kebijakan pengendalian penduduk nasional - unwidha.ac.id · •struktur umur • komposisi •...
Post on 11-Mar-2019
271 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Kebijakan Pengendalian Penduduk Nasional
Benny Benu Direktur Perencanaan Pengendalian Penduduk
1
KUANTITAS PENDUDUK
Variabel kependudukan
KUALITAS PENDUDUK
• Kualitas hidup (Quality of life)
• Index Kebahagiaan
(Happiness Index)
• Jumlah
• Persebaran
• Kepadatan
• Struktur umur
• Komposisi
• Jenis kelamin
• Status ekonomi
• Status perkawinan
• Ideologi
• Politik
• Ekonomi
• Sosial
• Budaya
• Pertahanan
• Keamanan
• Lingkungan hidup
Index
Pembangunan
Manusia
(pendidikan,
kesehatan dan
daya beli)
2
MOBILITAS PENDUDUK
Keseimbangan persebaran
penduduk yg serasi dg daya
dukung & daya tampung
DATA KEPENDUDUKAN
Yg Tertib, Akurat & dpt dipercaya
sesuai nama & alamat
Konsep Kependudukan
Fertilitas
Mortalitas
Migrasi
Fenomena Kependudukan
Fenomena Kemasyarakatan
KELUARGA MASYARAKAT INDIVIDU
PEMBANGUNAN KELUARGA
Membangun kualitas keluarga, &
ketahanan keluarga
LINGKUP PENGENDALIAN PENDUDUK YANG DIKELOLA BKKBN
PERENCANAAN PENGENDALIAN
PENDUDUK
ANALISIS DAMPAK KEPENDUDUKAN
PEMADUAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENDUDUK
PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DGN
POLA KERJASAMA
Menyediakan parameter,
profil & data
kependudukan utk
penyusunan rencana &
pelaksanaan program
pembangunan
Menyediakan kebijakan
pengendalian dampak
kependudukan & model solusi
strategis dampak
kependudukan sbg rekomendasi
pembangunan
• Merumuskan kebijakan
Pembangunan Berwawasan
Kependudukan
• Grand Desain Pembangunan
Kependudukan
• Pemaduan & sinkronisasi
kebijakan yg harmonis antar-
sector & antara pusat &
daerah
Melakukan literasi/
pendidikan kependudukan
kpd Aparatur
Pemerintah/Negara & Masy
• PEMBANGUNAN BERWAWASAN
KEPENDUDUKAN • PENGETAHUAN TTG
KEPENDUDUKAN
Sasaran Target: - Pemerintah/KL/OPD (Pusat, Daerah
prov & kab/kota, kec & desa) - Masy: melalui lembaga pendidikan
(satuan pendidikan/ sekolah, perguruan tinggi, balai diklat) & klp kegiatan masy
KONDISI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
JUMLAH PENDUDUK INDONESIA
TAHUN 2018 (JUTA JIWA)
5
133.13
131.87
265
Laki-Laki Perempuan Total
Berdasarkan Penghitungan hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 - 2035
Rasio Jenis Kelamin 1,01
Laju Pertumbuhan Penduduk 1,24 persen pertahun
“Bonus Demografi terjadi ketika penurunan tkt. fertilitas mengubah struktur penduduk menurut usia, sehingga
kebutuhan investasi bg kelompok usia muda menurun, & alokasi dana dialihkan utk investasi pembangunan
ekonomi serta kesejahteraan keluarga”
BONUS DEMOGRAFI
Umur 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
0 - 14 27.6 27.3 27.1 26.8 26.6 26.3 26.1
15 - 64 67.2 67.3 67.4 67.5 67.6 67.7 67.7
> 64 5.3 5.4 5.5 5.6 5.8 6.0 6.2
DR 48.9 48.6 48.4 48.1 47.9 47.8 47.7
Umur 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
0 - 14 25.8 25.5 25.2 24.9 24.6 24.2 23.9
15 - 64 67.8 67.8 67.8 67.9 67.9 68.0 68.0
> 64 6.4 6.7 6.9 7.2 7.5 8.1 8.1
DR 47.6 47.5 47.4 47.3 47.2 47.0 47.0
Umur 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034
0 - 14 23.5 23.2 22.9 22.6 22.3 22.0 21.8
15 - 64 68.1 68.1 68.1 68.1 68.0 68.0 68.0
> 64 8.4 8.7 9.0 9.3 9.6 10.0 10.3
DR 46.9 46.9 46.9 46.9 47.0 47.0 47.2 Sonny Harry B Harmadi
PROYEKSI PENDUDUK 2010-2035
Parameter 2010 2015 2020 2025 2030 2035
TFR 2,49 2,37 2,26 2,14 2,03 1,93
IMR 29,3 26,0 23,8 22,4 21,5 21,0
Usia harapan hidup (tahun)* 70,1 70,9 71,5 72,0 72,2
Pertumbuhan Penduduk (%)* 1,5 1,4 1,2 1,0 0,8 0,6
Jumlah Penduduk (juta) 238,5 255,5 271,1 284,8 296,4 305,6
Usia 0 – 14 (%) 28,6 27,3 26,1 24,6 22,9 21,5
Usia 15 – 64 (%) 66,5 67,3 67,7 67,9 68,1 67,9
Usia 65+ (%) 5,0 5,4 6,2 7,5 9,0 10,6
Usia 60+ (%) 7,56 8,49 9,99 11,83 13,82 15,77
Rasio Ketergantungan (%) 50,5 48,6 47,7 47,2 46,9 47,3
Keterangan: UHH dan LPP merupakan angka rata-rata adalam 5 tahunn terakhir tahun rujukan
Pertumbuhan penduduk masih cukup tinggi namun rasio ketergantungan semakin mengecil (Bonus Demografi)
Perubahan Kuantitas dan Struktur Penduduk
• Indonesia merupakan salah satu negara dengan usia produktif terbesar di Asia • Pembangunan kependudukan perkotaan menjadi fokus perhatian
• Angka Partisipasi Perempuan tidak meningkat sesuai yang diharapkan
Ribu orang
Sumber: BPS, Sensus dan Supas 5
0-4
SUPAS 2015
80-84
70-74
60-64
50-54
40-44
30-34
20-24
10-14
15.000 10.000 5.000 0 5.000 10.000 15.000
Laki-laki Perempuan Bekerja Sedang Sekolah Lainnya
Jumlah penduduk Usia
harapan hidup Penduduk
tinggal di kota
255,1 juta
70,8 tahun
53,1%
SENSUS 1971
70-74
60-64
50-54
40-44
30-34
20-14
10-14 Ribu orang
0-4 15.000 10.000 5.000 0 5.000 10.000 15.000
Perempuan Laki-laki
Jumlah penduduk Usia
harapan hidup Penduduk
tinggal di kota
119,2 juta
55,1 tahun
14,6%
Perubahan Kuantitas dan Struktur Penduduk
INDONESIA
2045 Rasio ketergantungan mencapai tingkat terendah di sekitar
tahun 2030. Dalam jangka panjang, TFR dijaga tetap seimbang
sekitar 2,1.
2010 2045
238,5 juta 318,7 juta Jumlah Penduduk
72,8 tahun 69,8 tahun Harapan Hidup
11,9 juta 42,8 juta Jumlah lansia (65+) Pertumbuhan penduduk mendorong urbanisasi dan tumbuhnya kota kecil dan sedang di seluruh Indonesia.
Sementara kota-kota besar dan daerah peri urban akan Penduduk tinggal di perkotaan
49,9% 69,1% membentuk mega urban.
50,5 Rasio ketergantungan terendah di 2028-2031
50.,1
48,6 48,4 47,7
47,3 47,2 46,9 90%
2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045
6
BONUS DEMOGRAFI (BD) DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
• BD dimulai sejak 2012, titik terendah rasio ketergantungan terjadi 2028-2031. • Potensi BD: meningkatnya angkatan kerja usia produktif, disertai tabungan
masyarakat sumber pertumbuhan ekonomi.
BD tidak otomatis, harus ada kebijakan tepat, terutama:
– Peningkatan kesehatan
– Pendidikan & pengembangan keterampilan
– Pengendalian laju pertumbuhan (KB)
– Kebijakan ekonomi yg mendukung fleksibilitas tenaga kerja & pasar, keterbukaan perdagangan & saving
Windows of Opportunity
Perubahan Struktur Penduduk Memberikan Potensi Bonus Demografi
• Puncak Bonus Demografi Pertama tahun 2034*, dengan kondisi:
• Terdapat 60 tenaga kerja produktif untuk
mendukung 100 penduduk.
• Angka ketergantungan di bawah 50.
pertumbuhan ekonomi.
• Periode Bonus demografi dapat diperpanjang dengan:
• Menjaga TFR di angka 2,1 dan menurunkan
IMR dengan cepat.
• Peningkatan produktivitas.
• Bonus Demografi Pertama diikuti dengan Bonus
Demografi Kedua melalui investasi:
• Pengaruh bonus demografi kedua bersifat
lebih permanen.
Keterangan: *Angka Proyeksi Sementara, BPS dan Bappenas
8
Periode Bonus Demografi dihitung berdasarkan Economic Support
Ratio yaitu Jumlah Tenaga Kerja Produktif yang Menopang Setiap
100 orang penduduk.
Economic Support Ratio dapat memberikan gambaran secara lebih
efektif potensi penduduk usia produktif yang tersedia untuk
dioptimalkan dalam pembangunan.
• Memberikan kontribusi 0,22% poin terhadap
Thailand Thailand
Pengalaman Internasional
Turunnya dependency ratio pertumbuhan ekonomi
berkontribusi bagi
Sumber: 1. UN Population Prospect Rev. 10 dan Mawson & Kinugasa 2005
2. Mawson, A and Kinugasa T, 2005. East Asian Economic Development: Two
Demographic Dividend
9
1960 - 2000
Pert. GDP/th (%)
Kontribusi (%) Bonus Demografi thd pert. ekonomi
Cina 7.0 9.2
Korsel 7.3 13.2
Singapura 8.2 13.6
6.6 15.5
Bagaimana dengan potensi bonus demografi menurut wilayah di
Indonesia?
RASIO KETERGANTUNGAN MENURUT PROVINSI, 2010 - 2035
17
No. Provinsi 2010 2015 2020 2025 2030 2035 1. Aceh 55,7 51,6 49,5 46,8 46,0 45,9
2. Sumatera Utara 58,8 53,5 50,5 48,2 49,2 50,7
3. Sumatera Barat 60,0 53,7 51,0 49,7 50,6 51,6
4. Riau 55,3 51,1 47,4 44,1 43,9 45,2
5. Jambi 51,5 48,0 45,1 42,5 42,3 43,1
6. Sumatera Selatan 52,0 48,6 46,0 43,8 43,7 44,7
7. Bengkulu 52,4 47,7 44,6 42,4 42,1 43,0
8. Lampung 51,9 47,2 45,2 43,1 43,6 45,3
9. Bangka Belitung 49,5 46,9 44,4 41,4 40,8 41,1
10. Kepulauan Riau 45,9 50,0 49,6 44,3 38,9 38,0
11. DKI Jakarta 36,9 38,4 39,8 39,1 38,2 38,6
12. Jawa Barat 50,9 46,9 44,5 43,3 44,6 46,7
13. Jawa Tengah 50,2 46,5 45,4 45,3 48,3 51,7
14. DI Yogyakarta 45,7 44,0 44,6 44,9 46,5 48,2
15. Jawa Timur 46,2 43,5 43,0 43,9 46,9 49,9
16. Banten 48,5 44,3 41,9 40,3 39,9 40,8
17. Bali 48,0 44,5 41,4 39,3 40,9 44,4
18. Nusa Tenggara Barat 55,5 51,9 49,1 46,6 45,6 45,8
19. Nusa Tenggara Timur 73,0 66,3 60,3 57,2 59,1 60,8
20. Kalimantan Barat 54,6 50,0 45,8 44,2 45,1 46,5
21. Kalimantan Tengah 51,0 46,5 41,9 38,9 38,6 39,5
22. Kalimantan Selatan 48,5 45,3 41,7 39,7 40,4 42,3
23. Kalimantan Timur 49,1 46,6 43,9 41,2 41,4 43,3
24. Sulawesi Utara 50,1 48,7 48,6 50,0 51,0 53,2
25. Sulawesi Tengah 57,9 53,2 47,6 45,1 45,9 48,0
26. Sulawesi Selatan 57,0 52,2 48,5 46,9 47,5 49,1
27. Sulawesi Tenggara 63,4 58,1 53,2 50,1 49,7 50,8
28. Gorontalo 55,3 49,6 45,2 43,4 45,0 47,0
29. Sulawesi Barat 66,7 58,9 51,9 48,6 49,2 50,6
30. Maluku 66,9 60,7 55,4 52,0 52,4 53,1
31. Maluku Utara 62,5 57,2 52,2 48,3 48,3 49,2
32. Papua Barat 55,7 51,4 47,6 43,1 42,5 43,2
33. Papua 56,1 48,4 42,5 39,9 39,7 41,3
Indonesia 51,1 48,2 46,6 45,7 46,0 47,2
Sumber. Bappenas, dkk, 2013, Proyeksi Penduduk 2010-2035
Prov dg periode Bonus Demografi
panjang: Kepri, DKI Jakarta,
Yogyakarta, Jatim, Banten, Bali
Prov yg mendapatkan Bonus
Demografi dalam waktu amat pendek:
Sumbar dan Sultra
Prov yg tidak akan mendapatkan
Bonus Demografi: NTT, Maluku
NO KAB/KOTA 2010 2015 2020 2025 2030 2035
3301 Cilacap 54.33 50.62 49.63 49.63 51.69 54.26
3302 Banyumas 51.95 50.70 49.50 48.19 48.85 51.06
3303 Purbalingga 54.62 52.88 50.88 48.59 48.78 49.99
3304 Banjarnegara 51.84 50.83 49.72 49.24 50.35 52.20
3305 Kebumen 58.43 52.61 49.29 48.42 50.06 53.03
3306 Purworejo 55.84 52.08 51.07 61.48 61.21 60.24
3307 Wonosobo 53.75 51.42 49.77 49.21 49.84 52.25
3308 Magelang 50.66 48.22 46.50 46.05 47.69 50.89
3309 Boyolali 52.91 50.65 48.44 46.95 47.47 50.14
3310 Klaten 50.03 49.66 49.05 48.58 49.79 52.82
3311 Sukoharjo 45.93 44.93 44.50 44.83 46.55 49.08
3312 Wonogiri 52.75 51.64 52.32 54.56 57.32 60.20
3313 Karanganyar 48.72 47.77 46.79 46.67 48.36 51.26
3314 Sragen 50.55 50.30 51.34 53.59 55.81 57.65
3315 Grobogan 50.37 48.27 48.41 50.16 52.81 54.44
3316 Blora 48.51 46.09 46.46 48.72 52.85 55.42
3317 Rembang 44.30 42.31 42.00 43.30 46.26 49.06
3318 Pati 47.36 46.41 46.81 48.96 52.20 54.77
3319 Kudus 43.02 42.87 43.95 46.26 48.24 50.10
RASIO KETERGANTUNGAN PROV. JAWA TENGAH MENURUT KAB/KOTA,
2010 - 2035
NO KAB/KOTA 2010 2015 2020 2025 2030 2035
3320 Jepara 51.87 49.56 48.98 49.31 51.12 53.33
3321 Demak 48.53 46.47 46.80 48.68 50.40 51.19
3322 Semarang 47.16 46.47 47.23 48.32 49.67 51.32
3323 Temanggung 48.53 47.43 47.76 48.48 51.03 53.80
3324 Kendal 47.57 45.69 46.55 48.94 52.21 54.24
3325 Batang 47.39 46.86 48.03 49.33 50.51 51.76
3326 Pekalongan 52.23 48.03 46.51 46.72 48.98 50.68
3327 Pemalang 54.16 50.63 49.46 49.77 51.04 52.54
3328 Tegal 53.56 50.10 47.38 45.71 45.67 47.60
3329 Brebes 51.85 48.79 48.56 49.37 50.02 49.84
3371 Kota Magelang 43.13 41.68 42.82 44.99 48.78 51.32
3372 Kota Surakarta 39.41 40.41 43.05 45.81 47.57 48.27
3373 Kota Salatiga 42.07 42.34 43.84 44.39 44.85 46.12
3374 Kota Semarang 38.97 40.41 42.24 43.90 44.44 45.26
3375 Kota Pekalongan 44.96 44.48 45.72 47.62 48.60 49.23
3376 Kota Tegal 45.33 44.35 44.69 44.85 45.64 46.90
RASIO KETERGANTUNGAN PROV. JAWA TENGAH MENURUT KAB/KOTA,
2010 – 2035
(Lanjutan)
Pencapaian Bonus Demografi Kab/Kota di Prov. Jawa Tengah
No Kab/Kota Rentang Angka
Dependency Ratio Perkiraan Tahun Pencapaian
3301 Cilacap 49.80 - 49.78 2017 - 2026 3302 Banyumas 49.71 - 49.61 2019 - 2032 3303 Purbalingga 49.78 - 49.99 2022 - 2035 3304 Banjarnegara 49.89 - 49.81 2019 - 2028 3305 Kebumen 49.65 - 49.45 2019 - 2029 3306 Purworejo Tidak mengalami bonus demografi 3307 Wonosobo 50.00 - 49.84 2019 - 2030 3308 Magelang 49.79 - 49.60 2012 - 2033 3309 Boyolali 49.59 - 49.59 2017 - 2034 3310 Klaten 49.92 - 49.79 2013 - 2030 3311 Sukoharjo 45.93 - 49.08 2010 - 2035 3312 Wonogiri Tidak mengalami bonus demografi
3313 Karanganyar 48.72 - 49.44 2010 - 2032 3314 Sragen Tidak mengalami bonus demografi
3315 Grobogan 49.97 - 49.39 2011 - 2024 3316 Blora 48.51 - 49.65 2010 - 2026 3317 Rembang 44.30 - 49.06 2010 - 2035 3318 Pati 47.36 - 49.78 2010 - 2026 3319 Kudus 43.02 - 49.73 2010 - 2034
Pencapaian Bonus Demografi Kab/Kota di Prov. Jawa Tengah (lanjutan)
No Kab/Kota Rentang Angka
Dependency Ratio Perkiraan Tahun Pencapaian
3320 Jepara 49.96 - 49.94 2014 - 2027 3321 Demak 48.53 - 49.93 2010 - 2028 3322 Semarang 47.16 - 49.99 2010 - 2031 3323 Temanggung 48.53 - 49.90 2010 - 2028 3324 Kendal 47.57 - 49.81 2010 - 2026 3325 Batang 47.39 - 49.99 2010 - 2027 3326 Pekalongan 49.54 - 49.81 2013 - 2032 3327 Pemalang 49.83 - 49.93 2017 - 2026 3328 Tegal 49.39 - 47.60 2016 - 2035 3329 Brebes 49.73 - 49.84 2013 - 2035 3371 Kota Magelang 43.13 - 49.75 2010 - 2032 3372 Kota Surakarta 39.41 - 48.27 2010 - 2035 3373 Kota Salatiga 42.07 - 46.12 2010 - 2035 3374 Kota Semarang 38.97 - 45.26 2010 - 2035 3375 Kota Pekalongan 44.96 - 49.23 2010 - 2035 3376 Kota Tegal 45.33 - 46.90 2010 - 2035
TREN ANGKA KELAHIRAN TOTAL INDONESIA
SDKI1991 – SDKI2017
3 2.9
2.8
2.6 2.6 2.6
2.4
2
2.4
2.8
3.2
SDKI 1991 SDKI 1994 SDKI 1997 SDKI 2002-2003 SDKI 2007 SDKI 2012 SDKI 2017
Angka kelahiran menunjukkan penurunan sejak 1991 hingga 2017.
Walaupun sempat stagnan pd angka 2,6 di th 2002 hingga 2012 kali ini turun
mjd 2,4 di th 2017 (ref 2014). 22
Sumber : Hasil Sementara SDKI 2017
TFR P
rov > TFR
Nas
TFR P
rov ≤ TFR
Nas
2.1 2.1
2.2 2.2 2.2 2.2
2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3
2.4 2.4 2.4 2.4
2.5 2.5 2.5 2.5
2.6 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7
2.8 2.8
2.9 2.9 2.9
3.2 3.3 3.3
3.4
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Jawa TimurBali
Kepulauan RiauDKI Jakarta
D.I YogyakartaSulawesi Utara
JambiBengkuluLampung
Bangka BelitungJawa Tengah
BantenJawa Barat
Kalimantan SelatanSulawesi Selatan
IndonesiaSumatera Barat
NTBKalimantan Tengah
GorontaloSumatera Selatan
AcehKailmantan BaratKalimantan Timur
Sulawesi TengahSulawesi Barat
Kalimantan UtaraSulawesi Tenggara
Sumatera UtaraRiau
Maluku UtaraPapua Barat
MalukuPapua
NTT
Total Fertility Rate (TFR) Per Provinsi
INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019
Angka kelahiran total
(total fertility rate/TFR)
per WUS (15-49 tahun)
2,37 2,36 2,33 2,31 2,28
Target Renstra 2015-2019
ANGKA KELAHIRAN MENURUT UMUR
SDKI2012 & SDKI2017
Perempuan muda umur 15-29 tahun angka kelahirannya
menurun.
Kenaikan kelahiran disumbangkan oleh perempuan umur
30-39 tahun. 24
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49
2012 48 138 143 103 62 21 4
2017 36 111 138 113 63 20 4
0
40
80
120
160ASFR
Sumber : Hasil Sementara SDKI 2017
CP
R P
rov > C
PR
Nas
CP
R P
rov < C
PR
Nas
35.9 35.9
39.2 41.2
43.9 46.4 46.5 46.9 47.4
48.6 48.7
50 50.1 50.5 50.7 50.8
54.8 57.2 57.3 57.8
59.3 59.3 59.5 59.5 59.6
61 61 61.4 62.2
63.1 63.5
64.4 64.4
65.7 69.4
-5 5 15 25 35 45 55 65 75
Papua Barat
Papua
Maluku
NTT
Sumatera Utara
Aceh
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Utara
Kepulauan Riau
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Maluku Utara
Sumatera Barat
DKI Jakarta
Riau
NTB
Bali
Indonesia
Banten
D.I Yogyakarta
Kalimantan Timur
Sulawesi Tengah
Jawa Barat
Jawa Tengah
Gorontalo
Kalimantan Barat
Sulawesi Utara
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Jawa Timur
Jambi
Bengkulu
Kalimantan Selatan
Lampung
Kalimantan Tengah
CPR Cara Modern (Modern Method) Per Provinsi (%)
INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019
Persentase pemakaian
kontrasepsi modern
(modern contraceptive
prevalence rate/mCPR)
60,5 60,7 60,9 61,1 61,3
Target Renstra 2015-2019
Sumber : Hasil Sementara SDKI 2017
88.18040435 87.08551483
85.71428571 84.86842105
83.59683794 83.40517241
81.87633262 81.57480315 81.48148148 80.8681672
80.13468013 78.70967742 78.69101979 78.64476386
77.17908082 77.16049383 77.00421941 76.72634271 76.64105139 76.01351351 75.76601671 75.11664075 74.26710098 73.65269461 73.27868852
72.8 72.58382643 71.7877095
70.99494098 68.71287129 67.8200692
62.40875912 62.18487395
59.8173516 57.62711864
11.81959565 12.91448517
14.28571429 15.13157895
16.40316206 16.59482759
18.12366738 18.42519685 18.51851852 19.1318328
19.86531987 21.29032258 21.30898021 21.35523614
22.82091918 22.83950617 22.99578059 23.27365729 23.35894861 23.98648649 24.23398329 24.88335925 25.73289902 26.34730539 26.72131148
27.2 27.41617357 28.2122905
29.00505902 31.28712871 32.1799308
37.59124088 37.81512605
40.1826484 42.37288136
0 20 40 60 80 100 120
Kalimantan Selatan
Banten
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Riau
Aceh
Kalimantan Utara
Jambi
Jawa Barat
Bangka Belitung
Kalimantan Timur
Sulawesi Tenggara
Lampung
Sulawesi Selatan
Jawa Timur
Sulawesi Barat
Kepulauan Riau
Maluku
Indonesia
Sulawesi Tengah
Papua Barat
Bengkulu
Sumatera Selatan
Maluku Utara
Sulawesi Utara
Sumatera Barat
NTB
Papua
Jawa Tengah
DKI Jakarta
D.I Yogyakarta
Bali
Gorontalo
Sumatera Utara
NTT
% PA MKJP dan Non MKJP Terhadap CPR Cara Modern
NON MKJP MKJP
%PA
MK
JP P
rov > %
PA M
KJP
Nas
%PA
MK
JP P
rov < %
PA M
KJP
Nas
Sumber : Hasil Sementara SDKI 2017
Un
met n
ee
d P
rov > U
nm
et ne
ed
Nas
Un
met n
ee
d P
rov < U
nm
et ne
ed
Nas
1.5 1.8 2.1 2.9 2.8 2.7 3.2
2.5 2.7 2.9 3.1 4.2 5.3
3.7 4
4.1 3.8
2.6 3.7
4 5.8 5.6
4.8 3.9
6.3 7 8.2
6 6.5
7.9 6.2
9.8 7.7 8.8
11
4.1 4.4 4.2
3.9 4.1
5 5.2 6
5.9 6.2 6.3
5.7 4.5
6.3 6.2 6.5 6.9 8 7.1
7 5.5 6.7
7.6 9.1
8 7.6
7 9.2 9.2
7.7 9.6
7.7 10
10.2 12.7
5.6 6.3 6.3
6.8 6.9
7.8 8.4 8.5 8.6
9.1 9.4
9.8 9.8 10.1 10.2
10.6 10.7 10.7 10.8
11 11.3
12.3 12.4
12.9 14.4 14.6
15.2 15.2
15.7 15.7 15.8
17.6 17.7
19 23.7
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Bangka Belitung
D.I Yogyakarta
Kalimantan Tengah
Jambi
Bengkulu
Jawa Timur
Lampung
Kalimantan Selatan
Sumatera Selatan
Sumatara Barat
Sulawesi Tengah
Banten
Kalimantan Barat
Kepulauan Riau
Kalimantan Timur
Indonesia
Sumatera Utara
Bali
Jawa Tengah
Jawa Barat
Riau
Aceh
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Papua
DKI Jakarta
NTB
Kalimantan Utara
NTT
Maluku Utara
Maluku
Papua Barat
Unmet Need Per Provinsi (%)
Penjarangan
Pembatasan
Total Unmet Need
INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019
Persentase kebutuhan ber-
KB yang tidak terpenuhi
(unmet need)(%)
10,60 10,48 10,26 10,14 9,91
Target Renstra 2015-2019
Sumber: BPS, 2017. “Akhirnya, IPM Indonesia Tembus 70”, Media Indonesia, 17 April 2017, diakses tanggal 21 Agustus 2017, < http://mediaindonesia.com/news/read/101096/akhirnya-ipm-indonesia-tembus-70/2017-04-17>
2016
70,9
7,95
12,72
10.420.000
70,18
(Rupiah/Orang/Tahun)
Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Indonesia
pada 2016 sdh
menembus 70,18.
Ini mrpk kali pertama
IPM menembus angka 70
sejak 2010, sekaligus
mengubah status
Indonesia dr negara dg
pembangunan sedang
menjadi tinggi.
Kualitas
• JmlpendudukbanyakmeskipunLPPmenurun(strukturpendudukmengalamitransisidemografidgpenurunankelahiran&kematian(Rasioketergantunganmenurun) BONUS DEMOGRAFI
• KualitasSDM (IPM)mengalamipeningkatan,namunrata2 lamasekolahmshrendah(7,7Tahun/setingkatSLTP)
• Persebaranpendudukbelummeratasesuaidayatampung&dayadukung(KonsentrasipersebaranpendudukandiPulauJawa&Perkotaan)
• Pengetahuantentangkependudukan(terutamapeluangBonusDemografi)mshrendah
• Data-informasikependudukanblmoptimaldimanfaatkanutkdasarperumusan&perencanaanpembangunan
ISU - ISU STRATEGIS (1)
PEMANFAATAN BONUS DEMOGRAFI DLM PEMBANGUNAN DG MEMPERHATIKAN KUALITAS SDM & DAYA DUKUNG - DAYA TAMPUNG
• Kependudukan blmmjdbagian integral drkebijakan pembangunan nasional&daerah
• Belumoptimalnyapendidikankependudukan
• Belum optimalnya harmonisasi dan sinkronisasikebijakankependudukandgsektorpembangunandi semua tktwilayah
• Dampakkependudukanthdpembangunan&masyarakatblmdipahami
• Data-informasikependudukan(parameterkependudukan)blmoptimaldijadikandasarperumusan&perencanaanpembangunan
ISU - ISU STRATEGIS (2)
RENDAHNYA PENGETAHUAN MASYARAKAT (KELUARGA 34% DAN REMAJA 22%) TENTANG KEPENDUDUKAN
SASARAN STRATEGIS
Tabel 4.1 Indikator Kinerja Sasaran Strategis BKKBN Tahun 2015-2019
2015 2016 2017 2018 2019
1 2,60 2,37 2,36 2,33 2,31 2,28 2,28
2 57,9 60,5 60,7 60,9 61,1 61,3 61,3
3 11,4
(8,6)
10,60 10,48 10,26 10,14 9,91 9,91
4 18,3 20,50 21,19 21,70 22,30 23,50 23,50
5 27,1 26,0 25,7 25,3 25,0 24,6 24,6
2015-2019
Angka kelahiran total (total fertility rate/TFR)
per WUS (15-49 tahun)
Persentase pemakaian kontrasepsi (modern
contraceptive prevalence rate/CPR)
Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak
terpenuhi (unmet need) (%)
Persentase Peserta KB Aktif (PA) MKJP
Tingkat putus pakai kontrasepsi (%)
INDIKATOR
BASELINE
TARGET
2014
TARGET KINERJA
Sumber: BKKBN, 2016. Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 2015-2019 (Revisi).
mCPR)
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KEBIJAKAN DAN STRATEGI BKKBN
PENINGKATAN AKSES & PELAYANAN KB YG MERATA & BERKUALITAS
PENGUATAN ADVOKASI & KOMUNIKASI, INFORMASI & EDUKASI (KIE) KKBPK
PENINGKATAN PEMBINAAN KETAHANAN KELUARGA
PENINGKATAN PEMBANGUNAN KELUARGA
PENGUATAN REGULASI, KELEMBAGAAN SERTA DATA & INFORMASI
Terima Kasih
Ayo ikut
KB
“2 Anak
Cukup”
www.bkkbn.go.id
36
37
ARAH KEBIJAKAN
BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK
1. Pengintegrasian isu kependudukan dalam perencanaan
pembangunan daerah.
2. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang isu
kependudukan dan Performance stakeholders dalam
Pembangunan Berwawasan Kependudukan.
3. Peningkatan kapasitas dan peran jejaring kemitraan bidang
pengendalian penduduk
4. Pengintegrasian materi pendidikan kependudukan melalui jalur
pendidikan formal, non-formal, dan informal
5. Peningkatan akses masyarakat terhadap data dan informasi
kependudukan (parameter, pofil dan proyeksi).
6. Implementasi kebijakan dan model solusi strategis hasil
analisis dampak kependudukan.
STRATEGI (1)
1. Menjadikan BKKBN sebagai Pusat Informasi Kependudukan
yang handal dan terpercaya, untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang isu kependudukan :
a. Menyiapkan berbagai bahan publikasi yg berkualitas.
b. Menyiapkan pengembangan sistem informasi kependudukan
yang mudah diakses.
2. Meningkatkan kapasitas mitra kerja utama BKKBN dalam
bidang kependudukan :
a. Menetapkan kebijakan BKKBN tentang dasar kemitraan.
b. Mengembangkan mitra kerja utama berdasarkan hasil
pemetaan.
3. Mengembangkan kemampuan SDM internal BKKBN dan mitra
kerja utama dalam konteks Kependudukan.
4. Mengembangkan advokasi isu-isu pembangunan berwawasan kependudukan.
5. Meningkatkan Kerjasama Pendidikan Kependudukan:
a. Meningkatkan kerjasama dengan stakeholders dan mitra kerja.
b. Mengembangkan materi pendidikan kepend: jalur formal, non-formal, informal.
c. Mengintegrasikan substansi pendidikan kepend. dengan bidang Dalduk lainnya.
39
STRATEGI (2)
40
Sasaran Strategis Program KKBPK Tahun 2015 - 2019
Sasaran Program Indikator
Baseline Target
Target Kinerja
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019
Terlaksananya Program Kependudukan, KB, dan Pembangunan Keluarga di seluruh tingkatan wilayah
1 Jumlah peserta KB baru /PB (juta) 7,6 6,4 7,15 7,43 7,39 7,33 7,33
2 ASFR 15-19 Tahun 48 per 1000 perempuan 15-19 tahun
46 per 1000 perempuan 15-19 tahun
44 per 1000 perempuan 15-19 tahun
42 per 1000 perempuan 15-19 tahun
40 per 1000 perempuan 15-19 tahun
38 per 1000 perempuan 15-19 tahun
38 per 1000 perempuan 15-19 tahun
3 Persentase PUS yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang semua jenis metode kontrasepsi modern
11 (Survei RPJMN 2013)
16 21 31 50 70 70
4 Persentase keluarga yang memiliki pemahaman dan kesadaran tentang fungsi keluarga
5 (Survei RPJMN 2013)
10 20 30 40 50 50
5 Indeks Pengetahuan remaja tentang Generasi Berencana 48,4 (skala 0-100) *Survei RPJMN 2014)
48,4 49 50 51 52 52
6 Persentase masyarakat yang mengetahui tentang isu kependudukan 34 38 42 46 48 50 50
7 Jumlah ketersediaan data dan informasi keluarga (Pendataan Keluarga) yang akurat dan tepat waktu
1 1 1 1 1 1 1
Sumber: BKKBN, 2016. Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 2015-2019 (Revisi).
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMADUAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENDUDUK
KEBIJAKAN
1. Peningkatan Komitmen Pemangku Kebijakan ditingkat
Pusat/Provinsi/Kab/Kota
2. Penguatan jejaring kerjasama dan koordinasi dengan mitra
kerja/stakeholders
3. Sinkronisasi dan pemaduan kebijakan pengendalian penduduk
melibatkan stakeholder terkait
4. Peningkatan advokasi untuk penyelarasan regulasi dan/atau
kebijakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan;
5. Penyusunan dan pemanfaatan Grand Design Pembangunan Kependudukan sebagai alternatif perencanaan daerah
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMADUAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENDUDUK
STRATEGI 1. Meningkatkan persentase PEMDA yang memasukkan indikator
program KKBPK ke dalam RKPD
2. Mengembangkan Jejaring Kemitraan dalam rangka penyusunan dan
pemanfaatan GDPK sebagai alternatif perencanaan daerah;
3. Meningkatkan kompetensi SDM di tingkat Pusat, Provinsi, OPD, Mitra
Kerja/Stakeholders di bidang Pembangunan Berwawasan Kependudukan
No Kegiatan BKKBN Pusat Perwakilan BKKBN Prov. Pemda Provinsi Pemda (Kab / Kota)
A Penyusunan Grand Design Pembangunan Kependudukan dan implementasi perencanaan daerah RPJMD/RKPD
1. Variabel/indikator dan penyusunan GDPK dan Implementasi dokumen perencanaan daerah RPJMD/RKPD
• Penyusunan kebijakan kementerian dan Lembaga terkait
• BKKBN Pusat menetapkan indikator SDGs sebagai Grand Desain Kuantitas Penduduk
• Perwakilan BKKBN membuat dan memfasilitasi penyusunan GDPK tingkat Provinsi dan Kab/Kota
• Implementasi GDPK dalam rencana pembangunan daerah RPJMD/RKPD
• OPD KKB Provinsi melakukan bersinergis dalam penyusunan grand desain pembangunan Kependudukan tingkat Provinsi
• Implementasi GDPK dalam rencana pembangunan daerah RPJMD/RKPD
• OPD KKB Kab/Kota membuat dokumen dalam penyusunan grand desain pembangunan Kependudukan tingkat kab/kota
• Implementasi GDPK dalam rencana pembangunan daerah RPJMD/RKPD
B Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan (IPBK)
1 Variabel/indikator Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan
• Perhitungan berkerja sama dengan pusdu dan sosialisasi perhitungan IPBK
• Pemanfaatan hasil IPBK dalam kebijakan PBK tingkat Provinsi
• Sosialisasi hasil IPBK tingkat Provinsi dan Kab/Kota
• Pemanfaatan hasil IPBK dalam kebijakan PBK tingkat Provinsi
• Sinergisitas sosialisasi hasil IPBK di tingkat provinsi dan Kab/Kota
• Pemanfaatan hasil IPBK dalam kebijakan PBK tingkat provinsi
• Sosialisasi hasil IPBK ditingkat Kab/Kota
• Pemanfaatan hasil IPBK dalam kebijakan PBK tingkat Kab/Kota
IMPLEMENTASI PEMADUAN KEBIJAKAN DALDUK (Pusat dan Daerah)
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERENCANAAN PENGENDALIAN PENDUDUK
KEBIJAKAN
1. Peningkatan Komitmen Pemangku Kebijakan ditingkat
Pusat/Provinsi/Kab/Kota
2. Penguatan jejaring kerjasama dan koordinasi dengan mitra
kerja/stakeholders
3. Sinkronisasi dan penguatan pengelolaan data dan informasi
kependudukan melibatkan stakeholder terkait (Bank Data)
4. Peningkatan advokasi untuk penyelarasan regulasi dan/atau
kebijakan agar sesuai dengan upaya pengendalian penduduk;
5. Pemanfaatan data parameter, profil dan proyeksi kependudukan
dalam rangka pemetaan indikator kinerja program melalui
pendekatan spasial/geografis;
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERENCANAAN PENGENDALIAN PENDUDUK
STRATEGI 1. Meningkatkan advokasi isu kependudukan dalam rangka
Perencanaan Pembangunan kepada para Pemangku Kebijakan di
tingkat pusat dan daerah;
2. Mengembangkan Jejaring Kemitraan dalam rangka pemanfaatan data
parameter, profil dan proyeksi kependudukan untuk diakomodir dalam
rencana pembangunan tingkat pusat dan daerah;
3. Meningkatkan kompetensi SDM di tingkat Pusat, Provinsi, SKPD,
Mitra Kerja/Stakeholders di bidang perencanaan pengendalian penduduk
IMPLEMENTASI PERENCANAAN DALDUK (Pusat dan Daerah)
No Kegiatan BKKBN Pusat Perwakilan BKKBN
Prov. Pemda Provinsi Pemda (Kab / Kota)
1. Penyusunan parameter Program KKBPK
Penyusunan parameter Program KKBPK tingkat nasional
Memfasilitasi Penyusunan parameter Program KKBPK tingkat prov & kab/kota
Penyusunan parameter Program KKBPK tingkat prov
Penyusunan parameter Program KKBPK tingkat kab/kota
2. Penyusunan profil Program KKBPK
Penyusunan profil Program KKBPK tingkat nasional
Memfasilitasi penyusunan profil Program KKBPK tingkat prov & kab/kota
Penyusunan profil Program KKBPK tingkat prov
Penyusunan profil Program KKBPK tingkat kab/kota
3 Pemanfaatan data parameter, profil & proyeksi penduduk untuk perencanaan pembangunan
Pemanfaatan data parameter, profil & proyeksi penduduk untuk perencanaan pembangunan tingkat nasional
Memfasilitasi pemanfaatan data parameter, profil & proyeksi penduduk untuk perencanaan pembangunan daerah tingkat provinsi & kab/kota
Pemanfaatan data parameter, profil & proyeksi penduduk untuk perencanaan pembangunan daerah tingkat prov
Pemanfaatan data parameter, profil & proyeksi penduduk untuk perencanaan pembangunan daerah tingkat kab/kota
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KERJA SAMA PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN
Pendampingan dari Pengelola Program dan Petugas KKBPK
(PKB/PLKB)
Kebijakan Operasional
MATERI PENDIDIKANKEPE
NDUDUKAN
SISTEM KERJASAMA
(Mitra)
KEGIATAN
1. Pendidikan Formal (SD-SMP-SMA-PT)
2. Pendidikan Nonformal: Diklat Struktural
3. Pendidikan Informal (Keluarga, Lingkungan dan Kelompok Masyarakat)
1. KL mitra
Penyelenggaran
Pendidikan Jalur
Formal
(Kemendikbud,
Kemenristek-Dikti,
Kemenag)
2. Perguruan Tinggi
3. Lembaga Diklat
4. Organisasi
Masyarakat dan
Kelompok Kegiatan
Keluarga/ Masyarakat
MONEV
SASARAN
1. Parameter dan proyeksi penduduk: Profile Kependudukan
2. Harmonisasi kebijakan: GDPK 3. Analisa Dampak Kependudukan 4. Hasil kajian dan penelitian KKBPK
lainnya
STRATEGI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN Jalur Pendidikan Formal:
1. SEKOLAH Pendidikan Kependudukan dilakukan melalui strategi Internalisasi Program KKBPK kepada Siswa melalui program: - SSK/SekolahSiaga Kependudukan, yaitu melalui integrasi mata pelajaran terhadap
penjelasan tambahan tentang Program KKBPK - Program-program pendidikan/pembelajaran di sekolah, seperti Gemar
Membaca/GLS, Pelatihan Guru, Rumah Belajar, Bimbinagan konseling, dsb - Perpustakaan prog. KKBPK / Pojok Kependudukan : Penyediaan sarana dan
prasarana, penyediaan materi digital maupun display buku-buku
2. PERGURUAN TINGGI
- Kegiatan Kemahasiswaan : KKN tematik kependudukan, PKL / magang, keg. seni dan Olah Raga, keg. relevan lainnya.
- Kegiatan Perkuliahan : Integrasi dalam MKDU/MKWU, kuliah umum kependudukan.
- Kegiatan Penelitian : Lomba karya ilmiah, Skripsi/thesis ttg program KKBPK, Pusat studi kependudukan.
- Perpustakaan prog. KKBPK / Pojok Kependudukan : Penyediaan sarana dan prasarana, penyediaan materi digital maupun display buku-buku.
Non Formal
- Pendidikan Kependudukan dilakukan melalui materi pelajaran Diklat
Informal - Dikmas/Kursus, Kelompok kegiatan keluarga, Kelompok Masyarakat
S T R A T E G I
No Kegiatan BKKBN Pusat Perwakilan BKKBN Prov. Pemda Provinsi Pemda (Kab / Kota)
1. Implementasi PENDUK
A. Jalur Formal
1. a. Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) dan Pojok Kepen-dudukan (PK)
• Penyusunan kebijakan Panduan Teknis
• BKKBN Pusat menerapkan Model Nasional SSK dan Pojok Kependudukan di jenjang SD-MI, SLTP-MTs, & SLTA-MA
Perwakilan BKKBN menerapkan Model Provinsi SSK dan Pojok Kependudukan di jenjang SD-MI, SLTP-MTs, dan SLTA-MA
OPD KKB Provinsi melakukan penerapan SSK dan Pojok Kependudukan pada jenjang SLTA-MA
• OPD KKB Kab/Kota menerapkan Penduk melalui kegiatan GLS (gerakan nasional literasi sekolah) pada jenjang SD-MI
• OPD KKB Kab/Kota menerapkan Penduk melalui SSK dan Pojok Kependudukan pada jenjang SLTP-MTs
2. b. Perguruan Tinggi Peduli Kependu-dukan dan Pojok Kependudukan
• Penyusunan kebijakan Panduan Teknis
• BKKBN Pusat menerapkan Model Nasional PT peduli kependudukan dan Pojok Kependudukan pada jenjang PT
Perwakilan BKKBN menerapkann PT peduli kependudukan dan Pojok Kependudukan pada jenjang perguruan tinggi (KKN, PKL, MKDU/MKDU, PSKK, Kegiatan lainnya yang relevan)
- Menyesuaikan dengan PT milik Pemda (kedinasan) -
-
B Jalur Non Formal
Pendidikan Kepen-dudukan di Balai Diklat ASN dan swasta
• Penyusunan kebijakan Panduan Teknis
• BKKBN Pusat melaksanakan pendidikian kependudukan pada Diklat ASN & Swasta di Institusi Pusat/ Nasional
Perwakilan BKKBN melaksanakan pendidikian kependudukan pada Diklat ASN & Swasta di Institusi BKKBN Provinsi serta Pemda Provinsi dan Kab/Kota
OPD KKB Provinsi melaksanakan pendidikian kependudukan pada Diklat ASN & Swasta di Balai Diklat Provinsi
OPD KKB Kab/Kota melaksanakan pendidikian kependudukan pada Diklat ASN & Swasta di Balai Diklat Kab/Kota
C. Jalur Informal
Pendidikan Kependudukan di Kelompok kegiatan keluarga/ Masyara-kat (Poktan)
• Penyusunan kebijakan Panduan Teknis
• BKKBN Pusat menerapkan Penduk Model Nasional pada Poktan
Perwakilan BKKBN menerapkan Penduk Model Provinsi dan Kab/Kota pada Poktan
OPD KKB Provinsi menerapkan Penduk di Provinsi dan Kab/Kota pada Poktan2 (Poktan KKBPK, Poktan Tani, Karang Taruna, dan Poktan lainnya).
OPD KKB Kab/Kota menerapkan Penduk pada Poktan2 tingkat lapangan (Poktan KKBPK, Poktan Tani, Karang Taruna, dan Poktan lainnya).
Pengelolaan Pendidikan Kependudukan (Pusat dan Daerah)
KEBIJAKAN DAN STRATEGI ANALISIS DAMPAK KEPENDUDUKAN
KEBIJAKAN Tersedianya kebijakan pengendalian dampak kependudukan dan model solusi strategis, melalui: • Meningkatkan komitmen pemangku kepentingan • Meningkatkan kualitas data dan informasi • Meningkatkan sinergitas program dan kegiatan antar dinas dan mitra • Meningkatkan partisipasi masyarakat
KEBIJAKAN DAN STRATEGI ANALISIS DAMPAK KEPENDUDUKAN
TAHUN 2015-2019
STRATEGI Strategi yang diterapkan untuk melaksanakan kebijakan: • Pengembangan kebijakan, strategi dan program pengendalian dampak
kependudukan (berbasis sektoral, tematik, dan spasial); • Penguatan kemitraan dan pelembagaan kebijakan dampak kependudukan; • Intervensi model solusi strategis pengendalian dampak kependudukan; • Pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengendalian dampak
kependudukan
No Kegiatan BKKBN Pusat Perwakilan BKKBN Prov. Pemda Provinsi Pemda (Kab / Kota)
1. Pengembangan Kajian Dampak Kependudukan
• Pengembangan Pedoman Penyusunan Kajian dan Model Solusi Strategis Dampak Kependudukan
Mensosialisasikan Pedoman Penyusunan Kajian dan Model Solusi Strategis Dampak Kependudukan
Mengembangkan Kajian dan Model Solusi Strategis dengan isu ditingkat provinsi
• Mengembangkan Kajian dan Model Solusi Strategis dengan isu ditingkat Kabupaten dan Kota
• Melakukan Kajian dan Model Solusi Strategis berdasarkan isu nasional
Melakukan dan memfasilitasi pengembangan Kajian dan Model Solusi Strategis berdasarkan isu strategis dampak kependudukan
Melakukan dan menginternalisasi kebijakan Kependudukan berdasarkan hasil kajian dan model solusi strategis.
Melakukan dan menginternalisasi kebijakan Kependudukan berdasarkan hasil kajian dan model solusi strategis.
2 Informasi Peringatan Dini Dampak Kependudukan terkait Bonus Demografi
Mengembangkan dan Mensosialisasikan Pedoman Informasi Peringatan Dini Dampak Kependudukan terkait Bonus Demografi
Fasilitasi OPD Dalduk Tk Provinsi dan Kab/Kota dalam Penyediaan informasi peringatan dini dampak kependudukan terkait Bonus Demografi
Mengembangkan Kajian analisa untuk pencapaian dan atau pemanfaatan bonus demografi untuk mewujudkan kesejahteraan penduduk
Mengembangkan Kajian analisa untuk pencapaian dan atau pemanfaatan bonus demografi untuk mewujudkan kesejahteraan penduduk
Implementasi Analisis Dampak Kependudukan (Pusat dan Daerah)
PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2018
KEGIATAN STRATEGIS
PEMADUAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENDUDUK TAHUN 2018
1. Workshop Pemaduan dan Sinkronisasi Kebijakan Pengendalian Penduduk 2. Revisi Kepmenko Kesra Nomor 27 Tahun 2011 tentang Tim Penyusunan GDPK 2011-2035 menjadi
Kepmenko/Permenko PMK sesuai amanat Pasal 11 dan 19 Perpres Nomor 153 Tahun 2014 3. Membuat Pokja khusus tindak lanjut audiensi dengan Bappenas tanggal 9 Januari 2018 dan
menyampaikan hasilnya paling lambat 6 bulan 4. Melakukan in-depth review untuk memperbaiki Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) 5. Fasilitasi penyusunan dan pemanfaatan GDPK 5 aspek di daerah 6. Menjadikan hasil pengukuran IPBK 2018 sebagai benchmarking hasil pengukuran IPBK 2015 7. Penyusunan NSPK tentang:
a. Penyusunan Rancangan Induk Pembangunan Kependudukan (RIPK) b. Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk ke dalam Perencanaan Pembangunan Daerah c. Sosialisasi Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan (IPBK)
KEGIATAN STRATEGIS
KERJA SAMA PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN
TAHUN 2018
1. Sosialisasi Pedoman Pendidikan Kependudukan Jalur Formal untuk optimalisasi implementasi pendidikan kependudukan 2018;
2. Validasi dan pengembangan materi pendidikan kependudukan jalur formal, nonformal dan informal; 3. Pembinaan mitra kerja (tindak lanjut kerja sama dan pengembangan mitra kerja); 4. Pembinaan Model Nasional Pendidikan Kependudukan (UNS, UNP, SSK); 5. Pembinaan (Monev): (1) Memantau perkembangan implementasi pendidikan kependudukan; (2)
Mengevaluasi pelaksanaan pendidikan kependudukan berdasarkan pedum/juknis; (3) Capaian kinerja dan realisasi anggaran.
Prioritas 2018 Pelaksanaan SSK dan Pojok Kependudukan di Sekolah (SLTA-MA)
KEGIATAN STRATEGIS
PERENCANAAN PENGENDALIAN PENDUDUK
TAHUN 2018
1. Workshop regional tentang lingkup kewenangan bidang dalduk sesuai UU No 23 tahun 2014 dan PP tentang PUPK bagi OPD Provinsi dan kabupaten kota
2. Pertemuan dengan BKKBN provinsi untuk identifikasi pemanfaatan data sasaran pengendalian penduduk dalam perencanaan pembangunan oleh Pemda Provinsi dan kab/kota
3. Peningkatan kompetensi pemetaan perkembangan program melalui DEVINFO bagi pusat
4. Peningkatan kompetensi pemetaan perkembangan program melalui DEVINFO bagi provinsi
5. Kemitraan dengan Koalisi Kependudukan dalam rangka permodelan penyusunan parameter dan profil KKBPK daerah
a. Pengembangan pedoman informasi peringatan dini DK (menunggu penetapan Kepala BKKBN) b. Pedoman Pengembangan Model Solusi Strategis c. Pengembangan Model Rumah Data Kependudukan di Kampung KB d. Pengembangan model solusi strategis bagi permasalahan tenaga kerja remaja di kawasan industri e. Menelaah hasil pengembangan kajian dan atau model solusi strategis yang telah dikembangkan
oleh Pusat dan Provinsi f. Forum pakar kependudukan untuk mengidentifikasi permasalahan dampak kependudukan g. Internalisasi kebijakan pengedalian dampak kependudukan bagi Kasubbid ADK dan OPD Kab h. Pertemuan lintas sektor i. Momentum Nasional: Hari Kependudukan Dunia, SWOP, Seminar Nasional ADK j. Kegiatan lain dalam rangka sosialisasi ADK di berbagai kesempatan
KEGIATAN STRATEGIS
ANALISIS DAMPAK KEPENDUDUKAN
TAHUN 2018
Transisi demografi menurunnya rasio ketergantungan (dependency ratio)
Jika pertumbuhan penduduk secara keseluruhan lebih tinggi dibanding pertumbuhan penduduk usia produktif demograhic burden
Sebaliknya, jika pertumbuhan penduduk secara keseluruhan lebih rendah dibanding pertumbuhan penduduk usia produktif demograhic dividend
top related