hasil penelitian dan pembahasan - uksw
Post on 10-Nov-2021
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subyek Penelitian
Jumlah subyek yang diteliti di sekolah TK Mekar Karanganyar Tuntang
Kabupaten Semarang berjumlah 22 anak, berdasarkan jenis kelamin terdiri 12
anak perempuan dan 10 anak lak-laki, dan memiliki usia yang berbeda-beda.
4.1 Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Di TK Mekar Karanganyar Tuntang Kabupaten Semarang terdapat
2 anak yang memiliki usia 5 tahun, sedangkan sisanya 20 anak yang
memiliki usia 6 tahun.
4.2 Subyek Penelitian Berdasarkan Usia Anak
Usia Frekuensi
(f)
Presentasi
(%)
>-5 tahun 2 9%
>-6 tahun 20 91%
Jumlah 22 100
4.2 Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal ialah keadaan anak sebelum melakukan penelitian tindakan
kelas yaitu melakukan observasi atau pengamatan pada anak yang berupa
kegiatan pra siklus yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal tentang
perkembangan berbicara anak dalam proses kegiatan pembelajaran
berlangsung dikelas. Dengan hasil observasi yang telah dilakukan selama 1
Jenis Kelamin Frekuensi
(f)
Presentase
(%)
Laki-laki (L) 10 45%
Perempuan (P) 12 55%
Jumlah 22 100
35
minggu di sekolah TK B Mekar Karanganyar Tuntang Kabupaten Semarang
menunjukan bahwa tingkat perkembangan berbicara anak di TK B masih
kurang dan belum mencapai sesuai dengan tingkat usia perkembangan dalam
aspek bahasa. Dalam pra siklus ini, peneliti juga melakukan penilaian terhadap
aktivitas yang dilakukan peserta didik saat proses kegiatan pembelajaran
terutama dalam aspek bahasanya. Sehingga dapat dilihat perkembangan
berbicara anak yang masih kurang dalam mengikuti kegiatan proses
pembelajaran.
Peneliti melakukan observasi (pra siklus) dengan tujuan untuk
memperoleh data tentang tingkat perkembangan berbicara anak sebelum
melakukan tindakan. Penelitian ini terfokuskan pada aspek bahasanya yaitu
perkembangan berbicara anak melalui penggunaan media gambar seri, adapun
aspek yang akan dinilai sesuai dengan indikator keberhasilan yang sudah
ditentukan antara lain :
1) Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks.
2) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama.
3) Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta
mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan
berhitung.
4) Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-
predikat-keterangan).
5) Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada orang
lain.
36
6) Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan.
Tabel 4.3
Distribusi Tingkat Perkembangan Berbicara Pra siklus
Kelompok B TK Mekar Karanganyar
Kriteria Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik (14-18) 7 32%
Cukup (10-13) 5 23%
Kurang (6-9) 10 45%
4.1 Grafik Perkembangan Berbicara Pra Siklus
Kelompok B TK Mekar Karanganyar
Berdasarkan persentase di atas dapat dilihat bahwa tingkat
perkembangan berbicara anak saat kondisi awal (pra siklus) sebelum
tindakan kelas diperoleh data, pada kriteria Baik hanya 32% dengan 7
orang anak, Cukup 23% dengan 5 orang anak, sedangkan kriteria Kurang
45% dengan 10 orang anak.
4.3 Deskripsi Siklus I
Data yang diperoleh dari hasil observasi pada saat kondisi awal (pra
siklus) maka disusunlah perencanaan dengan perlakuan tindakan yang
bertujuan untuk meningkatkan perkembangan berbicara anak usia 5-6 tahun di
TK Kelompok B Mekar Karanganyar Tuntang Kabupaten Semarang.
32% 23%
45%
0
20
40
60
80
Baik Cukup Kurang
37
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan mulai pada minggu ketiga bulan Mei 2015,
siklus I dilaksanakan sebayak 2 kali pertemuan sebagai berikut :
4.4 Tabel Pertemuan Siklus I
Pertemuan Jadwal Tema/Sub Tema Kegiatan pembelajaran
I Kamis,
21 Mei
2015
Binatang/Metamo
rfosis Katak
1) Menceritakan urutan
perkembangbiakan
katak
2) Mengurutkan tulisan
nama-nama dari
gambar seri
perkembangbiakan
katak
3) Mengelompokan
gambar yang
memiliki kata awal
bunyi yang sama
II Selasa,
26 Mei
2015
Binatang/Metamo
rfosis kupu-kupu
1) Menceritakan
gambar seri
metamorfosis kupu-
kupu
2) Mengurutkan
gambar urutan
proses
perkembangbiakan
kupu-kupu dengan
angka
3) Mengelompokan
gambar nama-nama
bintang
4) Bermain Game
pesan bisik berantai
Pada siklus I ini dari setiap pertemuan I dan II memiliki kegiatan
pembelajaran yang berbeda tetapi tertuju pada indikator yang ingin dicapai
upaya dapat meningkatkan perkembangan berbicara anak yang terlihat dari
setiap kegiatan pembelajaran, maka pembelajaran pada siklus I dimulai pada
tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
38
4.3.1 Perencanaan Siklus I
Pada tahap perencanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1) Meminta Promes,format rencana kegiatan harian (RKH) dan
data nama anak
2) Membuat rencana kegiatan harian (RKH) yang akan dilakukan
2 kali pertemuan.
3) Mempersiapkan lembar penilaian observasi dalam bentuk
checklist yang akan digunakan untuk menilai peningkatan
perkembangan berbicara anak.
4) Mencari sumber materi yang akan diajarkan sesuai dengan
tema dan tingkat usia anak
5) Mempersiapkan alat dan bahan untuk mendukung
pembelajaran sesuai tema.
4.3.2 Pelaksanaan Siklus I
Tahap pelaksanaan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran
sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat ditahap
perencanaan oleh peneliti dengan dibantu oleh guru kelas kelompok TK B
Mekar Karanganyar Tuntang. Tahap pelaksanaan pada Siklus I ini terdiri
dari 2 pertemuan. Adapun deskripsi proses pelaksanaan tindakan siklus I.
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Mei 2015.
Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan
39
penelitian, dengan tema binatang dan sub tema perkembangbiakan
katak. Yang mengajar peneliti dan dibantu oleh guru kelas, karena
mengingat jumlah anak yang banyak, maka dibagi menjadi dua
kelompok dalam kegiatan inti. Jumlah anak yang masuk pada
pertemuan I berjumlah 18 anak 4 orang anak tidak masuk sekolah.
Penelitian ini dilakukan dari kegiatan awal, inti hingga kegiatan akhir
sesuai dengan RKH yang telah dibuat
a) Kegiatan Awal (30 menit)
Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama anak-anak,
setelah itu salah satu anak dipilih untuk menyiapkan barisan serta
memberi hormat kepada sang bendera merah putih. Dalam
kegiatan awal ini peneliti mengajak anak-anak menyanyikan lagu
„‟ katak‟‟ dengan gerakan, sebelum menjelaskan kegiatan
pembelajaran, peneliti bercakap-cakap terlebih dahulu dengan anak
,menanyakan siapa yang tidak masuk hari ini, menanyakan tentang
hari, tanggal, bulan dan tahun , serta mengajak anak untuk
menyebutkan nama-nama bulan. Setelah itu peneliti menjelaskan
kegiatan pembelajaran yaitu tentang binatang, anak-anak di suruh
menyebutkan nama-nama binatang, banyak anak-anak yang begitu
antusias ketika disuruh menyebutkan nama-nama binatang.
Kemudian peneliti menjelasakan kegiatan pembelajaran yang akan
diajarkan ialah tentang perkembangbiakan katak. Peneliti
menjelaskan urutan dan proses perkembangbiakan katak serta ciri-
40
ciri katak, cara melompat dan suaranya katak. Peneliti juga
memberikan kesempatan pada anak untuk menceritakan
pengalaman pernah melihat katak, terdapat 3 orang anak yang mau
menceritakan pengalamannya.
b) Kegiatan Inti (60 Menit)
Sebelum kegiatan inti dimulai peneliti membagikan dua
kelompok, satu kelompok terdiri dari 9 anak, satu kelompok
dibimbing oleh guru kelas dan satu kelompoknya dibimbing oleh
peneliti dan sebagai penilaian dan dokumentasi teman sejawat.
Sebelum memberikan tugas kepada anak peneliti memberikan
semangat dengan „‟tepuk semangat‟‟. Ada 3 tugas yang dikerjakan
oleh anak, tugas pertama anak-anak dibagikan lembar tugas yaitu
mengelompokan gambar nama-nama binatang yang memiliki suku
kata awal yang sama, misalnya katak dengan kambing, kucing
dengan kupu-kupu. Tugas kedua sambil mengerjakan tugas yang
diberikan anak dipangil satu persatu yaitu untuk menceritakan
urutan gambar seri perkembangbiakan katak sekalian dan tugas
yang ketiga mengurutkan gambar perkembangbiakan katak dengan
tulisan kemudian ditempel pada gambar.
c) Istirahat (30 menit)
Ketika istirahat peneliti juga mengamati anak-anak dalam
bermain bersama teman sebaya, pengamatan terfokus pada aspek
bahasa dalam berbicara. Ada beberapa anak cenderung lebih pasif.
41
d) Kegiatan Akhir (30 menit)
Untuk kegiatan akhir peneliti mengulas kembali kegiatan
pembelajaran tentang perkembangbiakan katak, dan melakukan
tanya jawab dengan anak berkaitan kegiatan pembelajaran pada
hari itu. Dan menyuruh anak mengulang kembali menceritakan
proses perkembangbiakan katak.
b) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Mei 2015.
Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan
penelitian, masih dengan tema binatang dan sub tema Metamorfosis
Kupu-kupu. Pada pertemuan kedua ini semua anak mengikuti. Seperti
pada pertemuan pertama jumlah anak dibagi menjadi dua kelompok.
Kegiatan pembelajaran dimulai dari kegiatan awal, inti dan akhir.
a) Kegiatan Awal (30 menit)
Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama anak-anak,
setelah itu salah satu anak dipilih untuk menyiapkan barisan serta
memberi hormat kepada sang bendera merah putih dan memberi
salam. Dalam kegiatan awal ini peneliti mengajak anak-anak
menyanyikan lagu „‟ kupu-kupu yang lucu‟‟ dengan gerakan kupu-
kupu terbang sebelum menjelaskan kegiatan pembelajaran, peneliti
bercakap-cakap terlebih dahulu dengan anak ,menanyakan siapa
yang tidak masuk hari ini, menanyakan tentang hari, tanggal, bulan
dan tahun , peneliti menanyakan tentang pembelajaran minggu
42
yang lalu. Setelah itu peneliti menjelaskan kegiatan pembelajaran
hari ini yaitu dengan tema binatang dan sub tema metamorfosis
kupu-kupu, anak-anak menyebutkan nama-nama binatang yang
bisa terbang, misalnya burung, capung, kupu-kupu dan lain
sebagainya banyak anak-anak yang begitu antusias ketika disuruh
menyebutkan nama-nama binatang yang bisa terbang ada juga anak
yang diam. Kemudian peneliti menjelasakan kegiatan
pembelajaran yang akan diajarkan ialah tentang perkembangbiakan
kupu-kupu, mengurutkan gambar perkembangbiakan kupu-kupu
pada lembar kerja dan bermain game pesan bisik berantai. Peneliti
menjelaskan urutan dan proses perkembangbiakan kupu-kupu serta
ciri-cirinya, menirukan gerakan kupu-kupu terbang. Peneliti juga
memberikan kesempatan pada anak untuk menceritakan
pengalaman pernah melihat kupu-kupu ditaman bunga. Terdapat 5
orang anak yang mau menceritakan pengalamannya.
b) Kegiatan Inti (60 Menit)
Sebelum kegiatan inti dimulai peneliti membagikan dua
kelompok, satu kelompok terdiri dari 11 anak, satu kelompok
dibimbing oleh guru kelas dan satu kelompoknya dibimbing oleh
peneliti dan sebagai penilaian dan dokumentasi teman sejawat. Ada
3 kegiatan inti yang akan dilaksanakan oleh anak, tugas pertama
anak-anak dibagikan lembar tugas yaitu mengurutkan gambar
perkembangbiakan kupu-kupu dengan angka misalnya gambar
43
kupu-kupu bertelur ditulis nomor 1, gambar ulat ditulis nomor 2
dan seterusnya, tugas kedua sambil mengerjakan tugas yang
diberikan anak dipangil satu persatu yaitu untuk menceritakan
gambar proses perkembangbiakan kupu-kupu, dan tugas ketiga
mengelompokan gambar-gambar yang memiliki suku kata awal
yang sama, misalnya kupu-kupu dengan kura-kura. Setelah
mengerjakan kedua tugas yang diberikan, peneliti mengajak anak
bermain game pesan bisik berantai, banyak anak yang begitu
antusias dan merasa senang bermain game pesan bisik berantai.
c) Istirahat (30 Menit)
Ketika istirahat peneliti juga mengamati anak-anak dalam
bermain bersama teman sebaya, pengamatan terfokus pada aspek
bahasa dalam berbicara.
d) Kegiatan Akhir (30 menit)
Untuk kegiatan akhir peneliti mengulas kembali kegiatan
pembelajaran tentang perkembangbiakan kupu-kupu, dan
melakukan tanya jawab dengan anak berkaitan kegiatan
pembelajaran pada hari itu. Peneliti meminta anak mengulang
kembali menceritakan proses perkembangbiakan kupu-kupu.
e) Hasil Observasi Proses Kegiatan Pembelajaran Siklus I
Pelaksanaan pada siklus I, dimana setiap pertemuan peneliti
juga mengamati berbagai hal setiap proses yang dilakukan, baik
dalam proses pembelajaran maupun sikap dan tingkah laku anak
44
ketika mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Dari hasil
Pelaksanaan siklus I ini, pada proses kegiatan pembelajaran
berlangsung, anak-anak banyak yang ribut, ada yang main sendiri,
ada yang ganggu temannya, ada anak tidak memperhatikan
gurunya. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti mengajak anak-
anak bernyanyi setelah itu mengajak untuk tepuk diam, kemudian
suasana kelaspun menjadi tenang dan anak-anak semua bisa diam
dan memperhatikan gurunya.
Tabel 4.5 Perkembangan Berbicara Siklus I
Kelompok B TK Mekar Karanganyar
Kriteria
Siklus I
Pertemuan I Pertemuan II
Jumlah
Anak
Presentase
%
Jumlah
Anak
Presentase
%
Baik (14-18) 9 41 12 54
Cukup (10-13) 5 23 3 14
Kurang (6-9) 8 36 7 32
Grafik Perkembangan Berbicara Siklus I
Kelompok B TK Mekar Karanganyar
Dari hasil data siklus I pada tabel 4.5 dan Grafik dibandingkan
dengan hasil kondisi awal (pra siklus) setelah tindakan atau siklus I, dapat
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Pertemuan I Pertemuan II
Baik
Cukup
Kurang
45
diketahui tingkat perkembangan berbicara anak mengalami perubahan.
Sebelum tindakan kondisi awal (pra siklus) pada kriteria Baik sebesar
32%, kriteria Cukup sebesar 23%, dan kriteria Kurang sebesar 45%.
Sedangkan pada siklus I terjadi perubahan yakni pada kriteria Baik sebesar
54%, kriteria Cukup sebesar 14% dan untuk kriteria Kurang sebesar 32%.
4.3.3 Refleksi
Pelaksanaan tindakan pada Siklus I anak-anak cukup antusias
dalam mengikuti aktivitas belajar yang diberikan oleh peneliti, dari hasil
yang telah dilaksanakan selama 2 pertemuan, terdapat beberapa anak
melakukan aktivitas belajar dengan baik. Pada siklus I pertemuan kedua
terdapat banyak anak yang belum mampu mencapai target indikator
keberhasilan yang ingin dicapai yaitu sebesar 80%. Capaian pada siklus I
pada pertemuan kedua sebesar 54% untuk kriteria Baik, sebesar 14%
untuk kriteria Cukup dan sebesar 32% untuk kriteria Kurang. Untuk itu
diperlukan perbaikan pada siklus II agar dapat mencapai indikator
keberhasilan sebesar 80% berkriteria Baik.
Dalam siklus I terdapat beberapa kendala yang muncul pada saat
melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus I, yaitu:
1) Kurangnya interaksi anak dengan peneliti ,masih ada beberapa
anak yang pasif dan malu pada saat pembelajaran berlangsung.
2) Pada siklus I pertemuan pertama 4 orang anak tidak mengikuti
aktivitas yang diberikan oleh peneliti, karena tidak masuk
diberikan pembelajaran khusus.
46
3) Media pembelajaran yang gunakan peneliti kurang menarik
minat anak sehingga anak kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran
Melihat adanya kendala yang dialami dalam siklus I peneliti dan
guru mendiskusikan pemecahan masalah dalam pembelajaran siklus I.
beberapa hal yang harus diperbaiki pada siklus II selanjutnya adalah
sebagai berikut :
1) Memberikan dorongan dan semangat kepada anak serta pujian
bagi anak yang kurang aktif.
2) Pada pertemuan kedua dari ke 4 anak yang tidak masuk pada
pertemuan pertama, peneliti memberikan perlakuan khusus
pada ke-4 anak ini dengan memberikan aktivitas pembelajaran
pada pertemuan pertama.
3) Membuat media pembelajaran yang lebih menarik lagi buat
anak-anak ,serta cara mengajar peneliti harus lebih kreatif dan
menyenangkan upaya anak-anak tertarik dan tidak merasa
bosan.
4.4 Deskripsi Siklus II
Melihat hasil data dan refleksi pada siklus I masih banyak ditemukan
kekurangan dan kelemahannya maka peneliti menyusun perencanaan untuk
perbaikan pada siklus ke II. Pelaksanakan siklus II dimulai pada minggu
pertama pada bulan Juni 2015, dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan
sebagai berikut :
47
4.6 Tabel jadwal pertemuan siklus II
Pertemuan Jadwal Tema/sub tema Kegiatan pembelajaran
I Rabu, 03 Juni
2015
Kebutuhan/Urutan
Bangun Tidur
1) Bercerita aktivitas
bangun tidur
2) Mengelompokan
gambar peralatan
kebersihan
3) Menyusun kalimat
pada gambar
aktivitas bangun
tidur
II Jumat, 12
Juni 2015
Tanaman/tanaman
pisang
1) Bercerita proses
pertumbuhan
tanaman pisang
2) Mengurutkan
gambar
pertumbuhan
pisang dengan
tulisan
3) Praktek menanam
pohon pisang
4) Menghubungkan
gambar dengan
tulisan
Pada siklus II ini dari setiap pertemuan I dan II memiliki kegiatan
pembelajaran yang berbeda tetapi tertuju pada indikator yang ingin dicapai
dalam meningkatkan perkembangan berbicara anak yang terlihat dari setiap
pembelajaran, maka pembelajaran pada siklus II dimulai pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
4.4.1 Tahap Perencanaan Siklus II
Pada tahap perencanaan tindakan siklus II peneliti merujuk pada
pelaksanaan siklus I yang masih ada kelemahan dan kekurangan maka dari
itu perencanaan pelaksanaan siklus II ini akan ada perbaikan atau perubahan
dalam pelaksanaan pada siklus II, sehingga kelemahan dan kekurangan yang
terjadi pada siklus II dapat teratasi. Langkah-langkah pembelajaran pada
48
siklus II sama dengan siklus I namun ada penambahan pada rencana
tindakan yang akan dilakukan pada siklus II untuk perbaikan yaitu sebagai
berikut :
1. Membuat rencana kegiatan harian (RKH) yang akan dilakukan
2 kali pertemuan.
2. Mempersiapkan lembar observasi dalam bentuk checklist yang
akan digunakan untuk memperoleh perkembangan berbiacara
anak.
3. Memberikan penghargaan bagi setiap anak yang aktif dalam
mengikuti proses pembelajran
4. Melibatkan setiap anak untuk berperan aktif lagi dalam
mengikut proses pembelajaran, khususnya dalam
berkomunikasi secara lisan.
5. Selalu memberikan dorongan dan semangat kepada anak agar
anak tetap merasa senang dan aktif dalam interaksi dengan
peneliti.
6. Mempersiapkan alat dan bahan yang lebih menarik yang
bervariasi untuk mendukung pembelajaran sesuai tema dan
agar anak lebih tertarik untuk memperhatikan dan mengikuti
proses pembelajaran.
4.4.2 Tahap Pelaksanaan Siklus II
Tahap pelaksanaan merupakan implementasi kegiatan
pembelajaran sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah
49
dibuat ditahap perencanaan oleh peneliti dengan dibantu guru kelas.
Adapun deskripsi proses pelaksanaan tindakan siklus II :
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 03 Juni 2015,
tema kebutuhan dengan sub tema aktivitas bangun tidur sesuai dengan
RKH yang telah dibuat. Pada pertemuan pertama 22 anak mengikuti
aktivitas yang diberikan oleh peneliti.
a) Kegiatan awal (30 menit)
Kegiatan awal dimulai dengan doa bersama, setelah itu anak
menyiapkan barisan, memberi hormat dan memberi salam.
Mengawali kegiatan awal peneliti mengajak anak menyanyikan
lagu “ bangun tidur” banyak anak yang begitu senang diajak
bernyanyi. Sesudah itu peneliti bercakap-cakap dengan anak
tentang aktivitas anak sehari-hari, banyak anak yang antusias dan
aktif menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Sebelum
memasuki kegiatan inti, peneliti juga memberikan kesempatan
kepada anak untuk berbagi pengalaman tentang aktivitas yang
dilakukan ketika bangun tidur. Terdapat 13 orang anak yang berani
cerita tentang pengalamannya. Bagi anak yang aktif diberikan
penghargaan berupa hadiah (stiker, gambar, penghapus, pensil)
yang bertujuan untuk menjadi daya tarik bagi anak yang lain.
Setelah itu peneliti menjelaskan kegiatan pembelajaran hari ini
yaitu tentang aktivitas atau urutan kegiatan bangun tidur. Peneliti
50
menceritakan aktivitas yang dilakukan ketika bangun tidur. Ada 3
kegiatan inti yang akan dikerjakan oleh anak.
b) Kegiatan Inti (60 menit)
Pada kegiatan inti ini peneliti membagikan dua kelompok,
yang terdiri dari 11 anak, dua kelompok ini dibimbing oleh
peneliti dan dibantu oleh guru kelas. Kegiatan yang pertama anak-
anak dibagi lembar tugas yaitu mengelompokan gambar peralatan
kebersihan diri misalnya gambar sabun dengan sapu, tugas yang
kedua menceritakan kegiatan yang dilakukan bangun tidur
misalnya bangun tidur berdoa setelah berdoa merapikan tempat
tidur kemudian mandi dan sikat gigi, setiap anak diberikan
kesempatan untuk bercerita pengalaman bangun tidur dari setiap
anak memiliki cerita yang berbeda-beda. Untuk tugas yang ketiga
menyusun kalimat cerita pada gambar, setiap anak diberikan
lembar kerja untuk menempel tulisan pada gambar seri kegiatan
bangun tidur, misalnya gambar bangun tidur ditempel tulisan
bangun tidur dan seterusnya. Dari semua kegiatan inti semua anak
mengikuti dengan antusias dan dapat menyelesai tugas yang
diberikan.
c) Istirahat (30 menit)
Bermain bersama anak-anak sambil mengamati anak-anak
dalam bermain bersama teman sebaya, pengamatan terfokus pada
aspek bahasa dalam berbicara.
51
d) Kegiatan Akhir (30 Menit)
Untuk kegiatan akhir peneliti mengulas kembali kegiatan
pembelajaran tentang aktivitas kegiatan bangun tidur, dan
melakukan tanya jawab dengan anak berkaitan kegiatan
pembelajaran pada hari itu. Anak diberikan kesempatan untuk
mengulangi kembali urutan aktivitas kegiatan bangun tidur.
Kegiatan akhir di akhir dengan menyanyikan lagu “aku anak sehat”
kemudian doa dan menyiapkan barisan.
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 12 Juni 2015,
tema tanaman dengan sub tema tanaman pisang sesuai dengan RKH
yang telah dibuat. Pada pertemuan kedua 22 anak mengikuti aktivitas
yang diberikan oleh peneliti.
a) Kegiatan Awal (30 menit)
Kegiatan awal dimulai dengan doa bersama, setelah itu anak
menyiapkan barisan,memberi hormat dan memberi salam. Peneliti
mengawali kegiatan awal mengajak anak senam “chicken dance",
anak-anak sangat senang diajak menari chicken dance ini , setelah
senam, peneliti terlebih dahulu bercakap-cakap menyapa anak-
anak, menanyakan kabar anak, mananyakan yang tidak masuk
,bertanya hari, tanggal dan tahun, dengan begitu antusias anak-
anak menjawab dengan semangat pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti, banyak anak-anak yang sudah mulai aktif bertanya,
52
menggungkapkan pendapatnya tanpa ada rasa malu. Pada kegiatan
awal ini interaksi peneliti dengan anak meningkat baik dari
sebelumnya.
Proses pembelajaran berlangsung dalam suasana yang sangat
mendukung, sebelum masuk dalam kegiatan inti peneliti terlebih
dahulu menjelaskan kegiatan hari ini, yaitu tentang tanaman
pisang, peneliti memberikan kesempatan pada anak untuk
menceritakan pengalaman yang berkaitan dengan tanaman pisang,
misalnya pernah melihat pohon pisang, pernah makan buah pisang.
Peneliti juga menjelaskan proses pertumbuhan tanaman pisang dari
muncul tunas, pohon pisang muda, tumbuh bunga, dan berbuah dan
peneliti juga menjelaskan manfaat dari tanaman pisang. Ada 3
kegiatan inti yang akan dikerjakan oleh anak.
b) Kegiatan Inti (60 menit)
Pada kegiatan inti peneliti terlebih dahulu menjelaskan tugas-
tugas yang akan dikerjakan oleh ank-anak, setelah itu peneliti
membagikan 2 kelompok yang terdiri dari 11 anak dari setiap
kelompoknya yang dibimbing oleh guru kelas. Tugas yang pertama
anak-anak mengurutkan gambar tanaman pisang sesuai dengan
urutan misalnya gambar pohon pisang berkembangbiak muncul
tunas setelah itu tumbuh menjadi pohon pisang dewasa kemudian
berbunga dan setelah itu berbuah, tugas kedua anak-anak menarik
garis pada gambar sesuai dengan nama dari gambar tanaman
53
pisang, misalnya gambar tunas pisang tarik garis menuju tulisan
tunas, gambar pisang berbuah tarik garis menuju tulisan berbuah.
Tugas ketiga sambil mengerjakan tugas yang telah diberikan,
setiap anak dipanggil sesuai absen maju kedepan untuk
menceritakan proses pertumbuhan tanaman pisang. Setiap anak
bercerita tentang proses pertumbuhan tanaman pisang dari tunas
hingga berbuah sesuai dengan urutannya. Setelah semua tugas
yang diberikan diselesaikan oleh anak-anak, sebelum istirahat
peneliti mengajak anak-anak untuk menanam pohon pisang pada
pot, anak pohon pisang yang dibawakan oleh peneliti dari rumah.
c) Istirahat (30 Menit)
Bermain bersama anak-anak sambil mengamati anak-anak
dalam bermain bersama teman sebaya, pengamatan terfokus pada
aspek bahasa dalam berbicara.
d) Kegiatan Akhir (30 Menit)
Pada kegiatan akhir ini peneliti mengulas kembali kegiatan
pembelajaran sehari ini, peneliti bercakap-cakap dengan anak
sambil menanyakan kegiatan hari ini yang sudah dilakukan,
penelliti juga memberikan kesempatan kepada semua anak untuk
menceritakan kembali secara bersama tentang proses pertumbuhan
tanaman pisang, dengan semangat dan suara keras anak-anak
menceritakan proses peertumbuhan tanaman pisang secara urut.
Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran, peneliti mengajak
54
anak-anak untuk menyanyikan lagu “ menanam pisang”. Kegiatan
diakhiri dengan doa bersama, setelah itu menyiapkan barisan dan
memberi salam.
e) Observasi Proses Kegiatan Pembelajaran Siklus II
Pada pelaksanaan siklus II, kegiatan proses pembelajaran
berlangsung secara maksimal, berbeda dengan pelaksanaan siklus I
yang masih belum maksimal, pada siklus II anak-anak dengan
begitu antusiasnya mengikuti kegiatan pembelajaran, yang
biasanya sering ribut, ganggu teman dan main sendiri, sudah mulai
berkurang, adapun hanya 2-3 orang anak yang masih sering ribut,
ganggu temannya dan ada juga anak yang tidak menyelesaikan
tugasnya sampai selesai. Dengan melihat hal itu untuk
mengatasinya peneliti lebih memberikan perhatian yang lebih bagi
anak-anak tersubut.
Tabel.4.7 Hasil Penilaian
Tingkat Perkembangan Berbicara Pada Siklus II
Kriteria
Siklus II
Pertemuan I Pertemuan II
Jumlah
Anak
Presentase
%
Jumlah
Anak
Presentase
%
Baik (14-18) 15 68 18 82
Cukup (10-13) 3 14 2 9
Kurang (6-9) 4 18 2 9
55
4.2 Grafik Perkembangan Berbicara Siklus II
Kelompok B TK Mekar Karanganyar
Dari hasil data siklus II pada tabel 4.7 dan grafik di atas
dibandingkan dengan siklus I, dapat diketahui tingkat perkembangan
berbicara anak melalui penggunaan media gambar seri sudah mengalami
peningkatan baik. Pada siklus I pada kriteria Baik sebesar 54%, kriteria
Cukup 14% dan untuk kriteria Kurang sebesar 32%. Sedangkan pada
siklus II, kriteria Baik sudah mencapai sebesar 82%, kriteria Cukup
sebesar 9%, dan untuk kriteria Kurang sebesar 9%.
4.4.3 Refleksi
Pelaksanaan tindakan siklus II, anak sudah mengalami peningkatan
dibandingkan pada siklus I. Tingkat perkembangan berbicara pada anak
TK B Mekar Karanganyar Tuntang pada indikator yang dicapai sudah
menunjukan perubahan hal ini dapat dilihat dari hasil siklus I pertemuan
kedua sebesar 54% untuk kriteria Baik, sebesar 14% untuk kriteria Cukup
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Pertemuan I Pertemuan II
Baik
Cukup
Kurang
56
dan sebesar 32% untuk kriteria Kurang. Sedangkan pada siklus II
pertemuan kedua hasil meningkat sebesar 82% untuk kriteria Baik, sebesar
9% untuk kriteria Cukup dan sebesar 9% untuk kriteria Kurang. Melihat
hasil peningkatan perkembangan berbicara anak pada siklus II, peneliti
memutuskan untuk menghentikan tindakan karena sudah mencapai
indikator keberhasilan yang sudah ditentukan.
4.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pada Siklus I dan Siklus II, menunjukan
bahwa penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan perkembangan
berbicara anak pada usia 5-6 tahun pada kelompok TK B Mekar
Karanganyar Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Sebelum melakukan
tindakan masih banyak anak-anak yang berbicaranya masih kurang lancar,
anak-anak cenderung pasif dan kurang aktif dalam mengikuti kegiatan proses
pembelajaran dan kurangnya interaksi yang baik antara guru dan anak
sehingga perkembangan berbicara anak tidak berkembang dengan maksimal.
Setelah diberikan tindakan oleh peneliti pada siklus I dan siklus II
perkembangan berbicara anak mengalami perubahan. Hal ini terbukti dari
hasil tindakan yang dilakukan peneliti dimana pada siklus I dan siklus II
setiap pertemuan mengalami perubahan dalam perkembangan berbicara
anak. Dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan pada kondisi awal/pra
siklus menunjukkan bahwa tingkat perkembangan berbicara anak pada
kriteria Baik sebesar 32%, kriteria Cukup sebesar 23%, dan pada kriteria
Kurang 45%. Setelah diberikan tindakan pada siklus I dan siklus II dimana
57
setiap siklus perkembangan berbicara anak mengalami peningkatan yang
baik. Pada Siklus I pertemuan Kedua sebesar 54% untuk kriteria Baik,
sebesar 14% untuk kriteria Cukup dan sebesar 32% untuk kriteria Kurang.
Sedangkan pada siklus II pertemuan kedua hasil meningkat sebesar 82%
untuk kriteria Baik, sebesar 9% untuk kriteria Cukup dan sebesar 9% untuk
kriteria Kurang. Dengan demikian penelitian tindakan kelas ini dapat
dikemukan bahwa penggunaan media gambar seri untuk meningkatkan
perkembangan berbicara anak sudah berhasil mencapai 82% bahkan sudah
melebihi indikator yang sudah ditentukan.
Media gambar seri adalah urutan gambar yang mengikuti suatu
percakapan dalam hal memperkenalkan atau menyajikan arti yang
terdapat pada gambar. Dikatakan gambar seri karena gambar satu dengan
gambar lainnya memiliki hubungan keruntutan peristiwa. Penggunaan
media gambar seri dapat memudahkan anak untuk memahami objek pada
gambar, serta dapat merangsang anak untuk ingin mengungkapkan tentang
objek-objek dalam gambar, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi
lebih langsung antara guru dengan anak. Dengan hal ini dapat mengatasi
sikap anak-anak yang pasif menjadi aktif. Melalui gambar seri dapat
memudahkan anak untuk mengekspresikan ide serta isi hati yang ingin
disampaikan melalui objek dalam gambar.
Musli Yuliadi (2014) mengatakan bahwa gambar seri memiliki
keunggulan antara lain sebagai berikut :
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat varbalistis
58
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya
objek benda yang telalu besar, bisa digantikan dengan gambar, film
bingkai, film atau model.
3) Fungsi lain dari media adalah dapat mengatasi sikap pasif siswa. Siswa
menjadi aktif karena gairah belajar meningkat.
4) Media juga memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih langsung
antara siswa dengan lingkungan dan memungkinkan siswa belajar
mandiri menurut kemampuan dan minatnya.
Berdasarkan data hasil penelitian ini 2 orang anak masih dalam berada
kategori kurang, 2 orang anak ini perkembangan berbicaranya belum
mencapai sesuai dengan tingkat perkembangan pada indikator
keberhasilan. Dari hasil wawancara peneliti dengan orang tua anak,
masing-masing anak ini memiliki faktor penyebab yang berbeda-beda.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan berbicara anak yang pertama
ialah disebabkan oleh ekonomi keluarga dan pola asuh orang tua yang
kurang perhatian dengan anak, waktu anak ini usia 2 tahun lebih sering
ditinggalkan orang tua pergi, sehingga sering dititipkan pada tetangga, jadi
waktu bermain dengan anak sangat jarang sekali. Sedangkan anak yang
kedua dari hasil wawancara dengan orang tua faktor yang menyebabkan
anak kedua ini mengalami keterlambatan berbicara ialah faktor kesehatan,
anak ini sering mengalami sakit ketika usia bayi, dan orang tua tidak
terlalu peduli dengan hal itu, sehingga dampaknya baru terlihat sekarang,
anak yang kedua ini memiliki kekurangan diantaranya, kesulitan belajar
59
dan berbicara masih kurang jelas dalam pengucapan kata dan susah
dipahami orang. Dari kedua orang anak ini perlu adanya penanganan
khusus upaya untuk mengetahui lebih dalam lagi permasalahan pada anak
tersebut.
top related