gambut dan tanah sulfat masam.pdf
Post on 23-Nov-2015
119 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
G A M B U T
Indah Nirtha
-
Secara umum definisi tanah gambut adalah: Tanah yang
jenuh air dan tersusun dari bahan tanah organik, yaitu sisa
sisa tanaman dan jaringan tanaman yang melapuk dengan
ketebalan lebih dari 50 cm.
Lahan gambut adalah bagian dari lahan rawa
Di lingkungan pengendapannya, gambut selalu dalam
keadaan jenuh air
-
Hardjowigeno dan Abdullah (1987), mendefinisikan
gambut sebagai tanah yang terbentuk dari timbunan sisa-
sisa tanaman yang telah mati, baik yang sudah lapuk
maupun yang belum.
Timbuan terus bertambah karena proses dekomposisi
terhambat oleh kondisi anaerob yang menyebabkan
rendahnya tingkat perkembangan biota pengurai.
Bahan organik tidak melapuk sempurna karena kondisi
lingkungan jenuh air dan miskin hara.
-
PEMBENTUKAN GAMBUT
Unsur-unsur pembentuk gambut sebagian besar terdiri dari :
Karbon (C) ,Hidrogen (H), Nitrogen (N), Oksigen (O)
Alumunium (Al), Silikat (Si), Sulphur (S), Posphat (P),
Kalsium (Ca)
Kobalt (Co), Tembaga (Cu), Besi (fe), Mangan (Mn),
Molibdenum (Mo) dan Seng (Zn)
-
Untuk bisa disebut gambut, ada beberapa syarat yang harusdipenuhi, yaitu :
Terdapat lahan yang berada pada kondisi rawa atau payau, dengan iklim yang memungkinkan untuk berkembangnyatumbuh-tumbuhan.
Rawa atau payau, mempunyai pengertian tidak terjadisirkulasi air, sehingga mengakibatkan kandungan oksigendalam air menjadi rendah
Timbunan tumbuhan yang telah mati mengalami prosesdekomposisi dan pemadatan secara terus-menerus.
-
Terdapat kondisi yang lembab
Terjadi penurunan dasar rawa sehingga memungkinkan
material tumbuhan dapat terendapkan lebih banyak dan
makin tebal
Terjadi proses penghancuran oleh bakteri anaerob
terhadap bahan kayu atau sisa tumbuhan
-
SEBARAN GAMBUT
Luas dan Penyebaran Lahan Gambut di Berbagai Negara di
Dunia :
Negara Luas (Juta Hektar)
Kanada 170
Rusia 150
AS 40
Indonesia 17
-
Luas dan sebaran gambut di Indonesia :
Provinsi Luas (Ribu Hektar) Luas (%)
Kalimantan Barat 4.610 24,9
Papua 4.600 24,9
Kalimantan Tengah 2.162 11,7
Riau 1.704 9,2
Kalimantan Selatan 1.484 8
Kalimantan Timur 1.053 5,7
Sumatera Selatan 990 5,4
Jambi 900 4,9
Sumatera Utara 335 1,8
Aceh 270 1,5
-
JENIS GAMBUT
Berdasarkan bahan asal atau penyusunnya, gambut
dibedakan menjadi :
Gambut lumutan (moss peat) : terdiri atas campuran
tanaman air
Gambut seratan (sedge peat) : terdiri atas campuran lumut
dan rerumputan
Gambut kayuan (woody peat) : terdiri dari tanaman
pepohonan dan semak
-
Berdasarkan tingkat kesuburannya, gambut dibedakan
menjadi :
Gambut eutropik : banyak mengandung minaral kalsium
karbonat, banyak vegetasi serat/rumput-rumputan
Gambut mesotropik : kandungan mineral sedang
Gambut oligotropik : sedikit mengandung mineral
-
Berdasarkan proses pembentukannya, gambut dibedakan
menjadi :
Gambut ombrogen : dipengaruhi oleh curah hujan,
umumnya berada di pedalaman sehingga tidak
terpengaruh oleh pasang surut air laut
Gambut topogen : dipengaruhi oleh keadaan topografi dan
air tanah, tersebar di lahan yang terpengaruh pasang surut
air laut
-
Berdasarkan lingkungan pembentukannya, gambut
dibedakan menjadi :
Gambut cekungan : memiliki ketebalan s.d 15 m
Gambut sungai : terbentuk di sepanjang pinggi aliran
sungai
Gambut dataran tinggi
Gambut dataran pesisir/pantai
-
Berdasarkan tingkat kematangan, gambut dibedakan
menjadi :
Gambut fibric : gambut mentah
Gambut hemic : separuh matang (sudah mengalami
perombakan)
Gambut sapric : sudah mengalami perombakan lanjut
sehingga bersifat matang
-
KESUBURAN TANAH GAMBUT
Gambut di Indonesia umumnya dikategorikan pada tingkatkesuburan oligotrofik, yaitu tingkat kesuburan rendah.
Gambut jenis ini ditemui pada gambut ombrogen, yaitugambut pedalaman yang terdiri dari gambut tebal danmiskin unsur hara.
Siklus hara untuk perkembangan tumbuhan sebagai suplaibahan organik pada pembentukan gambut berasal daripelapukan bahan organik tumbuhan itu sendiri, sehinggasiklus hara pada gambut tersebut bersifat tertutup. Tidakada limpasan air yang membawa hara dari wilayah lain.
-
Klasifikasi kesuburan tanah gambut dibedakan menjadi 3,
yaitu :
Oligotrofik : kesuburan rendah
Mesotrofik : kesuburan sedang
Eutrofik : kesuburan tinggi
Gambut di Kalimantan umumnya termasuk tingkat
kesuburan oligotrofik karena merupakan gambut
pedalaman
-
Pada gambut pedalaman, siklus hara untuk perkembangan
tumbuhan berasal dari pelapukan bahan organik itu
tumbuhan itu sendiri, sehingga siklus hara bersifat
tertutup.
Gambut di Sumatera termasuk mesotrofik karena
pembentukannya dipengaruhi oleh air sungai.
Sementara gambut eutrofik pembentukannya dipengaruhi
oleh air payau yang merupakan campuran air laut dan air
sungai
-
GAMBUT DAN LINGKUNGAN
Gambut yang berada di kawasan tropik, seperti Indonesia,
mayoritas material penyusunnya berasal dari tumbuh-
tumbuhan berkayu yang mempunyai waktu regenerasi
yang sangat panjang.
Oleh karena itu, kehilangan atau kerusakan gambut di
kawasan tropik hampir tidak dapat dipulihkan.
Dalam konteks lingkungan, gambut mempunyai peran
sebagai penyangga (buffer zone).
-
KLASIFIKASI TANAH GAMBUT
Menurut sistem klasifikasi tanah (soil taxonomy) yang sering
dijadikan acuan dalam tata nama tanah-tanah, tanah
gambut dikelompokkan dalam ordo Histosol.
Menurut kelompok ini, tanah disebut gambut jika memenuhi
kriteria sebagai berikut :
Memiliki kandungan bahan organik 20-30%
Ketebalannya > 60 cm dengan kandungan serat
volume/lebih
Ketebalan 40 cm dengan kandungan serat 2/3 volume
-
Indah Nirtha
TANAH SULFAT MASAM
-
TERBENTUKNYA PIRIT
Pirit terbentuk/terakumulasi pada tanah-tanah tergenang
yang kaya akan bahan organik dan sulfida yang terlarut
dari sedimen marin.
Bakteri yang mendekomposisi bahan organik pada kondisi
anaerobik mereduksi ion-ion sulfat menjadi sulfida dan
oksida besi.
Sumber utama sulfat adalah air laut, sementara sungai
mengandung kadar sulfat yang relatif lebih rendah.
-
TANAH SULFAT MASAM
Tanah sulfat masam terbentuk akibat ada drainase bahan
induk yang kaya akan pirit (FeS2).
Tanah sulfat masam berkembang karena produksi asam-
asam melebihi kapasitas netralisasi dari bahan induk yang
mengandung pirit sehingga pH tanah menjadi turun.
-
Faktor lingkungan yang menunjang terbentuknya pirit
adalah:
Kondisi anaerobik
Adanya sulfat terlarut
Bahan organik
Kandungan besi
-
Tanah sulfat masam terbagi menjadi :
Tanah sulfat masam potensial
Tanah sulfat masam aktual
Tanah sulfat masam potensial dapat berubah menjadi sulfat
masam aktual bila tanah mengalami drainase yang
berlebihan akibat reklamasi.
-
Pirit yang semula stabil dan tidak berbahaya pada kondiai
anaerob atau tergenang akan teroksidasi apabila kondisi
berubah menjadi aerob.
Menurunnya permukaan air tanah akan menyebabkan
oksigen masuk ke pori-pori tanah dan akan mengoksidasi
pirit membentuk asam sulfat
-
PENGELOLAAN KESUBURAN
TANAH SULFAT MASAM
Olah tanah konservasi
Ameliorasi
top related