hipertensi dalam kehamilan 1

Post on 16-Apr-2015

266 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

HIPERTENSI DALAM

KEHAMILANPembimbing:

Dr. Indrawan Ekomurtomo, Sp. OG

Disusun Oleh:Kharina Novialie

030.07.135

PENDAHULUAN

Hipertensi pada wanita hamil mengenai 10-15% pada primigravida dan 2-5% pada multigravida.

Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab kematian utama ibu hamil (16%) setelah perdarahan dan infeksi.

Hipertensi pada wanita hamil perlu mendapat perhatian khusus oleh karena akibat yang ditimbulkan pada ibu dan janin.

KLASIFIKASI

Report of the National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy, 2001, Am Fam Physician, 64:263-70.

Hipertensi Kronik

Preeklampsia-Eklampsia

Hipertensi kronik dengan Superimposed Preeklampsia

Hipertensi Gestasional

Baker PN, Kingdom JCP. PRE-ECLAMPSIA: Current Perspective on Management. New York: The Parthenon Publisihing Group. 2004; p.g 11-2.

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

A. Hipertensi Gestasional dan atau Proteinuria • Hipertensi

gestasional tanpa proteinuria

• Proteinuria gestasional tanpa hipertensi

• Preeklampsia (hipertensi+proteinuria gestasional)

B. Hipertensi Gestasional dan Penyakit Ginjal Kronis• Hipertensi kronik

tanpa proteinuria• Penyakit ginjal

kronis (proteinuria dengan atau tanpa hipertensi)

• Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia

C. Hipertensi dan Proteinuria yang Tidak Terklasifikasi (hipertensi dan atau proteinuria yang ditemukan pada)• Pemeriksaan 1x setelah

UK 20 minggu pada wanita tanpa hipertensi kronik atau penyakit ginjal

• Selama kehamilan atau persalinan atau post-partum, di mana sulit untuk diklasifikasikan karena data yang kurang

Diagnosis, Evaluation,and Management of the Hypertensive Disorders of Pregnancy. 2008, Society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada, vol 3:30.

HYPERTENSIVE DISORDERS IN PREGNANCY

Primary Diagnosis Definition of Preeclampsia

Pre-existing Hypertension With comorbid conditions With preeclampsia (after 20 weels gestations)

Resistant hypertension or New or Worsening proteinuria or One/more adverse conditions

Gestational HypertensionWith comorbid conditions With preeclampsia (after 20 weels gestations)

New proteinuria orOne/more adverse conditions

*Other adverse conditions consist of maternal symptoms (persistent or new/unusual headache, visual disturbances, persistent abdominal or right upper quadrant pain, severe nausea or vomiting, chest pain or dyspnea), maternal signs of end-organ dysfunction (eclampsia, severe hypertension, pulmonary edema, or suspected placental abruption), abnormal maternal laboratory testing (elevated serum creatinine [according to local laboratory criteria]; elevated AST, ALT or LDH [according to local laboratory criteria] with symptoms; platelet count <100x109/L; or serum albumin < 20 g/L), or fetal morbidity (oligohydramnios, intrauterine growth restriction, absent or reversed end-diastolic flow in the umbilical artery by Doppler velocimetry, or intrauterine fetal death).

*Comorbid conditions, such as type I or II diabetes mellitus, renal disease, or an indication for antihypertensive therapy outside pregnancy.

Severe preeclampsia corresponds to preeclampsia: with onset before 34 weeks’ gestation, with heavy proteinuria (3–5 g/d according to other international guidelines), or with one or more adverse conditions.

HYPERTENSIVE DISORDERS IN PREGNANCY

Pre-existing hypertension (chronic hypertension)• Without proteinuria (pregnancy in hypertenion, transient

hypertension, non-proteinuric gestational hypertension)• Without adverse conditions• With adverse conditions (severe preeclampsia, eclampsia)

• With proteinuria (PIH, preeclampsia, toxemia)• Without adverse conditions• With adverse conditions (severe preeclampsia, eclampsia)Gestational hypertension

Pre-existing hypertension with superimposed gestational hypertension with proteinuria (chronic hypertension with superimposed preeclampsia)

Unclassifiable antenatally

Alarm International: A Program to reduce Maternal Mortality and Morbidity. 2nd Edition. Ottawa: Society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada. 2001; p.g 85-91.

DEFINISI

Hipertensi Kronik

• Hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang didiagnosis pertama kali setelah umur kehamilan 20 minggu dan menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.

Preeklampsia

• Hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria.

Eklampsia

• Preeklampsia yang disertai kejang-kejang dan atau koma.

Hipertensi Kronik dengan Superimposed Preeklampsia

• Hipertensi kronik disertai tanda-tanda preeklampsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria.

Hipertensi Gestasional/Transient Hypertension

• Hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang 3 bulan pascapersalinan atau kehamilan dengan

tanda-tanda preeklampsia tetapi tanpa proteinuria.

Hipertensi

Tekanan darah sistolik dan diastolik ≥ 140/90 mmHg.

Pengukuran tekanan darah sekurang-

kurangnya dilakukan 2x selang 4 jam

Proteinuria

Adanya 300 mg protein dalam urin selama 24 jam atau ≥30

mg/mmol kreatinin urin.

Proteinuria diduga kuat apabila didapat hasil ≥ 2+

dipstick

EPIDEMIOLOGI ...Preeklampsia-eklampsia

sebagai salah satu penyakit hipertensi dalam

kehamilan adalah penyebab mortalitas dan morbiditas tertinggi pada

ibu hamil.

Angka kejadian preeklampsia berkisar

antara 5-15% dari seluruh kehamilan di seluruh

dunia.

Di Indonesia angka kejadian preeklampsia cukup tinggi, seperti di

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

ditemukan 400 -500 kasus/4000-5000

persalinan per tahun (Dharma, 2005).

Preeklampsia dan eklampsia dapat terjadi pada 6-8% wanita hamil, di antaranya 3-7% pada

nullipara dan 0,8-5% pada multipara (Roeshadi,

2006).

ETIOLOGI

Belum diketahui dengan jelas

Invasi trofoblastik abnormal kedalam vasa uterina.

Intoleransi imunologi antara maternal dengan jaringan feto-maternal.

Maladaptasi maternal terhadap perubahan kardiovaskular atau inflamasi selama kehamilan.

Peran Renin-Angiotensin-Aldosteron System (RAAS)

Defisiensi gizi

Pengaruh genetik

Essential familial hypertension (hypertensive vascular disease)

ObesityArterial abnormalities  Renovascular hypertension Coarctation of the aortaEndocrine disorders  Diabetes mellitus  Cushing syndrome  Primary aldosteronism  Pheochromocytoma  ThyrotoxicosisGlomerulonephritis (acute and chronic)Renoprival hypertension  Chronic glomerulonephritis  Chronic renal insufficiency  Diabetic nephropathy

Connective tissue diseases  Lupus erythematosus  Systemic sclerosis  Periarteritis nodosaPolycystic kidney diseaseAcute renal failure

Table 34–3. Underlying Causes of Chronic Hypertensive Disorders

FAKTOR RISIKO• Primigravida

• Umur yang ekstrim (kurang dari 20 tahun lebih dari 35 tahun)

• Riwayat preeklampsia/eklampsia pada kehamilan terdahulu dan riwayat keluarga

• Penyakit ginjal, DM dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil

• Obesitas

MATERNAL

FAKTOR RISIKO• Kelainan kromosom

• Mola hidatidosa

• Hidrops fetalis

• Kehamilan ganda

• Infeksi saluran kemih pada kehamilan

OBSTETRI

FAKTOR RISIKO PATERNAL

Suami pertama (first time father), kehamilan yang langsung terjadi

setelah perkawinan

(Robillard, 1994, dalam Roeshadi,

2006).

Suami pernah punya riwayat

menikah dengan wanita dengan

komplikasi preeklampsia

(ACOG Committee on

Obstetric Practice, 2002;

Dekker and Sibai, 2001).

Maternal Vascular Disease

Faulty Placentation

Excessive trophoblast

Genetic,immunologic and inflammatory

factors

Reduced utero-placental perfusion

Endothelial Activation

Capillary leak

Edema Proteinuria Hemoconcentration

Activation Coalgulation

Thrombocytopenia

Noxious Agents: cytokines, lipid peroxidase

vasospasm

Hypertension

Seizure

oligouria

Liver ischemia

abruption

Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta

Terlihat proliferasi trofoblas ekstravillous membentuk kolom sel didekat “anchoring villous”

Trofoblas ekstravilous melakukan invasi desidua dan kearah bawah kedalam arteri spiralis.

Akibatnya, terjadi penggantian endotel dan dinding otot dari pembuluh darah serta pembesaran dari pembuluh darah

Implantasi plasenta yang

normal

Teori Iskemia Plasenta, Radikal bebas, dan Disfungsi Endotel

Iskemia Plasenta dan pembentukan Radikal Bebas

• Radikal hidroksil akan merusak membran sel menjadi peroksida lemak

• Peroksida lemak juga akan merusak nukleus dan protein sel endotel.

Disfungsi

Endotel

• Gangguan metabolisme prostalglandin• Agregasi sel-sel trombosit pada daerah

endotel yang mengalami kerusakan• Perubahan khas pada sel endotel kapiler

glomerulus (glomerular endotheliosis).• Peningkatan permeabilitas kapiler.• Peningkatan produksi bahan – bahan

vasopresor, yaitu endotelin. Kadar NO menurun sedangkan endotelin meningkat.

• Peningkatan faktor koagulasi

Teori Intoleransi Imunologik ibu dan janin

Human Leukocyte Antigen Protein G (HLA-G) yang dapat melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel natural killer (NK) ibu

HLA-G juga akan mempermudah invasis sel trofoblas ke dalam jaringan desidua ibu.

Pada preeklampsia terjadi ekspresi penurunan HLA-G yang akan mengakibatkan terhambatnya invasi trofoblas ke dalam desidua

Teori Adaptasi Kardiovaskular

Pada preeklampsia terjadi kehilangan kemampuan refrakter terhadap bahan vasopresor sehingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor sehingga pembuluh

darah akan mengalami vasokonstriksi dan mengakibatkan hipertensi dalam kehamilan.

Teori Genetik...

Genotype ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam

kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotype

janin.

Teori Defisiensi Gizi

Penelitian terakhir membuktikan bahwa konsumsi minyak ikan dapat mengurangi resiko pre eklamsia. Minyak ikan banyak mengandung asam lemak tidak jenuh yang dapat menghambat produksi tromboksan, menghambat aktivasi trombosit, dan mencegah vasokonstriksi pembuluh darah.

Teori Stimulasi InflamasiPada

preeklampsia terjadi

peningkatan stres

oksidatif

Produksi debris

trofoblas dan nekrorik

trofoblas juga

meningkat. Respon

inflamasi yang besar. Aktifasi sel

endotel dan sel makrofag/granulosit yang lebih besar sehingga terjadi reaksi

inflamasi menimbulkan gejala – gejala preeklampsia

pada ibu.

PERUBAHAN SISTEM DAN ORGAN

PADAPREEKLAMPSIA

Volume Plasma

Fungsi Ginjal

Elektrolit

Tekanan Osmotik

Koloid Plasma

Hematologik

Neurologik

Pulmo Hepar Kardiovaskular

Penurunan volume plasma sekitar 30-40% (hipovolemia)

Vasokonstriksi sebagai

kompensasiHipertensi

VOLUME PLASMA

FUNGSI GINJAL...

HIPOVOLEMIA OLIGOURIA/ANURIA

PROTEINURIAKEBOCORAN

PERMEABILITAS MEMBRAN BASALIS >>

KERUSAKAN SEL

GLOMERULUS/ GFR MENURUN

NEKROSIS TUBULUS

GINJAL

Elektrolit

Preeklampsia berat yang mengalami hipoksia dapat menimbulkan gangguan keseimbangan asam basa.

Pada waktu terjadi kejang, kadar bikarbonat menurun disebabkan olen timbulnya asidosis laktat dan akibat kompensasi hilangnya karbon dioksida.

Tekanan Osmotik Koloid Plasma

Tekanan onkotik menurun pada umur kehamilan 8 minggu

Pada preeklampsia tekanan onkotik makin menurun karena kebocoran protein dan peningkatan permeabilitas vaskular.

• Peningkatan hematokrit akibat hipovolemia• Hemokonsentrasi (ditandai dengan

trombositopenia)• Koagulopati• Peningkatan FDP, penurunan antitrombin III

dan peningkatan fibronektin.

Hematologik

• Nyeri kepala• Gangguan visus (pandangan kabur,

skotoma, amaurosis dan ablasio retina)• Perdarahan intrakranial • Hiperefleksia

Neurologik

• Edema paru yang disebabkan oleh gagal jantung kiri

• Kerusakan sel endotel pada pembuluh darah kapiler paru dan menurunnya diuresis.

Pulmo

Hepar

Janin

PREEKLAMPSIA RINGAN

Tekanan darah sistolik/diastolik ≥140/90 mmHg. Kenaikan sistolik ≥30 mmHg dan

diastolik ≥15 mmHg tidak dipakai lagi sebagai kriteria preeklampsia.

Proteinuria ≥300 mg/24 jam atau ≥

2+ dipstick

*setelah kehamilan 20 minggu

PREEKLAMPSIA BERAT*setelah kehamila

n 20 mingguTD sitolik ≥160

mmHg dan TD diastolik ≥110

mmHg.

Proteinuria ≥5 gr/24 jam atau 4+ dalam

pemeriksaan kualitatif

Oligouria, yaitu produksi urin

<500 cc/24 jam.

Kenaikan kadar kreatinin

plasma

Gangguan visus dan serebral: penurunan

kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan

pandangan kabur.

Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran

kanan atas abdomen (akibat teregangnya

kaspul Glisson)

Edema paru dan sianosis

Hemolisis mikroangiop

atik

Trombositopenia berat <100.000

sel/mm3 atau penurunan trombosit

dengan cepat.

Gangguan fungsi hepar

Pertumbuhan janin intrauterin yang terhambat.

Sindrom HELLP

PREEKLAMPSIA BERAT

Preeklampsia berat tanpa impending eklampsia

Preeklampsia berat impending eklampsia.

+ gejala-gejala subjektif berupa nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium

dan kenaikan progresif tekanan darah.

EKLAMPSIA

Kasus akut pada penderita preeklampsia dengan kejang

menyeluruh dan koma. Eklampsia dapat timbul ante, intra dan post-

partum.

HIPERTENSI KRONIK

Hipertensi yang didapat sebelum timbulnya kehamilan. Apabila tidak

diketahui adanya hipertensi sebelum kehamilan, maka hipertensi kronik didefinisikan apabila didapatkan

tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90

mmHg sebelum umur kehamilan 20 minggu.

SINDROMA HELLP ...

Hemolisis

Peningkatan enzim hepar, disfungsi hepar

Trombositopenia

•Didahului tanda-tanda dan gejala yang tidak khas: malaise, lemah, nyeri kepala, mual, muntah•Adanya tanda dan gejala preeklampsia•Tanda-tanda hemolisis intravaskular: kenaikan LDH, AST dan bilirubin indirek.•Trombositopenia (kadar trombosit ≤150.000/ml)

DIAGNOSIS

ANAMNESA

• Gangguan penglihatan• Sakit kepala• Nyeri epigastrium/kuadran kanan atas• Sesak• Kualitas dan kuantitas pergerakan janin yang dirasakan ibu.

PEMERIKSAAN FISIK

• Dilakukan pengukuran tekanan darah 2 kali dengan interval 4-6 jam.• Dilakukan pemeriksaan janntung dan paru.• Dilakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri dan denyut jantung janin.• Palpasi nyeri tekan pada epigastrium dan kuadaran kanan atas.• Pemeriksaan refleks

PENATALAKSANAAN

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

PREEKLAMPSIA

MANAJEMEN UMUM

• Mencegah kejang, perdarahan intrakranial, mencegah gangguan fungsi organ vital dan melahirkan bayi sehat.1

• Sikap terhadap penyakitnya: terapi medikamentosa• Sikap terhadap kehamilannya: kehamilan diteruskan sampai

aterm (perawatan kehamilan konservatif) atau terminasi kehamilan (perawatan kehamilan aktif/agresif).

MEDIKAMENTOSA

Pemberian obat antihipertensi diberikan jika:5

•Tekanan darah diastolik ≥110 mmHg•Tekanan darah diastolik 95-109 mmHg disertai manifestasi klinik lain

Pemberian obat antihipertensi dibagi menjadi:5

•Terapi akut:• Vasodilatasi arteriol hidralazine• β-blocker labetalol• Calcium channel bocker nifedipin

•Terapi maintenance• Inhibitor adrenergik sentral

metildopa• Calcium channel bocker nifedipin• β-blocker atenolol, labetalol

PREEKLAMPSIA RINGAN

RAWAT JALAN

• Bed rest (tidur miring/berbaring) • Pemeriksaan laboratorium Hb, Ht, fungsi

hati dan ginjal, urin lengkap.1

RAWAT INAP• Bila tidak ada perbaikan tekanan darah, kadar proteinuria selama 2 minggu

• Adanya satu atau lebih gejala dan tanda-tanda preeklampsia berat

• Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan USG dan Doppler

MEDIKAMENTOSA4

Pada wanita dengan kondisi komorbid, terapi antihipertensi diberikan untuk mempertahankan tekanan darah sistolik 130-155 mmHg dan tekanan darah diastolik 80-105 mmHg.

Pada wanita dengan kondisi komorbid, terapi antihipertensi diberikan untuk mempertahankan tekanan darah sistolik 130-139 mmHg dan tekanan darah diastolik 80-89 mmHg.Terapi inisial antihipertensi yang dapat digunakan adalah metildopa, labetalol, β-blocker (propanolol, pindolol, acebutolol, metoprolol) dan calcium channel blocker (nifedipin).Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor dan angiotensin receptor blocker (ARB) tidak boleh diberikan sebagai obat antihipertensi pada wanita hamil.

Atenolol dan prazosin tidak direkomendasikan.

PERAWATAN OBSTETRIK

Pada kehamilan preterm (<37 minggu), bila tekanan darah mencapai normotensi selama perawatan, persalinannya ditunggu sampai aterm.

Sementara pada kehamilan aterm, persalinan ditunggu sampai terjadi onset persalinan atau dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan pada taksiran tanggal persalinan.

Pencegahan kejang

Pengobatan hipertensi

Pengelolaan cairan

Pelayanan suportif terhadap penyulit

organ yang terlibat dan saat yang tepat untuk persalinan.1

PREEKLAMPSIA BERAT

Sikap terhadap penyakit dan terapi medikamentosa

Rawat inap dan dianjurkan tirah baring miring ke satu sisi (kiri).

Pengelolaan cairan dengan monitoring input dan output cairan

Dipasang Foley kateter untuk mengukur pengeluaran urin

Obat antihipertensi diberikan untuk mencegah komplikasi kardiovaskular (CVA) pada ibu tetapi tidak mencegah eklampsia atau komplikasi pada janin (IUGR).1

Berdasarkan journal Obstetric and Gynaecology Canada 2008, pemberian obat antihipertensi pada tekanan darah sistolik >160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥110 mmHg adalah

Tekanan darah sistolik dan diastolik harus diturunkan <160 mmHg dan <100 mmHg.

Terapi inisial antihipertensi diberikan labetalol, nifedipin dan hidralazin.

MgSO4 tidak direkomendasikan sebagai obat antihipertensi.

Denyut jantung janin harus dimonitor secara terus-menerus sampai tekanan darah stabil.

MgSO4 diberikan sebagai profilaksis eklampsia yang merupakan komplikasi dari preeklampsia berat.

Nifedipin dan MgSO4 dapat diberikan secara bersama-sama

SIKAP TERHADAP KEHAMILAN:

Manajemen aktif dimana kehamilan diakhiri setiap

saat bila keadaan hemodinamika sudah

stabil.1,4

PERAWATAN EKLAMPSIA...

Airway, Breathing, Circulation (ABC)

Mengatasi dan mencegah kejang

Mengatasi hipoksemia dan

asidemia

Mencegah trauma pada pasien saat

kejang

Mengendalikan tekanan darah

Melahirkan janin pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat

SIKAP TERHADAP PENYAKIT

Obat antikejang yang menjadi pilihan utama adalah magnesium sulfat (MgSO4).1,3,4

Mencegah penderita mengalami trauma akibat kejang-kejang

Pasien dibaringkan di tempat tidur yang lebar dengan rail tempat tidur dipasang dan dikunci dengan kuat

Masukkan sudap lidah ke dalam mulut penderita

Kepala direndahkan dan daerah orofaring diisap

Bila penderita selesai kejang-kejang, segera beri oksigen.1,3

Pada pasien koma, diusahakan jalan napas atas tetap terbuka

Manuver head tilt-neck lift

Head tilt-chin lift

Jaw thrust

Rongga mulut dan tenggorok harus diisap secara intermitten karnea hilangnya reflex muntah

Monitoring kesadaran dan dalamnya koma dengan Glasgow Comma Scale

Nutrisi penderita dapat diberikan melalui Naso Gastric Tube

Pemberian MgSO4 sebagai pengobatan dan profilaksis eklampsia:1,4

MgSO4 dapat diberikan melalui 2 rute, secara IM dan IV.

Dosis yang diberikan adalah inisial dosis 4 gr IV (40% dalam 10 cc) selama 15 menit

Dosis maintenance adalah 1 gr/jam.

Bila terjadi refrakter/kontraindikasi terhadap pemberian MgSO4, maka dapat diberikan fenitoin atau benzodiazepin

Syarat pemberian MgSO4

Harus tersedia antidotum MgSO4 bila

terjadi intoksikasi calcium glukonas 10% = 1gr (10% dalam 10 cc) diberikan IV dalam

3 menit

Refleks patela (+) kuat

Frekuensi pernapasan >16x/menit, tidak ada tanda-tanda

distress pernapasan

Produksi urin >100 cc dalam 4 jam sebelumnya

SIKAP TERHADAP KEHAMILAN

•Persalinan diakhiri tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin.

•Persalinan diakhiri bila sudah mencapai stabilisasi hemodinamikan dan metabolisme ibu.

SINDROMA HELLP

Monitoring kadar trombosit tiap 12 jam

Bila trombosit <50.000/ml atau adanya tanda koagulopati konsumtif, maka harus diperiksa waktu protrombin, waktu tromboplastin parsial dan fibrinogen.

Kadar trombosit <100.000/ml atau trombosit 100.000-150.000/ml disertai tanda-tanda eklampsia, hipertensi berat, nyeri epigastrium, maka diberikan deksametason 10 mg IV tiap 12 jam.

Pada postpartum deksametason diberikan 10 mg IV tiap 12 jam 2 kali, kemudian diikuti 5 mg IV tiap 12 jam 2 kali.

Dapat dipertimbangkan transfusi trombosit, bila kadar trombosit <50.000/ml, kadar trombosit yang menurun dengan cepat dan adanya koagulopati.1

,

4

Persalinan dapat dilakukan perabdominam atau pervaginam

Sikap terhadap kehamilan pada sindroma HELLP adalah kehamilan diakhiri (aktif)

tanpa memandang umur kehamilan.

Usia kehamilan <34 minggu dengan:

• Tekanan darah diastolik ≥110 mmHg yang gagal dengan pemberian antihipertensi adekuat• Hasil laboratorium yang menggambarkan gangguan fungsi organ walaupun tekanan darah

terkontrol kadar platelet yang menurun, meningkatnya kadar enzim fungsi hati, proteinuria berar

• Kecurigaan adanya gangguan pada janin (fetal distress)• Kejang berulang• Gejala dan tanda-tanda dimana penderita tidak responsive dengan terapi adekuat sakit kepala

hebat, ganggua pada penglihatan, mual, muntah, atau nyeri pada epigastrium/kuadran kanan atas.

PERSALINAN PADA PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

Terminasi kehamilan/persalinan dilakukan apabila:3,5

Pada wanita preeklampsia (ringan atatu berat) dengan usia kehamilan ≥37

minggu.

Pada wanita hamil dengan hipertensi

gestasional berat usia kehamilan ≥34

minggu.

Indikasi Maternal Indikasi Janin

Satu atau lebih dari:

Hipertensi berat yang tidak

terkontrol

Fetal distress

Eklampsia Amniotic fluid index ≤2

Kadar trombosit <100.000x109/L Berat badan janin ≤ 5 th persentil

(perkiraan US)

AST dan ALT meningkat >2x di

atas nilai normal dengan nyeri

pada epigastrium atau kuadran

kanan atas

Aliran balik end-diastolic pada

arteri umbilikalis dengan

velocimetri Doppler

Edema paru

Gangguan fungsi ginjal

Nyeri kepala hebat yang menetap

atau gangguan pada penglihatan

Komplikasi Maternal 1,3,4

Kelainan pada ginjal gagal ginjal akut

Kelainan pada hepar hasil

test fungsi hepar, ruptur

hepar dan sindroma HELLP

Kelainan pada jantung dan paru-

paru gagal jantung kanan,

ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome), edema

paru

Kelainan pada cerebrovaskular

perdarahan intrakranial

Koagulasi diseminata

intravaskular (DIC)

Solusio plasenta

Eklampsia

Pencegahan preeklampsia dan komplikasinya pada wanita dengan risiko rendah4:

Suplemen kalsium 1gr/hari secara oral direkomendasikan

pada wanita dengan diet rendah

kalsium <600 mg/hari.

Tidak minum alkohol untuk mencegah efek

alkohol pada janin, tidak merokok untuk mencegah persalinan

preterm dan BBLR, olahraga, konsumsi

asam folat untuk mencegah cacat

tabung saraf otak dan kelainan kongenital.

Diet rendah garam, pembatasan kalori selama kehamilan

pada wanita obesitas, aspirin

dosis rendah, konsumsi vitamin C

dan E tidak direkomendasikan.

Pencegahan preeklampsia dan komplikasinya pada wanita dengan risiko tinggi

Konsumsi suplemen kalsium 1 gram/hari dan aspirin dosis rendah (75-100 mg/hari yang diminum saat menjelang tidur, sebelum kehamilan/saat usia kehamilan <16 minggu dan dilanjutkan setelah kelahiran) pada wanita hamil dengan intake kalsium yang rendah.

Pembatasan kalori pada wanita hamil dengan berat badan lebih, pengaturan berat badan pada wanita obesitas selama kehamilan, terapi antihipertensi untuk pencegahan preeklampsia, konsumsi vitamin C dan E tidak dianjurkan.

Olahraga, diet jantung sehat, penggunaan heparin pada wanita dengan trombofilia atau riwayat preeklampsia sebelumnya, konsumsi selenium, zinc, piridoksin, bawang putih, multivitamin sampai saat ini belum ada cukup data yang mendukung.

Sekitar 35% wanita dengan hipertensi gestasional yang terjadi pada usia

kehamilan <34 minggu akan menjadi preeklampsia dan mempunyai risiko tinggi

pada ibu hamil (2%) dan komplikasi perinatal (16%).

Prognosis

DAFTAR PUSTAKA

1) Prawirohardjo S, Wiknjosastro H, dkk. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008; 530-61.

2) Report of the National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy, 2001, Am Fam Physician, 64:263-70.

3) Baker PN, Kingdom JCP. PRE-ECLAMPSIA: Current Perspective on Management. New York: The Parthenon Publisihing Group. 2004; p.g 11-2.

4) Diagnosis, Evaluation,and Management of the Hypertensive Disorders of Pregnancy. 2008, Society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada, vol 3:30.

5) Alarm International: A Program to reduce Maternal Mortality and Morbidity. 2nd Edition. Ottawa: Society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada. 2001; p.g 85-91.

6) Cunningham FG, Leveno KJ, et al. Williams Obstetrics: Hypertensive Disorders in Pregnancy. 20nd Edition. Philadelphia: Mc-Graw Hills. 2005.

top related