ideologi pancasila jumratul
Post on 04-Jan-2016
20 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MAKALAH
PENDIDIKAN PANCASILA
TENTANG
IDEOLOGI PANCASILA
Oleh :
JUMRATUL SEFTRIANI
DOSEN PEMBIMBING : Dr(c). Renton Mebori, MM
YAYASAN SEKUNDANG BENGKULU SELATAN
AKADEMI KEBIDANAN MANNA
Jl. Datuk Nazir Nomor : 02 Telp & Fax (0739) 21218
Kode Pos 38511
Email: Akbidmanna@yahoo.com
Website: www.akbidmanna.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila adalah jati diri bangsa Indonesia dan jiwa seluruh rakyat
Indonesia yang membimbing bangsa Indonesia menjadi bangsa yang luhur
dan memiliki kepribadian yang khas. Pancasila berasal dari diri bangsa
Indonesia itu sendiri sehingga Pancasila tidak dapat dipisahkan dari bangsa
Indonesia. Oleh sebab itu, perlu tindakan nyata dari rakyat Indonesia untuk
menghayati dan mengamalkan semua cita – cita mulia bangsa Indonesia yang
sudah tercantum dalam setiap sila Pancasila.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini tidak lain untuk mengetahui:
a. Landasan pendidikan Pancasila, serta tujuan pendidikan Pancasila.
b. Pancasila sebagai ideologi negara.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
Kedudukan dan fungsi Pancasila jika dikaji secara
ilmiah memiliki pengertian yang luas, baik dalam
kedudukannya sebagai dasar negara,pandangan hidup
bangsa, ideologi negara dan sebagai kepribadian
bangsabahkan dalam proses terjadinya, terdapat berbagai
macam terminologi yangharus kita deskripsikan secara
obyektif. Oleh karena itu untuk memahamiPancasila secara
kronologis baik menyangkut rumusannya
maupunperistilahannya maka pengertian Pancasila meliputi :
Pengertian Pancasila secara Etimologis
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India,
menurut Muhammad Yamin dalam bahasa Sansekerta
kata Pancasila memiliki duamacam arti secara leksikal,
yaitu :
Panca artinya lima
Syila artinya batu sendi, alas, dasar
Syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik/senonoh
Secara etimologis kata Pancasila berasal dari istilah
Pancasyila yang memilikiarti secara harfiah dasar yang
memiliki lima unsur.Kata Pancasila mula-mula terdapat dalam
kepustakaan Budha di India.Dalam ajaran Budha terdapat
ajaran moral untuk mencapai nirwana denganmelalui samadhi
dan setiap golongan mempunyai kewajiban moral
yangberbeda. Ajaran moral tersebut adalah Dasasyiila,
Saptasyiila, Pancasyiila.
2
Pancasyiila menurut Budha merupakan lima aturan
(five moral principle)yang harus ditaati, meliputi larangan
membunuh, mencuri, berzina, berdusta danlarangan minum-
minuman keras.
Melalui penyebaran agama Hindu dan Budha,
kebudayaan India masukke Indonesia sehingga ajaran
Pancasyiila masuk kepustakaan Jawa terutamajaman
Majapahit yaitu dalam buku syair pujian Negara Kertagama
karanganEmpu Prapanca disebutkan raja menjalankan dengan
setia ke lima pantangan(Pancasila). Setelah Majapahit
runtuh dan agama Islam tersebar, sisa-sisapengaruh ajaran
moral Budha (Pancasila) masih dikenal masyarakat Jawa
yaitulima larangan (mo limo/M5) : mateni (membunuh),
maling (mencuri), madon(berzina), mabok (minuman
keras/candu), main (berjudi).
B. Isi Ideologi Pancasila
Ideologi berupa kumpulan pikiran- pikiran rakyat yang
mengandung pandangan tentang keadaan bangsa, memuat
perspektif atau harapan masa depan bangsa dan memberi
arah serta dorongan bagi seluruh kegiatan manusia. Istilah
nasional disini dapat diartikan kumpulan masyarakat yang
telah menetap dalam suatu negara.
Pemikiran yang menarik dikemukakan oleh A.M.W
Pranarka, 1997:16 bahwa ideologi dalam tradisi pemikiran
yang terjadi di Indonesia (sebagai bagian dari perjalanan
sejarah bangsa) pada hakekatnya juga sebuah pedoman
perjuangan. Karena itu ia juga merupakan suatu keyakinan,
sebuah “belief system”. Karenanya pula di dalamnya
terkandung elemen kognitif intelektual, yaitu cita- cita
3
maupun elemen psikologis yaitu kekuatan untuk membuat
dan menentukan pilihan- pilihan kebijakan yang bersifat
psikologis.
Pada prinsipnya terdapat tiga arti utama dari kata
ideologi, yaitu
1. ideologi sebagai kesadaran palsu;
2. ideologi dalam arti netral; dan
3. ideologi dalam arti keyakinan yang tidak ilmiah
Ideologi dalam arti yang pertama, yaitu sebagai
kesadaran palsu biasanya dipergunakan oleh kalangan filosof
dan ilmuwan sosial. Ideologi adalah teori-teori yang tidak
berorientasi pada kebenaran, melainkan pada kepentingan
pihak yang mempropagandakannya. Ideologi juga dilihat
sebagai sarana kelas atau kelompok sosial tertentu yang
berkuasa untuk melegitimasikan kekuasaannya.
Arti kedua adalah ideologi dalam arti netral. Dalam hal ini
ideologi adalah keseluruhan sistem berpikir, nilai-nilai, dan
sikap dasar suatu kelompok sosial atau kebudayaan tertentu.
Arti kedua ini terutama ditemukan dalam negara-negara yang
menganggap penting adanya suatu “ideologi negara”. Disebut
dalam arti netral karena baik buruknya tergantung kepada isi
ideologi tersebut.
Arti ketiga, ideologi sebagai keyakinan yang tidak ilmiah,
biasanya digunakan dalam filsafat dan ilmu-ilmu sosial yang
positivistik. Segala pemikiran yang tidak dapat dibuktikan
secara logis-matematis atau empiris adalah suatu ideologi.
Segala masalah etis dan moral, asumsi-asumsi normatif, dan
pemikiran-pemikiran metafisis termasuk dalam wilayah
ideologi.
4
Dari tiga arti kata ideologi tersebut, yang dimaksudkan
dalam pembahasan ini adalah ideologi dalam arti netral, yaitu
sebagai sistem berpikir dan tata nilai dari suatu kelompok.
Ideologi dalam arti netral tersebut ditemukan wujudnya dalam
ideologi negara atau ideologi bangsa. Hal ini sesuai dengan
pembahasan Pancasila sebagai ideologi negara Republik
Indonesia
C. Peranan Pancasila sebagai Ideologi Nasional
Sebagaimana diuraikan di muka, ideologi mengandung
nilai-nilai dasar, norma-norma dan cita-cita yang ingin
diwujudkan oleh masyarakat penganutnya. Karena itu,
ideologi memiliki peranan sebagai dasar, arah, dan tujuan
yang ingin dicapai dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
1. Sebagai Dasar
Artinya merupakan pangkal tolak, asas atau fundasi di
atas mana semua kegiatan kehidupan masyarakat, bangsa,
dan Negara dibangun dan dasar tersebut umumnya berasal
dari nilai-nilai yang berkembang dan hidup dalam
masyarakat itu sendiri (dimensi realitas). Pancasila sejak
awal pembahasannya (sidang BPUPKI tanggal 29 Mei
sampai dengan 1 Juni 1945 dan sidang gabungan tanggal
22 Juni 1945) memang direncanakan untuk dijadikan Dasar
Negara. Tanggal 18 Agustus 1945 sidang PPKI menetapkan
secara resmi Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Sebagai Pengarah
Artinya sebagai pengatur dan pengendali kehidupan
masyarakat, bangsa dan Negara berupa norma-norma atau
5
aturan-aturan yang harus dipatuhi agar arah untuk
mencapai cita-cita atau tujuan tidak menyimpang (dimensi
normalitas). Disini Pancasila menjelmakan diri sebagai
pengarah, pengendali di dalam setiap gerak tata
kehidupan berbangsa dan bernegara. Peran sebagai
pengarah ditunjukkannya pada kedudukan Pancasila
sebagai “sumber dari segala sumber hukum” segala
peraturan hukum dan perundang-undangan yang ada di
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Sebagai Tujuan
Artinya semua aktivitas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada akhirnya
mengarah pada suatu tujuan atau cita-cita yang
terkandung dalam ideologi yang dipakai. Pancasila sebagai
ideologi nasional akan memberikan motivasi dan semangat
untuk melaksanakan pembangunan bangsa secara adil dan
seimbang untuk mencapai tujuan yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 (dimensi idealitas).
D. Landasan Pancasila
1. Landasan Historis
Bangsa Indonesia terbentuk karena melalui suatu
proses sejarahyang cukup panjang sejak zaman kerajaan
Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsa asing
menjajah sa kita. Setelah melalui proses sejarah yang
cukup panjang dalam perjalanan sejarah bangsa
Indonesia akhirnya menemukan jati dirinya, yang
didalamnya tersimpul ciri khas, sifat dan karakter bangsa
Indonesia yang berbeda dengan bangsa lain. Kemudian
para pendiri Negara merumuskannya dalam suatu rumusan
6
yang sederhana tapi mendalam yang meliputi lima prinsip (
lima sila ) yang kemudian diberinama Pancasila.
Jadi, secara historis bahwa nilai – nilai yang
terkandung dalam setiap sila pancasila sudah dimiliki
bangsa Indonesia sebelum sirumuskan dan disahkan
menjadi dasar Negara. Sehingga asal nilai–nilai pancasila
tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri,
dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai kuasa
materialis pancasila.
Atas dasar itulah maka generasi penerus bangsa
terutama kalangan intelektual kampus harus mengkaji,
memahami dan mengembangkan berdasarkan pendekatan
ilmiah, yang pada gilirannya akan memiliki kesadaran dan
wawasan kebangsaan yang kuat berdasarkan nilai – nilai
yang dimilikinya sendiri. Materi inilah yang berdasarkan
kurikulum internasional disebut civic education, yaitu
mata kuliah yang membahas tentang nasional philosopy
bangsa Indonesia.
2. Landasan Kultural
Setiap bangsa didunia dalam hidup bermasyarakat
memiliki pandangan hidup, filsafat hidup, dan pegangan
hidup yang berbeda antara satu bangsa dengan bangsa
lain. Negara komunisme dan liberalisme melekatkan
filsafat negaranya pada suatu konsep ideology tertentu
misalnya komunisme mendasarkan ideologinya pada suatu
konsep pemikiran Karl Marx
Berbeda dengan bangsa lainnya, bangsa Indonesia
mendasarkan pandangan hidupnya pada suatu asas
cultural yang sudah melekat dan dimiliki oleh bangsa
Indonesia sendiri. Nilai – nilai kenegaraan dan
7
kemasyarakatan yang terkandung dalam nilai pancasila
bukanlah hanya suatu konseptual seseorang saja
melainkan suatu hsil karya besar bangsa Indonesia sendiri,
yang diangkat dari nilai kultural yang bangsa ini miliki,
melalui preses refleksi filosofis para pendiri Negara seperti
Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo serta para pendiri
Negara lainnya.
3. Landasan Yuridis
Landasan perkuliahan Pendidikan Pancasila
diperguruan tinggi tertuang dalam undang – undang no. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1
ayat 2 disebutkan bahwa system pendidikan nasional
berdasarkan pancasila. Hal ini mengandung makna bahwa
secara material bahwa pancasila merupakan sumbar
hokum pendidikan nasional.
Meskipun secara eksplisit nama mata kuliah tidak
disebutkan dalam undang – undang Sisdiknas, namun mata
kuliah pancasila adlah mata kuliah yang mendidik warga
Negara akan dasar filsafat negaranya, nilai – nilai
kebangsaan serta nilai kecintaan terhadap tanah air yang
dalam kurikulum internasional disebut sebagai civic
education, citizenship education.
Dalam Sk Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/KEP/2006,
dijelaskan bahwa Misi Pendidikan Kewarganegaraan adalah
untuk memantapkan kepribadian mahasiswa agar
secara konsisten mampu mewujudkan nilai – nilai dasar
pancasila, nilai kebangsaan dan cinta tanah air dalkam
menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi. Jadi, berdasarkan ketentuan tersebut maka
8
materi pendidikan pancasila wajib diberikan diperguruan
tinggi.
4. Landasan Filosofis
Secara filosofis bangsa Indonesia sebelum
mendirikan Negara adalh sebagai bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan
fakta obyektif bahwa manusia adalah makhluk Tuhan Yang
Maha Esa. Syarat mutlak suatu Negara adalah adanya
persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat ( merupakan
unsur pokok Negara ), sehingga secara filosofis Negara
berpersatuan dan berkerakyaan. Konsekuansinya rakyat
adalah merupakan dasar antologis demokrasi, karena
rakyat merupakan asal mula kekuasaan Negara.
Atas dasar itulah maka pancasila merupakan dasar
filsafat Negara. Maka sudah menjadi keharusan bahwa
pancasila merupakan sumber nilai dalam melaksanakan
kenegaraan, baik dalam pembangunan nasional, ekonomi,
politik, hokum, social budaya, maupun pertahanan dan
keamanan.
E. Tujuan Pancasila
Pendidikan pancasila bertujuan untuk menghasilkan
peserta didik yang berperilaku :
1. Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang
bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya.
2. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup
dan kesejahteraan serta cara – cara pemecahannya
9
3. Mengenali perubahan – perubahan dan perkembangan
ilimu pengetahuan, tekhnologi, dan seni.
4. Memiliki kemampuan untuk memaknai nilai sejarahdan
nilai –nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan
Indonesia.
F. Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pengertian Ideologi, Ideologi berasal dari kata yunani
yaitu iden yang berarti melihat, atau idea yang berarti raut
muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi
yang berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran
atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des
ideas (AL-Marsudi, 2001:57).
Puspowardoyo (1992 menyebutkan bahwa ideologi
dapat dirumuskan sebagai komplek engetahuan dan nilai
secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau
masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya
serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat
menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa
yang dinilai baik dan tidak baik.
Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi
adalah: Aterm used for any group of ideas concerning various
political and aconomic issues and social philosophies often
applied to a systematic scheme of ideas held by groups or
classes, artinya suatu istilah yang digunakan untuk
sekelompok cita-cita mengenai bebagai macam masalah
politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi
suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang
dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat Bila kita
10
terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisi- definisi
filsafat dapat kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah usaha
pemikiran manusia Indonesia untuk mencari kebenaran,
kemudian sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu
kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang dan
waktu.
Hasil pemikiran manusia yang sungguh-sungguh
secara sistematis radikal itu kemuduian dituangkan dalam
suatu rumusan rangkaian kalimat yang mengandung suatu
pemikiran yang bermakna bulat dan utuh untuk dijadikan
dasar, asas, pedoman atau norma hidup dan kehidupan
bersama dalam rangka perumusan satu negara Indonesia
merdeka, yang diberi nama Pancasila.
Kemudian isi rumusan filsafat yang dinami
Pancasila itu kemudian diberi status atau kedudukan yang
tegas dan jelas serta sistematis dan memenuhi persyaratan
sebagai suatu sistem filsafat. Termaktub dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat maka filsafat
Pancasila itu berfungsi sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia yang diterima dan didukung oleh seluruh bangsa
atau warga Negara Indonesia.
Demikian isi rumusan sila-sila dari Pancasila
sebagai satu rangkaian kesatuan yang bulat dan utuh
merupakan dasar hukum, dasar moral, kaidah fundamental
bagi peri kehidupan bernegara dan masyarakat Indonesia dari
pusat sampai ke daerah-daerah.
Pancasila sebagai Dasar Negara, maka
mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar
Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya
setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat
11
kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila sebagai
dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum
yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain pengamalan
Pancasila sebagai dasar Negara disertai sanksi-sanksi hukum.
Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai
weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup
sehari-hari tidak disertai sanksi- sanksi hukum tetapi
mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusia Indonesia
terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk
mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang
tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang barlaku
di Indonesia.
Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan
mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara Republik
Indonesia mempunyai sifat imperatif memaksa. Sedangkan
pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan
hidup dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi
hukum tetapi mempunyai sifat mengikat.
12
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang sudah disampaikan, dapat
disimpulkan bahwa Pendidikan Pancasila sangat penting
diajarkan kepada para pelajar agar para pelajar mengerti dan
memiliki pedoman dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dan Pendidikan Pancasila bukan hanya sebuah
materi dalam ilmu pendidikan saja akan tetapi sebuah
pembuktian tentang bagaimana bangsa Indonesia terbentuk
dan apa saja perangkat – perangkat sebuah Negara.
B. Saran
Dengan adanya penjelasan tentang Pendidikan Pancasila
ini diharapkan setiap warga Indonesia bias mengaplikasikan
dan mengamalkan semua yang tercantum dalam sila – sila
pancasila dalam kehidupan sehari – harinya. Bukan hanya
mengerti tetapi juga menghayati dan mengamalkannya.
Bukan hanya rakyat saja yang perlu mengaplikasikan setiap
sila – sila pancasila, tetapi setiap warga Negara Indonesia
termasuk para anggota pemerintahan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bakry, Noor Ms.1997. Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta : Liberty.
Dipoyudo, Kirdi.1979. Pancasila Arti dan Pelaksanaannya. Jakarta : Centre for Strategic and International Studies Huda, Ni’matu Negara Hukum, Demokrasi, dan Judicial Review, Yogyakarta: UII Press, 2005.
Masduki, Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalistik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Azyumardi Azra, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, Jakarta:ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2003.
Sareb Putra, R.Masri (ed), Etika dan Tertib Warga Negara, Jakarta: Salemba Humanika, 2010.
Tim Pokja UIN Sunan Kalijaga, Pancasila dan Kewarganegaraan,Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005.
14
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang
kekurangan dan Kelebihan Sistem Pemerintahan di Indonesia. Penulis sadar
dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan oleh sebab itu
penyusun mengharapkan saran yang membangun agar dapat menjadi acuan dalam
penyusunan makalah yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Penulis
i
15
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan................................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................ 2
A. Pengertian Pancasila ......................................................................... 2
B. Isi Ideologi Pancasila......................................................................... 3
C. Peranan Pancasila sebagai Ideologi Nasional.................................... 4
D. Landasan Pancasila ........................................................................... 5
E. Tujuan Pancasila ............................................................................... 8
F. Pancasila Sebagai Ideologi Negara ................................................... 8
BAB III PENUTUP ...............................................................................................
11
A. Kesimpulan .......................................................................................
11
B. Saran .................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA
16
top related