hubungan tingkat pendidikan dan pendapatan dengan …
Post on 16-Oct-2021
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN
DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN GRATIS DI
PUSKESMAS KECAMATAN JEREWEH KABUPATEN
SUMBAWA BARAT
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progran Studi Strata II pada
Jurusan Magister Manajemen Fakultas Pasca Sarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh:
HENDI AGUSTONO
P 100 110 036
MAGISTER MANAJEMEN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN
DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN GRATIS DI
PUSKESMAS KECAMATAN JEREWEHKABUPATEN
SUMBAWA BARAT
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pendidikan
Dan Pendapatan Dengan Kualitas Pelayanan Kesehatan Gratis Di Puskesmas
Kecamatan Jereweh kabupaten Sumbawa Barat. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 84 responden pasien di Puskesmas dengan menggunakan kuesioner
untuk pengumpulan data. Teknik pengambilan sampel dengan metode accidental
sampling. Teknik analisa data menggunakan Analisis Uji Korelasi Spearman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) tidak ada hubungan yang bermakna
antara tingkat pendidikan dengan kualitas pelayanan kesehatan gratis. 2) tidak ada
hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan kualitas pelayanan kesehatan
gratis.
Kata kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan dan Kualitas Pelayanan
Abstract
This study aims to relate the level of education and income with the quality
of free health services in the health center of Jereweh district, Sumbawa Barat
district. The sample in this study amounted to 84 patient respondents at the
Puskesmas using a questionnaire for data collection. The sampling technique is a
acidental sampling method. Data analysis techniques using Spearman’s
Correlation test. The results of this study indicate that: 1) education does not have
a correlation on the quality of health services. 2) income does not have a
correlation on the quality of health services..
Keywords: Education level, Income and service quality
1. PENDAHULUAN
Dalam Sekarang diakui secara luas bahwa hasil kesehatan sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial di luar pelayanan kesehatan. Perbedaan
dramatis dalam morbiditas, mortalitas, dan faktor risiko yang telah
didokumentasikan oleh para peneliti di dalam dan di antara negara-negara
2
bermotif setelah faktor-faktor penentu sosial klasik kesehatan, seperti
pendidikan dan pendapatan (Link dan Phelan, 1995; CSDH, 2008), serta
ditempatkan berdasarkan karakteristik lingkungan fisik dan sosial di mana
orang hidup — dan kebijakan struktural makro yang membentuknya. Untuk itu
kesehatan harus dipenuhi karena menjadi kebutuhan dasar manusia dalam
mendapatkan kehidupan yang layak dan produktifitas. Dalam UUD 1945 pasal
28 H dan UUD no 23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang berbunyi bahwa
setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan, perlindungan kesehatan
dan Negara bertanggung jawab penuh terhadap hak hidup rakyatnya.
Kampanye pemilihan kepala daerah Kabupaten Sumbawa Barat di tahun
2006 menyampaikan visi dan misi calon bupati dan wakil bupati tentang
program kesehatan gratis di Kabupaten Sumbawa Barat. Setelah terpilih dan
dilantiknya bupati terpilih, maka sesuai dengan janji dan agenda bupati terpilih
membebaskan biaya berobat diseluruh Puskesmas dan Rumah Sakit yang ada
didaerah Sumbawa Barat. Kebijakan pelayanan kesehatan gratis dilaksanakan
di Kabupaten Sumbawa Barat mulai pada bulan Oktober tahun 2006 atas
instruksi bupati Sumbawa Barat, dan pada tanggal 13 Februari dikeluarkan
surat keputusan (SK).
Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat telah menetapkan kebijakan
untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat sejak tahun
2006. Hal ini diatur dalam Keputusan Bupati Nomor 09 Tahun 2006 Tentang
Pelayanan Kesehatan/Pengobatan Gratis di Puskesmas dan jaringannya di
Kabupaten Sumbawa Barat. Kebijakan tersebut diambil sebagai salah satu
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan sebagai langkah
awal untuk membentuk Jaminan Kesehatan Masyarakat di tingkat daerah.
Program ini merupakan bantuan sosial untuk masyarakat yang diberikan dalam
bentuk pembayaran “klaim” atas setiap tindakan medis yang dilakukan di
Puskesmas-Puskesmas.
Sejak awal terbentuknya pemerintah daerah Sumbawa Barat, pemerintah
telah memiliki prioritas utama dalam pelayanan kesehatan yaitu dengan
pembangunan SDA yang menjadi dasar utama dalam pembangunan daerah,
3
dalam hal ini indikator utama adalah pendidikan dan kesehatan. Adanya
peraturan Kabupaten Sumbawa Barat sesuai dengan peraturan Bupati Nomor 9
tahun 2006 yang berisi tentang pelayanan kesehatan melalui program
kesehatan gratis di Rumah Sakit dan Puskesmas sehingga menunjang dari
komitmen pemerintahan dalam hal pelayanan kesehatan. Dampaknya ialah
meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memeriksa kesehatan dan berobat
ke Rumah Sakit dan Puskesmas, terutama pelayanan kesehatan ibu hamil dan
penanganan kelahiran dengan tenaga kesehatan atau bidan. Dengan
terpenuhinya pelayanan terhadap kesehatan, melalui penerapan program
kesehatan gratis, maka masyarakat mendapat perlakuan yang sama dalam hal
pelayanan kesehatan. Terutama lapisan masyarakat bawah, program ini
dianggap sebagai bagian untuk meringankan beban hidup masyarakat.
Adanya kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Sumbawa
Barat masyarakat lebih mudah dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di
Puskesmas yang kedepannya bisa membuat masyarakat dari segi kesehatan
terpenuhi. Akan tetapi dalam hal ini ketika adanya kebijakan ini belum bisa
dimaksimalkan juga dengan pelayanan yang bermutu untuk kebutuhan petugas.
Sehingga kebijakan ini hanya berpihak terhadap masyarakat dan harus
ditunjang ke petugasnya agar dapat termotivasi dalam melaksanakan tugas dan
mendapatkan perlakuan adil.
Keragaman luas layanan merupakan faktor lain yang menimbulkan
kesulitan pengukuran. Kita mungkin perlu kriteria terpisah untuk membedakan
layanan terutama berdasarkan jenis pengalaman yang dimiliki pengguna
dengan layanan tertentu. Layanan juga dapat berbeda dalam tingkat
pengetahuan teknis dan keterampilan yang dibutuhkan. Meskipun ada
pengakuan umum atas perbedaan-perbedaan di antara jenis-jenis layanan ini,
ada pengetahuan yang agak terbatas tentang dampak berbagai jenis layanan ini
terhadap kepuasan konsumen. Secara tradisional, untuk menjelaskan kualitas
dan kepuasan layanan, hanya langkah-langkah kognitif yang dipertimbangkan
seperti diskonifikasi atau kinerja layanan yang dirasakan sehingga perlu
pemahaman secara lebih mendalam tentang good govermance merupakan salah
4
satu upaya terhadap perwujudan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu
(Azwar, 2009).
Namun, seperti banyak sistem perawatan kesehatan umum lainnya di
seluruh dunia, rumah sakit umum menghadapi masalah yang sama. Tantangan
utama bagi Rumah Sakit umum adalah untuk memenuhi harapan dan
permintaan yang meningkat untuk layanan kesehatan karena pertumbuhan
populasi. Sehingga diperlukan pelayanan kesehatan dengan mutu kualitas
puskesmas yang memadai. Pasien akan selalu mencari pelayanan kesehatan di
fasilitas yang kinerja layanan pelayanan kesehatanya dapat memenuhi harapan
pasien (Pohan, 2007).
Dalam hal ini suatu pelayanan dikatakan berhasil apabila pasien puas
dengan pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas. Oleh karena itu,
manajemen suatu pelayanan kesehatan perlu mengevaluasi sejauh mana
kualitas pelayanan yang di berikan secara gratis di Puskesmas Kecamatan
Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat. Berdasarkan hasil survey awal di
diketahui bahwa pasien yang berobat kurang mendapat pelayanan yang baik
disebabkan sikap petugas yang kurang ramah terhadap pasien dan juga empati
petugas yang kurang efektif sehingga pasien kurang puas dan bisa
mempengaruhi kualitas pelayanan di puskesmas tersebut. Serta motivasi
petugas semakin menurun bahkan ada pasien yang bisa mereka layani dan
tangani tetapi mereka malah merujuk ke tempat lain dan bahkan jam kerja tidak
dipatuhi, dan seringkali dokter terlambat dan tidak masuk di hari kerja, dan
kebanyakan masyarakat pergi berobat ke luar kota yang pelayanan dan
fasilitasnya jauh lebih baik. Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti
tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang “Hubungan Tingkat Pendidikan dan
Pendapatan dengan Kualitas Pelayanan Kesehatan Gratis di Puskesmas
Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat”.
5
Variabel bebas Variabel terikat
Gambar 2.1 :KerangkaKonsepPenelitian
1.1 Hipotesis
H1 : Adanya hubungan antara tingkat pendidikan dan kualitas pelayanan
H2 : Adanya hubungan antara pendapatan dan kualitas pelayanan
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan
Cross Sectional, yaitu untuk mencari hubungan antara tingkat pendidikan dan
pendapatan dengan kualitas pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas
Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat. Populasi pada penelitian ini
yaitu jumlah pasien yang memanfaatkan pelayanan kesehatan gratis di
puskesmas Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat sebanyak 489
responden. Jumlah sampel sebanyak 84 responden dengan menggunakan
teknik pengambilan sampling accidental.
2.1 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
Korelasi Spearman. Uji Korelasi Spearman merupakan salah satu teknik
statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau
lebih yang sifatnya kuantitatif dan kualitatif (Departemen Biostatistik FKM
UI, 2009). Dalam penelitian ini analisis korelasi digunakan untuk mencari
hubungan antara variabel tingkat pendidikan (X1), dan variabel tingkat
pendapatan (X2) dengan variabel kualitas pelayanan kesehatan Puskesmas
(Y).
Tingkat Pendidikan
Kualitas pelayanan
kesehatan Tingkat Pendapatan
6
3. HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengujian Hipotesis Analisis Korelasi Spearman
Uji Korelasi Spearman Variabel Nilai Korelasi Signifikansi Hasil
Tingkat Pendidikan -0,006 0,954 Tidak Ada Hubungan
Tingkat Pendapatan -0,046 0,678 Tidak Ada Hubungan
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian analisis Korelasi Spearman didapatkan
pembahasan hipotesis.
3.2.1. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Responden dengan Kualitas
Pelayanan Kesehatan Gratis di Puskesmas Kecamatan Jereweh Kabupaten
Sumbawa Barat.
Berdasarkan hasil uji hipotesis antara tingkat pendidikan dengan
kualitas pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas Kecamatan Jereweh
Kabupaten Sumbawa Barat diperoleh nilai signifikan sebesar 0,954.
Dengan demikian hipotesis ini tidak dapat di terima, artinya tidak ada
hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kualitas
pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas Kecamatan Jereweh Kabupaten
Sumbawa Barat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Azlika (2015) menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
tidak memiliki hubungan dengan kepuasan pasien dengan p-Value 0,750
(>0,05).
Hasil ini tidak konsisten yang dilakukan oleh Laith (2011) yang
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi persepsi pasien
dengan kualitas pelayanan. Penelitian yang dilakukan oleh Pinar (2015)
menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara tingkat
pendidikan dengan persepsi yang dibangun untuk pasien. Hal ini berarti
bahwa adanya masyarakat yang memiliki pendidikan menjadi faktor utama
mempengaruhi persepsi dan harapan untuk pelayanan karena semakin
7
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin mengerti tentang
kesehatan. Seseorang dengan pendidikan lebih rendah cenderung
mempersepsikan pelayanan baik dibandingkan dengan yang berpendidikan
tinggi (Tjiptono, 2007).
Hasil yang berbeda ini disebabkan oleh fenomena dilapangan,
dimana pengguna pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas Kecamatan
Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat menilai kualitas pelayanan yang
mereka dapatkan baik dan sangat membantu mereka, karena mereka tidak
harus mengeluarkan biaya untuk berobat dan menganggap pemerintah
daerah meringankan dan membantu biaya berobat sehingga penilaian
mereka terhadap kualitas pelayanan yang diberikan tidak dipengaruhi oleh
tingkat pendidikannya tetapi dipengaruhi oleh faktor lain.
3.2.2. Hubungan antara Pendapatan Responden dengan Kualitas Pelayanan
Kesehatan Gratis di Puskesmas Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa
Barat.
Berdasarkan hasil uji hipotesis antara pendapatan dengan kualitas
pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas Kecamatan Jereweh Kabupaten
Sumbawa Barat diperoleh nilai signifikan sebesar 0,678. Dengan demikian
hipotesis ini tidak dapat di terima, artinya tidak ada hubungan yang
bermakna antara pendapatan dengan kualitas pelayanan kesehatan gratis di
Puskesmas Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mokoginta (2009), dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan antara penghasilan dengan persepsi pelanggan terhadap
8
pelayanan Puskesmas Kotamobagu. Penelitian lain yang sesuai dengan
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Subait (2016) di Saudi
Arabia, yang menunjukkan hasil bahwa tingkat pendapatan pasien tidak
mempengaruhi kepuasan pasien.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Laith (2011) di Jordania, dengan hasil bahwa penghasilan
mempengaruhi persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan. Pada
penelitian lain yaitu penelitian Pinar (2015) di Turki, yang membuktikan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara penghasilan dengan persepsi
pasien. Hasil penelitian yang berbeda ini disebabkan oleh kebijakan
Pemerintah Daerah mensubsidi/menggratiskan biaya berobat di Rumah
Sakit dan Puskesmas-Puskesmas yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat.
Sehingga masyarakat atau pemakai jasa pelayanan kesehatan memberikan
persepsi yang baik terhadap kualitas pelayanan yang mereka dapatkan, jadi
penilaian kualitas pelayanan kesehatan yang baik tidak dipengaruhi oleh
tingkat penghasilan atau pendapatan melainkan dipengaruhi oleh faktor
lain.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian serta analisis data yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: tidak
ada hubungan antara tingkat pendidikan dan pendapatan dengan kualitas
pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas Kecamatan Jereweh Kabupaten
Sumbawa Barat.
9
4.2 Keterbatasan Masalah
Keterbatasan tentu dialami oleh setiap peneliti dalam melakukan
penelitian, namun diharapkan tidak menjadi sesuatu yang mengurangi
substantif manfaat penelitin yang dicapai, keterbatasan penelitian antara lain:
Metode survei ini menggunakan kuesioner, bahwa peneliti tidak dapat
mengontrol jawaban responden sehingga memungkinkan pengisian kuesioner
bukan berdasarkan yang mereka rasakan.
Dimungkinkan masih ada variabel lain diluar pendidikan dan
pendapatan yang mempunyai pengaruh lebih besar terhadap kualitas
pelayanan kesehatan.
4.3 Saran
Bagi Puskesmas Kecamatan Jereweh, Mengingat kualitas pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas Kecamatan Jereweh cukup baik,
maka disarankan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas
pelayanan yang mereka berikan dan memperhatikan hak-hak pasien dalam
memperoleh akses pelayanan.
Bagi penelitian yang akan datang tidak adanya pengaruh pendidikan
dan pendapatan dengan kualitas pelayanan dan dipengaruhi oleh variabel
lainnya diluar model yang telah ditentukan dalam penelitian, maka disarankan
kepada peneliti berikut, untuk melakukan penelitian yang terkait dengan
kualitas pelayanan diluar model yang telah ditetapkan yang mempunyai
kemungkinan mempengaruhi lebih besar terhadap kualitas pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Azlika, Adisti, Febi. 2015. Hubungan Antara Mutu Pelayanan Perawat Dan
Tingkat Pendidikan Dengan Kepuasan Pasien Peserta Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Islam (Rsi) Sitti Maryam Kota Manado. Journal Ilmiah Farmasi
Volume 4 Nomer 4.
Azwar A. 2009. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi ketiga. Jakarta:
Binarupa Aksara Publisher.
10
Laith, A., & Alkaa'ida, F. 2011. The Mediating Effect of Patient Satisfaction in the
Patients Perceptions of Healthcare Quality–Patient Trust Relationship.
International Journal of Marketing Studies, 3(1), 103-127.
Link, B. G., & Phelan, J. 1995. Social Conditions as Fundamental Causes of
Disease. Journal of Health and Social Behavior, 80-94.
Mokoginta, M.B., Sugihen, B.G., Susanto, D., Asngari, P.S. 2009. Karakteristik
Pelanggan dan Persepsi pelanggan Terhadap Pelayanan Puskesmas Kota
Kotamobagu dan Kabupaten Bolaang Margondoe Utara, Provinsi Sulawesi
Utara. Jurnal Penyuluhan, Volume 5, Nomor1, Maret 2009.
Pinar, Y., Oztunc, G., Zehra, E., Gulsah, T., & Kose, I. 2015. An Investigation of
Patients' Perceptions of Nursing Care: Case of Intensive Care. International
Journal of Caring Sciences,8(2), 412.
Pohan, I. 2007. Jaminan Mutulayanan Kesehatan: Dasar-Dasar Pengertian dan
Penerapan. Jakarta: EGC.
Subait AA. Ali A. Alsanmahi O. Aleesa M. Alkashan S. Alsalem M,et al. 2016.
Perception and Level of Satisfaction of Patients Seeking Dental Care; A
Cross-Sectional Study in a Major Healthcare Center in Saudi Arabia.Jurnal
Dent & Oral Disord, 2(4):1021.
Tjiptono, Fandy. 2007. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi.
World Health Organization. 1946. WHO Definition of Health.
http://www.who.int/about/definition/en/print.htm/.
top related