hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika
Post on 16-Oct-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS
VIII SMP NEGERI 2 PABELAN TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika
Disusun Oleh
ENDANG KUNCORONINGSIH
202009071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
ii
iii
iv
v
MOTTO
Orang yang paling sempurna bukanlah orang dengan otak yang sempurna,
melainkan orang yang dapat mempergunakan sebaiknya-baiknya dari
bagian otaknya yang kurang sempurna
(Aristoteles)
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(QS. Al-Baqarah: 153)
Maka bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari
sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap.
(QS. Al-Insyirah: 5-8)
Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah
(Qs. Al-Mu’min : 44)
Skripsi ini penulis persembahkan untuk : Allah SWT tempat perlindunganku
Bapak, ibu dan kakak yang senantiasa mencurahkan
Perhatian, dukungan dan melimpahkan doa untuk
kebahagiaan dan keberhasilan penulis.
vi
KATA PENGANTAR
Syukur, Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Sungguh suatu berkah yang luar biasa, akhirnya skripsi
yang berjudul Hubungan Antara Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika
dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas VIII Smp Negeri 2 Pabelan Tahun Ajaran
2012/2013 dapat terselesaikan.
Skripsi disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Strata 1 (S1) di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak telah membantu dan mendukung sehingga
penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Allah YME yang selalu setia membimbing langkah penulis.
2. Dra. Yari Dwikurnianingsih, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang
telahmemberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian.
3. Kriswandani S.Si, M.Pd. selaku kaprogdi Pendidikan Matematika yang telah
memberikan ijin untuk menyusun skripsi ini.
4. Prof. Sutriyono, Drs, M.Sc, Ph.d. dan Tri Nova Hasti Yunianta S.Pd, M.Pd.
selaku dosen pembimbing yang senantiasa mendukung, membantu,
memberi saran dan membimbing penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bambang Sudewo, S.Pd. selaku PLT Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Pabelan
yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di SMP Negeri 2
Pabelan.
6. Desy Shynta EP, S.Pd. selaku guru matematika kelas VIII SMP Negeri 2
Pabelan yang telah membantu dan mendukung kelancaran penelitian ini.
7. Segenap guru dan Staf pegawai SMP Negeri 2 Pabelan atas kesediaannya
memberikan informasi untuk penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh siswa dan siswi kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan khususnya siswa
kelas VIIIA dan VIIIB atas bantuan dan kerjasamanya.
9. Ibu, Bapak, kakak dan keluarga penulis atas semangat, doa dan dukungan
selama proses penyusunan skripsi.
vii
10. Ryan yang tanpa henti selalu memberi dukungan dan semangat bagi
penulis.
11. Sahabat–sahabat seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan
menjadi tempat curahan hati penulis.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
banyak membantu.
Penulis menyadari bahwa skripsi yang disusun ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Semoga skripsi ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan
karunia bagi kita semua.
Penulis
Endang Kuncoroningsih
viii
ABSTRAK
Kuncoroningsih, E. 2013. Hubungan antara Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika
dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan Tahun Ajaran
2012/2013. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Kristen
Satya Wacana.
Sikap siswa dalam pembelajaran matematika bermacam–macam, ada siswa yang
menunjukan sikap positif dengan cara memperhatikan dan tenang dalam proses
pembelajaran, namun ada juga siswa yang menunjukkan sikap negatif dengan mengobrol
sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui adanya hubungan yang signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran
matematika dengan prestasi belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.
Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan yang berjumlah
167 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan cluster sampling. Berdasarkan
teknik cluster sampling diperoleh dua kelas yang digunakan sebagai sampel, yaitu kelas
VIIIA dan VIIIB yang berjumlah 70 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner yang berisi skala sikap dalam pembelajaran matematika. Data prestasi belajar
diambil berdasarkan nilai raport Tes Tengah Semester 2. Uji korelasi Pearson Product
Moment digunakan untuk mengetahui hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran
matematika dengan prestasi belajar. Berdasarkan uji korelasi diperoleh nilai koefisien
korelasi sebesar 0,268 dengan nilai signifikansi sebesar 0,012. Oleh karena nilai rhitung lebih
besar dari nilai rtabel (0,268 0,235) artinya ada hubungan positif signifikan antara sikap
siswa dalam pembelajaran matematika terhadap prestasi belajar namun dalam kategori
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa sikap siswa dalam pembelajaran matematika
memberikan sumbangan sebesar 7,2% terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar
sedangkan 92,8% dipengaruhi oleh faktor lain diluar sikap.
Kata kunci: Sikap Siswa, Pembelajaran Matematika, Prestasi Belajar.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... iii
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Prestasi Belajar .......................................................................................... 5
1. Pengertian Prestasi Belajar ................................................................ 5
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ..................................... 6
3. Pengukuran Tes Prestasi .................................................................... 8
B. Hakikat Sikap ............................................................................................. 11
1. Pengertian Sikap ................................................................................ 11
2. Komponen Sikap ................................................................................ 12
3. Ciri-ciri Sikap ...................................................................................... 13
4. Tingkatan Sikap .................................................................................. 15
5. Pembentukan Sikap ........................................................................... 16
C. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 19
D. Kerangka Berfikir ....................................................................................... 20
E. Hipotesis ................................................................................................... 21
x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 23
B. Variabel Penelitian .................................................................................... 23
C. Definisi Operasional .................................................................................. 23
D. Populasi dan Sampel ................................................................................. 24
E. Desain Penelitian ....................................................................................... 24
F. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 25
G. Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................................... 27
H. Analisis Data .............................................................................................. 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Subjek Penelitian ..................................................................... 33
B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 33
C. Analisis Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel Penelitian .......................... 33
1. Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika .................................. 34
2. Prestasi Belajar Matematika .............................................................. 35
D. Uji Prasayat ............................................................................................... 36
1. Uji Normalitas .................................................................................... 36
2. Uji Linieritas ....................................................................................... 37
E. Hasil Analisis Korelasi ................................................................................ 37
F. Pembahasan .............................................................................................. 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 41
B. Saran ......................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 43
LAMPIRAN ................................................................................................. 47
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penyekoran Butir Kuesioner .......................................................... 26
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Aspek Sikap dalam Pembelajaran
Matematika .................................................................................. 26
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas ............................................................... 27
Tabel 3.4 Sebaran Item Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika
yang Valid dan yang Gugur ........................................................... 28
Tabel 3.5 Standar Reliabilitas ....................................................................... 29
Tabel 3.6 Pedoman Kuatnya Hubungan Antar Dua Variabel ........................ 30
Tabel 4.1 Deskripsi Kedua Variabel .............................................................. 34
Tabel 4.2 Hasil Analisis Uji Normalitas Hubungan antara Data Sikap
dalam Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar .......... 36
Tabel 4.3 Hasil Analisis Uji Linearitas Hubungan antara Data Sikap
dalam Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar .......... 37
Tabel 4.4 Koefisien Korelasi antara Sikap Siswa dalam Pembelajaran
Matematika dengan Prestasi Belajar ............................................ 38
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan antara Sikap Siswa dalam Pembeljaran
Matematika dengan Prestasi Belajar .......................................... 20
Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Relatif Pengukuran Sikap Siswa dalam
Pembelajaran Matematika ......................................................... 35
Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Relatif Pengukuran Prestasi Belajar ............ 35
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi kuesioner Sikap dalam Pembelajaran
Matematika .............................................................................. 48
Lampiran 2 Angket/Kuesioner Sikap Siswa dalam Pembelajaran
Matematika ............................................................................. 52
Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket/kuesioner
Mentah (Sebelum Gugur) ........................................................ 56
Lampiran 4 Uji Validitas dan reliabilitas Angket/Kuesioner
Bersih (Setelah Gugur) ............................................................ 58
Lampiran 5 Prestasi Belajar ........................................................................ 60
Lampiran 6 Sebaran Angket/Kuesioner Mentah (Sebelum Gugur) ............ 61
Lampiran 7 Sebarab Angket/Kuesioner Bersih (Setelah Gugur) ................. 67
Lampiran 8 Uji Prasyarat (Normalitas dan Linieritas) ................................. 71
Lampiran 9 Deskripsi Hasil Pengukuran Sikap dalam Pembelajaran
Matematika dan Prestasi Belajar ............................................ 73
Lampiran 10 Gambar Histogram Statistik Deskriptif Hasil Pengukuran
Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika dan
Prestasi Belajar ........................................................................ 74
Lampiran 11 Uji Korelasi ............................................................................... 75
Lampiran 12 Tabel Nilai r Product Moment ................................................. 76
Lampiran 13 Surat Ijin .................................................................................. 77
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang mendapat
perhatian cukup besar dari pemerintah. Hal tersebut dapat dilihat dari
beberapa tahun terakhir ini. Salah satu standar mutu pendidikan di Indonesia
diukur melalui hasil Ujian Nasional di mana mata pelajaran matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam setiap jenjang
pendidikan seperti pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi (Wilson, 2010).
Mata pelajaran matematika selalu berhubungan dengan mata
pelajaran yang lain. Terlihat dari alokasi jumlah pelajaran matematika yang
mendapatkan porsi lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya
(Arsiah, 2005). Mata pelajaran matematika banyak memuat konsep-konsep dan
prinsip-prinsip yang sukar dipahami, selain itu dalam matematika juga memuat
banyak rumus dan hitungan dalam setiap pemecahan masalah.
Banyak siswa mulai dari SD, SMP maupun SMA beranggapan mata
pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit karena beberapa faktor yang
ada, baik faktor dari siswa, guru maupun lingkungan. Kurangnya kemampuan
guru dalam penguasaan kelas, model pembelajaran yang monoton sehingga
membuat siswa merasa bosan dan kurang memperhatikan pelajaran yang
disampaikan, hal tersebut yang membuat banyak siswa kurang tertarik dengan
mata pelajaran matematika. Respon siswa yang demikian menjadi hambatan
besar bagi siswa untuk menyenangi apalagi memahami mata pelajaran
matematika. Akibatnya sikap siswa yang dari awal menganggap matematika
pelajaran yang susah, sehingga sangat sulit bagi siswa untuk menyerap bahkan
menyenangi pelajaran matematika. Hal tersebut yang mengakibatkan sikap
negatif terhadap pelajaran matematika dan menjadikan nilai mata pelajaran
matematika siswa sangat rendah dibandingkan mata pelajaran lainnya.
Menurut Wirawan (2002), sikap merupakan kecenderungan atau
kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi
rangsangan tertentu. Bogardus dkk (dalam Azwar, 2000) mendefinisikan sikap
2
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan
cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan
potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan
pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.
Sikap siswa terhadap prestasi belajar matematika adalah salah satu
faktor yang cukup penting untuk diperhatikan. Saat berlangsung proses belajar
mengajar sikap berperan sebagai alat pengendali diri, misalnya dengan adanya
sikap yang baik seseorang akan mampu menempatkan diri dengan situasi yang
dihadapinya. Sikap merupakan faktor internal yang berpengaruh dalam
prestasi belajar. Misalnya dengan ada sikap yang baik seseorang akan mampu
menempatkan diri dengan situasi yang dihadapinya.
Menurut Winkel (1996) prestasi belajar adalah salah satu bukti yang
menunjukan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses
belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang berhasil diperolehnya. Menurut
Tu’u (2004) prilaku yang terwujud pada sikap berpengaruh besar pada prestasi
belajar.
Penelitian yang dilakukan oleh Fatimaturrohmah (2010), yang
menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap
siswa terhadap pelajaran matematika dengan prestasi belajar matematika
siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Winantiti (2011),
hasil penelitian menunjukan bahwa diperoleh nilai dengan tingkat
signifikan 1% menunjukan adanya hubungan yang positif antara sikap siswa
terhadap mata pelajaran matematika dengan prestasi belajar matematika.
Bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Arsiah (2005),
yang menyatakan bahwa sikap siswa terhadap matematika di Indonesia tidak
mempengaruhi prestasi belajar matematika. Penelitian yang dilakukan oleh
Atawalo (2011), menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang positif dan
signifikan antara sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
prestasi belajar matematika pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 SOE Kabupaten
Timor Tengah Selatan.
Berdasarkan hasil pengamatan langsung di kelas, nampak bahwa
dalam pembelajaran matematika terdapat sebagian siswa yang menunjukan
sikap yang positif dalam proses pembelajaran. Sikap positif siswa tersebut
ditunjukan dengan siswa memperhatikan dan tenang dalam proses
pembelajaran. Namun ada juga sebagian siswa yang cenderung mengobrol
3
sendiri dan tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Walaupun
sudah ditegur oleh guru, siswa tersebut hanya mau memperhatikan sebentar
dan kembali asik sendiri dengan kegiatan lain diluar pelajaran. Ketika diberi
tugas atau soal untuk mengerjakan di depan kelas, siswa cenderung diam dan
tidak ada yang dengan senang hati untuk mengerjakan di depan.
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yaitu sejauh mana hubungan antara sikap dalam pembelajaran matematika
dan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian tentang
hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan
prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan Tahun Ajaran
2012/2013.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut. Apakah terdapat hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran
matematika dengan prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Pabelan tahun ajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan yang
signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi
belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan referensi yang dapat
digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara sikap
siswa dalam pelajaran matematika dengan prestasi belajar matematika
khususnya bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran
2012/2013; sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti yang relevan dimasa
yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang ada atau
tidaknya hubungan antara sikap siswa terhadap pelajaran matematika
4
dengan prestasi belajar matematika, sehingga dapat dilakukan tindakan
yang tepat dan nyata sesuai dengan aturan; bagi guru matematika agar
mampu menumbuhkan sikap positif siswa terhadap pelajaran matematika
sehingga siswa dapat lebih meningkatkan prestasi belajar; bagi siswa
sebagai masukan agar mempunyai sikap yang positif terhadap matematika
sehingga akan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika.
5
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk
memberikan pengalaman dan bimbingan kepada siswa. Setelah mengalami
proses pembelajaran siswa diharapkan dapat berubah dalam arti
bertambah pengetahuan, kemampuan, ketrampilan dan sikap yang lebih
baik. Salah satu alat untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran adalah melalui prestasi belajar.
Menurut Winkel (1996) prestasi belajar adalah salah satu bukti
yang menunjukan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang
melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang berhasil
diperolehnya. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah
siswa tersebut mengalami proses belajar yang dibuktikan dengan
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang
dinilai dari aspek kognitifnya yang ditunjukan dengan nilai atau angka
(Suroso, 2001).
Koster (2001) mengungkapkan prestasi belajar itu sebagai berikut:
dalam kegiatan pengajaran terjadi interaksi optimal antara guru dengan
siswa di mana guru memegang peran yang menentukan keberhasilan
proses belajar mengajar yang terwujud dalam bentuk belajar siswa
(kognitif) maupun konsep diri siswa (afektif) seperti watak, sikap dan
kepribadian siswa. Prestasi belajar siswa merupakan pengetahuan yang
dicapai siswa pada sejumlah mata pelajaran di sekolah.
Prestasi belajar adalah skor atau angka yang terdapat pada daftar
nilai rata–rata tugas, ulangan harian atau ulangan umum (Nuraeni, 2006).
Prestasi belajar adalah performance dan kompetensinya setelah
mempelajari materi untuk mencapai tujuan pengajaran dalam satuan
waktu tertentu yang dapat berupa semesteran atau tahun pelajaran
(Slameto, 1988). Menurut Azwar (1996) menyatakan prestasi belajar
sebagai suatu keberhasilan memperoleh pengetahuan dan kecakapan baru
yang dapat di operasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai
6
rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan dan
semacamnya.
Menurut Tu’u (2004), prestasi belajar adalah pengusaan
pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru. Belajar merupakan taraf keberhasilan sebuah proses mengajar-
belajar (the teaching-learning process) atau taraf keberhasilan sebuah
program pembelajaran/penyajian materi, dan kenaikan kelas (Syah, 2006).
Berdasarkan pengertian prestasi belajar yang telah dikemukakan di
atas, penelitian ini mengacu pada definisi prestasi belajar menurut Suroso
(2001) yaitu prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah siswa
tersebut mengalami proses belajar yang dibuktikan dengan perubahan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang dinilai dari
aspek kognitifnya yang ditunjukan dengan nilai atau angka.
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal, merupakan faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar, faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah (kesehatan
dan cacat tubuh), faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, sikap,
bakat, motif, kematangan dan kesiapan) dan faktor kelelahan.
Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu. Faktor eksternal
terdiri dari faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,
dan latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar guru,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar
dan tugas rumah), faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat,
media masa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Tu’u (2004) terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi prestasi,
yaitu: faktor kecerdasan, faktor bakat, faktor minat dan perhatian, faktor
motif, faktor cara belajar, faktor lingkungan keluarga dan faktor sekolah.
Faktor kecerdasan tidak hanya meliputi kemampuan rasional
matematis tetapi menyangkut kemampuan yang luas seperti kemampuan
7
rasional memahami, mengerti, memecahkan problem, serta kemampuan
mengatur prilaku berhadapan dengan lingkungan yang berubah dan
kemampuan belajar dari pengalamannya. Tinggi rendahnya kecerdasan
yang dimiliki seorang siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai
prestasi belajar.
Bakat adalah kemampuan yang ada pada diri seseorang yang
dibawa sejak lahir, yang diterima sebagai warisanya dari orang tua. Jika
bakat-bakat yang ada dalam diri siswa tersebut dikembangkan dalam
pembelajaran maka akan memperoleh prestasi yang tinggi.
Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu.
Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap
sesuatu. Minat dan perhatian yang tinggi pada pelajaran akan memberi
dampak baik bagi prestasi siswa.
Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu.
Motif selalu mendasari, mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi juga oleh cara belajar siswa.
Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi
dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien.
Sebagian waktu seseorang dihabiskan di rumah. Oleh karena itu,
keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi
pengaruh pada prestasi siswa. Maka orang tua sudah sepatutnya
mendorong, memberi semangat, bimbingan dan teladan yang baik kepada
anaknya.
Sekolah merupakan lingkungan kedua yang berperan besar
memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu sekolah
merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem
dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental,
spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan.
Selain hal di atas, Tu’u juga mendefinisikan faktor penghambat
prestasi siswa. Faktor penghambat prestasi siswa ada dua yaitu, faktor dari
dalam dan faktor dari luar. Faktor penghambat dari dalam meliputi faktor
kesehatan, faktor kecerdasan, faktor perhatian, faktor minat, dan faktor
bakat. Faktor dari luar meliputi faktor keluarga (faktor orang tua, faktor
suasana rumah dan faktor ekonomi keluarga), faktor sekolah (faktor
8
pembelajaran, faktor hubungan antar murid dengan guru, dan faktor
sarana sekolah), faktor disiplin sekolah, faktor masyarakat, faktor
lingkungan tetangga, dan faktor aktifitas organisasi.
3. Pengukuran Tes Prestasi.
Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar perlu
dilakukan penilaian (evaluasi), dengan penilaian dapat diketahui apakah
suatu program pendidikan, pengajaran atau pun pelatihan tersebut telah
dikuasai oleh peserta atau belum (Jihat dan Haris, 2008). Tujuan penilaian
adalah untuk mengetahui dan mengumpulkan informasi terhadap
perkembangan dan kemajuan belajar siswa untuk perbaikan dan
meningkatkan kegiatan belajar siswa serta sekaligus memberi umpan balik
bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar. Namun dalam melakukan
evaluasi guna mengetahui prestasi belajar siswa ada beberapa hal yang
harus diperhatikan. Gronlurd (dalam Azwar, 1996) merumuskan beberapa
prinsip-prinsip pengukuran prestasi belajar sebagai berikut:
a. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang dibatasi secara jelas
sesuai tujuan intruksional.
Langkah pembatasan tujuan ukur merupakan langkah pertama
dalam penyusunan tes prestasi. Identifikasi dan pembatasan tujuan
ukur harus bersumber dan mengacu pada tujuan instruksional yang
telah digariskan pada suatu program.
b. Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil
belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksional atau
pengajaran.
Maksud sampel hasil belajar dalam hal ini adalah perwujudan
soal tes dalam bentuk item-item yang mewakili kesemua pertanyaan
mengenai materi pelajaran yang secara teoritik mengkin ditulis. Untuk
dapat dikatakan mengukur hasil belajar materi pelajaran secara
keseluruhan, sampel pertanyaan yang termuat dalam tes harus
representatif yakni harus menanyakan semua bagian materi yang
dicakup oleh suatu program secara proporsional.
9
c. Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna
mengukur hasil belajar yang diinginkan.
Tes prestasi memiliki berbagai tipe dan format item yang dapat
digunakan sesuai dengan tujuan pengukuran. Apabila tujuan
pengukuran adalah pengungkapan proses mental atau kompetensi
tingkat tinggi guna pemecahan masalah maka dapat dipilih tipe item
esay, atau pilihan ganda. Apabila tujuan ukurnya adalah pengungkapan
proses pengingatan fakta dan prinsip sederhana terutama untuk level
pendidikan rendah, maka dapat dipilih tipe benar salah atau tipe
jawaban pendek.
d. Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan
tujuan penggunaan hasilnya.
Tes yang hasilnya akan digunakan sebagai dasar penempatan
biasanya digunakan item yang tidak terlalu tinggi taraf kesukaranya
dan cakupanya pun tidak terlalu luas. Tes yang dimaksud berfungsi
sumatif guna mengukur kemajuan belajar tentu harus disusun item
yang mencakup bagian penting tertentu dari keseluruhan materi
pelajaran. Tes yang berfungsi diagnostik akan berisi item dalam jumlah
besar dari setiap bagian kawasan materi pelajaran. Dalam hal ini
perhatian lebih ditunjukan pada respon atau jawaban yang diberikan
siswa pada item tertentu sedangkan skor keseluruhan menjadi
berkurang penting peranannya.
e. Tes prestasi harus dibuat sereliabel mungkin dan kemudian harus
ditafsirkan hasilnya dengan hati-hati.
Reliabilitas (keterpercayaan) hasil ukur merupakan salah satu
ciri kualitas tes yang tidak dapat diabaikan. Sejauh mana pengukuran
yang dilakukan oleh tes dapat diandalkan dan dipercaya akan banyak
berpengaruh terhadap penafsiran hasil ukurnya. Tes yang tidak dapat
memberikan hasil yang konsisten akan memberikan penafsiran yang
keliru mengenai aspek yang diungkapnya.
f. Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para
siswa.
Hasil tes prestasi secara akurat dapat mencerminkan
pencapaian tujuan instruksional dan tes prestasi dapat mengukur
sampel hasil belajar dengan layak maka pengaruh positif pengadaan
10
tes prestasi bagi peningkatan belajar akan dapat diharapkan secara
maksimal. Bahwasanya tujuan utama pengukuran prestasi belajar, baik
formatif maupun sumatif adalah membantu mereka dalam belajar
haruslah dapat dikomunikasikan kepada para siswa. Bila para siswa
dapat memandang tes sebagai sarana yang menolong mereka,
disamping dasar pemberian angka atau nilai rapor, maka fungsi tes
sebagai motivator dan pengarah dalam belajar telah tercapai.
Dari pengukuran prestasi belajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip
di atas, guru dapat mengetahui kemampuan anak didiknya dan guru dapat
melakukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan keadaan peserta
didik. Azwar (1996), mengungkapkan bila dilihat dari tujuan pengukuran
prestasi, tes prestasi dapat melakukan beberapa fungsi yaitu fungsi
penempatan, fungsi formatif, fungsi diagnosis, dan fungsi sumatif.
Fungsi penampatan adalah penggunaan tes prestasi untuk
melakukan klasifikasi siswa kedalam bidang atau jurusan yang sesuai
kemampuan siswa yang diperlihatkan dalam proses pembelajaran.
Misalnya ketika penjurusan untuk masuk program IPA, IPS atau Bahasa di
tingkat SMA, guru dapat melihat hasil dari tes prestasi dari peserta didiknya.
Fungsi formatif adalah pengguanaan tes prestasi guna mengetahui sejauh
mana kemajuan yang telah dapat dicapai siswa dalam suatu program
pembelajaran.
Fungsi diagnosis adalah penggunaan tes prestasi guna
mendiagnosis kesukaran-kesukaran dalam belajar dan mencari kelemahan-
kelemahan. Setelah mengetahui kesukaran-kesukaran yang ada kemudian
dapat ditentukan langkah berikutnya guna menanggulangi kesukaran-
kesukaran dan kelemahan pada materi tertentu, sehingga siswa dapat lebih
meningkatkan lagi motivasi belajar guna mencapai prestasi belajar yang
maksimal. Fungsi sumatif adalah pengguanan tes prestasi guna
menghasilkan informasi mengenai penguasaan pelajaran yang telah
direncanakan sebelumnya dalam suatu program pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pengukuran
prestasi belajar merupakan salah satu hal yang paling penting dalam proses
belajar mengajar. Sebab dengan adanya pengukuran prestasi belajar ini
maka dapat diungkapkan sejauh mana seorang siswa mampu menguasai
materi terhadap mata pelajaran tertentu. Di samping itu, pengukuran
11
prestasi belajar juga dapat digunakan sebagai standarisasi untuk
menentukan jurusan yang cocok dengan kemampuan siswa sekaligus juga
dapat digunakan sebagai standarisasi kelulusan siswa.
B. Hakikat Sikap
1. Pengertian Sikap
Menurut Allport (dalam Meinarno dan Sarwono, 2009) sikap
merupakan kesiapan mental, yaitu suatu proses yang berlangsung dalam
diri seseorang, bersama dengan pengalaman individual masing-masing,
mengarah dan menentukan respon terhadap berbagai objek dan situasi.
Sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk
bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi rangsangan tertentu
(Wirawan, 2002).
Jihat dan Haris (2008) berpendapat bahwa sikap bermula dari
perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan
seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari
nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Menurut Secord
dkk dalam Junaidi (2011) sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal
perasaan, pemikiran dan predisposisi tindakan seseorang terhadap suatu
aspek tertentu.
Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang
mengenai objek atau situasi yang relatif tetap, yang disertai adanya
perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk
membuat respon atau berprilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya
(Walgito, 2000). Sikap adalah evaluasi terhadap objek, isu atau orang. Sikap
didasarkan pada informasi afektif, behavioral dan kognitif (Taylor dkk,
2009).
Berdasarkan definisi sikap di atas penelitian ini mengacu pada
definisi sikap menurut Walgito (2000) Sikap merupakan organisasi
pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif
tetap, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada
orang tersebut untuk membuat respon atau berprilaku dalam cara yang
tertentu yang dipilihnya.
12
2. Komponen Sikap
Menurut Jihat dan Haris (2008) sikap terdiri atas tiga komponen,
yakni afektif, kognitif dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang
dimiliki oleh seseorang atau penilaianya terhadap sesuatu objek.
Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang
mengenai objek. Komponen konatif adalah kecenderungan untuk
berprilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan
kehadiran objek sikap.
Meinarno dan Sarwono (2009) berpendapat sikap adalah konsep
yang dibentuk oleh tiga komponen, yaitu kognitif, afektif dan prilaku.
Komponen kognitif berisi semua pemikiran serta ide-ide yang berkenaan
dengan objek sikap. Isi pemikiran seseorang meliputi hal-hal yang diketahui
sekitar objek sikap, dapat berupa tanggapan atau keyakinan, kesan, atribusi
dan penilaian tentang objek sikap. Komponen afektif dari sikap meliputi
perasaan atau emosi seseorang terhadap objek sikap. Adanya komponen
afektif dari sikap, dapat diketahui melalui perasaan suka atau tidak suka,
senang atau tidak senang terhadap objek sikap.
Komponen perilaku dapat diketahui melalui respons subjek yang
berkenaan dengan objek sikap. Respon yang dimaksud dapat berupa
tindakan atau perbuatan yang dapat diamati dan dapat berupa intensi
(kesiapan untuk bertindak) atau niat untuk melalukan perbuatan tertentu
sehubungan dengan objek sikap.
Menurut Walgito (2000) suatu sikap mengandung tiga komponen
pembentuk struktur sikap, yaitu komponen kognitif (komponen perseptual),
komponen afektif (komponen emosional) dan komponen konatif
(komponen prilaku). Komponen kognitif yaitu komponen yang berkaitan
dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.
Komponen afektif yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang
atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang
positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.
Komponen konatif yaitu komponen yang berhubungan dengan
kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen konatif
menunjukan intensitas sikap, yaitu menunjukan besar kecilnya
kecenderungan bertindak atau berprilaku seseorang terhadap objek sikap.
13
Suatu sikap terhadap objek, gagasan atau orang tertentu
merupakan orientasi yang bersifat menetap dengan komponen-komponen
kognitif, afektif dan prilaku. Komponen kognitif terdiri dari keseluruhan
kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap tertentu, fakta,
pengetahuan dan keyakinan tentang objek. Komponen afektif terdiri dari
keseluruhan perasaan atau emosi seseorang terhadap objek, terutama
penilaian. Komponen perilaku terdiri dari kesiapan seseorang untuk
berinteraksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek (Peplau
dkk, 1999).
Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang
yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective) dan
komponen konatif (conative). Komponen kognitif merupakan representasi
apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif
merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional dan komponen
konatif merupakan aspek kecenderungan berprilaku tertentu sesuai
dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang (Azwar, 2011).
Menurut Taylor dkk (2009) sikap seseorang didasarkan pada
informasi afektif, behavioral dan kognitif. Komponen afektif terdiri dari
emosi dan perasaan seseorang terhadap suatu stimulus, khususnya
evaluasi positif atau negatif. Komponen behavioral adalah cara orang
bertindak dalam merespon stimulus. Komponen kognitif terdiri dari
pemikiran seseorang tentang objek tertentu, seperti fakta, pengetahuan
dan keyakinan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat di ambil suatu
kesimpulan bahwa sikap terdiri atas 3 komponen yaitu: kognitif, konatif
dan afektif. Komponen kognitif yang berhubungan dengan pengetahuan,
pandangan, keyakinan tentang objek sikap. Komponen afektif berhubungan
dengan perasaan (suka tidak suka, senang tidak senang) atau emosi yang
dimiliki seseorang atau penilaian terhadap objek sikap. Komponen konatif
berhubungan dengan kecenderungan untuk berprilaku atau bertindak
dengan cara-cara tertentu berkaitan dengan objek sikap.
3. Ciri-Ciri Sikap
Sarwono (1999) berpendapat bahwa ciri khas dari sikap adalah
mempunyai objek tertentu (orang, prilaku, konsep, situasi, benda dan
14
sebagainya) dan mengandung penilaian yang meliputi setuju dan tidak
setuju, suka dan tidak suka. Menurut Walgito (2000), adapun ciri-ciri sikap
yaitu:
a. Sikap tidak dibawa sejak lahir
Suatu sikap tidak dibawa sejak individu dilahirkan. Sikap itu
terbentuk dalam perkembangan individu yang bersangkutan karena
sikap dapat diubah dan dipelajari.
b. Sikap selalu berhubungan dengan objek sikap
Sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungan dengan
objek-objek tertentu yaitu melalui proses persepsi terhadap objek
tersebut. Hubungan yang positif atau negatif antara individu dengan
objek tertentu, akan menimbulkan sikap tertentu pula dari individu
terhadap objek tersebut.
c. Sikap dapat tertuju pada suatu objek saja tetapi juga dapat tertuju
pada sekumpulan objek
Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif pada seseorang,
maka orang tersebut akan mempunyai kecenderungan untuk
menunjukan sikap yang negatif pula kepada kelompok di mana
seseorang tersebut tergabung di dalamnya.
d. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar
Jika suatu sikap telah terbentuk dan telah merupakan nilai
dalam kehidupan seseorang, secara relatif sikap itu akan lama
bertahan pada diri seseorang yang bersangkutan. Sikap tersebut akan
sulit berubah dan jika dapat berubah akan membutuhkan waktu yang
relatif lama. Tetapi sebaliknya, jika sikap itu belum begitu mendalam
pada diri seseorang maka sikap tersebut secara relatif tidak bertahan
lama dan sikap tersebut akan mudah berubah.
e. Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi
Sikap terhadap suatu objek tertentu akan selalu diikuti oleh
perasaan tertentu yang dapat bersifat positif (menyenangkan) tetapi
juga dapat bersifat negatif (tidak menyenangkan) terhadap objek
tersebut. Di samping itu, sikap juga mengandung motivasi, ini berarti
bahwa sikap tersebut mempunyai daya dorong bagi individu untuk
berprilaku terhadap objek yang dihadapi.
15
Purwanto (1996), mendefinisikan sikap mempunyai lima ciri-ciri,
yaitu: sikap bukan bawaan sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan itu dalam hubungan objeknya. Sifat ini
membedakan dengan sikap motif biogenesis seperti lapar, haus, kebutuhan
dan istirahat. Sikap dapat dapat diubah-ubah karena itu sikap dapat
dipelajari dan sikap dapat dirubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-
keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang
itu.
Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk,
dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu
yang dapat dirumuskan dengan jelas. Objek sikap itu merupakan suatu hal
tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sikap alami
yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan -
pengetahuan yang dimiliki orang.
4. Tingkatan Sikap
Sikap terdiri dari empat tingkatan yaitu (Notoatmojo dalam Ambarwati,
2010):
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa seseorang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah salah satu indikasi sikap karena dengan
suatu usaha untuk menjawab atau mengerjakan tugas yang diberikan.
Terlepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang tersebut
menerima ide tersebut.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan
orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat
tiga, misalnya seseorang mengajak ibu yang lain (tetangga, saudara dll)
untuk menimbang anaknya di posyandu atau mendiskusikan tentang
16
gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah memiliki sikap positif
terhadap gizi anak.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi, misalnya
seorang ibu mau menjadi akseptor KB meski mendapat tantangan dari
mertua maupun orang tuanya sendiri.
5. Pembentukan Sikap
Sikap terbentuk dalam perkembangan individu, karena faktor
pengalaman mempunyai perasaan yang sangat penting dalam rangka
pembentukan sikap, selain faktor pengalaman dalam pembentukan sikap
faktor individu sendiri akan ikut serta menentukan terbentuknya sikap
tersebut. Oleh karena itu pembentukan atau perubahan sikap itu akan
ditentukan oleh dua faktor pokok, yaitu:
a. Faktor dari dalam individu atau faktor intern
Bagaimana individu menanggapi dunia luarnya bersifat selektif, ini
berarti bahwa apa yang datang dari luar individu tidak semuanya
diterima. Hal ini berkaitan erat dengan apa yang telah ada dalam diri
individu untuk menanggapi pengaruh dari luar tersebut karena faktor
individu justru merupakan faktor penentu.
b. Faktor dari luar individu atau faktor ekstern
Faktor ekstern adalah hal-hal atau keadaan yang ada di luar diri
individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah
sikap, dalam hal ini terjadi secara langsung dan tidak langsung. Terjadi
secara langsung dalam arti terjadi hubungan secara langsung antara
individu dengan individu yang lainya, antara individu dengan kelompok
atau antara kelompok dengan kelompok. Secara tidak langsung yaitu
dengan perantara alat komunikasi, misalnya media massa, baik yang
elektronik maupun non-elektronik.
Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya sikap
individu, menurut Walgito (dalam Ambarwati, 2010), yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu cara individu dalam menghadapi
dunia luarnya dengan selektif sehingga tidak semua yang akan datang akan
diterima atau ditolak. Faktor eksternal yaitu keadaan-keadaan yang ada di
17
luar individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah
sikap.
Menurut Meinarno dan Sarwono (2009) sikap seseorang dibentuk
melalui proses belajar sosial, yaitu proses di mana individu memperoleh
informasi, tingkah laku, atau sikap baru dari orang lain. Sikap dibentuk
melalui empat macam pembelajaran yaitu:
a) Pengondisian klasik (classical conditioning)
Proses pembelajaran dapat terjadi ketika suatu
stimulus/rangsang selalu diikuti oleh stimulus/rangsangan yang lain,
sehingga rangsangan yang pertama menjadi suatu isyarat bagi
rangsangan yang kedua. Contohnya seorang anak setiap kali melihat
ibunya menghidangkan teh dan kue kepada tamunya, kemudian ibu
dan tamunya tampak berbincang-bincang dengan senang dan gembira.
Stimulus pertama yaitu menghidangkan teh dan kue, kemudian diikuti
oleh stimulus kedua yaitu berbincang-bincang dengan senang dan
gembira. Setelah anak tersebut dewasa, ia akan bersikap positif
terhadap tamu yang berkunjung kerumahnya sebagai hasil
pembelajaran secara classical conditioning.
b) Pengkondisian instrumental (instrumental conditioning)
Proses pembelajaran terjadi ketika suatu perilaku
mendatangkan hasil yang menyenangkan bagi seseorang, maka
perilaku tersebut akan diulang kembali. Sebaliknya jika prilaku
mendatangkan hasil yang tidak menyenangkan bagi seseorang maka
prilaku tersebut tidak akan diulang kembali atau dihindari. Misalnya
seorang anak akan mendapat pujian dari ibunya ketika membuang
daun, plastik dan bungkus makananya ketempat sampah. Sebaliknya ia
selalu dimarahi oleh ibunya kalau membuang bungkus makanan
kesembarang tempat. Anak belajar melalui instrumental conditioning,
sehingga ketika dewasa akan terbentuk sikap positif terhadap benda-
benda yang digolongkan sebagai sampah. Hal tersebut tampak melalui
prilaku yang membuang sampah selalu ketempat sampah yang
tersedia.
c) Belajar melalui pengalaman (observational learning)
Poses pembelajaran melalui mengamati prilaku orang lain,
kemudian dijadikan contoh untuk berprilaku serupa. Banyak
18
sikap/prilaku yang terbentuk karena kita aktif mengamati berita-berita
dan gambar-gambar melalui koran, televisi, majalah dan media lainya.
Misalnya prilaku merokok pada anak remaja dilakukan dengan meniru
prilaku teman-teman sebayanya dalam lingkungan pergaulan.
d) Perbandingan sosial (social comparison)
Perbandingan sosial adalah proses pembelajaran dengan
membandingkan orang lain untuk mengecek apakah pandangan kita
mengenai sesuatu hal adalah benar atau salah. Sikap diperoleh
seseorang melalui anjuran dari orang-orang yang dikenal dan
dihormatinya. Seseorang memiliki sikap positif atau negatif tertentu
terhadap objek sikap karena membandingkan dan ingin menyamakan
diri dengan orang-orang yang ada di sekitar. Misalnya sikap positif
terhadap suatu partai politik tertentu dapat dibentuk, walaupun kita
tidak mengenal langsung satu orang pun dari partai politik tersebut.
Menurut Walgito (2000), ada beberapa faktor penting yang
mempengaruhi sikap, yaitu:
a) Faktor fisioligis
Faktor fisioligis seseorang akan ikut menentukan bagaimana sikap
seseorang. Faktor fisiologis tersebut diantaranya adalah umur dan
kesehatan. Pada umumnya orang muda sikapnya lebih radikal dari
pada sikap orang yang lebih tua. Orang yang sering sakit lebih bersikap
tergantung dari pada orang yang tidak sering sakit.
b) Faktor pangalaman langsung terhadap objek sikap
Bagaimana sikap seseorang terhadap objek sikap akan dipengaruhi
oleh pengalaman langsung orang yang bersangkutan dengan objek
sikap tersebut. Misalnya orang yang mengalami peperangan yang
mengerikan, akan mempunyai sikap yang berbeda dengan orang orang
tidak mengalami peperangan terhadap objek sikap peperangan. Orang
akan mempunyai sikap yang negatif terhadap peperangan atas dasar
pengalamanya.
c) Faktor kerangka acuan
Kerangka acuan merupakan faktor yang penting dalam sikap
seseorang, karena kerangka acuan ini akan berperan terhadap objek
sikap. Bila kerangka acuan tidak sesuai dengan objek sikap, maka orang
akan mempunyai sikap yang negatif terhadap objek sikap tersebut.
19
d) Faktor komunikasi sosial
Faktor komunikasi sosial menjadi determinan sikap seseorang.
Komunikasi sosial yang berwujud informasi dari seseorang kepada
orang lain dapat menyebabkan perubahan sikap yang ada pada diri
orang yang bersangkutan.
C. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mone (2010)
menunjukan korelasi antara sikap terhadap pembelajaran matematika dengan
prestasi belajar siswa kelas X SMA Swasta Karya Soe terdapat hubungan positif
dan signifikan. Hal tersebut dibuktikan dengan koefisien korelasi (r) sebesar
0,311 yang artinya hubungan tersebut rendah. Tingkat keeratan hubungan
adalah rendah dengan persentase 9,67% hal ini berarti variabel terikat
berhubungan dengan variabel bebas. Semakin positif sikap terhadap
pembelajaran matematika maka makin tinggi prestasi dan sebaliknya, semakin
negatif sikap terhadap pembelajaran matematika maka semakin rendah
prestasinya. Ada hubungan yang positif antara sikap terhadap pembelajaran
matematika dengan prestasi balajar matematika.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Winantiti (2011), hasil
pengujian hipotesis menunjukan bahwa dengan tingkat signifikansi
1% maka diperoleh nilai koefisien determinasi ( ) sebesar 0,4787. Sikap siswa
terhadap prestasi belajar matematika memberikan sumbangan sebesar 47,89%
sedangkan 52,11% oleh faktor lain di luar sikap siswa terhadap mata pelajaran
matematika. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif
antar sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika dengan prestasi belajar
matematika.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Atawalo (2011),
tentang hubungan antar sikap siswa terhadap pembelajaran matematika
dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 SOE
tahun ajaran 2010/2011 menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang positif
dan signifikan antara sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
prestasi belajar matematika pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 SOE Kabupaten
Timor Tengah Selatan.
20
D. Kerangka Berfikir
Sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk
bertingkah laku terhadap suatu objek tertentu yang merupakan hasil interaksi
antara komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi di dalam
memahami, merasakan dan berprilaku. Komponen kognitif meliputi
pengetahuan, pandangan, kepercayaan terhadap objek sikap. Komponen
afektif meliputi perasaan (suka tidak suka, senang tidak senang), emosi yang
dimiliki seseorang serta penilaian terhadap objek sikap. Adapun komponen
konatif meliputi kecendrungan untuk berprilaku dan berbuat dengan cara-cara
tertentu berkaitan dengan objek sikap.
Menurut purwanto (dalam Ambarwati, 2010), sikap dapat bersifat
positif dan dapat bersifat negatif. Kecenderungan tindakan dari sikap yang
positif adalah mendekati, menyenangi dan mengharapkan objek tertentu,
sedangkan sikap negatif cenderung untuk menjauhi, menghindari, membenci
dan tidak menyukai objek tertentu. Sikap siswa yang positif terhadap mata
pelajaran di sekolah merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar
mengajar di sekolah. Siswa yang memiliki sikap positif cenderung menaruh
perhatian sungguh-sungguh dalam belajar dan aktif dalam proses belajar
mengajar di kelas. Berbeda dengan siswa yang memiliki sikap negatif, siswa
akan cenderung bersikap acuh pada pelajaran matematika dan tidak
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu sikap yang
ditunjukan oleh seorang siswa pada saat pembelajaran matematika dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hal di atas maka perlu diteliti apakah ada hubungan yang
positif signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan
prestasi belajar. Hubungan tersebut dapat digambarkan dalam Gambar 2.1.
Gambar 2.1
Hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar
Sikap Siswa dalam
Pembelajaran
Prestasi Belajar
Matematika
21
E. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori serta beberapa hasil penelitian yang relevan
maka diajukan hipotesis sebagai berikut: terdapat hubungan yang positif
signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi
belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013.
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Penelitian
korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana
variabel-variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor yang lain (Arikunto, 2000). Dalam penelitian ini peneliti ingin
mengetahui hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika
dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran
2012/2013.
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah sikap siswa dalam pembelajaran
matematika sebagai variabel bebas (X) dan prestasi belajar sebagai variabel
terikat (Y). Variabel bebas adalah variabel penyebab atau yang diduga
membawa pengaruh terhadap variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel
yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
C. Definisi Operasional
Adapun definisi operasional untuk kedua variabel tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai
objek atau situasi yang relatif tetap, yang disertai adanya perasaan tertentu,
dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat respon atau
berprilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya. Indikator sikap terdiri
dari tiga komponen yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif. Skala
pengukuran dengan menggunakan skala interval dengan kategori sangat
tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
2. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut
mengalami proses belajar yang dibuktikan dengan perubahan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang dinilai dari aspek kognitifnya
yang ditunjukan dengan nilai atau angka. Untuk memperoleh nilai prestasi
belajar digunakan nilai tes tengah semester genap tahun ajaran 2012-2013.
Skala pengukuran dengan menggunakan skala interval dengan kategori
24
terlampaui, tercapai dan belum tercapai. Nilai prestasi belajar dapat dilihat
pada lampiran 5.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011).
Populasi dari penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Pabelan tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 167 orang dan terbagi dalam
5 kelas. Sesuai dengan pendapat Arikunto (2000) bahwa apabila populasi yang
dipilih berjumlah 100 atau lebih, maka sampel penelitian diambil 20% - 25%
dari populasi atau tergantung dengan keadaan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik cluster sampling karena daerah yang digunakan untuk menentukan
sampel bila sumber data sangat luas (Sugiyono, 2011). Adapun langkah
pengambilan sampel yaitu, populasi siswa kelas VIII SMP Negeri Pabelan pada
tahun ajaran 2012/2013 terdiri atas 167 siswa yang dibagi menjadi lima kelas
yaitu VIIIA, VIIIB, VIIIC, VIIID dan VIIIE dimana masing-masing kelas berjumlah
antara 34-36 siswa. Dengan teknik cluster sampling, sampel diambil dengan
cara acak, yaitu dari 5 kelas diberi nomor 1, 2, 3, 4, dan 5 kemudian diundi.
Nomor yang keluar dari pengundian tersebut akan dijadikan sebagai sampel
penelitian. Terpilih secara acak dua kelas sebagai sampel dari lima kelas, yaitu
kelas VIIIA dan kelas VIIIB atau sebanyak 70 siswa, di mana jumlah tersebut
telah memenuhi jumlah di atas 20% dari populasi.
E. Desain penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian korelasional. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana sikap siswa dalam
pembelajaran matematika barkaitan atau berhubungan dengan prestasi belajar.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket atau
kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup
yaitu jawaban dari pertanyaan yang diajukan sudah disediakan. Kuesioner
disusun berdasarkan skala Likert. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan metode Try Out Terpakai, yaitu suatu metode
25
pengumpulan data untuk uji coba instrumen langsung dipakai untuk penelitian.
Alasan digunakanya metode Try Out Terpakai adalah untuk menghemat waktu
karena pengambilan data penelitian bertepatan dengan jadwal pelajaran
diminggu-minggu terakhir sebelum siswa kelas VII dan VIII melaksanakan tes
tengah semester 2.
F. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah
metode observasi, dokumentasi dan metode angket atau kuesioner. Metode
observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran rill suatu peristiwa atau
kejadian untuk menjawab pertanyaan peneliti. Untuk keperluan penelitian ini,
peneliti melakukan pengamatan di dalam kelas guna mengetahui keadaan kelas
saat proses pembelajaran berlangsung.
Metode dokumentasi adalah satu cara mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku surat kabar, majalah, prasasti
notulen rapat, agenda, rapor siswa, surat-surat dan sebagainya (Arikunto,
2000). Untuk keperluan penelitian ini data diperoleh dari sumber tertulis
berupa nilai tes tengah semester genap tahun ajaran 2012/2013. Prestasi
belajar tersebut dilambangkan dengan angka 0–100 dengan standar
ketuntasan untuk pelajaran matematika di SMP Negeri 2 Pabelan sebesar 70.
Metode pengumpulan data berikutnya adalah metode angket atau
kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data atau pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009). Kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan skala Likert yang
dimodifikasi menjadi empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju
(S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Kuesioner yang digunakan berisi skala sikap yang terdiri dari tiga
komponen yaitu kognitif, konatif dan afektif. Dalam setiap aspek sikap yang ada
terdapat masing-masing pernyataan yang berbentuk positif dan negatif.
Pertanyaan tersebut terdiri dari 46 pertanyaan yang di antaranya 23
pertanyaan mendukung (favorable) dan 23 pertanyaan tidak mendukung
(unfavorable). Penyekoran untuk setiap butir berdasarkan pilihan dan sifat
butir, dapat dilihat pada Tabel 3.1.
26
Tabel 3.1
Penyekoran Butir Kuesioner
Sifat Pilihan
Sangat Setuju
Setuju Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Favorable 4 3 2 1
Unfavorable 1 2 3 4
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode Try Out Terpakai, yaitu suatu metode pengumpulan
data untuk uji coba instrumen langsung dipakai untuk penelitian. Angket
disebarkan kepada 70 siswa, yaitu kelas VIIIA dan VIIIB SMP Negeri 2 Pabelan.
Berikut kisi-kisi kuesioner sikap dalam pembelajaran matematika dapat dilihat
pada Tabel 3.2. Kuesioner sikap siswa dalam pembelajaran matematika dapat
dilihat pada lampiran 2.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Kuesioner Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Konsep Aspek No. Item
Favorable Unfavorable
Sikap merupakan kecenderungan atau kesadaran seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi rangsangan.
Kognitif (berhubungan dengan pengetahuan, pandangan, kepercayaan terhadap objek sikap)
1, 2, 5, 6, 14, 8, 12, 13
3, 4, 7, 9, 10, 11, 15
Afektif (berhubungan dengan perasaan (suka tidak suka, senang tidak senang), emosi yang dimiliki seseorang serta penilaian terhadap objek sikap).
16, 17, 19, 23, 25, 27
22, 18, 20, 21, 24, 26, 28
Konatif (berhubungan dengan kecendrungan untuk berprilaku dan berbuat dengan cara-cara tertentu berkaitan dengan objek sikap)
29, 30, 33, 37, 34,38, 35, 40,
42, 43
31, 32, 39, 36, 41, 44, 45, 46
Berdasarkan Tabel 3.2 dalam aspek kognitif terdapat 15 item yang
terdiri dari 8 item favorable dan 7 item unfavorable. Aspek afektif memuat 13
item yang terdiri dari 6 item favorable dan 7 item unfavorable. Aspek konatif
terdapat 10 item favorable dan 8 item unfavorable.
27
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum digunakan untuk memperoleh suatu data penelitian,
instrumen terlebih dahulu di uji coba agar diperoleh hasil yang valid dan
reliabel. Suatu alat ukur dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya
dari masalah yang akan diteliti.
1. Validitas
Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrument
pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat
tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukanya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data
yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang
memiliki validitas rendah (Azwar, 2011).
Pengujian validitas alat ukur atau kuesioner menggunakan uji korelasi
item total dengan bantuan Statistical Product and Service Solution for window
(SPSS) versi 16.0. Kriteria validitas item didasarkan pada besarnya koefisien
korelasi yang diperoleh. Jika sampel berjumlah 70 dengan taraf signifikan 0,05
maka diperoleh nilai 0,235. Item dikatakan valid apabila mempunyai
nilai Corrected Item-Total Correlation dengan koefisien korelasi lebih besar
sama dengan 0,235. Sebaliknya apabila hasil koefisien korelasinya kurang dari
0,235 maka item tersebut dikatakan tidak valid dan tidak layak untuk
pengambilan data. Tabel nilai r Product Moment dapat dilihat pada lampiran
12. Hasil pengujian validitas itam dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Hasil Pengujian Validitas
No. Item
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan No.
Item
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
I1 .381 Valid I24 .349 Valid
I2 .293 Valid I25 .440 Valid
I3 .255 Valid I26 .477 Valid
I4 .556 Valid I27 .265 Valid
I5 .445 Valid I28 .369 Valid
I6 .338 Valid I29 .165 Tidak Valid
I7 .114 Tidak Valid I30 .275 Valid
I8 .325 Valid I31 .389 Valid
I9 .260 Valid I32 .386 Valid
I10 .320 Valid I33 .467 Valid
28
I11 .249 Valid I34 .111 Tidak Valid
I12 .292 Valid I35 .395 Valid
I13 .264 Valid I36 .462 Valid
I14 .365 Valid I37 .373 Valid
I15 .044 Tidak Valid I38 .143 Tidak Valid
I16 .539 Valid I39 .436 Valid
I17 .505 Valid I40 .465 Valid
I18 .206 Tidak Valid I41 .422 Valid
I19 -.082 Tidak Valid I42 .320 Valid
I20 .551 Valid I43 .234 Tidak Valid
I21 .398 Valid I44 .236 Valid
I22 .476 Valid I45 .445 Valid
I23 .507 Valid I46 .266 Valid
Berdasarkan Tabel 3.3, terdapat item yang tidak valid atau nilai
korelasi item total kurang dari 0,235 sebanyak 8 item yaitu item nomor 7, 15,
18, 19, 29, 34, 38, 43. Jumlah item valid sebanyak 38 item, dapat dilihat pada
Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Sebaran Item Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika yang Valid dan yang Gugur
No Aspek Favorable Unfavorable Total
1 Kognitif 1, 2, 5, 6, 8, 12,13, 14 3, 4, 7*, 9, 10, 11,
15* 15
2 Afektif 16, 17, 19*, 23, 25,
28
18*, 20, 21, 22 24,
26, 27 13
3 Konatif 29*, 30, 33, 34*, 35,
37, 38*, 40, 42, 43*
31, 32, 36, 39, 41, 44,
45, 46 18
Jumlah 24 22 46
Keterangan: *) item gugur atau tidak valid
2. Reliabilitas
Reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2011). Seperti juga pengujian validitas,
pengujian reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach’s yang dihitung
menggunakan SPSS 16.0 for windows. Dalam pengujian reliabilitas instrumen
penelitian ini menggunakan standar reliabilitas yang dikemukakan oleh Azwar
(2011), yang dapat dilihat pada Tabel 3.5.
29
Tabel 3.5
Standar Reliabilitas
Rentang Kategori Tidak Reliabel
Cukup Reliabel Reliabel
Sangat Reliabel
Berdasarkan hasil perhitungan reliabiltas untuk kuesioner sikap siswa
dalam pembelajaran matematika diperoleh nilai Alpha Cronbach’s 0,883.
Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas menurut Azwar (2011) maka
koefisien alpha kuesioner sikap siswa dalam pembelajaran matematika
sebesar 0,883 termasuk dalam kategori reliabel. Hasil pengujian validitas dan
reliabilitas instrumen baik sebelum dan sesudah gugur dapat dilihat pada
lampiran 3 dan 4.
H. Analisis Data
Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis statistik deskriptif dan analisis
korelasional untuk menguji hipotesis penelitian. Analisis statistik deskriptif
digunakan untuk mengetahui nilai dari data hasil penelitian yaitu dengan jalan
menguraikan atau menjabarkan data-data dari variabel penelitian (sikap siswa
dalam pembelajaran matematika dan prestasi belajar) seperti mean, nilai
maksimum, nilai minimum dan standar deviasi. Untuk mengetahui tinggi
rendahnya pengukuran variabel sikap siswa dalam pembelajaran matematika
digunakan interval. Guna mencari nilai interval menggunakan skor tertinggi
dikurangkan dengan skor terendah kemudian dibagi dengan banyaknya
kategori.
Analisis korelasi yang digunakan adalah pearson product moment
dengan taraf signifikan 5%. Penghitungan analisis korelasinya dengan
menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows. Guna mengetahui ada tidaknya
hubungan antara variabel sikap siswa dalam pembelajaran matematika dan
variabel prestasi belajar didasarkan pada hipotesis sebagai berikut:
30
: Tidak ada hubungan positif signifikan antara sikap siswa dalam
pembelajaran matematika dengan prestasi belajar siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013.
: Ada hubungan positif dan signifikan antara sikap siswa dalam
pembelajaran matematika dengan prestasi belajar siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013.
Guna menerima atau menolak hipotesis, dapat dilihat dari kriteria
pengujian hipotesis. Jika nilai rhitung rtabel maka diterima dan menolak
artinya tidak ada hubungan positif signifikan antara sikap siswa dalam
pembelajaran matematika dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri
2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013. Sebaliknya jika rhitung rtabel maka menolak
dan menerima artinya ada hubungan positif signifikan antara sikap
siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013. Interpretasi terhadap kuatnya
hubungan kedua variabel, maka dapat digunakan kriteria yang dapat dilihat
pada Tabel 3.6 (Jahat dan Haris, 2008).
Tabel 3.6
Pedoman Kuatnya Hubungan Antar Dua Variabel
Rentang Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi Cukup
Rendah Sangat Rendah
Sebelum melakukan analisis data selanjutnya, akan lebih mudah dan
lancar bila variabel yang diteliti mengikuti distribusi tertentu. Oleh karena itu,
sebelum mengambil keputusan perlu dilakukan uji persyaratan yang bertujuan
untuk menentukan statistik yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik yang
digunakan dalam uji prasyarat adalah uji normalitas dan uji linieritas.
a. Uji Normalitas
Tujuan dilakukannya uji normalitas data adalah untuk mengetahui
normal tidaknya data hasil pengukuran untuk masing-masing variabel
penelitian. Teknik yang digunakan dalam pengujian normalitas data dengan
menggunakan Kolmogorov Smirnov Test dengan bantuan SPSS 16.0 for
windows. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan taraf signifikan. Jika taraf
signifikan lebih besar dari 0,05 maka data hasil pengukuran berdistribusi
31
normal. Sebaliknya jika taraf signifikan kurang dari 0,05 maka data hasil
pengukuran tidak berdistribusi normal.
b. Uji Linieritas
Tujuan dilakukannya uji linieritas adalah untuk mengetahui apakah
data variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan.
Teknik yang digunakan dalam pengujian linieritas adalah dengan menggunakan
anova yang dihitung menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows. Jika taraf
signifikan lebih besar dari 0,05 maka data hasil pengukuran dikatakan linier.
Sebaliknya jika taraf signifikan kurang dari 0,05 maka data hasil pengukuran
dikatakan tidak linier.
32
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika
dengan prestasi belajar matematika. Penelitian ini di lakukan di SMP Negeri 2
Pabelan yang terletak di desa Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten
Semarang. Sekolah ini memiliki 15 kelas yang rata-rata diduduki oleh 34
sampai 36 siswa pada setiap kelasnya. Subjek penelitian adalah seluruh siswa
yang duduk dikelas VIIIA, VIIIB, VIIIC, VIIID dan VIIIE. Penelitian ini
menggunakan 70 siswa yaitu kelas VIIIA dan VIIIB sebagai sampel yang terpilih
secara acak dengan menggunakan sistem cluster sampling.
B. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 4 April 2013, dengan sampel
yang digunakan adalah siswa kelas VIIIA dan VIIIB SMP Negeri 2 Pabelan yang
berjumlah 70 siswa. Instrumen sikap dalam pembelajaran matematika
diberikan oleh penulis secara langsung kepada subjek penelitian, yaitu siswa
kelas VIIIA dan VIIIB. Kuesioner ini dikerjakan pada jam itu juga dan ditunggu
oleh penulis. Hal ini dilakukan oleh penulis untuk mengantisipasi adanya
kesalahan dalam pengisian kuesioner. Kuesioner yang dibagikan sebanyak 70
lembar. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan try out terpakai,
yaitu instrumen penelitian sekaligus juga dipakai untuk perhitungan hasil
penelitian.
C. Analisis Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel Penelitian
Analisis deskriptif pada variabel sikap siswa dalam pembelajaran
matematika dengan prestasi belajar digunakan untuk mengetahui nilai rata–
rata, nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi pada kedua variabel
tersebut. Hasilnya dapat dilihat secara jelas pada Tabel 4.1:
34
Tabel 4.1 Deskripsi kedua Variabel
Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Prestasi Belajar
N Valid 70 70
Missing 0 0
Mean 117.5 73.8
Std. Deviation 11.12 3.966
Minimum 94 67
Maximum 139 83
Berdasarkan Tabel 4.1 hasil analisis deskripsi kedua variabel diketahui
bahwa rata–rata untuk sikap siswa dalam pembelajaran matematika adalah
117,5, nilai tertinggi/maximum dari hasil pengisian kuesioner adalah 139, nilai
terendah/minimum 94 dan standar deviasi 11,12. Nilai rata–rata untuk prestasi
belajar adalah 73,8, nilai tertinggi/maximum adalah 83, nilai
terendah/minimum 67 dan standar deviasi 3,97.
1. Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Susunan kuesioner terdiri dari 4 pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Keempat
pilihan tersebut skor tertinggi pada item favorable dan unfavorable adalah 4
dan skor terendah adalah 1, dengan item valid adalah 40.
Pengukuran tinggi rendahnya sikap dalam pembelajaran matematika
digolongkan dalam lima kategori yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah,
dan sangat rendah (Supranto, 2008). Banyak pilihan pada masing-masing item
ada 4, maka skor maksimum yang diperoleh yaitu dan skor
minimum yaitu , dengan demikian diperoleh interval sebagai
berikut:
Berdasarkan lima kategori yang telah ditentukan, diperoleh nilai
interval sebesar 22,8. Skor minimum yang diperoleh siswa adalah 38 dan skor
maksimumnya 152, secara lebih jelas tabel mengenai deskripsi hasil
pengukuran sikap siswa dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada
lampiran 9. Berikut penyajian diagram persentase frekuensi pengukuran sikap
siswa dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada Gambar 4.1
35
Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Pengukuran Sikap Siswa dalam Pembelajaran
Matematika
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
memiliki sikap yang tergolong dalam kategori tinggi. Hal ini nampak dari
persentase pada kategori tinggi sebesar 65,72 %, kategori sangat tinggi sebesar
17,14%, kategori sedang sebesar 17,14% dan tidak satupun subjek dengan
kategori rendah dan sangat rendah.
2. Prestasi Belajar Matematika
Penentukan hasil pengukuran prestasi belajar matematika dengan
menggunakan 3 kategori, yaitu terlampaui, tercapai dan belum tercapai
berdasarkan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) SMP Negeri 2 Pabelan
sebesar 70. Dengan demikian maka dapat ditentukan kategori sebagai berikut:
terlampaui dengan nilai diatas 70, tercapai dengan nilai sama dengan 70 dan
belum tercapai dengan nilai kurang dari 70. Secara lebih jelas tabel mengenai
deskripsi hasil pengukuran prestasi belajar dapat dilihat pada lampiran 9.
Berikut penyajian diagram frekuensi pengukuran prestasi belajar dapat dilihat
pada Gambar 4.2
Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Relatif Pengukuran Prestasi Belajar
17,14%
65,72%
17,14%
0 0
SangatTinggi
Tinggi Sedang Rendah SangatRendah
77,14%
5,72% 17,14%
Terlampaui Tercapai Belum Tercapai
36
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat dari nilai KKM yang ditetapkan
oleh pihak sekolah, sebesar 17,14% siswa dengan nilai kurang dari 70 atau
dalam kategori belum tercapai, 5,72% siswa dengan nilai tepat 70 atau dalam
kategori tercapai dan 77,14% siswa dengan nilai lebih dari 70 atau dalam
kategori terlampaui.
D. Uji Prasyarat
Sebelum melakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik
korelasi Product Moment terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Uji prasyarat
tersebut meliputi uji normalitas dan uji linieritas yang dihitung dengan
menggunakan bantuan program SPSS16.0 for windows.
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui penyebaran gejala
yang diselidiki dalam populasi berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan
hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov, variabel sikap terhadap
pelajaran matematika dengan prestasi belajar memberikan hasil yang dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hasil Analisis Uji Normalitas Hubungan antara Data Sikap dalam Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar.
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika .082 70 .200
*
Prestasi Belajar .075 70 .200*
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan Tabel 4.2 dikatakan bahwa nilai signifikan untuk variabel
sikap siswa dalam pembelajaran matematika sebesar 0,200, nilai signifikansi
untuk variabel sikap siswa dalam pembelajaran matematika lebih besar dari
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data sikap siswa dalam pembelajaran
matematika berdistribusi normal. Nilai signifikan untuk variabel prestasi
belajar sebesar 0,200, nilai signifikansi untuk variabel prestasi belajar lebih
besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data prestasi belajar
37
berdistribusi normal. Penyajian gambar bentuk histogram kenormalan sikap
siswa dalam pembelajaran matematika dan prestasi belajar dapat dilihat pada
lampiran 10.
2. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah, dua variabel
mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Hasil uji linieritas
dengan menggunakan uji Anova pada taraf signifikansi 0,05 antara variabel
sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar dapat
dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3
Hasil Analisis uji Linieritas Hubungan antara Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Prestasi
Belajar * Sikap
Siswa dalam
Pembelajaran
Matematiaka
Between
Groups
(Combined) 433.867 34 12.761 .686 .863
Linierity 77.894 1 77.894 4.186 .048
Deviation from
Linierity 355.973 33 10.787 .580 .941
Within Groups 651.333 35 18.610
Total 1085.200 69
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pada
Deviation from Linierity sebesar 0,941. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel sikap dalam
pembelajaran matematika dengan prestasi belajar terdapat hubungan yang
linier. Hasil kedua uji telah memenuhi syarat, sehingga dapat dilanjutkan
dengan uji korelasi Pearson Product Moment.
E. Hasil Analisis Korelasi
Karena data penelitian berdistribusi normal dan linier, maka digunakan
analisis korelasi Pearson Product Moment. Tabel 4.4 menunjukan hasil analisis
korelasi Pearson Product Moment antara sikap siswa dalam pembelajaran
matematika dengan prestasi belajar:
38
Tabel 4.4
Koefisien Korelasi antara Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar
Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Prestasi Belajar
Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Pearson Correlation 1 .268*
Sig. (1-tailed) .012
N 70 70
Prestasi Belajar Pearson Correlation .268* 1
Sig. (1-tailed) .012
N 70 70
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Berdasarkan Tabel 4.6 nampak bahwa nilai koefisien korelasi yang
diperoleh antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dan prestasi
belajar sebesar 0,268 dan nilai signifikansi sebesar 0,012. Guna menerima atau
menolak hipotesis, didasarkan pada kriteria pengujian. Jika nilai rhitung rtabel
maka diterima dan menolak . Sebaliknya jika rhitung rtabel maka menolak
dan menerima . Jika sampel berjumalah 70 dengan taraf signifikan 0,05
maka diperoleh nilai rtabel 0,235. Oleh karena nilai koefisien korelasi atau
nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (0,268 0,235) maka ditolak dan
diterima. Sehingga ada hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran
matematika dengan prestasi belajar. Sikap siswa dalam pembelajaran
matematika memberikan sumbangan terhadap prestasi belajar sebesar 7,2%
(diperoleh dari nilai ). Artinya sikap siswa dalam pembelajaran matematika
memberikan sumbangan sebesar 7,2% dan sisanya 92,8% dipengaruhi oleh
faktor lain.
F. Pembahasan
Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap
sulit oleh siswa karena beberapa faktor yang ada, baik faktor dari siswa, guru
maupun lingkungan. Model pembelajaran yang monoton membuat siswa
merasa bosan dan kurang memperhatikan pelajaran yang disampaikan, hal ini
sesuai dengan hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh peneliti. Sebagian
siswa menunjukkan sikap negatif saat pelajaran matematika. Sikap negatif
39
tersebut ditunjukan dengan adanya siswa yang sibuk dengan kegiatan lain
diluar pelajaran saat guru menyampaikan materi. Oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara
sikap siswa dalam pembelajaran dengan prestasi belajar.
Berdasarkan hasil uji korelasi antara sikap siswa dalam pembelajaran
matematika dengan prestasi belajar, diperoleh nilai sebesar 0,268 dengan
taraf signifikan sebesar 0,012. Oleh karena nilai koefisien korelasi atau nilai
rhitung lebih besar dari nilai rtabel (0,268 0,235) maka ditolak dan diterima.
Sehingga ada hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika
dengan prestasi belajar.
Angka korelasi sebesar 0,268 atau 26,8% menunjukan nilai yang positif
namum dalam kategori rendah. Artinya, semakin positif sikap siswa dalam
pembelajaran matematika maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa.
Sebaliknya, semakin negatif sikap siswa dalam pembelajaran matematika maka
semakin rendah pula prestasi belajar siswa. Pada penelitian ini, nilai korelasi
sebesar 0,268 dan nilai = 0,071824, menunjukan bahwa sikap siswa dalam
pembelajaran matematika memberi sumbangan sebesar 7,2% terhadap tinggi
rendahnya prestasi belajar. Sementara 92,8% dari prestasi belajar siswa
dipengaruhi oleh faktor lain diluar sikap.
Hasil deskripsi sikap siswa dalam pembelajaran matematika
menunjukan sebesar 17,14% atau sebanyak 12 siswa dalam kategori sangat
tinggi, 65,72% atau sebanyak 46 siswa memiliki sikap yang baik terhadap
pembelajaran matematika karena berada pada kategori tinggi dan sebanyak
17,14% atau sekitar 12 siswa dalam kategori sedang. Berdasarkan hal di atas,
sikap siswa dalam pembelajaran matematika menunjukan sikap yang positif
karena tidak ada satu pun siswa dalam kategori rendah. Hasil deskripsi variabel
prestasi belajar menunjukan sebesar 82,86% siswa telah memenuhi batas KKM
yang telah ditetapkan dari sekolah. Sementara 17,14% atau 12 siswa dalam
kategori belum tercapai atau memperoleh nilai di bawah 70. Nilai rata-rata
prestasi belajar yang diperoleh siswa sebesar 73,8.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Fatimaturrohmah (2010) yang menunjukan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara sikap siswa terhadap pelajaran
matematika dengan prestasi belajar matematika. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Fatimaturrohmah (2010) memperoleh nilai koefisien
40
determinasi sebesar 0,0961 atau sebesar 9,61% sikap terhadap pembelajaran
mempengaruhi prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan Mone (2010) yang
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap
terhadap pembelajaran matematika dengan prestasi belajar. Koefisien korelasi
yang diperoleh sebesar 0,311 dengan 0,0967 atau sebesar 9,67%.
41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 2 Pabelan. Besar
koefisien korelasi antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan
prestasi belajar sebesar 0,268, nilai signifikan sebesar 0,025 dan besar koefisien
determinasi adalah 0,071824. Hal ini berarti bahwa 7,2% sikap siswa
mempengaruhi prestasi belajar dan sisanya 92,8% dipengaruhi oleh faktor lain
diluar sikap, maka dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa “Ada hubungan yang
positif signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan
prestasi belajar”. Hal ini ditunjukan dari hasil uji korelasi antara sikap siswa
dalam pembelajaran matematika dan prestasi belajar dengan nilai signifikan
sebesar 0,025 kurang dari 0,05.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat
memberikan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai tindak lanjut dari
hasil penelitian sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Siswa hendaknya lebih meningkatkan lagi sikap positif terhadap
pembelajaran matematika karena hal tersebut dapat meningkatkan
prestasi belajar. Sikap positif tersebut dapat dilakukan dengan beberapa
cara diantaranya adalah dengan memperhatikan materi yang disampaikan
guru, berani bertanya jika ada materi yang kurang dimengerti,
memanfaatkan waktu luang untuk belajar dan mengubah pola pandang
bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dengan cara banyak berlatih
mengerjakan soal matematika sehingga matematika akan menjadi mudah.
Dengan demikian prestasi belajar yang diperoleh siswa berpengaruh
terhadap prestasi belajar.
2. Bagi Guru
Guru matematika diharapkan dapat menumbuhkan sikap positif terhadap
pelajaran matematika. Terutama bagi siswa yang menunjukan sikap negatif.
42
Caranya dengan memberi penjelasan kepada siswa bahwa pelajara
matematika bukan pelajaran yang sulit, jika giat belajar maka semua
pelajaran termasuk pelajaran matematika akan menjadi lebih mudah.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Mengetahui bahwa masih terdapat 92.8% faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka perlu ada penelitian lebih
lanjut untuk mengetahui faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar
matematika diluar sikap siswa dalam pembelajaran matematika.
43
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, T. 2010. Hubungan antara Sikap Siswa dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN Dempel Kecamatan Kalibawang Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Ajaran 2009-2010. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Arikunto, S. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta. Arsiah, Z. 2005. Hubungan antara Sikap Terhadap Matematika dan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas 2 SMP di Indonesia. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
Astuti, B. 2010. Hubungan Sikap Sikap Siswa Terhadap Pengajaram Guru
Matematika dengan Prestasi Belajar Matematika siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Atawalo, T. M. 2011. Hubungan antara Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran
Matematika dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 SOE Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Azwar, S. 1996. Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi
Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. . 2000. Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya. Yogyakarta: Pustaka
Belajar. . 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset. Fatimaturrohmah, L. 2010. Hubungan antara Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran
Matematika dengan Prestasi Belajar pada Siswa kelas VIIII SMP Negeri 6 Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Jihat, A dan Haris, A. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Junaidi. 2011. Pengertian Sikap Menurut Para Ahli.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/12/pengertianp-sikap-menurut-para-ahli.html. Diunduh pada Senin, 28 Januari 2013 pukul 20:14.
44
Kusumaningtyas, I. H. 2011. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pendekatan Problem Posing dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada Siswa kelas Bilingual VIII C SMP N 1 Wonosari. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Koster, W. 2001. Pengaruh Input Sekolah Terhadap Outcome Sekolah: Survei di SLTA Negeri Jakarta. http://www.depdiknas.go.id/balitbang/publikasi/jurnal/no.025/wayankoster.html
Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hudoyo, H. 2000. Mengajar dan Belajar Matematika. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Meinarno dan Sarwono. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Merdekawati, S. 2011. Pengembangan Student Worksheet Berbahasa Inggris
Konstruktivisme dengan Pendekatan Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Matematika Materi Aritmetika Sosial Sederhana untuk SMP VII kelas Bilingual. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Mone, E. 2010. Hubungan antara Sikap Terhadap Pembelajaran Matematika
dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas X SMA Swasta Karya Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan Semester I Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Nuraeni, E. 2006. Hubungan antara Intelegensi Kebiasaan Belajar, Prestasi Belajar
pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SDN Salatiga 12 Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Peplau, L. A., Sears, D. O., dan Freedman, J. L. 1999. Psikologi Sosial Edisi 5. Jakarta:
Erlangga. Purwanto. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sarwono. 1999. Korelasi antara Sikap Terhadap Bahasa Inggris pada SMU
Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu. Jurnal Penelitian Lembaga Penelitian Universitas Bengkulu.
Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
45
. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta. Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Konstatasi Keadaan
Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana, N. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta . . 2009. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suherman, E. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Konteporer. Bandung: UPI. Supranto, J. 2008. Statistik: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga. Suroso. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Syah, M. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Taylor, S. E., Sears, D. O., dan Peplau, L. A. 2009. Psikologi Sosial edisi 12. Jakarta:
Media Group. Tu’u. T. 2004. Peran Disiplin pada Prilaku dan Disiplin Siswa. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia. Walgito, B. 2000. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi Wilson, S. J. 2010. Pengaruh Sikap Siswa dan Guru dalam Pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pematangsiantar Tahun 2009/2010. Jurnal
Winantiti, Y. 2011. Hubungan antara Sikap Sisiwa Terhadap Mata Pelajaran Bahasa
Inggris dan Matematika dengan Prestasi Belajar Siswa kelas IX SMP Negeri I Kandangan. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Media Abadi. Wirawan, S. S. 2002. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Raja grafindo Persada.
46
47
48
LAMPIRAN 1: KISI-KISI KUESIONER SIKAP DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
No Konsep Aspek Indikator Empiris Favorable
Unfavorable
Total
1 Sikap merupakan kecenderungan atau kesadaran seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi rangsangan.
Kognitif (berhubungan dengan pengetahuan, pandangan, kepercayaan terhadap objek sikap)
Hasil yang diperoleh siswa setelah belajar matematika.
1
15
Manfaat yang diperoleh siswa ketika mempelajari matematika.
2
Penguasaan bahan pembelajaran oleh siswa.
3
Keinginan/kesadaran siswa untuk belajar matematika.
4
Keinginan siswa untuk mempelajari kembali materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
5
Perencanaan proses pembelajaran siswa.
6, 14
Pemahaman siswa dari pelajaran matematika.
7
Kepuasan siswa memperoleh nilai bagus dalam pelajaran matematika.
8
Siswa takut mengikuti pelajaran matematika.
9
49
Kesulitan siswa mengerjakan soal metematika.
10
Kesulitan siswa memperoleh nilai bagus dalam pelajaran matematika.
11
Siswa mudah mempelajari matematika.
12
Siswa aktif dalam pelajaran matematika
13
Kesulitan siswa dalam menghafal rumus matematika.
15
2 Afektif (berhubungan dengan perasaan (suka tidak suka, senang tidak senang), emosi yang dimiliki seseorang serta penilaian terhadap objek sikap).
Siswa senang dan tidak senang belajar matematika.
16 22
12
Siswa senang jika jam pelajaran matematika ditambah.
17
Siswa tidak senang jika mengerjakan soal hitungan.
18
Siswa menjadi senang belajar matematika ketika guru menggunakan media yang menarik.
19
Siswa menjadi bosan ketika pelajaran matematika
20
Siswa beranggapan pelajaran matematika lebih sulit dibandingkan
21
50
dengan pelajaran lainnya.
Siswa dengan senang hati memperhatikan materi yang diberikan guru.
23
Siswa tidak masuk sekolah karena ada pelajaran matematika.
24
Siswa mengerjakan smua tugas yang diberikan dengan senang hati.
25
Siswa merasa senang jika pelajaran matematika kosong.
26
Siswa merasa tidak senang ketika disuruh mengerjakan soal di depan.
28
Siswa bersemangat saat berdiskusi tentang pelajaran matematika dengan teman.
27
3 Konatif (berhubungan dengan kecendrungan untuk berprilaku dan berbuat dengan cara-cara tertentu berkaitan dengan objek sikap)
Pelajaran matematika penting bagi siswa.
29
19
Siswa giat belajar untuk mendapatkan nilai bagus.
30
Siswa kurang memperhatikan ketika pelajaran matematika.
31
Siswa memanfaatan
32
51
waktu luang untuk belajar matematika.
Usaha yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran.
33,37
Kemauan siswa untuk bertanya dalam pelajaran matematika.
34,38
Siswa pengerjaan tugas yang diberikan.
35 39
Kegiatan siswa ketika pelajaran matematika.
36
Usaha siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
40
Perencanaan belajar matematika siswa.
41
Hasil ulangan menjadi pendorong siswa untuk lebih baik.
42
Siswa bersemangat berdiskusi dengan teman satu kelompok.
43
Siswa mudah mengantuk dalam pembelajaran matematika.
44
Siswa mencontek pekerjaan teman ketika mendapat tugas atau PR.
45
Siswa tidak masuk sekolah jika ada ulangan matematika.
46
52
LAMPIRAN 2: ANGKET/KUESIONER SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
Petunjuk: 1. Isilah identitas (nama, kelas, nomor absen) Anda. 2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan cermat. 3. Dalam memilih lakukan dengan jujur, jangan terpengaruh teman Anda. 4. Isilah dengan lengkap (jangan sampai ada nomor yang terlewatkan). 5. Jawaban anda tidak ada yang SALAH dan BENAR dan tidak akan mempengaruhi nilai
Anda. Berikan tanda centang (√) pada salah satu pilihan yang sesuai (cocok) dengan jawaban Anda, dibawah kolam
SS bila Anda Sangat Setuju S bila Anda Setuju TS bila Anda Tidak Setuju STS bila Anda Sangat Tidak Setuju
6. Bila Anda melakukan kekeliruan dalam memilih jawaban, Anda cukup memberi tanda dua garis (=) pada pilihan yang tidak sesuai, kemudian memberi tanda centang (√) pada pilihan baru yang anda anggap sesuai.
Selamat Mengerjakan
Nama :
Kelas :
No. absen :
53
Pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda centang (√) pada salah satu kolom yang telah disediakan
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya belajar lebih giat untuk mendapatkan prestasi belajar matematika terbaik di kelas
2 Saya terdorong untuk mempelajarai matematika karena materinya juga sangat menyangkut dengan kehidupan sehari-hari
3 Pelajaran matematika adalah pelajaran yang susah bagi saya
4 Saya belajar matematika jika ada ulangan saja
5 Saya selalu mempelajari kembali materi matematika yang diberikan oleh guru
6 Saya mudah berkonsentrasi jika pelajaran matematika berlangsung di pagi hari
7 Saat saya mempelajari pelajaran matematika, saya kurang memahami isinya.
8 Saya merasa bangga jika memperoleh nilai ulangan matematika yang bagus
9 Saya merasa takut atau gugup saat mengikuti pelajaran matematika
10 Saya merasa binggung dalam mengerjakan soal matematika
11 Mendapatkan nilai matematika bagus merupakan hal yang paling sulit bagi saya
12 Pertama kali saya melihat pelajaran matematika, saya percaya bahwa pelajaran ini mudah bagi saya
13 Saya antusias mengikuti pelajaran matematika
14 Saat mudah berkonsentrasi belajar matematika di tempat yang tenang
15 Saya sangat sulit untuk menghafal rumus matematika
16 Saya senang belajar matematika
17 Saya senang jika jam pelajaran matematika ditambah
18 Saya tidak senang mengerjakan soal matematika yang berkaitan dengan hitungan
19 Saya senang karena dalam menjelaskan materi guru menggunkan media yang menarik
20 Saya bosan saat guru menjelaskan pelajaran matematika
54
No Pernyataan SS S TS STS
21 Menurut saya pelajaran matematika lebih sulit dibandingkan pelajaran lainya.
22
Saya sangat tidak senang dengan pelajaran matematika, sehingga saya tidak ingin mengetahui lebih lanjut tentang pokok bahasan materinya
23 Bila guru sedang menerangkan, saya dengan senang hati memperhatikan apa yang diterangkan
24 Saya tidak masuk sekolah karena ada pelajaran matematika
25 Saya dengan senang hati mengerjakan tugas yang diberikan guru
26 Saya senang jika pelajaran matematika kosong
27 Saya takut jika mendapatkan giliran maju ke depan untuk mengerjakan soal-soal matematika
28
Mempelajari matematika sangat penting bagi saya
29 Saya bersemangat saat berdiskusi dengan teman tentang pelajaran matematika
30 Saya giat belajar untuk mendapatkan nilai matematika yang bagus
31 Saya tidak memperhatikan ketika diterangkan tentang pelajaran matematika
32 Saya tidak menggunakan waktu luang untuk belajar matematika
33 Saya membuat ringkasan materi pelajaran matematika
34 Saya akan bertanya ketika tidak paham tentang pelajaran matematika
35 Saya mengerjakan semua tugas matematika yang diberikan guru
36 Saya bermain sendiri ketika guru menjelaskan pelajaran matematika
37 Saya mencatat materi penting yang disampaikan guru tentang pelajaran matematika
38 Saya akan bersedia bertanya tentang soal matematika jika ada yang tidak saya pahami
39 Saya tidak pernah mengerjakan PR matematika
40 Setiap ada tugas matematika saya berusaha menyelesaikan sendiri sebelum bertanya kepada teman atau guru
55
No Pernyataan SS S TS STS
41 Saya hanya mau belajar matematika jika akan ada ulangan
42 Hasil ulangan yang diberikan menjadi pendorong saya untuk mempelajari materi berikutnya
43 Saya bersemangat untuk berdiskusi dengan teman tentang pelajaran matematika
44 Saya mudah mengantuk saat pelajaran matematika
45 Saya akan mencontek teman jika guru memberikan tugas / pekerjaan rumah (PR)
46 Saya tidak akan masuk sekolah ketika ada ulangan matematika
...Terima Kasih...
56
LAMPIRAN 3: UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER MENTAH
(SEBELUM GUGUR)
A. Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
I1 137.5286 135.615 .381 .868
I2 138.0286 135.767 .293 .869
I3 138.3857 135.458 .255 .870
I4 138.2000 131.264 .556 .865
I5 138.0143 133.522 .445 .867
I6 137.8857 135.349 .338 .869
I7 138.5857 138.710 .114 .872
I8 137.4286 135.930 .325 .869
I9 138.0143 137.029 .260 .870
I10 138.3571 135.508 .320 .869
I11 138.4571 135.382 .249 .871
I12 138.3286 135.006 .292 .870
I13 138.1571 136.105 .264 .870
I14 137.5714 135.611 .365 .868
I15 138.6429 139.798 .044 .873
I16 137.9143 132.630 .539 .865
I17 138.3714 131.193 .505 .865
I18 138.0000 137.826 .206 .871
I19 137.9714 141.709 -.082 .875
I20 137.8571 132.936 .551 .865
I21 138.5286 132.948 .398 .867
I22 137.6857 132.798 .476 .866
I23 137.6143 133.835 .507 .866
I24 137.5000 136.254 .349 .869
57
I25 137.6571 134.258 .440 .867
I26 138.1286 129.679 .477 .866
I27 138.2000 135.641 .265 .870
I28 137.6714 135.760 .369 .868
I29 137.8429 137.584 .165 .872
I30 137.5286 136.601 .275 .870
I31 137.6857 135.552 .389 .868
I32 138.1286 135.012 .386 .868
I33 138.0286 133.072 .467 .866
I34 137.8000 138.742 .111 .872
I35 137.8571 134.559 .395 .868
I36 137.6286 133.106 .462 .866
I37 137.5857 135.522 .373 .868
I38 137.8000 137.959 .143 .872
I39 137.7143 133.511 .436 .867
I40 137.8143 133.023 .465 .866
I41 138.1000 132.845 .422 .867
I42 137.7000 136.706 .320 .869
I43 137.8714 136.548 .234 .871
I44 138.1286 136.375 .236 .871
I45 137.7429 132.339 .445 .867
I46 137.3571 136.494 .266 .870
B. Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.871 46
58
LAMPIRAN 4: UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER BERSIH
(SETELAH GUGUR)
A. Uji Validitas Angket Bersih
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
I1 114.0429 118.621 .388 .880
I2 114.5429 118.571 .311 .882
I3 114.9000 118.004 .286 .883
I4 114.7143 114.468 .567 .877
I5 114.5286 116.861 .437 .879
I6 114.4000 118.678 .321 .881
I7 113.9429 119.620 .277 .882
I8 114.5286 119.905 .270 .882
I9 114.8714 117.737 .382 .880
I10 114.9714 117.796 .287 .883
I11 114.8429 117.816 .311 .882
I12 114.6714 119.325 .253 .883
I13 114.0857 118.891 .350 .881
I14 114.4286 116.133 .523 .878
I15 114.8857 114.827 .489 .878
I16 114.3714 116.034 .564 .877
I17 115.0429 116.071 .406 .880
I18 114.2000 116.365 .455 .879
I19 114.1286 116.867 .521 .878
I20 114.0143 119.319 .348 .881
I21 114.1714 117.767 .415 .880
I22 114.6429 112.726 .499 .878
I23 114.7143 118.700 .266 .883
I24 114.1857 119.052 .352 .881
59
I25 114.0429 119.810 .261 .882
I26 114.2000 118.829 .374 .881
I27 114.6429 118.320 .372 .881
I28 114.5429 116.426 .460 .879
I29 114.3714 117.628 .401 .880
I30 114.1429 115.979 .488 .878
I31 114.1000 118.584 .376 .881
I32 114.2286 116.411 .458 .879
I33 114.3286 116.659 .439 .879
I34 114.6143 115.777 .443 .879
I35 114.2143 119.968 .299 .882
I36 114.6429 118.987 .263 .883
I37 114.2571 115.179 .473 .879
I38 113.8714 119.824 .244 .883
B. Uji Reliabilitas Angket Bersih
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.883 38
60
LAMPIRAN 5: PRESTASI BELAJAR
NO SISWA NILAI
1 A 72
2 B 68
3 C 81
4 D 73
5 E 74
6 F 67
7 G 73
8 H 69
9 I 72
10 J 67
11 K 70
12 L 74
13 M 73
14 N 70
15 O 78
16 P 77
17 Q 75
18 R 72
19 S 83
20 T 68
21 U 67
22 V 77
23 W 77
24 X 73
25 Y 69
26 Z 69
27 AA 83
28 AB 69
29 AC 68
30 AD 74
31 AE 68
32 AF 74
33 AG 73
34 AH 74
35 AI 70
NO SISWA NILAI
36 AJ 77
37 AK 69
38 AL 75
39 AM 74
40 AN 80
41 AO 75
42 AP 74
43 AQ 78
44 AR 76
45 AS 76
46 AT 70
47 AU 71
48 AV 72
49 AW 81
50 AX 83
51 AY 76
52 AZ 77
53 BA 72
54 BB 75
55 BC 74
56 BD 71
57 BE 71
58 BF 75
59 BG 76
60 BH 76
61 BI 76
62 BJ 72
63 BK 78
64 BL 76
65 BM 80
66 BN 71
67 BO 73
68 BP 75
69 BQ 75
70 BR 75
61
LAMPIRAN 6: SEBARAN KUESIONER MENTAH (SEBELUM GUGUR)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 3 3 2 2 2 3 2 4 3 2 1 3 3 4 3 3 3 3
2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 1 2 3 1 3 4 4
3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3
4 4 3 2 3 3 4 2 4 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3
5 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3
6 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4
7 3 3 3 3 2 4 3 4 3 2 1 2 4 4 2 4 3 4
8 3 3 1 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 3 1 2
9 4 3 2 4 3 4 3 4 3 2 4 2 3 4 3 3 3 4
10 4 3 2 2 2 3 2 4 2 1 1 2 3 4 1 2 1 3
11 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3
12 3 3 3 2 3 4 2 4 3 2 3 2 3 4 2 4 3 3
13 3 3 1 2 2 2 2 4 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3
14 3 3 1 2 2 3 1 4 2 2 3 2 1 3 2 2 1 3
15 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4
16 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3
17 4 2 3 2 2 3 1 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3
18 3 2 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 4 2 2 2 2
19 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3
20 4 2 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 1 3
21 4 2 3 3 3 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3
22 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3
23 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3
24 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3
25 4 3 3 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 4 2 3 3 2
26 4 2 3 3 4 4 2 4 2 3 3 3 2 4 2 4 4 3
27 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3
28 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3
29 4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 2 4 4 3 2 3 2 3
30 4 3 3 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 2
31 3 3 2 3 3 3 2 4 4 2 3 3 2 3 2 3 3 3
32 3 2 3 3 3 3 2 4 3 2 3 2 3 4 2 2 2 3
33 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3
34 4 3 4 3 4 4 2 4 2 2 3 3 2 4 2 3 3 3
35 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3
36 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3
37 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
38 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 2
39 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 3 2 3
40 4 4 2 4 3 3 2 4 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3
41 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3
42 3 4 4 1 2 4 2 3 2 2 1 4 2 4 2 3 3 2
43 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3
44 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
45 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
No BUTIR PERNYATAAN
62
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
46 4 3 2 2 2 4 2 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2
47 4 4 2 3 4 3 1 4 3 2 1 1 4 4 3 4 4 3
48 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3
49 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4
50 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3
51 3 3 2 2 2 4 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 4
52 4 4 3 3 1 4 1 4 3 3 3 4 2 4 1 4 4 2
53 4 4 1 2 4 4 2 4 3 2 1 2 3 4 2 3 3 3
54 4 3 2 3 3 3 2 4 2 2 2 3 4 3 2 3 3 3
55 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3
56 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3
57 4 3 2 4 3 3 3 4 2 2 1 2 3 3 1 3 2 3
58 4 4 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 4
59 4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3
60 3 3 3 2 2 2 2 4 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2
61 4 4 1 2 4 3 2 4 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3
62 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 2 4 2 2 2 2
63 4 3 2 4 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2
64 4 3 1 2 4 4 2 4 4 2 1 2 4 3 2 3 3 4
65 3 4 3 3 4 4 2 4 4 3 2 2 3 4 2 4 4 3
66 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 1 3 3 4 2 4 2 3
67 3 4 2 3 4 3 3 4 2 3 2 2 3 4 2 3 3 3
68 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3
69 2 1 2 2 2 4 3 2 3 3 3 2 2 4 2 2 2 4
70 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 2 4 3 4
No BUTIR PERNYATAAN
63
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 4 2 3 3 3 3 4 1 3 3 4 4 3 2 3 4 3 4
2 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4
3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4
4 3 2 1 3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 2 4 3 2 4
5 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4
6 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4
7 3 4 1 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 3
8 4 3 1 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 3
9 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4
10 3 2 1 1 2 4 4 4 1 3 4 4 2 3 2 4 4 2
11 2 4 2 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
12 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4
13 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 2 2 2 4 2 3
14 4 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 4 4 3 3 4 2 3
15 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3
16 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4
17 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3
18 4 2 1 3 3 3 3 1 1 3 4 4 3 3 2 3 2 1
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3
20 4 3 3 3 2 3 1 2 3 2 3 4 3 3 1 1 2 3
21 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3
22 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4
23 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
24 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3
25 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 2 3 3 2 2
26 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3
27 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3
28 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4
29 4 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3
30 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4
31 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4
32 3 3 1 3 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4
33 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2
34 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 4 4
35 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4
36 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4
37 3 3 3 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
38 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
39 3 3 1 3 2 4 3 2 4 3 3 3 3 4 2 3 2 4
40 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4
41 3 3 2 2 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4
42 3 3 1 2 4 3 3 1 2 3 3 2 4 2 3 2 4 3
43 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
44 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
45 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4
No BUTIR PERNYATAAN
64
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
46 4 3 2 4 3 3 4 1 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4
47 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4
48 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3
49 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 1 4 4 3 4 3 4 4
50 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3
51 3 2 1 2 4 3 3 1 1 4 2 4 4 2 4 3 4 3
52 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
53 3 3 1 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 3 3
54 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3
55 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4
56 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3
57 3 3 2 1 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4
58 2 3 3 3 4 3 4 2 1 4 3 4 4 3 2 4 4 4
59 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3
60 4 2 2 4 3 3 3 1 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2
61 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 2 3 4
62 2 3 3 3 4 4 4 4 1 4 3 4 4 3 2 4 4 4
63 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
64 3 3 1 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 3 3
65 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4
66 4 4 3 4 4 4 3 1 2 4 4 3 4 3 4 1 2 2
67 3 3 2 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4
68 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
69 2 3 3 3 4 4 4 2 4 3 2 2 4 2 2 3 2 3
70 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4
No BUTIR PERNYATAAN
65
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
1 3 4 3 4 2 3 3 2 3 4 136
2 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 151
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 144
4 4 3 4 3 2 3 2 3 4 4 141
5 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 138
6 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 150
7 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 153
8 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 123
9 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 155
10 4 2 4 3 2 3 4 1 1 4 120
11 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 142
12 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 143
13 3 4 3 2 2 3 3 2 2 4 122
14 4 4 3 3 3 4 3 1 4 1 125
15 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 161
16 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 155
17 3 3 3 2 2 3 2 3 4 3 125
18 3 3 1 3 2 3 4 2 2 3 119
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 145
20 4 3 3 1 3 4 3 3 3 4 127
21 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 132
22 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 139
23 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 138
24 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 116
25 4 4 2 3 2 4 3 4 3 1 137
26 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 152
27 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 144
28 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 151
29 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 145
30 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 156
31 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 141
32 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 138
33 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 129
34 4 4 3 3 1 4 4 3 4 4 153
35 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 154
36 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 139
37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 134
38 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 134
39 4 2 2 1 3 3 3 4 2 3 120
40 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 152
41 4 3 3 3 3 3 1 3 3 4 136
42 3 2 3 2 2 3 4 2 4 4 125
43 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 140
44 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 130
45 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 146
No BUTIR PERNYATAAN
Jumlah
66
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
46 4 4 3 2 3 4 3 1 3 4 132
47 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 159
48 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 139
49 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 162
50 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 146
51 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 131
52 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 163
53 3 4 3 4 1 4 4 3 2 4 143
54 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 134
55 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 146
56 3 3 4 3 3 3 1 2 3 3 134
57 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 135
58 4 1 4 4 2 4 4 2 4 4 148
59 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 144
60 2 4 4 3 2 2 3 3 2 4 122
61 4 2 3 4 3 4 4 4 3 3 147
62 4 1 4 4 3 3 3 3 4 4 148
63 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 163
64 3 4 3 4 1 4 4 3 2 4 143
65 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 155
66 3 3 4 2 4 3 3 4 1 4 144
67 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 148
68 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 144
69 3 4 2 3 2 3 2 3 2 4 125
70 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 159
No BUTIR PERNYATAAN
Jumlah
67
LAMPIRAN 7: SEBARAN KUESIONER BERSIH (SETELAH GUGUR)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 3 2 2 2 3 4 3 2 1 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3
2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 1 2 3 3 4 3 3 4 4 3
3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 2
4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 2 2 1 3 4 4
5 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 4 3
6 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4
7 3 3 3 3 2 4 4 3 2 1 2 4 4 4 3 4 1 4 4 4
8 3 3 1 2 2 2 2 3 2 1 2 2 3 3 1 3 1 4 3 3
9 4 3 2 4 3 4 4 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3
10 4 3 2 2 2 3 4 2 1 1 2 3 4 2 1 2 1 1 2 4
11 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 4 2 4 4 4
12 3 3 3 2 3 4 4 3 2 3 2 3 4 4 3 4 2 4 3 4
13 3 3 1 2 2 2 4 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3
14 3 3 1 2 2 3 4 2 2 3 2 1 3 2 1 3 2 3 3 4
15 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4
16 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4
17 4 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3
18 3 2 2 2 3 3 4 3 2 3 3 2 4 2 2 2 1 3 3 3
19 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
20 4 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 1 3 3 3 2 3
21 4 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3
22 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4
23 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
24 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3
25 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4
26 4 2 3 3 4 4 4 2 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3
27 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3
28 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4
29 4 3 4 3 4 3 4 3 2 2 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4
30 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4
31 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
32 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 2 2 3 1 3 3 4
33 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
34 4 3 4 3 4 4 4 2 2 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4
35 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4
36 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4
37 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4
38 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3
39 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 3 1 3 2 4
40 4 4 2 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4
41 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 4 3
42 3 4 4 1 2 4 3 2 2 1 4 2 4 3 3 3 1 2 4 3
43 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3
44 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
45 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
No BUTIR PERNYATAAN
68
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
46 4 3 2 2 2 4 4 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 3 3
47 4 4 2 3 4 3 4 3 2 1 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4
48 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 2 3 3 3 3 3
49 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
50 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 3 4
51 3 3 2 2 2 4 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 1 2 4 3
52 4 4 3 3 1 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4
53 4 4 1 2 4 4 4 3 2 1 2 3 4 3 3 3 1 4 4 4
54 4 3 2 3 3 3 4 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3
55 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3
56 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 2 3 4 3
57 4 3 2 4 3 3 4 2 2 1 2 3 3 3 2 3 2 1 3 4
58 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 3 3 3 4 3
59 4 3 2 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3
60 3 3 3 2 2 2 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 4 3 3
61 4 4 1 2 4 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4
62 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 2 2 3 3 3 4 4
63 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4
64 4 3 1 2 4 4 4 4 2 1 2 4 3 3 3 3 1 3 4 4
65 3 4 3 3 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4
66 4 3 3 4 3 4 4 4 3 1 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4
67 3 4 2 3 4 3 4 2 3 2 2 3 4 3 3 3 2 4 3 4
68 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
69 2 1 2 2 2 4 2 3 3 3 2 2 4 2 2 3 3 3 4 4
70 3 2 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
No BUTIR PERNYATAAN
69
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
1 4 1 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 4 109
2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 127
3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 121
4 3 4 3 3 4 3 2 4 2 4 4 4 3 2 3 3 4 4 120
5 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 117
6 3 2 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 125
7 4 4 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 125
8 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 99
9 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 127
10 4 4 1 3 4 2 3 2 4 2 4 4 3 2 3 1 1 4 97
11 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 119
12 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 121
13 3 2 2 4 4 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 4 98
14 2 3 2 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 1 4 1 101
15 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 135
16 4 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 132
17 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 104
18 3 1 1 3 4 3 3 2 2 1 3 1 3 2 3 2 2 3 94
19 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 121
20 1 2 3 2 4 3 3 1 2 3 4 3 1 3 4 3 3 4 104
21 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 110
22 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 117
23 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 115
24 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 97
25 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 4 2 3 2 4 4 3 1 117
26 4 3 2 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 126
27 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 120
28 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 129
29 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 121
30 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 136
31 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 118
32 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 4 114
33 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 106
34 3 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 1 4 3 4 4 126
35 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 131
36 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 117
37 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110
38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 110
39 3 2 4 3 3 3 4 2 2 4 4 2 1 3 3 4 2 3 98
40 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 2 4 4 129
41 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 115
42 3 1 2 3 2 4 2 3 4 3 3 3 2 2 3 2 4 4 105
43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 117
44 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110
45 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 122
No BUTIR PERNYATAAN
Jumlah
70
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
46 4 1 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 1 3 4 109
47 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 133
48 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 115
49 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 137
50 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 121
51 3 1 1 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 109
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 139
53 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 1 4 3 2 4 117
54 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 111
55 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 122
56 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 115
57 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 4 112
58 4 2 1 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 125
59 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 118
60 3 1 4 3 3 3 2 2 2 2 2 4 3 2 2 3 2 4 98
61 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 123
62 4 4 1 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 127
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 139
64 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 1 4 3 2 4 116
65 4 3 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 130
66 3 1 2 4 3 4 3 4 2 2 3 4 2 4 3 4 1 4 121
67 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 125
68 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 119
69 4 2 4 3 2 4 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 4 103
70 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 130
No BUTIR PERTANYAAN
Jumlah
71
LAMPIRAN 8: UJI PRASYARAT (NORMALITAS DAN LINIERITAS)
A. Uji Normalitas
1. Perumusan Hipotesa
: Data berasal dari distribusi normal
: Data tidak berasal dari distribusi normal
2. Taraf Signifikan
α = 5 % = 0,05
3. Statistik Uji
Uji normalitas ( Kolmogorov – Smirnov Test )
4. Komputansi
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Statistic df Sig.
Sikap Siswa dalam Pembeljaran
Matematika .082 70 .200
*
Prestasi Belajar .075 70 .200*
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
5. Aturan Keputusan
diterima jika harga signifikan 0,05
diterima jika harga signifikan < 0,05
6. Keputusan Uji
Harga signifikan > α atau 0,200 > 0,05 sehingga diterima
7. Kesimpulan
Data sikap siswa dalam pembelajaran matematika maupun prestasi
belajar berdistribusi normal.
72
B. Uji Linieritas
1. Perumusan Hipotesa
: Sikap siswa dalam pembelajaran matematika mempunyai hubungan
yang linier dengan prestasi belajar.
: Sikap siswa dalam pembelajaran matematika tidak mempunyai
hubungan yang linier dengan prestasi belajar.
2. Taraf Signifikan
α = 5 % = 0,05
3. Statistik Uji
Uji Anova
4. Komputansi
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Prestasi
Belajar * Sikap
Siswa dalam
Pembelajaran
Matematiaka
Between
Groups
(Combined) 433.867 34 12.761 .686 .863
Linierity 77.894 1 77.894 4.186 .048
Deviation from
Linierity 355.973 33 10.787 .580 .941
Within Groups 651.333 35 18.610
Total 1085.200 69
5. Aturan Keputusan
diterima jika harga signifikan 0,05
diterima jika harga signifikan < 0,05
6. Keputusan Uji
Harga signifikan > α atau 0,941 > 0,05 sehingga diterima
7. Kesimpulan
Sikap siswa dalam pembelajaran matematika mempunyai hubungan yang
linier dengan prestasi belajar
73
LAMPIRAN 9: DESKRIPSI HASIL PENGUKURAN VARIABEL SIKAP DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN VARIABEL PRESTASI
BELAJAR
A. Deskripsi Hasil Pengukuran Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika
No Kelas Interval Kategori Frekuensi Frekuensi
Relatif
1 129,2 152 Sangat Tinggi 12 17,14%
2 106,4 129,2 Tinggi 46 65,72%
3 83,6 106,4 Sedang 12 17,14%
4 60,8 83,6 Rendah 0 0
5 38 60,8 Sangat Rendah 0 0
Jumlah 70 100%
B. Deskripsi Hasil Pengukuran Variabel Prestasi Belajar
No Kelas
Interval Kategori Frekuensi
Frekuensi Relatif
1 Terlampaui 54 77,14%
2 Tercapai 4 5,72%
3 Belum tercapai 12 17,14%
Jumlah 70 100%
74
LAMPIRAN 10: GAMBAR HISTOGRAM STATISTIK DESKRIPTIF HASIL
PENGUKURAN SIKAP DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DAN PRESTASI BELAJAR
A. Histogram statistik Deskriptif Hasil Pengukuran Sikap Siswa dalam
Pembelajaran Matematika
B. Histogram statistik Deskriptif Hasil Pengukuran Prestasi Belajar Matematika
75
LAMPIRAN 11: UJI KORELASI PEARSON PRODUCT MOMENT
1. Perumusan Hipotesa
: Tidak ada hubungan positif signifikan antara sikap siswa dalam
pembelajaran matematika dengan prestasi belajar siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013.
: Ada hubungan positif dan signifikan antara sikap siswa dalam
pembelajaran matematika dengan prestasi belajar siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013.
2. Taraf Signifikan
α = 5 % = 0,05
3. Statistik Uji
Uji korelasi Pearson Product Moment.
4. Komputansi
Correlations
Sikap Siswa dalam
Pembelajaran
Matematika
Prestasi
Belajar
Sikap Siswa dalam
Pembelajaran Matematika
Pearson Correlation 1 .268*
Sig. (1-tailed) .012
N 70 70
Prestasi Belajar Pearson Correlation .268* 1
Sig. (1-tailed) .012
N 70 70
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
5. Aturan Keputusan
diterima jika nilai rhitung rtabel
diterima jika nilai rhitung rtabel
6. Keputusan Uji
Nilai rhitung rtabel (0,268 0,235) sehingga diterima.
7. Kesimpulan
Ada hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan
prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan.
76
LAMPIRAN 12: TABEL NILAI r PRODUCT MOMENT
77
LAMPIRAN 13: SURAT IJIN
A. Surat Ijin Penelitian
78
B. Surat Keterangan Penelitian
top related