implementasi ran-grk di sektor kehutanan - iesriesr.or.id/kehutanan - implementasi...
Post on 21-Mar-2019
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
11 Prioritas Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II
1. Reformasi birokrasi dan tata kelola 2. Pendidikan 3. Kesehatan 4. Penanggulangan kemiskinan 5. Ketahanan pangan 6. Infrastuktur 7. Iklim investa dan iklim usaha 8. Energi 9. Lingkungan hidup dan pengelolan bencana 10. Daerah tertinggal, terdepan, terluar dan
pasca konflik 11. Kebudayaan , kreatifitas dan inovasi
teknologi
RPJMN 2010-2014
a. Peningkatan keberdayaan pengelolaan lahan gambut b. Peningkatan hasil rehabilitasi seluas 500.000 ha per tahun c. Penekanan laju deforestasi secara sungguh-sungguh
diantaranya melalui kerjasama lintas kementerian terkait serta optimalisasi dan efisiensi sumber pendanaan seperti dana IHPH, PSDH dan DR
Perubahan iklim
1. Perubahan Iklim 2. Pengendalian kerusakan
lingkungan 3. Penanggulangan bencana
Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana
Pengendalian kerusakan lingkungan a. Penurunan jumlah hotspot kebakaran hutan sebesar 20%
per tahun b. Penghentian kerusakan lingkungan di 11 DAS yang rawan
bencana mulai tahun 2010 dan seterusnya
Penanggulangan bencana
a. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam usaha pengurangan bahaya kebakaran
RAN GRK (Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011)
Bidang Kehutanan dan Lahan Gambut
Target 26% = 0,672 (Giga ton) CO2e 41% = 1,039 (Giga ton) CO2e
Strategi 1. Menekan laju deforestasi dan degradasi hutan untuk menurunkan emisi GRK
2. Meningkatkan penanaman untuk meningkatkan penyerapan GRK
3. Meningkatkan upaya pengamanan kawasan hutan dari kebakaran dan pembalakan liar dan penerapan SFM
4. Melakukan perbaikan tata air (jaringan) dan blok-blok pembagi, serta menstabilkan elevasi muka air pada jaringan tata air rawa
5. Mengoptimalkan sumberdaya lahan dan air tanpa melakukan deforestasi
6. Menerapkan teknologi pengelolaan lahan dan budidaya pertanian dengan emisi GRK serendah mungkin dan mengabsorbsi CO2 secara optimal
Jumlah Rencana Aksi pada Kegiatan Inti
13, dengan 16 indikator
Jumlah Rencana Aksi pada Kegiatan Pendukung
3 , dengan 8 indikator
Diskripsi kegiatan inti
Jumlah Program 4 Jumlah Kegiatan 10 dengan 16 IKK
Perencanaan Makro Bidang
Kehutanan dan Pemantapan
Kawasan hutan
Ditjen
Planologi
Kehutanan
Pembangunan KPH Dit WP3H 1 indikator
Pengukuhan kawasan hutan Dit PPKH 1 indikator
Peningkatan Usaha
Kehutanan
Ditjen BUK Peningkatan usaha hutan tanaman Dit BUHT 1 indikator
Perencanaan pemanfaatan dan
peningkatan usaha kawasan hutan
Dit BRPUH 2 indikator
Konservasi Keanekaragaman
Hayati dan Perlindungan
Hutan
Ditjen PHKA Pengembangan pemanfaatan jasa
lingkungan
Dit PJLKKHL 1 indikator
Pengendalian kebakaran hutan Dit PKH 1 inidkator
Penyidikan dan pengamanan hutan Dit PPH 1 indikator
Pengembangan KK, ekosistem
esensial dan pembinaan HL
Dit KKBHL 2 indikator
Peningkatan Fungsi dan Daya
Dukung DAS Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat
Ditjen
BPDASPS
Penyelenggaraan RHL dan
reklamasi hutan di DAS prioritas
Dit BRHL 4 indikator
Pengembangan perhutanan sosial Dit BPS 2 indikator
Diskripsi kegiatan pendukung
Jumlah Program 2 Jumlah Kegiatan 3 dengan 8 IKK
Perencanaan Makro
Bidang Kehutanan dan
Pemantapan Kawasan
hutan
Ditjen Planologi
Kehutanan
Pengendalian penggunaan kawasan
hutan di luar kegiatan kehutanan
Dit Penggun. KH 4 indikator
Inventarisasi dan pemantauan
SDH
Dit PPSDH 3 indikator
Litbang Kemenhut Badan Litbang Litbang perubahan iklim dan
kebijakan
Pusperubahan iklim
dan kebijakan
1 indikator
Indiktor kegiatan inti
No. Rencana Aksi (Dalam Renstra disebut kegiatan)
Kegiatan/Sasaran (Tertulis Dalam Renstra Kemenhut)
Periode Lokasi
1. Pembangunan Kesatuan
Pengelolaan Hutan (KPH)
Terbentuknya KPH sebanyak 120 unit
(Beroperasinya 120 KPH (20% dari KPH yang ditetapkan))
2010 - 2014 Seluruh Indonesia
2. Perencanaan pemanfaatan
dan peningkatan usaha
kawasan hutan
Terlaksananya pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu - Hutan Alam/Restorasi Ekosistem (IUPHHK-
HA/RE) pada areal bekas tebangan (logged Over Area/LOA)
seluas 2,5 juta ha.
(Penerbitan IUPHHK-HA/RE pada areal bekas tebangan (LOA)
seluas 2,5 juta ha)
2010 - 2014 12 Propinsi: Jambi,
Sumbar, Kalteng,
Kalbar, Kalsel, Kaltim,
Sulbar, Sulteng, Sultra,
Sulut, Gorontalo, dan
Papua
Tercapainya peningkatan produksi hasil hutan bukan
kayu/jasa lingkungan.
(Produksi hasil hutan bukan kayu/jasa lingkungan sebesar
5%).
2010 - 2014 Seluruh Provinsi
3. Pengembangan
pemanfaatan jasa
lingkungan
Terlaksananya demonstration activity Reducing Emision from
Deforestation and degradation (REDD) di kawasan konservasi
(hutan gambut) sebanyak 2 kegiatan
(Pelaksanaan demontration activity REDD di 2 kawasan
konservasi (hutan gambut))
2010 - 2014 2 Provinsi: Jambi dan
Kalimantan Tengah
No. Rencana Aksi (Dalam Renstra disebut kegiatan)
Kegiatan/Sasaran (Tertulis Dalam Renstra Kemenhut)
Periode Lokasi
4. Pengukuhan Kawasan Hutan Terlaksananya penataan batas kawasan hutan (batas
luar dan batas fungsi kawasan hutan) sepanjang 25.000
km.
Terjaminnya tata batas kawasan hutan sepanjang 25.000
km, terdiri dari batas luar dan batas fungsi kawasan.
2010 - 2014 Seluruh Provinsi
5. Penyelenggaraan rehabilitasi
hutan dan lahan, dan
reklamasi hutan di DAS
prioritas
Terlaksananya rehabilitasi hutan paa DAS prioritas
seluas 500.000 ha.
(Terjaminnya tanaman rehabilitasi hutan pada DAS
prioritas seluas 500.000 ha).
2010 -2014 Seluruh Provinsi
Terlaksananya rehabilitasi lahan kritis di DAS prioritas
seluas 1.954.000 ha.
(Terjaminnya tanaman rehabilitasi lahan kritis pada DAS
prioritas seluas 1.954.000 ha.)
2010 -2014 Seluruh propinsi
kecuali DKI Jakarta
Pembuatan hutan kota seluas 6.000 ha.
(Terjaminnya hutan kota seluas 6.000 ha).
2010 -2014 Seluruh propinsi
kecuali DKI Jakarta
Rehabilitasi hutan mangrove/hutan pantai seluas 40.000
ha.
(Terjaminnya tanaman rehabilitasi hutan mangrov,
pantai, gambut dan rawa seluas 40.000 ha).
2010 -2014 Seluruh propinsi
kecuali DKI Jakarta
No. Rencana Aksi (Dalam Renstra disebut kegiatan)
Kegiatan/Sasaran (Tertulis Dalam Renstra Kemenhut)
Periode Lokasi
6. Pengembangan
perhutanan sosial
Terfasilitasinya penetapan areal kerja pengelolaan
hutan kemasyarakatan (HKm/Hutan Desa (HD)
seluas 2.500.000 ha.
(Terjaminnya hutan kemasyarakatan (HKm) seluas
2 juta ha). (Terjaminnya hutan desa seluas 500.000
ha)
2010 - 2014 25 propinsi: NAD, Sumut,
Sumbar, Riau, Kepri, Jambi,
Lampung, DIY, NTB, NTT, Kalbar,
Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulut,
Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel,
Sultra, Maluku, dan Malut.
Terfasilitasinya pembentukan kemitraan usaha
dalam hutan rakyat seluas 250.000 ha.
(Terjaminnya hutan rakyat kemitraan untuk bahan
baku kayu industri pertukangan seluas 250.000 ha).
11 propinsi: Riau, Sumsel,
Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim,
Kalbar, Kalteng, Kalsel, dan
Kaltim.
7. Pengendalian kebakaran Tercapainya penurunan jumlah hotspot di Pulau
Kalimantan, Pulau Sumatera, dan Pulau Sulawesi
sebesar 20% setiap tahun dari rerata 2005 - 2009,
dengan tingkat keberhasilan 67,20%.
(Terjaminnya hotspot di Pulau Kalimantan, Pulau
Sumatera dan Pulau Sulawesi berkurang 20%
setiap tahun dari rerata 2005 – 2009).
2010 -2014 11 propinsi: Sumut, Riau, Kepri,
Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng,
Kalsel, Kaltim, Sulsel, dan Sulbar.
No. Rencana Aksi (Dalam Renstra disebut kegiatan)
Kegiatan/Sasaran (Tertulis Dalam Renstra Kemenhut)
Periode Lokasi
8. Penyidikan dan
pengamanan hutan
Terselesaikannya penanganan kasus baru tindak
pidana kehutanan(illegal logging,penambangan
illegal dan kebakaran) minimal sebanyak 75%.
(Terjaminnya kasus baru tindak pidana kehutanan
(illegal logging, perambahan, perdagangan TSL
illegal, penambangan illegal, dan kebakaran)
penanganannya terselesaikan minimal 75%).
2010 -2014 11 propinsi: Sumut, Riau, Kepri,
Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng,
Kalsel, Sulsel, dan Sulbar.
9. Pengembangan kawasan
konservasi, ekosistem
esensial dan pembinaan
hutan lindung.
Meningkatkan pengelolaan ekosistem esensial
sebagai penyangga kehidupan sebesar 10%.
(Terjaminnya pengelolaan ekosistem esensial
sebagai penyangga kehidupan meningkat 10%).
2010 -2014 17 propinsi : NAD, Sumut, Jambi,
Babel, Riau, Sulteng, Kepulauan
Seribu, Jabar, Jateng, Jatim, Bali,
NTB, Kalbar, Kalteng, Gorontalo,
dan Papua Barat.
Terlaksananya penanganan perambahan kawasan
hutan konservasi dan hutan lindung pada 12
propinsi prioritas.
(Terjaminnya penanganan perambahan kawasan
hutan pada 12 propinsi prioritas (Sumut, Riau,
Jambi, Sumsel, Sumbar, Lampung, Kaltim, Kalteng,
Kalsel, Kalbar, Sultra, dan Sulteng)).
2010 -2014 12 propinsi: Sumut, Riau, Jambi,
Sumsel, Sumbar, Lampung, Kaltim,
Kalteng, Kalsel, Kalbar, Sultra, dan
Sulteng.
No. Rencana Aksi (Dalam Renstra disebut kegiatan)
Kegiatan/Sasaran (Tertulis Dalam Renstra Kemenhut)
Periode Lokasi
10. Peningkatan usaha hutan
tanaman
Terlaksananya pencadangan areal hutan
tanaman industri dan hutan tanaman rakyat
(HTI/HTR) seluas 3 juta ha.
(Penambahan luas areal pencadangan ijin usaha
usaha pemanfaatanhutan tanaman (HTI/HTR)
seluas 3 juta ha).
2010 -2014 26 propinsi: NAD, Sumut,
Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel,
Bengkulu, Lampung, Babel, DIY,
NTB, NTT, Kalbar, Kalteng,
Kalsel, Kaltim, Sulut, Sultra,
Sulteng, Sulsel, Sulbar,
Gorontalo, Maluku, Malut,
Papua, dan Papua Barat.
Indikator kegiatan pendukung
No. Rencana Aksi (Dalam Renstra disebut kegiatan)
Kegiatan/Sasaran (Tertulis Dalam Renstra Kemenhut)
1. Pengendalian Penggunaan Kawasan Izin pinjam pakai kawasan hutan terlayani 100% tepat waktu
Izin pinjam pakai kawasan hutan terlayani 100% secara tepat waktu
Tercapainya target wajib bayar tertib membayar Penerimaan Pajak Bukan Pajak (PNBP) Penggunaan
Kawasan Hutan Minimal 80% per tahun
Wajib bayar tertib membayar Penerimaan Pajak Bukan Pajak (PNBP) Penggunaan Kawasan Hutan
Minimal 80% per tahun
Tersedianya data dan informasi penggunaan kawasan hutan di 33 provinsi
Data dan informasi penggunaan kawasan hutan di 33 provinsi
Tersedianya peraturan perundang-undangan penggunaan kawasan hutan
Peraturan perundang-undangan penggunaan kawasan hutan 3 judul
2. Inventarisasi dan Pemantauan
Sumber Daya Hutan (SDH)
Tersedianya data dan informasi geospasial dasar dan tematik kehutanan terkini tingkat nasional
Data dan informasi geospasial dasar tematik kehutanan terkini tingkat nasional sebanyak 5 judul
Tersedianya data dan informasi pendugaan karbon kawasan hutan tingkat nasional, untuk
perhitungan karbon hutan per tahun (5 kali pembaharuan)
Tersedianya data dan informasi pendugaan karbon kawasan hutan tingkat nasional sebanyak 5 kali
Tersedianya basis data spasial SDH yang terintegrasi sebanyak 3 kali pembaharuan
Basis data spasial sumber daya hutan yang terintegrasi sebanyak 5 kali update
3. Penelitian dan Pengembangan
Kebijakan Iklim Kehutanan
Iptek dasar dan terapan yang dihasilkan di bidang kebijakan perubahan iklim kehutanan
Iptek dasar dan terapan yang dihasilkan oleh pengguna di bidang perubahan iklim dan kebijakan
kehutanan sebanyak 7 judul tsb diatas
Capaian hingga 2012 dan perkiraan 2013
No. Sasaran Capaian
2010-2012 Perkiraan
2013
Ke
gia
tta
n I
nti
Beroperasinya 120 KPH (20% dari KPH yang ditetapkan)) 60 unit 30
Penerbitan IUPHHK-HA/RE pada LOA seluas 2,5 juta ha 858.586 ha 650.000 ha
Produksi hasil hutan bukan kayu/jasa lingkungan sebesar 5% 6,32% 1%
Pelaksanaan demontration activity REDD di 2 kawasan konservasi (hutan gambut)) 4 KK 2 KK
Terjaminnya tata batas kawasan hutan sepanjang 25.000 km, terdiri dari batas luar dan batas fungsi kawasan.
25.147 km 19.000 km
Terjaminnya tanaman rehabilitasi hutan pada DAS prioritas seluas 500.000 ha 302.466 ha 100.100 ha
Terjaminnya tanaman rehabilitasi lahan kritis pada DAS prioritas seluas 1.954.000 ha 799.239 ha 634.989 ha
Terjaminnya hutan kota seluas 6.000 ha 3.602 ha 1.036 ha
Terjaminnya tanaman rehabilitasi hutan mangrov, pantai, gambut dan rawa seluas 40.000 ha 19.270 ha 12.260 ha
Terjaminnya HKm seluas 2 juta ha dan HD seluas 500.000 ha 1.538.199,34 ha 500.175 ha
Terjaminnya HR kemitraan untuk bahan baku kayu industri pertukangan seluas 250.000 ha 158.512 ha 44.750 ha
Terjaminnya hotspot di Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera dan Pulau Sulawesi berkurang 20% setiap tahun dari rerata 2005 - 2009.
45,11% 59,2%
Capaian hingga 2012 dan perkiraan 2013
No. Sasaran Capaian
2010-2012 Perkiraan
2013
Ke
gia
tan
In
ti
Terjaminnya kasus baru tindak pidana kehutanan (illegal logging, perambahan, perdagangan TSL
illegal, penambangan illegal, dan kebakaran) penanganannya terselesaikan minimal 75% 59,24% 60%
Terjaminnya pengelolaan ekosistem esensial sebagai penyangga kehidupan meningkat 10% 6% (10 lokasi)
8% (kumulatif menjadi 17 lokasi)
Terjaminnya penanganan perambahan kawasan hutan pada 12 propinsi prioritas (Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Sumbar, Lampung, Kaltim, Kalteng, Kalsel, Kalbar, Sultra, dan Sulteng)
4 provinsi Kumulatif menjadi 6 provinsi
Penambahan luas areal pencadangan ijin usaha usaha pemanfaatanhutan tanaman (HTI/HTR) seluas 3 juta ha
1.967.012 ha 750.000 ha
Ke
gia
tan
Pe
nd
uk
un
g
Izin pinjam pakai kawasan hutan terlayani 100% secara tepat waktu 100% 100%
Wajib bayar tertib membayar Penerimaan Pajak Bukan Pajak (PNBP) Penggunaan Kawasan Hutan Minimal 80% per tahun
90% 80%
Data dan informasi penggunaan kawasan hutan di 33 provinsi 33 provinsi 33 provinsi
Peraturan perundang-undangan penggunaan kawasan hutan 3 judul 2 judul 1 judul
Data dan informasi geospasial dasar tematik kehutanan terkini tingkat nasional sebanyak 5 judul 3 judul 1 judul
Tersedianya data dan informasi pendugaan karbon kawasan hutan tingkat nasional sebanyak 5 kali 3 judul 1 judul
Basis data spasial sumber daya hutan yang terintegrasi sebanyak 5 kali update 3 kali up date 1 kali up date
Iptek dasar dan terapan yang dihasilkan oleh pengguna di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan sebanyak 7 judul tsb diatas
31,66% 60%
Sectors
Emission Reduction Plan (Giga ton CO2e)
Total Percentage
26% Percentage
+15%
Percentage (Total 41%)
Forestry and Peatland 0,672 87,6% 0,367 87,0% 1,039 87,4%
Waste 0,048 6,3% 0,030 7,1% 0,078 6,6%
Agriculture 0,008 1,0% 0,003 0,7% 0,011 0,9%
Industry 0,001 0,1% 0,004 0,9% 0,005 0,4%
Energy and Transportation 0,038 5,0% 0,018 4,3% 0,056 4,7%
Total 0,767 100,0% 0,422 100,0% 1,189 100,0%
PERPRES No. 61 Tahun 2011 Tentang
Rencana Aksi Nasional Penurunan Gas Rumah Kaca
1,87
3,51
1,08 1,17
0,83
0,45
1,37
2,83
0,78 0,76 0,61
0,33 0,5
0,68
0,3 0,41
0,22 0,12
,00
,500
1,00
1,500
2,00
2,500
3,00
3,500
4,00
0 1 2 3 4 5 6 7
Indonesia Kawasan Hutan Non Kawasan
LAJU DEFORESTASI
1990-1996 1996-2000 2000-2003 2003-2006 2006-2009 2009-2011
juta ha/ tahun 1990-1996 1996-2000 2000-2003 2003-2006 2006-2009 2009-2011
Indonesia 1,87 3,51 1,08 1,17 0,83 0,45
Kawasan Hutan 1,37 2,83 0,78 0,76 0,61 0,33
Non Kawasan 0,5 0,68 0,3 0,41 0,22 0,12
1,125000
,832000
,450000
,0000
,20000
,40000
,60000
,80000
1,0000
1,20000
juta ha/th
Asumsi/ baseline deforestasi Deforestasi 2006-2009 Deforestasi 2009-2011
293 ribu ha/thn
675 ribu ha/thn
≈ 212 juta t CO2e
≈ 489 juta t CO2e
• Penurunan deforestasi rata-rata periode tahun 2000 – 2006 ke periode 2009–2011 sebesar 0,675 juta ha/tahun,
• Jika 1 ha ≈ 197 m3 ≈ 725 ton CO2e maka:
• Penurunan emisinya sebesar 0,489 Giga ton CO2e = 489 juta ton CO2e
Kehutanan and Lahan Gambut 0,672 87,6 0,489 72,7% Limbah 0,048 6,3
Pertanian 0,008 1,0
Industri 0,001 0,1
Energi and Transportasi 0,038 5,0
Total 0,767 100,0 0,489 63,8%
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 Tahun 2011 Tanggal 20 September 2011 tentang RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA
Penurunan 0,489 G ton CO2e = 489 juta ton CO2e setara dengan
72,7 % dari Target Penurunan sektor Kehutanan dan Lahan Gambut atau
63,8 % dari Target penurunan Emisi nasional upaya sendiri (26% emisi GRK)
Kehutanan and Lahan Gambut 0,672 87,6 0,514 76,4% Limbah 0,048 6,3
Pertanian 0,008 1,0
Industri 0,001 0,1
Energi and Transportasi 0,038 5,0
Total 0,767 100,0 0,514 66,6%
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 Tahun 2011 Tanggal 20 September 2011 tentang RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA
• Penurunan 0,489 G ton CO2e = 489 juta ton CO2e setara dengan • 72,7 % dari Target Penurunan sektor Kehutanan dan Lahan Gambut
atau • 63,8 % dari Target penurunan Emisi nasional upaya sendiri (26% emisi
GRK)
Dengan memasukkan OBIT tahun penanaman: 2010 sebanyak 1,79 milyar pohon setara 16 juta ton CO2e 2011 sebanyak 1,52 milyar pohon setara 9 juta ton CO2e Total sejumlah 25 juta ton CO2e setara dengan 3,7% dari Target Penurunan sektor Kehutanan dan Lahan Gambut atau 3,3% Target penurunan Emisi nasional upaya sendiri (26% emisi GRK)
Upaya Kegiatan Mitigasi PI 1. Penurunan emisi dari Deforestrasi :
2. Penurunan emisi dari Degradasi hutan :
3. Peningkatan Peran Konservasi stok karbon di hutan :
4. Penurunan emisi dari Kelestarian Pengelolaan Hutan :
5. Peningkatan Stok Karbon Hutan :
• pemberantasan illegal logging dan penegakan hukum, • pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan perambahan hutan, • pengaturan penggunaan dan pelepasan kawasan hutan, • mengurangi konversi hutan dan penghentian perizinan baru di hutan gambut.
• penerapan RIL (Reduced Impact Logging), • pengaturan dan penurunan jatah tebang, • Pengendalian konversi hutan alam dan rehabilitasi hutan gambut.
• pencegahan dan penanggulangan kebakaran, • restorasi kawasan konservasi, • Penetapan areal lindung lokal pada HPH dan HTI.
• Penerapan multisistem silvikultur intensif (SILIN), • TPTI, RIL, • Sertifikasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL), • Penerapan sertifikasi legalitas kayu (SVLK/sistem verifikasi lgalitas kayu).
• Penananam di lahan kosong, • Rehabilitasi lahan dan pembangunan hutan, • Sertifikasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL), • HKm dan Hutan Desa, RHL DAS, HTI dan HTR, HPH Restorasi, HR Kemitraan.
INTERVENSI ANGGARAN APBN KEMENHUT
Tahun Anggaran Kemenhut
Pembiayaan Kegiatan
RAN GRK *)
%
2010 3.348,44 2.976,89 88,9 %
2011 5.869,81 4.318,42 73,6 %
2012 5.687,81 4.316,41 75,9 %
2013 6.717,50 5.184,76 77,2 %
Total 21.623,56 16.796,48 77,6 %
Dalam Rp. Milyar
*) Kegiatan inti dan kegiatan pendukung
top related