kata dan jenis kata
Post on 07-Jul-2018
238 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
1/56
i
MAKALAH
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
KATA DAN JENIS KATA
Oleh:
AYU ERMELLYA TETTA AKHMAD TEGUH FIKRI
OKTAVIANA SIDABUTAR KETTY YOSHITA
AYU NOVIANTI K. ALIZA SARAH SETIANA
DINA AULIA YOPI MELIANDI
ELFAN MAHFUZH NANDA SHASKIA L.
RIZQI AMALIA AHMAD ZAINURRIDHA
Dosen Pembimbing:
AHSANI TAQWIEM, M.Pd
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
BANJARMASIN
Oktober, 2015
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
2/56
ii
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembentukan Kata ............................................................ 4
B. Pengertian Kata................................................................. 4
C. Peran Kata ........................................................................ 5
C. Jenis-jenis Kata ................................................................. 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 48
B.
Saran ................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
3/56
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Tabel afiks pembentuk kata kerja ............................................... 6
2.2 Tabel afiks pembentuk kata benda .............................................. 8
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
4/56
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
5/56
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang menjadi lingua franca di
Indonesia.1 Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu dan pertama kali
diproklamirkan sebagai bahasa persatuan yaitu dalam Sumpah Pemuda tahun 1928.
Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diresmikan satu hari setelah
proklamasi kemerdekaan Indonesia bersamaan dengan mulai diberlakukannya
konstitusi negara Indonesia. Bahasa Indonesia berdasarkan sudut pandang
linguistik adalah salah satu dari ragam bahasa Melayu yang telah mengalami
perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi
kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Hingga saat ini,
bahasa Indonesia terus hidup dan menghasilkan kata-kata baru melalui penciptaan
maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.2
Bahasa Indonesia telah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak sebelum
zaman penjajahan Belanda dan sekarang menjadi mata pelajaran wajib di seluruh
sekolah di Indonesia. Namun fenomena ganjil yang terjadi di masyarakat Indonesia
adalah kurangnya perhatian terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar sesuai kaidah tata bahasa Indonesia.3 Hal ini terjadi karena perkembangan
zaman yang ditandai dengan masuknya budaya asing dan berbagai variasi bahasa
yang dianggap sebagai suatu bentuk kreatifitas. Selain itu, tidak sedikit masyarakat
Indonesia terutama remaja yang menganggap bahasa Indonesia adalah bahasa
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
6/56
2
2
kampungan dan ketinggalan zaman.1 Penggunaaan variasi bahasa tersebut sudah
semakin berkembang dan menimbulkan kekhawatiran akan dampak buruk bagi
pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia, bahkan dapat mengaburkan
identitas nasional bangsa Indonesia. Oleh karena itu, bahasa Indonesia sangat
penting dipelajari oleh semua lapisan masyrakat, tidak hanya oleh pelajar dan
mahasiswa saja tetapi seluruh masyarakat Indonesia agar dapat digunakan dengan
baik dan benar.3
Kegiatan berbahasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak terlepas
dari penggunaan kata yang akan membentuk sebuah kalimat yang memiliki makna
dan pola. Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri
dari satu atau lebih morfem. Gabungan kata dapat membentuk frasa, klausa, atau
kalimat.4 Salah satu definisi kata berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan
merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
berbahasa.5 Penyebab kesalahan yang sering dijumpai dalam ketidakbakuan bahasa
dalam suatu kalimat yaitu pelesapan imbuhan, pemborosan penggunaan kata,
ketidaktepatan pemilihan kata, penggunaan konjungsi ganda, kerancuan bentuk,
kesalahan ejaan, dan pelesapan salah satu fungsi kalimat, dan kesalahan struktur
kalimat. Penggunaan bahasa baku akan menghasilkan kalimat yang baik dan benar
sehingga menjadi alat komunikasi yang efektif.3 Oleh karena itu, pengetahuan dan
pemahaman mengenai tata bahasa Indonesia terutama mengenai kata dan jenisnya
serta penggunaannya menjadi sangat penting untuk mengahasilkan komunikasi
yang baik dengan tetap menjaga kaidah berbahasa Indonesia.
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
7/56
3
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.
Apa definisi kata?
2. Apa saja jenis-jenis kata dan contohnya?
3. Bagaimana penggunaan kata sesuai kaidah tata bahasa Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan umum penulisan makalah bahasa Indonesia Kata dan Jenisnya adalah
untuk mengenal dan memahami tentang kata dan jenisnya serta penggunaannya
sesuai kaidah tata bahasa Indonesia.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui definisi kata
2.
Mengidentifikasi jenis-jenis kata contohnya
3. Mengetahui penggunaan kata dan jenisnya sesuaik kaidah tata bahasa
Indonesia
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai kata dan jenisnya
sesuai kaidah tata bahasa Indonesia
2. Meningkatkan kesadaran dan perhatian terhadap pentingnya menjaga dan
melestarikan bahasa Indonesia.
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
8/56
4
4
BAB II
ISI
A. Pembentukan Kata
Pembentukan sebuah kata dapat diambil dari dua sumber, yaitu sumber dari
dalam bahasa Indonesia dan dari luar bahasa Indonesia. Kata baru yang bersumber
dari dalam bahasa Indonesia bersumber dari kata yang sudah ada, seperti gabungan
kata berikut:
Daya tahan serbaguna lepas tangan
Daya tarik serbatahu lepas pantai
Pembentukan kata bahasa Indonesia yang berasal dari luar bahasa Indonesia adalah
seperti kata-kata serapan berikut:
Valuta mesjid impor
Pengambilan kata asing tersebut disebabkan karena belum ada penemuan penamaan
secara resmi dari bahasa Indonesia.4
B. Pengertian Kata
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri
dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau
dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau
kalimat.
Kamus Besar bahasa Indonesia memberikan definisi mengenai kata:4
1. Elemen terkait dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
9/56
5
merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
berbahasa,
2. Konversasi, bahasa,
3. Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai
bentuk yang bebas, dan
4. Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata)
atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan).
C. Peran Kata
Kata memiliki peran dalam kalimat, yaitu apakah kata tersebut berperan
sebagai pelaku, penderita, pelengkap, penyerta, atau sebagai penjelas.4
D. Jenis-jenis Kata
1.
Kata kerja
Verba atau kata kerja adalah yang menyatakan perbuatan atau tindakan,
proses dan keadaan yang bukan merupakan kata sifat (Finoza, 2002:62), namun
berbeda yang disampaikan oleh kata kerja pada umunya berfungsi sebagai predikat
dalam kata. Untuk mengenali jenis kata kerja kita dapat mengujinya dengan + KB
(kata benda) / KS (kata sifat) di belakang kata yang diuji. Kata tulis, pergi, bicara,
lihat, berpergian, berbicara, dan melihat tergolong sebagai kata kerja karena jika
digabungkan dengan bentuk kontruksi penguji tadi akan tercipta arti yang jelas.
Perhatikan penggabungan di bawah ini:
Tulis + dengan pena (KB) menulis + dengan cepat (KS )
Pergi + dengan adik (KB) berpergian + dengan gembir a(KS )
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
10/56
6
Bicara + dengan dosen (KB) berbicara + dengan fasih (KS)
Lihat + dengan mata (KB) melihat + dengan jelas( KS)
Pada contoh di atas tampak bentuk kata kerja ada dua macam: (1) kata kerja
asal, yaitu kata kerja yang dapat berdiri sendiri di dalam kalimat tanpa bantuan
afiks, sedangkan (2) kata kerja turunan yaitu kata kerja afiks. Untuk lebih mengenali
kata kerja turunan berikut penjelasannya dalam tabel.
Bentuk Imbuhan Contoh
Prefix (awalan) ber-
di- per-
ter-me-
berkarya, bertemu,
berlayar
dibawa, dipakai,dibahas
perkuat, perpindahtertawa, tersenyum
melatih, membaca,
mendengar
Sufiks (akhiran) -i- kan
namai, gulai, tandaimaafkan, camkan,
matikan
Konfiks
(awalan+akhiran)
ber- + -an
ber- + -kan
di- + -i
di- + -kan
ke- + -an
memper-
memper- + -i
memper- + -kan
me- + -kan
berpergian, berpelukan,
berlarian, beralaskan,
berselimutkan
diselimuti,
dipengaruhi, dicintai
dibuatkan, diambilkan,
dibacakan
kejatuhan kemasukan,
kedatanganmemperjelas,memperindah
memperbaiki,
mempersenjatai
mempertanyakan,
mempertemukan
meluruskan,
membuatkan,
mendatangankan
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
11/56
7
per-+-i
per- + -kan
perbaiki, perbarui,
persenjatai
pertemukan, permasalahkan
Tabel 2.1 Tabel afiks (pembentuk kata kerja)
Selain bentuk-bentuk di atas, ada pula bentuk kata kerja atau verba yang lain di
antaranya:
a. Verba reduplikasi atau verba berulang dengan atau tanpa pengimbuhan,
misalnya makan-makan, batuk-batuk, berlari-lari, tembak-menembak.
b. Verba majemuk, yaitu verba yang terbentuk melalui proses penggabungan satu
kata dengan kata yang lain, namun hasil penggabungan itu bukan idiom misalnya
terjun payung, temu wicara, siap tempur, tatap muka.
c. Verba berpreposisi, yaitu verba intrasitif yang selalu diikuti oleh preposisi
tertentu, misalnya tahu akan, berdiskusi tentang, cinta pada, sejalan dengan,
terdiri dari, menyesal atas, tergolong sebagai. Selain itu, verba intrasitif dapat
dibedakan menurut sifat sementisnya, ada verba yang mengandung makna
pengalaman atau verba pengalam dan ada verba yang mengandung makna
tindakan atau verba penindak (Verhaar, 1996:183).
2. Kata benda (nomina)
Nomina atau kata benda adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda
(konkret ataupun abstrak) (Finoza, 2002:66). Kata benda sangat perlu dikenali
karena kata benda akan berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan
dalam kalimat. Untuk mengenali jenis kata benda, kita dapat mengujinya antara lain
dengan menambahkan yang + KS (kata sifat) atau yang sangat + KS (kata sifat)
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
12/56
8
di belakang kata yang diuji. Kata-kata seperti buku, pohon, orang, pengetahuan,
kekasih, dan pikiran tergolong sebagai kata benda karena dapat diikuti oleh kedua
jenis kombinasi di atas. Berikut contoh pembuktian pernyataan tersebut:
buku + yang mahal (KS ) pengetahuan + yang sangat penting (KS )
pohon + yang rindang (KS) kekasih + yang sangat cantik (KS )
orang + yang baik (KS) pikiran + yang cemerlang (KS)
Selain itu, untuk mengenali kata benda berimbuhan, tabel di bawah ini dapat
dijadikan pedoman.
Bentuk Imbuhan Contoh
Prefiks ke- pe-
ter-
ketua, kekasih, kehendak petinju, pembela, pengawas
terdakwa, tersangaka, tertuduh
Sufiks -an
-in-wan
pikiran, tepian, timbangan
hadirin, musliminilumuan, karyawan, olahragawan
Infiks -em
-el
-er
-in
kemuning
telunjuk, pelatuk, telapak
serabut, seruling
kinerja, kinasih
konfiks ke- + -an
pe- + -an
kehidupan, kemauan, keterangan
pengunaan, pembelian, pendidikan
Tabel 2.2 Afiks (pembentuk kata benda)
Selain kata benda yang memang nyata-nyata merupakan nama dari suatu
benda, ada dua jenis kata lagi yang juga mengacu kepada benda, yaitu kata ganti
(promina) dan kata bilangan (numeralia). Promina adalah kata yang dipakai untuk
mengacu kepada nomina lain, sedangkan numeralia adalah kata yang dipakai untuk
menghitung banyak orang, binatang, atau barang (Finoza,2002:68).
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
13/56
9
3. Kata Ganti atau Pronomina
Yang termasuk dalam jenis kata ini adalah segala kata yang dipakai untuk
menggantikan kata benda atau yang dibendakan. Pembagian tradisional
menggolongkan kata-kata ini ke dalam suatu jenis kata tersendiri. Ketentuan ini
tidak dapat dipertahankan dari segi struktural, karena kata-kata ini sama strukturnya
dengan kata-kata benda lainnya. Oleh karena itu, dalam usaha mengadakan
pembagian jenis kata yang baru kita akan menempatkannya dalam suatu posisi yang
lain dari biasa. Kata-kata ganti menurut sifat dan fungsinya dapat dibedakan atas:
a. Kata ganti orang atau pronomina personalia
Kata ganti orang dalam bahasa Indonesia adalah:
Orang I : aku, kami, kita
Orang II : engkau, kamu
Orang III : dia, mereka
a.a. Untuk Orang I
Untuk orang pertama tunggal, guna menyatakan kerendahan diri dipakai
kata-kata hamba, sahaya (sansekerta: pengiring, pengikut), patik, abdi. Sebaliknya
untuk mengungkapkan suasana yang agung atau mulia maka kata kami yag
sebenarnya digunakan untuk orang pertama jamak dapat dipakai pula untuk
menggantikan orang pertama tunggal. Ini disebut pluralis majestatis.7,8
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
14/56
10
a.b. Untuk orang II
Untuk orang kedua tunggal dipakai paduka (sansekerta: sepatu), tuan, Yang
Mulia, saudara, ibu, bapak, dan lain-lain. Semuanya itu dipakai untuk menyatakan
bahwa orang yang kita hadapi jauh lebih tinggi kedudukannya daripada kita. Kata
kamu yang sebenarnya merupakan kata ganti orang kedua jamak dipakai pula
sebagai pluralis majestatis untuk menggantikan orang kedua tunggal. Tetapi pada
masa sekarang ini nilai keagungan itu sudah tidak terasa lagi, karena terlalu sering
dipakai.7,8
a.c. Untuk orang III
Untuk orang ketiga dipergunakan juga kata-kata beliau, sedang bagi yang
telah meninggal dipakai kata mendiang, almarhum atau almarhumah.7,8
b. Kata ganti kepunyaan atau pronomina posesif
Kata ganti kepunyaan adalah segala kata yang menggantikan kata ganti
orang dalam kedudukan sebagai pemilik: -ku, -mu, -nya, kami, kamu, mereka.
Sebenarnya pembagian ini dalam bahasa Indonesia tidak diperlukan sebab yang
disebut kata ganti kepunyaan itu sama saja dengan kata ganti orang dalam fungsinya
sebagai pemilik. Dalam fungsinya sebagai pemilik ini, kata-kata tersebut
mengambil bentuk-bentuk ringkas dan dirangkaikan saja di belakang kata-kata
yang diterangkannya.
bajuku = baju aku
bajumu = baju engkau
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
15/56
11
bajunya = baju n + ia
Bentuk-bentuk ringkas ini yang diletakkan di belakang sebuah kata disebut enklitis.
Bentuk enklitis ini dipakai juga untuk menunjukkan fungsi kata ganti orang, bila
kata ganti orang itu menduduki jabatan obyek atau mengikuti suatu kata depan:
padaku, padamu, padanya, bagiku, bagimu, baginya, dan lain-lain.7,8
c. Kata ganti penunjuk atau pronomina demonstratif
Kata ganti penunjuk adalah kata-kata yang menunjuk dimana terdapat suatu
benda. Dalam masyarakat bahasa Melayu Lama, atau lebih dahulu lagi, seharusnya
orang mengenal tiga macam kata ganti penunjuk:
- Menunjuk sesuatu di tempat pembicara : ini
- Menunjuk sesuatu di tempat lawan bicara : itu
- Menunjuk sesuatu di tempat orang ketiga : *ana.
Penunjukan benda pada tempat orang ketiga pada waktu sekarang
disamakan saja dengan penunjukan pada tempat orang kedua yaitu dengan
mempergunakan kata itu. Berdasarkan perbandingan dengan beberapa bahasa
daerah, dapat mengambil kesimpulan bahwa kata *ana untuk menunjukkan benda
pada tempat orang ketiga harus ada pada jaman dahulu, seperti pada bahasa Jawa
misalnya, ketiga bentuk itu masih ada: iki, iku, ika. Penunjukan pada tempat orang
ketiga dalam bahasa Indonesia lama kelamaan mundur atau kurang dipergunakan,
akhirnya hilang sama sekali dari perbendaharaan bahasa Indonesia. Walaupun
demikian masih ditemukan residu dalam pemakaian sehari-hari, seperti: sana, sini,
situ.7,8
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
16/56
12
d. Kata ganti penghubung atau pronomina relatif
Kata ganti penghubung ialah kata yang menghubungkan anak kalimat
dengan suatu kata benda yang terdapat dalam induk kalimat. Fungsi kata ganti
penghubung antara lain:
- Menggantikan kata benda yang terdapat dalam induk kalimat.
- Menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat.
Kata ganti penghubung dalam bahasa Indonesia yang umum diterima adalah
yang. Dalam sejarah pertumbuhan bahasa Indonesia kata yang mula-mula tidak
mempunyai fungsi relatif seperti sekarang. Dahulu yang hanya berfungsi sebagai
penentu atau penunjuk. Lambat laun fungsi-fungsi itu menghilang dan nyaris tidak
dirasakan lagi. Walaupun demikian masih terdapat residu-residu fungsi tersebut
dalam pemakaian kita sehari-hari:
Yang buta dipimpin
Yang lumpuh diusung
Ia berkata kepada sekalian yang hadir
Yang besar harus memberi contoh kepada yang kecil.
Kata yang sebenarnya terbentuk dari kata ia (sebagai penunjuk) dan yang
sebagai penentu. Ia sebenarnya adalah kata ganti orang ketiga tunggal yang juga
dipergunakan sebagai penunjuk, serta unsur yang itu biasa dipergunakan dalam
bahasa Indonesia purba dengan fungsi penentu. Dengan demikian fungsi yang sejak
dari awal perkembangannya hingga sekarang dapat diurutkan sebagai berikut:
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
17/56
13
1.
Sebagai penunjuk
2.
Sebagai penentu (penekan)
3. Sebagai penghubung dan pengganti
Selain kata yang, terdapat lagi satu kata ganti penghubung yang lain, yang
benar-benar bersifat Indonesia asli, terutama bila menggantikan suatu keterangan
atau tempat, yaitu kata tempat. Karena pengaruh bahasa-bahasa Barat, orang sering
lupa akan kata ganti penghubung ini, serta menerjemahkan ungkapan-ungkapan asli
dengan kata-kata yang sebenarnya tidak sesuai dengan selera bahasa Indonesia,
misalnya:
Rumah di mana kami tinggal
Lemari di dalam mana saya menyimpan buku
Kalimat-kalimat di atas akan terasa lebih baik bila dikatakan:
Rumah tempat kami tinggal
Lemari tempat saya menyimpan buku
Jadi, tidak perlu mengikatkan diri kepada konstruksi-konstruksi asing yang tidak
sesuai dengan jalan bahasa Indonesia. Fungsi kata tempat sebagai penghubung
tampak jelas dari contoh-contoh di atas. Di samping itu, tidak perlu terikat kepada
satu konstruksi, tetapi bias mencari variasi-variasi lain tetapi yang asli Indonesia.7,8
e. Kata ganti penanya atau pronomina interogatif
Kata ganti penanya adalah kata yang menanyakan tentang benda, orang atau
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
18/56
14
sesuatu keadaan. Kata ganti penanya dalam bahasa Indonesia adalah:
1
Apa : untuk menanyakan benda
2 Siapa : (si + apa) untuk menanyakan orang
3 Mana : untuk menanyakan pilihan seseorang atau beberapa hal atau barang.
Kata-kata ganti penanya di atas dapat dipakai lagi dengan bermacam-macam
penggabungan dengan kata-kata depan, seperti:
dengan apa dengan siapa dari mana
untuk apa untuk siapa ke mana
buat apa k kepada siapa
Selain dari kata-kata tersebut ada pula kata-kata ganti penanya yang lain bukan
menanyakan orang atau benda tetapi menanyakan keadaan, perihal dan sebagainya:
mengapa bagaimana
berapa kenapa (pengaruh bahasa Jawa)
f. Kata ganti tak tentu atau pronomina indeterminatif
Kata ganti tak tentu adalah kata-kata yang menggantikan atau menunjukkan
benda atau orang dalam keadaanyang tidak tentu atau umum, misalnya:
masing-masing siapa-siapa seseorang
sesuatu barang para
salah (salah satu…)
Kata barang dalam bahasa Melayu Lama masih mempunyai peranan yang cukup
penting karena masih sering digunakan:
Barang siapa melanggar peraturan harus ditindak tegas
Barang apa yang dikerjakannya pasti berhasil
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
19/56
15
4. Kata Sifat
a. Pengertian kata sifat atau adjektiva
Adjektiva, yang juga disebut kata sifat atau kata keadaan, adalah kata yang
dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang.
Adjektiva mempunyai ciri sebagai berikut:
- Adjektiva dapat diberi keterangan pembanding seperti lebih, kurang, dan paling;
lebih besar, kurang baik, paling mahal.
- Adjektiva dapat diberi keterangan penguat seperti sangat, amat, benar, sekali,
dan terlalu: sangat indah, amat tinggi, pandai benar, murah sekali, terlalu
murah.
- Adjektiva dapat diingkari dengan kata ingkar tidak: tidak bodoh, tidak salah,
tidak benar.
- Adjektiva dapat diulang dengan awalan se- dan akhirang –nya: sebaik-baiknya,
serendah-rendahnya, sejelek-jeleknya.
- Adjektiva pada kata tertentu dapat berakhir antara lain dengan –er, -(w)i, -iah,
if, -al dan –ik: honorer, duniawi, ilmiah, negatif, formal, elektronik.
Umumnya sebuah adjektiva diletakkan di belakang kata yang diterangkan.
Dalam hal ini kita harus waspada terhadap kata lain yang dapat disisipkan di antara
kedua kata itu yang dapat mengubah status hubungannya. Contonya :
(1) a. Baju putih
b. Mobil tua
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
20/56
16
c. Rumah mewah
(2) a. Baju yang putih
b. Mobil yang tua
c. Rumah yang mewah
(3) a. Baju itu putih
Baju Ali putih
b. Mobil itu tua
Mobil Ali tua
c. Rumah ini mewah
Rumah mereka mewah
Pada nomor (1) adjektiva putih, tua, dan mewah berdiri langsung di
belakang nomina baju, mobil, dan rumah. Bentukan seperti itu tidak merupakan
kalimat, tetapi merupakan frasa. Penyisipan yang pada contoh (2) tidak mengubah
status untaian kata itu menjadi kalimat. Untaian kata pada nomor (2) tetap
merupakan frasa. Sebaliknya, dengan disisipkannya kata seperti itu, Ali, saya, ini,
dan mereka pada contoh nomor (3) rentetan kata itu berubah statusnya menjadi
kalimat.9,10
b. Adjektiva dan kelas kata yang lain
Jika dilihat dari definisi dan ciri yang dikemukakan di atas, orang dapat
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
21/56
17
berkata bahwa bentuk seperti batu dan tembok adalah adjektiva pula karena kedua
kata itu dapat menerangkan keadaan benda seperti terbukti dengan adanya bentuk
benteng batu dan rumah tembok . Memang benar bahwa batu dan tembok pada
kedua contoh itu menerangkan keadaan benda; tetapi, jika kita teliti lebih lanjut,
kita akan mendapati bahwa kedua kata itu tidak memenuhi ciri-ciri adjektiva. Tidak
ada, misalnya, bentukan *lebih batu atau *sangat tembok.
Definisi adjektiva bertumpang tindih pula dengan definisi verba karena ada
beberapa ciri adjektiva yang juga menjadi ciri verba. Kata ingkar tidak, misalnya,
dapat dipakai sebagai pengingkar adjektiva ataupun verba: tidak cantik: tidak
mandi. Untuk verba tertentu keterangan pembanding seperti lebih dan paling juga
dapat dipergunakan pada verba: lebih berhasil, kurang menyenangkan, paling
berbahaya.
Dalam kedua hal itu kata seperti batu dan tembok tetap termasuk kelas kata
nomina, dan kata seperti berhasil, menyenangkan dan berbahaya termasuk kelas
kata verba, tetapi dalam posisi tertentu berfungsi atributif .9,10
c. Bentuk Adjektiva
Kebanyakan adjektiva adalah morfofonemis, artinya terdiri atas satu
morfem. Namun ada pula adjektiva yang lebih dari satu morfem dan karena itu
disebut polimorfemis. Berikut adalah beberapa contoh adjektiva yang
morfofonemis.
asin cerah kecil matang
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
22/56
18
anggun ceria kurus murah
besar mewah lama ramai
biru murah lemah rusak
Karena kodrat semantiknya, tidak semua adjektiva memeiliki ciri yang
mutlak sama dengan yang lain. Kata seperti kaya dan miskin mempunyai gradasi
semantis sehingga pada kata itu kita dapat menambahkan keterangan seperti kurang
dan agak menjadi bentuk kurang kaya dan agak miskin. Sebaliknya, adjektiva
mutlak bukanlah kata yang memiliki gradasi- sesuatu hanya dapat mutlak atau tidak
mutlak . Karena itu, kita hanya dapat membentuk frasa tidak mutlak dan tidak dapat
membentuk frasa agak mutlak , atau lebih mutlak.
Adjektiva yang polimorfemis dibentuk dengan tiga cara: (1) pengafiksan, (2)
pengulangan, dan (3) pemaduan dengan kata lain. Adjektiva turunan dibentuk
dengan memakai afiks pungutan seperti -i, –iah, dan –wi.
Contoh:
alami ilmiah manusiawi insani
alamiah surgawi hewani lahiriah
duniawi nabati jasmaniah ragawi
Di samping bentuk di atas, ada pula bentuk yang wujudnya nomina, namun sering
dipakai dalam posisi adjektiva. Misalnya:
penakut keibuan
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
23/56
19
pemalas kebapakan
pemarah kekanak-kanakan
pengecut kebelanda-belandaan
pendendam kebarat-baratan
Bentuk terhormat, terasing, dan tercemar secara lalu memang kelihatan seperti
adjektiva karena dapat dibubuhi keterangan pembanding, keterangan penguat,
dan keterangan pengingkar seperti banyak adjektiva yang lain. Akan tetapi, jika
kita amati lebih mendalam akan tampak bahwa bentuk-bentuk seperti itu tidak
diturunkan dari hormat, asing, cemar yang ditambah dengan prefiks ter-. Ketiga
bentuk itu adalah verba yang diturunkan dari verba lain, yakni dihormati,
diasingkan, dicemari. Dengan demikian, kata terhormat, terasing, dan tercemar,
bukanlah adjektiva, melainkan verba.
Cara kedua untuk menurunkan adjektiva adalah dengan pengulangan,
tetapi kata yang diulang itu pun telah memiliki status adjektiva.
Contoh:
mudah-mudah bodoh-bodoh
cantik-cantik murah-murah
besar-besar subur-subur
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
24/56
20
Pengulangan adjektiva memberikan arti tambahan, yakni orang, benda, atau
binatang yang diterangkan itu tak tunggal meskipun dalam kalimat hal itu tidak
dinyatakan secara eksplisit. Perhatikan kalimat berikut.
Soal ujian kemarin mudah-mudah
Anak Pak Soni bodoh-bodoh.
Gadis Pekalongan cantik-cantik.
Ikan di sungai itu besar-besar.
Pada keempat kalimat di atas, soal, anak, gadis, dan ikan tidak dinyatakan
dalam bentuk ulang. Akan tetapi, karena adjektiva mudah, bodoh, cantik, dan besar
diulang, maka pengertiannya adalah bahwa soal ujian, anak Pak soni, gadis
Pekalongan, dan ikan di sungai itu lebih dari satu.
Pengulangan dasar yang berafiks se-+ -nya seperti pada bentuk sebaik-baiknya
tidak membentuk adjektiva karena bentuk seperti itu tidak lagi menerangkan
nomina, tetapi menerangkan verba; misalnya, Kamu harus bekerja sebaik-baiknya.
Demikian pula pengulangan adjektiva dapat membuat adjektiva itu berfungsi
adverbial jika dipakai untuk menerangkan verba. Misalnya, Dia datang cepat-
cepat.
Cara ketiga untuk membentuk adjektiva adalah dengan memadukan
adjektiva dengan kata lain. Kata lain itu dapat berupa nomina atau adjektiva. Jika
adjektiva dipadukan dengan nomina dengan urutan adjektiva terlebih dahulu dan
nomina di belakangnya, maka terbentuklah adjektiva baru dengan arti yang khusus.
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
25/56
21
Arti khusus itu umumnya tidak dapat disarikan dari perpaduan kedua kata tersebut
meskipun di sana-sini ada pula yang masih berkaitan.
Contoh:
berat lidah besar mulut keras hati
keras kepala panjang tangan tinggi hati
buta huruf tajam ingatan wajib fakultas
padat karya sehat jasmani kuat iman
Bentuk paduan yang lain adalah paduan antara adjektiva dan adjektiva yang
lain. Paduan semacam itu umumnya memberikan arti yang memperkuat unsur
pertama.9,10
Contoh:
lemah lembut cantik jelita aman tenteram
terang benderang kacau balau sehat walafiat
5. Kata keterangan
a. Pengertian kata keterangan Bahasa Indonesia
Kata keterangan dalam bahasa Indonesia disebut juga adverbia. Kata
keterangan adalah kata–kata yang digunakan untuk member penjelasan pada kata–
kata kalimat lain yang sifatnya tidak menerangkan keadaan atau sifat. (Abdul
Chaer, 1994 : 202).
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
26/56
22
Kata keterangan di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah
kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif atau
kalimat, misalnya sangat, lebih, tidak.4
b. Jenis–jenis kata keterangan Bahasa Indonesia
Dalam bahasa Indonesia ada 2 jenis/macam kata keterangan,yaitu:
(1). Kata Keterangan yang menerangkan keseluruhan kalimat. Kata –kata yang
termasuk kata keterangan ini, karena menerangkan keseluruhan kalimat,
letaknya dapat dipindah–pindahkan. Misalnya kata barangkali pada kalimat
berikut :
• Barangkali hujana kanturun pagi ini.
• Hujan akan turun pagi ini barangkali.
• Hujan akan turun barangkali pagi ini.
Kata – kata yang termasuk kata, keterangan ini berfungsi untuk
menerangkan (a)Kepastian, yaitu kata – kata memang, pasti dan tentu.
(b)Keraguan atau kesangsian, yaitu kata – kata barangkali, mungkin, kiranya,
rasanya, agaknya, rupanya.(c)Harapan yaitu,kata–kata semoga, moga–
moga,mudah–mudahan dan hendaknya.(d)Pengakuan, yaitu kata – kata
seringkali, sekali – kali, sesekali.
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
27/56
23
(2) Kata keterangan yang menerangkan unsur kalimat. Kata–kata yang
termasuk kata keterangan ini karena hanya menerangkan salah satu unsur kalimat
maka kedudukannya terikat pada unsur kalimat yang diterangkan yaitu. Misalnya
kata baru yang selalu terikat dengan kata kamus dalam kalimat berikut :
• Ayah membeli kamus baru untuk adik.
• Kamus baru dibeli ayah untuk adik.
• Untuk adik ayah membeli kamus baru.
Kata – kata yang termasuk kata keterangan ini berfungsi untuk menyatakan:
a. Waktu,yaitu kata–kata: sudah, telah, sedang, lagi, tengah, akan, belum,
masih, baru, pernah dan sempat.
b. Sikap batin, yaitu kata – kata :ingin, mau, hendak, suka dan segan.
c. Perkenan, yaitu kata–kata: boleh, wajib, mesti, harus, jangan dan
dilarang.
d. Kekerapan, yaitu kata – kata :jarang, sering, sekali, dua kali.
e. Kualitas,yaitu kata–kata: sangat, amat, sekali, lebih, paling, kurang
dan cukup
f. Kuantitas dan jumlah, yaitu kata–kata:banyak, sedikit, kurang, cukup,
semua, beberapa, seluruh, sejumlah, sebagian, separuh, kira–kira
sekitar, kurang lebih dan sementara.
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
28/56
24
g. Penyangkalan, yaitu kata – kata:tidak, tak, tiada dan bukan.
Kata-kata yang digunakan untuk menyangkal atau mengingkari
terjadinya suatu peristiwa atau adanya suatu hal.
c. Fungsi kata keterangan Bahasa Indonesia
Fungsi kata keterangan bahasa Indonesia sesuai dengan defenisi adalah
memberikan penjelasan pada kata–kata, yaitu: kata kerja, kata sifat, kata bilangan
dan seluruh kalimat (GorysKeraf 1984 : 72).4 Contoh kata keterangan yang
menerangkan kata kerja:
• Kami sudah membayar rekening listrik bulan ini. Contoh kata
keterangan yang menerangkan kata sifat:
• Saya akan takut berada pada kegelapan. Contoh kata keterangan yang
menerangkan kata bilangan:
• Harga novel itu kira–kira lima puluh ribu rupiah. Contoh kata
keterangan yang menerangkan seluruh kalimat:
• Mudah – mudahan cuaca hari ini cerah.
6. Kata sandang
a.
Pengertian kata keterangan Bahasa Indonesia
Adalah kata yang tidak memiliki arti tapi menjelaskan nomina (kata benda),
contoh nya adalah Si, sang, dan kaum. Kata sandang juga memiliki arti yaitu suatu
kata yang tidak memiliki arti atau makna khusus yang digunakan sebagai penjelas
kata benda yang diletakkan sebelum kata benda. Makna kata sandang sendiri
tergantung dengan makna kata yang ada dibelakang nya.11
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
29/56
25
b. Fungsi kata sandang
Di dalam bahasa Indonesia, kata sandang memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Membendakan suatu kata atau frase.11
Contoh:
Yang rajin belajar pasti akan menjadi pintar.
Yang rajin belajar maksudnya orang-orang yang rajin belajar.
2. Membentuk kata benda atau kata ganti orang.
Contoh:
Para hadirin mengikuti acara seminar dengan sangat antusias.
Para hadirin bermakna hanya orang-orang yang hadir.
Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misal nya:
Harimau itu marah sekali kepada sang kancil.
7. Kata Bilangan.
Kata bilangan adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya benda
(orang, binatang, atau barang) dan konsep. Kata bilangan dapat dikelompokkan
menjadi :4,12,13
1. Kata bilangan takrif adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah. Kata
bilangan takrif terbagi atas:
a. Kata bilangan utama (kardinal), terbagi atas:
1) Kata bilangan penuh adalah kata bilangan utama yang menyatakan
jumlah tertentu dan dapat berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain.
Contoh: Satu, dua, tiga, tujuh, sepuluh, lima puluh ribu,tiga miliar
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
30/56
26
Kata bilangan utama dapat dihubungkan langsung dengan satuan waktu,
harga uang, ukuran, panjang, berat, isi dan sebagainya.
2) Kata bilangan pecahan adalah kata bilangan yang terdiri atas pembilang
dan penyebut yang dibubuhi partikel per-
Contoh: 2/3 = dua pertiga
4/7 = empat pertujuh
½ = satu perdua, separuh, setengah
3) Kata bilangan gugus (sekelompok bilangan)
Contoh: Gros = 144 atau 12 lusin
Lusin = 12
Kodi = 20
Abad = 100 tahun
Windu = 8 tahun
Milenium = 1000 tahun
2. Kata bilangan tingkat adalah kata bilangan takrif yang melambangkan
urutan dalam jumlah dan berstruktur ke + bilangan.
Contoh: Kesatu, kedua, kesepuluh, keseratus
3. Kata bilangan tak takrif adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah yang
tak tentu.
Contoh: Suatu, beberapa, tiap-tiap, berbagai, segenap, sekalian, semua,
seluruh, sebagian, segala
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
31/56
27
8. Kata Tugas
Salah satu jenis kata dalam bahasa Indonesia yang akan dibahas dalam makalah
ini, yaitu kata tugas. Jenis kata ini mempunyai peran penting dalam pembentukan
kalimat karena kata ini bertugas semata-mata memungkinkan kata lain berperanan
dalam kalimat.
Kata tugas tidak mempunyai makna leksikal, melainkan hanya makna
gramatikal. Karena itu, sebelum bergabung dengan kata-kata lain ia masih belum
bisa dimaknai. Selain itu, kata tugas, hampir semuanya tidak dapat mengalami
perubahan bentuk.4,12,13.
a. Batasan dan Ciri Kata Tugas
Dalam bahasa Indonesia, di samping ada kelas kata verba, nomina, adjektiva,
terdapat pula kata tugas. Kata tugas adalah kata atau gabungan kata yang tugasnya
semata-mata memungkinkan kata lain berperanan dalam kalimat. Contohnya dan,
ke, karena, dan dari. Kata tugas tidak mempunyai makna leksikal, melainkan hanya
makna gramatikal. Karena itu, sebelum bergabung dengan kata-kata lain ia masih
belum bisa dimaknai.
Selain itu, kata tugas, hampir semuanya tidak dapat mengalami perubahan
bentuk. Verba ada, misalnya, bisa berubah menjadi mengada-ada, diadakan,
mengadakan. Tetapi kata tugas ke, misalnya, jelas tidak bisa berubah. Contoh
lainnya dari, pada, dengan. Ada beberapa kata tugas yang bisa berubah; misalnya
sebab, sampai, oleh. Bentuk ubahannya adalah menyebabkan, menyampaikan, dan
memperoleh.
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
32/56
28
Menurut Alwi (2003: 293), kata tugas hanya memiliki arti gramatikal dan tidak
memiliki arti leksikal. Arti suatu kata tugas ditentukan bukan oleh kata itu secara
lepas, melainkan oleh kaitannya dengan kata lain dalam frasa atau kalimat. Ciri lain
dari kata tugas adalah bahwa hampir semuanya tidak dapat menjadi dasar untuk
membentuk kata lain.
b. Klasifikasi Kata Tugas
Berdasarkan peranannya dalam frasa dan kalimat, kata tugas dibagi menjadi
lima kelompok. Yang dimaksud adalah preposisi, konjungsi, interjeksi, artikel, dan
partikel.
1. Preposisi
Jika ditinjau dari perilaku semantisnya, preposisi juga disebut kata depan.
Jika ditinjau dari segi bentuknya, preposisi ada dua macam, yaitu preposisi
tunggal dan preposisi majemuk.
1) Preposisi Tunggal
Preposisi tunggal adalah preposisi yang hanya terdiri dari satu kata. Bentuk
preposisi tunggal tersebut dapat berupa (1) kata dasar, misalnya di, ke, dari, dan
pada, dan (2) kata berafiks, seperti selama, mengenai, dan sepanjang.
(a)
Preposisi yang Berupa Kata Dasar
Preposisi dalam kelompok ini hanya terdiri atas satu morfem. Berikut adalah
contohnya.
Akan, takut akan kegelapan
antara , antara anak dan ibu
bagi, bagi para mahasiswa
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
33/56
29
buat, buat teman-teman
(b) Preposisi yang Berupa Kata Berafiks
Preposisi dalam kelompok ini dibentuk dengan menambahkan afiks pada
bentuk dasar yang termasuk kelas kata verba, adjektiva, atau nomina.
Bersama, pergi bersama kakak
Beserta, ayah beserta ibu
Menjelang, pergi menjelang malam
Menuju, pergi menuju kota
2) Preposisi Gabungan
(a) Preposisi yang Berdampingan
Preposisi gabungan jenis pertama terdiri atas dua preposisi yang letaknya
berurutan.
Daripada, menara ini lebih tinggi daripada pohon itu
Kepada, buku itu diberikan kepada adik
Oleh karena, ia tidak masuk oleh karena penyakitnya
Oleh sebab, Tanaman itu mati oleh sebab kekeringan
Perlu diperhatikan pemakaian proposisi daripada yang sering
disalahgunakan orang. Kata daripada hanya untuk menyatakan perbandingan
dan bukan untuk menyatakan milik, menyatakan asal, atau menghubungkan
verbal dengan unsur yang mengikutinya.
(b) Preposisi yang Berkorelasi
Preposisi gabungan jenis kedua terdiri atas dua unsur yang dipakai
berpasangan, tetapi terpisah oleh kata atau frasa lain.
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
34/56
30
Contoh:
antara … dengan … dari … ke …
antara … dan … dari … sampai …
dari … hingga … sejak … hingga …
dari … sampai dengan … sejak … sampai …
dari … sampai ke …
(c) Preposisi dan Nomina Lokatif
Suatu preposisi juga dapat bergabung dengan dua nomina asalkan nomina
yang pertama mempunyai ciri lokatif, contoh:
- Letakkan piring itu di (atas) meja.
- Buku itu ada di (dalam) lemari.
Khusus untuk preposisi gabungan di dalam, bentuk itu bahkan dapat juga
beralternasi dengan dalam saja, terutama bila nomina yang mengikutinya
merujuk ke benda yang berdimensi tiga.
(d)
Peran Semantis Preposisi
Peran semantis yang lazim dalam bahasa Indonesia, yaitu:
(1). Penanda hubungan tempat
di sampai
ke antara
dari pada
hingga
(2). Penanda hubungan peruntukkan
bagi buat
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
35/56
31
untuk guna
(3). Penanda hubungan sebab
karena
Sebab
Lantaran
(4). Penanda hubungan kesertaan atau cara
dengan beserta
Sambil bersama
(5). Penanda hubungan Pelaku
oleh
(6). Penanda hubungan waktu
pada sejak
Hingga semenjak
Sampai menjelang
(7). Penanda hubungan ihwal peristiwa
tentang
Mengenai
(8). Penanda hubungan milik
Dari
2. Konjungtor
Konjungtor adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang
sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa.
Contoh: Toni dan Ali sedang belajar matematika di kamar.
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
36/56
32
1)
Konjungtor Koordinatif
Konjungtor yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama
pentingnya, atau memiliki status yang sama. Perhatikan konjungtor koordinat
berikut.
Contoh:
dan penanda hubungan penambahan
serta penanda hubungan pendampingan
atau penanda hubungan pemilihan
tetapi penanda hubungan perlawanan
padahal penanda hubungan pertentangan
sedangkan penanda hubungan pertentangan
contoh: Dia menangis dan istrinya pun tersedu-sedu.
2)
Konjungtor Korelatif
Konjungtor korelatif adalah konjungtor yang menghubungkan dua kata,
frasa, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungtor
korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau
klausa yang dihubungkan.
Contoh:
baik … maupun … sedemikian rupa … sehingga
Tidak hanya …, tetapi juga … apa(kah) … atau …
Bukan hanya …, melainkan juga … entah … entah
Demikian … sehingga … jangankan …, … pun …
Contoh: Baik Pak Anwar maupun istrinya tidak suka merokok.
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
37/56
33
3)
Konjungtor Subordinatif
Konjungtor subordinatif adalah konjungtor yang menghubungkan dua
klausa, atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yangt sama.
Berikut adalah kelompok-kelompok konjungtor subordinatif.
(a) Konjungtor Subordinatif Waktu:
(1) Sejak, semenjak, sedari.
(2) Sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta,
sambil, demi.
(3) Setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, sesuai.
(4) Hingga, sampai
(b) Konjungtor Subordinatif Syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan),
bila,manakala.
(c) Konjungtor Subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya,
sekitarnya.
(d) Konjungtor Subordinatif Tujuan: agar, supaya, biar
(e) Konjungtor Subordinatif Konsesif: biarpun, meski(pun), walau(pun),
sekalipun, sungguhpun, kendati(pun)
(f) Konjungtor Subordinatif Pembandingan: seakan-akan, seolah-olah,
sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih
(g) Konjungtor Subordinatif Sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab
(h) Konjungtor Subordinatif Hasil: sehingga, sampai (-sampai), maka(nya)
(i) Konjungtor Subordinatif Alat: dengan, tanpa
(j) Konjungtor Subordinatif Cara: dengan, tanpa
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
38/56
34
(k) Konjungtor Subordinatif Komplementasi: bahwa
(l) Konjungtor Subordinatif Atributif: yang
(n) Konjungtor Subordinatif Perbandingan: sama … dengan, lebih …
dari(pada)
Contoh: Pak Bukhori sudah meninggal ketika dokter datang.
4) Konjungtor Antarkalimat
Konjungtor antarkalimat menghubungkan suatu kalimat dengan kalimat
yang lain. Oleh karena itu, konjungtor macam ini selalu memulai kalimat yang
baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf capital.
Contoh:
biarpun demikian/begitu
Sekalipun demikian/begitu
Walaupun demikian/begitu
Meskipun demikian? Begitu
Sungguhpun demikian/begitu
Kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya
Contoh: - Kami tidak sependapat dengan dia. Kami tidak akan menghalangina.
- Kami tidak sependapat dengan dia. Biarpun begitukami tidak akan
menghalanginya.
3. Interjeksi
Interjeksi atau kata seru adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hati
pembicara. Untuk memperkuat rasa hati seperti rasa kagum, sedih, heran, dan jijik,
orang memakai kata tertentu disamping kalimat yang mengandung makna pokok
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
39/56
35
yang dimaksud. Untuk memperkuat rasa hati, seperti rasa kagum, sedih, heran, dan
jijik, orang memakai kata tertentu disamping kalimat yang mengandung makna
pokok yang dimaksud.
Interjeksi yang digunakan pada sebuah kalimat “Aduh, cantik sekali kau
malam ini.” tidak hanya menyatakan fakta tetapi juga rasa hati pembicara. Interjeksi
ada yang berasal dari bahasa Indonesia asli, tetapi ada pula yang diserap dari bahasa
asing. Kedua-duanya biasanya dipakai di awal kalimat dan pada penulisannya
diikuti oleh tanda koma. Seperti pada kalimat “Cih, tidak tahu malu mengemis belas
kasihan orang !”.
Berbagai jenis interjeksi dapat dikelompokkan menurut perasaan yang
diungkapkan seperti berikut.
1) Interjeksi kejijikan: bah, cih, cis, ih, idih
2) Interjeksi kekelasan: berengsek,sialan, buset, keparat.
3) Interjeksi kekaguman atau kepuasan: aduhai, amboy, asyik.
4) Interjeksi kesyukuran: syukur, Alhamdulillah
5) Interjeksi harapan: Insya Allah
6) Interjeksi keheranan: aduh, aih, ai, lo, duilah, lo, eh, oh, ah.
7) Interjeksi kekagetan: astaga, Astagfirullah, masya Allah.
8) Interjeksi ajakan: ayo, mari
9) Interjeksi panggilan: hai, he,eh, halo
10) Interjeksi simpulan: nah
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
40/56
36
4.
Artikula
Artikula adalah kata tugas yang membatasi makna nomina. Dalam bahasa
Indonesia ada kelompok artikula:
1). Artikula yang Bersifat Gelar
(a). sang : untuk manusia dan benda unik dengan maksud untuk meninggikan
martabat; kadang-kadang juga dipakai untuk gurauan dan sindiran;
(b). sri : untuk manusia yang memiliki martabat tinggi dalam keagamaan atau
kerajaan;
(c). hang : untuk laki-laki yang dihormati dan pemakaiannya terbatas pada
nama tokoh dalam cerita sastra lama;
(d). dang : untuk wanita yang dihormati dan pemakaiannya terbatas pada nama
tokoh dalam cerita sastra lama.
2). Artikula yang Mengacu ke Makna Kelompok
Artikula yang mengacu ke makna kelompok atau makna kolektip adalah
para. Karena artikula itu mengisyaratkan ketaktunggalan, maka nomina yang
diiringinya tidak dinyatakan dalam bentuk kata ulang. Para dipakai untuk
menegaskan makna kelompok bagi manusia yang memiliki kesamaan sifat
tertentu, khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan atau kedudukan. Dengan
demikian, kita dapati bentuk seperti para guru, para petani dan para ilmuwn.
Akan tetapi, bentuk seperti *para anak, *para orang, dan *para manusia tidak
kita temukan dalam bahasa kita.
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
41/56
37
3). Artikula yang Menominalkan
Artikula si yang menominalkan dapat mengacu ke makna tunggal atau
genetik, bergantung pada konteks kalimatnya.
Artikula si dipakai untuk mengiringi nama orang, membentuk nomina dari
adjektiva atau verba, dan dalam bahasa yang tak formal untuk mengiringi
pronomina dia. Berikut adalah contoh pemakaiannya.
(a) Si Amat akan meminang si Halimah minggu depan.
(b) Aduh, cantiknya si hitam manis itu.
(c) Si terdakwa tidak dapat menjawab pertanyaan hakim.
(d) Mengapa si dia tidak kamu ajak datang?
Berikut adalah ikhtisar pemakaian artikula si:
(1) Di depan nama diri pada ragam akrab atau kurang hormat: si Ali, si Toni,
si Badu;
(2) Di depan kata untuk mengkhususkan orang yang melakukan sesuatu atau
terkena sesuatu: si pengirim, si alamat, si terdakwa;
(3) Di depan nomina untuk dipakai sebagai timangan, panggilan, atau
ejekan;
(4) Yang disebut itu mempunyai sifat atau mirip sesuatu: si belang, si
bungsu, si kumis;
(5) Dalam bentuk verba yang menandakan dirinya menjadi bersifat tertentu:
(6) Bersitegang, bersikukuh;
(7) Pada berbagai nama tumbuhan dan binatang: siangit, sibusuk, sidingin.
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
42/56
38
5.
Partikel Penegas
Partikel adalah kata tugas yang biasanya mengandung makna gramarikal
tetapi tidak mengandung makna leksikal. Kategori partikel penegas meliputi
kata yang tidak tertakluk pada perubahan bentuk dan hanya berfungsi
menampilkan unsur yang diiringinya. Ada empat macam partikel penegas: -
kah, -lah, -tah, dan pun. Tiga yang pertama berupa klitika, sedangkan yang ke
empat tidak.
1). Partikel –kah
Partikel -kah yang berbentuk klitika dan bersifat manasuka dapat
menegaskan kalimat interogatif.
Contoh: Diakah yang akan datang?
2). Partikel –lah
Dalam kalimat imperatif, -lah dipakai untuk sedikit menghaluskan nada
perintahnya.
Contoh: Pergilah sekarang sebelum hujan turun!
3). Partikel –tah
Partikel -tah, yang juga berbentuk klitika, dipakai dalam kalimat interogatif,
tetapi si penanya sebenarnya tidak mengharapkan jawaban.
Contoh: Apatah artinya hidup ini tanpa engkau?
4). Partikel pun
(a) Pun dipakai untuk mengeraskan arti kata yang diiringinya.
Contoh: Merekapun akhirnya setuju dengan usul kami.
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
43/56
39
Perlu diperhatikan bahwa partikel pun pada konjungtor ditulis serangkai;
jadi, ejaannya walaupun, meskipun, kendatipun, adapun, kendatipun,
sekalipun, biarpun, dan sungguhpun. Bedakan ejaan ini dengan ejaan-ejaan
berikut, mereka pun, makan pun, itu pun, ini pun yang partikelnya pun-nya
dipisahkan.
(b) Dengan arti yang sama seperti arti di atas, pun sering pula dipakai bersama
-lah untuk menandakan perbuatan atau proses mulai berlaku atau terjadi.
Contoh: Tidak lama kemudian hujan pun turunlah dengan derasnya
9. Penggunaan Kata Seru (Interjeksi)
Interjeksi atau kata seru adalah kata yang mengungkapkan perasaan dan
maksud seseorang, misalnya ah dan aduh, atau melambangkan tiruan bunyi,
misalnya meong. Interjeksi juga kata yang mengungkapkan rasa hati pembicara
dan diikuti oleh sikap serta digunakan untuk memperkuat rasa kagum, sedih, heran,
dan jengkel. Interjeksi biasanya dipakai di awal kalimat dan pada penulisannya
diikuti oleh tanda koma (,). Secara struktural interjeksi tidak bertalian dengan unsur
kalimat lain, yaitu kata ini sebenarnya kalimat yang terdiri satu kata, sebab sudah
jelas menyatakan satu maksud. Interjeksi umumnya berupa bentuk dasar, meskipun
ada juga yang berbentuk turunan.
Banyak interjeksi yang digunakan dalam bahasa lisan atau bahasa tulis yang
berbentuk percakapan. Karena itu, umumnya interjeksi macam itu lebih bersifat
tidak formal. Pada bahasa tulis yang tidak merupakan percakapan, khususnya yang
bersifat formal, interjeksi jarang dipakai.4
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
44/56
40
Untuk memperkuat rasa hati seperti rasa kagum, sedih, heran, dan jijik, orang
memakai kata tertentu di samping kalimat yang mengandung maksud pokok. Di
bawah ini diberikan beberapa jenis interjeksi dan contohnya:
1. Interjeksi kejijikan : bah, cih, cis, ih, idih (idiih) Contoh:
a. Bah, segera kau keluar dari kamar ini juga!
b. Cih, tidak tahu malu ! Maunya ditraktir orang melulu!
c. Cis, gua muak lihat muka lu ! Dasar cowok enggak tau diri!
d. Ih, mulutmu bau amat, sih! Nggak pernah disikat, 'kali!
e. Idih, WC-nya bau pesing banget ! Jijik, ah!
2. Interjeksi kekesalan atau kecewa: brengsek, sialan, buset (busyet) , keparat,
celaka Contoh:
a. Brengsek, disuruh ngebantuin malah ngomel!
b. Sialan, baru mau tidur sudah dibangunin!
c. Buset, aku dimarahi guru gara-gara kamu!
d. Keparat, dompet saya kecopetan di pasar!
e. Celaka, kopornya ketinggalan di lobi bandara!
3. Interjeksi kekaguman atau kepuasan: aduh (duh), aduhai, amboi, asyik, wah
Contoh:
a. Aduh, cantik sekali kamu malam ini!
b. Aduhai, indah sekali pemandangan di sini!
c. Amboi, akhirnya sampai juga kita dengan selamat!
d. Asyik, nikmatnya kita duduk-duduk di pantai yang sepi ini.
e. Wah, goyang dangdut penyanyi itu benar-benar seksi!
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
45/56
41
4. Interjeksi kesyukuran: syukur, alhamdulillah, untung Contoh:
a. Syukur, kamu dapat diterima pada perusahaan itu!
b. Alhamdulillah, keluarga saya luput dari kecelakaan itu.
c. Untung, waktu terjadi kerusuhan itu toko kami tidak dijarah.
5. Interjeksi harapan : insya Allah, mudah-mudahan, semoga Contoh:
a. Insya Allah, saya akan datang ke pesta pernikahanmu!
b. Mudah-mudahan Anda tiba dengan selamat di tanah air!
c. Semoga cita-citamu lekas tercapai!
6. Interjeksi keheranan : aduh, aih, ai, lo, duilah, eh, oh, ah Contoh:
a. Aduh, kamu kok suka gonta ganti pacar!
b. Aih, kurus amat kamu sekarang ini ! Lagi diet?
c. Ai, tasnya keren banget! Merek apa, sih?
d. Lo, masa nggak kenal lagi! Kamu 'kan teman sekolahku di SMP.
e. Duilah, begitu saja kamu tidak bisa!
f. Eh, aku heran dia bisa lulus ujian. Pada hal jarang belajar!
g. Oh, saya baru tahu kalau kamu sudah menikah
h. Ah, saya tidak kira kalau kamu pandai bahasa Korea.
7. Interjekasi kekagetan: astaga, astagafirullah, masyaallah, masa, alamak, gila
(gile) Contoh:
a. Astaga, mahal amat baju ini! Nggak sanggup beli, deh!
b. Astagafirullah, seluruh keluarganya dibantai perampok?
c. Masyallah, pamanmu punya bini muda lagi?
d. Masa, si Ria udah hamil? Kan dianya belon menikah.
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
46/56
42
e. Alamak, dandanan cewek-cewek bachiguro itu serem banget!
f. Gile, dia bisa abisin bir selusin sendirian tapi nggak mabuk!
8. Interjeksi ajakan : ayo, yuk, mari Contoh :
a. Ayo, siapa mau ikut minum-minum ke kedai minum?
b. Yuk, kita pergi barengan ke Shibuya!
c. Mari, dicoba kuenya. Jangan malu-malu!
9. Interjeksi panggilan : hai, he, hei, eh, halo (alo) Contoh :
a. Hai, kapan kamu datang dari Tokyo?
b. He, di mana si Alya tinggal sekarang?
c.. Hei, tolong beliin gua rokok sebungkus!
d. Eh, mau ikut nggak ngedugem malam ini!
e. Halo, apa kabar, sayang!
10. Interjeksi marah atau makian: goblok, tolol, anjing, sontoloyo Contoh:
a. Goblok, sudah diajarin juga nggak ngerti-ngerti.
b. Tolol, kopinya bukan diisi gula tapi garam!
c. Anjing, berani-beranian colek pantat gua!
d. Sontoloyo, kerjaan segampang ini nggak becus!
10.
Penggunaan Kata Seru (Preposisi)
Kata depan atau Preposisi (Bahasa Latin: prae, "sebelum" dan ponere,
"menempatkan, tempat") adalah kata yang ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya, keecuali dalam gabungan kata yang sudah lazim diangga sebagai
satu kata, seperti daripada, dan kepada. Kata depan disebut juga kata perangkai, jadi
kata depan berfungsi merangkaikan kata atau kelompok kata yang satu dengan kata
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
47/56
43
yang lain dalam suatu kalimat sekaligus menetukan jenis huungannya. Pada
umumnya kata depan merangkaikan kata benda atau yang dibendakan dengan jenis
kata lain. 13,14
Beberapa fungsi kata depan antara lain:
1. Menyatakan tempat, yaitu dari, antara, di, ke
2. Menyatakan waktu, yaitu pada
3. Menyatakan alat, yaitudenggan
4. Mengantar objek tak langsung, yaitu untuk, bagi, akan, buat, tentang, kepada.
Beberapa contoh penggunaannya:
1. Saya pergi ke tempat lain.
2. Di mana buku itu kamu simpan.
3. Rumahku terletak di antara rumah Ali dan rumah Ani.
4.
Ayah pulang pada saat hujan turun.
Penulisan preposisi atau kata depan ‘di’, ‘ke’, dan ‘dari’ ditulis terpisah,
contoh: di rumah, ke kantor, dan dari Surabaya. Kesalahan yang paling umum
adalah penulisan kata seperti "dimana", "disana", "disini", "ditempat", dibawah",
"diatas", "ditengah", "kemana", "kesana", "kesini", "keatas", "kebawah" yang
seharusnya ditulis "di mana", "di sana", "di sini", "di tempat", di bawah", "di atas",
"di tengah", "ke mana", "ke sana", "ke sini", "ke atas", "ke bawah".
Perkecualian untuk hal ini adalah:
1. kepada
2. keluar (sebagai lawan kata "masuk", untuk lawan kata "ke dalam", penulisan
harus dipisah, "ke luar")
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
48/56
44
3.
kemari
4.
daripada
Penggunaan Kata Depan ‘dari’ dan ‘daripada’
Kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’ sering membingungkan, dan karena itu, tidak
sedikit orang yang menggunakan kata-kata itu secara tidak tepat. Berikut ini
beberapa contoh penggunaan kata tersebut dan penjelasannya secara singkat.
Kata ‘dari’ digunakan untuk menyatakan asal suatu bendda, seangkan ‘daripada’
digunakan untuk menyatakan perbandingan. Perhatikan contoh-contoh berikut:
1. mari kita cerna dengan baik semua usulan dari para peserta. (benar)
2. mari kita cerna dengan baik semua usulan daripada para peserta. (salah)
3. rumah itu lebih besar daripada yang aku bayangkan. (benar)
4. rumah itu lebih besar dari yang aku bayangkan. (salah)
Penulisan Kata ‘di’ dan ‘ke’, Perhatikan penulisan kata ‘di’ berikut:
1. buku saya dibawa oleh Andi.
2.
Barang-barang ini tidak dijual di toko.
Penjelasan:
1. Kata dibawa pada kalimat nomor 1 ditulis serangkai karena di merupakan
imbuhan
2. Kata di toko pada kalimat nomor 2 ditulis terpisah karena di merupakan kata
depan
Kata di merupakan kata depan apabila ia menyatakan tempat, dan di merupakan
imbuhan apabila ia menyatakan pekerjaan
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
49/56
45
Kata ke juga ditulis terpisah apabila ia berfungsi sebagai kata depan (yang
menyatakan arah tempat), dan ditulis serangkai apabila sebagai imbuhan (tidak
menyatakan arah tempat). Perhatikan contoh berikut:
1. Orang desa beramai-ramai pergi ke kota.
2. Dia telah diangkat menjadi ketua.
Penulisan ‘di mana’ dan ‘yang mana’ Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan "Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap
sebagai satu kata seperti kepada dan daripada."
Untuk menghubungkan dua klausa tidak sederajat, bahasa Indonesia tidak
mengenal bentuk "di mana" (padanan dalam bahasa Inggris adalah "who", "whom",
"which", atau "where") atau variasinya ("dalam mana", "dengan mana", "yang
mana", dan sebagainya).
Penggunaan "di mana", "yang mana", dll. sebagai kata penghubung sangat
sering terjadi pada penerjemahan naskah dari bahasa-bahasa Indo-Eropa ke bahasa
Indonesia. Pada dasarnya, bahasa Indonesia hanya mengenal kata "yang" sebagai
kata penghubung untuk kepentingan itu, dan penggunaannya pun terbatas. Dengan
demikian, penggunaan bentuk "di mana" maupun "yang mana" harus dihindari.
Termasuk dalam penulisan keterangan rumus matematika. Kaidah tata bahasa
Indonesia memiliki kosakata yang cukup untuk menterjemahkan "who", "where",
"which", "whom" tanpa menggunakan kata "di mana". Contoh-contoh:
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
50/56
46
1. di mana → tempat, contoh: Kami ke restoran di mana teman merayakan pesta
ulang tahunnya. (seharusnya) Kami ke restoran tempat teman merayakan pesta
ulang tahunnya.
2.
di mana → dengan, contoh: Acara berikutnya adalah “Kuis Remaja” di mana
Kris Aria sebagai presenternya. (seharusnya) Acara berikutnya adalah “ Kuis
Remaja”dengan Kris Aria sebagai presenternya.
3. di mana → yang, contoh: Pemerintah memberi bantuan kepada korban di mana
mereka tertimpa bencana alam. (seharusnya) Pemerintah memberi bantuan
kepada korban yang tertimpa bencana alam.
4.
di mana → (subklausa), contoh: Perusahaan itu mengadakan pelatihan di mana
karyawan dibina untuk menjadi tenaga terampil. (seharusnya) Perusahaan itu
mengadakan pelatihan; dalam pelatihan itu karyawan dibina untuk menjadi
tenaga terampil.
5.
yang mana → yang, contoh: Penanggung jawab surat kabar itu akan dituntut
untuk berita yang mana dianggap melecehkan artis itu. (seharusnya)
Penanggung jawab surat kabar itu akan dituntut untuk berita yang dianggap
melecehkan artis itu.
6.
yang mana → sehingga/dan, contoh: Koperasi itu harus berjalan dengan baik
yang mana kebutuhan setiap anggota dapat dipenuhi dari sini. (seharusnya)
Koperasi itu harus berjalan dengan baik sehingga kebutuhan setiap anggota
dapat dipenuhi dari sini.
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
51/56
47
Kekisruhan ini mungkin disebabkan pengaruh oleh Ejaan Soewandi (1947)
yang mengharuskan penulisan diserangkai dengan kata yang mengikutinya, baik
sebagai kata depan maupun sebagai awalan.
Penggunaan "di mana" (selalu ditulis terpisah) yang tepat hanyalah dalam
sebagai kata tanya dalam kalimat tanya, sebagai kata penghubung yang menyatakan
tempat, dan dalam bentuk "di mana-mana". Contoh
1. Di mana ia menginap?
2.
Kami akan berunding tentang di mana ia akan menginap.
3.
Di mana ia menginap, di situ keluarganya menginap.
4.
Ia dapat menginap di mana-mana.
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
52/56
48
48
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri
dari satu atau lebih morfem. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa,
klausa, atau kalimat.
2. Jenis jenis kata yaitu:
a. kata kerja, adalah yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses dan
keadaan yang bukan merupakan kata sifat.
b. kata benda, adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret
ataupun abstrak).
c.
Kata ganti atau pronomina, adalah segala kata yang dipakai untuk
menggantikan kata benda atau yang dibendakan. Kata-kata ganti
menurut sifat dan fungsinya dapat dibedakan atas:
1) Kata ganti orang atau pronomina personalia
2) Kata ganti kepunyaan atau pronomina posesif
3)
Kata ganti petunjuk atau pronimina demonstratif
4) Kata ganti penghubung atau pronomina relatif
5)
Kata ganti penanya atau pronomina interogatif
6) Kata ganti tak tentu atau pronomina indeterminatif
d. Kata sifat, adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau
keadaan orang, benda, atau binatang.
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
53/56
49
e.
Kata keterangan, adalah kata-kata yang digunakan untuk memberi
penjelasan pada kata-kata kalimat lain yang sifatnya tidak menerangkan
keadaan atau sifat.
f. Kata sandang, adalah kata yang tidak memiliki arti tapi menjelaskan
nomina (kata benda).
g. Kata bilangan, adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya
benda (orang, binatang, barang) dan konsep.
h. Kata tugas, adalah kata yang bertugas semata-mata memungkinkan kata
lain berperanan dalam kalimat.
3. Penggunaan kata dibagi 2 yaitu:
a. Penggunaan kata seru (interjeksi), adalah kata yang mengungkapkan
perasaan dan maksud seseorang
1)
Interjeksi kejijikan
2) Interjeksi kekesalan atau kecewa
3)
Interjeksi kekaguman atau kepuasan
4) Interjeksi kesyukuran
5) Interjeksi harapan
6)
Interjeksi keheranan
7) Interjeksi kekagetan
8)
Interjeksi ajakan
9) Interjeksi panggilan
10) Interjeksi marah atau makian
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
54/56
50
b.
Penggunaan kata seru (preposisi), adalah kata yang ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya, kecuali dalam gabungan kata yang sudah lazim
dianggap sebagai satu kata. Contoh: daripada, kepada.
B. Saran
Agar para pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai kata dan jenis
kata sehingga sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar
serta dapat meningkatkan kesadaran dan perhatian terhadap pentingnya
menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia.
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
55/56
51
DAFTAR PUSTAKA
1. Kurniawan, Leonardi Lucky. 2012. Memperkokoh Identitas Nasional melalui
Bahasa Nasional. In: Prosiding Seminar Internasional: Meminang Bahasa,
Membangun Bangsa. FKIP Universitas Mataram, Mataram, pp. 258-262.
2. Kridalaksana H. 1991. Pendekatan tentang Pendekatan Historis dalam Kajian
Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Dalam Kridalaksana H. (penyunting).
Masa Lampau bahasa Indonesia: Sebuah Bunga Rampai. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
3. Wahyuningsih, Tri Juniarti, Nurhayati, dan Kokom Kumalasari. 2014. Makalah:
Penggunaan Bahasa Indonesia dan Masalah Kata. Manajemen Pendidikan
Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Acprilesma, Jakarta.
4. H. Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono.
1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia.
5. Anonim. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
6. Anonim. 1990. Ensiklopedi Nasional Indonesia (ENI) 8 : Kata. Jakarta: PT.
Cipta Adi Pustaka.
7. Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Grasindo.
8. Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
-
8/19/2019 Kata dan Jenis Kata
56/56
52
9.
Pangestu, Endah. 2008. Analisis Kntrastif kata keterangan Bahasa
Indonesia dan fukushi Bahasa Jepang ditinjau dari Sintaksis. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
10. Sadikin. 2011. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan Majas
Peribahasa. Bekasi, Jawa Barat: Laskar Aksara.
11. Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
12. Muslich, Masnur. 2010. Garis-garis Besar Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Bandung: Refika Aditama.
13. Furqon, Ahmad. 2006. Kamus Pintar Plus Bahasa Indonesia Untuk Kata.
Bandung: Penerbit Epsilon Grup.
top related