jurnal siswi perlakuan terapi massase dan kompres hangat.pdf
Post on 11-Feb-2016
58 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
PERBANDINGAN TERAPI MASSASE DENGAN KOMPRES HANGAT
TERHADAP DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI SMP GANTRA
KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2015
Ermiati,M.Kep.,Sp.Mat1, Yanti Herawati, S.ST.,M.Keb2, Yuli Apriliani3
1,2,3Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung,
Jl. Terusan Jakarta 75 Bandung
Abstrak
Pada wanita yang mengalami menstruasi sering dirasakan nyeri dismenore. Data di
Indonesia menemukan hampir 90% wanita mengalami dismenore. Salah satu cara untuk
penanganan nyeri dismenore terbagi dalam kategori farmakologis dan non farmakologis,
akan tetapi kebanyakan orang dengan penanganan farmakologis seperti obat-obatan
analgesik untuk menghilangkan atau menurunkan nyeri dengan efektif secara
farmakologis yaitu dengan cara massase dan kompres hangat. Tujuan penelitian yaitu
Untuk mengetahui perbandingan massase dan kompres hangat terhadap dismenore pada
remaja putri di SMP Gantra Kabupaten Bandung. Jenis penelitian quasi experiment two
group group dengan rancangan penelitian pre-posttest design. Sampel pada penelitian ini
sebanyak 40 orang yang diambil secara purposive sample berdasarkan kriteria inklusi dan
ekslusi. Data yang digunakan data primer menggunakan kuesioner. Analisis data berupa
distribusi frekuensi dan uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil data didapatkan bahwa
nilai median rata-rata intensitas nyeri kelompok 1 siswi sebelum diberikan massase yaitu
sebesar 7,00 dan setelah sebesar 4,00. Nilai minimum sebelum 3,00 dan nilai minimum
sesudah yaitu 2,00. Sedangkan nilai maksimum sebelum 9,00 sesudah yaitu 6,00. Nilai
median pada siswi kelompok 2 sebelum diberikan kompres hangat sebesar 6,50 dan
setelah sebesar 4,00. Nilai minimum sebelum yaitu 3,00 dan sesudah yaitu 1,00. Nilai
maksimum sebelum 9,00 dan nilai maksimum sesudah 6,00, Terdapat perbandingan
penurunan intensitas nyeri dismenore antara kelompok 1 perlakuan sebelum dan sesudah
massase dengan kelompok 2 perlakuan sebelum dan sesudah kompres hangat yaitu
masing-masing p-value=0,000. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan manejemen nyeri terutama pada remaja yang
menderita nyeri saat dismenore.
Kata Kunci : Dismenore, Terapi Massase, Kompres Hangat
2
Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
PENDAHULUAN
Masa remaja adalah periode yang
ditandai dengan pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat dari fisik,
emosi, kognitif dan sosial. Pada remaja
perempuan terjadi perubahan pada
perkembangan seperti payudara dan
pinggul membesar, tubuh bertambah
tinggi, tumbuh rambut diketiak dan
kemaluan, serta mesntruasi.Wanita
mengalami menstruasi setiap bulannya
dimana merupakan fisiologi tubuh yang
ditandai seperti tumbuh jerawat,
perubahan mood, dan nyeri abdomen,
sakit kepala, itu semua merupakan
tanda-tanda akan terjadi dan saat
menstruasi.1
Pada masa menstruasi terjadi atau
disebut dengan menarche akan terjadi
pengeluaran darah lendir, dan jaringan
sel yang hancur dari uterus secara
berkala, dimana siklus menstruasi terjadi
28 sampai 35 hari.2 Saat terjadi
menstruasi kebanyakan wanita
mengalami nyeri saat menstruasi atau
dismenore. Penyebab dismenore belum
diketahui secara pasti sampai sekarang
belum jelas. Secara umum, nyeri haid
timbul akibat kontraksi disritmik
miometrium yang menampilkan satu
gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang
ringan sampai berat di perut bagian
bawah, bokong, dan nyeri spasmodik di
sisi medial paha.3
Klasifikasi dari dismenore itu
sendiri terdapat dua macam yaitu,
dismenore primer nyeri haid (menstruasi
pain) yang tidak berhubungan dengan
patologi pelvis makroskopis (yaitu :
ketiadaan penyakit pada pelvis). Dan
pada dismenore skunder nyeri haid yang
disebabkan karena kelainan yang
berkaitan dengan genekologi.3
Penelitian sebelumnya
mengemukakan bahwa pada populasi
remaja (berusia 12-17) di Amerika
Serikat4 melaporkan prevalensi
dismenore 59,7%, dengan nyeri haid
sebanyak 12%, nyeri sedang 37%, dan
nyeri ringan 49%. Hal ini didukung5
menyatakan di Amerika prevalensi
dismenore paling tinggi pada usia
remaja dengan estimasi 20-90% dengan
nyeri haid berat sebanyak 15%.
Sedangkan di Malaysia, prevalensi
dismenore pada remaja sebanyak
62,3%.5 Prevalensi dismenore di
Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri
dari 54,89% dismenore primer dan
9,36% dismenore skunder.6
Hasil penelitian yang dilakukan,7
dari total responden remaja yang
bersekolah, sebanyak 35% menyatakan
biasanya remaja tersebut tidak datang ke
sekolah selama periode dismenore dan
5% wanita masa reproduksi dan 60-85%
pada usia remaja, yang mengakibatkan
banyaknya absensi pada sekolah
maupun kantor.
Di Indonesia, remaja yang
mengalami dismenore tetapi tidak
dilaporkan atau berkujung ke dokter,
Dismenore dianggap gejala yang biasa
dan bisa sembuh dengan sendirinya
sehingga enggan untuk berkunjung ke
dokter sering membuat data penderita
penyakit tertentu di Indonesia tidak
dapat dipastikan secara mutlak, 90%
perempuan Indonesia pernah mengalami
dismenore.4 Berdasarkan berat
ringannya gejala nyeri, dismenore
dikelompokan menjadi derajat ringan
bila nyeri ringan yang tidak
mengganggu aktivitas sehari-hari
remaja, derajat sedang bila nyeri sedang
menggangu aktivitas sehari-hari tetapi
masih bisa bersekolah, sedangkan
derajat berat bila nyeri hebat dan remaja
tidak dapat melakukan kegiatannya dan
hanya bisa tirah baring.8
Secara umum penanganan nyeri
dismenore terbagi dalam dua kategori
yaitu pendekatan farmakologis dan non
farmakologis, tetapi kebanyakan yang
mengetahui dengan penanganan
farmakologis seperti obat-obatan
analgesik untuk menghilangkan atau
menurunkan nyeri dengan efektif secara
farmakologis, namun akan berdampak
ketagihan dan memberikan efek
3
Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
samping obat yang berbahaya bagi
pengguna, juga farmakologis memakan
biaya. Secara non farmakologi lebih
aman digunakan karena tidak
menimbulkan efek samping dan juga
bisa mengirit dan bisa digunakan
sebagai terapi sehari-hari tidak perlu
orang ahli untuk melakukannya.
Contohnya seperti kompres hangat,
teknik relaksasi seperti nafas dalam,
yoga , berolahraga dan massase.9
Pada massase dengan tehnik ini
memijat artinya menekan dengan
lembut, memijat, atau melulut dengan
tangan untuk melancarkan peredaran
darah. Dengan teknik memijat dan
tenang berirama, bertekanan lembut ke
arah distal atau ke arah bawah.10 Suatu
rangsangan pada kulit abdomen dengan
melakukan usapan menggunakan ujung-
ujung jari telapak tangan dengan arah
gerakan membentuk pola gerakan
sepereti kupu- kupu abdomen seiring
dengan pernafasan abdomen.11 Teknik
tersebut, bertujuan untuk meningkatkan
sirkulasi darah, memberi tekanan,
menghangatkan otot abdomen dan
meningkatkan relaksasi fisik. Dampak
jika terapi tersebut tidak diberikan maka
penderita tidak mampu melakukan
kegiatan apapun, tersiksa dan nyeri tidak
berkurang.12
Menurut penelitian sebelumnya13
tehnik massase pada penurunan nyeri
dismenore Berdasarkan dari 47
responden dengan teknik
effleurage/massase didapatkan hampir
setengahnya mengalami penurunan 3
tingkat yaitu sebanyak 18 orang (38,3%)
dan sebagian kecil tidak mengalami
penurunan yaitu sebanyak 12 orang
(25,5%).
Penggunaan kompres hangat
merupakan cara untuk menghilangkan
atau menurunkan rasa nyeri yaitu secara
non farmakologi tanpa memberikan efek
samping. Selain itu penggunaan
kompres hangat merupakan cara yang
murah serta mudah untuk dilakukan
sehingga tidak memerlukan biaya yang
mahal untuk menggunakannya.
Kompres hangat dapat meredakan
iskemia dengan menurunkan kontraksi
uterus dan melancarkan pembuluh darah
sehingga dapat meredakan nyeri dengan
mengurangi ketegangan, menigkatkan
aliran darah dan meredakan
vasokongesti pelvis.14 Dengan
menggunakan kompres hangat juga akan
menimbulkan rasa relaksasi sehingga
dapat merangsang hormon endrophin.
Endrophin adalah neuropeptide yang
dihasilkan tubuh pada saat
relaks/tenang. Endrophin dihasilkan
diotak dan susunan syaraf tulang
belakang. Hormon ini dapat berfungsi
sebagai obat penenang alami yang
diproduksi otak yang memberikan rasa
nyaman dan meningkatkan kadar
endrophin dalam tubuh untuk
mengurangi rasa nyeri pada saat
dismenore.15
Kerja kompres hangat bekerja
hangat secara konduksi memindahkan
panas dari buli-buli air hangat ke dalam
tubuh sehingga penggunaan kompres
hangat diharapkan dapat meningkatkan
relaksasi otot-otot dan mengurangi nyeri
akibat spasme atau kekakuan serta
memberikan rasa hangat.11
Penelitian16 tentang pengaruh
pemberian kompres hangat terhadap
dismenore terlihat rata-rata dismenore
responden sebelum dilakukan tindakan
kompres hangat adalah 5,27 dengan
strandar deviasi 1,305 sedangkan rata-
rata dismenore responden setelah
dilakukan tindakan kompres hangat
adalah 2,54 dengan standar deviasi
1,095. Terlihat nilai mean mengalami
penurunan setelah dilakukan kompres
hangat. Adalah 2,730 dengan standar
deviasi 0,693. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa nilai P =
0,000<5%, artinya ada penurunan rata-
rata dismenore responden sebelum dan
sesudah dilakukan kompres hangat.
4
Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep adalah suatu
uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan konsep satu terhadap konsep yang
lainnya atau variabel yang satu dengan
variabel yang lain dari masalah yang
ingin diteliti.36 Pendapat tersebut, maka
pada dasarnya kerangka konsep adalah
kerangka hubungan antara konsep atau
variabel yang ingin diamati atau diukur
melalui suatu penelitian.
Massase adalah tehnik memijat
dengan tenang, bertekanan lembut ke
arah distal atau bawah untuk
meninggkatkan sirkulasi darah, memberi
tekanan, dan menghangatkan otot
abdomen dan meningkatkan relaksasi
fisik dan mental.29
Kompres air hangat pada tubuh
bertujuan untuk meningkatkan
perbaikan dan pemulihan jaringan.
Kompres air hangat akan
menghangatkan area tubuh. Kompres air
hangat menghasilkan perubahan
fisiologis suhu jaringan, ukuran
pembuluh darah, tekanan darah kapiler,
area permukaan kapiler untuk pertukara
cairan dan elektrolit, dan metabolisme
jaringan. Lamanya kompres juga
mempengaruhi respon.25
Dismenore adalah menstruasi
yang nyeri disebabkan oleh kejang otot
uterus24 sedangkan25 dismenore adalah
nyeri perut yang berasal dari kram rahim
dan terjadi selama menstruasi.
Nyeri adalah pengalaman sensori
atau emosional yang tidak
menyenangkan yang diakibatkan dari
kerusakan jaringan potensial atau
aktual29 Sedangkan30 nyeri dapat
diartikan suatu sensasi yang tidak
menyenangkan baik secara sensori
maupun emosional yang berhubungan
dengan adanya suatu kerusakan jaringan
maupun emosional yang berhubungan
dengan adanya suatu kerusakan jaringan
atau faktor lain sehingga individu
merasa tersiksa, menderita yang
akhirnya akan mengganggu aktivitas
sehari-hari, psikis.
Variabel Penelitian
Variabel mengandung arti
pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki
oleh anggota-anggota suatu kelompok
yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok lain.36 Definisi lain
mengatakan bahwa Variabel adalah
suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat,
atau ukuran yang dimiliki atau
didapatkan oleh suatu penelitian tentang
suatu konsep.
Variabel yang digunakan pada
penelitian ini berupa variabel intervensi
yaitu terapi massase dan kompres
hangat.
1. Variable independen atau variable bebas
adalah yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab berubahnya atau
timbulnya variable dependen.37 Variable
independen dalam penelitian ini adalah
massase dan kompres hangat
2. Variable dependen atau terkait adalah
variable yang terpengaruh atau yang
menjadi akibat karena adanya variable
bebas.37 Variable dependen dalam
penelitian ini adalah skala nyeri pada
dismenore.
Hipotesa Penelitian
Hasil suatu penelitian pada
hakikatnya adalah suatu jawaban atas
pertanyaan penelitian yang telah
dirumuskan didalam perencanaan
penelitian.36 Sedangkan 37 hipotesa
dalam penelitian merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah
pada suatu penelitian. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hipotesa dalam
suatu penelitian berarti jawaban
sementara penelitian, patokan dugaan,
atau dalil sementara yang kebenarannya
akan dibuktikan dalam penelitian
tersebut hipotesis dalam penelitian ini
adalah :
Berdasarkan rumusan
permasalahan diatas, mengenai
pengaruh perbedaan skala nyeri
dismenore dengan massase dan kompres
5
Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
hangat pada remaja putri di SMP
Gantra.
Tidak ada perbandingan antara skala
nyeri sebelum perlakuan massase dan
kompres hangat pada:
1. Tidak ada perbedaan rata-rata nyeri
sebelum dan sesudah terapi massase.
2. Tidak ada perbedaan rata-rata nyeri
sebelum dan sesudah terapi kompres
hangat.
3. Tidak ada perbedaan rata-rata nyeri pada
terapi massase dan kompres hangat.
Definisi operasional
Definisi operasional adalah uraian
tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh
variabel yang bersangkutan. Definisi
operasional variabel penelitian dan skala
pengukuran dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1 Definisi Opersional
Perbandingan Massase Dan Kompres
Hangat Pada Dismenore Terhadap
Remaja Putri Variabel Definisi
Operasional
Alat
ukur
Hasil
ukur
Skala
Variabel
intervensi
Massase
Kompres
hangat
tehnik memijat
dengan tenang,
bertekanan lembut
ke arah distal atau
bawah untuk
meninggkatkan
sirkulasi darah,
memberi tekanan,
dan
menghangatkan
otot abdomen dan
meningkatkan
relaksasi fisik dan
mental.
kompres hangat
adalah meletakan
kompres diarea
perut bagian
bawah dengan
buli-buli. Dengan
suhu 400c.
-
-
-
-
-
-
Variabel
penelitian
2. Skala
nyeri
Skala yang
dirasakan pada
remaja dengan
dismenore.
Lemb
ar
observ
asi
0-10
dengan
skala
nyeri
(koizer,
Interv
al
Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah
penelitian quasi experiment two group
dengan rancangan penelitian pre-
posttest design. Penelitian quasi
experiment dengan atau eksperimen
semu merupakan desain eksperimen
yang tidak mempunyai pembatasan yang
ketat terhadap randomisasi (acak), dan
pada saat yang sama dapat mengontrol
ancaman-ancaman validitas. Disebut
eksperimen semu karena eksperimen ini
belum atau tidak memiliki cirri-ciri
rancangan eksperimen sebenarnya,
karena variabel-variabel yang
seharusnya dikontrol atau di manipulasi
tidak dapat atau sulit dilakukan. Ciri
khusus dari penelitian ini adanya
percobaan atau trial. Percobaan ini
berupa perlakuan atau intervensi
terhadap suatu variabel. Dari perlakuan
tersebut diharapkan terjadi perubahan
atau pengaruh terhadap variabel yang
lain.36
Penelitian ini menggunakan
rancangan pre-posttest design. Dalam
rancangan ini, pengelompokan anggota
sampel pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tidak dilakukan secara
random atau acak. Rancangan ini
merupakan rancangan yang
menggunakan kelompok eksperimen
dan kontrol, kedua kelompok diberikan
perlakuan sehingga bisa dilihat
perbedaan pencapaian antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.37
Bentuk rancangan ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2 Rancangan group pre-posttest
design
Pretest Perlakuan Posttest
O1
O3
X1
X2
O2
O4
6
Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
1. Pendekatan waktu pengumpulan data
Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Penelitian
perbandingan atau Comparative study
antara massase dan kompres hangat
terhadap penurunan skala nyeri
dismenore dilaksanakan pada remaja
yang mengalami nyeri dismenore
dengan keluhan nyeri ringan dan sedang
dibagi menjadi 2 (dua) kelompok
perlakuan, yaitu kelompok perlakuan 1
diberikan terapi massase dan kelompok
perlakuan ke 2 diberikan terapi kompres
hangat merupakan kelompok
eksperimen kemudian hasilnya
dibandingkan.
2. Metode pengumpulan data
Prosedur dalam proses
pengumpulan data dilakukan yaitu
setelah lembar observasi dan dibuat,
selanjutnya lembar observasi
digandakan sesuai dengan jumlah
sampel yang ditentukan. Kemudian
peneliti akan mendatangi SMP Gantra
untuk meminta izin penelitian kepada
kepala sekolah di SMP Gantra.
Setelah mendapatkan izin dari
kepala sekolah untuk melakukan
penelitian di SMP tersebut lalu peneliti
bertemu dengan para siswi yang biasa
mengalami menstruasi dengan keluhan
nyeri pada saat menstruasi supaya
mahasiswa mendatangi UKS pada saat
mengalami dismenore. Peneliti
membagikan kelompok siswi dengan
terapi massase dengan cara melakukan
pemijatan pada bagian perut siswi yang
mengalami dismenore sehingga dapat
meningkatkan rileks secara fisik,
sedangkan untuk terapi kompres hangat
dilakukan dengan cara menggunakan
buli-buli suhu antara 40-460C yang
dikompreskan pada bagian daerah nyeri
dengan tujuan dapat menurunkan
intensitas nyeri yang dirasakan
dismenore pada siswi. Peneliti juga
menyampaikan kepada siswa bahwa
peneliti siap menunggu di UKS hari
senin sampai hari sabtu dari jam 09.00
wib sampai jam 15.00 wib. Dan
menjelaskan Informed consent yaitu
menjelaskan tentang tujuan, manfaat
penelitian serta jaminan kerahasiaan
menjadi seorang responden. Bila
responden menyetujui maka meneliti
meminta responden untuk mengisi
lembar persetujuan.
Sebelum peneliti melakukan
intervensi peneliti membagikan
lembaran dari skala nyeri dan setelah itu
peneliti memberikan intervensi berupa
terapi massase dan terapi kompres
hangat kepada para siswi yang sedang
mengalami dismenore. Setelah diberikan
intervensi peneliti memberikan lembar
evaluasi dari skala nyeri yang kedua
sesudah dilakukan massase dan kompres
hangat, kepada para siswi tersebut untuk
di isi. Setelah semua di isi, lembar kertas
skala nyeri dikembalikan kembali pada
peneliti. Setelah data terkumpul
kemudian diproses dan dianalisis. Data
yang dianalisis disusun menjadi laporan
akhir dibawah bimbingan dosen
pembimbing.
1. Intervensi terapi massase.
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Cuci tangan.
c. Lakukan massase pada daerah yang
dirasakan nyeri selama 5-10 menit.
d. Lakukan massase dengan menggunakan
telapak tangan dan jari dengan tekanan
halus.
1) Teknik massase dengan gerakan tangan
selang-seling (tekanan pendek, cepat,
dan bergantian tangan) dengan
menggunakan telapak tangan dan jari
dengan memberikan tekanan ringan.
Dilakukan bila nyeri terjadi di pinggang.
Teknik remasan (mengusap otot bahu),
dapat dilakukan bila nyeri terjadi pada
daerah sekitar bahu.
7
Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
Teknik massase dengan gerakan
mengesek dengan menggunakan ibu jari
dan gerakan memutar. Massase ini
dilakukan bila nyeri dirasakan di daerah
punggung dan pinggang secara
menyeluruh.
Teknik eflurasi dengan kedua tangan,
dapat dilakukan bila nyeri terjadi di
daerah punggung dan pinggang.
2) Teknik petrisasi dengan menekan
punggung secara horizontal.
3) Teknik tekanan menyikat dengan
menggunakan ujung jari, digunakan
pada akhir massase daerah punggung.
2. Intervensi terapi kompres hangat.
a. Cuci tangan
b. Jelaskan mengenai prosedur yang akan
dilakukan pada respon dan memberi
privasi.
c. Panaskan air lalu ukur suhu air, ikuti
praktik intitusi tentang penggunaan suhu
yang tepat. Suhu yang sering digunakan
adalah 40-460C.
d. Isi sekitar dua pertiga buli-buli dengan
air hangat.
e. Keluarkan udara dari buli-buli. Udara
yang tetap berada didalam buli-buli
mengikuti bentuk tubuh yang sedang
dikompres.
f. Tutup buli-buli dengan kencang.
g. Balikkan buli-buli dan periksa adanya
kebocoran.
h. Keringkan buli-buli
i. Bungkus buli-buli dengan handuk atau
sarung buli-buli air panas.
j. Angkat buli-buli setelah 20 menit, lalu
isi lagi buli-buli dengan air hangat, taruh
lagi buli-buli pada daerah yang akan
dikompres selama 20 menit.
k. Mencuci tangan, mengidentifikasi
pasien.
l. Buka area yang akan di kompres.
m. Letakan buli-buli sudah tertutup handuk
ke area yang tepat dan tutupi dengan
selimut.29
Populasi dan sampel penelitian
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Studi
atau penelitiannya juga disebut studi
populasi atau studi sensus.37 Populasi
dalam penelitian ini para siswi yang
sedang menstruasi/dismenore di SMP
Gantra yaitu sebanyak 114 responden.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Dinamakan
penelitian sampel apabila kita
bermaksud untuk menggeneralisasikan
hasil penelitian sampel.37 Teknik
8
Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah purposive sample yaitu teknik pe
ngambilan sampel harus didasarkan atas
ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik
tertentu, yaitu merupaka ciri-ciri
populasi.
Untuk penelitian eksperiment, penelitian
yang sukses adalah dengan ukuran
sampel kecil antara 10 sampai dengan
20 responden.38
Maka, jumlah sampel yang diambil
dalam penelitian ini sebanyak 40
responden yang terdiri dari kriteria
inklusi dan ekskusi.
Adapun kriteria yang menjadi responden
adalah :
1) Kriteria inklusi adalah karakteristik
umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau yang
akan diteliti. Maka kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah :
a) Siswi yang mengalami nyeri haid
selama 1-3 hari
b) Siswi yang mengalami nyeri haid ringan
dan sedang
c) Siswi yang mengalami dismenore
primer
d) Bersedia menjadi responden.
2) Krteria eksklusi adalah menghilangkan
atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dari studi
karena berbagai sebab. Maka, kriteria
eksklusi dalam penelitian ini adalah :
a) Siswa yang menggunakan obat- obatan
untuk mengurangi nyeri haid.
Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat
atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam megumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah.37
Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan :
a. Pemberian intervensi teknik massase
dan kompres hangat berdasarkan
SOP sebagai prosedur pemberian
intervensi.
b. Untuk skala nyeri ditentukan
berdasarkan Numeric Rating Scale.
Teknik Pengolahan Data dan
Analisa Data
a. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka
langkah selanjutnya adalah pengolahan
data. Pengolahan data dilakukan secara
manual dan software statistic tujuan
pengolahan data adalah
menyederhanakan seluruh data yang
terkumpul dan menyajikan dalam
susunan yang lebih baik dan tapi.
Pengolahan data melalui beberapa tahap
yaitu :
1) Editing
Merupakan kegiatan untuk pencetakan
dalam lembar observasi, dengan cara
meneliti kembali kelengkapan pengisian,
penulisan, dan kejelasan jawaban.
Apabila ada data yang tidak lengkap,
dilakukan pengambilan data ulang untuk
melengkapi jawaban tersebut.
2) Coding
Coding (pengkodean) merupakan
kegiatan mengubah data bentuk huruf
menjadi data berbentuk angka atau
bilangan untuk mempermudah pada saat
analisa data dan juga mempercepat pada
saat entry data. Pada penelitian ini hasil
skala nyeri tidak dilakukan coding
karena datanya bersifat numerik.
3) Entry data
Data yang telah diberikan kode
kemudian dimasukan kedalam komputer
adapun program yang digunkan adalah
perangkat komputer.
4) Tabulating
Penelitian melakukan proses tabulasi
dengan membuat tabel di program
computer. Item-item yang sudah diberi
tingkatan skala nyeri penilaian
kemudian dimasukan kedalam tabel.
Data selanjutnya diolah dengan
menggunakan program computer.
5) Cleaning
Penelitian melakukan pengecekan
kembali data yang telah dimasukan
dilakukan bila terdapat kesalahan
dalamm memasukan data yaitu dengan
9
Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
melihat distribusi frekuensi dari
Variabel -Variabel yang diteliti.
6) Melakukan teknik analisis
Melakukan analisis, khusunya terhadap
data penelitian akan menggunakan ilmu
statistik terapan yang disesuaikan
dengan tujuan yang hendak dianalisi.
Penelitian ini analisi analitik dengan
menggunakan statistika inferensial.
Statistik inferensial (menarik
kesimpulan) adalah statistika yang
digunakan untuk menyimpulkan
parameter (populasi) berdasarkan
statistika (sampel) atau lebih dikenal
dengan proses generalisasi dan
inferensial.
Analisa data
Analisa data adalah proses
penyederhanaan data kedalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan di
interprestasikan. Proses ini digunakan
statistik, yang salah satu fungsinya
menyederhanakan data penelitian yang
besar jumlahnya menjadi informasi yang
sederhana dan mudah dipahami.39 Data
dianalisis melalui presentase dan
perhitungan dengan cara sebagai
berikut:
Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisa
yang digunakan untuk menggambarkan
penyajian data tiap variabel penelitian.
Penyajian data univariat yang disajikan
dalam penelitian ini adalah distribusi
frekuensi variabel skala nyeri sebelum
dan sesudah perlakuan massase dan
kompres hangat. Karena data numeric
akan dimasukan ke dalam tabel nilai
mean atau rata-rata, median, min, max
dan standar deviasi.
Analisa Bivariat
Analisis bivariat adalah analisa
yang dilakukan oleh dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkorelasi.
Dalam penelitian ini dilakukan pada
Variabel intervensi massase dan
kompres hangat sebelum dan sesudah.
Teknik analisa yang digunakan peneliti
adalah Uji bertanda wilcoxon signed
ranks, yaitu uji yang digunakan untuk
menguji hipotesis komparatif dua
sampel yang datanya berbentuk ordinal.
pada penelitian ini dilakukan uji
normalitas dengan hasil menunjukan
<0,05 maka data tidak normal dilakukan
uji Z
10
012345678910
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sebelum_Massase Sesudah_Massase
012345678910
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sebelum_Kompres Sesudah_Kompres
Responden
A. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian mengenai pengaruh Intensitas Nyeri dismenore
sebelum terapi massase dan kompres hangat pada remaja putri di SMP Gantra,
dengan jenis penelitian Two Group Pretest-Post Test Design, data yang
dikumpulkan berupa data primer yang diperoleh langsung dari responden siswi
yang dismenore. Pada penelitian ini dilakukan dua metode analisis, yaitu analisis
univariat dan analisis bivariat.
1. Analisa Univariat
Analisa univariat pada penelitian ini digunakan untuk menggambarkan
penyajian data tiap variabel penelitian. Penyajian data univariat yang
disajikan dalam penelitian ini adalah distribusi frekuensi variabel intensitas
Nyeri sebelum dan sesudah perlakuan intervensi. Penyajian analisis univariat
dilakukan dalam bentuk kurva:
a. Kurva sebelum massase dan sesudah massase
Berdasarkan hasil intensitas nyeri dismenore pada siswi dipaparkan
sebelum dan sesudah massase pada kurva sebagai berikut :
Kurva 4.1 Tingkat intensitas nyeri pada siswi yang mengalami
dismenore sebelum dan sesudah massase
Berdasarkan kurva 4.1 dapat terlihat bahwa intensitas nyeri pada si
b. Kurva sebelum kompres dan sesudah kompres
pada siswi dipaparkan sebelum dan sesudah kompres pada kurva
sebagai berikut:
Kurva 4.2 Tingkat intensitas nyeri pada siswi yang mengalami
dismenore sebelum dan sesudah kompres
Responden
Berdasarkan kurva 4.1 dapat terlihat bahwa intensitas nyeri pada
siswi yang mengalami dismenore dengan nilai median sebelum
massase sebesar 7,00 dan nilai median sesudah massase sebesar 4,00
11
Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
0
2
4
6
8
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sebelum_Massase Sesudah_Massase
Sebelum_Kompres Sesudah_Kompres
Responden
Berdasarkan kurva 4.2 dapat terlihat bahwa intensitas nyeri pada siswi
yang mengalami dismenore dengan nilai median sebelum kompres sebesar
6,50 dan nilai median sesudah kompres sebesar 4,00
c. Kurva perbandingan sebelum massase dan sesudah massase, sebelum
kompres dan sesudah kompres
Berdasarkan hasil intensitas nyeri dismenore pada siswi dipaparkan
sebelum dan sesudah Kompres pada kurva sebagai berikut:
Kurva 4.3 Perbandingan intensitas nyeri pada siswi yang mengalami
dismenore sebelum massase dan sesudah massase,
sebelum kompres dan sesudah kompres
Berdasarkan kurva 4.3 dapat terlihat bahwa perbandingan intensitas
nyeri pada siswi yang mengalami dismenore dengan nilai median pada
kelompok 1 sebelum massase sebesar 3,00 dan nilai median sesudah massase
sebesar 2,00. Sedangkan pada kelompok 2 sebelum kompres sebesar 6,50 dan
nilai median sesudah kompres sebesar 4,00. Dan terlihat bahwa perbandingan
rentang nilai rata-rata masing-masing (Range 6,00).
1. Intensitas Nyeri dismenore massase dan kompres hangat pada remaja
putri di SMP Gantra
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum dan
sesudah Massase Dengan kompres hangat Pada Siswi Di
SMP Gantra
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, hasil data uji normalitas pada masing-
masing 2 kelompok yaitu massase dan kompres hangat berdistribusi tidak
normal maka dipakai dengan nilai rata-rata median. Nilai median rata-rata
intensitas nyeri kelompok 1 siswi sebelum diberikan massase yaitu sebesar
Variabel Mean Median Std.
Deviation Minimum Maximum
Uji
Normalitas
Massase Sebelum 6.60 7,00 1.875 3 9 0.014
Sesudah 3.65 4,00 1.137 2 6 0.026
Kompres
Hangat
Sebelum 6.05 6,50 2.038 3 9 0.030
Sesudah 3.55 4,00 1.146 1 6 0.176
12
Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
7,00 dan nilai rata-rata siswi setelah diberikan massase didapatkan nilai
median sebesar 4,00.
Nilai minimum pada kelompok 1 sebelum diberikan massase 3,00
lebih besar dari nilai minimum sesudah diberikan massase yaitu 2,00. Dan
nilai maksimum pada kelompok 1 sebelum diberikan masasae 9,00 lebih
besar dari nilai maksimum sesudah diberikan massase yaitu 6,00.
Nilai median pada siswi kelompok 2 sebelum diberikan kompres
hangat sebesar 6,50 lebih tinggi dari nilai median menurun setelah diberikan
Kompres hangat sebesar 4,00. Nilai minimum pada kelompok 2 sebelum
diberikan kompres hangat yaitu 3,00 lebih besar dari nilai minimum pada
kelompok 2 sesudah diberikan kompres hangat yaitu 1,00. Dan nilai
maksimum sebelum diberikan kompres hangat 9,00 lebih besar dari nilai
maksimum sesudah diberikan kompres hangat 6,00.
2. Perbandingan penurunan intensitas Nyeri dengan massase dan kompres
hangat terhadap dismenore pada remaja putri di SMP Gantra
Tabel 4.2 Analisis perbandingan Intensitas Nyeri dismenore pada
2 kelompok remaja putri di SMP Gantra
𝐊𝐞𝐥𝐨𝐦𝐩𝐨𝐤 𝐏𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚𝐚𝐧
𝐈𝐧𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐍𝐲𝐞𝐫𝐢 Jumlah
Mean
Rank
Z-
Score
Asymp.
Sig (2-
tailde)
Sesudah
Massase
Penurunan Intensitas Nyeri 19 10,00
-3,873
0,000
Peningkatan Intensitas
Nyeri 0 0,00
Intensitas Nyeri Tetap 1
Sesudah
Kompres
hangat
Penurunan Intensitas Nyeri 17 9,00
-3,676
Peningkatan Intensitas
Nyeri 0 0,00
Intensitas Nyeri Tetap 3
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat yaitu perbedaan intensitas
nyeri dismenore dari 20 responden pada kelompok 1 (perlakuan massasae)
yang mengalami penurunan intensitas nyeri sebanyak 19 siswi dan intensitas
nyeri tetap sebanyak 1 siswi. Sedangkan pada kelompok 2 (perlakuan
kompres hangat) yang mengalami penurunan sebanyak 17 siswi dan
intensitas nyeri tetap sebanyak 3 siswi.
Didapatkan hasil uji-Z dengan p-value < α (0.05), maka H0 ditolak.
Artinya, terdapat perbedaan penurunan intensitas nyeri dismenore antara
kelompok 1 perlakuan sebelum dan sesudah massase dengan kelompok 2
perlakuan sebelum dan sesudah kompres hangat yaitu masing-masing p-
value=0,000
13
Sedangkan berdasarkan hasil
perbedaan dari kelompok 1 sesudah
perlakuan massase yang mengalami
intensitas nyeri tetap sebanyak 1 siswi
dan pada kelompok 2 perlakuan
kompres hangat yang mengalami
intensitas nyeri tetap sebanyak 3 orang.
B. Pembahasan
1. Intensitas Nyeri dismenore sebelum
terapi massase dan sebelum kompres
hangat pada remaja putri di SMP
Gantra
Berdasarkan tabel 4.1 pada 2
kelompok siswi yang mengalami
dismenore dapat diketahui yaitu nilai
median rata-rata intensitas nyeri pada
kelompok 1 siswi sebelum diberikan
massase yaitu sebesar 7,00 dan nilai
rata-rata siswi setelah diberikan massase
didapatkan nilai median sebesar 4,00.
Nilai minimum pada kelompok 1
sebelum diberikan massase 3,00 lebih
besar dari nilai minimum sesudah
diberikan massase yaitu 2,00. Dan nilai
maksimum sebelum diberikan masasae
9,00 lebih besar dari nilai maksimum
sesudah diberikan massase yaitu 6,00.
Nilai median pada siswi
kelompok 2 sebelum diberikan kompres
hangat sebesar 6,50 lebih tinggi dari
nilai median menurun setelah diberikan
Kompres hangat sebesar 4,00. Nilai
minimum pada kelompok 2 sebelum
diberikan kompres hangat yaitu 3,00
lebih besar dari nilai minimum pada
kelompok 2 sesudah diberikan kompres
hangat yaitu 1,00. Dan nilai maksimum
sebelum diberikan kompres hangat 9,00
lebih besar dari nilai maksimum sesudah
diberikan kompres hangat 6,00.
Pada dasarnya siklus menstruasi
dipengaruhi oleh hormon FSH, LH,
estrogen dan progesteron. Proses
menstruasi dan perubahan kadar hormon
selama siklus menstruasi. Fase
menstruasi dikendalikan oleh hormon
estrogen dan progesteron. Pada lima
harin pertama, kedua hormon tersebut
berkurang secara drastis sehingga
menyebabkan sel telur terlepas dari
dinding uterus (endometrium), lepasnya
ootid II (pada manusia) tersebut
menyebabkan endometrium luruh
sehingga dindingnya menjadi sangat
tipis.
Siswi akan menunjukkan berbagai
prilaku atau gerakan tubuh yang khas
dan ekspresi wajah yang
mengindikasikan nyeri meliputi:
menggeretakan gigi, memegang bagian
tubuh yang terasa nyeri, dan ekspresi
wajah yang menyeringai bahkan sampai
menangis atau mengaduh dan gelisah
sebagai reaksi terhadap nyeri yang
dirasakan. Nyeri yang dirasakan bersifat
subyektif dan sangat bersifat individual
karena nyeri merupakan suatu yang
tidak menyenangkan yang hanya dapat
diungkapkan oleh individu yang
mengalaminya dan persepsi nyeri
berbeda antara satu orang dengan yang
lainnya.
Pada masa menstruasi terjadi atau
disebut dengan menarche akan terjadi
pengeluaran darah lendir, dan jaringan
sel yang hancur dari uterus secara
berkala, dimana siklus menstruasi terjadi
28 sampai 35 hari.2 Saat terjadi
menstruasi kebanyakan wanita
mengalami nyeri saat menstruasi atau
dismenore. Penyebab dismenore belum
diketahui secara pasti sampai sekarang
belum jelas. Secara umum, nyeri haid
timbul akibat kontraksi disritmik
miometrium yang menampilkan satu
gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang
ringan sampai berat di perut bagian
bawah, bokong, dan nyeri spasmodik di
sisi medial paha.3
Dismenore dibedakan berdasarkan
klasifikasi yaitu Dismenore primer
biasanya terjadi akibat adanya kelainan
pada gangguan fisik yang mendasarinya,
sebagian besar dialami oleh wanita yang
telah mendapat haid. Lokasi nyeri dapat
terjadi menjalar sampai daerah pada
paha dan pinggang. Selain rasa nyeri,
dapat disertai dengan gejala sistematik,
14
Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
yaitu berupa mual, diare, sakit kepala,
dan gangguan emosional.
Dismenore skunder biasanya terjadi
selama 2-3 hari selama siklus dan wanita
yang mengalami dismenore sekunder ini
biasanya mempunyai siklus haid yang
tidak teratur atau tidak normal.
Pemeriksaan dengan laparaskopi sangat
diperlukan untuk menemukan penyebab
jelas dismenore sekunder ini.
Dismenore menyebabkan nyeri pada
perut bagian bawah yang bisa menjalar
ke punggung bagian bawah dan tungkai.
Nyeri dirasakan sebagai kram yang
hilang-timnul atau sebagai nyeri tumpul
sesaat sebelum atau selama menstruasi,
mencapai puncaknya dalam waktu 24
jam, dan setelah dua hari akan
menghilang. Dismenore juga sering
disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit
atau diare, dan sering berkemih, bahkan
sampai terjadi muntah.25
2. Perbandingan penurunan instensitas
nyeri dengan massase dan kompres
hangat terhadap dismenore pada
remaja putri di SMP Gantra
Berdasarkan hasil tabel 4.2 yaitu
perbandingan intensitas nyeri dismenore
dari 20 responden pada kelompok 1
(perlakuan massasae) yang mengalami
penurunan intensitas nyeri sebanyak 19
siswi dan intensitas nyeri tetap sebanyak
1 siswi. Sedangkan pada kelompok 2
(perlakuan kompres hangat) yang
mengalami penurunan sebanyak 17
siswi dan intensitas nyeri tetap sebanyak
3 siswi.
Didapatkan hasil uji-Z dengan p-
value < α (0.05), maka H0 ditolak.
Artinya, terdapat perbandingan
penurunan intensitas nyeri dismenore
antara kelompok 1 perlakuan sebelum
dan sesudah massase dengan kelompok
2 perlakuan sebelum dan sesudah
kompres hangat yaitu masing-masing p-
value=0,000
Sedangkan berdasarkan hasil
perbandingan dari kelompok 1 sesudah
perlakuan massase yang mengalami
intensitas nyeri tetap sebanyak 1 siswi
dan pada kelompok 2 perlakuan
kompres hangat yang mengalami
intensitas nyeri tetap sebanyak 3 orang.
Massase adalah tehnik memijat
dengan tenang, bertekanan lembut ke
arah distal atau bawah untuk
meninggkatkan sirkulasi darah, memberi
tekanan, dan menghangatkan otot
abdomen dan meningkatkan relaksasi
fisik dan mental.29
Penggunaan kompres hangat
merupakan cara untuk menghilangkan
atau menurunkan rasa nyeri yaitu secara
non farmakologi tanpa efek samping dan
tidak memerlukan biaya maha, kompres
hangat dapat meredakan iskemia dengan
menurunkan kontraksi uterus dan
melancarkan pembuluh darah sehingga
dapat meredakan nyeri dengan
mengurangi ketegangan, meningkatkan
aliran darah dan meredakan
vasokongesti pelvis.30
Menyatakan bahwa ketika reseptor
dingin terpajan suhu yang tiba-tiba
rendah atau ketika reseptor hangat
terpajan suhu tiba-tiba dingin, pada
awalnya reseptor terstimulasi dengan
kuat. Stimulasi yang kuat ini menurun
cepat selama beberapa detik pertama
dan kemudian menjadi lebih lambat
selama setengah jam berikutnya atau
lebih karena reseptor beradaptasi
terhadap suhu baru.32
Sedangkan kompres hangat
dilakukan dengan mempergunakan buli-
buli hangat yang dibungkus kain yaitu
secara konduksi dimana terjadi
permindahan panas dari buli-buli ke
dalam tubuh sehingga akan
menyebabkan pelebaran pembuluh
darah dan akan terjadi penurunan
ketegangan otot sehingga nyeri haid
yang dirasakan akan berkurang atau
hilang.17
Tindakan keperawatan dengan cara
memberikan massase pada klien dalam
memenuhi kebutuhan rasa nyaman
(nyeri) pada daerah superfisial atau pada
otot/tulang. Tindakan massase ini hanya
15
Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
untuk membantu mengurani rangsangan
nyeri akibat terganggunya sirkulasi.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini
yaitu uji normalitas tidak normal maka
yang dilihat adalah nilai median, dan
nilai perbandingan masing-masing
memiliki tingkat penurunan intensitas
nyeri dismenore apabila dilihat secara
statistik bahwa perbandingan tingkat
intensitas nyeri yang dapat menurunkan
secara baik yaitu dilakukan pada siswi
dengan cara melakukan massase
didapatkan 1 orang yang mengalami
tingkat intensitas nyeri tetap,
dibandingkan dengan cara melakukan
terapi kompres hangat yang mengami
tingkat intensitas nyeri tetap sebanyak 3
orang. Hal ini dapat diketahui bahwa
tingkat intensitas nyeri didapatkan hasil
uji Z menunjukan terdapat perbandingan
antara kelompok 1 dan kelompok 2
masing-masing memiliki (p-value
0,000).
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan peneliti terkait pada
penelitian ini yaitu peneliti masih
terbatas dalam hal sumber referensi
yang masih terbatas, selain itu peneliti
masih kesulitan dalam hal mencari
kumpulan jurnal terkait pada penelitian
ini masih terbatasnya akses internet
sehingga pada penelitian ini masih
banyak kekurangan.
Simpulan
Pada penelitian ini dapat disimpulkan
berdasarkan hasil yang telah didapat
oleh peneliti mengenai perbandingan
massase dan kompres hangat terhadap
dismenore pada remaja putri di SMP
Gantra Kabupaten Bandung yaitu
sebagai berikut :
1. Nilai median rata-rata intensitas nyeri
kelompok 1 siswi sebelum diberikan
massase yaitu sebesar 7,00 dan setelah
sebesar 4,00. Nilai minimum sebelum
3,00 dan nilai minimum sesudah yaitu
2,00. Sedangkan nilai maksimum
sebelum 9,00 sesudah yaitu 6,00.
2. Nilai median pada siswi kelompok 2
sebelum diberikan kompres hangat
sebesar 6,50 dan setelah sebesar 4,00.
Nilai minimum sebelum yaitu 3,00 dan
sesudah yaitu 1,00. Nilai maksimum
sebelum 9,00 dan nilai maksimum
sesudah 6,00.
3. Terdapat perbandingan penurunan
intensitas nyeri dismenore antara
kelompok 1 perlakuan sebelum dan
sesudah massase dengan kelompok 2
perlakuan sebelum dan sesudah kompres
hangat yaitu masing-masing p-
value=0,000
Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Semoga penelitian ini bisa memberikan
sumber informasi yang berguna dalam
meningkatkan pengetahuan khususnya
tata cara mengatasi nyeri menstruasi
khususnya pada siswi yang mengalami
dismenore.
2. Bagi Siswi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
tambahan ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan manejemen nyeri
terutama pada remaja yang menderita
nyeri saat dismenore.
DAFTAR PUSTAKA
1. Santrock, J. 2007. Adolensence
perkembangan remaja. Jakarta :
Erlangga
2. Hurlock, E,B. 2007. Psikologis
perkembangan suatu pendekatan
sepanjang rentang kehidupan.
Jakarta : Erlangga
3. Dwiyanto, Agus, dan Darwin
Muhadjir. ; 2008. Perkembangan
pada remaja.
4. Liliwati, I., Verna, L.K.M. &
Khairani, O. 2007. Dysmenorrhea
and its effects on school activities
among adolescent girls in a rural
school in selangor Malaysia. Med &
helth, 2(1), 42-47.
5. Anurogo. Segala sesuatu tentang
nyeri haid. 2008 dari :
http://www.kabarindonesia.com/beri
ta.php?pil=3&dn=2008061916480.
16
Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
6. French, L.(2005). Journal
Dysmenorrhea American Family
Physician : Academic Research
library. 3 febuari 2011.
7. Sharma .et al, Woo, Nc Eneaney,
dan Weisman (2008). Problems
related to menstruation and their
effect on daily routine of student of
a medical college in Delhi. Asia
Pacific Journal Of Publich Health.
8. Santoso. Angka kejadian nyeri haid
pada remaja Indonesia. Diperoleh 3
Mei 2015 dari : http//www.info-
sehat.com/inside_level2asp?artid+7
58 ; 2008.
9. Wulandari A, Anurogo Dito, 2011.
Cara jitu mengatasi nyeri haid.
Yogyakarta : Andi Offset
10. Azril kimin, Ekowati
R.,SKp,M.Kes, DR.dr.Endang Sri
wahjuni,MS, Anna Alifa , 2005.
Jurnal Efek Teknik Massase Pada
Abdomen Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri.
11. Potter & Perry, 2006. Buku ajar
fundamental keperawatan konsep,
proses dan praktik. Edisi 4. Volume
2. Jakarta : EGC.
12. Jurnal Occupational and
Enviromental medicine, 2008.
13. Zulyanti Iin, 2013. Effectiveness Of
Technique Effluerage and Warm
Compress to Degradation Of
Dismenore. Yogyakarta.
14. Bobak, lowdermil. 2005.Buku ajar
keperawatan maternitas. Jakarta :
EGC.
15. Harry. Mekanisme endorphin dalam
tubuh. 2007.Available at
Http:/klikharry.files.wordpress.com/
2007/02/1.doc + endorphin +
dalam+ tubuh. Diposkan tanggal 10
Januari 2009
16. Mafariza aprianti, 2013. Jurnal
Pemberian Kompres Hangat Pada
Dismenore.
17. Hesti , 2010. Jurnal Mengatasi nyeri
pada menstruasi.
18. Perace, Evelyn C. 2009. Anatomi
dan Fisiologi untuk Paramedis.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
19. Kumalasari dan Andhyantoro.
2013Kesehatan Reproduksi.Jakarta :
EGC.
20. Surjadi, dkk. : 2002 : 35 ;
2013.Kesehatan Reproduksi.
Jakarta.
21. Smelter & Bare. 2005.
Keperawatan Medical Bedah. Edisi
8 Vol 1. Alih Bahasa Agung
Waluyo. Jakarta : EGC.
22. Mitayani. 2009. Asuhan
Keperawatan Maternitas. Jakarta :
Salemba Medika
23. Schust.J Danny dan Heffner J.
Linda. 2006.Sistem Reproduksi
(edisi 2).Jakarta : Erlangga.
24. Brunner &
Suddarth.2001.keperawatan Medikal
Bedah (edisi 8). Jakarta : EGC
25. Asmadi. 2008.Teknik prosedural
keperawatan : konsep dan aplikasi
kebutuhan dasar klien. Jakarta :
Salemba Medika.
26. Koizer, dkk. 2014. Fundamental
Keperawatan : konsep, proses &
praktik (edisi 7).Jakarta : EGC
27. Nugroho dan Indara utama.Masalah
Kesehatan Reproduksi
wanita.Jakarta : Medical Book.
top related