jurusan tafsir hadits fakultas ushuluddin institut …
Post on 16-Oct-2021
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
“TITIK TEMU ISLAM DAN KRISTEN PERSPEKTIF
AL-QUR’AN”
( Studi Komparatif Tafsir Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an Karya
Al-Qurthubi Dan Tafsir Al-Azhar Karya Buya Hamka ).
Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Disusun Oleh :
Rahmi Ramdhiani Idris
12210495
JURUSAN TAFSIR HADITS
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN ( IIQ )
JAKARTA
2017
“TITIK TEMU ISLAM DAN KRISTEN PERSPEKTIF
AL-QUR’AN”
( Studi Komparatif Tafsir Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an Karya
Al-Qurthubi Dan Tafsir Al-Azhar Karya Buya Hamka ).
Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Disusun Oleh :
Rahmi Ramdhiani Idris
NIM. 12210495
Pembimbing
Dr. H. Ulinnuha, Lc, MA
JURUSAN TAFSIR HADITS
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN ( IIQ )
JAKARTA
2017
iii
PERNYATAAN PENULIS
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Rahmi Ramdhiani Idris
NIM : 12210495
Tempat/Tanggal Lahir : Rangkasbitung, 21 Maret 1991
Alamat : Jl. Tb. Hasan Kp. Ciseke RT 02/RW 02 Desa
Jatimulya Kec. Rangkasbitung Kab. Lebak Banten
42305
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi dengan judul Titik Temu
Islam dan Kristen Perspektif Al-Qur’an (Studi Komparatif Kitab
Al-Jâmi’ li Ahkâm Al-Qur’ân Karya al-Qurthubi dan Kitab Al-Azhar
Karya Buya Hamka) adalah benar-benar hasil karya saya, kecuali kutipan-
kutipan yang disebutkan sumbernya. Kesalahan dan kekurangan di dalam
karya ini, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 20 Agustus 2017
27 Dzulqaidah 1438 H
Rahmi Ramdhiani Idris
iv
MOTTO
“Harta yang paling berharga adalah keluarga”
v
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk dua orang yang
sangat istimewa dan berharga bagi penulis, yang bersama kasih sayang,
dukungan dan do‟a beliau-beliaulah, Allah menghadirkan banyak rahmat dan
nikmat kepadaku. Teruntuk Ayahanda dan Ibundaku tersayang….kedua
orangtua ku… Semoga Allah akan selalu menjaga kalian dalam rahmat dan
hidayah-Nya, semoga Allah akan membalas tiap tetes peluh dan air mata
beliau dengan balasan surga-Nya. Amin.
vi
بسم الله الرحمن الرحيم
KATA PENGANTAR
Subhanallah, sungguh tiada satu pun bentuk kata indah yang sanggup
mewakili segala pesona-Nya, menggambarkan setiap keindahan-Nya.
Alhamdulillah „Alâ Kulli Hâl wa Ni‟mah, syukur alhamdulillah penulis
haturkan ke hadirat Allah Swt., yang dengan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Allahumma Shalli „Alâ
Sayyidina Muhammadin wa „Alâ Ali Muhammad shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw beserta
keluarga dan para sahabatnya hingga akhir zaman.
Dari hati yang paling dalam penulis menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa pertolongan dan kuasa Allah
Swt. sehingga penulis mampu berfikir, menuangkan ide-idenya dalam masa
penyusunan skripsi ini. Dan juga adanya dukungan, bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak kepada penulis baik dari segi materil, moril maupun doa.
Untuk itu dengan segala hormat dan ta‟zhim penulis sampaikan rasa terima
kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaimah Tahido Yanggo, M.A. selaku Rektor
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.
2. Ibu Dra. Hj. Maria Ulfah, M.A. selaku dekan Fakultas Ushuluddin IIQ
Jakarta.
3. Bapak Dr. H. M. Ulinnuha, Lc, MA. Sebagai dosen pembimbing skripsi,
yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan kritik demi terselesainya
skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang telah
membagikan ilmunya dan juga telah memberi motivasi semangat dalam
vii
belajar sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas-tugas sebagai
mahasiswa.
5. Dra. Rukayah Tamimi dan Dra. Suci Rahayuningsih selaku pembantu
dekan Fakultas Ushuluddin, yang telah banyak memotivasi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
6. Pustakawan IIQ Jakarta, Pimpinan dan Karyawan Perpustakawan Umum
UIN Jakarta, Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Islam Iman Jama
serta pimpinan dan karyawan Pusat Studi Al-Qur‟an yang telah
memberikan fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk membaca
dan melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.
7. Instruktur tahfîdz yang dengan sabar membimbing penulis dalam
menghafal Al-Qur‟an, Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc, MA., Ibu Hj
Istiqomah MA, dan Ibu Hj. Muthmainnah, MA., serta Ibu Dra
Muzayanah MA.,
8. Ayahanda dan ibunda tercinta, Bapak H Idris Jamroni dan Ibu Hj Popon
Suryani. Tiada kata yang dapat penulis sampaikan selain ucapan
terimakasih yang sedalam-dalamnya atas segala kasih sayang, do‟a,
nasehat, dukungan, bimbingan, pengorbanan, dan dorongan semangat
yang tak pernah henti yang kalian berikan dengan ikhlas dan kesabaran
tak terhingga. Hanya do‟a yang tak pernah putus yang dapat penulis
persembahkan untuk keduanya. Allahummaghfil lî wa liwâlidayya
warhamhumâ kamâ rabbayânî shaghîrâ.
9. Adik-adik tercinta, Anna Najmiatul Huda, Akmal Auliya, dan Ihsan
Rausyan Fikri yang senantiasa memberikan suntikan semangat dan do‟a
dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Calon SuamiKu, Muhammad Nana Ridwan Asnawi yang senantiasa
memberikan dorongan semangat, mendengarkan dengan sabar segala
keluh kesah, menghibur saat hati gundah dan sedih, serta mendo‟akan
viii
tiada henti-hentinya demi terselesaikannya skripsi ini. Dan Kedua calon
mertuaku yang senantiasa mendo‟akan yang terbaik untuk keberhasilan
skripsi ini.
11. Sahabat sekaligus saudara Winda Melinda beserta keluarga yang
senantiasa memberikan dorongan semangat, memberikan kasih sayang,
dan mendo‟akan yang terbaik agar terselesaikannya skripsi ini
12. Teman-teman IIQ angkatan 2012 khususnya Fakultas Ushuluddin Prodi
Tafsir Hadis
13. Sahabat-sahabat Terkasih, Farhatul Fathiyyah, Nourma Iddah Hasanah,
Ratu siti lailatul Farihah, Aryati, Ratu Lulu, Ka Irma, dan Hani yang
selalu memberikan semangat dan do‟a dalam menimba ilmu selama
empat tahun di IIQ Jakarta. Terimakasih karena telah bersedia berbagi
kesenangan, kesedihan dan mendo‟akan. Semoga Allah akan selalu hadir
dalam silaturrahim kita.
14. Ucapan ribuan terimakasih kepada seluruh pihak yang ikut terlibat baik
secara langsung maupun secara tidak langsung yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, semoga Allah yang akan membalas segala
kebaikan yang mereka berikan kepada penulis.
Dalam penulisan skripsi ini berbagai upaya telah penulis lakukan
untuk memaksimalkan skripsi ini menjadi karya ilmiah yang baik. Namun,
karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, maka skripsi ini
tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari para
pembaca demi karya yang lebih baik lagi.
ix
Akhirnya, semoga jerih payah penulis ini dapat menjadi buah karya
yang bermanfaat dan menjadi amal shalih yang mendapatkan ridla dari Allah
SWT di akhirat kelak. Amin.
Jakarta, 20 Agustus 2017 M
27 Dzulqaidah 1438 H
Penulis
x
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii
PERNYATAAN PENULIS ..................................................................... iii
MOTTO .................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................ vi
DAFTAR ISI ........................................................................................... x
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................. xii
ABSTRAK ............................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan masalah ........... 8
C. Tujuan dan manfaat penelitian ......................................... 9
D. Tinjauan Pustaka ............................................................... 10
E. Metodologi Penelitian ....................................................... 13
F. Teknik dan Sistematika Penelitian ................................... 15
BAB II TINJAUAN UMUM AJARAN ISLAM DAN KRISTEN
A. Deskripsi ajaran Islam dan Kristen ( al-Qur‟an dan Injil . 17
B. Pandangan-pandangan Islam dan Kristen ......................... 24
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KITAB TAFSIR
AL-JAMI’ LI AHKAM AL-QUR’AN DAN KITAB TAFSIR
AL-AZHAR
A. Kitab Al-Jami‟ li Ahkam Al-Qur‟an ................................. 41
B. Kitab Tafsir Al-Azhar ....................................................... 49
BAB IV PENAFSIRAN AYAT-AYAT TERKAIT TITIK TEMU
ISLAM DAN KRISTEN DALAM KITAB TAFSIR
xi
AL-JAMI’ LI AHKAM AL-QUR’AN DAN KITAB TAFSIR
AL AZHAR
A. Titik Temu Islam dan Kristen terkait Ketuhanan ............. 59
B. Titik Temu Islam dan Kristen terkait Kedatangan Nabi
Muhammad SAW ............................................................. 65
C. Titik Temu Islam dan Kristen terkait Shalat .................... 71
D. Titik Temu Islam dan Kristen terkait Do‟a ...................... 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 83
B. Saran ................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 85
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad
yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi ini, transliterasi Arab-
Latin mengacu pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta” cetakan ke-II, tahun 2011, yang secara
garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Konsonan
Th ط A أ
Zh ظ B ة
„ ع T ث
Gh غ Ts ث
F ف J ج
Q ق H ح
K ك Kh خ
L ل D د
M م Dz ذ
N ن R ز
W و Z ش
H ي S ض
‟ ء Sy ش
Y ي Sh ص
Dh ض
xiii
2. Vokal
a. Vokal atau bunyi (a), (i), (u) ditulis dengan ketentuan sebagai berikut:
Vokal Pendek Panjang
Fathah A Â
Kasrah I Î
Dhammah U Û
b. Vokal Rangkap
fathah + ya' mati Ditulis
Ai
Bainakum بيَْىكَُم
fathah + ya' mati Ditulis
Au
وْل قَ Qaulun
c. Vokal Pendek
Ditulis a'antum أأوتم
Ditulis U„iddat اعدث
Ditulis la'insyakartum نئه شكستم
2. Kata sandang
a. Bila diikuti Huruf Qamariyyah
Ditulis Al-Qur`ân انقـسآن
Ditulis al-Qiyâs انقيبض
b. Bila diikuti Huruf Syamsiyyah
'Ditulis as-Samâ انسمبء
Ditulis asy-Syams انشّمط
xiv
3. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat
Ditulis zawî al-Furûdh ذوي انفسوض
Ditulis ahl as-Sunnah أهم انسىتّ
a. Syaddah
Syaddah (Tasydîd) untuk alih aksara dilambangkan dengan
huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda Tasydîd.
Aturan ini berlaku secara umum, baik Tasydîd yang berada ditengah
kata, diakhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang
diikuti oleh huruf –huruf syamsiyah.
Contoh:
wa arr-rukka‟i : وانسكعInna al-ladzîna : إن انريهĀmannâbillâhi :أمىب بب لله
b. Ta Marbûthah
Bila dimatikan ditulis h.
Ditulis Hibbah هِـبَّت
Ditulis Jizyah جِصْيتَ
(Ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang
sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan
sebagainya, kecuali jika dikehendaki lafal aslinya).
Bila diikuti dengan kata sandang al serta bacaan kedua itu
terpisah, maka ditulis dengan h.
„Ditulis karâmah al-auliyâ كَسَامَت الَْْوَْنيِبَء
xv
Bila ta marbuthah hidup atau dengan harkat fathah, kasrah, dan
dhammah, ditulis t.
Ditulis Zakâtul fithri شكـبة انفطس
c. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf arab tidak mengenal huruf kapital, akan
tetapi apabila telah di alih aksarakan, maka berlaku ketentuan ejaan
yang telah disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan
awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-
lain. Ketentuan yang berlaku pada (EYD) berlaku pula dalam alih
aksara ini, seperti cetak miring (italik) dan cetak tebal (bold) dan
ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata
sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan
kata sandangnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur‟an dan nama-
nama surahnya menggunakan huruf kapital.
xvi
ABSTRAK
Rahmi Ramdhiani Idris, NIM: 12210495
“Titik Temu Islam dan Kristen Perspektif Al-Qur‟an” ( Studi Komparatif
Tafsir Al-Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an Karya al-Qurthubi Dan Tafsir Al-Azhar
Karya Buya Hamka ).
Skripsi, Program Studi Tafsir Hadits, Fakultas Ushuluddin, Institut Ilmu
Al-Qur‟an Jakarta. Pembimbing Dr. M. Ulinnuha, Lc, MA.
Skripsi ini membahas tentang penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an terkait
Titik Temu Islam dan Kristen dalam kitab tafsir karya Imam al-Qurthubi
yaitu al-Jami li Ahkam al-Qur‟an dan kitab tafsir al-Azhar karya Buya
Hamka. Imam al-Qurthubi adalah ulama bidang tafsir yang cerdas, produktif,
dan banyak mendapat apresiasi dari kalangan ulama. Sedangkan Buya
Hamka adalah seorang ulama, aktifis politik dan penulis Indonesia yang amat
terkenal di alam Nusantara. Kajian dalam skripsi ini hanya berfokus pada
kajian ayat-ayat yang terkait dengan Titik Temu Islam dan Kristen dalam
kedua kitab tafsir tersebut.
Sebuah penelitian terdahulu skripsi karya M Jazuli yang berjudul
“Materi dan metode dakwah dalam VCD „Persamaan-persamaan antara Islam
dan Kristen‟ karya Dr Zakir Naik”. Skripsi tersebut membahas metode
dakwah yang terkandung dalam Video “Persamaan-persamaan antara Islam
dan Kristen” karya Dr Zakir Naik. Berbeda dengan penelitian dalam skripsi
ini yang akan membahas penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an terkait Titik Temu
Islam dan Kristen dengan membandingkan penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an
dalam kitab Tafsir al-Jami‟ li Ahkam al-Qur‟an karya al-Qurthubi dan kitab
Tafsir al-Azhar karya Buya Hamka.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research,
yaitu suatu rangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pengumpulan data
pustaka, dengan mendeskripsikan penjelasan dari berbagai pendapat
mufassir.
Dari penelitian ini penulis menemukan beberapa kesimpulan yaitu
terdapat beberapa kesamaan antara ajaran Islam dan Kristen, diantara nya
dalam hal Ketuhanan, Kedatangan Nabi Muhammad SAW, Shalat, dan Do‟a.
Adapun mengenai penafsiran ayat terkait Titik Temu Islam dalam
kitab tafsir al-Jami li Ahkam al-Qur‟an karya al-Qurthubi dan kitab al-Azhar
karya Buya Hamka tidak ditemukan banyak perbedaan pendapat. Hal ini
disebabkan karena metodologi penafsiran keduanya hampir sama dan ayat-
ayat yang terkait dengan Titik Temu Islam dan Kristen berkisar pada masalah
ketauhidan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur‟an telah hadir sejak berabad-abad lalu ditengah-tengah
peradaban dan pergaulan umat manusia. Dalam sejarahnya yang panjang
itu, ia telah berperan sebagai unsur utama yang membentuk kepribadian
ajaran Islam.1
Al-Qur‟an pun merupakan kitab yang telah dijamin keotentikannya
oleh Allah SWT, dan merupakan kitab yang selalu dipelihara. Penjelasan
ini terdapat dalam
“Sesungguhnya kami yang menurunkan Al-Qur’an dan
Kamilah pemelihara-pemelihara Nya”. (QS Al-Hijr [15]: 9)
Demikianlah Allah telah menjamin keotentikan Al-Qur‟an, atas
dasar Kemahakuasaan Nya dan Kemahatahuan Nya, serta berkat upaya-
upaya yang dilakukan oleh makhluk-makhluk Nya, terutama oleh
manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap muslim percaya bahwa apa
yang dibaca dan didengarnya dalam Al-Qur‟an tidak berbeda sedikit pun
dengan apa yang dibaca pula oleh Rasulullah saw dan para sahabat Nabi
saw.2
Namun, Al-Qur‟an tidak dapat langsung dipahami begitu saja oleh
orang yang mempelajarinya, mereka harus belajar dan berguru kepada
para ahli yang memang mengetahui dan paham betul terhadap maksud-
maksud kandungan dari firman Allah tersebut. Memang, pada
1 Ali Yafi, “Al-Qur‟an Memperkenalkan Diri”, dalam Jurnal Ulum al-Qur’an, Vol.
1, April-Juni, 1989, h. 3 2 M Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an,(Bandung:Mizan,1992), h. 26
2
kenyataannya antara satu ahli dengan ahli lain sering kali memiliki
pendapat yang berbeda dan beragam tetapi hal itu semata-mata
menunjukkan bahwa Al-Qur‟an sangat fleksibel dan dapat dipahami oleh
semua pembacanya sesuai dengan tingkat pemahaman dan
pengetahuannya masing-masing. Karena penafsiran atasnya tidak pernah
tiada dan kering, setiap saat selalu saja terdengar atau terbaca sesuatu yang
baru, yang sesuai dan mengikuti perkembangan zaman dan pengetahuan.
Layaknya alam raya, dengan penelitian dan pengamatan yang kerap
dilakukan atasnya ia membuka tabir-tabir rahasia, yang belum tersentuh
oleh generasi-generasi sebelumnya.3
Al-Qur‟an merupakan sumber dan rujukan yang paling utama bagi
umat Islam di seluruh dunia. Dan setiap orang Islam pasti sangat
memercayai bahwa Al-Qur‟an merupakan wahyu yang di dalamnya
terkandung petunjuk yang tidak akan pernah usang di makan waktu hingga
hari kiamat nanti. Para ulama sependapat bahwa dari sekian banyak
mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
yang terbesar adalah Al-Qur‟an.4
Ketika Al-Qur‟an diturunkan, Rasulullah lah yang mempunyai
fungsi sebagai mubayyin yakni pemberi penjelasan, dengan menjelaskan
kepada para sahabat tentang arti dan kandungan Al-Qur‟an, terutama
menyangkut ayat-ayat yang tidak dapat langsung dipahami atau samar
artinya. Dan sebenarnya semenjak saat itulah penafsiran Al-Qur‟an sudah
dilakukan oleh Rasulullah SAW, Rasulullah lah orang yang pertama
mengajarkan Al-Qur‟an dan guru utama yang dapat menjelaskan maksud
dan menguraikan ungkapan-ungkapan yang sulit yang terdapat dalam Al-
3 M Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, h.16-17
4 Ramadhani dkk, al-Qur’an vs Sains modern,(Yogyakarta: Sketsa, 2014), h. 2
3
Qur‟an5. Penafsiran yang dilakukan oleh beliau ialah penafsiran Al-Qur‟an
dengan Al-Qur‟an atau penafsiran Al-Qur‟an dengan pemahaman beliau
sendiri (as-Sunnah atau Hadits).6
Tafsir yang dinukil dari Rasulullah dan para sahabat tidak
mencakup semua ayat dalam Al-Qur‟an, mereka hanya menafsirkan
bagian-bagian yang sulit dipahami bagi orang-orang yang semasa dengan
mereka. Kemudian kesulitan tersebut semakin meningkat seiring dengan
bertambah jauhnya masa Nabi dan Sahabat. Maka setelah itu, para tabi‟in
lah yang menekuni bidang tafsir. Mereka menambah keterangan-
keterangan yang belum dijelaskan oleh Nabi dan para sahabat ke dalam
tafsir. Setelah itu munculah generasi setelah tabi‟in, generasi ini yang
kemudian berusaha menyempurnakan tafsir Al-Qur‟an secara terus
menerus sampai sekarang dengan berdasarkan pada pengetahuan mereka
terhadap Bahasa Arab, peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa
turunnya Al-Qur‟an yang mereka anggap valid dan pada alat-alat
pemahaman serta pengkajian lainnya.7
Pada mulanya usaha penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an berdasarkan
ijtihad masih sangat terbatas, akan tetapi karena ilmu yang semakin
berkembang pesat dan karena situasi serta kondisi masyarakat yang terus
berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, maka berkembang
pula peranan akal atau ijtihad dalam penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an,
sehingga munculah banyak mufassir dengan berbagai macam metode
penafsiran dan keanekaragaman corak penafsirannya. Dan para mufassir
5 M Quraisy Shihab, Membumikan al-Qur’an : Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat, (Bandung : Mizan Pustaka, 2007), h.105 6 Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir,( Bandung : Tafakur, 2011), cet.III, h.19
7 Manna‟ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Bogor : Pustaka Litera
AntarNusa, 2007), cet.II, h. 474
4
dalam menafsirkan Al-Qur‟an berpegang pada pemahaman ilmu yang
paling beliau kuasai dan mengarah ke berbagai kecenderungan.8
Al-Qur‟an sendiri memang sangat terbuka untuk ditafsirkan.
Karena itulah setiap mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an
biasanya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio kultural yang menjadi
tempat tinggalnya. Situasi sosio politik yang melingkupinya pun akan
sangat berpengaruh terhadap interpretasinya mengenai Al-Qur‟an. Dan
disiplin ilmu yang dimiliki oleh seorang mufassir pun menjadi suatu
kecenderungan mufassir untuk memahami Al-Qur‟an.9
Al-Qur‟an juga berkedudukan sebagai kitab suci yang bukan hanya
memuat ajaran-ajaran agama dalam aspek moral dan spiritual yang
terbatas, seperti aqidah, ibadah, dan akhlak melainkan juga memuat aspek-
aspek kehidupan dalam cakupannya yang luas, terutama yang terkait
dengan prinsip-prinsip dasar bagi penataan kehidupan manusia.
Al-Qur‟an memperkenalkan dirinya sebagai sosok hudan li al-nas
atau petunjuk untuk seluruh manusia. Inilah fungsi utama kehadirannya.
Allah menegaskan penjelasan tentang fungsi Al-Qur‟an ini dalam ayat nya
(QS Al-Baqarah : 213)10
8 Manna‟ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, h. 477
9 Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, h. 47
10 M Quraish Shihab, Lentera Al-Qur’an, ( Bandung : PT Mizan Pustaka, 2008 ) ,
h. 26
5
“Manusia itu (dahulunya) satu umat. (setelah timbul perselisihan),
maka Allah mengutus Para Nabi untuk menyampaikan kabar
gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka
kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di
antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidak
ada yang berselisih tentang hal itu melainkan orang-orang yang
telah diberi Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka bukti-bukti
yang nyata, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka
dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka
yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah
memberi petunjuk orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus”.
( QS Al-Baqarah [2] : 213 )
Setiap agama, apapun nama agama itu, pasti mempunyai empat
dimensi yang harus dijaga. Yang pertama, dimensi spiritual. Kedua,
dimensi ritual. Ketiga, dimensi sosial. Dan keempat dimensi kemanusiaan
dan humanitas. Hal seperti ini diibaratkan seperti sebuah bangunan
piramida, kalau tidak terbangun sebuah tatanan sosial yang sehat dan
sinergis, maka berarti piramida itu terbalik. Dan inilah yang menjadikan
agama yang satu berbenturan dengan agama yang lain.11
Akan tetapi kitab suci Al-Qur‟an diturunkan tidak hanya untuk
memberi jalan keluar, dan tuntunan terbaik bagi problem-problem
kehidupan manusia. Namun Al-Qur‟an juga mampu mengajarkan kita
untuk membuka pikiran tentang agama-agama lain. Karena ada kesamaan
baik agama yang satu dengan agama yang lain. Dan ini lah yang
11
Ahmad Syafii Maarif, Azyumardi Azra, dkk, Islam dan Nilai-Nilai Universal
Sumbangan Islam dalam Pembentukan Dunia Plural, ( Jakarta: ICIP,2008), h.35-36
6
menjadikan Al-Qur‟an mampu beradaptasi dengan lingkungan agama
manapun.12
Tiga agama yang paling berpengaruh di dunia yaitu Islam, Kristen,
dan Yahudi. Dari ketiganya ini lah sering muncul perdebatan-perdebatan
yang berdasar pada keyakinan masing-masing agama. Tapi perdebatan ini
sebenarnya muncul karena disebabkan banyaknya kesamaan yang di
miliki oleh masing-masing agama tersebut. Hanya saja tak banyak orang
yang mau dan bersungguh-sungguh untuk mempelajarinya.13
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan mencoba
menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan tentang titik temu
Islam dan Kristen dengan membandingkan penafsiran dalam kitab tafsir
al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya al-Qurthubi (w. 671 H) dan Kitab tafsir
al-Azhar karya Buya Hamka (w. 24 Juli 1981 M).
Al-Qurthubi adalah salah satu ulama bidang tafsir yang cerdas,
produktif, dan banyak mendapat apresiasi dari kalangan ulama. Syaikh
Adz-Dzahabi (w. 748 H) menerangkan bahwa “Al-Qurthubi adalah
seorang imam yang memiliki ilmu yang luas dan mendalam. Dia memiliki
sejumlah karya yang sangat bermanfaat dan menunjukkan betapa luas
pengetahuannya dan sempurna kepandaiannya”.14
Al-Qashabi Mahmud Zalath (w. 1398 H) juga mengatakan bahwa
tafsir al-Qurthubi memiliki kecenderungan Fiqh yang sangat kental. Hal
ini dikarenakan uraian-uraian al-Qurthubi yang panjang dan detail ketika
memahami sebuah ayat yang menyangkut tentang hukum. Karena
dominasi kajian tafsirnya tentang hukum-hukum, maka ia memberi nama
12
Waryono, “Beberapa Problem Teologis antara Islam dan Kristen”, dalam Jurnal
ESENSIA, Vol. XII No.1 2017, h. 103 13
Waryono, “Beberapa Problem Teologis antara Islam dan Kristen”, h. 105 14
Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik
Modern, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah,2011),h.19-20
7
kitab tafsirnya dengan al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an yang berarti
penghimpun hukum-hukum Al-Qur‟an.15
Sedangkan Buya Hamka adalah seorang ulama, aktifis politik dan
penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara. Salah satu sosok
pemikir yang memberikan dampak yang positif bagi semua kalangan, baik
dari kalangan akademik sampai kepemerintahan negara, yang dapat diakui
keilmuannya di segala bidang.
Karya ilmiah terbesarnya adalah Tafsir al-Azhar, tafsir ini beliau
tulis setelah beliau keluar dari penjara. Tafsir ini juga di kenal dengan
tafsir Hamka. Tafsir setebal 30 jilid ini mempunyai keistimewaan yang
luar biasa, dari sisi sajian redaksinya, kalimatnya kental dengan nuansa
sastra, sesuai dengan suasana dan permasalahan yang sedang dihadapi
masyarakat Indonesia, menggunakan bahasa sederhana sehingga mudah
difahami oleh semua lapisan masyarakat, tidak merujuk pada satu
madzhab dan menghindari perdebatan antara madzhab.16
Melalui karya-karyanya, beliau mampu menawarkan gagasan
pemikirannya dengan olahan bahasa yang sangat menarik, sesuai dengan
kemampuan masyarakat pada waktu itu dan gagasannya pun dapat
menyejukkan hati. Oleh karena itu, tidak heran jika karya-karya beliau
sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat dan dicetak berulang
kali.17
Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk menyusun sebuah
skripsi dengan mengangkat judul “Titik Temu Islam dan Kristen
Perspektif Al-Qur’an (Studi Komparatif Tafsir Al-Jami’ Li Ahkam
15
Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik
Modern, h.28 16
Abdul Rauf, Tafsir al-Azhar : Dimensi Tasawuf Hamka, ( Kuala Selangor :
Piagam Intan SDN. BHD. 2013 ), Cet. I, h. 67- 68 17
Abdul Rauf, Tafsir al-Azhar : Dimensi Tasawuf Hamka, h. 62
8
Al-Qur’an Karya al-Qurthubi Dan Tafsir Al-Azhar Karya Buya
Hamka).
B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari judul yang akan dipaparkan oleh penulis dapat ditemukan
beberapa masalah yang patut dibahas, yaitu :
a. Tinjauan Umum mengenai deskripsi ajaran Islam dan Kristen
b. Tinjauan umum mengenai kitab al-Jami’ li ahkam al-Qur’an karya
al-Qurthubi dan kitab tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka
c. Penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an seputar titik temu Islam dan Kristen
dalam kitab al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya al-Qurthubi dan
kitab tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka serta analisis perbedaan
dan persamaan penafsirannya.
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan alasan penulis diatas,
maka penulis akan membatasi skripsi ini pada penafsiran ayat-ayat al-
Qur‟an seputar titik temu Islam dan Kristen dalam kitab al-Jami’ li
Ahkam al-Qur’an karya al-Qurthubi dan kitab Al-Azhar karya Buya
Hamka. Karena banyaknya ayat-ayat seputar titik temu Islam dan
Kristen dalam al-Qur‟an, maka penulis hanya akan membatasi pada
beberapa ayat:
a. Ayat Ketuhanan (QS QS Al-Ikhlas [112]: 1)
b. Ayat Kedatangan Nabi Muhammad SAW (QS Ash-Shaf [61]: 6)
c. Ayat tentang Sujud dalam Shalat (QS Al-Hajj [22]: 77)
d. Ayat tentang Do‟a (QS Al-Baqarah [2]: 186)
9
Adapun alasan penulis mengambil beberapa permasalahan
tersebut diatas karena ayat-ayat tersebut berkaitan erat dengan seputar
titik temu Islam dan Kristen. Untuk itu penulis akan membahas lebih
dalam mengenai penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an terhadap permasalahan
tersebut dengan membandingkan pendapat al-Qurthubi dan Buya
Hamka dalam kedua kitab tafsir tersebut diatas.
3. Perumusan Masalah
Untuk membuat permasalahan menjadi lebih spesifik dan sesuai
dengan titik tekan kajian, maka harus ada rumusan masalah yang benar-
benar fokus. Ini dimaksudkan agar pembahasan dalam karya tulis ini
tidak melebar dari apa yang dikehendaki.
Dari latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka
rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah:
a. Apa saja dimensi Titik Temu Islam dan Kristen?
b. Bagaimana perbedaan dan persamaan analisis penafsiran al-
Qurthubi dan Buya Hamka terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an seputar
titik temu Islam dan Kristen?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui
deskripsi titik temu ajaran Islam dan Kristen, dan perbedaan dan
persamaan penafsiran al-Qurthubi dan Buya Hamka terhadap ayat-ayat Al-
Qur‟an seputar titik temu Islam dan Kristen. Dengan ditulisnya penelitian
ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang bersifat teoritis dan
praktis dalam rangka menambah khazanah keilmuan terutama pemahaman
terhadap ajaran Islam dan Kristen dan tafsir serta perbedaan penafsiran
kedua ulama tersebut.
10
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya khazanah
pemikiran Islam, khususnya dibidang tafsir.
2. Penelitian ini diharapkan sedikit banyak akan memberikan konstribusi
bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang ilmu tafsir.
3. Dapat memberikan pandangan baru mengenai titik temu ajaran Islam
dan Kristen.
4. Untuk memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan kepada masyarakat
terutama di bidang tafsir.
D. Tinjauan Pustaka
Dari hasil penelusuran penulis mengenai “Titik Temu Islam dan
Kristen Perspektif Al-Qur’an ( Studi Komparatif Tafsir Al-Jami’ Li
Ahkam Al-Qur’an Karya al-Qurthubi Dan Tafsir Al-Azhar Karya
Buya Hamka ) , penulis menemukan beberapa karya tulis yang berkaitan
diantaranya yaitu:
Skripsi dengan judul “Materi dan metode dakwah dalam VCD
„Persamaan-persamaan antara Islam dan Kristen‟ karya Dr Zakir Naik”,
yang ditulis oleh M Jazuli, mahasiswa Institut Agama Islam Negeri
Walisongo program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah. Skripsi tersebut membahas metode dakwah dalam VCD
„Persamaan-persamaan antara Islam dan Kristen‟ karya Zakir Naik”, .
Skripsi yang ditulis oleh mahasiswa IAIN Walisongo ini dan pembahasan
yang akan dikaji oleh penulis memiliki persamaan yaitu sama-sama
membahas seputar titik temu Islam dan Kristen. Namun M Jauli
membahas metode dakwah yang terkandung dalam Video “Persamaan-
persamaan antara Islam dan Kristen” karya Dr Zakir Naik sedangkan
penulis membahas titik temu Islam dan Kristen dengan membandingkan
11
ayat-ayat Al-Qur‟an dalam kitab Tafsir Jami‟ Li Ahkam karya al-Qurthubi
dan kitab Tafsir al-Azhar karya Buya Hamka.18
Skripsi yang ditulis oleh Ruslan, mahasiswa jurusan Tafsir Hadis
Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul
”Studi Atas Penafsiran Al-Qurtubi Terhadap Ayat-Ayat Tentang Nikah
Beda Agama dalam Kitab Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an.” Skripsi
tersebut lebih menitikberatkan pada penafsiran Al-Qurthubi terkait ayat-
ayat tentang nikah beda agama. Al-Qurtubi memberikan penjelasan
panjang lebar mengenai persoalan tersebut. Sedangkan penulis membahas
penafsiran al-Qurthubi dan Buya Hamka terkait ayat-ayat dalam al-Qur‟an
tentang titik temu Islam dan Kristen.19
Skripsi dengan judul ”Menikahi Orang Musyrik Perspektif Al-
Jashas dan Al-Qurtubi Analisa Terhadap Surah Al-Baqarah : 221 Dalam
Tafsir Ahkam Al-Qur’an dan Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an” yang ditulis
oleh Budi Prestiawan program studi Tafsir Hadis UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta 2014. Dalam skripsi tersebut dijelaskan pendapat al-Jashas yang
bermadzhab Hanafi dan Al-Qurtubi yang bermadzhab Maliki mengenai
keharaman untuk menikahi wanita-wanita musyrik, karena ajakan mereka
ke neraka menjadikan alasan tegas diharamkannya menikah dengan
mereka. Sedangkan penulis membahas tentang penafsiran ayat-ayat al-
Qur‟an seputar titik temu Islam dan Kristen dalam kitab Al-Jami’ li Ahkam
18
M Jazuli, “Materi dan metode dakwah dalam Vcd “Persamaan-persamaan antara
Islam dan Kristen” karya Dr Zakir Naik”, Skripsi, Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang, 2008, tidak
diterbitkan (t.d) 19
Ruslan,” Studi Atas Penafsiran Al-Qurtubi Terhadap Ayat-Ayat Tentang Nikah
Bada Agama dalam Kitab Al-Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an”, Skripsi, Tafsir Hadis Fakultas
Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2009, tidak diterbitkan (t.d)
12
al-Qur’an Karya al-Qurthubi Dan Kitab Ahkam al-Azhar Karya Buya
Hamka.20
E. Metodologi Penelitian
Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan diatas, penulis
menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan
(library research), yaitu suatu rangkaian kegiatan yang berkenaan
dengan pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta
mengkaji bahan penelitian.21
Penelitian telaah pustaka ini merupakan
penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti subjek yang bersifat alamiah, deskriptif, dinamis dan
berkembang.22
Dimana penelitian adalah sebuah instrument kunci,
teknis analisis data dilakukan secara induktif yang dimulai dengan
melakukan serangkaian observasi khusus, yang kemudian akan
memunculkan tema-tema dan pola-pola hubungan diantara tema-tema
tersebut.
Untuk membahas permasalahan, penulis menggunakan metode
maudhu‟i (tematik) yang merupakan salah satu metode penafsiran Al-
Qur‟an. Metode maudhu‟I adalah suatu metode yang mengarahkan
pandangan pada satu tema tertentu dengan menghimpun ayat-ayat yang
berkaitan, menganalisis, dan memahaminya untuk kemudian
20
Budi Prestiawan, “Menikahi Orang Musyrik Perspektif Al-Jashas dan Al-Qurtubi
Analisa Terhadap Surah Al-Baqarah : 221 Dalam Tafsir Ahkam Al-Qur‟an dan Jami‟ Li
Ahkam Al-Qur‟an”, Skripsi, Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, tidak diterbitkan (t.d) 21
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2008), cet.I, h. 3 22
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009),
h. 24
13
disimpulkan satu pandangan menyeluruh terkait tema yang dibahas
tersebut.23
2. Sumber Data
Untuk menghasilkan suatu karya ilmiah yang bisa
dipertanggungjawabkan, penulis sumber-sumber yang relevan terkait
penelitian ini. Sumber data tersebut terbagi dua, yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder. Yang merupakan sumber data primer
yaitu kitab Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an karya Al-Qurtubi dan tafsir
Al-Azhar karya Buya Hamka. Sedangkan yang merupakan sumber data
sekunder yaitu buku-buku-buku tafsir, jurnal, dan artikel-artikel yang
terkait dengan penelitian imi.
3. Metode Pengumpulan Data
Penulisan skripsi ini menggunakan metode dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa tulisan atau karya
monumental dari seseorang, transkip, jurnal, buku, surat kabar, dan
lain sebagainya.24
Teknik ini merupakan penelaahan dari referensi-
referensi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.
4. Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis isi (content
analysis). Analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat
inferensi-inferensi yang dapat ditiru, dan kebenaran data dengan
23
M. Quraisy Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang: Lentera Hati, 2013), h.385 24
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2014), h.329
14
memperhatikan konteksnya.25
Metode analisis ini merupakan suatu
teknik sistematik untuk menganalisis data secara objektif berdasarkan
fakta-fakta yang ditemukan oleh penulis dalam materi suatu buku.26
Selain itu, penelitian ini menggunakan teknik analisis deskripsi yang
meliputi analisis data pada masing-masing variabel dengan
menggambarkan apa yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, prosedur
yang ada yang sedang berlangsung.27
Dan juga menggunakan analisis komparatif yaitu penelitian
yang bersifat membandingkan, untuk mengetahui persamaan dan
perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti
berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
F. Teknik dan Sistematika Penulisan
Mengenai teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi terbitan IIQ Jakarta
Press tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)
Jakarta.
Secara keseluruhan, skripsi ini memuat lima bab yang saling
berkaitan dengan perincian dan sistematika sebagai berikut:
Pada bab pertama penulis memuat pendahuluan. Pendahuluan
tersebut berisi latar belakang yang membahas sejarah berkembangnya
tafsir dan juga membahas sedikit tentang tinjauan umum titik temu Islam
dan Kristen serta alasan penulis memilih perbandingan penafsiran al-
Qurthubi dan Buya Hamka terkait titik temu Islam dan Kristen sebagai
25
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kabijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 155 26
Bagong Suyanto, dkk, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan,
(Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2005), h.126 27
Sumarsih Anwar, Sikap Profesional Peneliti Agama, (Jakarta Timur: Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008), h.76
15
pokok bahasan penulis. Setelah latar belakang diuraikan, penulis
menjelaskan identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan
masalah agar penelitian tidak melebar kemana-mana. Kemudian
dipaparkan juga tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan
metodologi penelitian yang mencakup jenis penelitian, sumber penelitian,
metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Dan poin terakhir
bab ini dipaparkan teknik penulisan dan sistematikanya.
Bab kedua dikemukakan beberapa poin penting yang akan
menunjang penulis dalam menyelesaikan bab selanjutnya yaitu tinjauan
umum mengenai titik temu Islam dan Kristen dan bagaimana deskripsi
ajaran Islam dan ajaran Kristen sebenarnya. Tujuan dari penulisan
beberapa poin tersebut adalah untuk membantu penulis menjelaskan
perbedaan dan persamaan ajaran Islam dan ajaran Kristen itu sendiri.
Pembahasan di bab ketiga menjelaskan mengenai gambaran umum
kitab tafsir al-Jami’ Ahkam Al-Qur’an karya al-Qurtubi dan kitab Ahkam
Al-Azhar karya Buya Hamka, biografi Al-Qurthubi dan Buya Hamka,
sistematika penafsiran, metode dan corak penafsiran kedua kitab tafsir
tersebut. Tujuan dari penulisan beberapa bahasan tersebut adalah untuk
membatasi agar kitab tafsir yang dibahas lebih spesifik dan untuk
memudahkan penulis dalam menyelesaikan bab keempat.
Pembahasan di bab keempat menjelaskan penafsiran ayat-ayat Al-
Qur‟an seputar titik temu Islam dan Kristen dalam kitab tafsir al-Jami’
Ahkam Al-Qur’an karya al-Qurtubi dan kitab Al-Azhar karya Buya
Hamka. Pada bab ini juga penulis menganalisa perbedaan dan persamaan
penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an yang dibahas dalam kedua kitab tafsir
tersebut.
Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan.
Kesimpulan tersebut merupakan hasil akhir dari penelitian yang dilakukan
16
terhadap masalah-masalah yang telah diuraikan di bab sebelumnya. Selain
itu, ditulis juga saran-saran sebagai pijakan sementara untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dan mendalam terkait objek masalah yang dikaji. Di
akhir penulisan, dicantumkan pula daftar pustaka yang memuat referensi-
referensi yang penulis gunakan dalam melakukan penelitian sebagai bukti
kevalidan pembahasan yang dikaji.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur‟an telah hadir sejak berabad-abad lalu ditengah-
tengah peradaban dan pergaulan umat manusia. Dalam sejarahnya
yang panjang itu, ia telah berperan sebagai unsur utama yang
membentuk kepribadian ajaran Islam.1
Al-Qur‟an pun merupakan kitab yang telah dijamin
keotentikannya oleh Allah SWT, dan merupakan kitab yang selalu
dipelihara. Penjelasan ini terdapat dalam
“Sesungguhnya kami yang menurunkan Al-Qur’an dan
Kamilah pemelihara-pemelihara Nya”. (QS Al-Hijr [15]: 9)
Demikianlah Allah telah menjamin keotentikan al-Qur‟an,
atas dasar Kemahakuasaan Nya dan Kemahatahuan Nya, serta berkat
upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk-makhluk Nya, terutama
oleh manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap muslim percaya
bahwa apa yang dibaca dan didengarnya dalam al-Qur‟an tidak
berbeda sedikit pun dengan apa yang dibaca pula oleh Rasulullah saw
dan para sahabat Nabi saw.2
Namun, al-Qur‟an tidak dapat langsung dipahami begitu saja
oleh orang yang mempelajarinya, mereka harus belajar dan berguru
kepada para ahli yang memang mengetahui dan paham betul terhadap
1 Ali Yafi, “Al-Qur‟an Memperkenalkan Diri”, dalam Jurnal Ulum al-Qur’an, Vol.
1, April-Juni, 1989, h. 3 2 M Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an,(Bandung:Mizan,1992), h. 26
2
maksud-maksud kandungan dari firman Allah tersebut. Memang,
pada kenyataannya antara satu ahli dengan ahli lain sering kali
memiliki pendapat yang berbeda dan beragam tetapi hal itu semata-
mata menunjukkan bahwa al-Qur‟an sangat fleksibel dan dapat
dipahami oleh semua pembacanya sesuai dengan tingkat pemahaman
dan pengetahuannya masing-masing. Karena penafsiran atasnya tidak
pernah tiada dan kering, setiap saat selalu saja terdengar atau terbaca
sesuatu yang baru, yang sesuai dan mengikuti perkembangan zaman
dan pengetahuan. Layaknya alam raya, dengan penelitian dan
pengamatan yang kerap dilakukan atasnya ia membuka tabir-tabir
rahasia, yang belum tersentuh oleh generasi-generasi sebelumnya.3
Al-Qur‟an merupakan sumber dan rujukan yang paling utama
bagi umat Islam di seluruh dunia. Dan setiap orang Islam pasti sangat
memercayai bahwa al-Qur‟an merupakan wahyu yang di dalamnya
terkandung petunjuk yang tidak akan pernah usang di makan waktu
hingga hari kiamat nanti. Para ulama sependapat bahwa dari sekian
banyak mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW yang terbesar adalah al-Qur‟an.4
Ketika Al-Qur‟an diturunkan, Rasulullah lah yang
mempunyai fungsi sebagai mubayyin yakni pemberi penjelasan,
dengan menjelaskan kepada para sahabat tentang arti dan kandungan
al-Qur‟an, terutama menyangkut ayat-ayat yang tidak dapat langsung
dipahami atau samar artinya. Dan sebenarnya semenjak saat itulah
penafsiran al-Qur‟an sudah dilakukan oleh Rasulullah SAW,
Rasulullah lah orang yang pertama mengajarkan al-Qur‟an dan guru
utama yang dapat menjelaskan maksud dan menguraikan ungkapan-
3 M Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, h.16-17
4 Ramadhani dkk, al-Qur’an vs Sains modern,(Yogyakarta: Sketsa, 2014), h. 2
3
ungkapan yang sulit yang terdapat dalam al-Qur‟an5. Penafsiran yang
dilakukan oleh beliau ialah penafsiran al-Qur‟an dengan al-Qur‟an
atau penafsiran al-Qur‟an dengan pemahaman beliau sendiri (as-
Sunnah atau Hadits).6
Tafsir yang dinukil dari Rasulullah dan para sahabat tidak
mencakup semua ayat dalam al-Qur‟an, mereka hanya menafsirkan
bagian-bagian yang sulit dipahami bagi orang-orang yang semasa
dengan mereka. Kemudian kesulitan tersebut semakin meningkat
seiring dengan bertambah jauhnya masa Nabi dan Sahabat. Maka
setelah itu, para tabi‟in lah yang menekuni bidang tafsir. Mereka
menambah keterangan-keterangan yang belum dijelaskan oleh Nabi
dan para sahabat ke dalam tafsir. Setelah itu munculah generasi
setelah tabi‟in, generasi ini yang kemudian berusaha
menyempurnakan tafsir al-Qur‟an secara terus menerus sampai
sekarang dengan berdasarkan pada pengetahuan mereka terhadap
Bahasa Arab, peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa turunnya al-
Qur‟an yang mereka anggap valid dan pada alat-alat pemahaman
serta pengkajian lainnya.7
Pada mulanya usaha penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an
berdasarkan ijtihad masih sangat terbatas, akan tetapi karena ilmu
yang semakin berkembang pesat dan karena situasi serta kondisi
masyarakat yang terus berkembang dan mengalami perubahan-
perubahan, maka berkembang pula peranan akal atau ijtihad dalam
penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an, sehingga munculah banyak mufassir
5 M Quraisy Shihab, Membumikan al-Qur’an : Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat, (Bandung : Mizan Pustaka, 2007), h.105 6 Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir,( Bandung : Tafakur, 2011), cet.III, h.19
7 Manna‟ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Bogor : Pustaka Litera
AntarNusa, 2007), cet.II, h.
474
4
dengan berbagai macam metode penafsiran dan keanekaragaman
corak penafsirannya. Dan para mufassir dalam menafsirkan al-Qur‟an
berpegang pada pemahaman ilmu yang paling beliau kuasai dan
mengarah ke berbagai kecenderungan.8
Al-Qur‟an sendiri memang sangat terbuka untuk ditafsirkan.
Karena itulah setiap mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an
biasanya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio kultural yang menjadi
tempat tinggalnya. Situasi sosio politik yang melingkupinya pun akan
sangat berpengaruh terhadap interpretasinya mengenai al-Qur‟an.
Dan disiplin ilmu yang dimiliki oleh seorang mufassir pun menjadi
suatu kecenderungan mufassir untuk memahami al-Qur‟an.9
Al-Qur‟an juga berkedudukan sebagai kitab suci yang bukan
hanya memuat ajaran-ajaran agama dalam aspek moral dan spiritual
yang terbatas, seperti aqidah, ibadah, dan akhlak melainkan juga
memuat aspek-aspek kehidupan dalam cakupannya yang luas,
terutama yang terkait dengan prinsip-prinsip dasar bagi penataan
kehidupan manusia.
Al-Qur‟an memperkenalkan dirinya sebagai sosok hudan li
al-nas atau petunjuk untuk seluruh manusia. Inilah fungsi utama
kehadirannya. Allah menegaskan penjelasan tentang fungsi al-Qur‟an
ini dalam ayat nya (QS Al-Baqarah : 213)10
8 Manna‟ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, h. 477
9 Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, h. 47
10 M Quraish Shihab, Lentera Al-Qur’an, ( Bandung : PT Mizan Pustaka, 2008 ) ,h.
26
5
“Manusia itu (dahulunya) satu umat. (setelah timbul perselisihan),
maka Allah mengutus Para Nabi untuk menyampaikan kabar
gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka kitab
yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara
manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidak ada yang
berselisih tentang hal itu melainkan orang-orang yang telah diberi
Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata,
karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan
kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman
tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi
petunjuk orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus”. ( QS Al-
Baqarah [2] : 213 )
Setiap agama, apapun nama agama itu, pasti mempunyai
empat dimensi yang harus dijaga. Yang pertama, dimensi spiritual.
Kedua, dimensi ritual. Ketiga, dimensi sosial. Dan keempat dimensi
kemanusiaan dan humanitas. Hal seperti ini diibaratkan seperti
sebuah bangunan piramida, kalau tidak terbangun sebuah tatanan
sosial yang sehat dan sinergis, maka berarti piramida itu terbalik. Dan
6
inilah yang menjadikan agama yang satu berbenturan dengan agama
yang lain.11
Akan tetapi kitab suci al-Qur‟an diturunkan tidak hanya untuk
memberi jalan keluar, dan tuntunan terbaik bagi problem-problem
kehidupan manusia. Namun al-Qur‟an juga mampu mengajarkan kita
untuk membuka pikiran tentang agama-agama lain. Karena ada
kesamaan baik agama yang satu dengan agama yang lain. Dan ini lah
yang menjadikan al-Qur‟an mampu beradaptasi dengan lingkungan
agama manapun.
Tiga agama yang paling berpengaruh di dunia yaitu Islam,
Kristen, dan Yahudi. Dari ketiganya ini lah sering muncul
perdebatan-perdebatan yang berdasar pada keyakinan masing-masing
agama. Tapi perdebatan ini sebenarnya muncul karena disebabkan
banyaknya kesamaan yang di miliki oleh masing-masing agama
tersebut. Hanya saja tak banyak orang yang mau dan bersungguh-
sungguh untuk mempelajarinya.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan mencoba
menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an yang menjelaskan tentang titik temu
Islam dan Kristen dengan membandingkan penafsiran dalam kitab
tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya al-Qurthubi (w. 671 H) dan
Kitab tafsir al-Azhar karya Buya Hamka (w. 24 Juli 1981 M).
Al-Qurthubi adalah salah satu ulama bidang tafsir yang
cerdas, produktif, dan banyak mendapat apresiasi dari kalangan
ulama. Syaikh Adz-Dzahabi (w. 748 H) menerangkan bahwa “Al-
Qurthubi adalah seorang imam yang memiliki ilmu yang luas dan
mendalam. Dia memiliki sejumlah karya yang sangat bermanfaat dan
11
Ahmad Syafii Maarif, Azyumardi Azra, dkk, Islam dan Nilai-Nilai Universal
Sumbangan Islam dalam Pembentukan Dunia Plural, ( Jakarta: ICIP,2008), h.35-36
7
menunjukkan betapa luas pengetahuannya dan sempurna
kepandaiannya”.12
Al-Qashabi Mahmud Zalath (w. 1398 H) juga mengatakan
bahwa tafsir al-Qurthubi memiliki kecenderungan Fiqh yang sangat
kental. Hal ini dikarenakan uraian-uraian al-Qurthubi yang panjang
dan detail ketika memahami sebuah ayat yang menyangkut tentang
hukum. Karena dominasi kajian tafsirnya tentang hukum-hukum,
maka ia memberi nama kitab tafsirnya dengan al-Jami’ li Ahkam al-
Qur’an yang berarti penghimpun hukum-hukum al-Qur‟an.13
Sedangkan Buya Hamka adalah seorang ulama, aktifis politik
dan penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara. Salah
satu sosok pemikir yang memberikan dampak yang positif bagi
semua kalangan, baik dari kalangan akademik sampai
kepemerintahan negara, yang dapat diakui keilmuannya di segala
bidang.
Karya ilmiah terbesarnya adalah Tafsir al-Azhar, tafsir ini
beliau tulis setelah beliau keluar dari penjara. Tafsir ini juga di kenal
dengan tafsir Hamka. Tafsir setebal 30 jilid ini mempunyai
keistimewaan yang luar biasa, dari sisi sajian redaksinya, kalimatnya
kental dengan nuansa sastra, sesuai dengan suasana dan
permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat Indonesia,
menggunakan bahasa sederhana sehingga mudah difahami oleh
semua lapisan masyarakat, tidak merujuk pada satu madzhab dan
menghindari perdebatan antara madzhab.14
12
Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik
Modern, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah,2011),h.19-20 13
Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik
Modern, h.28 14
Abdul Rauf, Tafsir al-Azhar : Dimensi Tasawuf Hamka, ( Kuala Selangor :
Piagam Intan SDN. BHD. 2013 ), Cet. I, h. 67- 68
8
Melalui karya-karyanya, beliau mampu menawarkan gagasan
pemikirannya dengan olahan bahasa yang sangat menarik, sesuai
dengan kemampuan masyarakat pada waktu itu dan gagasannya pun
dapat menyejukkan hati. Oleh karena itu, tidak heran jika karya-karya
beliau sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat dan dicetak
berulang kali. 15
Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk menyusun
sebuah skripsi dengan mengangkat judul “Titik Temu Islam dan
Kristen Perspektif Al-Qur’an (Studi Komparatif Tafsir Al-Jami’
Li Ahkam Al-Qur’an Karya al-Qurthubi Dan Tafsir Al-Azhar
Karya Buya Hamka).
B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah dan Perumusan
Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari judul yang akan dipaparkan oleh penulis dapat
ditemukan beberapa masalah yang patut dibahas, yaitu :
1. Tinjauan Umum mengenai deskripsi ajaran Islam dan Kristen
2. Tinjauan umum mengenai kitab al-Jami’ li ahkam al-Qur’an
karya al-Qurthubi dan kitab tafsir Al-Azhar karya Buya
Hamka
3. Penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an seputar titik temu Islam dan
Kristen dalam kitab al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya al-
Qurthubi dan kitab tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka serta
analisis perbedaan dan persamaan penafsirannya.
2. Pembatasan Masalah
15
Abdul Rauf, Tafsir al-Azhar : Dimensi Tasawuf Hamka, h. 62
9
Berdasarkan latar belakang masalah dan alasan penulis diatas,
maka penulis akan membatasi skripsi ini pada penafsiran ayat-
ayat al-Qur‟an seputar titik temu Islam dan Kristen dalam kitab
al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya al-Qurthubi dan kitab Al-
Azhar karya Buya Hamka. Karena banyaknya ayat-ayat seputar
titik temu Islam dan Kristen dalam al-Qur‟an, maka penulis hanya
akan membatasi pada beberapa ayat:
a. Ayat Ketuhanan (QS QS Al-Ikhlas [112]: 1)
b. Ayat Kedatangan Nabi Muhammad SAW (QS Ash-Shaf [61]:
6)
c. Ayat tentang Shalat (QS Al-Hajj [22]: 77)
d. Ayat tentang Do‟a (QS Al-Baqarah [2]: 186)
Adapun alasan penulis mengambil beberapa permasalahan
tersebut diatas karena ayat-ayat tersebut berkaitan erat dengan
seputar titik temu Islam dan Kristen. Untuk itu penulis akan
membahas lebih dalam mengenai penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an
terhadap permasalahan tersebut dengan membandingkan
pendapat al-Qurthubi dan Buya Hamka dalam kedua kitab tafsir
tersebut diatas.
3. Perumusan Masalah
Untuk membuat permasalahan menjadi lebih spesifik dan
sesuai dengan titik tekan kajian, maka harus ada rumusan masalah
yang benar-benar fokus. Ini dimaksudkan agar pembahasan dalam
karya tulis ini tidak melebar dari apa yang dikehendaki.
10
Dari latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka
rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah:
1. Apa saja dimensi Titik Temu Islam dan Kristen?
2. Bagaimana perbedaan dan persamaan analisis penafsiran
al-Qurthubi dan Buya Hamka terhadap ayat-ayat al-
Qur‟an seputar titik temu Islam dan Kristen?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui
deskripsi titik temu ajaran Islam dan Kristen, dan perbedaan dan
persamaan penafsiran al-Qurthubi dan Buya Hamka terhadap ayat-
ayat al-Qur‟an seputar titik temu Islam dan Kristen. Dengan
ditulisnya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang
bersifat teoritis dan praktis dalam rangka menambah khazanah
keilmuan terutama pemahaman terhadap ajaran Islam dan Kristen dan
tafsir serta perbedaan penafsiran kedua ulama tersebut.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya
khazanah pemikiran Islam, khususnya dibidang tafsir.
2. Penelitian ini diharapkan sedikit banyak akan memberikan
konstribusi bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang
ilmu tafsir.
3. Dapat memberikan pandangan baru mengenai titik temu ajaran
Islam dan Kristen.
4. Untuk memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan kepada
masyarakat terutama di bidang tafsir.
11
D. Tinjauan Pustaka
Dari hasil penelusuran penulis mengenai “Titik Temu Islam
dan Kristen Perspektif Al-Qur’an ( Studi Komparatif Tafsir Al-
Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an Karya al-Qurthubi Dan Tafsir Al-
Azhar Karya Buya Hamka ) , penulis menemukan beberapa karya
tulis yang berkaitan diantaranya yaitu:
Skripsi dengan judul “Materi dan metode dakwah dalam VCD
„Persamaan-persamaan antara Islam dan Kristen‟ karya Dr Zakir
Naik”, yang ditulis oleh M Jazuli, mahasiswa Institut Agama Islam
Negeri Walisongo program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah. Skripsi tersebut membahas metode dakwah dalam
VCD „Persamaan-persamaan antara Islam dan Kristen‟ karya Zakir
Naik”, . Skripsi yang ditulis oleh mahasiswa IAIN Walisongo ini dan
pembahasan yang akan dikaji oleh penulis memiliki persamaan yaitu
sama-sama membahas seputar titik temu Islam dan Kristen. Namun
M Jauli membahas metode dakwah yang terkandung dalam Video
“Persamaan-persamaan antara Islam dan Kristen” karya Dr Zakir
Naik sedangkan penulis membahas titik temu Islam dan Kristen
dengan membandingkan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam kitab Tafsir
Jami‟ Li Ahkam karya al-Qurthubi dan kitab Tafsir al-Azhar karya
Buya Hamka.16
Skripsi yang ditulis oleh Ruslan, mahasiswa jurusan Tafsir
Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang
berjudul ”Studi Atas Penafsiran Al-Qurtubi Terhadap Ayat-Ayat
Tentang Nikah Beda Agama dalam Kitab Al-Jami’ Li Ahkam Al-
16 M Jazuli, “Materi dan metode dakwah dalam Vcd “Persamaan-persamaan antara
Islam dan Kristen” karya Dr Zakir Naik”, Skripsi, Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang, 2008,
tidak diterbitkan (t.d)
12
Qur’an.” Skripsi tersebut lebih menitikberatkan pada penafsiran Al-
Qurthubi terkait ayat-ayat tentang nikah beda agama. Al-Qurtubi
memberikan penjelasan panjang lebar mengenai persoalan tersebut.
Sedangkan penulis membahas penafsiran al-Qurthubi dan Buya
Hamka terkait ayat-ayat dalam al-Qur‟an tentang titik temu Islam dan
Kristen.17
Skripsi dengan judul ”Menikahi Orang Musyrik Perspektif Al-
Jashas dan Al-Qurtubi Analisa Terhadap Surah Al-Baqarah : 221
Dalam Tafsir Ahkam Al-Qur’an dan Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an”
yang ditulis oleh Budi Prestiawan program studi Tafsir Hadis UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta 2014. Dalam skripsi tersebut dijelaskan
pendapat al-Jashas yang bermadzhab Hanafi dan Al-Qurtubi yang
bermadzhab Maliki mengenai keharaman untuk menikahi wanita-
wanita musyrik, karena ajakan mereka ke neraka menjadikan alasan
tegas diharamkannya menikah dengan mereka. Sedangkan penulis
membahas tentang penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an seputar titik temu
Islam dan Kristen dalam kitab Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an Karya al-
Qurthubi Dan Kitab Ahkam al-Azhar Karya Buya Hamka.18
Skripsi dengan judul ”Penafsiran Hamka Tentang Kepemimpinan
Dalam Tafsir Al-Azhar”, yang ditulis oleh Ahmad Munif Sabtiawan
Elha program studi Tafsir Hadits UIN Walisongo, Semarang 2015.
Dalam skripsi tersebut lebih menitikberatkan pada penafsiran Buya
17
Ruslan,” Studi Atas Penafsiran Al-Qurtubi Terhadap Ayat-Ayat Tentang Nikah
Bada Agama dalam Kitab Al-Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an”, Skripsi, Tafsir Hadis
Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2009, tidak
diterbitkan (t.d) 18
Budi Prestiawan, “Menikahi Orang Musyrik Perspektif Al-Jashas dan Al-Qurtubi
Analisa Terhadap Surah Al-Baqarah : 221 Dalam Tafsir Ahkam Al-Qur‟an dan
Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an”, Skripsi, Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, tidak diterbitkan (t.d)
13
Hamka terkait ayat-ayat tentang kepemimpinan di dalam al-Qur‟an.
Sedangkan penulis membahas penafsiran al-Qurthubi dan Buya
Hamka terkait ayat-ayat dalam al-Qur‟an tentang titik temu Islam dan
Kristen.19
Skripsi dengan judul “Metodologi Penafsiran Madzhab Maliki
Dan Madzhab Syafi‟I ( Studi Perbandingan Interpretasi Ayat-Ayat
Hukum Dalam Kitab Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an Karya al-Qurthubi
Dan Kitab Ahkam al-Qur’an Karya Imam al-Harrasi)”, yang ditulis
oleh Aryati program studi Tafsir Hadits IIQ Jakarta, Jakarta 2016.
Dalam skripsi tersebut dijelaskan tentang penafsiran ayat-ayat
Hukum oleh al-Qurthubi dan Imam al-Harrasi. Sedangkan penulis
membahas penafsiran al-Qurthubi dan Buya Hamka terkait ayat-ayat
dalam al-Qur‟an tentang titik temu Islam dan Kristen.20
E. Metodologi Penelitian
Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan diatas,
penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kepustakaan (library research), yaitu suatu rangkaian kegiatan
yang berkenaan dengan pengumpulan data pustaka, membaca dan
19
Ahmad Munif Sabtiawan Elha, “Penafsiran Hamka Tentang Kepemimpinan
Dalam Tafsir Al-Ahar”, Skripsi, Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin, Universitas
Islam Negeri Walisongo, 2015, tidak diterbitkan (t.d) 20
Aryati, “Metodologi Penafsiran Madzhab Maliki Dan Madzhab Syafi‟I ( Studi
Perbandingan Interpretasi Ayat-Ayat Hukum Dalam Kitab Al-Jami’ li Ahkam al-
Qur’an Karya al-Qurthubi Dan Kitab Ahkam al-Qur’an Karya Imam al-Harrasi)”,
Skripsi, Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin, Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, 2016,
tidak diterbitkan (t.d)
14
mencatat serta mengkaji bahan penelitian.21
Penelitian telaah
pustaka ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti subjek yang bersifat
alamiah, deskriptif, dinamis dan berkembang.22
Dimana peneliti
adalah sebuah instrument kunci, teknis analisis data dilakukan
secara induktif yang dimulai dengan melakukan serangkaian
observasi khusus, yang kemudian akan memunculkan tema-tema
dan pola-pola hubungan diantara tema-tema tersebut.
Untuk membahas permasalahan, penulis menggunakan
metode maudhu‟i (tematik) yang merupakan salah satu metode
penafsiran Al-Qur‟an. Metode maudhu‟I adalah suatu metode
yang mengarahkan pandangan pada satu tema tertentu dengan
menghimpun ayat-ayat yang berkaitan, menganalisis, dan
memahaminya untuk kemudian disimpulkan satu pandangan
menyeluruh terkait tema yang dibahas tersebut.23
2. Sumber Data
Untuk menghasilkan suatu karya ilmiah yang bisa
dipertanggungjawabkan, penulis sumber-sumber yang relevan
terkait penelitian ini. Sumber data tersebut terbagi dua, yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder. Yang merupakan
sumber data primer yaitu kitab Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an
karya Al-Qurtubi dan tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka.
Sedangkan yang merupakan sumber data sekunder yaitu buku-
21
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2008), cet.I, h. 3 22
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009),
h. 24 23
M. Quraisy Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang: Lentera Hati, 2013), h.385
15
buku-buku tafsir, jurnal, dan artikel-artikel yang terkait dengan
penelitian imi.
3. Metode Pengumpulan Data
Penulisan skripsi ini menggunakan metode dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa tulisan atau
karya monumental dari seseorang, transkip, jurnal, buku, surat
kabar, dan lain sebagainya.24
Teknik ini merupakan penelaahan
dari referensi-referensi yang berhubungan dengan permasalahan
penelitian.
4. Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis isi (content
analysis). Analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat
inferensi-inferensi yang dapat ditiru, dan kebenaran data dengan
memperhatikan konteksnya.25
Metode analisis ini merupakan
suatu teknik sistematik untuk menganalisis data secara objektif
berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan oleh penulis dalam
materi suatu buku.26
Selain itu, penelitian ini menggunakan teknik
analisis deskripsi yang meliputi analisis data pada masing-masing
variabel dengan menggambarkan apa yang ada, pendapat yang
sedang tumbuh, prosedur yang ada yang sedang berlangsung.27
24
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2014), h.329 25
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kabijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 155 26
Bagong Suyanto, dkk, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan, (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2005), h.126 27
Sumarsih Anwar, Sikap Profesional Peneliti Agama, (Jakarta Timur: Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008), h.76
16
Dan juga menggunakan analisis komparatif yaitu penelitian
yang bersifat membandingkan, untuk mengetahui persamaan dan
perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang
diteliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
F. Teknik dan Sistematika Penulisan
Mengenai teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada
buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi terbitan IIQ
Jakarta Press tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Institut Ilmu Al-
Qur‟an (IIQ) Jakarta.
Secara keseluruhan, skripsi ini memuat lima bab yang saling
berkaitan dengan perincian dan sistematika sebagai berikut:
Pada bab pertama penulis memuat pendahuluan. Pendahuluan
tersebut berisi latar belakang yang membahas sejarah berkembangnya
tafsir dan juga membahas sedikit tentang tinjauan umum titik temu
Islam dan Kristen serta alasan penulis memilih perbandingan
penafsiran al-Qurthubi dan Buya Hamka terkait titik temu Islam dan
Kristen sebagai pokok bahasan penulis. Setelah latar belakang
diuraikan, penulis menjelaskan identifikasi masalah, pembatasan
masalah, dan perumusan masalah agar penelitian tidak melebar
kemana-mana. Kemudian dipaparkan juga tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, dan metodologi penelitian yang
mencakup jenis penelitian, sumber penelitian, metode pengumpulan
data, dan metode analisis data. Dan poin terakhir bab ini dipaparkan
teknik penulisan dan sistematikanya.
Bab kedua dikemukakan beberapa poin penting yang akan
menunjang penulis dalam menyelesaikan bab selanjutnya yaitu
17
tinjauan umum mengenai titik temu Islam dan Kristen dan bagaimana
deskripsi ajaran Islam dan ajaran Kristen sebenarnya. Tujuan dari
penulisan beberapa poin tersebut adalah untuk membantu penulis
menjelaskan perbedaan dan persamaan ajaran Islam dan ajaran
Kristen itu sendiri.
Pembahasan di bab ketiga menjelaskan mengenai gambaran
umum kitab tafsir al-Jami’ Ahkam Al-Qur’an karya al-Qurtubi dan
kitab Ahkam Al-Azhar karya Buya Hamka, biografi Al-Qurthubi dan
Buya Hamka, sistematika penafsiran, metode dan corak penafsiran
kedua kitab tafsir tersebut. Tujuan dari penulisan beberapa bahasan
tersebut adalah untuk membatasi agar kitab tafsir yang dibahas lebih
spesifik dan untuk memudahkan penulis dalam menyelesaikan bab
keempat.
Pembahasan di bab keempat menjelaskan penafsiran ayat-ayat
al-Qur‟an seputar titik temu Islam dan Kristen dalam kitab tafsir al-
Jami’ Ahkam Al-Qur’an karya al-Qurtubi dan kitab Al-Azhar karya
Buya Hamka. Pada bab ini juga penulis menganalisa perbedaan dan
persamaan penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an yang dibahas dalam kedua
kitab tafsir tersebut.
Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan.
Kesimpulan tersebut merupakan hasil akhir dari penelitian yang
dilakukan terhadap masalah-masalah yang telah diuraikan di bab
sebelumnya. Selain itu, ditulis juga saran-saran sebagai pijakan
sementara untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam
terkait objek masalah yang dikaji. Di akhir penulisan, dicantumkan
pula daftar pustaka yang memuat referensi-referensi yang penulis
18
gunakan dalam melakukan penelitian sebagai bukti kevalidan
pembahasan yang dikaji.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam kitab suci itulah sebuah agama terumuskan, yang pada
akhirnya menjadi rujukan bagi pemeluk suatu agama, baik dalam ritual,
berketuhanan, kehidupan pribadi, sosial dan lain sebagainya.
Umat beragama bisa saja sepakat terhadap eksistensi tunggal
sebuah kitab suci, misalnya Al-Qur’an bagi umat Muslim atau Injil bagi
umat Kristen, namun ketika masuk wilayah penafsiran, perbedaan akan
mulai muncul tetapi meskipun demikian perbedaan tidak mesti diartikan
sebagai sebuah pertentangan.
Dan ketika adanya perbedaan latar, masa atau pun madzhab
seorang mufassir dalam menafsirkan Al-Qur’an tentulah juga
menimbulkan persamaan dan perbedaan yang dihasilkan dalam
menafsirkan suatu ayat. Untuk itu, dari uraian-uraian penjelasan diatas
penulis menyimpulkan beberapa poin sebagai berikut:
1. Adanya kesamaan antara ajaran Islam dan ajaran Kristen. Yaitu
diantara nya dalam hal Ketuhanan, Kedatangan Nabi Muhammad
SAW, Shalat, dan Do’a.
2. Dalam menafsirkan ayat tentang Ketuhanan (QS Al-Ikhlas [112]: 1),
tidak ditemukan perbedaan penafsiran antara al-Qurthubi dan Buya
Hamka terhadap ayat tersebut. Hal tersebut dikarenakan ayat ini
menjelaskan tentang ketauhidan.
3. Dalam menafsirkan ayat tentang Kedatangan Nabi Muhammad SAW
(QS Ash-Shaff [61]: 6), ditemukan perbedaan penafsiran antara al-
Qurthubi dan Buya Hamka tentang silsilah Nabi Isa. Menurut al-
Qurthubi Nabi Isa bukanlah keturunan Bani Israil karena dalam
84
penyebutan kepada kaum Bani Israil beliau tidak menyebutnya dengan
sebutan “Hai Kaumku” melainkan “Wahai Bani Israil” sebagaimana
yang dilakukan oleh Nabi Musa. Sedangkan menurut Buya Hamka
Nabi Isa merupakan keturunan Bani Israil, karena dilihat dari silsilah
Ibunya.
4. Dalam menafsirkan ayat terkait Shalat (QS Al-Hajj [22]: 77),
ditemukan perbedaan penafsiran antara al-Qurthubi dan Buya Hamka
yaitu ketika menafsirkan ayat “Ruku’ lah kamu Sujudlah kamu.”al-
Qurthubi menjelaskan secara gamlang bahwa yang dimaksud dengan
sujud dan ruku’ disini adalah shalat fardhu. Sedangkan Buya Hamka
tidak menyebutkan secara langsung kalau arti dari ruku’ dan sujud itu
adalah shalat fardhu, beliau hanya menyebutkan bahwa itu adalah
sembahyang.
5. Dalam menafsirkan ayat terkait dengan do’a (QS Al-Baqarah [2]: 186),
tidak ditemukan perbedaan penafsiran antara al-Qurthubi dan Buya
Hamka terhadap ayat tersebut.
B. Saran
Setelah penulis menyimpulkan beberapa poin di atas, maka perlu
adanya saran sebagai berikut:
1. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan pandangan baru
terkait Titik Temu Islam dan Kristen.
2. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan pandangan baru
tentang perbedaan penafsiran antara al-Qurthubi dan Buya Hamka
mengenai Titik Temu Islam dan Kristen.
3. Penulisan skripsi ini diharapkan juga dapat memberikan kesempatan
pada penulis lain untuk membahas lebih lanjut dan lebih detail terhadap
interpretasi ayat-ayat terkait Titik Temu Islam dan Kristen.
85
DAFTAR PUSTAKA
Alviyah, Avif, “Metode Penafsiran Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar”,
Jurnal Vol.15, No. 1, 2016
Anwar, Sumarsih , Sikap Profesional Peneliti Agama, Jakarta Timur: Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008
Arifin, Bey & Umar Hubeis, Dialog Islam dan Kristen, Jakarta : Pustaka
Da‟i, 2003
Aryati, “Metodologi Penafsiran Madzhab Maliki Dan Madzhab Syafi‟I (
Studi Perbandingan Interpretasi Ayat-Ayat Hukum Dalam Kitab Al-
Jami’ li Ahkam al-Qur’an Karya al-Qurthubi Dan Kitab Ahkam al-
Qur’an Karya Imam al-Harrasi)”, Skripsi, Tafsir Hadits Fakultas
Ushuluddin, Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta, 2016, Tidak diterbitkan
(t.d)
Azzam, Abdul Aiz Muhammad, Prof. Dr. Abdul Wahhab Sayyed Hawwas,
Fiqh Ibadah, Jakarta: AMZAH, 2009
Bahri, Zainul, “Hubungn Esensial Agama-agama Teologi dan Etika”, Jurnal
TAJDID Vol. XIII,No. 2 2014
Bungin, M. Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kabijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2007
Dirk, Jerald F, Salib di Bulan Sabit, Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta, 2003
HD, Kaelany, Islam dan aspek-aspek kemasyarakatan, Jakarta: Bumi Aksara,
2000
Elha, Ahmad Munif Sabtiawan, “Penafsiran Hamka Tentang Kepemimpinan
Dalam Tafsir Al-Ahar”, Skripsi, Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin,
Universitas Islam Negeri Walisongo, 2015, Tidak diterbitkan (t.d)
Ghofur, Saiful Amin, Profil Para Mufassir al-Qur’an, Yogyakarta : Pustaka
Insan Madani, 2000
Hamka, Juz ‘Amma Tafsir al-Azhar, Jakarta: Gema Insani, 2015
86
Idrus, Muhammad , Metode Penelitian Ilmu Sosial, Yogyakarta: Erlangga,
2009
Ilyas, Hamim, Studi Kitab Tafsir, Yogyakarta : Teras, 2004
Islam, M, Tauhid ataukah Trinitas, Jakarta : Pustaka Da‟i, 1993
Izzan, Ahmad, Metodologi Ilmu Tafsir, Bandung : Tafakur, 2011
Jazuli, M, “Materi dan metode dakwah dalam vcd “Persamaan-persamaan
antara Islam dan Kristen” karya Dr Zakir Naik,” Skripsi, Komunikasi
dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah, Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Walisongo Semarang, 2008, Tidak diterbitkan (t.d).
JSL, Rm.Kirill, Panduan Shalat Gereja Ortodoks, Medan: Gereja Ortodoks
Indonesia, 2012
Al-Khuli, Muhammad Ali, Kebenaran Hakiki Ajaran Yesus, Penj. Wahyudi,
Jakarta: Pustaka Da‟i, 2004
Maarif, Ahmad Syafii, Azyumardi Azra, dkk, Islam dan Nilai-Nilai
Universal Sumbangan Islam dalam Pembentukan Dunia Plural,
Jakarta: ICIP, 2008
Mariam, Muhammad Majdi, Isa Manusia apa bukan, Jakarta: Gema Insani
Press, 1993
Mulkhan, Abdul Munir, Satu Tuhan Seribu Tafsir, Yogyakarta: Kanisius,
2007
al-Musayyar, Muhammad Sayyid Ahmad, Nabi Muhammad SAW, Penj.
Kamran As‟at Irsyadi & Hadiri Abdurrajak, Kairo: Erlangga, 2006
Nurhayati, Agustina, “Pernikahan dalam Perspektif al-Qur‟an”, Jurnal
ASAS, Vol.3, No.1, 2011
Philips, Abu Ameenah Bilal, Agama Yesus Yang Sebenarnya, Jakarta :
Pustaka Da‟I, 2004
87
Prestiawan, Budi, “Menikahi Orang Musyrik Perspektif Al-Jashas dan Al-
Qurtubi Analisa Terhadap Surah Al-Baqarah : 221 Dalam Tafsir
Ahkam Al-Qur‟an dan Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an,” Skripsi, Tafsir
Hadis Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014, Tidak diterbitkan (t.d)
al-Qaradhawi, Yusuf, Bagaimana Islam Menilai Yahudi dan Nasrani,
Jakarta: Gema Insani Press, 2000
Al-Qaththan, Manna‟ , Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2006
Al-Qattan, Manna‟ Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Bogor : Pustaka Litera
Antar Nusa, 2007
al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, Penj. Fathurrahman, Ahmad Hotib, Dudi
Rasyadi, Jakarta : Pustaka Azzam, 2007
Ramadhani dkk, al-Qur’an vs Sains Modern,Yogyakarta: Sketsa, 2011
Rauf, Abdul , Tafsir al-Azhar : Dimensi Tasawuf Hamka, Kuala Selangor :
Piagam Intan SDN. BHD. 2013
Ruslan, “Studi Atas Penafsiran Al-Qurtubi Terhadap Ayat-Ayat Tentang
Nikah Bada Agama dalam Kitab Al-Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an”,
Skripsi, Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga, 2009, Tidak diterbitkan (t.d)
Shihab, M Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1992
Shihab, M Quraisy, Membumikan al-Qur’an : Fungsi dan Peran Wahyu
Dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung : Mizan Pustaka, 2007
Shihab, M Quraish, Lentera Al-Qur’an, Bandung : PT Mizan Pustaka, 2008
Shihab, M. Quraisy, Kaidah Tafsir, Tanggerang: Lentera Hati, 2013
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta, 2014
Suyanto, Bagong, dkk, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan, Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2005
88
As-Suyuthi, Jalaluddin, Asbabun Nuzul, Penj Tim Abdul Hayyie, Jakarta:
Darut-Taqwa, 2008
Syibromalisi, Faizah Ali dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik
Modern, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011
Troll, Cristian W, Muslim Bertanya Kristen Menjawab, Penj. Markus Solo
Kewuta, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011
„Ulwan, Abdullah Nashih, Sikap Islam Terhadap Non Muslim, Jakarta
:Pustaka, 2002
Waryono, “Beberapa Problem Teologis antara Islam dan Kristen”, Jurnal
ESENSIA Vol XII No.1 2017
Yafi, Ali, “Al-Qur‟an Memperkenalkan Diri”, Jurnal Ulum Al-Qur‟an, Vol.
1,1989
Yahya Wijaya, Yahya, Iman dan Nilai-nilai Kristiani, Yogyakarta :
Globethic, 2000
Yusuf, M. Yunan, Corak Pemikiran Kalam Tafsir al-Azhar, Jakarta :
Penamadani, 1990
Zed, Mestika , Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008
top related