farmakologi dan terapi luka bakar

Post on 03-Dec-2015

434 Views

Category:

Documents

60 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

LUKA BAKAR

TRANSCRIPT

FARMAKOLOGI DAN TERAPI LUKA BAKAR (COMBUTIO)

TRI CAHYANI W., M.Sc.,Apt

Definisi

• Luka Bakar adalah cedera pada jaringan tubuh akibat panas, bahan kimia maupun arus listrik.

• Luka bakar adalah bukan penyakit tetapi merupakan akibat dari peristiwa kecelakaan luka bakar.

DIAGNOSIS LUKA BAKARBerdasar :1. Luas luka bakar2. Derajat (kedalaman) luka bakar3. Lokalisasi4. Penyebab

LUAS LUKA BAKAR

Wallace membagi tubuh atas bagian – nagian 9 % atau kelipatan dari 9 terkenal dengan nama Rule of Nine atau Rule of Wallace.• Kepala dan leher 9 %• Lengan 18 %• Badan Depan 18 %• Badan Belakang 18 %• Tungkai 36 %• Genitalia/perineum 1 %• Total 100 %

KLASIFIKASI LUKA BAKAR

• Derajat I– Kerusakan terbatas

pada bagian epidermis

– Kulit kering, eritema

– Nyeri– Tidak ada bula

• Derajat II– Meliputi epidermis

dan sebagian dermis

– Terdapat proses eksudasi

– Ada bula– Dasar luka

berwarna merah/pucat

– Nyeri

• Derajat III– Kerusakan meliputi

seluruh dermis dan lapisan yg lebih dalam

– Tidak ada bula– Kulit berwarna abu-

abu dan pucat– Kering– Terdapat eskar– Tidak nyeri

PEMBAGIAN LUKA BAKAR

• Luka bakar berat (major burn)– Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah

10 tahun atau di atas usia 50 tahun– Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain

disebutkan pada butir pertama– Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan

perineum– Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi)

tanpa memperhitungkan luas luka bakar– Luka bakar listrik tegangan tinggi– Disertai trauma lainnya– Pasien-pasien dengan resiko tinggi

• Luka bakar sedang (moderate burn)– Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa,

dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %– Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia

< 10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %

– Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum

• Luka bakar ringan– Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa– Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan

usia lanjut– Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia

(tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum

FASE LUKA BAKAR

1. FASE AKUT• Sejak terjadinya trauma sampai 48

jamProblema Fase Akut :- Gangguan pada jalan nafas (trauma

inhalasi)- Shock- Cairan dan elektrolit

2. FASE PASCA AKUTProblema Fase Pasca Akut :- Infeksi : nosokomial, terjadi 48 jam setelah MRS- Sepsis : febris, septic shockPenyembuhan luka :▪ Luka derajat I & II dangkal epithelisasi▪ Derajat II dalam dan III Skin Graft

- Fungsi anggota gerak : kontraktur

Skin grafting

• Tujuan dari metode ini:– Menghentikan evaporate heat loss– Mengupayakan agar proses penyembuhan

terjadi sesuai dengan waktu– Melindungi jaringan yang terbuka

• Teknik mendapatkan kulit pasien secara autograft dapat dilakukan secara split thickness skin graft atau full thickness skin graft

• Untuk memaksimalkan penggunaan kulit donor, kulit donor tersebut dapat direnggangkan dan dibuat lubang – lubang pada kulit donor (seperti jaring-jaring dengan perbandingan tertentu, sekitar 1 : 1 sampai 1 : 6) dengan mesin. mess grafting.

• Ketebalan dari kulit donor tergantung dari lokasi luka yang akan dilakukan grafting, usia pasien, keparahan luka dan telah dilakukannya pengambilan kulit donor sebelumnya.

• Pengambilan kulit donor ini dapat dilakukan dengan mesin ‘dermatome’ ataupun dengan manual dengan pisau Humbly atau Goulian.

• Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyatuan kulit donor dengan jaringan yang mau dilakukan grafting adalah:– Kulit donor setipis mungkin– Pastikan kontak antara kulit donor dengan bed

(jaringan yang dilakukan grafting), hal ini dapat dilakukan dengan cara :• Cegah gerakan geser, baik dengan pembalut elastik

(balut tekan)• Drainase yang baik• Gunakan kasa adsorben

Cedera Panas

Kehilangan Epitel Hipermetabolism

Imunosupresi

Sepsis

Malnutrisi

Kehilangan protein

MODSKematian

Transl. Bakteri

Paru Ginjal Usus

Syok

Edema

Insuf.Paru

ARF Ileus

ARDS ATN

Infeksi Luka

Terapi pembedahan pada luka bakar

• Eksisi dini tindakan pembuangan jaringan nekrosis dan debris (debridement) yang dilakukan dalam waktu < 7 hari pasca cedera termis. Untuk mengatasi kasus luka bakar derajat II dalam dan derajat III. Tindakan ini diikuti tindakan hemostasis dan juga “skin grafting” (dianjurkan “split thickness skin grafting”).

• Eksisi dini terdiri dari eksisi tangensial dan eksisi fasial

TERAPI• FASE AKUT1.Hentikan dan hindarkan kontak langsung dengan penyebab luka bakar2. Nilai KU penderita Obstruksi airway, nadi,tensi dan kesadaran (ABC)

- Obstruksi airway Bebaskan airway(intubasi, trakeostomi)- Shock segera infus (grojog), tanpa

memperhitungkan luas luka bakar dan kebutuhan cairan (RL)

- Tidak shock segera infus sesuai perhitungan kebutuhan cairan

Fase akut lanjutan

3. Perawatan luka- Dimandikan / cuci : air steril + antiseptika- Bula kecil ( ± 2-3 cm) dibiarkan.- Bula besar ( > 3 cm ) bulektomi (dipecah)- Obat-obat lokal (topikal) untuk luka : Silver Sulfadiazine (SSD) contoh : Silvaden,

Burnazine, Dermazine dll- Pemberian antibiotika bersifat profilaktis

jenis spektrum luas

Fase akut lanjutan

- Antibotik tidak diberikan bila penderita datang < 6 jam dari kejadian- Analgetika- ATS / Toxoid- Antasida- Pasang catheter pantau prod urin- NGT(Nasogastric Tube) hindari ileus paralitik

PEDOMAN PEMBERIAN CAIRAN :

1. Per oral sajaPenderita dengan luka bakar tak

luas (< 15% grade II)2. Infus (IVFD) : pada luka bakar > 15%

RUMUS PEMBERIANCAIRAN & ELEKTROLIT

Formula Cairan 24 jam pertama

Kristaloid Pada 24 jam kedua

Koloid Pada 24 jam kedua

Parkland RL 4 ml / kg / %LB

20-60% estimate plasma volume

Pemantauan output urine 30 ml/jam

Evans (Yowler, 2000)

Larutan saline 1 ml/kg/%LB, 2000 ml D5W*, dan koloid 1 ml/ kg / %LB

50% volume cairan 24 jam pertama + 2000 ml D5W

50% volume cairan 24 jam pertama

Slater (Yowler, 2000)

RL 2 L/24 jam + fresh frozen plasma 75 ml/kg/24 jam

Brooke (Yowler, 2000)

RL 1.5 ml / kg / %LB, koloid 0.5 ml / kg/ %LB, dan 2000 ml D5W

50% volume cairan 24 jam pertama + 2000 ml D5W

50% volume cairan 24 jam pertama

Modified Brooke RL 2 ml / kg / %LB

MetroHealth (Cleveland)

RL + 50 mEq sodium bicarbonate per liter, 4 ml / kg / %LB

½ lar. Saline, pantau output urine

1 U fresh frozen plasma untuk tiap liter dari ½ lar. saline yg digunakan + D5W dibutuhkan utk hipoglikemia.

Formula Cairan 24 jam pertama

Kristaloid Pada 24 jam kedua

Koloid Pada 24 jam kedua

Monafo hypertonic Demling

250 mEq/L saline pantau output urine 30 ml/jam, dextran 40 dalam lar. saline 2 ml/kg/jam untuk 8 jam, RL pantau output urine 30 ml/jam, dan fresh frozen plasma 0.5 ml/jam untuk 18 jam dimulai 8 jam setelah terbakar.

1/3 lar. Saline, pantau output urine

Formula Cairan 24 jam pertama

Kristaloid Pada 24 jam kedua

Koloid Pada 24 jam kedua

Formula Evans-Brooke

Formula Evans Forrnula Brooke

1ml/kgBB/ %LB koloid (darah)lml/kgBB / %LB larutan saline(elektrolit)2000ml glukosaPemantauan :

Diuresis (>50 ml/jam)

0.5ml/kgBB/%LB koloid (darah) 1.5ml/kgBB/%LB larutan saline (elektrolit)2000ml glukosaPemantauan : Diuresis (30-50 ml/jam)

Formula Baxter/Parkland

RL : 4ml / kgBB / % LB • pemantauan jumlah diuresis

antara 0,5 - 1 ml/kgBB/ jam

LUKA FASE PASCA AKUT:

- Eschar escharectomi (Eschar : jaringan kulit yang nekrose, kuman yang mati, serum,

darah kering)- Gangguan AVN distal karena tegang

(compartment syndrome) escharotomi atau fasciotomi

- Kultur dan sensitivity test antibiotikaAntibiotika diberikan sesuai hasilnya- Dimandikan tiap hari / 2 hari sekali- Kalau perlu pemberian Human Albumin –

Globulin

Jenis Perawatan Lukapada luka bakar

• Perawatan luka secara terbuka Setiap hari penderita dimandikan setelah itu diolesi salep SSD (Silver sulfadiazin)

• Perawatan luka secara tertutup

top related