jurusan perbankan syariah fakultas...
Post on 09-Jun-2018
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, NON PERFORMING FINANCE,
FINANCE TO DEPOSIT RATIO, DAN NOMINAL BAGI HASIL
TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK UMUM
SYARIAH (PERIODE 2011-2015)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Guna Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
M.Dahsya Karesna P
NIM.1113085000043
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438H/2017M
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : M. Dahsya Karesna Purnama
2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 9 September 1995
3. Alamat : Jalan Bahari 2 RT 007 / 007
Cilandak Jakarta Selatan, 12420
4. Email : dahsyakaresna24@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. TK Bahari Jakarta Tahun 2000-2001
2. SDN 09 Cilandak Barat Tahun 2001-2007
3. SMPN 85 Jakarta Tahun 2007-2010
4. SMAN 46 Jakarta Tahun 2010-2013
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2017
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Karya Ilmiah Siswa SMPN 85 Jakarta (2008)
2. Anggota Rohis SMAN 46 Jakarta(2012)
3. Anggota Futsal SMAN 46 Jakarta
4. Anggota Chelsea Indonesia Supporters Club (CISC) regional Tengerang
Selatan (2013- Sekarang)
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non
Performing Finance (NPF) , Finance Deposit to Ratio (FDR) dan Nominal Bagi
Hasil (NBH) terhadap Pembiayaan Mudharabah (PMD) pada bank umum syariah
di Indonesia. Penelitian ini menggunakan 8 sampel Bank Umum Syariah (BUS) di
Indonesia dengan periode 2011-2015. Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi dengan menggunakan data panel dengan
menggunakan bantuan program Eviews versi 9 dengan uji hipotesis Uji t, Uji F dan
Adjusted R Square. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan
seluruh variabel independen (DPK, NPF, FDR dan NBH) dalam penelitian ini
memiliki pengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah (PMD). Secara
parsial diperoleh hasil bahwa hanya variabel DPK dan NBH yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah (PMD), sedangkan NPF dan
FDR tidak memiliki pengaruh signifikan.
Kata Kunci : Pembiayaan Mudharabah, Dana Pihak Ketiga, Non Performing
Finance, Finance to Deposit Ratio, Nominal Bagi Hasil
viii
ABSTRACT
The purpose of this research is to the influence of Third Party Fund (DPK), Non
Performing Finance (NPF), Finance to Deposit Ratio (FDR), and Nominal of
Revenue Sharing to Mudarabah. Samples in this research are 8 Sharia Banks in
Indonesia form 2011-2015. This research used panel data regression analysis with
Eviews version 9 with hypotheses examination as of t test, F test and Adjusted R
Square. The result shows that independent variabel (DPK, NPF, FDR, and NBH)
simultaneously have significant effect towards Mudarabah (PMD). In partially, the
obtained result shows that DPK and NBH have significance effect on Mudarabah
(PMD), meanwhile NPF and FDR had no significance effect on Mudarabah.
Keywords : Mudarabah, Third Party Fund, Non Performing Finance, Finance
to Deposit Ratio, Nominal of Revenue Sharing
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan berkah dan nikmat-Nya kepada penulis serta menganugerahkan
kesehatan dan kemampuan berpikir sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi
ini dengan judul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Finance,
Finance to Deposit Ratio dan Nominal Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan
Mudharabah Pada Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)”. Sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan program Sarjana (S1) Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan
terselesaikan dengan baik tanpa bimbingan dukungan serta bantuan dari berbagai
pihak dari mulai periode perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini. oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang berjasa dalam hidup penulis dan dalam penyusunan skripsi ini, yang terdiri
dari:
1. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan, Bapak Dr. Amilin, SE,.
Ak., CA., QIA., BKP., selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak Dr. Ade
Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H., selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi
Umum, dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, M.A., selaku Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA., selaku Ketua Jurusan dan Ibu Fitri
Damayanti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat kepada saya.
3. Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membimbing penulis selama masa studi di Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
4. Ibu Umiyati SE.I, M.SI., selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan selama
pembuatan skripsi ini hingga dapat saya selesaikan dengan baik. Terima kasih
atas segala saran dan dukungan yang Ibu berikan selama pembuatan skripsi,
semoga Allah SWT membalas kebaikan Ibu.
5. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat dan berharga untuk saya selama masa perkuliahan.
6. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Budi dan Ibu Tri. Terima kasih yang tak
terhingga atas segala ridho, do’a, kerja keras, bimbingan, nasihat, perhatian,
semangat dan dukungannya yang selalu kalian berikan kepada saya, hingga saya
mampu menyelesaikan seluruh tanggung jawab ini. Kedua kakak dan adikku
Sega, Aulia, Faza dan Alin yang memberikan perhatian kepada saya. Kalianlah
yang menjadi penyemangat saya untuk menyelesaikan pembuatan skripsi ini.
7. Angri Ramadhan dan Rifda Kamila yang membantu menulis baik dalam
pengumpulan data penelitian ataupun pengolahan data penelitian.
8. Seluruh teman-teman Kosjod Institute yang telah menemani, sebagai tempat
sharing, dan menjadi keluarga baru bagi penulis. Kalian luar biasa.
9. Teman Perbankan Syariah angkatan 2013 yang selalu kompak, memberikan
semangat, doa, dan cerita penuh warna selama masa kuliah.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis sudah melakukan upaya yang maksimal
agar sempurnanya skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan dan banyak kelemahan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak atas skripsi
ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, Juli 2017
M. Dahsya karesna P
xi
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 12
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 15
A. Landasan Teori ................................................................................................ 15
1. Pengertian Pembiayaan ............................................................................. 15
2. Jenis-jenis Pembiayaan ............................................................................. 16
a. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli .................................................. 16
b. Pembiayaan dengan prinsip sewa ....................................................... 18
c. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil ................................................ 18
d. Pembiayaan dengan akad pelengkap ................................................... 19
3. Pembiayaan Mudharabah .......................................................................... 21
a. Pengertian Mudharabah ...................................................................... 21
b. Landasan Hukum ................................................................................ 23
c. Rukun dan Syarat Mudharabah ........................................................... 25
d. Bentuk-bentuk Mudharabah ................................................................ 28
xii
e. Skema Pada Mudharabah .................................................................... 28
f. Fatwa Mengenai Pembiayaan Mudharabah ........................................ 29
4. Dana Pihak Ketiga..................................................................................... 31
5. Non Performing Finance ........................................................................... 34
6. Finance to Deposit Ratio ........................................................................... 37
7. Nominal Bagi Hasil ................................................................................... 38
B. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 41
C. Keterkaitan Antar Variabel Independen dengan Dependen ............................ 49
1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan Mudharabah .......... 49
2. Pengaruh Non Performing Finance Terhadap Pembiayaan Mudharabah . 50
3. Pengaruh Finance to Deposit Ratio Terhadap Pembiayaan Mudharabah . 52
4. Pengaruh Nominal Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan Mudharabah ........ 53
5. Pengaruh DPK, NPF, FDR, NBH secara simultan terhadap Pembiayaan
Mudharabah..................................................................................................... 54
D. Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 58
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................... 58
B. Metode Penentuan Sampel .............................................................................. 59
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 61
D. Metode Analisis Data ...................................................................................... 63
1. Uji Statistik Deskriptif .............................................................................. 63
2. Uji Stasioner Data ..................................................................................... 64
3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 64
a. Uji Multikolinearitas ........................................................................... 64
b. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................ 65
c. Uji Normalitas ..................................................................................... 65
d. Uji Autokorelasi .................................................................................. 66
4. Model Regresi Data Panel ......................................................................... 67
a. Common Effect Model ......................................................................... 67
b. Fixed Effect Model .............................................................................. 68
c. Random Effect Model (REM).............................................................. 69
xiii
5. Pengujian Model Regresi Data Panel ........................................................ 69
d. Uji Chow ............................................................................................. 69
e. Uji Hausman ....................................................................................... 70
6. Pengujian Statistik ..................................................................................... 70
a. Uji t ..................................................................................................... 70
b. Uji F .................................................................................................... 72
c. Koefisien Determinasi ......................................................................... 72
d. Persamaan Model Regresi dengan Menggunakan Data Panel ............ 73
E. Operasional Variabel Penelitian ...................................................................... 73
1. Variabel Dependen .................................................................................... 74
2. Variabel Independen ................................................................................. 74
a. Dana Pihak Ketiga (𝐗𝟏) ...................................................................... 74
b. Non Performing Finance (𝐗𝟐) ............................................................ 75
c. Finance to Deposit Ratio (𝐗𝟑) ............................................................ 75
d. Nominal Bagi Hasil (𝐗𝟒) .................................................................... 76
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 79
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................... 79
1. Bank Umum Syariah di Indonesia ............................................................ 79
a. Bank Mega Syariah ............................................................................. 79
b. Bank Muamalat ................................................................................... 80
c. Bank Rakyat Indonesia Syariah .......................................................... 80
d. Bank Panin Syariah ............................................................................. 81
e. Bank BCA Syariah ............................................................................. 81
f. Bank Syariah Bukopin ........................................................................ 82
g. Bank Syariah Mandiri ......................................................................... 83
h. Bank BNI Syariah .............................................................................. 83
B. Analsisis Statistik Deskriptif ........................................................................... 84
C. Uji Stasioneritas .............................................................................................. 93
D. Hasil Analisis dan Pembahasan ...................................................................... 94
1. Pengujian Model Data Panel ..................................................................... 94
a. Common Effect .................................................................................... 95
xiv
b. Fixed Effect ......................................................................................... 96
c. Uji Chow ............................................................................................. 97
d. Random Effect ..................................................................................... 97
e. Uji Hausman ...................................................................................... 99
2. Pengujian Asumsi Klasik .......................................................................... 99
a. Uji Normalitas ..................................................................................... 99
b. Uji Multikolinearitas ......................................................................... 101
c. Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 102
d. Uji Autokorelasi ................................................................................ 103
3. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................. 103
b. Uji t ................................................................................................... 103
c. Uji F .................................................................................................. 106
d. Koefisien Determinasi ....................................................................... 108
4. Model Regresi Data Panel ....................................................................... 109
E. Interpetasi dan Pembahasan ......................................................................... 111
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 124
A. Kesimpulan ................................................................................................... 124
B. Saran .............................................................................................................. 125
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 127
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 132
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah ........................................................ 1
Tabel 1.2 Komposisi Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Murabahah
pada Bank Umum Syariah ...................................................................................... 3
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Non Performing Fiannce ......................................... 36
Tabel 2.2 Bank Syariah VS Bank Konvensional ................................................ 40
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 46
Tabel 3.1 Proses Pengambilan Sampel ................................................................. 60
Tabel 3.2 Sampel Penelitian .................................................................................. 61
Tabel 3.3 Oprasional Variabel Penelitian ............................................................. 77
Tabel 4.1 Deskriptif Rata-rata Pembiayaan Mudharabah Bank Umum Syariah .. 85
Tabel 4.2 Deskriptif Rata-rata DPK Bank Umum Syariah ................................... 86
Tabel 4.3 Deskriptif Rata-rata NPF Bank Umum Syariah .................................... 88
Tabel 4.4 Deskriptif Rata-rata FDR Bank Umum Syariah ................................... 90
Tabel 4.5 Deskriptif Rata-rata Nominal Bagi Hasil Bank Umum Syariah ........... 91
Tabel 4.6 Hasil Uji Augmented Dickey Fuller (ADF) .......................................... 93
Tabel 4.7 Hasul Uji Augmented Dickey Fuller (ADF) ......................................... 94
Tabel 4.8 Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Common Effect......... 95
Tabel 4.9 Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Fixed Effect .............. 96
Tabel 4.10 Hasil Uji Chow .................................................................................... 97
Tabel 4.11 Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Random Effect ........ 98
Tabel 4.12 Hasil Uji Hausman .............................................................................. 99
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................ 101
Tabel 4.14 Tabel Uji White ................................................................................. 102
Tabel 4.15 Hasil Uji Autokorelasi ...................................................................... 103
Tabel 4.16 Uji t ................................................................................................... 104
Tabel 4.17 Uji F .................................................................................................. 107
Tabel 4.18 Koefisien Determinasi....................................................................... 108
Tabel 4.19 Hasi Regresi Data Panel .................................................................... 109
Tabel 4.20 Model Regresi Tiap Bank ................................................................. 111
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Perkembangan Dana Pihak Ketiga pada Bank Umum Syariah Tahun
2011-2015 ............................................................................................................... 5
Gambar 1.2 Perkembangan Non Performing Finance Tahun 2011-2015 ............... 7
Gambar 1.3 Perkembangan Finance to Deposit Ratio Tahun 2011-2015 ............... 8
Gambar 1.4 Perkembangan Nominal Bagi Hasil 2011-2015 ................................ 10
Gambar 2.1 Skema Mudharabah ........................................................................... 29
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 56
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas........................................................................ 100
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi ..................................... 101
Gambar 4.3 Grafik Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengesahan Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
dan diberlakukannya kebijakan Spin Off telah mendorong bertambahnya jumlah
Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia. Hal tersebut terlihat dari bertambahnya
jumlah BUS yang semula hanya 3 (tiga) sampai tahun 2008, menjadi 11 (sebelas)
pada akhir tahun 2010. Dan terakhir jumlah bank syariah telah bertambah menjadi
12 pada tahun 2015 (www.ojk.go.id).
Tabel 1.1
Jaringan Kantor Perbankan Syariah
Indikator 2011 2012 2013 2014 2015
Bank Umum Syariah
- Jumlah Bank
- Jumlah Kantor
11
1.401
11
1.745
11
1.998
12
2.151
12
1.990
Unit Usaha Syariah
- Jumlah Bank Umum
Konvensional yang memiliki
UUS
- Jumlah Kantor
24
336
24
517
23
590
22
320
22
311
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
- Jumlah Bank
- Jumlah Kantor
155
364
158
401
163
402
163
439
163
446
Total Kantor 2.101 2.663 2.990 2.910 2.747
Sumber: (www.ojk.go.id).
Usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun
dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun
dan menyalurkan
2
dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank
lainnya hanya kegiatan pendukung
Bank Syariah dibentuk untuk menggantikan sistem perbankan murni Riba
(bank konvensional). Hal ini tidak mudah karena bank konvensional dalam satu
dekade terakhir konsisten tumbuh 15-25 kali lipat dibanding bank syariah. Market
Share perbankan syariah terhadap perbankan konvensional belum juga mencapai
5% sampai akhir 2014 meskipun usia bank syariah sudah mencapai dua dekade.
(Karim, 2007).
Ketika bank syariah pertama kali berkembang, baik di tanah air maupun di
mancanegara, seringkali dikatakan bahwa bank syariah adalah bank yang berinsip
syariah. Prinsip Syariah yang digunakan salah satunya adalah prinsip bagi hasil.
Produk bagi hasil merupakan produk yang membedakan bank syariah dengan bank
konvensional yang beroperasi dengan sistem bunga. Karena sesungguhnya bagi
hasil itu hanya merupakan bagian saja dari sistem operasi bank syariah. Bagi hasil
adalah bentuk return dari kontrak investasi, yakni yang termasuk ke dalam natural
uncertainty contracts. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistem bagi hasil
sudah pasti merupakan satu praktik dari perbankan syariah (Karim, 2007).
Salah satu dari fungsi bank adalah menyalurkan dana. Untuk itulah dibuat
pembiayaan yang banyak jenis akadnya untuk menunjuang fungsi tersebut.
Pembiayaan juga dapat dijadikan sebagai pendapatan untuk bank. Produk
perbankan syariah terdiri dari 8 macam pembiayaan pada perbankan syariah, yaitu
akad wadiah, akad mudharabah, akad musyarakah, akad murabahah, akad salam,
3
akad istishna, akad ijarah, dan akad qardh. Semua produk dibingkai dalam
mekanisme transaksi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syarih dan ketentuan
perundangan-undangan yang berlaku di Indonesia.
Tabel 1.2
Komposisi Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan
Murabahah pada Bank Umum Syariah
(2011-2016)
Sumber : (www.ojk.go.id).
Bank syariah dikenal dengan bank yang kegiatannya berprinsip syariah.
Bisa kita lihat diatas bahwa akad murabahah menjadi akad yang memiliki
komposisi lebih besar dan akad mudharabah menjadi akad dengan komposisi
terkecil. Dalam penelitian ini hanya berfokus pada akad mudharbah karena pada
akad ini memiliki potensial yang baik dalam perekonomian. Dominasi produk
pembiayaan dengan pola jual-beli ini antara lain disebabkan risiko yang dihadapi
bank syariah lebih kecil dibandingkan risiko pada skema pembiayaan bagi hasil
seperti mudharabah dan musyarakah. Tingginya tingkat risiko yang dihasilkan oleh
pembiayaan dengan skema mudharabah atau musyarakah dapat menimbulkan
pembiayaan bermasalah atau Non Performing Finance (NPF) bagi bank syariah.
Indikator 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Akad
Mudharabah
10.229 12.023 13.625 14.354 14.820 14.789
Akad Musyarakah 18.960 27.667 39.874 49.387 60.713 65.713
Akad Murabahah 56.365 88.004 110.565 117.371 122.111 125.635
Total 85.554 127.694 163.064 181.112 197.664 206,137
4
Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana
pemilik modal mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola dengan suatu
perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerja sama dalam
paduan kontribusi 100% modal kas dari shahib al-maal dan keahlian dari mudharib.
(Karim, 2004).
Untuk mengatasi masalah kurangnya pada pembiayaan mudharabah perlu
dikaji apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produk-produk pembiayaan
mudharabah. Dalam penelitian ini faktor-faktor tersebut diantaranya Dana Pihak
Ketiga (DPK), Non Performing Finance (NPF), Finance to Deposit Ratio (FDR)
dan Nominal Bagi Hasil.
Menyalurkan dana dan menghimpun dana merupakan kegiatan utama dalam
dunia perbankan. Oleh karena itu bank harus memiliki kemampuan yang baik
dalam hal pengumpulan dana pihka ketiga (DPK) (Kurniawasih, Gusnandar, 2014),
ibarat darah dana pihak ketiga (DPK) ini merupakan elemen penting dalam kegiatan
pembiayaan. Menurut Antonio (2001) dan Muhammad (2005) salah satu sumber
dana yang dapat digunakan untuk pembiayaan adalah simpanan masyarakat (DPK).
Semakin besar dana pihak ketiga yang dihimpun, akan besar pula volume
pembiayaan yang dapat dilakukan, termasuk pembiayaan mudharabah. Dari dua
pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) sangatlah
penting.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Kurniawasih, Gusnandar, 2014)
menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dalam regresi
5
sederhana antara Dana Pihak Ketiga terhadap pembiayaan mudharabah pada Bank
Umum Syariah di Indonesia.
Gambar 1.1
Perkembangan Dana Pihak Ketiga pada Bank Umum Syariah
Tahun 2011-2015 (dalam Jutaan)
Sumber: (www.bi.go.id).
Setiap tahun DPK yang diterima BUS & UUS mengalami kenaikan dari
tahun 2011 Rp. 115.415 miliar, tahun 2012 Rp. 147.512 miliar, tahun 2013 Rp
183.534 miliar, tahun 2014 Rp 217.858 miliar, meningkat lagi menjadi 231.175
miliar pada tahun 2015 dan yang terakhir sampai bulan Juni 2016 DPK berjumlah
241.336 miliar. Melihat tabel diatas maka menunjukan semakin banyaknya
masyarakat yang menyimpan dananya di bank-bank syariah, dan
menunjukantingkat kepercayaan masyarakat pada bank syariah. Pertumbuhan DPK
yang signifikan ini harus diimbangi dengan penyaluran dana dalam berbagai bentuk
pembiayaan terutama disini pembiayaan mudharabah yang dapat memberikan
keuntungan bagi bank syariah.
11
5.4
15
14
7.5
12 18
3.5
34 21
7.8
58
23
1.1
75
2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5
DANA PIHAK KETIGA2011-2015
6
Dalam hal pembiayaan, kredit macet atau non performing finance
merupakan salah satu faktor yang diperhatikan karena semakin banyak NPF maka
jumlah modal akan berkurang dan berpengaruh pada volume jumlah pembiayaan
yang dikeluarkan bank syariah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Faikoh, 2008)
menyebutkan bahwa NPF berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah karena apabila jumlah NPF meningkat maka akan mengurangi modal
bank dan mengurangi pula jumlah pembiayaam. Namun, Penelitian selanjutnya
yang dilakukan oleh (Kurniawasih, Gusnandar, 2014) menyebutkan bahwa NPF
tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah pada Bank Umum
Syariah
Selanjutnya penelitian yang dilakukan (Dendawijaya, 2005) dalam
(Andraeny, 2011) menyebutkan bahwa implikasi bagi pihak bank sebagai akibat
timbulnya kredit bermasalah diantaranya akan mengakibatkan hilangnya
kesempatan income (pendapatan) dari kredit yang diberikan sehingga mengurangi
perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank.
7
Gambar 1.2
Perkembangan Non Performing Finance
Tahun 2011-2015 (dalam persen)
Sumber: (www.bi.go.id).
Berdasarkan statistik perbankan Indonesia (SPI) periode Oktober 2015 yang
dipublikasi OJK, pada 2011 posisi NPF bank syariah mencapai 2,52%. Lalu NPF
bank syariah meningkat menjadi 2,26% pada 2012, dan 2,62% pada akhir 2013.
Namun, pada 2014 posisi NPF bank syariah kembali melonjak menjadi 4,33%.
Kemudian, pada Oktober 2015 posisi NPF bank syariah berada di level 4,73%.
Bank dalam menjalankan tugasnnya sebagai penyalur dana, maka harus bisa
menyalurkan dana secara baik. Semakin banyak Dana Pihak Ketiga (DPK) yang
dihimpun maka harus dibarengi dengan peyaluran yang maksimal.
Dalam hal ini Finance to Deposit Ratio (FDR) berfungsi untuk mengetahui
apakah Bank dapat menyalurkan dananya dengan baik. Apabila FDR mendekati 100%
maka kinerja bank dalam hal penyaluran bisa dibilang baik, namun apabila berlebih dari
angka 100% maka hal ini dapat menggambarkan bahwa bank kurang bisa
memaksimalkan dana yang ada di bank tersebut. Semakin tinggi rasio FDR maka bank
menjalankan intermediasinya dengan baik. Semakin tinggi FDR maka pembiayaan yang
diberikan akan meningkat begitu juga sebaliknya.
2.52 2.262.62
4.334.73
0
1
2
3
4
5
2011 2012 2013 2014 2015
dal
am p
erse
n (
%)
NPF2011-2015
8
Gambar 1.3
Perkembangan Finance to Deposit Ratio
Tahun 2011-2015 (dalam persen)
Sumber: Website masing-masing Bank Umum Syariah tahun 2011-2015
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa FDR Bank Umum Syariah setiap
tahunnya mengalami kondisi yang fluktuatif. Hal ini dapat dilihat FDR terendah
terjadi pada tahun 2011 yaitu pada Bank Victoria Syariah sebesar 46,08% dan
tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu pada Maybank Syariah sebesar 289,20%.
FDR yang melebihi batas yang sudah ditentukan oleh Bank Indonesia terjadi yaitu
pada Bank Panin Syariah tahun 2011, 2012 dan pada Maybank Syariah tahun 2011
sampai dengan 2015.
Seperti dalam penelilitan terdahulu yang dilakukan oleh Yoga (2015) yang
berjudul Pengaruh FDR, NPF ROA, dan CAR Terhadap Pembiayaan Mudharabah
(Survey pada Bank syariah yang listing di Busrsa Efek Indonesia pada Tahun 2009-
2013) memberikan kesimpulan bahwa FDR berpengaruh positif signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah. Kemudia penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh
Trisnadi (2014) yang berjudul Pengaruh FDR dan DPK Terhadap Pembiayaan
Mudharabah (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah yang terdaftar dalam Bank
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
200.00%
250.00%
300.00%
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
BSM BCAS BNIS BRIS
BMS BUKOPINS PANINS MUAMALAT
VICTORIAS BJBS MAYBANKS
9
Indonesia Tahun (2012-2014) menyimpulkan bahwa FDR berpengaruh terhadap
Pembiayaan mudharabah di Bank Umum Syariah.
Dalam pembiayaan mudharabah tentu adanya hal bagi hasil. Bahkan tingkat
bagi hasil menjadi patokan apakah pembiayaan itu diminati apa tidak karena
semakin tinggi tingkat bagi hasil, maka orang-orang akan menggunakan produk
pembiayaan termasuk pembiayaan mudharabah. Jumlah bagi hasil yang dibagikan
dalam pembiayaan mudharabah mempengaruhi kepada pembiayaan mudharabah .
Tingkat bagi hasil merupakan cara yang digunakan untuk membagi keuntungan atas
suatu pembiayaan syariah. Jika sudah diketahui tingkatnya maka akan dibagikan
bagi hasil kepada nasabah.
Pada Tahun 2011 sampai dengan 2015 jumlah bagi hasil yang diberikan
mengalami kenaikan. Pada Tahun 2011 jumlah bagi hasil yang diberikan sebesar
1,9 Triliun, dan pada tahun 2012 dan 2013 bertambah menjadi 2,1 Triliun dan 2,4
Triliun. Mengalami kenaikan juga pada tahun 2014 dan 2015 yaitu menjadi 3,02
Triliun dan 3,08 Triliun. Jumlah bagi hasil yang tinggi dapat memberikan stimulasi
yang baik suatu pembiayaan syariah. Jadi semakin tinggi tingkat bagi hasil maka
akan memberikan pengaruh yang positif terhadap pembiayaan mudharabah.
10
Gambar 1.4
Perkembangan Nominal Bagi Hasil pada Bank Umum Syariah
Tahun 2011-2015 (dalam jutaan)
Sumber: (www.bi.go.id).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Iyonu dkk, yang berjudul Tingkat
Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan Mudhrabah menyatakan bahwa adanya pengaruh
yang siginifikan antara tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan mudharabah pada
Bank Syariah di Indonesia. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh (Nugraha,
2014) menyebutkan bahwa Berdasarkan hasil perhitungan uji t, secara parsial
tingkat bagi hasil tidak berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah. Hal
ini sama dengan penelitian (Wahab, 2014) yang menyatakan bahwa tingkat bagi
hasil tidak berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah. Semakin tinggi
tingkat bagi hasil yang ditawarkan maka jumlah bagi hasil yang diberikan nantinya
kepada nasabah juga tinggi, dan apabila hal ini diterapkan oleh Bank Syariah di
1.92.1
2.4
3.02 3.08
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
2011 2012 2013 2014 2015
dal
am t
riliu
n
Nominal Bagi Hasil
11
Indoensia maka akan akan meningkatkan jumlah pembiayaan mudharabah pada
Bank Syariah Indonesia.
Oleh karena itu untuk melakukan penelitian ini untuk mengetahui fakta
mengenai seberapa besar pengaruh dari Dana Pihak Ketiga, Non Performing
Finance, Finance to Deposit Ratio dan Nominal Bagi Hasil terhadap Pembiayaan
Mudharabah. Selain itu adanya perbedaan dan hasil yang tidak konsisten dari
penelitian terdahulu sehingga penulis ingin menguji kembali faktor-faktor tersebut
untuk mencari hasil yang terbaik. Penulis juga ingin memberikan informasi bahwa
Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Finance (NPF), Finance to Deposit
Ratio (FDR) dan Nominal Bagi Hasil dapat mempengaruhi pembiayaan
mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan diatas maka topik ini
menjadi menarik untuk dibahas. Demikian makan penulis akan membahasnya lebih
lnjut dalam bentuk skripsi dengan judul: “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non
Performing Finance, Finance to Deposit Ratio dan Nominal Bagi Hasil
Terhadap Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah (Periode
2011-2015)”
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan diatas,
maka penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini yaitu :
12
1. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Finance (NPF), Finance to Deposit Ratio (FDR) dan Nominal Bagi
Hasil (NBH) secara parsial terhadap Pembiayaan Mudharabah?
2. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Finance
(NPF), Finance to Deposit Ratio (FDR) dan Nominal Bagi Hasil
secara simultan terhadap Pembiayaan Mudharabah?
3. Variabel manakah yang paling dominan mempengaruhi Pembiayaan
Mudharabah Bank Umum Syariah di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk,
1. Untuk menjelaskan pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non
Performing Finance (NPF), Finance to Deposit Ratio (FDR) dan
Nominal Bagi Hasil (NBH) secara parsial terhadap Pembiayaan
Mudharabah.
2. Untuk menjelaskan seberapa besar pengaruh Dana Pihak Ketiga
(DPK), Non Performing Finance (NPF), Finance to Deposit Ratio
(FDR) dan Nominal Bagi Hasil (NBH) secara simultan terhadap
Pembiayaan Mudharabah.
3. Untuk menjelaskan variabel yang paling dominan mempengaruhi
Pembiayaan Mudharabah Bank Umum Syariah di Indonesia.
13
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang di peroleh dari penelitian ini adalah
1. Teoritis
a. Akademis
Akademisi di harapakan dapat mengetahui wawasan di
bidang perbankan syariah mengenai analsisis pengaruh Dana Pihak
Ketiga, Non Performing Financing, Finance to Deposit Ratio dan
Nominal Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Mudharabah pada Bank
Umum Syariah.
b. Peneliti
Peneliti diharapkan dapat menambah wawasan serta
pengetahuan dibidang ekonomi dan lembaga keuangan syariah
khususnya perbankan syariah dan akad mudharabah, serta sebagai
ajang ilmiah untuk menerapkan berbagai teori yang didapat di
bangku kuliah.
2. Praktisi
a. Perbankan
Sebagai saran untuk bank syariah bagaimana Dana Pihak
Ketiga, Non Performing Finance, Finance to Deposit Ratio dan
Nominal Bagi Hasil dapat mempengaruhi Pembiayaan mudharabah
pada bank umum syariah.
14
b. Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu serta
informasi kepada masyarakat tentang ekonomi islam dan lembaga
keuangan syariah khususnya perbankan syariah serta akad-akad di
dalam perbankan syariah khususnya untuk akad mudharabah..
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pembiayaan
Dalam era yang sudah maju ini kebutuhan manusia sungguh sangat
beragam. Kebutuhan itu meliputi kebutuhan primer, skunder, maupun tersier.
Untuk itu manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan dalam hidupnya. Terkadang
manusia tidak sanggup untuk melengkapi kebutuhan hidupnya yang terhalang oleh
kurangnya dana yang dimiliki. Dengan pereknomian yang sudah maju saat ini
munculah jasa pembiayaan atau kredit yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan
Bank.
Pasal 1 ayat (25) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2008 tentang Perbankan Syariah, menyatakan: Pembiayaan adalah penyediaan dana
atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah
b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan
istishna
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh
16
e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multijasa”.
Selanjutnya yang di kemukakan oleh Antonio (2001) “Pembiayaan yaitu
pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak - pihak yang
merupakan defisit unit”.
Selanjutnya Kasmir (2008) mengemukakan bahwa Pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah suatu
kegiatan penyediaan dana yang dikeluarkan oleh satu pihak kepada pihak lain guna
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Jenis-Jenis Pembiayaan
Salah satu fungsi bank adalah penyaluran dana. Dalam menyalurkan
dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke
dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunanya (Karim,
2004), yaitu:
a. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya
perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat
17
keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang
yang dijual.
1) Pembiayaan Murabahah
Murabahah yang berasal dari kata ribhu (keuntungan) adalah
transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah keuntungannya.
Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli.
Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah
keuntungan (margin) (Karim, 2004).
2) Pembiayaan Salam
Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjual
belikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara
tangguh sementara pembayaran dilakukan tunai. Bank bertindak
sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual. Sekilas
transaksi ini mirip jual beji ijon, namun dalam transaksi ini kuantitas,
kualitas, harga dan waktu penyerahan barang harus ditentukan
secara pasti.
3) Pembiayaan Istishna
Produk istishna menyerupai produk salam, tapi dalam Istishna
pembayaran dapat dilakukan oleh bank beberapa kali (termin)
pembayaran. Ketentuan umum Pembiayaan Isthisna adalah
spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti jenis, macam ukuran,
mutu dan jumlahnya. Harga jual jual yang telah disepakati tidak
boleh berubah selama akad berlangsung. Jika terjadi perubahan dari
18
kriteria pesanan dan terjadi perubahan harga setelah akad
ditandatangani, seluruh biaya tambahan tetap ditanggung nasabah.
b. Pembiayaan dengan prinsip sewa
Transaksi Ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada
dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan jual beli, tapi perbedaanya terletak
pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah
barang pada ijarah objek transaksinya adalah manfaat. Pada akhir masa
sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakannya kepada nasabah.
Karena itu dalam perbankan syariah dikenal dengan IMBT (ijarah
muntahhiyah bittamlik) atau sewa yang diikuti dengan berpindahnya
kepemilikan (Karim, 2004).
c. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil
adalah sebagai berikut:
1) Pembiayaan Musyarakah
Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah. Transaksi
ini dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerja sama untuk
meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersama-sama.
Semua usaha melibatkan dua pihak atau lebihdimana mereka secara
bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang
berwujud maupun tidak berwujud.
19
2) Pembiayaan Mudharabah
Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang popular dalam
produk perbankan syariah yaitu mudharabah. Mudharabah adalah
bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal
(shahib al-maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola
(mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk
ini menegaskan kerja sama dalam paduan kontribusi 100% modal
kas dari shahib al-maal dan keahlian dari mudharib.
d. Pembiayaan dengan akad pelengkap
Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya
diperlukan juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk
mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Namun dalam akad pelengkap ini
dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
melaksanakan akad ini. Besarnya pengganti biaya ini sekedar untuk
menutupi biaya yang benar-benar timbul. Uraian berikut ini akan membahas
akad-akad pelengkap ini.
1) Hiwalah (Alih Utang-Piutang)
Zuhayli dengan menguntip kitab Al-Inayah mendefinisikan
hiwalah sebagai perpindahan utang dari tanggungan ashil (muhil)
kepada muhal’alaih (orang yang bertanggung jawab setelah
hiwalah). Tujuan fasilitas hiwalah adalah untuk membantu supplier
mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya.
20
Bank mendapat ganti biaya atas jasa pemindahan piutang (Huda,
2012).
2) Rahn (Gadai)
Menjadikan sesuatu (barang) sebagai jaminan terhadap hak
(piutang) yang mungkin dijadikan sebagai pembayar hak (piutang)
tersebut, baik seluruhnya maupun sebagiannya. Tujuan akad rahn
adalah untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada
bank dalam memberikan pembiayaan.
3) Qardh
Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat
ditagih atau diminta kembali. Akad ini bisa dikatagorikan sebgai
akad saling bantu membantu dan bukan transaksi komersial. Dengan
kata lain Qard merupakan suatu akad pembiayaan kepada nasabah
tertentu dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengambalikan
dana pada waktu yang telah disepakati kedau belah pihak (Huda,
2012).
4) Wakalah (perwakilan)
Wakalah merupakan akad penyerahan kekuasanaan dimana
seseorang menunjuk sesorang untuk menjadi penggantinya dalam
bertindak. Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila
naswabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya
melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukaan L/C, inkaso
dan transfer uang.
21
5) Kafalah (Garansi Bank)
Menurut Al-mawardi (ulama mazhab Syafii) kafalah
memiliki arti yaitu penjamin. Secara lebih komperhensif kafalah
adalah akad pemberian jaminan yang diberikan satu pihak kepada
pihak lain dimana pemberi jaminan bertanggung jawab atas
pembayaran suatu hutang yang menjadi hak penerima jaminana
(Huda, 2012).
Fasilitasi ini diberikan oleh bank dalam rangka mendukung
kelancaran transaksi bisnis nasabah dengan berbagai pihak dengan
memberikan perlindungan terhadap mitra usaha nasabah
3. Pembiayaan Mudharabah
a. Pengertian Mudharabah
Mudharabah adalah akad yang telah dikenal oleh umat
muslim sejak zaman nabi, bahkan telah dipraktekan oleh bangsa
Arab sebelum turunya Islam. Ketika Nabi Muhammad Saw.
berprofesi sebagai pedagang, ia melakukan akad mudaharabah
dengan Khadijah. Dengan demikian, ditinjau dari segi hukum Islam,
maka praktek mudharabah ini dibolehkan, baik menurut Al-quran,
Sunnah, maupun Ijma (Karim, 2004).
Dalam praktek mudharabah antara Khadijah dengan nabi,
saat itu Khadijah mempercayakan barang dagangannya untuk dijual
oleh Nabi Muhammad Saw. ke luar negeri. Dalam kasus ini,
khadijah berperan sebagai pemilik modal (shahibul maal),
22
sedangkan Nabi Muhammad Saw. berperan sebagai pelaksana usaha
(mudharib) (Karim, 2004).
Bentuk kontrak dua pihak dimana satu pihak berperan
sebagai pemilik modal dan mempercayakan jumlah modalnya untuk
dikelola oleh pihak kedua, yakni si pelaksana usaha, dengan tujuan
untuk mendapatkan untung disebut akad mudharabah. Atau
singkatnya akad mudharabah adalah persetujuan kongsi antara harta
dari salah satu pihak dengan kerja dari pihak lain (Karim, 2004).
Mudharabah yaitu adalah ketika tenaga kerja dan pemilik modal
bergabung bersama-sama sebagai mitra usaha untuk kerja. (Abdul,
1992:).
Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang dimana
pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pengusaha untuk
diperdagangkan dengan pembagian keuntungan yang disepakati
dengan ketentuan bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal,
sedangkan pengusaha tidak dibebani kerugian sedikitpun, kecuali
kerugian berupa tenaga dan kesungguhan (Sutedi, 2009).
Mudharabah pada dasarnya dapat dikategorikan kedalam
satu bentuk musyarakah (perkongsian). Namun para cendikiawan
fikih Islam meletakan mudharabah dalam posisi khusus dan
memberikan hukum tersendiri (Wirdyaningsih, 2005).
23
Karnaen Perwaatmadja (1992) mengemukakan, bahwa al-
mudharabah adalah penyertaan modal dalam suatu perusahaan
pemerintah atau swasta dalam bentuk pembagian laba,
Kasmir (2008) mengemukakan, bahwa mudharabah
merupakan akad kerja sama antara dua pihak, dimana pertama
menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola.
Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak. Apabila rugi, maka akan ditanggung pemilik modal selama
kerugian diakibatkan kelalaian pengelola.
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa mudharabah adalah kerja sama yang dilakukan oleh dua
belah pihak atau lebih dimana pemilik dana menyerahkan sejumlah
modal kepada seseorang untuk dipergunakan dan keuntungan dibagi
sesuai kesepakatan diawal.
b. Landasan Hukum
1. Al-Quran
"..dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari
sebagian karunia Allah SWT.." (QS. Al- Muzzammil : 20) (Antonio,
2007)
24
"..apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka
bumi dan carilah karunia Allah SWT..." (QS. Al-jumuah: 10)
(Antonio, 2007)
Kedua ayat diatas dapat kita lihat bahwa Allah swt menyuruh
kita melakukan upaya perjalanan usaha.
2. Al-Hadits
Dalam Hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa
Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib, jika memberikan dana ke
mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya
tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang bahaya,
atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang
bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut.
Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah saw. dan
Rasulullah pun membolehkannya. (HR Thabrani) (Antonio, 2007)
Dari Shalih bin Shuhaib r.a bahwa Rasulullah saw.
bersabda,' Tiga yang didalamnya terdapat keberkatan: jual beli
secara tangguh, mudharbah, dan mencampur gandum dengan tepung
untuk keperluan rumah bukan untuk dijual. (HR Ibnu Majah
No.2280, kitab at-Tijarah) (Antonio, 2007)
25
3. Ijma
Diriwayatkan oleh wahbah Zuhaily, sejumlah sahabat
menyerahkan (kepada orang, mudharib) harta anak yatim
sebagai mudharabah dan tak ada seorang pun mengingkari mereka.
karenanya, hal itu dipandang sebagai ijma (Wasitho, 2012).
c. Rukun dan Syarat Mudharabah
1) Rukun Mudharabah
Dalam buku (Karim, 2011) Faktor-faktor yang harus ada
(rukun) dalam akad mudahrabah adalah
1. Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha)
Faktor pelaku ini sangat penting karena apabila pemilik dana
dan pengelola dana tidak ada maka akad mudharabah tidak ada pula.
2. Objek mudharabah (modal dan kerja)
Faktor kedua ini merupakan konsekuensi logis dari tindakan
yang dilakukan oleh para pelaku. Pemilik dana menyerahkan
modalnya sebagai objek mudharabah, sedangkan pelaksana usaha
menyerahkan kerjanya sebagai objek mudharabah.
3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul)
Faktor ketiga ini merupakan persetujuan kedua belah pihak,
merupakan konsekuensi dari prinsip sama-sama rela. Disini kedua
belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri
dalam akad mudharabah.
26
4. Nisbah keuntungan
Faktor yang keempat ini adalah merupakan rukun yang khas
dalam akad mudharabah, yang tidak ada dalam akad jual beli.
Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak ditrerima oleh kedua
pihak yang bermudharabah. Mudharib mendapatkan imbalan atas
kerjanya, sedangkan shahibul maal mendapat imbalan atas
penyertaan modal. Nisbah keuntungan ini yang akan mencegah
terjadinya perselisihan antara kedua belah pihak mengenai cara
pembagian keuntungan (Karim, 2011).
2) Syarat Pembiayaan Mudharabah
Menurut Sayyid Sabiq, rukun mudharabah adalah ijab dan
kabul yang keluar dari orang yang memiliki keahlian. Syarat-syarat
sah mudharabah adalah berhubungan dengan rukun-rukun
mudharabah itu sendiri Syarat-syarat sah mudharabah adalah
sebagai berikut. (Abdullah, 2011)
a) modal atau barang yang diserahkan itu berbentuk uang tunai.
Apabila barang itu berbentuk emas atau perak batangan
(tabar) emas hiasan atau barang dagangan lainnya, maka
mudharabah tersebut batal.
b) bagi orang yang melakukan akad, disyaratkan mampu
melakukan tasharaf, maka akan dibatalkan akad anak-anak
yang masih kecil, orang gila, dan orang-orang dibawah
pengapuan.
27
c) modal harus diketahui dengan jelas agar dapat dibedakan
antara modal yang diperdagangkan dengan laba atau
keuntungan dari perdagangan tersebut yang akan dibagikan
kepada dua belah pihak, sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati.
d) Keuntungan yang akan menjadi milik pengelola dan pemilik
modal harus jelas persentasenya, umpamanya setengah,
sepertiga, atau seperempat.
e) Melafazkan ijab dari pemilik modal, misalnya aku serahkan
uang ini kepadamu untuk dagang, jika ada keuntungan akan
dibagi dua dan kabul dari pengelola.
f) Mudharabah bersifat mutlak, pemilik modal tidak mengikat
pengelola harta untuk berdagang di negara tertentu,
memperdagangkan barang-barang tertentu, pada waktu
tertentu sementara di waktu lain tidak karena persyaratan
yang mengikat sering menyimpang dari tujuan akad
mudharabah, yaitu keuntungan. Bila dalam Mudharabah ada
persyaratan-persyaratan, maka mudharabah tersebut menjadi
rusak menurut pendapat al-Syafii dan Malik. Sedangkan
menurut Abu Hanifah dan Ahmad Ibn Hanbal, mudharabah
tersebut sah.
28
d. Bentuk-Bentuk Mudharabah
Pada prinsipnya, mudahrabah sifatnya mutlak di mana
shaibul maal tidak menetapkan restriksi atau syarat-syarat tertentu
kepada si mudharib. Bentuk mudharabah ini disebut dengan
mudharabah mutlaqah (Karim, 2011). Namun demikian, apabila
dipandang perlu, sahibul maal boleh menetapkan batasan-batasan
atau syarat-syarat tertentu guna menyelamatkan modalnya dari
risiko kerugian. Syarat-syarat ini harus dipenuhi oleh si mudharib,
jenis mudharabah sepertiu ini disebut mudharabah muqayyadah.
Jadi pada dasarnya terdapat dua bentuk mudharabah, yaitu mutlaqah
dan muqayyadah.
Namun sekarang mudharabah muqayadah dibagi lagi
menjadi dua jenis, yakni on belence sheet dan yang off balance
sheet. Dalam mudharabah on balance sheet, aliran dana terjadi dari
satu nasabah investor ke sekelompok pelaksana usaha. Sedangkan
yang off balance sheet aliran dan berasal dari satu nasabah investor
kepada satu nasabah pembiayaan. Disini bank hanya bersifat
arranger saja. Dan bank tidak menerima bagi hasil hanya
mendapatkan fee karena sebagai arranger. Kenapa dikatakan on
balance sheet, karena dicatat dalam neraca bank. Sedangkan off
balance sheet dapat diswebabkan karena transaksi ini tidak dicatat
di neraca bank, tetapi hanya dicatat dalam rekening administratife.
(Karim, 2011).
29
e. Skema Pada Mudharabah
Gambar. 2.1
Skema Mudharabah
Sumber: Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Wirdyaningsih
dkk (2005)
f. Fatwa Mengenai Pembiayaan Mudharabah
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 07/DSN-
MUI/IV/2000 tanggal 4 April 2000 tentang pembiayaan
mudharabah (Ikatan Bankir Indonesia: 2014) dengan Ketentuan
Pembiayaan:
1) Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan
oleh LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.
2) Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik
dana) membiayai 100 % kebutuhan suatu proyek (usaha),
sedangkan pengusaha (nasabah) bertindak sebagai mudharib
atau pengelola usaha.
3) Jangka waktu usaha, tatacara pengembalian dana, dan
pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan
kedua belah pihak (LKS dengan pengusaha).
30
4) Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah
disepakati bersama dan sesuai dengan syari’ah; dan LKS tidak
ikut serta dalam managemen perusahaan atau proyek tetapi
mempunyai hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan.
5) Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam
bentuk tunai dan bukan piutang.
6) LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat
dari mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan
kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.
7) Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada
jaminan, namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan,
LKS dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga.
Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti
melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati
bersama dalam akad.
8) Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan, dan mekanisme
pembagian keuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan
fatwa DSN.
9) Biaya operasional dibebankan kepada mudharib.
10) Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban
atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib
berhak mendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan.
31
4. Dana Pihak Ketiga (DPK)
a. Pengertian Dana Pihak ketiga
Dana Pihak Ketiga adalah dana berasal dari masyarakat atau
nasabah yang terdiri giro, tabungan dan simpanan berjangka,
sertifikat deposito dan kewajiban segera lainnya (Riyadi, 2006)
Dana-dana masyarakat yang disimpan dalam bentuk
merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan bank yang
terdiri dari 3 jenis, yaitu dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan.
Kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana
merupakan fokus utama kegiatan bank syariah. Oleh karena itu,
untuk dapat menyalurkan dana secara optimal, bank harus memiliki
kemampuan dalam mengumpulkan dana pihak ketiga, karena DPK
ini merupakan sumber utama pembiayaan bank syariah. (Gusnandar,
2014).
Keberadaan dana pihak ketiga bagi lembaga
perbankan/pembiayaan ibaratnya adalah darah dalam tubuh
manusia, oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kinerja usaha
maka tantangan yang dihadapi lembaga pembiayaan syariah di
Indonesia adalah bagaimana meningkatkan volume dana pihak
ketiga terutama dana-dana yang bersifat murah. Dengan
meningkatkan dana pihak ketiga maka jangkauan dan kualitas
pelayanan akan semakin meningkat pula (Fitri, 2016).
32
Menurut Antonio (2001) dan Muhammad (2005) salah satu
sumber dana yang dapat digunakan untuk pembiayaan adalah
simpanan masyarakat (DPK). Semakin besar dana pihak ketiga yang
dihimpun, akan semakin besar pula volume pembiayaan yang dapat
disalurkan termasuk didalamnya pembiayaan mudharabah. Wibowo
(2007) dalam Trisnadi (2013) juga mengungkapkan bahwa besar
kecilnya penyaluran dana yang diberikan bank syariah sangat
dipengaruhi oleh besar kecilnya dana pihak ketiga (DPK).
Menurut Fitri (2016) Salah satu sumber dana yang
digunakan dalam pembiayaan antara lain dana simpanan atau dana
dari nasabah. Sehingga semakin besar dana pihak ketiga yang
tersedia, maka Bank Syariah akan lebih banyak menawarkan
pembiayaan. Secara teoritis dan empiris dana pihak ketiga
(DPK) terbukti memiliki peranan yang strategis terhadap
kinerja lembaga pembiayaan syariah yang meliputi aspek
kepastian manajemen untuk memberikan pembiayaan/kredit,
dan memengaruhi kinerja usaha terutama pada upaya
menciptakan laba operasional yang sangat menentukan
kelangsungan usaha lembaga pembiayaan syariah.
b. Penggunaan Dana Pihak Ketiga
Bank dalam menjalankan aktivitasnya berfungsi sebagai
financial intermediary sehingga setelah berhasil menghimpun dana
dari pihak ketiga, bank syariah berkewajiban untuk menyalurkan
33
dana tsb untuk pembiayaan. Alokasi penggunaan dana bank syariah
pasa dasarnya dapat dibagi dalam dua bagian penting, yaitu
(Muhammad, 2005):
a. Aktiva yang menghasilkan (earning asset),
adalah aset bank yang digunakan untuk menghasilkan
pendapatan. Aset ini disalurkan salam bentuk investasi yang
terdiri dari:
1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah).
2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (Musyarakah).
3. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (Al-Ba'i).
4. Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (Ijarah dan Ijarah wa
Iqtina)
5. Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya
b. Aktiva yang tidak menghasilkan (non earning asset)
1. Aktiva dalam bentuk uang tunai (cash asset), terdiri dari uang
tunai, cadangan likuiditas (primary reserve) yang harus
dipelihara pada bank sentral, giro pada bank dan item-item
tunai lain yang masih dalam proses penagihan (collection).
2. Pinjaman (qard), merupakan salah satu kegiatan bank
syariah dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya sesuai
dengan ajaran Islam.
3. Penanaman- Penanaman dana dalam aktiva tetap dan
investaris (premisis dan equipment).
34
5. Non Performing Finance (NPF)
Non Performing Finance (NPF) merupakan suatu keadaan
dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar atau seluruh
kewajibannya kepada bank seperti yang telah dijanjikan (Mudrajat
dan Suharjono, 2002).
Faikoh (2008) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
Non Performing Finance memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Pembiayaan mudharabah. Tingginya tingkat kemungkinan
kegagalan dalam pembiayaan bermasalah akan berdampak negatif
bagi pihak bank.
Dendawijaya (2005) menyebutkan bahwa implikasi bagi
pihak bank sebagai akibat timbulnya kredit bermaslah diantaranya
akan mengakibatkan hilangnya kesempatan memperoleh income
(pendapatan) dari kredit yang diberikan sehingga mengurangi
perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank.
Peningkatan non performing financing akan berpengaruh
terhadap peningkatan jumlah Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif (PPAP) yang harus dibentuk oleh pihak bank syariah
sesuai ketentuan dari Bank Indonesia. Bila hal ini berlangsung terus-
menerus, maka akan mengurangi modal bank syariah sehingga akan
berpengaruh terhadap kemampuan bank dalam menyalurkan
pembiayaan, termasuk di dalamnya pembiayaan berbasis bagi hasil.
35
Christie (2007) juga menjelaskan bahwa apabila terjadi
peningkatan jumlah pembiayaan bermasalah (Non Performing
Financing / NPF) maka akan menurunkan jumlah pembiayaan, yang
dalam hal ini adalah pembiayaan mudharabah
Menurut Rivai (2007), Non Performing Finance (NPF) atau
pembiayaan bermasalah berarti pembiayaan yang pelaksanaannya
belum mencapai atau memenuhi target yang diinginkan pidak bank
seperti:
a. Pengambilan pokok atau bagi hasil yang bermasalah.
b. Pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko
dikemudian hari bagi bank.
c. Pembiayaan yang termasuk dalam golongan khusus,
diragukan dan macet.
d. Golongan lancar yang berpotensi terjadi penunggakan
dalam pengembalian.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.9/1PBI/2007
tentang sistem penilaian kesehatan bank berdasarkan prinsip
syariah, NPF dapat dirumuskan sebagai berikut:
36
Dalam melakukan pembayaran angsurang, nasabah
tidak selalau lancar pasti ada saja nasabah yang telat bayar. Hal
ini menyebabkan adanya kolektabilitas pembiayaan. Ada lima
macam kategori dari kolektabilitas yaitu
1) Kolektabilitas 1 disebut lancer
2) Kolektabilitas 2 disebut kurang lancer
3) Kolektabilitas 3 disebut diragukan
4) Kolektabilitas 4 disebut perhatian khusus
5) Kolektabilitas 5 disebut macet
Adapun kriteria penilaian peringkat dari NPF yang di
tetapkan oleh BI bila disajikan dalam table adalah sebagai beriku
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Peringkat
Non Performing Finance (NPF)
Sumber: SE BI No.9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007
Peringkat Nilai NPF Predikat
1 NPF < 2% Sangat Baik
2 2% ≤ NPF ≤ 5% Baik
3 5% ≤ NPF ≤ 8% Cukup Baik
4 8% ≤ NPF 12% Kurang Baik
5 NPF ≥ 12 Tidak Baik
𝑁𝑃𝐹 =Pembiayaan Bermasalah
Total Pembiayaanx 100%
37
6. Finance to Deposit Ratio (FDR)
Menurut Dendiwijaya (2005) dalam Wahab (2014) Loan to
Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank
dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan
dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditas-nya.
Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah
perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan
dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank (Muhammad,
2005). Seberapa besar pembiayaan yang diberikan kepada
masyarakat atau nasabah, bank harus mampu mengimbanginya
dengan segera memenuhi kebutuhan akan penarikan kembali dana
sewaktu-waktu oleh deposan. FDR diartikan sebagai perbandingan
antara pembiayaan yang diberikan dengan dana yang diterima bank.
FDR ini menjadi salah satu rasio likuiditas bank yang berjangka
waku agak panjang.
Menurut Reswanda (2012) bahwa Financing to Deposit
Ratio bernilai positif terhadap pembiayaan, sehingga perkembangan
financing to deposit ratio berbanding lurus dengan pembiayaan.
Menurut Setiawan (2012) Financing to Deposit Ratio adalah
rasio yang menggambarkan tingkat kemampuan bank syariah dalam
mengembalikan dana kepada pihak ketiga melalui keuntungan yang
diperoleh dari pembiayaan mudharabah.
38
Menurut Wibowo (2007) Financing to Deposit Ratio (FDR)
diartikan Sebagai perbandingan antara pembiayaan yang diberikan
dengan dana yang diterima bank. FDR ini menjadi salah satu rasio
likuiditas bank yang berjangka waku agak panjang.
Dari penjelasan teori diatas dapat dijelaskan bahwa Semakin
tinggi FDR maka pembiayaan yang disalurkan juga semakin
meningkat. Demikian sebaliknya, jika terjadi penurunan FDR maka
pembiayaan yang disalurkan juga mengalami penurunan.
Jadi, Financing to Deposit rasio (FDR) adalah rasio yang
menggambarkan tingkat kemampuan bank dalam mengembalikan
dana kepada pihak ketiga melalui keuntungan yang didapat dari
pembiayaan Mudharabah
Adapun rumus untuk mengetahui FDR adalah dengan
rumus:
FDR = jumlah pembiayan yang disalurkan X100%
dana yang diterima bank
7. Nominal Bagi Hasil
Bagi hasil merupakan sesuatu yang akan diberikan kepada
nasabah saat mendapat keuntungan. Bank Syariah menerapkan
Nisbah Bagi Hasil terhadap produk-produk pembiayaan yang
berbasis Natural Uncertainty Contracts (NUC), yakni akad yang
tidak memberikan kepastian pendapatan (retutn), baik dari segi
39
jumlah (amount) maupun waktu (timing), seperti mudharabah dan
musyarakah (Karim, 2011).
Andreani (2001) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
Nominal Bagi Hasil yang ditawarkan atau didapatkan oleh bank
syariah maka akan meningkatkan pembiayaan mudharabah.
Semakin besar Nominal Bagi Hasil yang diberikan oleh
Bank Syariah maka akan meningkatkan Pembiayaan Mudharabah.
Asumsinya bahwa masyarakat akan tertarik untuk melakukan
Pembiayaan Mudharabah (Nugraha, 2014)
Bank Syariah dengan sistem bagi hasilnya sebagai alternatif
pengganti dari penerapan sistem bunga ternyata dinilai telah berhasil
menghindarkan dampak negatif dari penerapan bunga seperti (a)
pembebanan pada nasabah berlebih-lebihan dengan beban bunga
berbunga bagi nasabah yang tidak mampu membayar pada saat jatuh
tempo, (b) timbulnya pemerasan yang kuat terhadap yang lemah, (c)
terjadinya konsentrasi kekuatan ekonomi di tangan kelompok elit
para banker dan pemilik modal, (d) kurangnya peluang bagi
kekuatan ekonomi lemah/bawah untuk mengembangkan potensi
usahanya. Penetapan nisbah bagi hasil pembiayaan ditentukan
dengan mempertimbangkan sebagi berikut:
a. Referensi tingkat (marjin) keuntungan, yang dimaksud disini
adalah referensi tingkat (marjin) keuntungan yang ditetapkan
oleh rapat ALCO
40
b. Perkiraan tingkat keuntungan bisnis/proyek yang dibiayai,
ada beberapa pertimbangan dalam memperkirakan hal
seperti ini, yaitu:
1) Perkiraan penjualan, seperti volume penjualan setaip
transaksi atau volume penjualan setiap bulan,
frekuensi penjualan setiap bulan, fluktuasi harga dan
marjin keuntungan setiap transaksi.
2) Lama Cash to Cash Cycle, seperti lama proses
barang, lama persediaan, lama piutang.
3) Perkiraan Biaya-biaya Langsung, yang dimaksud
adalah biaya yang langsung berkaitan dengan
kegiatan penjualan seperti biaya pengangkutan,
pengemasan atau yang biasa dikategorikan dalam
Cost of goods sold (COGS)
4) Perkiraan Biaya-biaya Tidak Langsung, yang
dimaksud adalah biaya yang tidak langsung berkaitan
dengan kegiatan penjualan seperti biaya sewa kantor,
biaya gaji karyawan, dan biaya-boaya lain yang biasa
dikategorikan dalam overhead cost (OHC).
5) Delayed Factor, merupakan tambahan waktu yang
ditambahkan pada cash to cash cycle untuk
mengantisipaso timbulnya keterlambatan
pembayaran dari nasabah kepada bank.
41
Terdapat tiga metode dalam menentukan nisbah bagi hasil
pembiayaan yakni,
a. Penentuan Nisbah Bagi Hasil Keuntungan
Dalam hal ini, nisbah bagi hasil pembiayaan untuk bank
ditentukan berdasarkan pada perkiraan keuntungan yang
telah ditetapkan dalam rapat ALCO.
b. Penentuan Nisbah Bagi Hasil Pendapatan
Dalam hal ini, nisbah bagi hasil pembiayaan untuk bank
ditentukan berdasarkan pada perkiraan pendapatan yang
diperoleh nasabah dibagi dengan referensi tingkat
keuntungan yang telah ditentukan dalam rapat ALCO.
c. Penentuan Nisbah Bagi Hasil Penjualan
Dalam hal ini, nisbah bagi hasil pembiayaan untuk bank
ditentukan berdasarkan pada perkiraan penerimaan
penjualan yang diperoleh nasabah dibagi dengan pokok
pembiayaan yang telah ditetapkan dalam rapat ALCO.
B. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pembiayaan
mudharabah pernah dilakukan sebelumnya, penelitian ini diambil dari jurnal
yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Adapun penelitian terdahulu
dijelaskan sebagai berikut:
Peneliti pertama adalah Sendi Gusnandar dan Imas Kurniawasih
(2014). Penelitian ini menggunakan dua variabel independen yaitu Dana
42
Pihak Ketiga dan Non Performing Finance. Populasi dalam penelitian ini
adalah Bank Umum Syariah. Ia menggunakan data times series (Tahunan)
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dalam
statistik Perbankan Syariah. Menggunakan 3 sampel bank umum syariah.
Tahun Penelitian yang dilakukan adalah mulai tahun 2009 sampai 2012.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitia ini yaitu analisis
regresi berganda.
Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan secara parsial dalam regresi sederhana antara Dana Pihak Ketiga
terhadap pembiayaan mudharabah. Non Performing Finance tidak memiliki
pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap pembiayaan mudharabah.
Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Dana Pihak
Ketiga dan Non Performing Finance terhadap pembiayaan.
Penelitian kedua dilakukan oleh Mentari A Iyonu dkk (2015).
Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu Tingkat Bagi Hasil.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan dari seluruh
Bank Umum Syariah di Indonesia dengan jumlah data 24 laporan keuangan.
Ia menggunakan data times series (Tahunan) yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dalam statistik Perbankan Syariah.
Menggunakan 6 sampel Bank Umum Syariah. Tahun penelitian dilakukan
pada tahun 2010 sampai 2013. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
pada penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi menggunakan data
laporan keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia. Data dianalisis
43
menggunakan regresi sederhana data panel.
Hasil penelitan menunjukan bahwa bagi hasil berpengaruh terhadap
jumlah pembiayaan mudharabah.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Dita Andraeny (2011). Penelitian
ini menggunakan 3 variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga, Tingkat
Bagi Hasil, dan Non Performing Finance. Data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data time series (Tahunan) yang diperoleh dari
Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia dan data yang dianalisis
sebanyak 60 obeseravasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah
Partial Least Square (PLS) dengan software SmartPLS 2.0.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga dan
Tingkat Bagi Hasil secara parsial berpengaruh signifikan terhadap volume
pembiayaan berbasis bagi hasil pada perbankan syariah di Indonesia.
Sedangkan untuk variabel Non Performing Finance tidak berpengaruh
signifikan terhadap volume pembiayaan berbasis bagi hasil pada perbankan
syariah di Indonesia.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Wahab (2014). Penelitian ini
menggunakan 5 variabel independen yaitu FDR, NPF, Tingkat Bagi Hasil,
Kualitas Jasa dan Atribut Produk Islam. Data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data time series sampel 8 Bank Umum Syariah
dengan total responden 160 nasabah. Teknik analisis data yang digunakan
adalah regresi parsial menggunakan SPSS. Hasil dari penelitian
44
menunjukan bahwa Secara simultan variabel FDR, NPF, Tingkat Bagi
Hasil, Kualitas Jasa Layanan dan Atribut Produk Islam berpengaruh
signifikan terhadap variabel Pembiayaan Mudharabah. Variabel FDR, NPF,
Tingkat Bagi Hasil secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah. Variabel Kualitas Jasa Layanan dan Atribut
Produk Islam secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap
Pembiayaan Musharabah.
Windi Widia (2013) Penelitain ini menggunakan 1 variabel
independen yaitu Dana Pihak Ketiga. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode statistik deskriptif dan verifikatif, data yang
digunakan ialah data sekunder yang berupa Laporan Keuangan PerTriwulan
Bank Syariah dari Maret 2011-Maret 2012. Sehingga jumlah sampe dalam
penelitian ini yaitu 30 sampel. Menggunakan 6 Bank Umum Syariah. Data
diolah menggunakan SPSS dan metode penentuan sampelnya adalah
purposive sampling. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa Dana Pihak
Ketiga berpengaruh terhadap Pembiayaan Mudharabah
Peneltian selanjutnya Agustina Kurniawanti (2014). Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Triwulanan Bank
Umum Syariah periode 20110 2015. Sampel yang diperoleh menggunakan
teknik purposive sampling dan terdapat 5 bank yang memenuhi kriteria.
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan
keuangan yang dipublikasikan dan diunduh melalui situs resmi Bank Umum
Syariah. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda.
45
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Dana Pihak Ketiga
berpengaruh terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil pada Bank
umum Syariah di Indonesia. Variabel Non Performing Finance tidak
berpengaruh terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil pada Bank
Umum Syariah di Indonesia. Variabel Finance to Deposit Ratio tidak
berpengaruh terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil pada Bank
Umum Syariah di Indonesia. Variabel Return on Asset tidak berpengaruh
terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil pada Bank Umum
Syariah di Indonesia. Variabel Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh
terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil pada Bank Umum Syariah di
Indonesia.
Peneliti selanjutnya dilakukan oleh Trisnadi (2015). Populasi dari
penelitian ini adalah laporan keuangan yang terdaftar pada Bank Indonesia
periode 2012-2014. Sampel dari penelitian ini adalah 36 laporan keuangan
yang berasal dari 12 Bank Umum syariah dengan metode pengambilan
sampelnya adalah metode purposive sampling. Teknik analisis yan
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dan uji
hipotesis menggunakan uji t dan Uji F. Penelitian ini juga menggunakan Uji
Asumsi Klasik termasuk Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji
Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi. Penelitian ini menggunakan alat
oleh SPSS v21.1
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pada Uji t menunjukan
bahwa variabel FDR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
46
Pembiayaan Mudharabah dan variabel DPK memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Nur Gilang Gianinni (2013).
Penelitian ini menggunakan populasi laporan keuangan triwulan dari
seluruh Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia pada periode tahun
2010-2012. Pengambilan sampel yaitu 6 Bank Umum Syariah
menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa FDR, NPF, ROA, CAR, dan tingkat bagi hasil secara simultan
berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah. Untuk hasil secara parsial,
variabel FDR berpengaruh negatif terhadap pembiayaan mudharabah.
Variabel NPF tidak berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah.
Sedangkan untuk variabel ROA, CAR, dan tingkat bagi hasil berpengaruh
positif terhadap pembiayaan mudharabah.
Untuk lebih jelasnya penelitian terdahulu dapat dijelaskan dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian Alat Analisis Variabel Hasil Penelitian
Sendi Gusnandar dan
Imas Kurniawasih
(2014).
Pengaruh Jumlah
Dana Pihak Ketiga
dan Tingkat Non
Performing Financing
Terhadap Pembiayaan
Mudharabah Pada
Analisis Regresi
Berganda
Variabel Independen:
yaitu Dana Pihak
Ketiga dan Non
Performing Finance
Variabel Dependen:
Pembiayaan
Mudharabah
Secara parsial DPK
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap Pembiayaan
Mudharabah. Secara
parsial NPF tidak
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap Pembiayaan
Mudharabah. Secara
47
Penelitian Alat Analisis Variabel Hasil Penelitian
Bank Umum Syariah
di Indonesia
simultan terdapat
pengaruh yang
signifikan antara DPK
dan NPF terhadap
pembiayaan.
A Iyonu dkk (2015).
Pengaruh Tingkat
Bagi Hasil Terhadap
Pembiayaan
Mudharabah (Studi
Kasus Bank Umum
Syariah di Indonesia
Analisis Regresi Data
Panel
Variabel Independen:
Tingkat Bagi Hasil
Variabel Dependen:
Pembiayaan
Mudharabah
Hasil penelitan
menunjukan bahwa
bagi hasil
berpengaruh
signifikan terhadap
jumlah pembiayaan
mudharabah.
Wahab (2014)
Pengaruh FDR, NPF,
Tingkat Bagi Hasil,
Kualitas Jasa dan
Atribut Produk Islam
Terhadap Pembiayaan
Mudharabah Pada
Bank Umum Syariah
di Semarang.
Analisis Regresi
Parsial
Variabel Independen:
FDR, NPF, Tingkat
Bagi Hasil, Kualitas
Jasa dan Atribut
Produk Islam asil
Variabel Dependen:
Pembiayaan
Mudharabah
Hasil dari penelitian
menunjukan bahwa
Secara simultan
variabel FDR, NPF,
Tingkat Bagi Hasil,
Kualitas Jasa Layanan
dan Atribut Produk
Islam berpengaruh
signifikan terhadap
variabel Pembiayaan
Mudharabah. Variabel
FDR, NPF, Tingkat
Bagi Hasil secara
parsial tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
pembiayaan
mudharabah. Variabel
Kualitas Jasa Layanan
dan Atribut Produk
Islam secara parsial
berpengaruh secara
signifikan terhadap
Pembiayaan
Musharabah.
Windi Widia (2013)
Pengaruh Dana Pihak
Ketiga Terhadap
Pembiayaan dan
Implikasi Terhadap
Laba Bank Syariah
Metode Statistik
Deskriptif dan
Verifikatif,
Variabel Independen:
Dana Pihak Ketiga
Variabel Dependen:
Pembiayaan
Hasil Penelitian ini
menunjukan bahwa
Dana Pihak Ketiga
berpengaruh terhadap
Pembiayaan
Mudharabah
48
Penelitian Alat Analisis Variabel Hasil Penelitian
(Penelitian Pada
Perbankan Syariah di
Indonesia)
Agustina Kurniawanti
(2014)
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Volume Pembiayaan
Berbasis Bagi Hasil
Pada Bank Umum
Syariah di Indonesia
Regresi Linier
Berganda.
Variabel Independen:
Dana Pihak Ketiga
Variabel Dependen:
Pembiayaan
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
Dana Pihak Ketiga
berpengaruh terhadap
Volume Pembiayaan
Berbasis Bagi Hasil
pada Bank umum
Syariah di Indonesia.
Variabel Non
Performing Finance,
Finance to Deposit
Ratio dan Capital
Adequacy Ratio tidak
berpengaruh terhadap
Pembiayaan Berbasis
Bagi Hasil pada Bank
Umum Syariah di
Indonesia.
Trisnadi (2015)
Pengaruh Financing
to Deposit Ratio
(FDR) dan Dana Pihak
Ketiga (DPK)
Terhadap Pembiayaan
Mudharabah.
Analisis Regresi
Linier Berganda dan
Uji Hipotesis
menggunakan Uji t
dan Uji F. Penelitian
ini juga menggunakan
Uji Asumsi Klasik
Variabel Independen:
FDR dan Dana Pihak
Ketiga
Variabel Dependen:
Pembiayaan
Mudharabah
Hasil dari penelitian
ini menunjukan
bahwa pada Uji t
menunjukan bahwa
variabel FDR tidak
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap Pembiayaan
Mudharabah dan
variabel DPK
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap Pembiayaan
Mudharabah
Nur Gilang Gianinni
(2013)
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Mudharabah Pada
Bank Umum Syariah
di Indonesia
Analisis Regresi
Linier Berganda
Variabel Independen:
FDR, NPF, ROA,
CAR, dan tingkat bagi
hasil
Variabel Dependen:
Pembiayaan
Mudharabah
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
FDR, NPF, ROA,
CAR, dan tingkat bagi
hasil secara simultan
berpengaruh terhadap
pembiayaan
mudharabah. Untuk
hasil secara parsial,
variabel FDR
49
Penelitian Alat Analisis Variabel Hasil Penelitian
berpengaruh negatif
terhadap pembiayaan
mudharabah. Variabel
NPF tidak
berpengaruh terhadap
pembiayaan
mudharabah.
Sedangkan untuk
variabel ROA, CAR,
dan tingkat bagi hasil
berpengaruh positif
terhadap pembiayaan
mudharabah.
Sumber: diolah dari berbagai referensi
C. Keterkaitan Antar Variabel Independen dengan Dependen
1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Mudharabah
Kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana merupakan fokus
utama kegiatan bank syariah. Oleh karena itu, untuk dapat menyalurkan
dana secara optimal, bank harus memiliki kemampuan dalam
mengumpulkan dana pihak ketiga pembiayaan bank syariah (Gusnandar,
2014).
Menurut peneltian yang dilakukan oleh Dita Andraeny pada tahun
2011 menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga berpengaruh signifikan
terhadap volume pembiayaan berbasis bagi hasil pada perbankan syariah
di Indonesia hal ini dapat dilihiat karena DPK dapat digunakan untuk
melakukan pembiayaan dan semakin besar dana pihak ketiga yang
dihimpun, maka akan besar pula volume pembiayaan yang dapat
dilakukan.
50
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gusnandar (2014) yang
menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum Syariah
di Indonesia. Dengan nilai koefisien korelasina sebesar 85,2%. Secara
parsial Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh siginifikan dan
berpengaruh sangat kuat terhadap Pembiayaan Mudharabah.
Berdasarkan penelitian diatas maka hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
H01 : Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh signifikan
terhadap Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum
Syariah di Indonesia.
Ha1 : Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh signifikan terhadap
Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di
Indonesia.
2. Pengaruh Non Performing Finance (NPF) terhadap Pembiayaan
Mudharabah
Non Performing Finance (NPF) merupakan suatu keadaan dimana
nasabah sudah tidak sanggup membayar atau seluruh kewajibannya
kepada bank seperti yang telah dijanjikan (Mudrajat dan Suharjono,
2002).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Faikoh, (2008) menyebutkan
bahwa NPF berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah
karena apabila jumlah NPF meningkat maka akan mengurangi modal
51
bank dan mengurangi pula jumlah pembiayaan dalam hal ini termasuk
juga mudharabah. Namun, Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh
Wahab Zaenuri yang menghasilkan penelitian, NPF tidak mempunyai
pengaruh signifikan positif terhadap Pembiayaan Mudharabah pada
Perbankan Syariah.
Kemudian dalam penelitiannya Kurniawanti (2014) menyatakan
bahwa Non Performing Finance tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan berbasis bagi hasil perbankan syariah di Indonesia.
Semakin besar Non Performing Finance (NPF) disuatu bank, maka
kegiatan suatu bank akan terganggu karena dapat mengurangi atau
perputaran dana dan hal itu dapat mengganggu dalam hal penyaluran
pembiayaan termasuk pembiayaan mudharabah.
Berdasarkan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
H02 : Non Performing Finance (NPF) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah pada Bank
Umum Syariah di Indonesia.
Ha2 : Non Performing Finance (NPF) berpengaruh signifikan
terhadap Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum
Syariah di Indonesia.
52
3. Pengaruh Finance to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Pembiayaan
Mudharabah
Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan
antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga
yang berhasil dikerahkan oleh bank (Muhammad, 2005).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Trisnadi (2015) dan
Gilang (2013) menyatakan bahwa FDR memiliki pengaruh signifikan
terhadap pembiayaan mudharabah. Sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia bahwa rasio FDR minimal 75% dan tidak boleh melebihi 110
%. Dengan rasio FDR diantara tingkatan tersebut menandakan bahwa
bank syariah menjalankan fungsi intermediasi dengan baik.
Kemampuan menjalankan fungsi intermediasi secara baik, dapat
digunakan rasio FDR sebagai indikatornya. Semakin tinggi rasio FDR
maka bank tersebut semakin baik dalam menjalankan fungsi
intermediasinya. Semakin tinggi FDR maka pembiayaan yang disalurkan
juga semakin meningkat. Demikian sebaliknya, jika terjadi penurunan
FDR maka pembiayaan yang disalurkan juga mengalami penurunan.
Berdasarkan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
H03 : Finance to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah pada Bank
Umum Syariah di Indonesia.
53
Ha3 : Finance to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan
terhadap Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum
di Indonesia.
4. Pengaruh Nominal Bagi Hasil terhadap pembiayaan Mudharbah
Bagi hasil adalah pembagian keuntungan dihitung dari pendapatan
setelah dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana. Serta
nisbah adalah rasio atau perbandingan pembagian keuntungan (bagi
hasil) antara shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola
dana) (Maryanah, 2006)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wahab (2014) menyatakan
bahwa bagi hasil tidak berpengaruh signifikan. Sedangkan Mentari dan
Valentina (2015), Andraeny (2011) dan Iyonu dkk (2015) menemukan
bahwa bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah pada Bank Syariah di Indonesia. Semakin tinggi tingkat
bagi hasil yang ditawarkan dan diterapkan oleh Bank Syariah Indonesia
akan meningkatkan jumlah pembiayaan mudharabah pada Bank Syariah
Indonesia.
Semakin besar nominal bagi hasil yang didapat dari pembiayaan
mudharabah maka akan menyebabkan terangsangnya untuk terjadinya
akad tersebut dan secara langsung berpengaruh pada peningkatan jumlah
pembiayaan mudahrabah yang disalurkan.
54
Berdasarkan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
H04 : Nominal Bagi Hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap
Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di
Indonesia.
Ha4 : Nominal Bagi Hasil berpengaruh signifikan terhadap
Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di
Indonesia.
5. Pengaruh DPK, NPF, FDR dan NBH secara simultan terhadap
Pembiayaan Mudharabah
Berdasarkan penelitian diatas dapat diambil hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
H05 : Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Finance (NPF),
Finance to Deposit Ratio (FDR) dan Nominal Bagi Hasil
berpengaruh dsds tidak secara simultan terhadap
Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di
Indonesia.
Ha5 : Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Finance (NPF),
Finance to Deposit Ratio (FDR) dan Nominal Bagi Hasil
berpengaruh secara simultan terhadap Pembiayaan
Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
55
D. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan variabel
independen bebas yaitu, Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Finance (NPF), Finance to Deposit Ratio (FDR) dan Nominal Bagi Hasil
terhadap variabel dependen yaitu Pembiayaan mudharabah.
Gambar beikut ini menunjukan kerangka pemikiran dalam model
penelitian mengenai pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Finance (NPF), Finance to Deposit Ratio (FDR) dan Nominal Bagi Hasil
terhadap Pembiayaan mudharabah.
56
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
DPK (X1) NPF (X2) FDR(X3) Nominal Bagi
Hasil (X4)
Pembiayan Mudharabah (Y)
Uji
Asumsi Klasik
Laporan Keuangan Bank Umum Syariah 2011-2015
Common
effect
Fixed
Effect
Random
Effect
Fixed
Effect
Uji Hausman
Uji Chow
Hasil dan Kesimpulan
Hasil Pengujian
Model
Uji t
Uji F
Koefisien
Diterminasi
Uji Stasioneritas
58
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan penelitian pada menguji 1
variabel dependen yaitu Pembiayaan Mudharabah dan 4 variabel independennya
difokuskan pada Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Finance (NPF),
Finance to Deposit Ratio (FDR) dan Nominal Bagi Hasil.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu merupakan metode
penelitian eksperimem dan survey yang memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu
konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis (Sugiyono, 2015). Dan
dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan asosiatif. Penelitian asosiatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga
hubungan antara dua variabel atau lebih.
Data-data yang digunakan dalam peneltian ini adalah berasal dari laporan
keuangan dan khusunya pada pembiayaan mudharabah yang telah dipublikasi ke
Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan yang diperoleh dari website Bank
Indonesia (www.bi.go.id) , website Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id) serta
dari website bank-bank yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dalam rentan
waktu 2011-2015.
59
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2015).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank umum syariah di
Indonesia yang laporan keuangannya telah dilaporkan kepada Bank Indonesia dan
atau Otoritas Jasa Keuangan dan website masing-masing bank dalam kurun waktu
penelitian yaitu tahun 2011-2015 yaitu sebanyak 8 bank.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2015)
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2015), purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan atau kriteria
Kriteria bank umum syariah yang ditetapkan dalam pemilihan sampel adalah
sebagai berikut:
1. Bank umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia dan atau Otoritas Jasa
Keuangan.
2. Bank umum syariah yang telah menerbitkan laporan keuangan secara
berkala yaitu mulai tahun 2011 sampai dengan 2015 yang telah dilaporkan
kepada Bank Indonesia dan atau Otoritas Jasa Keuangan.
3. Bank tersebut memiliki data yang lengkap selama periode penelitian
60
Berdasarkan kriteria diatas, maka sampel yang digunakan dalam
peneltian ini berjumlah 8 bank. Keterangan mengenai proses pengambilan
sampel disajikan pada tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Proses Pengambilan Sampel
No Keterangan Jumlah Bank
1
Bank Umum Syariah yang
terdaftar secara resmi di Bank
Indonesia atau Otoritas Jasa
Keuangan
12
2
Bank Umum Syariah yang
tidak menyampaikan data
secara lengkap selama periode
penelitian (2011-2015)
(4)
3
Bank tersebut memiliki data
yang lengkap selama periode
penelitian
8
4
Bank Umum Syariah yang
memenuhi kriteria untuk
dijadikan sampel penelitian 8
5
Bank Umum Syariah yang
memenuhi kriteria untuk
dijadikan sampel penelitian 8 x 5
Jumlahh data sampel yang
diobservasi 40
Sumber : data diolah
61
Berikut adalah 8 Bank Umum Syariah yang termasuk sebagai
sampel dalam penelitian ini, yaitu:
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
NO Nama Bank Kode
1 Bank Central Asia Syariah BCAS
2 Bank Mega Syariah BMS
3 Bank Muamalat Indonesia BMI
4 Bank Nasional Indonesia Syariah BNIS
5 Bank Panin Syariah PANINS
6 Bank Rakyat Indonesia Syariah BRIS
7 Bank Syariah Bukopin BSB
8 Bank Syariah Mandiri BSM
Sumber: Bank Indonesia
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam peneltian ini adalah data kuantitatif. Data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan
(skoring) (Sugiyono, 2015).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
dimana data sekunder yang bersifat runtun waktu (time series). Data sekunder
adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2015). Data tersebut diperoleh
langsung dari laporan situs resmi Bank Indonesia dan OJK, seperti Laporan
Tahunan Bank Indonesia tentang Statistik Perbankan Syariah. Serta situs resmi
bank-bank umum syariah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
62
Metode yang digunakan adalah data panel yaitu gabungan data antara
perusahaan (cross section) dengan data antar waktu (time series). Data time series
yaitu data yang terkumpul dari waktu ke waktu untuk memberikan gambaran
perkembangan suatu kegiatan atau keadaan. Sedangkan data cross section adalah
data yang terkumpul pada suatu waktu tertentu memberika gambaran suatu
kegiatan atau keadaan pada waktu itu. (Gujarati, 2003) Metode yang digunakan
dalam pngumpulan data untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Field Research
Peneliti menggunakan data sekunder berupa data runtut waktu (time
series) dengan skala tahunan yang diambil dari data tahunan Statistik
Perbankan Syariah dan laporan keuangan pada Bank Umum Syariah
dengan rentang waktu dari bulan Januari 2011 – Juni 2015 yang
diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia, OJK, maupun bank yang
bersangkutan.
b. Library Research
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari membaca literature, buku, artikel, jurnal dan sejenisnya
yang berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya
memperoleh data yang valid. Apabila terjadi kurangnya data yang tidak
kita bisa temukan di perpustakaan, maka penulis memanfaatkan sumber
dari internet.
63
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi dengan menggunakan data panel untuk menguji Pengaruh
Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Finance (NPF), Finance to
Deposit Ratio (FDR) dan Nominal Bagi Hasil terhadap pembiayaan
mudharabah pada Bank Umum Syariah periode 2011-2015. Sebelum
diolah, data terlebih dahulu dilakukan proses Z-score. Z-score adalah skor
standar berupa jarak skor seseorang dari mean kelompoknya dalam satuan
Standar Deviasi (Indri). Dalam penelitian ini proses Z-score dilakukan pada
program SPSS versi 23. Untuk pengujian hipotesis dilakukan secara parsial
(Uji t) dan juga pengujian secara simultan (Uji F). Pengolahan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel
2013, SPSS versi 23 serta Eviews versi 9. Berikut ini adalah metode yang
digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini:
1. Uji Statistik Deskrptif
Menurut Sugiyono (2015), Statistik Deskrpitif adalah Statistik yang
berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek
yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
Pada statistik deskriptif ini, akan dikemukakan cara-cara penyajian
data dengan tabel biasa maupun distribusi frekuensi, grafik garis maupun
batang, diagram lingkaran, pictogram, penjelsan kelompok melalui modus,
median, mean, dan variasi kelompok rentang dan simpangan baku.
64
2. Uji Stasioner Data
Uji stasioner merupakan suatu proses stochastic yaitu sekumpulan
variabel random yang tersusun dalam waktu. Suatu proses stochastic
dikatakan stasioner jika nilai rata-rata (mean) dan varian (variance) adalah
konstan sepanjang waktu. Jika data runtun waktu stasioner, maka nilai
mean, variance dan autovariance tetap sama sehingga tidak terpengaruh
oleh waktu (time variant) (Ghozali, 2013).
Terdapat beberapa uji stationeritas data dalam program Eviews
yaitu: analisis grafik, uji autocorrelation function, dan uji akar unit (unit root
test) (Ghozali, 2013). Uji stationer yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji akar unit (unit root test). Cara yang digunakan untuk mengetahui
data stasioner adalah dengan melihat nilai probabilitasnya apakah lebih
kecil dari 0.05 (5%), maka data sudah stasioner (Winarno, 2015). Artinya,
jika nilai probabilitas < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data stationer.
Sedangkan jika nilai probabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
data tidak stationer. Guna menjadikan data tidak stasioner menjadi stasioner
biasanya data cukup didiferensi saja. Pada tingkat diferensi pertama,
biasanya data sudah menjadi stasioner. Kalau ternyata belum, kemungkinan
besar pada direfensi kedua sudah stasioner (Winarno, 2015).
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
65
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali,
2013). Deteksi terhadap ada tidaknya multikolonieritas yaitu dengan
menganalisis matriks korelasi variabel-variabel bebas (correlation test) jika
nilai korelasi berada datas 0,90 maka diduga terjadi multikolinieritas
sedangkan jika koefisien di bawah 0,90 maka diduga tidak terjadi
multikolinieritas
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2013). Cara mendeteksi heteroskedastisitas
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji white.
Hipotesis uji white adalah (Ghozali, 2013):
H0: tidak ada heteroskedastisitas
Ha: ada heteroskedastisitas
Apabila nilai probabilitas Obs*R2 > nilai signifikansi (α = 0.05)
maka H0 diterima atau dapat disimpulkan tidak ada heteroskedastisitas.
Sedangkan jika nilai probabilitas Obs*R2 < nilai signifikansi (α = 0.05)
maka H0 ditolak atau dapat disimpulkan bahwa ada heteroskedastisitas
dalam model.
c. Uji Normalitas
Uji Normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal atau layak, yaitu distribusi data
tersebut tidak melenceng kekiri atau kekanan.
66
Terdapat dua cara mendeteksi apakah residual memiliki distribusi
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Dalam
penelitian ini pengujian normalitas data yang digunakan adalah uji Jarque-
Bera (JB). Hipotesis pada uji ini adalah (Ghozali, 2013):
H0: residual terdistribusi normal
Ha: residual tidak terdistribusi normal
Apabila nilai probabilitas < nilai signifikansi (α = 0,05) maka H0
ditolak atau data berdistribusi tidak normal. Sedangkan jika nilai
probabilitas > nilai signifikansi (α = 0,05) maka H0 diterima atau data
berdistribusi normal.
d. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi dimaksudkan untuk menguji model linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
periode t-sebelumnya. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan penaksir
mempunyai varians tidak minimum dan uji-t tidak dapat digunakan, karena
akan memberikan kesimpulan yang salah. Ada beberapa cara untuk
mendeteksi ada-tidaknya masalah autokorelasi, yaitu dalam penelitian ini
menggunakan metode Uji Lagrange Multiplier (LM Test) dengan hipotesis
sebagai berikut (Ghozali 2013).
H0 : tidak ada korelasi
H1 : ada korelasi
Apabila nilai probabilitas Obs*R2 > nilai signifikansi (α = 0.05)
maka H0 diterima atau dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
Sedangkan jika nilai probabilitas Obs*R2 < nilai signifikansi (α = 0.05)
67
maka H0 ditolak atau dapat disimpulkan bahwa terjadi autokorelasi dalam
model.
4. Model Regresi Data Panel
Estimasi regresi data panel dapat dilakukan melalui beberapa model
pendekatan:
a. Common Effect
Regresi data panel dengan metode common effect adalah asumsi
yang menganggap bahwa intersep dan slope selalu tetap baik antar waktu
maupun antar individu. Setiap individu (n) yang diregresi untuk mengetahui
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independennya akan
memberikan nilai intersep maupun slope yang sama besarnya. Begitu pula
dengan waktu (t), nilai intersep dan slope dalam persamaan regresi yang
menggambarkan hubungan antara variabel dependen dan variabel-variabel
independennya adalah sama untuk setiap waktu. Hal ini dikarenakan dasar
yang dgunakan dalam regresi data panel ini yang mengabaikan pengaruh
individu dan waktu pada model yang dibentuknya (Sriyana, 2013).
Persamaan untuk pendekatan model common effect adalah
sebagai berikut:
Yit = β0 + βXti + εit
Dimana:
Yti = variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Β = koefisien arah
β0 = intersep model regresi
Xti = variabel independen pada waktu ke-t dan observasi ke-i
68
Εti = komponen eror pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Kelemahan asumsi ini adalah ketidaksesuaian model dengan
keadaan yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling berbeda, bahkan satu
objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi objek tersebut
pada waktu yang lain (Winarno, 2015).
b. Fixed Effect
Model fixed effect memiliki konstanta yang tetap besarnya untuk
berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya,
besarnya tetap dari waktu ke waktu (time invariant). Untuk membedakan
satu objek dengan objek lainnya, digunakan variabel semu (dummy)
(Winarno, 2015).
Persamaan untuk pendekatan dengan menggunakan model fixed
effect adalah sebagai berikut:
Yit = β0i + βXit + εit
Dimana:
Yti = variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Β = koefisien arah
β0i = intersep model regresi pada unit observasi ke-i
Xit = variabel independen pada observasi ke-i dan waktu ke-t
εit = komponen eror pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Kelemahan asumsi dengan model fixed effect adalah masih adanya
kemungkinan ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya
(Sriyana, 2014).
69
c. Random Effect
Tidak seperti pada model fixed effect, pada model random effect
diasumsikan bahwa perbedaan intersep dan konstanta disebabkan oleh
residual/error sebagai akibat perbedaan antar unit dan antar periode waktu
yang terjadi secara random (Sriyana, 2014).
Persamaan model dengan menggunakan estimasi random effect
adalah sebagai berikut:
Yit = β0i + βXit + + ui +εit
Dimana:
Yti = variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β = koefisien arah
β0i = intersep model regresi pada unit observasi ke-i
Xit = variabel independen pada observasi ke-i dan waktu ke-t
ui = komponen error pada unit observasi ke-i
εit = komponen eror pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
5. Pengujian Model Regresi Data Panel
Guna menentukan model pendekatan regresi dengan menggunakan
data panel yang tepat, maka perlu dilakukan pengujian terhadap tiga model
regresi data panel tersebut dengan uji berikut:
a. Uji Chow
Uji Chow digunakan untuk menentukan apakah model pendekatan
yang akan digunakan common effect atau fixed effect dengan melihat nilai
70
probabilitasnya. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah (Sriyana,
2014):
H0 : menggunakan pendekatan common effect
Ha : menggunakan pendekatan fixed effect
Apabila nilai probabilitas > nilai signifikansi (α = 0.05) maka H0
diterima atau model yang digunakan adalah pendekatan common effect.
Jika nilai probabilitas < nilai signifikansi (α = 0.05) maka H0 ditolak atau
model yang digunakan adalah pendekatan fixed effect.
b. Uji Hausman
Uji Hausman dilakukan untuk menentukan apakah model yang akan
digunakan fixed effect atau random effect. Hipotesis yang digunakan dalam
uji ini adalah sebagai berikut (Sriyana, 2014):
H0 : menggunakan pendekatan random effect
Ha : menggunakan pendekatan fixed effect
Apabila nilai probabilitas > nilai signifikansi (α = 0.05) maka H0
diterima atau model yang digunakan adalah pendekatan random effect. Jika
nilai probabilitas < nilai signifikansi (α = 0.05) maka H0 ditolak atau model
yang digunakan adalah pendekatan fixed effect.
6. Pengujian Statistik
a. Uji T (Uji regresi secara parsial)
Uji t dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.
71
Uji statistik t dilakukan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh
DPK, NPF, FDR, dan Nominal Bagi Hasil secara individual terhadap
pembiayaan mudharabah.
Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah:
1) Ho : β1 = 0; DPK memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah.
Ha : β1 ≠ 0 ; DPK memiliki pengaruh signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah.
2) Ho : β2 = 0; NPF memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah.
Ha : β2 ≠ 0 ; NPF memiliki pengaruh signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah.
3) Ho : β3 = 0; FDR memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah.
Ha : β3 ≠ 0 ; FDR memiliki pengaruh signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah.
4) Ho : β4 = 0; Nominal Bagi Hasil memiliki pengaruh tidak signifikan
terhadap pembiayaan mudharabah.
Ha : β4 ≠ 0 ; Nominal Bagi Hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah.
Kaidah pengambilan keputusan:
1) Jika Sig T hitung < Sig (α = 0,05) maka H0 ditolak, yang artinya
terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial
72
2) Jika Sig T hitung > Sig (α = 0,05) maka H0 diterima, yang artinya
terdapat pengaruh yang tidak signifikan secara parsial.
b. Uji F (Uji simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
indpenden atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen atau terikat
(Ghozali, 2013). Hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah:
1) H0: β1 : β2 : β3 : β4 = 0; DPK, NPF, FDR, dan Nominal Bagi Hasil
memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pembiayaan mudharabah
2) H0: β1 : β2 : β3 : β4 ≠ 0; DPK, NPF, FDR, dan Nominal Bagi Hasil
memiliki pengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel depende.
Namun penggunaan koefisien determinasi memiliki kelemahan
yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan ke
dalam model, setiap tambahan satu variabel tersebut berpengaruh secara
73
signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti
menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 saat mengevaluasi
model regresi terbaik. (Ghozali, 2013).
d. Persamaan Model Regresi dengan Menggunakan Data Panel
Model regresi data panel dalam penelitian ini adalah:
Yit = β0i + β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + β4 X4it + εit
Dimana:
Β0i = konstanta model regresi pada unit observasi ke i
β1 – β4 = koefisien regresi
εit = standar error pada unit observasi ke i dan waktu ke t
Yit = Pembiayaan Mudharabah
X1it = DPK pada unit observasi ke i dan waktu ke t
X2it = NPF pada unit observasi ke i dan waktu ke t
X3it = FDR pada unit observasi ke i dan waktu ke t
X4it = Nominal Bagi Hasil pada unit observasi ke i dan pada
waktu ke t
E. Oprasional Variabel Penelitian
Operasional variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan
peneliti dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut menunjukkan
pada dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel peneliti yang
diperoleh melalui pengamatan dan penelitian terdahulu.
74
1. Varaiabel Dependen (Y)
Variabel dependen (Y) pada penelitian ini adalah pembiayaan
mudharabah. Kasmir (2008) mengemukakan, bahwa mudharabah
merupakan akad kerja sama antara dua pihak, dimana pertama
menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola.
Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak. Apabila rugi, maka akan ditanggung pemilik modal selama
kerugian diakibatkan kelalaian pengelola. Akad ini merupakan salah
satu bentuk Natural Uncertainty Contracts, karena dalam mudharabah
belum tahu berapa keuntungan yang akan didapat oleh kedua pihak.
2. Variabel Independen (X)
Dalam penelitian ini menggunakan empat variabel independen antara
lain sebagai berikut:
a. Dana Pihak Ketiga (DPK) (X1)
Dana Pihak Ketiga adalah dana berasal dari masyarakat atau
nasabah yang terdiri giro, tabungan dan simpanan berjangka,
sertifikat deposito dan kewajiban segera lainnya. (Riyadi, 2006)
DPK di dalam dunia perbankan memiliki pernanan yang
amat sangat penting, karena DPK merupakan sumber utama untuk
pembiayaan di Bank Syariah. Keberadaan dana pihak ketiga bagi
lembaga perbankan/pembiayaan ibaratnya adalah darah dalam tubuh
manusia, oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kinerja usaha
maka tantangan yang dihadapi lembaga pembiayaan syariah di
75
Indonesia adalah bagaimana meningkatkan volume dana pihak
ketiga terutama dana-dana yang bersifat murah. Dengan
meningkatkan dana pihak ketiga maka jangkauan dan kualitas
pelayanan akan semakin meningkat pula (Fitri, 2016).
Rumus yang digunakan untuk mengetahui DPK adalah
DPK= Tabungan + Giro + Deposito
b. Non Performing Finance (NPF) (X2)
Non Performing Finance (NPF) merupakan suatu keadaan
dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar atau seluruh
kewajibannya kepada bank seperti yang telah dijanjikan (Mudrajat
dan Suharjono, 2002). Data tentang Non Performing Finance (NPF)
ini didapat dari situs resmi dari Bank Indonesia dan OJK dengan data
kurun waktu dari tahun 2011 sampai dengan 2015.
Rumus NPF yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
𝑁𝑃𝐹 =Pembiayaan Bermasalah
Total Pembiayaanx 100%
c. Finance to Deposit Ratio (FDR) (X3)
Berdasarkan pengertian dari para ahlidi atas, maka dapat
disimpulkan bahwa Finance to Deposit rasio (FDR) adalah rasio
yang menggambarkan tingkat kemampuan bank syariah dalam
mengembalikan dana kepada pihak ketiga melalui keuntungan
yang diperoleh dari pembiayaan Mudharabah (Tantular:2015)
76
Adapun rumus untuk mencari Financing to Deposit Rasio
(FDR) adalah sebagai berikut:
FDR = jumlah pembiayan yang disalurkan X 100%
dana yang diterima bank
d. Nominal Bagi Hasil (X4)
Bagi hasil adalah sistem pembagian hasil usaha dimana
pemilik modal bekerjasama dengan pemilik modal untuk
melakukan kegiatan usaha. Apabila kegiatan usaha menghasilkan
keuntungan maka dibagi berdua dan ketika mengalami kerugian
ditanggung bersama pula. Sistem bagi hasil menjamin adanya
keadilan dan tidak ada pihak yang tereksploitasi (Ascarya, 2006).
Bank Syariah menerapkan nisbah bagi hasil terhadap
produk-produk pembiayaan yang berbasis Natural Uncertainty
Contracts (NUC), yakni akad yang tidak memberikan kepastian
pendapatan (retutn), baik dari segi jumlah (amount) maupun
waktu (timing), seperti mudharabah dan musyarakah.
77
Untuk lebih memhami operasional variabel penelitian berikut adalah tabel
3.3 yang berisi operasional variabel penelitian
Tabel 3.3
Operasional variabel penelitian
No Variabel Definisi Pengukuran variabel Sumber Jenis
1
Dana Pihak
Ketiga
(DPK)
Dana yang
dipercayakan
oleh Nasabah
kepada Bank
Syariah
dan/atau UUS berdasarkan
Akad wadi’ah
atau Akad lain
yang tidak
bertentangan
dengan Prinsip
Syariah dalam
bentuk Giro,
Tabungan, dan deposito
DPK = Tabungan +
Giro + Deposito
UU No. 21
Tahun
2008
IDR
2
Non
Performing
Finance
(NPF)
Non Performing
Finance (NPF)
merupakan
suatu
keadaan
dimana
nasabah sudah
tidak sanggup
membayar
atau seluruh
kewajibannya
kepada bank
seperti yang
telah
dijanjikan
𝑁𝑃𝐹
=Pembiayaan Bermasalah
Total Pembiayaanx 100%
(Mudrajat
dan
Suharjono,
2002).
%
78
No Variabel Definisi Pengukuran variabel Sumber Jenis
3
Finance to
Deposit
rasio
(FDR)
FDR adalah
rasio yang
menggambark
an tingkat
kemampuan
bank syariah
dalam
mengembalika
n dana kepada
pihak ketiga
melalui
keuntungan
yang diperoleh
dari
pembiayaan
Mudharabah
FDR
= jumlah pembiayan
yang disalurkan x 100%
dana yang diterima
bank
Tantular
(2015)
%
4 Nominal
Bagi Hasil
Bagi hasil
adalah sistem
pembagian
hasil usaha
dimana
pemilik modal
bekerjasama
dengan
pemilik modal
untuk
melakukan
kegiatan
usaha.
Jumlah Bagi Hasl
Pembiayan Mudharabah
+ Pembiayaan
Musyarakah
Ascarya (2006)
IDR
79
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHSAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Bank Umum Syariah di Indonesia
a. Bank Mega Syariah
Berawal dari PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu). Bank
umum yang didirikan pada 14 Juli 1990 melalui Keputusan Menteri
Keuangan RI No.1046/KMK/013/1990 tersebut, diakuisisi CT
Corpora (d/h Para Group) melalui Mega Corpora (d/h PT Para
Global Investindo) dan PT Para Rekan Investama pada 2001. Sejak
awal, para pemegang saham memang ingin mengonversi bank
umum konvensional itu menjadi bank umum syariah.
Keinginan tersebut terlaksana ketika Bank Indonesia
mengizinkan Bank Tugu dikonversi menjadi bank syariah melalui
Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia
No.6/10/KEP.DpG/2004 menjadi PT Bank Syariah Mega
Indonesia (BSMI) pada 27 Juli 2004, sesuai dengan Keputusan
Deputi Gubernur Bank Indonesia No.6/11/KEP.DpG/2004.
Pengonversian tersebut dicatat dalam sejarah perbankan Indonesia
sebagai upaya pertama pengonversian bank umum konvensional
menjadi bank umum syariah. (http://www.megasyariah.co.id).
80
b. Bank Muamalat
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius
Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai
kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992.
Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan
Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim,
pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat,
terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84
miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan.
Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut
di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat
Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.
(www.bankmuamalat.co.id)
c. Bank Rakyat Indonesia Syariah
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah
mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008
melalui suratnya o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal
17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi beroperasi.
Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang
semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah
81
menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.
(www.brisyariah.co.id)
d. Bank Panin Syariah
PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (Panin Dubai Syariah
Bank), berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Gedung
Panin Life Center, Jl Letjend S. Parman Kav. 91, Jakarta Barat.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Panin Dubai Syaraiah Bank,
ruang lingkup kegiatan Panin Dubai Syariah Bank adalah
menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan dengan prinsip
bagi hasil berdasarkan syarait Islam.
Panin Dubai Syaraih Bank mendapat ijin usaha dari Bank
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia
No. 11/52/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 6 Oktober 2009 sebagai
bank umum berdasarkan prinsip syariah dan mulai beroperasi
sebagai Bank Umum Syariah pada tanggal 2 Desember 2009
(www.paninbanksyaraih.co.id).
e. Bank BCA Syariah
Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat
dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat
mengenai ekonomi syariah semakin bertambah. Untuk memenuhi
kebutuhan nasabah akan layanan syariah, maka berdasarkan akta
Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Notaris
Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi,.PT. Bank Central Asia, Tbk (BCA)
82
mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) yang
nantinya menjadi PT. Bank BCA Syariah. (www.bcasyariah.co.id).
f. Bank Syariah Bukopin
PT BANK SYARIAH BUKOPIN (selanjutnya disebut
Perseroan) sebagai bank yang beroperasi dengan prinsip syariah
yang bermula masuknya konsorsium PT Bank Bukopin, Tbk
diakuisisinya PT Bank Persyarikatan Indonesia (sebuah bank
konvensional) oleh PT Bank Bukopin, Tbk.
Proses akuisisi tersebut berlangsung secara bertahap sejak
2005 hingga 2008, dimana PT Bank Persyarikatan Indonesia yang
sebelumnya bernama PT Bank Swansarindo Internasional didirikan
di Samarinda, Kalimantan Timur berdasarkan Akta Nomor 102
tanggal 29 Juli 1990 merupakan bank umum yang memperolah Surat
Keputusan Menteri Keuangan nomor 1.659/ KMK.013/1990 tanggal
31 Desember 1990 tentang Pemberian Izin Peleburan Usaha 2 (dua)
Bank Pasar dan Peningkatan Status Menjadi Bank Umum dengan
nama PT Bank Swansarindo Internasional yang memperoleh
kegiatan operasi berdasarkan surat Bank Indonesia (BI) nomor
24/1/UPBD/PBD2/Smr tanggal 1 Mei 1991 tentang Pemberian Izin
Usaha Bank Umum dan Pemindahan Kantor Bank.
(www.syariahbukopin.co.id).
83
g. Bank Syariah Mandiri
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan
hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-
1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli
1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di
panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak
negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan
masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut,
industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank
konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya
mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi
sebagian bank-bank di Indonesia. (www.syariahmandiri.co.id).
h. Bank BNI Syariah
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian
izin usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate
Plan UUS BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat
temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut
terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI
Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin
off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek
regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun
2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21
84
tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen
Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin
kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah
juga semakin meningkat. (http://www.bnisyariah.co.id).
B. Analisis Statistik Deskriptif
Pada bagian ini akan digambarkan ataupun dideskripsikan dari data
masing-masing variabel yang menampilkan karakteristik dari sampel yang
digunakan dalam peneltian ini. Karakteristik sampel tersebut meliputi, nilai
rata-rata sampel (mean), nilai maksimum dan minimum untuk tiap-tiap
variabel. Deskripsi dalam peneltian meliputi 5 variabel, yaitu Pembiayaan
Mudharabah (PMD), Dana Pihak Ketiga (DPK) Non Performing Finance
(NPF), Finance to Deposit Ratio (FDR) dan Nominal Bagi Hasil (NBH).
Perhitungan data variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pembiayaan Mudharabah
Kasmir (2008) mengemukakan, bahwa mudharabah merupakan
akad kerja sama antara dua pihak, dimana pertama menyediakan seluruh
modal dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi, maka akan
ditanggung pemilik modal selama kerugian diakibatkan kelalaian pengelola.
85
Tabel 4.1
Deskriptif Rata-rata Pembiayaan Mudharabah Bank
Umum Syariah
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa
pembiayaan mudharabah terendah terjadi pada tahun 2015 yaitu sekitar 1
miliar rupiah oleh Bank Muamalat, sedangkan pembiayaan mudharabah
tertinggi terjadi pada tahun 2011 oleh Bank Syariah Mandiri sebesar 4,590
Bank Umum
Syariah
Pembiayaan Mudharabah (dalam Jutaan Rupiah)
2011 2012 2013 2014 2015
Bank Mega
Syariah
1,155 3,000 3,200 8,818 1,375
Bank Muamalat
1,498 1,985 2,225 1,723 1,052
Bank Rakyat
Indonesia
Syaraiah
598,464 859,252 936,688 876,311 1,106,566
Bank Panin
Syariah
269,582 517,354 659,220 854,377 1,018,378
Bank BCA
Syariah
12,910 124,763 201,866 188,351 198,422
Bank Syariah
Bukopin
192,696 150,060 222,108 264,504 401,915
Bank Syariah
Mandiri
4,590,780 4,161,500 3,703,697 3,006,253 2,834,182
Bank BNI
Syariah
89,383 287,064 709,218 1,016,696 1,258,682
Rata-rata
719,558 763,122 804,777 777,129 852,571
Minimum
1,155 1,985 2.225 1,723 1,052
Maximum
4,590,780 4,161,500 3,703,697 3,006,253 2,834,182
86
miliar rupiah. Rata-rata pembiayaan mudharabah yang paling besar sekitar
852 miliar yang terjadi pada tahun 2015.
b. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah (Pasal
1) disebutkan bahwa, “Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh
Nasabah kepada Bank Syariah dan/atau UUS berdasarkan Akad wadi’ah
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip syariah dalam
bentuk Giro, Tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Semakin Banyak DPK yang terkumpul maka akan semakin banyak
pembiayaan yang dapat disalurkan oleh bank. Hal ini sesuai dengan
pendapat Antonio (2011) yang mengemukakan bahwa salah satu sumber
dana yang dapat digunakan untuk pembiayaan adalah simpanan (DPK).
Tabel 4.2
Deskriptif Rata-rata DPK Bank Umum Syariah
Bank
Umum
Syariah
Dana Pihak Ketiga (dalam Jutaan Rupiah)
2011 2012 2013 2014 2015
Bank Mega
Syariah 4,933,556 7,108,754 7,736,248 5,881,057 4,254,456
Bank
Muamalat
26,658,090 34,903,830 41,789,660 51,206,270 45,077,650
Bank
Rakyat
Indonesia
Syaraiah
9,906,412 11,948,889 13,794,869 16,711,516 19,648,782
Bank Panin
Syariah
420,757 1,223,290 2,870,310 5,076,082 5,928,345
87
Sumber: data diolah
Berdasarkan perhitungan Dana Pihak Ketiga diatas dapat kita lihat
bahwa Rata-rata Dana Pihak Ketiga pada tahun 2015 adalah yang paling
besar diantara tahun-tahun lainnya yaitu sekitar 21 triliun rupiah. Dana
Pihak Ketiga yang paling rendah didapat oleh Bank Panin Syariah pada
tahun 2011 yaitu sekitar 420 miliar rupiah, sedangkan Dana Pihak Ketiga
yang paling besar adalah sekitar 62 triliun rupiah yang dimiliki oleh Bank
Syariah Mandiri pada tahun 2015. Semakin besar Dana Pihak Ketiga maka
akan besar pula volume pembiayaan yang dapat disalurkan termasuk
pembiayaan mudharabah karena salah satu sumber dana yang dapat
digunakan untuk pembiayaan adalah simpanan masyarakat (DPK).
(Antonio:2011).
Bank
Umum
Syariah
Dana Pihak Ketiga (dalam Jutaan Rupiah)
2011 2012 2013 2014 2015
Bank BCA
Syariah
864,000 1,261,000 1,703,000 2,338,700 3,255,200
Bank
Syariah
Bukopin
2,291,738 2,850,784 3,272,263 3,994,957 4,755,303
Bank
Syariah
Mandiri
42,618,000 47,409,000 56,461,000 59,821,000 62,113,000
Bank BNI
Syariah
6,752,263 8,947,729 11,422,190 16,246,405 19,322,756
Rata-rata
11,805,602 14,456,659 17,381,192 20,159,498 21,188,325
Minimum
420,757 1,223,290 1,703,000 2,338,700 3,255,200
Maximum
42,618,000 47,409,000 56,461,000 59,821,000 62,113,000
88
c. Non Performing Finance (NPF)
Non Performing Finance (NPF) merupakan suatu keadaan dimana
nasabah sudah tidak sanggup membayar atau seluruh kewajibannya kepada
bank (Mudrajat dan Suharjono, 2002).
Semakin tinggi NPF disuatu bank, maka semakin turun kinerja
perbanknnya. Dengan tingginya NPF maka dapat menyebabkan kehilangan
pendapatan dari pembiayaan yang diberikan.
Tabel 4.3
Deskriptif Rata-rata NPF Bank Umum Syariah
Bank Umum
Syariah
Non Performing Finance (dalam persen)
2011 2012 2013 2014 2015
Bank Mega
Syariah
0.9739 1.00 0.0000 0.0000 0.0000
Bank Muamalat
0.0340 0.0151 0.0107 0.0592 0.1384
Bank Rakyat
Indonesia
Syaraiah
0.0138 0.0134 0.0155 0.0037 0.0042
Bank Panin
Syariah
0.0000 0.0000 0.0006 0.0035 0.0115
Bank BCA
Syariah
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Bank Syariah
Bukopin
0.0000 0.0000 0.0093 0.0175 0.0020
Bank Syariah
Mandiri
0.0115 0.0211 0.0546 0.0486 0.0227
Bank BNI
Syariah
0.0199 0.0074 0.0107 0.0186 0.0076
89
Sumber: data diolah
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa NPF pada pembiayaan
mudharabah pada bank syariah pernah mendapatkan nilai 0% hal ini
merupakan hal yang bagus. Sedangkan untuk NPF tertinggi diperoleh oleh
Bank Mega pada tahun 2012 sebesar 100%. Rata-rata NPF yang paling
besar adalah pada tahun 2012 yaitu sebesar 13,21. Bank yang baik adalah
bank yang mampu memlihara rasio NPF nya dibawah 5%. Dengan
macetnya pembiayaan ini dapat mengurangi pemasukan dan apabila terajdi
terus menerus dapat mengurangi modal serta berpengaruh terhadap
pengurangan pembiayaan, termasuk pembiayaan Mudharabah.
d. Finance to Deposit Ratio (FDR)
Finance to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan antara
pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang
berhasil dikerahkan oleh bank (Muhammad, 2005). Seberapa besar
pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat atau nasabah, bank harus
mampu mengimbangi dengan segara memnuhi kebutuhan akan penarikan
kembali dana sewaktu-waktu oleh deposan. FDR diartikan sebagai
perbandingan antara pembiayaan yang diberikan dengan dana yang
diterima bank.
Bank Umum
Syariah
Non Performing Finance (dalam persen)
2011 2012 2013 2014 2015
Rata-rata
0.1316 0.1321 0.0126 0.0188 0.0023
Minimum
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Maximum
0.9739 1.00 0.0546 0.0592 0.0227
90
Tabel 4.4
Deskriptif Rata-rata FDR Bank Umum Syariah
Sumber: data diolah
Dari data diatas dapat kita lihat bahwa rasio FDR masing-masing
bank, rasio FDR terendah terjadi pada tahun 2011 oleh Bank BNI Syariah
yaitu sebesar 78.8%, sedangkan FDR yang paling besar adalah 192.69%
Bank Umum
Syariah
Financeto Deposit Ratio (dalam Persen)
2011 2012 2013 2014 2015
Bank Mega
Syariah
83.08 88.88 93.37 93.61 98.49
Bank Muamalat
76.76 94.15 99.99 88.14 90.30
Bank Rakyat
Indonesia
Syaraiah
90.55 100.96 102.70 93.90 84.16
Bank Panin
Syariah
167.70 105.66 90.40 94.04 96.43
Bank BCA
Syariah
78.8 79.9 83.5 91.2 91.4
Bank Syariah
Bukopin
192.696 150.060 100.29 92,89 90.56
Bank Syariah
Mandiri
86.03 94.40 89.37 81.92 81.99
Bank BNI
Syariah
78.60 84.99 97.86 92.60 91.94
Rata-rata
106.777 99.875 94.685 97.037 90.658
Minimum
78.6 79.9 83.5 81.92 81.99
Maximum
192.69 150.06 102.70 94.04 98.49
91
yaitu oleh Bank Syariah Bukopin pada tahun 2011. Dalam SEBI
No.17/40/DPM tahun 2015, Bank dikatakan mampu mengelola aktiva
produktifnya dengan baik jika rasio FDR minimal 80%.
e. Nominal Bagi Hasil
Bagi hasil merupakan sesuatu yang akan diberikan kepada nasabah
saat mendapat keuntungan. Bank Syariah menerapkan Nisbha Bagi Hasil
terhadap produk-produk pembiayaan yang berbasis Natural Uncertainty
Contracts (NUC), yakni akad yang tidak memberikan kepastian pendapatan
(retutn), baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing), seperti
mudharabah dan musyarakah (Karim, 2011).
Tabel 4.5
Deskriptif Rata-rata Nominal Bagi Hasil Bank Umum
Syariah
Bank Umum
Syariah
Nominal Bagi Hasil (dalam Jutaan)
2011 2012 2013 2014 2015
Bank Mega
Syariah
159,479 187,536 332856 412,146 265,875
Bank Muamalat
1,156,730 1,457,940 2,163,140 3,352,240 2,853,890
Bank Rakyat
Indonesia
Syaraiah
461,905 527,595 764,590 994,824 1,027,442
Bank Panin
Syariah
27,026 57,585 146,009 295,597 421,249
Bank BCA
Syariah
36,636 50,363 74,471 132,867 194,676
Bank Syariah
Bukopin
131,043 160,579 216,661 331,554 343,275
92
Sumber: data diolah
Dari data diatas dapat dilihat bawah Rata-rata tingkat bagi
hasil bank syariah yang paling tinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu
sekitar 947 miliar rupiah. Tingkat bagi hasil yang paling sedikit yaitu
sekitar 27 miliar rupiah yaitu pada tahun 2011 oleh Bank Panin
Syariah, sedangkan tingkat bagi hasil yang paling besar adalah pada
Bank Muamalat yaitu sekitar 2 Triliuin Rupiah.
Muljono (1996) dalam Andraeni (2011) menyatakan bahwa
besarnya profit yang diinginkan (target laba) merupakan salah satu
acuan bank dalam menetapkan besarnya volume kredit yang akan
disalurkan. Terkait dengan hal ini berarti bahwa tingkat bagi hasil
pembiayaan adalah salah satu faktor penting dalam menentukan
besarnya volume pembiayaan berbasis bagi hasil yang disalurkan.
Bank Syariah
Mandiri
1,183,626 1,245,435 1,307,244 1,369,054 1,430,863
Bank BNI
Syariah
252,413 291,056 418,332 691,444 846,069
Rata-rata
426,107 497,261 591,896 947,465 929,917
Minimum
27,026 50,363 74,471 132,867 194,676
Maximum
1,183,626 1,457,940 2,163,140 3,352,240 2,853,890
93
C. Uji Stasioneritas
Tabel 4.6
Hasil Uji Augmented Dickey Fuller (ADF)
Sumber: Output Eviews (data dioleh)
Berdasarkan hasil uji Augmented Dickey Fuller pada tingkat level
menunjukan bahwa variabel NPF, FDR bersifat stasioner. Sedangkan
PMD, DPK dan TBH belum stasioner. Hal ini dilihat dari nilai probabilitas
ADF, jika nilai probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa data stasioner. Jika nilai probabilitas >
0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
data tidak stasioner. Karena hasil uji Augmented Dicky Fuller masih
menunjukan adanya data yang tidak stasioner, maka perlu dilakukan uji
Augmented Dickey Fuller pada tingkat 1st Difference.
Variabel
Tingkat Stasioneritas
Keterangan
Level
t-statistic
Test Critical Value
Probabilty 1%
level
5%
level
10%
level
PMD -2.4042 -3.6104 -2.9389 -2.6079 0.1472 TIDAK
STASIONER
DPK -2.3205 -3.6104 -2.9389 -2.6079 0.1708 TIDAK
STASIONER
NPF -5.7243 -3.6104 -2.9389 -2.6079 0.0000 STASIONER
FDR -5.4383 -3.6104 -2.9389 -2.6079 0.0001 STASIONER
TBH -2.4882 -3.6104 -2.9389 -2.6079 0.1260 TIDAK
STASIONER
94
Tabel 4.7
Hasul Uji Augmented Dickey Fuller (ADF)
Sumber: Output Eviews (data dioleh)
Hasil uji Augmented Dickey Fuller pada tingkat 1st difference
diatas menunjukan bahwa semua data telah bersifat stasioner. Hal ini
ditunjukan dengan nilai probabilitas < 0.05 sehingga H0 ditolak dan H1
diterima maka dapat disimpulkan bahwa data stasioner. Karena seluruh
data sudah bersifat stasioner, maka pengujian bisa dilanjutkan ke tahap
berikutnya.
D. Hasil Analisis dan Pembahasan
1. Pengujian Model Regresi Data Panel
Regresi data panel dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga model
yaitu, common effect, fixed effect dan random effect. Pemilihan model
disesuaikan dengan asumsi yang digunakan oleh peneliti dan pemenuhan
syarat-syarat pengelolaan data statistic yang benar.
Variabel
Tingkat Stasioneritas
Keterangan
1st difference
t-statistic
Test Critical Value
Probabilty 1%
level
5%
level
10%
level
PMD -6.1683 -3.6155 -2.9411 -2.6090 0.0000 STASIONER
DPK -5.5510 -3.6155 -2.9411 -2.6090 0.0000 STASIONER
NPF -6.3628 -3.6155 -2.9411 -2.6090 0.0000 STASIONER
FDR -7.7425 -3.6210 -2.9434 -2.6102 0.0000 STASIONER
TBH -5.2337 -3.6155 -2.9411 -2.6090 0.0000 STASIONER
95
a. Common effect
Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk melakukan Uji
Chow adalah dengan menghitung regresi data panel menggunakan
model common effect.
Tabel 4.8
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Common Effect
Sumber: output Eviews 9 (data diolah)
Dependent Variable: PMD?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/08/17 Time: 23:43
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 8
Total pool (balanced) observations: 40
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DPK? 1.492001 0.160652 9.287180 0.0000
NPF? -0.098098 0.081203 -1.208069 0.2349
FDR? 0.107736 0.225480 0.477810 0.6357
NBH? -0.994063 0.158167 -6.284912 0.0000
R-squared 0.727941 Mean dependent var 0.141211
Adjusted R-squared 0.705269 S.D. dependent var 1.074311
S.E. of regression 0.583234 Akaike info criterion 1.854183
Sum squared resid 12.24582 Schwarz criterion 2.023071
Log likelihood -33.08365 Hannan-Quinn criter. 1.915247
Durbin-Watson stat 0.457757
96
b. Fixed Effect
Langkah kedua adalah dengan menghitung regresi data panel
dengan model fixed effect
Tabel 4.9
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Fixed Effect
Sumber: output Eviews 9 (data diolah)
Dependent Variable: PMD?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/08/17 Time: 23:45
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 8
Total pool (balanced) observations: 40
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.211998 0.067869 3.123635 0.0041
DPK? -0.784621 0.295447 -2.655708 0.0129
NPF? 0.009695 0.050586 0.191648 0.8494
FDR? -0.063466 0.141692 -0.447913 0.6577
NBH? 0.457250 0.171501 2.666166 0.0126
Fixed Effects (Cross)
BCAS--C -0.878056
BMI--C -0.663378
BMS--C -0.945750
BNIS--C -0.177138
BRIS--C -0.066470
BSB--C -0.749236
BSM--C 3.847311
PANINS--C -0.367283 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.947186 Mean dependent var 0.141211
Adjusted R-squared 0.926437 S.D. dependent var 1.074311
S.E. of regression 0.291380 Akaike info criterion 0.614947
Sum squared resid 2.377263 Schwarz criterion 1.121611
Log likelihood -0.298946 Hannan-Quinn criter. 0.798141
F-statistic 45.65075 Durbin-Watson stat 0.728221
Prob(F-statistic) 0.000000
97
c. Uji Chow
Setelah memperoleh hasil dari common effect dan fixed
effect, untuk menentukan model yang akan dipilih maka dilakukan
Uji Chow. Dengan kriteria pengambilan keputusan jika probabilitas
> 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, maka model yang dipilih
adalah common effect. Jika nilai probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak
dan H1 diterima, mala yang dipilih adalah model fixed effect.
Tabel 4.10
Hasil Uji Chow
Sumber: output Eviews 9 (data diolah)
Berdasarkan tabel uji Chow di atas dapat dilihat bahwa nilai
cross-section Chi-Square adalah 0.0000 < 0.05, maka H0 ditolak dan
Ha diterima. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model yang
dipilih adalah model fixed effect.
d. Random Effect
Setelah melakukan Uji Chow untuk memilih model antara
common effect dan fixed effect, langkah selanjutnya adalah
meregresikan model kedalam bentuk model yang dipilih apakah
fixed effect atau random effect.
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: BANK
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 16.473618 (7,28) 0.0000
Cross-section Chi-square 65.313710 7 0.0000
98
Tabel 4.11
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Random
Effect
Sumber: output Eviews 9 (data diolah)
Dependent Variable: PMD?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/08/17 Time: 23:48
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 8
Total pool (balanced) observations: 40
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.025672 0.091096 0.281810 0.7797
DPK? 1.054912 0.130118 8.107323 0.0000
NPF? -0.054265 0.046865 -1.157887 0.2548
FDR? 0.012912 0.135007 0.095638 0.9244
NBH? -0.566279 0.114637 -4.939771 0.0000
Random Effects (Cross)
BCAS--C -0.116552
BMI--C -0.632186
BMS--C -0.205306
BNIS--C -0.001413
BRIS--C 0.196002
BSB--C -0.082836
BSM--C 0.627787
PANINS--C 0.214504 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.207398 0.3363
Idiosyncratic random 0.291380 0.6637 Weighted Statistics R-squared 0.430626 Mean dependent var 0.075125
Adjusted R-squared 0.365555 S.D. dependent var 0.618678
S.E. of regression 0.492790 Sum squared resid 8.499477
F-statistic 6.617753 Durbin-Watson stat 0.383484
Prob(F-statistic) 0.000447 Unweighted Statistics R-squared 0.665409 Mean dependent var 0.141211
Sum squared resid 15.06049 Durbin-Watson stat 0.216422
99
e. Uji Hausman
Setelah melakukan uji Chow dan memperoleh hasil bahwa
model fixed effect yang digunakan selanjutnya perlu dilakukan Uji
Hausman untuk memilih antara model fixed effect atau random effect
dengan kreteria jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima dan Ha
ditolak, artinya model yang dipilih adalah random effect. Sedangkan jika
probavilitas < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya model yang
dipilih adalah fixed effect
Tabel 4.12
Hasil Uji Hausman
Sumber: output Eviews 9 (data diolah)
Berdasarkan tabel hasil Uji Hausman di atas dapat diketahui
bahwa nilai probabilitas 0.0000 < 0.05, maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang dipilih
adalah fixed effect.
2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual terdistribusi normal. Ada
du acara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak (Ghozali, 2013), yaitu analisis grafik dan uji statistic, namun
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: BANK
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 69.108989 4 0.0000
100
dalam penelitian ini menggunakan uji statistic untuk mengetahui
normalitas data dengan melakukan perbandingan nilai Jarque-Bera
hitung dengan Chi Square tabel. Berikut ini uji normalitas:
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
Series: ResidualsSample 1 40Observations 40
Mean 5.27e-17Median -0.074938Maximum 1.957264Minimum -1.182720Std. Dev. 0.558565Skewness 0.926057Kurtosis 5.741966
Jarque-Bera 18.24784Probability 0.000109
Sumber: output Eviews 9 (data diolah)
Berdasarkan histogram uji normalitas (normality test) di atas dapat
diketahui bahwa probability JB < 0.05 (0.000000 < 0.05). Artinya data pada
penelitian ini tidak berdistribusi secara normal maka perlu dilakukan
perbaikan atas data outlier tersebut.
Peneliti akan memperbaiki data dengan mengubah model regresi
menjadi log, yaitu dengan cara melakukan transformasi data pada variabel
(PMD) menjadi bentuk logaritma (LOGPMD). Setelah dilakukan
transformasi pada variabel independen, kemudia dilakukan uji normalitas
kembali dengan sebagai berikut:
101
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
-1.00 -0.75 -0.50 -0.25 0.00 0.25 0.50 0.75 1.00
Series: ResidualsSample 12 40Observations 15
Mean -1.55e-16Median -0.039003Maximum 0.974272Minimum -0.829565Std. Dev. 0.610777Skewness 0.148257Kurtosis 1.942806
Jarque-Bera 0.753487Probability 0.686092
Sumber: output Eviews 9 (data diolah)
Berdasarkan tabel uji normalitas setelah transformasi di atas dapat
diketahui bahwa nilai probability JB lebih > 0.05 (0.6860 > 0.05) sehingga
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber: output Eviews 9 (data diolah)
Berdasarkan tabel di atas dengan menggunakan Correlation Test
dapat diketahui bahwa hubungan antar variabel independen (DPK, NPF,
FDR, NBH) tidak ada yang menunjukan nilai korelasi > 0.9. Nilai korelasi
tertinggi sebesar 0.839463 yaitu antara DPK dan TBH. Karena 0.839463 <
DPK NPF FDR NBH DPK 1.000000 -0.061323 -0.208063 0.839463
NPF -0.061323 1.000000 -0.121899 -0.071845
FDR -0.208063 -0.121899 1.000000 -0.155916
NBH 0.839463 -0.071845 -0.155916 1.000000
102
0.9 maka H0 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam model tidak
terjadi gejala multikoliniearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.3
Grafik Uji Heteroskedastisitas
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
-4
-3
-2
-1
0
1
2
12 13 14 15 18 19 20 31 32 33 34 35 38 39 40
Residual Actual Fitted Sumber: output Eviews9 (data diolah)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa grafik tidak
membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa data
tersebut tidak bersifat heteroskedastisitas. Selain dengan menggunakan
grafik, untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas juga dapat
menggunakan uji white.
Tabel 4.14
Tabel Uji White
Sumber: output Eviews9 (data diolah)
Berdasarkan tabel hasil uji white dapat diketahui bahwa nilai
probability chi-square sebesar 0.2632 > 0.05, dengan hasil tersebut dapat
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.343748 Prob. F(4,10) 0.3198
Obs*R-squared 5.243896 Prob. Chi-Square(4) 0.2632
Scaled explained SS 1.098662 Prob. Chi-Square(4) 0.8945
103
disimpulkan bahwa H0 diterima. Artinya tidak terjadi heteroskedastisitas
sehingga dapat dilanjutkan ke pengujian selanjutnya.
d. Uji Autokorelasi
Tabel 4.15
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: output Eviews 9 (data diolah)
Berdasarkan tabel hasil uji autokorelasi menggunakan uji Serial
Correlation LM Test diatas dapat diketahui bahwa nilai probability Chi-
Square 0.05 (0.2592 > 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
gejala autokorelasi dalam model.
3. Pengujian Hipotesis dengan Analisis Regresi Data Panel
1) Pengaruh Variabel DPK, NPF, FDR, NBH terhadap
Pembiayaan Mudharabah secara Parsial (Uji t)
Guna mengetahui besarnya pengaruh variabel DPK, NPF,
FDR, NBH secara parsial terhadap pembiayaan mudharabah
digunakan uji t. Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Jika
probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga
disimpulan bahwa variabel independen berpengaruh signifikan
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.878066 Prob. F(2,8) 0.4521
Obs*R-squared 2.700043 Prob. Chi-Square(2) 0.2592
104
terhadap variabel dependen. Sedangkan apabila probabilitas > 0.05
maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel
dependen. Uji hipotesis secara parsial dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 4.16
Uji t
Sumber: output Eviews 9 (data diolah)
Dependent Variable: PMD?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/08/17 Time: 23:45
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 8
Total pool (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.211998 0.067869 3.123635 0.0041
DPK? -0.784621 0.295447 -2.655708 0.0129
NPF? 0.009695 0.050586 0.191648 0.8494
FDR? -0.063466 0.141692 -0.447913 0.6577
NBH? 0.457250 0.171501 2.666166 0.0126
Fixed Effects (Cross)
BCAS—C -0.878056
BMI—C -0.663378
BMS—C -0.945750
BNIS—C -0.177138
BRIS—C -0.066470
BSB—C -0.749236
BSM—C 3.847311
PANINS—C -0.367283 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.947186 Mean dependent var 0.141211
Adjusted R-squared 0.926437 S.D. dependent var 1.074311
S.E. of regression 0.291380 Akaike info criterion 0.614947
Sum squared resid 2.377263 Schwarz criterion 1.121611
Log likelihood -0.298946 Hannan-Quinn criter. 0.798141
F-statistic 45.65075 Durbin-Watson stat 0.728221
Prob(F-statistic) 0.000000
105
Penjelasan dari tabel uji t adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap pembiayaan
mudharabah
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas
menunjukan nilai coefficient DPK sebesar -0.784621
menunjukan bahwa arah koefisien negatif, sedangkan
probabilitas DPK sebesar 0.0129 < 0.05 sehingga H0 ditolak dan
Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa DPK memiliki
pengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.
b. Pengaruh Non Performing Finance (NPF) terhadap
pembiayaan mudharabah
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas
menunjukan nilai coefficient NPF sebesar 0.009695 menunjukan
bahwa arah koefisien positif, sedangkan probabilitas NPF
sebesar 0.8494 > 0.05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa NPF tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.
c. Pengaruh Fincance to Deposit Ratio (FDR) terhadap
pembiayaan mudharabah
Hasil pengujian dengan analisisregresi data panel di atas
menunjukan nilai coefficient FDR sebesar -0.063466
menunjukan bahwa arah koefisien negatife, sedangkan
probabilitas FDR sebesar 0.6577 > 0.05 sehingga H0 diterima
106
dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa FDR tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah.
d. Pengaruh Nominal Bagi Hasil (NBH) terhadap pembiayaan
mudharabah
Hasil pengujian dengan analysis regresi data panel di atas
menunjukan nilai coefficient NBH sebesar 0.457250
menunjukan bahwa arah koefisien positif, sedangkan
probabilitas TBH sebesar 0.0126 < 0.05 sehingga H0 ditolak dan
Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa NBH memilki
pengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.
2) Pengaruh Variabel DPK, NPF, FDR, NBH terhadap
pembiayaan mudharabah secara Simultan (Uji F)
Guna mengetahui besarnya pengaruh variabel DPK, NPF,
FDR, NBH secara simultan terhadap pembiayaan mudharbah
digunakan uji F. Pengujian secara simultan atau uji F digunakan
untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Apabila probabilitas < 0.05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima sehingga disimpulkan bahwa variabel
independen berpengaruh signifikan secara simultan variabel
dependen. Sedangkan apabila nilai probabilitasnya > 0.05 maka H0
diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
independen secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap
107
variabel independen. Uji Hipotesis secara simultan dapat dilihat dari
tabel berikut:
Tabel 4.17
Uji F
Sumber: output Eviews 9 (data diolah)
Dengan Hipotesis :
H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara
variabel independen (DPK, NPF, FDR,
NBH) terhadap pembiayaan mudharabah
secara simultan.
Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara
variabel independen (DPK, NPF, FDR,
NBH) terhadap pembiayaan mudharabah
secara simultan.
Berdasarkan hasil uji F di atas dapat dilihat bahwa
nilai probabilitas F-statistic sebesar 0.000000 < 0.05,
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.947186 Mean dependent var 0.141211
Adjusted R-squared 0.926437 S.D. dependent var 1.074311
S.E. of regression 0.291380 Akaike info criterion 0.614947
Sum squared resid 2.377263 Schwarz criterion 1.121611
Log likelihood -0.298946 Hannan-Quinn criter. 0.798141
F-statistic 45.65075 Durbin-Watson stat 0.728221
Prob(F-statistic) 0.000000
108
variabel independen (DPK, NPF, FDR, NBH) terhadap
pembiayaan mudharabah secara simultan.
4. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan model dalam penelitian menerangkan variabel
dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.18
Koefisien Determinasi
Sumber: output Eviews 9 (data diolah)
Berdasarkan tabel diatas besarnya nilai Adjusted R-squared
adalah 0.926437 Hal ini menunjukan bahwa variabel pembiayaan
mudharabah (PMD) dapat dijelaskan oleh variabel independen (DPK,
NPF, FDR, NBH) sebesar 92.64%. Sedangkan sisanya (100% -
92.64% = 7.36%) dijelaskan oleh variabel lain seperti inflasi, tingkat
suku bunga CAR, ROA dan lain-lain diluar variabel yang dipilih.
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.947186 Mean dependent var 0.141211
Adjusted R-squared 0.926437 S.D. dependent var 1.074311
S.E. of regression 0.291380 Akaike info criterion 0.614947
Sum squared resid 2.377263 Schwarz criterion 1.121611
Log likelihood -0.298946 Hannan-Quinn criter. 0.798141
F-statistic 45.65075 Durbin-Watson stat 0.728221
Prob(F-statistic) 0.000000
109
5. Model Regresi Data Panel
Berikut adalah hasil dari Regresi Data Panel:
Tabel 4.19
Hasi Regresi Data Panel
Sumber: output Eviews 9 (data diolah)
Berdasarkan tabel diatas, maka diperoleh persamaan model
resesi antara variabel dependen (PMD) dan variabel independen
(DPK, NPF, FDR, NBH) sebagai berikut:
Yit = β0i + β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + β4 X4it + εit
PMDit = 0.211998 – 0.784621 DPKit + 0.009695 NPFit -
0.063466 FDRit + 0.4572 NBHit + e
Dependent Variable: PMD?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/08/17 Time: 23:45
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 8
Total pool (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.211998 0.067869 3.123635 0.0041
DPK? -0.784621 0.295447 -2.655708 0.0129
NPF? 0.009695 0.050586 0.191648 0.8494
FDR? -0.063466 0.141692 -0.447913 0.6577
NBH? 0.457250 0.171501 2.666166 0.0126 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.947186 Mean dependent var 0.141211
Adjusted R-squared 0.926437 S.D. dependent var 1.074311
S.E. of regression 0.291380 Akaike info criterion 0.614947
Sum squared resid 2.377263 Schwarz criterion 1.121611
Log likelihood -0.298946 Hannan-Quinn criter. 0.798141
F-statistic 45.65075 Durbin-Watson stat 0.728221
Prob(F-statistic) 0.000000
110
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa:
a. Konstanta sebesar 0.211998 menunjukan bahwa jika variabel
independen (DPK, NPF, FDR, NBH) pada observasi ke i dan
periode ke t adalah konstan, maka nilai Pembiayaan
Mudharabah adalah 0.211998.
b. Koefisien regresi sebesar – 0.784621 menunjukan jika nilai
DPK pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%
maka akan menurunkan nilai Pembiayaan Mudharabah pada
observasi ke I dan periode ke t sebesar 0.613786.
c. Koefisien regresi sebesar 0.009695 menunjukan jika nilai
NPF pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%
maka akan meningkatkan nilai Pembiayaan Mudharabah
pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 0.009695.
d. Koefisien regresi sebesar -0.063466 menunjukan jika nilai
FDR pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%
maka akan menurunkan nilai Pembiayaan Mudharabah pada
observasi ke i dan periode ke t sebesar 0.063466.
e. Koefisien regresi sebesar 0.457250 menunjukan jika nilai
NBH pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%
maka akan menurunkan nilai Pembiayaan Mudharabah pada
observasi ke i dan periode ke t sebesar 0.457250.
111
5. Persamaan Model Regresi Tiap Bank
Tabel 4.20
Model Regresi Tiap Bank
Berdasarkan output Eviews tersebut, maka didapat persamaan
model regresi tiap bank umum syariah sebagai berikut:
1. Persamaan model regresi BCA Syariah
Pembiayaan Mudharabah BCA Syariahit = -0.878056 –
0.784621 DPKit + 0.009695 NPFit - 0.063466 FDRit + 0.4572
NBHit
Konstanta sebesar -0.878056 menunjukan bahwa jika
variabel independen (DPK, NPF, FDR, NBH) pada observasi ke
i dan periode ke t adalah konstan, maka Pembiayaan
Mudharabah menurun sebesar 0.878056
2. Persamaan model regresi Bank Muamalat Indonesia
Pembiayaan Mudharabah Bank Muamalat Indonesiait =
-0.663378 – 0.784621 DPKit + 0.009695 NPFit - 0.063466
FDRit + 0.4572 NBHit
Konstanta sebesar -0.663378 menunjukan bahwa jika
variabel independen (DPK, NPF, FDR, NBH) pada observasi ke
Fixed Effects (Cross)
BCAS--C -0.878056
BMI--C -0.663378
BMS--C -0.945750
BNIS--C -0.177138
BRIS--C -0.066470
BSB--C -0.749236
BSM--C 3.847311
PANINS--C -0.367283
112
i dan periode ke t adalah konstan, maka Pembiayaan
Mudharabah menurun sebesar 0.663378
3. Pertumbuhan model regresi Bank Mega Syariah
Pembiayaan Mudharabah Bank Muamalat Indonesiait =
-0.945750 – 0.784621 DPKit + 0.009695 NPFit - 0.063466
FDRit + 0.4572 NBHit
Konstanta sebesar -0.945750 menunjukan bahwa jika
variabel independen (DPK, NPF, FDR, NBH) pada observasi ke
i dan periode ke t adalah konstan, maka Pembiayaan
Mudharabah menurun sebesar 0.945750
4. Persamaan model regresi BNI Syariah
Pembiayaan Mudharabah BNI Syariah = -0.177138 –
0.784621 DPKit + 0.009695 NPFit - 0.063466 FDRit + 0.4572
NBHit
Konstanta sebesar -0.177138 menunjukan bahwa jika
variabel independen (DPK, NPF, FDR, NBH) pada observasi ke
i dan periode ke t adalah konstan, maka Pembiayaan
Mudharabah menurun sebesar 0.177138.
5. Persamaan model regresi BRI syariah
Pembiayaan Mudharabah BRI syariah = -0.066470 –
0.784621 DPKit + 0.009695 NPFit - 0.063466 FDRit + 0.4572
NBHit
113
Konstanta sebesar -0.066470 menunjukan bahwa jika
variabel independen (DPK, NPF, FDR, NBH) pada observasi ke
i dan periode ke t adalah konstan, maka Pembiayaan
Mudharabah menurun sebesar 0.066470
6. Persamaan model regresi Bank Syariah Bukopin
Pembiayaan Mudharabah Bank Syariah Bukopin = -
0.749236 – 0.784621 DPKit + 0.009695 NPFit - 0.063466 FDRit
+ 0.4572 NBHit
Konstanta sebesar -0.749236 menunjukan bahwa jika
variabel independen (DPK, NPF, FDR, NBH) pada observasi ke
i dan periode ke t adalah konstan, maka Pembiayaan
Mudharabah menurun sebesar 0.749236
7. Persamaan model regresi Bank Syariah Mandiri
Pembiayaan Mudharabah Bank Syariah Mandiri =
3.847311 – 0.784621 DPKit + 0.009695 NPFit - 0.063466 FDRit
+ 0.4572 NBHit
Konstanta sebesar 3.847311 menunjukan bahwa jika
variabel independen (DPK, NPF, FDR, NBH) pada observasi ke
i dan periode ke t adalah konstan, maka Pembiayaan
Mudharabah meningkat sebesar 3.847311
114
8. Persamaan model regresi Bank Panin Syariah
Pembiayaan Mudharabah Bank Panin Syariah = -
0.367283 – 0.784621 DPKit + 0.009695 NPFit - 0.063466 FDRit
+ 0.4572 NBHit
Konstanta sebesar -0.367283 menunjukan bahwa jika
variabel independen (DPK, NPF, FDR, NBH) pada observasi ke
i dan periode ke t adalah konstan, maka Pembiayaan
Mudharabah menurun sebesar 0.367283.
E. Interpetasi Hasil Penelitian & Pembahasan
1. Pengaruh DPK (Dana Pihak Ketiga) terhadap Pembiayaan Mudharabah
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel DPK memiliki
pengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah. Dengan
demikian penelitian ini menolak H01 dan menerima hipotesis Ha1
yang menyatakan bahwa DPK berpengaruh signifikan terhadap
Pembiayaan Mudharabah. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji
hipotesis dengan nilai signifikan yang lebih kecil dari nilai α (0.0129
< 0.05).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Gusnandar dan Kurniawasih (2014), dan Andraeny (2011) yang
menyatakan bahwa DPK memiliki pengaruh signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah. Namun, hasil ini bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kurniawanti (2014) yang
115
menyatakan bahwa DPK tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap pembiayaan mudharabah.
Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki pengaruh signifikan
terhadap pembiayaan mudharabah. Hal ini menunjukan bahwa
setiap perubahan yang terjadi pada DPK diikuti oleh meningkatnya
pembiayaan mudharabah secara signifikan. Keadaan ini dapat
dilihat berdasarkan hasil regresi yang menunjukan nilai signifikan
0.0129 < 0.05.
Hubungan antara Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan
Mudharabah adalah negatif (-0.784621). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa DPK memiliki pengaruh negatif terhadap
pembiayaan mudharabah. Hal ini bertentangan dengan teori yang
dikemukakan Antonio (2001) dan Muhammad (2005) yang
menyatakan bahwa jika DPK tinggi atau naik maka pembiayaan
yang disalurkan termasuk pembiayaan mudharabah akan meningkat
sehingga dapat dikatakan memiliki pengaruh positif.
Perbedaan hasil penelitian dengan teori terjadi karena bank
tidak menempatkan seluruh DPK untuk pembiayaan. DPK memiliki
pengaruh negatif dapat disebabkan oleh Bank tidak menempatkan
seluruh DPK untuk menyalurkan pembiayaan, karena apabila
pembiayaan yang diberikan tinggi maka akan semakin tinggi pula
risiko pembiayaan yang dapat bermasalah. Sehingga bank
116
memfokuskan DPK tidak hanya untuk melakukan pembiayaan
melainkan juga digunakan untuk kebutuhan investasi (Fitri, 2016)
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari pihak ketiga
memiliki nilai koefisiennya 0.784621. Berdasarkan hasil tersebut
diharapkan Bank Umum Syariah dapat memberikan perhatian
khusus terhadap dana pihak ketiga karena dana pihak ketiga
merupakan sumber dana untuk menyalurkan pembiayaan.
2. Pengaruh NPF (Non Performing Finance) terhadap Pembiayaan
Mudharabah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel NPF tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.
Dengan demikian penelitian ini menolak Ha2 dan menerima hipotesis
H02 yang menyatakan bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan
terhadap pembiayaan mudharabah. Hal ini dibuktikan dengan hasil
uji hipotesis dengan nilai signifikan yang lebih besar dari nilai α
(0.8494 > 0.05).
Hasil penelitian ini sejalan dengan Kurniawanti (2014),
Wahab (2014), Andreany (2014) dan Gusnandar dan Kurniawasih
(2014) yang menyatakan bahwa NPF tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. Namun berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2014) yang
menyatakan bahwa NPF memiliki pengaruh yang signifikan terhdap
pembiayaan mudharbah.
117
Non Performing Finance (NPF) tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap pembiayaan mudharabah mengindikasikan
bahwa perubahan yang ditunjukan oleh NPF diikuti oleh
pembiayaan mudharabah akan tetapi tidak signifikan. Artinya, bank
syariah tidak perlu terlalu mengkhawatirkan dengan adanya
kenaikan rasio NPF. Akan tetapi perlu diketahui bahwa bank syariah
tetap harus mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
tentang nilai maksimum yang diperbolehkan untuk NPF adalah
sebesar 5%.
Hubungan antara Non Performing Finance (NPF) dan
Pembiayaan Mudharabah adalah positif (0.009695). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa NPF memiliki pengaruh positif
terhadap pembiayaan mudharabah. Nilai positif menunjukan bahwa
semakin tinggi NPF maka akan semakin tinggi pembiayaan
mudharabah. Hal ini bertentangan dengan teori Christie (2007)
dalam Wahab (2014) yang menyatakan bahwa semakin tinggi NPF
maka pembiayaan yang dikeluarkan akan berkurang. peningkatan
jumlah NPF akan meningkatan PPAP yang perlu dibentuk oleh
pihak bank. Jika hal ini berlangsung terus menerus makan akan
mengurangi modal secara logika peningkatan nilai NPF akan
menurunkan jumlah pembiayaan dalam hal ini adalah pembiayaan
mudharabah (Wahab: 2014)
118
Perbedaan hasil penelitian dengan teori dapat terjadi karena
data NPF yang digunakan khusus untuk pembiayaan mudharabah,
sedangkan kebanyakan pembiayaan yang digunakan oleh Bank
Syariah adalah murabahah. Jadi meskipun NPF naik maka
pembiayaan yang lain akan tetap naik.
Dalam penelitian ini variabel Non Performing Finance
(NPF) memiliki nilai koefisien yang rendah yaitu 0.009695 Hal ini
menunjukan bahwa Bank Umum Syariah tidak perlu berfokus
dengan variabel Non Performing Finance ini. Namun bank juga
harus tetap menjaga rasio NPF agar sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan. oleh Bank Indonesia tentang nilai maksimum yang
diperbolehkan untuk NPF adalah sebesar 5%.
3. Pengaruh FDR (Finance to Deposit Ratio) terhadap Pembiayaan
Mudharabah
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel FDR tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharbah.
Dengan demikian penelitian ini menerima H03 dan menolak Ha3
hipotesis yang menyatakan bahwa FDR tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. Hal ini dibuktikan
dengan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari
nilai α (0.6577 > 0.05).
Hasl penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Wahab (2014) dan Trisnadi (2015) yang menyatakan bahwa FDR tidak
119
memiliki pengaruh signifikan hal ini ditunjukan dengan hasil
signifikansinya mencapai 0.615 yang lebih besar dari 0.05. Namun
penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rachman (2015) dan Giannini (2013) yang menyatakan bahwa FDR
memiliki pengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.
Finance to Deposit Ratio (FDR) tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. Hal ini mengindikasikan
bahwa setiap perubahan yang terjadi pada rasio FDR diikuti dengan
pembiayaan mudharabah akan tetapi tidak signifikan. Keadaan ini
dapat dilihat berdasarkan hasil regresi yang menunjukan nilai
signifikansi 0.6577 > 0.05.
Hubungan antara Finance to Deposit Ratio (FDR) adalah
negatif (-0.063466), sehingga dapat diartikan bahwa FDR berpengaruh
negatif terhadap pembiayaan mudharabah. Hal ini tidak sejalan dengan
teori yang menyebutkan bahwa semakin tinggi FDR maka semakin
tinggi pula pembiayaan mudharbah (Tantular, 2015).
Perbedaan hail penelitian dengan teori dapat terjadi karena bank
mengeluarkan pembiayaan seperti murabahah lebih banyak ketimbang
melakukan pembiayaan mudharbah.
Dalam penelitian ini variabel Finance to Deposit Ratio (FDR)
memiliki nilai koefisien yang rendah yaitu 0.063466. Hal ini
menunjukan bahwa Bank Umum Syariah tidak perlu berfokus dengan
variabel tersebut. Namun bank juga harus tetap menjaga rasio FDR
120
sesuai dengan ketentuan yang ditatapkan Bank Indonesia bahwa rasio
FDR minimal 75% dan tidak boleh melebihi 110 %. Dengan rasio FDR
diantara tingkatan tersebut menandakan bahwa bank syariah
menjalankan fungsi intermediasi dengan baik. Baiknya bank mampu
menjaga nilai FDR hanya diantara 80% hingga 90%. Dengan FDR
100% atau 110% menandakan bank mampu menyalurkan dana
melebihi batas DPK yang dimiliki, dengan begitu tingkat perolehan
keuntungan atau bagi hasil yang diterima bank akan semakin banyak.
Tetapi semakin tinggi rasio ini mempengaruhi likuiditas bank karena
nantinya bank tidak memiliki cukup cadangan dana untuk memenuhi
permintaan kebutuhan dana masyarakat.
4. Pengaruh NBH (Nominal Bagi Hasil) terhadap Pembiayaan
Mudharabah
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel DPK memiliki
pengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. Dengan
demikian penelitian ini menerima hipotesis Ha4 yang menyatakan
bahwa NBH berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan nilai
signifikansi yang lebih kecil dari nilai α (0.0126 < 0.05).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Andraeny (2011), Kurniawanti (2014), Fitria (2016) dan Iyonu dkk.
(2015) yang menyatakan bahwa NBH memiliki pengaruh signifikan
terhadap pembiayaan mudharabah. Akan tetapi hasil ini bertentangan
121
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahab (2014) yang
menyatakan bahwa TBH tidak memiliki pengaruh signifikan.
Nominal Bagi Hasil (NBH) memiliki pengaruh signifikan
terhadap pembiayaan mudharabah. Hal ini menunjukan bahwa setiap
perubahan yang terjadi NBH diikuti oleh pembiayaan mudharabah
secara signifikan, sehingga perbankan perlu memberikan perhatian
khusus terhadap perubahan yang terjadi pada NBH. Keadaan ini dapat
dilihat dari hasil regresi yang menunjukan nilai signifikansi 0.0041 <
0.05.
Hubungan antara Nominal Bagi Hasil (NBH) adalah postif
(0.457250), sehingga dapat diartikan bahwa NBH berpengaruh positif
terhadap pembiayaan mudharbah bank umum syariah di Indonesia.
Hal ini sesuai dengan teori Andreani (2001) yang menyebutkan
semakin tinggi suatu nominal bagi hasil yang ditawarkan ataupun
yang didapatkan oleh bank syariah maka akan meningkatkan
pembiayaan mudharabah.
Selain itu Bank Umum Syariah juga harus memperhatikan
variabel nominal bagi hasil karena meskipun nilai koefisiennya masih
dibawah dana pihak ketiga yaitu sebesar 0.457250 namun nominal
bagi hasil tidak bisa dipandang sebelah mata. Semakin besar nominal
bagi hasilnya maka akan dapat mempengaruhi nasabah dalam
melakukan akad pembiayaan gan hal ini berefek pada meningkatnya
pembiayaan mudharabah.
122
5. Pengaruh DPK, NPF, FDR, dan NBH secara simultan terhadap
Pembiayaan mudharabah
Hasil penelitian menunjukan berdasarkan hasil uji F bahwa
keempat variabel diatas, yaitu DPK, NPF, FDR, dan NBH bersama-
sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah. Dengan demikian penelitian ini menerima
hipotesis Ha5 yang menyatakan bahwa DPK, NPF, FDR, dan NBH
berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah secara
simultan. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan nilai
signifikansi yang lebih kecil dari nilai α (0.0000 < 0.05).
Dana Pihak Ketiga merupakan sumber dana yang digunakan
bank untuk dapat melakukan pembiayaan. Jadi apabila dana pihak
ketiga tinggi atau naik maka pembiayaan yang disalurkan termasuk
pembiayaan mudharabah akan meningkat.
Non Performing Finance yang tinggi dalam suatu bank dapat
mengurangi jumlah pembiayaan yang disalurkan. Peningkatan jumlah
NPF akan meningkatan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif) yang perlu dibentuk oleh pihak bank. Jika hal ini
berlangsung terus menerus makan akan mengurangi modal secara
logika peningkatan nilai NPF akan menurunkan jumlah pembiayaan
dalam hal ini adalah pembiayaan mudharabah (Dendawijaya, 2005).
Menurut Dendiwijaya (2005) dalam Wahab (2014) Loan to
Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank
123
dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan
dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditas-nya. Pada bank syariah tidak mengenal istilah loan oleh
karena itu pada bank syariah diganti dengan istilah finance.
Sehingga FDR dapat dikatakan sebagai rasio yang
menggambarkan tingkat kemampuan bank dalam mengembalikan
dana kepada pihak ketiga melalui keuntungan yang didapat dari
pembiayaan Mudharabah. Semakin tinggi FDR maka akan semakin
tinggi pula pembiayaan yang disalurkan.
Nominal Bagi Hasil merupakan sejumlah keuntungan yang
didapat dari usaha dua belah pihak atau lebih. Apabila semakin
tinggi suatu nominal bagi hasil yang didapat oleh nasabah ataupun
bank, maka akan meningkatkan pembiayaan mudharabah.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa keempat
variabel tersebut, yaitu dana pihak ketiga, non performing finance,
finance to deposit ratio dan nominal bagi hasil bersama-sama
memiliki pengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.
124
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji regresi data panel secara parsial (uji t) diketahui
bahwa pengaruh antara masing-masing variabel independen (DPK,
NPF, FDR, NBH) terhadap Pembiayaan Mudharabah sebagai berikut:
a. Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki pengaruh signifikan
terhadap pembiayaan mudharabah hal ini dibuktikan dengan
hasil uji hipotesis dengan nilai signifikan yang lebih kecil dari
nilai α (0.0129 < 0.05).
b. Non Performing Finance (NPF) tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap pembiayaan mudharabah hal ini dibuktikan
dengan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikan yang lebih
besar dari nilai α (0.8494 > 0.05).
c. Finance to Deposit Ratio (FDR) tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap pembiayaan mudharabah hal ini dibuktikan
dengan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikan yang lebih
besar dari nilai α (0.6577 > 0.05).
125
d. Nominal Bagi Hasil (NBH) memiliki pengaruh signifikan
terhadap pembiayaan mudharabah hal ini dibuktikan dengan
hasil uji hipotesis dengan nilai signifikan yang lebih kecil dari
nilai α (0.0126 < 0.05).
2. Berdasarkan hasil uji regresi data panel secara simultan (uji F)
ditemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel
independen (DPK, NPF, FDR, NBH) terhadap pembiayaan
mudharabah pada bank umum syariah
3. Variabel Indpenden yang memberikan pengaruh paling dominan
terhadap variabel Dependen adalah Dana Pihak Ketiga (DPK).
Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan nilai koefisiennya yang
0.784621 dibandingkan nilai koefisien variabel yang lain, yang
berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah yaitu
Nominal Bagi Hasil.
B. Saran
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka
penulis memberikan saran kepada Bank Umum Syariah dan peneliti
selanjutnya sebagai berikut
1. Bank Syariah
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari keempat variabel
independen yang berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah adalah
Dana Pihak Ketiga diikuti oleh Nominal Bagi Hasil. Sedangkan untuk
variabel Non Performing Finance dan Finance to Deposit Ratio menjadi
126
variabel yang tidak berpengaruh. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan
Bank Umum Syariah dapat memberikan perhatian khusus terhadap
Dana Pihak Ketiga dan Nominal Bagi Hasil. Namun Bank Umum
Syariah juga harus tetap menjaga rasio Non Performing Finance dan
Finance to Deposit Ratio sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
2. Peneliti selanjutnya
Masih banyaknya kekurangan dalam penelitian ini diharapkan untuk
penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan
menambahkan variabel – variabel lain, menggunakan sampel yang
berbeda serta dengan menggunakan metode-metode yang berbeda.
127
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ruf'ah. 2011. Fikkih Muamalah. Ghalia Indonesia.Bogor.
Abdul, Muhammad. 1992. Ekonomi Islam: teori dan praktek dasar-dasar
ekonomi Islam. Intermasa. Jakarta.
A'Iyonu, Mentairi, Hj. Valentina Monoarfa dan La Ode Rasuli. 2015.
Pengaruh Tingkat BagiI Hasil Terhadap Pembiayaan Mudharabah
(Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia. Universitas Negeri
Gorontalo). Jurnal.
Andraeny, Dita. 2011. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi
Hasil, dan Non Performing Financing Terhadap Volume
Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah di
Indonesia. Jurnal. Syiah Kuala Banda Aceh.
Antonio, Muhammad Syaf’i, dan Karnaen Perwaatmadja. 1992. Apa dan
Bagaimana Bank Islam. Dana Bhakti Primayuasa. Yogyakarta.
Antonio, Muhammad Syaf'i. 2007. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik.
Gema Insani. Jakarta.
_______________________. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik.
Gema Insani. Jakarta.
Azizia, Siti Fitria. 2017. Analisis Pengaruh Nominal Bagi Hasil,
Inflasi, Non Performing Finance, Dana Pihak Ketiga Terhadap
Jumalah Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah.
Skripsi. Program Studi Manajemen UIN Syarief Hidayatullah
Jakarta.
Christie, Anita. 2007. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah
Pembiayaan Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia (Periode
Maret 2001 s.d. Februari 2006)”. Tesis. Jakarta: UI.
Dwiwahyuningsih, Hesti. 2014. Pengaruh Nominal Bagi Hasil,
PembiayaanMurabahah, dan Suku Bunga Terhadap Jumalah
Simpanan Mudharabah Pada Bank BPD DIY Syariag Periode
128
Tahun 2008-2013. Skripsi. Jurusan Ilmu Ekonomi Islam.
Yogyakarta.
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain.
Erlangga. Jakarta.
Ghozali, Imam, dan Dwi Ratmono. 2013. Analisis Multivariat dan
Ekonometrika: Teori, Konsep, dan Aplikasi Dengan EViews 8.
Badan Penerbit-Undip. Semarang.
Gilang, Nur. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan
Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Universitas
Negeri Semarang Indonesia. No.1.
Heykal, Mohammad dan Nurul Huda. 2010. Lembaga Keuangan Islam:
tinjauan teoritis dan praktis. Kencana Prenada Media Group.
Jakarta.
Huda, Nurul. 2008. EKONOMI: Pendekatan Teoritis. Kenacana. Jakarta.
Huluwati dan M. Hum. 2009. Ekonomi Islam: Teori dan Praktiknya dalam
Perdagangan Obligasi Syariah di Pasar Modal Indonesia dan
Malaysia. Cipuatat PressGroup. Jakarta.
Ikatan Bankir Indonesia. 2014. Memahami Bisnis Bank Syariah. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Ismail. 2011. Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi.
Kencana. Jakarta.
Karim, A. Adiwarman. 2004. BANK ISLAM: Analisis Fiqih dan Keuangan.
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
__________________. 2011. Ekonomi Makro Islam. RajaGrafindo.
Jakarta.
Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan. Rajawali Persada. Jakarta.
_______. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Kurniawasi, Imas dan Sendi Gusnandar. 2014. Pengaruh Jumlah Dana
129
Ppihak Ketiga dan Tingkat Non-Performing Financing Terhadap
Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
Jurnal Universitas Widyatama. Hal.1.
Kurniawanti, Agustina dan Zulfikar. 2014. Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Bank
Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Program Studi Akuntansi UMS.
Juni 2014.
Maltuf Fitri. 2016. Peran Dana Pihak Ketiga Dalam Kinerja Lembaga
Pembiayaan Syariah dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhinya.
Volume VII/Edisi 1.
Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syari'ah. UPP AMP
YKPN. Yogyakarta.
Nugraha, Siti. 2014. Pengaruh ROA, NPF, FDR, BOPO Dam TINGKAT
BAGI HASIL. Skripsi. Program Muamalat UIN Syarief Hidayatullah
Jakarta.
Rachman, Yoga Tantular. 2015. Pengaruh FDR, NPF ROA, dan CAR
Terhadap Pembiayaan Mudharabah (Survey pada Bank syariah
yang listing di Busrsa Efek Indonesia pada Tahun 2009-2013).
Jurnal. Agustus 2015. Hal 1504-1521.
Rivai, Veithzal. 2007. Bank and Financial Institusion Managemen
(Conventional adn sharia System). PT. Grafindo Persada. Jakarta.
Repunlik Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah. Lembaran Negara RI Tahun 2008, No. 94.
Sekretariat Negara. Jakarta.
Reswanda, Wanda Wahyu C. 2012. Pengaruh Capital Adequency Ratio,
Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Finance terhadap
Penyaluran Pembiayaan pada PT BPRS Lantabur Jombang. ISSN:
1412-5366.
Rodoni, Ahmad. 2009. Investasi Syariah. Lembaga Penelitian UIN. Jakarta.
Sadi, Muhammad. 2015. Konsep Hukum Perbankan Syariah. Setara Press.
Malang.
130
Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. PT Elek
Media Komputindo. Jakarta.
Setiawan. 2012. Aspek Hukum Pembiayaan Mudharabah pada Perbankan
Syariah. UII Press: Yogyakarta.
Sriyana, Jaka. 2014. Metode Regresi Data Panel. EKONISIA. Yogyakarta.
Sugiyono. 2015. Statistik untuk penelitian. ALFABETA. Bandung.
________. 2015. Penelitian pendidikan. ALFABETA. Bandung.
Suhardjono dan Mudrajad Kuncoro. 2004. Manajemen Perbankan. BPFE.
Yogyakarta.
Suharso, Puguh. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif untuk Bisnis:
Pendekatan Filosofi dan Praktik. PT. Indeks. Jakarta.
Sumitro, Warkum. 2004. Asas-asas perbankan Islam& lembaga-lembaga
terkait. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sutedi, Adrian. 2009. Perbankan Syariah: tinjauan dan beberapa segi
hukum. Jakarta.
Tantular, Yoga. 2015, Pengaruh FDR, NPF, ROA, dan CAR Terhadap
Pembiayaan Mudharabah (Surbey pada Bank Syariah yang Listing
di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2009-2013). Universitas
Widyatama. Bandung.
Trisnadi. 2012. Pengaruh FDR dan DPK Terhadap Pembiayaan
Mudharabah (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah yang terdaftar
dalam Bank Indonesia Tahun (2012-2014). Jurnal. Hal. 1-28.
Usaman, Rachmadi. 2012. Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia.
Sinar Grafika. Jakarta.
Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Widia, Windi. 2012. Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan
dan Implikasi Terhadap Laba Bank Syariah. Jurnal.
Winarno, Wing Wahyu. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Wirdyaningsih. 2005. Bank Dan Asuransi Islam di Indonesia Kencana.
Jakarta.
131
Zaenuri, Wahab. 2014. Analisis Pengaruh FDR, NPF, Tingkat Bagi
Hasil, Kualitas Jasa Dana Atribut Produk Islam Terhadap Tingkat
Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syari’ah di Semarang.
Economica. Volume V. Edisi 2.
132
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Data Variabel Independen dan Variabel Dependen periode 2011-2015
No Bank Periode PMD (Rupiah) DPK
(Rupiah) NPF (%) FDR (%)
NBH
(Rupiah)
1 Bank Mega
Syariah 2011 1,155 4,933,556 0.9739 83.08 159,479
2 Bank Mega
Syariah 2012 3,000 7,108,754 1.00 88.88 187,536
3 Bank Mega
Syariah 2013 3,200 7,736,248 0.0000 93.37 332856
4 Bank Mega
Syariah 2014 8,818 5,881,057 0.0000 93.61 412,146
5 Bank Mega
Syariah 2015 1,375 4,254,456 0.0000 98.49 265,875
6 Bank
Muamalat 2011 1,498 26,658,090 0.0340 76.76 1,156,730
7 Bank
Muamalat 2012 1,985 34,903,830 0.0151 94.15 1,457,940
8 Bank
Muamalat 2013 2,225 41,789,660 0.0107 99.99 2,163,140
9 Bank
Muamalat 2014 1,723 51,206,270 0.0592 88.14 3,352,240
10 Bank
Muamalat 2015 1,052 45,077,650 0.1384 90.30 2,853,890
11 BRIS 2011 598,464 9,906,412 0.0138 90.55 461,905
12 BRIS 2012 859,252 11,948,889 0.0134 100.96 527,595
13 BRIS 2013 936,688 13,794,869 0.0155 102.70 764,590
14 BRIS 2014 876,311 16,711,516 0.0037 93.90 994,824
15 BRIS 2015 1,106,566 19,648,782 0.0042 84.16 1,027,442
16 Panin
Syariah 2011 269,582 420,757 0.0000 167.70 27,026
17 Panin
Syariah 2012 517,354 1,223,290 0.0000 105.66 57,585
18 Panin
Syariah 2013 659,220 2,870,310 0.0006 90.40 146,009
133
19 Panin
Syariah 2014 854,377 5,076,082 0.0035 94.04 295,597
20 Panin
Syariah 2015 1,018,378 5,928,345 0.0115 96.43 421,249
21 BCAS 2011 12,910 864,000 0.0000 78.8 36,636
22 BCAS 2012 124,763 1,261,000 0.0000 79.9 50,363
23 BCAS 2013 201,866 1,703,000 0.0000 83.5 74,471
24 BCAS 2014 188,351 2,338,700 0.0000 91.2 132,867
25 BCAS 2015 198,422 3,255,200 0.0000 91.4 194,676
26
Bank
Syariah
Bukopin 2011 192,696 2,291,738 0.0000 192.696 131,043
27
Bank
Syariah
Bukopin 2012 150,060 2,850,784 0.0000 150.060 160,579
28
Bank
Syariah
Bukopin 2013 222,108 3,272,263 0.0093 100.29 216,661
29
Bank
Syariah
Bukopin 2014 264,504 3,994,957 0.0175 92,89 331,554
30
Bank
Syariah
Bukopin 2015 401,915 4,755,303 0.0020 90.56 343,275
31 BSM 2011 4,590,780 42,618,000 0.0115 86.03 1,183,626
32 BSM 2012 4,161,500 47,409,000 0.0211 94.40 1,245,435
33 BSM 2013 3,703,697 56,461,000 0.0546 89.37 1,307,244
34 BSM 2014 3,006,253 59,821,000 0.0486 81.92 1,369,054
35 BSM 2015 2,834,182 62,113,000 0.0227 81.99 1,430,863
36 BNIS 2011 89,383 6,752,263 0.0199 78.60 252,413
37 BNIS 2012 287,064 8,947,729 0.0074 84.99 291,056
38 BNIS 2013 709,218 11,422,190 0.0107 97.86 418,332
39 BNIS 2014 1,016,696 16,246,405 0.0186 92.60 691,444
40 BNIS 2015 1,258,682 19,322,756 0.0076 91.94 846,069
134
Lampiran 2.
Estimasi Model Data Panel
A. Common Effect Model
Sumber: output Eviews 9 (data dioleh)
B. Uji Chow
Sumber: output Eviews 9 (data dioleh)
Dependent Variable: PMD?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/08/17 Time: 23:43
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 8
Total pool (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. DPK? 1.492001 0.160652 9.287180 0.0000
NPF? -0.098098 0.081203 -1.208069 0.2349
FDR? 0.107736 0.225480 0.477810 0.6357
NBH? -0.994063 0.158167 -6.284912 0.0000 R-squared 0.727941 Mean dependent var 0.141211
Adjusted R-squared 0.705269 S.D. dependent var 1.074311
S.E. of regression 0.583234 Akaike info criterion 1.854183
Sum squared resid 12.24582 Schwarz criterion 2.023071
Log likelihood -33.08365 Hannan-Quinn criter. 1.915247
Durbin-Watson stat 0.457757
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: BANK
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 16.473618 (7,28) 0.0000
Cross-section Chi-square 65.313710 7 0.0000
135
C. Fixed Effect Model
Sumber: output Eviews 9 (data dioleh)
Dependent Variable: PMD?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/08/17 Time: 23:45
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 8
Total pool (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.211998 0.067869 3.123635 0.0041
DPK? -0.784621 0.295447 -2.655708 0.0129
NPF? 0.009695 0.050586 0.191648 0.8494
FDR? -0.063466 0.141692 -0.447913 0.6577
NBH? 0.457250 0.171501 2.666166 0.0126
Fixed Effects (Cross)
BCAS—C -0.878056
BMI—C -0.663378
BMS—C -0.945750
BNIS—C -0.177138
BRIS—C -0.066470
BSB—C -0.749236
BSM—C 3.847311
PANINS—C -0.367283 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.947186 Mean dependent var 0.141211
Adjusted R-squared 0.926437 S.D. dependent var 1.074311
S.E. of regression 0.291380 Akaike info criterion 0.614947
Sum squared resid 2.377263 Schwarz criterion 1.121611
Log likelihood -0.298946 Hannan-Quinn criter. 0.798141
F-statistic 45.65075 Durbin-Watson stat 0.728221
Prob(F-statistic) 0.000000
136
D. Random Effect Model
Sumber: output Eviews 9 (data dioleh)
Dependent Variable: PMD?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/08/17 Time: 23:48
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 8
Total pool (balanced) observations: 40
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.025672 0.091096 0.281810 0.7797
DPK? 1.054912 0.130118 8.107323 0.0000
NPF? -0.054265 0.046865 -1.157887 0.2548
FDR? 0.012912 0.135007 0.095638 0.9244
NBH? -0.566279 0.114637 -4.939771 0.0000
Random Effects (Cross)
BCAS--C -0.116552
BMI—C -0.632186
BMS--C -0.205306
BNIS--C -0.001413
BRIS--C 0.196002
BSB—C -0.082836
BSM--C 0.627787
PANINS--C 0.214504 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.207398 0.3363
Idiosyncratic random 0.291380 0.6637 Weighted Statistics R-squared 0.430626 Mean dependent var 0.075125
Adjusted R-squared 0.365555 S.D. dependent var 0.618678
S.E. of regression 0.492790 Sum squared resid 8.499477
F-statistic 6.617753 Durbin-Watson stat 0.383484
Prob(F-statistic) 0.000447 Unweighted Statistics R-squared 0.665409 Mean dependent var 0.141211
Sum squared resid 15.06049 Durbin-Watson stat 0.216422
137
E. Uji Hausman
Sumber: output Eviews 9 (data dioleh)
Lampiran 3.
Uji Asumsi Klasik
A. Uji Normalitas
0
1
2
3
4
-1.00 -0.75 -0.50 -0.25 0.00 0.25 0.50 0.75 1.00
Series: ResidualsSample 12 40Observations 15
Mean -1.55e-16Median -0.039003Maximum 0.974272Minimum -0.829565Std. Dev. 0.610777Skewness 0.148257Kurtosis 1.942806
Jarque-Bera 0.753487Probability 0.686092
Sumber: output Eviews 9 (data dioleh)
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: BANK
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 69.108989 4 0.0000
138
B. Uji Multikolinieritas
Sumber: output Eviews 9 (data dioleh)
D. Uji Heteroskedastis
Sumber: output Eviews 9 (data dioleh)
E. Uji Autokorelasi
Sumber: output Eviews 9 (data dioleh)
C. DPK NPF FDR NBH DPK 1.000000 -0.061323 -0.208063 0.839463
NPF -0.061323 1.000000 -0.121899 -0.071845
FDR -0.208063 -0.121899 1.000000 -0.155916
NBH 0.839463 -0.071845 -0.155916 1.000000
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.343748 Prob. F(4,10) 0.3198
Obs*R-squared 5.243896 Prob. Chi-Square(4) 0.2632
Scaled explained SS 1.098662 Prob. Chi-Square(4) 0.8945
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.878066 Prob. F(2,8) 0.4521
Obs*R-squared 2.700043 Prob. Chi-Square(2) 0.2592
139
Lampiran 4.
Uji Statistik
A. Uji t
Sumber: output Eviews9 (data dioleh)
Dependent Variable: PMD? Method: Pooled Least Squares Date: 03/08/17 Time: 23:45 Sample: 1 5 Included observations: 5 Cross-sections included: 8 Total pool (balanced) observations: 40
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.211998 0.067869 3.123635 0.0041
DPK? -0.784621 0.295447 -2.655708 0.0129 NPF? 0.009695 0.050586 0.191648 0.8494 FDR? -0.063466 0.141692 -0.447913 0.6577 NBH? 0.457250 0.171501 2.666166 0.0126
Fixed Effects (Cross) BCAS—C -0.878056 BMI—C -0.663378 BMS—C -0.945750 BNIS—C -0.177138 BRIS—C -0.066470 BSB—C -0.749236 BSM—C 3.847311
PANINS—C -0.367283 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.947186 Mean dependent var 0.141211
Adjusted R-squared 0.926437 S.D. dependent var 1.074311 S.E. of regression 0.291380 Akaike info criterion 0.614947 Sum squared resid 2.377263 Schwarz criterion 1.121611 Log likelihood -0.298946 Hannan-Quinn criter. 0.798141 F-statistic 45.65075 Durbin-Watson stat 0.728221 Prob(F-statistic) 0.000000
140
B. Uji F
Sumber: output Eviews9 (data dioleh)
C. Koefisien Determinasi
Sumber: output Eviews9 (data dioleh)
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.947186 Mean dependent var 0.141211
Adjusted R-squared 0.926437 S.D. dependent var 1.074311
S.E. of regression 0.291380 Akaike info criterion 0.614947
Sum squared resid 2.377263 Schwarz criterion 1.121611
Log likelihood -0.298946 Hannan-Quinn criter. 0.798141
F-statistic 45.65075 Durbin-Watson stat 0.728221
Prob(F-statistic) 0.000000
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.947186 Mean dependent var 0.141211
Adjusted R-squared 0.926437 S.D. dependent var 1.074311
S.E. of regression 0.291380 Akaike info criterion 0.614947
Sum squared resid 2.377263 Schwarz criterion 1.121611
Log likelihood -0.298946 Hannan-Quinn criter. 0.798141
F-statistic 45.65075 Durbin-Watson stat 0.728221
Prob(F-statistic) 0.000000
top related