hukum dan sejarah agraria masa kemerdekaan

Post on 05-Jan-2016

167 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

HUKUM DAN SEJARAH AGRARIA MASA KEMERDEKAAN. Ada Apa dengan Hukum Agraria Belanda??. Domein verklaring memperkosa hak-hak rakyat pribumi Pintu masuk investor asing. Latarbelakang Pembaruan Hukum Agraria. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Ada Apa dengan Hukum Ada Apa dengan Hukum Agraria Belanda??Agraria Belanda??

Domein verklaring memperkosa hak-Domein verklaring memperkosa hak-hak rakyat pribumihak rakyat pribumi

Pintu masuk investor asingPintu masuk investor asing

Latarbelakang Latarbelakang Pembaruan Hukum AgrariaPembaruan Hukum Agraria

HHukum agraria yang berlaku sebagian tersusun ukum agraria yang berlaku sebagian tersusun berdasarkan tujuan dan sendi-sendi dari pemerintah berdasarkan tujuan dan sendi-sendi dari pemerintah jajahan jajahan dan sebagian lainnya lagi dan sebagian lainnya lagi dipengaruhidipengaruhi olehnya, olehnya,

HHukum agraria ukum agraria berbersifat sifat dualismedualisme, yaitu dengan , yaitu dengan berlakunya peraturan-peraturan dari hukum adat di berlakunya peraturan-peraturan dari hukum adat di samping peraturan-peraturan dari dan yang didasarkan samping peraturan-peraturan dari dan yang didasarkan atas hukum barat hal mana selain menimbulkan atas hukum barat hal mana selain menimbulkan pelbagai masalah antargolongan yang serba sulit, juga pelbagai masalah antargolongan yang serba sulit, juga tidak sesuai dengan cita-cita persatuan Bangsatidak sesuai dengan cita-cita persatuan Bangsa

BBagi rakyat asli hukum agraria penjajahan agi rakyat asli hukum agraria penjajahan tidak tidak menjamin kepastian hukummenjamin kepastian hukum

Pentingnya Pembaruan Hukum Pentingnya Pembaruan Hukum AgrariaAgraria

"Di dalam Negara Republik Indonesia yang susunan "Di dalam Negara Republik Indonesia yang susunan kehidupan rakyatnya, termasuk perekonomiannya, kehidupan rakyatnya, termasuk perekonomiannya, terutama masih bercoraterutama masih bercorakk agraris, bumi, air dan agraris, bumi, air dan ruang angkasa, sebagai Karunia Tuhan Yang Maha ruang angkasa, sebagai Karunia Tuhan Yang Maha Esa, mempunya iungsi yang amat penting untuk Esa, mempunya iungsi yang amat penting untuk membangun masyarakat adil dan makmur sebagai membangun masyarakat adil dan makmur sebagai yang kita cita-citakan. Dalam pada itu hukum agraria yang kita cita-citakan. Dalam pada itu hukum agraria yang berlaku sekarang ini, yang seharusnya yang berlaku sekarang ini, yang seharusnya merupakan salah satu alat yang penting untuk merupakan salah satu alat yang penting untuk membangun masyarakat yang adil dan makmur membangun masyarakat yang adil dan makmur tersebut, ternyata bahkan sebaliknya, dalam banyak tersebut, ternyata bahkan sebaliknya, dalam banyak hal justru merupakan penghambat daripada hal justru merupakan penghambat daripada tercapainya cita-cita di atas.”tercapainya cita-cita di atas.”

Hukum Agraria Pasca Hukum Agraria Pasca KemerdekaanKemerdekaan

Masa pemerintahan SoekarnoMasa pemerintahan Soekarno IIklim kebebasan mendorong pengorganisasian petani klim kebebasan mendorong pengorganisasian petani

dan mendorong terbukanya kebebasan gerakan bagi dan mendorong terbukanya kebebasan gerakan bagi organisasi massa petani untuk memperkuat diriorganisasi massa petani untuk memperkuat diri

LaLand reformnd reform menjadi perspektif utama perjuangan dan menjadi perspektif utama perjuangan dan gerakan petanigerakan petani

Masa Pemerintahan SoehartoMasa Pemerintahan Soeharto KKebijakan agraria lebih menekankan pada aspek ebijakan agraria lebih menekankan pada aspek

peningkatan produksi tanpa terlebih dahulu menata peningkatan produksi tanpa terlebih dahulu menata struktur agraria dari yang timpang menjadi lebih adilstruktur agraria dari yang timpang menjadi lebih adil

PPenekanan stabilitas politik dalam pencapaian tujuan enekanan stabilitas politik dalam pencapaian tujuan pertumbuhan ekonomi tinggipertumbuhan ekonomi tinggi

Masa ReformasiMasa Reformasi Revitalisasi agrariaRevitalisasi agraria Semangat Pembaruan agrariaSemangat Pembaruan agraria

Masa Pemerintahan SoekarnoMasa Pemerintahan Soekarno

Produk HukumProduk Hukum Lahirnya UUPALahirnya UUPA

Cerminan UU hukum agraria pribumiCerminan UU hukum agraria pribumi Konflik akibat pelaksanaan land reform; Konflik akibat pelaksanaan land reform; pendudukan pendudukan

tanah-tanah perkebunantanah-tanah perkebunan, , pengambilan kembali pengambilan kembali tanah-tanah objek tanah-tanah objek land reformland reform, ,

Lahirnya UUPBHLahirnya UUPBH MMenciptakan hubungan yang adil antara petani enciptakan hubungan yang adil antara petani

pemilik tanah dan penggarap sehingga tercipta suatu pemilik tanah dan penggarap sehingga tercipta suatu akses yang menguntungkan bagi penggarap serta akses yang menguntungkan bagi penggarap serta tidak terjadi eksploitasi di antara keduanyatidak terjadi eksploitasi di antara keduanya

Lahirnya UU No.56/1960Lahirnya UU No.56/1960 Penetapan luas maksimum dan minimum penguasan Penetapan luas maksimum dan minimum penguasan

tanah pertanian (maks 20 ha)tanah pertanian (maks 20 ha) Menghindari penguasaan tanah yang berlebihan di Menghindari penguasaan tanah yang berlebihan di

tangan satu orangtangan satu orang

Relasi agraria mengalami perubahan Relasi agraria mengalami perubahan Berkembangnya konflik tanah menyebabkan Berkembangnya konflik tanah menyebabkan

pertentangan tajam antar golongan.pertentangan tajam antar golongan. Organisasi petani memegang peran penting Organisasi petani memegang peran penting

dalam upaya land reformdalam upaya land reform

Pemerintah

Rakyat Tuan tanah

Petani tidak

berlahan

PKIBTI

PDINU

UUPA Merupakan Cerminan UUPA Merupakan Cerminan Hukum Agraria IndonesiaHukum Agraria Indonesia

Proses LahirnyaProses Lahirnya Panitia Panitia

Implementasi di LapangImplementasi di Lapang KonsekuensiKonsekuensi

Kelengkapan UUPAKelengkapan UUPA

UU 56 Prp 1960 (penetapan luas UU 56 Prp 1960 (penetapan luas tanah pertanian)tanah pertanian)

UU Pokok Bagi HasilUU Pokok Bagi Hasil

Masa Pemerintahan SoehartoMasa Pemerintahan Soeharto

Pemerintah memandang bahwa pertumbuhan Pemerintah memandang bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi lebih penting dari pada ekonomi yang tinggi lebih penting dari pada pelaksanaan redistribusi sumber daya agraria pelaksanaan redistribusi sumber daya agraria melalui program melalui program land reformland reform yang dianut oleh yang dianut oleh pemerintah sebelumnya. pemerintah sebelumnya.

AlasanAlasan:: RRata-rata luas penguasaan tanah di Jawa dan Bali yang ata-rata luas penguasaan tanah di Jawa dan Bali yang

sangat sempit tidak relevan untuk melakukan strategi sangat sempit tidak relevan untuk melakukan strategi pembangunan pedesaanpembangunan pedesaan

PProgram redistribusi dianggap dapat menghambat rogram redistribusi dianggap dapat menghambat upaya pembangunan ekonomi dalam waktu yang sangat upaya pembangunan ekonomi dalam waktu yang sangat cepat. cepat.

Masa Pemerintahan SoehartoMasa Pemerintahan Soeharto

ORDE BARU

Dana pembangunan dari kreditor asing, modal asing,

swasta

UUPMA UPMDN

MMengundang investor asing engundang investor asing untuk melakukan investasi di Indonesiuntuk melakukan investasi di Indonesiaa

MModal asing yang masuk ke Indonesia sebagian odal asing yang masuk ke Indonesia sebagian besar merupakan perusahaan yang melakukan besar merupakan perusahaan yang melakukan eksploitasi sumber daya alam, baik kehutanan eksploitasi sumber daya alam, baik kehutanan

maupun pertambangan.maupun pertambangan.

Gambaran kondisi agraria di tiap Gambaran kondisi agraria di tiap sektorsektor

Kehutanan dan PertambanganKehutanan dan Pertambangan Undang-Undang Pokok Kehutanan (UUPK) pada tahun Undang-Undang Pokok Kehutanan (UUPK) pada tahun

1967 merupakan bukti didukungnya upaya 1967 merupakan bukti didukungnya upaya mempercepat eksploitasi terhadap subsektor kehutananmempercepat eksploitasi terhadap subsektor kehutanan

EEksploitasi ksploitasi di bidang pertambangan di bidang pertambangan diawali ketika diawali ketika pemerintah mengeluarkan UU Pokok Pertambangan pemerintah mengeluarkan UU Pokok Pertambangan pada tahun 1967pada tahun 1967

Banyak investor menanamkan modal, menyebabkan Banyak investor menanamkan modal, menyebabkan muncul sengketa agraria di kehutanan dan muncul sengketa agraria di kehutanan dan pertambangan yang berasal dari pemberian HPH dan pertambangan yang berasal dari pemberian HPH dan Hak Konsesi (Kuasa Pertambangan)Hak Konsesi (Kuasa Pertambangan)

PerkebunanPerkebunan Tahun 1985, pendapatan dari minyak menurun, Tahun 1985, pendapatan dari minyak menurun,

sehingga pemerintah melirik sektor perkebunansehingga pemerintah melirik sektor perkebunan Kemudahan investasi diberikan melalui HGU dan PIRKemudahan investasi diberikan melalui HGU dan PIR Mekanisme demikian menjadi akar konflik karena HGU Mekanisme demikian menjadi akar konflik karena HGU

yang diberikan merupakan tanah rakyatyang diberikan merupakan tanah rakyat

Masa ReformasiMasa Reformasi

Usulan Revisi UUPA (1998)Usulan Revisi UUPA (1998)TAP MPR IX/2001TAP MPR IX/2001

Keppres No.34/2003Keppres No.34/2003RUU sumber daya agrariaRUU sumber daya agraria

Perpres No.36/2005Perpres No.36/2005Perpress No.10/2006Perpress No.10/2006

Usulan Revisi Atas UUPA No. 5/1960Usulan Revisi Atas UUPA No. 5/1960

AlasanAlasan UUPA mencantumkan bahwa kepentingan rakyat UUPA mencantumkan bahwa kepentingan rakyat

dibawah kepentingan nasionaldibawah kepentingan nasional Selama orde baru, negara terlalu dominan Selama orde baru, negara terlalu dominan

mengejar pertumbuhan ekonomi sehingga rakyat mengejar pertumbuhan ekonomi sehingga rakyat dikorbankandikorbankan

Atas dasar alasan di atas, perlu undang-undang Atas dasar alasan di atas, perlu undang-undang yang mengedepankan kedaulatan rakyat atas yang mengedepankan kedaulatan rakyat atas sumber-sumber agraria – perlu perubahan filosofissumber-sumber agraria – perlu perubahan filosofis

Upaya makin meneguhkan visi UUPA yakni Upaya makin meneguhkan visi UUPA yakni penguasaan, peruntukkan, pemeliharaan, dan penguasaan, peruntukkan, pemeliharaan, dan pemanfaatan SSA dijalankan dalam semangat pemanfaatan SSA dijalankan dalam semangat agrraian reformagrraian reform

Cita-cita yang hendak diwujudkan adalah Cita-cita yang hendak diwujudkan adalah “KEADILAN AGRARIA”“KEADILAN AGRARIA”

Usulan Revisi Atas UUPA No. 5/1960 - LanjutanUsulan Revisi Atas UUPA No. 5/1960 - Lanjutan

Arah Revisi Koreksi terhadap politik hukum agraria

Orde Baru Mengurangi kebijakan yang bersifat

sektoral dan berorientasi pertumbuhan Memandang perlunya memfokuskan

pada sengketa agraria Revisi UUPA diharapkan menjadi UU

payung Penguatan institusi rakyat

TAP MPR No.IX/2001TAP MPR No.IX/2001

KandunganKandungan Pengaturan pengelolaan sumberdaya Pengaturan pengelolaan sumberdaya

alamalam Mengisyaratkan pengintegrasian Mengisyaratkan pengintegrasian

kembali cara pandang sektoralisme kembali cara pandang sektoralisme terhadap penguasaan dan terhadap penguasaan dan pemanfaatan SSApemanfaatan SSA

Aspek LainAspek Lain Reduksi makna agrariaReduksi makna agraria

Keppres No.34/2003Keppres No.34/2003

KandunganKandungan Perintah kepada BPN untuk Perintah kepada BPN untuk

melakukan percepatan dalam pross melakukan percepatan dalam pross penyempurnaan UU No. 5/1960penyempurnaan UU No. 5/1960

Pembagian kewenangan pertanahan Pembagian kewenangan pertanahan pusat-daerahpusat-daerah

Pelemparan tanggungjawab dalam Pelemparan tanggungjawab dalam menangani konflik agrariamenangani konflik agraria

RUU Sumber Daya AgrariaRUU Sumber Daya Agraria

TujuanTujuan Penyempurnaan UUPAPenyempurnaan UUPA

KenyataanKenyataan Mengganti UUPA 1960Mengganti UUPA 1960 Membuka ruang yang lebih besar bagi bekerjanya Membuka ruang yang lebih besar bagi bekerjanya

mesin investasimesin investasi Meninggalkan semangat populisme dan Meninggalkan semangat populisme dan

keberpihakan terhadap rakyat kecil terutama keberpihakan terhadap rakyat kecil terutama petani penggarap, buruh tani dan kaum miskin lainpetani penggarap, buruh tani dan kaum miskin lain

Meninggalkan prinsip tanah untuk para penggarap Meninggalkan prinsip tanah untuk para penggarap ((land to the tillerland to the tiller))

Membuka peluang pasar tanahMembuka peluang pasar tanah

Kritik Terhadap RUU SSAKritik Terhadap RUU SSA

Kritik terhadap proses Tidak ada keterlibatan seluruh elemen, pakar agrariaTidak ada keterlibatan seluruh elemen, pakar agraria

Proses terkesan tertutupProses terkesan tertutup

Konsultasi publik dilakukan terbatasKonsultasi publik dilakukan terbatas

Kritik terhadap substansi Uraian positif UUPA tidak tampil dalam RUUUraian positif UUPA tidak tampil dalam RUU

Tidak ada definisi yang jelas tentang agrariaTidak ada definisi yang jelas tentang agraria

Pengawet semangat sektoralisme dalam pengelolaan SSAPengawet semangat sektoralisme dalam pengelolaan SSA

Hanya menjadi sarana dalam rangka efisiensiHanya menjadi sarana dalam rangka efisiensi

Tidak ada bab tentang pengaturan penguasaan tanahTidak ada bab tentang pengaturan penguasaan tanah

Dualisme tentang perombakan struktur dan penatapan Dualisme tentang perombakan struktur dan penatapan pajak progresifpajak progresif

Perpres No. 36/2005Perpres No. 36/2005

LatarbelakangLatarbelakang Infrastruktur summitInfrastruktur summit yang menghasilkan yang menghasilkan

kesepakatan bahwa pembangunan akan kesepakatan bahwa pembangunan akan menunjang iklim investasi di Indonesia. menunjang iklim investasi di Indonesia. Kesepakatan ini diimplementasikan dalam bentuk Kesepakatan ini diimplementasikan dalam bentuk produk hukum yang memberi kemudahan ijin produk hukum yang memberi kemudahan ijin pembangunan bagi investorpembangunan bagi investor

Kepentingan ekonomi, meningkatkan pendapatan Kepentingan ekonomi, meningkatkan pendapatan Negara dengan cara membuka peluang investasi Negara dengan cara membuka peluang investasi bagi pemodal yang akan mengembangkan usaha bagi pemodal yang akan mengembangkan usaha di Indonesia di Indonesia

Kepentingan pemerintah dalam hal penyediaan Kepentingan pemerintah dalam hal penyediaan lahan untuk kepentingan umum. lahan untuk kepentingan umum.

Kandungan “Penyempurnaan” dari Keppres No. 55/1993 Keppres No 55/1993 mengatur soal jenis pembangunan untuk

kepentingan umum dalam 14 jenis. Jenis pembangunan itu harus memenuhi unsur dimiliki pemerintah, dilaksanakan pemerintah, dan tidak digunakan untuk mencari keuntungan.

Kritik Sejumlah pasal yang bertabrakan satu sama lain dan

bertentangan dengan UU. Ketidakseimbangan posisi hukum antara pihak-pihak yang

terkait dalam proses sengketa tanah. Ada sejumlah pasal yang dalam implementasinya di lapangan

merugikan rakyat. Misalnya, pasal-pasal mengenai panitia pengadaan tanah, proses musyawarah, ganti rugi, dan pencabutan hak atas tanah. Sampai saat ini saja tercatat 1.148 kasus sengketa agraria yang tersebar di seluruh Indonesia. Dan baru 154 kasus yang diselesaikan.

Tidak adanya jaminan bahwa tanah yang sudah ditetapkan sebagai lokasi pembangunan untuk kepentingan umum seterusnya akan tetap digunakan untuk kepentingan umum.

Perpres No 36/2005 mengatur domain yang terlalu besar dan lebih didominasi pendekatan ekonomi. Karenanya, hanya dengan undang-undang persoalan tanah bisa diatur lebih komprehensif.

Perpres No. 10/2006Perpres No. 10/2006

KandunganKandungan Penyerahan kewenangan mengatur Penyerahan kewenangan mengatur

tanah di tangan BPN pusattanah di tangan BPN pusat

Pertanyaan:Pertanyaan: Bagaimana dengan prinsip Bagaimana dengan prinsip

desentralisasi??desentralisasi??

top related