinyatakan homogen
adalah apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 atau 5%. Penghitungan
uji homogenitas varian dibantu program SPSS versi 21. Rangkuman hasil
penghitungan uji homogenitas varian data prates dan pascates disajikan dalam
tabel berikut.
Tabel 4.13 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas
Data Df1 Df2 Sig. Keterangan
Prates
CIRC dan TTW
1 42 0,165 Sig.0,165 > 0,05 =
Homogen
Pascates
CIRC dan TTW
1 42 0,510 Sig.0,510 > 0,05 =
Homogen
Berdasarkan hasil uji homogenitas varain dalam tabel di atas, diketahui
bahwa signifikansinya lebih besar dari 0,05 (5%), maka data prates dan pascates
dalam penelitian ini mempunyai varian yang homogen atau tidak memiliki
perbedaan varian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
4.3 Hasil Uji Analisis Data
Uji analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan keterampilan menulis teks eksposisi antara kelas yang diberi
pembelajaran dengan menggunakan model CIRC dan kelas yang diberi
pembelajaan dengan model TTW. Data yang digunakan adalah data uji t skor
pascates antara kelas eksperimen CIRC dan kelas eksperimen TTW. Penghitungan
uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 21. Syarat data bersifat signifikan
apabila nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansinya lebih besar
dari 5% atau 0,05 (p > 0,05).
4.3.1 Uji Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah perbedaan keterampian
menulis teks eksposisi antara kelas yang belajar menggunakan model CIRC dan
yang menggunakan model TTW. Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima
apabila nilai Sig > 0,05 (5%). Berikut data hasil penghitungan uji t skor pascates
kedua kelas menggunakan bantuan SPSS versi 21.
Tabel 4. 14. Hasil Uji Independent Sample T-test Skor Pascates
Kelas Mean SD Th Tt Df Sig
CIRC 84,31 4,704 510 1,684 42 0,002
TTW 79,54 5,070
Hasil analisis uji-t data skor pascates kelas eksperimen CIRC dan kelas
eksperimen TTW tabel di atas menunjukkan nilai Th sebesar 510 dengan df 42
pada taraf signifikansi 0,05 dengan nilai p sebesar 0,002 < 0,05. Berdasarkan data
tersebut, dapat disimpulkan hasil uji hipotesis pertama sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
H0 : Tidak terdapat perbedaan keterampilan menulis teks eksposisi antara kelas
yang belajar menggunakan model CIRC dengan kelas yang menggunakan
model TTW di kelas X SMA Santo Mikael Sleman. H0 ditolak.
Ha : Terdapat perbedaan keterampilan menulis teks eksposisi antara kelas yang
menggunakan model CIRC dan kelas yang menggunakan model TTW di
kelas X SMA Santo Mikael Sleman. Ha diterima.
4.3.2 Uji Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah keefektifan antara penggunaan
model CIRC dan model TTW dalam pembelajaran menulis teks eksposisi pada
mata pelajaran bahasa Indonesia. Kriteria pengujiannya, H0 diterima apabila nilai
Sig > 0,05 (5%). Berikut data hasil perhitungan uji t menggunakan bantuan SPSS
versi 21.
Tabel 4. 15. Hasil Uji Independent Sample T-test Skor Prates dan Pascates Kelas
CIRC dan TTW
Kelas N Mean SD Th Tt Df Sig.
CIRC 22 65,90 11,714 6,840 1,684 42 0,000
84,31 4,323
TTW 22 62,27 9,477 7,529 1,684 42 0,000
79,54 5,096
Hasil analisis uji-t dari tabel di atas menunjukkan nilai Th sebesar 6,840
dengan df 42 dan Th 7,529 dengan df 42 pada taraf signifikansi 0,05 dengan nilai
p sebesar 0,000 < 0,05. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan hasil uji
hipotesis kedua sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
H0 : Model CIRC dan TTW sama-sama efektif digunakan dalam pembelajaran
menulis teks eksposisi di kelas X SMA Santo Mikael Sleman. H0 ditolak.
Ha : Model CIRC lebih efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks
eksposisi di kelas X SMA Santo Mikael Sleman dibandingkan
menggunakan model TTW Ha diterima.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan
keterampilan menulis teks eksposisi antara kelas yang menggunakan model CIRC
dan model TTW serta menguji keefektifan antara kedua model dalam
pembelajaran bahasa Indonesia kelas X SMA Santo Mikael Sleman.
4.4.1 Perbedaan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi
a. Hasil Prates Kelas Eksperimen CIRC dan Kelas Eksperimen TTW
Kondisi awal keterampilan menulis teks eksposisi kelas CIRC dan kelas
TTW dalam penelitian ini dapat diketahui dengan melakukan prates sebelum
diberi perlakuan. Analisis data prates dihitung dengan bantuan SPSS versi 21.
Berikut data hasil analisis prates kelas CIRC dan kelas TTW.
Tabel 4. 16. Perbandingan Data Analisis Prates Kelas Eksperimen CIRC dan
Kelas Eksperimen TTW
Kelas Mean Th Tt Df P
CIRC 63,27 1,132 1,684 41 0,264
TTW 65,90
Berdasarkan tabel di atas, Th 1,132 dan p 0,264 > 0,05. Hasil data tersebut
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
kelas eksperimen CIRC dan kelas eksperimen TTw. Data tersebut menunjukkan
bahwa kedua kelas berawal dari titik tolak yang sama.
Saat prates kedua kelas masih bingung untuk menulis teks eksposisi.
Banyak siswa yang masih belum tahu membedakan bagian pernyataan pendapat
(tesis), argumentasi dan penegasan ulang. Sebagian besar hasil teks eksposisi
siswa masih kurang memperhatikan aspek dalam penulisan yaitu pada tanda baca,
ejaan atu aspek penggunaan bahasa lainnya.
Pada tahap awal ini terdapat beberapa kesalahan yang ditemukan dalam
menulis teks eksposisi, baik itu dalam kelas CIRC maupun kelas TTW. Beberapa
dari siswa masih merasa kesulitan dalam menentukan pokok pikiran yang akan
dikembangkan menjadi teks eksposisi walaupun sudah ditentukan tema, sehingga
dalam penyajian menjadi sebuah paragraf masih belum padu. Selain itu,
keterbatasan informasi menjadi salah satu masalah paling besar yang dihadapi
oleh siswa. Keterbatasan tersebut menyebabkan paragraf satu dengan yang
lainnya tidak kohesif.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kesalahan informasi yang
disajikan dalam teks berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 4. 4. Contoh Hasil Teks Eksposisi Prates Kelompok CIRC
Dalam contoh teks di atas disebutkan bahwa “pada pemilu kali ini terasa
sangat Panas dan menegangkan. panasnya pemilu 2014 disebabkan oleh kedua
partai mendukung capres saling ejek mengejek hina menghina. banyaknya para
pendukung capres yang saling mencela dan menyindir dikarenakan mereka ingin
memenangkan capres yang mereka dukung dan lebih parah tersebut tidak ditindak
lanjuti oleh pihak berwajib”. Pada kalimat di atas banyak terjadi kesalahan pada
keefektifan kalimat yaitu penggunaan huruf kapital yang tidak tepat, seharusnya
pada awal kalimat harus di awali dengan huruf kapital dan pada pertengahan
kalimat tidak dianjurkan memakai huruf kapital jika tidak sesuai. Kemudian
kesalahan berikutnya yaitu pada kalimat kedua karena terjadi kesalahan
keefektifan kalimat yang tidak sesuai dengan kontruksi kalimat, seharusnya
paragraf kedua tersebut berbunyi “Panasnya pemilu 2014 disebabkan karena
kedua partai pendukung Capres saling mengejek dan menghina satu sama lain”.
Selanjutnya pada paragraf kedua kata “money politic” seharusnya ditulis dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
huruf miring karena merupakan kata asing yang tidak ada dalam KBBI. Pada
keterampilan menulis teks eksposisi awal ini, kurangnya perhatian siswa dalam
aspek keefektifan kalimat dan penggunaan bahasa masih kurang.
Dalam contoh teks karangan menulis teks eksposisi siswa lain juga
ditemukan beberapa kesalahan yang membuat teks tersebit menjadi kurang
bermutu. Dari aspek struktur masih kurang lengkap dan aspek ini, informasi yang
disampaikan masih terbatas. Siswa masih kesulitan untuk mengembangkan
informasi yang diketahuinya. Terlepas dari keterbatas itu, informasi yang
disampaikan sudah benar walaupun masih agak kacau di bagian strukturnya.
Dalam contoh menulis teks eksposisi kelompok TTW di bawah ini, paragraf
pertama dan kedua tidak dapat dikatakan sebagai sebuah paragraf karena masing-
masing hanya terdiri dari dua kalimat saja. Hal ini tentu mendapat perhatian dari
aspek struktur isi.
Dalam aspek penggunaan bahasa juga masih terdapat kesalahan ejaan,
seperti pada kalimat pertama “Lingkungan di sekolah SMA Santo Mikael ada
Kantin, Parkiran Motor, LaPangan, kelas, Lap. Komputer, perpustakaan dan
masih banyak lagi”. Kesalahan penggunaan huruf kapital yang tidak sesuai
terletak pada kata “kantin, parkiran motor, lapangan” dan kesalahan berikutnya
yaitu pada kata “Lap” yang seharusnya “Lab”. Pada kemampuan awal menulis
teks eksposisi kelas CIRC masih menggunakan konstruksi kalimat yang sederhana
mengingat keterbatasan informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Gambar 4. 5.Contoh Hasil Teks Eksposisi Prates Kelompok TTW
b. Hasil Pascates Kelas Eksperimen CIRC dan Kelas Eksperimen
Kondisi akhir keterampilan menulis teks eksposisi pada kelas eksperimen
CIRC dan kelas eksperimen TTW dalam penelitian ini dapat diketahui dengan
melakukan pascates menulis teks eksposisi setelah diberi perlakuan. Analisis data
pascates dihtiung dengan bantuan SPSS versi 21. Berikut dta hasil analisis
pascates kelas eksperimen CIRC dan kelas eksperimen TTW.
Tabel 4. 17. Perbandingan Data Analisis Pascates Kelas Eksperimen CIRC
dan Kelas Eksperimen TTW
Kelas N Mean Th Tt Df P
CIRC 22 84,31 510 1,684 42 0,002
TTW 22 79,54
Berdasarkan tabel di atas, Th 510 dan p 0,002 < 0,05. Data tersebut
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara model CIRC dengan model TTW
dalam pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas X SMA Santo Mikael
Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Peningkatan yang terjadi pada hasil akhir keterampilan menulis teks
eksposisi siwa terdiri dari beberapa aspek. Hasil akhir keterampilan menulis teks
eksposisi siswa daat dikategorikan menjadi tiga, yaitu kategori rendah, kategori
sedang dan kategori tinggi. Berikut ini deskripsi keterampilan akhir siswa dalam
kegiatan menulis teks eksposisi.
a) Hasil karangan siswa pada kategori rendah
Hasil akhir keterampilan menulis teks eksposisi pada siswa dapat dilihat
dari setiap aspek penilainnya. Pertama, pada aspek stuktur isi. Aspek struktur isi
pada teks eksposisi sangat penting karena informasi yang disajikan akan
menentukan tujuan dari penulisan teks eksposisi itu sendiri. Pada hasil akhir teks
eksposisi siswa, informasi yang disajikan dalam bentuk teks eksposisi kurang
relevan dengan permasalahan yang diambil. Pada dasarnya siswa sudah
memahami informasi yang disajikan harus relevan atau terstruktur ada pernyataan
pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang hanya saja kekurangan
terletak pada pengembangan informasi yang menjadi tidak relevan lagi dengan
permasalahan yang diambil. Hal ini berdampak pada kurangnya pemahaman
pembaca terhadap informasi apa yang ingin disampaikan penulis melalui teks
tersebut.
Pada aspek kaidah kabahasaan, sebuah karangan harus terorganisasi
dengan baik sehingga ide-ide yang akan dimunculkandapat tertata dan dipahami
dengan baik. Pada keterampilan akhir menulis teks eksposisi siswa, masih
terdapat beberapa siswa yang kurang memperhatikan aspek kaidah kebahasaan
teks, keterpaduan antarkalimat maupun antarpragraf dan urutan kurang logis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Pada aspek keefektifan kalimat, tulisan yang baik juga dintentukan dari
ketepatan pemilihan kata dan konstruksi kalimat kompleks dan efektif. Beberapa
siswa masih kurang memperhatikan pemilihan kata dan kalimat yang berakibat
pada kaburnya informasi yang akan disampaikan oleh penulis. Selain itu,
penggunaan kosakata yang masih kurang tepat mempengaruhi pada keterpaduan
kalimat yang membangun sebuah paragraf.
Pada aspek penggunaan bahasa, penggunaan ejaan dan pemilihan kosakata
sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahasa yang dipilih oleh penulis.
Aspek tersebut sangat menentukan kualitas hasil teks yang dihasilkan. Pada hasil
akhir teks siswa masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan penggunaan
bahasa yang baik dan benar. Hasil akhir keterampilan menulis teks eksposisi
siswa pada kategori rendah dapat dilihat pada contoh teks berikut.
Gambar 4. 6. Hasil Teks Eksposisi Pascates Kategori Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
b) Hasil teks eksposisi siswa pada kategori sedang
Hasil teks eksposisi siswa pada kategori sedang dapat dilihat dari beberapa
aspek penilaian. Aspek yang pertama adalah aspek strukturs isi, pada hasil akhir
teks eksposisi siswa mengalami peningkatan dari semula siswa hanya mampu
menyajikan informasi yang sangat terbatas dan saat dilakukan pascates hasil
menulis teks eksposisi siswa mampu menyajikan informasi yang cukup luas.
Penyajian dan pengembangan informasi juga sudah relevan dengan permasalahan
yang diambil ada pernyataan ulang (tesis), argumentasi dan penegasan ulang.
Hasil ini dapat dilihat pada contoh teks eksposisi siswa berikut.
Gambar 4. 7. Hasil Teks Eksposisi Pascates Kategori Sedang
Pada aspek keefektifan kalimat, dapat dilihat pada contoh di atas bahwa
pengembangan gagasan sudah cukup terorganisir dan tidak mengaburkan ide
utama. Urutan sudah terlihat cukup baik dan logis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Pada aspek penggunaan bahasa, konstruksi kalimat yang digunakan
penulis sudah cukup baik dan efektif. Penggunaan bahasa lebih konsisten dan
memperhatikan kaidah kebahasaan, walaupun masih ada sedikit kesalahan pada
penggunaan huruf kapital yang masih belum tepat.
Pada contoh hasil akhir teks eksposisi siswa kategori sedang di atas, dilihat
dari aspek kaidah kebahasaan sudah mulai memperhatikan penulisan yang benar
tanpa mengaburkan informasi yang disampaikan.
c) Hasil teks eksposisi siswa kategori tinggi
Pada kategori tinggi, hasil akhir keterampilan menulis teks eksposisi siswa
dapat dikatakan mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dari hasil
awal keterampilan menulis teks eksposisi. Peningkatan ini dapat diketahui dari
berbagai aspek penilaian. Aspek yang pertama yaitu aspek struktur isi, dari aspek
struktur isi siswa sudah dapat menyajikan informasi yang lengkap dan sesuai
dengan tujuan penulis teks eksposisi yaitu menyampaikan, memberikan informasi
kepada pembaca tanpa bermaksud untuk mempengaruhi pembaca. informasi yang
disampaikan juga sudah relevan dengan permasalahan yang diambil. Kesesuaian
informasi inilah yang menjadi nilai lebih dari teks yang dibuat siswa. Pada aspek
ini juga susunan struktur sudah tergambar dengan jelas baik pernyataan pendapat
(tesis), argumentasi dan penegasan ulang. Hal ini dapat dilihat pada contoh teks
eksposisi siswa berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Gambar 4. 8. Hasil Teks Eksposisi Siswa Pascates Kategori Tinggi
Pada aspek keefektifkan kalimat, dapat dilihat dari pemilihan kosakata
yang menghasilkan kalimat sudah baik. Meskipun dengan konstruksi yang
sederhana, akan tetapi penulis terkesan berhati-hati dalam penggunaan pemilihan
kosakata, namun tidak mengaburkan informasi yang disampaikan.
Pada aspek penggunaan bahasa, dapat dilihat bahwa masih terdapat
beberapa kesalahan penulisan seperti kata “dan lain-lain” yang pada teks di atas
masih ditulis dengan singkatan, kemudian penulisan kata “yang” masih
ditulisakan dengan singkatan juga. Walaupun masih terdapat sedikit kesalhan,
namun teks di atas tidak mengaburkan tujuan dari penulisan teks eksposisi itu
sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
4.4.2 Keefektifan Model CIRC dan Model TTW
Keefektifan penggunaan antara model CIRC dan model TTW dalam
pembelajaran mneulis teks eksposisi kelas X SMA Santo Mikael Sleman dapat
dilihat dari hasil analisis uji-t prates dan pascates pada kelas eksprimen CIRC dan
kelas eksperimen TTW. Analisis uji-t pada penelitian ini dilakukan dengan
bantuan program komputer SPSS versi 21. Hasil analisis uji-t data skor prates dan
pascates kedua kelas menunjukkan nilai Th sebesar 6,840 dengan df 42 dan Th
sebesar 7,529 dengan df 42 pada tarag signifikansi 0,05 (5%) dengan nilai p
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Keefektifan antara model CIRC dan TTW juga dapat dilihat pada kenaikan
rerata skor tes awal dan tes akhir pada kelas ekperimen CIRC dan kelas
eksperimen TTW. Kelas eksperimen CIRC mengalami kenaikan skor rerata
sebesar 18,41, sedangkan kelas eksperimen TTW mengalami kenaikan skor rerata
sebesar 17,27. Kenaikan skor rerata kelas eksperimen CIRC yang lebih besar dari
kelas eksperimen TTW menunjukkan bahwa model CIRC dapat dikatakan lebih
efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks eksposisi daripada
menggunakan model TTW.
Model CIRC lebih efektif digunakan daripada model TTW di dalam
penelitian ini dikarenakan bagi siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan
model CIRC terdapat kelompok membaca yang dapat meningkatkan kemampuan
siswa pada penguasaan kosakata, sehingga siswa tidak hanya pandai dalam
menulis teks eksposisi tetapi juga dapat memiliki pengetahuan kosakata yang luas,
dan dalam model CIRC semua siswa bekerja sama dalam kelompok untuk saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
mengajari satu sama lain. Fokus utama dari kegiatan model CIRC adalah
membuat penggunaan waktu menjadi lebih efektif. Siswa dikondisikan dalam tim-
tim kooperatif kemudian dikoordinasikan dengan pengajaran membaca, supaya
memenuhi tujuan lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan
dan ejaan. Sementara pada siswa yang menggunakan model pembelajaran TTW
tidak ada kelompok membaca serta pada kelompok belajar hanya sebatas pada
kegiatan berdiskusi untuk bertukar pendapat, sedangkan pada tahap penulisan
siswa diharuskan untuk mengerjakan secara individual.
4.5 Keterbatasan Penelitian
Selama penelitian berlangsung, ditemukan beberapa kendala. Kendala
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a) Penelitian ini masih terbatas pada siswa kelas X SMA Santo Mikael
Sleman, sehingga memungkinkan terjadinya bias. Hal ini dikarenakan
terdapat peluang kelas eksperimen satu dengan kelas eksperimen lainnya.
b) Penelitian ini terbatas pada pembelajaran keterampilan menulis teks
ekpsosisi siswa kelas X SMA Santo Mikael Sleman dengan dua kelas
yaitu, kelas XA (kelompok CIRC) sebanyak 22 siswa dan XB (kelompok
TTW) sebanyak 22 siswa juga sehingga hasil penelitian ini belum tentu
sama jika dilakukan di sekolah lain.
c) Pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan model CIRC dan TTW
membutuhkan waktu yang cukup lama apabila guru belum memhami
langkah-langkahnya, maka perlu penjelasan yang mendalam sebelum
menerapkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan kesimpulan hasil penelitian, akan menguraikan tiga
hal yang menjadi bagian dari penutup suatu penelitian. Tiga hal itu adalah
simpulan, implikasi dan saran. Berikut adalah uraian simpulan, implikasi dan
saran hasil penelitian yang telah dilakukan.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pertama, tingkat penerapan model Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) efektif digunakan dalam pembelajaran
keterampilan menulis teks eksposisi pada siswa kelas X SMA Santo
Mikael Sleman. Hal tersebut dibuktikan melalui uji hipotesis akhir,
yaitu berdasarkan uji perbedaan rata-rata (uji-t) menggunakan
Independent Sample Test pada nilai t = 6,840 dengan nilai probabilitas
atau Sig.(2-tailed)= 0,000 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan antara hasil prates dan pascates pada kelompok
eksperimen CIRC. Hal tersebut diperkuat dengan peningkatan pada
nilai rata-rata prates sebesar 65,90 menjadi 84,31 pada nilai prates.
Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat diketahui bahwa hasil nilai
pascates lebih baik dibandingkan hasil nilai prates.
2. Kedua, tingkat penerapan model Think Talk Write (TTW) efektif
digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis teks eksposisi
pada siswa kelas X SMA Santo Mikael Sleman. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
dibuktikan melalui uji hipoteis akhir, yaitu berdasarkan uji perbedaan
dua rata-rata (uji-t) menggunakan uji Independent Sample Test pada
nilai prates dan nilai pascates kelompok TTW, diperoleh nilai t= 7,529
dengan nilai probabilitas atau Sig.(2-tailed)=0,000<0,05. Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil prates dan
pascates pada kelompok TTW. Hasil uji tersebut diperkuat dengan
peningkatan pada nilai rata-rata prates sebesar 62,27 menjadi 79,54
pada nilai pascates. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat diketahui
terjadi bahwa hasil nilai pascates lebih baik dibandingkan hasil nilai
prates.
3. Ketiga, hasil penghitungan uji-t antara nilai siswa kelompok CIRC
dan TTW siswa kelompok TTW dengan program SPSS 21
menyatakan bahwa nilai Sig.2 tailed sebesar 0,002 lebih kecil dari taraf
signifikansi 0,05 (5%). Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa
penggunaan model CIRC lebih efektif dibandingkan penggunaan
model TTW dalam meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi.
5.2 Implikasi
Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran menulis teks eksposisi
menggunakan model CIRC lebih efektif daripada menggunakan model TTW.
Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa model CIRC lebih cocok diikuti
siswa selama kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, keterampilan siswa
dalam menulis teks eksposisi menggunakan model CIRC mengalami peningkatan
yang lebih besar dibandingkan siswa yng menggunakan model TTW. Oleh karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
itu, model CIRC lebih baik untuk digunakan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya pada materi menulis teks eksposisi agar kegiatan
pembelajaran lebih menarik dan efektif.
5.3 Saran
Setelah penelitian dilakukan, peneliti memberikan saran kepada peneliti
lain terkait temuan-temuan pada penelitian ini. Pada penelitian ini, peneliti hanya
menggunakan dua kelas sebagai sampel penelitian. Apabila peneliti lain hendak
melakukan penelitian, sebaliknya peneliti lain menambah jumlah sampel agar
hasil penelitian makin kuat. Peneliti lain dapat menggunakan empat kelas, enam
kelas bahkan dapat menggunakan sekolah berbeda sebagai sampel penelitian.
Semakin banyaknya sampel penelitian, semakin kuat dan konsisten pula hasil
peneliian. Dengan hasil konsisten, dapat diambil kesimpulan bahwa model CIRC
dan model TTW efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks eksposisi,
akan tetapi yang lebih efektif dari penelitian ini adalah model CIRC.
Selain itu, peneliti menyarankan agar sekolah menerapkan berbagai model
pembelajaran, selain model yang sudah diimplementasikan peneliti. Mengingat
hal tersebur berkaitan dalam membangkitkan antusias siswa dalam pembelajaran
dibanding hanya menggunakan metode ceramah yang sering digunakan guru.
Peneliti juga menyarankan agar ada penelitian lain mengenai keterampilan
menulis teks eksposisi dengan menerapakan berbagai macam model pembelajaran
yang sesuai dengan perkembangan Kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
DAFTAR PUSTAKA
Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi.
Arikunto, Suharmisi. 2010. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dalman, 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.
Eniyah, 2010. Keefektifan Oembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan
Menggunakan Model Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) dan Model Student Team Achievement Division (STAD) Siswa
Kelas X MAN Temanggung. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Fathrrohman, Muhammad. 2015. Model-model Pembelajaran Inovatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter. Bogor : Ghalia Indonesia.
Huda, Miftaful. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Pustaka
Pelajar: Jakarta.
Jamil, Suprihatiningrum. 2014. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Keraf, Gorys, 1982. Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: Yayasan Kanisius.
Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk MA/SMA/SMK
Kelompok Wajib. Jakarta: Erlangga.
Meliana, Lista. 2016. Keefektifan Model Think Talk Write (TTW) dalam
Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi Pada Siswa Kelas X SMA N 2
Wates, Kulon Progo, DIY.
Ngalimun. 2014. Model dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Rahayu, Saktiningsih. 2014. Keefektifan Model TTW (Think Talk Write) dalam
Pembelajaran Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4
Sewon Bantul, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Samsudin, Asep. 2012. Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi Berita dan
Menulis Eksposisi Ilustrasi Siswa Eklas V Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis. Jurnal Penelitian
Pendidikan. Vol. 13. No. 2 Okober 2012. Bandung: UPI.
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta. Bumi Aksara.
Slamet, St.Y. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta
Universitas Sebelas Maret Press.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperatif Learning (Teori, Riset, dan Praktik). Bandung:
Nusa Media.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.
Suparno dan Mohamad Yunus. 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Suryaman, Maman. 2012. Metodologi Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: UNY.
Press.
Sutama, I Made. 2016. Pembelajaran Menulis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyadi 2013. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung. Remaja
Rosdakarya.
Syamsuddin, AR dan Damaianti, Vismaia S. 2015. Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tarigan, H.G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung:
Angkasa.
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Yamin, Martinis dan Ansari, Bansui. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan
Individual Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 1-Observasi Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 2- Validasi Instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 3- Hasil Prates dan Pascates Siswa
HASIL PRATES KETERAMPILAN
MENULIS TEKS EKSPOSISI KELAS CIRC
Hari, Tanggal : Jumat, 13 April 2018
Waktu : 08.30-10.15
Kelas : XA
Petunjuk Penilaian :
1. Nilai setiap aspek yang dinilai dalam menulis berskala 1-4.
2. Jumlah skor atau total nilai diperoleh dengan menjumlahkan nilai setiap
aspek penilaian yang diperoleh siswa.
3. Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:
Jumlah h skor x 100
Skor maksimal (20)
4. Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus :
Jumlah h nilai x 100
Jumlah h siswa
Keterangan :
I. Isi
II. Struktur
III. Kaidah kebahasaan
IV. Keefektifan kalimat
V. Penggunaan bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
No. Nama Siswa Aspek Penilaian Total
Skor
Nilai
Akhir I II III IV V
1. Alfred Dogomo 3 2 3 2 2 14 70
2. Agustinus Mahuze 3 2 3 2 2 12 60
3. Antonius Istia 3 2 2 2 2 11 55
4. Arthur Wijaya 2 2 2 2 2 10 50
5. Benedictus Tio 2 2 2 2 2 10 50
6. Bernad Wiyaja 2 2 2 2 2 10 50
7. Delvia Annisa 3 3 3 3 3 15 75
8. Diva Magdalena 2 2 2 2 2 10 50
9. Elizabeth Gebze 3 2 2 2 2 11 55
10. Hansen 4 3 4 3 3 17 85
11. Jelian Manurung 3 3 3 2 2 13 65
12. Leonardus Jendra 3 3 3 3 2 14 70
13. Michael Wisnu 3 3 3 3 2 14 70
14. Nelsiana Komani 4 4 3 3 3 17 85
15. Oktovianus 3 2 2 3 3 13 65
16. Robertus Roy 3 3 3 3 3 15 75
17. Sabatania Baragua 4 3 3 3 3 16 80
18. Sulistyanti Rahayu 3 3 3 3 3 15 75
19. Tesalonika 4 3 3 3 3 16 80
20. Thomaz Ryzky 3 2 3 3 3 14 70
21. Yubertus Mailo 3 3 3 2 3 14 70
22. Yohanes Indra 2 2 2 2 2 10 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
HASIL PASCATES KETERAMPILAN
MENULIS TEKS EKSPOSISI KELAS CIRC
Hari, Tanggal : Selasa, 17 April 2018
Waktu : 11.15-12.45
Kelas : XA
Petunjuk Penilaian :
1. Nilai setiap aspek yang dinilai dalam menulis berskala 1-4.
2. Jumlah skor atau total nilai diperoleh dengan menjumlahkan nilai setiap
aspek penilaian yang diperoleh siswa.
3. Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:
Jumlah h skor x 100
Skor maksimal (20)
4. Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus :
Jumlah h nilai x 100
Jumlah h siswa
Keterangan :
I. Isi
II. Struktur
III. Kaidah kebahasaan
IV. Keefektifan kalimat
V. Penggunaan bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
No. Nama Siswa Aspek Penilaian Total
Skor
Nilai
Akhir I II III IV V
1. Alfred Dogomo 4 4 4 3 3 18 90
2. Agustinus Mahuze 4 4 3 3 3 17 85
3. Antonius Istia 4 3 3 3 3 16 80
4. Arthur Wijaya 4 4 3 3 3 17 85
5. Benedictus Tio 3 3 3 3 3 15 75
6. Bernad Wiyaja 4 3 3 3 3 16 80
7. Delvia Annisa 4 3 4 4 3 18 90
8. Diva Magdalena 4 3 4 3 3 17 85
9. Elizabeth Gebze 4 3 3 3 3 16 80
10. Hansen 4 4 4 3 3 18 90
11. Jelian Manurung 4 3 3 4 3 17 85
12. Leonardus Jendra 4 4 3 3 3 17 85
13. Michael Wisnu 4 3 3 4 3 17 85
14. Nelsiana Komani 4 4 4 3 3 18 90
15. Oktovianus 4 4 3 3 3 17 85
16. Robertus Roy 4 3 4 3 3 17 85
17. Sabatania Baragua 4 4 4 3 3 18 90
18. Sulistyanti Rahayu 4 4 4 3 3 18 90
19. Tesalonika 3 3 4 3 3 16 80
20. Thomaz Ryzky 4 4 3 3 3 17 85
21. Yubertus Mailo 3 3 3 3 3 15 75
22. Yohanes Indra 3 3 3 4 3 16 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
HASIL PRATES KETERAMPILAN
MENULIS TEKS EKSPOSISI KELAS TTW
Hari, Tanggal : Jumat, 13 April 2018
Waktu : 08.30-10.15
Kelas : XB
Petunjuk Penilaian :
1. Nilai setiap aspek yang dinilai dalam menulis berskala 1-4.
2. Jumlah skor atau total nilai diperoleh dengan menjumlahkan nilai setiap
aspek penilaian yang diperoleh siswa.
3. Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:
Jumlah h skor x 100
Skor maksimal (20)
4. Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus :
Jumlah h nilai x 100
Jumlah h siswa
Keterangan :
I. Isi
II. Struktur
III. Kaidah kebahasaan
IV. Keefektifan kalimat
V. Penggunaan bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
No. Nama Siswa Aspek Penilaian Total
Skor
Nilai
Akhir I II III IV V
1. Angelica Brisa 3 2 2 2 2 11 55
2. Brigitta Tri Yoda 4 3 3 3 3 16 80
3. Christina Kusuma 3 3 3 2 2 13 65
4. Cynthia Claudia 3 2 2 2 2 11 55
5. Faustina Rindang 4 3 3 3 3 16 80
6. Felix Yosa 3 3 2 2 2 12 60
7. Michael Yuriko 2 2 2 2 2 10 50
8. Ghardika Fesa 3 3 3 2 2 13 65
9. Jacinta Chyntia 4 3 3 3 3 16 80
10. Laurensia Amanda 3 2 2 2 2 11 55
11. Lusiana Novi 3 3 2 2 2 12 60
12. Maria Kofiaga 3 3 3 2 2 13 65
13. Maria Juliana 2 2 2 2 2 10 50
14. Ngelbanib 3 3 3 2 2 13 65
15. Nicholas 3 2 2 2 2 11 55
16. Paskalis 2 2 2 2 2 10 50
17. Patrisia Gelang 4 3 3 3 3 16 80
18. Phylis Elizabeth 3 3 3 3 3 15 75
19. Raden Paskalis 3 3 3 2 2 13 65
20. TimotiusWarfandu 3 3 3 2 2 13 65
21. Wokup M.Zeki 3 2 2 2 2 11 55
22. Yoseph Bokol 3 3 3 3 2 14 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
HASIL PASCATES KETERAMPILAN
MENULIS TEKS EKSPOSISI KELAS TTW
Hari, Tanggal : Selasa, 17 April 2018
Waktu : 08.30-10.15
Kelas : XB
Petunjuk Penilaian :
1. Nilai setiap aspek yang dinilai dalam menulis berskal 1-4.
2. Jumlah skor atau total nilai diperoleh dengan menjumlahkan niali setiap
aspek penilaian yang diperoleh siswa.
3. Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:
Jumlah h skor x 100
Skor maksimal (20)
4. Nilai rata-rata kelas dihitung dengan rumus :
Jumlah h nilai x 100
Jumlah h siswa
Keterangan :
I. Isi
II. Struktur
III. Kaidah kebahasaan
IV. Keefektifan kalimat
V. Penggunaan bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
No. Nama Siswa Aspek Penilaian Total
Skor
Nilai
Skor I II III IV V
1. Angelica Brisa 4 4 3 3 3 17 85
2. Brigitta Tri Yoda 4 3 3 3 3 16 80
3. Christina Kusuma 4 3 3 3 3 16 80
4. Cynthia Claudia 3 4 3 3 3 16 80
5. Faustina Rindang 3 3 4 3 3 16 80
6. Felix Yosa 4 4 3 3 3 17 85
7. Michael Yuriko 4 3 3 3 3 16 80
8. Ghardika Fesa 3 3 3 3 3 15 75
9. Jacinta Cintiana 4 4 3 3 3 17 85
10. Laurensia Amanda 4 4 3 3 3 17 85
11. Lusiana Novi 4 3 4 3 3 17 85
12. Maria Kofiaga 4 3 3 3 3 16 80
13. Maria Juliana 3 3 3 3 3 15 75
14. Ngelbanib Leonarda 4 4 3 3 3 17 85
15. Nicholas Franciscus 4 3 4 3 3 17 85
16. Paskalis Welerubun 3 3 3 3 2 14 70
17. Patrisia Gelang 3 4 4 3 3 17 85
18. Phylis Elizabeth 3 3 3 3 3 15 75
19. Raden Paskalis 3 3 3 3 3 15 75
20. Timotius Warfandu 3 3 3 3 2 14 70
21. Wokup M. Zeki 3 3 3 3 3 15 75
22. Yoseph Bokol 3 3 3 3 3 15 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 4-Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelas Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Santo Mikael Sleman
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Teks Eksposisi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Tahun Pelajaran : 2017/2018
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
epduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif,
proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktua, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Menganalisis struktur dan
kebahasaan teks eksposisi.
3.4.1 Mengidentifikasi struktur isi
dan
kaidah kebahasaan teks
eksposisi
yang didengar atau dibaca.
3.4.2 Menganalisis struktur isi dan
kaidah
kebahasaan teks eksposisi.
4.4 Mengonstruksikan teks
eksposisi dengan memerhatikan isi
(permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan rekomendasi),
struktur dan kebahasaan.
4.4.1 Membuat kerangka teks
eksposisi.
4.4.2 Mencipta teks eksposisi
dengan memperhatikan
struktur dan kaidah
kebahasaan teks eksposisi.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca teks ekposisi dan melalui diskusi kelompok, peserta
didik mampu mengidentifikasi struktur dan kaidah kebahasaan yang
tekandung dalam teks eksposisi dalam teks bacaan teks eksposisi dengan
tepat.
2. Setelah membaca teks eksposisi dan melalui diskusi kelompok, peserta
didik mampu menganalisis struktur isi dan kaidah kebahasaan teks
eksposisi dengan benar.
3. Setelah membaca teks eksposisi dan melalui diskusi kelompok, peserta
didik mampu membuat teks eksposisi dengan memperhatikan struktur dan
kaidah kebahasaan teks eksposisi dengan baik.
4. Setelah membuat kerangka teks eksposisi, peserta didik mampu
mengembangkan/mencipta teks eksposisi dengan memperhatikan struktur
dan kaidah kebahasaan teks eksposisi dengan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian teks eksposisi. (terlampir)
2. Struktur teks eksposisi. (terlampir)
3. Unsur kaidah kebahasaan dalam teks eksposisi. (terlampir)
4. Metode-metode teks eksposisi. (terlampir)
5. Langkah-langkah menyusun teks eksposisi/kerangka karangan.
(terlampir)
E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
• Pendekatan : Saintifik.
• Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab.
• Model : Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC)
F. Media dan Alat Pembelajaran
1. LCD
2. Laptop
3. Spidol
4. Papan tulis
G. Sumber Belajar
- Kementerian Pendidikan. 2016. Bahasa Indonesia untuk
SMA/MA/SMK/MAK kelas X (Ed. Revisi 2016). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA
kelas X. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Orientasi
• Peserta didik merespon salam dari
guru dengan penuh semangat.
• Peserta didik bersama guru
mengawali pembelajaran dengan
berdoa (PPK{religius}).
• Peserta didik menyampaikan
kondisi dan kesiapannya untuk
memulai pelajaran.
• Peserta didik dipresensi oleh guru.
Apersepsi
• Guru memberikan pertanyaan
mengenai materi pembelajaran
sebelumnya.
• Guru memberikan tanya jawab
seputar pengetahuan peserta didik
tentang materi yang akan dipelajari.
Motivasi
• Guru menyampaikan informasi
mengenai gungsi pembelajaran dan
kaitannya dengan konteks
kehidupan.
Pemberian Acuan
• Guru menyampaikan kompetensi
dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
dalam materi pembelajaran.
• Guru menyampaikan langkah-
langkah pembelajaran yang dilalui
peserta didik.
Inti
Pengenalan Konsep
1. Peserta didik membaca contoh teks
eksposisi yang diberikan.
(mengamati, PPK [rasa ingin
tahu/integritas], literasi).
2. Peserta didik melakukan
pengamatan untuk mengumpulkan
data yang digunakan sebagai
informasi terkait dengan masalah
yang telah disuguhkan.
(mengamati, PPK [rasa ingin
tahu/integritas], literasi).
3. Peserta didik membentuk kelompok
5-6 orang pada setiap kelompoknya
dan berdiskusi tentang
mengidentifikasi struktur teks
eksposisi dan kaidah kebahasaan
dalam teks eksposisi.
(menanya, literasi, collaboration,
critical thingking,
communication).
4. Setelah berdiskusi, mencari tahu
dan mencoba mengidentifikasi
struktur dan kaidah kebahasaan teks
ekspossisi, peserta didik
didampingi oleh guru untuk
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
mendiskusikan dan menjelaskan
struktur dan kaidah kebahasaan teks
eksposisi. (mengumpulkan
informasi, PPK [rasa ingin tahu
dan tanggung jawab], literasi,
critical thinking, communication,
collaboration).
5. Peserta didik melakukan diskusi
bersama kelompoknya terkait
informasi yang telah mereka
kumpulkan untuk mengidentifikasi
siapa itu? Apa itu? Dan
menganalisis masalah yang ada
dengan jelas dan konkret.
(menanya, PPK [rasa ingin tahu],
critical thinking, communication)
Eksplorasi dan Aplikasi
6. Setelah berdiskusi masing-masing
kelompok diminta untuk
menuliskan hasil diskusi sementara.
anekdot (mengumpulkan
informasi, PPK [rasa ingin tahu
dan tanggung jawab], literasi,
critical thinking, communication,
collaboration, HOTS).
7. Para peserta didik menyimpulkan
hasil diskusi bersama kelompoknya
mengenai struktur dan kaidah
kebahasaan yang terkandung dalam
teks eksposisi. (mengumpulkan
informasi, literasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
communication, collaboration).
8. Peserta didik didampingi oleh guru
mencari tahu dan mendiskusikan
tentang pola-pola penyajian teks
eksposisi. (mengumpulkan
informasi, PPK [integritas],
literasi, communication).
9. Peserta didik didampingi oleh guru
mendiskuiskan tentang langkah-
langkah membuat teks eksposisi
dan cara membuat kerangka
karangan teks eksposisi.
(mengumpulkan informasi, PPK
[rasa ingin tahu/integritas],
communication).
10. Setelah masing-masing kelompok
selesai mendata masalah yang
ditemukan, setiap kelompok
berdiskusi kembali beberapa saat
dan diperbolehkan menambah
informasi dari kelompok lain.
(mengumpulkan informasi, PPK
[rasa ingin tahu/integritas],
communication).
Publikasi
11. Setelah setiap kelompok selesai
berdiskuisi, peserta didik secara
mandiri membaca dan menganalisis
struktur dan kaidah kebahasaan teks
eksposisi yang berjudul “Perubahan
Kurikulum di Indonesia”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
(mengolah informasi, PPK
[mandiri dan tanggung jawab],
literasi, critical thinking, HOTS).
12. Peserta didik secara mandiri
membuat kerangka teks eksposisi
dengan mengembangkan topik
yang ada. (mengolah informasi,
PPK [mandiri dan tanggung
jawab], literasi, creative, critical
thingking, HOTS).
13. Peserta didik secara mandiri
mengembangkan kerangka teks
eksposisi (mencipta) dengan
memperhatikan struktur dan kaidah
kebahasaan teks eksposisi.
(mengolah informasi, PPK
[mandiri dan tanggung jawab],
literasi, creative, critical thingking,
HOTS).
14. Peserta didik mengecek kembali
ketepatan isi, struktur dan kaidah
kebahasaan yang dibuatnya
berdasarkan teori yang telah
dipelajari dan didiskusikannya.
(mengolah informasi, PPK
[mandiri/tangguang jawab],
literasi, critical thingking, HOTS)
15. Peserta didik memfinalkan hasil
pekerjaannya. (mengolah
informasi, PPK
[mandiri/tanggung jawab])
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
16. Peserta didik diminta membacakan
teks eksposisinya didepan kelas
secara bergantian.
(mengkomunikasikan, PPK
[percaya diri], communication).
17. Peserta didik yang lain diminta
menanggapi, mengkritisi, dan
mengevaluasi hasil teks eksposisi
temannya. (mengkomunikasilan,
PPK [percaya diri], critical
thinking, communication, HOTS).
18. Peserta didik mengumpulkan hasil
pekerjaannya kepada guru. (PPK
[tanggung jawab]).
19. Secara bersama-sama, peserta didik
diajak untuk menarik kesimpulan
terhadap metari pembelajaran yang
didapat selama proses pembelajaran
berlangsung (communication,
critical thingking).
Akhir
20. Dengan sikap jujur, kreatif,
responsif, dan santun peserta didik
bersama guru menyimpulkan
pembelajaran.
21. Peserta didik melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan. (PPK [integritas]
22. Peserta didik bersama guru
mengakhiri pembelajaran dengan
berdoa dan mengucapkan salam.
(PPK [religius]).
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian
a. Aspek sikap : Lembar observasi
b. Aspek pengetahuan (30%) : Tes awal (pretest) & tes akhir
(posttest)
c. Aspek keterampilan (70%) : Tes awal (pretest) & teks akhir
(posttest)
2. Bentuk Instrumen : Soal uraian (uraian)
3. Pedoman Penilaian :
a. Sikap
Lembar Observasi
No. Aspek yang dinilai 1 2 3 4
1. Peserta didik mengawali dan mengakhiri
pembelajaran dengan berdoa secara serius.
2. Peserta didik saling menghargai dan
menghormati temannya yang memiliki suku,
agama, ras, budaya, dan gender yang
berbeda.
3. Peserta didik menghargai keberadaan guru
di kelas.
4. Peserta didik bersikap jujur dalam
mengerjakan setiap tugas yang diberikan.
5. Peserta didik mematuhi tata tertib yang
berlaku di sekolaj.
6. Peserta didik mengerjakan dan
mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
7. Peserta didik saling menghargai pendaat
orang lain.
8. Peserta didik mampu berkerja sama dengan
siapa pun yang memiliki latar belakang,
pandangan, dan keyakinan yang berbeda.
9. Peserta didik aktif dalam berdiskusi.
10. Peserta didik saling menghargai pendapat
orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Keterangan:
1 Kurang
2 cukup
3 baik
4 sangat baik
Petunjuk Penskoran :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
60𝑥 4 =
Pedoman skor dan kriteria aspek sikap :
Skor Kriteria
3,33 < skor < 4,00 A (Sangat baik)
2,33 < skor < 3,33 B (Baik)
1,33 < skor < 2,33 C (Cukup)
< 1,33 D (Kurang)
Permendikbud No. 81 A Tahun 2013
b. Pengetahuan
(bobot: 30%)
Penilaian Aspek Pengetahuan
Nama :
Skor :
Aspek yang
Dinilai
Skor Kriteria
Struktur Isi
Teks
Eksposisi
4 Sangat Baik-sempurna : analisis terhadap struktur
teks ekpsosisi (pernyataan, argumentasi,
pernyataan ulang) sudah tepat *tidak terjadi
kesalahan *lengkap.
3 Cukup- Baik : analisis terhadap struktur teks
eksposisi masih terdapat satu atau dua kesalahan
*hanya terjadi beberapa kesalahan *cukup lengkap.
2 Sedang-Cukup : terjadi kesalahan analisis lebih
dari dua struktur *salah mengidentifikasi struktur
teks lebih dari dua struktur *kurang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
1 Sangat Kurang-kurang : banyak terjadi kesalahan
analisis struktur teks *analisis kacau *tidak layak
dinilai.
Analisis
Kaidah
Kebahasaan
Teks
Eksposisi
4 Sangat Baik-sempurna : analisis terhaap kaidah
kebahasaan ekposisi sudah tepat *tidak terjadi
kesalahan *lengkap *analisis detail.
3 Cukup-Baik : terjadi kesalahan kaidah kebahasaan
eksposisi masih terdapat beberapa kesalahan, tetapi
tidak begitu menganggu *terjadi beberapa
kesalahan *cukup lengkap *analisis cukup detail.
2 Sedang-Cukup : cukup banyak terjadi kesalahan
dalam menganalisis kaidah teks *masih belum
menguasai kaidah kebahasaan teks eksposisi
*kurang lengkap *analisis kurang detail.
1 Sangat Kurang-kurang : banyak sekali terjadi
kesalahan analisis teks eksposisi *sangat belum
menguasai kaidah kebahasaan teks eksposisi
*analisis kacau *tidak layak dinilai.
Jumlah Penilaian
Komentar :
Petunjuk penskoran:
Nilai = 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐤𝐨𝐫
(𝟏𝟔) X 100 = ……….(hasil akhir)
c. Keterampilan
(bobot 70%)
Aspek Penilaian Keterampilan
Nama :
Skor :
Aspek yang
Dinilai
Skor Kriteria
Isi
4
Sangat Baik-sempurna : menguasai topik
tulisan *pengembangan pernyataan pendapat
(tesis) *argumentasi *penegasan ulang
pendapat secara lengkap *relevan dengan topik
yang dibahas.
3
Cukup- Baik : cukup menguasai permasalahan,
cukup memadai, pengembangan tesis terbatas,
relevan dengan topik, tetapi kurang terperinci.
2
Sedang-Cukup : penguasaan permasalahan
terbatas *substansi kurang *pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
topik tidak memadai.
1
Sangat Kurang-kurang : tidak menguasai
permasalahan *tidak ada substansi *tidak
relevan *tidak layak dinilai.
Struktur
(Pernyataan
pendapat,
argumentasi,
penegasan
ulang)
4
Sangat Baik-sempurna : struktur teks eksposisi
lengkap *urutan logis (pernyataan,
argumentasi, pernyataan ulang) *gagasan
diungkapkan dengan jelas *tertata dengan baik
*kohesif.
3
Cukup-Baik : struktur teks eksposisi cukup
lengkap (hanya satu komponen yang tidak ada)
*urutan cukup logis tetapi kurang terorganisir
(pernyataan, argumentasi, pernyataan ulang),
tetapi ide utama ternyatakan *cukup tertata
dengan baik.
2
Sedang-Cukup : struktur teks eksposisi tidak
lengkap (dua komponen tidak ada) *urutan
kurang logis dan kurang terorganisir
(pernyataan, argumentasi, pernyataan ulang)
*gagasan kacau, terpotong-potong
1
Sangat Kurang-kurang : struktur teks eksposisi
sangat tidak lengkap (lebih dari dua komponen
tidak ada dalam teks) *urutan tidak logis dan
tidak terorganisir (pernyataan, argumentasi,
pernyataan ulang) *gagasan tidak dapat
dipahami *cerita tidak selesai.
Kaidah
Kebahasaan
Teks
Eksposisi
4
Sangat Baik-sempurna : menggunakan kaidah
kebahasaan teks eksposisi sangat lengkap
*pemanfaatan kaidah kebahasaan sangta baik
*konstruksi kompleks dan efektif *hanya
terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaan.
3
Cukup-Baik : menggunakan kaidah kebahasaan
teks eksposisi cukup lengkap *penggunaan
kaidah kebahasaan cukup baik *konstruksi
sederhana, tetapi efektif *kesalahan kecil pada
konstruksi kompleks *terjadi sejumlah
kesalahan tetapi makna tidak kabur.
2
Sedang- Cukup : penggunaan kaidah
kebahasaan teks eksposisi sedang lengkap
*penggunaan kaidah kebahasaan teks eksposisi
kurang baik *terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat *makna membingungkan
atau kabur.
Sangat Kurang-kurang : penggunaan kaidah
kebahasaan teks eksposisi tidak lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
1 *kurang menguasai penggunaan kaidah
kebahasaan teks eksposisi *tidak menguasai
aturan sintaksis *terdapat banyak kesalahan
*tidak efektif *tidak layak dinilai.
Keefektifan
Kalimat
4
Sangat Baik-sempurna : konstruksi kompleks
dan efektif *terdapat hanya sedikit kesalahan
penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel,
pronomina, preposisi).
3
Cukup-Baik : konstruksi sederhana *tetapi
efektif *terdapat kesalahan pada konstruksi
kompleks *terjadi sejumlah kesalahan
penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel,
pronomina, preposisi), tetapi makna cukup
jelas.
2
Sedang-cukup : terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering
tejadi kesalahan pada kalimat negasi,
urutan/fungsi kata, artikel, pronomina,
preposisi) *makna membingungkan atau kabur.
1
Sangat Kurang-kurang : tidak menguasai tata
kalimat *terdapat banyak kesalahan *tidak
komunikatif *tidak layak dinilai.
Penggunaan
Bahasa
4
Sangat Baik-sempurna : menguasai aturan
penulisan *terdapat sedikit kesalahaan ejaan,
tanda baca, penggunaan huruf kapital dan
penataan paragraf.
3
Cukup-Baik : menguasai aturan penulisan
*terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca,
penggunaan huruf kapital, dan penataan
paragraf.
2
Sedang-Cukup : sering terjadi kesalahan ejaan
tanda baca, ejaan, penggunaan huruf kapital,
dan penataan paragraf *tulisan tangan tidak
jelas *makna membingungkan atau kabur.
1
Sangat Kurang-kurang : tidak menguasai aturan
penulisan *terdapat banyak kesalahan ejaan,
tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan
penataan paragraf *tulisan tidak terbaca *tidak
layak dinilai.
Petunjuk penskoran:
Nilai = 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐤𝐨𝐫
(𝟐𝟎) X 100 = ……….(hasil akhir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
4. Lembar Instrumen
1. Tes awal/ pretest
Materi Pokok Teks Eksposisi
1. Bacalah teks eksposisi berikut di bawah ini !
Perubahan Kurikulum Pendidikan di Indonesia
Sistem pendidikan Indonesia saat ini mengalami suatu perubahan yang
sangat signifikan. Perubahan tersebut berhubungan dengan kurikulum yang
digunakan dalam dunia pendidikan Indonesia. Yang mana, kurikulum 2006 yang
sudah lama digunakan dirubah dengan kurikulum 2013. Meskipun tidak semua
sekolah menggunakan kurikulum tersebut. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) dalam beberapa kesempatan memaparkan bahwa,
kurikulum 2013 diutamakan pada sekolah-sekolah yang memiliki akreditasi A
atau sekolah bertaraf Internasional. Terjangkaunya distribusi buku juga menjadi
syarat terhadap sekolah yang melaksanakan kurikulum 2013. Kemendikbud juga
menjelaskan bahwa kurikulum 2013 ini fokus pada pembangunan sikap,
pengetahuan, keterampilan, karakter yang dilandasi pendekatan ilmiah.
Tidak hanya itu, kurikulum 2013 juga menitikberatkan kepada hubungan
antara proses belajar dengan rasa syukur pada pemberian Tuhan Yang Maha
Kuasa kepada manusia yang diberi berkat untuk mengelola alam ini. Khususnya
mengacu pada proses belajar mengajar yang dimulai dengan mengamati,
menanya, menalar, dan mencoba atau mencipta. Musliar Kasim selaku wakil
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan berpendapat, bahwa Kurikulum 2013 lebih
Nama :
Kelas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
menitikberatkan praktik daripada hafalan. Karena selama ini, peserta didik banyak
dibebani hafalan yang justru dinilai kurang menumbuhkan kreativitas.
Melalui Kurikulum 2013 ini, pemerintah ingin mencetak anak bangsa
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif. Dalam kurikulum 2013
setiap peserta didik dididik agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan
karakter. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Meutia Hatta mengatakan
bahwa kurikulum 2013 ini mempunyai tujuan untuk mencetak karakter generasi
berkualitas, cinta tanah air dan bangsanya. Tidak hanya itu, kurikulum 2013 juga
menonjolkan peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga
generasi masa depan tetap mempunyai jati diri sebagai bangsa Indonesia dan
berkualitas.
Akan tetapi, banyak juga dari masyarakat yang menolak penerapan
kurikulum 2013 ini. Perubahan kurikulum ini dinilai sangat mendadak dan
cenderung dipaksakan. Bahkan, ada yang berpendapat kurikulum ini kurang fokus
sebab menggabungkan dua mata pelajaran yang memiliki substansi pokok yang
berbeda. Walaupun mata pelajaran yang akan diajarkan dibuat lebih sederhana,
namun tingkat pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik akan
semakin menurun karena mata pelajaran tersebut tidak dibahas secara utuh dan
dibuat secara terpisah-pisah.
2. Tentukanlah struktur teks eksposisi dari teks di atas !
No. Struktur Kutipan kalimat/dialog
1. Pernyataan ulang (tesis)
2. Argumentasi
3. Penegasan ulang
3. Tuliskanlah kaidah kebahasaan teks eksposisi yang terdapat dalam teks
eksposisi di atas !
4. Buatlah sebuah teks eksposisi dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Tema bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
b. Gunakanlah struktur teks eksposisi sebagai berikut.
1) Pernyataan
2) Argumentasi
3) Pernyataan ulang
c. Menggunakan kaidah kebahasaan teks eksposisi dengan tepat.
d. Menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat (sesuai dengan
PEUBI)
2. Tes Akhir/Posttest
Materi Pokok Teks Eksposisi
1. Simaklah teks eksposisi yang berjudul “Pendidikan Remaja” !
Pendidikan Remaja
Remaja adalah masa yang dialami oleh anak-anak pada saat SMP. Masa
ini merupakan masa transisi dimana dimulai,mulai umur 10 hingga 21 tahun. Pada
masa itu remaja juga sedang mencari identitas dirinya. Pada masa ini remaja harus
mendapatkan pendidikan karakter agar menjadi generasi yang jujur, kreatif,
peduli, santun, dan percara diri.
Pada masa remaja merupakan masa sulit karena butuh pengendalian diri
yang lebih daripada saat masa anak-anak. Dalam masa ini remaja butuh orang
dewasa untuk mengarahkan ke perilaku positif agar tidak terpengaruh ke
perbuatan negatif. Jika pengendaliannya baik maka remaja bisa menjadi anak
yang membanggakan orang tuanya.
Pendidikan Karakter ini dapat membentuk remaja menjadi berprestasi. Di
dalam pendidikan karakter mereka juga diajarkan nilai religious yang dapat
Nama :
Kelas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
menguraikan kebaikan agar remaja tumbuh sebagai manusia yang peka pada
lingkungan sosial. Di samping itu mereka juga diajarkan nilai toleransi dan cinta
damai atau nilai-nilai kemanusiaan agar membentuk remaja yang mempunyai sifat
pengasih.
Dengan demikian, nilai-nilai positif dalam pendidikan karakter itu dapat
membuntuk remaja yang unggul, Mereka juga dapat bersaing dengan baik di
tingkat nasional maupun internasional. Dengan begitu, remaja yang memiliki
karakter kuat. Nilai positif dalam pendidikan karakter juga dapat membuat
kegiatan remaja terarah dan akan mempunyai budi pekerti yang baik.
2. Tentukanlah struktur teks eksposisi dari teks di atas !
No. Struktur Kutipan kalimat/dialog
1. Pernyataan ulang (tesis)
2. Argumentasi
3. Penegasan ulang
3. Tuliskanlah kaidah kebahasaan teks eksposisi yang terdapat dalam teks di
atas !
4. Buatlah sebuah teks eksposisi dengan ketentuan sebagai berikut.
e. Tema bebas
f. Gunakanlah struktur teks eksposisi sebagai berikut.
4) Pernyataan
5) Argumentasi
6) Pernyataan ulang
g. Menggunakan kaidah kebahasaan teks eksposisi dengan tepat.
h. Menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat.
Yogyakarta, 03 April 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Peneliti,
Chrincy C. Tumbey
Guru Mata Pelajaran Dosen Pembimbing
Yasinta Wuri Handayani, S.Pd Dr. Yuliana Setyningsih, M.Pd
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Kelas Think Talk Write (TTW)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Santo Mikael Sleman
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Teks Eksposisi
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Tahun Pelajaran : 2017/2018
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif,
proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Menganalisis struktur dan kaidah
kebahasaan teks eksposisi.
3.4.1 Mengidentifikasi struktur isi
dan
kaidah kebahasaan teks
eksposisi
yang didengar atau dibaca.
3.4.2 Menganalisis struktur isi dan
kaidah kebahasaan teks
eksposisi.
4.4 Mengonstruksikan teks
eksposisi dengan memerhatikan isi
(permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan rekomendasi),
struktur dan kaidah kebahasaan.
4.4.3 Membuat kerangka teks
eksposisi.
4.4.4 Mencipta teks eksposisi
dengan memperhatikan
struktur dan kaidah
kebahasaan teks eksposisi.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca teks ekposisi dan melalui diskusi kelompok, peserta
didik mampu mengidentifikasi struktur dan kaidah kebahasaan yang
tekandung dalam teks eksposisi dalam teks bacaan teks eksposisi dengan
tepat.
2. Setelah membaca teks eksposisi dan melalui diskusi kelompok, peserta
didik mampu menganalisis struktur isi dan kaidah kebahasaan teks
eksposisi dengan benar.
3. Setelah membaca teks eksposisi dan melalui diskusi kelompok, peserta
didik mampu membuat teks eksposisi dengan memperhatikan struktur dan
kaidah kebahasaan teks eksposisi dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
4. Setelah membuat kerangka teks eksposisi, peserta didik mampu
mengembangkan/mencipta teks eksposisi dengan memperhatikan struktur
dan kaidah kebahasaan teks eksposisi dengan tepat.
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian teks eksposisi. (terlampir)
2. Struktur teks eksposisi. (terlampir)
3. Unsur kaidah kebahasaan dalam teks eksposisi. (terlampir)
4. Metode-metode teks eksposisi. (terlampir)
5. Langkah-langkah menyusun teks eksposisi/kerangka karangan. (terlampir)
E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Penugasan, ceramah, tanya jawab, diskusi kelas
3. Model : Think Talk Write (TTW)
F. Media dan Alat Pembelajaran
1. LCD
2. Laptop
3. Spidol
4. Papan tulis
G. Sumber Belajar
- Kementerian Pendidikan. 2016. Bahasa Indonesia untuk
SMA/MA/SMK/MAK kelas X (Ed. Revisi 2016). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA
kelas X. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Awal
Orientasi
• Peserta didik merespon salam dari
guru dengan penuh semangat.
• Peserta didik bersama guru
mengawali pembelajaran dengan
berdoa (PPK{religius}).
• Peserta didik menyampaikan kondisi
dan kesiapannya untuk memulai
pelajaran.
• Peserta didik dipresensi oleh guru.
Apersepsi
• Guru memberikan pertanyaan
mengenai materi pembelajaran
sebelumnya.
• Guru memberikan tanya jawab
seputar pengetahuan peserta didik
tentang materi yang akan dipelajari.
Motivasi
• Guru menyampaikan informasi
mengenai gungsi pembelajaran dan
kaitannya dengan konteks
kehidupan.
Pemberian Acuan
• Guru menyampaikan kompetensi
dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
dalam materi pembelajaran.
• Guru menyampaikan langkah-
langkah pembelajaran yang dilalui
peserta didik.
10’
Kegiatan Inti Think (Berpikir)
1. Peserta didik mencermati penjelasan
guru tentang pengertian eksposisi,
struktur dan kaidah kebahasaan teks
eksposisi. (mengamati, PPK [rasa
ingin tahu/integritas], literasi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
2. Peserta didik membaca contoh
sebuah teks eksposisi yang berjudul
“Perubahan Kurikulum di
Indonesia”. (mengamati, PPK [rasa
ingin tahu/integritas], literasi).
Peserta didik diajak untuk
memikirkan pertanyaan-pertanyaan
yang berhubungan dengan teks yang
dibagikan. (menanya, literasi,
collaboration, critical thingking,
communication).
3. Peserta didik berpikir tentang
permasalahan perubahan kurikulum
di Indonesia. (menalar, literasi,
critical thingking, ).
4. Peserta didik membuat catatan-
catatan dari apa yang telah mereka
pikirkan sebelumnya untuk
didiskusikan dengan kelompoknya.
(mengumpulkan informasi, PPK
[rasa ingin tahu dan tanggung
jawab], literasi, critical thinking,
communication, creative).
5. Peserta didik membuat catatan
pribadi mengenai hal-hal yang tidak
dipahami dalam bacaan teks
eksposisi tersebut. (mengumpulkan
informasi, PPK [rasa ingin tahu
dan tanggung jawab], literasi,
critical thinking, communication,
collaboration).
Talk (Berdiskusi)
6. Dengan dibantu guru, peserta didik
membuat kelompok yang terdiri dari
4-5 orang dan berdiskusi dengan
kelompoknya masing-masing
membahas mengenai struktur dan
kaidah kebahasaan yang terkandung
didalam teks tersebut. (menanya,
literasi, collaboration, critical
thingking, communication).
7. Setelah berdiskusi, mencari tahu dan
mencoba mengidentifikasi struktur
dan kaidah kebahasaan teks
ekspossisi, peserta didik didampingi
oleh guru untuk mendiskusikan dan
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
menjelaskan struktur dan kaidah
kebahasaan teks eksposisi.
(mengumpulkan informasi, PPK
[rasa ingin tahu dan tanggung
jawab], literasi, critical thinking,
communication, collaboration).
8. Peserta didik saling bertukar
informasi dan saling memberikan
solusi atas analisis yang akan
dituliskan menjadi teks eksposisi.
(4C= Communicative) (menanya,
PPK [rasa ingin tahu], critical
thinking, communication)
Write (Menulis)
9. Peserta didik menyimpulkan
pengetahuan yang didapatkan dari
berpikir dan berdiskusi secara
mandiri. (mengolah informasi, PPK
[rasa ingin tahu], critical thinking,
communication)
10. Peserta didik secara mandiri
membuat kerangka teks eksposisi
dengan mengembangkan topik yang
ada. . (mengolah informasi, PPK
[mandiri dan tanggung jawab],
literasi, creative, critical thinking,
HOTS).
11. Peserta didik secara mandiri
mengembangkan kerangka teks
eksposisi (mencipta) dengan
memperhatikan struktur dan kaidah
kebahasaan teks eksposisi.
(mengolah informasi, PPK [mandiri
dan tanggung jawab], literasi,
creative, critical thingking, HOTS).
12. Peserta didik mengonstruksikan
sendiri pengetahuan sebagai hasil
kolaborasi dalam bentuk tulisan teks
eksposisi. Guru mendampingi siswa
mempresentasikan hasil tulisannya
secara singkat.
(mengkomunikasikan, PPK
[percaya diri], communication).
13. Peserta didik yang lain diminta
menanggapi, mengkritisi, dan
mengevaluasi hasil teks eksposisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
temannya. (mengkomunikasilan,
PPK [percaya diri], critical
thinking, communication, HOTS).
14. Peserta didik mengumpulkan hasil
pekerjaannya kepada guru. (PPK
[tanggung jawab]).
15. Secara bersama-sama, peserta didik
diajak untuk menarik kesimpulan
terhadap metari pembelajaran yang
didapat selama proses pembelajaran
berlangsung (communication,
critical thingking).
Kegiatan
Akhir
16. Dengan sikap jujur, kreatif,
responsif, dan santun peserta didik
bersama guru menyimpulkan
pembelajaran.
17. Peserta didik melakukan refleksi
proses pembelajaran. (PPK
[integritas]
18. Peserta didik dan guru
merencanakan tindak lanjut
pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya.
19. Peserta didik berdoa dan merespons
salam di akhir pembelajaran. (PPK
[religius]).
10’
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian
a. Aspek sikap : Lembar observasi
b. Aspek pengetahuan (30%) : Tes awal (pretest) & tes
akhir (posttest)
c. Aspek keterampilan (70%) : Tes awal (pretest) & teks
akhir (posttest)
2. Bentuk Instrumen : Soal uraian (uraian)
3. Pedoman Penilaian :
d. Sikap
Lembar Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
No. Aspek yang dinilai 1 2 3 4
1. Peserta didik mengawali dan mengakhiri
pembelajaran dengan berdoa secara serius.
2. Peserta didik saling menghargai dan
menghormati temannya yang memiliki suku,
agama, ras, budaya, dan gender yang berbeda.
3. Peserta didik menghargai keberadaan guru di
kelas.
4. Peserta didik bersikap jujur dalam
mengerjakan setiap tugas yang diberikan.
5. Peserta didik mematuhi tata tertib yang
berlaku di sekolaj.
6. Peserta didik mengerjakan dan
mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
7. Peserta didik saling menghargai pendaat
orang lain.
8. Peserta didik mampu berkerja sama dengan
siapa pun yang memiliki latar belakang,
pandangan, dan keyakinan yang berbeda.
9. Peserta didik aktif dalam berdiskusi.
10. Peserta didik saling menghargai pendapat
orang lain.
Keterangan:
1 kurang
2 Cukup
3 Baik
4 sangat baik
Petunjuk Penskoran :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
60𝑥 4 =
Pedoman skor dan kriteria aspek sikap :
Skor Kriteria
3,33 < skor < 4,00 A (Sangat baik)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
2,33 < skor < 3,33 B (Baik)
1,33 < skor < 2,33 C (Cukup)
< 1,33 D (Kurang)
Permendikbud No. 81 A Tahun 2013
d. Pengetahuan (bobot: 30%)
Penilaian Aspek Pengetahuan
Nama :
Skor :
Aspek yang
Dinilai
Skor Kriteria
Struktur Isi
Teks
Eksposisi
4 Sangat Baik-sempurna : analisis terhadap struktur
teks ekpsosisi (pernyataan, argumentasi,
pernyataan ulang) sudah tepat *tidak terjadi
kesalahan *lengkap.
3 Cukup- Baik : analisis terhadap struktur teks
eksposisi masih terdapat satu atau dua kesalahan
*hanya terjadi beberapa kesalahan *cukup lengkap.
2 Sedang-Cukup : terjadi kesalahan analisis lebih
dari dua struktur *salah mengidentifikasi struktur
teks lebih dari dua struktur *kurang lengkap.
1 Sangat Kurang-kurang : banyak terjadi kesalahan
analisis struktur teks *analisis kacau *tidak layak
dinilai.
Analisis
Kaidah
Kebahasaan
Teks
Eksposisi
4 Sangat Baik-sempurna : analisis terhaap kaidah
kebahasaan ekposisi sudah tepat *tidak terjadi
kesalahan *lengkap *analisis detail.
3 Cukup-Baik : terjadi kesalahan kaidah kebahasaan
eksposisi masih terdapat beberapa kesalahan, tetapi
tidak begitu menganggu *terjadi beberapa
kesalahan *cukup lengkap *analisis cukup detail.
2 Sedang-Cukup : cukup banyak terjadi kesalahan
dalam menganalisis kaidah teks *masih belum
menguasai kaidah kebahasaan teks eksposisi
*kurang lengkap *analisis kurang detail.
1 Sangat Kurang-kurang : banyak sekali terjadi
kesalahan analisis teks eksposisi *sangat belum
menguasai kaidah kebahasaan teks eksposisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
*analisis kacau *tidak layak dinilai.
Jumlah Penilaian
Komentar :
Petunjuk penskoran:
Nilai = 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐤𝐨𝐫
(𝟏𝟔) X 100 = ……….(hasil akhir)
e. Keterampilan (bobot 70%)
Aspek Penilaian Keterampilan
Nama :
Skor :
Aspek yang
Dinilai
Skor Kriteria
Isi
4
Sangat Baik-sempurna : menguasai topik tulisan
*pengembangan pernyataan pendapat (tesis)
*argumentasi *penegasan ulang pendapat secara
lengkap *relevan dengan topik yang dibahas.
3
Cukup- Baik : cukup menguasai permasalahan,
cukup memadai, pengembangan tesis terbatas,
relevan dengan topik, tetapi kurang terperinci.
2
Sedang-Cukup : penguasaan permasalahan
terbatas *substansi kurang *pengembangan topik
tidak memadai.
1
Sangat Kurang-kurang : tidak menguasai
permasalahan *tidak ada substansi *tidak relevan
*tidak layak dinilai.
Struktur
(Pernyataan
pendapat,
argumentasi,
penegasan
ulang)
4
Sangat Baik-sempurna : struktur teks eksposisi
lengkap *urutan logis (pernyataan, argumentasi,
pernyataan ulang) *gagasan diungkapkan dengan
jelas *tertata dengan baik *kohesif.
3
Cukup-Baik : struktur teks eksposisi cukup
lengkap (hanya satu komponen yang tidak ada)
*urutan cukup logis tetapi kurang terorganisir
(pernyataan, argumentasi, pernyataan ulang),
tetapi ide utama ternyatakan *cukup tertata
dengan baik.
2
Sedang-Cukup : struktur teks eksposisi tidak
lengkap (dua komponen tidak ada) *urutan
kurang logis dan kurang terorganisir (pernyataan,
argumentasi, pernyataan ulang) *gagasan kacau,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
terpotong-potong
1
Sangat Kurang-kurang : struktur teks eksposisi
sangat tidak lengkap (lebih dari dua komponen
tidak ada dalam teks) *urutan tidak logis dan
tidak terorganisir (pernyataan, argumentasi,
pernyataan ulang) *gagasan tidak dapat
dipahami *cerita tidak selesai.
Kaidah
Kebahasaan
Teks
Eksposisi
4
Sangat Baik-sempurna : menggunakan kaidah
kebahasaan teks eksposisi sangat lengkap
*pemanfaatan kaidah kebahasaan sangta baik
*konstruksi kompleks dan efektif *hanya terjadi
sedikit kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaan.
3
Cukup-Baik : menggunakan kaidah kebahasaan
teks eksposisi cukup lengkap *penggunaan
kaidah kebahasaan cukup baik *konstruksi
sederhana, tetapi efektif *kesalahan kecil pada
konstruksi kompleks *terjadi sejumlah kesalahan
tetapi makna tidak kabur.
2
Sedang- Cukup : penggunaan kaidah kebahasaan
teks eksposisi sedang lengkap *penggunaan
kaidah kebahasaan teks eksposisi kurang baik
*terjadi kesalahan serius dalam konstruksi
kalimat *makna membingungkan atau kabur.
1
Sangat Kurang-kurang : penggunaan kaidah
kebahasaan teks eksposisi tidak lengkap *kurang
menguasai penggunaan kaidah kebahasaan teks
eksposisi *tidak menguasai aturan sintaksis
*terdapat banyak kesalahan *tidak efektif *tidak
layak dinilai.
Keefektifan
Kalimat
4
Sangat Baik-sempurna : konstruksi kompleks
dan efektif *terdapat hanya sedikit kesalahan
penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel,
pronomina, preposisi).
3
Cukup-Baik : konstruksi sederhana *tetapi
efektif *terdapat kesalahan pada konstruksi
kompleks *terjadi sejumlah kesalahan
penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel,
pronomina, preposisi), tetapi makna cukup jelas.
2
Sedang-cukup : terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering
tejadi kesalahan pada kalimat negasi,
urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, preposisi)
*makna membingungkan atau kabur.
Sangat Kurang-kurang : tidak menguasai tata
kalimat *terdapat banyak kesalahan *tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
1 komunikatif *tidak layak dinilai.
Penggunaan
Bahasa
4
Sangat Baik-sempurna : menguasai aturan
penulisan *terdapat sedikit kesalahaan ejaan,
tanda baca, penggunaan huruf kapital dan
penataan paragraf.
3
Cukup-Baik : menguasai aturan penulisan
*terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca,
penggunaan huruf kapital, dan penataan
paragraf.
2
Sedang-Cukup : sering terjadi kesalahan ejaan
tanda baca, ejaan, penggunaan huruf kapital, dan
penataan paragraf *tulisan tangan tidak jelas
*makna membingungkan atau kabur.
1
Sangat Kurang-kurang : tidak menguasai aturan
penulisan *terdapat banyak kesalahan ejaan,
tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan
penataan paragraf *tulisan tidak terbaca *tidak
layak dinilai.
Petunjuk penskoran:
Nilai = 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐤𝐨𝐫
(𝟐𝟎) X 100 = ……….(hasil akhir)
a. Lembar Instrumen
3. Tes awal/ pretest
Materi Pokok Teks Eksposisi
1. Bacalah teks eksposisi berikut di bawah ini !
Perubahan Kurikulum Pendidikan di Indonesia
Nama :
Kelas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Sistem pendidikan Indonesia saat ini mengalami suatu perubahan yang
sangat signifikan. Perubahan tersebut berhubungan dengan kurikulum yang
digunakan dalam dunia pendidikan Indonesia. Yang mana, kurikulum 2006 yang
sudah lama digunakan dirubah dengan kurikulum 2013. Meskipun tidak semua
sekolah menggunakan kurikulum tersebut. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) dalam beberapa kesempatan memaparkan bahwa,
kurikulum 2013 diutamakan pada sekolah-sekolah yang memiliki akreditasi A
atau sekolah bertaraf Internasional. Terjangkaunya distribusi buku juga menjadi
syarat terhadap sekolah yang melaksanakan kurikulum 2013. Kemendikbud juga
menjelaskan bahwa kurikulum 2013 ini fokus pada pembangunan sikap,
pengetahuan, keterampilan, karakter yang dilandasi pendekatan ilmiah.
Tidak hanya itu, kurikulum 2013 juga menitikberatkan kepada hubungan
antara proses belajar dengan rasa syukur pada pemberian Tuhan Yang Maha
Kuasa kepada manusia yang diberi berkat untuk mengelola alam ini. Khususnya
mengacu pada proses belajar mengajar yang dimulai dengan mengamati,
menanya, menalar, dan mencoba atau mencipta. Musliar Kasim selaku wakil
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan berpendapat, bahwa Kurikulum 2013 lebih
menitikberatkan praktik daripada hafalan. Karena selama ini, siswa banyak
dibebani hafalan yang justru dinilai kurang menumbuhkan kreativitas.
Melalui Kurikulum 2013 ini, pemerintah ingin mencetak anak bangsa
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif. Dalam kurikulum 2013
setiap siswa dididik agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan karakter.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Meutia Hatta mengatakan bahwa
kurikulum 2013 ini mempunyai tujuan untuk mencetak karakter generasi
berkualitas, cinta tanah air dan bangsanya. Tidak hanya itu, kurikulum 2013 juga
menonjolkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran, sehingga generasi
masa depan tetap mempunyai jati diri sebagai bangsa Indonesia dan berkualitas.
Akan tetapi, banyak juga dari masyarakat yang menolak penerapan
kurikulum 2013 ini. Perubahan kurikulum ini dinilai sangat mendadak dan
cenderung dipaksakan. Bahkan, ada yang berpendapat kurikulum ini kurang fokus
sebab menggabungkan dua mata pelajaran yang memiliki substansi pokok yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
berbeda. Walaupun mata pelajaran yang akan diajarkan dibuat lebih sederhana,
namun tingkat pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa akan semakin
menurun karena mata pelajaran tersebut tidak dibahas secara utuh dan dibuat
secara terpisah-pisah.
2. Tentukanlah struktur teks eksposisi dari teks di atas !
No. Struktur Kutipan kalimat/dialog
1. Pernyataan ulang (tesis)
2. Argumentasi
3. Penegasan ulang
3. Tuliskanlah kaidah kebahasaan teks eksposisi yang terdapat dalam teks
eksposisi di atas !
4. Buatlah sebuah teks eksposisi dengan ketentuan sebagai berikut.
i. Tema bebas
j. Gunakanlah struktur teks eksposisi sebagai berikut.
7) Pernyataan
8) Argumentasi
9) Pernyataan ulang
k. Menggunakan kaidah kebahasaan teks eksposisi dengan tepat.
l. Menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat.
5. Tes Akhir/Posttest
Materi Pokok Teks Eksposisi
Nama :
Kelas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
1. Simaklah teks eksposisi yang berjudul “Pendidikan Remaja” !
Pendidikan Remaja
Remaja adalah masa yang dialami oleh anak-anak pada saat SMP. Masa
ini merupakan masa transisi dimana dimulai,mulai umur 10 hingga 21 tahun. Pada
masa itu remaja juga sedang mencari identitas dirinya. Pada masa ini remaja harus
mendapatkan pendidikan karakter agar menjadi generasi yang jujur, kreatif,
peduli, santun, dan percara diri.
Pada masa remaja merupakan masa sulit karena butuh pengendalian diri
yang lebih daripada saat masa anak-anak. Dalam masa ini remaja butuh orang
dewasa untuk mengarahkan ke perilaku positif agar tidak terpengaruh ke
perbuatan negatif. Jika pengendaliannya baik maka remaja bisa menjadi anak
yang membanggakan orang tuanya.
Pendidikan Karakter ini dapat membentuk remaja menjadi berprestasi. Di
dalam pendidikan karakter mereka juga diajarkan nilai religious yang dapat
menguraikan kebaikan agar remaja tumbuh sebagai manusia yang peka pada
lingkungan sosial. Di samping itu mereka juga diajarkan nilai toleransi dan cinta
damai atau nilai-nilai kemanusiaan agar membentuk remaja yang mempunyai sifat
pengasih.
Dengan demikian, nilai-nilai positif dalam pendidikan karakter itu dapat
membuntuk remaja yang unggul, Mereka juga dapat bersaing dengan baik di
tingkat nasional maupun internasional. Dengan begitu, remaja yang memiliki
karakter kuat. Nilai positif dalam pendidikan karakter juga dapat membuat
kegiatan remaja terarah dan akan mempunyai budi pekerti yang baik.
2. Tentukanlah struktur teks eksposisi dari teks di atas !
No. Struktur Kutipan kalimat/dialog
1. Pernyataan ulang (tesis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
2. Argumentasi
3. Penegasan ulang
3. Tuliskanlah kaidah kebahasaan teks eksposisi yang terdapat dalam teks di
atas !
4. Buatlah sebuah teks eksposisi dengan ketentuan sebagai berikut.
m. Tema bebas
n. Gunakanlah struktur teks eksposisi sebagai berikut.
10) Pernyataan
11) Argumentasi
12) Pernyataan ulang
o. Menggunakan kaidah kebahasaan teks eksposisi dengan tepat.
p. Menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat.
Yogyakarta, 03 April 2018
Peneliti,
Chrincy C. Tumbey
Guru Mata Pelajaran Dosen Pembimbing
Yasinta Wuri Handayani, S.Pd Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
MATERI PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI
a. Pengertian Teks Eksposisi
Pengertian teks eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf
dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau
memberikan pengertian dengan gaya tulisan yang singkat, akurat dan padat atau
juga merupakan bentuk retorika yang sering digunakan dalam menyampaikan
uraian-uraian ilmiah popular dan uraian-uraian ilmiah lainnya yang tidak berusaha
mempengaruhi pendapat orang lain.
Teks eksposisi adalah jenis atau ragam teks yang memiliki fungsi
menyampaikan gagasan-gagasan berupa pemikiran tentang suatu topik. Paragraf
eksposisi ini bersifat ilmiah atau dapat dikatakan non fiksi. Ragam teks eksposisi
ini sering digunakan dalam konteks komunikasi sehari-hari secara lisan, maupun
tulisan. Misalnya, ketika kalian melakukan diskusi dalam forum seminar,
seseorang yang menyampaikan argumen dalam debat pendapat dan sebagainya.
b. Struktur Teks Eksposisi
1) Pernyataan pendapat atau tesis
Bagian ini berfungsi untuk memperkenalkan topik sekaligus menempatkan
pembaca pada posisi tertentu, karena dengan teks yang digunakan penulis itu
ingin mengemukakan pendapat, maka pembaca bisa berada pada posisi yang
sependapat atau posisi yang bersebrangan dengannya.
2) Argumentasi atau alasan
Bagian dari teks eksposisi adalah argumen atau alasan. Panjang dan
pendeknya bagian ini tergantung pada jumlah argumen yang telah kalian kenalkan
secara garis besar di dalam pernyataan umum, kemudian kalian menyebutkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
ulang dan menjabarkan argumen tersebut dalam paragraf-paragraf. Pengembangan
argumen menjadi paragraf ini dilakukan melalui penyajian contoh dan alasan.
3) Penegasan ulang pendapat (simpulan)
Pengulangan tersebut dilakukan dengan berdasarkan pada argumen yang
telah disajikan di dalam bagian sebelumnya. Pengulangan opini bersifat pilihan,
sehingga semua teks eksposisi mempunyainya.
c. Kaidah Kebahasaan dalam Teks Eksposisi
1) Kelengkapan dan Penguasaan Isi Teks
Pada bagian ini, penulis harus menulis fakta dan menguasai permasalahan
yang dibahas, serta mengembangkan sesuai dengan struktur teks eksposisi.
2) Keruntutan dan Kelengkapan Struktur Teks
Pada bagian ini, penulis harus mengungkapkan gagasan secara jelas dan
terorganisasi secara baik dalam hal kohesi dan koherensi antar paragraf.
Kohesi dan koherensi adalah dua unsur yang menyebabkan sekelompok
kalimat membentuk kesatuan makna.
a. Kohesi
Kohesi merujuk pada keterkaitan antarproposisi yang secara
eksplisit diungkapkan oleh kalimat-kalimat yang digunakan (Alwi,
dkk 2003:41). Kohesi adalah keserasian hubungan antar unsur
yang satu dengan unsur yang lain dalam teks. Kohesi mengacu
pada aspek bentuk atau aspek formal bahasa. Kohesi atau
keterpaduan bentuk berkaitan dengan penggunaan kata-katanya.
b. Koherensi
Koherensi adalah pengaturan secara rapi suatu gagasan, fakta dan
ide menjadi suatu untaian yang berkaitan logis sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
mempunyai kesatuan maknya yang utuh dan mudah memami pesan
yang dihubungkan.
3) Kosakata
Pada bagian ini, penulis harus menulis dengan pilihan kata yang sesuai dan
menguasai banyak kosakata.
4) Penggunaan Kalimat
Dalam hal penggunaan kalimat, penulis harus menulis kalimat, konjungsi,
pemilihan kata, penggunaan artikal, pronomina, dan preposisi secara
efektif.
a. Kalimat Efektif
Kalimat tidak boleh dipahami hanya sekadar bangunan kebahasaan yang
minimanl terdiri atas unsur subjek dan predikat. Kalimat juga tidak cukup
dipahami hanya sebagai satuan kebahasaan terkecil yang dapat digunakan untuk
mengungkapkan ide atau gagasan yang utuh. Keraf (dalam Wibowo 2001: 20-25)
menyatakan bahwa kalimat efektif mempersolakan bagaimana ia dapat mewakili
secara tepat isi pikiran atau perasaan penulisnya, bagaimana ia dapat mewakilinya
secara segar, dan sanggup menarik perhatian pembeacanya terhadap apa yang
dibicarakan. Kalimat yang efektif selalu berusaha afar ide pokok selalu mendapat
tekanan dalam pikiran pembacanya. Menurut Rahardi (2009: 93) prinsip utama
yang harus dikuasai oleh seseorang agar dapat mengonstruksi kalimat yang efektif
adalah bahwa kalimat itu harus disuun dengan memperimbangkan dan
memperhitungkan kesepadanan bentuk atau kesepadanan strukturnya. Prinsip
kesepadanan struktur itu di antaranta terlihat dari (1) adanya kejelasan subjek, (2)
tidak adanya subjek ganda, (3) tidak adanya kesalahan dalam pemanfaatn
konjungsi intrakalimat dan konjungsi antarkalimat, (4) adanya kejelesan subjek
dan predikat kalimat. Kejelasan subjek dapat dijamin dari tidak ditempatkannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
preposisi atau kata depan di depan subjek kalimat, sedangkan kejelasan predikat
dijamin dari tidak adanya ‘yang’ di depan predikat itu.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah
ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi
kebahasaan tertentu pula. Hal yang harus diungkapkan dalam kalimat efektif,
yiatu kalimat yang menimbulkan daya khayal pada pembaca, minimal mendekati
apa yang dipikirkan penulis.
b. Konjungsi
Konjungsi (kata sambung) adalah bentk atau stuan kebahasaan yang
berfungsi sebagai penyambung, perangkai, atau penghubung antara kata dengan
kata, frasa dengan kata, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan
seterusnya (Tarigan dalam Mulyana, 2005: 29). Konjungsi (kata hubung) adalah
kata yang berfungsi menghubungkan antar satuan bahasa sehingga terjalin
kepaduan.
c. Diksi atau Pilihan Kata
Menurut Ramlan, dkk (1990: 71) setiap kata memiliki makna tertentu yang
berbeda dengn kata yang lain. Kendatipun ada beberapa kata yang secara sekilas
namapk memiliki makna yang hampir sama, tetapi jika diteliti lebih seksama lagi
akan tampaklah bahwa masing-masing kata itu memiliki perbedaan. Banyaknya
kata yang mempunyai kemiripan, menuntut ketelitian sebelum menggunakannya.
Pemilihan kata diperhatikan ketepatan makna dan kelaziman pemakaiannya.
Keraf (2006: 22-23) mengungkapkan pengertian pilihan kata atau diksi jauh
lebih luas dari apa yang dipatulkan oleh jalinan kata-kata itu. Gaya bahasa sebagai
bagian dari diksi bertalian dengan ungkapan-ungkapan yang individual atau
karakteristik, atau yang memiliki nilai artistik yang tinggi, sedangkan menurut
Wibowo (2001: 26) pada dasarnya diksi atau pilihan kata bertalian serta dengan
masalah ketepatan dan kesesuaian dalam memilih kata-kata.
Dari pendapat ahli yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa
diksi adalah pemilihan kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan.
Diksi atau pilihan kata mencakup pengertian kata mana yang harus dipakai untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata yang tepat
atau menggunakan ungkapan dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam
situasi untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas.
Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang
berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar,
sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana.
d. Artikal
Artikal atau kata sandang adalah kata yang memiliki fungsi untuk
menjadikan suatu kata menjadi kata benda. Fungsi artikal akan jelas jika kata itu
berada dalam suatu kalimat. Kata-kata yang dapat dipakai sebagai artikal adalah
si, sang, para, bang, yang, nya. Kadang dapat pula menggunakan kata-kata seperti
ini, itu, seorang, suatu, sebuah dan sebagainya.
e. Pronomina
Dalam Buku Praktis Bahasa Indonesia I (2003: 104) yang diterbitkan oleh
Pusat Bahasa DEPDIKNAS menyebutkan bahwa pronomina disebut juga kata
ganti. Kata ganti yang dimaksud buka mengganti tetapi mengacu pada wujud
tertentu yang terdapat dala perisitiwa pertuturan. Pengacuan itu dapat bersifat di
luar bahasa ataupun di dalam bahasa. Pronomina dapat dibagi atas pronomina
persona (saya, kamu, dan mereka), pronomna penunjuk (ini, itu, sana dan sini),
dan pronomina penanya (lain, apa, siapa, dan mengapa).
Pendapat lain dari Marhiyanto (2008: 104-107) menjelaskan bahwa
pronomina atau kata ganti adalah kata yang bertugas menggantikan kata benda
yang telah disebut atau setidak-tidaknya telah dikenal. Pronomina dibagi atas
beberapa jenis, yaitu pronomina persona (orang permata, kedua dan ketiga),
pronomina pemilik (-nya,-mu, mereka), dan pronomina penanya (apa, siapa,
kapan, dimana, mengapa, bagaimana, barangsiapa, yang).
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pronomina (kata ganti)
adalah kata yang berfungsi menggantikan kata benda yang telah disebutkan
sebelumnya sehingga tidak perlu menyebut berulang-ulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
f. Preposisi
Preposisi adalah kata yang menghubungkan kata benda dengan kata lain
serta sangat menentukan sifat perhubungannya (Marhiyanto, 2008: 113). Preposisi
terdiri atas dua macam yaitu 1) preposisi asli (sehati), biasanya menggunakan
kata, di, ke, dari dan untuk, 2) preposisi pinjaman, biasanya menggunakan kata
antara lain atas, dalam dengan, terhadap dan hingga.
Pendapat lain dikemukakan oleh Rahardi (2010: 64) yang menyatakan
bahawa preposisi atau kata depan lazimnya hadir di depan kata lain di dalam
kalimat dan berada di depan nomina, adjektiva, dan adverbia. Preposisi dapat
dibedakan menjadi bermacam-macam, ada yang sifatnya dasar, tetapi ada pula
yang sifatnya turunan.
Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa preposisi (kata depan)
adalah kata yang hadir di depan nomina, adjektiva, dan adverbial sebagai
penghubung kata.
5) Mekanik Penulisan
Dalam hal mekanik penulisan, penulis harus menulis teks dengan
memperhatikan ejaan yang benar dan tepat sesuai Ejaan yang Disempurnakan
(EYD) dan menggunakan tanda baca sesuai kaidah yang berlaku.
d. Metode-metode dalam Teks Eksposisi
Metode identifikasi merupakan sebuah metode yang menyebutkan ciri-ciri
atau unsur yang membentuk suatu hal atau objek sehingga pembaca dapat
mengenal objek itu dengan tepat dan jelas. Dalam keseharian kita sering
menggunakan metode ini untuk menjawab pertanyaan apa, siapa dan di mana.
Metode perbandingan merupakan suatu metode untuk mengungkapkan
kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan antara dua objek atau lebih.
Metode ini digunakan untuk membantu pembaca dalam memahami dengan jelas
suatu objek yang sudah diketahui. Tujuan dari metode perbandingan yaitu, 1)
menyampaikan informasi tentang suatu hal, dengan menghubungkannya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
hal lain yang telah dikenal pembava, 2) menyampaikan dua pokok persolan atau
lebih sekaligus dengan menghubungkannya dengan prinsip-prinsip umum
bersama, 3) membandingkan dua pokok yang dikenal untuk menyampaikan suatu
prinsip umum atau gagasan umum. Metode ini berusaha memberikan gambaran
atau penjelasan yang khususu atau konkret atau suatu prinsio umum atau gagasan
umum. Penulis ini menjelaskan suatu prinsip umum atau suatu kaidah yang lebih
luas ruang lingkupnya, dengan menunjukkan suatu yang khusus, tetapi khusus itu
tercakup dalam prinsip yang umum itu.
Metode klasifikasi merupakan suatu metode untuk menempatkan barang-
barang atau mengelompokkan bermacam-macam subjek dalam satu kelas. Kelas
merupakan suatu konsep mengenai ciri-ciri yang serupa yang harus dimiliki oleh
barang-barang atau sekelompok subjek tertentu. Barang-barang atau bermacam-
macam subjek yang dikelompokkan dalam satu kelas harus memiliki pertalian
yang jelas dan logis.
Metode definisi merupakan suatu proses yang berusaha meletakkan
dimana batas-batas penggunaan sebuah kata. Dalam pengertian luas, definisi
mencakup pengertian membatasi pengertian suatu barang atau hal yang
didefinisikan.
Metode analisis adalah suatu cara membagi suatu objek ke dalam
komponen-komponennya. Analisis selalu berhubungan dengan sesuatu yang utuh.
Analisis sebuah objek dapat dilakukan bila objek itu memiliki sebuah struktur
yang terdiri dari sejumlah komponen. Sebuah komponen dapat diidentifikasi oleh
penulis apabila komponen itu memiliki suatu fungsi tertentu terhadap keseluruhan
konstruksi tersebut. analisis umum adalah pengertian umum yang mencakup
semua analisis yang berusaha menyoroti hal-hal yang nampak maupun yang
berada di balik fenomena lahiriah tanpa memberik corak yang khusus.
e. Langkah-langkah menyusun teks eksposisi/kerangka karangan
1. Menentukan topik yang akan disajikan
Langkah pertama yang harus dilakukan saat membuat teks eksposisi
adalah menentukan tema. Dengan menentukan tema, pada saat menulis kita lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
terfokus pada tema tersebut sehingga dapat lebih menjiwai tulisan yang dibuat.
Adapun sifat topik-topik yang dikembangkan dalam teks eksposisi, sebagai
berikut.
a. Data faktual, yaitu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat
bersifat historis tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana suatu
peristiwa terjadi, dan sebagainya.
b. Suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta.
c. Fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian.
2. Menentukan tujuan eksposisi
Setelah menentukan topik yang akan dipaparkan, kita harus memiliki
tujuan yang nantinya akan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada
pembaca.
3. Memilih data yang sesuai dengan tema
Setelah menentukan tema dan tujuan penulisan, langkah selanjutnya yang
harus dilakukan adalah mengumpulkan data atau bahan yang diperlukan dalam
penulisan teks eksposisi. Bahan dapat diperoleh dari buku, majalah, pencarian di
internet, surat kabar, maupun wawancara langsung.
4. Membuat kerangka karangan
Sebelum pembuatan karangan eksposisi, terlebih dahulu membuat
kerangkanya secara lengkap dan sistematis.
5. Pembahasan dengan mengembangkan kerangka karangan
Setelah kerangka karangan tersusun, mengembangkan secara lebih
lengkap lagi agar ciri-ciri eksposisi dapat tersalurkan, eksposisi yang bersifat
informatif, objektif, dan logis. Dalam karangan ini, pengarang lebih menjelaskan
maksud dari topiknya itu dengan menyertakan bukti-bukti yang konkret sebagai
penunjang dari pembahasan itu.
6. Membuat simpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Sesuai dengan tujuan menuliskan sebuah karangan eksposisi, kesimpulan
harus sejalan, bahkan harus memperkuat tesis tersebut.
Lampiran 5- Hasil Data Statistik CIRC dan TTW
Statistics
Prates_CIRC
N Valid 22
Missing 0
Mean 65,9091
Median 70,0000
Mode 50,00a
Std. Deviation 11,71450
Variance 137,229
Range 35,00
Minimum 50,00
Maximum 85,00
Sum 1450,00
Prates_CIRC
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
50,00 5 22,7 22,7 22,7
55,00 2 9,1 9,1 31,8
60,00 1 4,5 4,5 36,4
65,00 2 9,1 9,1 45,5
70,00 5 22,7 22,7 68,2
75,00 4 18,2 18,2 86,4
80,00 1 4,5 4,5 90,9
85,00 2 9,1 9,1 100,0
Total 22 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Statistics
Prates_TTW
N Valid 22
Missing 0
Mean 62,2727
Median 60,0000
Mode 65,00
Std. Deviation 9,47770
Variance 89,827
Range 30,00
Minimum 50,00
Maximum 80,00
Sum 1370,00
Prates_TTW
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
50,00 3 13,6 13,6 13,6
55,00 5 22,7 22,7 36,4
60,00 4 18,2 18,2 54,5
65,00 6 27,3 27,3 81,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
75,00 1 4,5 4,5 86,4
80,00 3 13,6 13,6 100,0
Total 22 100,0 100,0
Statistics
Pascates_CIRC
N Valid 22
Missing 0
Mean 84,3182
Median 85,0000
Mode 85,00
Std. Deviation 4,70447
Variance 22,132
Range 15,00
Minimum 75,00
Maximum 90,00
Sum 1855,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Pascates_CIRC
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
75,00 2 9,1 9,1 9,1
80,00 5 22,7 22,7 31,8
85,00 9 40,9 40,9 72,7
90,00 6 27,3 27,3 100,0
Total 22 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Statistics
Pascates_TTW
N Valid 22
Missing 0
Mean 79,5455
Median 80,0000
Mode 85,00
Std. Deviation 5,09647
Variance 25,974
Range 15,00
Minimum 70,00
Maximum 85,00
Sum 1750,00
Pascates_TTW
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
70,00 2 9,1 9,1 9,1
75,00 6 27,3 27,3 36,4
80,00 6 27,3 27,3 63,6
85,00 8 36,4 36,4 100,0
Total 22 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran 6- Hasil Uji Normalitas
HASIL UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Prates_CIRC ,182 22 ,056 ,906 22 ,039
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pascates_CIRC ,136 22 ,200* ,916 22 ,064
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Prates_TTW ,143 22 ,200* ,940 22 ,196
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pascates_TT
W
,169 22 ,108 ,907 22 ,041
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Lampiran 7- Hasil Uji Homogenitas
HASIL UJI HOMOGENITAS
Test of Homogeneity of Variances
Prates_CIRC_TTW
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
1,999 1 42 ,165
ANOVA
Prates_CIRC_TTW
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Between
Groups
145,455 1 145,455 1,281 ,264
Within Groups 4768,182 42 113,528
Total 4913,636 43
Test of Homogeneity of Variances
Pascates_CIRC_TTW
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
,442 1 42 ,510
ANOVA
Pascates_CIRC_TTW
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Between
Groups
250,568 1 250,568 10,417 ,002
Within Groups 1010,227 42 24,053
Total 1260,795 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lampiran 8- Hasil Uji Hipotesis Pertama
UJI HIPOTESIS PERTAMA
Group Statistics
Kelas N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pascates kelas A 22 84,3182 4,70447 1,00300
kelas B 22 79,5455 5,09647 1,08657
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
taile
d)
Mea
n
Diffe
rence
Std.
Error
Diffe
rence
95%
Confidence
Interval of
the
Difference
Low
er
Uppe
r
Pas
cat
es
Equal
variances
assumed
,442 ,510 3,2
28
42 ,002 4,772
73
1,478
73
1,788
53
7,756
92
Equal
variances
not
assumed
3,2
28
41,
73
4
,002 4,772
73
1,478
73
1,787
97
7,757
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Lampiran 9- Hasil Uji Hipotesis Kedua
UJI HIPOTESIS KEDUA
Group Statistics
Kelas N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
CIRC kelas A 22 65,9091 11,71450 2,49754
kelas B 22 84,3182 4,70447 1,00300
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
taile
d)
Mean
Diffe
rence
Std.
Error
Diffe
rence
95%
Confidence
Interval of
the
Difference
Lowe
r
Uppe
r
Equal
variances
assumed
20,37
7
,000 -
6,8
40
42 ,000 -
18,40
909
2,691
41
-
23,84
058
-
12,97
760
Equal
variances
not
assumed
-
6,8
40
27,
60
2
,000 -
18,40
909
2,691
41
-
23,92
578
-
12,89
240
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Group Statistics
Kelas N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
TTW kelas A 22 62,2727 9,47770 2,02065
kelas B 22 79,5455 5,09647 1,08657
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
taile
d)
Mean
Diffe
rence
Std.
Error
Diffe
rence
95%
Confidence
Interval of
the
Difference
Lowe
r
Uppe
r
Equal
variances
assumed
6,076 ,018 -
7,5
29
42 ,000 -
17,27
273
2,294
27
-
21,90
275
-
12,64
270
Equal
variances
not
assumed
-
7,5
29
32,
20
8
,000 -
17,27
273
2,294
27
-
21,94
482
-
12,60
063
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Lampiran 10- Hasil Prates Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Lampiran 11- Hasil Pascates Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Lampiran 12- Surat Izin Validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran 13- Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Lampiran 14- Foto Kegiatan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
BIODATA PENULIS
Chrincy Caterina Tumbey lahir di Tentena
pada tanggal 25 Desember 1996. Penulis
menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-kanak
(TK) pada tahun 2002. Tahun 2008 penulis
menyelesaikan pendidikan di SD GKST 2
Tentena, Poso, Sulawesi Tengah. Pada tahun
2011, penulis menyelesaikan pendidikan di SMP
GKST 2 Tentena, Poso, Sulawesi Tengah.
Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di selesaikan penulis pada tahun 2014
di SMA GKST 2 Tentena, Poso, Sulawesi Tengah. Pada tahun yang sama, yakni
2014 penulis melanjutkan pendidikannya di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia. Penulis mengakhiri pendidikan di Universitas Sanata Dharma dengan
menulis skripsi yang berjudul Keefektifan Model Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) d Model Think Talk Write (TTW) Dalam Pembelajaran
Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMA Santo Mikael Sleman
Tahun Ajaran 2017/2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related