joko tri saputro - jopir.files.wordpress.com · 2. 1 surat keberatan untuk 1 sppt atau skp 3....
Post on 07-Mar-2020
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Contents
Silabus Mobul Pajak Bumi dan Bangunan
Bab 1 Objek dan Subjek Pajak
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Penilaian
Dasar Pengenaan
Perhitungan PBB
Hak Wajib Pajak
Penagihan
Daluwarsa
• Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 jo No.12 Tahun 1994
tentang Pajak Bumi dan Bangunan
• Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
• Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 02 tahun 2012
tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan
Dasar hukum
Objek PBB
Bumipermukaan bumi dan tubuh bumi
yang ada dibawahnya
Bangunankonstruksi teknik yang ditanam
atau dilekatkan secara tetap pada
tanah dan/atau perairan
PBB adalah Pajak Objektif
Pasal 1 (1) dan (2) UU 12/1994 ttg PBB
Objek PBB
o Jalan Lingkungan yang terletak
dalam satu komplek bangunan
seperti hotel dan pabrik
o Jalan Tol
o Kolam Renang
o Pagar Mewah
o Taman Mewah
o Tempat Olah Raga
o Galangan Kapal/dermaga
o Tempat Penampungan/Kilang
Minyak, air, gas, pipa minyak
Termasuk dalam Bangunan
Penjelasan Pasal 1 (2) UU 12/1994 ttg PBB
Objek yang TIDAK dikenakan PBB
o Digunakan semata-mata untuk
melayani kepentingan umum di
bidang ibadah, sosial,
kesehatan, pendidikan,
kebudayaan (non profit)
o Kuburan, peninggalan purbakala
o Hutan lindung, hutan suaka
alam, hutan wisata, taman
nasional
o Perwakilan diplomatik, konsulat
(asas timbal balik), organisasi
Internasional (kita sbgi anggota)
Fasos/Fasum/NonProfit
Pasal 3 UU 12/1994 ttg PBB
Subjek PBB
Orang Pribadi
Pasal 4 UU 12/1994 ttg PBB
Badan
Mempunyai Memperoleh Memiliki
Hak Manfaat
Bumi Bangunan
Dikenakan kewajiban membayar PBB
(Wajib Pajak)
Subjek PBB
Pasal 4 UU 12/1994 ttg PBB
Ditetapkan oleh negara
atas suatu obyek pajak belum jelas
diketahui wajib pajaknya
Tetapi masih dapat disanggah oleh Wajib Pajak
Sistem PBB
Ditetapkan oleh negaraBesaran nilai PBB terutang
Official Assessment System
Tetapi Wajib Pajak masih memiliki hak sesuai UU KUP
Sarana Pemberitahuan PBB Terutang
SPPTSurat Pemberitahuan Pajak Terutang
Terbit 1 kali untuk periode
1 (satu) tahun kalender
Terbit 1 lembar untuk setiap
objek sesuai NOP
Data sesuai kondisi tanggal
1 Januari tahun ybs
Disampaikan ke Wajib
Pajak melalui aparat desa
masing-masing
Sarana Pemberitahuan PBB Terutang
SPPTSurat Pemberitahuan Pajak Terutang
Dibayar melalui Bank atau
tempat yang ditunjuk yang
tertera di SPPT
Tidak menggunakan Surat
Setoran Pajak / SSE
Jatuh tempo pembayaran
paling lama 6 bulan setelah
SPPT diterima / 31 Agustus
/ sesuai tanggal yang
tertera di SPPT
Sarana Pemberitahuan PBB Terutang
SPPTSurat Pemberitahuan Pajak Terutang
Sanksi keterlambatan
pembayaran 2% / bulan
max 24bulan
SPPT BUKAN bukti
kepemilikan objek yang sah
Contoh Perhitungan Sanksi Keterlambatan
SPPT tahun pajak 2016 diterima oleh wajib pajak pada tanggal
1 Maret 2016 dengan PBB terutang sebesar Rp. 100.000,-
Oleh wajib pajak baru dibayar pada tanggal 10 Oktober 2016.
Maka denda administrasi = 2% x 2bulan x Rp. 100.000,-
= Rp 4.000,-
Ditagih menggunakan
Surat Tagihan Pajak
Nomor Objek Pajak (NOP) PBB
Contoh NOP 32.75.040.003.004-0029.0
Fungsi seperti NPWP, kode
unik untuk masing-masing
Objek PBB
Pendaftaran Objek Pajak (Pendataan)
Pendataan
Proses awal sebelum objek pajak dikenakan PBB terlebih dahulu harus
dilakukan proses pendataan, yaitu proses pengumpulan data objek yang
nantinya akan digunakan untuk melakukan penilaian dan penetapan PBB
SPOP LSPOP
Menggunakan
Form SPOP
Pendataan PBB
SPOP
Surat Pemberitahuan Objek Pajak
Pendaftaran Baru / Pemutakhiran Data / Penghapusan Data
o Subjek Pajak mengambil SPOP pada tempat yang ditunjuk
o Mengisi Benar, Lengkap dan Jelas
o Ditandatangani oleh Subjek Pajak
o Mengembalikan selambat-lambatnya 30 hari kerja setelah SPOP diterima
Pemutakhiran data
Dapat dilakukan pendataan secara masal melalui petugas khusus
Pasal 9 UU 12/1994 ttg PBB
Pendataan PBB
Berdasarkan SPOP
Diterbitkan SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang)
Apabila SPOP tidak dikembalikan melebihi batas 30 hari setelah SPOP
diterima
Diterbitkan Surat Teguran
Apabila diketahui data pada SPOP tidak benar / SPOP tidak disampaikan
Diterbitkan Surat Ketetapan Pajak
Sanksi 25%
dari selisih pajak yang terutang
Apabila PBB terutang seharusnya lebih besar dari data SPPT
Pasal 10 UU 12/1994 ttg PBB
Contoh Perhitungan Sanksi
Wajib Pajak tidak menyampaikan SPOP.
Berdasarkan data yang ada, diterbitkan SKP yang berisi :
- obyek pajak dengan luas dan nilai jual.
- pokok pajak (PBB Terutang) = Rp. 1.000.000,-
- Sanksi administrasi 25% x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 250.000,-
Jumlah pajak yang terhutang dalam SKP = Rp. 1.250.000,-
Pasal 10 UU 12/1994 ttg PBB
Contoh Perhitungan Sanksi
Wajib Pajak menyampaikan SPOP dengan data yang tidak benar.
Dilakukan Pemeriksaan dan berdasarkan hasil pemeriksaan,
diterbitkan SKP :
Berdasarkan SPOP diterbitkan SPPT = Rp. 1.000.000,-
Berdasarkan pemeriksaan yang seharusnya
terhutang dalam SKP = Rp. 1.500.000,-
Selisih = Rp. 500.000,-
Denda administrasi 25% x Rp. 500.000,00 = Rp. 125.000,-
------------------------
Jumlah pajak terhutang dalam SKP = Rp. 625.000,-
Yang harus dibayar WP = Pajak pada SPPT = Rp. 1.000.000,-
SKP = Rp. 625.000,-
Pasal 10 UU 12/1994 ttg PBB
Penilaian PBB
Penilaian
Dilakukan untuk menentukan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak)
adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi
secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual Obyek
Pajak ditentukan melalui perbandingan harga dengan obyek lain yang sejenis,
atau nilai perolehan baru, atau Nilai Jual Obyek Pajak Pengganti
NJOP
Dikelompokkan nilainya per
klas tanah atau klas
bangunan
Nilai adalah per m2
Ditetapkan paling lama setiap
3 tahun sekali
Penilaian PBB
NJOP TKP
Nilai Jual Objek Pajak - Tidak Kena Pajak
adalah pengurang dalam penentuan NJOP Kena Pajak (NJOP KP)
Diberikan 1x / tahun kepada setiap Wajib Pajak
Jika...
1 WP memiliki > 1 Objek
Maka NJOP TKP diberikan
hanya untuk 1 objek yang
nilai NJOP nya paling tinggi
Penilaian PBB
Pendekatan Penilaian
1. Pendekatan Data Pasar (membandingkan objek lain yang sejenis, dgn penyesuaian)
2. Pendekatan Biaya (memperhitungkan biaya pembuatan objek baru, dikurangi penyusutan)
3. Pendekatan Kapitalisasi Pendapatan (memproyeksikan pendapatan dari objek tersebut, dikurangi biaya)
Cara Penilaian
1. Penilaian Massal (berdasarkan Nilai Indikasi Rata-
Rata setiap Zona Nilai Tanah)
2. Penilaian Individu (objek tertentu bernilai tinggi)
PBB
Sektor P2 Sektor P3 Sektor Lainnya
o Perdesaan
o Perkotaan
o Perkebunan
o Perhutanan
o Pertambangan
Migas / MinerbaAwalnya merupakan
Pajak Pusat
Skg jadi Pajak Daerah
UU PDRD
Dikelola Dispenda
masing-masing daerah
Pajak Pusat
UU PBB
Dikelola Kemenkeu – Kantor Pelayanan Pajak
o Perikanan Tangkap
o Perikanan Budidaya
o Jaringan Pipa
o Jaringan Kabel
o Jalan Tol
o Bandara
Per-20/PJ/2015 ttg Tata Cara
Pengenaan PBB Sektor Lainnya
Pengalihan sektor P2 ke daerah
paling lambat tanggal 31 des 2013
Tujuan Pengalihan PBB P2
1. meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan otonomi daerah
2. memberikan peluang baru kepada daerah untuk mengenakan pungutan baru
3. memberikan kewenangan yang lebih besar dalam perpajakan dan retribusi
4. memberikan kewenangan kepada daerah dalam penetapan tarif pajak daerah, dan
5. menyerahkan fungsi pajak sebagai instrumen penganggaran dan pengaturan pada
daerah.
Bagi Hasil PBB P2
Dulu :
10% Pusat
90% Daerah
Sekarang:
100% Daerah
Ttg PDRD
Rumus Perhitungan PBB P2
NJOP Bumi = a
NJOP Bangunan = b +
Total NJOP = c
NJOP TKP = d -
NJOP KP = e
PBB Terutang = Tarif x NJOP KP
= ?
Ingat !!
NJOP TKP hanya diberikan sebanyak 1x / tahun / Wajib Pajak
Besaran Tarif dan NJOP TKP berdasarkan Perda masing-masing daerah
Dasar Penagihan PBB
Dasar yang digunakan negara untuk menagih PBB :
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
Surat Tagihan Pajak (STP)
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
Jatuh tempo dan ketentuan lain terkait
STP dan SKPKB Tetap mengacu pada UU KUP
Metode penagihan aktif tetap sesuai UU PPSP
Hak Wajib Pajak
Terkait PBB, hak-hak WP tetap mengacu pada KUP
• Keberatan
• Banding
• Pengurangan
• Pembetulan
• Pembatalan Ketetapan
Hak-Hak Wajib Pajak
Hak Wajib Pajak
Hal yang mendasari :
1. Besar pajak terutang pada SPPT atau SKP tidak sesuai dengan
keadaan sebenarnya
2. Perbedaan penafsiran mengenai peraturan
Keberatan
SPPT = Dapat diajukan kolektif / perorangan
SKP = Hanya diajukan perorangan
Hak Wajib Pajak
Syarat :
1. Diajukan tertulis dalam bahasa Indonesia
2. 1 Surat Keberatan untuk 1 SPPT atau SKP
3. Diajukan ke Direktur Jenderal Pajak atau Kepala Daerah (khusus P2)
4. Dilampiri SKP atau SPPT asli
5. Disertai perhitungan menurut Wajib Pajak dan alasan
6. Diajukan dalam waktu max 3(tiga) bulan sejak diterimanya SPPT / SKP
7. Ditandatangani oleh Wajib Pajak atau kuasa dengan Surat Kuasa
Khusus
8. Fotokopi identitas WP, bukti kepemilikan objek, IMB, dll
9. Khusus pengajuan Kolektif,
max PBB terutang di SPPT Rp200.000,-
Keberatan
Hak Wajib Pajak
Syarat :
1. Diajukan tertulis dalam bahasa Indonesia
2. Diajukan dalam waktu max 3 (tiga) bulan sejak diterimanya keputusan
keberatan
3. Dilampiri salinan keputusan keberatan
Sesuai UU KUP
Banding
Hak Wajib Pajak
Dalam hal :
1. Kondisi Tertentu Objek Pajak yang ada hubungannya dengan Subjek Pajak
OP : Pensiunan, veteran, keadaan finansial
Badan : Kesulitan likuiditas
Dapat diberikan pengurangan setinggi-tingginya 75%
2. Objek Pajak
Bencana Alam, kebakaran, hama
Dapat diberikan pengurangan setinggi-tingginya 100%
Pengurangan
SPPT = Dapat diajukan kolektif / perorangan
SKP = Hanya diajukan perorangan
Hak Wajib Pajak
Cara Pengajuan :
1. Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia
2. Diajukan ke Direktur Jenderal Pajak atau Kepala Daerah (khusus P2)
3. Menyebutkan prosentase pengurangan yang diminta
4. Diajukan selambat-lambatnya 3(tiga) bulan sejak
- diterimanya SPPT
- bencana alam / sebab lain
5. Untuk kolektif, selambat-lambatnya tanggal 10 Januari tahun pajak yang
bersangkutan
6. Tidak memiliki tunggakan PBB tahun sebelumnya
Pengurangan
SPPT = Dapat diajukan kolektif / perorangan
SKP = Hanya diajukan perorangan
Hak Wajib Pajak
Dasar Pasal 16 UU KUP
Dalam hal :
- Kesalahan tulis
- Kesalahan hitung
- Kekeliruan penerapan aturan perundang-undangan
Diterbitkan surat keputusan pembetulan, yang menyebabkan nilai menjadi
- Lebih Kecil
- Lebih Besar
- Sama
Dibandingkan semula
Pembetulan
Hak Wajib Pajak
Dasar Pasal 36 ayat 1b UU KUP
Dalam hal :
Kesalahan / Kekeliruan
Yang sifatnya material
Yaitu :
• Objek pajaknya tidak ada
• Hak Subjek Pajak terhadap Objek dinyatakan batal
Pembatalan
Daluwarsa PBB
Daluwarsa Penetapan
Daluwarsa PenagihanTahun
Daluwarsa Penagihan tertangguh apabila
1. Diterbitkan Surat Paksa
2. Melakukan tindak pidana dibidang perpajakan
Daluwarsa dalam arti negara kehilangan hak untuk menagih
Perda 02/2012 ttg PBB P2 Kota Bekasi
NJOP TKP = Rp10.000.000,- (Ps.7)
Tarif (Ps.5)
NJOP s.d 500jt = 0,1%
Diatas 500jt s.d 1M = 0,15%
Diatas 1M = 0,25%
Berlaku 1 Januari 2013
Kasus 1 – PBB atas rumah
Tn. Joko memiliki 1 (satu) unit rumah mewah di Perum Kemang Pratama
Bekasi dengan NOP 32.18.090.001.016-0338.0 dengan luas 150/200
dengan kolam renang seluas 10m2
Diketahui NJOP tanah Rp2,5jt/m2 | bangunan Rp2jt/m2 | fasilitas Rp1jt/m2
Hitung PBB Tahun ini?
Jawab
NJOP Tanah = 200m2 x Rp 2,5jt = Rp 500.000.000,-
NJOP Bangunan
- Rumah = 150m2 x Rp2jt = Rp 300.000.000,-
- Kolam = 10m2 X Rp1jt = Rp 10.000.000,- +
Total NJOP = Rp 810.000.000,-
NJOP TKP = Rp 10.000.000,- -
NJOP KP = Rp 800.000.000,-
PBB Terutang = 0,15% x Rp 800jt = Rp 1.200.000,-
Kasus 2 – Memiliki lebih dari 1 Objek
Melanjutkan kasus nomor 1, Tn. Joko memiliki 1 (satu) unit lagi rumah persis di
sebelah rumah sebelumnya (Kasus 1), dengan luas 70/200 tanpa kolam renang.
(Tn Joko memiliki > 1 objek, semua objek di SPPT atas nama Tn. Joko)
Hitung PBB Tahun ini atas kedua objek tsb?
Jawab :
Objek ke 1 (150/200) sama seperti jawaban kasus 1
Objek ke 2 (70/200)
NJOP Tanah = 100m2 x Rp 2,5jt = Rp 250.000.000,-
NJOP Bangunan = 70m2 x Rp2jt = Rp 140.000.000,- +
Total NJOP = Rp 390.000.000,-
NJOP TKP = Rp 0,- -
NJOP KP = Rp 390.000.000,-
PBB Terutang = 0,1% x Rp 390jt = Rp 390.000,-
NJOP TKP dikenakan kepada objek 1, karena Nilai NJOP Objek 1 lebih besar
Kasus 3 – PBB atas Apartemen / Satuan Rusun
Apartemen Centerpoint Bekasi memiliki luas area 5.000m2, mempunyai 2 tower
yang terdiri dari:
Bangunan Hunian :
- Tipe Studio, Luas 21m2 sebanyak 300unit
- Tipe Family, Luas 36m2 sebanyak 200unit
Bangunan bersama (tangga, lobby, koridor, dll) seluas 3.500m2
Bangunan sarana/fasilitas (kolam, lapangan tenis, parkir) seluas 2.200m2
NJOP Tanah Rp1jt/m2 | Bangunan hunian dan bersama Rp800rb/m2 | Bangunan
Sarana/fasilitas Rp700rb/m2
Hitung PBB atas Tipe Studio dan Family !
Kasus 3 – PBB atas Apartemen / Satuan Rusun
Jawab :
NJOP Tanah = 5.000m2 x Rp1jt = Rp 5.000.000.000,-
NJOP Bangunan
- Hunian
Tipe Studio = 21m2 x 300unit x Rp800rb = Rp 5.040.000.000,-
Tipe Family = 36m2 x 200unit x Rp800rb = Rp 5.760.000.000,-
- Bangunan Bersama = 3.500m2 x Rp800rb = Rp 2.800.000.000,-
- Bangunan Sarana /fas = 2.200m2 x Rp700rb = Rp 1.540.000.000,- +
Total NJOP Bangunan = Rp 15.140.000.000,-
Luas Bangunan yang bisa dihuni
Tipe Studio (21m2 x 300unit) = 6.300 m2
Tipe Family (36m2 x 200unit) = 7.200 m2 +
Total Luas dihuni = 13.500 m2
PBB Tipe Studio
NJOP Tanah = (21/13.500) x Rp 5.000.000.000,- = Rp 7.777.777,-
NJOP Bangunan = (21/13.500)x Rp15.140.000.000,- = Rp23.551.111 ,- +
Total NJOP = Rp31.328.888,-
NJOPTKP = Rp10.000.000,- -
NJOP KP = Rp21.328.888,-
PBB = 0,1% x Rp 21.328.888,- = Rp 21.328,-
Part 1 of 2
Kasus 3 – PBB atas Apartemen / Satuan Rusun
PBB Tipe Family
NJOP Tanah = (36/13.500) x Rp 5.000.000.000,- = Rp13.333.333,-
NJOP Bangunan = (36/13.500)x Rp15.140.000.000,- = Rp40.373.333 ,- +
Total NJOP = Rp53.706.666,-
NJOPTKP = Rp10.000.000,- -
NJOP KP = Rp43,706,666,-
PBB = 0,1% x Rp 43.706.000,- = Rp 43.706,-
Part 2 of 2
Kata kunci PBB Apartemen adalah Proporsional
(luas unit yg dia miliki / luas unit yang bisa dihuni)
top related