ilo - mampu · pemantau desa, forum multipihak sebagai tim pemantau desa, kesepakatan kerjasama/mou...
Post on 27-Apr-2019
230 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ILO
- M
AM
PU
Indonesia telah mencapai perkembangan yang berarti dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya selama lebih dari 40 tahun. Namun demikian, Indonesia masih menghadapi
tantangan yang paling pokok dalam upaya menjangkau dan melayani masyarakat miskin,
khususnya perempuan. Perempuan sangat mudah terkena dampak dan sebagian besar dari mereka
adalah yang paling miskin dari kelompok yang miskin.
Untuk menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah Indonesia yang diwakilkan oleh Badan Perencanaan
dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) yang berperan sebagai tuan rumah (host) program, dan
Pemerintah Australia yang diwakilkan oleh Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia
(DFAT), memulai persiapan pelaksanaan Program Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggu-
langan Kemiskinan (MAMPU) pada pertengahan tahun 2012. Kerja sama ini selanjutnya diperkuat
dengan Nota Kesepahaman tentang pelaksanaan program MAMPU, yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak. Program MAMPU akan dilaksanakan secara bertahap sampai tahun 2020, dengan
tahap pertama yang akan berakhir pada tahun 2016.
MAJU PEREMPUAN INDONESIAUNTUK PENANGGULANGANKEMISKINAN
TujuanMeningkatnya jangkauan pelayanan dan penghidupan perempuan miskin di wilayah-wilayah terpilih dalam tema-tema yang
menjadi sasaran program.
SasaranMembangun jaringan dan koalisi inklusif yang dipimpin oleh organisasi perempuan, organisasi yang tertarik pada isu jender serta
anggota parlemen yang telah dikuatkan dalam rangka untuk mempengaruhi kebijakan, peraturan, dan layanan pemerintah, serta
di beberapa bidang tertentu sektor swasta, sehingga dapat meningkatkan akses perempuan miskin terhadap layanan-layanan
penting.
TUJUAN DANSASARAN PROGRAM
ILO - M
AM
PU
1
Keberhasilan program ini akan dinilai dari
seberapa besar kontribusi program terha-
dap peningkatan akses perempuan miskin
terhadap layanan publik dan perbaikan
kehidupan perempuan miskin di Indonesia.
Diperkirakan dalam jangka waktu delapan
tahun pelaksanaan, program ini akan
memperbaiki kebijakan dan peraturan
pemerintah, serta layanan publik yang
akan secara langsung memberi manfaat
bagi lebih dari tiga juta perempuan miskin
di Indonesia.
2-3 TAHUN
CO
NTO
H
3-5 TAHUN 5-8 TAHUN
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Kapasitas & Kesiapanuntuk Aksi Bersama
Suara & Pengaruh
Keterlibatan &Partisipasi
Kesadaran &Pemberdayaan
Akses terhadappeningkatan pelayanan
dan penghidupan
Mempengaruhi opinikomunitas, pengambilkeputusan dan prakteksektor swastaMengubah pola pikirdan praktek komunitas,pengambil keputusandan sektor swastaMemasukkan isu kedalam agendakebijakan
Organisasi yang diperkuatJariangan denganpartisipasi dan fokusyang lebih banyakBekerjasama denganmediaKeputusan dan aksiberbasis buktiAdvokasi danketerlibatan
Implementasikebijakanyang melindungihak-hak perempuandan mempromosikankesetaraan genderKinerja layanan yanglebih baik
•
•
DUKUNGANPROGRAM
UNTUKMERUBAH
AKTOR,PEMIMPIN
DANCALON
PEMIMPIN
Berdasarkan hasil analisis dan konsultasi yang dilakukan, terdapat lima tema yang diidentifikasi memiliki peluang yang menjanji-
kan untuk tercapainya perubahan yang signifikan bagi perempuan miskin, yaitu;
TEMA PROGRAM
ILO - M
AM
PU
2
Akses terhadap program perlindungan sosial
Akses perempuan terhadap pekerjaan
Perlindungan buruh migran
Akses terhadap pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi, dan
Pengurangan kekerasan terhadap perempuan.
PRINSIPPELAKSANAANPROGRAM
ILO - M
AM
PU
3
Program MAMPU terdiri dari dua (2) komponen kegiatan:
• Komponen pendukung penguatan lembagaKomponen ini termasuk dukungan bagi penguatan fungsi dan kinerja termasuk pengembangan strategi keberlanjutan jangka
panjang lembaga mitra MAMPU, kemampuan berjejaring dengan mitra serta pemangku kepentingan lainnya, dalam rangka untuk
mengadvokasi perbaikan kebijakan, undang-undang,maupun layanan publik di tingkat nasional maupun daerah.
• Komponen pendukung penguatan parlemenKomponen ini memberikan dukungan bagi penguatan kaukus perempuan parlemen, anggota parlemen perempuan dan anggota
parlemen laki-laki yang memiliki komitmen dan keberpihakan terhadap isu jender dan kemiskinan dalam penyusunan kebijakan di
tingkat nasional dan daerah.
Tujuan dari komponen ini adalah menguatnya kapasitas para anggota parlemen yang menjadi sasaran program dalam hal menjalin
kerjasama dengan para pemangku kepentingan lainnya seperti sektor swasta, masyarakat sipil, pemerintah, serta lembaga-
lembaga mitra MAMPU. Sehingga memberikan ruang yang lebih besar bagi suara dan pengaruh perempuan.
KOMPONENPROGRAM
1. Mengakses dan mengawasi penyelenggaraan program perlindungan sosial pemerintah dan mengembangkan sistem perlindungan sosial berbasis komunitas2. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan program perlindungan sosial sesuai dengan kebutuhan dan konteks masyarakat3. Berkontribusi dalam mengisi kesenjangan data dan informasi di tingkat nasional dan wilayah4. Meningkatkan visibilitas perempuan kepala keluarga dan perempuan miskin lainnya dalam sistem sosial kemasyarakatan
Program MAMPU dilaksanakan langsung oleh mitra MAMPU yang terdiri dari konsorsium atau individu
organisasi perempuan dan organisasi yang tertarik pada isu gender beserta jaringannya atau mitra-
mitranya di wilayah kerja program. Mitra utama MAMPU saat ini adalah ‘Aisyiyah, Yayasan BaKTI
(Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia), ILO (Organisasi Perburuhan Dunia), Institut KAPAL
Perempuan, KPI (Koalisi Perempuan Indonesia), KOMNAS Perempuan, Migrant CARE, PEKKA
(Pemberdayaan Kepala Keluarga) dan Konsorsium PERMAMPU.
Masing-masing organisasi yang terlibat dalam Program MAMPU bekerja berdasarkan kekuatan yang
dimiliki yang disadari dapat meningkatkan efektivitas, mempercepat dan memperbesar pencapaian
hasil-hasil yang menjadi tujuan dari Program MAMPU.
Dalam dua tahun awal pelaksanaan program, wilayah kerja MAMPU meliputi 26 propinsi, 169
kabupaten/kota dan setidaknya lebih dari 300 kecamatan serta menjangkau sampai ke tingkatan
desa dimana setiap mitra bekerjasama langsung dengan perempuan dan pihak yang terkait di desa-
desa di wilayah kerja tersebut.
Pada tahap berikutnya, diharapkan akan lebih banyak organisasi yang bergabung dengan Program
MAMPU dengan cakupan wilayah yang lebih luas.
MITRADAN
CAKUPANWILAYAH
Setiabudi Atrium, 3rd Floor, Suite 306 Jl HR Rasuna Said,Kav 62, Jakarta 12950 INDONESIA
T: +62 21 521 0315 | F: +62 21 521 0339
Australian Aid - Managed by Cowater International Inc. on behalf of The Australian Government
KAPAL PEREMPUAN
PROGRAM
TUJUAN
STRATEGI
AREA KERJA
ORGANISASIMITRA DI TINGKATWILAYAH
CONTOHKEGIATAN
PROGRAM PENGEMBANGAN GENDER WATCH DENGAN TEMA “PERLINDUNGAN SOSIALDAN PENGENTASAN KEMISKINAN”
Meningkatkan partisipasi dan kepemimpinan perempuan miskin dan marjinal dalam perencanaan dan pemantauan program-program Perlindungan Sosial untuk meningkatkan akses, kesejahteraan, dan hak-hak asasi perempuan di wilayah program.
Kepemimpinan dan partisipasi perempuan miskin dan marjinal adalah kunci bagi mereka untuk dapat mengakses dan menikmati manfaat program perlindungan sosial yang diberikan pemerintah. Partisipasi mereka dalam perencanaan dan pemantauan akan memastikan program-program perlindungan sosial sesuai dengan kebutuhan mereka dan tepat sasaran. Dengan demikian kualitas hidup perempuan miskin dan marjinal akan meningkat sekaligus hak-hak asasi mereka sebagai manusia, perempuan dan warga negara akan terpenuhi.
Kelompok Perempuan dan Sumber - Sumber Kehidupan (KP2SK)Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (LPSDM)Yayasan Pengkajian Pemberdayaan Masyarakat (YKPM)Pambangkik Batang Tarandam atau Perempuan Bangkit Menentang Ketidak Setaraan dalam MasyarakatYayasan Pelayanan dan Pengembangan Masyarakat ”Alfa Omega” (YAO)
Di 6 propinsi, 8 kabupaten/kota yang meliputi; DKI Jakarta (Jakarta Selatan, Jakarta Timur), Sumatera Barat (Kota Padang), NTB (Lombok Timur, Lombok Utara), NTT (Kupang), Sulawesi Selatan, (Pangkajene dan Kepulauan), dan Jawa Timur (Gresik).
Knowledge development (workshop dan penelitian tentang perlindungan sosial dan dampaknya terhadap kesejahteraan dan partisipasi perempuan)Advokasi berbasis data (melakukan gender watch di lokasi-lokasi program, workshop perekrutan tim pemantau desa, forum multipihak sebagai tim pemantau desa, kesepakatan kerjasama/MOU untuk melakukan gender watch dengan pemerintah kabupaten, mengembangkan pusat data)Penguatan kapasitas (sekolah perempuan, mengembangkan koran sekolah, merekrut pemimpin perem-puan dari kelompok miskin, pelatihan kepemimpinan untuk perempuan miskin)Penguatan jaringan (pengembangan manajemen organisasi, sistem pendokumentasian dan publikasi, mengembangkan pusat data dan manajemen sistem informasi, audit keuangan, dan hubungan masyarakat)
TEMA 1 Meningkatkan akses perempuan terhadap program-program perlindungan sosial pemerintah
Perlindungan Sosial
PEKKA
PROGRAM
TUJUAN
STRATEGI
AREA KERJA
CONTOHKEGIATAN
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT UNTUK KETAHANAN DAN PERLINDUNGAN SOSIAL
1. Mengakses dan mengawasi penyelenggaraan program perlindungan sosial pemerintah dan mengembangkan sistem perlindungan sosial berbasis komunitas2. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan program perlindungan sosial sesuai dengan kebutuhan dan konteks masyarakat3. Berkontribusi dalam mengisi kesenjangan data dan informasi di tingkat nasional dan wilayah4. Meningkatkan visibilitas perempuan kepala keluarga dan perempuan miskin lainnya dalam sistem sosial kemasyarakatan
a) Pengorganisasian dan penguatan serikat pekkab) Pengembangan kader dan pemimpin perempuanc) Pemantauan kesejahteraan berbasis komunitasd) Forum pemangku kepentingane) Advokasi berbasis dataf) Inisiatif pilot berbasis komunitasg) Media komunitas
Di 19 propinsi dan 57 kabupaten/kota yang meliputi; Aceh (Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Aceh Singkil, Aceh Jaya, Aceh Selatan, Aceh Timur, Bireun, Pidie, Nagan Raya), Jawa Barat (Cianjur, Karawang, Subang, Sukabumi), Jawa Tengah (Batang, Brebes, Kota Pekalongan, Pemalang, Tegal), Jawa Timur (Bangkalan), Kalimantan Barat (Bengkayang, Kota Singkawang, Kubu Raya, Kota Pontianak, Kab. Pontianak), Kalimantan Selatan (Hulu Sungai Utara), Maluku Utara (Halmahera Utara, Pulau Morotai), NTB (Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara), NTT (Flores Timur, Lembata), Sulawesi Selatan (Bone, Toraja Utara), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Timur), Sulawesi Tenggara (Kota Bau-bau, Buton, Muna), Sumatera Barat (Dharmasraya, Sijunjung), Sumatera Selatan (Muara Enim, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir), Sumatera Utara (Asahan, Kota Tanjung Balai), Bali (Badung, Buleleng, Gianyar, Jembrana, Kota Denpasar), Banten (Pandeglang, Tangerang), DIY Yogyakarta (Bantul), DKI Jakarta (Kepulauan Seribu, Jakarta Timur).
Peningkatan KapasitasPelatihan dan workshop pengembangan kader dan pemimpin perempuan, pelatihan perorganisasian masyarakat, pengorganisasian dan penguatan serikat PEKKA, pelatihan manajemen keluarga tingkat kabupaten, pembentukan kelompok perempuan (dalam kelompok jimpitan beras, jimpitan gula, simpan-pinjam beras, posyandu lansia)Sektor Pengetahuan (Publikasi, Dokumentasi dan Informasi)Pelatihan sistem monitoring SMS tingkat nasional, konsultasi pengembangan Data Center PEKKApelatihan jurnalisme warga, pengembangan media komunitasProyek Percontohan Inisiatif proyek percontohan perlindungan sosial berbasis Komunitas (asuransi mikro kematian, asuransi mikro kesehatan, ketahanan pangan)
ORGANISASIPELAKSANADI TINGKATWILAYAH
Sekwil PEKKA di setiap propinsi yang menjadi wilayah kerja MAMPU
TEMA 1 Meningkatkan akses perempuan terhadap program-program perlindungan sosial pemerintah
Perlindungan Sosial
KOALISI PEREMPUAN INDONESIA
PROGRAM
TUJUAN
STRATEGI
AREA KERJA
CONTOHKEGIATAN
PENGUATAN KEPEMIMPINAN PEREMPUAN UNTUK PENGURANGAN KEMISKINAN MELALUIPENINGKATAN AKSES TERHADAP PERLINDUNGAN SOSIAL DAN LAYANAN DASAR
Terwujudnya kepemimpinan perempuan untuk pemanfaatan terhadap akses, partisipasi, dan kontrol pada program perlindungan sosial serta pemenuhan hak-hak perempuan demi terciptanya kesetaraan dan keadilan gender
Memperluas akses perempuan terhadap program perlindungan sosial dan program pengurangan kemiskinan dengan cara; memperkuat kepemimpinan perempuan di parlemen, penguatan organisasi masyarakat, berjejaring dan advokasi.
Di 19 propinsi dan meliputi 82 kabupaten/kota yaitu Aceh (Aceh Timur, Aceh Utara, Kota Banda Aceh, Lhokseumawe, Pidie), Bengkulu (Kota Bengkulu, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Rejang Lebong, Seluma), Sumatera Barat (Kota Padang, Kota Pariaman, Pesisir Selatan, Solok, Tanah Datar), Jambi (Batanghari, Kota Jambi, Merangin, Muaro Jambi, Tanjung Jabung timur), Jawa Barat (Bandung, Cirebon, Garut, Indramayu, Sukabumi), Jawa Tengah (Cilacap, Demak, Jepara, Kendal, Kota Salatiga), DI Yogyakarta (Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, Kota Yogyakarta), DKI Jakarta (Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara), Jawa Timur (Blitar, Bojonegoro, Jombang, Malang, Tuban), Sulawesi Selatan (Bantaeng, Bone, Jeneponto, Kota Makassar, Takalar), Sulawesi Tenggara (Muna, Buton Utara, Kolaka, Konawe, Konawe Selatan), Sulawesi Tengah (Dongala, Kota Palu, Parigi Moutong, Sigi, Toli-toli), Sulawesi Utara (Kota Manado, Minahasa, Minahasa Selatan, Minahasa Utara), Kalimantan Barat (Pontianak), Kalimantan Timur (Kutai Kertanegara), Kalimantan Utara (Kota Tarakan), NTB (Bima, Dompu, Lombok Timur), NTT (Kupang, Ngada, Sikka, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Sumba Timur), Maluku Utara (Halmahera Utara, Kota Kepulauan Tidore, Kota Ternate).
Penelitian mengenai dampak program perlindungan sosial bagi perempuan miskin di Bengkulu, Jambi dan Jawa TimurPelatihan bagi kandidat legislatif perempuan dan penyepakatan kontrak politik antara para kandidat tersebut dan KPI dalam mempromosikan program-program perlindungan sosialSeminar nasional/jejaring multi pihak tentang tuntutan politik perempuanTOT tentang pendidikan Pemilu
ORGANISASIPELAKSANADI TINGKATWILAYAH
Sekwil KPI di setiap propinsi yang menjadi wilayah kerja Program MAMPU
TEMA 1 Meningkatkan akses perempuan terhadap program-program perlindungan sosial pemerintah
Perlindungan Sosial
1. Meningkatnya kondisi kerja bagi perempuan pekerja rumahan di daerah target2. Meningkatnya kelayakan pekerjaan dan adanya keadilan pasar tenaga kerja bagi perempuan melalui inisiatif pihak pemberi kerja;3. Pekerja perempuan difable yang bekerja dari rumah memiliki akses yang meningkat terhadap pekerjaan yang layak; 4. Kebijakan, program dan perencanaan nasional menjadi semakin kuat dan mampu merespon dan mempromosikan hak dan kepentingan perempuan pekerja rumahan; dan5. Memberdayakan perempuan di daerah target untuk dapat bertindak berdasarkan prioritas mereka.
a) Aksi langsung untuk mengarahkan pendekatan inovatif dalam mengatasi tantangan yang dihadapi perempuanb) Pengembangan kelembagaan mitra pelaksana untuk mempromosikan pemberdayaan sosial dan ekonomi pekerja perempuan serta pekerjaan yang layak bagi perempuanc) Advokasi dan berbagi pengetahuand) Pengembangan dan penyediaan saran responsif terkait kebijakan, perencanaan dan pembuatan program
ILO
PROGRAM
TUJUAN
STRATEGI
AREA KERJA
ORGANISASIMITRA DI TINGKATWILAYAH
CONTOHKEGIATAN
PENINGKATAN AKSES KEPADA LAPANGAN PEKERJAAN DAN PEKERJAAN YANG LAYAKUNTUK PEREMPUAN
1. Meningkatnya kondisi kerja bagi perempuan pekerja rumahan di daerah target2. Meningkatnya kelayakan pekerjaan dan adanya keadilan pasar tenaga kerja bagi perempuan melalui inisiatif pihak pemberi kerja;3. Pekerja perempuan difable yang bekerja dari rumah memiliki akses yang meningkat terhadap pekerjaan yang layak; 4. Kebijakan, program dan perencanaan nasional menjadi semakin kuat dan mampu merespon dan mempromosikan hak dan kepentingan perempuan pekerja rumahan; dan5. Memberdayakan perempuan di daerah target untuk dapat bertindak berdasarkan prioritas mereka.
a) Aksi langsung untuk mengarahkan pendekatan inovatif dalam mengatasi tantangan yang dihadapi perempuanb) Pengembangan kelembagaan mitra pelaksana untuk mempromosikan pemberdayaan sosial dan ekonomi pekerja perempuan serta pekerjaan yang layak bagi perempuanc) Advokasi dan berbagi pengetahuand) Pengembangan dan penyediaan saran responsif terkait kebijakan, perencanaan dan pembuatan program
Yayasan Annisa Swasti (Yasanti)Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan dan Minuman Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP RTMM SPSI)Federasi Serikat Pekerja Tekstil Sandang dan Kulit Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP TSK SPSI)Trade Union Rights Centre (TURC)Mitra Wanita Pekerja Rumahan Indonesia (MWPRI)Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan Indonesia (BITRA)
Lokakarya dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran tentang pekerja rumahan serta penetapan upah pekerja rumahan dengan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara di MedanLokakarya bersama Pemasok IKEA untuk membahas proyek percontohan dan penelitianPengembangan panduan pagi pengusaha untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang kewajiban pengusaha kepada pekerja rumahan bersama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO)
Di 6 propinsi dan 16 kabupaten/kota yang meliputi; Sumatera Utara (Deli Serdang, Kota Medan, Serdang Bedagai), Jawa Timur (Jember, Gresik, Kota Malang, Kab. Malang, Mojokerto, Sidoarjo, Kota Surabaya), Jawa Tengah (Semarang, Kota Surakarta), DKI Jakarta (Jakarta Selatan, Jakarta Timur), Jawa Barat (Cirebon) dan DI Yogyakarta (Kota Yogyakarta).
TEMA 2 Meningkatkan akses perempuan pada pekerjaan serta menghapus diskriminasi di tempat kerja
Akses Perempuan terhadap Pekerjaan
PROGRAM
TUJUAN
STRATEGI
AREA KERJA
CONTOHKEGIATAN
PENGEMBANGAN INISIATIF LOKAL UNTUK MEMASTIKAN JAMINANPERLINDUNGAN BAGI BURUH MIGRAN PEREMPUAN
Buruh migran perempuan memiliki pilihan-pilihan untuk bermigrasi, kemampuan berorganisasi yang baik dan mampu menyuarakan tentang kebutuhan dan prioritasnya kepada para pengambil keputusan
a) Strategi penguatan pendataan berbasis komunitas (DESBUMI)b) Di tingkat daerah bekerja secara langsung dengan buruh migran perempuan tentang pemahaman akan hak mereka dan bekerjasama dengan pemerintah daerah c) Bekerjasama dengan daerah tujuan buruh migran dan pemerintah nasional dalam mengangkat isu-isu atau kasus buruh migrand) Advokasi kebijakan perlindungan buruh migran perempuan mulai dari tingkat nasional, kabupaten sampai ke tingkat desa
Di 4 propinsi dan 7 kabupaten/kota yang meliputi; NTB (Lombok Tengah), NTT (Lembata), Jawa Timur (Banyuwangi, Jember) dan Jawa Tengah (Cilacap, Kebumen, Wonosobo)
ORGANISASIMITRADI TINGKATWILAYAH
Institute for Social and Development (INDIPT)Social Analysist Research Institute (SARI)Islamic Center for Democracy and Human Rights Empowerment (ICDHRE)Komunitas Belajar Tanoker Ledok Ombo (TANOKER)Perkumpulan Panca Karsa (PPK)Yayasan Kesehatan Untuk Semua (YKS)
Advokasi kebijakan mengawal revisi UU TKISosialisasi Konvensi PBB tentang Buruh Migran di 4 ProvinsiPenguatan kapasitas mitra daerah dalam mengelola hibah dan melakukan pendataan buruh migran (DESBUMI)Bekerjasama dengan ICT Laboratory mengembangkan instrumen penelitian dan mengada-kan pelatihan pada masyarakat desa yang akan melakukan pendataanPenguatan jaringan dalam mengadvokasi isu buruh migran perempuan
MIGRANT CARE
TEMA 3 Meningkatkan kondisi buruh perempuan dalam bermigrasi ke luar negeri untuk bekerja
Perlindungan Buruh Migran
PERMAMPU
PROGRAM
TUJUAN
MEMPERKUAT KEPEMIMPINAN PEREMPUAN UNTUK MENCAPAI KESEHATAN IBU DANKESEHATAN REPRODUKSI YANG LEBIH BAIK
Meningkatkan ketersediaan, akses dan kualitas layanan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR)perempuan; dan mengubah pendekatan dari pendekatan berbasis kewajiban negara kepada pendekatan berbasis hak perempuan.
STRATEGI
AREA KERJA
CONTOHKEGIATAN
a) Mengadvokasi perubahan persepsi dan paradigma pemerintah, pemimpin setempat dan media dari ‘mengontrol tubuh perempuan dan peranan reproduksi fisik perempuan’ menjadi penghargaan, pemenuhan dan perlindungan HKSR perempuan;b) Menguatkan organisasi perempuan akar rumput dan pemimpin perempuan untuk berpartisipasi aktif dan mengontrol kebijakan dan peraturan setempat terkait HKSR perempuan
Di 8 propinsi dan 43 kabupaten/kota yang meliputi; Aceh (Aceh Barat, Aceh Besar, Bireun, Aceh Jaya, Aceh Utara, Kota Banda Aceh, Pidie), Bengkulu (Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Muko muko, Rejang Lebong), Jambi (Merangin), Lampung (Kota Bandar Lampung, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Utara, Tanggamus), Riau (Rokan hilir), Sumatera Barat (Kota Padang, Padang Pariaman, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Sawahlunto, Tanah Datar), Sumatera Selatan (Banyuasin, Muara Enim, Musi Banyuasin, Ogan Komering ilir, Ogan Komering Ulu Timur, Kota Palem-bang), Sumatera Utara (Dairi, Nias Selatan, Nias Utara, Kota Gunung Sitoli, Humbang Hasundutan, Langkat, Kota Medan, Nias, Nias Barat, Pakpak Bharat, Tapanuli Tengah).
Mengorganisir kelompok perempuan akar rumput untuk meningkatkan pengetahuan mereka terkait HKSR perempuan, memahami kebijakan dan peraturan pemerintah.Meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan atas HKSR perempuan melalui forum diskusi kritis yang dilaksanakan secara reguler untuk tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, pengacara dan media.
ORGANISASIPELAKSANADI TINGKATWILAYAH
Flower AcehWomen Crisis Center Cahaya Perempuan BengkuluAliansi Perempuan Merangin JambiLembaga Advokasi Damar LampungPusat Pengenbangan Sumber Daya Wanita (PPSW) SumateraPESADALembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) PadangWomen Crisis Center Palembang
TEMA 4 Memperkuat kepemimpinan perempuan untuk mencapai kesehatan ibu dan kesehatan reproduksi yang lebih baik
Kesehatan Ibu dan Reproduksi
‘AISYIYAH
PROGRAM
TUJUAN
PENGUATAN KEPEMIMPINAN PEREMPUAN UNTUK PENINGKATAN PELAYANANKESEHATAN REPRODUKSI YANG LEBIH TERJANGKAU DENGAN PENDEKATAN HAK-HAKPEREMPUAN PADA KELOMPOK DHUAFA MUSTADH’AFIN
Meningkatan pemenuhan hak asasi dasar kesehatan reproduksi perempuan Dhuafa Mustadhafin (PDM) di target area dalam 5 isu yaitu ASI, pelayanan KB, pelayanan papsmear dan test IVA, JKN, sunat perempuan
STRATEGI
AREA KERJA
ORGANISASIPELAKSANADI TINGKATWILAYAH
CONTOHKEGIATAN
‘Aisyiyah akan bekerja dengan menggunakan pendekatan penguatan kelembagaan, local leader, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat
‘Aisyiyah di tingkat kabupaten
Di 4 propinsi dan 11 kabupaten/kota yang meliputi; Jawa Barat (Cianjur, Cirebon), Jawa Tengah (Cilacap, Demak, Kota Tegal), Jawa Timur (Blitar, Lamongan, Ngawi), dan Sulawesi Selatan (Bantaeng, Pangkajene, dan Kepulauan, Takalar)
Penyusunan instrumen programPelatihan mengenai kesehatan reproduksiPembentukan Balai Sehat AisyiyahAdvokasi untuk mendukung layanan kesehatan yang mudah untuk diaksesKampanye media mengenai kebijakan tentang kesehatanPenyusunan base line data dan strategi komunikasi perubahan perilaku terkait 5 isu ‘Aisyiyah
TEMA 4 Memperkuat kepemimpinan perempuan untuk mencapai kesehatan ibu dan kesehatan reproduksi yang lebih baik
Kesehatan Ibu dan Reproduksi
a) Memperkuat Kaukus Perempuan:
b) Strategi bekerja dengan anggota parlemen laki-laki (APL):
PROGRAM
TUJUAN
STRATEGI
AREA KERJA
CONTOHKEGIATAN
PEMULIHAN TRANSFORMATIF BAGI PEREMPUAN KORBAN; DARI INISIATIFKOMUNITAS KE TANGGUNG JAWAB NEGARA
Perempuan miskin dan perempuan korban kekerasan seksual dapat mengakses layanan (penanganan kasus/pemulihan/pemenuhan hak) yang berkualitas dan berkesinambungan.
a) Penguatan inisiatif dan upaya lokal dalam penyediakan layanan berkualitas dan berkesinambungan bagi perempuan korbanb) Penguatan kebijakan, program dan mekanisme kerja perlindungan perempuan di tingkat nasionalc) Menjadikan isu kekerasan seksual sebagai isu utama, tanpa mengabaikan isu kekerasan terhadap perempuan lainnya
Di 17 propinsi yang meliputi; Aceh (Kota Lhokseumawe), Sumatera Utara (Deli Serdang, Labuhan Batu), Kepulauan Riau (Kota Batam), Bengkulu (Kota Bengkulu), Sumatera Barat (Kota Padang), Jawa Barat (Bandung, Cirebon, Tasikmalaya), DKI Jakarta (Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat), Jawa Tengah (Semarang, Sukoharjo, Wonosobo), DI Yogyakarta (Kota Yogyakarta), Jawa Timur (Jombang, Malang, Pasuruan, Kota Surabaya), Bali (Kota Denpasar), NTT (Kupang, Sikka, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan), Maluku (Kota Ambon, Seram bagian Barat), Sulawesi Selatan (Kota Makassar), Sulawesi Utara (Kota Manado), Sulawesi Tenggara (Muna), dan Sulawesi Tengah (Kota Palu).
Tingkat nasional: advokasi kebijakan, program dan mekanisme perlindungan korban perempuan, kajian kebijakan RUU Kekerasan SeksualTingkat wilayah: melalui Forum Belajar mengembangkan instrumen untuk mendokumen-tasikan kasus-kasus kekerasan seksual;, menyediakan layanan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan, yang berkualitas dan berkesinambungan; mendiskusikan standar pelayanan minimum dan sistem mekanisme kekerasan berbasis jender.
ORGANISASIMITRADI TINGKATWILAYAH
Lembaga Bantuan Hukum (LBH-APIK) Lhokseumawe yang mengelola 6 organisasi di wilayah SumateraWomen Crisis Center Rifka Annisa yang mengelola 6 organisasi di Jawa Timur dan BaliSAPA Institut yang mengelola 5 organisasi di Jawa Barat dan DKI JakartaLegal Resource Center untuk Keadilan Jender dan HAM (LRC-KJHAM) yang mengelola 5 organisasi di Jawa Tengah dan DI YogyakartaYayasan Lambu Ina yang mengelola 7 organisasi di Sulawesi dan MalukuSanggar Suara Perempuan yang mengelola 4 organisasi di NTT
KOMNAS PEREMPUAN
TEMA 5 Memperkuat kepemimpinan perempuan dalam mengurangi kekerasan terhadap perempuan
Mengurangi Kekerasan terhadap Perempuan
Terdapat 33 organisasi mitra yang dikelola oleh 6 organisasi pengurus, yaitu:
PROGRAM
TUJUAN
STRATEGI
AREA KERJA
CONTOHKEGIATAN
PENGUATAN KAPASITAS ANGGOTA PARLEMEN PEREMPUAN DALAM MEMPERJUANGKANKEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PEREMPUAN DAN MASYARAKAT MISKIN.
TEMA YANGDIPILIH
TEMA 1-5
1. Mengawal lahirnya kebijakan yang berpihak pada masyarakat miskin dan responsif jender 2. Meningkatnya akses perempuan pada layanan publik 3. Meningkatnya kualitas hidup perempuan miskin di wilayah target
a) Memperkuat Kaukus Perempuan:
b) Strategi bekerja dengan anggota parlemen laki-laki (APL):
Membangun kerjasama dengan kaukus perempuan tingkat nasional untuk membentuk kaukus perempuan di tingkat provinsi dan kabupaten yang belum memiliki kaukus perempuan. Kaukus perempuan yang telah terbentuk akan difasilitasi untuk terlibat dalam jaringan stakeholders yang akan diarahkan oleh mitra daerah. Selanjutnya akan terlibat dalam pertemuan atau penguatan kapasitas yang dilaksanakan oleh mitra daerah (tingkat kabupaten/kota) dan yang dilaksanakan oleh BaKTI (tingkat provinsi dan regional).Kaukus perempuan tingkat kabupaten akan bersama-sama dengan mitra daerah (dalam jaringan) untuk melakukan rangkaian kegiatan untuk advokasi kebijakan dan anggaran, khususnya lobby ke partai politik dan fraksi akan menjadi agenda advokasi tingkat kabupaten/kota atau provinsi. Kaukus perempuan nasional akan menguatkan koordinasi dengan kaukus perempuan tingkat provinsi sehingga memiliki kemampuan untuk melakukan koordinasi dan pendampingan kepada kaukus perempuan di tingkat kabupaten/kota di wilayah program.
Melakukan penguatan isu-isu MAMPU dan perspektif jender/kemiskinan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap masalah jender dan kemiskinan.Mitra daerah akan mengidentifikasi APL yang memiliki komitmen dan keberpihakan terhadap isu jender dan kemiskinan yang akan menjadi focal point di dalam parlemen. APL tersebut akan terus-menerus didekati dan dikuatkan dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan terkait tupoksinya agar dapat bersinergi dengan anggota parlemen perempuan (APP) bahkan mendukung APP.
Di 5 propinsi dan 9 kabupaten/kota yang meliputi; NTB (Lombok Timur, Mataram), Sulawesi Selatan (Bone, Maros, Tana Toraja, Kota Parepare), NTT (Belu), Sulawesi Barat (Majene/Mamuju), Maluku (Ambon)
Pembentukan kelompok konstituen di tingkat propinsiPenguatan kaukus perempuan politik melalui diskusi tematik dan workshop terkait 5 isu MAMPU Peningkatan kapasitas dalam memonitor pelaksanaan program kemiskinan dan perlindungan sosial pemerintah dan juga melakukan advokasiPembentukan forum media Pengidentifikasian anggota parlemen laki-laki (APL) di parlemen yang berkomitmen untuk memprioritas-kan isu jender dan kemiskinan
ORGANISASIMITRADI TINGKATWILAYAH
Lembaga Pemberdayaan Perempuan (LPP) BoneYayasan Arika MahinaMaupeYayasan Kombongan SituruLembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Ekonomi dan Masyarakat (LP2EM) Kota PareparePanitia Pengembangan Sosial Ekonomi (PPSE) Kab. Atambua
BAKTI
KOMPONEN 2 (Bekerjasama dengan Parlemen)
Bekerjasama dengan Parlemen
CAKUPAN WILAYAH PROGRAM MAMPU
PEKKA AISYIYAH PERMAMPU BAKTI KOALISIPEREMPUANINDONESIA
MIGRANTCARE
ILO KAPALPEREMPUAN
KOMNASPEREMPUAN
CAKUPAN WILAYAH PROGRAM MAMPU
Lembaga Peremberdayaan Perempuan
Kota Parepare
Panitia Pengembangan Sosial Ekonomi
Islamic Center for Democracy andHuman Rights Empowerment
Mitra Wanita Pekerja Rumahan IndonesiaMitra Wanita Pekerja Rumahan IndonesiaMitra Wanita Pekerja Rumahan Indonesia
Mitra Wanita Pekerja Rumahan IndonesiaMitra Wanita Pekerja Rumahan IndonesiaMitra Wanita Pekerja Rumahan IndonesiaMitra Wanita Pekerja Rumahan Indonesia
Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan IndonesiaYayasan Bina Keterampilan Pedesaan IndonesiaYayasan Bina Keterampilan Pedesaan Indonesia
top related